pra planning

11
I. LATAR BELAKANG Pada masa Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II, yang disebut juga sebagai era industrialisasi, salah satu fokus utama pembangunan adalah pengembangan sumber daya manusia. Tenaga kerja merupakan segmen populasi yang menjadi sangat penting dalam era ini, sehubungan dengan produktivitas industri. Sehingga dengan demikian penyelenggaraan program kesehatan dan keselamatan kerja yang bertujuan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal serta melindungi tenaga kerja dari risiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatannya, menjadi sangat penting (Sulistomo, 2002a). Perkembangan angkatan kerja di Indonesia di sektor formal pada 25 tahun terakhir ini sangat pesat. Pada tahun 1971 masih tercatat jumlah angkatan kerja sekitar 27,5 juta yang pada tahun 1993 telah bertambah menjadi 73,9 juta. Jumlah perusahaan di sektor formal (yang diperkirakan hanya mencakup 26 persen dari seluruh industri), yang pada tahun 1971 masih tercatat sebanyak 23.000 pada tahun 1993 telah mengalami peningkatan menjadi 147.842. Diperkirakan bahwa baik jumlah perusahaan maupun angkatan kerja di sektor formal akan meningkat terus dengan pesat, terutama dalam menyongsong era globalisasi pada tahun 2005 nanti (Sulistomo, 2002a). 1

Upload: lutfi-assidiqi

Post on 06-Aug-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: pra planning

I. LATAR BELAKANG

Pada masa Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II, yang disebut juga

sebagai era industrialisasi, salah satu fokus utama pembangunan adalah

pengembangan sumber daya manusia. Tenaga kerja merupakan segmen

populasi yang menjadi sangat penting dalam era ini, sehubungan dengan

produktivitas industri. Sehingga dengan demikian penyelenggaraan program

kesehatan dan keselamatan kerja yang bertujuan untuk mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal serta melindungi tenaga kerja dari risiko

yang membahayakan kesehatan dan keselamatannya, menjadi sangat penting

(Sulistomo, 2002a).

Perkembangan angkatan kerja di Indonesia di sektor formal pada 25

tahun terakhir ini sangat pesat. Pada tahun 1971 masih tercatat jumlah

angkatan kerja sekitar 27,5 juta yang pada tahun 1993 telah bertambah

menjadi 73,9 juta. Jumlah perusahaan di sektor formal (yang diperkirakan

hanya mencakup 26 persen dari seluruh industri), yang pada tahun 1971 masih

tercatat sebanyak 23.000 pada tahun 1993 telah mengalami peningkatan

menjadi 147.842. Diperkirakan bahwa baik jumlah perusahaan maupun

angkatan kerja di sektor formal akan meningkat terus dengan pesat, terutama

dalam menyongsong era globalisasi pada tahun 2005 nanti (Sulistomo,

2002a).

Perkembangan di sektor industri tersebut, menuntut dukungan

penggunaan teknologi maju dan peralatan canggih, yang antara lain juga

membawa konsekuensi digunakannya berbagai bahan kimia dan peralatan

canggih dalam proses produksi. Penggunaan teknologi dan peralatan canggih

tersebut di satu pihak akan memberikan kemudahan dalam proses produksi

dan meningkatkan produktivitas, namun di lain pihak penggunaan teknologi

maju cenderung untuk menimbulkan risiko bahaya kecelakaan dan penyakit

akibat kerja yang lebih besar, terutama bila ketrampilan tenaga kerja masih

rendah, seperti keadaan di Indonesia ini, yang sebagian besar (74 persen)

tenaga kerjanya masih berpendidikan Sekolah Dasar saja (Sulistomo, 2002a).

Para pekerja seringkali dihadapkan pada pajanan atau beban kerja

yang berbahaya terhadap kesehatannya, sehingga para pekerja mempunyai

1

Page 2: pra planning

potensi untuk mengalami gangguan kesehatan yang penanganannya

memerlukan upaya-upaya khusus, baik di tempat kerjanya maupun dalam

memberikan pelayanan kesehatan. Gangguan kesehatan yang berhubungan

dengan pekerjaan seringkali tidak dapat disembuhkan, menyebabkan

kecacadan, bahkan dapat menyebabkan kematian, sehingga prinsip utama

dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerja adalah melakukan upaya

untuk mengetahui potensi bahaya dari setiap jenis pekerjaan dan melakukan

upaya-upaya pencegahan terhadap gangguan kesehatan (Sulistomo, 2002b).

Pajanan yang dialami di tempat kerja sangat beraneka ragam, mulai

dari bahan kimiawi yang pada saat ini sudah mencapai kurang lebih 100 jenis,

bahan fisik mulai dari panas, bising sampai ke radiasi ionik sampai ke pajanan

psikologis, akibat stress yang makin berat di tempat kerja. Sehingga upaya

untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanganan memerlukan keahlian

dari tenaga profesi yang terlibat dalam program kesehatan pekerja, salah

satunya adalah peran perawat komunitas sangat dibutuhkan dalam hal ini

(Sulistomo, 2002b).

Tempat usaha kosen Tn. Suparman RT 02 RW III Kelurahan Guntung

Paikat. Perusahaan ini bergerak dibidang pembuatan kosen, terutama

pembuatan pintu dan jendela dari kayu. Perusahaan ini memiliki pekerja

sebanyak 2 orang, semuanya berjenis kelamin laki-laki. Dari hasil pengkajian,

diketahui bahwa pengetahuan karyawan dan pemilik usaha tentang APD

masih kurang, dan ini dapat menimbulkan risiko terjadinya cedera maupun

penurunan kesehatan pada karyawan. Oleh karena itu, mahasiswa stase

komunitas PSIK FK Unlam tertarik untuk melakukan penyuluhan mengenai

pentingnya penggunaan APD dan manfaatnya sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan pemilik usaha maupn karyawan ditempat usaha tersebut.

2

Page 3: pra planning

II. NAMA KEGIATAN

Penyuluhan

III.TUJUAN

Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 30 menit,

peserta mampu memahami penggunaan alat pelindung

diri

Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu

- Menyebutkan pengertiaan alat pelindung diri

- Menyebutkan peralatan perlindungan diri

- Menyebutkan bahan dan bentuk pelindung diri

- Menyebutkan fungsi alat perlindungan diri

- Menyebutkan standart kriteria alat pelindung diri

IV. KONSEP ACARA:

Persiapan

Persiapan acara dilakukan dengan membuat pre planning

kegiatan Penyuluhan APD yang kemudian dikonsultasikan

kepada CI akademik dan CI Lahan. Mahasiswa melakukan

koordinasi dengan pemilik usaha dalam penentuan waktu

penyuluhan. Mahasiwa juga berkoordinasi dengan CI

akademik dan CI lahan di puskesmas dalam pelaksaan

penyuluhan. Mempersiapkan media penyuluhan seperti

leaflet dan gambar.

Pelaksanaan

Pelaksanaan penyuluhan tentang APD dilakukan dengan

cara sebagai berikut:

a. Mengumpulkan karyawan dan pemilik usaha

3

Page 4: pra planning

b. Memberi salam dan memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema penyuluhan

d. Menanyakan peralatan apa saja yang digunakan para pekerja di pabrik

e. Menjelaskan materi penyuluhan mengenai pengertian, peralatan-per-

alatan perlindungan yang digunakan, bahan dan bentuk fungsi dari

peralatan perlindungan diri dan standar kriteria alat pelindungan diri.

f. Memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya tentang

materi yang disampaikan.

g. Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi.

h. Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan penyuluhan.

i. Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam.

Strategi antisipasi

Masalah yang mungkin dihadapi mahasiswa dalam pelaksanaan

kegiatan ini adalah waktu kerja karyawan yang tidak ada jadwal khusus,

karena menyesuaikan dengan adanya pesanan. Oleh karena itu kegiatan,

ini akan diantisipasi dengan dilaksanakannya kegiatan pada saat karyawan

dan pemilik usaha ada ditempat kerja.

Rencana Tindak Lanjut

Perlu dilakukan koordinasi dengan puskesmas Banjarbaru Selatan

agar selanjutnya terus dilakukan pemantauan penggunaan alat pelindung

diri serta angka kejadian penyakit pada pekerja di usaha kosen Tn. Supar-

man khususnya dan terhadap perusahaan maupun home industry di

wilayah RW III Kelurahan Guntung Paikat. Diharapkan dengan adanya

pemantauan dan tindakan seperti penyuluhan mengenai APD, maka

pengetahuan para pekerja juga pemilik usaha mengenai Alat Pelindung

Diri semakin meningkat, dan ini akan berdampak terhadap kesejahteraan

pekerja maupun pemilik usaha, dilihat dari angka penurunan penyakit pada

pekerja serta kejadian kecelakan kerja.

V. STRATEGI KEGIATAN

4

Page 5: pra planning

Peserta

Peserta merupakan pemilik usaha dan karyawan tempat

usaha kosen Tn. Suparman RT 02 RW III kelurahan Guntung

Paikat

Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Selasa/ 27 November 2012

Waktu : 10.00- selesai

Tempat : Tempat Usaha Kosen Tn. Suparman RT 02 RW

III Kelurahan Guntung Paikat

Susunan Acara

No. Komunikator Komunikan Waktu

1Pre InteraksiMemberi salam dan memperkenalkan diri

Menjawab Salam 2 menit

2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema penyuluhan.

Mendengarkan 3 menit

3 Menanyakan peralatan apa saja yang digunakan para pekerja di pabrik

Mendengarkan dan Menjawab

5 menit

4IsiMenjelaskan materi penyuluhan mengenai pengertian, peralatan-peralatan perlindungan yang digunakan, bahan dan bentuk fungsi dari peralatan perlindungan diri dan standar kriteria alat pelindungan diri.

Mendengarkan 10 menit

5 Memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Mengajukan pertanyaan

5 menit

6 PenutupMemberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi.

Menjawab

3 menit 7 Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan penyuluhan.

Mendengarkan

5

Page 6: pra planning

8 Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam.

Menjawab salam

2 menit

Cara Pendekatan

Pendekatan dilakukan dengan memperkenalkan diri ke

pemilik usaha dan karyawan, serta meminta izin untuk

melakukan kegiatan dari pengkajian sampai implimentasi

pada pemilik usaha. Menyepakati waktu yang disesuaikan

dengan kondisi kerja pemilik usaha maupun karyawan.

Susunan Kepanitiaan

Koordinator : Budi Setiawan

Penyuluh : Herry Setiawan

Moderator : Rizky Ariani

Notulen : Raudhatul Jannah

Anggaran Dana

Pembuatan leaflet : Rp. 15.000,-

Konsumsi : Rp. 12.000,-

Jumlah : Rp. 27.000,-

VI. EVALUASI

Evaluasi struktur

Menyiapkan pre planning 1 minggu sebelum kegiatan dan

dilakukan konsultasi preplanning

Waktu pelaksanaan Kegiatan penyuluhan (27 November

2012, pukul 10.00 WITA )

Koordinasi dengan pemilik usaha 1 minggu sebelum

kegiatan.

Evaluasi proses

6

Page 7: pra planning

Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan lokasi waktu yang

telah ditentukan

Penyuluh memberikan materi mengenai APD kepada

karyawan dan pemilik usaha.

Karyawan dan pemilik usaha mengikuti penyuluhan

dengan aktif dan koperatif

Karyawan dan pemilik usaha aktif bertanya mengenai

materi yang diberikan.

Evaluasi hasil

75% orang hadir

75% yang hadir mampu menjelasakan kembali mengenai

materi yang diberikan

7

Page 8: pra planning

8