pra planning pengkajian

102
BAB IV PELAKSANAAN 4.1 Kegiatan di Masyarakat 4.1.1 Pengkajian 4.1.1.1 Rancangan Kegiatan Pengkajian Warga RW V Kelurahan Pagentan Kec. Singosari Kab. Malang 4.1.1.1.1 Latar Belakang Praktek klinik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan proses keperawatan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan pendataan/ pengkajian di lingkungan RT 01-07 RW V Kelurahan Pagentan. Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan. Tujuan dari pengkajian adalah untuk mendapatkan data-data yang ada di RW V terutama mengenai masalah kesehatan. Dari hasil pendataan tersebut, akan diketahui masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat sehingga bisa dilakukan intervensi yang tepat. 4.1.1.1.2 Tujuan Tujuan Umum Setelah melakukan pendataan/ pengkajian di RW 05 Kelurahan Pagentan mahasiswa dapat mengetahui masalah kesehatan yang ada di wilayah tersebut. Tujuan Khusus 100

Upload: atria-geeanilla

Post on 29-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

gyhjg

TRANSCRIPT

Page 1: Pra Planning Pengkajian

BAB IV

PELAKSANAAN

4.1 Kegiatan di Masyarakat

4.1.1 Pengkajian

4.1.1.1 Rancangan Kegiatan Pengkajian Warga RW V Kelurahan Pagentan

Kec. Singosari Kab. Malang

4.1.1.1.1 Latar Belakang

Praktek klinik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat. pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan proses

keperawatan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan pendataan/

pengkajian di lingkungan RT 01-07 RW V Kelurahan Pagentan.

Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan. Tujuan

dari pengkajian adalah untuk mendapatkan data-data yang ada di RW V

terutama mengenai masalah kesehatan. Dari hasil pendataan tersebut, akan

diketahui masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat sehingga bisa

dilakukan intervensi yang tepat.

4.1.1.1.2 Tujuan

Tujuan Umum

Setelah melakukan pendataan/ pengkajian di RW 05 Kelurahan Pagentan

mahasiswa dapat mengetahui masalah kesehatan yang ada di wilayah tersebut.

Tujuan Khusus

Setelah melakukan pendataan/ pengkajian mahasiswa dapat:

a. Membina hubungan baik dengan pengurus RW, RT, kader kesehatan,

pemuka agama, pengurus PKK dan masyarakat di RW V Kelurahan

Pagentan.

b. Mengenalkan program kegiatan praktek profesi kepada masyarakat

melalui acara-acara yang dilakukan masyarakat RW V misalnya

pengajian, PKK dan lain-lain.

c. Menemukan masalah kesehatan yang ada di wilayah RW V kelurahan

Pagentan.

100

Page 2: Pra Planning Pengkajian

d. Membuat peta masalah kesehatan yang ada di wilayah RW V Kelurahan

Pagentan.

e. Menyajikan data hasil pengkajian ke tokoh masyarakat, tokoh agama di

wilayah RW V kelurahan Pagentan.

4.1.1.1.3 Pelaksanaan Kegiatan

Hari/Tanggal : Selasa-Jum’at (6-9 Nopember 2007)

Waktu : Ba’da Ashar (karena warga banyak yang bekerja)

Sasaran : Masyarakat RT 1-7 di RW V Kelurahan Pagentan

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

Penanggung jawab: RT 1 (Rosi Granada, Ida Zuhroida, Ida Sukesi)

RT 2 dan 3 (Agus Fery, Zain Arif, Inung Sholikha)

RT 4 dan 5 (Ari Yani, Kadek Mahedi, Suko Ayu)

RT 6 dan 7 (Ucik I, Vendi E, Zahrotul W, Dadang RA)

4.1.1.1.4 Susunan Kegiatan

- Perkenalan dengan pengurus RW VI, ketua RT, kader posyandu dan

pengurus PKK sekaligus meminta izin untuk melakukan pendataan

di RT 1-7 RW V Kelurahan Pagentan.

- Membagikan angket ke masing-masing warga RT 1-7 dengan

metode Cluster Random Sampling (sesuai penanggung jawab

masing-masing RT) sekaligus perkenalan ke warga.

- Melakukan tabulasi data.

4.1.1.1.5 Evaluasi

Evaluasi Proses

Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awal hingga akhir.

Evaluasi Hasil

Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

4.1.2 Laporan Kegiatan Pengkajian Warga RW V Kelurahan Pagentan

4.1.1.2 Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengkajian dilaksanakan mulai hari selasa 6 Nopember sampai

jum’at 9 Nopember 2007. Sedangkan waktu pelaksanaannya menyesuaikan

101

Page 3: Pra Planning Pengkajian

dengan waktu luang warga, yaitu sore hari dan malam hari dimana warga sudah

pulang dari tempat kerjanya.

4.1.1.2.1 Susunan Kegiatan

Tanggal 5 Nopember 2007

a. memperkenalkan diri dengan ketua RW V dan meminta ijin dari ketua

RW.

Tanggal 6-7 Nopember 2007

a. Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud tujuan kegiatan ke ketua

posyandu RW (Bu Asmat).

b. Memperkenalkan diri dengan kader-kader posyandu di tiap-tiap RT.

c. Memperkenalkan diri dengan ketua masing-masing RT, pengurus RW

dan pengurus PKK.

d. Membagikan angket dan menjelaskan cara pengisian angket ke masing-

masing warga melalui melalui kader dan sebagian langsung ke warga

sambil perkenalan dengan warga yang dipilih secara acak di tiap-tiap RT.

Angket yang dibagikan sejumlah 90.

Tanggal 8-9 Nopember 2007

a. Mengambil angket dari rumah warga.

4.1.1.2.2 Evaluasi

1. Evaluasi Proses

Kendala yang dihadapi antara lain:

a. Warga RW V Kelurahan Pagentan banyak yang bekerja sebagai pekerja

swasta dan sore hari mereka baru pulang, sehingga waktu yang tersedia

sedikit dan sulit menemui warga.

b. Ada beberapa warga yang tidak bersedia mengisi angket karena

kesibukan mereka di tempat kerja.

Masyarakat menerima kedatangan mahasiswa dengan baik dan bersikap

ramah.

2. Evaluasi Hasil

Dari seluruh angket yang dibagikan sejumlah 90, kembali semua 90

angket.

102

Page 4: Pra Planning Pengkajian

4.1.2 Musyawarah Masyarakat Rukun Warga

4.1.2.1 Rencana Kegiatan Musyawarah Masyarakat Rukun Warga (MMRW)

4.1.2.1.1 Latar Belakang

Praktek klinik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan melalui penerapan

askep komunitas, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan sampai evaluasi.

Setelah melalui tahap pengkajian, yang dilakukan dengan pengambilan

data di wilayah RW 05 Pagentan sejak tanggal 6 Nopember 2007, dilakukan

pengolahan data, selanjutnya dilakukan perencanaan. Perencanaan tersebut

dilakukan dengan memberdayakan masyarakat yang ada di wilayah ini. Untuk

selanjutnya dapat menentukan masalah dan rencana intervensi yang bisa

dilakukan. Salah satu wujud pemberdayaan masyarakat adalah melalui

musyawarah bersama antara warga masyarakat, pihak Puskesmas, pembimbing

institusi dan mahasiswa yang praktek.

4.1.2.1.2 Tujuan

Tujuan Umum:

Setelah melakukan musyawarah masyarakat rukun warga (MMRW),

masyarakat RW V Kelurahan Pagentan dapat mengetahui gambaran data

tentang kesehatan di wilayahnya.

Tujuan Khusus:

Setelah melakukan musyawarah rukun warga (MMRW) masyarakat dapat:

1. Menentukan masalah kesehatan yang ada di wilayahnya

2. Menentukan penyelesaian masalah kesehatan yang ada.

3. Bersedia mematuhi keputusan bersama yang telah disepakati.

4.1.2.1.3 Sasaran

Warga masyarakat RW 05 kelurahan Pagentan

4.1.2.1.4 Waktu dan Tempat

Hari/ tanggal : Jumat, 22 September 2006

Waktu : Pkl. 19.00 - selesai

Tempat : Rumah Bpk. Soehermanto, ketua RW 06 kelurahan

Bumiayu (PCP blok AP-12).

103

Page 5: Pra Planning Pengkajian

4.1.2.1.5 Pelaksanaan:

4.1.2.1.5.1 Tahap Persiapan

Persiapan MMRW dilakukan dengan mempersiapkan data yang akan

disampaikan, konsultasi dengan pembimbing, persiapan undangan dan segala

keperluan lain seperti tempat, dokumentasi, konsumsi serta mempersiapkan

salah satu tokoh masyarakat untuk mempresentasikan data.

4.1.2.1.5.2 Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan MMRW dengan susunan acara sebagai berikut:

a. Pembukaan dan sambutan dari mahasiswa (5 menit)

b. Sambutan dari ketua RW atau pihak yang mewakili (5 menit)

c.Presentasi data oleh masyarakat (10 menit)

d. Diskusi:

- Penentuan masalah (25 menit)

- Penentuan penyelesaian masalah (20 menit)

e. Penyelesaian dari pihak Puskesmas Singosari (10 menit)

f. Penjelasan atau penambahan dari pihak institusi (10 menit)

g. Penutup/ doa ( 5 menit).

4.1.2.1.5.3 Tahap Evaluasi

Evaluasi Proses

Kendala proses pelaksanaan kegiatan.

Evaluasi Akhir

Hasil Kesepakatan bersama.

4.1.2.2 Laporan Kegiatan MMRW

4.1.2.2.1 Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Hari/ tanggal : Jumat, 22 September 2006

Waktu : Pkl. 19.00 - selesai

Tempat : Rumah Bpk. Soehermanto ketua RW VI kelurahan

Bumiayu (PCP blok AP-12)

104

Page 6: Pra Planning Pengkajian

4.1.2.2.2 Pelaksanaan

1. Tahap Persiapan

Sebelum pelaksanaan kegiatan, perlu dilakukan persiapan. persiapan –

persiapan yang dilakukan antara lain:

- Mempersiapkan materi/ bahan/ data yang akan dipresentasikan

- Mempersiapkan media penyampaian data

- Mempersiapkan masyarakat sebagai presenter

- Berkonsultasi dengan pembimbing baik pihak Puskesmas maupun

institusi

- Mempersiapkan dan membagikan undangan kepada ketua RT, tokoh

masyarakat, remaja, tokoh agama yang ada di wilayah RW 05 kelurahan

Pagentan

- Mempersiapkan keperluan penunjang lainnya yaitu tempat, dokumentasi

dan konsumsi.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan:

1. Pembukaan dan sambutan dari wakil mahasiswa ( Dafir) selama 4 menit

2. Sambutan dari wakil RW ( sekretaris RW yaitu Bpk. Setiawan ) selama 5

menit

3. Penyajian data oleh salah satu tokoh masyarakat ( Bu Ninik S. ) selama

10 menit)

4. Diskusi:

- Penentuan masalah kesehatan ( 30 menit)

- Penentuan penyelesaian masyarakat (25 menit)

5. Klarifikasi dari pihak Puskesmas (Bpk. Agus W.) selama 10 menit

6. Klarifikasi dari pihak institusi ( Bpk. Ahsan) selama 4 menit

7. Penutup: kesimpulan dan doa selama 3 menit

8. Dokumentasi.

3. Tahap Evaluasi

Evaluasi proses:

- Kendala-kendala yang dihadapi adalah terbatasnya waktu (deadline

pelaksanaan MMRW)

- Masyarakat merasa jenuh dengan rapat-rapat karena kesibukan

warga sendiri.

105

Page 7: Pra Planning Pengkajian

- Undangan yang dibagikan sebanyak 30 undangan tapi yang hadir

sekitar 5 orang warga ditambah 2 orang pembimbing. Hal ini

dikarenakan waktu pelaksanaan MMRW bersamaan dengan waktu

penyelenggaraan rapat RT ( RT 5) dan rapat di kelurahan untuk

pembentukan karang taruna.

- Acara berjalan lancar, meskipun acara baru dimulai pukul 20.00 WIB (

terlambat 1 jam dari jadwal), masyarakat cukup antusias terhadap

diskusi yang dilakukan.

Evaluasi akhir

Diperoleh kesimpulan dan kesepakatan bersama yaitu mengenai masalah

kesehatan dan penangangannya.

o Prioritas Masalah Kesehatan di RW V Kelurahan Pagentan:

1. Masalah kesehatan lingkungan.

Masalah ini berkaitan dengan kebersihan bak mandi/bak air,

saluran pembuangan limbah/selokan dan pemeliharaan unggas

peliharaan mendapat prioritas utama sebagai masalah yang harus

segera diatasi. Hal ini ditunjukkan dengan data hasil pengkajian

dari 88 sampel keluarga menunjukkan bahwa:

10% membersihkan bak mandi > 2 minggu, 27%

membersihkan bak mandi selama seminggu sekali

15% menggunakan SPAL terbuka untuk pembuangan air

kotor dan 37% dibuang diselokan.

29,24 % memiliki unggas dengan 19,23%nya mempunyai

kandang bersatu dengan rumah.

Masalah kesehatan lingkungan merupakan prioritas masalah

karena dirasakan warga sebagai gangguan lingkungan sekitar dan

mengancam kesehatan.

2. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Masalah kurangnya kesadaran ibu-ibu yang memiliki balita di

lingkungan RW VI untuk datang ke posyandu secara rutin dan

pemberian ASI secara eksklusif.

Data hasil pengkajian dari 88 sampel keluarga menunjukkan

bahwa 47% memiliki balita dan 58%nya tidak mengikuti

penimbangan balita di Posyandu, sedangkan 29%nya tidak

106

Page 8: Pra Planning Pengkajian

memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini dirasakan sebagai

masalah yang perlu mendapat perhatian sebab kurangnya

partisipasi ibu-ibu dalam penimbangan dan pemberian ASI

eksklusif akan menyebabkan gangguan kesehatan serta tumbuh

kembang balita tidak dapat dipantau dengan baik.

3. Masalah remaja berkaitan dengan narkoba.

Dari data pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan 10%

remaja dari total penduduk RW VI dengan 10%nya memiliki

riwayat pengguna Narkoba. Hal ini dirasakan warga sebagai

ancaman bagi kesehatan remaja sebagai penerus bangsa yang

idealnya sehat secara jasmani dan rohani dan bebas dari

penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya.

o Penanggulangan Masalah Kesehatan di RW VI Puri Cempaka Putih

Kelurahan Bumiayu

Dari hasil musyawarah bersama masyarakat RW V disepakati

perlu adanya penanggulangan bersama masalah-masalah tersebut

dengan mengadakan kerjasama antara seluruh warga RW V dengan

Mahasiswa Keperawatan Universitas Brawijaya. Di bawah ini diuraikan

beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:

1. Perlu adanya penyuluhan tentang kesehatan lingkungan khususnya

mengenai:

Kebersihan bak mandi/bak air untuk mencegah penularan

penyakit demam berdarah melalui nyamuk Aedes agepty.

Selokan

Perawatan hewan peliharaan (unggas), yaitu tentang kebersihan

kandang, pencegahan flu burung, dan pemeliharaan unggas liar

agar tidak mengganggu kenyamanan warga lainnya

2. Perlu adanya penyuluhan tentang pentingnya kunjungan rutin ke

Posyandu kepada ibu-ibu balita agar status kesehatan dan tumbuh

kembang balita dapat dipantau dengan baik.

3. Perlu adanya penyuluhan tentang Narkoba agar remaja di lingkungan

RW VI mengetahui dan memahami serta mengerti tentang Narkoba

dan akibat buruknya bagi kesehatan dan pembentukan pribadi remaja

sebagai generasi penerus bangsa.

107

Page 9: Pra Planning Pengkajian

4.1.3. Laporan Pelaksanaan Kegiatan/ Intervensi

4.1.3.1 Masalah Kesehatan Lingkungan

4.1.3.1.1 Preplanning Kesehatan Lingkungan RW V Kelurahan Pagentan

4.1.3.1.1.1 Latar Belakang

Lingkungan merupakan tempat individu atau masyarakat berada dan

bertempat tinggal. Lingkungan terbagi atas dua yaitu: lingkungan biotik dan

abiotik. Lingkungan biotik yaitu makhluk-makhluk hidup yang ada di sekitar

manusia misalnya hewan ternak/ peliharaan, tanaman, hewan pengerat,

serangga, bakteri dan lain-lain. Lingkungan abiotik yaitu makhluk-makhluk tak

hidup seperti perumahan, air, udara, tanah, cuaca, iklim dan lain-lain. Semuanya

dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Bila salah satunya terganggu maka

kehidupan manusia pun terganggu.

Dari hasil pendataan didapatkan bahwa lingkungan RW V memiliki

beberapa masalah kesehatan lingkungan yang harus segera diatasi. Masalah ini

berkaitan dengan kebersihan bak mandi/bak air, saluran pembuangan

limbah/selokan dan pemeliharaan unggas peliharaan. Hasil pengkajian dari 88

sampel keluarga menunjukkan bahwa: 10% membersihkan bak mandi > 2

minggu, 27% membersihkan bak mandi selama seminggu sekali, 15%

menggunakan SPAL terbuka untuk pembuangan air kotor dan 37% dibuang di

selokan sehingga menyebabkan aliran air yang tidak lancar dan beresiko

menimbulkan media yang baik untuk pertumbuhan jentik-jentik nyamuk

khususnya nyamuk Aedes aegepty sebagai vektor dari penyakit Demam

Berdarah. Beberapa keadaan lain yang mengancam kesehatan seperti 29,24%

memiliki unggas dengan 19,23%nya mempunyai kandang bersatu dengan

rumah, dimana hal ini patut diwaspadai terhadap resiko penularan penyakit flu

burung. Dari hasil pendataan kesehatan lingkungan di atas ditengarai

disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai

dengan kesehatan.

Penyakit Demam Berdarah (DHF) adalah penyakit yang mempunyai

resiko besar diderita warga RW V kelurahan Pagentan. Sedangkan penyakit Flu

Burung perlu diwaspadai sedini mungkin oleh warga agar wabah flu burung tidak

sampai menjangkiti lingkungan RW V kelurahan Pagentan. Hasil dari pengkajian

banyak warga yang belum mengerti tentang penyakit tersebut dan bagaimana

pencegahannya, padahal hal tersebut sangat penting untuk mengurangi angka

kejadian penyakit. Penyuluhan ini akan memberi informasi kepada warga tentang

108

Page 10: Pra Planning Pengkajian

penyakit tersebut guna mencegah timbulnya penyakit Demam Berdarah dan Flu

Burung dan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

4.1.3.1.1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Masyarakat menyadari tentang keadaan lingkungannya yang tidak sehat

demi terpeliharanya lingkungan sehat dan perumahan sehat.

2. Tujuan Khusus

Masyarakat RW V Kelurahan Pagentan diharapkan dapat melakukan

pencegahan terhadap Demam Berdarah.

Masyarakat RW V Kelurahan Pagentan diharapkan dapat melakukan

pencegahan terhadap penyakit Flu Burung.

Masyarakat dapat mengidentifikasi lingkungan sehat dan tidak sehat.

Setelah dilakukan pembinaan, masyarakat dapat merubah perilaku

yang kurang sehat menjadi perilaku yang sesuai dengan kesehatan

demi mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

4.1.3.1.1.3 Rencana Kegiatan

Penyuluhan tentang Demam Berdarah dan Flu Burung

a. Materi :

Penyuluhan tentang Demam berdarah

Penyuluhan tentang Flu Burung

b. Metode : Ceramah dan tanya jawab

c. Sasaran : Seluruh warga RW V Kelurahan Pagentan

d. Tempat : Rumah warga RT 02, RT 03, RT 04, RT 05, RW VI

Kelurahan Bumiayu

e. Waktu : Tanggal 1-15 Oktober 2006

4.1.3.1.1.4 Kegiatan

1. Penyuluhan tentang Demam Berdarah dan Flu Burung

2. Diskusi dan tanya jawab tentang Demam Berdarah dan Flu Burung

109

Page 11: Pra Planning Pengkajian

4.1.3.1.1.5 Evaluasi

1. Evaluasi Proses

Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awal hingga akhir.

2. Evaluasi Hasil

Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

4.1.3.1.2 Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

4.1.3.1.2.1 SAP Demam Berdarah

A. Topik : Kesehatan lingkungan

B. Sub topik : Demam berdarah

C. Tujuan Instruksional:

1. Umum :

Setelah diberikan penyuluhan sasaran diharapkan mampu memahami

tentang demam berdarah

2. Khusus

Setelah diberikan penyuluhan sasaran mampu :

a. Menyebutkan pengertian demam berdarah

b. Menyebutkan cara penularan demam berdarah

c. Menyebutkan gejala-gejala demam berdarah

d. Menyebutkan pertolongan pertama pada penderita demam berdarah

e. Menyebutkan cara pencegahan demam berdarah

D. Perencanaan Penyuluhan

1. Waktu :

a. Hari : Menyesuaikan dengan kegiatan warga

b. Tanggal : 1-15 Oktober 2006

c. Jam : Menyesuaikan dengan kegiatan warga

2. Tempat : Rumah warga

3. Sasaran : Warga RW V kelurahan Pagentan

4. Metode : Ceramah dan Tanya jawab

5. Media : flipchart (lembar balik) dan leaflet

6. Penyaji : Mahasiswa

110

Page 12: Pra Planning Pengkajian

E. Kegiatan Penyuluhan

Tahap

Kegiatan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media

Pendahuluan 5 mnt 1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan topik penyuluhan dan tujuan penyuluhan

2. Menggali pengetahuan tentang demam berdarah

1. Mendengarkan dan

memperhatikan2. Menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh penyaji

Penyajian 15 mnt Menjelaskan materi tentang : pengertian demam

berdarah cara penularan

demam berdarah gejala gejala

demam berdarah pertolongan

pertama pada penderita demam berdarah

cara pencegahan demam berdarah

1. Mendengarkan dan memperhatikan2. Mengajukan

pertanyaan bila kurang mengerti

Lembar Balik,Leaflet

Penutup 10 mnt 1. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan

2. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan

3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya kembali jika kurang jelas

Memperhatikan dan menjawab pertanyaan

111

Page 13: Pra Planning Pengkajian

4.1.3.1.2.2 SAP Flu Burung

A. Topik : Kesehatan Lingkungan

B. Sub Topik : Flu Burung

Sub pokok bahasan : Mencegah Flu Burung

C. Tujuan

I. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat memahami tentang

penyakit flu burung.

II. TUJUAN KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan, warga dapat:

Menyebutkan pengertian penyakit flu burung.

Menyebutkan cara penularan penyakit flu burung

Menyebutkan gejala-gejala flu burung

Menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk

mencegah penularan flu burung di lingkungan rumah.

Merumuskan sarat-sarat daging unggas yang aman untuk

dikonsumsi.

III. MEDIA

Lembar balik (flipchart), Leaflet

D.Perencanaan Penyuluhan

Sasaran : Warga RW VI Puri Cempaka Putih II

Kelurahan Bumiayu Malang

Tempat : Rumah warga

Hari/Tanggal : 1-15 Oktober 2006

Waktu : 30 menit

Metode : Ceramah dan tanya jawab

Penyaji : Mahasiswa

112

Page 14: Pra Planning Pengkajian

E.Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan

Peserta

1 3 Menit Pembukaan

Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

Menjawab

salam,

memperhatikan

dan

mendengarkan

2 7 Menit

10 Menit

Pelaksanaan

Menjelaskan tentang

penyakit flu burung dan cara

penularannya.

Menjelaskan tentang

gejala-gejala flu burung pada

manusia dan unggas.

Menjelaskan tentang

tindakan-tindakan yang dapat

dilakukan untuk mencegah

penularan flu burung di lingkungan

rumah.

Menjelaskan pada warga

bahwa memakan daging ayam/

produk unggas adalah aman apabila

dimasak sampai matang.

Mendengarkan

dan

memperhatikan

Bertanya

3 7 Menit Evaluasi

Menanyakan kepada peserta (warga

RW V) tentang materi yang

diberikan

Memberikan reinforcement kepada

peserta (warga RW V) atas jawaban

yang diberikan

Menjawab

pertanyaan

4 3 Menit Terminasi

Mengucapkan terimakasih atas

perhatian dan peran serta

Mendengar dan

menjawab salam

113

Page 15: Pra Planning Pengkajian

F. EVALUASI

Evaluasi Proses

Bagaimanakah kelancaran kegiatan, antusiasme peserta.

Evaluasi Hasil

1. Peserta dapat menjelaskan penyakit flu burung dan cara

penularannya.

2. Peserta dapat menjelaskan gejala-gejala flu burung

3. Peserta dapat menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan

untuk mencegah penularan flu burung di lingkungan rumah.

4. Peserta dapat menjelaskan cara yang benar memasak daging ayam/

produk unggas agar aman dari virus flu burung.

4.1.3.1.3 Materi Penyuluhan

4.1.3.1.3.1 Materi penyuluhan DHF

A. Definisi DHF

Demam Berdarah Dengue (DBD)/ Dengue Hemorragic Fever (DHF)

adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue.

B. Cara Penularannya

DHF hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina, yang

tersebar luas dirumah-rumah dan tempat-tempat umum (sekolah, pasar,

terminal, warung, dsb)

Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap

darah orang yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam

darahnya terdapat Virus Dengue.

Orang yang darahnya mengandung virus dengue tetapi tidak sakit dapat

pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat

yang ada nyamuk Aedes Aegyptinya.

Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan bekembang biak

dalam tubuh nyamuk.

Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus

tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.

114

Page 16: Pra Planning Pengkajian

Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus

dengue akan menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa

inkubasi).

Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan

segera menderita DHF.

Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur

hidupnya dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain.

C. Gejala Demam Berdarah

1. Panas badan mendadak tinggi (lebih tinggi dari 38 derajat celcius) selama

2-7 hari.

2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit (kalau kulit diregangkan bintik-bintik

merah lebih jelas)

3. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan).

4. Mungkin terjadi muntah dan atau berak darah berwarna hitam & bau amis

5. Perdarahan di lambung juga menyebabkan nyeri di ulu hati dan mual.

6. Tekanan darah penderita turun, denyut nadi cepat dan lemah serta

gelisah. Sedangkan ujung kaki dan tangannya dingin berkeringat.

D. Pertolongan bagi Penderita

1. Penderita diberi minum yang banyak

2. Penderita di kompres dengan air es

3. Penderita diberi obat penurun panas

4. Secepatnya penderita dibawa ke dokter, puskesmas atau Rumah Sakit,

khususnya bila penderita tampak gelisah, ujung kaki dan tangannya

dingin dan berkeringat

E. Cara Pencegahannya

Pertumbuhan nyamuk :

Pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti terjadi dalam air jernih : bak mandi,

gentong, vas bunga, botol dan kaleng bekas, tempat minuman burung,

ban bekas, perangkap semut, biasanya beraktifitas di siang hari. Nyamuk

yang menghisap darah adalah nyamuk betina yang mencapai 2-3 bulan.

Pertumbuhannya dari telur, menjadi jentik, kemudian kepompong dan

dewasa, membutuhkan waktu 1-2 minggu.

115

Page 17: Pra Planning Pengkajian

Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah

Untuk memberantas telur, larva dan pupa nyamuk Aedes aegypti bisa

dilakukan dengan menaburkan bubuk Abate pada tempat penampungan

air, dengan dosis 1 sendok makan peres (10 gr) untuk 100 liter air.

Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M:

Menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi. tandon

air, gentong, vas bunga, dll.

Mengubur/memusnahkan barang bekas (kaleng, botol, ban bekas, dll).

Merombeng tidak mengatasi masalah tapi hanya memindahkan masalah

ketempat lain.

Menutup rapat-rapat tempat penampungan air (tandon, gentong, dll).

Untuk memberantas nyamuk dewasa bisa dilakukan dengan :

1. Fogging/pengasapan dengan insektisida.

2. Memakai obat anti nyamuk, dll.

Tetapi cara fogging ini kurang efektif karena hanya berefek sementara

dan dapat mencemari lingkungan.

Perlindungan diri untuk mencegah jangan sampai digigit nyamuk

dengan cara :

1. Tidur mamakai kelambu

2. Selalu beraktivitas

3. Menggunakan krem anti nyamuk, dsb.

4.1.3.1.3.2 Materi Penyuluhan Flu Burung

I. Definisi Flu Burung

Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh virus influenza tipe A jenis H5N1.

II. Cara Penularan Flu Burung pada Manusia

Penularan Flu burung dari unggas ke manusia terjadi bila manusia

bersinggungan langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu

burung. Virusnya mungkin berasal dari kotorannya, liurnya, wadah makanan

dan air minumnya, kandang dan semua permukaan tanah yang dicemarinya.

116

Page 18: Pra Planning Pengkajian

Penularan juga dapat terjadi secara airborne (Aiborne infection) baik dari

unggas ke manusia maupun dari manusia sudah terinfeksi ke manusia lain

apabila manusia menghirup udara yang sudah mengandung virus ke dalam

pernapasannya.

III. Masa Inkubasi

Masa inkubasi pada manusia berlangsung 1-3 hari.

IV. Gejala-Gejala Flu Burung

Pada manusia:

Gejala-gejala flu burung pada manusia umumnya seperti orang terkena flu

biasa. Namun perlu diwaspadai apabila ditemukan gejala-gejala; demam atau

adanya peningkatan suhu tubuh diatas 38 derajat Celsius, batuk dengan

tenggorokan terasa kering dan nyeri, nyeri otot, sesak napas, adanya radang

saluran pernapasan atas (ISPA) atau radang paru-paru. Disamping gejala-

gejala tersebut, gejala penyakit Flu Burung yang lain adalah conjunctivitis,

pusing, mual disertai nyeri perut, muntah, diare, keluar lendir dari hidung

serta tidak adanya nafsu makan.

Pada unggas:

Pada unggas yang menderita flu burung ditemukan adanya gejala-gejala;

jengger berwarna biru, terdapat borok di kaki dan kematian unggas yang

mendadak

V. Tindakan Pencegahan Flu Burung di Lingkungan Rumah

1. Menjaga kebersihan diri (rajin cuci tangan dengan sabun setelah

menangani unggas/burung).

2. Penanganan kulit telur dan telur mentah perlu mendapat perhatian.

3. Gunakan penutup mulut dan hidung, sarung tangan bila akan mengolah

tanaman dengan pupuk kandang.

4. Jangan membuang kotoran (jeroan, bulu ayam, dll.) sembarangan.

Bungkuslah dengan plastik dan buang di tempat sampah.

5. Amati dengan teliti kesehatan anda apabila telah melakukan kontak

dengan unggas/burung. Segeralah ke puskesmas/ tempat pelayanan

kesehatan apabila timbul gejala-gejala demam, infeksi mata, kesulitan

bernapas.

117

Page 19: Pra Planning Pengkajian

Untuk Pemelihara Unggas:

1. Bersihkan kandang setiap hari, kalau perlu semprot dengan desinfektan

2. Menjauhkan kandang unggas (ayam, itik, dan burung) dari rumah/ tempat

tinggal.

3. Jemur kandang setiap hari.

4. Bersihkan makanan ternak/ burung yang tercecer di tanah/ lantai, agar

tidak mengundang burung liar datang.

5. Vaksinasi unggas ke dokter hewan terdekat.

VI. Serba-serbi Flu Burung:

Vaksin Flu Burung

Saat ini belum terdapat vaksin manusia untuk flu burung.

Obat Flu Burung

Selain perawatan medis intensif, Oseltamivir (Tamiflu) merupakan obat

anti-viral utama untuk flu burung. Tamiflu akan efektif apabila diberikan

pada tahap awal perkembangan penyakit flu burung.

Konsumsi daging ayam/produk unggas

Masyarakat aman untuk memakan daging ayam/produk unggas lainnya

apabila telah dimasak secara matang (goreng, rebus, panggang) dengan

suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit.

4.1.3.1.4 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah Dan Flu

Burung

Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang meliputi pencegahan dan

pertolongan Demam Berdarah dan pencegahan penyakit Flu Burung dilakukan

pada tanggal 1-15 Oktober 2006 pada waktu yang sudah ditentukan.

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di RT 01-07 RW V, bertempat di

rumah salah satu warga di masing-masing RT. Peserta penyuluhan terdiri dari

ibu-ibu peserta pertemuan Dasawisma dan PKK di RT 01-07 RW V Kelurahan

Pagentan. Sebagai pemateri dari penyuluhan ini adalah mahasiswa PSIK FKUB

dengan penanggung jawab kegiatan adalah Achmad Dafir dan Indah Anggraeni.

118

Page 20: Pra Planning Pengkajian

4.1.3.1.4.1 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah dan Flu

Burung di RT 02 RW VI Kelurahan Bumiayu

Hari/Tanggal : Minggu / 1 Oktober 2006 dan Minggu/ 8 Oktober 2006

Waktu : 10.00-selesai

Tempat : Rumah Ibu Bambang (Dasawisma I) dan rumah Ibu Aris

(pertemuan PKK) warga RT 02 RW VI Kelurahan

Bumiayu

Topik : Demam Berdarah dan Flu Burung

Penyuluh : Mahasiswa PSIK FKUB

Peserta : Pertemuan Dasawisma I dan Pertemuan PKK RT 02 RW

VI Kel. Bumiayu.

Penanggung Jawab : Indah Anggraeni P. dan Ahmad Dafir F.

I. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta

Setelah memberi salam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu

menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi

disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk

mengetahui tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi yang

akan diberikan.

Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:

Apakah ibu-ibu tahu tentang Demam Berdarah?

Apakah penyebab penyakit Demam Berdarah?

Apakah ibu-ibu tahu tentang Flu Burung?

Apakah penyebab penyakit Flu Burung?

Peserta menjawab pertanyaan pemateri dengan bahasa mereka, dimana

sebagian besar peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

Setelah itu penyaji langsung masuk pada materi penyuluhan.

2. Tahap Penyajian Materi

Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada

SAP.

119

Page 21: Pra Planning Pengkajian

3. Evaluasi

Evaluasi Struktur

Mahasiswa datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk

mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan.

Semua peserta datang tepat waktu. Penyuluhan dimulai setelah acara

arisan Dasawisma selesai.

Evaluasi Proses

Peserta yang hadir berjumlah 37 orang. Pelaksanaan penyuluhan

berjalan sesuai rencana dimana peserta antusias bertanya kepada

pemateri juga menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri.

Evaluasi Hasil

Lebih dari 60% dari peserta yang hadir dengan aktif melontarkan

pertanyaan kepada mahasiswa tentang materi yang disampaikan. Hal ini

membuktikan bahwa rasa kepedulian peserta terhadap kesehatan

lingkungan dan antusiasme untuk mencari tahu tentang informasi

kesehatan terbaru sebagai langkah awal untuk mencegah terjadinya

penyakit cukup besar.

Pertanyaan yang muncul dari peserta antara lain:

1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Demam Berdarah dan

bagaimana cara penularannya?

2. Apakah penyakit flu burung itu dan bagaimana cara penularannya?

3. Apakah kotoran ayam dapat menyebabkan penyakit flu burung?

4.1.3.1.4.2 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah dan Flu

Burung di RT 04 RW VI Kel. Bumiayu

Hari/Tanggal : Minggu / 8 Oktober 2006

Waktu : 11.00 WIB -selesai

Tempat : Rumah Ibu Yusuf warga RT 04 RW VI Kelurahan

Bumiayu

Topik : Demam Berdarah dan Flu Burung

Peserta : Pertemuan PKK RT 04 RW VI Kel. Bumiayu.

Penanggung Jawab : Indah Anggraeni P. dan Ahmad Dafir F.

120

Page 22: Pra Planning Pengkajian

I. Pelaksanaan

Kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama diawali dengan

penyuluhan Demam Berdarah sedangkan sesi kedua dilanjutkan dengan

penyuluhan Flu Burung.

Pelaksanaan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap perkenalan

dan penggalian pengetahuan peserta, tahap penyajian materi, dan tahap

evaluasi. Penyuluhan tentang demam Berdarah disampaikan oleh Indah

Anggraeni Prasetya pada pukul 11.10-11.20 dilanjutkan dengan penyuluhan Flu

Burung pada pukul 11.21-11.33. Penyuluhan dipimpin oleh moderator Endah

Silfiyanti. Setelah materi selesai disampaikan, dibuka sesi tanya jawab.

II. Evaluasi Kegiatan

Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana peserta yang hadir 20

orang. Lebih dari 70% warga aktif melontarkan pertanyaan seputar materi yang

disampaikan. Beberapa pertanyaan disampaikan oleh peserta antara lain:

a. Jenis obat nyamuk apa yang paling aman digunakan untuk mencegah gigitan

nyamuk demam berdarah namun tidak memberikan efek samping terhadap

pernapasan?

b. Bagaimana penanganan terhadap air selokan yang tersumbat agar tidak

menyebabkan sarang nyamuk?

c. Apa saja gejala-gejala dari flu burung dan kapan gejala tersebut muncul pada

manusia?

d. Bagaimana cara mengetahui bahwa unggas peliharaan terkena flu burung?

e. Apakah kotoran ayam dapat menularkan penyakit flu burung?

f. Bagaimana membedakan unggas yang sehat dengan unggas yang terkena

flu burung?

g. Jika hanya memelihara satu ekor unggas, bagaimana cara memastikan

unggas tersebut terkena flu burung?

Banyaknya pertanyaan yang dilontarkan peserta menunjukkan

antusiasme warga terhadap topik yang disampaikan pemateri sangat besar. Hal

ini membuktikan bahwa warga cukup peduli terhadap masalah kesehatan

lingkungan.

121

Page 23: Pra Planning Pengkajian

4.1.3.1.4.3 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Flu Burung di RT 03 RW VI

Kel. Bumiayu

Hari/Tanggal : Minggu / 8 Oktober 2006

Waktu : 16.30-selesai

Tempat : Rumah Ibu Eddy warga RT 03 RW VI Kelurahan Bumiayu

Topik : Demam Berdarah dan Flu Burung

Peserta : Pertemuan Dasawisma RT 03 RW VI Kel. Bumiayu.

Penanggung Jawab : Indah Anggraeni P.

I. Pelaksanaan

Penyuluhan tentang Flu Burung disampaikan Agustin Chusnul pada pukul

16.30-16.40. Penyuluhan dipimpin oleh moderator Ismatul Quddus. Kegiatan

meliputi pemberian materi dan tanya jawab. Adapun materi yang disampaikan

meliputi pengertian flu burung, cara penularan, gejala-gejala flu burung pada

manusia dan unggas, tindakan pencegahan, dan lain-lain sesuai dengan SAP.

Setelah materi selesai disampaikan, dibuka sesi tanya jawab.

II. Evaluasi Kegiatan

Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana peserta yang hadir 21

orang. Antusiasme warga terhadap informasi kesehatan khususnya flu burung

sangatlah besar. Hal ini ditunjukkan dengan lebih dari 60% warga aktif

melontarkan pertanyaan seputar materi yang disampaikan. Diskusi juga terjalin

tidak hanya antara peserta dengan mahasiswa namun juga antara peserta

dengan peserta yang lain. Beberapa pertanyaan disampaikan oleh peserta

antara lain:

a. Kapan penyakit flu burung mulai menimbulkan gejala pada manusia?

b. Apakah gejala flu burung sama dengan flu biasa?

c. Bagaimana cara membedakan flu burung dengan flu biasa?

d. Bagaimana tindakan yang bisa dilakukan untuk mewaspadai gejala flu

burung pada unggas peliharaan jika unggas belum menampakkan gejala-

gejala terkena flu burung dan belum ada kematian mendadak?

122

Page 24: Pra Planning Pengkajian

4.1.3.2 Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

4.1.3.2.1 Preplanning Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) RW VI Kelurahan

Bumiayu

4.1.3.2.1.1 Latar Belakang

Masalah KIA merupakan prioritas ketiga (terakhir) dari hasil Musyawarah

Masyarakat RW VI. Dari hasil pendataan didapatkan bahwa di RW VI banyak ibu

menyusui yang bekerja sehingga ada beberapa warga yang tidak memberikan

ASI Eksklusif bagi bayinya. Padahal ASI Eksklusif (mulai usia 0-6 bulan) sangat

dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi yang optimal. Oleh karena itu perlu diadakan

penyuluhan tentang “Kiat Memberikan ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja Dan

Berpuasa”, karena bertepatan dengan datangnya bulan Ramadhan.

4.1.3.2.1.2 Tujuan

A. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan ibu-ibu dapat mengetahui cara pemberian ASI

Eksklusif ketika sibuk bekerja

B. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan ibu-ibu dapat:

a. Menyebutkan pengertian ASI Eksklusif

b. Menjelaskan kapan ASI Eksklusif mulai diberikan.

c. Menyebutkan manfaat ASI Eksklusif bagi balita.

d. Menjelaskan cara memberikan ASI Eksklusif (terutama bagi ibu-ibu yang

bekerja dan berpuasa).

e. Menjelaskan cara memerah ASI dan cara penyimpanan ASI perah.

4.1.3.2.3 Pelaksanaan Kegiatan

Hari/Tanggal : Sabtu, 23 September 2006

Waktu : 09.00 WIB-selesai

Sasaran : Ibu-ibu Posyandu RW VI Kelurahan Bumiayu

Tempat : Rumah Pak Hadi RT 01

Penanggung Jawab : Nur’aini

123

Page 25: Pra Planning Pengkajian

4.1.3.2.4 Susunan Kegiatan

1. Pembukaan dan perkenalan

2. Penyampaian materi tentang “Kiat Memberikan ASI Eksklusif Bagi Ibu

Bekerja Dan Berpuasa”

3. Diskusi atau tanya jawab

4. Pemberian leaflet

4.1.3.2.4 Evaluasi

1. Evaluasi Proses

Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awala hingga akhir.

2. Evaluasi Hasil

Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Topik : ASI Eksklusif

B. Tujuan

I. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu-ibu dapat memahamii

tentang bagaimana cara memberikan ASI Eksklusif bagi ibu yang sedang

bekerja.

II. TUJUAN KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan ibu-ibu dapat:

a. Menyebutkan pengertian ASI Eksklusif

b. Menjelaskan kapan ASI Eksklusif mulai diberikan.

c. Menyebutkan manfaat ASI Eksklusif bagi balita.

d. Menjelaskan cara memberikan ASI Eksklusif (terutama bagi ibu-ibu yang

bekerja dan berpuasa).

e. Menjelaskan cara memerah ASI dan cara penyimpanan ASI perah.

D. Media

Lembar balik (flipchart), Leaflet

124

Page 26: Pra Planning Pengkajian

E. Rencana Pelaksanaan Penyuluhan

Sasaran : Ibu-ibu Posyandu di RW VI Puri Cempaka Putih Kelurahan

Bumiayu Malang

Tempat : Rumah B.Hadi RT 01 RW.VI

Hari/Tanggal : Sabtu/23 September 2006

Waktu : 30 menit

Metode : Ceramah

F. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

1 3 Menit PembukaanMembuka kegiatan dengan mengucapkan salamMemperkenalkan diriMenjelaskan tujuan dari penyuluhan

Menjawab salam, memperhatikan dan mendengarkan

2 7 Menit

10 Menit

Pelaksanaan Menjelaskan tentang lamanya pemberian ASI eksklusif dan pentingnya pemberian ASI eksklusifMenjelaskan manfaat/keunggulan ASIMenjelaskan tentang cara pemberian ASI perah bagi ibu yang bekerjaMenjelaskan tentang kiat memberikan ASI di bulan RamadhanMemberikan kesempatan pada peserta (ibu-ibu posyandu) untuk bertanya

Mendengarkan dan memperhatikan

Bertanya

3 7 Menit EvaluasiMenanyakan kepada peserta (ibu-ibu Posyandu) tentang materi yang diberikanMemberikan reinforcement kepada peserta (ibu-ibu Posyandu) atas jawaban yang diberikan

4 3 Menit TerminasiMengucapkan terimakasih atas perhatian dan peran serta

Mendengar dan menjawab salam

G. Evaluasi

Evaluasi proses

Mengetahui bagaimanakah proses kegiatan penyuluhan berjalan.

Evaluasi Hasil,

Mengetahui apakah:

1. peserta dapat menyebutkan pengertian ASI Eksklusif

2. peserta dapat menjelaskan kapan ASI Eksklusif mulai diberikan.

125

Page 27: Pra Planning Pengkajian

3. peserta dapat menyebutkan manfaat ASI Eksklusif bagi balita.

4. peserta dapat menjelaskan cara memberikan ASI Eksklusif (terutama

bagi ibu-ibu yang bekerja dan berpuasa).

5. peserta dapat menjelaskan cara memerah ASI dan cara penyimpanan

ASI perah.

4.1.3.2.2 Materi Penyuluhan ASI Eksklusif

4.1.3.2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan terus menerus tanpa penambahan

makanan atau minuman selain ASI.

4.1.3.2.2.2 Kapan ASI Eksklusif diberikan?

Pemberian ASI Eksklusif diberikan selama 6 bulan.

4.1.3.2.2.3 Mengapa ASI penting bagi bayi?

ASI mengandung zat nutrisi yang kualitas dan komposisi ideal untuk

pertumbuhan kesehatan dan kecerdasan bayi terutama karena ASI

mengandung protein khusus, yaitu taurin, juga mengandung laktosa dan

asam lemak ikatan panjang dalam jumlah lebih banyak dibandingkan susu

sapi atau susu kaleng. Kandungan colostrum pada ASI membentuk antibodi

dalam tubuh bayi sehingga menghindarkan bayi dari infeksi dan alergi.

4.1.3.2.2.4 12 Keunggulan ASI:

ASI mengandung zat gizi paling sempurna untuk pertumbuhan bayi dan

perkembangan kecerdasannya.

ASI mengandung kalori 65 Kcal/ 100 ml yang memberikan cukup energi

bagi pertumbuhan bayi.

Sebanyak 90% kandungan lemak ASI dapat diserap bayi.

ASI dapat menyebabkan pertumbuhan sel otak yang optimal

Protein ASI adalah spesifik spesies sehingga jarang menyebabkan alergi

ASI memberikan perlinndungan terhadap infeksi dan alergi

Dapat mempererat ikatan ibu dan bayi

Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

ASI selalu tersedia, bersih dan segar

Jarang menyebabkan diare dan sembelit

126

Page 28: Pra Planning Pengkajian

Lebih ekonomis, hemat dan praktis

Membantu program KB

4.1.3.2.2.5 Cara agar Ibu Bekerja Dapat Terus Memberikan ASI Eksklusif

Caranya adalah dengan memberikan bayi ASI perah, yaitu ASI yang diambil

dengan cara diperas langsung dari payudara ibu, kemudian disimpan dan

nantinya diberikan pada bayi.

4.1.3.2.2.6 Cara-Cara Memberikan ASI Perah

a. Cuci tangan dengan sabun sebelum memerah

b. Perah ASI dengan jari. Jangan gunakan pompa manual karena dapat

merusak jaringan payudara.

c. Simpan ASI dalam botol steril

d. Gunakan air panas yang mengalir atau air panas yang dituang dalam

mangkuk untuk menghangatkan ASI sebelum diberikan pada bayi.

Jangan memanaskan ASI langsung di atas api karena akan

menyebabkan beberapa enzim yang terkandung dalam ASI rusak. Lama

penghangatan tergantung suhu ASI, namun pada prinsipnya buatlah suhu

ASI seperti suhu tubuh karena akan menyerupai ASI yang dikeluarkan

langsung.

e. Berikan ASI dengan sendok kecil, bukan dengan botol susu atau dot.

ASI yang telah dipanaskan tidak dapat disimpan kembali di dalam termos

atau lemari pendingin (ASI sudah tidak bisa dipakai lagi).

f. Jika ingin memberikan susu formula, berikan setelah bayi berusia 5-6

minggu. Namun disarankan memberi ASI dulu baru susu formula supaya

produksi ASI tidak berkurang.

4.1.3.2.2.7 Cara Menyimpan ASI Perah

Simpan ASI di dalam botol kecil yang telah disterilkan

ASI yang telah dipanaskan tidak dapat disimpan kembali di dlaam termos

atau kulkas.

Bila tiodak terpaksa jangan, tidak disarankan untuk menyimpan ASI di

freezer.

127

Page 29: Pra Planning Pengkajian

4.1.3.2.2.8 Ketahanan ASI

ASI bias tahan selama:

6-8 jam di udara terbuka

24 jam di termos es

2x24 jam di lemari es

2 minggu di freezer yang berpintu sama dengan tempat buah

3 bulan di freezer yang beda pintu dengan tempat buah

4.1.3.2.2.9 Kiat memberikan ASI Eksklusif di bulan Ramadhan

Selama bulan Ramadhan, produksi ASI bisa tetap lancar asalkan ibu

meningkatkan nutrisinya.

Tambah kalori

Konsumsi makanan tinggi karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral

terutama pada saat berbuka dan sahur.

Perbanyak cairan

Ibu dianjurkan minum 10-12 gelas/hari ditambah susu 3 gelas/hari.

Jangan langsung minum susu setelah menyantap buka puasa karena

dapat menyebabkan mual. Sebaiknya minum susu setelah menyantap

makanan kecil menjelang tidur dan saat sahur.

Banyak istirahat

Pada saat berpuasa, jika ibu merasa lemas sehabis menyusui, maka

beristirahatlah. Dapat dengan istirahat tidur atau dengan sekedar

relaksasi untuk menenangkan pikiran.

4.1.3.2.3 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Pemberian Asi Eksklusif

Penyuluhan tentang Pemberian Asi Eksklusif dilakukan pada tanggal 23

September 2006. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Posyandu

Kemuning yaitu di rumah bapak Hadi (warga RT 01). Peserta penyuluhan terdiri

dari ibu-ibu yang mengikuti kegiatan posyandu. Sebagai pemateri dari

penyuluhan ini adalah mahasiswa PSIK FKUB dengan penanggung jawab

kegiatan adalah Nur’aini

Hari/Tanggal : Sabtu/23 September 2006

Waktu : 08.00-selesai

Tempat : Posyandu Kemuning RW VI kelurahan Bumiayu

Topik : Pemberian ASI Eksklusif

128

Page 30: Pra Planning Pengkajian

Penyuluh : Indah Anggraeni P.

Peserta : ibu-ibu balita posyandu Kemuning RW VI Kel. Bumiayu.

Penanggung Jawab : Nur’aini

4.1.3.2.3.1 Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta

Setelah memberi salam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu

menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi

disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk

mengetahui tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi yang akan

diberikan.

Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:

Apakah ibu-ibu tahu tentang ASI Eksklusif?

Apakah Cara Pemberian ASI Eksklusif?

Peserta menjawab pertanyaan pemateri dengan bahasa mereka, dimana

sekitar 50% peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Setelah itu

penyaji langsung masuk pada materi penyuluhan.

2. Tahap Penyajian Materi

Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada

SAP.

3. Evaluasi

Evaluasi Proses

1. penyuluhan dimulai tepat jam 09.00 sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan.

2. penyuluhan terbagi dalam 2 gelombang untuk mengoptimalkan waktu

karena ibu-ibu yang datang ke posyandu datang tidak bersamaan dan

sedikit demi sedikit.

3. peserta yang hadir sejumlah 15 orang hal ini dikarenakan banyak ibu-

ibu yang sibuk sehinggga setelah selesai penimbangan langsung

pulang sehingga tidak bisa mengikuti penyuluhan.

4. penyuluhan berjalan cukup lancar dan ibu-ibu antusias mengikuti

penyuluhan dan menanyakan tentang materi yang diberikan.

129

Page 31: Pra Planning Pengkajian

Adapun pertanyaan yang muncul dari peserta antara lain adalah;

o Apakah boleh memberikan ASI lebih dari 2 tahun?

o Bagaimana jika ASI tidak mau keluar?

o Mana yang lebih baik, memerah ASI dengan tangan atau

dengan pompa?

Evaluasi Hasil

Peserta diberikan beberapa pertanyaan yang isinya sama dengan

saat sebelum penyuluhan. Peserta yang hadir 80% mampu menjawab

pertanyaan dari mahasiswa tentang materi yang telah disampaikan.

Sedangkan pada saat pre-test peserta hanya mampu menjawab 50% dari

pertanyaan yang diajukan. Hal ini membuktikan bahwa peserta

memperhatikan materi yang disampaikan dan terjadi peningkatan

pengetahuan setelah diberikan penyuluhan.

:

4.1.3.3 Pelatihan Kader

4.1.3.3.1 Preplanning Pelatihan Kader Posyandu RW VI Kelurahan Bumiayu

4.1.3.3.1.1 Latar Belakang

Posyandu merupakan sarana pelayanan masyarakat khususnya balita

dan WUS. Salah satu fungsi posyandu adalah melakukan penimbangan,

penyuluhan kesehatan, imunisasi dan konsultasi KB.

Hal ini penting dilakukan karena untuk mengetahui tumbuh kembang

anak dan mendeteksi dini kesehatan balita dan ibu sehingga apabila ditemukan

suatu masalah kesehatan maka dapat segera dilakukan intervensi atau tindakan

yang cepat dan tepat. Untuk mewujudkan fungsi posyandu maka diperlukan

adanya partisipasi masyarakat dan tenaga kesehatan. Wujud partisipasi

masyarakat adalah dengan pembentukan kader posyandu.

Kader posyandu berfungsi dalam mengefektifkan ke-4 meja dalam

posyandu yaitu: meja 1 untuk pendaftaran, meja 2 untuk penimbangan, meja 3

untuk pencatatan dan meja 4 untuk penyuluhan. Sedangkan untuk meja 5 yang

berfungsi dalam pelaksanaan KB dan imunisasi dilakukan oleh petugas

kesehatan. Untuk mengoptimalkan fungsi dari kader-kader tersebut maka

diperlukan adanya pelatihan kader.

Rencana yang akan dilakukan adalah mengadakan pelatihan kader. Hal

ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman kader tentang posyandu dan

pengoptimalan 5 meja dalam posyandu. Harapan kami, setelah dilakukan

130

Page 32: Pra Planning Pengkajian

pelatihan kader maka fungsi posyandu akan menjadi lebih baik lagi serta

masyarakat akan merasakan manfaat dari posyandu, tidak sekedar melakukan

penimbangan balita saja.

4.1.3.3.1.2 Tujuan Rencana Kegiatan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pelatihan, kader posyandu dapat memahami

bagaimana pelaksanaan posyandu yang efektif dan efisien.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pelatihan, kader posyandu dapat:

a. Menjelaskan pengertian posyandu

b. Menjelaskan tugas-tugas kader dalam penyelenggaraan posyandu

c. Menjelaskan fungsi 5 meja pada posyandu

d. Menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan 5 meja pada posyandu.

4.1.3.3.1.3 Rencana Kegiatan

1. Penyusunan materi dan SAP

- Bahan : Kertas HVS

- Tempat : Posko praktik komunitas RW 06 kelurahan Bumiayu

- Waktu : 28 September 2006

2. Pembuatan Modul

- Bahan : Kertas, printer warna

- Tempat : Posko praktik komunitas RW 06 kelurahan Bumiayu

- Waktu : 28 September 2006

3. Pembuatan lembar balik

- Bahan : Kertas manila, spidol, gambar-gambar yang berhubungan

dengan posyandu.

- Tempat : Posko praktik komunitas RW 06 kelurahan Bumiayu

- Waktu : 8 Oktober 2006

4. Pelaksanaan penyuluhan

- Bahan : Leaflet, flow chart, materi penyuluhan

- Tempat : Rumah B.Totok PCP blok AO-42 RT.04 RW VI (posko praktik

komunitas)

- Waktu : Selasa, 10 Oktober 2006

131

Page 33: Pra Planning Pengkajian

4.1.3.3.1.4 Kegiatan

a. Penyusunan materi dan SAP

b. Pembuatan leaflet

c. Pembuatan lembar balik

d. Pelaksanaan penyuluhan.

4.1.3.3.1.5 Kepanitiaan

1. Ketua : Agustin Khusnul Chotimah

2. Koordinator:

- Penyusunan materi SAP dan modul pelatihan: Nur Aini, Agustin

- Pembuatan lembar balik: Nur Aini, Nia

- Pelaksanaan penyuluhan: Endah Silfiyanti

4.1.3.3.1.6 Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi Proses

Apakah kegiatan berjalan dengan lancar dan tepat waktu.

Apakah undangan seluruhnya hadir

Apakah peserta antusias mengikuti pelatihan

2. Evaluasi Hasil

Terjadi peningkatan pengetahuan kader posyandu yang ditunjukkan

dengan berfungsinya meja 1-4 dalam posyandu.

4.1.3.3.2 Satuan Acara Penyuluhan Pelatihan Kader Posyandu

4.1.3.3.2.1 Pokok Bahasan : Tugas kader posyandu

4.1.3.3.2.2 Sub Pokok Bahasan : Tugas kader sebelum, saat dan sesudah

hari H posyandu

4.1.3.3.2.3 Tujuan

A. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pelatihan, kader posyandu dapat memahami

bagaimana pelaksanaan posyandu yang efektif dan efisien.

B. Tujuan Khusus

Setelah diberikan pelatihan kader mampu:

1. Menjelaskan pengertian posyandu

2. Menjelaskan tugas-tugas kader dalam penyelenggaraan posyandu

132

Page 34: Pra Planning Pengkajian

3. Menjelaskan fungsi 5 meja pada posyandu

4. Menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan 5 meja pada

posyandu.

4.1.3.3.2.4 Sasaran : Kader Posyandu di wilayah RW VI Kelurahan

Bumiayu Malang

4.1.3.3.2.5 Media : Lembar balik dan buku panduan

4.1.3.3.2.6 Rencana Pelaksanaan penyuluhan

Hari/Tanggal : Selasa/10 Oktober 2006

Waktu : Pukul 15.00 WIB

Tempat : Posko praktik komunitas (rumah Bu Totok PCP blok AO-42)

4.1.3.3.2.7 Kegiatan Pembelajaran

Tahap Kegiatan

Waktu Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Peserta Media

Pendahuluan 5 mnt 1. M

emper-kenalkan

diri.

Menjelaskan

topik

penyuluhan dan

tujuan

penyuluhan

2. Menggali

pengetahuan

tentang

posyandu

1. Mendengarkan-

memperhatikan

2. Menjawab

pertanyaan

yang diajukan

oleh penyaji

Ceramah

Penyajian

1.Penyampaian

materi

20

mnt

1. Menjelaskan

materi

tentang :

ttugas kader

sebelum hari

H posyandu

ttugas kader

saat hari H

1.Mendengarkan-

memperhatikan

2. Mengajukan

pertanyaan bila

kurang mengerti

3. Memperagakan

sistem 5 meja

Booklet/

Modul

pelatihan,

Lembar

Balik

133

Page 35: Pra Planning Pengkajian

2. Peragaan/

demonstrasi 20

mnt

posyandu

ttugas kader

setelah hari H

posyandu

2. Memperaga-

kan sistem 5

meja kader

posyandu

posyandu

Penutup 15

mnt

1. Melakukan

evaluasi

dengan

memberikan

pertanyaan

2. Menyimpulkan

materi yang

telah

disampaikan

3. Memberi

kesempatan

kepada

peserta untuk

bertanya

kembali jika

kurang jelas

Memperhatikan

dan menjawab

pertanyaan

Ceramah

dan Tanya

jawab

4.1.3.3.3 Materi Pelatihan Kader Posyandu

4.1.3.3.3.1 Tugas Kader

A. Pengertian

Tugas – tugas kader dalam rangka menyelenggarakan Posyandu, dibagi

dalam 3 kelompok yaitu :

Tugas sebelum hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada HΘ

Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas persiapan oleh kader agar kegiatan

pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.

Tugas pada hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H Posyandu,

yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 meja.

134

Page 36: Pra Planning Pengkajian

Tugas sesudah hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H+

Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas setelah hari Posyandu.

B. Tugas-Tugas Kader

Tugas – tugas kader posyandu pada HΘ atau saat persiapan hari buka

posyandu, meliputi:

Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat penimbangan bayi, KMS, alat

peraga, alat pengukur LILA, obat-obatan yang dibutuhkan (pil besi,

vitamin A, oralit, dll), bahan/materi penyuluhan, dll.

Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu

untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa

membantu memotivasi masyarakat untuk datang ke Posyandu.

Menghubungi Pokja Posyandu yaitu menyampaikan rencana kegiatan

kepada kantor desa dan meminta mereka untuk memastikan apakah

petugas sektor bisa hadir pada hari buka posyandu.

Melaksanakan pembagian tugas yaitu menentukan pembagian tugas di

antara kader Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan

kegiatan.

a. Tugas – tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan

tugas pelayanan 5 meja, meliputi:

1. Meja 1, terdiri dari tugas-tugas sbb:

Mendaftar bayi/balita, yaitu menuliskan nama balita pada KMS dan

secarik kertas yang diselipkan di KMS

Mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada formulir

register ibu hamil.

2. Meja 2

Menimbang bayi/balita (sesuai dengan sembilan langkah

penimbangan)

Mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan

dipindahkan di KMS.

3. Meja 3

Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil

penimbangan balita dari secarik kertas ke KMS anak.

135

Page 37: Pra Planning Pengkajian

4. Meja 4

Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data

kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS pada

ibu

Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada

KMS atau dari hasil pengamatan mengenai masalah.

Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan.

Balita : apabila berat badannya di bawah garis merah (BGM)

pada KMS 2 kali berturut-turut berat badannya tidak naik,

kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar, mencret, rabun mata)

Ibu hamil atau menyusui : apabila keadaanya kurus, pucat,

bengkak kaki, pusing terus-menerus, perdarahan, sesak nafas,

gondokan

Orang sakit

Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader

Posyandu

5. Meja 5

Merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya dilakukan oleh

petugas kesehatan, PLKB, PPL. Pelayanan yang yang diberikan antara

lain:

Pelayanan imunisasi

Pelayanan Keluarga Berencana

Pengobatan

Pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit, dan obat

lainnya.

b. Tugas – tugas kader setelah hari buka Posyandu, meliputi:

Memindahkan catatan-catatan dalam KMS ke dalam register atau buku

Bantu kader

Menilai hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari Posyandu pada

bulan berikutnya.

Kegiatan diskusi kelompok bersama ibu-ibu yang lokasi rumahnya

berdekatan/dasawisma

Kegiatan kunjungan rumah, sekaligus untuk tindak lanjut dan mengajak

ibu-ibu datang ke Posyandu pada bulan berikutnya.

136

Page 38: Pra Planning Pengkajian

4.1.3.3.3.2 Pelaksanaan Kegiatan 5 Meja

A. Pengertian

Kegiatan 5 meja adalah kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada hari

buka Posyandu. Meja 1-4 dilaksanakan oleh kader sedang meja 5 oleh petugas

sektor. Kegiatan 5 meja ini bukan berarti harus ada 5 meja, karena ini hanya

istilah.

B. Langkah – Langkah Melaksanakan Kegiatan 5 Meja:

a. Langkah meja 1

Kader mendaftar bayi/ balita, yaitu nama yang ditulis di secarik kertas yang

diselipkan dii KMS. Apabila balita peserta baru, berarti KMS baru diberikan

diisi dan dituliskan nama di secarik kertas.

Kader juga mendaftar ibu hamil yaitu nama ibu dan ditulis di register ibu hamil

dan langsung menuju meja 4.

b. Langkah meja 2

Kader meja 1 meminta ibu membawa balita/bayinya dan menyerahkan KMS

di meja2.

Kader meja 2 menimbang dan mencatat pada secarik kertas yang diselipkan

di KMS.(sesuai dengan 9 langkah penimbangan: pertama, mendirikan kaki

tiga kemudian memasang dacin. Kedua, memastikan dacin terpasang

dengan kuat dengan menariknya dari bawah. Ketiga, memposisikan bandul

geser pada posisi nol sedangkan ujung batang timbang dimasukkan pada tali

pengaman. Langkah keempat, memasang sarung timbang/celana

timbang/kotak timbang pada dacin. Langkah kelima, menyeimbangkan dacin

yang sudah dipasang sarung timbang dengan memberikan pasir pada ujung

batang timbang. Langkah keenam, menimbang balita dengan menggeser

bandul geser sehinggga seimbang. Langkah ketujuh, membaca hasil

penimbangan. Langkah kedelapan, menuliskan hasil penimbangan pada

kertas. Langkah kesembilan, mengenolkan bandul geser kemudian anak

diturunkan).

c. Langkah meja 3

Kader meja 2 meminta ibu menyerahkan KMS dan kertas catatan pada kader

meja3. Kader meja 3 memindahkan ke KMS.

Kader menyerahkan KMS pada ibu menuju meja 4.

137

Page 39: Pra Planning Pengkajian

d. Langkah meja 4

Kader meja 4 menerima KMS. Kader membaca dan menjelaskan data KMS.

Kader memberikan penyuluhan pada ibu, baik dengan mengacu pada data

KMS maupun hasil pengamatan.

Apabila tidak ada petugas kesehatan di meja 5, kader dapat melakukan

rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PLKB atau Puskesmas.

Kader memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar.

e. Langkah meja 5

Imunisasi

KB

Pemberian tablet besi, vitamin A, obat-obatan.

C. Kesulitan Yang Sering Terjadi Dalam Posyandu

Beberapa kesulitan yang kemungkinan bisa ditemukan di lapangan:

Meja 1 : balita biasanya tidak sabar menunggu giliran bila yang datang

banyak.

Meja 2 : bayi/balita biasanya menangis apabila ditimbang.

Meja 3 : kader kesulitan mencatat hasil penimbangan ke dalam KMS apabila

pesertanya banyak

Meja 4: proses yang paling sulit karena harus melayani penyuluhan

perorangan sedangkan ibu dan anaknya biasanya tidak sabar menunggu

giliran.

D. Saran Agar Kegiatan 5 Meja Dapat Berjalan Baik :

Selama menunggu, berikan makanan PMT dan mainan KB

Kader sebaiknya mengusahakan agar penimbangan ini seperti kegiatan

bermain yang menggembirakan, mintalah para ibu terlibat dalam menimbang

balita.

Kader sebaiknya saling membantu

Dalam melakukan penyuluhan, kader mengutamakan peserta yang balitanya

memang perlu diberi penyuluhan. Selain itu kader juga bisa melaksanakan

penyuluhan kelompok sebelum pendaftaran

Laksanakan kegiatan buka Posyandu dengan disiplin waktu,tidak perlu

menunggu ibu-ibu yang terlambat.

138

Page 40: Pra Planning Pengkajian

4.1.3.3.3.3 KMS

A. Pengertian

KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa

informasi lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap bulan dari lahir

sampai umur 5 tahun selain itu juga sebagai ”raport” kesehatan gizi atau riwayat

kesehatan dan gizi balita.

B. Jenis Catatan Pada KMS

a. Pengisian KMS dilakukan pada hari buka Posyandu, yaitu di meja:

Meja 3 : memindahkan catatan hasil penimbangan ke grafik KMS

Meja 4 : membaca data KMS, menjelaskan kepada ibu dan menanyakan

berbagai informasi yang penting untuk tumbuh kembang anak.

b. Jenis catatan dalam KMS:

Berat badan anak /pertumbuhan anak

Pemberian ASI eksklusif untuk bayi umur 0 sampai 6 bulan

Imunisasi yang telah diberikan pada anak

Pemberian vitamin A

Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang diberikan.

Selain itu, kader juga menggunakan KMS untuk menanyakan perkembangan

anak yaitu kemampuan yang harus dimiliki sesuai usia.

C. Manfaat Catatan/Informasi Pada KMS

Catatan pada KMS merupakan alat pemantau keadaan balita yang dijadikan

acuan untuk memberikan penyuluhan pada ibu.

Sebagai acuan untuk memberi rujukan, baik ke meja 5 maupun ke

puskesmas.

Rujukan diberikan pada KMS terdapat catatan sbb:

Berat badan balita di bawah garis merah pada KMS

Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut-turut tidak naik

Berat badan balita berada di atas normal pada KMS

Balita sakit

Balita belum diimunisasi dan mendapat vitamin A.

D. Langkah-Langkah Mencatat KMS

139

Page 41: Pra Planning Pengkajian

Mencatat nama Posyandu, identitas anak dan orang tua pada tabel di

sebelah kiri atas

Mencatat pemberian imunisasi pada tabel di sebelah kiri tengah

Mencatat pemberian vitamin A pada tabel sebelah kiri bawah

Mencatat hasil penimbangan balita pada grafik KMS, caranya:

Pada kolom yang harus diisi bulan, cantumkan pada kolom yang pertama,

bulan kelahiran anak, kolom selanjutnya diisikan bulan berikutnya.

Masukkan data berat badan dalam grafik dengan cara membuat titik yang

mempertemukan garis tegak (bulan penimbangan) dan garis datar

(kilogram BB).

Apabila bulan lalu anak ditimbang, sambungkan titik bulan ini dengan titik

bulan lalu. Apabila tidak, titik tidak disambungkan.

Mencatat pemberian ASI eksklusif pada umur 0 sampai 6 bulan pada kotak di

bawah 6 bulan, caranya:

Membuat tanda silang (dicoret) pada kotak, apabila bayi diberi makanan/

minuman lain selain ASI.

Mencantumkan kode E0 sampai E6 pada kotak apabila bayi hanya diberi

ASI saja.

Mencatat lain-lain, yaitu catatan tentang sakit yang pernah dialami anak dan

penanganannya, ditulis di dalam garis-garis tegak pada grafik KMS.

4.1.3.3.3.4 Penyuluhan

A. Pengertian

Penyuluhan merupakan penyampaian informasi kepada satu atau

sekelompok orang mengenali berbagai hal yang berkaitan dengan suatu

program. Penyuluhan yang diberikan Posyandu lebih banyak mengenai

kesehatan ibu dan anak.

B. Kekurangan Penyuluhan:

Merupakan proses komunikasi 1 arah, karena itu pendengar tidak bisa

menceritakan pendapat/pengalamannya. Karena tidak dilibatkan, seringkali

peserta menjadi bosan dan kurang memperhatikan pembicaraan.

C. Kelebihan Penyuluhan:

140

Page 42: Pra Planning Pengkajian

Bisa menjangkau lebih banyak orang dan kader bisa lebih mudah

mempersiapkan informasii apa saja yang akan disampaikan. Untuk mengatasi

kelemahan di atas, kader bisa memberi kesempatan untuk bertanya dan

mengemukakan pendapat.

D. Topik Penyuluhan Yang Wajib di Meja 4:

Penyuluhan di meja 4 dibagi dalam 2 kategori, yaitu:

Penyuluhan tentang bayi/balita yang mengacu pada KMS

Penyuluhan tentang cara membina pertumbuhan anak yang baik

Penyuluhan pemberian ASI eksklusif

Penyuluhan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi

berusia 6 bulan sampai 2 tahun.

Penguluhan tentang gigi dan mulut.

Penyuluhan tentang gizi dan vitamin A.

Penyuluhan tentang manfaat imunisasi bagi balita.

Penyuluhan tentang perkembangan dan latihan yang perlu diberikan

sesuai usia anak.

Penyuluhan tentang ibu hamil, menyusui, nifas, meliputi:

Penyuluhan tentang cara merawat ibu hamil/ menyusui (pemeriksaan

teratur, , perawatan gigi, imunisasi TT)

Penyuluhan tentang gizi dan pemberian tablet tambah darah.

Penyuluhan tentang persalinan yang aman.

Penyuluhan tentang Keluarga Berencana setelah melahirkan.

Penyuluhan di meja 4 dilakukan melalui pendekatan perorangan.

Meskipun begitu, kader atau petugas kesehatan kadang melaksanakan

penyuluhan pada hari posyandu atau di luar hari posyandu.

E. Isi Penyuluhan:

a. Dalam menyusun informasi penyuluhan, sebaiknya memuat hal-hal sbb:

Pesan – pesan pokok: informasi yang diharapkan sasaran mau

melaksanakan.

Manfaat: penjelasan mengenai manfaat apabila sasaran melaksanakan

pesan-pesan.

Akibat: penjelasan mengenai apa akibatnya bila hal itu tidak dilaksanakan.

141

Page 43: Pra Planning Pengkajian

Apabila masalah sudah terjadi: penjelasan mengenai cara mengatasi

masalah masalah yang sudah terjadi, baik oleh keluarga atau sendiri, atau

bisa dibantu Posyandu atau dirujuk.

Agar kader menjadi penyuluh yang baik, kader harus menguasai materi dan

pesan setiap pokok penyuluhan yang wajib di meja 4.

b. Bagaimana caranya agar penyuluhan bisa menarik?

Informasi dan saran-saran yang diberikan berdasar keadaan/permasalahan

peserta yang datang ke posyandu.

Saran yang disampaikan, jelas dan cukup praktis sehingga bisa dilaksanakan

langsung oleh ibu-ibu.

Penjelasan dan saran diberikan dengan bahasa yang sederhana dan

dimengerti masyarakat.

Kader bersikap ramah dalam memberikan informasi dan saran, tidak disertai

kecaman atau omelan terhadap ibu atau seseorang yang bermasalah.

Peserta diberi kesempatan untuk bertanya bukan hanya mendengarkan saja.

4.1.3.3.3.5 System Informasi Posyandu (SIP)

A. Pengertian

SIP adalah seperangkat alat penyusunan data/ informasi yang berkaitan

dengan kegiatan, kondisi dan perkembengan yang terjadi di setiap Posyandu.

B. Manfaat SIP antara Lain:

Menjadi bahan acuan bagi kader Posyandu untuk memahami permasalahan

sehingga bisa mengembangkan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan

kebutuhan sasaran.

Menyediakan informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai

pengelolaan Posyandu, agar berbagai pihak yang berperan dalam

pengelolaan Posyandu bisa menggunakannya untuk membina Posyandu

demi kepentingan masyarakat

C. Tujuan Format SIP

Tujuan format SIP adalah untuk menata dan menyederhanakan tugas

pencatatan kader yang sangat banyak; untuk melaksanakan hal ini, kader perlu

mendapatkan pelatihan pengisian format SIP terlebih dahulu.

142

Page 44: Pra Planning Pengkajian

D. Macam – Macam Format SIP:

1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, dan kematian ibu hamil,

melahirkan, nifas, berisi catatan dasar mengenai sasaran posyandu

2. Register bayi di wilayah kerja posyandu, berisi catatan pemberian pil besi,

vitamin A, oralit, tanggal imunisasi dan tanggal bayi meninggal di wilayah

layanan Posyandu tersebut.

3. Register anak balita di bawah wilayah kerja posyandu berisi catatan

mengenai pemberian pil besi, vitamin A, pemberian oralit pada anak balita di

wilayah kerja Posyandu

4. Register ibu hamil di wilayah kerja posyandu, berisi daftar hamil, catatan

umur kehamilan, pemberian pil tambah darah, imunisasi, dan pemberian

kapsul yodium, pemeriksaan kehamilan, resiko kehamilan, tanggal dan

penolong kehamilan.

5. Register WUS – PUS di wilayah kerja Posyandu, berisi daftar wanita dan

suami istri usia produktif yang memiliki kemungkinan mempunyai anak

(hamil).

6. Data penunjang posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan ibu hamil,

melahirkan/nifas, berisi catatan jumlah pengunjung (bayi, balita, WUS, PUS,

ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang hadir

(kader posyandu, kader PKK, PKB/PLKB, paramedis).

7. Data hasil kegiatan posyandu, berisi catatan jumlah ibu hamil

(yang diperiksa dan mendapat zat besi), jumlah ibu menyusui, peserta KB

yang dilayani, penimbangan balita, semua balita yang punya KMS, balita

yang timbanganya baik dan dibawah garis standar, balita yang mendapat

vitamin A, KMS yang yang dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat

sirup besi dan diimunisasi serta balita yang menderita diare.

E. Cara Mengisi Format SIP

1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, dan kematian ibu hamil,

melahirkan, nifas, dilaksanakan setiap bulan oleh kader dasa wisma dan

diserahkan kepada:

Ketua kelompok PKK, RW/Dusun/ Lingkungan melalui ketua

kelompok RT.

Ditembuskan kepada kader Posyandu di wilayah yang

bersangkutan.

143

Page 45: Pra Planning Pengkajian

2. Register bayi di wilayah kerja posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu

setiap bulan. Satu lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.

3. Register anak balita di bawah wilayah kerja posyandu, dilaksanakan oleh

kader posyandu setiap bulan. 1 lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.

4. Register ibu hamil di wilayah kerja posyandu, dilaksanakan oleh kader

posyandu setiap bulan. 1 lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.

5. Register WUS – PUS di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader

posyandu setiap bulan. 1 lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.

6. Data penunjang posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan ibu hamil,

melahirkan/nifas, dilaksanakan oleh kader posyandu setiap bulan setelah hari

buka posyandu (atau setiap ada kegiatan).

7. Data hasil kegiatan posyandu, dilaksanakan oleh kader posyandu setiap

bulan setelah hari buka posyandu (atau setiap kegiatan).

4.1.3.3.3.6 Masalah atau Kebutuhan

A. Pengertian

Masalah atau kebutuhan adalah keadaan-keadaan yang dianggap

mengganggu, menghambat atau mengurangi kesejahteraan hidup masyarakat.

Masalah atau kebutuhan yang menjadi perhatian kader posyandu adalah

masalah atau kebutuhan dari orang-orang yang menjadi sasaran kegiatan

posyandu:

Masalah dari kelompok sasaran umum; antara lain ibu hamil, ibu

menyusui/ibu nifas, bayi, balita dan PUS.

Masalah dari kelompok sasaran yang perlu perhatian segera antara lain:

Ibu hamil/menyusui/nifas: ibu hamil resiko tinggi, ibu hamil kurang gizi dan

anemia, ibu hamil berisiko.

Bayi/balita: BB lahir rendah, balita kurang gizi, balita yang belum

diimunisasi, rabun ayam, di daerah gondok, dengan nafas sesak,

mencret.

Pada saat ini, kader sebaiknya mengutamakan untuk memperhatikan

masalah gizi masyarakat, khususnya gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi atau

balita yang diakibatkan oleh krisis ekonomi.

144

Page 46: Pra Planning Pengkajian

B. Penilaian masalah

Penilaian masalah adalah pembahasan masalah-masalah yang berhasil

ditemukan kader di Posyandu untuk melihat apa penyebab dan akibat suatu

masalah.

Manfaat penilaian masalah antara lain:

Kader bisa menentukan masalah yang paling mendesak untuk

segera ditangani.

Kader bisa menentukan kegiatan yang tepat untuk menangani

suatu masalah.

Perlu diingat, kader posyandu bukanlah orang yang mampu memecahkan

masalah masyarakat, masyarakat sendirilah yang harus didorong agar

berusaha memecahkan masalah-masalah sendiri, dan sebaiknya

mencegahnya agar tidak terjadi

C. Kapan kader melakukan penilaian masalah?

Kader bisa melakukan penilaian masalah pada saat:

Kegiatan buka posyandu atau kegiatan pelayanan 5 meja karena pada saat

itu biasanya ditemukan sejumlah masalah peserta posyandu.

Kegiatan evaluasi bulanan bersama petugas sektor atau puskesmas untuk

merencanakan kegiatan posyandu bulan berikutnya.

Bahan-bahan yang bisa dipergunakan untuk melihat masalah:

Data KMS dan catatan kegiatan posyandu lainnya.

Buku Bantu kader.

D. Tiga jenis kegiatan:

1. Kegiatan oleh masyarakat

Melakukan kebiasaan hidup sehat dalam keluarga

Menggunakan pelayanan kesehatan yang terjamin untuk ibu hamil, bayi

serta balita yang sakit.

Melaksanakan anjuran-anjuran dari kader posyandu maupun petugas

lainnya.

2. Kegiatan oleh posyandu

Kegiatan-kegiatan posyandu yang paling dasar disebut sebagai

kegiatan paket pelayanan minimal posyandu yang terdiri dari kegiatan

145

Page 47: Pra Planning Pengkajian

perbaikan gizi, kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, pemantauan

kasus lumpuh layu, penanggulangan diare dan radang paru-paru

Kegiatan di luar paket minimal disebut paket pelayanan minimal

posyandu.

3. Pemberian rujukan oleh kader

Apabila kader tidak bisa membantu masyarakat untuk menangani

sesuatu masalah, kader memberikan rujukan ke puskesmas agar orang

tersebut segera ditangani oleh petugas kesehatan

Biasanya kader hanya merujuk ke puskesmas, kecuali untuk hal-hal

yang kelas gawat, kader sebaiknya menganjurkan segera dibawa ke

RS.

E. Pengertian Pemberian Rujukan

Pemberian rujukan adalah pemberian surat pengantar kepada orang yang

dianggap memiliki tanda-tanda masalah, biasanya ditujukan pada

puskesmas.

Meskipun pemberian rujukan merupakan tugas utama dari petugas

kesehatan yang bertugas di meja 5 pada hari posyandu, tetapi kader perlu

juga memberikan rujukan apabila diperlukan.

Biasanya kader memberikan rujukan pada meja 4 , tetapi bisa juga memberi

rujukan di luar hari posyandu, ketika menemukan masalah:

Keadaan anak lemah, lesu dan tidak bergairah

Suhu badannya tinggi

Rewel dan tidak mau makan

Tidak mau menetek

Memiliki bercak putih pada matanya

Badannya bercak merah

Ibu hamil yang mengalami tanda-tanda sebagai berikut :

Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm atau kurus

Kepala sering pusing

Penglihatan berkunang-kunang

Nafsu makan kurang

Kaki bengkak

Sesak napas

Orang sakit yang minta pertolongan kader

146

Page 48: Pra Planning Pengkajian

4.1.3.3.3.7 Diskusi Kelompok

A. Pengertian

Kegiatan diskusi kelompok di posyandu yaitu kegiatan di luar hari buka

POSYANDU untuk membahas suatu topik atau permasalahan, khususnya

mengenai topik kesehatan keluarga, ibu dan anak.

B. Perbedaan penyuluhan dengan diskusi kelompok

Penyuluhan

Penyuluhan adalah cara belajar yang kurang partisipatif atau tidak banyak

melibatkan peserta.

Penyuluh bersifat seperti guru dan lebih banyak memberitahu peserta

tentang cara pemecahan masalah.

Kegiatan diskusi kelompok

Cara belajar yang bersifat partisipatif atau melibatkan peserta secara

aktif. Pemimpin diskusi berperan sebagai pemandu.

Pemandu berperan untuk mendorong peserta agar aktif mengemukakan

pengalaman dan gagasan tentang cara pemecahan masalah. Pemandu

hanya memberi saran jika diperlukan.

C. Manfaat diskusi kelompok

Kegiatan belajar menjadi mudah dihayati

Menciptakan suasana belajar yang akrab dan santai sehingga masyarakat

tidak merasa seperti belajar di dalam kelas.

D. Tahap-Tahap Diskusi Kelompok:

a. Tahap persiapan

Mengundang peserta

Kader mengundang ibu-ibu saat hadir dalam hari buka posyandu.

Dalam 1 kelompok dibatasi 12-15 orang.

Menetapkan waktu pertemuan

Sebaiknya kegiatan diskusi dilakukan beberapa hari setelah posyandu.

Bisa juga dilakukan pada hari arisan atau pengajian, sesudah kegiatan

selesai.

147

Page 49: Pra Planning Pengkajian

Menetapkan tempat

Kader sebaiknya membuat pertemuan kelompok untuk ibu-ibu yang

rumahnya berdekatan (dasawisma).

Bisa dilaksanakan di rumah ibu-ibu atau kader atau di kantor posyandu,

sebaiknya ada tempat untuk duduk melingkar.

Pembagian tugas tim pemandu

Apabila dipandu 2 kader, tentukan siapa yang menjadi pemandu utama

dan pemandu pendamping.

Kader perlu membagi tugas siapa dan kapan akan mengundang kembali

ibu.

Persiapan materi belajar

Kader harus menguasai materi diskusi. Bacalah bahan mengenai materi

dari berbagai bacaan dan bahan pegangan kader.

b. Tahap pelaksanaan

Pengaturan tempat belajar

Semua peserta diatur bisa duduk melingkar, tanpa ada yang duduk di

belakang.

Kader membaur dengan peserta.

Pelaksanaan kegiatan belajar

Kader memandu kegiatan belajar sesuai topik yang dipersiapkan.

Kader menggunakan media untuk proses diskusi.

Diskusi sebaiknya tidak lebih 1 jam.

Kegiatan diskusi ditutup dengan rangkuman dan kesimpulan diskusi.

c. Tahap sesudah pelaksanaan

Mencatat hasil kegiatan pada buku Bantu kader.

E. Sikap pemandu yang baik

Bersikap sabar

Mendengarkan dan tidak mendominasi

Menghargai dan rendah hati

Mau belajar

Bersikap sederajat dan akrab

Tidak menggurui

Tidak memihak, menilai atau mengkritik

Bersikap terbuka

Bersikap positif

148

Page 50: Pra Planning Pengkajian

4.1.3.3.3.8 Menggerakkan Masyarakat

Kader perlu terus-menerus menggerakkan dan memotivasi ibu-ibu dan

masyarakat agar mau memanfaatkan pelayanan di posyandu. Karena tidak

gampang membuat masyarakat bersedia menanggapi suatu ajakan, apalagi

melaksanakan ajakan kita.

Bagaimana cara menggerakkan masyarakat?

Menggerakkan atau memotivasi ibu-ibu agar datang ke posyandu

merupakan seni dalam bekerja untuk masyarakat. Untuk menghadapi berbagai

alasan ibu-ibu yang sulit digerakkan atau dimotivasi antara lain dengan cara sbb:

Memberikan contoh langsung melalui penerapan hidup sehat pada

keluarga kader sendiri agar mereka tergerak untuk meniru.

Melakukan pendekatan individu melalui kunjungan rumah.

Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat yang bisa membantu

menggerakkan atau memotivasi masyarakat.

Mengembangkan kegiatan – kegiatan posyandu secara menarik dan

berdasarkan kebutuhan masyarakat, sehingga mereka merasakan

masyarakat.

4.1.3.3.3.9 Kunjungan Rumah

A. Pengertian dan Tujuan Kunjungan Rumah:

Kunjungan rumah adalah salah satu kegiatan kader posyandu yang

bertujuan untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat tentang kegiatan di

posyandu dan manfaatnya. Selain itu, kunjungan rumah juga dilakukan untuk

menggerakkan mereka agar mau ke posyandu.

B. Sasaran Kunjungan Rumah

Dalam menentukan sasaran yang perlu dikunjungi, kader bisa

mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:

Sasaran yang pernah datang ke posyandu tetapi kemudian tidak datang

lagi.

Sasaran yang tidak pernah datang ke posyandu dan tidak menggunakan

sarana kesehatan lainnya.

Sasaran yang perlu dikunjungi adalah sbb:

Ibu yang anak balitanya selama 2 bulan berturut-turut tidak hadir ke

posyandu.

149

Page 51: Pra Planning Pengkajian

Ibu yang anak balitanya belum mendapat vitamin A.

Ibu yang anak balitanya bulan lalu dikirim ke puskesmas karena: 2 bulan

berturut-turut BB tidak naik, BB di bawah garis merah, sakit.

Ibu hamil selama 2 bulan berturut-turut tidak mengadiri kegiatan

posyandu.

Ibu yang kehamilannya baru saja diketahui.

Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya.

Ibu hamil dan menyusui yang belum mendapat kapsul yodium.

Ibu yang mempunyai balita terlalu gemuk.

C. Langkah Kunjungan Rumah:

a. Tahap persiapan

Memilih sasaran yang akan dikunjungi

Pembagian tugas kader

Persiapan materi belajar.

b. Tahap pelaksanaan kunjungan

Kader mengucapkan salam dan beramah tamah terlebih dahulu sebelum

sampai pada tujuan pokok.

Kader menyampaikan tujuan kedatangan.

Kader kemudian berbincang dengan keluarga tentang keadaan ibu hamil/

menyusui,i bayi / balita.

Kader memberikan pil besi, vitamin A, yodium untuk balita apabila

diperlukan.

Sebelum berpamitan pulang, kader mengajak untuk menghadiri

posyandu.

c. Tahap sesudah kunjungan

Membuat catatan kegiatan pada buku bantu kader.

D. Saran – Saran Untuk Kader:

Banyak kader yang mengeluh bahwa kedatangan mereka seringkali

dianggap “gangguan” apalagi sasaran termasuk orang yang sulit didekati dan

diajak melaksanakan posyandu.

Beberapa saran agar kunjungan rumah berjalan baik:

Kader sebaiknya ramah, sabar, tidak menggurui, jangan sampai

memarahi atau mengomel.

150

Page 52: Pra Planning Pengkajian

Berikan penjelasan dengan cara sederhana, terutama manfaat

melaksanakan saran.

Laksanakan kunjungan rumah dengan santai, jangan berlama-lama.

Penggunaan media Bantu (kartu konseling) hanya untuk sasaran yang

telah menerima kedatangan kader.

4.1.3.3.3.10 Peningkatan Gizi Keluarga

A. Pengertian

Zat gizi adalah unsur yang diperlukan oleh tubuh agar seseorang hidup

sehat. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh bermacam-macam unsur sehingga

kita perlu makan berbagai jenis makanan.

Upaya memelihara gizi dalam keluarga perlu dilaksanakn terutam usia 0-5 tahun,

karena usia tersebut merupakan usia terpenting bagi pertumbuhan jasmani dan

perkembangan otak anak.

B. Tiga Kelompok Utama Zat Gizi

Makanan pokok dan lemak/minyak yaitu makanan yang dibutuhkan tubuh

agar kita punya tenaga, antara lain:

Makanan pokok, yaitu yang mengandung zat tepung seperti: beras,

jagung, gandum.

Makanan yang mengandung minyak atau lemak, seperti minyak,

mentega, santan.

Lauk pauk (protein), yaitu makanan yang dibutuhkan sebagai zat pembangun

tubuh dan otak kita antara lain :

Lauk pauk dari tumbuhan, seperti kacang, tahu, tempe.

Lauk pauk dari hewan, seperti telur, ayam, daging.

Sayur-sayuran dan buah-buahan yaitu makanan yang dibutuhkan agar tubuh

kuat, segar, tidak mudah sakit.

C. Masalah Gizi

Masalah gizi adalah masalah yang disebabkan oleh kekurangan gizi.

Meskipun anak tidak sakit dan makan banyak, apabila makanan itu tidak

memenuhi syarat gizi yang baik, maka tetap saja anak akan kekurangan gizi.

Akibat kekurangan gizi pada anak bisa sekarang dan bisa terjadi pada waktu

dewasa.

151

Page 53: Pra Planning Pengkajian

D. Cara menyusun menu bergizi

Menu yang sehat dan bergizi sebaiknya memenuhi ke 3 zat gizi utama.

Tidak perlu makanan yang mahal, gunakan bahan lokal, baik yang berasal

dari kebun/pekarangan.

Sayuran yang mudah diperoleh adalah daun singkong, labu, pucuk daun

labu, kangkung, kacang panjang.

Sebagai sumber protein, biasanya disesuaikan dengan bahan yang murah di

wilayah kita

Sebaiknya sebagian makanan digoreng agar mengandung minyak/ lemak

yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

E. Alasan yang menjadi penghambat perilaku makan yang sehat dari

masyarakat:

Rendahnya pengetahuan masyarkat tentang gizi.

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi bagi masa depan

anak.

Kebiasaan yang sulit diubah, misalnya : hanya makan ikan dan daging tanpa

sayuran sehingga pola makannya kurang seimbang.

Kepercayaan yang sulit diubah, misalnya:

Menganggap perlunya makanan tambahan setelah usianya beberapa hari

dan menganggap pemberian ASI eksklusif akan membuat bayi terasa

lapar.

Tidak memberi makan pada anak karena takut cacingan.

Anak gadis tidak boleh makan nanas atau pisang ambon.

F. Cara kader menghadapi tantangan ini:

Kader sebaiknya menguasai materi tentang gizi sehingga bisa memberi

penjelasan dengan tepat, praktis, sesuai keadaan.

Menggiatkan pelayanan posyandu untuk memperkenalkan cara

meningkatkan gizi keluarga, antara lain:

Kegiatan penyuluhan gizi.

Pemberian obat-obatan.

Pemberian makanan tambahan.

Demo mengolah makanan sehat.

Pemberian rujukan apabila menemukan kasus kurang gizi.

Menyelenggarakan “lomba balita sehat”.

152

Page 54: Pra Planning Pengkajian

Kader posyandu yang berhasil adalah kader yang bisa mendorong

masyarakat melaksanakan sendiri usaha-usaha meningkatkan kebiasaan

makanan bergizi.

4.1.3.4 Laporan Hasil Kegiatan Pelatihan Kader Posyandu “Kemuning” RW

VI Kelurahan Bumiayu

Pelatihan kader Posyandu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

kader dalam menjalankan Posyandu. Kegiatan dalam pelatihan ini meliputu

penjelasan tentang fungsi kader dan pembagian meja-meja dalam Posyandu.

Selain itu juga dilakukan simulasi terhadap tugas kader pada masing-masing

meja dan dilakukan buka bersama setelah kegiatan pelatihan berakhir. Kegiatan

tersebut dilakukan pada:

Hari/Tanggal : Selasa/10 Oktober 2006

Waktu : 16.00 – selesai

Tempat :Posko mahasiswa, Rumah Bpk. Totok, Perumahan

Puri Cempaka Putih II blok AO-42 Kel. Bumiayu

Topik :Pelatihan Kader Posyandu “Kemuning” tentang

tugas Kader dan fungsi meja dalam Posyandu.

Penyampaian materi : Endah Silfiyanti

Pemberi Simulasi :

Meja I: Indah Anggraeni

Meja II: Agustin Khusnul Chotimah

Meja III: Nia Agustiningsih

Meja IV: Nur Aini

Meja V:Ismatul Quddus

Peserta : Kader Posyandu “Kemuning” RW VI kelurahan

Bumiayu.

Penanggung Jawab : Agustin Khusnul C, Endah Silfiyanti, Nur Aini.

4.1.3.4.1 Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1. Pembukaan dan sambutan

Acara dimulai dengan pembacaan doa sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing yang dipimpin oleh MC kemudian dilanjutkan

dengan pemberitahuan maksud dan tujuan dilakukan pelatihan.

153

Page 55: Pra Planning Pengkajian

2. Penyajian Materi

Sebelum dimulai penyajian materi, pemateri memberikan pertanyaan-

pertanyaan tentang:

Apa pengertian dari Posyandu?

Apa tugas dari Kader Posyandu?

Setelah dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan pembuka itu maka dilanjutkan

dengan penyajian materi seperti yang terlampir dalam SAP.

3. Evaluasi

Evaluasi Proses

Acara dimulai pukul16.00 WIB, kader Posyandu yang hadir 7 orang dari

12 kader yang diundang sedangkan ketua PKK tidak dapat hadir.

Pemberian materi berjalan sesuai rencana dimana peserta antusias

bertanya kepada pemateri juga menjawab pertanyaan yang diajukan

pemateri. Setelah dilakukan pemberian materi kemudian dilakukan

simulasi, dimana peserta membagi diri mereka sendiri sesuai dengan

kebiasaan tugas mereka di masing-masing meja. Setelah semua

membagi diri kemudian mahasiswa juga menempatkan diri sesuai dengan

pembagian meja yang telah ditentukan. Pada masing-masing meja

mahasiswa membantu mengarahkan cara-cara kerja sesuai dengan meja

masing-masing.

Meja I : mahasiswa membantu dengan mengarahkan tentang

cara-cara mendaftar dalam buku pendaftaran.

Meja II : mahasiswa membantu dengan mengarahkan dan

memberikan simulasi tentang cara penimbangan yang benar (sesuai

dengan 9 langkah penimbangan).

Meja III : mahasiswa membantu dengan mengarahkan dan

memberikan simulasi tentang cara mencatat yang benar.

Meja IV : mahasiswa membantu dengan mengarahkan cara

melakukan penyuluhan.

Setelah dilaksanakan simulasi, kemudian diberikanlah pengarahan dari

Bapak Agus. Peserta sangat antusias dan sangat memperhatukan pengarahan

yang diberikan dan banyak pertanyaan yang diajukan.

Setelah rangkaian acara dilaksanakan kemudian acara ditutup dengan

pembacaan doa dan dilanjutkan dengan acara buka bersama. Setelah buka

154

Page 56: Pra Planning Pengkajian

bersama selesai maka peserta dapat pulang ke rumah masing-masing. Acara

pelatihan benar-benar selesai pada pukul 18.15 WIB.

Pertanyaan yang muncul dari peserta antara lain:

1. Bagaimana cara memotivasi masyarakat yang berlatar belakang orang

tuanya kerja untuk mengikuti Posyandu?

2. Bagaimana cara memberikan penyuluhan jika yang mengantarkan

Posyandu adalah pembantunya?

3. Bagaimana cara melakukan pendokumentasian yang benar?

4. Bagaimana cara mengisi balok SKDN

Evaluasi Hasil

Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diberikan pemateri.

4.1.3.3 Masalah Pada Remaja

4.1.3.3.1 Narkoba

4.1.3.3.1.1 Pre-planning Kegiatan Penyuluhan Narkoba di RW VI Kelurahan

Bumiayu-Malang

A. Latar Belakang

Remaja merupakan komponen masyarakat yang memiliki peranan yang

sangat penting. Baik tidaknya suatu masyarakat di masa depan sangat

tergantung dari kondisi remajanya saat ini. Meskipun memiliki potensi yang

sangat besar, namun usia remaja juga merupakan tahapan usia yang rentan

terutama oleh pengaruh buruk dari luar. Salah satu bentuk pengaruh sangat

buruk yang ditakuti saat ini adalah narkoba.

Jumlah remaja di RW VI Kelurahan Bumiayu cukup banyak. Persentase

remajanya sekitar 10,29%. Dari jumlah ini, berdasarkan jumlah angket yang

disebarkan (88 angket), sekitar 10,34% remaja diwilayah ini memiliki riwayat

penggunaan narkoba. Hal ini cukup memprihatinkan mengingat begitu besarnya

bahaya yang diakibatkan oleh narkoba. Selain dapat menimbulkan gangguan

psikologis, narkoba juga dapat menimbulkan gangguan yang bersifat fisik.

Narkoba dapat merusak sistem saraf, kardiovaskuler, paru dan berbagai organ

penting lainnya. Narkoba juga dapat menimbulkan gangguan sosial. Para

pengguna narkoba merupakan orang-orang yang biasanya bersikap antisosial

155

Page 57: Pra Planning Pengkajian

dan introvert. Mereka cenderung menutup diri dari pergaulan masyarakat. Semua

dampak negatif penggerak masyarakat akan berbalik menjadi beban masyarakat.

Biasanya penggunaan narkoba dikalangan remaja awalnya hanya bersifat

ikut-ikutan dan coba-coba. Mereka merasa gengsi jika tidak memakai narkoba.

Hal ini terjadi karena kurang pengetahuan mereka akan narkoba terutama

bahaya yang ditimbulkan akibat memakai narkoba. Karena itulah diperlukan

upaya bersama dari semua komponen masyarakat untuk memangkas peredaran

narkoba dan mencegah generasi bangsa dari kehancuran akibat penggunaan

narkoba. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan meningkatkan

pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba melalui penyuluhan-penyuluhan

“Narkoba” sehingga mereka dapat melakukan proteksi diri agar tidak terjerumus

untuk memakai narkoba.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang Narkoba, remaja di RW VI

Kelurahan Bumiayu dapat memahami tentang narkoba.

2. Tujuan Khusus

Peserta penyuluhan (remaja) mampu menjelaskan pengertian narkoba

Peserta penyuluhan (remaja) dapat menyebutkan jenis dan bentuk

narkoba

Peserta penyuluhan (remaja) dapat menyebutkan gejala-gejala

pemakaian narkoba

Peserta penyuluhan (remaja) dapat menyebutkan penyakit/gangguan

akibat penggunaan narkoba

Peserta penyuluhan dapat menjelaskan cara pencegahan diri agar tidak

terjerumus dalam pemakaian narkoba

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Oktober 2006

Waktu : 19.30 WIB

Sasaran : Seluruh remaja RW VI Kel. Bumiayu

Tempat : Di rumah Ketua RW (Pak Soehermanto)

Penanggung Jawab : Ismatul Quddus dan Nia Agustiningsih

156

Page 58: Pra Planning Pengkajian

D. SUSUNAN KEGIATAN

1. Pembukaan acara dari Ketua RW, Sekretaris RW dan wakil dari pihak

pemuda

2. Pemilihan pengurus perkumpulan muda-mudi

3. Penyuluhan tentang narkoba

E. EVALUASI

1. Evaluasi Proses

Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awal hingga akhir.

2. Evaluasi Hasil

Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

4.1.3.3.1.2 Satuan Acara Penyuluhan Narkoba

A. Tujuan

Memberikan informasi tentang narkoba meliputi: definisi, jenis-jenis,

bentuk, gejala pemakaian, gangguan/penyakit akibat penggunaan narkoba, dan

pencegahan diri terhadap narkoba

B. Tempat dan Waktu

Sasaran : Remaja di RW VI Puri Cempaka Putih Kelurahan Bumiayu

Tempat : Rumah Pak Hermanto (Ketua RW) PCP blok AP-12

Waktu : 19.30 - selesai

C. Alat

Leaflet

Flip chart

D. Metode

Diskusi

Tanya jawab

E. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Persiapan

Membuat kontrak dengan remaja di RW VI

Menyiapkan alat-alat yang diperlukan

2. Orientasi

a.Salam terapeutik

Salam.

Perkenalan nama mahasiswa

157

Page 59: Pra Planning Pengkajian

b.Evaluasi/validasi

Menanyakan kabar peserta saat ini.

Menanyakan persepsi peserta tentang narkoba selama ini.

3. Tahap Kerja

a. Tanyakan pendapat peserta tentang narkoba.

b. Jelaskan hal-hal yang berkaitan dengan narkoba.

c. Dorong peserta untuk memberikan pendapat

sehubungan dengan penjelasan yang telah diberikan

d. Berikan pujian atas kemampuan peserta untuk

memberikan pendapat.

e. Berikan leaflet yang telah kita sediakan kepada para

peserta.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

Memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta

untuk mengevaluasi tingkat pengetahuannya setelah diberi informasi

tentang narkoba.

Memberikan reinforcement atas kemampuan peserta

dalam menjawab pertanyaan.

b.Tindak lanjut

Menganjurkan peserta untuk menghindari penggunaan narkoba dan

lebih waspada terhadap ancaman narkoba.

4.1.3.3.1.3 Materi Narkoba

A. Definisi

Narkoba adalah kepanjangan dari narkotik dan obat berbahaya. Yang

termasuk narkotika adalah ganja, heroin atau putau dan kokain. Sedang obat

berbahaya adalah zat adiktif yang yang bisa menimbulkan ketagihan atau

kecanduan, seperti sabu, ecstasy dan pil koplo. Sebetulnya ada satu jenis lagi

barang berbahaya, yaitu minuman keras yang mengandung kadar alkohol tinggi.

B. Jenis-jenis Narkoba

1. Opium : jus dari bunga opium, Papaver somniverum.

2. Candu : Getah tanaman Papaver Somniferum.

158

Page 60: Pra Planning Pengkajian

3. Morfin: hasil olahan dari opium/candu mentah. Rasanya pahit, berbentuk

tepung halus putih atau cairan berwarna.

4. Heroin ( putaw): obat bius yang sangat kuat efeknya.

5. Codein: turunan dari candu/ opium.

6. Methadone: narkotika sintetis.

7. Kokain : zat adiktif yang sangat berbahaya berasal dari tanaman

Erythroxylon coca.

8. Ganja : terbuat dari daun Canabis Sativa.

9. Ecstasy: mendorong pemakai untuk aktivitas yang berlebihan dan dapat

mengalami dehidrasi ( kekurangan cairan ).

10. Shabu-shabu: nama aslinya methamphetamine, berbentuk seperti gula

atau penyedap masakan, tidak berwarna dan tidak berbau.

C. Bentuk-Bentuk Narkoba

1. Adonan : candu.

2. Tepung halus : morfin, heroin, shabu-shabu.

3. Cairan berwarna atau jernih: heroin, codein.

4. Tablet / pil / kapsul: heroin, codein, methadone, kokain, ekstasi.

5. Daun: ganja

D. Gejala-Gejala Pemakaian Narkoba Yang Berlebihan

1. Opiat

Pada orang-orang memakai narkoba jenis opiat ditemukan gejala-gejala;

perasaan senang dan bahagia, acuh tak acuh,malas bergerak, sering

mengantuk, mual, bicara cadel, pupil mata mengecil dan adanya gangguan

perhatian/daya ingat

2. Ganja

Pada pemakai ganja terdapat gejala-gejala; perasaan senang dan

bahagia, santai dan lemah, sikap acuh tak acuh, mata merah, nafsu makan

meningkat dan mulut kering. Disamping gejala-gejala tersebut, pada pemakai

ganja ditemukan pula adanya pengendalian diri yang kurang, sering

menguap/mengantuk, konsentrasi yang kurang dan depresi.

3. Amfetamin (shabu, ekstasi)

159

Page 61: Pra Planning Pengkajian

Pada pemakai narkoba dengan jenis amfetamin ditemukan adanya

gejala-gejala; kewaspadaan yang meningkat, bergairah, rasa senang dan

bahagia, pupil mata melebar, denyut nadi dan tekanan darah meningkat,

insomnia dan nafsu makan yang berkurang

4. Kokain

Pemakai narkoba jenis kokain sering menunjukkan gejala-gejala; denyut

jantung yang cepat (takikardi), gelisah, euphoria (rasa gembira berlebihan) harga

diri yang meningkat, banyak bicara, kewaspadaan meningkat, kejang, pupil

melebar dan tekanan darah meningkat. Disamping itu, pada pengguna narkoba

jenis ini terdapat gejala-gejala berkeringat/rasa dingin,mual/muntah, mudah

berkelahi, psikosis, perdarahan otak, penyumbatan pembuluh darah, nystagmus

horisontal/mata bergerak tak terkendali serta distonia (kekakuan otot leher) 

5. Alkohol

Pada orang-orang yang mengkonsumsi alkohol, sering ditemukan gejala-

gejala; bicara cadel, jalan sempoyongan, wajah kemerahan, banyak bicara,

mudah marah, gangguan pemusatan perhatian serta nafas bau alkohol 

6. Benzodiazepin (pil nipam, BK, mogadon)

Narkoba jenis Benzodiazepin menimbulkan gejala-gejala; Bicara cadel,

Jalan sempoyongan, wajah kemerahan, banyak bicara, mudah marah dan

gangguan pemusatan perhatian

E. Tanda-Tanda Kemungkinan Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif

a. Fisik

Tanda-tanda fisik yang menunjukkan adanya kemungkinan

penyalahgunaan Narkoba adalah: berat badan turun drastis, mata terlihat cekung

dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman. Pada tangan penuh dengan

bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan ada tanda bekas luka

sayatan, goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan. Buang air

besar dan kecil kurang lancar serta sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang

160

Page 62: Pra Planning Pengkajian

jelas juga dapat menjadi tanda-tanda fisik kemungkinan penyalahgunaan

narkoba.

b. Emosi

Perubahan emosi yang menunjukkan kemungkinan penyalahgunaan

narkoba adalah; sangat sensitif dan cepat bosan, bila ditegur atau dimarahi, dia

malah menunjukkan sikap membangkang. Emosinya naik turun dan tidak ragu

untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadap anggota keluarga atau

orang di sekitarnya.

c. Perilaku

Perubahan perilaku yang dapat menjadi tanda-tanda seseorang

kemungkinan menggunakan narkoba adalah, malas dan sering melupakan

tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya, menunjukkan sikap tidak peduli dan

jauh dari keluarga, Mereka juga sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal

keluarga, pergi tanpa pamit dan pulang lewat tengah malam . Untuk memenuhi

kebutuhannya akan narkoba, mereka dapat melakukan berbagai cara

diantaranya suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan

menggadaikan barang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan barang-

barang berharga miliknya, banyak yang hilang serta selalu kehabisan uang.

Perilaku yang lain yang sering ditunjukkan oleh pemakai narkoba adalah

waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang

yang gelap, kamar mandi, atau tempat-tempat sepi lainnya serta takut akan air.

Jika terkena akan terasa sakit – karena itu mereka jadi malas mandi. Sering

batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala “putus

zat”. Sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada

maunya, seperti saat membutuhkan uang untuk beli obat

Tanda-tanda perubahan perilaku lainnya adalah sering berbohong dan

ingkar janji dengan berbagai macam alasan, mengalami jantung berdebar-debar,

Sering menguap, mengeluarkan air mata berlebihan, mengeluarkan keringat

berlebihan.Pemakai narkoba juga sering mengalami mimpi buruk, nyeri kepala,

serta nyeri/ngilu sendi-sendi

161

Page 63: Pra Planning Pengkajian

F. Ancaman Medis Akibat Penggunaan Narkoba

Penggunaan narkoba dapat menimbulkan berbagai ancaman medis

diantaranya adalah HIV, Hepatitis dan beberapa penyakit menular lainnya,

penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit gangguan pernapasan, penyakit

nyeri lambung, penyakit kelumpuhan otot, penyakit gagal ginjal, penyakit

neurologist, penyakit kelainan mental, penyakit kelainan hormon, penyakit kanker

serta penyakit gangguan kehamilan

G. Pengobatan Narkoba

Pengobatan narkoba dapat dilakukan dengan metoda pengobatan adiksi

(detoks), pengobatan infeksi, rehabilitasi dan pelatihan mandiri

H. Pencegahan Narkoba

Penyebaran narkoba dapat dicegah dengan cara memperkuat keimanan,

memilih lingkungan pergaulan yang sehat, komunkasi yang sehat serta

menghindari pintu masuk narkoba yaitu rokok

I. Pertolongan Pertama

Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum

banyak, makan makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan

perhatiannya dari narkoba. Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter.

Pengguna harus diyakinkan bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak dalam

3-5 hari dan setelah 10 hari akan hilang.

Empat Cara Alternatif Menurunkan Risiko atau "Harm Reduction":

1. Menggunakan jarum suntik sekali pakai

2. Mensuci hamakan (sterilisasi) jarum suntik

3. Mengganti kebiasaan menyuntik dengan menghirup atau oral dengan tablet

4. Menghentikan sama sekali penggunaan narkoba

J. Detoksifikasi

162

Page 64: Pra Planning Pengkajian

Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau

adiktif lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat

adiktif yang dipakai atau dengan penurunan dosis obat pengganti.

Detoksifikasi bisa dilakukan dengan berobat jalan atau dirawat di rumah

sakit. Biasanya proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai

tiga minggu, hingga hasil tes urin menjadi negatif dari zat adiktif.

K. Rehabilitasi

Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif),

tubuh secara fisik memang tidak “ketagihan” lagi, namun secara psikis ada rasa

rindu dan kangen terhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan

perasaan sang pecandu. Sehingga sangat rentan dan sangat besar

kemungkinan kembali mencandu dan terjerumus lagi.

Untuk itu setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan proteksi lingkungan

dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan

memasukkan mantan pecandu ke pusat rehabilitasi.

L. Undang-Undang Narkotika (No. 22/1997)

1. Menanam atau memelihara tanaman penghasil narkoba : hukuman 10

tahun + denda max Rp. 500 juta/

2. Memproduksi narkotika : hukuman 7 tahun s.d pidana mati / seumur

hidup + denda Rp. 200 juta s.d 1 milyar.

3. Membawa atau mengirimkan narkotika : hukuman 7 tahun s.d 15 tahun +

denda Rp. 250 juta s.d 750 juta.

4. Mengedarkan narkotika : hukuman 5 tahun s.d 15 tahun + denda Rp. 250

juta s.d Rp 750 juta.

5. Menggunakan narkotika : hukuman 1 tahun s.d 4 tahun

M. Sumber Pertahanan Diri Pengguna Narkoba

1. Komunikasi yang efektif.

2. Sistem pendukung sosial yang kuat.

3. Alternatif kegiatan yang menyenangkan.

4. Teknik reduksi stres.

5. Ketrampilan kerja.

163

Page 65: Pra Planning Pengkajian

6. Motivasi untuk mengubah perilaku

4.1.3.3.2 Kesehatan Reproduksi Remaja

4.1.3.3.2.1 Rancangan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja

di RW VI Kelurahan Bumiayu Malang

A. Latar Belakang

Remaja merupakan komponen masyarakat yang memiliki peranan yang

sangat penting. Baik tidaknya suatu masyarakat di masa depan sangat

tergantung dari kondisi remajanya saat ini. Meskipun memiliki potensi yang

sangat besar, namun usia remaja juga merupakan tahapan usia yang rentan

terutama oleh pengaruh buruk dari luar. Salah satu bentuk pengaruh sangat

buruk yang ditakuti selain narkoba adalah free sex akibat pergaulan bebas.

Free sex pada remaja diakibatkan karena kurangnya pengetahuan remaja

tentang kesehatan reproduksi, alat-alat reproduksi dan perubahan-perubahan

yang terjadi pada tumbuh kembang remaja. Remaja perlu mengetahui komponen

tersebut agar mereka mampu mengendalikan perilakunya. Remaja harus

mengerti bahwa begitu dia mendapatkan menstruasi atau mimpi basah maka

secara fisik dia telah siap dihamili atau menghamili. Bisa hamil atau tidaknya

remaja putri bila melakukan hubungan seksual tidak tergantung pada berapa kali

dia melakukan hubungan seksual tetapi tergantung pada kapan dia melakukan

hubungan seksual (dikaitkan dengan siklus kesuburan) dan apakah sistem

reproduksinya berfungsi dengan baik (tidak mandul). Banyak remaja yang tidak

mengetahui akan hal ini, sehingga mereka menyangka bahwa untuk hamil orang

harus terlebih dahulu melakukan hubungan seksual berkali-kali. Jadi, remaja

sangat perlu mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja agar memiliki

informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang

ada di sekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki

sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.

Dari uraian diatas penyuluhan tentang “Kesehatan Reproduksi Remaja” perlu

diadakan untuk meningkatkan pengetahuan remaja.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

164

Page 66: Pra Planning Pengkajian

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan para peserta dapat mengerti

tentang kesehatan reproduksi remaja.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, para remaja dapat:

menjelaskan tentang pengertian reproduksi, kesehatan

reproduksi, dan kesehatan reproduksi remaja.

menjelaskan tentang perubahan yang dialami pada masa remaja

menyebutkan bagian–bagian alat reproduksi pada laki- laki dan

perempuan

C. Pelaksanaan Kegiatan

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Oktober 2006

Waktu : 19.30 WIB

Sasaran : Seluruh remaja RW VI Kel. Bumiayu

Tempat : Rumah Ketua RW (Pak Soehermanto)

Penanggung Jawab : Ismatul Quddus dan Nia Agustiningsih

D. Susunan Kegiatan

1. Pembukaan acara dari Ketua RW, Sekretaris RW dan wakil dari pihak

pemuda

2. Pemilihan pengurus perkumpulan muda-mudi

3. Penyuluhan tentang narkoba

4. Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja

4.1.3.3.2.2 Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Tema : Kesehatan Reproduksi Remaja

Sasaran : Seluruh remaja RW VI Puri Cempaka Putih II Kel. Bumiayu

Tempat : Rumah Pak Soehermanto (Ketua RW VI) Puri Cempaka Putih II

Kel. Bumiayu

Hari/Tanggal : Sabtu/7 Oktober 2006

Waktu : 30 menit

Metode : Ceramah

Materi : Terlampir

I. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan para peserta dapat mengerti

tentang kesehatan reproduksi remaja.

II. Tujuan Khusus

165

Page 67: Pra Planning Pengkajian

Setelah dilakukan penyuluhan, para remaja dapat:

menjelaskan tentang pengertian reproduksi, kesehatan

reproduksi, dan kesehatan reproduksi remaja.

menjelaskan tentang perubahan yang dialami pada masa remaja

menyebutkan bagian–bagian alat reproduksi pada laki- laki dan

perempuan

III. Media

Lembar balik (flipchart), Leaflet

IV. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan

Peserta

1 3 Menit Pembukaan

Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

Memberikan pertanyaan tentang

kesehatan reproduksi (pre test)

Menjawab

salam,

memperhatikan,

mendengarkan,

menjawab

pertanyaan pre

test

2 17 Menit Pelaksanaan

Menjelaskan tentang pengertian

reproduksi dan kesehatan reproduksi

Menjelaskan tentang bagian – bagian

dari alat reproduksi laki – laki dan

perempuan

Menjelaskan pengertian kesehatan

reproduksi remaja dan perubahan –

perubahan yang terjadi pada masa

remaja

Memberikan kesempatan pada peserta

(para remaja) untuk bertanya

Mendengarkan

dan

memperhatikan

Bertanya

3 7 Menit Evaluasi

Menanyakan kepada peserta (remaja)

tentang materi yang diberikan

Memberikan reinforcement kepada

peserta (para remaja) atas jawaban yang

Menjawab

pertanyaan (post

test)

166

Page 68: Pra Planning Pengkajian

diberikan

4 3 Menit Terminasi

Mengucapkan terima kasih atas

perhatian dan peran serta

Mendengar dan

menjawab salam

V. Evaluasi

Evaluasi Proses

Mengetahui jalannya pelaksanaan acara, kelancaran acara maupun

antusiasme peserta penyuluhan.

Evaluasi Hasil

Mengetahui keberhasilan pencapaian target sesuai dengan yang ditetapkan:

1. Peserta dapat menjelaskan pengertian reproduksi, kesehatan reproduksi

dan kesehatan reproduksi remaja

2. Peserta dapat menyebutkan bagian – bagian alat reproduksi pada laki –

laki dan perempuan

3. Peserta dapat menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi remaja

4. Peserta dapat menyebutkan perubahan – perubahan yang terjadi pada

masa remaja

4.1.3.3.2.3 Materi Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

1. Definisi

Reproduksi Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re = kembali

dan produksi = membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai

arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan

demi kelestarian hidup.

Kesehatan Reproduksi (Kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental

dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi,

peran & sistem reproduksi.

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang

menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh

remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit

atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial

kultural.

2. Mengapa remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi?

167

Page 69: Pra Planning Pengkajian

Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang

benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada

disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap

dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.

3. Perubahan yang terjadi saat Remaja

a) Perubahan fisik

Tubuh mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan

yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan dan laki-laki

memasuki usia antara 9 sampai 15 tahun, pada saat itu mereka tidak

hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja, tetapi terjadi juga

perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk

bereproduksi atau berketurunan.

Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering

dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya

menstruasi (pada perempuan) atau mimpi basah (pada laki-laki).

Datangnya menstruasi dan mimpi basah pertama tidak sama pada setiap

orang. Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Salah

satunya adalah karena gizi. Saat ini ada seorang anak perempuan yang

mendapatkan menstrusi pertama (menarche) di usia 8-9 tahun. Namun

pada umumnya sekitar 12 tahun.

b) Perubahan emosinal

Remaja juga mengalami perubahan emosional yang kemudian tercermin

dalam sikap dan tingkah laku. Perkembangan kepribadian pada masa ini

dipengaruhi tidak saja oleh orangtua dan lingkungan keluarga, tetapi juga

lingkungan sekolah, ataupun teman-teman pergaulan di luar sekolah.

4. Mengapa remaja perlu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi

saat remaja?

Remaja perlu mengetahui perubahan di atas agar mereka mampu

mengendalikan perilakunya. Remaja harus mengerti bahwa begitu dia

mendapatkan menstruasi atau mimpi basah maka secara fisik dia telah siap

dihamili atau menghamili. Bisa hamil atau tidaknya remaja putri bila

melakukan hubungan seksual tidak tergantung pada berapa kali dia

melakukan hubungan seksual tetapi tergantung pada kapan dia melakukan

168

Page 70: Pra Planning Pengkajian

hubungan seksual (dikaitkan dengan siklus kesuburan) dan apakah sistem

reproduksinya berfungsi dengan baik (tidak mandul). Banyak remaja yang

tidak mengetahui akan hal ini, sehingga mereka menyangka bahwa untuk

hamil orang harus terlebih dahulu melakukan hubungan seksual berkali-kali.

5. Apa yang perlu kita ketahui tentang alat reproduksi kita?

Alat Reproduksi Perempuan

Bagian luar:

a) Bibir luar/labia majora

b) Bibir dalam/labia minora

c) Kelentit (clitoris) yang sangat peka karena banyak saraf, ini

merupakan bagian yang paling sensitif dalam meneriman

rangsangan seksual.

d) Lubang kemaluan (lubang vagina) terletak antara lubang kencing

dan anus (dubur)

e) Rambut kemaluan yang tumbuhnya saat perempuan memasuki usia

pubertas

Bagian dalam:

a) Vagina (liang kemaluan/liang senggama), bersifat elastis dan dapat

membesar serta memanjang sesuai kebutuhan fungsinya sebagai

organ baik saat berhubungan seks, jalan keluarnya bayi saat

melahirkan atau saluran keluarnya darah saat haid.

b) Mulut rahim (cervix), saat berhubungan seks, sperma yang

dikeluarkan penis laki-laki di dalam vagina akan masuk ke dalam

mulut rahim hingga bertemu sel telur perempuan.

c) Mulut rahim (cervix), adalah tempat rumbuhnya janin hingga

dilahirkan. Rahim dapat membesar dan mengecil sesuai kebutuhan

(hamil dan setelah melahirkan).

d) Dua buah saluran telur (tuba fallopi) yang terletak disebelah kanan

dan kiri rahim. Sel telur yang sudah matang atau yang sudah

dibuahi akan disalurkan ke dalam rahim melalu saluran ini.

e) Dua buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri. Ketika seorang

perempuan lahir, ia sudah memiliki ovarium yang mempunyai

169

Page 71: Pra Planning Pengkajian

sekitar setengah juta ova (cikal bakal telur). Tiap ova punya

kemungkinan untuk bekembang menjadi telur matang. Dari sekian

banyak ova, hanya sekitar 400 saja yang berhasil berkembang

menjadi telur semasa usia produktif perempuan.

Alat Reproduksi Laki-Laki

1. Zakar atau penis.

Berbentuk buat memanjang dan memiliki ujung berbentuk seperti helm

disebut Glans. Ujung penis ini dipenuhi serabut saraf yang peka. Penis

tidak memiliki tulang, hanya daging yang dipenuhi dengan pembuluh

darah. Penis dapat menegang yang disebut ereksi. Ereksi terjadi karena

rangsangan yang membuat darah dalam jumlah besar mengalir dan

memenuhi pembuluh darah yang ada di dalam penis, dan membuat penis

menjadi besar, tegang dan keras.

2. Buah zakar atau testis.

Jumlahnya dua berbentuk bulat lonjong dan menggantung pada pangkal

penis. Testis inilah yang menghasilkan sel kelamin pria (sperma).

3. Saluran zakar atau uretra.

Berfungsi untuk mengeluarkan air mani dan air seni.

4. Kantong pelir atau skrotum

Merupakan lapisan kulit yang agak berkerut membentuk kantong yang

menggelantung di belakang penis. Skrotum gunanya untuk mengontrol

suhu dari testis, yaitu 6 derajat celcius lebih rendah dari suhu bagian

tubuh lainnya agar testis dapat berfungsi menghasilkan sperma.

5. Epididimis

Merupakan tempat pematangan sperma sesudah dibentuk dalam testis

6. Saluran sperma atau vas deferens.

7. Seminal Vesicle

Berguna untuk memproduksi semacam gula. Ini berguna sebagai sumber

kekuatan untuk sperma agar dapat bertahan hidup dan berenang mencari

telur di dalam alat reproduksi perempuan. Pada saat ejakulasi seminal

vesicle mengalirkan gula tersebut ke vas deferens.

170

Page 72: Pra Planning Pengkajian

8. Kelenjar prostat

Merupakan kelenjar yang menghasilkan cairan yang berisi zat makanan

untuk menghidupi sperma.

9. Bladder (kandung kencing)

Merupakan tempat terkumpulnya air seni yang nantinya disalurkan ke

uretra ketika buang air kecil.

4.1.3.3.2.4 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Narkoba Dan Kesehatan

Reproduksi

Penyuluhan tentang Narkoba dan Kesehatan Reproduksi Remaja

dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2006 pada waktu yang sudah ditentukan.

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah ketua RW VI (Bapak

Soehermanto). Peserta penyuluhan terdiri remaja di kelurahan Bumiayu yang

mengikuti kegiatan pembentukan karang taruna. Sebagai pemateri dari

penyuluhan ini adalah mahasiswa PSIK FKUB dengan penanggung jawab

kegiatan adalah Ismatul Quddus dan Nia Agustiningsih

Hari/Tanggal : Sabtu / 7 Oktober 2006

Waktu : 20.00 – selesai

Tempat : Rumah Ketua RW VI (Pak Soehermanto) Puri

Cempaka Putih II Kel. Bumiayu

Topik : Narkoba dan Kesehatan Reproduksi Remaja

Penyuluh : Ismatul Quddus, Nia Agustiningsih

Peserta : Remaja yang mengikuti kegiatan pembentukan

karang taruna

Penanggung Jawab : Ismatul Quddus, Nia Agustiningsih

I. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta

Setelah memberi salam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu

menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi

disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk

171

Page 73: Pra Planning Pengkajian

mengetahui tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi yang akan

diberikan.

Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:

1. Apa yang anda ketahui tentang pengertian narkoba?

2. Sebutkan jenis-jenis narkoba?

3. Sebutkan gejala-gejala pada orang yang memakai narkoba.

4. Apa yang anda ketahui tentang kesehatan reproduksi?

5. Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada saat remaja?

2. Tahap Penyajian Materi

Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada

SAP.

3. Evaluasi

Evaluasi Proses

Peserta yang hadir berjumlah 30 orang. Pelaksanaan penyuluhan

berjalan sesuai rencana dimana peserta antusias bertanya kepada

pemateri juga menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri. Sebagian

peserta juga bertanya tentang seputar Narkoba dan Kesehatan

Reproduksi di sela-sela diskusi dan tanya jawab. Pertanyaan yang

muncul antara lain:

1. Apakah gejala-gejala yang muncul pada pemakai narkoba?

2. Apakah pendidikan kesehatan reproduksi itu perlu diberikan pada

remaja?

3. Siapa saja yang perlu memberikan pendidikan kesehatan

reproduksi?

4. Apa saja materi yang perlu disampaikan saat memberikan

pendidikan tentang kesehatan reproduksi pada remaja?

5. Apakah zat adiktif itu termasuk narkoba dan apa saja contohnya?

6. Apakah pada pemakai narkoba terjadi penurunan ukuran organ

vital?

Evaluasi Hasil

Peserta diberikan beberapa pertanyaan yang isinya sama dengan

saat sebelum penyuluhan. Peserta yang hadir 80% mampu menjawab

pertanyaan dari mahasiswa tentang materi yang telah disampaikan.

172

Page 74: Pra Planning Pengkajian

Sedangkan pada saat pre-test peserta hanya mampu menjawab 45% dari

pertanyaan yang diajukan Hal ini membuktikan bahwa peserta

memperhatikan materi yang disampaikan dan terjadi peningkatan

pengetahuan setelah diberikan penyuluhan.

4.1.4 Kegiatan di Puskesmas

4.1.4.1 Persiapan Kegiatan

Sebelum memulai kegiatan di puskesmas, kegiatan yang dilakukan

adalah:

1. Menemui pembimbing lahan dan kepala Puskesmas Arjowinangun untuk

mendapatkan pengarahan dan menentukan lokasi praktik di masyarakat.

2. Mengatur pembagian shift jaga di Puskesmas Arjowinangun

4.1.4.2 Pelaksanaan Kegiatan

1. Mahasiswa yang bertugas di Puskesmas datang pada pukul 07.30 WIB dan

mengikuti kegiatan yang ada di puskesmas. Kegiatan tersebut antara lain:

Mengikuti kegiatan pendaftaran di loket

Mengikuti kegiatan di Poli Umum

Mengikuti kegiatan di BKIA

Mengikuti kegiatan di Apotek

Mengikuti kegiatan posyandu sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan.

Membantu kegiatan yang bersifat administratif

2. Setelah kegiatan di Puskesmas selesai, mahasiswa meninggalkan

Puskesmas pada pukul 12.30 WIB

173