ppt referat anak.pptx

Upload: sania-nadianisa

Post on 07-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

MORBILISANIA NADIANISA MARUTO / G4A014002Pembimbing : dr. M. Mukhson Sp.A

LATAR BELAKANGInfeksi akut yang sangat menularDroplet infeksiusMenyerang anakJawa Tengah urutan ke 3 nasionalMenyerang yang belum dan sudah di vaksinasi

DEFINISIInfeksi virus akutgolongan paramyxovirus, yaitu virus RNA dari famili Paramixofiridae, genus Morbilli virus.3 stadiumProdromal, erupsi, konvalesenEPIDEMIOLOGILEBIH BANYAKAnak kecil/usia mudaBelum vaksinasiVitamin A rendahTIDAK BERHUBUNGANJenis kelamin

PATOFISIOLOGIVirus Morbili droplet infeksius proliferasi sel mononuklear dan polimorfonuklear reaksi inflamasi ( demam menyebabkan peningkatan metabolisme ditandai respirasi rate yang naik, takikardi, kehilangan cairan meningkat ) rasa tidak nyaman, resiko dehidrasiProliferasi virus , penyebaran hematogenSALURAN CERNABercak koplik di cavum bukalisRasa tidak nyaman dan nyeri telanResiko anorexiaMenyebar ke saluran cernaResiko diareDehidrasi, gangguan elektrolitSALURAN NAFASInflamasi saluran trakheobronkialBatuk, pilek, sesak nafasKomplikasi bronkopneumoniaintegumenmakula papul eritem. daerah belakang telinga, leher, pipi, muka dan seluruh tubuh. deskuamasi kulit yang menimbulkan rasa gatal. gangguan tidur dan gangguan integritas kulit.

matakonjungtivitisStadium MorbiliProdromalDemam tinggi > 38oC4-5 hariMalaise, batuk, konjungtivitis, fotofobia, nasofaringitisEritem, koplikLimfositosis, leukopeniaErupsi Koriza dan batuk bertambahEnantema di palatum mole dan palatum durumPertama eritema muncul dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.perdarahan ringan pada kulit, rasa gatal, dan muka bengkakmenghilang dengan urutan seperti terjadinya. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Terdapat pula sedikit splenomegali. Tidak jarang disertai diare dan muntahkonvalesenhiperpigmentasi

Diagnosis Anamnesis :Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili.Mata merah, kotoran mata, fotofobia.Dapat disertai diare dan muntah.Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis, petekie, ekimosis.Anak dengan resiko tinggi yaitu bila kontak dengan penderita morbili dalam waktu dekat dan belum pernah vaksinasi campak.

Pemeriksaan fisikPada stadium kataral terdapat demam (biasanya tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis. Keadaan umum anak tampak lemah.bintik koplik pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian seluruh tubuh

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah ditemukan leukopeni.Pemeriksaan sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat ditemukan adanya multinucleated giant sel yang khas.Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2 4 minggu kemudian

Pencegahan Nutrisi adekuatImunisasi aktifImunisasi pasif

Indikasi : Anak usia > 12 bulan denganimmunocompromisedbelum mendapat imunisasi, kontak dengan pasien campak, dan vaksin MMR merupakan kontraindikasi.Bayi berusia < 12 bulan dengan resti komplikasi , beri imunoglobin SGERA stelah 7 hari paparan

Tatalaksana SuprotifTirah baringPemberian obat simptomatik seperti antipiretik, obat batuk, dan rehidrasi cairan karena biasanya pasien mengalami demam dan anoreksia.Vitamin A 100.000 IU, bila kekurgan gizi, dosis dapat dinaikkan menjadi 150.000 IU setiap hari.Diet makanan cukup cairan, cukup kalori. Jenis diet disesuaikan dengan kesadaran dan kondisi pasien apakah ada komplikasi atau tidak. Dapat diberikan diet lunakEnsefalopatiKloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dan ampisiln 100 mg/kgBB/hari selama 7-10 hari.Kortikosteroid : dexametason 1 mg/kgBB/hari sebagai dosis awal kemudian dialnjutkan dengan dosis 0,5mg/kgBB/hari terbagi menjadi 3 pemberian sampai kesadaran membaik (bila pemberian lebih dari 5 hari lakukan tappering off)Koreksi keseimbangan elektrolitBronkopneumonia :AntibiotikaOksigen nasal atau dengan maskerKoreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dan elektrolitEnteritis : koreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasiPada kasus campak dengan komplikasi bronkhopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau terhadap adanya infeksi TB laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan

TERIMAKASIH BANYAK

DAFTAR PUSTAKASetiawan, I Made. 2008. Penyakit Campak. Jakarta : PT Sagung SetoWHO. World health Statistics 2011 (http://www.who.int/csr/don/20 11_04_21/en/) Diakses 1 Juli 2015Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2010.Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010.Richman DD, Whitley RJ, Hayden FG. 2002. Clinical Virology 2nd ed. Washington: ASM PressRegina. 2008. Korelasi Cakupan Imunisasi Kampanye Campak Dengan Insiden Penyakit Campak di Indonesia tahun 2004 - 2008. Jakarta: FKM-UI Suwoyo, dkk. 2010. Resiko Terjadinya Gejala Klinis Campak Pada Anak Usia 1-14 Tahun Dengan Status Gizi Kurang Dan Sering Terjadi Infeksi Di Kota Kediri. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. 1 (2); hal 88 95Budi, U. Faktor Determinan yang Berpengaruh terhadap Insiden Campak pada Balita di Kotamadya Surabaya. (http://digilib.litbang.depkes.g o.id/go.php?id=jkpkbppk-gdlres-2000-utomo2c-2301- insiden) Diakses 1 Juli 2015.Susilaningsih, Tutik Inayah. 2008 Gambaran Epidemiologi Kasus Campak dan Indikator Kinerja Surveilans Campak Rutin di Indonesia Tahun 2005-2008 (Studi Kasus data sub-Direktorat Surveilans Epidemiologi Departemen Kesehatan Republik Indonesia). Semarang: FKMUNDIPStaf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1985.Ilmu Kesehatan Anak 2.Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair, 2006.Pedoman Diagnosis & Terapi. Surabaya: Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo.Pudjiadi, Anton H. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta : Pengurus Pusat Ikatan Dokter Indonesia Soegijanto, 2001.Buku Imunisasi di Indonesia Edisi Pertama.Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia.Fennelly, Glenn J. 2006.Measles.(Online,http://www.emedicine.com/PED/topic1388.htm, diakses tanggal 11 Desember 2006)Berhrman, Richard E.2003.Nelson Textbook of Pediatrics.17thedition. WB Saunders Company.William, W. 2002.Current Pediatric Diagnosis & Treatment 16thedition. USA: MacGraw-Hill Education