otitis media anak.pptx
DESCRIPTION
Infeksi telinga anak ilmu kesehatan anak nyeri telinga obatTRANSCRIPT
MODULOTITIS MEDIA AKUT
RSUD Sleman, Yogyakarta
Ilustrasi KasusAn. IWT usia 3 tahun 11 bulan dibawa oleh
ibunya di poliklinik anak dengan keluhan nyeri telinga kanan, batuk, pilek dan demam.
4 HSMRS anak mulai mengeluhkan nyeri tenggorokan, dan demam kemudian oleh ibu anak diberi parasetamol sirup. Setelah minum obat demam turun tapi kemudian naik lagi, sedangkan keluhan nyeri tenggorakan masih tetap dirasakan.
Ilustrasi Kasus3 HSMRS anak mulai mengeluhkan
batuk berdahak, pilek, muncul benjolan sebesar ujung jari di leher kanan dan sakit bila ditekan, sedang nyeri tenggorokan dan demam masih dirasakan, oleh ibu anak masih diberi parasetamol sirup, dan jeruk nipis dicampur kecap. Namun panas masih naik turun sedang keluhan lain belum berkurang.
Ilustrasi Kasus2 HSMRS anak tidak menyahut
waktu dipanggil, demam masih naik turun, batuk, pilek dan nyeri tenggorokan masih dirasakan. Kemudian oleh ibu anak dibawa periksa ke bidan terdekat dan mendapatkan obat parasetamol, obat batuk pilek dan vitamin.
Ilustrasi Kasus1 HMRS anak mengeluhkan nyeri
telinga kanan makin terasa, masih demam, batuk, pilek dan nyeri tenggorokan belum berkurang. Kemudian saat sore harinya keluar cairan warna putih susu dari telinga kanan.
HMRS cairan dari telinga masih keluar, anak masih demam, batuk dan pilek, kemudian anak diperiksakan ke poliklinik anak.
DiagnosisOtitis Media Akut dd otitis Media kronik supuratif
Rhinopharingitis akut
Definisi Infeksi akut dari telinga tengah
Patofisiologi Tersumbatnya tuba eusthachius
merupakan kejadian yang paling erat hubungannya dengan kejadian otitis media akut.
Angka kejadian terbesar otitis media akut dicetuskan oleh infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
Penyebab paling sering adalah infeksi virus, namun alergi dan kondisi inflamasi lain yang melibatkan tuba eustachius juga dapat menjadi penyebab
Inflamasi di daerah nasofaring dapat meluas sampai ke bagian tengah tuba eustachius , mengakibatkan stasis serta inflamasi dan merubah tekanan di telinga tengah
Stasis juga membuat bakteri patogen dapat berkolonisasi di daerah telinga tengah yang harusnya steril(refluks, aspirasi, atau tekanan)
Kemudian terjadilah reaksi inflamasi akut b erupavasodilatasi, eksudasi, invasi leukosit,fagositosis, dan reaksi imunologi lokal di telinga bagian tengah
Infeksi virus atau endotoksin bakteri yang menyebabkan kerusakan dinding mukosa di daerah telinga atau sinus menjadi faktor yang memfasilitasi bakteri menjadi patogen di daerah tersebut.
Virus yang paling sering menjadi patogen pada kejadian OMA adalah RSV(respiratory syntitial virus) dan influenza virus.
Faktor imunologi berperan dalam frekuensi dan outcome dari OMA (Ig G2, Ig G4, Ig A).
Etiologi Respiratory syntitial virus (RSV)Bakteri patogen : S
pneumoniae( 29-40 %), H influenzae (50 %), Moraxella catarrhalis, and Streptococcus pyogenes merupakan penyebab terbesar selain Staphylococcus aureus, streptococcus viridans, dan Pseudomonas aeruginosa
Membrana timpani menggambarkan tanda-tanda infamasi, diawali dengan mukosa yang tampak merah, kemudian terbentuk supurasi purulen pada telinga tengah dan membran timpani nampak bulging di kuadran posterior.
Perforasi membran timpani yang diawali dengan keluarnya eksudat putih dari seluruh permukaan membran timpani.
Discharge purulen dapat bercampur darah atau encer selama 1-2 hari kemudian berhenti.
Faktor ResikoPrematur dan BBLRRiwayat keluarga Imunitas yang menurunKelainan kraniofasialAlergiSosial ekonomi rendahPaparan asap rokok dan polusi
Pemeriksaan Anamnesis Pada neonatus iritabel dan malas
minum merupakan tanda adanya fokus infeksi.
demam yang disertai atau pun tidak oleh infeksi saluran pernapasan atas, otalgia atau suara berdengung.
Pada anak yang lebih besar kurangnya pendengaran menjadi tanda yang dominan.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan otoskopi merupakan standar
pemeriksaan untuk OMA dan OMK
Pemeriksaan PenunjangKultur dan sensitifitas discharge
Pemeriksaan CT scan kepala jika dicurigai adanya komplikasi
Terapi Antibiotik DOC : Amoxicillin 80-100mg/Kg
BB/hari Trimetoprim-sulfametoksazol Erithromycin-sulfisoxazol cefixime, clindamicin,
azithromicin,claritromicin, ceftriaxonAnalgetik dan antipiretikTerapi bedah : pada anak dengan status
imunologi rendah, neonatus, gagal terapi dengan antibiotik dan menunjukkan tanda2 sepsis
Diagnosa bandingOtitis eksternaNyeri pada sendi
temporomandibularNyeri gigiTrauma pada telinga