ppt lbm iv kel. 7

Upload: m-hidayat

Post on 10-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dayat

TRANSCRIPT

LBM IV Kenapa tidak dipasang kateter ?

LBM IV

Kenapa tidak dipasang kateter ? Kelompok 7

Kenapa tidak dipasang kateter ?Anda sebagai dokter IDG Rumah Sakit mendapatkan pasien Tn. Adi berusia 70 tahun datang dengan keluhan tidak bisa kencing sejak 2 hari yang lalu. Dari hasil anamnesis pasien diketahui telah mengalami masalah dengan kencingnya sejak 5 bulan yang lalu antara lain pancarannya lemah serta rasa tidak puas setelah kencing. Anda menduga telah terjadi gejala LUTS pada pasien. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan KU lemah, tampak kesakitan, Vital Sign dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan massa di supra pubik sebesar kepalan tangan, konsistensi lunak. Anda berencana melakukan pemeriksaan RT dan meminta pasien untuk melakukan USG dan PSA. Anda meminta izin melakukan pemasangan kateter pada pasien. Setelah terpasang urin keluar 700 cc.Di saat yang bersamaan anda mendapatkan pasien Tn. Bimo berusia 62 tahun datang dengan keluhan di akhir kencing sering tersendat sudah dialami sejak 1 bulan yang lalu. Dari anamnesis pasien diketahui mengalami masalah dengan kencingnya sejak 5 bulan yang lalu antara lain sering kencing disertai darah keluar, pasien juga mengaku awalnya tidak terasa nyeri namun belakangan ini terasa adanya nyeri perut yang menjalar ke kemaluan, anda juga menduga telah terjadi gejala LUTS pada pasien. Dari pemeriksaan fisik didapatkan KU baik, Vital Sign dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan massa di supra pubik sebesar kepalan tangan. Anda berencana untuk memeriksa laboratorium darah dan urin, serta meminta pasien melakukan pemeriksaan USG. Tn Bimo menanyakan kepada anda mengapa dirinya tidak dipasang kateter seperti Tn. Adi.Bagaimanakah anda menjelaskan yang terjadi pada Tn. Adi dan Tn. Bimo ?

Terminologi1. LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms)Merupakan kumpulan gejala pada saluran kemih bagian bawah. Gejala yang timbul berupa gejala obstruktif dan gejala iritatif

2. Pemeriksaan USG (Ultrasonografi) adalah salah satu cara pemeriksaan organ tubuh dengan gelombang suara berfrekwensi tinggi.USG dapat mendeteksi berbagai kelainan, seperti pembengkakan atau penyusutan organ secara detail. Mulai dari tumor berdiameter 5 mm, batu pada kandung empedu ataupun ginjal, bahkan sampai nanah pada organ dalam tubuh. Tak hanya itu, USG juga ampuh untuk mendeteksi adanya cairan atau perdarahan ataupun kebocoran dalam organ dalam tubuh

3. Pemeriksaan RT (Colok Dubur)Pemeriksaan colok dubur ataudigital rectal examinationadalah pemeriksaanrektum bagian bawah. Pemeriksa menggunakan jari dalam sarung tangan yang dilumasi untuk memeriksa adanya kelainan.4. Pemeriksaan PSA (Prostatik Spesific Antigen) Protein yang dihasilkan oleh sel prostat untuk mengatur kekentalan (viskositas) cairan semen (sperma). Protein ini dihasilkan dalam jumlah besar oleh sel prostat yang mengalami keganasan (kanker) sehingga pengukuran konsentrasi PSA berfungsi sebagaipenanda tumor(kanker) prostat pada laki-laki. Penting diperiksa sebagai kewaspadaan adanya keganasan.5. Pemasangan KateterMerupakan tindakan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan.Kateter memungkinkan mengalirnya urin yang berkelanjutan pada pasien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi

Rumusan Masalah1. Anatomi, Fisiologi, Histologi genitilia maskulina (Prostat)2. Interpretasi keluhan di skenario3. Diagnosa banding kasus di skenario4. Diagnosis kasus di skenario5. Penatalaksanaan kasus di skenario

AnatomiKelenjar prostat adalah organ padat yang mengelilingi urethra antara vesica urinaria dan diaphragma urogenitale

Prostat terdiri dari jaringan ikat fibrosa, otot polos, dan elemen kelenjar. Ukuran lebar lebih besar daripada panjang, yaitu panjang 3,175 cm dan lebar 3,81 cm. Prostat memiliki apex, basis, permukaan anterior, permukaan posterior, dan sepasang permukaan lateral

Prostat dibagi menjadi 5 lobus (lobus-lobus tidak terpisah satu sama lain) :Lobus anterior/isthmus prostate, terletak ventral dari urethra; bagian ini bersifat fibromuskular dan mengandung sedikit jaringan kelenjar, mungkin juga sama sekali tidakLobus posterior, terletak dorsal dari urethra dan kaudal terhadap kedua dukts ejaculatorius; bagian ini dengan mudah teraba pada pemeriksaan rektal secara digital.Lobus kanan, terletak di sebelah kanan urethraLobus kiri, terletak di sebelah kiri urethraLobus medius, terletak antara urethra dan kedua ductus ejaculatorius; lobus ini berhubungan erat dengan cervix vesicae

FisiologiMenghasilkan cairan yang kental, seperti susu, basa, mengandung asam sitrat, kalsium, asam fosfat, fruktosa, zinc, enzim, dan prostaglandin. Mempertahankan motilitas dan fertilitas spermatozoa. Mempersiapkan cervix untuk menerima sperma dengan cara sedikit dilatasi dan membuat suasana menjadi basa yang sangat penting untuk fertilisasi

HistologiProstat adalah kumpulan 30-50 kelenjar tubuloalveolar bercabang yang saluran kelenjarnya bermuara ke dalam uretra pars prostatika.Menghasilkan cairan prostat dan disimpan di bagian dalam untuk dikeluarkan selama ejakulasi.Dikelilingi oleh sebuah simpai fibroelastis dengan banyak otot polos.Suatu stroma fibromuskular yang banyak mengelilingi kelenjar.

Histologi

Zona-Zona ProstatZona sentralis volume kelenjarnya 25%

Zona perifer volume kelenjarnya 70% Zona trasnsisional volume kelenjarnya 5%

Interpretasi Keluhan di skenarioTidak bisa kencing sejak 2 hari yang laluPancarannya lemah serta rasa tidak puas setelah kencingDi akhir kencing sering tersendat Sering kencing disertai darah keluarNyeri perut yang menjalar ke kemaluan

Diagnosa banding kasus di skenario

BPHKanker ProstatBatu BuliISK

Diagnosis kasus di skenarioBPH (Benign Prostate Hyperplasia )

Definisi BPHBenign Prostate Hyperplasia atau BPH adalah pembesaran prostat jinak yang menghambat aliran urin dari kandung kemih. Pembesaran ukuran prostat ini akibat adanya hiperplasia stroma dan sel epitelial mulai dari zona periuretra

EpidemiologiInsidensi BPH mulai usia 40-an dimana kemungkinan seseorang tersebut menderita 40%, rentang usia 60-70 tahun, persentasenya 50% diatas 70 tahun akan meningkat 90%

Di Indonesia, BPH merupakan penyakit tersering kedua di klinik urologi setelah batu saluran kemih

EtiologiTeori Dihidrotestosteron (DHT)Testosteron DHT sintesis Protein Growth Factor Picu Pertumbuhan Kelenjar Prostat

Interaksi stroma-epitelDiferensiasi dan pertumbuhan sel-sel epitel prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu mediator (growth factor).Adanya ekspresi berlebihan dari EGF dan atau FGF dan atau adanya ekspresi TGF- => Ketidakseimbangan pertumbuhan prostat dan menghasilkan pembesaran prostat.

Lanjutan . . .Ketidakseimbangan antara estrogen-testosteronUsia tua testosteron estrogen (peka androgen) reseptor androgen apoptosis sel prostat

Teori stem cellStem sel akan berkembang menjadi sel aplifying. Sel aplifying akan berkembang menjadi sel transit yang tergantung secara mutlak pada androgen, sehingga dengan adanya androgen sel ini akan berproliferasi dan menghasilkan pertumbuhan prostat yang normal.Jumlah sel stem terjadi proliferasi lebih cepat Sel stroma dan sel epitel kelenjar periuretral prostat menjadi berlebihan

Patofisiologi

Gejala Klinisa. LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms)Gejala obstruktif Hesitancy, pancaran kencing lemah (loss of force), pancaran kencing terputus putus (intermitency), tidak puas saat selesai berkemih (sense of residual urine), rasa ingin kencing lagi sesudah kencing (double voiding) dan keluarnya sisa kencing pada akhir berkemih (terminal dribbling)

Gejala iritatif Frekuensi kencing yang tidak normal (polakisuria), terbangun di tengah malam karena sering kencing (nocturia), sulit menahan kencing (urgency), dan rasa sakit waktu kencing (disuria), kadang juga terjadi kencing berdarah (hematuria).

Lanjutanb. Gejala pada saluran kemih bagian atasMerupakan penyulit dari hiperplasi prostat, berupa gejala obstruksi antara lain nyeri pinggang, benjolan di pinggang (hidronefrosis), demam (infeksi / urosepsis)

Klasifikasi

Diagnosa Banding BPHDiagnosa banding BPHKondisiGejalaDiabetes mellitusFrekuansi, aliran dan volume urin normalSistitis , kanker buli, batu buliGejala iritasiProstatititsDivertikulum buliKondisi neurologis (injuri medulla spinalis, kelainan medulla spinalis dsb)Riwayat minum obat (antikolinergik, antidepresan, dekongestan, tranquilezer)Gejala iritasi dan obstruksiKanker prostatStriktur uretraKontraktur/striktur buliGejala obstruksiPenegakan Diagnosis

Pemeriksaan PenunjangSedimen urin Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih. Mengevaluasi adanya eritrosit, leukosit, bakteri, protein atau glukosa. Kultur urinMencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan sensifitas kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikanFaal ginjalMencari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas. Elektrolit, BUN, dan kreatinin berguna untuk insufisiensi ginjal kronis pada pasien yang memiliki postvoid residu (PVR) yang tinggi. Gula darahMencari kemungkinan adanya penyekit diabetes mellitus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli (buli-buli neurogenik)Penanda tumor PSA (prostat spesifik antigen)Jika curiga adanya keganasan prostat

Lanjutan . . .USG Transrectal (TRUS) Adalah tes USG melalui rectum. Dalam prosedur ini, probe dimasukkan ke dalam rektum mengarahkan gelombang suara di prostat. Gema pola gelombang suara merupakan gambar dari kelenjar prostat pada layar tampilan.

Transrektal ultrasonografi (TRUS) sekarang juga digunakan untuk pengukur volume prostat, caranya antara lain : Metode step planimetry. Yang menghitung volume rata-rata area horizontal diukur dari dasar sampai puncak.Metode diameter. Yang menggabungkan pengukuran tinggi (H/height) ,lebar (W/width) dan panjang (L/length) dengan rumus : (H x W x L).Lanjutan . . . USG transabdominalUSG transabdominal mampu mendeteksi adanya hidronefrosis ataupun kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH yang lama

BPHNormalLanjutan . . .UrethrocystoscopyMenentukan ukuran kelenjar dan mengidentifikasi lokasi dan derajat obstruksi.

KomplikasiRetensi urine akut Ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin, distensi kandung kemih, nyeri suprapubikRetensi urine kronikResidu urin > 500ml, pancaran lemah, buli teraba, tidak nyeriInfeksi traktus urinariaBatu buliHematuriInkontinensia-urgensiHidroureterHidronefrosis - gangguan pada fungsi ginjal

PenatalaksanaanWatchfull WaitingPasien tidak mendapatkan terapi apapun tetapi perkembangan penyakitnya keadaannya tetap diawasi oleh dokterMedikamentosa- Antagonis adrenergik reseptor yang dapat berupa preparat non selektiif- Inhibitor 5 reductase, yaitu finasteride dan dutasteride- FitofarmakaTerapi Intervensi- Teknik ablasi jaringan prostat atau pembedahan

Pasien dengan retensi urine total memerlukan kateterisasi segera (24 jam)

Terimakasih

Terimakasih