ppt kognitif bahasa2

51
SIFAT BAHASA PERSEPSI UJARAN PROSES MEMAHAMI BAHASA KEMAHIRAN BAHASA UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI LENI MARLINA NUR ALI LASIDANIATI PUTRI AGUSTIN

Upload: miguel-carpenter

Post on 08-Nov-2015

125 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Prsentasi Kognitif bahasa

TRANSCRIPT

  • SIFAT BAHASA PERSEPSI UJARAN

    PROSES MEMAHAMI BAHASA KEMAHIRAN BAHASA

    UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI

    LENI MARLINA NUR ALI

    LASIDANIATI PUTRI AGUSTIN

  • SIFAT BAHASA

    Sejak hari pertama kita memperoleh pendidikan, membaca atau mendengar sebuah kalimat dan memahami maknanya adalah tindakan yang tidak memerlukan usaha dan bersifat spontan. (Memahami konsep yang mendasarinya tentu saja akan memunculkan kesulitan). Produksi dan pemahaman bahasa merupakan aktivitas yang sangat kompleks.

    Bahasa menurut para psikolog kognitif, adalah suatu sistem komunikasi yang didalamnya pikiran-pikiran dikirimkan (transmitted) dengan perantaraan suara (sebagaimana dalam percakapan) atau simbol (sebagaimana dalam kata-kata tertulis atau isyarat-isyarat fisik).

  • Studi mengenai bahasa adalah studi yang dianggap penting oleh para psikolog kognitif. Perkembangan bahasa mencerminkan sebuah abstraksi yang unik, yang menjadi dasar kognisi manusia. Sekalipun bentuk-bentuk kehidupan yang lain memiliki cara berkomunikasi yang rumit, tingkat abstraksi yang digunakan manusia tetaplah jauh lebih besar. Bahasa adalah sarana utama komunikasi manusia, cara pertukaran informasi yang paling lazim. Pemrosesan bahasa adalah sebuah komponen penting dalam penyimpanan pemrosesan informasi (informasi processing storage), berpikir, dan pemecahan masalah. Sebagaimana yang telah kita pelajari sebelumnya, sebagian besar proses-proses memori manusia melibatkan informasi semantik.

  • DASAR NEUROLOGIS BAGI BAHASA 1. Paul Broca (1861) menemukan cedera di bagian lobus

    frontalis kiri otak pasien sebuah area yang selanjutnya dikenal sebagai area Broca. Studi-studi selanjutnya mendukung observasi Broca bahwa area frontal kiri memang terlibat dalam kemampuan berbicara. Area Broca terlibat dalam produksi bahasa.

    Pasien yang menderita Brocas aphasia juga dikenal dengan nonfluent aphasia mengalami kesulitan mengaitkan representasi level wacana dan level sintaksis, sulit membedakan makna. Kseulitan mereka bukan pada makna kata-kata individual tetapi hubungan kata dalam kalimat.

  • DASAR NEUROLOGIS BAGI BAHASA

    2. Carl Wernicke (1875) menemukan suatu cedera di lobus temporalis kiri yang mempengaruhi pemrosesan bahasa, namun dampak kerusakan tersebut berbeda dengan tampak kerusakan yang ditimbulkan akbiat cedera di area Broca. Area Wernicke terlibat dalam pemahaman bahasa. Kerusakan di area Wernicke mengurangi kemampuan pasien yang bersangkutan untuk memahami kata-kata lisan dan tulisan, namun pasien tersebut masih mampu berbicara secara normal. Dengan kata lain, orang-orang yang mengalami kerusakan di area Wernicke masih mampu berbicara dengan lancar, namun tidak mampu memahami ucapan orang lain

    Pasien yang mengidap Wernickes aphasia juga dikenal dengan fluent aphasia memiliki masalah yang sangat berbeda yang berada pada level kata dan morfem. Memiliki fungsi morfem yang baik dan tuturan mereka biasanya cukup sesuai kaidah tata bahasa dengan kata benda, kata kerja, dan bagian lain dalam kalimat yangdigunakan dengan tepat. Mengalami kesulitan memahami morfem konten yang menyebabkan mereka sangat sedikit memahami apa yangdikatakan kepada mereka.

  • TINGKATAN-TINGKATAN REPRESENTASI BAHASA ATAU STRUKTUR TATA BAHASA

    1. Level discourse : yang mengacu pada kelompok koheren kalimat yang tertulis dan yang diucapkan. Level ini secara mental merepresentasikan makna keseluruhan kalimat, diluar makna kata-kata individual.

    Contoh kalimat Koki membakar mie bagian penting dalam representasi wacana ialah koki adalah agen yang melakukan tindakan dan mie adalah benda yang dikenal tindakan.

  • 2. Level sintaksis: yakni peraturan-peraturan yang mengendalikan kombinasi kata-kata dalam frase dan kalimat atau yakni ilmu yang mempelajari kombinasi kata-kata sehingga menjadi frase dan kalimat. Menjelaskan hubungan antara jenis kata dalam kalimat (misalnya antara kata benda dan kata kerja). Sintaksis merupakan cara merepresentasikan struktur kalimat dan banyak psikolog dan ahli linguistic menyakini bahwa sintaksis merupakan bagian dari representasi mental kita terhadap kalimat.

    Kalimat disusun oleh subjek kata benda frase (koki) yang di level wacana dipetakan berperan sebagai pelaku tindakan. Frase kata kerja (membakar) yang menjelaskan tindakan dan frase kata benda lain (mie) yang berfungsi sebagai objek langsung dan dipetakan sebagai benda yang dikenai tindakan.

  • 3. Level kata: level ini mengkodekan makna kata.

    Contoh koki mengacu pada seseorang yang ahli memasak.

    4. Level Morfem: Dalam bahasa, morfem adalah unit-unit terkecil yang memiliki makna. Morfem dapat berupa kata-kata atau bagian-bagian kata seperti prefiks (awalan), sufiks (akhiran), atau kombinasi prefiks-sufiks. Dengan menggabungkan morfem-morfem dapat membentuk kata hampir tidak terbatas.

  • 5. Fonem: adalah unit dasar bahasa lisan yang saat digunakan sebagai sebuah unit tunggal, tidak memiliki makna sama sekali. Fonem adalah suara-suara tunggal dalam percakapan yang direpresentasikan oleh sebuah simbol tunggal.

  • Tokoh-tokohnya yaitu

    1. Behavioris, yang paling terkenal B.F Skinner : menyatakan bahwa sintaks kalimat dapat dijelaskan sebagai sebuah rantai hubungan dari satu kata ke kata lain. Skinner menyatakan bahwa prinsip behavior seperti pengkondisian dan pengoperasiaan dapat menjelaskan bagaimana anak-anak mempelajari bahasa dengan melihat tuturan orang dewasa.

    2. Ahli linguistic, Noam Chomsky (1959) tokoh yang mengubah sudut

    pandang terhadap bahasa melalui teorinya yang membahas tata bahasa transformasional (transformational grammar) yaitu kumpulan peraturan yang mengendalikan keteraturan bahasa yang berkaitan dengan perubahan-perubahan dalam bentuk-bentuk linguistic yang mungkin mempertahankan makna yang sama. Contoh Kucing itu dijkejar anjing -> Anjing itu mengejar kucing.

  • Ide-ide berikut seringkali dianggap mewakili aspek-aspek yang paling penting dari teori Chomsky:

    Bahasa memiliki banyak keseragaman yang mendasar dan struktur dasar bahasa seringkali sering berkaitan dengan makna sebuah kalimat dibandingkan karakteristik permukaan bahasa tersebut.

    Bahasa bukanlah sebuah system tertutup melainkan sebuah system yang mampu menghasilkan unit-unit baru

    Didalam struktur-struktur dasar tersebut terdapat elemen-elemen yang umum dijumpai di segala bahasa.

  • REVIEW JURNAL

    JUDUL JURNAL : PEMEROLEHAN BAHASA

    KANAK-KANAK : SATU ANALISIS SINTAKSIS

    PENGARANG : Tay Meng Guat (Jabatan

    Pengajian Melayu)

  • Pemerolehan bahasa kanak-kanak: satuan analisis sintaksis yang disusun oleh Tay Meng Guat mempunyai jabatan pengajian melayu. Didalam jurnal ini menjelaskan tentang kajian awal untuk melihat pemerolehan bahasan kanak-kanak penutur natif bahasa Iban dari kawasan Bahagian Dua-Betong.

  • Sampel dari seorang kanak-kanak perempuan Iban yang bertutur dalam bahasa Iban Kawasan Bahagian Dua-Betong. Bahasa tersebut merupakan bahasa ibu. Anak tersebut tinggal bersama-sama dengan keluarga ibu bapanya sendiri serta adik perempuannya yang berumur setahun. Subjeknya bernama Joyceline Ritha Mastralia lahir pada tanggal 24 Desember 2002 anak tersebut saat diteliti berusia 3 tahun 5 bulan.

  • Bahwa pola bahasa yang digunakan Joy sama seperti pola bahasa pada umumnya anak-anak gunakan yang masih kurang mampu menggunakan kata atau kalimat panjang atau kata yang lengkap. Anak-anak lebih menguasai kata nama dan kata kerja karena lebih dominan dalam penggunaannya sehingga anak-anak menyampaikan apa yang ingin diucapkannya. Selain kata nama dan kata kerja, anak-anak cepat menguasai juga kata nama terutama nama benda dan nama orang. Dalam melakukan penelitian Joy, bapa dan ibunya hampir sekata karena menjawab berupa soal yang diajukan antara Joy dengan ayah dan ibunya.

  • Kesimpulan dari jurnal tentang Pemerolehan bahasa kanak-kanak: satuan analisis sintaksis terhadap ucapan Joy yang berusia 3 tahun 5 bulan ialah:

    Analisis ucapan menunjukkan Joy mempunyai MLU 2.38 yaitu satu tahap yang di bawah jangkauan umurkronologinya dalam perkembangan penguasaan bahasa anak-anak mengikuti Browns Stages Of Development.

    Subjek (Joy) kajian anak-anak menggunakan berbagai kata yang berubah-ubah mengikuti situasi

    Ucapan Joy masih terikat dengan bahasa holofrasa dan telegrafik

    Joy lebih banyak menggunakan 2 kata

    Kata nama lebih banyak diucapkan Joy

    Dalam penelitian Joy hanya sebagai subjek yang menjawab pertanyaan

  • PERSEPSI TERHADAP UJARAN

    suara murni (tuturan), langsung, dari sosok yang berbicara. Jadi ujaran itu adalah sesuatu hal yang berupa kata, kalimat, gagasan, yang

    keluar dari mulut manusia yang mempunyai arti.

    UJARAN

    SINTAKSIS SEMANTIK

    PRAGMATIK

    DEFINISI

  • DEFINISI

    sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Persepsi terhadap ujaran

    bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan oleh manusia karena ujaran merupakan suatu aktivitas verbal yang meluncur tanpa ada batas waktu yang jelas antara satu kata

    dengan kata yang lain

    PERSEPSI

    Ketika seseorang berbicara atau bernyanyi, indera pendengaran kita mampu membedakan ciri bunyi yang satu dengan yang lainnya. Indera pendengaran mampu menangkap dan memahami rangkaian bunyi vokal dan konsonan yang membentuk sebuah tuturan, cepat-lambat tuturan, dan nada tuturan yang dihasilkan oleh

    seorang penutur.

    CONTOH

  • Berdasarkan uraian diatas, persepsi terhadap bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat bicara dikelompokan menjadi

    dua

    PENJELASAN

    Persepsi terhadap bunyi yang berupa satuan struktural, yaitu vokal dan

    konsonan

    Persepsi terhadap bunyi yang berupa cepat-lambat, kelantangan, tekanan,

    dan nada

    Perhatikan kalimat ini

    Bukan angka Buka nangka Bukan nangka

  • TAHAP PEMPROSESAN PERSEPSI BUNYI

    PENJELASAN

    TAHAP AUDITORY

    TAHAP FONETIK

    TAHAP FONOLOGIS

  • PENJELASAN

    MODEL-MODEL PERSEPSI UJARAN

    Model Teori Motor untuk Persepsi Ujaran

    Model Analisis dengan Sintesis

    Fuzzy Logical Model

    Model Cohort

  • Persepsi terhadap suatu bunyi dalam deretan bunyi bisa pula dipengaruhi oleh kecepatan ujaran. Suatu bunyi yang diucapkan dengan bunyi-bunyi yang lain secara cepat akan sedikit banyak berubah lafalnya. Akan tetapi, sebagai pendengar kita tetap saja dapat memilah-milihnya dan akhirnya menentukannya. Pengetahuan kita sebagai penutur bahasa membantu kita dalam proses persepsi

    PERSEPSI UJARAN DALAM KONTEKS

    Faktor lain yang membantu kita dalam mempersepsi suatu ujaran adalah pengetahuan kita tentang sintaksis maupun semantik bahasa kita. Suatu bunyi yang terucap dengan tidak jelas dapat diterka dari wujud kalimat di mana bunyi itu terdapat.

  • REVIEW JURNAL

    Judul Jurnal : ANALISIS KEKELIRUAN BERBAHASA PADA PENDERITA AFASIA BROCA PASCASTROKE : KAJIAN PSIKOLINGUISTIK Peneliti : Lilis Hartini, Dadang Sudana, Syihabuddin

    Jurnal ini membahas tentang suatu kekeliruan tentang berbahasa pada seorang yang mengidap penyakit Afasia Broca dalam pasca stroke (Afasia Broca adalah hilangnya kemampuan untuk memproduksi atau memahami bahasa). Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa gangguan dalam berbahasa dari segi linguistik dan persepsi dari ujaran si penderita tersebut, dan gangguan tersebut adalah gangguan fonologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Analisi yang didapat dari penelitian ini adalah kekeliruan dalam berbahasa pada informan dan hal ini dapat mengakibatkan akan adanya kesalahan dalam persepsi si pendengar. Contoh dalam hasil data yang didapat dalam penelitian, para peneliti memaparkan beberapa dialog yang akan membuat si pendengar salah tanggap atau kekeliruan dalam persepsi, Informan : itu ucing ku lauk! Informan : ihh... tangkal dina hileud meni banyak kitu Data tersebut menggunakan bahasa sunda karena informan adalah orang sunda. Pada data tersebut bila diartikan kedalam bahasa sunda akan nampak kekeliruan dalam percakapannya, seperti kalimat (1) artinya itu kucing (dimakan) ikan, pada kalimat tersebut informan melepaskan verb pasif sehingga menimbulkan kekeliruan dalam ujaran informan tersebut.

  • PROSES-PROSES PEMAHAMAN BAHASA

    MODEL-MODEL PEMAHAMAN BAHASA 1. Model Segitiga Lksikon 2. Ambiguitas : Tantangan Umum dalam

    Memahami 3. Persepsi Tuturan 4. Mempresentasikan Makna 5. Memahami Kalimat 6. Bahasa Figuratif 7. Membaca 8. Jalur-jalur Pembacaan 9. Teks yang Berkaitan 10. Membaca cepat

  • 1. Model Segitiga Leksikon

    Leksikon : istilah yang untuk mengartikan seluruh rangkaian representasi mental kata, berasal dari bahasa latin legere, yang berarti membaca sebuah hubungan yang jelas dengan makna. Penekanannya ada pada pengetahuan leksikal sebagai pemetaan antara satu level representasi dan level lain (Seidenberg & McClelland, 1989) Dalam model segitiga leksikon ini terdiri dari: - Persepsi tuturan adalah mengaitkan sepresentasi suara fonologi kata (titik

    kanan bawah dari segitiga) dengan representasi makna - Membaca adalah tindakan mengaitkan ejaan, atau ortografi, kata dengan

    makna - Produksi bahasa yaitu mengaitkan makna kata dengan representasi suara

    dengan mengucapkannya dengan keras atau dengan representasi ejaan untuk tulisan.

  • 1. Model Segitiga Leksikon

    Understanding of language

    thought

    Perception Of

    speech

    Spelling

    (orthography)

    cat

    Sound

    (phonology)

    [Kt]

    Writing Speaking

    Reading

    Meaning

    Model ini merefleksikan keyakinan peneliti yaitu informasi mengenai kata direpresentasikan dalam sebuah jaringan yang mengaitkan makna, suara dan

    ejaan.

  • 2. Ambiguitas : Tantangan Umum dalam Memahami

    Ambiguitas Fitur lain dari bahasa yang menimbulkan kesulitan dalam mengaitkan level representasi linguistic yang berbeda. (property yang memungkinkan adanya lebih dari satu interpretasi terhadap suara, kata, frase, atau kalimat) Contoh kalimat ambigu : Mary read the book on the Titanic Dari hasil penelitian mengenai resolusi ambiguitas adalah integrasi informasi: Dari-bawah-ke-atas, seperti ketika membaca (informasi yang didapat) Dari-atas-ke-bawah, informasi di memori jangka panjang yang membantu

    kita menginterpretasikan apa yang kita persepsikan dan menginterpretasi informasi

  • 3. Persepsi Tuturan

    Contoh kata-kata tuturan : kitasaatinisedangbelajarmatakuliahpsikologkognitif Memisahkan kata-kata ketika ditulis akan memberikan efek pemahaman kita saat ini sedang belajar mata kuliah psikologi kognitif Masalah utama dalam persepsi tuturan adalah mengidentifikasikan fonem dalam sinyal tuturan (tanda, apa yang dilihat). Cohort: proses eliminasi kata yang tidak disadari ketika kita mempertimbangkan kata-kata yang mungkin muncul. Spektogram adalah tampilan visual dua dimensi tuturan di mana waktu ditunjukkan di satu poros.

  • 3. Persepsi Tuturan

    Kalimat ini dipresentasikan dalam (a) sebuah spectogram dengan (b) lokasi kata yang diindikasikan di bawah. Dalam Spektogram, kesenyapan (jeda) dalam sinyal tuturan terbentuk vertical kosong. Perhatikan bahwa kalimat ini tidak memiliki jeda antara kata dan satu-satunya kesenyapan sebenarnya ada dalam kata yang terjadi g dalam kata ago.

    Contoh kata-kata tuturan yang direkan menggunakan Spektogram

  • 4. Mempresentasikan Makna

    Lebih kepada kemampuan representasi semantik seseorang

    Mengidentifikasi kata hanyalan awal dari pemahaman dan mendapatkan mekna yang sebenarnya dari apa yang dikatakan si pembicara

    Dari model segitiga leksikon, perhitungan makna tiap kata direpresentasikan sebagai pemetaan antara level fonologis dan representasi makna

    Pasien dengan kerusakan besar di bagian otak yang memproses informasi perseptual memilki kesulitan yang lebih besar dalam mengenali objek-objek buatan

    Pasien dengan kesulitan yang lebih besar dalam mengenali benda-benda hidup diperkirakan memiliki kerusakan yang lebih besar di area otak yang berkaitan dengan fungsi, khususnya area motor

  • 5. Memahami Kalimat

    Hubungan antara satu kata dengan kata lain. Dalam proses ini sering terjadi Ambiguitas Struktural

    Contoh : manusia menggigit anjing memiliki arti berbeda dari anjing menggigit manusia

    Contoh ini menggambarakan ambiguitas structural yaitu aliran kata linear yang terdengar atau dibaca sejalan dengan lebih dari satu struktur sintaksis dan makna kalimat.

    Ambiguitas Struktural sering digunakan dalam lelucon, dengan menggunakan konsep kita menginterpretasikan kata-kata ketika kita menjumpainya (Just & Carpenter, 1980)

  • 5. Memahami Kalimat

    Contoh kalimat-kalimat ambigu : - Trish know Susan.. (struktur: ambigu) - Trish know Susan from summer camp. (struktur: subjek-kata kerja-

    objek-preposisi tempat) - Trish know Susan is laying. (struktur: subjek-kata kerja-(kalimat

    (subjek-kata kerja) Ambiguitas structural bersifat temporer dan hanya berlangsung hingga munculnya bagian kalimat lain untuk membuat interpretasi yang diniatkan menjadi jelas

  • 6. Bahasa Fugiratif

    Bahasa Figuratif adalah penggunaan satu kata yang memiliki maksud lain, malalui metafora atau simile.

    Bahasa figurative khususnya lazim digunakan untuk mendeskripsikan emosi dan konsep abstrak (Gibbs, 1994).

    Pasien dengan kerusakan di hemisfer kanan sering kesulitan memahami bahasa figurative dan penelitian neuroimaging telah menunjukkan bahwa partisipan normal memiliki aktifasi yang lebih besar di hemisfer kanan ketika memahami metafora ketimbang ketika memahami bahasa literal (Bottini et al., 1994)

    Hemisfer kanan sendiri berkaitan dengan interpretasi terhadap intonasi kalimat yaitu melodi kalimat tinggi rendahnya nada, variasi dalam penekanan

  • 7. Membaca

    Yaitu proses pengenalan objek mencakup pengumpulan informasi perseptual dari gambar seperti area terang dan gelap dan lokasi sudut pandang untuk mengidentifikasi objek. Contoh : Ketika anda tidak bisa memahami apa yang teman anda katakana, ia mengeluarkan menu sehingga anda bisa melihat alamat restoran tempat ia bekerja. Nama restoran, The happy Bird dan gambar burung yang ada di bagian atas menu. Anda mengenali gambar burung itu dengan cepat dan anda membaca kata The Happy Bird dengan cepat juga Dengan kata lain, kita menggunakan informasi visual dalam gambar untuk mengaktifkan informasi semantic

  • 8. Jalur-jalur Pembacaan

    Berpikir mengenai tugas menerjemahkan kata yang tercetak menjadi makna kita bisa mengacu pada model segitiga leksikon.

    Perhatikan bahwa ada dua ruta yang mungkin ditempuh dalam kata yang tercetak menuju makna. Rute pertama adalah ejaan !makna, rute dari ejaan kata yang dicetak menuju makna di titik atas, sebuah rute yang digunakan untuk mengenali objek

  • 9. Teks yang Berkaitan

    Bagian utama dalam membaca adalah pengenalan pada kata-kata individual dan interpretasi terhadap kalimat

    Dalam membaca terdapat aspek motoric terkait tindakan membaca, salah satunya gerakan mata yang berlangsung cepat (saccades)

    Ketika anda memperhatiakan sebuah kata, gambar kata tersebut jatuh di fovea, yaitu bagian retina dengan ketajaman visual terbesar. Makin jauh gambar dari fovea, makin buruk ketajaman visualnya

    Coba anda baca kalimat di bawah ini

    Tyc amksp birxu roz ulvdp walk gehld thc pqzy gvlwn ckg

  • 10. Membaca Cepat

    Sebagai pembaca yang terlatih, anda membaca ddengan sangat cepat, setia detik mengidentifikasi beberapa kata

    Membaca cepat menyerupai skimming anda memperhatikan beberapa bagian teks dan anda mengabaikan bagian lain.

    Membaca cepat adalah proses yang memiliki multifase di mana berbagai level informasi yang berbeda diintegrasikan satu sama lain

    Mengabaikan bagian-bagian material, baik melalui skimming informasi atau dengan menggunakan metode membaca, akan menghilangkan bagian yang penting dari konteks dan informasi lain yang penting untuk mendapatkan representasi makna yang akurat dari material.

  • REVIEW JURNAL

    REVIEW JURNAL Judul Jurnal : AMBIGUITAS MAKNA DALAM ANEKDOT BERBAHASA RUSIA Peneliti : Hyunisa Rahmanadia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Depok, Juli 2010 ABSTRAK Skripsi ini membahas salah satu factor pembuat kelucuan dalam humor verbal, yaitu ambiguitas makna. Objek dalam penelitian ini adalah hum or verbal berbahasa Rusia. Data yang dianalisis dalam penelitian ini bersumber dari koran selama bulan Januari 2010. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pemaparan mengenai jenis-jenis ambiguitas makna yang digunakan untuk membuat kelucuan dalam humor verbal berbahasa Rusia. Terdapat 4 jenis ambiguitas makna yang di paparkan dalam penelitian ini yaitu ambiguitas fonetik, ambiguitas gramatikal, ambiguitas leksikal (homonym dan polisemi) dan ambiguitas kalimat. Kata kunci : Rusia, anekdot, humor, ambiguitas makna, fonetik, gramatikal, leksikal, homonim, polisemi, kalimat.

  • REVIEW JURNAL

    Dalam penelitian ini, hasil yang didapat membuktikan bahwa ambiguitas makna merupakan salah satu factor pembuat kelucuan dalam humor verbal berbahasa Rusia. Dari 226 data anekdot yang telah dikumpulkan dari koran Rusia dibawah selama bulan Januari 2010 diambil anekdot secara acak yang dianggap dapat mewakili setia jenis ambiguitas makna. Analisa terhadap 40 anekdot yang dipilih secara acak tersebut menunjukkan adanya keempat jenis ambiguitas makna dalam anekdot. Hasil dari analisis, ditemukan 1 buah data anekdot menggunakan ambiguitas fonetik sebagai factor pembuat kelucuan. Ada 8 buah data anekdot yang menggunakan ambiguitas gramatikal. Anekdot yang menggunakan ambiguitas leksikal terdapat 3 buah data anekdot dengan homonim sebagai pembuat kelucuannya dan 20 buah data anekdot dengan polisemi. Anekdot yang memanfaatkan ambiguitas kalimat terdapat 8 buah data anekdot.

  • REVIEW JURNAL

    Juga disimpulkan bahwa ambiguitas makna hanyalah salah satu dari berbagai macam factor pembuat kelucuan dalam sebuah anekdot. Banyak sekali factor lain seperti bahasa dan budaya yang mempengaruhi letak kelucuan suatu anekdot. Selain itu, pemahaman mengenai anekdot yang berasal dari suatu kebudayaan yang berbeda harus didukung dengan pengetahuan mengenai bahasa, budaya, sejarah, sosial, ekonomi, keadaan politik, ideology dan berbagai factor lainnya dalam Negara tersebut.

  • KEMAHIRAN BAHASA

    Banyak Kata yang memiliki lebih dari satu arti, tetapi hal ini biasanya tidak membuat kita menjadi bingung karena konteks di mana kata itu muncul memberikan informasi tentang makna yang sesuai (Mac Kay, 1966).

    Pembahasan ini akan lebih mudah jika kita mempertimbangkan model umum tahap-tahap yang terlibat adalam pemahan kalimat Carpenter dan Dominions (1981).

    Menggunakan Konteks Semantik dalam Pemahaman Kalimat

  • Berikut Tahapan-tahapannya :

    1. (Fixed and encode the next word) Meliputi Pengenalan Pola

    Meskipun membahas pengenalan kata dalam bab tentang pengenalan Pola, Fokus terdapat pada efek kata superioritas. Hal tersebut karena sebuah huruf lebih mudah untuk di kenali ketika muncul dalam kontes kalimat daripada ketika kata tersebut muncul dengan sendirinya.

  • Berikut Tahapan-tahapannya :

    2. Pengambilan Makna Kata Meskipun kata-kata ambigu memiliki lebih dari satu makna, salah satu makna dapat muncul lebih sering daripada yang lain. Dengan mempelajari pembaca gerakan mata saat membaca kalimat denga kata-kata ambigu, Duffy, Morris, dan Rayner (1988) menyimpulkan bahwa tingkat aktivasi makna alternatif di pengaruhi oleh konteks sebelumnnya dan dengan frekuensi makna alternatif. 3. Makna yang di pilih sebuah Kata Terintegrasi dengan Konteks sebelumnya Jika integrasi ini berhasil, pembaca mengodekan kata berikutnya, namun jika tidak, maka ia mencoba untuk menutupi kesalahan dengan menafsirkan ulang kata atau konteks sebelumnya.

  • Konteks Semantik dan Pengenalan Kata

    Pengenalan kata sering di fasilitasi dalam konteks semantik. Kita semua mengalami kesulitan dalam mengenali kata ketika membaca tulisan tangan yang tidak terbaca dan harus bergantung pada kata-kata dan kalimat sekitarnya untuk membantu mengidentifikasi kata yang terbaca.

  • Konteks Semantik dan Makna-makna Ambigu

    Setelah pembaca atau pendengar mengidentifikasi kata-kata, mereka maish harus memilih makna yang sesuai jika kata memiliki beberapa makna. Hal ini penting untuk menyadari bahwa kalimat-kalimat ambigu tidak hanya di ciptakan oleh para psikolog untuk mempelajari pemahaman bahasa. Makna ambigu juga sering terjadi di

    luar laboratorium.

  • Perbedaan Individu Dalam Memahami Ambiguitas

    Masalah bagi pembaca adalah bahwa mereka kurang tampil dan tidak cepat dalam memutuskan pegaktifan makna mana yang benar (Gernsbacher, 1993). Seperti para pembaca yang baik , kedua makna kata yang ambigu awalnya diaktifkan, tetapi tidak seperti para pembaca yang baik, kedua makna masih aktif setelah menghadapi satu detik menghadapi kata-kata yang ambigu. Pembaca yang kurang tampil akan sulit untuk menekan (supress)

    makna yang tidak sesuai.

  • Menginterpretasi Frasa

    Masalah bagi pembaca adalah bahwa mereka kurang tampil dan tidak cepat dalam memutuskan pegaktifan makna mana yang benar (Gernsbacher, 1993). Seperti para pembaca yang baik , kedua makna kata yang ambigu awalnya diaktifkan, tetapi tidak seperti para pembaca yang baik, kedua makna masih aktif setelah menghadapi satu detik menghadapi kata-kata yang ambigu. Pembaca yang kurang tampil akan sulit untuk

    menekan (supress) makna yang tidak sesuai.

  • REVIEW JURNAL

    REVIEW JURNAL 4 Judul Jurnal : Language Proficiency, Gender and Self-reported Health. An Analysis of the First Two Waves of the Longitudinal Survey of Immigrants to Canada Peneliti : Kevin Pottie, MD, MClSc, Edward Ng, PhD, Denise Spitzer, PhD, Alia Mohammed, Med, & Richard Glazier, MD, MPH. Latar Belakang: Sebagian besar imigran yang datang ke Kanada dari Asia, Timur Tengah, Karibia dan Afrika, di mana budaya dan bahasa sering berbeda secara signifikan. Subkelompok imigran mengalami kesenjangan dalam kesehatan. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa resmi di Kanada dapat menjadi penanda risiko kesehatan yang buruk karena kedua faktor sebelum dan sesudah migrasi. Kami bertujuan untuk mempelajari hubungan antara kemampuan bahasa dan kesehatan yang dilaporkan sendiri.

  • REVIEW JURNAL

    Hasil: Setelah mengontrol kovariat (umur, jenis kelamin, pendidikan, wilayah kelahiran, imigran kelas, kepuasan kerja, akses ke perawatan kesehatan), analisis gelombang 1, survei menunjukkan bahwa kemahiran miskin dalam bahasa Inggris atau Perancis secara signifikan berhubungan dengan orang miskin yang melaporkan sendiri kesehatan (OR = 2,0, p