perkembangan kognitif

26
PERKEMBANGAN KOGNITIF DI SUSUN OLEH : KELOMPOK I FATMAWATI (1414440017) ANDI DWI MEYTIANA (1414441007) PENDIDIKAN BIOLOGI ICP A FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2015

Upload: dyan-rahayu-ii

Post on 07-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

psikologi pendidikan

TRANSCRIPT

PERKEMBANGAN KOGNITIF

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK IFATMAWATI (1414440017)ANDI DWI MEYTIANA (1414441007)

PENDIDIKAN BIOLOGI ICP AFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2015

BAB 1PENDAHULUANA. Latar BelakangHidup adalah proses pembelajaran yang tak pernah ada habisnya. Sebagai makhluk yang sebaik-baiknya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, manusia dibekali segala potensi yang ada termasuk kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif sendiri berpatokan pada kemampuan seseorang dalam menerima, mempersepsi, mempelajari, mengingat dan berpikir tentang suatu objek atau pun informasi, sehingga kita akan cenderung berbicara tentang tingkat kecerdasan atau intelegensi dari seorang anak dan tentunya kemampuan otaknya dalam menanggapi respon yang ada.Sebagai peserta didik, tentunya kita tidak pernah lepas dari kata belajar.Belajar bisa dikatan sebagai aktivitas utama kita, baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun di masyarakat, baik secara formal mau pun informal. Ada pepatah mengatakan bahwa selama kita hidup, maka kita akan terus belajar dan belajar tentang segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Jadi, kemampuan kognitif sangat diperlukan dalam kehidupan, terutama pada posisi kita sebagai peserta didik.Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi peserta didik. Peserta didik sendiri merupakan objek utama dalam proses belajar mengajar dan berinteraksi langsung dengan materi pelajaran yang disajikan. Sehingga kemampuan kognitif seorang peserta didik sangat memberikan efek bagi individu tersebut dalam menyerap pelajaran yang ada.Seperti yang kita ketahui, setiap individu memiliki keunikan masing-masing.Cepat tanggapnya mereka terhadap suatu hal pun juga berbeda-beda, dan begitu pun dalam perkembangan kognitif seseorang. Namun pada dasarnya ada prinsip yang sama terjadi pada setiap anak dalam perkembangannya. Orang tua murid dan guru di sekolah yang berperan sebagai panutan bagi anak atau peserta didik tersebut tentunya harus memahami apa yang terjadi pada anak atau peserta didiknya. Sehingga dengan memahami hal tersebut diharapkan para orang tua murid dan guru mampu mengambil tindakan yang sebaik-baiknya yang dapat menunjang perkembangan si anak termasuk kemampuan kognitifnya.

B. Rumusan masalah1. Apadefinisi perkembangan dan apa saja prinsip dasar perkembangan manusia?2. Bagaimana peran otak dalam proses pembelajaran dan perkembangan?3. Bagaimana penjelasan Teori Piaget tentang perkembangan kognitif?4. Bagaimana penjelasan Teori Vygotsky tentang perkembangan kognitif?5. Bagaimana bentuk implikasi perkembangan kognitif dalam pembelajaran ilmu biologi?

BAB 2PEMBAHASANA. Definisi dan Prinsip Dasar Perkembangan ManusiaPerkembangan merupakan perubahan yang berlangsung seumur hidup yang terjadi secara teratur dan adaptif. Pola perkembangan manusia terjadi dalam proses yang sangat kompleks meliputi perubahan dari segi biologis, kognitif serta sosial-emosional yang terus berlangsung semenjak kita dilahirkan. Aspek yang sangat penting dalam perkembangan adalah proses pendewasaan seorang individu yang secara genetik akan mempengaruhi perkembangannya.Sedangkan perkembangan kognitif adalah perubahan dalam pemikiran dan kecerdasan anak. Proses ini memampukan anak untuk mengingat puisi, membayangkan bagaimana cara memecahkan soal matematika, menyusun strategi kreatif, atau menghubungkan kalimat menjadi pembicaraan yang bermakna. Ormrod (2009) menyebutkan bahwa perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan berpikir dan penalaran yang semakin canggih seiring bertambahnya usia.Menurut Ormrod (2009), adapun prinsip dasar perkembangan manusia antara lain:1. Hasil Perkembangan dalam Pola yang Teratur dan Dapat DiprediksiPertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada seorang anak tentunya bukan dari masa bayi langsung menjadi dewasa, tetapi melewati serangkaian proses dan jenjang tertentu. Sebuah tahap perkembangan mencerminkan suatu penampilan baru dan perkembangan perilaku yang lebih maju dari suatu individu. Tahap perkembangan ini umumnya dapat diprediksi, dalam artian orang tua mau pun guru dapat memprediksi kondisi anak tersebut seandainya dia telah beranjak remaja atau pun dewasa.Secara universal pola serupa terlihat dari perilaku anak-anak yang terus berubah-ubah tanpa henti dan tidak bergantung pada lingkungan tertentu dimana mereka dibesarkan. Hal ini dimaksudkan bahwa, secara umum anak yang satu dan anak yang lain melewati tahap pertumbuhan dan perkembangan pada pola yang sama.2. Anak yang Berbeda Berkembang pada Tingkat yang BerbedaSetiap individu memiliki keunikan masing-masing dan di antara mereka ada yang cepat tanggap dan ada yang lambat dalam merespon hal-hal di sekitarnya.Banyak faktor yang mendasari permasalahan seperti ini. Bisa jadi dari segi asupan gizi dan nutrisi yang baik, mau pun feed backdari orang-orang sekitar individu tersebut yang cenderung aktif memberikan stimulan. Selain itu, sangat perlu bagi guru untuk mengetahui keadaan peserta didiknya sehingga mampu menerapkan strategi belajar yang sesuai pada anak.3. PeriodeTumbuh Kembang Anak dalam Kecepatan yang BerbedaIde yang mendasar di balik prinsip ini adalah bahwa perkembangan tidak konstan. Hal-hal seperti ini sangat sering terjadi. Seorang pelajar mungkin melalui tahap pertumbuhan perkembangan pesat pada masa balita, namun mengalami perkembangan yang lebih lambat pada masa remajanya. Ada masa dimana anak senang akan masa kecilnya dan ketika mereka beranjak remaja, mereka mulai tidak nyaman dengan permasalahn yang ada sehingga dapat mengganggu proses perkembangan yang ada. Perubahan yang terjadi pada periode tertentu menjadi bukti bahwa apakah individu tersebut telah mencapai goal dari tahap yang sedang dilaluinya.4. Perkembangan Terus Dipengaruhi oleh Sifat Alamiah(Hereditas) dan Pola Pengasuhan (Lingkungan)Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa sifat seorang anak diturunkan dari sifat kedua orang tuanya.Hal ini berkaitan dengan genetika seseorang.Bukan hanya dari segi pembawaan sifat, tetapi juga dari karakteristik fisik baik itu warna kulit, warna rambut dan sebagainya.Bahkan temperamen seseorang, ataukecenderungan untuk merespon, didorong oleh genetika.Segala aspek dalam perkembangan manusia bisa dikatakan secara langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh faktor genetik. Dalam proses pendewasaan, perubahan yang diidentifikasi pada seorang anak yang berkembang dikendalikan oleh genetiknya. Namun dalam perkembangan seorang anak, tentunya juga ada periode sensitif dimana usia mereka sangat rentan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan anak sangat perlu dibentuk sehingga tumbuh kembang anak tetap dalam porsi yang terkontrol.

B. Peran Otak dalam Proses Pembelajaran dan PerkembanganOtak adalah bendaputih yang lunak, terdapat di dalam rongga tengkorak yang menjadi pusat saraf yang memiliki stidaknya seratus milyar sel saraf dan masing-masing sel saraf tersebut itu mempunyai ribuan sambungan/simpul. Jumlah dan ukuran saraf otak terus bertambah setidaknya sampai usia remaja. Beberapa penambahan ukuran dan perkembangan otak juga disebabkan oleh myelination yaitu proses yang ditunjukkan sel otak dan system saraf yang diselimuti oleh lapisan-lapisan sel lemak yang bersekat-sekat. Aspek penting lain adalah synapse yaitu jarak tipis antarneuron tempat terbentunya koneksi antarneuron.Otak memiliki lateralisasi yaitu spesialisasi fungsi dalam satu bagian otak dan satu bagian yang lainnya. Dalam individu dengan otak yang utuh, ada spesialisasi fungsi di beberapa area, yaitu:1. Pemrosesan verbal, ucapan dan tata bahasa pada kebanyakan individu berada dalam belahan otak kiri. Akan tetapi, ini bukan berarti bahwa semua pemrosesan bahasa dilakukan di belahan kiri.2. Pemrosesan nonverbal, biasanya lebih dominan terjadi pada belahan otak kanan. Hal ini berkaitan dengan pemrosesan informasi nonverbal, seperti persepsi ruang (spasial), pengenalan visual, dan emosi.Rangsangan yang masuk melalui indera, akan dipersepsikan (diartikan), kemudian secara selektif informasi tersebut disimpan. Proses penyimpanannya melibatkan kedua belahan otak.Peran otak dalam pembelajaran dan perkembangan menurut Ormrod (2009), antara lain:1. Sebagian besar pembelajaran melibatkan perubahan-perubahan pada neuron dan sinapsis.2. Perubahan perkembangan yang terjadi di otak memungkinkan terjadinya proses berpikir yang semakin kompleks dan efisien. Dalam artian, banyak bagian otak bekerja sama secara harmonis untuk memudahkan terjadinya proses berpikir dan berperilaku yang rumit.3. Otak tetap mampu beradaptasi seumur hidup.Perkembangan otak mempengaruhi perkembangan kognitifnya. Kognitif dapat diartikan sebagaipotensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.

C. Teori Piaget tentang Perkembangan KognitifJean Piaget (1896-1980) pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam memahami dunia mereka yang aktif itu mereka menggunakan skema (kerangka kognitif /kerangka referensi). Terdapat konsep atau kerangka yang eksis di dalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi.Skema adalah kumpulan tindakan dan pikiran yang serupa, yang digunakan secara berulang dalm rangka merespons lingkungan (Ormrod, 2009:41).Piaget menekankan bahwa anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka sendiri, informasi dari lingkungan tidak begitu saja dituangkan ke dalam pikiran-pikiran mereka. Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan yang membentuk struktur yang diperlukan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanakkanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal.Beberapa asumsi Piaget tentang perkembangan kognitif anak antara lain:1. Anak-anak adalah pembelajar yang aktif dan termotivasi. Piaget meyakini bahwa anak-anak secara alami memiliki ketertarikan terhadap dunia dan secara aktif mencari informasi yang dapat membantu mereka memahami dunia tersebut dengan bereksperimen dan mengamati dampak tindakan mereka.2. Anak-anak mengkonstruksi pengetahuan mereka berdasarkan pengalaman. Anak-anak tidak hanya mengumpulkan hal-hal yang telah mereka pelajari saja, tapi mereka juga menggabungkan pengalaman-pengalamannya menjadi suatu pandangan terintegrasi mengenai cara kerja dunia disekitarnya. Teori ini terkadang disebut teori konstruktivisme yaitu perspektif teoritis yang menyatakan bahwa para pembelajar mengkonstruksi (construct), alih-alih menyerap pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman mereka. Dalam pandangan Piaget, anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka dengan menggunakan skema untuk menjelaskan hal-hal yang mereka alami.Tiap anak memiliki skema yang berbeda-beda sesuai dengan periode perkembangannya.3. Anak-anak belajar melalui dua proses yang saling melengkapi yaitu proses penyesuaian skema (adaptasi) sebagai tanggapan atas lingkungan melalui asimilasi dan akomodasi . (Slavin, 2011:43).a. Asimilasi adalah proses memahami objek atau peristiwa baru berdasar skema yang telah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya. b. Akomodasi adalah mengubah skema yang telah ada agar sesuai dengan situasi baru. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali.4. Interaksi anak dengan lingkungan fisik dan sosial adalah faktor yang sangat penting bagi perkembangan kognitif. Dalam pandangan Piaget, interaksi sosial juga sama pentingnya bagi perkembangan kognitif anak.5. Terdapat proses equilibirasiyang mendorong kemajuan anak ke arah kemampuan berpikir yang semakin kompleks. Piaget mengemukakan bahwa anak-anak sering berada dalam kondisi equilibrium yaitu proses di mana seorang individu merespons peristiwa-peristiwa baru berdasarkan skema yang sudah ada. Seiring waktu dan pertumbuhan mereka terkadang menemukan situasi di mana pengetahuan atau keterampilan yang mereka miliki tidak memadai, seperti ketidaknyamanan mental yang mendorong anak-anak berusaha memahami hal-hal yang sedang mereka observasi yang disebut disequilibirium. Setelah proses tersebut terjadi, akan kembali ke kondisi equilibirium. Proses pergerakan dari ekuilibirium ke disequilibirium lalu kembali lagi ke equilibirium disebut sebagai equilibrasi.6. Perkembangan kognitif tergantung pada tingkat tertentu pada perkembangan saraf. Sebagai salah satu akibat dari perubahan kematangan di otak, anak-anak berpikir dengan cara-cara yang secara kualitatif berbeda pada usia yang berbeda. Otak terus berkembang sepanjang masa seiring bertambahnya usia proses berpikirnya semakin kompleks. Perubahan-perubahan tersebut terjadi dimulai pada usia sekitar 2 tahun, dan terjadi lagi pada usia 6 atau 7 tahun, dan terjadi lagi saat masa pubertas.Piaget mengemukakan tahap dalam perkembangan kognitif anak yang dibagi ke dalam empat periode, yaitu:1. Periode sensori-motor (usia 02 tahun)Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indra). Pada mulanya pengalaman itu bersatu dengan dirinya, ini berarti bahwa suatu objek itu ada bila ada pada penglihatannya. Akhir dari tahap ini ia mulai mencari objek yang hilang bila benda tersebut tidak terlihat perpindahannya. Objek mulai terpisah dari dirinya dan bersamaan dengan itu konsep objek dalam struktur kognitifnya pun mulai dikatakan matang. Ia mulai mampu untuk melambungkan objek fisik ke dalam simbol-simbol, misalnya mulai bisa berbicara meniru suara kendaraan, suara binatang, dll.2. Periode pra-operasional (usia 27 tahun)Tahap ini adalah tahap pemikiran yang lebih simbolis dibanding tahap sensori-motor.Tahap ini lebih bersifat egosentris dan intuisif daripada logis.Tahap ini adalah persiapan untuk pengorganisasian kearah yang lebih konkret. Pada tahap ini pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkrit daripada pemikiran logis, sehingga jika ia melihat objek-objek yang kelihatannya berbeda, maka ia mengatakan berbeda pula. Pada tahap ini anak masih berada pada tahap pra-operasional belum memahami konsep kekekalan (conservation), yaitu kekekalan panjang, kekekalan materi, luas, dll.Selain dari itu, ciri-ciri anak pada tahap ini belum memahami dan belum dapat memikirkan dua aspek atau lebih secara bersamaan.3. Periode operasional konkrit (usia 711 tahun)Pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkret.Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objektif.Anak pada tahap ini sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika, tetapi hanya objek fisik yang ada saat ini (karena itu disebut tahap operasional konkrit).Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap ini masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan logika.4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)Pada tahap ini anak sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak dan menggunakan logika.Ini adalah tahap kognitif terakhir.Pada tahap ini individu sudah mulai memikirkan pengalaman kongkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis, dan logis.Penggunaan benda-benda konkret tidak diperlukan lagi. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan dengan objek atau peristiwa berlangsung. Penalaran terjadi dalam struktur kognitifnya telah mampu hanya dengan menggunakan simbol-simbol, ide-ide, abstraksi dan generalisasi. Ia telah memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan operasi-operasi yang menyatakan hubungan di antara hubungan-hubungan objek lain serta memahami konsep promosi.Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang pasif dalam perkembangan genetik. Perubahan genetik bukan peristiwa yang menuju kelangsungan hidup suatu organisme melainkan adanya adaptasi terhadap lingkungannya dan adanya interaksi antara organisme dan lingkungannya. Dalam responnya, organisme mengubah kondisi lngkungan, membangun struktur biologi tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa mempertahankan hidupnya. Perkembangan kognitif yang dikembangkan Piaget banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal Piaget dalam bidang biologi. Ia meyakini bahwa suatu organisme hidup dan lahir dengan dua kecenderunngan yang fundamental, yaitu kecenderunag untuk beradaptasi dan berorganisasi (tindakan penataan).D. Teori Vygotsky tentang Perkembangan KognitifTeori Vygotsky mendukung teori Piaget yang meyakini bahwa perkembangan kognitif anak berkembang sesuai dengan tahapan-tahapan usianya. Jika Piaget berpandangan bahwa anak-anak memegang kendali terhadap perkembangan kognitif mereka sendiri, maka Vygotsky meyakini bahwa orang-orang dewasa di masyarakat mendorong perkembangan kognitif anak secara sengaja dan sistematis. Jadi, biarkanlah anak bersosialisasi dengan orang lain. Masyarakat dan budaya berperan penting terhadap perkembangan kognitif anak, dengan anggapan tersebut teori ini disebut sebagai perspektif sosio-kultural.Tiga konsep yang dikembangkan dalam teori Vygotsky (Tappan,1998): (1) keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan pahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental; (2) kemampuan kognitif yang dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus berfungsi sebagai alat psikologis yang membantu dan menstraformasi aktivitas mental; dan (3) kemampuan kognitif berasal dari relasi social dan dipengaruhi oleh latarbelakag sosio-kultural.Beberapa asumsi Vygotsy tentang perkembangan kognitif anak, yakni :1. Percakapan Pribadi. Percakapan pribadi adalah mekanisme yang ditekankan Vygotsky untuk mengubah pengetahuan bersama menjadi pengetahuan pribadi. Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak menyerap percakapan orang lain kemudian menggunakan percakapan itu untuk membantu diri sendiri memecahkan masalah. 2. Zona Perkembangan Proksimal (ZPD).Zona of proximal development adalah rentang jenis tugas yang dapat diselesaikan seorang pembelajar dengan bantuan dan bimbingan orang lain, namun yang tidak dapat diselesaikan pembelajar yang sama secara mandiri (Ormrod, 2009:58). Tugas-tugas dalam zona perkembangan proksimal adalah sesuatu yang masih belum dapat dikerjakan dengan bantuan teman yang lebih kompeten atau orang dewasa. Tugas-tugas yang menantang akan mendorong perkembangan kognitif yang maksimum. 3. Perancahan (scaffolding). Perancahan adalah mekanisme pendukung yang membantu seorang pembelajar untuk berhasil menyelesaikan suatu tugas dalam zona perkembangan proksimalnya (Ormord, 2009:63). Perancahan berarti menyediakan banyak dukungan kepada seoarang anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi dukungan dan meminta anak tersebut memikul tanggung jawab yang semakin besar begitu dia sanggup (Slavin, 2011 :59).4. Pembelajaran Kooperatif. Anak-anak bekerja sama untuk membantu satu sama lain.Dengan adanya interaksi dengan rekan sebaya yang memungkinkan percakapan batin antarmereka, sehingga dapat memperoleh pemahaman tentang proses penalaran satu sama lain.Teori Vygotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di antara orang-orang dan lingkungan, yang mencakup objek simbolis, alat, buku, dan komunitas tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan kognitif berasal dari situasi sosial.

E. Bentuk Implikasi dari Teori Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran Ilmu BiologiBidang ilmu biologi merupakan bidang ilmu yang sangat luas dengan alam sebagai objek utamanya. Banyak bidang ilmu lainnya dalam cakupan biologi sehingga tidak mudah untuk memahami ilmu hayat ini.Ada beberapa teori perkembangan kognitif yang bisa kita terapkan dalam pembelajaran ilmu biologi.Implikasi teori Piaget: Sebagaimana yang kita ketahui bahwa banyak penilitian yang dilakukan dalam pembelajaran biologi, maka kondisi pembelajaran diciptakan dengan nuansa eksplorasi dan penemuan. Pengakuan atas peran penting kegiatan pembelajaran berdasar keterlibatan aktif yang diprakarsai sendiri oleh siswa (konstruktivisme). Dapat membuat mind-mapberdasarkan materi pembelajaran yang diberikan sehingga poin-poin penting dan kata kunci atas pembelajaran biologi dapat diserap dengan baik Membangun ide-ide abstrak dan hipotesis untuk benda-benda konkrit dan/ atau peristiwa yang dapat diamatiImplikasi teori Vygotsky: Keinginan menyusun rencana pembelajaran kooperatif di antara kelompok-kelompok siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda yang dapat membantu belajar satu sama lain. Guru menggunakan teknik scaffolding dengan tujuan siswa dapat belajar atas inisiatifnya sendiri. Komponen materi disajikan untuk membantu siswa memecahkan suatu permasalahan.

BAB 3PENUTUPA. Kesimpulan1. Perkembangan merupakan perubahan yang berlangsung seumur hidup yang terjadi secara teratur dan adaptif. Sedangkan perkembangan kognitif adalah perubahan dalam pemikiran dan kecerdasan anak. Ada beberapa prinsip dasar perkembangan manusia, yaitu:a. Hasil perkembangan dalam pola yang teratur dan dapat diprediksib. Anak yang berbeda berkembang pada tingkat yang berbedac. Periodetumbuh kembang anak dalam kecepatan yang berbedad. Perkembangan terus dipengaruhi oleh sifat alamiah (hereditas) dan pola pengasuhan (lingkungan).2. Otak memiliki lateralisasi yaitu spesialisasi fungsi dalam satu bagian otak dan satu bagian yang lainnya. Dalam individu dengan otak yang utuh, ada spesialisasi fungsi di beberapa area untuk pemrosesan verbal dan non-verbal. Perkembangan otak mempengaruhi perkembangan kognitifnya. Kognitif dapat diartikan sebagaipotensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).3. Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.Ia meyakini bahwa suatu organisme hidup dan lahir dengan dua kecenderunngan yang fundamental, yaitu kecenderunag untuk beradaptasi dan berorganisasi (tindakan penataan).4. Teori Vygotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di antara orang-orang dan lingkungan, yang mencakup objek simbolis, alat, buku, dan komunitas tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan kognitif berasal dari situasi sosial.B. SaranTumbuh kembang yang baik dari seorang anak memang menjadi poin penting bagi individu itu sendiri. Banyak elemen dan komponen yang mengalami proses yang luar biasa dalam rentang waktu pertumbuhannya. Salah satu yang menjadi aspek penting dalam pertumbuhannya yaitu perkembangan kognitif dari anak tersebut. Setiap anak memiliki keunikan tersendiri, dan dari sini dibutuhkan peran penting dari pihak orang tua yang sepenuhnya memegang tanggung jawab atas anak tersebut. Orang tua harus menjadi panutan sekaligus teman berbagi bagi si anak. Tidak hanya itu, dalam lingkungan sekolah dibutuhkan kerja sama dari para guru dalam membimbing anak dengan segala aspek yang ada dalam dirinya sehingga ia mampu menjadi individu yang benar-benar menggali potensi dalam dirinya secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKAOrmrod, J.E. 2009. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: ErlanggaSlavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: ErlanggaSyaeful, Ahmad. 2014. Perkembangan Kognitif dan Bahasa. https://asyaeful18.blogspot.com/2014/10/pendidikan.html(Online: diakses tanggal 25 September 2015)Tappan, M. 1998. Moral Education in The Zone of Proximal Development. Colby College: College DirectoryWikipedia. 2015. https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif (Online: diakses tanggal 25 September 2015)