ppt keuangan daerah new

18
SISTEM KEUANGAN DAERAH KELOMPOK 4 1) Pugar Dwi Riswanto (145030100111074) 2) Vina Hermawati (145030100111052) 3) Azizah Ria Risti F (145030101111068) 4) Farah Nadia Rofifah (145030101111072) 5) Diah Fitriani (145030101111076)

Upload: vina-hermawati

Post on 29-Jan-2016

137 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

PPT keuangan Daerah

TRANSCRIPT

Page 1: Ppt Keuangan Daerah New

SISTEM KEUANGAN DAERAH

KELOMPOK 41) Pugar Dwi Riswanto

(145030100111074)

2) Vina Hermawati

(145030100111052)

3) Azizah Ria Risti F

(145030101111068)

4) Farah Nadia Rofifah

(145030101111072)

5) Diah Fitriani

(145030101111076)

Page 2: Ppt Keuangan Daerah New

SISTEM KEUANGAN DAERAH

A. SUMBER PENDAPATAN DAERAH

B. PENGELUARAN DAERAH

Page 3: Ppt Keuangan Daerah New

SISTEM KEUANGAN DAERAH

Dewasa ini ada tuntutan yg lebih besar terhadap penguatan pemerintah daerah yang diwujudkan dengan kebijakan desentralisasi untuk memberdayakan masyarakat dalam aktivitas pembangunan dan pelayanan publik. Yaitu Desentralisasi Politik dan Desentralisasi Ekonomi.

Menurut Manor, 1999; Humes IV, 1991; Fiscal Policy Resource Center, 2001 ada hubungan yang sangat kuat antara Desentralisasi Fiskal dan Devolusi (Desentralisasi Politik). Ketika Desentralisasi Fiskal berarti pemerintah menyerahkan pengaruh atas keputusan anggaran dan pengeluaran kepada pemerintah bawahan maka seharusnya didahului oleh adanya Desentralisasi Politik (Devolusi).

Desentralisasi Fiskal membutuhkan adanya akuntanbilitas terhadap masyarakat dan lembaga di daerah ketimbang terhadap atasan di luar daerah. Sebaliknya devolusi juga membutuhkan desentralisasi fiskal untuk menopang kemandirian pemerintah daerah dalam mengatur dan mengurus fungsi-fungsi yang diembannya.

Page 4: Ppt Keuangan Daerah New

PEMETAAN DESENTRALISASI FISKAL

PENGELUARAN SAAT INI

BELANJA MODAL

PINJAMAN

PENDAPATAN TRANSFER

PENDAPATAN ASLI DAERAH

PENDAPATAN DAERAH

BELANJA DAERAH

DESENTRALISASI FISKAL

Page 5: Ppt Keuangan Daerah New

SUMBER PENDAPATAN DAERAH

Menurut Humes VI (1991 : 236-7) mengungkapkan bahwa pada prinsipnya sumber keuangan daerah ada 3 yaitu :

1. locally raised revenue (pendapatan asli daerah)

2. transferred or assigned income (dana tranfer dari pemerintah)

3. loans (pinjaman)

Page 6: Ppt Keuangan Daerah New

PEMETAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

TARIF BISNIS

PASAR YANG KOMPETITIF

PAJAK PENJUALAN

UTILITAS UMUMPENDAPATAN LOCAL DAN

KEUNTUNGAN PAJAK

PAJAK PROPERTI

LABA PERUSAHAANPAJAK DENDA DAN PEMUNGUTAN BIAYA

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Page 7: Ppt Keuangan Daerah New

Pendapatan Asli Daerah

Pertama, Locally raised revenue merupakan pendapatan yang ditentukan dan dikumpulkan secara local. Jenis pendapatan ini seharusnya merupakan sumber penghasilan utama bagi daerah. Terdapat 3 kategori yang masuk dalam jenis pendapatan ini yaitu:

1. Pajak daerah

Umumnya pemerintahan pusat menentukan pajak mana yang dapat dipungut oleh daerah, serta pemerintahan pusat memeriksa dan mengesahkannya. Menurut Norton (1994:74-8) pajak daerah meliputi;

Pajak Properti

Pendapatan local dan regional dan keuntungan pajak

Tarif bisnis dan sumber lain dari pendapatan pajak

Pajak lainnya ; contohnya Konsumsi atau pajak penjualan dan pajak gaji

2. Denda dan pungutan

Sumber pendapatan ini terikat dengan kemauan seseorang untuk membayar pelayanan tertentu yang dinikmatinya. Pemerintah daerah memungut biaya atas beragam pelayanan dam lisensi yang disediakan.

3. Penghasilan perusahaan daerah

Perusahaan daerah memperoleh penghasilan melalui pembebanan biaya (user charge) atas pelayanan yang diberikan

Page 8: Ppt Keuangan Daerah New

PEMETAAN PENDAPATAN TRANSFER DARI PEMERINTAHAN PUSAT

PENDAPATAN TRANSFER

BANTUAN BAGI HASILALOKASI

ANGGARAN LANGSUNG

TIDAK MENCOCOKKAN

TRANSFER

MENCOCOKKAN TRANSFER

BANTUAN DEFISIT

HIBAH KHUSUS

BLOCK GRANTS

OPEN ENDED MATCHING GRANTS

CLOSE ENDED MATCHING GRANTS

MENURUT LAPANGAN

MENURUT RUMUS

Page 9: Ppt Keuangan Daerah New

Pendapatan Transfer

Dana transfer dari pemerintah meliputi bagi hasil, bantuan, dan alokasi anggaran langsung.

a) Bagi Hasil

Mengacu pada dana yang dipungut atas nama pemerintah daerah dan ditransfer kepadanya. Rumusan pembagian ini biasanya merupakan hasil dari negoisasi politik.

b) Bantuan

Menurut (Humes IV, 1991 : 239). Terdapat tiga alasan utama dari penggunaan jenis bantuan ini, yakni : untuk menambah sumber pendapatan daerah, untuk memenuhi kebutuhan yang berlebihan atau pendapatan yang terbatas dari area tertentu, dan untuk meningkatkan program tertentu serta menyelipkan kontrol terhadapnya.

Menurut Shah (1994:24-7) ada dua jenis utama bantuan;

Non Matching Transfer

Dapat dibedakan menjadi selective (conditional) atau general (unconditional)

Matching Transfer

Deficit Grant (tidak lagi direkomendasikan)

c) Alokasi Anggaran Langsung

Sebenarnya dana yang ada bukanlah semacam transfer antar pemerintah melainkan alokasi intra organisasi. Pemberian dana dalam cara demikian ternyata memberikan peluang yang terbatas terhadap keputusan adminstrasi pemerintah daerah

Page 10: Ppt Keuangan Daerah New

NonMatching Transfer

– Selective (Conditional) nonmatching transfer

Memberikan sejumlah dana tanpa adanya penyesuaian lokal, yang dibelanjakan untuk tujuan tertentu. Bantuan jenis ini cocok untuk menyusubsidi aktivitas tertentu yang dinilai berprioritas tinggi bagi pemerintah pusat tetapi berprioritas rendah bagi pemerintah daerah

– Unconditional (General) nonmatching transfer

Tidak ada batasan yang ditentukan mengenai bagaimana bantuan tersebut di belanjakan, tidak ada batasan belanja minimum bagi area-area tertentu. Karena bantuan ini bisa dibelanjakan atas berbagai kombinasi barang dan layanan publik atau memberikan keringanan pajak bagi warga.

Matching Transfer

– Selective (Conditional) matching grants atau Cost-sharing programs

Dana tersebut dibelanjakan untuk tujuan tertentu dan bahwa penerimaan dana tersebut turut serta pula dalam mendanai aktivitas untuk beberapa hal. Terdapat penyertaan dana daerah dalam transfer dana dari pusat untuk tujuan tertentu.

Page 11: Ppt Keuangan Daerah New

Matching Transfer

Selective (Conditional) matching grants atau Cost-sharing programs

Terdapat dua jenis transfer:

1. Open-ended matching grants

Jenis ini terjadi ketika tidak ada batasan bagi bantuan yang tersedia

dengan menyesuaikan penyediaan, yang disesuaikan untuk mengoreksi

inefisiensi dalam penyediaan barang-barang publik yang muncul dari

eksternalitas.

2. Closed-ended matching transfer

Jenis ini terjadi ketika dana disediakan dalam batas tertentu, biasanya

bergantung pada pemberian dana, sehingga transfer ini mengakibatkan

adanya kontrol terhadap anggarannya.

Page 12: Ppt Keuangan Daerah New

– Deficit grants (Devas, 1988 dan Davey, 1988)

Bantuan ini dimaksutkan untuk menyesuaikan sumber daya lokal dengan komitmen pengeluaran keseluruhan, yang didasarkan pada anggaran yang telah disetujui. Selain itu, ia juga dimaksudkan untuk menyeimbangkan kebutuhan pengeluaran lokal dengan kapasitas pendapatan lokal. Pada intinya tujuan sistem deficit grants ini adalah kecukupan (adequacy) guna menjamin pemerintah daerah memiliki sumber daya yang memadai untuk menjalankan tanggung jawabnya.

Hasil dari sitem bantuan ini tidak memuaskan karena

1) Pemerintah daerah diberi sedikit insentif untuk meningkatkan pendapatannyasecara bijaksana

2) Secara efektif, pengambilan keputusan tersentralisasi karena permintaan selalu melalui sember daya sehingga pemerintah pusat harus memutuskan bagaimana memangkas anggaran pemerintah daerah tersebut

3) Sistem ini menghambat perencanaan yang efektif oleh pemerintah daerah karena ia tidak berada pada posisi menilai sumber daya keseluruhan yang tersedia baginya

4) Sistem ini mendukung gagasan bahwa pemerintah daerah ‘harus’ mampu membiayai dirinya sendiri sementara bantuan hanya bersifat membantu kepada pemerintah daerah yang ‘tidak efien’

Page 13: Ppt Keuangan Daerah New

Pinjaman merupakan sumber dana yang ketiga bagi pemerintah daerah dan merupakan cara

alternatif untuk membiayai investasi modal daerah. Investasi ini dapat dipergunakan untuk membiayai pembangunan jalan, jembatan, gedung serba guna, fasilitas air, dan lain sebagainya.

Kajian Norton (1994) mengungkapkan beberapa metode pinjaman yang dilaksanakan di negara-negara Eropa. Metodenya adalah :

(1) piniaman dari sumber dana internal (internal funds),

(2) pinjaman berjangka (temporary borrowing) dari pasar uang (money market),

(3) obligasi (bonds issues),

(4) Pengeluaran saham (stock lssues),

(5) sewa-menyewa (lease arrangements).

Page 14: Ppt Keuangan Daerah New

PENGELUARAN DAERAH

Desentralisasi fiskal juga menyangkut desentralisasi otoritas pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dalam rangka pelayanan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (expenditure assignment). Otoritas ini diperlukan agar pemerintah daerah mampu melakukan manajemen pengeluaran publik secara tepat, yang memiliki ciri-ciri;

Secara memadai ia mampu mengendalikan keseluruhan pendapatan dan pengeluaran

Secara tepat mengalokasikan sumber-sumber publik ke dalam berbagai sektor dan program

Menjamin bahwa lembaga pemerintah beroprasi seefisien mungkin

Page 15: Ppt Keuangan Daerah New

Aspek yang sama pentingnya dengan pendapatan adalah pengeluaran daerah. Pengeluaran ini harus dilakukan oleh daerah guna membiayai berbagai aktivitas atau fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Ada lima peran yang harus dimainkan oleh pemerintah dalam mengelola segala macam urusan atau kewenangannya, peran tersebut mencakup;

a) Sebagai penyediaan layanan

b) Sebagai pembeli layanan

c) Sebagai badan penyandang dana

d) Sebagai koordinator penyediaan layanan publik

e) Sebagai regulator

Pelaksanaan dari semua atau pilihan peran tersebiut membutuhkan dana yang harus dikeluaran oleh daerah. Peran pemerintah dalam penyediaan layanan publik tersebut dapat berlangsung dalam dua kategori (norton,1994);

Direct provision

menempatkan pemerintah sebagai penyedia langsung pelayanan publik dengan berbagai macam variasinya, seperti penyediaan oleh instansi pemerintah, perusahaan negara atau badan kerjasama lainnya.

Indirect or delegated management of service

menempatkan pemerintah sebagai pengatur(regulator) sementara pelayanan publik dapat dilakukan oleh swasta, masyarakat, atau lembaga sukarela lainnya.

Page 16: Ppt Keuangan Daerah New

Jenis pengeluaran daerah dalam anggaran daerah dapat dibedakan menjadi dua (Wilson & Game, 1994 : 134), yakni;

a) current expenditure atau juga dikenal sebagai revenue expenditure

Merupakan pengeluaran harian pemerintah daerah yang diperlukan untuk menjaga agar pelayanan publik tetap berlangsung. Pengeluaran ini meliputi: upah dan gaji pegawai, buku-buku sekolah, peralatan kantor, dan lain sebagainya.

b) capital expenditure

Merupakan pengeluaran yang menghasilkan aset jangka panjang. Pengeluaran ini sering kali mahal harganya, tetapi memiliki manfaat setelah tahun anggaran berjalan. Contoh pengeluaran ini adalah pembelian lahan, konstruksi bangunan dan ialan, peralatan - peralatan utama seperti mobil, mesin, komputer dan lain sebagainya.

Page 17: Ppt Keuangan Daerah New

Kecenderungan untuk mendesentralisasi pengeluaran ini didasarkan pada subsidiarity principle. Prinsip ini menyarankan bahwa pelayanan pemerintah seharusnya diberikan pada tingkat pemerintahan terendah yang mampu menyediakan barang dan pelayanan publik secara efisien. Subsidiarity principle ini menyarankan tiga jenis aktivitas yang paling baik bila diselenggarakan oleh pemerintah pusat yakni,

1. Penyediaan barang dan pelayanan publik yang bermanfaat bagi bangsa secara keseluruhan

2. Kebijakan redistribusi pendapatan atau sosial

3. Aktivitas pemerintah yang mencakup eksternalitas antara wilayah.

Bergabai aspek kelembagaan di daerah yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat mencakup tiga hal;

4. Kapasitas daerah

5. Akuntabilitas dan informasi

6. Transparansi fiskal

Jika daerah tidak memiliki kemampuan kelembagaan yang memadai maka kondisi ini akan memicu semakin kuatnya ketergantungan daerah kepada pemerintahan pusat.

Page 18: Ppt Keuangan Daerah New

Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya kecenderungan semakin

kuatnya ketergantungan finansial pemerintah daerah terhadap pemerintah

pusat. Faktor tersebut ialah;

1. Pertumbuhan pengeluaran karena semakin meningkatnya kebutuhan

dan tutntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas layanan

publik

2. Kemampuan daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerahnya

yang terbatas

3. Adanya tuntutan yang semakin kuat untuk melakukan pemerataan

antar wilayah, serta pendapatan yang diperoleh dari pemberian

layanannya yang semakin terbtas baik karena dibatasi oleh sumber

daya, faktor popularitas politis dll