project ppt new

45
Anda Lastari 4011211009 Buku : - Prof.. Dr. H. dahlan Thaib, S.H., M.Si - Jazim Hamidi, S.H., M.Hum - Hj. Nimatul Huda, S.H., M.Hum

Upload: brongos-ngos

Post on 24-Nov-2015

132 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

Anda Lastari4011211009Buku :Prof.. Dr. H. dahlan Thaib, S.H., M.SiJazim Hamidi, S.H., M.HumHj. Nimatul Huda, S.H., M.HumBAB I TINJAUAN UMUM TENTANG KONSTITUSISejarah Pertumbuhan KonstitusiSecara etimologis ada kata konstitusi, konstitusional, dan konstitusionalisme inti maknanya sama, namun penggunaan dan penerapannya berbeda. Konstitusi adalah segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan (Undang-undang Dasar, dan sebagainya), atau undang-undang dasar suatu negara. Dengan kata lain, segala tindakan ataupun prilaku seorang penguasa berupa kebijakan atau tidak didasarkan atau menyimpang konstitusi, berarti tindakan (kebijakan) tersebut adalah tidak konstitusional. Berbeda halnya dengan konstitualisme, yaitu suatu paham mengenai pembatasan kekuasaan dan jaminan hak-hak rakyat melalui konstitusi.Dalam berbagai Literatur hukum tata negara maupun ilmu politik kajian tentang ruang lingkup paham konstitusi (konstitusionalisme) terdiri dari :Anatomi kekuasaan (Kekuasaan Politik) tunduk pada Hukum.Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusiaPeradilan yang bebas dan mandiriPertanggung jawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik) sebagai sendi utama dari asas kedaulatan rakyatKeempat prinsip atau ajaran diatas merupakan maskot bagi suatu pemerintahan yang konstitusional. Akan tetapi, suatu pemerintahan (negara) meskipun konstitusinya sudah mengatur prinsip-prinsip diatas, namun tidak di implementasikan. Dalam praktik penyelenggaraan bernegara, maka belumlah dapat dikatakan sebagai negara yang konstitusional atau menganut paham konstitusi.Konstitusi sebagai undang-undang dasar dan hukum dasar yang mempunyai arti penting atau sering disebut dengan konstitusi modern, barulah muncul bersamaan dengan semakin berkembangnya sistem demokrasi perwakilan dan konsep nasionalisme. Demokrasi perwakilan muncul sebagai pemenuh kebutuhan rakyat akan kehadiran Lembaga Legislatif.Lembagaini diharapkan dapat membuat undang-undang untuk mengurangi serta membatasi dominasi hak-hak kerja. Alasan inilah yang mendudukkan konstitusi (yang tertulis) itu sebagai hukum dasar yang lebih tinggi dari pada raja, sekaligus terkandung maksud memperkokoh Lembaga Perwakilan Rakyat.B. Pengertian KonstitusiIstilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis (constituer) yang berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud ialah pembentukan suatu negara menyusun dan mengatakan suatu negara , sedangkan istilah undang-undang dasar merupakan terjemahan istilah yang dalam bahasa Belandanya Gronwet. Perkataan Wet diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia Undang-undang, dan Grond berarti tanah / dasar.Di negara yang mengguanakan Bahasa Inggris sebagai bahasa nasional, dipakai istilah Constitution yang dalam Bahasa Indonesia disebut Konstitusi. Pengertian Konstitusi, di dalam praktik dapat berarti lebih luas daripada pengertian undang-undang dasar. Bagi para sarjana ilmu politik istilah constitution merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secar mengikat cara-cara bagaimana sesuatu pemerintah diselenggarakan dalam suatu masyarakat.Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian konstitusi meliputi konstitusi tertulis dan tidak tertulis. Undang-undang dasar merupakan konstitusi yang tertulis. Undang-undang dasar merupakan konstitusi yang tertulis. Adapun batasan-batasannya dapat dirumuskan ke dalam pengertian sebagai berikut :Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada para penguasa.Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu sistem politik.Suatu deskripsi dari lembaga-lembaga negara.Suatu deskripsi yang menyangkut masalah hak-hak asasi manusia.

E. Klasifikasi KostitusiDari sekian banyak ahli yang dianggap mewakili adalah salah seorang ahli konstitusi dari Inggris, yaitu K.C. Wheare mengungkapkan panjang lebar mengenai macam-macam negara, namun pada intinya sebagai berikut :Konstitusi tertulis dan konstitusi bukan tertulis ( Written Constitution and no Written Constitution)Konstitusi fleksibel dan konstitusi rijid (Flexible Constitution and Rigid Constitution0Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi bukan derajat tinggi (Supreme Constitution and Not Supreme Constitution)Konstitusi srtifikat dan konstitusi kesatuan (Federal Constitution and Unitary Constitution)Konstitusi sistem pemerintahan Presidensial dan konstitusi sistem pemerintahan parlementer (Presidental executive and Parliamentary executive Constution)BAB IIKonstitusi Madinah dan Ketatanegaraan ModernKonstitusi MadinahCatatan histori timbulnya negara Konstitusional, sebenarnya merupakan proses sejarah yang panjang dan selalu menarik untuk dikaji. Jauh sebelum pemikir-pemikir Barat mengemukakan temuan mereka atas berbagai konstitusi di Yunani, sejarah Islam telah mencatat bahwa sejak zaman Rasulullah Muhamad SAW. Telah lahir konstitusi yang pertama, yang kemudian dikenal dengan konstitusi Madinah atau ada juga yang menyebut sebagai piagam Madinah.Kesepakatan-kesepakatan antara golongan Muhajirin dan Anshar, dan perjanjian dengan golongan golongan Yahudi itu, secara formal ditulis dalam suatu naskah yang disebut Shahifah. Para ahli ilmu pengetahuan, khusunya ahli sejarah menyebut naskah politik yang dibuat Muhammad SAW. Itu dengan nama yang bermacam-macam. W. montgomery Watt menamainya The Constitution of Medina, R.A. Nicholson Charter, Majid Khadduri Treaty, Philip K. Hitti agreement, Zainal Abidin Ahmad piagam. Menurut Ahmad Sukardja kata Shahifah semakna dengan Charter dan piagam, dimana kata Charter dan piagam lebih baik menunjuk kepada surat resmi yang berisi pertanyaan tentang sesuatu hal.Ditetapkannya piagam politik tersebut merupakan salah satu siasat Rasul sesuadah Hijrah ke Madinah, yang dimaksud untuk membina kesatuan hidup berbagai golongan warga madinah. Dalam piagam tersebut dirumuskan kebebasan beragama, hubungan antar kelompok, kewajiban mempertahankan kesatuan hidup, dan lain-lain.

B. Materi Muatan Konstitusi MadinahJika kita kaji muatan konstitusi Madinah secara mendalam kita akan mendapatkan gambaran tentang karakteristik masyarakat (ummah) dan negara islam pada masa-masa awal kelahiran dan perkembangannya:Masyarakat pendukung piagam ini adalah masyarakat majemuk yang terdiri atas berbagai suku dan agama.Semua warga negara memunyai kedudukan yang sama, wajib saling menghormati dan wajib kerja sama antar sesama, serta tidak seorang pun yang diperlakukan secar buruk.3. Negara mengakui, melindungi, dan menjamin kebebasan menjalankan ibadah dan agama baik bagi orang-orang muslim maupun non-muslim (pasal 25-33).4. Setiap warga negara meiliki kedudukan yang sama dimata hukum (pasal 34, 40)5. Hukum adat (kelaziman mereka pada masa lalu), dengan berpedoman pada kebenaran dan keadilan tetap diberlakukan (pasal 2, 10, dan 21)6. Semua warga mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara. Mereka berkewajiban membela dan mempertahankan negara dengan harta, jiwa mereka dan mengusir setiap agresor yang mengganggu stabilitas negara 9pasal 24, 36, 37, dan 38)7. Sistem pemerintahan adalah desentralisasi, dengan Madinah sebagai pusatnya (pasal 39)Dari apa yang dikemukakan diatas sebagai kajian terhadap pasal 47 pasal konstitusi madinah terlihat beberapa gambaran tentang prinsip prinsip negara modern pada masa awal kelahirannya dengan nabi sebagai kepala negara, yang warganya terdiri dari berbagai macam aliran, golongan, keturunan, budaya, maupun agama yang dianutnya.Prinsip yang terkandung di dalam piagam Madinah dapat dikatakan sebagai suatu ide yang revolusioner untuk saat itu, dari sudut tinjauan modern ia dapat di terima sebagai sumber inspirasi untuk membangun masyarakat yang ,majemuk.Ketatanegaraan ModernDalam Khazanah ilmu ketatanegaraan konsep tentang negara adalah konsep modern yang pada umumnya diyakini konsep tersebut datang dari pemikiran dunia Barat.Menurut Sri Sumantri, dengan mengutip pendapat streenbeck tiga mater muatan yang pokok dan konstitusi adalah :Jaminan hak-hak asasi manusiaSusunan ketatanegaraan yang bersifat mendasarPembagian dan pembatasan kekuasaan.Bila diamati, maka di dunia ini tidak ada satupun negara tanpa konstitusi. Pada umumnya seua negara modern mempunyai konstitusi, ataupun UUD. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.D. Islam dan Ketatanegaraan ModernSecara tegas dapat dikatakan bahwa islam tidak memperkenalkan suatu bentuk negara monarki atau republik. Meskipun islam tidak memperkenalkan suatu bentuk negara, tetapi hal penting adalah konsepsi islam tentang negara mengandung prinsip-prinsip tentang negara modern seperti dikemukakan diatas dan juga mengandung unsur keadilan, persamaan, dan permusyrakatan. Menurut N. Shiddiqi, lewat konstitusi Madinah nabi telah membina watak masyarakat dengan ciri-ciri sebagai berikut :Berpegang pada prinsip kemerdekaan berpendapatMenyerahkan urusan kemasyarakatan (duniawi) kepada umat sendiri pada hal-hal yang berkaitan dengan perincian pelaksanaan kehidupan masyarakat yang tidak termasuk masalah yang bersifat ubudiyahTentang bagaimana konsepsi islam mengenai hak-hak politik rakyat, Abdul Karim Zaidan, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hak politik adalah hak yang dinikmati oleh setiap orang sebagai anggota dalam suatu lembaga politik seperti hak memilih, hak dipilih hak mencalonkan diri, dan hak memegang jabatan umum dalam negara atau hak yang menjadikan seseorang ikut serta dalam mengatur kepentingan negara dan pemerintah.BAB IIIKonstitusi dan NegaraEmbrio Konstitusi Dalam NegaraMenurut Sri Sumantri dalam disertasinya, tidak ada satu negarapun di dunia sekarang iniyang tidak mempunyai konstitusi atau undang-undang Dasar. Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.Embiro (asal-usul) konstitusi dalam suatu negara pada dasarnya sudah bisa diketahui dari sejarah dan pertumbuhan konstitusi pada bab terdahulu, namun secara spesifik akan dibahas dalam subbab ini. Embiro konstitusi sebagai hukum dasar (droit Constutional) dari negara-negara di belahan dunia ini dapat digali dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut bentuk negara dan dari sudut pembentuk konstitusinya. Tiga bentuk negara yaitu :Spontaneous State (Spontaant Staat)Negotiated State (Parlement Staat)Derivative State (Algelerde Staat)B. Nilai Penting Konstitusi Dalam Suatu NegaraStruyken dalam bukunya Het Staatsrecht Van Het Konin Krijk der Nederlanden menyatakan bahwa Undang-undang Dasar sebagai Konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yang berisi :Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampauTingakt tertingai perkembangan ketatanegaraan bangsaPandangan tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik waktu sekarang maupun masa depan Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin.

Dalam empat muatan yang tereduksi dalam konstitusi atau undang-undang diatas, menunjukkan arti pentingnya konstitusi menjadi barometer suatu negara. Semua agenda penting kenegaraan ini telah terdapat dalam konstitusi sehingga benarlah kalau konstitusi merupakan cabang yang utama dalam study ilmu hukum tata negara.Karl Loewenstein mengadakan suatu penyelidikan mengenai apakah arti dari suatu konstitusi tertulis (UUD) dalam suatu lingkungan Nasional yang spesifik, terutama kenyataan bagi rakyat biasa sehingga kepada tiga jenis penilaian konstitusi sebagai berikut :Konstitusi bernilai normatifKonstitusi yang mempunyai nilai nominalKonstitusi yang mempunyai nilai semantik

C. Supremasi Konstitusi Dalam NegaraDalam negara modern, penyelenggaraan kekuasaan negara dilakukan berdasarkan hukum dasar (droit constutional). Undang-undang Dasar atau Verfassung, oleh Carl Schmit dianggap sebagai keputusan politik yang tertinggi. Dasar pertimbangan supremasi konstitusi itu adalah karena beberapa hal :Konstitusi dibuat oleh Badan pembuat Undang-undang atau LembagaKonstitusi dibentuk atas nama rakyat, berasal dari rakyat, kelakuan berlakunya dijamin oleh rakyat dan ia harus dilaksanakan langsung pada rakyat untuk kepentingan mereka.Dilihat dari sudut hukum yang sempit, yaitu dari proses pembuatannya, konstitusi detetapkan oleh lembaga atau badan yang diakui keabsahannya.D. Sistem Perubahan KonstitusiApabila dipelajari secara teliti mengenai sistem perubahan konstitusi di berbagai negara, paling tidak ada dua sistem yang sedang berkembang, yaitu renewel (pembaharuan) dianut di negara Eropa Kontinental dan Amandement (perubahan) seperti dianut di negara Anglo-Saxon. Adapun cara yang digunakan untuk mengubah undang-undang dasar atau konstitusi melalui jalan penafsiran, menurut K.C. Wheare ada empat macam cara, yaitu :Beberapa kekuatan yang bersifat primer (Some Primary Forces)Perubahan yang diatur dalam konstitusi (Formal Amandement)Penafsiran Secara Hukum (Judicial Interpretation)Kebiasaan dan kebiasaan yang terdapat dalam ketatanegaraan (Usage and Convention)Menurut C. F. Strong, prosedur perubahan konstitusi ada empat macam perubahan, yaitu :Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan tetapi menurut pembatasan tertentu.Perubahan konstitunsi yang dilakukan oleh rakyat melalui suatu referndum.Perubahan konstitusi dan ini berlaku dalam negara serikat yang dilakukan oleh sejumlah negara bagian.Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu kovensi atau dilakukan oleh suatu lembaga negara khusus yang dibentuk untuk keperluan perubahan.BAB IVFaktor-faktor Daya Ikat KonstitusiAda satu permasalahan yang memerlukan alternatif jawaban, yaitu berangkat dari pertanyaan sederhana, faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi warga negara menaati suatu konstitusi? Jawabannya, banyak, namun perlu dibatasi dengan menggunakan tiga jalur pendekatan, yaitu pendekatan jalur hukum, aspek politik, dan aspek moral.Pendekatan Dari Aspek HukumHukum sebagai pengaturan perbuatan-perbuatan manusia oleh kekuasaan dikatakan sah bukan hanya dalam keputusan (peraturan yang dirumuskan) melainkan juaga dalam pelaksanaannya sesuai dengan hukum harus sesuai dengan hukum kodrati. Dengan kata lain hukum harus sesuai dengan ideologi bangsa sekaligus sebagai penganyom rakyat.B. Pendekatan dari Aspek PolitikAda dua hal yang menarik dalam pendekatan aspek politik, yaitu pernyataan hukum sebagai produk politik, dan bagaimana hubungan hukum dengan kekuasaan.Banyak diantara sarjana ilmu politik mengatakan bahwa hukum adalah produk politik, artinya setiap produk hukum pasti merupakan kristalisasi dari pemikiran dan/atau proses politik. Oleh sebab itu, kegiatan legislatif lebih banyak memuat keputusan dibandingkan menjalankan pekerjaan hukum yang sesungguhnya.C. Pendekatan dari Aspek MoralMoral adalah pengaturan perbuatan manusia sebagai manusia ditinjau dari segi baik buruknya dipandang dari hubungannya dengan tujuan akhir hidupnya berdasarkan hukum kodrati dalam pelaksanaan moral tidak pernah dapat dipaksakan. Disamping itu, moral menuntut bukan hanya perbuatan Lahiriah manusia melainkan juga sikap batin manusia. Manusia secara total sebagai pribadi maupun sebagai makhluk sosial tunduk kepada norma moral.BAB VUUD 1945 : Konstitusi IndonesiaKonstitusi Negara Indonesia, Suatu Suplemen Undang-Undang Dasar atau Konstitusi NegaraRepublik Indonesia disahkan dan ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPKI) pada hari Sabtu tanggal 18 Agustus 1945, yakni sehari setelah proklamasi.Istilah undang-undang dasar 1945 yang memakai angka 1945 di belakang UUD, barulah timbul kemudian yaitu pada awal 1959, ketika tanggal 19 Februari 1959 Kabinet Karya mengambil kesimpulan dengan suara bulat mengenai pelaksanaan demokrasi terpimpin dalam ranga kembali ke UUD 1945. Peristiwa ini dalam ketatanegaraan Indonesia dikenal dengan Ajakan Pemerintah yang berbunyi secara cekak aos untuk kembali ke UUD 1945.A. H Struycken berpendapat bahwa undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yang berisi :Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampauTingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsaPandangan tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk waktu sekarang maupun masa yang akan datangSuatu keinginan dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin.Pasca Indonesia merdeka UUD 1945 pernah berlaku dua kali dalam suasana ketatanegaraan dan kurun waktu yang berbeda. Bagaimana kronologis pemberlakuannya, akan diuraikan berikut ini :B. Fenomena dua kali masa berlakunya UUD 1945 sejarah ketatanegaraan Indonesia telah membuktikan bahwa pernah berlakunya tiga macam UUD (konstitusi yaitu:UUD 1945 yang berlaku antara 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 Konstitusi Republik Indonesia serikat 1949, yang berlaku antara 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950UUD sementara sementara 1950, yang berlaku antar 17 agustus 1950 sampai 5 Juli 1959Undang-undang Dasar 1945, yang berlaku lagi sejak dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai sekarang.Dalam keempat periode berlakunya ketiga macam Undang-undang dasar itu, UUD 1945 berlakunya dalam dua kurun waktu. Kurun waktu pertama pertama berlaku UUD 1945 sebagaimana yang di undnagkan dalam berita Republik Indonesia tahun II no. 7. kurun waktu kedua, UUD 1945 berlaku lagi sebagai akibat gagalnya konstituante Republik Indonesia menetapkan UUD yang baru untuk menggantikan UUD 1950C. Fungsi dan Peranan UUD 1945Berbicara tentang funsi dan peranan UUD 1945, sejarah telah membuktikanmelalui empat kurun waktu berlakunya UUD dengan ketiga macam UUD (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950)Tujuan pokok sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu :Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah IndonesiaMemajukan kesejahteraan umum dan memajukan kehidupan bangsaIkut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.Pada pokok pembahasan ini terdapat dua pertanyaan yang relevan untuk diketengahkan, dan memiliki keterkaitan yang erat, yaitu :Sejauh mana UUD 1945 seharusnya berfungsi sebagai suatu konstitusi tertulis untuk melandasi pengelolahan kehidupan berbangsa dan bernegara?Sejauh mana UUD 1945 telah berfungsi untuk melandasi kehidupan Nasional tersebut?

Pertama, fungsi dan peranan UUD 1945 secara konsepsional tercermin dalam : berfungsinya Pancasila sebagai Landasan Filosofi bangsa, berfungsi sitem Presidensial secara konstitusional sebagai landasan struktual nasional yang terimplementir dalam kebijakan politik bangsa yang tertuang dalam GBHN.Kedua, fungsi dan peranan UUD 1945 secara oprasional artinya apa yang telah tercermin dalam UUD 1945 secara konsepsional diatas, benar-benar dapat terealisasi secara nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan hanya itu saja, tapi mampu dilestarikan serta peningkatan usaha usaha pelestariannya. Semua konsepsi diatas, sebenarnya telah dicita-citakan oleh para tokoh bangsa maupun pendiri negara The Founding Fathers ini, sebagaimana jauh sebelumnya telah dituangkan dalam pembukaan, batang tubuh, dan penjelasan UUD 1945.D. Reorientasi UUD 1945 sebagai Pandangan Tokoh-tokoh Bangsa

Ada 2 sasaran yang dapat di kategorikan sebagai tokoh-tokoh bangsa dalam lahirnya UUD 1945 sebagai konstitusi tertulis yang ditetapkan dan di sahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu :Tokoh bangsa yang terdiri dari orang/kelompok yang mempunyai peratian besar terhadap UUD sebagai konstitusi bagi suatu negara yang merdeka. Golongan angkatan 45 mereka adalah para pelaksana yang meneruskan cita-cita perjuangan sebelum proklamasi kemerdekaan dan banyak jasanya dalam merealisasikan cita-cita UUD 1945.Mereka adalah yang terlibat langsung dalam penyiapan, perumusan, dan penetapan UUD 1945 dalam sidang BPUPU maupun sidang-sidang PPKL

Risala sidang BPUPKI dan PPKL yang diterbitkan sekretariat tokoh-tokoh bangsa terhadap UUD 1945 ini, penulis mengikuti pola sejarah yang dipakai sekretariat negara dalam risalahnya ke 2 bagian, yaitu :Pandangan tokoh bangsa pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1 Juni 1945 dan tanggal 10-17 Juni 1945Pandangan toko bangsa dalam sidang PPKL tanggal 18 dan 19 Agustus 1945.Muammad Yasin dalam pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945 mengajukan konsep tentang dasar negara Indonesia dengan rumusan 5 asas sebagai usulan pribadinya, sebagai berikut :Peri kebangsaanPeri kemanusiaanPeri ke-TuhananPeri KerakyatanKesejahteraan Rakyat

Dan Soekarno mengajukan juga prinsip yang 5 sebagai Philosofice Grondshas bagi Indonesia yang hendak Merdeka, yaitu :Kebangsaan Indonesia Internasionalisme / prikemanusiaanMufaat / demokrasiKesejahteraan SosialKe-Tuhanan yang berbudayaMenurut Soekarno 5 prinsip tersebut bukan Pancadharma, tetapi menurut petunjuk teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Setelah beberapa usulan itu di koreksi oleh panitia kecil, ternyata ada 40 usulan yang melingkupi 32 soal. Sati hal lagi yang menarik dari persidangan ini, bahwa panitia kecil yang terdiri dari 9 orang yang di bentuk sehari setelah sidang pertama berakhir berhasil mencapai modus / persetujuan antara pihak islam dan pihak kebangsaan yang di tandatangani pada tanggal 24 juni 1945 lalu. Selain masalah UUD, dalam rapat PPKI yang diselenggaran tanggal 18 Agustuis 1945 di pilihlah presiden dan wakil presiden. Hal ini di lakukan pada saat rapat sidang membaas aturan peralihan dari rancangan yang ada.

E. Masa Depan UUD 1945 Sebagai Pandangan Tokoh-tokoh Bangsa.Pada masa pemerintah orde lama, sifat kesementaraan UUD 1945 waktu itu di buktikan dengan pemberlakuan konstitusi RIS 1945 kepada UUD 1945 waktu itu dibuktikan dengan pemberlakuan konstitusi RIS dan UUD sementara 1950, meskipun akhirnya kembali lagi kepada UUD 1945. Era sekarang tidaklah sama dengan tahun 1945, maka dari itu perjuangan penyusun mewujudkan cita-cita UUD 1945 serta serta pelaksanaannya secara murni dan konsekuen, bagi pemerintah khususnya harus mampu menyesuaikan dengan tuntutan zaman, kemajuan teknologi di satu pihak dan di pihak lainnya tetap mempertahankan UUD 1945 sebagaiman aslinya. Letak kesalahan sejarah ketatanegaraan yang paling tragis, yaitu sejak orde baru, sudah disepakati dan diikrarkan untuk melakukan dan melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuensi.

Jikalau kita menjamin statment penyususnan UUD, bahwa yang penting di dalmnya adalah pemerintah dan dalam hidupnya negara (berdasarkan UUD 1945), ialah semangat, semangat para penyelenggara negara semangat para pemimpin pemerintah, tentunya lontaran permasalaan ini di maksudkan untuk memacu penulis dalam melakukan pengkajian dan penelitian lebih dalam di masa yang akan datang.

BAB IVAnalisis Yuridis Tentang Beragamnya Naskah UUD 1945

A. Sistematika UUD 1945Apabila diamati secara cermat, kedua produk kontitusi ternyata UUD 1945 yang dilampirkan pada masing-masing produk konstitusi tersebut terdapat perbedaan yang cukup mendasara disamping perbedaan yang mendasar sifat relatifnya kecil. Naskah UUD dalam berita RI berjudul Undang-undan Dasar sedangkan judul naskah UUD dalam lembaran Negara RI adalah Undang-undang Dasar Negara RI tahun 1945.kemudian naskah UUD dalam berita RI terbagi dalam 2 bagian yakni pembukaan, yang kemudian disusul dengan Bab-bab, dan naskah UUD dalam lembaran adalah pembukaan, disusul dengan UUD Negara Indonesia. Apabial dikaitkan dengan pasal 37 UUD 1945, maka naskah yang dipakai dalam berita RI perubahan itu akan menjangkau pembukaan yang didalmnya terkandung Pancasila.

B. Teks yang Otentik segi Formal dan MaterilApabial dilihat dari segi formal apakah UUD 1945 secara otomatis sudah berlaku yang artinya tidak perlu diumumkan. Segala sesuatu yang bertentangan dengan yang tercantum di dalam berita RI tersebut tidak berlaku. Hal ini berlangsung sampai terbentuknya negara kesatuanRI 17 Agustus 1950, yaitu ketika negara RI Serikat bubar. Sementara sebagai kenyataan RIS telah lebur dengan lahirnya UUD sementara dengan lahirnya UUD sementara 1950, dan RI yang menjadi Negara bagian juga telah menjadi satu dibawah UUDs 1950. Ada beberapa hal yang menjadi bahs pembahasan, yaitu :Tentang tata urutan peraturan peundang-undangan di negara RiTentang kedudukan ketentuan yang berbunyi bahwa undang-undang dasar 1945 terdiri dari pembukaan dan batang tubuhnyaTentang kedudukan ketetapan UUD 1945 tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk MPR hasil pemilihan umum.

Ketentuan dalam ketetapan MPRS No. Xx/MPRS/1996 yang mengatakan, bahwa UUD 1945 terdiri dari pembukaan dan batang tubuh menumbulkan 2 masalah, yaitu :Tentang kedudukan mprsDinyatakan pembukaan sebagai bagian dari uud 1045Dari uraian diatas dpat disimpulkan bahwa dapat diubah pembukaan UUD masalah politik dan semestinya tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan yang lain termasuk ketetapan MPR.

C. Kedudukan Penjelasan UUD 1945Mengeai masalah penjelasan UUD terdapat pendapat yang berkembang, yaitu :Menyatakan bahwa UUD 1945 hanya terdiri dari pembukaan dan batang tubuh saja, sedangkan penjelasan bukan merupakan bagian resmi UUDPendapat yang menyatakan bahwa UUD terdiri dari pembukaan, batang tubuh, dan penjelasan.Dalam sejarah memang kita mengetahui tidak disahkan penjelasan UUD 1945 bersama dengan pengesahan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945BAB VIIKonvensi dan Konstitusi : Dalam Praktik Ketatanegaraan di Indonesia Konvensi dan UUD 1945Di dalam Khazanah ilmu penegtahua tata negara aturan dasar yang tertulis disebut konvensi sebagaimana yang telah kita ketahui, sedangkan konstitusi dalam pengertian yuridis suatu naskah yang tertulis yang mengatur keorganisasian negara yang ada di dalamnya memuat semua bangunan negara dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara.B. Konvensi dalam penyelenggaraan negara Dewasa ini

Dalam sejarah ketatanegaraan RI yaitu sejarah ditetapkannya UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, tercatat beberapa konvensi dalam praktik penyelenggaraan negara. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah orde baru telah diikrarkan tekad untuk melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.Contoh konvensi yang timbul dan dipelihara dalam praktik penyelenggaraan negara yang sedang berjalan :Praktik di lembaga tertinggi negara bernama Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR), mengenai pengambilan keputusan secara mufakat.Secara konstitusional tidak ada ketentuan yang mewajibkan presiden menyampaikan pidato resmi tahunan semacam itu di hadapan sidang paripurna DPR.Sebelum MPR bersidan presiden telah menyerahkan bahan untuk sidang MPR yang akan datangPada minggu pertama bulan Januari presiden RI selalu menyampaikan penjelasan mengenai anggaran belanja dan pendapatan Negara dihadapa DPR.Adanya mentri Negara Non-Departement dalam praktik ketatanegaraan dibawah pemerintah orde baru.Pengesahan RUU yang telah disetujui DPR.Demikian beberapa contoh sedang berjalan dimasa pemerintahan orde baru.C. Seputar masalah Konvensi di Masa Datang (Suatu Rekomendasi)

Ada beberapa hal yang akan dikebangkan menjadi konvensi penyelenggaraan negara yang akan datang, yaitu:Penanggung jawaban Wakil Presiden terhadap MPR.Komposisi menteri kabinet berdasarkan pertimbangan kekuatan sosial politikSebuah UU sebelum disahkan Presiden terlebih dahulu disampaikan kepada MADari apa yang telah dipaparkan diatas dapat dimengerti bahwa pembentuk UUD 1945 di dalam menyusun UUD 1945 secara singkat dan Supel karena di dasari pola bahwa :Telah cukup jiklau UUD hanya memuat aturan-aturan pokok, garis besar sebagai Instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain penyelenggaraan negaraKita harus ingat kepada dinamika kehidupan masyarakat IndonesiaKita harus menjaga agar sistem UUD 1945 tidak ketinggalan zaman.Hal yang penting adalah semangat, semanagat para penyelenggara negara

BAB VIIIAmandemen UUD 1945, upaya Desawalisasi Konstitusi IndonesiaMengapa UUD di Amandemen?Jawaban elemennya / argument orang awam atas pertanyaan itu barangkali dengan UUD 1945 praktik penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara selalu melahirkan pemerintah yang otoritas, korup, dan tidak demokratis. Adnan buyung Nasution dalam disertasinya menyatakan pemerintah yang konstitusional bukanlah pemerintah yang sekedar sesuai dengan bunyi pasal-pasal konstitusi, melainkan pemerintahan yang sekedar sesuai bunyi pasal konstitusi menurut esensi konstitusionalisme atas dasar argumentasi diatas, dapat dikatakan bahwa UUD 1945 itu diamandemenkan karena ruh konstitusinya jauh dari paham konstitusi itu sendiri.B. Anlaisis Kritis atas Hasil Amandemen Tahap I dan IISisi kelebihan dari hasil kinerja amandemen (tahap I dan II) dapat di informasikan sebagai berikut :Momentum amandemen ini merupakan langkah dan strategi desralisasi UUD 1945 yang selama ini di Keramatkan.Terjadi peralihan kekuasaan legislatif dari eksekutif kepada legislatifPeriodesasi jabatan presiden menjadi lebih tegas yaitu masa jaatan presiden 5 tahun dan dibatasi hanya 2 periode.Hal prerogatif presiden sedikit diperjelas sekaligus dibatasiPenegasan susunan Negara Kesatuan RI terdiri dari pusat, provinsi, kabupaten dan kota atas dasar penyelenggaraan prinsip otonomi dengan memperhatikan kekuasaan dan keragaman daerah yang bersifat khusus/istimewa.Terdapat atribusi langsung dari Amandemen pasal 22A akan perlunya UU yang mengetur tentang takrir dan tata caiz pembentukan UU yang selama ini masih diatur dengan Kepres No. 188 Thn. 1998 dan Kepres No. 44 Thn 1999.Ketentuan mengenai wilayah negara diatur lebih lanjut dengan UUPengaturan mengenai HAM menjadi lebih rinci dan luas meskipun tidak ada konstitusi penggunaan istilah antara Hak Asasi, kebebasan, dan kewajiban asasiTerdapat pemisah secara tegas mengenai posisi kelembagaan struktur dan ruang lingkup antara TNI sebagai alat negara yang bertugas mempertahankan, memelihara, dan melindungi ketentuan dan kedaulatan.Penetapan atas lembaga negara, laga kebangsaan, dan bahasa Indonesia yang selama ini belum dimasukkan dalam konstitusi.

C. Merespon Gagasan Presiden Abdurrahman Wahid Membentuk Panitia penyelidik Perubahan UUD 1945Pertama, karena masyarakat tidak puas atas hasil amandemen uud 1945 yang dilakukan PAH I BP MPR RI. Kembali kepada gagasan presiden mengenai P3UUD 1945 penulis mendukung gagasan tersebut sepanjang ketentuan pasal 3 UUD 1945 ketetapan MPR pada pasal 3 dan 4 nya belum di amandemen / dicabut.Kesemua ide gagasan tersebut pada prinsipnya buih yang penting sebagai komitmen penulis, proses pembentukan kelembagaan dan rekrutmen keanggotaan dilakukan secara demokratis, transparan, di cari keanggotaan yang non pertisipan, dan profesional keahliannya.