pp an-nafi’iyah kampak geger bangkalan pesantren tahu di ... · termanfaatkan. dari ampas tahu,...

2
27 MPA 309 / Juni 2012 Selain dikenal sebagai pesan- tren tahu, PP An-Nafi’iyah juga me- ngembangkan bisnis peternakan, per- ikanan dan perkebunan dengan kon- sep greenhousnya. Para santri pun bisa mengaji sambil belajar bekerja. Usaha mandiri pesantren ini di- dukung sumber daya alam yang me- ngagumkan. Berlokasi lebih kurang 25 km arah Utara Bangkalan, pondok pesantren yang didirikan pada tahun 1999 ini berada di wilayah perbukitan nan indah. Tak mengherankan jika kita harus menyusuri jalanan yang naik turun dan berkelok-kelok untuk menuju lokasi pondok. Lahan tempat ponpes ini ber- ada sangatlah unik, karena berada seakan-akan di tengah-tengah ke- pungan sungai. Di sebelah utara pondok ada sungai yang mengalir ke Timur. Di sebelah Timur, sungai mengalir ke selatan dan di selatan- nya, sungat mengalir ke Barat. Tak heran jika pasokan air tak henti mes- ki musim berubah. “Dulu pernah akan ada kerjasama untuk pembu- atan air minum dalam kemasan, karena di sini ada beberapa sumber mata air, namun tidak jadi,” ungkap pengasuh pondok KH. Mudzakir Nafi’ih. Berbekal keinginan untuk mandiri dalam mengelola pondok- nya, akhirnya kiai yang pernah me- ngenyam pendidikan di Makkatul Mukarromah ini mencoba membuat batu bata. Perusahaan batu bata ini pernah mengalami masa-masa jaya- nya hingga pernah memperkerjakan 40 tenaga kerja. Tapi karena banyak- nya pekerja yang ingin menjadi TKI di luar negeri, akhirnya usaha pem- buatan batu bata tersebut gulung tikar. Di sela-sela usahanya untuk mencari alternatif lain selain usaha batu bata, ia bertemu dengan seorang teman yang menganjurkan untuk mencoba mengelola perusahaan ta- hu. Namun, pada tahun pertama ber- jalan, banyak tahu yang tidak terce- tak dengan baik. Ada yang karena sa- lah dalam cara pengadukan bahan- nya, atau memang pekerjanya yang kurang ahli. “Akhirnya saya pergi ke Jombang. Di sana saya menginap di rumah seorang teman dan menimba PP An-Nafi’iyah Kampak Geger Bangkalan Pesantren Tahu di Persimpangan Empat Sungai Pabrik Tahu. Para santri senior berjibaku membantu proses pembuatan tahu di pabrik yang dikelola pesantren Belajar bareng. Para santri cilik saat deres pelajaran diniyah yang telah dikaji sebelumnya KH. Mudzakir Nafi’ih

Upload: others

Post on 30-Oct-2019

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PP An-Nafi’iyah Kampak Geger Bangkalan Pesantren Tahu di ... · termanfaatkan. Dari ampas tahu, pe-ternakan, penggergajian hingga per-kebunan,” terangnya. Keberadaan ponpes yang

27MPA 309 / Juni 2012

Selain dikenal sebagai pesan-tren tahu, PP An-Nafi’iyah juga me-ngembangkan bisnis peternakan, per-ikanan dan perkebunan dengan kon-sep greenhousnya. Para santri punbisa mengaji sambil belajar bekerja.

Usaha mandiri pesantren ini di-dukung sumber daya alam yang me-ngagumkan. Berlokasi lebih kurang25 km arah Utara Bangkalan, pondokpesantren yang didirikan pada tahun1999 ini berada di wilayah perbukitannan indah. Tak mengherankan jikakita harus menyusuri jalanan yangnaik turun dan berkelok-kelok untukmenuju lokasi pondok.

Lahan tempat ponpes ini ber-ada sangatlah unik, karena beradaseakan-akan di tengah-tengah ke-pungan sungai. Di sebelah utarapondok ada sungai yang mengalirke Timur. Di sebelah Timur, sungaimengalir ke selatan dan di selatan-nya, sungat mengalir ke Barat. Takheran jika pasokan air tak henti mes-ki musim berubah. “Dulu pernahakan ada kerjasama untuk pembu-atan air minum dalam kemasan,karena di sini ada beberapa sumbermata air, namun tidak jadi,” ungkappengasuh pondok KH. MudzakirNafi’ih.

Berbekal keinginan untukmandiri dalam mengelola pondok-nya, akhirnya kiai yang pernah me-ngenyam pendidikan di Makkatul

Mukarromah ini mencoba membuat

batu bata. Perusahaan batu bata inipernah mengalami masa-masa jaya-nya hingga pernah memperkerjakan40 tenaga kerja. Tapi karena banyak-nya pekerja yang ingin menjadi TKIdi luar negeri, akhirnya usaha pem-buatan batu bata tersebut gulungtikar.

Di sela-sela usahanya untukmencari alternatif lain selain usahabatu bata, ia bertemu dengan seorangteman yang menganjurkan untukmencoba mengelola perusahaan ta-hu. Namun, pada tahun pertama ber-jalan, banyak tahu yang tidak terce-tak dengan baik. Ada yang karena sa-lah dalam cara pengadukan bahan-nya, atau memang pekerjanya yangkurang ahli. “Akhirnya saya pergi keJombang. Di sana saya menginap dirumah seorang teman dan menimba

PP An-Nafi’iyah Kampak Geger Bangkalan

Pesantren Tahu di Persimpangan Empat Sungai

Pabrik Tahu.Para santri senior berjibakumembantu proses pembuatan tahudi pabrik yang dikelola pesantren

Belajar bareng.Para santri cilik saat derespelajaran diniyah yang telahdikaji sebelumnya

KH. Mudzakir Nafi’ih

Page 2: PP An-Nafi’iyah Kampak Geger Bangkalan Pesantren Tahu di ... · termanfaatkan. Dari ampas tahu, pe-ternakan, penggergajian hingga per-kebunan,” terangnya. Keberadaan ponpes yang

28 MPA 309 / Juni 2012

ilmu tentang tahu,” cerita-nya.

Agar pengetahuantentang tahu lebih menda-lam, akhirnya seorang te-mannya yang ahli di bidangtahu didatangkan ke Madu-ra dan diminta untuk mena-ngani pembuatan tahu se-cara langsung. Lambat laun,pembuatan tahu berjalansesuai dengan harapan.Dari tahun ke tahun mulaiada peningkatan, hinggaberjalan sampai sekarang ini danmenjadi salah satu topangan untukkeberlangsungan pondok. Selainmenopang keberlangsungan pondok,masyarakat di sekitar pondok jugamendapatkan manfaat dengan ada-nya usaha tahu ini. Silaturrahmi terja-lin, secara ekonomi juga ada tambah-an. Tahu buatan pondok pesantrenan-Nafi’iyah ini telah merambah tidakkurang dari 5 kecamatan di Bangkal-an. “Tahu di sini memang sudah me-nyebar ke beberapa kecamatan, ka-rena enak dan tidak memakai penga-wet,” ungkapnya.

Tidak hanya usaha pembuatantahu. Pesantren ini juga mengem-bangkan peternakan, perkebunan,perikanan dan pertukangan. Di luaslahan pondok pesantren yang men-capai 7 hektare, para santri bisa memi-lih ikut belajar yang mana. Yang inginmengelola peternakan, ada peter-nakan sapi, bebek, dan ayam. Semen-tara yang cenderung kepada perke-bunan, ada greenhouse yang dita-nami sayur-mayur segar. Kolam ikanlele juga tersedia di belakang pondok,jika santri belajar tentang perikanan.

Dan satu lagi, ada tempat pengger-gajian dan pengolahan kayu, yangsiap memberi santri ilmu tentangpertukangan. Tak heran jika beberapaalumninya sudah biasa menimba ilmudi perguruan tinggi di sela-sela itudiselingi dengan bekerja. “Para santridikenalkan dengan semuanya, diha-rapkan nantinya mereka dapat mandi-ri selepas dari sini,” harapnya.

Biasanya, pemanfaatan ampastahu untuk penggemukan sapi. Dipondok ini ada sekitaran 15 sapi yangdalam 3 bulan biasanya sudah bisadijual. Sementara kotoran dari sapidan kambing dimanfaatkan untukpenyuburan tanah. Kotoran kambingatau sapi, ditempatkan di sebuah bi-dang dan dicampurkan dengan sekammemanfaatkan sisa-sisa penggerga-jian. Dalam beberapa hari, kemudiandiolah menjadi kompos penyuburtanah untuk perkebunan. “Semuanyatermanfaatkan. Dari ampas tahu, pe-ternakan, penggergajian hingga per-kebunan,” terangnya.

Keberadaan ponpes yang ber-ada di kawasan yang sejuk, membuatminat beberapa universitas untuk

menjadikannya tempat pe-latihan atau praktek. Semisaldari Universitas TrunojoyoBangkalan. Biasanya sera-tusan mahasiswa akan me-nginap di ponpes yang du-lunya hanya dihuni delapansantri ini. “Dengan keber-adaan mahasiswa yang ber-kunjung ke sini, dapat di-manfaatkan untuk memoti-vasi semangat para santri,”ujar alumni Ponpes SidogiriPasuruan ini.

Sudah beberapa waktu lalu, parasantri dikondisikan dalam programkhusus. Mereka digembleng untukmenguasai bahasa Arab, Inggris danbaca kitab metode Amtsilati. Parasantri ini adalah santri pilihan. Merekayang mempunyai kemampuan lebihdan terseleksi. Dengan memanfaat-kan lahan yang sejuk dan luas, biasa-nya para santri mempraktekkan ba-hasa dengan berjalan-jalan di kebunatau di sekitaran kolam lele. “Merekasemuanya sangat menikmatinya,”cerita murid Syeikh Ismail Makkah.

Diharapkan nantinya, para alum-ni yang telah mengenyam pendidikandi ponpes ini, selain dapat menguasaibahasa Asing, juga masih tetap men-junjung tinggi nilai-nilai agama danyang tidak boleh ketinggalan adalahkemandirian. Sebagaimana penga-laman KH. Nafi’ ketika menimba ilmudi Makkah. Beliau melihat sang guru– Syekh Ismail – yang mempunyaipunya peternakan, sayur-sayuran,kambing, juga toko. “Saya ingin me-niru seperti itu, juga al-Azhar yangbisa mandiri,” harapnya. Hisyam,Sulaiman

Salah satu sudut Pondok Pesantren An Nafi’iyahBangkalan

Pemanfaatan limbah. Ampas tahu yang dihasilkan dari pabrik tahu, ternyata dimanfaatkan untuk pakan ternaksapi dan bebek milik pesantren..