post test gimul
DESCRIPTION
dfqwewTRANSCRIPT
SOAL-SOAL POST TEST GIMUL
1. Jelaskan cara mendiagnosa pasien yang baik dan benar!
2. Apa yang dimaksud dengan fokal infeksi? Sebutkan faktor-faktor penyebabnya!
3. Sebutkan penyakit-penyakit sistemik pada gigi dan mulut, serta tanda-tandanya!
4. Apa yang dimaksud dengan dental heath for heath?
5. Sebutkan anastesi lokal dan umum!
6. Jelaskan tentang anastesi plexus nerve anastesi (deep infiltrasion anastesi)!
7. Apa yang dimaksud dengan periodontitis? Sebutkan faktor penyebab dan
klasifikasinya!
8. Apakah pengaruh rokok terhadap gigi dan mulut?
9. Apakah DM dapat menyebabkan penyakit gigi dan mulut? Jelaskan!
10. Tindakan apa yang dilakukan pada pasien perdarahan post ekstraksi gigi?
Jelaskan mekanisme dan proses pembekuan darah menurut morawitz!
11. Mana yang lebih berbahaya periodontal pocket dengan infeksi periapikal?
Jelaskan!
12. Apa dampak gingivitis terhadap kehamilan?
13. Apa pengaruh osteoporosis terhadap gigi dan mulut?
14. Jelaskan atrisi, abrasi dan erosi, berikan contoh masing-masing!
15. Apakah perbedaan :
a. Gangren pulpa dan nekrosis pulpa
b. Sulcus gingival dan sulcus periodontal
c. Periodontitis marginalis dan periodontitis apikalis
16. Apa yang dimaksud dengan halitosis? Sebutkan penyebab dan
penanggulangannya!
17. Sebutkan system stomatognasi, pembagian dan fungsinya!
18. Jelaskan manipulasi pencabutan gigi!
19. Sebutkan indikasi, kontraindikasi dan komplikasi pencabutan gigi!
20. Jelaskan yang dimaksud dengan diagnosa, prognosa, indikasi, kontraindikasi,
komplikasi dan edukasi!
21. Jelaskan mengenai gingivitis (defenisi, faktor yang mempengaruhi, klasifikasi
dan gambaran klinis)!
1
22. Jelaskan cara merawat gigi yang baik dan benar!
Jawaban :
1. Cara mendiagnosa pasien pada gigi dan mulut :
1. Anamnesa, berupa :
a. Keluhan utama
b. Riwayat penyakit
c. Riwayat keluarga dan pemakaian obat
d. Kelainan yang terjadi (sejak kapan, baru pertama/berulang, dsb)
2. Pemeriksaan fisik :
a. Pemeriksaan Intraoral dengan cahaya, kaca mulut, pinset, dan sonde.
b. Pemeriksaan Ekstraoral inspeksi (kesimetrisan wajah, dan perubahan
jaringan) dan palpasi bagian luar mulut, seperti bibir, rahang, glandula
dan getah bening (mobilisasi cairan, dan massa).
3. Pemeriksaan tambahan :
a. Foto rontgen
Intraoral foto hanya pada 1-2 gigi.
Panoramid foto seluruh gigi.
Cephalometri foto seluruh kepala.
b. Pemeriksaan patologi klinik untuk mengetahui kelainan darah dan
komponen-komponennya.
c. Pemeriksaan patologi anatomi untuk mengetahui keganasan/tidaknya
suatu jaringan.
d. Pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui jenis infeksi dan jenis
kuman penyebabnya.
e. Pemeriksaan efektifitas obat untuk mengetahui tingkat keefektifitasan
suatu obat dan untuk membandingkan keefektifitasan beberapa obat.
4. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa, gejala dan pemeriksaan
yang dilakukan.
5. Terapi
6. Prognosa
7. Anjuran, edukasi dan rekomendasi
2
2. Fokal infeksi adalah tempat terjadinya infeksi pada jaringan tubuh yang
disebabkan oleh mikroorganisme patogen, di mana tempat ini dapat
menyebabkan mikroorganisme patogen tersebut ke jaringan di dekatnya atau
yang lebih jauh letaknya.(1 : 270)
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya fokal infeksi pada gigi dan
mulut :
1. Sisa akar
2. Pulpitis kronik
3. Periodontal pocket
4. Penyakit periapikalis
5. Gigi non vital yang tidak dirawat.(1 : 281-284)
3. Penyakit-penyakit sistemik pada gigi dan mulut :
1. Fokal infeksi
Tanda-tandanya :
a. Timbul penyakit mata (uvetis, orbital cellulitis, kebutaan, dll)
b. Timbul penyakit kulit (urtikaria, psoriasis, eritema multiforme, purpura,
aktinomikosis, dll)
c. Timbul penyakit jantung (endokarditis bacterial)
d. Timbul penyakit autoimun (rheumatoid arthritis, glomerulonefritis, dll)
2. Infeksi HIV
Tanda-tandanya :
a. Neoplasma (sarcoma kaposi, limfoma, dll)
b. Infeksi bakteri (infeksi periodontal, tuberculosis, dll)
c. Infeksi virus (herpes simpleks, herpes zoster, hairy leukoplakia, human
papilloma virus, dll)
d. Penyakit jamur (oral candidiasis, angular cheilitis, histoplasmosis, dll)
3. Gagal ginjal kronik
Tanda-tandanya :
a. Jaringan lunak (stomatitis, infeksi mulut, kepucatan mukosa mulut,
perdarahan, gangguan pengecapan)
3
b. Jaringan keras (osteodistrofi renal, maloklusi, karies gigi, enamel
hipoplasia)
4. Penyakit endokrin (Diabetes Mellitus)
Tanda-tandanya :
a. Kerusakan anatomis dan fisiologis gigi.(1 : 270-315)
4. Dental health for health kesehatan gigi seseorang mencerminkan kesehatan
secara keseluruhan pada orang tersebut.
5. Anastesi lokal :
1. Topikal anastesi
a. Secara phisis pembekuan (dengan chlor ethyl).
b. Secara chemis penekanan (dengan cocaine 2%).
2. Infiltrasi anastesi
a. Soft Tissue Anastesi
Submucus Infiltrasi Anastesi (SMIA)
Deep Infiltrasi Anastesi (DIA)
b. Bony Tissue Anastesi (Intra Osseal Anastesi)
3. Blok anastesi
a. Nerve Block Anastesi
b. Field Block Anastesi.(2 : 42-52)
Anastesi Umum :
1. Gas N2O
2. Cairan vinyl ether, fluothane
3. Injeksi ketamin, epontol, penthotal sodium.
6. Deep Infiltration Anastesi adalah anastetikum dideponer di sekeliling urat saraf
yang letaknya lebih ke perifer.(1 : 230, 2 : 48)
Indikasi :
1. Untuk mencabut gigi-gigi depan bawah,
2. Untuk mencabut gigi maksila,
3. Untuk mencabut gigi desidui yang persisten.(2 : 48)
4
7. Periodontitis adalah penyakit inflamasi jaringan pendukung gigi yang
disebabkan oleh mikroorganisme.(3 : 28)
Faktor penyebab :
1. Gingivitis yang berkelanjutan dan tidak dirawat,
2. Gangren / nekrosis pulpa yang tidak dirawat.
Klasifikasi :
1. Juvenile periodontitis,
2. Adult periodontitis,
3. Early periodontitis,
4. Periodontitis karena penyakit sistemik.(3 : 28)
8. Pengaruh rokok terhadap gigi dan mulut :
1. Resiko infeksi lebih besar karena suasana interaoral lebih basa, kering dan
an-aerob,
2. Iritasi gusi,
3. Penebalan lapisan tanduk pada gusi,
4. Mempermudah timbulnya plak yang menyebabkan radang gusi,
5. Hipertrofi lingual dan rusaknya ujung sensoris pada lidah,
6. Perubahan warna pada gigi.
9. DM dapat menyebabkan penyakit pada gigi dan mulut. Karena DM yang
berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan pada kapiler dan nervus pada
gigi yang pada akhirnya mengganggu suplai nutrisi pada gigi.
Suasana interaoral pada pasien DM juga lebih asam yang merupakan faktor
penyebab timbulnya karies.
10. Penatalaksanaan perdarahan pasca ekstrasi gigi :
1. Apabila terdapat indikasi sistemik, maka sebaiknya dikonsultasikan ke dokter
spesialis, lebih baik ke hematologist.
2. Tekanan dengan tampon.
3. Biologis dengan tampon + adrenalin
4. Kauterisasi kimia dengan ferric chloride, asam tannic.
5
5. Kauterisasi listrik dengan kauter kawat platina.
6. Pengikatan atau penjahitan
7. Hemostat.(2 : 108 – 109)
Mekanisme pembekuan darah :
1. Fase vascular
Bila pembuluh darah yang kecil luka, akibat yang segera terjadi adalah
berkurangnya darah yang mengalir keluar. Hal ini sebagai akibat dari
vasokonstriksi, karena adanya tekanan jaringan ekstra vascukar menyebabkan
vena dan kapiler kolaps dan akhirnya darah akan berhenti mengalir.
2. Fase platelet
Beberapa detik setelah terjadinya luka, trombosit akan keluar dari pembuluh
darah dan dengan segera menghasilkan thrombus.
3. Fase koagulasi
Koagulasi darah adalah suatu proses dimana cairan darah dirubah menjadi
koagulum dan cloth.(2 : 107 – 108)
Proses pembekuan darah menurut morawitz :
Apabila ada pembuluh darah yang putus, maka trombosit yang keluar dari
pembuluh darah akan rusak dan mengeluarkan trombokinase.
Trombokinase yang diaktiver oleh ion Ca2+ akan merubah protrombin menjadi
thrombin. Thrombin dengan fibrinogen membentuk fibrin, yang merupakan
anyaman-anyaman yang dapat berkontraksi sehingga memeras serum keluar
yang menyebabkan darah lebih padat. (2 : 106)
11. Periodontal pocket lebih berbahaya daripada infeksi periapical, karena :
1. Area periodontal pocket lebih luas dari daerah periapical.
2. Jaringan gingival jauh lebih banyak mendapat suplai darah dan limfe
daripada area periapical, yang menyebabkan absorpsi darah lebih cepat,
apalagi kalau area periapical itu dilapisi oleh jaringan kondensasi atau
jaringan enkapsulasi.
3. Daya tahan pada sulcus gingival lebih rendah jika dibandingkan dengan
jaringan lainnya di rongga mulut. Hal ini disebabkan karena akumulasi dan
stagnasi sisa-sisa makanan yang terdapat disitu.(1 : 282 – 283)
6
12. Dampak gingivitis terhadap kehamilan :
1. Melahirkan bayi BBLR,
2. 77% melahirkan prematur,
3. Resiko tanggalnya gigi meningkat.
13. Pengaruh osteoporosis terhadap gigi dan mulut :
Penurunan kadar kalsium dalam mulut menjadikan kepadatan tulang berkurang,
terutama kepadatan tulang rahang, sehingga resiko gigi tanggal 3x lebih besar.
14. Erosi hilangnya jaringan keras gigi akibat dari proses kimia yang tidak
melibatkan bakteri.
Contoh : erosi karena diet, yaitu yang disebabkan oleh seringnya mengkonsumsi
makanan dan minuman dengan pH rendah, misalnya asinan, jeruk, dsb.
Atrisi keausan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh proses mekanik
dengan gigi antagonisya.
Contoh : beradunya gigi dengan gigi.
Abrasi keausan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh proses mekanik,
namun bukan oleh gigi antagonisnya.
Contoh : penggunaan sikat gigi yang keras.
15. Perbedaan :
Gangren Pulpa :
Terdapat karies
Ada kerja mikroorganisme
Sakit bila diperkusi
Terdapat gas H2S
Nekrosis Pulpa :
Karies (-), umumnya trauma
Perubahan warna (+)
Mikroorganisme (-)
Tidak ada rasa sakit
Sulcus Gingiva :
Merupakan keadaan fisiologis
Terdapat epitel attached
Kurang dari 2 mm.
Sulcus Periodontal :
Merupakan keadaan patologis
Epitel attached (-)
Lebih dari 2 mm.
Periodontal Marginalis : Periodontal Apikalis :
7
Tidak melalui infeksi gingival Melalui infeksi pulpa
Cenderung kista atau abses.
16. Halitosis suatu keadaan yang berhubungan dengan bau mulut yang
mempunyai sumber dari dalam rongga mulut atau dari luar rongga mulut.
Faktor penyebab :
1. Lokal
a. Fisiologis : bau mulut bangun tidur, bau mulut pagi hari, bau akibat gigi
palsu/behel.
b. Patologis : bau mulut akibat pencabutan, keganasan dalam rongga
mulut dan karies.
2. Sistemik
a. Fisiologis : bau mulut akibat pemakaian obat-obatan.
b. Patologis : bau mulut akibat penyakit diabetes yang tidak terkontrol,
gagal ginjal kronik, penyakit hati, dsb.
Penanggulangan :
1. Hilangkan faktor lokal dan sistemik
2. Kumur-kumur dengan larutan antiseptic
3. Menjaga kebersihan mulut
4. Kurangi merokok.
17. Sistem stomatognasi adalah serangkaian dari hasil kerja sama beberapa jaringan
seperti rahang, gigi, dan lidah untuk membantu proses pengunyahan, penelanan
dan pembicaraan.
Pembagian dan fungsinya :
1. Fungsi tulang
2. Fungsi otot
a. Otot pengunyahan
b. Otot ekspesi
c. Otot menelan
3. Fungsi articulatio mandula
8
Sebagai pembentuk gerakan membuka, menutup, maju/mundur dan ke
samping.
4. Fungsi oral mukosa
a. Perlindungan terhadap jaringan di bawahnya
b. Pengaturan temperatur
c. Sensitivitas
5. Fungsi mandibula
a. Pengunyahan
b. Penelanan
c. Pernafasan
d. Bicara.
18. Manipulasi pencabutan gigi adalah teknik dan gerakan-gerakan yang kita
lakukan pada waktu mencabut gigi. Gunanya untuk melepaskan serabut-serabut
periodontium yang terdapat antara gigi dengan tulang alveolus.
Manipulasi dapat dilakukan dengan :
1. Manipulasi dengan tang :
a. Rotasi
b. Luksasi
c. Ekstraksi
2. Manipulasi dengan elevator :
a. Elevasi
b. Ekstraksi
19. Indikasi pencabutan gigi :
1. Gigi decidui :
a. Gigi yang persisten,
b. Gigi yang telah goyang dan sudah waktunya tanggal,
c. Gigi yang menjadi penyebab abses,
d. Gigi yang menjadi penyebab osteomyelitis.
2. Gigi permanen :
a. Gigi yang mahkotanya sudah rusak,
9
b. Gangren pulpa,
c. Gigi yang telah goyang dan tidak dapat lagi dirawat dengan perawatan
periodonti,
d. Gigi yang merupakan causa dari inflamasi,
e. Gigi yang perlu untuk perawatan ortodonti,
f. Gigi yang perlu untuk pembuatan protesa (gigi palsu).
Kontraindikasi pencabutan gigi :
1. Hipertensi,
2. Arteriosklerosis,
3. Diabetes Mellitus,
4. Epilepsy,
5. Trombositopenia,
6. Leukemia,
7. Hemophilia,
8. Hamil.
Komplikasi pencabutan gigi :
1. Fraktur,
2. Laserasi mukosa,
3. Komplikasi pada injeksi,
4. Komplikasi pada penyembuhan,
5. Lesi pada nervus,
6. Luksasi temporo mandibular joint,
7. Perdarahan,
8. Perforasi sinus maxillaris.
20. Diagnosa kesimpulan yang diambil dari pemeriksaan untuk menegakkan
suatu penyakit.
Indikasi berbagai keadaan yang menjadi parameter boleh dilakukannya
sebuah tindakan medis.
Kontraindikasi berbagai keadaan yang menjadi batasan tidak boleh
dilakukannya suatu tindakan medis.
10
Komplikasi berbagai akibat yang mungkin terjadi dari sebuah tindakan
medis.
Prognosa suatu prediksi terhadap hasil akhir baik atau buruk dari sebuah
perjalanan penyakit dan pengobatannya
Edukasi berbagai penjelasan yang diberikan oleh dokter untuk pasiennya
yang bertujuan sebagai pembelajaran.
21. Gingivitis adalah inflamasi pada gingival yang disebabkan oleh mikroorganisme
dan plak.
Faktor yang mempengaruhi :
1. Penyakit sistemik,
2. Keadaan fokal pada gigi dan sekitarnya,
3. Posisi dari tepi gingival dan interdental yang erat hubungannya dengan fungsi
pengunyahan.
Klasifikasi :
1. Gingivitis yang berhubungan dengan dental plak,
2. Gingivitis yang berhubungan dengan faktor sistemik,
a. Gingivitis yang berhubungan dengan endokrin,
b. Gingivitis yang berhubungan dengan kelainan darah.
3. Gingivitis yang berhubungan dengan obat-obatan,
4. Gingivitis yang berhubungan dengan nutrisi.
Gambaran klinis :
1. Perubahan warna gingival,
2. Pembentukan pocket,
3. Perubahan dinding sulcus,
4. Adanya inflamasi pada corium gingival,
5. Timbul ulcerasi.
22. Cara merawat gigi yang baik dan benar :
1. Eliminasi
11
a. Karang-karang gigi dibersihkan dengan scaling,
b. Akar-akar gigi yang bersisa dilakukan pencabutan,
c. Karies gigi ditambal.
2. Kontrol plak (6 bulan sekali)
3. Pemeliharaan
a. Sikat gigi 2 kali sehari,
b. Kurangi makanan yang asam dan manis,
c. Pemilihan sikat gigi,
d. Kumur dengan anti plak atau antiseptik.
12