post test lisan
DESCRIPTION
post testTRANSCRIPT
Tugas Lisan Post-Test
1. KASUS : karies dibagian mesial gigi atas kanan, proksimal karies tidak meluas ke
insisal, pasien merasa ngilu.
a. Apa diagnosa?
b. Tuliskan Rencana Perawatan ?
c. Jelaskan SOP perawatan kasus tersebut !
Jawaban :
a. diagnosa : karies dentin
b. Rencana Perawatan : Restorasi Klas III Resin komposit
c. SOP Restorasi klas III resin komposit :
Isolasi daerah kerja
Pemilihan warna gigi sesuai shade guide
Buang jaringan karies dengan bur no 330 atau diamond bur bulat no 2, melalui bagian
fasial dan membebaskan titik kontak
Dove tail atau lock di labial, perluasan lock kurang dari setengah labial dan terletak
horizontal pada 1/3 tengah
Preparasi bevel (0,5 mm) di seluruh tepi kavitas
Toilet cavity
Etsa dengan asam fosfat (37%), cuci, dan dikeringkan.
Pemasangan selluloid strip dan wooden wedge di interdental
Aplikasi bonding ke permukaan yang telah di etsa, kemudian light cure selama 20 detik
Aplikasi resin komposit layer by layer, light cure selama 40 detik
Isolasi dilepas, dan diperiksa kembali titik kontak resin komposit dengan gigi
menggunakan sonde.
Cek oklusi dengan kertas artikulasi
Pembentukan kontur dilakukan dengan fine finishing diamond bur berkecepatan sedang
Finishing dengan silicon carbide & aluminum oxide
2. Jelaskan SOP perawatan dari :
a. Klas I dan II Amalgam
b. Klas III RK dan GIC, baik yang dangkal dan dalam
c. Klas IV RK
a. Klas I Amalgam
Karies : Klas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal (pit dan fisur) dari gigi premolar dan molar (gigi
posterior). Dapat juga terdapat pada gigi anterior di foramen caecum.
SOP restorasi klas I amalgam
Isolasi daerah kerja
Tentukan outline form kavitas
Akses ke jaringan karies di email dan dentin menggunakan bur fisur
Preparasi dimulai pada email permukaan oklusal, yaitu pada pit yang paling besar, yang
paling rusak atau yang dikenai karies
Kavitas diperdalam dengan memasukkan bur perlahan-lahan.
Kavitas diperluas sampai seluruh fisur dipermukaan oklusal terlihat
Sudut-sudut kavitas dibuat tumpul
Bur digerakkan melewati semua fisur dan didalamkan dengan memotong selapis demi
selapis email sampai dentino enamel junction
Gunakan bur silindris untuk mendapatkan dasar kavitas yang datar dengan dinding
vertikal
Retensi diperoleh dengan membuat dinding kavitas sedikit konvergen ke oklusal dan ini
didapatkan dengan memakai inverted bur
Irigasi dan keringkan kavitas
Powder dan likuid semen zinc phosphate diletakkan secara terpisah pada glass plate
dengan perbandingan 1 : 1
Campurkan powder semen zinc phosphate terlebih dahulu dengan gerakan sirkular pada
daerah yang lebar dengan spatula
Setiap porsi powder harus dicampurkan dengan baik sebelum mencampur porsi
berikutnya
Semen dapat digunakan bila konsistensinya seperti krem kental yang tidak putus apabila
diangkat dengan spatel (1 cm)
Semen diletakkan ke dasar kavitas menggunakan ball aplicator
Sebelum semen mengeras, kelebihan semen di email dibersihkan dengan ekskavator
Likuid dan powder amalgam disiapkan dengan perbandingan 1 : 1
Dicampur di dalam mortar atau di dalam amalgamator
Triturasi selesai apabila sudah terdengar bunyi krepitasi dan bahan dapat dimasukkan ke
ujung amalgam pistol
Pemampatan amalgam ke dalam kavitas dilakukan sedikit demi sedikit yaitu satu lapisan
diseluruh kavitas terlebih dahulu dengan menggunakan amalgam stopper, teruskan
pengisian sampai kavitas terisi penuh
Pembentukan atau contouring permukaan tumpatan yang masih plastis dengan
menggunakan burnisher
Lakukan pengukiran dan pembentukan menggunakan plastis instrumen sampai diperoleh
bentuk anatomis yang tidak traumatik oklusi
Pemolisan dilakukan setelah 24 jam kemudian dengan menggunakan rubber cup/wheel,
Stone bur yang kekasarannya makin lama makin halus, Cup shape brush, Finishing bur
Klas II amalgam
Karies : Klas II
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi-gigi molar atau premolar, yang umumnya
meluas sampai ke bagian oklusal.
Isolasi daerah kerja
Tentukan outline form kavitas
Akses ke jaringan karies di email dan dentin menggunakan bur fisur
Preparasi dimulai pada email permukaan oklusal, yaitu pada pit yang paling besar, yang
paling rusak atau yang dikenai karies
Preparasi dilanjutkan sampai ke proksimal dan lakukan penetrasi mulai dari permukaan
oklusal yang terlibat menuju daerah titik kontak gigi
Perlebar daerah kavitas proksimal dari bagian oklusal dan diperluas kea rah bukal, lingual
dan gingival
Dengan menggunakan inverted bur, dinding gingival, sudut bukogingival dan sudut
linguogingival dipertegas
Letakkan bur di tengah dinding gingival dan rotasikan bur kearah bukal dan kemudian
kearah lingual
Dinding bukal dan lingual pada proksimal dibuat tegak lurus dengan permukaan gigi
tempat dimulainya penetrasi
Retensi yang paling efektif adalah dengan membuat dovetail dan occlusal lock, dimana
kavitas diperluas di sepanjang fisur membentuk dovetail. Apabila dovetail dibuat dengan
kedalaman 2,5 mm, maka lebar isthmus harus 1/3 lebar margin aksial.
Irigasi dan keringkan kavitas
Powder dan likuid semen zinc phosphate diletakkan secara terpisah pada glass plate
dengan perbandingan 1 : 1
Campurkan powder semen zinc phosphate terlebih dahulu dengan gerakan sirkular pada
daerah yang lebar dengan spatula
Setiap porsi powder harus dicampurkan dengan baik sebelum mencampur porsi
berikutnya
Semen dapat digunakan bila konsistensinya seperti krem kental yang tidak putus apabila
diangkat dengan spatel (1 cm)
Semen diletakkan ke dasar kavitas menggunakan ball aplicator
Sebelum semen mengeras, kelebihan semen di email dibersihkan dengan ekskavator
Lakukan pemasangan matriks band pada tangkainya
Matriks band dimasukkan pada gigi melalui permukaan oklusal
Ujung bawah matriks band diletakkan sedikit melewati tepi gingiva kavitas dan berakhir
di sulkus gingiva
Matriks holder lalu diketatkan secara perlahan, setelah itu dimasukkan wooden wedge
dari sisi bukal atau lingual sehingga matriks rapat dengan kavitas
Pemampatan amalgam dimulai pada daerah boks terlebih dahulu sedikit demi sedikit
menggunakan amalgam plugger dan diteruskan ke daerah oklusal sampai kavitas terisi
penuh
Biarkan amalgam sedikit mengeras sebelum kelebihan amalgam di daerah ridge diambil
dengan sonde dan permukaan tumpatan diperbaiki dan dibentuk sesuai dengan bentuk
anatomis gigi
Longgarkan tangkai matriks dan lepaskan wooden wedge
Matriks band dilepaskan kearah samping sehingga penarikan kearah oklusal dapat
dicegah
Kelebihan amalgam di daerah proksimal dibuang dengan hati-hati menggunakan sonde
Sama seperti pada klas I Amalgam. Pada tepi gingival bagian proksimal dapat dipoles
dengan pemolis lembaran
Pemolisan dilakukan setelah 24 jam kemudian dengan menggunakan rubber cup/wheel,
Stone bur yang kekasarannya makin lama makin halus, Cup shape brush, dan Finishing
bur.
b. Klas III GIC
Karies : Klas III
Karies yang terdapat pada bagian proksimal dari gigi depan, tetapi belum mencapai
insisal (belum mencapai 1/3 insisal gigi)
SOP restorasi Klas III GIC :
Isolasi daerah kerja
Tentukan outline form
Untuk mendapatkan akses ke dentin yang terkena karies, jika gigi tetangga masih ada
maka dilakukan dengan bur tungsten carbide atau bur intan dengan kecepatan tinggi
melalui ridge tepi email dari aspek palatal
Dinding labial sebaiknya dipertahankan
Perluasan dinding email dipermukaan palatal kearah palatal, insisal, maupun gingival
dilakukan dengan bur bulat kecil
Retensi dibuat dengan bur bulat kecil kearah gingival dan insisal
Irigasi dan keringkan kavitas
Kavitas dibersihkan dengan menggunakan dentin conditionair selama 30 detik, kemudian
dicuci dan dikeringkan (tidak boleh terlalu kering)
Sisipkan celluloid strip di antara gigi
Campurkan GIC sesuai dengan petunjuk pabrik
Letakkan GIC pada kavitas dengan plastis instrumen yang datar, perhatikan jangan
sampai ada bagian yang kurang
Lingkari celluloid strip pada gigi dan tahan pada tempatnya
Buang kelebihan GIC yang keluar, strip ditahan sampai GIC mengeras, kemudian varnish
sesegera mungkin
Pembuangan GIC yang berlebihan dilakukan dengan stone bur
Pada kunjungan berikutnya penghalusan akhir dilakukan dengan menggunakan bur white
stone, bur tungsten carbide, dan karet abrasive dengan kecepatan rendah
SOP Restorasi klas III resin komposit :
Isolasi daerah kerja
Pemilihan warna gigi sesuai shade guide
Buang jaringan karies dengan bur no 330 atau diamond bur bulat no 2, melalui bagian
fasial dan membebaskan titik kontak
Dove tail atau lock di labial, perluasan lock kurang dari setengah labial dan terletak
horizontal pada 1/3 tengah
Preparasi bevel (0,5 mm) di seluruh tepi kavitas
Toilet cavity
Etsa dengan asam fosfat (37%), cuci, dan dikeringkan.
Pemasangan selluloid strip dan wooden wedge di interdental
Aplikasi bonding ke permukaan yang telah di etsa, kemudian light cure selama 20 detik
Aplikasi resin komposit layer by layer, light cure selama 40 detik
Isolasi dilepas, dan diperiksa kembali titik kontak resin komposit dengan gigi
menggunakan sonde.
Cek oklusi dengan kertas artikulasi
Pembentukan kontur dilakukan dengan fine finishing diamond bur berkecepatan sedang
Finishing dengan silicon carbide & aluminum oxide
d. Restorasi klas IV RK
SOP restorasi klas IV RK :
Isolasi daerah kerja
Pemilihan warna gigi sesuai shade guide
Buang jaringan karies dengan diamond bur melalui bagian fasial dan membebaskan titik
kontak hingga bagian insisal
Preparasi bevel (0,5 mm) di seluruh tepi kavitas
Toilet cavity
Etsa dengan asam fosfat (37%), cuci, dan dikeringkan.
Pemasangan selluloid strip dan wooden wedge di interdental
Aplikasi bonding ke permukaan yang telah di etsa, kemudian light cure selama 20 detik
Aplikasi resin komposit layer by layer, light cure selama 40 detik
Isolasi dilepas, dan diperiksa kembali titik kontak resin komposit dengan gigi
menggunakan sonde.
Cek oklusi dengan kertas artikulasi
Pembentukan kontur dilakukan dengan fine finishing diamond bur berkecepatan sedang
Finishing dengan silicon carbide & aluminum oxide
3. Jelaskan disertai gambar :
a. Macam-macam etsa dan bonding disertai kemasan?
b. Teknik pengaplikasian RK ?
c. Alat-alat yang digunakan untuk restorasi RK ?
d. Tahapan polish dan alat
a Macam-macam etsa dan bonding disertai kemasan
Bahan etsa
Bahan etsa asam menyebabkan permukaan gigi yang dietsa dengan bahan yang bersifat
asam menjadi kasar atau tidak rata. Bahan etsa dapat meningkatkan kekasaran mikroskopik
melalui dekalsifikasi permukaan enamel dengan pembuangan kristal mineral prismatik dan
interprismatik. Selain itu, bahan etsa juga dapat meningkatkan energi bebas permukaan enamel
untuk menghasilkan infiltrasi monomer resin yang cukup sebagai retensi restorasi resin
komposit, dekalsifikasi permukaan dentin dengan melarutkan kristal hidroksiapatit pada
peritubular dan intertubular dentin sehingga serabut tubulus dentin terbuka dan kolagen pada
intertubular dentin terekspose untuk inflitrasi monomer (pada sistem adehsif total etch) atau
memodifikasi smear layer (pada sistem adhesif self-etch). Bahan etsa juga disebut sebagai bahan
kondisioner karena fungsinya untuk mengkondisikan atau memodifikasi struktur permukaan gigi
agar dapat menerima bahan adhesif sehingga dapat membentuk ikatan yang diharapkan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa asam phosphor adalah bahan yang paling baik sebagai bahan
etsa.
Perkembangan sistem adhesif sampai saat ini sudah mencapai generasi ke-8, tetapi sistem
adhesif yang sering digunakan adalah generasi ke-4, generasi ke-5, generasi ke-6 dan generasi
ke-7.
Generasi I dan II mulai diperkenalkan pada tahun 1960-an dan 1970-an yang tanpa
melakukan pengetsaan pada enamel, bahan bonding yang dipakai berikatan dengan smear layer
yang ada. Ikatan bahan adhesif yang dihasilkan sangat lemah (2 MPa-6MPa) dan smear layer
yang ada dapat menyebabkan celah yang dapat terlihat dengan pewarnaan pada tepi restorasi.
Generasi III mulai diperkenalkan pada tahun 1980-an, mulai diperkenalkan pengetsaan
pada dentin dan mulai dipakai bahan primer yang dibuat untuk dapat mempenetrasi ke dalam
tubulus dentin dengan demikian diharapkan kekuatan ikatan bahan adhesif tersebut menjadi lebih
baik. Generasi III ini dapat meningkatkan ikatan terhadap dentin 12MPa–15MPa dan dapat
menurunkan kemungkinan terjadinya kegagalan batas tepi bahan adhesif dan dentin (marginal
failure). Tetapi seiring waktu tetap terjadi juga kegagalan tersebut.
Gambar. Sistem adhesif generasi ke-3
Generasi IV mulai diperkenalkan awal tahun 1990-an. Mulai dipakai bahan yang dapat
mempenetrasi baik itu tubulus dentin yang terbuka dengan pengetsaan maupun yang telah
mengalami dekalsifikasi dan juga berikatan dengan substrat dentin, membentuk lapisan “hybrid”.
Fusayama dan Nakabayashi menyatakan bahwa adanya penetrasi resin akan memberikan
kekuatan ikatan yang lebih tinggi dan juga dapat membentuk lapisan pada permukaan dentin.
Kekuatan ikatan bahan adhesif ini rendah sampai dengan sedang sampai dengan 20 MPa dan
secara signifikan dapat menurunkan kemungkinan terjadinya celah marginal yang lebih baik
daripada sistem adhesif sebelumnya. Sistem ini memerlukan teknik pemakaian yang sensitif dan
memerlukan keahlian untuk dapat mengontrol pengetsaan pada enamel dan dentin. Cara
pemakaiannya cukup rumit dengan beberapa botol sediaan bahan dan beberapa langkah-langkah
yang harus dilakukan. Sistem adhesif generasi ke-4 menggunakan sistem adhesif total-etch
sebagai karakter utamanya, yaitu sistem adhesif total-etch three-step. Sistem adhesif total etch
menggunakan asam phosphor selama 15-20 detik, asam ini secara bersamaan menghasilkan efek
pada email (pola pengetsaan) dan dentin (menyingkirkan seluruh smear layer, membuka semua
tubulus dentin dan kolagen terekspos), kemudian diikuti oleh aplikasi primer dan bahan adhesif.
Sistem adhesif generasi ke-5 dikembangkan untuk menyederhanakan langkah prosedur klinis
sistem adhesif.
Gambar. Sistem adhesif genereasi ke 4
Generasi V mulai berkembang pada tahun 1990-an. Generasi ke-5 juga menggunakan
sistem adhesif total-etch sebagai karakter utamanya, yaitu sistem adhesif total-etch two-step.
Sistem adhesif ini disebut juga dengan one-bottle adhesive system karena merupakan kombinasi
dari primer dan resin adhesif dalam satu botol yang diaplikasikan setelah pengetsaan email dan
dentin secara simultan dengan asam phosphor 35-37 % selama 15-20 detik.
Gambar. Sistem adhesive generasi ke-5
Generasi VI mulai berkembang pada akhir tahun 1990-an awal tahun 2000, pada generasi
ini mulai dikenal pemakaian “self etching” yang merupakan suatu terobosan baru pada sistem
adhesif. Sistem adhesif generasi ke-6 menggunakan sistem adhesif self-etch sebagai karakter
utamanya, yaitu sistem adhesif self-etch two-step. Sistem adhesif ini merupakan kombinasi
antara etsa dan primer dalam satu botol yang tidak dilakukan pembilasan diikuti dengan resin
adhesif. Kombinasi ini dapat mengurangi waktu kerja, mengurangi sensitivitas dan untuk
mencegah kolapsnya kolagen. Sistem adhesif generasi ke-7 juga menggunakan sistem adhesif
self-etch sebagai karakter utamanya, yaitu sistem adhesif self-etch one-step. Sistem adhesif ini
disebut juga dengan all-in-one adhesive system. Pada sistem adhesif ini bahan etsa, primer, dan
adhesif terdapat dalam satu kemasan sehingga hanya terdiri dari satu tahap aplikasi.
Gambar. Sistem adhesif generasi ke 6 Nano-Bond
Generasi VII mulai berkembang sekitar tahun 2002, generasi ini juga dikenal sebagai
generasi ”all in one” adhesif, dikatakan demikian karena pada generasi VII ini bahan etsa, primer
dan bonding telah dikombinasikan dalam satu kemasan saja, sehingga waktu pemakaian bahan
adhesif generasi VII ini menjadi lebih singkat. Berdasarkan jumlah kemasan atau tempat
penyimpanan, bahan adhesif dibagi menjadi tiga yakni sistem tiga botol, dua botol dan satu
botol. Pada sistem tiga botol, bahan adhesif terdiri dari tiga botol bahan yang terpisah yakni etsa,
primer dan bonding. Sistem ini diperkenalkan pertama kali tahun 1990-an. Sistem ini
menghasilkan kekuatan ikatan yang baik dan efektif. Namun, kekurangan sistem ini adalah
banyaknya kemasan yang ada di meja unit dan waktu pemakaian yang lama dikarenakan sistem
ini yang terdiri dari tiga botol dan tidak praktis. Sistem bahan adhesif lainnya yakni sistem dua
botol yang terdiri dari dua botol bahan yang terpisah yakni satu botol bahan etsa dan satu botol
yang merupakan gabungan antara primer dan bonding. Saat ini, sistem ini merupakan bahan
adhesif yang paling banyak digunakan di praktek dokter gigi. Hal ini dikarenakan sistem ini
lebih simpel dan waktu pemakaiannya lebih cepat. Disamping itu, ikatan yang dihasilkan cukup
kuat. Sistem bahan adhesif terakhir yakni sistem satu botol yang hanya terdiri satu botol yang
merupakan gabungan etsa, primer dan bonding. Sistem ini merupakan sistem bahan adhesif yang
terakhir kali keluar. Kelebihan sistem ini adalah waktu pemakaian yang lebih cepat dan mudah
pengaplikasiannya dibandingkan dengan sistem bahan adhesif lainnya. Namun, kekurangan
sistem ini adalah kekuatan ikatan yang dihasilkan lebih rendah.Berdasarkan sistem etsa, bahan
adhesif dibagi menjadi dua yakni sistem total etching dan self etching. Perbedaan antara kedua
sistem ini adalah pada proses etsa dan irigasi. Pada sistem total etching, dilakukan prosedur
irigasi etsa. Sedangkan pada sistem self etching, tidak dilakukan irigasi.
System adhesive generasi ke 8, dual cured, self etching, nano reinforced, menghasilkan
kekuatan ikatan lebih dari 30 MPa pada dentin dan enamel tanpa sensitivitas setelah digunakan.
Gambar. Sistem Adhesif generasi ke-8
Klasifikasi bonding agent berdasarkan aplikasinya ada 2 (dua) macam, yaitu:
a. Enamel bonding agent
Bonding pada enamel terjadi terutama dengan retensi micromechanical setelah etsa asam
digunakan untuk menghilangkan smear layer dan larutnya kristal hidroksiapatit di permukaan
luar dari interface. Umumnya, etsa 15 detik dengan 37% asam fosfat cukup untuk menghasilkan
microtags. Walaupun begitu, sampai macro-spaces jelas, titik akhir karakteristik klinis a frosty
enamel appearance tidak akan berkembang.
Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang encer tanpa
pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding email dikembangkan untuk
meningkatkan kemampuan membasahi email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini
berasal dari matriks resin yang dilarutkan dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan
dan meningkatkan kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan
tetapi cendrung meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada
email. Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang
sama seperti yang digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding
simultan pada enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding. 1
B. Bahan bonding dentin
Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh panjang
gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks dentin. Tersusun dari
75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 % materi air. Didalam matriks dentin terdapat
tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel jungsion dan 2-3 mm diujung yang
berhubungan dengan pulpa.
Komponen dari dentin bonding agent terdiri dari tiga komponen essensial:
Primer
Coupling agent
Sealer
berdasarkan jumlah tahap-tahap dalam aplikasinya sistem adhesif dapat dibagi atas empat
kategori yaitu :
1. Total-etch adhesive system
Memerlukan pencucian pada permukaan yang dietsa,antara lain :
a. Three-step total-etch adhesive
Terdiri dari tiga tahap aplikasi yaitu tahap etching/conditioning, dilanjutkan dengan tahap
priming, dan terakhir tahap bonding yaitu aplikasi dengan resin adhesif. Bahan primer dan
adhesif berada dalam keadaan terpisah (two-bottle component).Bahan ini merupakan sistem
adhesif generasi ke-4. Pengetsaan enamel dan dentin secara bersamaan menggunakan asam
phosphor 40 % selama 15 sampai 20 detik. Untuk mencegah kolaps, permukaan harus dibuat
lembab. Namun, pelembaban dentin sulit dilakukan dengan benar karena menyebabkan
perlekatan yang terbentuk ebih rendah dari perlekatan ideal jika dentin terlalu basah atau terlalu
kering.
b. Two-step total-etch adhesive
Bahan primer dan adhesif digabung dalam satu kemasan (single-bottle component atau one-
bottle system), sehingga terdiri dari dua tahap aplikasi yaitu tahap etching dan rinsing yang
menggunakan bahan gabungan primer dan resin adhesif. Bahan ini merupakan sistem adhesif
generasi ke-5. Pengetsaan enamel dan dentin secara bersamaan dengan asam phosphor 35 %
sampai 37 % selama 15 sampai 20 detik.
Self-etch adhesive system
Tidak memerlukan tahap pencucian pada permukaan yang dietsa.Bahan etsa dan primer
digabung menjadi satu (konsep self-etch primer), antara lain :
a. Two-step self-etch adhesive
Terdiri dari dua tahap aplikasi yaitu tahap aplikasi self-etch primer, kemudian dilanjutkan
dengan tahap aplikasi resin adhesif.15 Bahan ini merupakan sistem adhesif generasi ke-
6.Pengetsaan enamel dan dentin secara bersamaan menggunakan larutan aqueous berisi phenyl-P
20% di dalam HEMA 30%. Keuntungannya adalah resiko kolapsnya kolagen dapat dieliminasi.
Kerugiannya adalah larutan harus diperbaharui secara terus menerus karena formulasi liquidnya
tidak dapat dikendalikan di tempatnya. Keefektifan pengetsaan enamel dengan tepat, kurang
dapat diramalkan dibandingkan dengan larutan asam phosphor, karena asam yang digunakan
lebih lemah.
b. One-step self-etch adhesive (all in one)
Semua unsur bahan bonding dikombinasikan dalam satu kemasan, sehingga hanya terdiri dari
satu tahap aplikasi.15 Bahan ini merupakan sistem adhesif generasi ke-7.
One-step self-etch adhesive adalah alternatif sistem adhesif yang menguntungkan untuk restorasi
karena dapat digunakan dengan mudah. Tujuan aplikasi one-step self-etch adhesive adalah untuk
memudahkan prosedur restorasi dengan mengurangi langkah-langkah yang dibutuhkan dalam
prosedur bonding. Smear layer tidak disingkirkan, sehingga potensi sensitivitas post-operative
(pada sistem total-etch) akibat infiltrasi resin yang tidak sempurna ke dalam tubulus dentin dapat
dikurangi. Selain itu, air adalah komponen yang esensial dalam sistem ini dalam mengadakan
ionisasi monomer asam untuk demineralisasi jaringan keras gigi, jadi sensitivitas teknik dalam
tahap hidrasi matriks kolagen yang terdemineralisasi (pada sistem adhesif total-etch) dapat
dieliminasi. Pemisahan tahap etching dan rinsing juga dieliminasi. Maka dari itu, all-in-one
adhesive tidak hanya mempermudah proses perlekatan dengan mengeliminasi langkah, tetapi
juga mengeliminasi beberapa sensitivitas teknik pada sistem total-etch.
b. Teknik, alat dan tahap pengaplikasian RK
Pemberian pelapik kalsium hidroksida di atas dentin
Sebelum aplikasi etsa asam atau penempatan restorasi resin, dentin harus dilindungi dengan
memberikan pelapik. Bila pelapik tidak diberikan, asam yang berfungsi sebagai etsa atau resin
akan menyebabkan iritasi terhadap pulpa. Basis kalsium hidroksida adalah pilihan pelapik yang
dianjurkan. Bahan diaplikasikan sebagai suatu lapisan tipis di bawah resin.
Etsa asam
Etsa asam pada permukaan email sangat menguntungkan untuk retensi restorasi resin pada gigi
anterior yang fraktur.Etsa asam tidak akan berhasil jika bagian email tidak cukup luas atau jika
restorasi mendapat beban tekanan oklusal yang berat. Aplikasikan asam fosforik 40% dan
digerakkan perlahan dengan menggunakan burnisher bulat selama kira-kira 20 detik kemudian
dilakukan pembilasan dengan air dan pengeringan yang sempurna. Setelah pembilasan dan
pengeringan permukaan oklusal, bahan resin yang tertinggal dan enamel yang telah di preparasi
terlihat berwarna kusam, berarti etsa yang dilakukan tepat.
Penempatan bahan bonding.
Selapis tipis cairan resin bonding dioleskan diatas seluruh permukaan yg telah dipreparasi dan
dinding dasar preparasi kavitas yang baru, biarkan untuk memenuhi permukaan enamel selama
sekitar 10 -15 detik.
Penempatan restorasi dan penyelesaian.
Peletakkan komposit pada kavitas preparasi dapat dengan berbagai cara:
Ditempatkan menggunakan instrumen plastik / instrumen dengan disposeable elastometric tips
yang tidak melekat oada komposit
Ditempatkan dalam tip platik jarum suntik kemudian diinjeksikan pada cavitas preparasi
Tekhnik Klinis:
Preparasi kavitas: Bersihkan karies dari kavitas hanya sebatas infected dentin saja.
Pertahankan sisaemail dan jangan membuang jaringan gigi sehat terlalu banyak.
Perlindungan pulpa: setiap dentin yang terbuka harus diberi lapisan pelindung berupa
calciumhydroxide atau GIC.
Etsa dan bonding: Untuk menghasilkan ikatan antara komposit dan struktur gigi, email
dietsadengan asam phosphate selama 20 detik, bilas dan keringkan. Email yang teretsa akan
tampak Putih. Aplikasikan bonding agent pada permukaan kavitas dengan menggunakan
mikrobrush dioleskan perlahan-lahan agar lapisannya merata dan tidak terkumpul di kavitas,
kemudian polimerisasikan dengan sinar. Etsa asam menghasilkan micromechanical rentention
terhadap bonding agent dengan email. Di dentin,bonding agent akan berikatan dengan
kolagen dan bonding akan berpenetrasi ke dentinal tubulus.
Penumpatan: Pilih resin komposit yang sewarna dengan gigi. Tumpatkan pada kavitas.
Bahan initidak akan terpolimerisasikan dengan baik jika ketebalan resin melebihi 2mm. oleh
karena itu,penumpatan resin harus dilakukan secara incremental. Setiap lapisan disinari
sebelum lapisanpenyusutan resin. Hati-hati jangan samapi terjebak udara di dalamnya. Jika
inkremen terakhir telahdiletakkan, permukaan oklusal beserta inklinasi cusp dibentuk sebelum
dilakukan penyinaran.
Finishing dan polishing: Resin yang berlebih dibuang hati-hati dengan bur intan atau bur karbida.
Pemolesan restorasi dapat dieselesaikan dengan menggunakan karet abrasif dan bubuk
alumunium oksida yang halus.Polishing bertujuan untuk menghasilkan permukaan yang halus
untuk mencegah retensi plak danmenjaga oral hygiene. Cek oklusi dengan kertas artikulasi.
c. Alat-alat yang digunakan untuk restorasi RK
d. Tahapan polish dan alat
Finishing dan polishing resin komposit:
Finishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan restorasi. Sedangkan polishing
digunakan untuk membuat permukaan restorasi mengkilat. Finishing dapat dilakukan segera
setelah komposit aktivasi sinar telah mengalami polimerisaasi atau sekitar 3 menit setelah
pengerasan awal. Alat-alat yang biasa digunakan antara lain :
1. Alat untuk shaping : sharp amalgam carvers dan scalpel blades, seperti 12 atau12b atau
specific resin carving instrument yang terbuat dari carbide, anodized aluminium, atau
nikel titanium.
2. Alat untuk finishing dan polishing : diamond dan carbide burs, berbagai tipe dari flexibe
disks, abrasive impregnated rubber point dan cups, metal dan plastic finishing strips, dan
pasta polishing.
Diamond dan carbide burs
Digunakan untuk menghaluskan resin komposit dan dapat digunakan untuk membentuk
anatomi pada permukaan restorasi.
Discs
Digunakan untuk menghaluskan permukaan restorasi. Bagian yang abrasive dari disk dapat
mencapai bagian embrasure dan area interproksimal. Disk terdiri dari beberapa jenis dari
yang kasar sampai yang halus yang bisa digunakan secara berurutan saat melakukan
finishing dan polishing.
Impregnated rubber points dan cups
Digunakan secara berurutan seperti disk. Untuk jenis yang paling kasar digunakan untuk
mengurangi permukaan yang kasar pada resin komposit sedangkan yang halus efektif
untuk membuat permukaan menjadi halus dan berkilau. Keuntungan yang utama dari
penggunaan alat ini adalah dapat membentuk groove, membentuk bentuk permukaan yang
diinginkan serta membentuk permukaan yang konkaf pada lingual gigi anterior
Finishing stips
Digunakan untuk mengcontur dan memolish permukaan proksimal margin gingival untuk
membuat kontak interproksimal. Tersedia dalam bentuk metal dan plastik. Untuk metal
biasa digunakan untuk mengurangi ekses yang besar namun dalam menggunakan alat ini
kita harus berhati-hati karena jika tidak dapat memotong enamel, cementum, dan dentin.
Sedangkan plastic strips dapat digunakan untuk finishing dan polishing. Juga tersedia
dalam beberapa jenis dari yang kasar sampai halus yang dapat digunakan secara berurutan.
Prosedur finishing dan polishing resin komposit:
1. sharp-edge hand instrument digunakan untuk menghilangkan ekses-ekses di area
proksimal, dan margin gingival dan untuk membentuk permukaan proksimal dari resin
komposit.
2. 12b scalpel blade digunakan untuk menghilangkan flash dari resin komposit pada aspek
distal
3. alumunium oxide disk digunakan untuk membentu kontur dan untuk polishing
permukaan proksimal dari restorasi resin komposit.
4. finishing diamond digunakan untuk membentuk anatomi oklusal
5. Impregnated rubber points dengan aluminium oxide digunakan untuk menghaluskan
permukaan oklusal restorasi
6. Aluminum oxide finishing strips untuk conturing atau finishing atau polishing permukaan
proksimal untuk membuat kontak proksimal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. untuk membuat contur yang baik, kita harus menyesuaikan bentuk restorasi sesuai
dengan anatomi gigi yang benar dan tepat agar diperoleh hasil yang maksimal.
2. kita harus berhati-hati dan senantiasa memperhatikan hal-hal seperti taktil, kontak dengan
gigi disampingnya, serta kontak oklusal dengan gigi antagonisnya.
Finishing dan polishing sangatlah mempengaruhi hasil akhir restorasi seperti warna
permukaan, akumulasi plak, dan karakteristik resin komposit.
4. Iritasio pulpa, hiperemi, pulpitis Ireversibel dan Reversibel, dan nekrose
a. Tanda
b. Gejala
c. Perawatan
d. SOP perawatan
Pulpitis Reversible
Pulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila penyebabnya dihilangkan
maka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali normal. Faktor-faktor yang menyebabkan
pulpitis reversible, antara lain stimulus ringan atau sebentar seperti karies insipient, erosi
servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretase periodontium yang dalam
dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka.
Gejala
Pulpitis reversible bersifat asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru muncul
dan akan kembali normal bila karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik, apabila ada
gejala (bersifat simtomatik) biasanya berbentuk pola khusus. Aplikasi stimulus dingin atau
panas, dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan segera
reda. Stimulus panas dan dingin menimbulkan nyeri yang berbeda pada pulpa normal. Ketika
panas diaplikasikan pada gigi dengan pulpa yang tidak terinflamasi, respon awal yang langsung
terjadi (tertunda), namun jika stimulus panas ditingkatkan maka intensitas nyeri akan meningkat.
Sebaliknya, jika stimulus dingin diberikan, pulpa normal akan segera terasa nyeri dan menurun
jika stimulus dingin dipertahankan. Berdasarkan observasi hal ini, respon dari pulpa sehat
maupun terinflamasi tampaknya sebagian besar disebabkan oleh perubahan dalam tekanan
intrapulpa.
Pulpitis Irreversible
Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun
penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis. Pulpa irreversible
ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa reversible. Dapat pula disebabkan
oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif,
trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan ortodontic yang menyebabkan terganggunya aliran
darah pulpa.
Gejala
Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme (serangan
hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang tiba-tiba,
terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh
lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah pulpa.
Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat datang dan pergi secara
spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh pasien sebagai
menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit bisa sebentar-
sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung pada
hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal. Terkadang pasien juga merasakan
rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke telinga bila bawah belakang
yang terkena. Menentukan lokasi nyeri pulpa lebih sulit dibandingkan nyeri pada
periapikal/periradikuler dan menjadi lebih sulit jika nyerinya semakin intens.Stimulus eksternal,
seperti dingin atau panas dapat menyebabkan nyeri berkepanjangan.
Nyeri pada pulpitis irreversible berbeda dengan pulpa yang normal atau sehat. Sebagai contoh,
aplikasi panas pada inflamasi ini dapat menghasilkan respon yang cepat dan aplikasi dingin,
responnya tidak hilang dan berkepanjangan. Walaupun telah diklaim bahwa gigi dengan pulpitis
irreversible mempunyai ambang rangsang yang rendah terhadap stimulasi elektrik, menurut
Mumford ambang rangsang persepsi nyeri pada pulpa yang terinflamasi dan tidak terinflamasi
adalah sama.
Nekrosis Pulpa
pulpa nekrosis
Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung pada seluruh
atau sebagian yang terlibat. Nekrosis, meskipun suatu inflamasi dapat juga terjadi setelah jejas
traumatic yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi. Nekrosis ada dua jenis yaitu
koagulasi dan likuifaksi (pengentalan dan pencairan). Pada jenis koagulasi, bagian jaringan yang
dapat larut mengendap atau diubah menjadi bahan solid. Pengejuan adalah suatu bentuk nekrosis
koagulasi yang jaringannya berubah menjadi masa seperti keju, yang terdiri atas protein yang
mengental, lemak dan air. Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik mengubah jaringan
menjadi massa yang melunak, suatu cairan atau debris amorfus. Pulpa terkurung oleh dinding
yang kaku, tidak mempunyai sirkulasi daerah kolateral, dan venul serta limfatiknya kolaps akibat
meningkatnya tekanan jaringan sehingga pulpitis irreversible akan menjadi nekrosis likuifaksi.
Jika eksudat yang dihasilkan selama pulpitis irreversible diserap atau didrainase melalui kavitas
karies atau daerah pulpa yang tebuka ke dalam rongga mulut, proses nekrosis akan tertunda;
pulpa di daerah akar akan tetap vital dalam jangka waktu yang cukup lama. Sebaliknya, tertutup
atau ditutupnya pulpa yang terinflamasi mengakibatkan proses nekrosis pulpa yang cepat dan
total serta timbulnya patosis periapikal.
Gejala
Gejala umum nekrosis pulpa :
Simptomnya sering kali hampir sama dengan pulpitis irreversible
Nyeri spontan atau tidak ada keluhan nyeri tapi pernah nyeri spontan.
Sangat sedikit/ tidak ada perubahan radiografik
Mungkin memiliki perubahan-perubahan radiografik defenitif seperti pelebaran jaringan
periodontal yang sangat nyata adalah kehilangan lamina dura
Perubahan-perubahan radiografik mungkin jelas terlihat
Lesi radiolusen yang berukuran kecil hingga besar disekitar apeks dari salah satu atau
beberapa gigi, tergantung pada kelompok gigi.
Keluhan subjektif :
Gigi berlubang, kadang-kadang sakit bila kena rangsangan panas
Bau mulut (halitosis)
Gigi berubah warna.
Pemeriksaan objektif :
Gigi berubah warna, menjadi abu-abu kehitam-hitaman
Terdapat lubang gigi yang dalam
Sondenasi,perkusi dan palpasi tidak sakit
Biasanya tidak bereaksi terhadap tes elektrik dan termal. Kecuali pada nekrosis tipe liquifaktif.
Bila sudah ada peradangan jaringan periodontium, perkusi,palpasi dan sondenasi sakit.
5. Apa yang dimaksud dengan :
a. Peeso reamer
b. Gates Glidden drill
Jelaskan disertai gambar
Peeso reamer : instrumen ini merupakan instrumen pelengkap dalam preparasi saluran akar.
Pada dasarnya, instrumen ini sama dengan Gates Glidden Drill tetapi daerah pemotongnya
sejajar tidak elips seperti Gates Glidden Drill . instrument ini tersedia dalam model puncak tidak
memotong dan pucak yang memotong. Peeso reamer dianggap merupakan cara untuk
meningkatkan akses lurus walaupun kurang bisa dikendalikan daripada Gates Glidden Drill.
Kedua tipe ini bersifat agresif dan dapat dengan cepat memperlebar saluran akar secara
berlebihan.
Gates glidden bur : Instrumen yang berbentuk elips (seperti nyala api) dan dipakai pada
handpiece. Instrumen ini digunakan untuk membuka orifisi, membuat akses yang lurus dengan
membuang tonjolan-tonjolan dentin dan dapat membuat bentuk corong yang besar dengan cepat
di daerah korona dan sepertiga tengah saluran akar.
Gambar. Kiri : Gates Gliden, Kanan : Peeso reamer
6. Indikasi penggunaan pasak ?
Jawab : Kebutuhan akan suatu pasak ditentukan oleh jumlah sisa struktur gigi yang terdapat di
korona. Kerugian paling utama adalah bahwa pasak tidak memperkuat gigi tetapi akan lebih
memperlemah gigi dengan makin banyaknya dentin yang terbuang dan terciptanya stress yang
merupakan predisposisi bagi frakturnya akar. Sistem pasak sebaiknya dipilih dahulu yang sesuai
dengan syarat-syarat gigi dan restorasi. Jangan gigi dan restorasi yang disesuaikan dengan sistem
pasak tetapi pasak dan desain preparasinya yang harus sesuai dengan kondisi yang ada.
7. Bagaimana cara menghitung guta percha yang tinggal pada pemakaian pasak ? apa alat
yang digunakan? Jelaskan disertai gambar.
Jawab : Kedalaman pasak yang ideal yaitu mendekati panjang mahkota gigi supra-alveolar atau
dengan kata lain, pasak harus tertanan sepanjang dua pertiga akar. Penyingkiran guta percha
dilakukan dengan memakai instrumen yang panas, sampai batas kedalaman yang diinginkan
sekurang-kurangnya 4-5 mm.
8. KASUS : Pasien datang dengan keluhan gigi geraham kiri atas pernah sakit 6 bulan
yang lalu, sekarang tidak ada sakit sama sekali. Jelaskan anamnesa yang anda lakukan
dan sebutkan differensial diagnose (DD) dan perawatannya!
Anamnesa :
KeluhanUtama
Keluhan utama pada umumnya merupakan informasi pertama yang dapat diperoleh. Keluhan ini
berupa gejala atau masalah yang dirasakan pasien dalam bahasanya sendiri yang berkaitan
dengan kondisi yang membuatnya cepat-cepat datang mencari perawatan. Keluhan utama dicatat
dengan bahasa apa adanya menurut pasien.
Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan gigi geraham kiri atas pernah sakit 6 bulan yang
lalu, sekarang tidak sakit.
Differensial diagnosa
Pulpitis Irreversible Asimpomatis
Nekrosis Pulpa
Perawatan
Pulpektomi Non Vital