plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · tumbukan melalui metode eksperimen di kelas xi mia sma...
TRANSCRIPT
i
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI, KETERLIBATAN, DAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN
TUMBUKAN MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS XI MIA
SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memmperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh:
Cassanova Moggo Muwa
101424054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Mahakarya ini, penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai
ucapan syukur atas janji-Nya…..
“Janganlah hendaknya
kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginannmu
kepada Allah
dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur”
(Filipi 4:6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Cassanova Moggo Muwa. 2015. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI,
KETERLIBATAN, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA HUKUM
KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN MELALUI METODE
EKSPERIMEN DI KELAS XI MIA SMA SANTA MARIA
YOGYAKARTA. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
Kata Kunci : Motivasi, Keterlibatan, Hasil Belajar, Metode Eksperimen
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh pembelajaran
Fisika dengan metode eksperimen terhadap peningkatan motivasi belajar siswa
kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta tentang Hukum Kekekalan
Momentum dan Tumbukan, (2) tingkat keterlibatan belajar siswa kelas XI MIA
SMA Santa Maria Yogyakarta selama kegiatan belajar mengajar menggunakan
metode eksperimen tentang Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan, (3)
pengaruh pembelajaran Fisika menggunakan metode eksperimen terhadap
peningkatan hasil belajar siswa XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta tentang
Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 September 2014 sampai
dengan 20 Oktober 2014 dengan mengambil sampel sebanyak 27 siswa.
Instrumen yang digunakan yaitu: kuesioner motivasi belajar, lembar observasi,
dan tes tertulis berupa pretest dan posttest.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Fisika pada pokok
bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode
eksperimen: (1) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) dapat
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, (3) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Cassanova Moggo Muwa. 2015. INCREASING MOTIVATION,
PARTICIPATION, AND LEARNING RESULT OF STUDENTS
ABOUT LAW OF CONSERVATION OF MOMENTUM AND
COLLISIONS USING EXPERIMENT METHOD IN CLASS XI MIA
SANTA MARIA SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA. Thesis,
Physics Educations Study Program, Department of Mathematics and
Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University in Yogyakarta, Supervisor: Prof. Dr. Paul
Suparno, S.J., M.S.T.
Key Word : Motivation, Participation, Learning Result, Experiment Method
The aim of this research is to investigate: (1) the effect of physics teaching
using experiment method toward the increasing students’s motivation in class XI
MIA Santa Maria Senior High School about Law of Conservation of Momentum
and Collisions, (2) the level of students’s participation in class XI MIA Santa
Maria Senior High School using experiment method about Law of Conservation
of Momentum and Collisions, (3) the effect of physics teaching using experiment
method toward increasing learning result of students in class XI MIA Santa Maria
Senior High School about Law of Conservation of Momentum and Collisions.
This research was conducted on September 12 – October 20, 2014 with 27
students as the sample of the research. The instruments of the research were: the
questionnaires of student motivation, observation sheet of activities, and pretest
and posttest.
The result of this research that physics teaching about Law of
Conservation of Momentum and Collisions using experiment method is able to:
(1) increase the students’s motivation, (2) improve students’s participation in
learning process, (3) increase learning result of students.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia, bimbingan dan
penyertaannya dari awal hingga akhir penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Motivasi, Keterlibatan, dan Hasil Belajar Siswa pada Hukum
Kekekalan Momentum dan Tumbukan melalui Metode Eksperimen pada Kelas XI
MIA SMA Santa Maria Yogyakarta” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penulisan ini
dapat terselesaikan dengan baik berkat kerjasama, dukungan, bantuan, serta
gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung memberi bantuan dan dukungan terselesainya skripsi ini:
1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. R. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penyusunan
skripsi.
3. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku dosen penguji yang telah bersedia
memberikan masukan guna menyempurnakan skripsi ini.
4. Dr. Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
dan Kepala Laboraturium Fisika yang telah memberikan bantuan dan
motivasi.
5. Pak Ngadiyono selaku staff Laboraturium Fisika yang telah membantu
menyediakan alat-alat untuk kegiatan eksperimen.
6. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Fisika yang telah
memberikan pendidikan serta layanan dengan baik kepada penulis selama
menempuh studi di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Sr. M. Ancilla OSF, S.Pd., M.M. selaku Kepala Sekolah SMA Santa
Maria Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
8. Dra. MF. Sutilah selaku guru mata pelajaran Fisika kelas XI MIA yang
telah membantu dalam pelaksanaan penelitian, memberi masukan dan
semangat.
9. Segenap Bapak/Ibu guru serta karyawan SMA Santa Maria Yogyakarta
yang telah memberikan dukungan kepada peneliti dalam melaksanakan
penelitian.
10. Teman-teman kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta atas kerjasama
sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
11. Papa Josef Johanes Brechmans Muwa dan Mama Yashinta Tri Suhesti,
kakakku Anna Sri Jomanti Muwa, dan kedua adikku Ceacilia Viona Watu
Muwa dan Yohanes Putra Pradana Muwa yang selalu setia mendoakan dan
memberikan semangat sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
12. Teman-teman kost Elizabeth Estining Rahayu, Apolonia Delviyanti Putri
Marga, Endah Nurcahyani, dan Novia Leni Christine yang selalu
memberikan dukungan, doa, dan semangat.
13. Teman-teman seangkatan Pendidikan Fisika 2010 yang telah menjadi
keluarga baru dan telah berjuang bersama dalam suka maupun duka.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan doa dan motivasi kepada penulis selama perjalanan studi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis bahwa skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………….. vi
ABSTRAK……………………………………………………………... vii
ABSTRACT……………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………. ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………… xi
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK……………………………………….. xv
DAFTAR TABEL……………………………………………………... xvi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 5
D. Manfaat Penelitian……………………………………………... 5
BAB II DASAR TEORI………………………………………………. 7
A. Motivasi………………………………………………………… 7
1. Pengertian Motivasi………………………………………… 7
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi……………… 9
B. Keterlibatan/Keaktifan…………………………………………. 10
1. Pengertian Keterlibatan/Keaktifan………………………..... 10
2. Klasifikasi Keterlibatan/Keaktifan…………………………. 11
3. Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar…………….. 13
4. Perlunya Aktivitas/Keterlibatan Siswa dalam Belajar……… 14
C. Hasil Belajar………………………………………………….. 16
1. Makna Belajar………………………………………………. 16
2. Prinsip-Prinsip Belajar……………………………………… 17
3. Perbuatan Belajar…………………………………………… 18
4. Tujuan Belajar………………………………………………. 21
D. Metode Eksperimen…………………………………………….. 23
E. Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan………………… 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODE PENELITIAN……………………………............. 30
A. Design Penelitian……………………………………………….. 30
B. Lokasi Penelitian……………………………………………….. 31
C. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………. 32
D. Waktu Penelitian………………………………………………... 32
E. Treatment……………………………………………………….. 32
F. Instrumen Penelitian……………………………………………. 34
1. Instrumen Pembelajaran…………………………………….. 34
2. Instrumen Pengumpulan Data………………………………. 35
a. Kuesioner Motivasi Belajar……………………………... 35
b. Observasi………………………………………………... 38
c. Pretest dan posttest……………………………………… 40
G. Validitas………………………………………………………… 44
H. Analisis Data……………………………………………………. 46
1. Motivasi Belajar Siswa……………………………………... 46
2. Keterlibatan/Keaktifan Siswa………………………………. 49
3. Pretest dan Posttest…………………………………………. 51
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA…………………………….. 56
A. Pelaksanaan Penelitian………………………………………….. 56
B. Data dan Analisis……………………………………………….. 59
1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa………………………... 60
2. Tingkat Keterlibatan Siswa…………………………………. 62
3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa……………………………. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Pembahasan……………………………………………………... 71
1. Peningkatan Motivasi Belajar………………………………. 71
2. Tingkat Keterlibatan………………………………………… 73
3. Peningkatan Hasil Belajar………………………………….... 74
BAB V PENUTUP……………………………………………………... 79
A. Kesimpulan……………………………………………………… 79
B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………. 80
C. Saran…………………………………………………………….. 82
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 84
LAMPIRAN……………………………………………………………. 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK
Gambar 4.1. Grafik Motivasi Belajar Awal dan Akhir…………………. 72
Gambar 4.2. Grafik Skor Pretest dan Posttest…………………………... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuisoner Motivasi Belajar Awal Siswa ………….. 36
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuisoner Motivasi Belajar Akhir Siswa………….. 37
Tabel 3.3. Lembar Observasi Psikomotorik Siswa…………………….. 39
Tabel 3.4. Lembar Observasi Afektif Siswa…………………………… 39
Tabel 3.5. Aspek Penilaian Pretest dan Posttest………………………... 41
Tabel 3.6. Pedoman Jawaban…………………………………………… 43
Tabel 3.7. Penetapan Skor Kuisoner……………………………………. 46
Tabel 3.8. Skor Motivasi Belajar Awal/Akhir………………………….. 47
Tabel 3.9. Perbandingan Skor Motivasi Belajar Awal dan Akhir……… 48
Tabel 3.10. Klasifikasi Tingkat Keterlibatan Siswa……………………. 50
Tabel 3.11. Tingkat Keterlibatan Masing-Masing Siswa………………. 50
Tabel 3.12. Presentase Jumlah Siswa dalam Tiap Kriteria……………... 51
Tabel 3.13. Distribusi Skor Pretest/Posttest Siswa……………………... 52
Tabel 3.14. Perbandingan Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest………... 53
Tabel 3.15. Distribusi Hasil Pretest dan Posttest……………………….. 54
Tabel 4.1. Skor Motivasi Belajar Awal dan Akhir……………………… 60
Tabel 4.2. Analisis Paired-Samples T Test……………………………… 61
Tabel 4.3. Tingkat Keterlibatan Siswa dari Aspek Psikomotorik……….. 62
Tabel 4.4. Tingkat Keterlibatan Siswa dari Aspek Afektif……………... 63
Tabel 4.5. Prosentase Jumlah Siswa dari Aspek Psikomotorik………….. 64
Tabel 4.6. Prosentase Jumlah Siswa dari Aspek Afektif………………... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 4.7. Perhitungan Skor Pretest Siswa untuk Tiap Soal…………… 65
Tabel 4.8. Perhitungan Skor Posttest Siswa untuk Tiap Soal…………... 66
Tabel 4.9. Analisis Paired-Samples T Test……………………………... 67
Tabel 4.10. Kenaikan Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest…………….. 69
Tabel 4.11. Nilai Pretest dan Posttest…………………………………... 74
Tabel 4.12. Analisis Jawaban Siswa……………………………………. 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Sekolah……………………………… 87
Lampiran 2. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian……….... 88
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………………. 89
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS)………………………………. 102
Lampiran 5. Kuesioner Motivasi Belajar Awal………………………... 108
Lampiran 6. Kuesioner Motivasi Belajar Akhir………………………... 111
Lampiran 7. Lembar Observasi………………………………………… 115
Lampiran 8. Instrumen Pretest…………………………………………. 116
Lampiran 9. Instrumen Posttest………………………………………… 118
Lampiran 10. Pedoman Jawaban Pretest………………………………. 120
Lampiran 11. Pedoman Jawaban Posttest……………………………… 121
Lampiran 12. Distribusi Skor Kuesioner Motivasi Belajar Awal……… 122
Lampiran 13. Distribusi Skor Kuesioner Motivasi Belajar Akhir……… 124
Lampiran 14. Distribusi Skor Observasi………………………………... 126
Lampiran 15. Distribusi Skor Pretest…………………………………… 128
Lampiran 16. Distribusi Skor Posttest………………………………….. 129
Lampiran 17. Sampel LKS……………………………………………... 130
Lampiran 18. Sampel Kuesioner Motivasi Belajar Awal………………. 136
Lampiran 19. Sampel Kuesioner Motivasi Belajar Akhir………………. 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 20. Sampel Pretest………………………………………….... 143
Lampiran 21. Sampel Posttest…………………………………………... 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dirasa cukup sulit untuk
dipahami karena memiliki rumus-rumus yang bervariasi sehingga siswa
terkesan menghafalkan rumus-rumusnya tanpa memahami konsep. Selain
itu, terkadang siswa merasa jenuh dan bosan, mengantuk dan malas-
malasan, cenderung pasif serta seringnya membolos pada saat pelajaran
Fisika karena metode pembelajaran yang digunakan terkesan monoton.
Oleh karena itu, dalam proses belajar-mengajar di kelas guru mempunyai
tugas untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
disampaikan demi meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan hasil belajar
siswa.
Model pembelajaran yang ditawarkan saat ini sangatlah beragam,
sehingga guru dituntut untuk kreatif selama proses pembelajaran. Namun
kenyataannya proses pembelajaran yang digunakan masih kurang
meningkatkan motivasi, keaktifan/keterlibatan, bahkan hasil belajar siswa.
Hal ini terjadi karena masih banyak guru yang menggunakan metode
konvensional dalam kegiatan pembelajaran di kelas dengan harapan lebih
meningkatkan konsep siswa terhadap Fisika. Akan tetapi suasana belajar
di kelas terkesan kaku dan didominasi oleh guru. Inilah yang menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
polemik karena proses pembelajaran menggunakan metode yang lebih
variatif membutuhkan waktu ekstra untuk guru menyelesaikan materi
pembelajaran, sedangkan guru juga harus berpatokan pada pencapaian
target materi kurikulum. Untuk itu, dalam penyampaian materi guru lebih
sering menggunakan metode ceramah dengan menitikberatkan pada
penghafalan konsep dan bukan pada pemahaman siswa terhadap pelajaran
Fisika. Siswa lebih banyak duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang
disampaikan guru sehingga sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya.
Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga
siswa menjadi pasif.
Pasif merupakan sikap yang muncul karena tidak ada minat dan
motivasi dalam belajar. Motivasi sendiri merupakan suatu dorongan dalam
diri untuk melakukan sesuatu sehingga jika siswa tidak termotivasi untuk
belajar, siswa tidak memiliki keinginan untuk terlibat dalam proses
pembelajaran dan mengakibatkan siswa tidak paham akan konsep materi
yang diajarkan. Untuk itu, motivasi sungguh mempengaruhi interaksi
belajar-mengajar di kelas. Interaksi belajar-mengajar mengandung suatu
arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar untuk mengajar dengan
warga belajar (siswa) yang melaksanakan kegiatan belajar. Dengan
demikian, konsep interaksi belajar-mengajar yang tepat adalah menjadikan
siswa sebagai subjek belajar dan bukanlah sebagai objek. Artinya bahwa
guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi agar siswa
dapat mengembangkan potensi melalui kegiatan belajar (Sardiman, 1986).
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, kegiatan belajar dapat
dimaknai dari berbagai proses, salah satunya adalah proses motorik. Untuk
itu, peneliti melakukan penelitian guna meningkatkan motivasi,
keterlibatan, dan hasil belajar siswa terhadap Fisika khususnya materi
pembelajaran “Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan”
menggunakan metode eksperimen pada kelas XI MIA (Matematika dan
Ilmu Alam) SMA Santa Maria Yogyakarta. Hal ini dilakukan berdasarkan
pengamatan peneliti ketika mengikuti PPL (Program Pengalaman
Lapangan) bahwa sebagian besar siswa menganggap Fisika adalah mata
pelajaran yang sulit. Anggapan seperti inilah yang dapat mematahkan
semangat dan motivasi siswa untuk belajar Fisika. Apalagi metode
pembelajarannya terkesan monoton yang mengakibatkan siswa cepat
bosan dan jenuh sehingga mereka sering melakukan kegiatan-kegiatan
yang tidak berkaitan dengan pembelajaran seperti mengobrol, mengutak-
atik handphone, membaca novel atau majalah. Kondisi seperti ini
mengakibatkan pembelajaran Fisika menjadi tidak kondusif dan
konsentrasi mereka menjadi tidak fokus pada materi yang diajarkan
sehingga ketika ditanyai guru, siswa cenderung diam dan enggan
menjawab. Mengacu pada kondisi tersebut, peneliti memilih strategi
pembelajaran menggunakan metode eksperimen yang bertujuan
mendorong siswa berpikir secara ilmiah dan sistematis karena siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
memulai belajarnya dengan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
melakukan uji coba, meneliti, mengamati, menganalisis, membuktikan,
dan menarik kesimpulan. Di samping itu, SMA Santa Maria memiliki
fasilitas laboraturium yang cukup lengkap yang dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran. Dengan demikian, peneliti memilih metode ini dengan
harapan mampu membelajarkan siswa memaknai sesuatu dengan
pembuktian sendiri sehingga siswa lebih paham terhadap konsep materi
dan aktif dalam belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah metode eksperimen meningkatkan motivasi belajar siswa kelas
XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria Yogyakarta
terhadap Fisika khususnya materi Hukum Kekekalan Momentum dan
Tumbukan?
2. Bagaimana tingkat keterlibatan siswa kelas XI MIA (Matematika dan
Ilmu Alam) Santa Maria Yogyakarta dalam proses pembelajaran
menggunakan metode eksperimen tentang materi Hukum Kekekalan
Momentum dan Tumbukan?
3. Apakah penggunaan metode eksperimen meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria
Yogyakarta tentang materi Hukum Kekekalan Momentum dan
Tumbukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap peningkatan
motivasi belajar siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam)
Santa Maria Yogyakarta tentang materi Hukum Kekekalan Momentum
dan Tumbukan.
2. Mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap tingkat keterlibatan
siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria
Yogyakarta tentang materi Hukum Kekekalan Momentum dan
Tumbukan.
3. Mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap peningkatan hasil
belajar siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria
Yogyakarta tentang materi Hukum Kekekalan Momentum dan
Tumbukan.
D. Manfaat
1. Bagi Sekolah
a. Memberikan motivasi bagi sekolah karena fasilitas yang telah
disediakan dapat dimanfaatkan.
b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan interaksi belajar-mengajar antara guru dan siswa
yang berintikan pada kegiatan motivasi.
b. Memberikan alternatif metode pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Bagi Peneliti
a. Menambah pengetahuan dan menjadi bekal kelak menjadi guru.
b. Mengembangkan potensi dan kreativitas dalam diri.
c. Mengembangkan motivasi sebagai persiapan menjadi guru yang
kreatif dan inovatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati
secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya
berupa rangsangan atau dorongan untuk melakukan sesuatu demi
mencapai tujuan tertentu. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku. Mc. Donald (dalam Sardiman, 1986) mengungkapkan
bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Pengertian yang dikemukakan ini
mengandung tiga elemen penting yakni:
a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu. Oleh karena menyangkut perubahan energi yang
muncul dalam diri individu, penampakkannya akan menyangkut
kegiatan fisik individu tersebut.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling dan afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku
manusia.
c. Motivasi akan dirangsang dengan adanya tujuan. Motivasi memang
muncul dalam diri manusia, tetapi kemunculannya terdorong oleh
tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Dengan ketiga elemen di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
berkaitan dengan perasaan dan emosi seseorang yang kemudian
berlanjut pada tindakan atau melakukan sesuatu karena adanya tujuan,
kebutuhan atau keinginan.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, apabila ada seorang siswa
yang tidak mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan maka perlu
diselidiki sebab-sebabnya. Penyebabnya bisa bermacam-macam,
mungkin sakit, lapar, tidak senang, ada problem pribadi dan lain-lain.
Hal ini berarti pada diri siswa tersebut tidak terjadi perubahan energi,
tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak
memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu
dicari penyebabnya sehingga siswa mau melakukan pekerjaan yang
seharusnya dikerjakan, yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu
diberi rangsangan, dorongan atau singkatnya motivasi pada dirinya
untuk belajar. Motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
a. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik merupakan motivasi atau dorongan yang
timbul dalam diri individu untuk melakukan sesuatu tanpa adanya
rangsangan dari luar. Sebagai contoh konkret, seorang siswa yang
belajar karena ingin mendapat pengetahuan dan keterampilan agar
dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif dan bukan untuk
tujuan yang lain. Itu sebabnya faktor intrinsik ini juga dapat
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang dimulai dari aktivitas
belajar yang kemudian diteruskan berdasarkan suatu dorongan
dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya.
Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan
yang berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik dan
berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran
diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol
dan seremonial (Sardiman, 1986).
b. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik merupakan motivasi atau dorongan untuk
melakukan sesuatu karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai
contoh, seorang siswa yang belajar dengan tekun agar mendapat
hadiah atau pujian. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa
yang dilakukannya itu. Faktor ekstrinsik ini juga dapat dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang dimulai dari aktivitas belajar yang
kemudian diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari luar dan
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya. Namun
bukan berarti faktor ekstrinsik ini tidak penting dalam proses
pembelajaran. Sebab kemungkinan besar siswa itu memiliki sifat
yang berubah-ubah dan mungkin komponen-komponen lain dalam
proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa
sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
B. Keterlibatan/Keaktifan
1. Pengertian Keterlibatan/Keaktifan
Menurut Sardiman (1986) keaktifan adalah kegiatan yang
bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Belajar yang berhasil harus
melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.
Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat
sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki
aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya
atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif
membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang
mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Keaktifan diartikan sebagai
hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif sehingga segala
pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman
sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dengan fasilitas
yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknik.
Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar
merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non-fisik siswa
dalam proses kegiatan belajar-mengajar yang optimal sehingga dapat
menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.
2. Klasifikasi Keterlibatan/Keaktifan
Pada kenyataannya, di sekolah-sekolah seringkali guru yang
aktif sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif. Betapa
pentingnya aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar
sehingga John Dewey sebagai tokoh pendidikan, mengemukakan
pentingnya prinsip ini melalui metode proyek dengan semboyan
learning by doing. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud di sini
adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas belajar
siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, di antaranya sebagai
berikut (Daryanto & Muljo Rahardjo, 2012):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis,
melakukan eksperimen dan demonstrasi.
b. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak,
tanya jawab, diskusi, menyanyi.
c. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan
penjelasan guru, ceramah, pengarahan.
d. Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat
makalah, membuat surat.
Adapun beberapa jenis aktivitas lain yang dikemukakan oleh Paul B.
Diedrich (dalam Sardiman, 1986) yaitu sebagai berikut:
a. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
b. Motor activities, misalnya melakukan percobaan, membuat
konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
c. Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
d. Emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Setiap jenis aktivitas tersebut di atas memiliki kadar atau bobot
yang berbeda bergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai
dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk itu, kreativitas guru mutlak
diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang bervariasi
itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang
dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Siswa juga dapat
berlatih untuk berpikir kritis. Gagne dan Brings (dalam Iqra
Ensiklopedia) mengungkapkan bahwa faktor yang dapat
menumbuhkan timbulnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
di antaranya sebagai berikut:
a. Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada
siswa).
c. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan
dipelajari).
d. Memberi petunjuk siswa cara mempelajari.
e. Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
f. Memberi umpan balik (feed back).
g. Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga
kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.
h. Menyimpulkan setiap materi yang akan disampaikan diakhir
pembelajaran.
Selain faktor-faktor di atas, dalam pelaksanaan mengajar perlu
diperhatikan beberapa prinsip belajar sehingga pada waktu proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
belajar-mengajar, siswa melakukan kegiatan secara optimal. Adapun
beberapa prinsip yang dapat menunjang timbulnya keaktifan belajar
siswa, yakni stimulus belajar, perhatian dan motivasi, respons yang
dipelajari, penguatan dan umpan balik.
4. Perlunya Aktivitas/Keterlibatan Siswa dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar-mengajar perlu adanya aktivitas, sebab
pada prinsipnya belajar adalah berbuat, artinya mengubah tingkah laku
menjadi suatu kegiatan belajar. Itu sebabnya aktivitas merupakan
prinsip penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Menurut Didi
Supriadi dan Deni Darmawan (2012), pendapat beberapa ahli
mengenai pentingnya aktivitas dalam kegiatan belajar dijelaskan
sebagai berikut:
a. Frobel mengungkapkan bahwa manusia adalah pencipta. Prinsip
utama yang dikemukakannya bahwa anak itu harus bekerja sendiri
sehingga untuk memberikan motivasi, maka dipopulerkan
semboyan “berpikir dan berbuat”. Dalam hal ini mau menegaskan
bahwa di dalam belajar sangat memerlukan kegiatan berpikir dan
berbuat karena jika seseorang telah berhenti untuk berpikir dan
berbuat maka perlu diragukan eksistensi kemanusiaannya.
b. Montessori menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga untuk
membentuk diri mereka sendiri. Pendidik berperan sebagai
pembimbing dan mengamati perkembangan anak didiknya.
Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
banyak melakukan aktivitas adalah anak itu sendiri dan pendidik
hanya memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan
yang akan diperbuat oleh anak didik.
c. Rousseau memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu
harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri,
penyelidikan sendiri, bekerja sendiri dengan fasilitas yang
diciptakan sendiri. Ini menunjukkan bahwa setiap orang yang
belajar harus aktif sendiri.
d. Helen Parkhurst menegaskan bahwa ruang kelas harus diatur
sedemikian rupa menjadi laboraturium pendidikan yang dapat
mendorong anak untuk belajar (bekerja).
e. John Dewey pun menganjurkan metode proyek problem solving
dengan merangsang anak untuk melakukan kegiatan “learning by
doing”.
Dari pendapat beberapa ahli di atas, jelas bahwa dalam
kegiatan belajar siswa harus aktif berbuat dan guru sebagai
pembimbing atau fasilitator. Dengan kata lain bahwa dalam belajar
sangat diperlukan adanya aktivitas karena tanpa adanya aktivitas
proses belajar mungkin berlangsung dengan kurang optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
C. Hasil Belajar
1. Makna Belajar
Menurut Kimbel (dalam Didi Supriadi & Deni Darmawan,
2012) belajar adalah perubahan tingkah laku yang disadari dan timbul
akibat praktik, pengalaman, latihan, dan bukan secara kebetulan yang
dapat ditunjukkan dalam berbagai aspek seperti perubahan,
pemahaman, persepsi, motivasi, atau gabungan dari aspek tersebut.
Apabila berbicara mengenai belajar berarti kita membicarakan
bagaimana tingkah laku itu berubah melalui pengalaman atau latihan.
Di samping definisi di atas, ada beberapa pengertian lain dan cukup
banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun makro, dilihat dalam
arti luas ataupun dalam arti sempit/terbatas. Dalam pengertian luas,
belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit/terbatas, belajar
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian
seutuhnya. Dari beberapa uraian tentang pengertian belajar di atas,
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri seseorang yang ditunjukkan dalam perubahan
yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotorik atau perubahan
dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan,
kemampuan mereaksi (menerima atau menolak) serta berkembangnya
kemampuan dan kecakapan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Prinsip-Prinsip Belajar
Alvin C. Eurich (dalam Didi Supriadi & Deni Darmawan,
2012) mengungkapkan prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut:
a. Hal apapun yang dipelajari oleh murid, maka ia harus
mempelajarinya sendiri; tidak ada seorang pun dapat melakukan
kegiatan belajar tersebut untuknya.
b. Setiap murid belajar menurut temponya sendiri, dan untuk setiap
kelompok umur, terdapat variasi dalam tempo belajar.
c. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera
diberikan penguatan.
d. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan
belajar secara keseluruhan lebih berarti.
e. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari
sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan
mengingat secara lebih baik.
Prinsip-prinsip belajar sebagaimana diuraikan di atas adalah
prinsip yang harus menjadi perhatian dalam upaya mengembangkan
proses belajar. Di bawah ini adalah prinsip-prinsip belajar yang
berkenaan dengan perubahan tingkah laku sebagai bentuk hasil belajar
seseorang. Hasil belajar seseorang itu harus bersifat permanen,
fungsional, dan normatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
a. Permanen, artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
harus tahan lama menjadi milik individu dan dapat digunakan
setiap saat.
b. Fungsional, artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
harus memiliki manfaat atau berguna, baik untuk kepentingan
individu itu sendiri dalam menjalankan kehidupannya atau
bermanfaat untuk kepentingan individu lainnya serta masyarakat.
c. Normatif, artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
harus lurus dengan norma dan sistem nilai yang dijunjung tinggi
oleh individu dan masyarakat di mana individu tersebut hidup dan
menjalankan kehidupannya.
3. Perbuatan Belajar
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa belajar merupakan
proses atau suatu kegiatan yang dilakukan peserta didik, artinya
seseorang yang belajar adalah mereka yang melakukan kegiatan
belajar atau tindakan belajar atau disebut juga sebagai perilaku belajar.
Untuk mendorong terjadinya perbuatan belajar, disarankan oleh Caine
(dalam Didi Supriadi dan Deni Darmawan, 2012) guru harus memiliki
keyakinan akan potensi manusia dan kemampuan semua anak itu dapat
belajar dan berprestasi adalah hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa
akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya. Selain itu,
Gagne mengungkapkan bahwa ada 8 jenis bentuk perbuatan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
disebut sebagai “Gagne’s Classes of Behaviour” di antaranya sebagai
berikut:
a. Signal learning
Signal learning merupakan bentuk perbuatan belajar
melalui isyarat. Artinya seseorang yang melakukan suatu kegiatan
belajar dengan cara memberikan tanggapan terhadap rangsangan
yang diberikan.
b. Stimulus respons learning
Stimulus respons learning merupakan bentuk perbuatan
belajar dengan cara memberikan tanggapan secara berulang-ulang
sehingga menjadi penguatan.
c. Chaining
Chaining merupakan bentuk perbuatan belajar membentuk
rangkaian. Artinya seseorang yang melakukan perbuatan belajar
dengan cara menghubungkan dua atau lebih perangsang atau
gejala/faktor dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu
rangkaian yang memiliki makna dan merangsang proses
pemecahan masalah.
d. Verbal association
Verbal association adalah perbuatan belajar dalam bentuk
asosiasi verbal, yakni perbuatan belajar dengan cara memberi
tanggapan melalui kata-kata (bahasa) terhadap perangsang yang
diterimanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
e. Multiple discrimination
Multiple discrimination merupakan kegiatan belajar untuk
membedakan sesuatu hal yang majemuk atau belajar dengan cara
memberikan reaksi membedakan terhadap perangsang yang hampir
sama sifatnya.
f. Concept learning
Concept learning merupakan kegiatan belajar untuk
mempelajari konsep atau belajar tentang konsep. Bentuk perbuatan
belajar ini dimaksudkan untuk menempatkan suatu objek dalam
klasifikasi tertentu.
g. Principle learning
Principle learning merupakan bentuk perbuatan belajar
yang berdasarkan asas, kaidah, prinsip. Artinya bahwa bentuk
perbuatan belajar ini berkaitan dengan kegiatan yang
menghubungkan beberapa konsep dan belajar mencari hubungan
antarkonsep.
h. Problem solving
Problem solving merupakan bentuk perbuatan belajar
dengan cara menggabungkan beberapa asas, kaidah, prinsip untuk
memecahkan suatu masalah. Belajar ini adalah bentuk perbuatan
belajar yang sistematis dan menggunakan prosedur ilmiah, mulai
dari mengenal dan merumuskan masalah, mengajukan dugaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mengumpulkan data, melakukan analisis, kemudian merumuskan
kesimpulan.
4. Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan
suasana atau keadaan belajar yang lebih kondusif. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa komponen yang masing-masing saling
mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan
siswa dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan
serta sarana prasarana belajar-mengajar yang tersedia.
Secara umum, tujuan belajar dibedakan atas tiga jenis yakni di
antaranya sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir yang tidak
dapat dipisahkan dari pengetahuan. Seseorang tidak dapat
mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan,
sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
Konkretnya dalam kegiatan belajar yakni siswa diberikan
pengetahuan sehingga menambah pengetahuannya dan sekaligus
akan mencari cara sendiri untuk mengembangkan cara berpikir
dalam rangka memperkaya pengetahuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga
memerlukan suatu keterampilan, baik yang bersifat jasmani
maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan-
keterampilan yang dapat dilihat dan diamati sehingga akan
menitikberatkan pada penampilan dari anggota tubuh seseorang
yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit
karena lebih abstrak dan menyangkut keterampilan berpikir dan
kreativitas untuk menyelesaikan suatu masalah atau konsep.
Keterampilan memang dapat dididik dengan banyak melatih
kemampuan.
c. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi
siswa, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.
Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan
berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri
sebagai model atau contoh. Dalam interaksi belajar-mengajar guru
akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, dan bahkan ditiru
semua perilakunya oleh siswa sehingga diharapkan menunbuhkan
proses penghayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian
diamalkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
D. Metode Eksperimen
Roestiyah (1998) mengungkapkan bahwa metode eksperimen
merupakan salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu
percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatannya itu disampaikan ke kelas
dan dievaluasi oleh guru. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti
kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Secara umum, metode eksperimen adalah metode mengajar yang
mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian,
pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar
(Suparno, 2006). Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu:
eksperimen yang terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas.
Eksperimen terbimbing yaitu seluruh jalannya percobaan sudah
dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Langkah-
langkah yang harus siswa buat, peralatan yang harus digunakan, apa yanga
akan diamati dan diukur semuanya sudah direncanakan dari awal,
sehingga hasil kesimpulan tergantung dari data yang diperoleh. Untuk
melakukan pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing, guru
memiliki peran yang sangat penting. Beberapa hal yang harus dilakukan
guru adalah sebagai berikut:
1. Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa;
2. Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti: apa tujuannya,
peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai percobaan, data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
harus dikumpulkan siswa, bagaimana menganalisis data dan apa
kesimpulannya;
3. Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan sehingga saat
siswa mencoba semua siap dan lancar;
4. Pada saat percobaan, guru berkeliling melihat bagaimana siswa
melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa;
5. Bila ada peralatan yang macet, guru membantu siswa agar alat dapat
jalan dengan baik;
6. Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan percobaan yang
dilakukan;
7. Bila siswa membuat laporan, maka guru harus memeriksanya;
8. Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah percobaan
dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan siswa bekerja.
Dalam eksperimen, siswa dalam kelompok kecil melakukan
percobaan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru. Yang akan
dilakukan siswa dalam percobaan antara lain:
1. Membaca petunjuk dengan teliti;
2. Mencari alat yang diperlukan;
3. Merangkai alat-alat sesuai dengan skema percobaan;
4. Mulai mengamati jalannya percobaan;
5. Mencatat data yang diperlukan;
6. Mendiskusikan dalam kelompok untuk mengambil kesimpulan dari
data yang ada;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
7. Membuat laporan percobaan dan mengumpulkannya kepada guru;
8. Dapat juga mempresentasikan hasil percobaanya di depan kelas.
Berbeda dengan eksperimen bebas yaitu guru tidak memberikan
petunjuk pelaksanaan percobaan secara rinci. Dengan kata lain, siswa
harus lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana akan merangkai alat dan
bahan, apa yang harus diamati, diukur, dan dianalisis serta disimpulkan.
Roestiyah (1998) mengungkapkan bahwa metode eksperimen
kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Dengan eksperimen, siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam
menghadapi segala masalah sehingga tidak mudah percaya pada
sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula
kata orang sebelum ia menemukan sendiri kebenarannya.
2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat
dikehendaki oleh kegiatan belajar-mengajar, di mana siswa lebih
banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
3. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen, di samping
memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis
serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.
4. Dengan eksperimen, siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori
sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul (peristiwa-
peristiwa yang tidak masuk akal).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
E. Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan
1. Momentum
Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan
gerak suatu benda. Artinya bahwa apabila dua benda yang bergerak
dengan kecepatan sama akan lebih sukar untuk memberhentikan benda
yang bermassa lebih besar dibandingkan benda yang bermassa lebih
kecil. Sebaliknya apabila dua benda dengan massa yang sama akan
lebih sukar untuk memberhentikan benda yang bergerak dengan
kecepatan tinggi dibandingkan benda yang bergerak dengan kecepatan
rendah. Dari definisi inilah, maka momentum dirumuskan sebagai
hasil kali massa dan kecepatan.
Momentum merupakan besaran vektor yang mana arah momentum
searah dengan arah kecepatan. Untuk satu dimensi, arah momentum
cukup ditampilkan dengan tanda positif atau negatif.
2. Impuls
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang
bekerja F dengan selang waktu ∆t saat gaya tersebut bekerja pada
benda atau laju perubahan momentum. Newton menyatakan bahwa
laju perubahan momentum benda bergantung pada besar gaya yang
bekerja dan lamanya gaya tersebut bekerja pada benda. Hal ini
diungkapkan dalam hukum II Newton untuk momentum, yaitu laju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
perubahan momentum sebuah benda sebanding dengan besarnya gaya
yang bekerja dan berlangsung dalam arah gaya tersebut.
Laju perubahan momentum dalam selang waktu ∆t adalah:
Sesuai dengan hukum II Newton, laju perubahan momentum ini
sebanding dengan besarnya gaya F yang bekerja sehingga dapat ditulis:
3. Hukum Kekekalan Momentum
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah
momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah
tumbukan. Misalkan dua buah bola dengan massa m1 dan m2 yang
bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan
berturut-turut v1 dan v2. Setelah keduanya bertumbukan, masing-
masing kecepatannya berubah menjadi v1’ dan v2
’.
Jumlah momentum kedua bola sebelum tumbukan adalah
Jumlah momentum kedua bola setelah tumbukan adalah
Berdasarkan hukum kekekalan momentum p = p’, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Hukum kekekalan momentum hanya berlaku jika jumlah gaya luar
pada benda-benda yang bertumbukan sama dengan nol.
4. Tumbukan
a. Tumbukan Lenting Sempurna
Terjadinya tumbukan lenting sempurna jika pada peristiwa
tumbukan itu energi kinetik sistem dan jumlah momentum adalah
tetap (berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum
kekekalan momentum).
Hukum Kekekalan Momentum
……..(*)
Hukum Kekekalan Energi Kinetik
………(**)
Jika persamaan (*) kita bagi dengan persamaan (**), maka akan
diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Terjadinya tumbukan tidak lenting jika pada peristiwa
tumbukan itu terjadi tumbukan pengurangan energi kinetik sistem
(tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik). Disebut tidak
lenting sama sekali jika sesaat sesudah tumbukan kedua benda
saling menempel dan bergerak bersama dengan kecepatan yang
sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Design Penelitian
Secara umum design penelitian yang akan dilakukan termasuk tipe
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang secara
umum menggunakan data-data yang nantinya akan diskor dalam bentuk
angka dan kemudian model analisisnya menggunakan statistik. Design
penelitian yang digunakan adalah Design One-Grup Pretest-Posttest.
Dalam design penelitian ini, satu kelompok diobservasi/diukur bukan
hanya pada akhir treatment (posttest), tetapi juga sebelum diberi treatment
(pretest). Treatment yang digunakan yakni penggabungan metode
eksperimen terbimbing dan eksperimen bebas. Artinya bahwa siswa tidak
hanya berpedoman pada Lembar Kerja Siswa (LKS), akan tetapi diberi
kesempatan untuk bereksperimen secara mandiri. Oleh karena itu, peneliti
menyebutnya metode eksperimen.
Penelitian ini mencakup 4 tahap, yaitu (1) penyusunan instrumen,
(2) pengisian kuesioner motivasi awal dan pretest, (3) pelaksanaan model
pembelajaran eksperimen dan mengisi lembar observasi aktivitas belajar
siswa, (4) posttest dan pengisian kuesioner motivasi akhir.
Hal pertama yang dilakukan peneliti adalah mengobservasi kondisi
kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam). Observasi ini bertujuan untuk
mengenal suasana kelas dan para siswa sehingga nantinya dapat terjalin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
hubungan dan komunikasi yang baik antara siswa dan peneliti.
Selanjutnya, peneliti meminta siswa untuk mengerjakan pretest dan
mengisi kuesioner motivasi awal belajar siswa. Berdasarkan jawaban
pretest siswa dapat diketahui bagaimana tingkat pemahaman awal siswa
tentang Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan, sedangkan
berdasarkan jawaban kuesioner motivasi awal belajar siswa dapat
diketahui motivasi awal belajar siswa sebelum diberi treatment.
Setelah diadakan pretest, pada pertemuan berikutnya peneliti
menerapkan model pembelajaran eksperimen. Selama proses
pembelajaran, peneliti melakukan penilaian aktivitas belajar siswa
berdasarkan lembar observasi. Sebagai langkah terakhir, peneliti
memberikan posttest yang kisi-kisinya sama dengan pretest dan
memberikan kuesioner motivasi akhir belajar siswa. Untuk jawaban
posttest siswa dapat diketahui pemahaman konsep akhir siswa setelah
diberi treatment, sedangkan untuk jawaban kuesioner motivasi akhir
belajar siswa dapat diketahui bagaimana motivasi belajar siswa setelah
diberi treatment dengan model pembelajaran eksperimen.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Santa
Maria yang beralamat di Jl. Ireda No. 19A Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA
SMA Santa Maria Yogyakarta yang berjumlah 27 orang.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah bagaimana motivasi,
keterlibatan dan konsep belajar siswa dalam mengikuti pelajaran
Fisika, khususnya materi Hukum Kekekalan Momentum dan
Tumbukan menggunakan metode eksperimen.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan, dari bulan
September s.d. bulan Oktober 2014.
E. Treatment
Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Adapun langkah-langkah metode eksperimen adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan Awal
a. Kegiatan ini diawali dengan guru membagi siswa ke dalam
kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Jika perlu, siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dibagikan call card untuk memudahkan guru menilai psikomotorik
dan afektif siswa ketika melakukan eksperimen;
b. Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas serta
mengaitkan dengan materi pelajaran sebelumnya. Di samping itu,
guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan;
c. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Kegiatan Inti
a. Sebelum memulai kegiatan, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membaca petunjuk percobaan dengan teliti;
b. Setelah itu, siswa diminta merangkaikan alat dan bahan sesuai
skema percobaan yang telah tertera dalam LKS;
c. Siswa mengamati jalannya percobaan;
d. Siswa mencatat hal-hal yang terjadi selama percobaan berlangsung;
e. Siswa mencatat data yang diperlukan;
f. Siswa mendiskusikan dalam kelompok untuk mengambil
kesimpulan dari data yang diperoleh;
g. Selama pembelajaran berlangsung, guru berkeliling untuk melihat
percobaan yang mereka lakukan. Guru segera mengarahkan siswa
jika terjadi kesalahan dalam proses percobaan.
3. Penutup
a. Siswa diminta menceritakan secara singkat proses percobaan yang
telah mereka lakukan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Siswa membacakan hasil kesimpulan mereka. Jika terjadi
miskonsepsi guru segera memperbaikinya;
c. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya;
d. Guru menegaskan kembali materi yang sedang dipelajari
berdasarkan percobaan yang dilakukan.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan terdiri dari 2
instrumen yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
Lembar Kerja Siswa (LKS).
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dengan
tujuan menentukan arah kegiatan belajar-mengajar yang akan
dilakukan peneliti selama proses pengambilan data penelitian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri atas: (1) Identitas
yang meliputi Satuan Pendidikan, Kelas/Semester, Mata Pelajaran,
dan Alokasi Waktu, (2) Standar Kompetensi, (3) Kompetensi
Dasar, (4) Indikator, (5) Tujuan Pembelajaran, (6) Materi
Pembelajaran, (7) Metode Pembelajaran, (8) Kegiatan
Pembelajaran, serta (9) Sumber Pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat dan digunakan dalam
kegiatan eksperimen dengan tujuan mempermudah siswa pada
pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Kuesioner Motivasi Belajar
Untuk mengukur motivasi belajar siswa, maka peneliti
menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Menurut Suparno
(2007), angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk
memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup, yakni kuesioner yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih.
Pada penelitian ini, kuesioner motivasi yang digunakan ada
dua macam. Kuesioner yang pertama adalah kuesioner yang
digunakan untuk mengukur motivasi belajar awal siswa sebelum
diberikan treatment dan kuesioner yang kedua adalah kuesioner
yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar akhir siswa
setelah diberi treatment. Kuesioner ini terdiri atas 20 item
pernyataan yang telah disediakan empat alternatif jawaban yang
mana siswa harus memilih salah satu jawaban, di antaranya Tidak
Pernah (TP), Kadang (KD), Sering (SR), dan Selalu (SL).
Pernyataan yang digunakan pada kuesioner didasarkan pada unsur-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
unsur motivasi seperti minat dan perhatian siswa terhadap
pelajaran, semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya,
rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan
(Nana, 2009) dan menurut Hamzah (2007), adanya hasrat dan
keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
dan adanya harapan serta cita-cita masa depan.
Selain itu, butir-butir pernyataan dalam kuesioner disusun
berdasarkan indikator motivasi belajar. Indikator motivasi belajar
untuk kuesioner motivasi belajar awal siswa antara lain:
1) Keinginan belajar
2) Semangat belajar
3) Perhatian belajar
4) Mencatat informasi
5) Usaha mendapatkan nilai
Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar awal siswa dapat
dilihat pada tabel 3.1. berikut:
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Awal Siswa
No. Indikator Motivasi Belajar
Bentuk Pernyataan
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
1
2
3
Keinginan belajar
Semangat belajar
Perhatian belajar
(1),(8)
(2),(4),(15)
(3),(11)
(16),(19)
(14),(20)
(9),(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4
5
Mencatat informasi
Usaha mendapatkan nilai
(5),(7)
(6),(10)
(13)
(12),(18)
Indikator motivasi belajar untuk kuesioner motivasi belajar akhir
siswa antara lain:
1) Penguasaan materi
2) Kesiapan
3) Ketertarikan
4) Keseriusan
5) Partisipasi
Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar akhir siswa dapat dilihat pada
tabel 3.2. berikut:
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Akhir Siswa
No.
Indikator
Motivasi Belajar
Bentuk Pernyataan
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
1
2
3
4
5
Penguasaan materi
Kesiapan
Ketertarikan
Keseriusan
Partisipasi
(1),(7)
(2)
(15),(18),(19)
(4),(8),(13)
(5),(10)
(6),(14)
(16)
(3),(9),(11)
(12)
(17),(20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
b. Observasi
Pada penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana aktivitas
belajar siswa atau tingkat keterlibatan siswa selama kegiatan
belajar-mengajar menggunakan metode eksperimen dilakukan
dengan lembar observasi. Pengukuran dilakukan dengan mengisi
lembar observasi pada setiap aspek yang diukur sesuai dengan
kualitas unjuk kerja siswa. Untuk selanjutnya, pengukuran atau
penskoran keterlibatan siswa ditentukan berdasarkan pada aspek
psikomotorik dan aspek afektif siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
1) Aspek Afektif
Aspek ini meliputi:
a) Partisipasi siswa dalam melakukan eksperimen
b) Bagaimana kerja sama di antara kelompok
c) Bagaimana kerapian dalam bereksperimen
d) Aktivitas diskusi di antara anggota kelompok
e) Keseriusan siswa dalam melakukan eksperimen
2) Aspek Psikomotorik
Aspek ini meliputi:
a) Bagaimana siswa dalam merangkai alat percobaan
b) Bagaimana siswa dalam melakukan pengamatan,
menuliskan hasil dan mengolah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Aspek-aspek yang akan dinilai dalam kegiatan
observasi/pengamatan akan disajikan dalam bentuk tabel 3.3. dan
3.4. sebagai berikut:
Tabel 3.3. Lembar Observasi Psikomotorik Siswa
Kode
Siswa
Aspek yang Diukur
Jumlah
Skor
Memegang
Alat
Memasang
Alat
Melakukan
Pengamatan
Menulis
Hasil
Mengolah
Data
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
dst.
Tabel 3.4. Lembar Observasi Afektif Siswa
Kode
Siswa
Aspek yang Diukur
Jumlah
Skor Partisipasi
Kerja
Sama
Kerapian
Aktivitas
Diskusi
Keseriusan
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
c. Pretest dan Posttest
Pretest dilakukan diawal pertemuan, yaitu sebelum proses
belajar-mengajar berlangsung. Tujuan dilakukannya pretest adalah
untuk mengetahui kemampuan awal kognitif siswa. Untuk
mengetahui peningkatan konsep belajar siswa dalam pembelajaran
fisika menggunakan metode eksperimen, maka dilakukan kembali
test kemampuan kognitif siswa berupa posttest. Test ini bersifat
menganalisis jawaban siswa untuk menentukan tingkat kebenaran
jawaban. Berdasarkan tingkat kebenaran jawaban ditentukan skor
berdasarkan bobot soalnya untuk setiap soal dan menentukan skor
total.
Pertanyaan dalam pretest dan posttest dibuat dalam bentuk
uraian dan mengacu pada aspek kognitif, yakni aspek pengetahuan,
aspek pemahaman, aspek aplikasi/penerapan, dan aspek analisis.
Langkah-langkah penyusunan pretest dan posttest antara lain: (1)
menentukan aspek yang diukur, (2) menentukan indikator hasil
belajar, (3) menentukan distribusi soal, (3) menentukan skor/bobot
soal. Distribusi bobot pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel
3.5. berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.5. Aspek Penilaian Pretest dan Posttest
Nomor
Soal
Aspek yang
Diukur
Indikator
Hasil Belajar
Pretest Skor Posttest Skor
1. Pengetahuan Siswa mampu
mendefinisikan
pengertian
tumbukan.
Apa itu
tumbukan?
2 Ketika kereta A
diberi gaya,
maka kereta A
bergerak dan
menumbuk
kereta B.
Menurut Anda,
apa itu
tumbukan?
3
2. Pengetahuan Siswa mampu
menjelaskan
jenis-jenis
tumbukan.
Jelaskan
tentang
tumbukan
lenting
sempurna!
2 Termasuk
tumbukan jenis
apakah
percobaan yang
telah dilakukan?
Jelaskan!
3
3. Pemahaman Siswa mampu
menjelaskan
Hukum
Kekekalan
Momentum.
Bagaimana
Hukum
Kekekalan
Momentum
dapat berlaku?
3 Apakah pada
percobaan ini
berlaku Hukum
Kekekalan
Momentum?
Jelaskan!
4
4. Aplikasi Siswa mampu
mengaplikasi-
kan Hukum
Kekekalan
Momentum
Sebut dan
jelaskan
contoh konkrit
gejala atau
peristiwa yang
4 Selain
percobaan yang
telah dilakukan,
sebut dan
jelaskan
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dalam
keseharian.
berkaitan
dengan Hukum
Kekekalan
Momentum!
peristiwa yang
berkaitan
dengan Hukum
Kekekalan
Momentum!
5. Analisis Siswa mampu
menganalisis
suatu
permasalahan
yang berkaitan
dengan Hukum
Kekekalan
Momentum.
Jika ada dua
bola bilyar
yang bergerak
pada bidang
atau
permukaan
kasar saling
bertumbukan,
apakah Hukum
Kekekalan
Momentum
tetap berlaku?
Jelaskan!
5 Pada percobaan,
kita
menggunakan
bidang luncur
kereta yang
licin. Jika kita
menggunakan
bidang yang
kasar, apakah
Hukum
Kekekalan
Momentum
tetap berlaku?
Jelaskan!
6
Total Skor 16 21
Dalam memeriksa jawaban siswa diperlukan pedoman
jawaban untuk masing-masing pertanyaan dalam pretest dan
posttest pada tabel 3.6. berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.6. Pedoman Jawaban
No.
Soal
Aspek yang
Diukur
Pretest Posttest
1. Pengetahuan Tumbukan adalah peristiwa
bertemunya dua benda atau lebih
dan menimbulkan kontak fisik.
Pengertian lain dari tumbukan
yakni sekumpulan benda
(minimal dua) yang saling
berinteraksi.
Tumbukan adalah peristiwa
bertemunya dua benda atau
lebih dan menimbulkan kontak
fisik. Pengertian lain dari
tumbukan yakni sekumpulan
benda (minimal dua) yang
saling berinteraksi.
2. Pengetahuan Tumbukan lenting sempurna
yakni tumbukan yang terjadi jika
energi kinetik sistem dan jumlah
momentum adalah tetap (berlaku
hukum kekekalan energi kinetik
dan hukum kekekalan
momentum).
Dalam percobaan yang telah
dilakukan, jenis tumbukannya
adalah tumbukan tidak lenting
sama sekali karena kedua
kereta sesaat setelah
bertumbukan saling menempel
dan bergerak bersama dengan
kecepatan yang sama.
3. Pemahaman Hukum Kekekalan Momentum
dapat berlaku apabila jumlah
momentum sebelum dan sesudah
tumbukan adalah sama, asalkan
tidak ada gaya luar yang bekerja
pada sistem.
Pada percobaan ini, berlaku
Hukum Kekekalan Momentum
karena jumlah momentum
sebelum dan sesudah
tumbukan adalah sama.
4. Aplikasi Contoh konkrit gejala atau
peristiwa yang berkaitan dengan
Hukum Kekekalan Momentum
yakni pada peluncuran roket.
Semburan gas panas roket keluar
Contoh konkrit gejala atau
peristiwa yang berkaitan
dengan Hukum Kekekalan
Momentum yakni pada
peluncuran roket. Semburan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dalam arah yang berlawanan
dengan arah gerak roket.
Momentum roket mengimbangi
momentum gas panas yang
keluar dari roket dalam arah
yang berlawanan tersebut.
gas panas roket keluar dalam
arah yang berlawanan dengan
arah gerak roket. Momentum
roket mengimbangi
momentum gas panas yang
keluar dari roket dalam arah
yang berlawanan tersebut.
5. Analisis Jika dua bola bilyar bergerak
pada bidang atau permukaan
kasar dan saling bertumbukan,
maka Hukum Kekekalan
Momentum tidak berlaku. Hal
ini dikarenakan permukaan yang
kasar memberikan gaya luar
berupa gaya gesek yang cukup
besar pada setiap bola.
Jika pada percobaan kita
menggunakan papan luncur
yang kasar, maka Hukum
Kekekalan Momentum tidak
berlaku. Hal ini dikarenakan
permukaan yang kasar
memberikan gaya luar berupa
gaya gesek yang cukup besar
pada setiap kereta.
G. Validitas
Validitas digunakan untuk mengukur atau menentukan apakah
suatu test sungguh mengukur apa yang mau diukur yaitu apakah sesuai
dengan tujuan. Validitas menunjukkan pada kesesuaian, penuh arti,
bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang
dikumpulkan. Kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian
(Suparno, 2007).
Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah content
validity (validitas isi) yaitu isi dari instrumen yang akan digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sungguh mengukur isi domain yang akan diukur. Apakah item test
sungguh mempresentasikan isi yang mau ditest (Suparno, 2007).
Kuesioner digunakan untuk mengetahui skor motivasi belajar awal
siswa dan untuk mengetahui apakah motivasi meningkat atau tidak setelah
diberi treatment. Di samping itu, lembar observasi digunakan untuk
mengetahui tingkat keterlibatan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
Pretest dan posttest digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
dalam ranah kognitif pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum
dan Tumbukan. Soal-soal tersebut disusun berdasarkan aspek kognitif
(aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis), indikator hasil
belajar dan sub materi pokok pembelajaran. Hasil belajar yang dicapai
oleh siswa ditunjukkan dengan tercapainya indikator hasil belajar. Pretest
dan posttest terdiri dari lima soal uraian yang tertera pada tabel 3.5.
Berdasarkan soal-soal di atas menunjukkan bahwa pretest dan posttest
mempresentasikan isi yang akan diukur. Selain menggunakan validitas isi,
pengujian validitas dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen
yang digunakan dalam penelitian kepada dosen pembimbing dan guru
pengampu mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
H. Analisis Data
1. Motivasi Belajar Siswa
Pada penelitian ini digunakan dua jenis kuesioner yaitu
kuesioner untuk mengukur motivasi belajar awal siswa sebelum diberi
treatment dan kuesioner motivasi belajar akhir siswa setelah diberi
treatment. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui skor motivasi
belajar siswa dan untuk mengetahui apakah motivasi belajar siswa
meningkat atau tidak setelah diberi treatment.
Data yang diperoleh dari kuesioner dianalisis dengan tahap-
tahap sebagai berikut, (1) kuesioner yang telah diisi oleh siswa
dikategorikan dalam pernyataan positif dan pernyataan negatif, (2)
kemudian masing-masing kategori jawaban tersebut diberi skor.
Penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif seperti
pada tabel 3.7. berikut ini:
Tabel 3.7. Penetapan Skor Kuesioner
Jawaban
Skor
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang 2 3
Tidak Pernah 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Skor yang diperoleh siswa dalam kuesioner dijumlahkan dan skor ini
digunakan sebagai skor motivasi belajar siswa.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung skor
motivasi belajar awal (sebelum dilakukan treatment) dan skor motivasi
belajar akhir (setelah dilakukan treatment) untuk masing-masing siswa
seperti pada tabel 3.8. berikut:
Tabel 3.8. Skor Motivasi Belajar Awal/Akhir
Kode Siswa
Nomor Pernyataan
Total Skor
1 2 ….. ……
Siswa 1
Siswa 2
dst.
Kemudian untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan Hukum
Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode
eksperimen diukur melalui tes motivasi belajar secara kuantitatif.
Peneliti membuat daftar skor untuk motivasi belajar awal (sebelum
dilakukan treatment) dan daftar skor untuk motivasi belajar akhir
(setelah dilakukan treatment) dengan tabel 3.9. di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.9. Perbandingan Skor Motivasi Belajar Awal dan Akhir
Kode
Siswa
Skor Motivasi
Awal
X1
Skor Motivasi
Akhir
X2
Siswa 1
Siswa 2
dst.
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar
siswa dalam belajar fisika menggunakan metode eksperimen, maka
data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T. Test-T
digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent atau satu
kelompok yang sama ditest dua kali yaitu pretest dan posttest
(Suparno, 2007).
Persamaannya adalah sebagai berikut:
Dimana : X1 = skor pretest
X2 = skor posttest
D = perbedaan skor (X1-X2)
N = jumlah pasangan skor
Df = N-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Setelah Treal sudah diperoleh berdasarkan perhitungan di atas,
maka dibandingkan dengan Tcritical yang diperoleh dari tabel dengan
level signifikan . Jika maka signifikan,
artinya bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa dengan
menggunakan metode eksperimen terbimbing. Jika
maka tidak signifikan yang berarti bahwa tidak terjadi peningkatan
motivasi belajar dengan adanya treatment yang diberikan.
2. Keterlibatan/Keaktifan Siswa
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan pengamatan
aktivitas belajar atau keterlibatan siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen. Oleh karena itu untuk
meneliti bagaimana aktivitas atau keterlibatan siswa dalam belajar
selama kegiatan berlangsung, peneliti menggunakan lembar
pengamatan/observasi. Aspek penilaian dalam lembar observasi
disusun berdasarkan kekhasan dari model pembelajaran eksperimen.
Teknik yang digunakan dalam pengolahan data yakni dengan
penskoran data. Untuk melakukan penskoran data dalam tabel,
digunakan standar kualitas sebagai berikut:
Skor maksimum : 3
Skor minimum : 1
Dengan kriteria : 3 = kegiatan baik sekali atau intensitas tinggi
2 = kegiatan cukup atau intensitas sedang
1 = kegiatan kurang atau intensitas rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Untuk menghitung nilai siswa yakni dengan menjumlahkan
skor yang diperoleh tiap siswa berdasarkan kriteria di atas. Selanjutnya,
skor tiap siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan
metode eksperimen diklasifikasikan berdasarkan interval seperti pada
tabel 3.10 berikut:
Tabel 3.10. Klasifikasi Tingkat Keterlibatan Siswa
Interval Tingkat Keterlibatan
13 – 15 Sangat Terlibat
10 – 12 Terlibat
7 – 9 Kurang Terlibat
5 – 6 Tidak Terlibat
Kemudian untuk mengetahui tingkat keterlibatan masing-
masing siswa, maka dibuat daftar tingkat keterlibatan untuk masing-
masing siswa dalam tabel 3.11. berikut:
Tabel 3.11. Tingkat Keterlibatan Masing-Masing Siswa
Kode
Siswa
Total
Skor
Tingkat Keterlibatan
Siswa 1
Siswa 2
Dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Selanjutnya dihitung prosentase jumlah siswa dalam tingkat
keterlibatan melalui interval untuk melihat tingkat keterlibatan yang
paling banyak dialami siswa seperti pada tabel 3.12 berikut:
Tabel 3.12. Presentase Jumlah Siswa dalam Tiap Kriteria
Tingkat
Keterlibatan
Interval
Jumlah
Siswa
Prosentase (%)
Jumlah Siswa
Sangat Terlibat 13 – 15
Terlibat 10 – 12
Kurang Terlibat 7 – 9
Tidak Terlibat 5 – 6
Untuk menentukan prosentase jumlah siswa dapat
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
3. Pretest dan Posttest
Pretest diberikan sebelum siswa mempelajari secara lengkap
tentang sub bab Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan,
sedangkan posttest digunakan setelah siswa mempelajari Hukum
Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode
eksperimen. Soal-soal yang diberikan berhubungan dengan materi
yang akan dipelajari dan akan diberi skor berdasarkan tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kebenaran jawaban untuk setiap soal. Pengolahan data hasil penelitian
dilakukan dengan pengolahan statistik.
Skoring untuk pretest dan posttest dilakukan melalui dua tahap,
yaitu (1) menentukan skor untuk setiap soal dan (2) menghitung skor
total. Skor setiap soal merupakan tingkat kebenaran jawaban siswa
sedangkan skor total adalah jumlah skor seluruh soal. Skor total
menyatakan tingkat kebenaran jawaban siswa secara keseluruhan.
Peneliti membuat daftar pretest dan posttest siswa untuk setiap soal
dengan tabel 3.13 sebagai berikut:
Tabel 3.13. Distribusi Skor Pretest/Posttest Siswa
Kode
Siswa
Skor untuk Setiap Aspek Soal
Total
Skor
Nilai
Akhir
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis
(1) (2) (3) (4) (5)
1
2
3
dst.
Untuk menentukan nilai akhir pretest/posttest dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kemudian peneliti membandingkan skor rata-rata pretest dan
posttest untuk setiap aspek yang diukur sehingga dapat dianalisis
selanjutnya seperti pada tabel 3.14 berikut:
Tabel 3.14. Perbandingan Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest
Aspek yang
Diukur
Skor Rata-Rata Kenaikan
Skor (%) Pretest Posttest
Pengetahuan
(1)
Pengetahuan
(2)
Pemahaman
(3)
Aplikasi
(4)
Analisis
(5)
Untuk menentukan kenaikan skor (%) tiap aspek terlebih
dahulu menyamakan skor rata-rata antara pretest dan posttest. Hal ini
dikarenakan pretest dan posttest memiliki skor yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kemudian kenaikan skor (%) diperoleh dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan
Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen diukur
melalui tes hasil belajar secara kuantitatif. Peneliti membuat daftar
nilai untuk pretest dan posttest dengan tabel 3.15 sebagai berikut:
Tabel 3.15. Distribusi Hasil Pretest dan Posttest
Kode
Siswa
Nilai Pretest
X1
Nilai Posttest
X2
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Dst
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa
dalam belajar fisika menggunakan metode eksperimen, maka data
dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T. Test-T
digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent atau satu
kelompok yang sama ditest dua kali yaitu pretest dan posttest
(Suparno, 2007).
Persamaannya adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dimana : X1 = nilai pretest
X2 = nilai posttest
D = perbedaan nilai (X1-X2)
N = jumlah pasangan
Df = N-1
Setelah Treal sudah diperoleh berdasarkan perhitungan di atas,
maka dibandingkan dengan Tcritical yang diperoleh dari tabel dengan
level signifikan . Jika maka signifikan,
artinya bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang mengacu
pada meningkatnya konsep/pemahaman belajar siswa dengan
menggunakan metode eksperimen. Jika maka tidak
signifikan yang berarti bahwa tidak terjadi peningkatan prestasi dengan
adanya treatment yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Santa Maria Yogyakarta pada
tanggal 12 September 2014, dan 4, 13, 17, 20 Oktober 2014. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam)
yang berjumlah 27 siswa putri. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan
treatment secara langsung kepada para siswa yang menjadi subyek
penelitian. Pemberian treatment berupa kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan konsep belajar siswa dengan
menggunakan metode eksperimen.
Sebagai langkah awal penelitian, peneliti melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran di kelas yang akan menjadi subyek
penelitian. Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Jum’at, 12
September 2014 jam ke-7 hingga jam ke-8 (12:15-13:45) dengan topik
pembelajaran adalah Gerak Parabola. Kegiatan observasi dimaksudkan
supaya peneliti lebih mengenal para siswa dan kondisi kelas sehingga
dapat terjalin hubungan yang baik antara peneliti dan para siswa. Dari
hasil kegiatan observasi, peneliti mengetahui bahwa para siswa kelas XI
MIA tergolong siswa yang cukup aktif. Hal tersebut nampak saat proses
pembelajaran berlangsung para siswa memperhatikan penjelasan guru,
menanggapi pembahasan materi yang disampaikan oleh guru, mencatat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
hal-hal penting yang disampaikan guru, dan ada beberapa siswa yang aktif
bertanya. Namun, masih ada beberapa siswa yang asyik mengobrol dengan
teman sebangkunya dan kondisi kelas menjadi sedikit ribut. Ketika kondisi
kelas menjadi kurang kondusif, guru memberi teguran sehingga siswa
fokus ke pembelajaran dan bukan pada kegiatan yang lain.
Pada pertemuan berikutnya hari Sabtu, 4 Oktober 2014 peneliti
bertemu dengan guru pengampu mata pelajaran Fisika untuk berkonsultasi
tentang serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan selama penelitian.
Selain itu, peneliti mengecek alat dan perlengkapan eksperimen di
laboraturium sekolah. Dengan dibantu guru, peneliti memeriksa kelayakan
alat dan perlengkapan yang akan digunakan dalam kegiatan eksperimen.
Pertemuan berikutnya hari Senin, 13 Oktober 2014 jam pelajaran
ke-7 hingga jam ke-8 (12:15 - 13:45) dengan jumlah siswa yang hadir
sebanyak 27 siswa. Pada kesempatan tersebut, peneliti berkenalan
langsung dengan para siswa dan kemudian memberikan penjelasan
mengenai kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah para siswa
paham dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka peneliti meminta
siswa untuk mengisi kuesioner motivasi belajar awal yang terdiri dari 20
item selama 15 menit. Selama mengisi kuesioner peneliti mengingatkan
para siswa bahwa kuesioner tersebut tidak mempengaruhi nilai akademik
mereka.
Pertemuan selanjutnya dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 Oktober
2014 jam ke-5 hingga jam ke-6 (10:30 – 12:00) dengan jumlah siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
hadir sebanyak 27 siswa. Pada langkah awal, peneliti menyapa dan
memberikan call card kepada para siswa sehingga memudahkan peneliti
untuk mengobservasi tiap siswa. Selain itu, peneliti menjelaskan tujuan
pembelajaran dan model pembelajaran yang akan digunakan. Kemudian,
siswa diminta mengerjakan pretest yang terdiri dari 5 soal selama 15
menit. Pada pertemuan ini proses pembelajaran dengan menggunakan
metode eksperimen dilaksanakan. Pokok bahasan yang dipelajari adalah
Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan. Kegiatan belajar-mengajar
dilaksanakan di ruang laboraturium Fisika karena dalam proses
pembelajaran akan dilakukan eksperimen.
Kegiatan diawali dengan membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS),
meminta siswa untuk membacanya, dan merangkaikan alat dan bahan
sesuai petunjuk eksperimen yang tertera dalam LKS. Setelah itu, siswa
diberi kesempatan bertanya jika ada hal-hal yang belum dipahami. Terlihat
bahwa para siswa antusias dan bersemangat dalam melakukan eksperimen
dengan berdiskusi, mengungkapkan pendapat, dan saling bekerja sama
merangkai alat. Bahkan ketika para siswa menemukan permasalahan,
mereka tidak segan bertanya kepada peneliti. Selama proses pembelajaran
berlangsung, peneliti berkeliling ke tiap kelompok untuk mengobservasi
siswa dan membimbing siswa ketika menemukan permasalahan atau
kesulitan melakukan eksperimen. Selain itu, peneliti dibantu oleh guru
pengampu mata pelajaran selama proses pembelajaran menggunakan
metode eksperimen. Namun karena keterbatasan waktu yang seharusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
mencari data sebanyak 5 kali tapi ternyata hanya mendapatkan 1 atau 2
data saja.
Pertemuan terakhir dilaksanakan pada hari Senin, 20 Oktober 2014
jam ke-7 hingga jam ke-8 (12:15 – 13.45). Kegiatan pada pertemuan ini
adalah para siswa mengerjakan tes akhir (posttest) yang terdiri dari 5 soal
selama 15 menit dan mengisi kuesioner motivasi belajar akhir yang terdiri
dari 20 item selama 15 menit. Selama mengisi kuesioner, peneliti
mengingatkan kepada para siswa bahwa kuesioner tersebut tidak
mempengaruhi nilai akademik mereka.
Selama melaksanakan penelitian ini, peneliti mengalami beberapa
kendala. Kendala tersebut antara lain alat dan perlengkapan saat
bereksperimen mengalami kerusakan sehingga menghambat kegiatan
siswa, adanya keterbatasan waktu sehingga alokasi waktu kegiatan tidak
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Namun kendala
tersebut dapat diatasi oleh peneliti dengan bantuan guru pengampu mata
pelajaran serta rekan-rekan yang ikut membantu selama proses eksperimen
berlangsung.
B. Data dan Analisis
Peneliti memperoleh data berupa hasil skor motivasi belajar siswa,
hasil skor keaktifan/keterlibatan siswa, dan hasil skor pretest dan posttest
terhadap pembelajaran Fisika pokok bahasan Hukum Kekekalan
Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Data-data hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Pada penelitian ini, untuk mengetahui motivasi belajar awal
siswa (sebelum diberi treatment) dan motivasi belajar akhir siswa
(setelah diberi treatment) peneliti menggunakan instrumen
angket/kuesioner. Hasil perhitungan skor motivasi awal dan motivasi
akhir siswa dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut ini:
Tabel 4.1. Skor Motivasi Belajar Awal dan Akhir
Kode Siswa Skor Motivasi
Awal
Skor Motivasi
Akhir
Siswa 1 57 65
Siswa 2 63 64
Siswa 3 61 67
Siswa 4 65 64
Siswa 5 57 61
Siswa 6 56 67
Siswa 7 61 62
Siswa 8 65 64
Siswa 9 73 77
Siswa 10 47 49
Siswa 11 56 55
Siswa 12 56 59
Siswa 13 51 54
Siswa 14 56 58
Siswa 15 51 67
Siswa 16 50 53
Siswa 17 58 62
Siswa 18 64 64
Siswa 19 64 61
Siswa 20 58 62
Siswa 21 43 51
Siswa 22 65 65
Siswa 23 67 70
Siswa 24 67 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Siswa 25 68 68
Siswa 26 60 58
Siswa 27 58 67
Kemudian untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum
Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode
eksperimen dianalisis secara kuantitatif menggunakan program SPSS
Paired-Samples T Test. Penggunaan analisis Paired-Samples T Test
dikarenakan kelompok yang diuji adalah dependen, artinya satu
kelompok yang sama dilakukan pengukuran sebanyak dua kali.
Peneliti menggunakan teknik analisis ini karena perhitungannya lebih
akurat dan lebih efisien. Oleh karena itu, analisis motivasi belajar
siswa dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini:
Tabel 4.2. Analisis Paired-Samples T Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 awal 59.15 27 6.915 1.331
akhir 62.63 27 6.795 1.308
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 awal -
akhir -3.481 4.475 .861 -5.252 -1.711 -4.042 26 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berdasarkan analisa di atas, terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed =
0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya
adalah signifikan. Artinya bahwa pembelajaran Fisika pada pokok
bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan
metode eksperimen terbukti meningkatkan motivasi belajar siswa kelas
XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta.
2. Tingkat Keterlibatan Siswa
Keterlibatan/keaktifan siswa diamati melalui lembar observasi
keterlibatan siswa yang mencakup aspek psikomotorik dan afektif.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa
secara keseluruhan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil
perhitungan skor keterlibatan siswa untuk masing-masing aspek
ditampilkan pada tabel 4.3. dan 4.4. berikut ini:
Tabel 4.3. Tingkat Keterlibatan Siswa dari Aspek Psikomotorik
Kode
Siswa Skor
Tingkat
Keterlibatan
Siswa 1 13 Sangat Terlibat
Siswa 2 13 Sangat Terlibat
Siswa 3 9 Kurang Terlibat
Siswa 4 13 Sangat Terlibat
Siswa 5 11 Terlibat
Siswa 6 10 Terlibat
Siswa 7 11 Terlibat
Siswa 8 10 Terlibat
Siswa 9 15 Sangat Terlibat
Siswa 10 8 Kurang Terlibat
Siswa 11 11 Terlibat
Siswa 12 8 Kurang Terlibat
Siswa 13 10 Terlibat
Siswa 14 13 Sangat Terlibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Siswa 15 12 Terlibat
Siswa 16 11 Terlibat
Siswa 17 12 Terlibat
Siswa 18 13 Sangat Terlibat
Siswa 19 10 Terlibat
Siswa 20 11 Terlibat
Siswa 21 13 Sangat Terlibat
Siswa 22 11 Terlibat
Siswa 23 8 Kurang Terlibat
Siswa 24 11 Terlibat
Siswa 25 14 Sangat Terlibat
Siswa 26 10 Terlibat
Siswa 27 9 Kurang Terlibat
Tabel 4.4. Tingkat Keterlibatan Siswa dari Aspek Afektif
Kode
Siswa Skor
Tingkat
Keterlibatan
Siswa 1 12 Terlibat
Siswa 2 11 Terlibat
Siswa 3 10 Terlibat
Siswa 4 13 Sangat Terlibat
Siswa 5 10 Terlibat
Siswa 6 11 Terlibat
Siswa 7 10 Terlibat
Siswa 8 10 Terlibat
Siswa 9 14 Sangat Terlibat
Siswa 10 9 Kurang Terlibat
Siswa 11 12 Terlibat
Siswa 12 9 Kurang Terlibat
Siswa 13 10 Terlibat
Siswa 14 10 Terlibat
Siswa 15 12 Terlibat
Siswa 16 12 Terlibat
Siswa 17 13 Sangat Terlibat
Siswa 18 13 Sangat Terlibat
Siswa 19 10 Terlibat
Siswa 20 13 Sangat Terlibat
Siswa 21 13 Sangat Terlibat
Siswa 22 11 Terlibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Siswa 23 11 Terlibat
Siswa 24 11 Terlibat
Siswa 25 14 Sangat Terlibat
Siswa 26 10 Terlibat
Siswa 27 11 Terlibat
Setelah mengetahui tingkat keterlibatan masing-masing siswa
selanjutnya dihitung prosentase jumlah siswa dalam tingkat
keterlibatan melalui interval. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat
keterlibatan yang paling banyak dialami siswa. Prosentase jumlah
siswa dalam masing-masing kriteria tingkat keterlibatan dapat dilihat
pada tabel 4.5. dan tabel 4.6. berikut ini:
Tabel 4.5. Prosentase Jumlah Siswa dari Aspek Psikomotorik
Tingkat
Keterlibatan Interval
Jumlah
Siswa
Prosentase (%)
Jumlah Siswa
Sangat Terlibat 13 – 15 8 29,6
Terlibat 10 – 12 14 51,9
Kurang Terlibat 7 – 9 5 18,5
Tidak Terlibat 5 – 6 0 0
Tabel 4.6. Prosentase Jumlah Siswa dari Aspek Afektif
Tingkat
Keterlibatan Interval
Jumlah
Siswa
Prosentase (%)
Jumlah Siswa
Sangat Terlibat 13 – 15 7 25.9
Terlibat 10 – 12 18 66.7
Kurang Terlibat 7 – 9 2 7.4
Tidak Terlibat 5 – 6 0 0
Berdasarkan hasil analisis di atas, secara keseluruhan tingkat
keterlibatan siswa dari aspek psikomotorik dalam proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
menggunakan metode eksperimen pada pokok bahasan Hukum
Kekekalan Momentum dan Tumbukan dikategorikan Terlibat dengan
besar prosentase adalah 51,9 %. Sedangkan tingkat keterlibatan siswa
dari aspek afektif dikategorikan Terlibat dengan besar prosentase
adalah 66,7 %.
3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa
selama mengikuti proses belajar-mengajar menggunakan metode
eksperimen, maka diukur melalui peningkatan nilai pretest dan
posttest. Nilai akhir pretest/posttest diperoleh dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Selain itu, peneliti mencari rata-rata skor tiap aspek dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Hasil skor pretest dan posttest untuk tiap soal dapat dilihat pada
tabel 4.7. dan 4.8. berikut ini:
Tabel 4.7. Perhitungan Skor Pretest Siswa untuk Tiap Soal
Kode
Siswa
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Total
Skor
Nilai
Akhir 1 2 3 4 5
Siswa 1 2 2 3 4 1 12 75
Siswa 2 2 2 3 1 1 9 56
Siswa 3 1 1 1 4 1 8 50
Siswa 4 2 2 3 2 1 10 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Siswa 5 2 2 3 1 1 9 56
Siswa 6 2 1 3 4 1 11 69
Siswa 7 1 2 3 2 1 9 56
Siswa 8 1 2 1 2 1 7 44
Siswa 9 2 2 3 2 5 14 88
Siswa 10 2 2 1 4 1 10 63
Siswa 11 2 2 3 4 1 12 75
Siswa 12 2 2 3 2 5 14 88
Siswa 13 1 2 1 2 1 7 44
Siswa 14 2 2 3 4 1 12 75
Siswa 15 2 2 3 2 1 10 63
Siswa 16 2 2 3 1 1 9 56
Siswa 17 2 2 3 1 1 9 56
Siswa 18 2 2 1 1 1 7 44
Siswa 19 2 2 1 2 1 8 50
Siswa 20 2 2 3 2 1 10 63
Siswa 21 2 2 3 2 1 10 63
Siswa 22 2 2 3 1 1 9 56
Siswa 23 2 2 3 2 1 10 63
Siswa 24 1 2 3 1 1 8 50
Siswa 25 2 2 3 1 1 9 56
Siswa 26 2 2 3 2 1 10 63
Siswa 27 2 2 3 2 1 10 63
Jumlah 49 52 69 58 35 263 1644
Rata-rata 1,81 1,93 2,56 2,15 1,30 9,74 60,88
Tabel 4.8. Perhitungan Skor Posttest Siswa untuk Tiap Soal
Kode
Siswa
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Total
Skor
Nilai
Akhir 1 2 3 4 5
Siswa 1 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 2 1 1 4 5 6 17 81
Siswa 3 3 1 2 5 1 12 57
Siswa 4 3 1 4 5 6 19 90
Siswa 5 3 1 4 5 6 19 90
Siswa 6 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 7 3 1 2 2 6 14 67
Siswa 8 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 9 3 3 4 5 6 21 100
Siswa 10 2 1 2 5 1 11 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Siswa 11 3 1 2 5 6 17 81
Siswa 12 3 1 4 2 1 11 52
Siswa 13 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 14 3 1 4 5 6 19 90
Siswa 15 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 16 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 17 3 1 4 5 6 19 90
Siswa 18 3 4 4 2 6 19 90
Siswa 19 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 20 3 1 4 5 6 19 90
Siswa 21 3 3 4 5 6 21 100
Siswa 22 3 1 4 5 6 19 90
Siswa 23 1 1 4 5 1 12 57
Siswa 24 3 1 2 2 6 14 67
Siswa 25 3 3 4 2 6 18 86
Siswa 26 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 27 1 2 4 2 6 15 71
Jumlah 74 37 98 93 142 444 2114
Rata-rata 2.74 1.37 3.63 3.44 5.26 16.44 78.31
Kemudian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan
Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen diukur
melalui tes hasil belajar secara kuantitatif. Hasil pretest dan posttest
dianalisis dengan menggunakan program SPSS Paired-Samples T Test
yang tertera pada tabel 4.9. berikut:
Tabel 4.9. Analisis Paired-Samples T Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 61.04 27 11.680 2.248
Posttest 78.11 27 13.322 2.564
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
tailed)
Lower Upper
Pair 1 Pretest -
Posttest -17.074 17.495 3.367 -23.995 -10.153 -5.071 26 .000
Berdasarkan analisa di atas, terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed =
0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya
adalah signifikan. Artinya bahwa pembelajaran Fisika pada pokok
bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan
metode eksperimen terbukti meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI
MIA SMA Santa Maria Yogyakarta.
Selain untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa
berdasarkan analisis Paired-Samples T Test, peneliti juga menganalisis
peningkatan konsep belajar siswa berdasarkan prosentase kenaikan
skor rata-rata tiap aspek untuk masing-masing soal pada pretest dan
posttest. Skor rata-rata untuk pretest dan posttest diperoleh dari
persamaan berikut:
Hasil skor rata-rata tiap aspek untuk masing-masing soal pretest dan
posttest dapat dilihat pada tabel 4.10. berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 4.10. Kenaikan Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest
Nomor
Soal
Aspek yang
Diukur
Skor Rata-Rata Kenaikan
Skor (%) Pretest Posttest
1 Pengetahuan
0,907 0,914 -25%
2 0,963 0,457
3 Pemahaman 0,852 0,907 5,56%
4 Aplikasi 0,537 0,689 15,19%
5 Analisis 0,259 0,877 61,73%
Kenaikan skor diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prosentase kenaikan skor
rata-rata tiap aspek untuk masing-masing soal pretest dan posttest.
Untuk soal nomor 1 dan 2 aspek yang diukur adalah aspek
pengetahuan. Secara matematis kenaikan skor berdasarkan aspek
pengetahuan adalah dapat ditentukan sebagai berikut:
Dari tabel dapat diketahui bahwa soal nomor 1 memiliki skor rata-rata
pretest 0,907 dan skor rata-rata posttest 0,914, sedangkan soal nomor 2
memiliki skor rata-rata pretest 0,963 dan skor rata-rata posttest 0,457.
Oleh karena aspek pengetahuan terdiri dari dua soal, maka untuk
menentukan kenaikan skornya yakni dengan menentukan rerata skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pretest dan posttest dengan menjumlahkan antara skor rata-rata pretest
pertama dan kedua, begitu juga pada skor rata-rata posttest.
Selanjutnya dicari selisih antara rerata skor posttest-pretest dan
dikalikan 100%. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat
bahwa kenaikan skornya sebesar -25%. Artinya bahwa terjadi
penurunan skor untuk aspek pengetahuan sebesar 25%. Hal ini
menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tidak meningkat setelah
belajar dengan menggunakan metode eksperimen.
Untuk soal nomor 3 aspek yang diukur adalah aspek
pemahaman. Skor rata-rata pretest sebesar 0,852 dan skor rata-rata
posttest sebesar 0,907. Setelah dilakukan perhitungan, untuk aspek
pemahaman mengalami kenaikan skor sebesar 5,56%. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang Hukum Kekekalan
Momentum dan Tumbukan meningkat setelah belajar menggunakan
metode eksperimen.
Untuk soal nomor 4 aspek yang diukur adalah aspek aplikasi.
Skor rata-rata pretest sebesar 0,537 dan skor rata-rata posttest sebesar
0,689. Berdasarkan selisih keduanya dan dikalikan 100%, maka
diperoleh hasil kenaikan skor sebesar 15,19%. Hal ini menunjukkan
bahwa aplikasi tentang Hukum Kekekalan Momentum siswa
meningkat setelah belajar dengan menggunakan metode eksperimen.
Untuk soal nomor 5 aspek yang diukur adalah aspek analisis.
Skor rata-rata pretest sebesar 0,259 dan skor rata-rata posttest sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
0,877. Berdasarkan perhitungan, diperoleh kenaikan skor sebesar
61,73%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa menganalisis
meningkat setelah belajar dengan menggunakan metode eksperimen.
Berdasarkan analisis pada tabel di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa model pembelajaran eksperimen pada pokok bahasan Hukum
Kekekalan Momentum dan Tumbukan kelas XI MIA SMA Santa
Maria Yogyakarta dapat meningkatkan konsep belajar siswa baik dari
aspek pemahaman, aspek aplikasi, dan aspek analisis.
C. Pembahasan
1. Peningkatan Motivasi Belajar
Pada penelitian ini, data motivasi belajar awal (sebelum
diberikan treatment) dan motivasi belajar akhir (setelah diberi
treatment) diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada para
siswa kelas XI MIA. Berdasarkan kuesioner tersebut, diperoleh skor
motivasi belajar awal dan skor motivasi belajar akhir tiap siswa seperti
pada grafik 4.1. berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 4.1. Grafik Motivasi Belajar Awal dan Akhir
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar siswa mengalami peningkatan motivasi belajar setelah diberikan
treatment menggunakan metode eksperimen.
Sebagai contoh siswa 15 menjawab “Tidak Pernah” untuk
pernyataan kuesioner awal nomor 3 yang menyebutkan bahwa mata
pelajaran Fisika menarik perhatiannya. Kemudian untuk kuesioner
akhir nomor 15 yang menyebutkan pembelajaran menggunakan
metode eksperimen menggugah semangat belajar, siswa tersebut
menjawab “Sering”. Selain itu, berdasarkan hasil observasi siswa 15
tergolong siswa yang aktif dengan kategori Terlibat selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga hasil akhir yang diperoleh melalui
tes (posttest) pun meningkat dibandingkan pretest dan mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan motivasi dalam diri siswa 15 setelah diberikan
treatment menggunakan metode pembelajaran eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Berdasarkan perhitungan dengan analisis Paired-Samples T
Test untuk mengetahui apakah jika siswa belajar menggunakan metode
eksperimen sungguh meningkatkan motivasi belajar para siswa
diperoleh nilai sig. (2-tailed = 0,000) lebih kecil dari level signifikan (α
= 0,05) sehingga hasilnya adalah signifikan. Artinya bahwa
pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan
Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen terbukti
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria
Yogyakarta.
2. Tingkat Keterlibatan
Pada penelitian ini, data keterlibatan siswa selama
pembelajaran berlangsung menggunakan metode eksperimen
digunakan lembar observasi. Berdasarkan lembar observasi tersebut
diperoleh skor keterlibatan siswa yang mencakup aspek psikomotorik
dan aspek afektif yang tertera pada tabel 4.3. dan 4.4. Setelah
mengetahui tingkat keterlibatan masing-masing siswa selanjutnya
dihitung prosentase jumlah siswa dalam tingkat keterlibatan melalui
interval. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat keterlibatan yang
paling banyak dialami siswa. Berdasarkan hasil prosentase tersebut,
secara keseluruhan prosentase keterlibatan seluruh siswa dari aspek
psikomotorik seperti memegang alat, memasang alat, melakukan
pengamatan, menulis hasil, dan mengolah data adalah sebesar 51,9 %
yang berarti siswa tergolong terlibat. Di samping itu, prosentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
keterlibatan seluruh siswa dari aspek afektif seperti partisipasi, kerja
sama, kerapian, aktivitas diskusi, dan keseriusan adalah sebesar 66,7 %
yang berarti siswa tergolong terlibat.
3. Peningkatan Hasil Belajar
Pada penelitian ini, untuk meningkatkan hasil belajar siswa
diperoleh data berdasarkan hasil pretest dan posttest. Hasil pretest dan
posttest berupa nilai akhir seperti pada tabel 4.11. berikut ini:
Tabel 4.11. Nilai Pretest dan Posttest
Kode
Siswa
Nilai
Pretest
Nilai
Posttest
Siswa 1 75 76
Siswa 2 56 81
Siswa 3 50 57
Siswa 4 63 90
Siswa 5 56 90
Siswa 6 69 76
Siswa 7 56 67
Siswa 8 44 76
Siswa 9 88 100
Siswa 10 63 52
Siswa 11 75 81
Siswa 12 88 52
Siswa 13 44 76
Siswa 14 75 90
Siswa 15 63 76
Siswa 16 56 76
Siswa 17 56 90
Siswa 18 44 90
Siswa 19 50 76
Siswa 20 63 90
Siswa 21 63 100
Siswa 22 56 90
Siswa 23 63 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Siswa 24 50 67
Siswa 25 56 86
Siswa 26 63 76
Siswa 27 63 71
Gambar 4.2. Grafik Skor Pretest dan Posttest
Berdasarkan tabel maupun grafik di atas dapat diketahui bahwa
hampir semua siswa kelas XI MIA mengalami peningkatan hasil
belajar setelah diberikan treatment menggunakan metode eksperimen.
Hal ini ditunjukkan dari nilai akhir posttest yang jauh lebih tinggi
dibandingkan nilai akhir pretest.
Berdasarkan perhitungan dengan analisis Paired-Samples T
Test untuk mengetahui apakah jika siswa belajar menggunakan metode
eksperimen sungguh meningkatkan hasil belajar para siswa diperoleh
nilai sig. (2-tailed = 0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05)
sehingga hasilnya adalah signifikan. Artinya bahwa pembelajaran
Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tumbukan menggunakan metode eksperimen terbukti meningkatkan
hasil belajar siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta.
Selain berdasarkan perhitungan dengan menggunakan analisis
Paired-Samples T Test untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa, peneliti juga menganalisis jawaban siswa berdasarkan tiap
aspeknya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode yang
digunakan juga meningkatkan konsep belajar siswa terhadap pokok
bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan. Analisis
jawaban siswa dari pretest dan posttest tertera pada tabel 4.12. berikut
ini:
Tabel 4.12. Analisis Jawaban Siswa
No.
Soal
Konsep Belajar Awal
(Pretest)
Konsep Belajar Akhir
(Posttest) Keterangan
1 Untuk soal pertama,
hampir sebagian besar
siswa menjawab bahwa
tumbukan adalah
peristiwa bertemunya
dua benda atau lebih
yang saling bertabrakan
pada suatu bidang.
Pada posttest, sebagian
besar siswa menjawab
pengertian tumbukan
sebagai bertemunya dua
benda yang memiliki
kecepatan dengan arah
yang berlawanan dalam
selang waktu tertentu.
Berdasarkan kedua jawaban
tersebut, terlihat bahwa pada
posttest siswa mampu
menyebutkan besaran lain yang
terkait dengan materi dan
mendeskripsikan pengertian
tumbukan secara jauh lebih baik.
2 Untuk soal kedua,
sebagian besar siswa
mampu menjelaskan
tumbukan lenting
sempurna sebagai
tumbukan antara
partikel-partikel gas
dengan dinding
wadahnya.
Pada posttest, jawaban
yang paling banyak
diberikan siswa adalah
tumbukan lenting
sempurna karena jumlah
momentum sebelum dan
sesudah tumbukan adalah
sama.
Dengan membandingkan kedua
jawaban tersebut, terlihat bahwa
siswa memiliki konsep yang
keliru karena jenis tumbukan
berdasarkan percobaan
merupakan tumbukan tidak
lenting sama sekali. Hal ini di
karenakan siswa masih terkonsep
dengan jawaban pada pretest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3 Untuk soal ketiga,
sebagian besar siswa
menjawab bahwa
Hukum Kekekalan
Momentum dapat
berlaku jika jumlah
momentum sebelum dan
sesudah tumbukan
adalah sama.
Pada posttest, sebagian
besar siswa pun mampu
membuktikan
berdasarkan percobaan
bahwa Hukum
Kekekalan Momentum
berlaku karena jumlah
momentum sebelum dan
sesudah tumbukan adalah
sama. Sebagai tambahan
ada beberapa siswa yang
menjawab Hukum
Kekekalan Momentum
dapat berlaku karena
kereta bergerak pada
bidang yang halus,
artinya tidak ada gaya
luar seperti gaya gesek
yang mempengaruhi
gerakan kereta.
Dari jawaban yang diberikan
kepada siswa, terlihat bahwa
adanya peningkatan pemahaman
konsep belajar siswa terhadap
materi pembelajaran karena
mampu menjelaskan lebih rinci
faktor penting berlakunya Hukum
Kekekalan Momentum.
4 Untuk soal keempat,
jawaban siswa cukup
bervariasi. Ada yang
menjawab contoh
konkrit gejala atau
peristiwa yang berkaitan
dengan Hukum
Kekekalan Momentum
seperti tabrakan antara
kedua mobil dan
tumbukan antara dua
buah bilyar yang
bergerak pada
permukaan kasar.
Pada posttest, jawaban
siswa pun cukup
bervariasi. Ada beberapa
siswa yang menjawab
prinsip kerja roket dan
peluru yang ditembakkan
dengan senapan. Ada
siswa yang mampu
menjelaskan tentang
balon yang ditiup bahwa
gerakan balon
berlawanan arah dengan
arah udara yang keluar
dari balon.
Berdasarkan jawaban siswa,
terlihat bahwa pada pretest
sebagian besar siswa hanya
mampu menyebutkan contoh
tanpa memberi penjelasan.
Bahkan ada beberapa siswa yang
memberikan contoh yang keliru.
Sedangkan pada posttest,
sebagian besar siswa mampu
menyebutkan dan menjelaskan
contoh konkrit secara lebih
terperinci.
5 Untuk soal kelima,
sebagian besar siswa
menjawab yakni Hukum
Kekekalan Momentum
tetap berlaku jika dua
Pada posttest, sebagian
besar siswa menjawab
bahwa Hukum
Kekekalan Momentum
tidak berlaku jika kereta
Dari jawaban yang diberikan,
terlihat bahwa siswa mengalami
peningkatan konsep belajar
karena mampu menganalisis
secara tepat terhadap pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
buah bilyar bergerak
pada bidang atau
permukaan yang kasar.
Alasannya pun
bervariasi seperti karena
terjadi tumbukan lenting
sempurna, karena ada
gaya, dan karena jumlah
momentumnya tetap.
diluncurkan pada bidang
atau permukaan yang
kasar karena adanya gaya
luar yaitu berupa gaya
gesek yang dapat
mempengaruhi gerak
kereta.
bahasan Hukum Kekekalan
Momentum dan Tumbukan
Berdasarkan analisis jawaban siswa di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan siswa tidak meningkat setelah belajar
menggunakan metode eksperimen. Faktor yang mempengaruhi hal
tersebut adalah siswa masih terkonsep dengan jawaban pada pretest
dan siswa tidak siap dalam menjawab posttest yang diberikan karena
pemberian posttest dilaksanakan bukan segera setelah diberikannya
treatment, akan tetapi bersamaan dengan adanya ulangan harian. Akan
tetapi konsep belajar siswa dari aspek pemahaman, aplikasi, dan
analisis siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta meningkat
setelah diberi treatment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis, pembelajaran Fisika untuk
pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan dengan
menggunakan metode eksperimen dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan
Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan perhitungan
dengan analisis Paired-Samples T Test diperoleh nilai sig. (2-tailed =
0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya
adalah signifikan. Hal ini berarti terjadi peningkatan motivasi belajar
siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta setelah diberi
treatment.
2. Pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan
Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen
dapat melibatkan siswa dalam proses kegiatan belajar. Secara
keseluruhan prosentase keterlibatan seluruh siswa dari aspek
psikomotorik seperti memegang alat, memasang alat, melakukan
pengamatan, menulis hasil, dan mengolah data adalah sebesar 51,9 %
yang berarti siswa tergolong terlibat. Di samping itu, prosentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
keterlibatan seluruh siswa dari aspek afektif seperti partisipasi, kerja
sama, kerapian, aktivitas diskusi, dan keseriusan adalah sebesar 66,7 %
yang berarti siswa tergolong terlibat.
3. Pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan
Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen
meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan perhitungan dengan
analisis Paired-Samples T Test diperoleh nilai sig. (2-tailed = 0,000)
lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya adalah
signifikan. Hal ini berarti bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa
dalam hal ini antara nilai pretest dan posttest. Sedangkan berdasarkan
analisis jawaban, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa tidak
meningkat setelah belajar menggunakan metode eksperimen. Hal ini
dikarenakan adanya ketidaksiapan siswa dalam menjawab posttest.
Akan tetapi konsep belajar siswa dari aspek pemahaman, aplikasi, dan
analisis siswa meningkat setelah diberi treatment.
B. Keterbatasan Penelitian
Kegiatan penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan.
Keterbatasan penelitian ini antara lain:
1. Keterbatasan waktu
Pada penelitian ini, alokasi waktu kegiatan tidak sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini dikarenakan ada
beberapa kendala saat kegiatan eksperimen berlangsung seperti, alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
yang digunakan mengalami kemacetan sehingga menyita waktu
kegiatan eksperimen. Selain itu, kegiatan pembelajaran yang
seharusnya 90 menit menjadi 80 menit dikarenakan adanya kegiatan
lain (pemilihan Ketua Osis) menyebabkan data yang seharusnya dicari
adalah 5, akan tetapi yang diperoleh siswa berkisar 1 dan 2 data saja.
2. Keterbatasan alat
Pada penelitian ini, alat dan bahan eksperimen yang digunakan
berasal dari laboraturium sekolah. Saat kegiatan pembelajaran
berlangsung, ada beberapa alat yang tidak berfungsi padahal
sebelumnya peneliti sudah menguji kelayakan alat dan semuanya
masih berfungsi. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi
sedikit terhambat.
3. Keterbatasan kelas
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa putri berjumlah 27
orang dalam satu kelas sehingga tidak memiliki kelas kontrol sebagai
pembanding.
4. Keterbatasan catatan/rekaman
Keterbatasan ini berkaitan dengan tidak adanya bukti rekaman
ataupun gambar selama proses pembelajaran berlangsung sehingga
penilaian keterlibatan/keaktifan siswa menjadi kurang objektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
C. Saran
1. Bagi guru
a. Metode ini baik digunakan karena dapat meningkatkan motivasi,
keterlibatan, dan hasil belajar siswa.
b. Metode pembelajaran eksperimen ini baik digunakan sebagai
metode alternatif untuk pokok bahasan yang lain.
c. Bagi guru yang menggunakan metode eksperimen dalam
pembelajaran fisika, sebaiknya menambah satu langkah penting
yaitu waktu bagi siswa untuk mempresentasikan proses dan hasil
eksperimen mereka. Hal ini dapat membelajarkan siswa untuk
berani mengungkapkan pendapat, bertanggung jawab terhadap apa
yang dikerjakan, dan mengetahui seberapa paham konsep siswa
terhadap materi.
2. Bagi sekolah
Berdasarkan penelitian ini, siswa terlihat antusias dan
bersemangat saat kegiatan pembelajaran menggunakan metode
eksperimen berlangsung. Rasa keingintahuan para siswa pun cukup
besar dengan tanpa ragu bertanya kepada peneliti tentang alat-alat yang
digunakan dalam kegiatan eksperimen. Peranan sarana dan prasarana
yang memadai menjadi kunci suksesnya kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu, peralatan untuk kegiatan eksperimen sebaiknya
diperbanyak pengadaannnya sehingga memungkinkan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
menggunakan metode eksperimen pada pokok bahasan lain dapat
terwujud.
3. Bagi peneliti berikutnya
a. Bagi peneliti berikutnya yang akan menggunakan metode
pembelajaran ini agar lebih memperhitungkan lagi mengenai
kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b. Guna menghasilkan data yang lebih baik, bagi peneliti berikutnya
dapat menambahkan kelas kontrol sebagai pembanding.
c. Guna meningkatkan kualitas pembelajaran pada penelitian
berikutnya dapat pula diteliti tentang pengaruh berbagai metode
pembelajaran untuk meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan
konsep siswa. Selain itu, dapat diteliti juga pada pokok bahasan
yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto dan Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava
Media
Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran.
Diunduh pada 15 April 2014 dalam <http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2121398-fungsi-dan-tujuan-mata-pelajaran/>
Didi Supriadi dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Foster, Bob. 2011. Fisika Terpadu. Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen. 2010. Physics for Senior High School. Jakarta: Erlangga
Purwoko & Fendi, 2010. Physics 2. Jakarta: Yudhistira
Roestiyah. 1998. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: CV Rajawali
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Suparno, Paul. 2006. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
__________________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma
__________________. 2010. Pengantar Statistika. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma
Uno, B. Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukuran Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
1. Identitas Mata Pelajaran
Nama Sekolah : SMA Santa Maria Yogyakarta
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Program : XI MIA
Semester : I (Gasal)
Alokasi Waktu : 4 x 45’
2. Kompetensi Inti
a. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
b. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
c. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
d. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
3. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan
yang menciptakan dan mengatur
alam jagad raya melalui
pengamatan fenomena alam
fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan
percobaan, melaporkan, dan
berdiskusi.
1. Menunjukan sikap jujur dalam
menyajikan data.
2. Lebih teliti dalam melakukan
eksperimen dan dalam
pengukuran.
3. Menjalin relasi dengan orang
lain dan memiliki rasa tanggung
jawab bersama dalam suatu
kelompok.
3.5 Mendeskripsikan momentum
dan impuls, hukum kekekalan
1. Siswa mampu mendefinisikan
pengertian tumbukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
momentum, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa mampu menjelaskan jenis-
jenis tumbukan.
3. Siswa mampu menjelaskan
Hukum Kekekalan Momentum.
4. Siswa mampu mengaplikasikan
Hukum Kekekalan Momentum
dalam keseharian.
5. Siswa mampu menganalisis suatu
permasalahan yang berkaitan
dengan Hukum Kekekalan
Momentum.
4.5 Memodifikasi roket sederhana
dengan menerapkan hukum
kekekalan momentum.
4. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa mampu mendefinisikan pengertian tumbukan dan Hukum
Kekekalan Momentum berdasarkan kegiatan eksperimen.
b. Siswa dapat menjelaskan penerapan konsep tumbukan maupun Hukum
Kekekalan Momentum dalam keseharian melalui kegiatan eksperimen.
5. Materi Pembelajaran
5. Momentum
Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan
gerak suatu benda. Artinya bahwa apabila dua benda yang bergerak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
dengan kecepatan sama akan lebih sukar untuk memberhentikan benda
yang bermassa lebih besar dibandingkan benda yang bermassa lebih
kecil. Sebaliknya apabila dua benda dengan massa yang sama akan
lebih sukar untuk memberhentikan benda yang bergerak dengan
kecepatan tinggi dibandingkan benda yang bergerak dengan kecepatan
rendah. Dari definisi inilah, maka momentum dirumuskan sebagai
hasil kali massa dan kecepatan.
Momentum merupakan besaran vektor yang mana arah momentum
searah dengan arah kecepatan. Untuk satu dimensi, arah momentum
cukup ditampilkan dengan tanda positif atau negatif.
6. Impuls
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang
bekerja F dengan selang waktu ∆t saat gaya tersebut bekerja pada
benda.
Dari persamaan di atas tampak bahwa impuls sama dengan perubahan
momentum benda.
7. Hukum Kekekalan Momentum
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah
momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah
tumbukan. Misalkan dua buah bola dengan massa m1 dan m2 yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan
berturut-turut v1 dan v2. Setelah keduanya bertumbukan, masing-
masing kecepatannya berubah menjadi v12 dan v2
2.
Jumlah momentum kedua bola sebelum tumbukan adalah
Jumlah momentum kedua bola setelah tumbukan adalah
Berdasarkan hukum kekekalan momentum p = p’, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Hukum kekekalan momentum hanya berlaku jika jumlah gaya luar
pada benda-benda yang bertumbukan sama dengan nol.
8. Tumbukan
c. Tumbukan Lenting Sempurna
Terjadinya tumbukan lenting sempurna jika pada peristiwa
tumbukan itu energi kinetik sistem dan jumlah momentum adalah
tetap (berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum
kekekalan momentum).
Hukum Kekekalan Momentum
……..(*)
Hukum Kekekalan Energi Kinetik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
………(**)
Jika persamaan (*) kita bagi dengan persamaan (**), maka akan
diperoleh:
d. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Terjadinya tumbukan tidak lenting jika pada peristiwa
tumbukan itu terjadi tumbukan pengurangan energi kinetik sistem
(tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik). Disebut tidak
lenting sama sekali jika sesaat sesudah tumbukan kedua benda
saling menempel dan bergerak bersama dengan kecepatan yang
sama.
6. Metode Pembelajaran
Ceramah, Eksperimen, Diskusi Interaktif, dan Tanya Jawab
7. Kegiatan Pembelajaran
a. Pertemuan pertama ( 2 x 45’ )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1. Pendahuluan
Salam pembuka/doa, memperkenalkan diri, menanyakan
kabar, dan mengabsen kehadiran siswa
Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran
Menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
yang akan dicapai pada pertemuan ini
10
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
Guru memberikan kuisoner motivasi belajar awal
siswa
Elaborasi
Guru memberikan pretest kepada siswa
Guru memberikan gambaran umum tentang materi
yang akan dipelajari
Konfirmasi
Guru memberi kesempatan bagi siswa jika ada yang
ingin bertanya
70
3. Penutup
Guru menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya
Salam penutup/Doa
10
b. Pertemuan kedua ( 2 x 45’ )
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1. Pendahuluan
Salam pembuka/doa, menanyakan kabar, dan mengabsen 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
kehadiran siswa
Menyampaikan indikator dan tujuan yang akan dicapai
pada pertemuan ini
Guru membagikan call card kepada siswa sebagai
identitas dan memudahkan guru untuk melakukan
penilaian psikomotorik dan afektif
Guru membagikan petunjuk praktikum dan Lembar Kerja
Siswa (LKS) kepada siswa
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
Sebelum memulai kegiatan, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca petunjuk
percobaan dengan teliti.
Setelah itu, siswa diminta merangkaikan alat dan
bahan sesuai skema percobaan yang telah tertera
dalam LKS.
Elaborasi
Siswa mengamati jalannya percobaan.
Siswa mencatat hal-hal yang terjadi selama percobaan
berlangsung.
Siswa mencatat data yang diperlukan.
Siswa mendiskusikan dalam kelompok untuk
mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh.
Selama pembelajaran berlangsung, guru berkeliling
untuk melihat percobaan yang mereka lakukan. Guru
segera mengarahkan siswa jika terjadi kesalahan
dalam proses percobaan.
Guru memberi kesempatan bagi siswa yang ingin
bertanya.
Selama berkegiatan, guru mengobservasi siswa.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Konfirmasi
Siswa diminta menceritakan secara singkat proses
percobaan yang telah mereka lakukan.
3. Penutup
Guru memberikan posttest kepada siswa.
Guru memberikan kuisoner motivasi belajar akhir siswa.
Salam penutup/Doa.
20
8. Penilaian
a. Penilaian dari aspek kognitif
Dari aspek kognitif berupa tes tertulis meliputi pretest dan posttest
sebagai berikut:
Aspek yang
Diukur
Indikator Hasil
Belajar Pretest Posttest
Pengetahuan Siswa mampu
mendefinisikan
pengertian
tumbukan.
Apa itu tumbukan? Ketika kereta A diberi
gaya, maka kereta A
bergerak dan menumbuk
kereta B. Menurut Anda,
apa itu tumbukan?
Pengetahuan Siswa mampu
menjelaskan jenis-
jenis tumbukan.
Jelaskan tentang
tumbukan lenting
sempurna!
Termasuk tumbukan jenis
apakah percobaan yang
telah dilakukan? Jelaskan!
Pemahaman Siswa mampu
menjelaskan
Hukum Kekekalan
Momentum.
Bagiamana Hukum
Kekekalan Momentum
dapat berlaku?
Apakah pada percobaan ini
berlaku Hukum Kekekalan
Momentum? Jelaskan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Aplikasi Siswa mampu
mengaplikasikan
Hukum Kekekalan
Momentum dalam
keseharian.
Sebut dan jelaskan
contoh konkrit gejala
atau peristiwa yang
berkaitan dengan
Hukum Kekekalan
Momentum!
Selain percobaan yang
telah dilakukan, sebut dan
jelaskan peristiwa yang
berkaitan dengan Hukum
Kekekalan Momentum!
Analisis Siswa mampu
menganalisis suatu
permasalahan yang
berkaitan dengan
Hukum Kekekalan
Momentum.
Jika ada dua bola bilyar
yang bergerak pada
bidang atau permukaan
kasar saling
bertumbukan, apakah
Hukum Kekekalan
Momentum tetap
berlaku? Jelaskan!
Pada percobaan, kita
menggunakan bidang
luncur kereta yang licin.
Jika kita menggunakan
bidang yang kasar, apakah
Hukum Kekekalan
Momentum tetap berlaku?
Jelaskan!
Adapun pedoman penskoran berdasarkan pretest dan posttest di atas
adalah sebagai berikut:
Aspek yang
Diukur Pretest Skor Posttest Skor
Pengetahuan Tumbukan adalah peristiwa
bertemunya dua benda atau lebih
dan menimbulkan kontak fisik.
Pengertian lain dari tumbukan
yakni sekumpulan benda
(minimal dua) yang saling
berinteraksi.
2 Tumbukan adalah peristiwa
bertemunya dua benda atau
lebih dan menimbulkan kontak
fisik. Pengertian lain dari
tumbukan yakni sekumpulan
benda (minimal dua) yang
saling berinteraksi.
3
Pengetahuan Tumbukan lenting sempurna,
yakni tumbukan yang terjadi jika
energi kinetik sistem dan jumlah
2 Dalam percobaan yang telah
dilakukan, jenis tumbukannya
adalah tumbukan tidak lenting
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
momentum adalah tetap (berlaku
hukum kekekalan energi kinetik
dan hukum kekekalan
momentum).
sama sekali karena kedua
kereta sesaat setelah
bertumbukan saling menempel
dan bergerak bersama dengan
kecepatan yang sama.
Pemahaman Hukum Kekekalan Momentum
dapat berlaku apabila jumlah
momentum sebelum dan sesudah
tumbukan adalah sama, asalkan
tidak ada gaya luar yang bekerja
pada sistem.
3 Pada percobaan ini, berlaku
Hukum Kekekalan Momentum
karena jumlah momentum
sebelum dan sesudah
tumbukan adalah sama.
4
Aplikasi Contoh konkrit gejala atau
peristiwa yang berkaitan dengan
Hukum Kekekalan Momentum
yakni pada peluncuran roket.
Semburan gas panas roket keluar
dalam arah yang berlawanan
dengan arah gerak roket.
Momentum roket mengimbangi
momentum gas panas yang
keluar dari roket dalam arah
yang berlawanan tersebut.
4 Contoh konkrit gejala atau
peristiwa yang berkaitan
dengan Hukum Kekekalan
Momentum yakni pada
peluncuran roket. Semburan
gas panas roket keluar dalam
arah yang berlawanan dengan
arah gerak roket. Momentum
roket mengimbangi
momentum gas panas yang
keluar dari roket dalam arah
yang berlawanan tersebut.
5
Analisis Jika dua bola bilyar bergerak
pada bidang atau permukaan
kasar dan saling bertumbukan,
maka Hukum Kekekalan
Momentum tidak berlaku. Hal
ini dikarenakan permukaan yang
kasar memberikan gaya luar
5 Jika pada percobaan kita
menggunakan papan luncur
yang kasar, maka Hukum
Kekekalan Momentum tidak
berlaku. Hal ini dikarenakan
permukaan yang kasar
memberikan gaya luar berupa
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
berupa gaya gesek yang cukup
besar pada setiap bola.
gaya gesek yang cukup besar
pada setiap kereta.
Total Skor 16 21
b. Penilaian dari aspek psikomotorik
Penilaian dari aspek ini berupa lembar observasi sebagai berikut:
Kode
Siswa
Aspek yang Diukur Jumlah
Skor Memegang
Alat
Memasang
Alat
Melakukan
Pengamatan
Menulis
Hasil
Mengolah
Data
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
dst.
c. Penilaian dari aspek afektif
Penilaian dari aspek ini berupa lembar observasi sebagai berikut:
Kode
Siswa
Aspek yang Diukur Jumlah
Skor Partisipasi Kerja
Sama Kerapian
Aktivitas
Diskusi Keseriusan
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Penskoran untuk lembar observasi dari aspek psikomotorik dan
afektif memenuhi kriteria sebagai berikut:
Skor maksimum : 3
Skor minimum : 1
Dengan kriteria : 3 = kegiatan baik sekali atau intensitas tinggi
2 = kegiatan cukup atau intensitas sedang
1 = kegiatan kurang atau intensitas rendah
9. Sumber Belajar
Foster, Bob. 2011. Fisika Terpadu. Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen. 2010. Physics for Senior High School. Jakarta:
Erlangga
Purwoko & Fendi, 2010. Physics 2. Jakarta: Yudhistira
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LEMBAR KERJA SISWA
Nama :
No. :
A. Petunjuk Umum
Untuk memahami materi yang akan dipelajari, maka akan
dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain: melakukan percobaan,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan secara bertahap.
B. Ringkasan Materi
1. Momentum
Momentum dirumuskan sebagai hasil kali massa dan
kecepatan.
Momentum merupakan besaran vektor yang mana arah momentum
searah dengan arah kecepatan.
2. Impuls
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang
bekerja F dengan selang waktu ∆t saat gaya tersebut bekerja pada
benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Dari persamaan di atas tampak bahwa impuls sama dengan perubahan
momentum benda.
3. Hukum Kekekalan Momentum
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah
momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah
tumbukan. Misalkan dua buah bola dengan massa m1 dan m2 yang
bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan
berturut-turut v1 dan v2. Setelah keduanya bertumbukan, masing-
masing kecepatannya berubah menjadi v12 dan v2
2.
Jumlah momentum kedua bola sebelum tumbukan adalah
Jumlah momentum kedua bola setelah tumbukan adalah
Berdasarkan hukum kekekalan momentum p = p’, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Hukum kekekalan momentum hanya berlaku jika jumlah gaya luar
pada benda-benda yang bertumbukan sama dengan nol.
4. Tumbukan
a. Tumbukan Lenting Sempurna
Terjadinya tumbukan lenting sempurna jika pada peristiwa
tumbukan itu energi kinetik sistem dan jumlah momentum adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
tetap (berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum
kekekalan momentum).
Hukum Kekekalan Momentum
Hukum Kekekalan Energi Kinetik
Untuk kemudian kedua persamaan di atas digabung sehingga
diperoleh persamaan sebagai berikut:
b. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Terjadinya tumbukan tidak lenting jika pada peristiwa
tumbukan itu terjadi pengurangan energi kinetik sistem (tidak
berlaku hukum kekekalan energi kinetik). Disebut tidak lenting
sama sekali jika sesaat sesudah tumbukan kedua benda saling
menempel dan bergerak bersama dengan kecepatan yang sama.
c. Tumbukan Lenting Sebagian
Terjadinya tumbukan lenting sebagian jika energi kinetik total
sebelum tumbukan lebih besar daripada energi kinetik total setelah
tumbukan. Untuk tumbukan lenting sebagian melibatkan besaran
koefisien restitusi (e). Koefisien restitusi didefinisikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
harga negatif dari perbandingan antara besar kecepatan relatif
kedua benda setelah tumbukan dan sebelum tumbukan.
C. Kegiatan Belajar
Topik : Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan
Tujuan : Merumuskan persamaan Hukum Kekekalan Momentum
: Menyelidiki terjadinya tumbukan
Alat dan Bahan :
Kereta (2)
Ticker Timer
Bidang/papan luncur
Mistar
Neraca Ohaus
Plastisin
Langkah Kerja :
1. Ukur massa kereta A dan kereta B dan letakkan pada papan luncur
2. Susun alat dan bahan seperti pada gambar di bawah ini:
3. Nyalakan ticker timer dengan frekuensi 50 Hz ketika kereta A akan
mulai bergerak dan menumbuk kereta B sehingga akan diperoleh
kelompok titik-titik yang berbeda pada pita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
4. Catat jarak 10 ketikan pada pita sebelum tumbukan (x1) dan setelah
tumbukan (x2)
Waktu tempuh kereta :
5. Hitung besar kecepatan kereta sebelum tumbukan (v1) dan setelah
tumbukan (v2)
6. Catat hasil yang diperoleh ke dalam tabel di bawah ini:
m1 = …….. kg
m2 = …….. kg
No. x1
(m)
x2
(m)
v1
(m/s)
v2
(m/s)
m1v1
(kg.m/s)
(m1+m2)v2
(kg.m/s)
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan berikut:
1. Apakah nilai m1v1 sama dengan nilai (m1 + m2)v2? Berilah alasan bila
terjadi perbedaan nilai antara keduanya!
Jawab:…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
2. Apakah kondisi ideal agar kita mampu mengamati berlakunya Hukum
Kekekalan Momentum dalam suatu peristiwa tumbukan?
Jawab:…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No. Absen :
Kelas :
KUESIONER MOTIVASI BELAJAR AWAL
Petunjuk :
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama sebelum Anda memberikan
jawaban.
2. Angket ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar Anda
terhadap mata pelajaran fisika.
3. Angket ini tidak berpengaruh terhadap penilaian akademik sehingga
jawablah sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.
4. Beri tanda (x) pada kolom jawaban yang telah tersedia dengan ketentuan
sebagai berikut :
TP : Tidak Pernah
KD : Kadang
SR : Sering
SL : Selalu
5. Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
No. Pernyataan TP KD SR SL
1. Saya belajar fisika karena keinginan
sendiri, bukan disuruh oleh orang tua.
2. Saya bersemangat jika mengikuti
pelajaran fisika.
3. Mata pelajaran fisika menarik
perhatian saya.
4. Saya bertanya kepada teman atau guru
bila saya belum paham dengan materi.
5. Saya selalu mencatat hal-hal penting
ketika belajar fisika.
6. Saya selalu mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, baik di kelas
maupun pekerjaan rumah.
7. Saya berusaha mencari informasi dari
sumber lain selain diktat ketika belajar
fisika.
8. Saya sudah mempelajari materi dari
buku diktat sebelum diajarkan di
sekolah.
9. Pada saat belajar fisika, saya cepat
merasa jenuh dan bosan.
10. Saya selalu mengumpulkan tugas tepat
waktu.
11. Ketika belajar fisika ada hal-hal yang
merangsang rasa ingin tahu saya.
12. Jika belajar dalam kelompok, saya
lebih mengandalkan teman untuk
mengerjakan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
13. Saya tidak pernah mencatat hal-hal
penting yang disampaikan oleh guru.
14. Saya cenderung diam jika tidak paham
dengan materi yang diajarkan
15. Bila nilai tugas/ulangan fisika saya
tidak baik, semakin memotivasi saya
untuk lebih giat belajar.
16. Saya tidak pernah mempelajari materi
dari buku diktat sebelum diajarkan di
kelas.
17. Saya sering melamun dan tidak
memperhatikan materi yang
disampaikan oleh guru.
18. Saya sering tidak mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru.
19. Saya belajar fisika hanya jika ada
ulangan.
20. Saya mudah menyerah jika
menemukan kesulitan pada saat
mengerjakan tugas maupun
menyelesaikan soal fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
No. Absen :
Kelas :
KUESIONER MOTIVASI BELAJAR AKHIR
Petunjuk :
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama sebelum Anda memberikan
jawaban.
2. Angket ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar Anda
terhadap mata pelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen
terbimbing.
3. Angket ini tidak berpengaruh terhadap penilaian akademik sehingga
jawablah sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.
4. Beri tanda (x) pada kolom jawaban yang telah tersedia dengan ketentuan
sebagai berikut :
TP : Tidak Pernah
KD : Kadang
SR : Sering
SL : Selalu
5. Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
No. Pernyataan TP KD SR SL
1. Ketika belajar fisika dengan metode
eksperimen, saya berusaha menguasai
materinya secara mendalam.
2. Sebelum melaksanakan kegiatan
eksperimen, saya membaca topik atau
bahan yang berkaitan dengan kegiatan.
3. Saya merasa malas dan bosan belajar
fisika menggunakan metode
eksperimen terbimbing.
4. Saya membuat catatan kecil yang saya
anggap penting ketika melaksanakan
kegiatan eksperimen.
5. Saya melakukan kegiatan eksperimen
dengan sungguh-sungguh.
6. Saya kurang memperhatikan
penjelasan guru tentang konsep awal
yang akan digunakan untuk kegiatan
eksperimen.
7. Jika ada hal yang kurang jelas
berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran yang menggunakan
metode eksperimen saya menanyakan
kepada guru atau teman.
8. Dalam pembelajaran fisika
menggunakan metode eksperimen
saya berusaha menemukan konsep
fisika sendiri.
9. Saya kurang tertarik jika guru
mengajar fisika dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
metode eksperimen.
10. Dalam pembelajaran fisika dengan
metode eksperimen, saya selalu
bekerja sama dan berdiskusi dengan
anggota kelompok.
11. Bila ada hambatan dalam menemukan
konsep, saya mudah menyerah dan
tidak bersemangat.
12. Belajar menggunakan metode
eksperimen tidak mempengaruhi
motivasi belajar saya terhadap fisika.
13. Pada saat pembelajaran dengan
eksperimen, saya mengikuti langkah
demi langkah proses pembelajarannya.
14. Sesudah menerima pembelajaran
dengan eksperimen, saya tidak
mengingat lagi materi yang diajarkan
apalagi mempelajarinya kembali.
15. Pembelajaran menggunakan metode
eksperimen menggugah saya semakin
giat belajar fisika.
16. Saya tidak mencatat hasil diskusi
dengan kelompok.
17. Karena kegiatan dilakukan secara
berkelompok, saya tidak perlu
melakukan kegiatan, biar teman
kelompok saya yang bekerja sendiri.
18. Setelah menerima pembelajaran fisika
dengan metode eksperimen, saya
berminat untuk mempelajarinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
kembali.
19. Saya berusaha menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
20. Saya merasa takut dan malu untuk
bertanya kepada guru ataupun teman
ketika saya tidak mengerti tentang
materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LEMBAR OBSERVASI
Lembar Psikomotorik Siswa
Kode
Siswa
Aspek yang Diukur Jumlah
Skor Memegang
Alat
Memasang
Alat
Melakukan
Pengamatan
Menulis
Hasil
Mengolah
Data
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
Siswa 5
dst.
Lembar Afektif Siswa
Kode
Siswa
Aspek yang Diukur Jumlah
Skor Partisipasi Kerja
Sama Kerapian
Aktivitas
Diskusi Keseriusan
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
Siswa 5
dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PRE-TEST
Nama :
No. :
1. Apa itu tumbukan?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Jelaskan tentang tumbukan lenting sempurna!
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Bagiamana Hukum Kekekalan Momentum dapat berlaku?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Sebut dan jelaskan contoh konkrit gejala atau peristiwa yang berkaitan
dengan Hukum Kekekalan Momentum!
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Jika ada dua bola bilyar yang bergerak pada bidang atau permukaan kasar
saling bertumbukan, apakah Hukum Kekekalan Momentum tetap berlaku?
Jelaskan!
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
POST-TEST
Nama :
No. :
1. Ketika kereta A diberi gaya, maka kereta A bergerak dan menumbuk
kereta B. Menurut Anda, apa itu tumbukan?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Termasuk tumbukan jenis apakah percobaan yang telah dilakukan?
Jelaskan!
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
3. Apakah pada percobaan ini berlaku Hukum Kekekalan Momentum?
Jelaskan!
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Selain percobaan yang telah dilakukan, sebut dan jelaskan peristiwa yang
berkaitan dengan Hukum Kekekalan Momentum!
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Pada percobaan, kita menggunakan bidang luncur kereta yang licin. Jika
kita menggunakan bidang yang kasar, apakah Hukum Kekekalan
Momentum tetap berlaku? Jelaskan!
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
JAWABAN PRETEST
1. Tumbukan adalah peristiwa bertemunya dua benda atau lebih dan
menimbulkan kontak fisik. Pengertian lain dari tumbukan yakni
sekumpulan benda (minimal dua) yang saling berinteraksi.
2. Tumbukan lenting sempurna, yakni tumbukan yang terjadi jika energi
kinetik sistem dan jumlah momentum adalah tetap (berlaku hukum
kekekalan energi kinetik dan hukum kekekalan momentum).
3. Hukum Kekekalan Momentum dapat berlaku apabila jumlah momentum
sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama, asalkan tidak ada gaya luar
yang bekerja pada sistem.
4. Contoh konkrit gejala atau peristiwa yang berkaitan dengan Hukum
Kekekalan Momentum yakni pada peluncuran roket. Semburan gas panas
roket keluar dalam arah yang berlawanan dengan arah gerak roket.
Momentum roket mengimbangi momentum gas panas yang keluar dari
roket dalam arah yang berlawanan tersebut.
5. Jika dua bola bilyar bergerak pada bidang atau permukaan kasar dan saling
bertumbukan, maka Hukum Kekekalan Momentum tidak berlaku. Hal ini
dikarenakan permukaan yang kasar memberikan gaya luar berupa gaya
gesek yang cukup besar pada setiap bola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
JAWABAN POSTTEST
1. Tumbukan adalah peristiwa bertemunya dua benda atau lebih dan
menimbulkan kontak fisik. Pengertian lain dari tumbukan yakni
sekumpulan benda (minimal dua) yang saling berinteraksi.
2. Dalam percobaan yang telah dilakukan, jenis tumbukannya adalah
tumbukan tidak lenting sama sekali karena kedua kereta sesaat setelah
bertumbukan saling menempel dan bergerak bersama dengan kecepatan
yang sama.
3. Pada percobaan ini, berlaku Hukum Kekekalan Momentum karena jumlah
momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama.
4. Contoh konkrit gejala atau peristiwa yang berkaitan dengan Hukum
Kekekalan Momentum yakni pada peluncuran roket. Semburan gas panas
roket keluar dalam arah yang berlawanan dengan arah gerak roket.
Momentum roket mengimbangi momentum gas panas yang keluar dari
roket dalam arah yang berlawanan tersebut.
5. Jika pada percobaan kita menggunakan papan luncur yang kasar, maka
Hukum Kekekalan Momentum tidak berlaku. Hal ini dikarenakan
permukaan yang kasar memberikan gaya luar berupa gaya gesek yang
cukup besar pada setiap kereta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DISTRIBUSI SKOR KUESIONER MOTIVASI BELAJAR AWAL
Kode Siswa Nomor Pernyataan Total
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Siswa 1 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 3 2 3 3 4 2 3 57
Siswa 2 3 2 2 4 4 4 3 2 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 2 3 63
Siswa 3 3 4 3 1 3 3 4 1 3 4 3 1 4 3 2 4 4 3 4 4 61
Siswa 4 3 2 2 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 65
Siswa 5 4 2 2 3 4 3 3 2 2 4 2 4 4 2 2 2 3 4 3 2 57
Siswa 6 3 2 3 2 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 2 4 4 2 2 3 56
Siswa 7 4 3 2 4 4 4 2 1 2 4 4 4 4 4 2 1 4 4 1 3 61
Siswa 8 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 65
Siswa 9 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 73
Siswa 10 1 2 2 2 3 4 2 1 2 3 2 3 4 3 2 1 2 4 2 2 47
Siswa 11 2 3 2 3 4 2 2 3 2 4 3 3 4 3 4 3 2 2 2 3 56
Siswa 12 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 56
Siswa 13 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 4 4 2 3 3 3 3 2 3 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Siswa 14 4 2 2 2 2 4 2 2 1 4 4 4 3 4 2 4 3 4 1 2 56
Siswa 15 2 2 1 3 3 2 3 2 2 2 2 4 4 4 2 2 3 3 2 3 51
Siswa 16 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 50
Siswa 17 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 58
Siswa 18 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 64
Siswa 19 3 3 2 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 2 64
Siswa 20 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 4 2 2 3 58
Siswa 21 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 4 3 2 1 3 4 2 2 43
Siswa 22 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 1 4 4 3 3 3 3 4 3 3 65
Siswa 23 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 1 3 3 4 3 4 3 4 3 67
Siswa 24 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 3 3 3 2 67
Siswa 25 4 2 2 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 68
Siswa 26 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 60
Siswa 27 4 2 2 4 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
DISTRIBUSI SKOR KUESIONER MOTIVASI BELAJAR AKHIR
Kode Siswa Nomor Pernyataan Total
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Siswa 1 4 2 3 2 4 3 4 2 4 4 3 1 4 3 4 3 4 4 3 4 65
Siswa 2 3 4 4 3 3 4 2 2 4 4 3 4 4 3 2 4 4 2 2 3 64
Siswa 3 4 4 4 3 4 3 2 2 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 67
Siswa 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 64
Siswa 5 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 61
Siswa 6 4 2 2 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 67
Siswa 7 2 4 4 1 2 3 4 1 4 4 3 4 4 2 1 4 4 4 3 4 62
Siswa 8 3 3 4 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 64
Siswa 9 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 77
Siswa 10 3 1 4 2 2 3 3 1 2 3 3 3 3 2 1 3 4 1 2 3 49
Siswa 11 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 55
Siswa 12 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 59
Siswa 13 2 3 4 2 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 1 4 4 2 2 2 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Siswa 14 4 4 3 1 4 3 4 1 3 4 4 1 4 3 1 4 4 1 4 1 58
Siswa 15 4 4 4 2 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 67
Siswa 16 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 53
Siswa 17 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 62
Siswa 18 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 64
Siswa 19 3 4 4 3 4 2 2 2 4 3 3 2 4 2 2 4 4 4 3 2 61
Siswa 20 3 2 2 2 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 62
Siswa 21 2 2 4 2 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 2 4 4 1 2 3 51
Siswa 22 3 3 3 3 3 2 4 2 3 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 65
Siswa 23 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 70
Siswa 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 77
Siswa 25 4 3 3 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 68
Siswa 26 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 58
Siswa 27 4 4 3 2 3 4 4 2 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
DISTRIBUSI SKOR OBSERVASI
Lembar Psikomotorik
Kode Siswa
Aspek yang dinilai
Memegang
alat
Memasang
alat
Melakukan
pengamatan
Menulis
hasil
Mengolah
data
Jumlah
Skor
Siswa 1 3 2 2 3 3 13
Siswa 2 2 2 3 3 3 13
Siswa 3 2 2 2 2 1 9
Siswa 4 3 3 3 3 1 13
Siswa 5 2 2 3 3 1 11
Siswa 6 3 1 2 3 1 10
Siswa 7 2 2 3 1 1 11
Siswa 8 2 1 3 3 1 10
Siswa 9 3 3 3 3 3 15
Siswa 10 2 2 2 1 1 8
Siswa 11 3 3 3 1 1 11
Siswa 12 2 2 2 1 1 8
Siswa 13 3 3 2 1 1 10
Siswa 14 2 2 3 3 3 13
Siswa 15 2 2 2 3 3 12
Siswa 16 2 1 2 3 3 11
Siswa 17 2 2 2 3 3 12
Siswa 18 2 2 3 3 3 13
Siswa 19 2 1 2 2 3 10
Siswa 20 2 2 2 3 2 11
Siswa 21 3 3 3 2 2 13
Siswa 22 2 2 3 2 2 11
Siswa 23 1 1 2 2 2 8
Siswa 24 3 2 2 2 2 11
Siswa 25 3 3 2 3 3 14
Siswa 26 3 2 1 2 2 10
Siswa 27 2 2 1 2 2 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lembar Afektif
Kode
Siswa
Aspek yang dinilai
Partisipasi/
keaktifan
Kerja
sama Kerapian
Aktivitas
diskusi Keseriusan
Jumlah
Skor
Siswa 1 2 2 3 2 3 12
Siswa 2 2 2 3 2 2 11
Siswa 3 2 2 2 2 2 10
Siswa 4 3 2 3 2 3 13
Siswa 5 2 2 2 2 2 10
Siswa 6 2 3 2 2 2 11
Siswa 7 1 2 3 1 3 10
Siswa 8 2 2 1 2 3 10
Siswa 9 2 3 3 3 3 14
Siswa 10 2 2 2 2 1 9
Siswa 11 2 3 3 2 2 12
Siswa 12 2 2 2 2 1 9
Siswa 13 1 2 3 2 2 10
Siswa 14 2 2 2 2 2 10
Siswa 15 2 2 3 3 2 12
Siswa 16 3 2 3 2 2 12
Siswa 17 3 3 2 3 2 13
Siswa 18 3 3 2 2 3 13
Siswa 19 2 2 2 2 2 10
Siswa 20 2 3 3 2 3 13
Siswa 21 2 3 3 2 3 13
Siswa 22 2 2 2 2 3 11
Siswa 23 2 2 3 2 2 11
Siswa 24 2 2 3 2 2 11
Siswa 25 3 3 3 3 2 14
Siswa 26 2 2 1 3 2 10
Siswa 27 2 2 3 2 2 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
DISTRIBUSI SKOR PRETEST
Kode Siswa Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Total
Skor
Nilai
Akhir 1 2 3 4 5
Siswa 1 2 2 3 4 1 12 75
Siswa 2 2 2 3 1 1 9 56
Siswa 3 1 1 1 4 1 8 50
Siswa 4 2 2 3 2 1 10 63
Siswa 5 2 2 3 1 1 9 56
Siswa 6 2 1 3 4 1 11 69
Siswa 7 1 2 3 2 1 9 56
Siswa 8 1 2 1 2 1 7 44
Siswa 9 2 2 3 2 5 14 88
Siswa 10 2 2 1 4 1 10 63
Siswa 11 2 2 3 4 1 12 75
Siswa 12 2 2 3 2 5 14 88
Siswa 13 1 2 1 2 1 7 44
Siswa 14 2 2 3 4 1 12 75
Siswa 15 2 2 3 2 1 10 63
Siswa 16 2 2 3 1 1 9 56
Siswa 17 2 2 3 1 1 9 56
Siswa 18 2 2 1 1 1 7 44
Siswa 19 2 2 1 2 1 8 50
Siswa 20 2 2 3 2 1 10 63
Siswa 21 2 2 3 2 1 10 63
Siswa 22 2 2 3 1 1 9 56
Siswa 23 2 2 3 2 1 10 63
Siswa 24 1 2 3 1 1 8 50
Siswa 25 2 2 3 1 1 9 56
Siswa 26 2 2 3 2 1 10 63
Siswa 27 2 2 3 2 1 10 63
Jumlah 49 52 69 58 35 263 1644
Rata-rata 1.81 1.93 2.56 2.15 1.30 9.74 60.88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
DISTRIBUSI SKOR POSTTEST
Kode Siswa Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Total
Skor
Nilai
Akhir 1 2 3 4 5
Siswa 1 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 2 1 1 4 5 6 17 81
Siswa 3 3 1 2 5 1 12 57
Siswa 4 3 1 4 5 6 19 90
Siswa 5 3 1 4 5 6 19 90
Siswa 6 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 7 3 1 2 2 6 14 67
Siswa 8 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 9 3 3 4 5 6 21 100
Siswa 10 2 1 2 5 1 11 52
Siswa 11 3 1 2 5 6 17 81
Siswa 12 3 1 4 2 1 11 52
Siswa 13 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 14 3 1 4 5 6 19 90
Siswa 15 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 16 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 17 3 1 4 5 6 19 90
Siswa 18 3 4 4 2 6 19 90
Siswa 19 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 20 3 1 4 5 6 19 90
Siswa 21 3 3 4 5 6 21 100
Siswa 22 3 1 4 5 6 19 90
Siswa 23 1 1 4 5 1 12 57
Siswa 24 3 1 2 2 6 14 67
Siswa 25 3 3 4 2 6 18 86
Siswa 26 3 1 4 2 6 16 76
Siswa 27 1 2 4 2 6 15 71
Jumlah 74 37 98 93 142 444 2114
Rata-rata 2.74 1.37 3.63 3.44 5.26 16.44 78.31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI