plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · ii analisis penggunaan antiemetika pada...

149
ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Yohana Arlindayanti NIM : 088114095 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vuduong

Post on 14-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIENKEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO

YOGYAKARTA TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Yohana Arlindayanti

NIM : 088114095

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

ii

ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIENKEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO

YOGYAKARTA TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Yohana Arlindayanti

NIM : 088114095

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

iii

ANALYSIS OF ANTIEMETIC USAGE IN CHILDREN AND ELDERLYCHEMOTHERAPY PATIENTS IN RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

IN 2010

SKRIPSI

Presented as Particial Fulfiment of the Requirementto Obtain Sarjana Farmasi (S.Farm)

In Faculty of Pharmacy

By:

Yohana Arlindayanti

NIM : 088114095

FACULTY OF PHARMACYSANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

iv

Persetujuan Pembimbing

ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIENKEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO

YOGYAKARTA TAHUN 2010

Skripsi yang diajukan oleh:

Yohana Arlindayanti

NIM : 088114095

telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. tanggal 25 Januari 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

v

Pengesahan Skripsi Berjudul

ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN

KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO

YOGYAKARTA TAHUN 2010

Oleh :Yohana Arlindayanti

NIM : 088114095

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji SkripsiFakultas Farmasi

Universitas Sanata DharmaPada tanggal: 24 Januari 2012

MengetahuiFakultas Farmasi

Universitas Sanata DharmaDekan

Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.

Panitia Penguji: Tanda Tangan

1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. …………………..

2. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. …………………..

3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. …………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan

kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu (Ibrani 10:36)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Yesus dan Bunda Maria

Kedua orangtuaku

Sahabat terbaikku

Keluargaku

Teman-temanku tercinta

Almameterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:Nama : Yohana ArlindayantiNomor Mahasiswa : 088114095

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:“ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIENKEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITOYOGYAKARTA TAHUN 2010”beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalandata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sayaataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Januari 2012Yang menyatakan

(Yohana Arlindayanti)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus dan Bunda

Maria yang telah melimpahkan berkat dan kasih karunia sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Penggunaan Antiemetika pada

Pasien Kemoterapi Anak dan Lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun

2010”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta

dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Direktur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi

penulis untuk melakukan penelitian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

2. Staff pegawai di Instalasi Catatan Medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang

bersedia membantu penulis dalam pengambilan rekam medik selama peneliti

melakukan pengambilan data.

3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang

selalu memberi semangat dan tanpa lelah membimbing penulis dengan sabar

dalam penyusunan skripsi ini.

5. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. dan Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku

dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktu untuk menguji,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

ix

memberikan saran, masukan, dan semangat dalam proses penyempurnaan

skripsi ini.

6. Kedua orangtuaku tercinta Yohanes Sudaryana dan Yuliana Setiyanti, S.Ag.

yang selalu memberikan doa, kasih sayang, perhatian, semangat, bantuan

finansial sehingga skripsi ini dapat selesai.

7. Uti (Alm.) dan Akung serta keluarga besar yang selalu memberikan doa dan,

perhatian, kasih sayang, dan dukungan.

8. Sahabat terbaikku yang memberi perhatian, doa, kasih sayang, kesabaran, dan

dukungan yang besar.

9. Teman-temanku dalam skipsi payung: Sari, Ratih, Jefta, Ika, Yuli, Memey,

dan Ayu atas kerjasama dan semangat yang kita rasakan selama ini.

10. Staff Sekretariat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, terimakasih

atas bantuannya dalam memperlancar administrasi hingga tersusunnya skripsi

ini.

11. Mbak Ju dan Pika atas dukungan dan semangat yang diberikan sehingga

penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman FKK-A 2008 dan semua teman-teman angkatan 2008 atas

semangat dan kebersamaan kita selama ini.

13. Teman-teman Kost Sekar Ayu, Ratih, Ika, dan Vita atas dukungan dan

pengalaman kita bersama.

14. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan banyak

kesalahan maupun kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun demi penulisan skripsi yang lebih baik. Akhir kata penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 25 Januari 2012

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

xi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 16 Januari 2012

Penulis

Yohana Arlindayanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

xii

INTISARI

Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat-obat sitostatika yang dapat

merusak DNA atau bertindak sebagai inhibitor umum pada pembelahan sel. Salah

satu efek samping dari kemoterapi yaitu mual-muntah sehingga dibutuhkan obat

antiemetika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi

penggunaan antiemetika pada pasien kemoterapi anak dan lansia di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta tahun 2010.

Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan rancangan

deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Bahan penelitian yang digunakan

yaitu data rekam medik pasien yang tercatat mengalami mual muntah yang

mempunyai data serum kreatinin, umur, berat badan, jenis kelamin, dosis, dan

frekuensi obat yang diperoleh. Data dievaluasi menggunakan guideline National

Comprehensive Cancer Network (NCCN).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien anak yang mengalami mual 30

kasus, muntah 71 kasus, dan mual-muntah 52 kasus. Pada pasien lansia yang

mengalami mual 1 kasus, muntah 1 kasus, dan mual-muntah 9 kasus. Pada pasien

anak terdapat 14 kasus mual, 20 kasus muntah, dan 33 kasus mual-muntah yang

membutuhkan tambahan terapi obat, 4 kasus mual, 14 kasus muntah, dan 7 kasus

mual-muntah yang menerima obat tidak tepat, serta 1 kasus dengan dosis terlalu

rendah, sedangkan pada pasien lansia terdapat 1 kasus mual, 1 kasus muntah, dan

3 kasus mual-muntah yang membutuhkan tambahan terapi obat.

Kata kunci : kemoterapi, kanker, antiemetika, mual-muntah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

xiii

ABSTRACT

Chemotherapy is done by using sitostatica drugs that can damage DNA oract as a general inhibitor on cell division. One side effect of chemotherapy isnausea and vomiting that required medication antiemetic. The purpose of thisstudy is to investigate and evaluate of antiemetic usage in children and elderlychemotherapy patients in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta in 2010.

This research includes non-experimental research design withretrospective descriptive evaluative. Materials research with using the datarecorded medical records of patients who experienced nausea and vomiting thathave data of serum creatinine, age, weight, sex, dose, and frequency ofmedication obtained. Data were evaluated using the guidelines, the NationalComprehensive Cancer Network (NCCN).

The results showed that children patients who experienced nausea 30cases, 71 cases of vomiting, and nausea-vomiting 52 cases. In elderly patientswho experience nausea 1 case, 1 case of vomiting, and nausea-vomiting 9 cases.In children patients there were 14 cases of nausea, 20 cases of vomiting, andnausea-vomiting 33 cases that require additional drug therapy, 4 cases of nausea,vomiting 14 cases, and 7 cases of nausea and vomiting who receivedinappropriate medication, and 1 cases with a dose too low, whereas in elderlypatients there is a cases of nausea, one case of vomiting, and nausea-vomiting 3cases that require additional drug therapy.

Key words: chemotherapy, cancer, antiemetic, nausea-vomiting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………........ ii

PAGE TITLE ………………………………………………………………… iii

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………….. iv

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………... v

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………....... vii

PRAKATA ………………………………………………………………........ viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………... xi

INTISARI ……………………………………………………………………. xii

ABSTRACT ………………………………………………………………….. xiii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xiv

DAFTAR TABEL …………………………………………………………..... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xix

BAB I. PENGANTAR ………………………………………………………... 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1

1. Perumusan masalah ………………………………………………….. 3

2. Keaslian penelitian ………………………………………………….. 4

3. Manfaat penelitian ………………………………………………….. 6

B. Tujuan Penelitian ……………………………………………………….. 6

1. Tujuan umum ……………………………………………………….. 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

xv

2. Tujuan khusus ………………………………………………………. 6

BAB II. PENELAHAAN PUSTAKA ……………………………………….. 7

A. Kanker dan Kemoterapi ………………………………………………… 7

B. Mual-Muntah ……………………………………………………………. 13

1. Definisi …………………………………………………………........ 13

2. Mekanisme mual-muntah ………………………………………...... 14

3. Tipe mual-muntah ………………………………………………….. 15

4. Penanganan mual-muntah ………………………………………….. 16

C. Antiemetika ……………………………………………………………... 17

D. Kerasionalan Penggunaan Obat ………………………………………... 26

E. Keterangan Empiris …………………………………………………….. 27

BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………………. 28

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………………….. 28

B. Variabel dan Definisi Operasional …………………………………… . 28

C. Bahan Penelitian ……………………………………………………….. 29

D. Tata Cara Penelitian …………………………………………………….. 30

E. Kesulitan Penelitian …………………………………………………….. 30

F. Kelemahan Penelitian …………………………………………………… 31

G. Analisis Hasil …………………………………………………………… 31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………........ 31

A. Profil Kasus Peresepan Antiemetika …………………………………. .. 31

B. Kesesuaian Penggunaan Antiemetika pada Pasien Kemoterapi …….. .. 37

BAB V. PENUTUP ………………………………………………………….. 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

xvi

A. Kesimpulan ……………………………………………………………... 86

B. Saran ………………………………………………………………..…… 87

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 88

LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 92

BIOGRAFI PENULIS ……………………………………………………….. 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Tingkat emetogenik obat-obat kemoterapi antikanker ………..... 12

Tabel II. Penggunaan antiemetika berdasarkan risiko mual-muntah ……. 18

Tabel III. Penggunaan obat sitostatika pada pasien anak berdasarkan efek

emetogenik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 …...... 33

Tabel IV. Risiko mual-muntah vs kasus mual-muntah pada pasien kemoterapi

anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 .................... 34

Tabel V. Penggunaan obat sitostatika pada pasien lansia berdasarkan efek

emetogenik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 ……... 35

Tabel VI. Risiko mual-muntah vs kasus mual-muntah pada pasien kemoterapi

lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 …………… 35

Tabel VII. Kejadian mual-muntah pada pasien kemoterapi anak di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta tahun 2010 ……………………………….. 36

Tabel VIII. Kejadian mual-muntah pada pasien kemoterapi lansia di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta tahun 2010 ………………………………... 37

Tabel IX. Jenis antiemetik untuk kasus mual-muntah yang digunakan pada

kelompok anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 …. 39

Tabel X. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus mual pada pasien

kemoterapi anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010…. 40

Tabel XI. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus muntah pada pasien

kemoterapi anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010… 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

xviii

Tabel XII. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus mual-muntah pada

pasien kemoterapi anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun

2010……………………………………………………………... 60

Tabel XIII. Jenis antiemetik untuk kasus mual-muntah yang digunakan pada

kelompok lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 … 80

Tabel XIV. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus mual pada pasien

kemoterapi lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 .. 80

Tabel XV. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus muntah pada pasien

kemoterapi lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 .. 81

Tabel XVI. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus mual-muntah pada

pasien kemoterapi lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun

2010 …………………………………………………………….. 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data pasien kemoterapi anak pada kasus mual-muntah di RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 ……………………...... 93

Lampiran 2. Data pasien kemoterapi lansia pada kasus mual-muntah di RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010 ………………………. 123

Lampiran 3. Antiemetika umum dan regimen dosis dewasa …………….. 126

Lampiran 4 Surat pengantar penelitian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 127

Lampiran 5 Surat ijin penelitian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta …….. 128

Lampiran 6 Nota penelitian ……………………………………………… 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Kanker merupakan penyakit yang terjadi karena adanya sel-sel jaringan

tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh yang

lain dan setelah berkembang di bagian tubuh lainnya dapat menyebabkan

kematian pada manusia (YKI, 2000). Di Indonesia, kanker menjadi penyumbang

kematian ketiga terbesar setelah penyakit jantung (Anonim, 2012a). Salah satu

cara yang dilakukan untuk menghambat dan membunuh pertumbuhan sel kanker

adalah dengan terapi sistematik, yaitu kemoterapi yang menggunakan obat-obat

anti kanker yang disebut sitostatika (Sukardja, 2000).

Kemoterapi dapat dilakukan sebelum atau sesudah pembedahan dan

kadang bisa disertai dengan radiasi (Rahayu, 2009) yang seringkali digunakan

dalam bentuk kombinasi agar pengobatan lebih efektif, namun hal ini dapat

menyebabkan efek samping kumulatif (Davey, 2006). Efek samping spesifik yang

muncul pada pengobatan sitostatika di saluran pencernaan yaitu berupa mual dan

muntah. Efek samping ini dapat terjadi pada saat praterapi, saat menjalani terapi,

maupun pascaterapi. Obat-obatan sitostatika sudah terbukti dapat mengiduksi

terjadinya mual dan muntah. Berdasarkan survei di Amerika Serikat terdapat 70

sampai 80 % dari semua pasien yang mendapatkan kemoterapi mengalami efek

samping mual dan muntah. Mual muntah ini dapat menyebabkan angka

morbiditas yang signifikan (Navari, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

2

Mual dan muntah dapat terjadi karena kerusakan membran mukosa yang

menyebabkan nyeri pada mulut, diare, dan stimulasi zone pemicu kemotaksis

(Davey, 2006). Muntah yang terjadi kadang tidak didahului adanya rangsangan

mual. Respon muntah ini dimulai dengan adanya impuls yang berasal dari otak

(Guyton and Hall, 1997). Apabila muntah ini tidak diobati lebih lanjut pada

penderita kanker maka dapat menyebabkan keadaan penderita menjadi lemah,

nafsu makan dan minum berkurang, status gizi yang kurang baik, dehidrasi,

gangguan elektrolit, dan pneumonia aspirasi (Alsagoff-Hood, 1995).

Kejadian mual dan muntah sangat bervariasi pada kasus kemoterapi.

Oleh karena itu farmasis mempunyai peranan yang penting dalam

penatalaksanaan mual dan muntah. Peran farmasis diperlukan untuk mewujudkan

terapi yang rasional (appopiate, effective, safe, dan convenient) serta

meningkatkan kualitas dan harapan hidup pasien (Rahmah, 2009).

Pada penelitian ini subjek yang digunakan adalah pasien anak dan lansia.

Pasien anak adalah pasien yang berusia antara 1-11 tahun. Beberapa faktor harus

dipertimbangkan dalam mengoptimalkan terapi obat pada anak. Untuk

memastikan kepatuhan farmakoterapi pada pasien anak menimbulkan tantangan

khusus (Dipiro et al., 2008).

Pasien lansia adalah pasien berusia lanjut, untuk Indonesia saat ini adalah

mereka yang berusia 60 tahun ke atas dengan beberapa masalah kesehatan. Ciri-

ciri pasien lansia adalah memiliki beberapa penyakit kronis, gejala penyakit tidak

khas, fungsi organ menurun, tingkat kemandirian berkurang, sering disertai

masalah nutrisi (Anonim, 2012b). Informasi tentang bioavailabilitas,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

3

farmakokinetik, farmakodinamik, khasiat, dan efek samping antara pasien anak

dan dewasa sangat berbeda karena perbedaan usia, fungsi organ tubuh, dan

keadaan penyakit (Dipiro et al., 2008).

Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang berada di

Jalan Kesehatan 01 Sekip Yogyakarta 587333 karena merupakan rumah sakit

rujukan tipe A dan merupakan rumah sakit pendidikan dan mempunyai pelayanan

spesialis kanker terpadu (Sutoto, 2003). Penelitian ini merupakan bagian dari

penelitian payung yang mengkaji tentang analisis laju filtrasi glomerulus pada

pengobatan kemoterapi dan penatalaksanaan kasus kelainan hematologi serta

penggunaan antiemetika pasien kanker anak dan lansia RSUP Dr. Sarjito tahun

2010. Mual dan muntah merupakan efek samping dari kemoterapi pada pasien

kanker. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang analisis penggunaan

antiemetika agar pasien mendapatkan pengobatan yang optimal.

1. Perumusan masalah

Dari uraian di atas, maka permasalahan yang ada dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana profil kasus peresepan antiemetika pada pasien kemoterapi

anak dan lansia di RSUP Dr. Sardjito tahun 2010?

2) Bagaimana kesesuaian penggunaan antiemetika pada pasien kemoterapi

anak dan lansia dengan literatur National Comprehensive Cancer

Network (NCCN) Clinical Practice Guideline in Oncology Antiemesis

2009?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

4

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan penelusuran pustaka, penelitian mengenai “Analisis

Penggunaan Antiemetika pada Pasien Kemoterapi Anak dan Lansia di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta tahun 2010” belum pernah dilakukan. Penelitian ini berbeda

dengan penelitian sebelumnya dalam hal subjek penelitian dan waktu penelitian.

Penelitian yang terkait dengan kemoterapi kanker yang telah dilakukan adalah :

1) Kajian penggunaan antiemetika pada pasien kanker dengan terapi

sitostatika di rumah sakit di Yogyakarta tahun 2003. Merupakan

penelitian deskriptif analitik yang bersifat restropektif. Data diperoleh

dari medical record dan dikelompokkan berdasarkan pengobatan

sitostatika dengan efek emetogenik berat, sedang, maupun ringan,

kondisi pasien kanker, dan penggunaan antiemetik sebelum dan setelah

mendapat pengobatan sitostatika. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa antiemetik yang diberikan pada pasien dengan emetogenik berat,

sedang, dan ringan belum sesuai dengan literatur (Clinical Pharmacy : A

pratical Approach, The Society of Hospital of Australia, Pharmacists of

Australia). Jenis antiemetik yang diberikan sebelum pengobatan

sitostatika belum sesuai dengan literatur yaitu ondansetron dan

metoklopramid, sedangkan antiemetik yang diberikan setelah pengobatan

yang sesuai dengan literatur yaitu metoklopramid (Perwitasari, 2006).

2) Evaluasi penatalaksanaan kasus mual-muntah pada kemoterapi kanker

paru-paru di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008. Merupakan

penelitian deskriptif yang bersifat restropektif dengan menggunakan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

5

rekam medik pasien kanker paru-paru di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Analisis data secara kualitatif dalam bentuk tabel yang disajikan secara

deskriptif dan dievaluasi berdasarkan Drug Related Problems (DRPs).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus kanker paru-paru di RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008 terbanyak pada interval tahun 50 -

<60 tahun (33%), pada stadium III yaitu sebanyak 26%, dengan jumlah

penyakit penyerta terbanyak adalah hipertensi sebanyak 4 kasus. Ada 27

pasien mengalami mual-muntah pada kemoterapi kanker paru-paru. Dari

27 kasus mual-muntah tersebut terdapat 48 episode DRPs yaitu butuh

tambahan terapi obat sebanyak 27 kasus, obat tidak tepat 20 kasus, dan

dosis terlalu tinggi 1 kasus. Presentasi dampak terapi mual-muntah yaitu

41% masih mual dan 59% membaik (Kusumastuti, 2010).

3) Evaluasi penatalaksanaan mual muntah pada pasien kanker ovarium

pascakemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009.

Merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif

evaluatif yang bersifat retrospektif. Tujuan umumnya untuk

mengevaluasi penatalaksanaan mual muntah pada pasien kanker ovarium

pascakemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009. Hasil

penelitian menunjukkan jumlah kasus sebanyak 44 dengan kasus yang

paling banyak ditemui yaitu pada kelompok umur 47-52 tahun yaitu

sebesar 10 kasus, pada stadium IV dengan jumlah 11 kasus, dan penyakit

penyerta berupa hipertensi dengan jumlah kasus sebanyak 8 kasus.

Golongan obat antiemetik yang paling banyak digunakan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

6

metoklopramid sebanyak 34 kasus. Dalam evaluasi Drug Related

Problem (DRPs) terdapat 32 kasus yang mengalami DRPs, dengan

rincian 30 kasus butuh tambahan terapi, 1 buah kasus dosis terlalu

rendah, dan 1 buah kasus obat tidak tepat (Puspitasari, 2011).

3. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi farmasis dan

tenaga kesehatan yang lain untuk memberikan pengobatan antiemetika dengan

tepat serta sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan

kesehatan pada kemoterapi kanker.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum :

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

mengevaluasi penggunaan antiemetika pada pasien kanker sebelum dan

sesudah melakukan kemoterapi dengan sitostatika di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2010.

2. Tujuan khusus

1) Mengetahui profil kasus peresepan antiemetika pada pasien kemoterapi

anak dan lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010.

2) Mengetahui kesesuaian penggunaan antiemetika pada pasien kemoterapi

anak dan lansia dengan literatur National Comprehensive Cancer

Network (NCCN) Clinical Practice Guideline in Oncology Antiemesis

2009.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

7

BAB II

PENELAHAAN PUSTAKA

A. Kanker dan Kemoterapi

Kanker merupakan penyakit dengan multiplikasi yang tidak terkontrol

dan menyebar pada sel-sel tubuh dalam bentuk sel yang abnormal. Karakteristik

dari sel kanker yang membedakannya dengan sel normal ada empat, yaitu:

proliferasi yang tidak terkontrol, dedifferensiasi dan kehilangan fungsinya,

invasif, dan metastatis (Rang, Dale, Ritter, Moore, 2003). Ciri penyakit kanker

yaitu adanya gangguan atau kegagalan sel dalam mekanisme pengaturan

multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler

(Nafrialdi, 1995).

Kanker dapat terjadi pada berbagai jaringan di setiap organ yang terdapat

di dalam tubuh. Sel kanker dapat berasal dari semua unsur yang membentuk suatu

organ. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker

membentuk suatu massa dari jaringan yang ganas dan menyusup ke jaringan di

sekitarnya (Junaidi, 2007). Pertumbuhan sel yang tidak normal dan terus menerus

serta tidak terkendali ini dapat menjalar jauh dari asalnya yang disebut metastasis.

Sel kanker bersifat ganas dan dapat menyebabkan kematian pada manusia.

Pertumbuhan ini dapat berasal dari setiap jenis sel di tubuh manusia (DepKes RI,

2009).

Sifat umum dari kanker yaitu pertumbuhannya berlebihan yang

umumnya berbentuk tumor, adanya gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan,

bersifat invasif dan metastatik, mempunyai heriditas bawaan (riwayat keluarga),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

8

adanya pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makro molekul dari

nukleosida dan asam amino, serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk

energi bagi pertumbuhan sel tersebut (Nafrialdi, 1995).

Masyarakat sering mengenal kanker sebagai tumor, padahal tidak semua

tumor merupakan kanker. Tumor merupakan benjolan yang tidak normal dan

dibagi menjadi dua golongan yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Pertumbuhan sel

tumor jinak bersifat lambat sehingga tidak cepat membesar, sedangkan

pertumbuhan sel tumor ganas cepat sehingga cepat membesar dan dapat tumbuh

di sekitar jaringan sehat. Oleh karena itu kanker merupakan istilah umum untuk

tumor ganas (YKI, 2000).

Pengobatan kanker dapat dilakukan dengan salah satu atau kombinasi

dari pembedahan, penyinaran, imunoterapi, terapi dengan hormon, atau dengan

menggunakan obat-obat sitostatika yaitu kemoterapi (Rahayu, 2009). Kemoterapi

didefinisikan sebagai obat-obat kimiawi yang digunakan untuk memberantas

penyakit infeksi akibat mikroorganisme seperti bakteri, fungi, virus, dan protozoa

(plasmodium, amoeba, trichomonas, dll), dan juga terhadap infeksi cacing

(Rahardja dan Tjay, 2010). Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat

sitostatika yang dapat merusak DNA atau bertindak sebagai inhibitor umum pada

pembelahan sel dan dapat dilakukan secara tunggal maupun kombinasi (Prayogo,

2003).

Prinsip dasar kemoterapi yaitu bekerja dengan cara merusak DNA dari

sel-sel yang membelah dengan cepat untuk memicu apoptosis karena dideteksi

oleh jalur p53/Rb, merusak apparatus spindle sel, mencegah terjadinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

9

pembelahan sel, dan menghambat sintesis DNA (Nafrialdi, 1995). Tujuan

kemoterapi adalah membasmi seluruh sel kanker sampai ke akar-akarnya, sampai

ke lokasi yang tidak terjangkau oleh pisau bedah, paling tidak untuk mengontrol

sel-sel kanker agar tidak menyebar lebih luas (Rahayu, 2010).

Proses kemoterapi tersebut dilakukan dengan menggunakan obat

antikanker. Obat ini indeks terapinya sempit serta bekerja dengan menekan

pertumbuhan atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas. Toksisitas terjadi

karena terhambatnya pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat misalnya

sumsum tulang, epitel germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut, dan

jaringan limfosit (Nafrialdi, 1995). Senyawa kemoterapi merupakan senyawa

yang manjur, namun juga berpotensi memberikan efek yang merugikan. Efek

samping yang timbul yaitu kerusakan pada pembelahan sel (Berkery, Cleri, Skarin

2007).

Pemberian obat kemoterapi tidak sama dengan pemberian obat lain.

Obat-obat kemoterapi toksik untuk semua sel sehingga selain untuk membunuh

sel kanker juga dapat mengganggu sel normal. Mekanisme kerja obat kemoterapi

pada umumnya berdasarkan gangguan pada salah satu proses sel yang normal.

Karena tidak ada perbedaan kualitatif antara sel kanker dengan sel normal maka

semua antikanker bersifat mengganggu sel normal (sitotoksik). Kemoterapi

dikatakan berhasil dengan baik jika dosis yang digunakan dapat mematikan sel

tumor yang ganas dan tidak mengganggu sel normal yang berpoliferasi

(Nafrialdi, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

10

Hasil penelitian di rumah sakit Dharmais, kombinasi dari tiga atau lebih

obat sitostatika sering digunakan, lazimnya obat dengan mekanisme dan titik kerja

pada siklus pertumbuhan sel tumor yang berlainan sehingga daya kerjanya saling

dipotensiasi dan terjadinya resistensi dihindari atau diperlambat (Rahmah, 2009).

Klasifikasi dan mekanisme kerja obat anti kanker yaitu:

1. Alkilator

Zat-zat ini berkhasiat kuat terhadap sel-sel yang sedang membelah akibat

gugus alkilnya yang reaktif dan dapat menyebabkan cross-lingking antara rantai-

rantai DNA di dalam inti sel sehingga dapat merintangi penggandaan DNA dan

pembelahan sel. Contoh obat golongan ini adalah klorambusil, siklofoafamid,

cisplatin, dan karboplatin.

2. Antimetabolit

Zat-zat ini bekerja dengan mengganggu sintesis DNA dengan jalan

antagonis saingan. Obat menduduki tempat metabolit tersebut dalam sistem enzim

tanpa mengambil alih fungsinya sehingga sintesis DNA atau RNA gagal dan

perbanyakan sel terhenti. Contoh obat golongan ini adalah:

a. Antagonis pirimidin : 5-Fluorourasil, floksubirin, sitarabin

b. Antagonis purin : merkatopurin, tioguanin, pentostatin, azatioprin

c. Antagonis folat : metotreksat

3. Antimikotika

Zat ini menghindari pembelahan sel pada tingkat metafase sehingga

menghalangi pembelahan inti. Contoh obat golongan ini adalah:

a. Alkaloid Vinka : vinkristin dan vinblastin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

11

b. Taksan : paclitaksel dan doksataksel

c. Epipodofilotoksin : etoposid dan teniposid

d. Kamptotesin : irinotekan dan topotekan

4. Antibiotika

Zat-zat ini bekerja dengan mengikat DNA secara komplek sehingga

dapat menghentikan sintesisnya. Contoh obat golongan ini adalah:

a. Antrasiklin (daunorubisin, doksorubisin, mitramisin) berinteraksi dengan

DNA sehingga fungsi DNA sebagai pertukaran sister chromatid

terganggu dan untai DNA putus.

b. Aktinomisin, bekerja dengan menghambat polimerase RNA yang

dependen terhadap DNA karena terbentuknya kompleks antara obat

dengan DNA.

c. Bleomisin, bersifat sitotoksik yang didasarkan pada kemampuannya

memecah DNA in vitro.

5. Imunomodulator

Zat ini mempengaruhi secara positif reaksi biologis dari tubuh terhadap

tumor. Fungsi sistem imun dapat distimulasi (imunostimulator) maupun disupresi

(imunosupresor) dengan baik olehnya. Contoh obat golongan ini adalah:

a. Imunostimulator : levamisol

b. Imunosupresif : metotreksat, merkaptopurin, dan azatioprin

6. Hormon dan antihormon

Contoh dari zat ini yaitu kortikosteroid yang berkhasiat untuk melarutkan

limfosit dan menekan mitosis di lekosit sehingga berguna dalam pengobatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

12

leukemia, zat-zat esterogen yang digunakan pada kanker prostat. Antihormon

kelamin merupakan zat-zat yang menghambat hormon di jaringan tujuan sehingga

melawan kerja hormon (Rahardja dan Tjay, 2010).

Efek mual muntah yang dialami pasien berbeda-beda sesuai dengan

tingkatan emetogenisitasnya. Klasifikasi agen kemoterapi berdasarkan

emetogenisitasnya ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel I. Tingkat emetogenik obat-obat kemoterapi antikankerLevel Emetogenik Agen Dosis (mg/m2)

Tinggi(frekuensi > 90%)

carmustinecisplatincyclophospamidedacarbazinedactinomycinmechlorethaminestreptozotocin

> 1500

Sedang(frekuensi 30% - 90%)

carboplatincytarabincyclophospamidedaunorubicindoxorubicinepirubicinidarubicinifosfamideirinotecanoxaliplatin

> 1000< 1500

Rendah(frekuensi 10% - 30%)

bortezomibcetuximabcytarabindocetaxeletoposidefluorouracilcemcitabinemethotrexatemitomycinmitoxantronepaclitaxelpemetrexedtopotecantrastuzumab

≤ 1000

Minimal(frekuensi < 10%)

bevacizumabbleomycinbusulfan2-chlorodeoxyadenosinefludarabinerituzimabvinblastinevincristinevinorebine

(Dipiro et al., 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

13

Efek samping kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat

kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel

sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Oleh karena itu efek

samping kemoterapi paling sering muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel-

selnya membelah dengan cepat (Rahayu, 2010). Semua jaringan yang membelah

dengan cepat sangat rentan terhadap efek kemoterapi dan efek lanjut seperti

keganasan sekunder yang semakin banyak ditemukan. Semua kemoterapi bersifat

teratogenik. Obat kemoterapi dapat menyebabkan toksisitas yang spesifik

terhadap organ seperti ginjal yang disebabkan oleh cisplatin dan saraf yang

disebabkan oleh vinkristin (Davey, 2006).

B. Mual-Muntah

1. Definisi

Mual merupakan sensasi subyektif (Walker and Edwards, 2003) dan

biasanya didefinsikan sebagai kecenderungan untuk muntah atau sebagai perasaan

di tenggorokan atau di epigastrium yang mengingkatkan pada seseorang bahwa

muntah sudah dekat. Sedangkan muntah didefinisikan sebagai pengusiran isi

lambung melalui mulut (Dipiro et al., 2008). Muntah tidak selalu didahului oleh

mual. Ketika muntah didahului dengan rasa mual, maka ambang muntah dengan

segera tercapai dan menstimulasi muntah (Walker and Edwards, 2003).

Muntah dianggap sebagai suatu cara perlindungan alami dari dalam

tubuh terhadap zat-zat yang merangsang dan beracun yang terdapat di makanan.

Muntah akan berhenti setelah zat-zat tersebut dikeluarkan dari saluran cerna.

Muntah terjadi dengan didahului oleh salvasi dan inspirasi dalam. Sfingter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

14

esofagus akan relaksasi, laring dan palatum mole terangkat, dan glotis menutup,

diafragma akan berkontraksi dan menurun, dan dinding perut juga mengalami

kontraksi. Hal ini mengakibatkan suatu tekanan pada lambung sehingga isinya

dimuntahkan (Walsh, 1997).

Mual dan muntah merupakan manifestasi dini yang sering ditemukan dari

toksisitas obat kemoterapi. Pengatasan mual dan muntah berbeda pada berbagai

masalah, hal ini tergantung dari penyebab terjadinya mual muntah tersebut.

Pengatasan mual dan muntah ini dapat dilakukan secara sederhana maupun

kompleks. Mual dan muntah dapat menggambarkan pemberian obat-obatan

tertentu seperti penggunaan kemoterapi kanker (Dipiro et al., 2008). Kejadian

mual muntah yang disebabkan oleh sitostatika dipengaruhi oleh tingkat

emetogenik masing-masing sitostatika (Walker and Edwards, 2003). Penggunaan

obat-obat antimual (antiemetika) dapat mengatasi muntah tersebut (Rahardja dan

Tjay, 2002).

2. Mekanisme mual-muntah

Sensasi mual kadang disertai dengan motilitas lambung dan peningkatan

kontraksi duodenum. Muntah dikendalikan oleh pusat muntah pada dasar

ventrikel otak keempat. Pusat ini terletak di dekat pusat vasomotor, pernafasan,

dan salvasi. Pusat muntah menerima impuls dari chemoreceptor trigger zone

(CTZ), hipotalamus, korteks serebri, dan area vestibular. Pusat muntah

mempunyai peranan yaitu untuk mengkoordinir semua komponen kompleks yang

terlibat dalam proses muntah. Mual biasanya disusul muntah, namun keduanya

tidak selalu harus terjadi bersama-sama. Mual kronik dapat terjadi tanpa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

15

muntah. Pada kasus muntah sentral, muntah terjadi tanpa didahului oleh rasa mual

(Walsh, 1997).

Sitostatika dapat menimbulkan muntah-muntah karena adanya

rangsangan langsung dari Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) dan pelepasan

serotonin (5HT3) di saluran lambung sampai usus. CTZ merupakan suatu daerah

yang mempunyai banyak reseptor yang terletak di dekat vomiting center (pusat

muntah) (Rahardja dan Tjay, 2010). CTZ dan serotonin akan mengirimkan impuls

pada vomiting center yang ada pada medulla oblongata sehingga menyebabkan

mual dan muntah. Reseptor yang dapat menyebabkan mual muntah antara lain

serotonin dan dopamin (Rang et al., 2003).

Prostaglandin mempunyai peranan dalam proses terjadinya mual muntah

akibat kemoterapi yaitu dengan adanya prostaglandin A2 yang dapat memberikan

trauma pada lapisan mukosa gastrointestinal. Kemoterapi ini dapat menyebabkan

trauma pada mukosa gastrointestinal karena menyebabkan pelepasan serotonin,

kemudian menstimulasi reseptor 5HT3 untuk menstimulasi pusat muntah (Burke,

Wilkes, Ingerson, 2001).

3. Tipe mual-muntah

Permasalahan yang sering terjadi yaitu muntah tipe akut dan tipe

tertunda. Mual dan muntah yang terjadi setelah pemberian regimen kemoterapi

dalam kurun waktu 24 jam maka disebut muntah tipe akut (acute emesis). Waktu

yang paling berisiko timbulnya muntah yaitu dari jam pertama hingga jam

keenam setelah kemoterapi dengan berbagai macam agen kemoterapi (Rahmah,

2009), sedangkan muntah yang baru dimulai pada hari kedua sampai keenam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

16

disebut muntah terlambat (delayed emesis) (Rahardja dan Tjay, 2002). Delayed

emesis ini lebih sering terjadi pada pasien yang menerima cisplatin, carboplatin

(Paraplatin®), atau cyclophospamide (Cytoxan®, Neosar®) (Rahmah, 2009).

Delayed emesis pada beberapa pasien muncul lebih awal dalam kurun

waktu kurang dari 24 jam. Dosis tinggi dari agen kemoterapi cisplatin (≥ 600

mg/m2), carboplatin (≥ 300 mg/m2), cyclophospamide (≥ 600 mg/m2), atau

doxorubicin (≥ 50 mg/m2) dapat menyebabkan delayed emesis (Rahmah, 2009).

Mual muntah antisipatori terjadi pada pasien yang merasa mual atau rasa tidak

enak diperut dan cemas sebelum pasien menerima kemoterapi selanjutnya. Hal ini

dipengaruhi oleh pengalaman buruk dari kemoterapi sebelumnya (NCCN, 2009).

4. Penanganan mual-muntah

Obat yang diindikasikan untuk mencegah mual-muntah yaitu antiemetik.

Antiemetik ini mengontrol mual-muntah dan bekerja dengan memblok sinyal

pada otak penyebab mual-muntah. Antiemetik dapat diberikan dengan dosis dan

rute pemberian yang berbeda-beda. Pemilihan antiemetik didasari oleh penyebab

terjadinya mual-muntah yaitu frekuensi, durasi, serta keparahan mual-muntah

yang terjadi dan kemampuan pasien dalam menerima obat oral, rektal, injeksi,

atau transdermal serta kualitas kerja dari antiemetik yang diberikan (Dipiro et al.,

2008).

Mual muntah dapat ditangani dengan cara pemberian antiemetika atau

obat anti mual muntah. Antiemetik diberikan sebelum kemoterapi. Apabila pasien

setelah kemoterapi mengalami mual muntah maka diberi terapi lanjutan

menggunakan antiemetika (Luther, 2010). Penanganan mual dan muntah pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

17

pasien yang menjalani kemoterapi juga dapat diatasi dengan terapi non-

farmakologi, yiatu:

a. Makan dan minum sedikit tetapi sering

b. Hindari makan 1-2 jam sebelum dan sesudah kemoterapi

c. Hindari makanan yang berbau, berminyak dan berlemak, pedas, terlalu

manis, panas

d. Sebaiknya makan makanan yang dingin dan tempatkan pasien pada

ruangan yang sejuk

e. Lakukan relaksasi dengan menonton televisi dan membaca

f. Tidur selama periode mual yang hebat dan menjaga kebersihan mulut

serta berolahraga (Sudoyo, 2006).

C. Antiemetika

Obat antiemetika digunakan untuk penanganan mual dan muntah yang

disebabkan oleh kemoterapi. Penggunaan antiemetika didasarkan pada tingkat

emetogenik dari regimen kemoterapi, sedangkan pada penggunaan kombinasi

obat antiemetika didasarkan pada target reseptor yang bervariasi (Walker and

Edwards, 2003). Berdasarkan penelitian di rumah sakit Dharmais, untuk

mencegah terjadinya emesis dengan risiko muntah tinggi digunakan kombinasi

dosis tunggal pre-kemoterapi antara golongan antagonis 5HT3 dan deksametason.

Pemberian antiemetik sebelum kemoterapi umumnya diberikan secara intravena.

Apabila pasien tidak muntah, pemberian antiemetik dapat diberikan secara per

oral. Pada tipe muntah akut, regimen kemoterapi untuk menangani risiko muntah

rendah yaitu dengan menggunakan antiemetik tunggal seperti kortikosteroid atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

18

antagonis serotonin ataupun tidak diperlukan antiemetik jika risiko muntah sangat

rendah. Untuk menangani risiko muntah sedang, regimen kemoterapi yang

diperlukan yaitu antagonis serotonin dan deksametason (Rahmah, 2009).

Faktor yang memungkinkan dokter untuk membedakan berbagai pilihan

terapi meliputi:

a. Etiologi gejala yang dicurigai

b. Frekuensi, durasi, dan keparahan dari episode mual muntah

c. Kemampuan pasien untuk penggunaan oral, rektal, obat suntik, atau

transdermal

d. Keberhasilan obat antiemetik sebelumnya (Dipiro et al., 2008).

Penggunaan antiemetika untuk menangani mual-muntah dapat dilakukan

dengan menggunakan obat antiemetika seperti dalam tabel berikut.

Tabel II. Penggunaan antiemetika berdasarkan risiko mual-muntah

Risikomual-muntah

Antiemetika

Rendah a. deksametason 12 mg p.o atau i.vatau

b. proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6 jamatau

c. metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg ivdengan atau tanpa difenhidramineatau

d. lorazepam dengan dosis ± 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingualsetiap 4-6 jam

Sedang Hari 1a. aprepitan 125 mg p.o

ataub. lorazepam ± 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6

jam 100 mg i.vdan

c. deksametason 12 mg p.o atau i.vdan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

19

Risikomual-muntah

Antiemetika

Sedang d. antagonis 5HT3:1) palonosetron 0,25 mg i.v2) ondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg)3) granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg

(maks. 1 mg) i.v4) dolasetron 100 mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v

Hari 2 dan 3a. aprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari

ataub. lorazepam ± 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6

jam 100 mg i.v,dan

c. deksametason 8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v biddan

d. antagonis 5HT3:1) ondansetron 8 mg p.o bid atau 16 mg p.o atau 8 mg i.v

(maks. 32 mg)2) granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg

(maks. 1 mg) i.vdolasetron 100 mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v

Tinggi(tipe akut

dan delayed)

a. aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dan dosis 80mg p.o pada hari 2-3,atau

b. lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o atau i.v atausublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4,dan

c. deksametason dengan dosis 12 mg p.o atau iv pada hari 1,dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v,dan

d. antagonis 5HT3

1) ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v2) granisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau

0,01 mg/kg (maks. 1 mg i.v)3) dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau

100 mg i.v4) palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v

(NCCN, 2009).

Keuntungan dari terapi kombinasi adalah dapat menggunakan obat-obat

yang memiliki cara kerja yang berbeda terhadap respon emetik. Hal ini dapat

meningkatkan efikasi, memperpanjang durasi dari efek antiemetik, mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

20

kemampuan untuk mengkombinasi obat dengan efek utama antinausea dengan

obat yang mempunyai efek utama antiemetik, dan mempunyai kemungkinan

untuk memberikan obat dengan dosis yang lebih kecil dibandingkan dengan

monoterapi (Harijanto, 2010).

Terapi antiemetik pada pencegahan mual-muntah tipe akut diberikan

sebelum kemoterapi dan diulang dalam waktu 24 jam. Antiemetik profilaksis

dberikan sesuai dengan obat kemoterapi yang menyebabkan terjadinya mual-

muntah tinggi, sedang, rendah, atau minimal. Untuk mengatasi mual-muntah tipe

delayed menggunakan terapi pencegahan sebagai pilihan terapi terbaik. Terapi

mual-muntah tipe delayed yang disebabkan karena obat kemoterapi dengan risiko

tinggi adalah dengan melanjutkan terapi profilaksis sebelumnya hingga 2-3 hari

setelah kemoterapi, sedangkan pada mual-muntah dengan risiko sedang diberikan

terapi pencegahan seperti yang digunakan sebelum kemoterapi (Sati, 2007).

Untuk mengatasi mual-muntah tipe anticipatory dapat berikan terapi behavioral

dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atau akupuntur/akupresur. Dapat pula

diberikan antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malam hari sebelum

kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelum kemoterapi

diberikan dan pagi hari saat kemoterapi (NCCN, 2009).

Obat antiemetik paling sering direkomendasikan untuk pengobatan mual

dan muntah meskipun banyak pendekatan dengan menggunakan terapi non

farmakologi telah disarankan. Terapi farmakologi untuk mengatasi mual dan

muntah dengan menggunakan obat antiemetika yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

21

a. Antagonis serotonin

Beberapa antiemetik golongan ini adalah ondansetron, ganisetron, dan

dolasetron yang mempunyai sifat lebih selektif terhadap antagonis reseptor 5HT3

(Padzur, 2001). Mekanismenya dengan memblokade serotonin yang memicu

refleks muntah dari usus halus dan rangsangan terhadap CTZ (Rahardja dan Tjay,

2010). Regimen dosis tunggal yang diberikan sebelum kemoterapi lebih efektif

daripada regimen dosis ganda atau yang digunakan terus-menerus. Keefektifan

agen-agen ini dalam mengontrol mual-muntah pada semua agen kemoterapi

mencapai 70%. Efikasi antagonis serotonin dilaporkan dapat mengontrol muntah

hingga mencapai 30-50% pada pasien yang menerima cisplatin (Padzur, 2001).

Efek samping ondansetron berupa nyeri kepala, obstipasi, rasa panas di muka

(flushes) dan perut bagian atas, jarang sekali gangguan ekstrapiramidal dan reaksi

hipersensitivitas (Raharja dan Tjay, 2010).

b. Antasida

Antasida digunakan untuk pasien yang mengalami mual dan muntah

sederhana. Regimen antasida yang umum untuk menghilangkan mual akut dan

muntah yaitu 15-30 ml dosis tunggal atau ganda dengan bentuk sediaan cair.

Antasida ini mengandung magnesium, aluminium, atau garam kalsium. Antasida

tidak menimbulkan toksisitas yang serius apabila digunakan sesekali untuk

mengatasi mual dan muntah (Dipiro et al., 2008).

c. Antagonis Reseptor H2

Antagonis Reseptor H2 digunakan dalam dosis rendah untuk mengatasi

mual dan muntah sederhana yang terkait dengan adanya refluk gastroesophageal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

22

Dosis tunggal dari simetidin 200 mg, samotidin 10 mg, nizatidin 10 mg, dan

ranitidine 75 mg dapat digunakan untuk periode singkat. Bentuk sediaan

antiemetik golongan ini adalah tablet. Dosis pemberian masing-masing antiemetik

yaitu 200 mg 2 kali sehari untuk simetidin, 10 mg 2 kali sehari untuk famotidin,

75 mg 2 kali sehari untuk nizatidin dan ranitidine (Dipiro et al., 2008).

d. Obat Antihistamin-Antikolinergik

Obat ini mengganggu berbagai jalur aferen visceral yang merangsang

mual dan muntah. Efek samping yang mungkin muncul pada penggunaan obat ini

adalah mengantuk, bingung, penglihatan kabur, mulut kering, resistensi urin, dan

mungkin mengalami takikardia terutama pada pasien usia lanjut. Obat antiemetik

golongan ini yaitu:

1) siklisin 50 mg dalam bentuk sediaan tablet,

2) dimenhidrinat 50-100 mg dalam bentuk tablet, tablet kunyah, dan kapsul,

3) difenhidramin dosis 25-50 mg dalam bentuk tablet, kapsul, dan cair, dan dosis

10-50 mg dalam bentuk sediaan i.m dan i.v,

4) hidroksisin dosis 25-100 mg dalam bentuk sediaan i.m,

5) meklisin dosis 12,5-25 mg dalam bentuk tablet dan tablet kunyah,

6) skopolamin dosis 1,5 mg dalam bentuk transdermal patch,

7) trimethobensamid dosis 300 mg dalam bentuk kapsul dan dosis 200 mg dalam

bentuk i.m dan suppo (Dipiro et al., 2008).

e. Fenotiasin

Fenotiasin ini bekerja dengan cara memblokir reseptor dopamine,

kemungkinan besar pada CTZ. Antiemetik ini digunakan untuk pasien dewasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

23

yang mengalami mual dan muntah sederhana (Dipiro et al., 2008). Efek samping

yang ditimbulkan antara lain mengantuk, hipotensi, dan reaksi distonia (Berkow

dan Fletcher, 1999). Obat antiemetik golongan ini adalah:

1) klorpromasin dosis 10-25 mg dalam bentuk tablet dan cair, dosis 25-50 mg

dalam bentuk i.m dan i.v

2) proklorperasin dosis 5-10 mg dalam bentuk tablet, cair, dan i.m, dosis 2,5-10

mg dalam bentuk i.v, dosis 25 mg dalam bentuk suppo,

3) prometasin dosis 12,5-25 mg dalam bentuk tablet, cair, i.m, i.v, dan suppo,

4) thietilperasin dosis 10 mg dalam bentuk tablet, i.m, dan i.v (Dipiro et al.,

2008).

f. Butirofenon

Dua senyawa yang memiliki aktivitas antiemetik butirofenon adalah

haloperidol dan droperidol yang memblok rangsangan dopaminergik dari CTZ.

Haloperidol tidak dianggap sebagai lini pertama untuk mual dan muntah yang

berat, namun digunakan untuk terapi paliatif. Dosis untuk haloperidol adalah 1-5

mg dalam bentuk tablet, cair, i.m, dan i.v. Dosis untuk droperidol adalah 2,5 mg

dalam bentuk i.m dan i.v (Dipiro et al., 2008).

g. Kortikosteroid

Antiemetik golongan ini yaitu adalah deksametason dan metilprednisolon

yang efektif digunakan untuk mual-muntah akibat sitostatika dan radioterapi

(Rahardja dan Tjay, 2010). Pasien yang mengalami mual dan muntah setelah

menerima prednisone sebagai bagian dari protokol pengobatan kemoterapi dapat

diatasi dengan penggunaan kortikosteroid. Metilprednisolon juga digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

24

regimen antiemetik, namun sebagian besar percobaan mengkombinasi dengan

menggunakan deksametason. Deksametason berhasil mengatasi mual dan muntah

pascaoperasi, baik sebagai agen tunggal atau dikombinasi dengan Selective

Serotinin Reuptake Inhibitor (SSRI) (Dipiro et al., 2008). Deksametason efektif

untuk mengatasi muntah akut yang diinduksi oleh pemberian cisplatin dan bila

digunakan dalam dosis tunggal atau kombinasi dapat digunakan untuk mencegah

mual dan muntah yang tertunda akibat kemoterapi dengan risiko emetogenik

sedang (Padzur, 2001). Penggunaan deksametason jangka panjang dapat

mengakibatkan kelemahan otot, mudah terkena infeksi, gangguan keseimbangan

cairan tubuh dan elektrolit, kelainan mata, gangguan sistem endokrin, gangguan

saluran pencernaan, sakit kepala atau atropi kulit (Anonim, 2012c).

h. Metoklopramide

Metoklopramide terbukti aman dan efektif ketika diberikan dalam bentuk

intra vena dosis tinggi (Padzur, 2001). Agen ini bekerja dengan memblokir

reseptor dopaminergik sentral di CTZ. Metoklopramide meningkatkan tonus

sfingter esofagus bawah, membantu pengosongan lambung, dan mempercepat

transit melalui usus kecil, kemungkinan melalui pelepasan asetilkolin.

Metoklopramide tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 20-40 mg (Dipiro et

al., 2008). Efek samping metoklopramide adalah sedasi, gelisah, gangguan

lambung-usus, dan gangguan ekstrapiramidal terutama pada anak-anak kecil

(Rahardja dan Tjay, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

25

i. Cannabinoid

Mekanisme aksi antiemetiknya masih belum diketahui, tetapi

cannabinoid dengan reseptor opioid di otak depan dan mungkin secara langsung

mencegah mual-muntah yang disebabkan oleh obat antikanker tertentu (Berkow

dan Fletcher, 1999). Cannabinoid sedikit lebih efektif digunakan pada kemoterapi

dengan potensi emetogenik moderat (sedang). Obat antiemetik golongan ini

adalah dronabinol dengan dosis 5-15 mg/m2 dalam bentuk kapsul dan nabilon

dengan dosis 1-2 mg dalam bentuk kapsul. Efek sampingnya adalah euforia, rasa

kantuk, sedasi, mengantuk, disforia, depresi, halusinasi, dan paranoia (Dipiro et

al., 2008).

j. Antagonis selektif reseptor neurokinin-1 (NK-1)

Aprepritant dapat mengatasi mual dan muntah pada pasien yang

menerima doxorubicin dan cycophosphamide. Regimen tiga obat dari aprepitant,

deksametason, dan ondansetron memberikan perlindungan meningkat agar tidak

muntah selama 5 hari setelah pemberian kemoterapi dibandingkan dengan

kombinasi deksametason dan ondansetron. Dosis deksametason oral harus

dikurangi 50% ketika dipakai bersamaan dengan aprepitant. Aprepitant tidak

disetujui untuk digunakan pada anak-anak. (Dipiro et al., 2008).

k. Selective Serotinin Reuptake Inhibitors (SSRI)

SSRI memblokir reseptor serotonin presinaptik pada serat sensorik vagus

di dinding usus yang secara efektif dapat menghalangi fase akut CINV. Agen ini

tidak sepenuhnya memblokir fase akut CINV dan kurang efektif dalam mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

26

mual dan muntah tertunda. Efek samping yang paling umum yang terkait dengan

agen ini sembelit, sakit kepala, dan asthenia (Dipiro et al., 2008).

D. Kerasionalan Penggunaan Obat

Pada pengobatan yang rasional, pasien menerima obat yang sesuai

dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai, untuk jangka waktu

pengobatan yang sesuai, dan dengan biaya yang terjangkau. Ketidakrasionalan

penggunaan obat yang sering terjadi adalah polifarmasi, penggunaan antimikroba

yang tidak tepat, penggunaan injeksi secara berlebihan, penulisan resep yang tidak

sesuai dengan pedoman klinis, dan pengobatan sendiri secara tidak tepat. Contoh

penggunaan antimikroba yang tidak tepat misalnya dalam dosis yang tidak

memadai atau diberikan untuk penyakit yang tidak memerlukan antimikroba

(DepKes RI, 2005).

Pemberian obat lebih dari satu macam yang lebih dikenal dengan

polifarmasi ini dapat memperkuat kerja suatu obat, dapat pula mempunyai

mekanisme yang berlawanan (antagonis), ataupun obat sama sekali tidak

menimbulkan efek, mempengaruhi distribusi, dan mengganggu ekskresi obat yang

disebabkan oleh terjadinya interaksi obat. Oleh karena itu, dokter mempunyai

peranan penting dalam pelaksanaan pengobatan melalui pemberian obat kepada

pasien. Penulisan resep yang tidak rasional oleh dokter dapat merugikan dan

menimbulkan bahaya bagi pasien (Harianto, 2008).

Kerasionalan penggunaan obat terdiri dari beberapa aspek, yaitu

ketepatan indikasi, kesesuaian dosis, ada tidaknya kontraindikasi, ada tidaknya

efek samping, serta ada tidaknya polifarmasi. Penggunaan obat bebas dan obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

27

bebas terbatas yang sesuai dengan aturan dan kondisi penderita akan mendukung

upaya penggunaan obat yang rasional (Cipolle, Strand, Morley 1998).

Komunikasi, informasi, dan edukasi yang efektif dan terus menerus merupakan

suatu keharusan dalam rangka penggunaan obat yang rasional. Oleh karena itu

apoteker dan tenaga farmasi lainnya memegang peranan yang sangat penting agar

tujuan penggunaan obat secara rasional dapat tercapai (Depkes RI, 2005).

E. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan evaluasi

penggunaan antiemetika pada pasien kanker sebelum dan sesudah kemoterapi di

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai penggunaan antiemetika pada pasien kemoterapi di

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2010 merupakan jenis penelitian non

eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental karena tidak ada perlakuan

pada subjek uji. Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif evaluatif karena

penelitian ini bertujuan melakukan eksplorasi secara deskriptif terhadap fenomena

yang terjadi (Pratiknya, 2001). Penelitian ini bersifat retrospektif karena data yang

digunakan dalam penelitian ini diambil dari penelusuran terhadap dokumen

terdahulu, yaitu data rekam medik pasien kanker tahun 2010.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

a. Variabel Utama

a) Variabel bebas : risiko tingkat mual pada pemberian obat sitostatika

b) Variabel tergantung : regimen dosis dan jenis kemoterapi yang

digunakan

b. Variabel Terkendali

a) Umur

c. Variabel Tak Terkendali

a) Kondisi fisiologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

29

2. Definisi operasional

1) Kasus yang digunakan dalam penelitian adalah pasien yang mendapatkan

kemoterapi dan menerima obat antiemetika untuk keluhan mual muntahnya di

RSUP Dr.Sardjito tahun 2010. Kriteria inklusi adalah pasien kemoterapi anak dan

lansia di RSUP Dr. Sardjito tahun 2010 yang tercatat mengalami mual muntah

yang mempunyai data serum kreatinin, umur, berat badan, jenis kelamin, dosis,

dan frekuensi obat yang diperoleh.

2) Data rekam medik adalah lembar catatan yang diberikan oleh dokter atau

perawat yang berisi data-data pasien yang mendapatkan kemoterapi dan menerima

obat antiemetika untuk keluhan mual muntahnya di RSUP Dr.Sardjito tahun 2010.

3) Pasien anak adalah pasien kemoterapi berusia 1-11 tahun yang mendapatkan

obat antiemetika pada tahun 2010 dan pasien lansia adalah pasien kemoterapi

berusia diatas 60 tahun yang mendapatkan obat antiemetika pada tahun 2010.

4) Risiko tingkat mual adalah risiko kejadian mual-muntah yang dialami oleh

pasien berdasarkan potensi emetogenik pada pemberian obat sitostatika.

C. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen rekam

medik pasien yang mendapatkan kemoterapi dan menerima obat sitostatika,

antihiperurisemia, dan antiemetika di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010.

Dokumen rekam medik ini berisi data klinis pasien dan juga data-data

laboratorium selama pasien menjalani perawatan di RSUP Dr. Sardjito. Tempat

penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Jalan Kesehatan 01

Sekip Yogyakarta 587333, khususnya di bagian Instalasi Catatan Medis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

30

D. Tatacara Penelitian

1. Analisis situasi

Analisis situasi dengan mengurus perijinan di bagian Diklit dan ICM

untuk melihat data rekam medik pasien yang mendapatkan kemoterapi dan

menerima obat antiemetika untuk keluhan mual muntahnya di RSUP Dr.Sardjito

tahun 2010.

2. Pengambilan data

Tahap pengambilan data dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

bagian rekam medik. Proses pengambilan data dimulai dengan melakukan

penelusuran data tentang kasus mual-muntah pada pasien kanker yang menjalani

kemoterapi. Tahap ini dilakukan dengan mencatat nomor rekam medik, umur

pasien, tanggal masuk, dan keluar rumah sakit, diagnosis utama, riwayat penyakit,

riwayat pengobatan yang meliputi jenis obat, jumlah obat, dosis dan cara

pemakaian obat serta data laboratorium, serta keadaan pasien selama menjalani

kemoterapi hingga pasien keluar dari rumah sakit.

E. Kesulitan Penelitian

Kesulitan yang terjadi pada pembuatan penelitian ini adalah dalam proses

pengambilan data. Hal ini dikarenakan penulis kesulitan dalam membaca rekam

medik pasien dan singkatan-singkatan yang terdapat dalam rekam medik. Penulis

mengalami kesulitan pada awal pengambilan data. Hal tersebut diatasi dengan

bertanya dan membaca literatur. Penulis mulai terbiasa setelah beberapa kali

membaca rekam medik dan tidak mengalami kesulitan yang berarti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

31

F. Kelemahan Penelitian

Kelemahan pada penelitian ini adalah penulis tidak melihat kondisi

pasien secara langsung karena penelitian ini dilakukan secara retrospektif. Penulis

tidak dapat mewawancari pasien mengenai mual-muntah yang dialami sehingga

penulis tidak mengetahui kemampuan pasien dalam menahan mual-muntah

tersebut.

G. Analisis Hasil

Analisis hasil dalam penelitian dilakukan secara deskriptif dan disajikan

dalam bentuk tabel.

a. Kasus kemoterapi pasien anak dan lansia yang mengalami mual-muntah atau

menerima obat antiemetika dikelompokkan berdasarkan jenis obat yang

digunakan. Data disajikan menurut tiap golongan obat dan dihitung berdasarkan

jumlah jenis obat yang digunakan dibagi jumlah seluruh kasus pada penelitian

kemudian dikalikan 100%.

b. Evaluasi penatalaksanaan kasus mual dan muntah pada pasien yang

mendapatkan kemoterapi dan menerima obat antiemetik dilakukan dengan

menggunakan guideline National Comprehensive Cancer Network (NCCN) untuk

penanganan mual muntah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kasus Peresepan Antiemetika

Kasus pasien kemoterapi yang mengalami mual-muntah atau menerima

obat antiemetika dikelompokkan dalam dua kelompok umur, yaitu pasien anak

dan pasien lansia. Kasus yang terjadi pada kelompok anak yang terdapat di RSUP

Dr. Sardjito pada tahun 2010 sebanyak 195 kasus, sedangkan pada kelompok

lansia terdapat 64 kasus. Pengelompokan umur pasien digunakan untuk

menentukan pemberian obat yang akan diberikan kepada pasien.

Kejadian mual dan muntah ini diakibatkan karena penggunaan obat

kemoterapi yang diberikan dalam bentuk tunggal maupun kombinasi. Pemberian

obat kemoterapi dimaksudkan untuk mengobati penyakit kanker, memperpanjang

harapan hidup pasien, dan digunakan sebagai terapi paliatif.

Pada pelaksanaan kemoterapi, penggunaan obat sitostatika ini lebih

banyak diberikan dalam bentuk kombinasi. Penambahan satu atau lebih obat

kemoterapi akan meningkatkan emetogenitas regimen kemoterapi yang lebih

tinggi daripada pada penggunaan obat kemoterapi dalam bentuk tunggal (Dipiro,

2008). Obat sitostatika diberikan dalam bentuk kombinasi dengan tujuan agar

pengobatan yang diberikan lebih efektif. Oleh karena itu, untuk mengatasi efek

emetogenik dari penggunaan obat sitostatika dibutuhkan obat antiemetik.

Penggunaan obat sitostatika pada kemoterapi anak dapat dilihat pada tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

33

Tabel III. Penggunaan obat sitostatika pada pasien anak berdasarkan efek

emetogenik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Potensiemetogenik

Obat sitostatika Jumlahpengobatan

Emetogeniktinggi

a. cisplatin + siklofosfamid + etopusid + vinkristinb. cisplatin + bleomisin + vinblastinc. dactinomicin + siklofosfamide + vinkristind. cisplatin + methotrexat + bleomisin + vinkristine. dactinomicin + vinkristinf. cisplatin + etoposida

2384142

Emetogeniksedang

a. doxorubisin + methotrexat + vinkristinb. siklofosfamid + adriamisin + methotrexat +

vinkristinc. daunorubisin + vinkristind. daunorubisin + methotrexat + vinkristine. carboplatin + etopuside + vinkristinf. doxorubising. siklofosfamideh. siklofosfamide + adriamisin + vinkristini. daunorubisin + methotrexatj. siklofosfamide + vinkristink. siklofosfamide + methotrexat + vinkristinl. doxorubisin + methetrexatm. vinkristin + doxorubisinn. siklofosfamide + doxorubisin + methotrexat +

vinkristin

62

51114272191671

Emetogenikrendah

methotrexat + vinkristinmethotrexatetopusidecytarabin + methotrexatcytarabin + methotrexat + vinkristin

25363141

Emetogenikminimal

vinkristin 9

Total 195

Kasus pasien anak yang menjalani kemotrapi dan menerima obat

antiemetika ada 195 kasus, kasus yang memiliki risiko mual-muntah tinggi ada

33 kasus, risiko mual-muntah sedang ada 74 kasus, risiko mual-muntah rendah

ada 79 kasus, dan risiko mual-muntah minimal ada 9 kasus. Penggolongan risiko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

34

terjadinya mual-muntah dilakukan dengan melihat potensi obat kemoterapi dalam

menimbulkan mual-muntah.

Tabel IV. Risiko mual-muntah vs kasus mual-muntah pada pasien

kemoterapi anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Risiko mual-muntahpada pemberian

sitostatika

Kejadian mual-muntah Persentasekejadian

mual muntahMual Muntah Mual dan

muntahTotalkasus

Tinggi 33 3 9 13 25 75,7Sedang 74 16 30 21 67 90,5Rendah 79 9 31 15 55 69,6Minimal 9 2 1 3 6 66,6Total 195 30 71 52 153 78,5

Pada penelitian ini terdapat 30 kasus yang mengalami mual tanpa disertai

muntah, 71 kasus mengalami muntah saja, dan 52 kasus yang mengalami mual-

muntah. Persentase hasil kejadian mual-muntah pada penelitian ini yaitu 78,5%.

Persentase kejadian mual-muntah ini sesuai dengan data penelitian di Amerika

Serikat yang menyatakan bahwa 70-80% pasien mengalami mual-muntah pada

kemoterapi dengan obat sitostatika. Dengan persentase ini maka dapat dikatakan

bahwa penanganan mual-muntah untuk pasien anak belum terlaksana dengan

baik. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan kualitas penanganan kasus

mual-muntah pada pasien anak. Penatalaksanaan mual-muntah yang tidak tepat

dapat menurunkan tingkat kepatuhan pasien, menimbulkan gangguan aktivitas

fungsional pasien, dan meningkatkan kebutuhan sumber daya kesehatan (Hesketh,

2006). Hal ini akan mengakibatkan terganggunya proses kemoterapi sehingga

pengobatan yang dilakukan kurang maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

35

Tabel V. Penggunaan obat sitostatika pada pasien lansia berdasarkan efek

emetogenik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Potensi emetogenik Obat sitostatika Jumlahpengobatan

Emetogenik tinggi cisplatincisplatin + paclitaxelcisplatin + 5 fluorouracildacarbazinecisplatin + siklofosfamide + doxorubisincisplatin + siklofosfamide + adriamicin

1413142

Emetogenik sedang doxorubisin + siklofosfamide + vinkristindoxorubisin + placitaxelepirubisincarboplatin + 5 fluorouracildoxorubisin + siklofosfamidecarboplatin + placitaxel

17113143

Total 64

Pada kasus pasien lansia yang menjalani kemotrapi dan menerima obat

antiemetika terdapat 64 kasus. Kasus yang memiliki risiko mual-muntah tinggi

ada 25 kasus dan risiko mual-muntah sedang ada 39 kasus. Dalam penelitian ini

untuk kasus mual-muntah pada pasien lansia tidak ditemukan adanya kasus yang

memiliki risiko mual-muntah rendah dan risiko mual-muntah minimal.

Tabel VI. Risiko mual-muntah vs kasus mual-muntah pada pasien

kemoterapi lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Risiko mual-muntahpada pemberian

sitostatika

Kejadian mual-muntah Persentasekejadian

mual muntahMual Muntah Mual dan

muntahTotalkasus

Tinggi 25 - - 9 9 36Sedang 39 1 1 - 2 5,1Total 64 1 1 9 11 17,2

Seperti halnya yang dilakukan pada kelompok anak, penggolongan risiko

terjadinya mual-muntah dilakukan dengan melihat potensi obat kemoterapi dalam

menimbulkan mual-muntah. Pada penelitian ini terdapat 1 kasus yang mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

36

mual tanpa disertai muntah, 1 kasus mengalami muntah saja, dan 9 kasus yang

mengalami mual-muntah. Persentase hasil kejadian mual-muntah pada penelitian

ini yaitu 17,2%.

Menurut data penelitian di Amrika Serikat, pasien yang melakukan

kemoterapi dengan menggunakan obat sitostatika terdapat 70-80% pasien

mengalami mual-muntah. Oleh karena itu persentase kejadian mual-muntah ini

tidak sesuai dengan teori dan dapat dikatakan bahwa penanganan mual-muntah

untuk pasien lansia sudah terlaksana dengan baik. Walaupun demikian,

peningkatan kualitas penanganan kasus mual-muntah pada pasien lansia harus

tetap dilakukan agar persentase kejadian mual-muntah dapat berkurang.

Mual, muntah, dan mual-muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah

kemoterapi. Ringkasan tentang kejadian mual, muntah, dan mual-muntah pada

pasien anak dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel VII. Kejadian mual-muntah pada pasien kemoterapi anak di RSUPDr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Waktu muntah Jumlah kejadianMual Muntah Mual-muntah

Sebelum kemoterapi - 1 1Sesudah kemoterapi 17 24 28Sebelum dan sesudahkemoterapi

2 1 1

Kejadian mual, muntah, maupun mual-muntah yang terjadi sebelum

kemoterapi dapat diakibatkan karena perasaan trauma yang dialami pasien pada

kemoterapi sebelumnya. Mual, muntah, maupun mual-muntah yang terjadi

sebelum kemoterapi dan berlanjut setelah dilakukan kemoterapi menunjukkan

bahwa antiemetik yang diberikan sebelum kemoterapi belum cukup untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

37

mengatasi mual, muntah, maupun mual-muntah yang dirasakan oleh pasien.

Terjadinya mual, muntah, maupun mual-muntah sesudah kemoterapi dapat

diakibatkan karena pasien tidak diberi antiemetika sebelum maupun sesudah

kemoterapi.

Tabel VIII. Kejadian mual-muntah pada pasien kemoterapi lansia di RSUPDr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Waktu muntah Jumlah kejadianMual Muntah Mual-muntah

Sebelum kemoterapi - 1 -Sesudah kemoterapi 1 - 5

Kejadian mual, muntah, dan mual muntah juga dialami oleh pasien

lansia. Ada 1 pasien mengalami mual sesudah kemoterapi walapun sudah diberi

antiemetik. Hal ini menunjukkan bahwa antiemetik yang diberikan tidak cukup

untuk mengatasi mual yang dialami oleh pasien. Adapula 1 pasien mengalami

muntah sebelum kemoterapi. Muntah yang dialami pasien ini merupakan perasaan

trauma karena kemoterapi yang dilakukan sebelumnya. Untuk mengatasi muntah

ini pasien diberi antiemetik sebelum kemoterapi sehingga diharapkan pasien tidak

mengalami mual, muntah, atau mual-muntah setelah kemoterapi. Pasien yang

mengalami mual-muntah setelah kemoterapi diakibatkan karena tidak diberi

antiemetik sebelum maupun sesudah kemoterapi.

B. Kesesuaian Penggunaan Antiemetika pada Pasien Kemoterapi

Terapi mual-muntah digunakan untuk mencegah atau mengurangi

kejadian mual-muntah selama atau sesudah proses kemoterapi. Terapi mual-

muntah juga bertujuan mengurangi muntah pada awal kemoterapi sehingga dapat

memberikan rasa nyaman pada pasien sehingga keefektifan kemoterapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

38

meningkat. Pencegahan terbaik untuk mual-muntah adalah mengendalikan

langsung dipusatnya (Sati, 2007).

Pemberian obat antiemetika didasarkan pada tingkat emetogenitasnya.

Jika risiko yang terjadi tidak seimbang dengan manfaat yang diperoleh dari

penggunaan obat tertentu, maka dapat dikatakan penggunaan obat ini tidak tepat.

Ondansetron dapat diberikan untuk mengatasi mual-muntah pada pasien yang

menerima obat kemoterapi cisplatin, sedangkan deksametason efektif digunakan

pada kombinasi regimen antiemetika dan digunakan pada pasien yang menerima

kemoterapi dengan risiko emetogenik sedang (Pazdur, 2001). Penggunaan

deksametason dalam bentuk tunggal atau kombinasi digunakan untuk mencegah

mual-muntah tertunda pascakemoterapi dan untuk mencegah mual-muntah akut

setelah pemberian cisplatin, sedangkan untuk terapi profilaksis digunakan

sebelum rejimen risiko emetogenik rendah (Dipiro, 2008).

Untuk mengatasi mual-muntah sederhana atau rendah dapat diberikan

antiemetik golongan antagonis reseptor H2 dalam dosis rendah, misalnya

diberikan ranitidine 75 mg dalam periode yang singkat. Mual-muntah tertunda

dapat diatasi dengan pemberian metoklopramide. Kombinasi antiemetik golongan

kortikosteroid dan SSRI harus diberikan pada anak yang menerima kemoterapi

resiko emetogenik tinggi atau sedang (Dipiro et al., 2008).

Penggunaan metoklopramide pada anak-anak di Belanda dibatasi karena

meningkatnya jumlah laporan gejala ekstrapiramidal akibat penggunaan

metoklopramide pada anak-anak. Metoklopramide hanya digunakan untuk

pengobatan mual-muntah berat yang tidak diketahui penyebabnya atau jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

39

pengobatan dengan obat lain tidak efektif atau tidak memungkinkan. Alternatif

lain yang lebih baik daripada penggunaan metoklopramide untuk menangani

mual-muntah setelah kemoterapi pada anak-anak yaitu golongan 5-HT3, misalnya

ondansetron karena memiliki efikasi yang lebih baik dan kejadian efek samping

lebih sedikit daripada metoklopramide (Berita Meso, 2007).

Tabel IX. Jenis antiemetik untuk kasus mual-muntah yang digunakan padakelompok anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Kasus Jenis antiemetik Sebelum

kemoterapi

Setelah

kemoterapi

Sebelum

dan setelah

kemoterapi

Mual deksametason 4 2

deksametason +

ondansetron

2 3

ondansetron 5

tanpa antiemetika 14

Muntah ranitidine 1 4

ondansetron 35

deksametason +

ondansetron

4

domperidon + ondansetron 2

domperidon 1

ondansetron + ranitidine 2

tanpa antiemetika 22

Mual

dan

muntah

deksametason 1

ondansetron 2 15

ranitidine 1

metoklopramid HCl 1

antasida 1

domperidon 1 1

ondansetron + ranitidine 2

tanpa antiemetika 27

Total 10 81 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

40

Persentase kejadian mual-muntah pada anak sebesar 78,5% disebabkan

karena penganganan mual-muntah ini belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari

data di atas yang menunjukkan bahwa dalam mengangani kasus mual, muntah,

atau mual-muntah terdapat 62 kasus yang tidak diberi antiemetik.

Tabel X. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus mual pada pasienkemoterapi anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Kasus no 3Penatalaksanaan:Pasien diberi deksametason 4-3-3 pada hari 1Pasien diberi terapi kombinasi deksametason 0,5 mg = 4-3-3 dan ondansetron 0,3mg/g BB/x pada hari 2 dan 3Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, dan sedangyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual tipe tertunda yang terjadi selama 3 hari3. Pasien memerlukan terapi tambahan untuk mengatasi mual pascakemoterapi

pada hari 1, sedangkan pada hari kedua sudah diberi terapi kombinasi4. Menurut guideline, untuk mengatasi mual-muntah tipe sedang memerlukan

terapi kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien sudah diberiterapi kombinasi.Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 8Penatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 4 mg k/pPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual tipe tertunda3. Ondansetron diberikan untuk resiko emetogenik kelas sedang sampai tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

41

Kasus no 8Rekomendasi:Untuk menangani mual-muntah resiko rendah diberikan sebelum kemoterapidengan menggunakan antiemetik, yaitu deksametason 12 mg p.o atau i.v,proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6 jam, metoklopramide 20-40 mg p.osetiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpa difenhidramine, atau lorazepam±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam

Kasus no 11Penatalaksanaan:Deksametason 6 mg/m2 po =6 mg/hr = 5-4-3½ tab po sebelum kemoterapi padahari 1 dan setelah kemoterapi pada hari 2-3Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, dan sedangyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien membutuhkan terapi kombinasi pada hari 2 dan 33. Pasien mengalami mual tipe antisipatori pada hari 14. Pasien mengalami mual tipe tertunda pada hari 2-35. Deksametason yang diberikan sebelum kemoterapi dapat mencegah muntahRekomendasi:Menurut NCCN, untuk menangani mual pada hari 1 pasien dapat berikan terapibehavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atau akupuntur/akupresur ataudiberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malam hari sebelum kemoterapidiberikan serta lorazepam pada malam hari sebelum kemoterapi diberikan danpagi hari saat kemoterapi. Pada hari 2 dan 3 pasien diberi aprepitan 80 mg p.o ±dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ± 0,5-2 mg p.o atau i.vatau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason 8 mg p.o/i.v atau 4mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bid atau 16 mg p.o atau8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 12bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:Pasien mengalami mual tipe antisipatori karena mengalami mual walaupun tidakmendapatkan obat sitostatikaRekomendasi:Pasien dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik,atau akupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o padamalam hari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam harisebelum kemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

42

Kasus no 13Penatalaksanaan:Pasien diberi deksametason 4 mg/m2 = 2-2-2 dan ondansetron 0,15 mg/x – 0,25mg/xPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, dan sedangyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual tipe akut3. Pasien sudah diberi terapi kombinasi

Kasus no 15 a dan 15 dPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, dan sedangyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien membutuhkan terapi antiemetik secara kombinasi3. Pasien mengalami mual tipe tertundaRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 15ePenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,15 mg/kg BB/x = 3 x 3 mg po (30 menit sebelummakan)Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, sedang, dan tinggiyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mangalami mual tipe tertunda3. Paisen membutuhkan terapi kombinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

43

Kasus no 15eRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v)Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 17Penatalaksanaan:Pasien diberi deksametason 2-1-1Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, dan sedangyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

44

Kasus no 19Penatalaksanaan:Pasien diberi deksametason 4 mg/hr = 3-3-2Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas sedang yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual tipe antisipatori3. Antiemetik diberikan sebelum kemoterapiRekomendasi:Pasien dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik,atau akupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o padamalam hari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam harisebelum kemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 23 dan 25Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:Pasien mengalami mual tipe antisipatori walaupun tidak mendapatkan terapisitostatikaRekomendasi:Pasien dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik,atau akupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o padamalam hari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam harisebelum kemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 28 aPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,2 mg/kg BB = 3,3 mgPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas sedang yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual tipe akut3. Pasien membutuhkan kombinasi antiemetikaRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

45

Kasus no 28 amg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 30 dPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien membutuhkan antiemetik3. Pasien mengalami mual tipe akut dalam 2 hariRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 35 aPenatalaksanaan:Pasien diberi deksametason 2-1-1 dan ondansetron 0,15 mg/kg/x = 3 x 2,5 mg poPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, dan sedangyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual tipe tertunda selama 2 hari3. Pasien sudah diberi terapi kombinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

46

Kasus no 36 a dan 39Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:Pasien mengalami mual tipe antisipatori karena mengalami mual walaupun tidakmendapatkan obat sitostatikaRekomendasi:Pasien dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik,atau akupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o padamalam hari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam harisebelum kemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 40 cPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual tipe akut3. Pasien membutuhkan antiemetikRekomendasi:Untuk menangani mual-muntah resiko rendah diberikan sebelum kemoterapidengan menggunakan antiemetik, yaitu deksametason 12 mg p.o atau i.v,proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6 jam, metoklopramide 20-40 mg p.osetiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpa difenhidramine, atau lorazepam±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam

Kasus no 41 bPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 3 x 3 mg injeksiPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual tipe akutRekomendasi:Pada tipe muntah akut, tidak diperlukan antiemetik jika resiko muntah sangatrendah

Kasus no 47 bPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,2 – 0,4 mg/kg BB/x = 3 x 4 mgPenilaian:Pasien mengalami mual tipe antisipatori karena walaupun tidak diberi obatsitostatika mengalami mual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

47

Kasus no 47 bRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 54Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, sedang, dan tinggiyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual tipe tertunda3. Pasien membutuhkan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Tabel XI. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus muntah padapasien kemoterapi anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Kasus no 4Penatalaksanaan:Pasien diberi ranitidine 2 x 20 mg iv dan antasida 4 x 1 cth poPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertundaKasus no 4Rekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, atau ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6jam yang diberikan sebelum kemoterapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

48

Kasus no 10 dan 12 bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:Pasien mangalami muntah tipe antisipatori karena mengalami muntah walaupuntidak diberi obat sitostatikaRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 14Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, dan sedangyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien membutuhan terapi antiemetik secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 18Penatalaksanaan:Pasien diberi ranitidine pada hari 1-3Penilaian:Pasien mengalami muntah tipe antisipatori karena mengalami muntah walaupuntanpa pemberian obat sitostatika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

49

Kasus no 18Rekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 20Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetika pada hari 2-3 dan diberi ondansetron tabelt 2 x ½pada hari 4Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, dan tinggiyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien membutukan antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 22 aPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:Pasien mangalami muntah tipe antisipatori karena walaupun tidak diberi obatsitostatika tetap mengalami muntahRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

50

Kasus no 22 bPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 3 x 4 mgPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah akut dan muntah tertundaKasus no 22 bRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

Kasus no 24Penatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 2 x 2 mg dan deksametason 4-3-2 tabletPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien sudah diberi terapi antiemetik secara kombinasi

Kasus no 29Penatalaksanaan:Pasien diberi domperidon 0,2 mg/kg BB/x dan ondansetron 0,2 mg/kg BB/x = 3 x2 mg iv pada hari 3, serta diberi ondansetron 0,2 mg/kg BB/x = 3 x 2 mg iv padahari 4-7Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

51

Kasus no 29Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 31 aPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,2 mg/kg = 4 mg 3 x 4 mg ivPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, sedang, dantinggi yang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima.

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 31 bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:Pasien mangalami muntah tipe antisipatori karena walaupun tidak diberi obatsitostatika tetap mengalami muntahRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

52

Kasus no 33Penatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 3 x 2 mg poPenilaian:Pasien mengalami muntah tipe tertundaRekomendasi:Pasien yang mengalami mual dan muntah setelah menerima prednisone sebagaibagian dari protokol pengobatan kemoterapi dapat diatasi dengan penggunaankortikosteroid

Kasus no 35 bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:Pasien mengalami muntah tipe antisipatori selama 3 hari karena mengalamimuntah walaupun tanpa pemberian obat sitostatikaRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 35 dPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan obat antiemetikRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

Kasus no 36 bPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,2 mg/kg BB = 3,5 mgPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

53

Kasus no 36 bRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

Kasus no 37Penatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 3 x 2 mg iv dan ranitidine 3 x 12,5 mg ivPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertundaRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 38Penatalakasanaan:Pasien diberi ondansetron 0,15 mg/kg BB/x iv = 4 mg k/p (rutin 3 x 1)Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas tinggi yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan antiemetik dengan terapi kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

54

Kasus no 38granisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 40 bPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,2 mg/kg BB/x = 2 mg k/pPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertundaRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

Kasus no 41 aPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,15 mg x 23,4 mg = 3,5 mg ivPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertundaRekomendasi:Tidak diperlukan antiemetik jika resiko muntah sangat rendah

Kasus no 42 aPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan antiemetikRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

55

Kasus no 42 bPenatalaksanaan:Pasien diberi Vometa ® 1 cth (30 menit sebelum makan) dan injeksi ondansetron3 x 4 mgPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertundaRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

Kasus no 43 bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:Pasien mengalami muntah tipe antisipatori selama 3 hari karena mengalamimuntah walaupun tanpa pemberian obat sitostatikaRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 44Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

56

Kasus no 44p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 45 aPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetik pada hari 1 dan diberi ondansetron 0,2 mg/kg BB/x= 2 x 4 mg iv pada hari 2-10Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 45 bPenatalaksanaan:Pasien diberi injeksi ondansetron 0,2 mg/kg BB/x = 1,5 mg iv k/pPenilaian:Pasien mengalami muntah tipe antisipatori selama 3 hari karena mengalamimuntah walaupun tanpa pemberian obat sitostatikaRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

57

Kasus no 46 aPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemeticPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, dan sedangyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 47 aPenatalaksanaan:Ondansetron 1 mg k/p pada hari 2-3, ondansetron 1 mg k/p, ranitidine 3 x 20 mgiv, antasida 3 x 1 cth pada hari 4, ondansetron 3 x 1 mg k/p dan antasida 3 x 1 cthpada hari 5-6Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas sedang yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien sudah diberi terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

58

Kasus no 47 aatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 47 bPenatalaksanaan:Antasida 3 x 1 cth pada hari dan ondansetron 3 x 1 mg k/p pada hari 1-2,ondansetron 3 x 1 mg k/p pada hari 3-5Penilaian:Pasien mengalami muntah tipe antisipatori selama 3 hari karena mengalamimuntah walaupun tanpa pemberian obat sitostatikaRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 48Penatalaksanaan:Deksametason 2-2-1 dan ondansetron 2 x 3 mg iv k/p pada hari 2-4Penilaian:Pasien mengalami muntah tipe antisipatori selama 3 hari karena mengalamimuntah walaupun tanpa pemberian obat sitostatikaRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 49 aPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:Pasien mengalami muntah tipe antisipatori selama 3 hari karena mengalamimuntah walaupun tanpa pemberian obat sitostatikaRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

59

Kasus no 49 bPenatalaksanaan:Ranitidine 4 mg/kg BB/12 jam po = 2 x 60 mgPenilaian:

1. Pasien mengalami muntah tipe tertunda2. Pasien membutuhkan terapi antiemetikRekomendasi:Pasien yang mengalami mual dan muntah setelah menerima prednisone sebagaibagian dari protokol pengobatan kemoterapi dapat diatasi dengan penggunaankortikosteroid, misalnya deksametason atau metilprednisolon

Kasus no 50Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mual-muntah kelas sedang yang diakibatkan oleh obatsitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 52Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antimetikPenilaian:Pasien mengalami muntah tipe antisipatori selama 3 hari karena mengalamimuntah walaupun tanpa pemberian obat sitostatika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

60

Kasus no 52Rekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 53Penatalaksanaan:Ondansetron 0,3 mg/kg = 3 mg/xPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan tinggi yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalamu muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Tabel XII. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus mual-muntah padapasien kemoterapi anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Kasus no 1Penatalaksanaan:Pasien diberi deksametason 6 mg/m2 = 6 mg = 5-4-3Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Dosis antiemetik yang diberikan kurangRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

61

Kasus no 2Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, sedang dantinggi yang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 4 aPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetikRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

Kasus no 5Penatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,15 mg/kg = 2 mg k/p ivPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, dan sedangyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

62

Kasus no 5Rekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 6 aPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,15 mg/kg = 2 mg k/p iv pada hari 2-3Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal dan tinggi yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

63

Kasus no 6 bPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,15 mg/kg BB (iv) = 0,15 x 20 = 3 mg ivPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal dan tinggi yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 7Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:Pasien mangalami muntah tipe antisipatori karena walaupun tidak diberi obatsitostatika tetap mengalami muntahRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 8Penatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,2 mg/kg BB/x = 3 x 3,5 mgPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertundaRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

64

Kasus no 9Penatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,2 – 0,4 mg/kg BB = 3 x 4 mg ivPenilaian:Pasien mangalami muntah tipe antisipatori karena walaupun tidak diberi obatsitostatika tetap mengalami muntahRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 12 aPenatalaksanaan:Pasien diberi ranitidine 2 x 11 mgPenilaian:Pasien mangalami muntah tipe antisipatori karena walaupun tidak diberi obatsitostatika tetap mengalami muntahRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 15 aPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas sedang yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

65

Kasus no 15 aPemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 15 bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:Pasien mangalami muntah tipe antisipatori karena walaupun tidak diberi obatsitostatika tetap mengalami muntah hari sebelum kemoterapi diberikan sertalorazepam pada malam hari sebelum kemoterapi diberikan dan pagi hari saatkemoterapi

Kasus no 15 cPenatalaksanaan:Pasien tidak menerima antiemetik pada hari 1 dan pada hari kedua diberiPrimperan® syr 3 x cth 1Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas sedang yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

66

Kasus no 15 dPenatalaksanaan:Pasien diberi antasida 3 x 1 cthPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 15 ePenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,15 mg/kg BB/x = 3 x 3 mg po (30 menit sebelummakan)Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, sedang, dan tinggiyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v)Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

67

Kasus no 15 epenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 16 aPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas tinggi yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 16 bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:Pasien mangalami muntah tipe antisipatori karena walaupun tidak diberi obatsitostatika tetap mengalami muntahRekomendasi:Dapat berikan terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis, terapi musik, atauakupuntur/akupresur atau diberi antiemetik aprazolam 0,5-2 mg p.o pada malamhari sebelum kemoterapi diberikan serta lorazepam pada malam hari sebelumkemoterapi diberikan dan pagi hari saat kemoterapi

Kasus no 20Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, dan tinggiyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

68

Kasus no 20Rekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 21Penatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,15 mg/kg = 2 mg k/p ivPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas sedang yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

69

Kasus no 25Penatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron rutin 3 x 4 mg ivPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertundaRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

Kasus no 26Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 27Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, rendah, dan sedangyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

70

Kasus no 273. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 28 bPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,1 mg/kg BB = 2 mgPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas sedang yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

71

Kasus no 29Penatalaksanaan:Pasien diberi domperidon 0,2 mg/kg BB/x pada hari 2-3Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 30 aPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 2 mg k/p ivPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, sedang, dan tinggiyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v). Menurut Dipiro et al., aprepitanttidak dianjurkan untuk pasien anak. Pemerian antiemetik didasarkan padakebutuhan pasien. Oleh karena itu pada penggunaan antiemetik secara kombinasiharus melihat efek samping yang mungkin terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

72

Kasus no 30 bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal, sedang, dan tinggiyang diakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 30 cPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,2 mg/kg BB/x = 5 mg k/pPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas sedang yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

73

Kasus no 30 cpenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 30 dPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 32Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertundaRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

74

Kasus no 34Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal dan rendah yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan obat antiemetikRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

Kasus no 35 cPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan antiemetikRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

Kasus no 36 aPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien diberi terapi dengan menggunakan prednisoneRekomendasi:Pasien yang mengalami mual dan muntah setelah menerima prednisone sebagaibagian dari protokol pengobatan kemoterapi dapat diatasi dengan penggunaankortikosteroid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

75

Kasus no 37Penatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 3 x 2 mg iv dan ranitidine 3 x 12,5 mg iv padahari 2-3Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 40 aPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menuru NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

76

Kasus no 40 amg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 40 bPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetronPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas sedang dan tinggi yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 43 aPenatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,3 mg/kg BB/hari = 3 x 3,3 mg iv pada hari 2-3Penilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas minimal yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda selama 2 hari3. Pasien diberi terapi dengan menggunakan prednisoneRekomendasi:Pasien yang mengalami mual dan muntah setelah menerima prednisone sebagaibagian dari protokol pengobatan kemoterapi dapat diatasi dengan penggunaankortikosteroid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

77

Kasus no 43 bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda selama 4 hari3. Pasien membutuhkan terapi antiemetikRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

Kasus no 46 bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan sedang yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda selama 2 hari3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 51 a dan 51 bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

78

Kasus no 51 a dan 51 b2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda selama 4 hari3. Pasien membutuhkan terapi antiemetikRekomendasi:Deksametason 12 mg p.o atau i.v, proklorperazin 10 mg p.o atau i.v setiap 4-6jam, metoklopramide 20-40 mg p.o setiap 4-6 jam 12 mg/kg iv dengan atau tanpadifenhidramine, ± lorazepam 0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jamyang diberikan sebelum kemoterapi

Kasus no 53Penatalaksanaan:Pasien diberi ondansetron 0,3 mg/kg = 3 mg/xPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan tinggi yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Menurut Dipiro et al., aprepitant tidak dianjurkan untuk pasien anak.Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Hasil dari penelitian pada pasien anak menunjukkan bahwa terdapat 14

kasus mual, 20 kasus muntah, dan 33 kasus mual-muntah yang membutuhkan

tambahan terapi obat, terdapat 4 kasus mual, 14 kasus muntah, dan 7 kasus mual-

muntah yang menerima obat tidak tepat, serta 1 kasus mual-muntah dengan dosis

terlalu rendah. Terdapat 2 pasien anak mengalami mual, 1 pasien mengalami

muntah, dan 1 pasien mengalami mual-muntah sebelum kemoterapi dan berlanjut

setelah dilakukan kemoterapi serta 1 pasien mengalami muntah dan 1 pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

79

mengalami mual-muntah yang terjadi sebelum kemoterapi dan setelah kemoterapi

dilakukan sudah tidak mengalami mual dan muntah.

Penanganan mual-muntah pada pasien anak belum optimal, hal ini

terlihat dari kejadian mual dan muntah yang dialami oleh pasien. Agar kejadian

mual-muntah tidak berlanjut pascakemoterapi, maka perlu dilakukan tindakan

pencegahan yang optimal. Keterangan mengenai dampak mual dan muntah di

dalam rekam medis sangat kurang sehingga peneliti harus melihat dampak terapi

mual dan muntah dari rekam asuhan keperawatan yang dicatat oleh perawat dan

dari data yang ditulis oleh dokter.

Pada pasien anak juga ditemukan kasus mual dan muntah tipe

antisipatori. Kurangnya tindakan preventif yang diberikan kepada pasien untuk

mencegah kejadian mual dan muntah sebelum kemoterapi akan menyebabkan

terjadinya mual dan muntah sebelum dilakukan kemoterapi. Hal ini akan

mengakibatkan pengobatan kemoterapi yang dilakukan menjadi tidak efektif

sehingga menghambat proses kesembuhan pasien. Mual dan muntah tipe

antisipatori ini dapat diakibatkan karena trauma yang dialami olah pasien akibat

penanganan mual dan muntah yang buruk pada seri kemoterapi sebelumnya.

Banyaknya pasien anak yang mengalami mual dan muntah setelah dilakukannya

kemoterapi dapat disebabkan karena terapi dengan antiemetik sebelum kemoterapi

belum optimal.

Pemberian antiemetik ini juga didasarkan oleh kondisi psikologis pasien.

Apabila pasien merasa mampu untuk menerima obat sitostatika tanpa mengalami

mual-muntah maka pasien tidak diberi antiemetik. Pada pemberian antiemetika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

80

secara kombinasi harus dipertimbangkan efek samping dari penggunaan

antiemetika tersebut. Oleh karena itu, penanganan mual dan muntah yang tepat

pada kemoterapi seri awal sangat penting untuk mencegah kejadian mual-muntah

pada kemoterapi selanjutnya.

Tabel XIII. Jenis antiemetik untuk kasus mual-muntah yang digunakan padakelompok lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Kasus Jenis antiemetik Sebelumkemoterapi

Setelahkemoterapi

Sebelumdan setelahkemoterapi

Mual deksametason 1Muntah deksametason 1Mualdan

muntah

deksametason +ondansetron + frazon

1

deksametason +ondansetron +difenhidramin

1

tanpa antiemetik 7Total 2 2 7

Meskipun ada 7 kasus mual dan muntah yang tidak diberi antiemetik,

namun persentase kejadian mual-muntah pada geriatri sebesar 17,2%. Hal ini

menunjukkan bahwa penanganan mual-muntah pada kelompok lansia sudah baik,

namun untuk meminimalkan kejadian mual-muntah maka penanganan mual-

muntah ini harus lebih dioptimalkan.

Tabel XIV. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus mual pada pasienkemoterapi lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Kasus no 4Penatalaksanaan:Pasien diberi deksametason 2 ampPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas tinggi yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi antiemetik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

81

Kasus no 4Rekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Tabel XV. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus muntah padapasien kemoterapi lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Kasus no 6Penatalaksanaan:Pasien diberi deksametason 4 amp/iv 30 menit sebelum kemoterapiPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas sedang yang diakibatkan olehobat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan terapi antiemetika secara kombinasiRekomendasi:Menurut NCCN, pada hari 1 pasien diberi aprepitan 125 mg p.o atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason12 mg p.o atau i.v, dan antagonis 5HT3 (palonosetron 0,25 mg i.v, atauondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks. 32 mg), atau granisetron 1-2mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v, atau dolasetron 100mg p.o atau 1,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.v). Pada hari 2 dan 3 pasien diberiaprepitan 80 mg p.o ± dexametasone 8 mg p.o or i.v setiap hari atau lorazepam ±0,5-2 mg p.o atau i.v atau sublingual setiap 4-6 jam 100 mg i.v, dan deksametason8 mg p.o/i.v atau 4 mg p.o/i.v bid, dan antagonis 5HT3 (ondansetron 8 mg p.o bidatau 16 mg p.o atau 8 mg i.v (maks. 32 mg) atau granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mgp.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mg) i.v atau dolasetron 100 mg p.o atau 1,8mg/kg i.v).Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

82

Tabel XVI. Evaluasi penggunaan antiemetika untuk kasus mual-muntahpada pasien kemoterapi lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

Kasus no 1 a dan 1 bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan tinggi yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 2Penatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan tinggi yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

83

Kasus no 3a dan 3 bPenatalaksanaan:Pasien tidak diberi antiemetikPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan tinggi yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien membutuhkan tambahan terapi dengan antiemetikRekomendasi:Menurut NCCN, pasien diberi aprepitan dengan dosis 125 mg p.o pada hari 1 dandosis 80 mg p.o pada hari 2-3 atau lorazepam dengan dosis ± 0,5 – 2 mg p.o ataui.v atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari 1-4, dan deksametason dengan dosis12 mg p.o atau iv pada hari 1, dosis 80 mg pada hari 2-4 p.o atau i.v, danantagonis 5HT3 (ondansetron dengan dosis 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v ataugranisetron dengan dosis 8 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0,01 mg/kg (maks. 1 mgi.v) atau dolasetron dengan dosis 100 mg p.o atau 2,8 mg/kg i.v atau 100 mg i.vatau palonosetron dengan dosis 0,25 mg i.v).Pemerian antiemetik didasarkan pada kebutuhan pasien. Oleh karena itu padapenggunaan antiemetik secara kombinasi harus melihat efek samping yangmungkin terjadi.

Kasus no 5Penatalaksanaan:Pasien diberi deksametason 2 amp/24 jam, inj. frazon 8 mg/12 jam, danondansetron 8 mg ivPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan tinggi yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien sudah diberi terapi antiemetik secara kombinasi

Kasus no 7Penatalaksanaan:Pasien diberi deksametason 2 amp, ondansetron 1 cc,dan difenhidraminPenilaian:

1. Pasien memiliki resiko mengalami mual kelas rendah dan tinggi yangdiakibatkan oleh obat sitostatika yang diterima

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe tertunda3. Pasien sudah diberi antiemetik secara kombinasi

Hasil dari penelitian pada pasien lansia menunjukkan bahwa terdapat 1

kasus mual, 1 muntah, dan 3 kasus mual-muntah yang membutuhkan tambahan

terapi antiemetik. Pada kemoterapi lansia, kasus mual terjadi sebelum dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

84

kemoterapi dan kasus muntah serta kasus mual-muntah terjadi setelah kemoterapi.

Hal ini terjadi karena minimnya tindakan preventif yang dilakukan sebelum

kemoterapi berlangsung. Kejadian mual-muntah ini diakibatkan karena pasien

tidak menerima obat antiemetik untuk mencegah terjadinya mual-muntah.

Pasien lansia yang mengalami mual sebelum kemoterapi tidak berlanjut

setelah kemoterapi dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa pemberian antiemetik

pada pasien lansia sudah optimal. Hanya saja masih ada pasien yang tidak diberi

antiemetik untuk mencegah terjadinya mual dan muntah. Keterangan mengenai

dampak mual dan muntah di dalam rekam medis pada pasien lansia juga sangat

kurang, seperti halnya yang terdapat pada rekam medis pasien anak. Penanganan

mual dan muntah pada lansia sudah optimal, hal ini terlihat dari kejadian mual dan

muntah yang dialami oleh pasien.

Walaupun ada 3 pasien lansia dengan 7 kasus yang tidak mendapatkan

obat antiemetik untuk mencegah terjadinya mual dan muntah akibat obat

sitostatika, tetapi persentase kejadian mual, muntah, atau mual-muntah tersebut

lebih sedikit daripada pasien lansia yang mendapatkan antiemetika yaitu 57 kasus.

Seperti pada pasien anak, pemberian antiemetik pada pasien lansia juga

didasarkan oleh kondisi psikologis pasien. Apabila pasien merasa mampu untuk

menerima obat sitostatika tanpa mengalami mual-muntah maka pasien tidak diberi

antiemetik. Pada pemberian antiemetika secara kombinasi harus dipertimbangkan

efek samping dari penggunaan antiemetika tersebut.

Pada penelitian ini, deksametason sering digunakan sebagai terapi

antiemetik untuk mengatasi mual-muntah yang dialami oleh pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

85

Deksametason menghambat pelepasan prostaglandin (inhibisi pelepasan asam

arachidonat dan modulasi substansi yang berasal dari metabolisme asam

aracchidonat) secara sentral sehingga terjadi penurunan kadar 5HT3 di sistem

saraf pusat dan menghambat pelepasan serotonin di saluran cerna (Fredrikson,

Hursti, Furst, Steineck, Borjeson, Wikblom, Peterson, 1992).

Secara klinis, steroid dapat menurunkan atau menghilangkan episode

mual-muntah dan dapat memperbaiki suasana hati pasien sehingga menghasilkan

rasa euforia. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan

morbiditas substansial, yaitu imunosupresi, kelemahan otot proksimal,

pembentukan katarak, hiperglikemia dan eksaserbasi diabetes, iritasi pada saluran

cerna, insomnia, dan kecemasan. Pada penggunaan glukokortikoid jangka pendek

sebagai antiemetik tidak menimbulkan efek negatif (Anonim, 2012d).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada pasien anak terdapat 30 kasus yang mengalami mual, 71 kasus

mengalami muntah, dan 52 kasus mengalami mual-muntah. Pada pasien

geriatri terdapat 1 kasus yang mengalami mual, 1 kasus mengalami muntah,

dan 9 kasus mengalami mual-muntah.

2. Kesesuaian penggunaan antiemetika dibandingkan dengan guideline NCCN

pada pasien anak yaitu terdapat 14 kasus mual, 20 kasus muntah, dan 33

kasus mual-muntah yang membutuhkan tambahan terapi obat, terdapat 4

kasus mual, 14 kasus muntah, dan 7 kasus mual-muntah yang menerima obat

tidak tepat, serta 1 kasus mual-muntah dengan dosis terlalu rendah.

Kesesuaian penggunaan antiemetika dibandingkan dengan guideline NCCN

pada pasien lansia yaitu terdapat 1 kasus mual, 1 kasus muntah, dan 3 kasus

mual-muntah yang membutuhkan tambahan terapi obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

87

B. Saran

1. Penelitian serupa dapat dilakukan namun dengan rancangan penelitian yang

bersifat prospektif sehingga dapat memonitor dan mengamati kondisi pasien

secara langsung terutama dalam pemberian terapi karena obat antiemetik

digunakan secara simptomatis.

2. Penelitian serupa dapat dilakukan namun dievaluasi dengan menggunakan

standar di rumah sakit.

3. Perlu dilakukan penelitian di rumah sakit lain untuk mendapatkan gambaran

tentang penggunaan antiemetika sehingga dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

88

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012a,http://id.wikipedia.org/wiki/Kankerdiakses tanggal 18 Januari 2012

Anonim, 2012b,http://www.rscm.co.id/index.php?bhs=in&id=OUR1000014&head=Rawat%20Jalandiakses tanggal 18 Januari 2012

Anonim, 2012c,http://www.indofarma.co.id/index.php?option=com_product&catid=1&prodid=147&Itemid=133diakses tanggal 19 Januari 2012

Anonim, 2012d,http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/supportivecare/nausea/HealthProfessional/page6diakses tanggal 24 Januari 2012

Alsagoff-Hood, 1995, Kanker Paru dan Terapi Paliatif, Airlangga UniversitasPress, Surabaya, hal. 143-144

Berita Meso, 2007, Informasi Efek Samping Obat Pusat MESO Nasional BadanPengawas Obat dan Makanan,http://www.google.co.id/search?q=artikel+penanganan+mual+muntah+pada+kemoterapi+anak+filetype%3Apdf&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&biw=1024&bih=544&num=10&lr=&ft=i&cr=&safe=images,diakses tanggal 22 Desember 2011

Berkery, R , Cleri , L.B., Skarin, A.T, 2007, Oncology Pocket Gidu toChemotherapy, Medical Communication Mosby-Wolfe, London, pp. 251-253

Berkow, R. and Fletcher, A. J., 1999, The Merck Manual of Medical Information,NJ: Merck & Company lnc

Burke, M.B., Wilkes, G.M., Ingwerson, K., 2001, Cancer Chemotherapy: aNursing Process Approach, 3rd edition, Malloy Lithographing, Amerika,pp. 135-139

Cipolle, R. J., Strand, L. M., Morley, P. C., 1998, Pharmaceutical Care Practice,Mc Graw-Hill Companies, New York, pp. 75-76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

89

Davey, P., 2006, At a Glance Medicine, diterjemahkan oleh Annisa Rahmalia danCut Novianty, Penerbit Erlangga, Jakarta, pp. 237

DepKes RI, 2005, Kebijakan Obat Nasional, hal. 10,12

DepKes RI, 2009, Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara,Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, hal. 1

Dipiro, C.V and Taylor, A.T., 2008, Nausea and Vomiting in Dipiro, J.T., Talbert,R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M.,Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 7th ed TheMcGraw_Hill Companies, Inc., USA, pp. 640-648

Fredrikson, M., Hursti, T., Furst, C.J., Steineck, G., Borjeson, S., Wikblom, M.,Peterson, C., 1992,http://www.google.co.id/search?q=Nausea+in+Cancer+Chemotherapyis+Inversely+Related+to+Urinary+Cortisol+Excretion.+Br+J+Cancer&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-adiakses tanggal 24 Januari 2012

Guyton, A.C. and Hall, J.E., 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, EGC,Jakarta, hal. 1058

Junaidi, I., 2007, Kanker, BIP kelompok Gramedia, Jakarta

Harianto, 2008, Hubungan antara Kualifikasi Dokter dengan KerasionalanPenulisan Resep Obat Oral Kardiovaskuler Pasien Dewasa Ditinjau dariSudut Interaksi Obat *Studi Kasus di Apotek “x” Jakarta Timur,http://www.google.co.id/search?q=kerasionalan+penggunaan+obat&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a,diakses tanggal 22 Desember 2011

Harijanto, E., 2010, Penatalaksanaan Mual-Muntah Pasca Bedah (PONV) :Peran Granisetron, 11-14, Medicinus, Jakarta,http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=medicinus%20operasi%20laparoskopi&source=web&cd=1&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.dexamedica.com%2Fimages%2Fpublication_upload101012305621001286854255FA%2520MEDICINUS%2520Oktober%25202010%2520%2827%2520Sept%29%2520high%2520quality.pdf&ei=obIDT8XFIsqqrAfdh8TSDw&usg=AFQjCNGEMwXkUDvRaSyClufKbiJ7aAudA&sig2=J5cSedqGJJeRtaUnmqZ4Tg&cad=rjadiakses tanggal 20 Oktober 2011

Hesketh , P.J., 2006, Defining the Emetogenicity of Cancer ChemotherapyRegimens: Relevance to Clinical Practice, Oncologist, pp. 4, 191-196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

90

Kusumastuti, F. S., 2010, Evaluasi Penatalaksanaan Mual-Muntah padaKemoterapi Paru-paru di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2008,Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Luther, E., 2010, Guidelines for the Management of Nausea and Vomiting inCancer Patients,http://www.cancercare.ns.ca/sitecc/media/cancercare/NauseaVomitingBriefVersion.pdfdiakases pada tanggal 2 April 2011

Nafrialdi, S.G., 1995, Antikanker dan Immunosupresan dan Sulistia, G.G.,Setiabudy, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafrialdi, (Eds),Farmakologi dan Terapi, edisi IV (dgn perbaikan), Bagian FarmakologiFakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 686-701

Navari, R.M., 2007, Overview of the updated antiemetic guidelines forchemotherapy-induced nausea and vomiting,http://www.communityoncology.net/journal/articles/0404s103.pdfdiakses tanggal 2 April 2011

NCCN, 2009, http://www.nccn.org/profesionals/physician_gls/pdf/antiemesis.pdfdiakses tanggal 16 Oktober 2011

Padzur, R., 2001, Medical Oncology: A Comprehensive review, Huntington, NewYork, pp. 1238-1247

Perwitasari, D. A., 2006, Kajian Penggunanaan Antiemetika pada Pasien Kankerdengan Terapi Sitostatika di rumah sakit di Yogyakarta, Thesis,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Pratiknya, A.W., 2001, Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta

Prayogo, N., 2003, Prinsip Pengobatan dan Penatalaksanaan Obat Kemoterapi,dalam Pelatihan Perawatan Pasien Kanker dengan Kemotearpi di RSUPKanker Dharmais, Jakarta

Puspitasari, V. D., 2011, Evaluasi Penatalaksanaan Mual Muntah pada PasienKanker Ovarium Pascakemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta padatahun 2009, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Rahardja, K., Tjay, T.H., 2002, Obat-Obat Penting, Edisi kelima, PT Gamedia,Jakarta, pp. 197-224,263-268

Rahardja, K., Tjay, T.H., 2010, Obat-obat Penting, Edisi keenam, PT Gramedia,Jakarta, pp. 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

91

Rahayu, T., 2009, Kemoterapi, Lawan atau Kawan?, http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=59,diaksestanggal 3 April 2011

Rahayu, T., 2010, Kemoterapi, Kawan atau lawan?, http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&view=article&id=19:kemoterapi-kawan-atau-lawan&catid=15:medis&Itemid=69, diakses tanggal 4 April 2011

Rahmah, D. S., 2009, Evaluasi Penggunaan Obat Antimuntah pada PasienRetinoblastome Anak yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Kanker“Dharmais”,http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=antiemetika%20pada%20kemoterapi%20filetype%3Apdf&source=web&cd=2&ved=0CCUQFjAB&url=http%3A%2F%2Fisjd.pdii.lipi.go.id%2Fadmin%2Fjurnal%2F310914.pdf&ei=UyOgTrv7A8KtiQfhkLi3Bg&usg=AFQjCNEFF-Pa7tpKWiNHD1qHnNdnhyOVrQ&sig2=Hsm7LgCtMPtKGPQ64tCMkw&cad=rjadiakses tanggal 20 Oktober 2011

Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., Moore, P.K., 2003, Pharmacology, 5th ed.,Churchill Livingstone, New York

Sati, M. E. M., 2007, Evaluasi Penatalaksanaan Mual-Muntah Pasca Kemoterapipada Pasien Kanker Payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta padatahun 2005, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Sudoyo, Aru W., 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, edisi IV,Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, hal. 1015-1020

Sukardja, I.D.G., 2000, Ongkologi Klinik, Airlangga Universitas Press, Surabaya,hal. 213, 239

Sutoto, 2003, RS. Dr. Sardjito, http://www.pdspersi.co.id, diakses tanggal 3 April2011

Walsh, D., 1997, Paliative care rounds: intractable nausea and vomiting due togastrointestinal mucosa mucosal metastases relieved bytetrahydrocannabinol (dronabinol), Journal of Pain and Symptommanagement, pp. 14, 311-314

Walker, R., and Edwards, C., 2003, Clinical Pharmacy and Therapeutics, 3rd ed.,Churchill Livingstone, Philadhelphia, pp. 65

YKI, 2000, Informasi Dasar Tentang Kanker, Yayasan Kanker Indonesia,Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

92

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

93

Lampiran 1. Data pasien anak kasus mual-muntah pada kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

1 01.42.55.65 7/6/2010 121 32 0.41 - MTX it 12 mgVinkristin 1,5 mg/m2 = 1,5 mgDeksametason 6 mg/m2 = 6 mg = 5-4-3

8/6/2010 MualMengalami muntah

MTX it 12 mgVinkristin 1,5 mg/m2 = 1,5 mgDeksametason 6 mg/m2 = 6 mg = 5-4-3

2 01.27.78.91 26/7/2010 111 15 0.05 - Vinkristin 1,5 mg/m2/iv ~ 1 mg ivCyclophospamide 600 mg/m2/iv ~ 408 mg ivCysplatin 60 mg/m2/iv ~ 40 mgEtopuside 150 mg/m2/iv ~ 102 mg

30/7/2010 MualMengalami muntah 1x

-

3 01.18.30.75 8/10/2010 117 19 0.54 - Rencana : transfuse PRC13/10/2010 Mual Deksametason 4-3-3

Metotrexate 12 mg it (besok)Vinkristin 1,2 mg ivDoxorubisin 16 mg ivL-aspar 5000 µ iv (besok)

15/10/2010 Mual Deksametason 0,5 mg 4-3-3 poOndansetron 0,3 mg/g BB/x

16/10/2010 Mual Deksametason 0,5 mg 4-3-3 poOndansetron 0,3 mg/g BB/xL-aspar 5000 µ

4 01.40.00.38 24/9/2010 105 21 0.68 Pelastin 3 x 500 mgMetronidazole 3 x 250 mg ivFlukonazole 1 x 250 mg ivRanitidine 2 x 20 mg ivKotrimoksazole 8 x 330 mg poAmiksin 1 x 250 mg iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

94

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

4 01.40.00.38 24/9/2010 105 21 0.68 Antasida 4 x 1 cth poParasetamol 250 mg k/p po

26/9/2010 Mengalami muntah 1x Pelastin 3 x 500 mgMetronidazole 3 x 250 mg ivFlukonazole 1 x 250 mg ivRanitidine 2 x 20 mg ivKotrimoksazole 8 x 330 mg poAmiksin 1 x 250 mg ivAntasida 4 x 1 cth poParasetamol 250 mg k/p po

5 01.44.51.46 18/4/2010 85,5 12 0,36 Rencana: Cyclopgospamide 750 mg/m2 = 750/0,5 = 400,3 ~ 400 mg Mezna 60% x 400 mg ~ 240 mg Adriamycin 50 mg/m2 = 50/0,5 = 25 mg Vinkristin 2 mg/m2 = 2/0,5 = 1 mg Metotrexate 10 mg Prednisone 40 mg/m2 = 40 mg/0,5 = 20 mg

21/4/2010 MualMengalami muntah

Prednisone 20 mgAdriamycin 25 mgOndansetron 0,15 mg/kg = 2 mg k/p iv

6a 01.45.12.99 20/1/2010 115 19 0,52 - Rencana:Vinblastin 6,5 mg/m2/iv (kalau tidak ada Vinkristin)Bleomycin 15 mg/m2/ivCysplatin 90 mg/m2/iv

22/1/2010 MualMengalami muntah

Bleomycin 12 mg iv dripOndansetron 3 x 2 mg iv

23/1/2010 MualMengalami muntah

Bleomycin 12 mg iv dripOndansetron 3 x 2 mg iv

6b 10/2/2010 122 10 0,67 - Rencana:Vinblastin 6,5 mg/m2/ivBleomycin 15 mg/m2/iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

95

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

6b 01.45.12.99 10/2/2010 122 10 0,67 - Cysplatin 90 mg/m2/iv13/2/2010 Mual

Mengalami muntahCysplatin 90 mg/m2/iv = 72 mg ivOndansetron 0,15/kg BB (iv) = 0,15 x 20 = 3 mg ivParasetamol 200 cc/4 jam

7 01.49.25.33 15/9/2010 114 17 0.65 MualMengalami muntah

Cefotaxim 3 x 600 mgGentamisin 2 x 40 mgAllopurinol 1 x 150 mg (200 mg/m2/hr)Furosemid 2 x 10 mg iv (0,5 mg/kg/hr)Parasetamol (k/p) 3 x 200 mgManajemen hiperleukositosisBicrat 4 mg/m2/hr = 700 mg/x = 1½ tab jika pH 6,5

8 01.48.70.68 20/10/2010 107 17 0.39 - Rencana: Cotrimoxazole 20 mg/kg BB = 340 mg = 3 x III cth po MTX it 12 mg dalam 10 cc NaCl 0,9% it HD MTX 1000 mg/m2 = 700 mg

Dengan : Leukovorin 15 mg/m2/dose = 10 mg/dose Salbutamol 0,1 mg/kg BB = 3 x 1 mg po

23/10/2010 MualMengalami muntah

Cotrimoxazole 20 mg/kg BB = 340 mg = 3 x III cth po Salbutamol 0,1 mg/kg BB = 3 x 1 mg po Trifed Prafilos GMP Ondansetron 0,2 mg/kg BB/x = 3 x 3,5 mg

27/10/2010 Mual Cotrimoxazole 20 mg/kg BB = 340 mg = 3 x III cth po Salbutamol 0,1 mg/kg BB = 3 x 1 mg po Trifed Prafilos syr GMP full dose = 50 mg/m2 = 40 mg po Leukovorin = 10 mg dalam 100 cc NaCl 0,9% iv Ondansetron 4 mg k/p

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

96

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

9 01.49.53.45 11/10/2010 89 10 0.38 - ParasetamolCeftriazoneCandistatinSection nutrisi

13/1/2010 MualMengalami muntah

CandistatinParasetamolOndansetron 0,2-0,4 mg/kg BB ~ 3 x 4 mg iv

10 01.49.62.65 29/10/2010 81 8,5 0.32 Rencana:AntibioticCombicef 3 x 1/3 flacon ivAlostil 2 x 100 mg ivParasetamol cth k/p

30/10/2010 Mengalami muntah AntibioticCombicef 3 x 1/3 flacon ivAlostil 25 mg/kg/hr ~ 2 x 100 mg ivParasetamol cth k/p

11 01.43.77.26 21/6/2010 132 29,5 0.35 - Rencana:L-Aspar 1000 mg iv/m2 = 1000 µCancer pain k/pTransfuse PRC

23/6/2010 Mual Deksametason 6 mg/m2 po = 6 mg/hr = 5-4-3½ tab po Cefotaxime 100 mg/kg BB/hr = 3 x 1 g iv Amikasin (Alostil) 15 mg/kg/hr = 1 x 500 mg Flagyl 15 mg/kg/x = 3 x 500 mg po Septrim 5 mg/kg/x = 2 x160 mg TMP po Cancer pain: Parasetamol 300 mg dan Luminal 30 mg (dibuat 4 x

pulv) Codein 3 x 15 mg po k/p nyeri Vit. B1 3 x 100 mg po Transfuse FFP dan TC MTX it 12 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

97

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

11 01.43.77.26 24/6/2010 132 29,5 Mual Deksametason 6 mg/m2 po = 6 mg/hr = 5-4-3½ tab po Cefotaxime 100 mg/kg BB/hr = 3 x 1 g iv Amikasin (Alostil) 15 mg/kg/hr = 1 x 500 mg Flagyl 15 mg/kg/x = 3 x 500 mg po Septrim 5 mg/kg/x = 2 x160 mg TMP po Cancer pain: Parasetamol 300 mg dan Luminal 30 mg (dibuat 4 x

pulv) Codein 3 x 15 mg po k/p nyeri Vit. B1 3 x 100 mg po Transfuse FFP dan TC Vinkristin 1,5 mg/m2 iv Daunorubisin 30 mg/m2 iv

25/6/2010 Mual Deksametason 6 mg/m2 po = 6 mg/hr = 5-4-3½ tab po L-asparginase 10000 mg iv/m2 = 10000 µ dalan NaCl 0,9% 400 cc

iv Cefotaxime 100 mg/kg BB/hr = 3 x 1 g iv Amikasin (Alostil) 15 mg/kg/hr = 1 x 500 mg Flagyl 15 mg/kg/x = 3 x 500 mg po Septrim 5 mg/kg/x = 2 x160 mg TMP po Cancer pain: Parasetamol 300 mg dan Luminal 30 mg (dibuat 4 x

pulv) Codein 3 x 15 mg po k/p nyeri Vit. B1 3 x 100 mg po Transfuse FFP dan TCBawa pulang: Cancer pain (Parasetamol 300 mg dan Luminal 30 mg) Deksametason

12a 01.46.78.10 18-21/4/2010

95 11,5 0.39 Inj. Nitromicin 2 x 50 mgInj. Metronidazole 3 x 110 mgInj. Ranitidin 2 x 11 mgInj. Novalgin 3 x 110 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

98

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

12a 01.46.78.10 18-21/4/2010

95 11,5 0.39 Tgl 21/4/2010 : transfuse albumin

24/4/2010 MualMengalami muntah 2x

Inj. Nitromicin 2 x 50 mgInj. Metronidazole 3 x 110 mgInj. Ranitidin 2 x 11 mgInj. Novalgin 3 x 110 mg

12b 25/4/2010 0.49 - Transfuse albumin26/4/2010 Mual Stop injeksi27/4/2010 Mengalami muntah Pelihara asupan gizi yang baik

13 01.46.47.34 27/3/2010 100 16 0.44 Mual MTX it 12 mgVinkristin 1,5 mg/m2 = 1 mg iv bolusDaunorubisin 30 mg/m2 = 20 mg iv dripDeksametason 4 mg/m2 2-2-2Ondansetron 0,15 mg/x - 0,25 mg/x

14 01.44.78.40 16/8/2010 102 12 0.38 Mengalami muntah 2x Carboplatin 500 mg/m2 ~ 325 mg ivEtopuside 150 mg/m2 ~ 87 mg ivVinkristin 1,5 mg/m2 ~ 0,8 mg iv

15a 01.45.42.50 28/2/2010 127 23,5 0.45 - -2/3/2010 Mual Doxorubisin 55 mg

Cancer pain : Parselet 10 g/kg BB = 250 mg dan Codein 10 mg(tiap 4 jam)

Cetrovel 0,2 mg/kg BB k/p = 3 x 5 mg3/3/2010 Mual

Mengalami muntah Parasetamol 10 mg/kg BB/x dan Codein 0,5 mg/kg BB/x (4 x 1) Cetrovel 0,2 mg/kg BB/x = 3 x 5 mg Ampisilin 100 mg/kg BB/hr = 4 x 500 mg Gentamycin 5 mg/kg BB/hr = 2 x 60 mg iv

15b 01.45.42.50 4/3/2010 127 23,5 0.46 MualMengalami muntah

Parasetamol 10 mg/kg BB/x dan Codein 0,5 mg/kg BB/x (4 x 1) Cetrovel 0,2 mg/kg BB/x = 3 x 5 mg bila mual muntah Ampisilin 100 mg/kg BB/hr = 4 x 500 mg Gentamycin 5 mg/kg BB/hr = 2 x 60 mg iv IVFD D 10 ½ S 18 tpm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

99

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

15b 01.45.42.50 5/3/2010 127 23,5 MualMengalami muntah

Parasetamol 10 mg/kg BB/x dan Codein 0,5 mg/kg BB/x (4 x 1) Cetrovel 0,2 mg/kg BB/x = 3 x 5 mg bila mual muntah Ampisilin 100 mg/kg BB/hr = 4 x 500 mg Gentamycin 5 mg/kg BB/hr = 2 x 60 mg iv IVFD D 10 ½ S 18 tpm

6/3/2010 MualMengalami muntah

Parasetamol 10 mg/kg BB/x dan Codein 0,5 mg/kg BB/x (4 x 1) Cetrovel 0,2 mg/kg BB/x = 3 x 5 mg bila mual muntah Ampisilin 100 mg/kg BB/hr = 4 x 500 mg Gentamycin 5 mg/kg BB/hr = 2 x 60 mg iv IVFD D 10 ½ S 18 tpm

15c 22/3/2010 127 23,5 0.59 - -24/3/2010 Mual

Mengalami muntahCyclophospamide 1150 + Mezna 600 cc = 15 tpmStrove 0,2 mg/kg/x = 25 mg = 3 x5 mgInj strove ½ jam sebelum kemoterapi

26/3/2010 MualMengalami muntah

Primperan syr 3 x cth I (bila mual)

15d 13/4/2010 128 23 0.55 Vinkristin 1,4 mgCyclophospamide 1150 mgAdriomycin 60 mg/m2/iv

14/4/2010 MualMengalami muntah

Adriomycin 60 mg/m2/iv = 48 mg ivStrove 0,2 mg/kg BB/x iv = 4,6 mgAntasida 3 x 1 cth

16/4/2010 Mual Parasetamol 10 mg/kg BB/x = 250 mg/x = II cth poStrove 0,2 mg/kg BB/x = 4,6 mg k/p ivOmeprazole 1 x caps 20 g po

15e 01.45.42.50 21/6/2010 135 21,5 0.58 - Vinkristin 1,5 mg/m2 iv = 1,4 mg ivActinomycin D = 2 mg/m2/iv = 1,8 mg ivCyclophospamide 1150 mg + Mezna 670 mg

24/6/2010 MualMengalami muntah

Ondansetron 0,15 mg/kg BB/x ~ 3 x 3 mg po (30 menit sebelummakan)

Cetirizine syr 2 x cth I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

100

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

15e 01.45.42.50 25/6/2010 135 21,5 Mual Ondansetron 0,15 mg/kg BB/x ~ 3 x 3 mg po (30 menit sebelummakan)

Cetirizine syr 2 x cth I16a 01.40.35.82 10/6/2010 110 16,5 0.59 - -

12/6/2010 MualMengalami muntah

Cefotaxim 100 mg/kg BB/hr = 3 x 500 mgInj. Amikasin 10 mg/kg BB/hr = 1 x 150 mgCysplatin 60 mg/m2/hr = 450 mg

16b 6/12/2010 0.22 FarmadolNystatinSalbuvenClabat simp 3 x 1 cthDoxorubisinOzen 1½ cth

11/12/2010 MualMengalami muntah 1x

FarmadolNystatinSalbuvenOzen 1½ cthPelastinLeukovorin

17 01.46.73.20 25/4/2010 91 16 0.32 - -MTX it 12 mgVinkristin 1 mg ivDeksametason 2-2-1 4 mg/m2

Daunorubisin iv 19 mg, 30 mg/m2 jam 16.0027/4/2010 Mual Infuse kaen 3 amp 8 tpm

Deksametason 2-2-1L-aspar 3720 µ iv obat habis MTX masuk

18 01.48.98.13 11/10/2010 98 17 0.39 - Combicef 2 x 500 mgAmikasin 1 x 250 mgMicrolax suppo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

101

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

18 01.48.98.13 12/10/2010 98 17 Mengalami muntah Combicef 2 x 500 mgAmikasin 1 x 250 mgSanmol 10 mg/kg/hariRanitidinePlantacid

15/10/2010 Mengalami muntah Transfuse PRCCombicef 2 x 500 mgAmikasin 1 x 250 mgSanmol 10 mg/kg/hariRanitidinePlantacidOmeprazole ½ ampProfenial suppoMetronidazole 3 x 250 mg

18/10/2010 Mengalami muntah Inj. Pelastin 3 x 250 mgInj. Farmadol 3 x 250 mgInj. Metronidazol 3 x 250 mgInj. RanitidinProfeniol suppoOmeprazole 1 x 1 sebelum makanSetrovel 2 x ½ ampFartolyn exp syr 3 x ½ sdt (3 hari)

19 01.43.69.64 3/12/2010 101 18 0.79 Transfuse trombosit, PRC9/12/2010 Mual Ceftazidin 100 mg/kg/hr ~ 2 x 900 mg iv

Gentamycin 5 mg/kg/hr ~ 2 x 40 mg ivFarmadol 100 mg/kg/hr ~ 180 mg iv 4-6 jam k/pDeksametason 4 mg/hr ~ 3-3-2Doxorubicin 1,3 mg dalam 300 cc NaCl 0,9%Fisioterapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

102

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

20 01.44.17.13 10/2/2010 128,5 19,5 1.27 Plan (sesuai protocol):Vinkristin 1 mg/m2 ivMTX 300 mg/m2

Leukovorin 15 mgBleomycin 15 mgCisplatin 120 mg/m2

Advice: ACC kemoterapi sesuai protocol12/2/2010 Mual

Mengalami muntah 1xLeukovorin 15 mg tiap 12 jam ivInj. Setrovel ½ amp k/p

15/2/2010 Mengalami muntah 4x Setrovel 3 x ½ amp16/2/2010 Mengalami muntah 2x

PagiSetrovel 3 x ½ amp iv2 x 1 tablet B6

17/2/2010 Mengalami muntah12x

B6 2 x 1 tabletSetrovel 3 x ½ ampObat bawa pulang:Anti muntah : Ondansetron tablet 2 x ½

21 01.44.51.46 18/4/2010 85,5 12 0.36 - -21/4/2010 Mual

Mengalami muntahPrednisone 2-1-1 poAdriamycin 25 mgOndansetron 0,15 mg/kg ~ 2 mg k/p iv

22a 01.48.98.49 1/11/2010 109 20,5 0,38 - Transfuse PRCHidrasi pre HD MTX

4/11/2010 Mengalami muntah2x

6 MP po 50 mg/m2 ~ 40 mgLeukovorin 15 mg/m2 ~ 12 mg/x ~ 3 x 12 mg

22b 15/11/2010 20 0.51 - -16/11/2010 Mengalami muntah MTX it 12 mg

HD MTX iv 750 mgUrdafalkOndansetron 3 x 4 mgHidrasi HD MTX = 2500 ml/m2 ~ 1950 ml/24 jam = 490 cc/6 jam =81,25 cc/jam ~ 20 tpm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

103

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

22b 01.48.98.49 18/11/2010 109 20 0.51 Mengalami muntah Leukovorin 3 x 11 mgOndansetron 3 x 4 mg

23 01.41.43.73 4/6/2010 84 12 0.42 - Transfuse PRC5/6/2010 Mual Transfuse PRC

24 01.49.83.62 18/11/2010 110 19 0.59 - -MTX it 12 mgDaunorubisin 20 mg dalam NaCl 0,9% 300 mlOndansetron 2 x 2 mgAlinamin F 1 x 1 tablet poThiamin 2 x 100 mg poDeksametason 4-3-2

26/11/2010 Mengalami muntah Ondansetron 2 x 2 mgAlinamin F 1 x 1 tablet poTiamin 2 x 100 mg poL-aspar 4000µDeksametason 4-3-2 tabletFisioterapi

25 01.50.03.64 27/12/2010 105 18 0.47 Ceftazidine 2 x 500 mgGentamycin 2 x 40 mgCotrimoxazole 2 x 200 mgNebulizer rutin

30/12/2010 MualMengalami muntah

Ceftazidine 2 x 500 mg ivCotrimoxazole 2 x 200 mg poNebulizer flexotide ½ resp; Ventolin ½ resp/8 jam6 MP 50 mg/m2 = 1 x 36 mg poHD MTX 1000 mg/m2 ~ 720 mg (sore jam 18.00)Ondansetron rutin 3 x 4 mg iv

31/12/2010 Mual Ceftazidine 2 x 500 mg ivCotrimoxazole 2 x 200 mg poNebulizer flexotide ½ resp; Ventolin ½ resp/8 jam6 MP 50 mg/m2 = 1 x 36 mg po

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

104

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

25 01.50.03.64 31/12/2010 105 18 Mual Leukovorin 112 mg26 01.32.53.87 12/10/2010 111 22 0.44 - -

13/10/2010 Vincristin 1,1 mg IVCyclofosfamid 880 mg IVMezna 400mg

14/10/2010 MualMengalami muntah

-

27 01.38.08.88 1/3/2010 79 10,2 0.41 - -3/3/2010 Vincristin 0,05 mg/kgBB IV 75%nya = 0,4 mg IV

Methotrexate 7,5 mgDoxorubicin 0,67 mg/kgBB 75%nya= 5 mg IVCyclofosfamid 40 mg/kgBB 75%nya= 300 mg IVMezna 60 mgMidazolam 2 mg

11/3/2010 MualMengalami muntah

Parasetamol 100 mgCefotaxime 100 mg/kg BB/hari 3 x 350 mg ivGentamisin 5 mg/kg BB/hari 2 x 25 mg iv

28a 01.40.81.93 31/8/2010 101 16,5 0.5 - -3/9/2010 Mual Cyclophospamide 500 mg/m2 = 340 mg

Mezna 75 mgPrednisone 40 mg/kg BB = 27,2 mgCaptopril 2 x 6,25 mgKalk 1 x 1 tabletOndansetron 0,2 mg/kg BB = 3,3 mg

28b 2/10/2010 101 17 0.53 - -5/10/2010 Cyclofosfamid 500mg/m2 =350mg

Mezna 70mgPrednison 1 mg/kgBB =17mg

6/10/2010 MualMengalami muntah

Prednisone 1 mg/kg BB = 17 mgOndansetron 0,1 mg/kg BB = 2 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

105

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

29 01.49.91.54 10/11/2010 77 9,4 0.29 - Transfuse PRCCefixime pulv 2 x 50 mgParasetamol syr 3 x 10 ccInfuse kaen B 1000 cc/24 jamCefotaxim 2 x 500 mgNovalgin 3 x 100 mgRanitidine 3 x 10 mgKalnex 3 x 125 mgTransfuse albumin

27/11/2010 MualMengalami muntah

Ciprofloxasin Parasetamol Domperidon Vinkristin 1,5 mg/m2 ~ 0,7 mg dalam 10 cc NaCl 0,9% Cyclophospamide 67,5 mg Mezna 50 mg dalam 200 cc NaCl 0,9%

29/11/2010 MualMengalami muntah

Ciprofloxasin 5-10 mg/kg BB/x Parasetamol Domperidon 0,2 mg/kg BB/x

30/11/2010 Mengalami muntah 5xWarna kehijauan

Ciprofloxasin 5-10 mg/kg BB/x Parasetamol Domperidon 0,2 mg/kg BB/x Ondansetron 0,2 mg/kg BB/x ~ 3 x 2 mg iv Transfuse PRC

1/12/2010 Mengalami muntah Ciprofloxasin 5-10 mg/kg BB/x Parasetamol Ondansetron 0,2 mg/kg BB/x ~ 3 x 2 mg iv

2/12/2010 Mengalami muntah10xWarna hijau

Ciprofloxasin 5-10 mg/kg BB/x Parasetamol Ondansetron 0,2 mg/kg BB/x ~ 3 x 2 mg iv Rehidrasi plan B 75 cc/kg BB/4 jam per NGT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

106

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

29 01.49.91.54 3/12/2010 77 9,4 Mengalami muntah 1x Ciprofloxasin 5-10 mg/kg BB/x Parasetamol Ondansetron 0,2 mg/kg BB/x

Jam 14:30 : Ondansetron diganti Domperidon 0,25 mg/kg BB/8 jam~ 3 x 2,5 mg ~ 3 x ¼ tablet

4/12/2010 Mengalami muntah Ciprofloxasin 5-10 mg/kg BB/x Parasetamol Ondansetron 0,2 mg/kg BB/x

30a 01.48.91.20 23/9/2010 122 18 0.48 - -24/9/2010 VCR 1,5 mg/m2/iv

D-actinomycin 0,3 mg/m2/iv obat tidak adaSiklopospamid 150 mg/m2/iv ≈ 85 mgMezna 50 mg iv

29/9/2010 MualMengalami muntah

Siklopospamide 135 mgMezna 80 mg ivOndansetron 2 mg k/p iv

30b 27/10/2010 124 21 0.52 - -28/10/2010 VCR 1,5 mg/m2 = 1 mg iv

D-actinomycin 0,3 mg/m2/hari ≈ 0,25 mg iv (besok)Cyclophospamide 150 mg/m2/ hari = 125 mg ivMezna 50 mg iv

9/11/2010 MualMengalami muntah

Betadin kumurCandistatin 3 x 1 ml po

30c 29/11/2010 124 22 0.49 - -3/12/2010 Mual

Mengalami muntahSiklopospamide 135 mgMezna 80 mg ivOndansetron 0,2 mg/kg BB/x 5 mg (k/p)

30d 20/12/2010 124 25 0.51 - -22/12/2010 Mual Vinkristin 1,5 mg/m2 = 138 ~ 1,5 mg

Siklopospamide 150 mg/m2 = 138 ~ 140 mg + Mezna 28 ~ 30 mg23/12/2010 Mual Siklopospamide 150 mg/m2/hari = 140 mg + Mezna 20% = 30 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

107

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

30d 01.48.91.20 28/12/2010 124 25 MualMengalami muntah 1x

-

31a 01.48.46.27 8/10/2010 97 13 0.36 Plan:Vinkristin 1 x 0,9 mg ivSiklopospamide 1 x 350 mg ivCisplatin 1 x 35 mg ivEtopuside 1 x 85 mg iv

12/10/2010 Mengalami muntah 2x Ondansetron 0,2 mg/kg ~ 4 mg = 3 x 4 mg iv31b 29/10/2010 0.44 - -

2/11/2010 Mengalami muntah 1x Cefotaxim 3 x 500 mg iv Gentamisin 2 40 mg iv Etopuside 150 mg/m2 ~ 90 mg dalam NaCl 0,9% 300 cc iv (besok)

32 01.49.24.80 3/12/2010 96 15 0.57 - -9/12/2010 Mual

Mengalami muntah Hidrasi post HD MTX Leukovorin 15 mg/m2 = 9,6 mg dalam 100 cc NaCl 0,9% 6 MP 31,5 mg po

33 01.48.12.18 2/8/2010 117 21 0.58 - Prednisone 60 mg/kg BB ~ 50 mg (5-3-2)Zink 1 x 20 mgCiproheptadin 2 x ½ tablet

25/8/2010 Mengalami muntah 4x Prednisone 60 mg/kg BB ~ 50 mgCiproheptadin 2 x ½ tabletZink 1 x 20 mgCandistatin 4 x 1 ccCefotaxim 100 mg/kg BB ~ 3 x 750 mgGentamicin 5 mg/kg BB ~ 2 x 50 mgKetokonazole 1 x 200Ondansetron 3 x 2 po

34 01.46.44.27 26/5/2010 114 19 0.45 - Prednisone 6 mg/m2 ≈ 4-3-2½27/5/2010 Mual

Mengalami muntahIVFD D5 ½ NS = 120 tpmInj. MTX it 12 mgInj. Vinkristin 1,5 mg dalam 10 cc NaCl 0,9%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

108

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

34 01.46.44.27 27/5/2010 114 19 MualMengalami muntah

Prednisone tablet 6 mg ~ 5 mg

35a 01.46.98.00 12/5/2010 87 14 0.79 - Deksametason 2-1-1 Doxorubisin 20 mg/m2 ~ 10 mg iv Vinkristin 1,5 mg/m2 ~ 0,9 mg iv MTX it 10 mg Ondansetron 0,15 mg/kg ~ 2 mg sebelum dan sesudah kemoterapi

14/5/2010 Mual Deksametason 2-1-1Ondansetron 0,15 mg/kg/x = 3 x 2,5 mg po

15/5/2010 Mual Deksametason 2-1-1Ondansetron 0,15 mg/kg/x = 3 x 2,5 mg poL-aspar 6000 µ/m2 ~ 3300 µ

35b 9/6/2010 87 15 0.38 - Transfuse PRC10/6/2010 Mengalami muntah 6 MP 50 mg/m2

Cefotaxim 100 mg/kg/hr ~ 3 x 500 mg iv11/6/2010 Mengalami muntah 1x Cefotaxim 100 mg/kg/hr ~ 3 x 500 mg iv

Hidrasi HD MTX 2500 cc/m2/24 jam = 1500 cc/24 jam = 375 cc/6jam

Bicrat 1,5 tablet bila pH urin 6,517/6/2010 Mengalami muntah 1x Cefotaxim 100 mg/kg/hr ~ 3 x 500 mg iv

6 MP 30 mg ~ 1 x ½ tablet Zink 1 x 20 mg Ampicilin 150 mg/kg BB/hari ~ 1500 mg/hari ~ 4 x 350 mg/iv Gentamicin 5 mg/kg BB/hari ~ 75 mg/hari ~ 2 x 40 mg iv

35c 23/6/2010 0.60 Ampicilin 150 mg/kg BB/hari ~ 1500 mg/hari ~ 4 x 350 mg/iv 6 MP 30 mg ~ 1 x ½ tablet po/malam MTX it 10 mg Hidrasi pre HD MTX = 375 cc/6 jam Bicrat 1,5 tablet bila pH urin 6,5

25/6/2010 MualMengalami muntah

6 MP 1 x ½ tablet = 50 mg/m2 ~ 30 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

109

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

35d 01.46.98.00 7/7/2010 87 15 0.45 - 6 MP 50 mg/m2 = 1 x 25 mg = 0-0-1MTX it 12 mg

12/7/2010 Mengalami muntah 1x 6 MP 50 mg/m2 = 1 x 25 mgLeukovorin 9 mg/8 jam ~ 15 mg/m2/x

36a 01.47.34.43 26/7/2010 92 17 0.48 - -4/8/2010 Prednison 2-2-1

L aspar 6000 u/m2 = 3900 uVCR 1,5 mg/m2/hari = 0,9 ~ 1 mg iv

5/8/2010 MualMengalami muntah 1x

Prednisone 40 mg/m2 = 24 mg ~ 2-2-1

10/8/2010 Mual Prednisone 40 mg/m2 = 24 mg ~ 2-2-111/8/2010 Mual Prednisone 40 mg/m2 = 24 mg ~ 2-2-1

L-aspar 3900 µ iv36b 01.47.34.43 29/8/2010 92 17 0.60 - -

30/8/2010 PCT 10 mg/kg BB/x ~ 170 mg po k/p6 MP 30 mg poHD MTX 650 mg

2/9/2010 Mengalami muntah Parasetamol 10 mg/kg BB/x ~ 170 mg po k/pLeukovorin 10 mg iv/8 jam6 MP 30 mg poOndansetron 0,2 mg/kg BB = 3,5 mgSalbutamol 3 x 2 mg

37 01.45.68.86 10/2/2010 102 13 0.36 - 6 MP 30 mg poCefotaxim 100 mg/kg BB = 3 x 400 mg ivMTX it 12 mg dalam 10 cc NaCl 0,9%Doxorubicin 12 mg dalam NaCl 0,9% 300 cc

2/3/2010 MualMengalami muntah 5x

Puyer INH 10 mg/kg BB/hari ~ 1 x 130 mg po Puyer rifampisin 10 mg/kg BB/hari ~ 1 x 130 mg po Ceftazidime 2 x 500 mg Cancer pain/4 jam (parasetamol 125 mg + Luminal 15 mg) Ondansetron 3 x 2 mg iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

110

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

37 01.45.68.86 2/3/2010 102 13 MualMengalami muntah 5x

Ketokonazole 2 x 100 mg po Ranitidine 3 x 12,5 mg iv

3/3/2010 MualMengalami muntah 4x

Puyer INH 10 mg/kg BB/hari ~ 1 x 130 mg po Puyer rifampisin 10 mg/kg BB/hari ~ 1 x 130 mg po Ceftazidime 2 x 500 mg Cancer pain/4 jam (parasetamol 125 mg + Luminal 15 mg) Ondansetron 3 x 2 mg iv Ranitidine 3 x 12,5 mg iv Ketokonazole 2 x 100 mg po Asam folat 1 x 1 mg KCl 3 x 800 mg Sanboplex 1 x cth I

4/3/2010 Mengalami muntah 3x Puyer INH 10 mg/kg BB/hari ~ 1 x 130 mg po Puyer rifampisin 10 mg/kg BB/hari ~ 1 x 130 mg po Ceftazidime 2 x 500 mg Cancer pain/4 jam (parasetamol 125 mg + Luminal 15 mg) Ondansetron 3 x 2 mg iv Ranitidine 3 x 12,5 mg iv Ketokonazole 2 x 100 mg po Asam folat 1 x 1 mg KCl 3 x 800 mg Sanboplex 1 x cth I Transfuse trombosit 3 kantong

38 01.49.96.39 1/12/2010 141 26,5 0.62 - -8/12/2010 Mengalami muntah Cisplatin 35 mg dalam 300 cc NaCl 0,9%

Ondansetron 0,15 mg/kg BB/x iv 4 mg k/p (rutin 3 x 1)9/12/2010 Mengalami muntah Cisplatin 35 mg dalam 300 cc NaCl 0,9%

Ondansetron 0,15 mg/kg BB/x iv 4 mg k/p (rutin 3 x 1)10/12/2010 Mengalami muntah -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

111

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

39 01.48.38.88 28/7/2010 130 40 0.60 - Inj. Ketorolac 3 x 15 mgInj. Ranitidin 2 x ½ ampCancer pain 3 x 1Transfuse PRC

9/8/2010 Mual Cancer pain (Parasetamol + Luminal) po k/pCefotaxim 100 mg/kg BB/hr ~ 3 x 1250 mg ivGentamycin 5 mg/kg BB/hr ~ 2 x 100 mg iv

10/8/2010 Mual Cancer pain (Parasetamol + Luminal) po k/pCefotaxim 100 mg/kg BB/hr ~ 3 x 1250 mg ivGentamycin 5 mg/kg BB/hr ~ 2 x 100 mg iv

40a 01.46.53.43 21/3/2010 100 14 0.5 - -23/3/2010 PCT

SalbutamolVCR 1,5 mg/m2 = 0,93 mg ivSiklopospamid 600 mg/m2 + 375 mg ivMezna 20% siklo = 75 mg iv

25/3/2010 MualMengalami muntah 1x

ParasetamolSalbutamolCefotaxim 100 mg/kg/hr = 3 x 500 mg ivGentamisin 5 mg/kg/hr = 2 x 40 mg ivFisioterapi

40b 4/5/2010 0.52 - -8/5/2010 Mengalami muntah Etopuside 150 mg/m2 = 93 mg

Parasetamol 10 mg/kg BB/x = 150 mg 4 x 1Ondansetron 0,2 mg/kg BB/x = 2 mg k/p

40c 24/5/2010 0.54 - -29/5/2010 Mual Cefotaxim 100 mg/kg BB/hr = 3 x 500 mg iv

Gentamisin 5 mg/kg BB/hr = 1 x 75 mg ivParasetamol 10 mg/kg BB/x = 150 mg k/pEtopuside 95 mg iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

112

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

41a 01.47.04.89 12/5/2010 136 23 0.68 CeftazidimeParasetamolCiproheptadin 2 x ½Biolysin syr

20/5/2010 Mengalami muntah 1x ParasetamolVinkristin 1,5 mg/m2/iv ~ 1,4 mg ivOndansetron 0,15 mg x 23,4 mg ~ 3,5 mg iv

41b 4/6/2010 138 24 0.26 - -10/6/2010 Mual Siklopospamide 140 mg iv + Mezna 30 mg iv

Actinomycin 0,3 mg ivAsam folat 1 mgCotrimoxazole 2 x 120 mg (TMP)Cancer pain 3 x 5 k/pOndansetron 3 x 3 mg injeksi

12/6/2010 MualMengalami muntah

Asam folatParasetamolOndansetronCiproheptadin

42a 01.47.96.10 25/8/2010 130 30 0.65 - -31/8/2010 Mevonem 2 x 1 g iv

Alostil Septrim (TMP 20 mg/kg/hr) 3 x 1 tab forte atau 3 x 2 tab (bukan

forte) p.o Diflucon 6 mg/kg/hr 1 x 1 botol/hr iv Mycostatin 2 dd kumur Salbutamol 3 x 2 mg p.o Flagyl HD MTX 1000 mg/m2. 1000 mg iv

2/9/2010 Mengalami muntah 2x Leukovorin 15 mg/xMycostatin kumurLikurmin 2 x 5 cc oral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

113

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

42b 01.47.96.10 13/9/2010 131 30 0.54 - Hidrasi pre HD MTX22/9/2010 Mengalami muntah GMP

Vometa 1 cth (30 menit sebelum makan)Mycostatin 3 x 0,5 ccCancer pain/4 jamMevopenem + AmikasinInj. Ondansetron 3 x 4 mgTransfuse FWB + PRC

43a 01.49.23.09 6/10/2010 85 10 0.43 - -7/10/2010 L-Aspar 3000 U

Vinkristin 0,75 mgPrednisone 2-1-1 (40 mg/m2)

15/10/2010 MualMengalami muntah

Prednisone 2-1-1 poOndansetron 0,3 mg/kg BB/hari 3 x 3,3 mg ivL-aspar 3000 U

16/10/2010 MualMengalami muntah

Prednisone 2-1-1 poOndansetron 0,3 mg/kg BB/hari 3 x 3,3 mg iv

43b 9/11/2010 0.38 - -10/11/2010 MTX it 10 mg

GMP 50 mg/m2 25 mg Hidrasi pre HD MTX 1250 cc/24 jam 350 cc/6 jam 15 tpm

4/12/2010 MualMengalami muntah

Cefixim 5 mg/kg BB 2 x 50 mgVentolin expectorant 2 x 1 mg poKetokonazole cream 2 x u.eCotrimoxazole (20 mg/kg BB/hr) 2 x 200 mg (TMP) 2 x 240 mgVisit prof Taryo:Ciprofloxasin iv 10 mg/kg BB/hr 2 x 100 mg ivGentamisin 5 mg/kg BB/hr 2 x 25 mg ivPPL7 albuminPRC 100 mgCotrimoxazole 20 mg/kg BB/hr (TMP) 2 x 240 mg poKetokonazole 5 mg/kg BB/hr 2 x 50 mg po

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

114

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

43b 01.49.23.09 4/12/2010 85 10 MualMengalami muntah

Metromidazole 15 mg/kg BB/hr 2 x 75 mg po

6/12/2010 MualMengalami muntah 4x

Ciprofloxasin iv 10 mg/kg BB/hr 2 x 100 mg ivGentamisin 5 mg/kg BB/hr 2 x 25 mg ivCotrimoxazole 20 mg/kg BB/hr (TMP) 2 x 240 mg poKetokonazole 5 mg/kg BB/hr 2 x 50 mg poMetromidazole 15 mg/kg BB/hr 2 x 75 mg poParasetamol 10 mg/kg BB/hr 125 mg (1 cth) tiap 4 jam poSalbutamol 0,1 mg/kg BB/hr 2 x 1 mg po

8/12/2010 MualMengalami muntah

Ciprofloxasin iv 10 mg/kg BB/hr 2 x 100 mg ivGentamisin 5 mg/kg BB/hr 2 x 25 mg ivCotrimoxazole 20 mg/kg BB/hr (TMP) 2 x 240 mg poKetokonazole 5 mg/kg BB/hr 2 x 50 mg poMetromidazole 15 mg/kg BB/hr 2 x 75 mg poParasetamol 10 mg/kg BB/hr 125 mg (1 cth) tiap 4 jam poSalbutamol 0,1 mg/kg BB/hr 2 x 1 mg po

9/12/2010 MualMengalami muntah

Ceftazidime 25 mg/kg BB/8 jam 3 x 250 mgGentamisin 5 mg/kg BB/hr 2 x 25 mg ivKetokonazole 5 mg/kg BB/hr 2 x 50 mg poSalbutamol 0,1 mg/kg BB/hr 2 x 1 mg poMetromidazole 15 mg/kg BB/hr 2 x 240 mgOral hygiene : sikat gigi, kumur betadin, kumur nistatin

10/12/201 Mengalami muntah Ceftazidime 25 mg/kg BB/8 jam 3 x 250 mgGentamisin 5 mg/kg BB/hr 2 x 25 mg ivKetokonazole 5 mg/kg BB/hr 2 x 50 mg poSalbutamol 0,1 mg/kg BB/hr 2 x 1 mg poCotrimoxazole 20 mg/kg BB/hr 2 x 240 mgOral hygiene : sikat gigi, kumur betadin, kumur nistatinParasetamol 10 mg/kg BB/hari 120 mg tiap 4 jamUrdafalk 2 x 150 mg

11/12/2010 85 10 Mengalami muntah Ceftazidime 25 mg/kg BB/8 jam 3 x 250 mgKetokonazole 5 mg/kg BB/hr 2 x 50 mg po

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

115

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

43b 01.49.23.09 11/12/2010 85 10 Mengalami muntah Cotrimoxazole 20 mg/kg BB/hr 2 x 240 mgParasetamol 10 mg/kg BB/hari 120 mg tiap 4 jamSalbutamol 0,1 mg/kg BB/hr 2 x 1 mg poUrdafalk 2 x 150 mg

13/12/2010 Mengalami muntah Ceftazidime 25 mg/kg BB/8 jam 3 x 250 mgCotrimoxazole 20 mg/kg BB/hr 2 x 240 mgParasetamol 10 mg/kg BB/hari 120 mg tiap 4 jamSalbutamol 0,1 mg/kg BB/hr 2 x 1 mg poUrdafalk 2 x 150 mgZink pro 2 x ½ cthSalep bactodemKetokonazole 2 x 50 mg

44 01.32.57.44 18/9/2010 107 21 0.38 - Deksametason 6 mg/m2 4 mg = 4-3-1½ poIbuprofen 3 x 200 mg oral pcDoxorubicin 14 mg ivMTX 12 mg it

3/11/2010 Mengalami muntah Nebulisasi NaCl 0,9% 2 cc/8 jamCotrimoxazole 20 mg/kg BB/hr 480 mg TMP 3 x 960 mgGMP po 40 mgCeftazidime 1 x 500 mgSalbutamol 0,1 mg/kg BB/8 jam 3 x 2 mg poDurante PRC II

45a 01.46.58.97 27/3/2010 86 10 0.45 Mengalami muntah -1/4/2010 Mengalami muntah Diazepam 0,3 mg/kg BB/x = 3 mg k/p

Ondansetron 0,2 mg/kg BB/x = 2 x 2 mg ivDoxorubisin 6,7 mg iv hari 1Luminal 4 mg/kg BB/x = 2 x 20 mg po

3/4/2010 Mengalami muntah 5x Diazepam 0,3 mg/kg BB/x = 3 mg k/pOndansetron 0,2 mg/kg BB/x = 2 x 2 mg ivLuminal 4 mg/kg BB/x = 2 x 20 mg poCefotaxim 100 mg/kg BB/hari = 3 x 350 mgGentamisin 5 mg/kg BB/hari = 2 x 25 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

116

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

45a 01.46.58.97 3/4/2010 86 10 Mengalami muntah 5x MTX it 12 mgCytarabin 24 mg it

6/4/2010 Mengalami muntah Diazepam 0,3 mg/kg BB/x = 3 mg k/pOndansetron 0,2 mg/kg BB/x = 2 x 2 mg ivLuminal 4 mg/kg BB/x = 2 x 20 mg poCefotaxim 100 mg/kg BB/hari = 3 x 350 mgGentamisin 5 mg/kg BB/hari = 2 x 25 mg

8/4/2010 Mengalami muntah 3x Diazepam 0,3 mg/kg BB/x = 3 mg k/pOndansetron 0,2 mg/kg BB/x = 2 x 2 mg ivLuminal 4 mg/kg BB/x = 2 x 20 mg poCefotaxim 100 mg/kg BB/hari = 3 x 350 mgGentamisin 5 mg/kg BB/hari = 2 x 25 mgDoxorubisin 6,7 mg iv

9/4/2010 Mengalami muntah 1x Diazepam 0,3 mg/kg BB/x = 3 mg k/pOndansetron 0,2 mg/kg BB/x = 2 x 2 mg ivCefotaxim 100 mg/kg BB/hari = 3 x 350 mgDoxorubisin 6,7 mg iv

10/4/2010 Mengalami muntah 5x Diazepam 0,3 mg/kg BB/x = 3 mg k/pOndansetron 0,2 mg/kg BB/x = 2 x 2 mg ivCefotaxim 100 mg/kg BB/hari = 3 x 350 mg

12/4/2010 Mengalami muntah Diazepam 0,3 mg/kg BB/x = 3 mg k/pOndansetron 0,2 mg/kg BB/x = 2 x 4 mg ivCiprofloxasin 5 mg/kg BB/x = 2 x 50 mg

13/4/2010 Mengalami muntah Diazepam 0,3 mg/kg BB/x = 3 mg k/pOndansetron 0,2 mg/kg BB/x = 2 x 4 mg ivCiprofloxasin 5 mg/kg BB/x = 2 x 50 mgParasetamol 10 mg/kg BB/x = 100 mg k/p

14/4/2010 Mengalami muntah 1x Diazepam 0,3 mg/kg BB/x = 3 mg k/pOndansetron 0,2 mg/kg BB/x = 2 x 4 mg ivParasetamol 10 mg/kg BB/x = 4 x 100 mg k/pCeftazidine 50 mg/kg BB/8 jam = 3 x 500 mg iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

117

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

45a 01.46.58.97 15/4/2010 86 10 Mengalami muntah Diazepam 0,3 mg/kg BB/x = 3 mg k/p (bila kejang)Ondansetron 0,2 mg/kg BB/x = 2 x 4 mg ivParasetamol 10 mg/kg BB/x = 4 x 100 mg k/pCeftazidine 50 mg/kg BB/8 jam = 3 x 500 mg iv

45b 13/5/2010 0.5415/5/2010 Mengalami muntah Amoxicillin syr 1 x 25 mg po

Tremenza syr 2 x ½ cthCandistatin 100000 U/x 4 x 1 cc poInj. Ondansetron 0,2 mg/kg BB/x 1,5 mg iv k/p

46a 01.46.28.88 28/3/2010 79 10 0.44 -29/3/2010 Vinkristin 0,05 mg/kg BB/iv 75 % 0,04 mg

MTX it 10 mg 75 % 7,5 mg Cyclopospamide 40 mg/kg BB/iv 75 % 300 mg + Mezna 40

% = 120 mg besar31/3/2010 Mengalami muntah -

46b 7/4/2010 0.57 MTX it 7,5 mg9/4/2010 Mual

Mengalami muntahDoxorubisin 5 mg ivSetrovel 0,2 mg/kg BB/x 3 x 2 mg

10/4/2010 MualMengalami muntah

Doxorubisin 5 mg ivSetrovel 0,2 mg/kg BB/x 3 x 2 mg

47a 01.48.09.58 14/9/2010 109 12,5 0.4622/9/2010 Cefotaxim 100 mg/kg/hr = 3x400 mg iv

Gentamicin 5 mg/kg/hr = 2x30 mg ivOndansetron 3x1 mgMetilcobalamin 2x1 tabAlinamin 2xcth I poAsam folat 1x1 mgBcomp 1x1 tabCodein 3x20 mg poCyclophosphamid 630 mg iv

25/9/2010 109 12,5 Mengalami muntah Ondansetron 1 mg k/pMetilcobalamin 2 x 1 tablet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

118

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

47a 01.48.09.58 25/9/2010 109 12,5 Mengalami muntah Alinamin 2 x 1 cthAsam folat 1 x 1 mg

27/9/2010 Mengalami muntah 2x Ondansetron 1 mg k/pMetilcobalamin 2 x 1 tabletAlinamin 2 x 1 cthAsam folat 1 x 1 mgBcomp 1 x 1 tabletCodein 3 x 20 mg

28/9/2010 Mengalami muntah Ondansteron 1 mg k/pRanitidine 3 x 20 mg ivAlinamin 2 x 1 cthAsam folat 1 x 1 mgVit. C 1 x 50 mgBcomp 1 x 1 tabletCodein 3 x 20 mgAntacid 3 x 1 cth

2/10/2010 Mengalami muntah 1x D5 ½ NS 10 tpmOndansteron 3 x 1 mg k/pCodein 3 x 10 mg poAlinamin 2 x 1 cthAsam folat 1 x 1 mgVit. C 1 x 50 mgAntasida 3 x 1 cthCefotaxim 3 x 400 mgGentamisin 2 x 30 mgDulcolaxAmprah leukokin 50 mcg ic

7/10/2010 Mengalami muntah D5 ½ NS 10 tpmOndansteron 3 x 1 mg k/pCodein 3 x 10 mg poAlinamin 2 x 1 cthAsam folat 1 x 1 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

119

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

47a 01.48.09.58 7/10/2010 109 12,5 Mengalami muntah Vit. C 1 x 50 mgAntasida 3 x 1 cthCefotaxim 3 x 400 mgBcomp 1 x 1 tablet

47b 8/10/2010 0.43 Mengalami muntah D5 ½ NS 10 tpmOndansteron 3 x 1 mg k/pCodein 3 x 10 mg poAlinamin 2 x 1 cthAsam folat 1 x 1 mgVit. C 1 x 50 mgAntasida 3 x 1 cthCefotaxim 3 x 400 mgBcomp 1 x 1 tablet

9/10/2010 13,4 Mengalami muntah D5 ½ NS 10 tpmOndansteron 3 x 1 mg k/pCodein 3 x 10 mg poAlinamin 2 x 1 cthAsam folat 1 x 1 mgVit. C 1 x 50 mgAntasida 3 x 1 cthCefotaxim 3 x 400 mgBcomp 1 x 1 tabletNovalgin 10 mg/kg BB/x 3 x 125 mg ivVinkristin 1 x 0,9 mg (tunda)Actinomycin D 1 mg (tunda)Zink 1 x 1 (tunda)

12/10/2010 Mengalami muntah 2x D5 ½ NS 10 tpmOndansteron 3 x 1 mg k/pCodein 3 x 10 mg poAlinamin 2 x 1 cthAsam folat 1 x 1 mgVit. C 1 x 50 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

120

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

47b 01.48.09.58 12/10/2010 109 13,4 Mengalami muntah 2x Bcomp 1 x 1 tabletNovalgin 10 mg/kg BB/x 3 x 125 mg ivZink 1 x 20 mgMerslon 3 x ½ tablet

13/10/2010 Mengalami muntah D5 ½ NS 10 tpmOndansteron 3 x 1 mg k/pCodein 3 x 10 mg poAlinamin 2 x 1 cthAsam folat 1 x 1 mgVit. C 1 x 50 mgBcomp 1 x 1 tabletNovalgin 10 mg/kg BB/x 3 x 125 mg ivZink 1 x 20 mgMerslon 3 x ½ tabletCyclopospamide 500 mg iv + Mezna 300 mgSisa Mezna 100 di drip besok

15/10/2010 Mengalami muntah 2x D5 ½ NS 10 tpmOndansteron 3 x 1 mg k/pCodein 3 x 10 mg poAlinamin 2 x 1 cthAsam folat 1 x 1 mgVit. C 1 x 50 mgBcomp 1 x 1 tabletNovalgin 10 mg/kg BB/x 3 x 125 mg ivZink 1 x 20 mgMerslon 3 x ½ tabletOtopraf 3 x IV gtt ads

16/10/2010 Mual D5 ½ NS 10 tpmOndansteron 0,2 – 0,4 mg/kg BB/x 3 x 4 mgCodein 3 x 10 mg poAlinamin 2 x 1 cthAsam folat 1 x 1 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

121

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

47b 01.48.09.58 16/10/2010 109 13,4 Mual Vit. C 1 x 50 mgBcomp 1 x 1 tabletZink 1 x 20 mgMerslon 3 x ½ tabletNovalgin 10 mg/kg BB/x 3 x 125 mg ivOtopraf 3 x IV gtt ads

48 01.32.28.88 9/2/2010 105 13 0.29 Mengalami muntah Deksametason 2-2-1Pelastin 15 mg/kg/x 4 x 225 mg ivOndansetron 0,2 mg/kg 3 mg iv k/p

10/2/2010 Mengalami muntah Deksametason 2-2-1Pelastin 15 mg/kg/x 4 x 225 mg ivOndansetron 0,2 mg/kg 2 x 3 mg iv k/pNaCl 3/92 Cl + D5 ½ s 500 cc 18 tpm macro (s/d jam 19.00)

11/2/2010 Mengalami muntah Deksametason 2-2-1Pelastin 15 mg/kg/x 4 x 225 mg ivOndansetron 2 x 3 mg iv k/p

49a 01.50.15.54 6/11/2010 110 15 0.7311/11/2010 Mengalami muntah 2x Ceftazidime 50 mg/kg BB/x 3 x 500 mg

Gentamicin 5 mg/kg BB/x 2 x 40 mgKotrimoxazole 5 mg/kg BB/x 2 x 480 mgMetronidazole 7,5 mg/kg BB/x 3 x 2 cth I poKetokonazole 5 mg/kg BB/x 2 x 75 mgSalbutamol 0,1 mg/kg BB/x 3 x 1,5 mgParasetamol 10 mg/kg BB/x 150 mg/4 jamKebutuhan TC kolf transfusi

49b 2/12/2010 26 0.516/12/2010 Mengalami muntah 1x Ranitidine 4 mg/kg BB/12 jam/po 2 x 60 mg

Prednisone 40 mg/m2/po 2-2-1 tablet50 01.48.40.79 26/7/2010 113 18 0.43

10/8/2010 Mengalami muntah 1x Candistatin tablet 4 x 1Doxorubisin 4-3-2 (6 mg/m2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

122

No. No. RM Tanggal TB(cm)

BB(kg)

Serum kreatinin(mg/dl)

Keluhan Obat

51a 01.45.30.45 31/3/2010 131 34 0.62 MualMengalami muntah 1x

-

1/4/2010 MTX it 12 mgLeukoverin 15 mg/m2 = 16,2 mgGMP 50 mg/m2 = 54 mg

51b 5/4/2010 0.61 MualMengalami muntah 2x

-

6/4/2010 MTX it 12 mgLeukoverin 15 mg/m2 = 16,2 mgGMP 50 mg/m2 = 54 mg

52 01.44.27.03 20/1/2010 95 13 0.57 Parasetamol 100 mgLuminal 10 mg 3 x pulv 1Codein 5 mgZink 1 x 20 mgAmpisillin 100 mg/kg BB/hr 4 x 250 mg iv

29/1/2010 Mengalami muntah 1x Parasetamol 10 mg/kg = 3 x 150 mgCefotaxim 100 mg/kg = 3 x 500 mg ivGentamisin 5 mg/kg = 2 x 35 mg iv

53 01.49.58.01 7/10/2010 94 15,5 0.4811/10/2010 Mengalami muntah 1x Ondansetron 0,3 mg/kg = 3 mg/x

Cisplatin 20 mg ivEtoposida 100 mg/iv

12/10/2010 MualMengalami muntah 1x

Ondansetron 0,3 mg/kg = 3 mg/xCandistatin 3 x 1Cancer pain

54 01.41.43.73 4/6/2010 84 12 0.42 Transfuse PRCVinkristin 2 mg/m2 1 mg ivActinomycin 2 mg/m2 1 mg ivCyclophospamide 45 mg/m2 22 mg iv

5/6/2010 Mual Transfuse PRC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

123

Lampiran 2. Data pasien lansia kasus mual-muntah pada kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2010

No. No. RM Tanggal TB

(cm)

BB

(kg)

Serum kreatinin

(mg/dl)

Keluhan Obat

1a 01.21.26.19 15/3/2010 154 50 1.06 Mual

Mengalami muntah

Diet TKTP rendah garam

Infuse NaCl 0,9% 30 tpm

Paclitaxel 175 mg/m2

Cisplatin 100 mg/m2

1b 17/3/2010 1.14 Mual

Mengalami muntah

Infuse NaCl 0,9%

HCT 1-0-0

Noperten

2 01.41.07.13 1/2/2010 145 41 0.76

3/2/2010 Mual

Mengalami muntah

Diet TKTP

Infuse NaCl 0,9% 20 tpm

Cisplatin 130 mg/m2

5FU 1300 mg/m2

Inj. Leukokine 1 amp/hari

3a 01.49.32.58 21/12/2010 155 50 0.93 Mual

Mengalami muntah

Diet TKTP

NaCl 0,9% 2000-3000 cc/hari

Cisplatin 100 mg/m2 hari 1

5FU 1000 mg/m2 hari 1-5

27/12/2010 Mual

Mengalami muntah

Diet TKTP

NaCl 0,9% 2000-3000 cc/hari

Noperten 1 x 10 mg

Cisplatin 100 mg/m2 hari 1

5FU 1000 mg/m2 hari 1-5

28/12/2010 Mual

Mengalami muntah

Diet TKTP

NaCl 0,9% 2000-3000 cc/hari

Noperten 1 x 10 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

124

No. No. RM Tanggal TB

(cm)

BB

(kg)

Serum kreatinin

(mg/dl)

Keluhan Obat

3a 01.49.32.58 28/12/2010 155 50 Mual

Mengalami muntah

Cisplatin 100 mg/m2 hari 15FU 1000 mg/m2 hari 1-5

29/12/2010 Mual

Mengalami muntah

Diet TKTP

NaCl 0,9% 2000-3000 cc/hari

Noperten 1 x 10 mg

Cisplatin 100 mg/m2 hari 1

5FU 1000 mg/m2 hari 1-5

3b 30/12/2010 Mual

Mengalami muntah

Diet TKTP

NaCl 0,9% 2000-3000 cc/hari

Noperten 1 x 10 mg

Cisplatin 100 mg/m2 hari 1

5FU 1000 mg/m2 hari 1-5

4 01.45.32.00 19/1/2010 159 44 0.73 Mual Dacarbazine 400 mg/hari 1-4

Deksametasone 2 amp

5 01.49.89.18 11/12/2010 160 43 0.9 5FU 1000 mg/m2

Cisplatin 100 mg/m2

16/12/2010 Mual

Mengalami muntah

5FU

Deksametasone 2 amp/24 jam

Inj. Frazon 8 mg/12 jam

Ondansetron 8 mg iv

6 01.48.01.00 12/7/2010 139 44 1.08 Mengalami muntah

7 01.44.76.45 10/2/2010 160 60 1.0 Mual

Mengalami muntah

Diet biasa:

Glukosamin 2 x 1

Simvastatin 0-0-1 (hanya malam)

Regimen:

Siklopospamide 600 mg/m2

Doxorubisin 60 mg/m2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

125

No. No. RM Tanggal TB

(cm)

BB

(kg)

Serum kreatinin

(mg/dl)

Keluhan Obat

7 01.44.76.45 10/2/2010 160 60 1.0 Mual

Mengalami muntah

Vinkristin

Prednisone

Diet TKTP

Deksametasone 2 amp

Ondansetron 1 cc

Dipenhidramine

Lasix 1 amp

Siklopospamide 400 mg/m2

Doxorubisin 40 mg/m2

Cisplatin 60 mg/m2

Infuse RL 20 tpm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

126

Lampiran 3. Antiemetika umum dan regimen dosis dewasa

Obat Regimen Dosis Dewasa Bentuk sediaan/ruteAntasidaAntasida 15-30 ml setiap 2-4 jam pm CairAntagonis Histamine (H2)Simetidin (Tagamet HB)Famotidin (Pepcid AC)Nizatidin (Axid AR)Ranitidine (Zantac 75)

200 mg 2 x sehari pm10 mg 2 x sehari pm75 mg 2 x sehari pm75 mg 2 x sehari pm

TabletTabletTabletTablet

Agen antihistamin-antikolinergikSiklisin (Marezine)

Dimenhidrinat (Dramamine)Difenhidramin (Benadryl)

Hidroksisin (Vistaril,Atarax)Meklisin (Bonine, Antivent)

Skopolamin (TransdermScop)Trimethobensamid (Tigan)

50 mg sebelum berangkat, dapatdiulang dalam 4-6 jam pm50-100 mg setiap 4-6 jam pm25-50 mg setiap 4-6 jam pm10-50 mg setiap 2-4 jam pm25-100 mg setiap 4-6 jam pm

12,5-25 mg 1 jam sebelumperjalanan, diulang setiap 12-24jam pm1,5 mg setiap 72 jam

300 mg 3-4 x sehari200 mg 3-4 x sehari

Tablet

Tablet, Tablet kunyah, KapsulTablet, Kapsul, CairIM, IVIM

Tablet, Tablet kunyah

Transdermal pacth

KapsulIM, Suppositoria

FenotiazinKlorpromasin (Thorazine)

Proklorperasin (Compasin)

Prometasin (Phenergan)

Thietilperasin (Torecan)

10-25 mg setiap 4-6 jam pm25-50 mg setiap 4-6 jam pm5-10 mg 3-4 x sehari pm5-10 mg setiap 3-4 jam pm2,5-10 mg setiap 3-4 jam pm25 mg setiap 2 x sehari pm12,5-25 mg setiap 4-6 jam pm

10 mg 1-6 x sehari pm

Tablet, CairIM, IVTablet, CairIMIVSuppositoriaTablet, Cair, IM, IV,SuppositoriaTablet, IM, IV

CannabinoidsDronabinol (Marinol)Nabilone (Cesamet)

5-15 mg/m2 setiap 2-4 jam pm1-2 mg 2 x sehari

KapsulKapsul

ButirofenonHaloperidol (Haldol)Droperidol (Inapsine)R

1-5 mg setiap 12 jam pm2,5 mg, tambahan 1,25 mgmungkin dapat diberikan

Tablet, Cair, IM, IVIM, IV

BenzodiasepinAlprazolam (Xanax)

Lorazepam (Ativan)

0,5-2 mg 3 x sehari sebelumkemoterapi0,5-2 mg sebelum tidur dan pagisebelum kemoterapi

Tablet

Tablet

Agen miscellaneousMetoklopramid (Reglan),untuk CINV tertunda

20-40 mg 3-4 x sehari Tablet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

127

Lampiran 4. Surat pengantar permohonan penelitian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

128

Lampiran 5. Surat ijin penelitian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

129

Lampiran 6. Nota penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii ANALISIS PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI ANAK DAN LANSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

130

BIOGRAFI PENULIS

Yohana Arlindayanti, anak semata wayang

dari pasangan Yohanes Sudaryana dan Yuliana

Setiyanti, lahir di Bantul 11 Desember 1989.

Penulis mengenal bangku sekolah pada tahun

1994-1996 di Taman Kanak-kanak Indriasana III

Bantul. Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD

N I Bantulan, lulus tahun 2002. Jenjang Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama ditempuh di SLTP N I Pandak, Bantul tahun 2002-

2005. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA N I Bantul tahun 2005-2008.

Penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma mulai tahun 2008.

Selama menempuh kuliah di Fakultas Farmasi, penulis menjadi panitia dalam

kegiatan Pekan Agama dan Lingkungan tahun 2010 dan Panitia Dies Natalis

tahun 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI