pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di rsup...

32
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Bambang (2005), meneliti dengan judul “Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMA JAKARTA BAGIAN BINATU (LAUNDRY)”. Hasil perhitungan adalah sebesar 0,967 yang berarti bahwa hubungan antara program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan cukup baik sehingga apabila program kesehatan dan keselamatan kerja baik maka produktivitas kerja karyawan juga akan baik. Produktivitas kerja karyawan (Y) adalah sebesar 121,67 pada kategori skor 103-133 yang berarti produktivitas kerja karyawan yang ada pada RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta bagian Binatu (Laundry) adalah tinggi. Wahyudi (2008), meneliti dengan judul “Pengaruh Program Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan Lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan”. Di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN BINATU”. Hasil uji F menunjukan bahwa Program Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) dan Lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang

Upload: neneng43

Post on 05-Aug-2015

840 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Skripsi BAB II MSDM

TRANSCRIPT

Page 1: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Penelitian Terdahulu

Bambang (2005), meneliti dengan judul “Pengaruh Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUPN DR.

CIPTO MANGUNKUSUMA JAKARTA BAGIAN BINATU (LAUNDRY)”.

Hasil perhitungan adalah sebesar 0,967 yang berarti bahwa hubungan antara

program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan cukup baik sehingga apabila program kesehatan dan keselamatan

kerja baik maka produktivitas kerja karyawan juga akan baik. Produktivitas

kerja karyawan (Y) adalah sebesar 121,67 pada kategori skor 103-133 yang

berarti produktivitas kerja karyawan yang ada pada RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo Jakarta bagian Binatu (Laundry) adalah tinggi.

Wahyudi (2008), meneliti dengan judul “Pengaruh Program Keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) dan Lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan”. Di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN

BINATU”. Hasil uji F menunjukan bahwa Program Kesehatan dan

Keselamatan kerja (K3) dan Lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang

Page 2: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

20

signifikan terhadap Produktivitas kerja Karyawan sebesar 24,044. Hasil uji T

menunjukan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan

terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 4,259 dan lingkungan kerja

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 2,487.

Koefisien determinasi (R square ) hasil regresi adalah 0,381 menunjukan

bahwa variable bebas (keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja

) dapat menjelaskan 38,1% terhadap variable terikat (produktivitas kerja).

2.2 Teori Tentang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

2.2.1 Pengertian dan Syarat-syarat Keselamatan dan kesehatan

kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan perhatian dan

perlindungan yang diberikan perusahaan kepada seluruh karyawannya.

Menurut Bambang (2006) menyatakan “keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja, dan lingkungannya, serta cara-cara karyawan dalam melakukan pekerjaannya.”

Kemudian Husni (2005) menyatakan bahwa “kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang ber- tujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosialnya sehingga memungkinkan karyawan dapat bekerja secara optimal.”

Bagi tenaga kerja keselamatan diri didalam bekerja adalah hal yang sangat

penting. Mereka berupaya semaksimal mungkin agar terhindar dari kecelakaan

Page 3: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

21

dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga dapat dikatakan keselamatan dan

kecelakaan kerja mempunyai hubungan.

Husni (2005) menyatakan bahwa,”keselamatan kerja bertalian dengan kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau dikenal dengan istilah kecelakaan industri. Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dalam suatu aktivitas”.

Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap karyawan ini

bertujuan agar tidak terjadi kecelakaan ditempat kerja atau paling tidak

mengurangi tingkat kecelakaan di tempat kerja, sehingga proses produksi dapat

berjalan dengan semestinya.

Menurut Bambang (2006) menyatakan bahwa,”keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu upaya untuk menekan atau mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan antara keselamatan dan kesehatan”.

Selanjutnya Yusra (2008) mendefenisikan keselamatan dan kesehatan kerja atau K3,” adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dan tindakan antisipatif bila terjadi hal yang demikian”.

Perhatian yang diberikan perusahaan atas kesehatan dan keselamatan kerja

karyawan dapat menurunkan terjadinya kecelakaan akibat kerja dimana tidak

terjadi kehilangan jam kerja sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik.

Page 4: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

22

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3)

Tujuan utama dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sedapat mungkin

memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap

karyawan dan untuk melindungi sumber daya manusianya.

Husni (2005) menyatakan bahwa, “tujuan kesehatan kerja adalah :

a. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun sosial.

b. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja.

c. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga kerja.

d. Meningkatkan produktifitas.”

Dengan demikian maksud dan tujuan tersebut adalah bagaimana melakukan

suatu upaya dan tindakan pencegahan untuk memberantas penyakit dan

kecelakaan akibat kerja, bagaimana upaya pemeliharaan serta peningkatan

kesehatan gizi, serta bagaimana mempertinggi efisiensi dan produktivitas kerja

karyawan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

Menurut Hasibuan (2000),”Keselamatan dan kesehatan kerja harus ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan, dengan penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan. Apabila banyak terjadi kecelakaan, karyawan banyak yang menderita, absensi meningkat, produksi menurun, dan biaya pengobatan semakin besar. Ini semua akan menimbulkan kerugian bagi karyawan maupun perusahaan bersangkutan, karena mungkin karyawan terpaksa berhenti bekerja sebab cacat dan perusahaan kehilangan karyawannya”.

Page 5: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

23

Apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan kesehatan

kerja dengan baik, maka perusahaan akan mendapat manfaat-manfaat sebagai

berikut:

1. Meningkatkan produktivitas kerja sehingga menurunnya jumlah hari

kerja yang hilang.

2. Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen

dalam Bekerja.

3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung lebih rendah

karena menurunnya pengajuan klaim.

5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari

meningkatnya partisipasi dan rasa memiliki,

6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra

perusahaan,dan

7. Meningkatkan keuntungannya secara substansial (Rivai, 2004)

Tujuan dan manfaat dari keselamatan dan kesehatan kerja ini tidak dapat

terwujud dan dirasakan manfaatnya, jika hanya bertopang pada peran tenaga

kerja saja tetapi juga perl u peran dari pimpinan.

Ivancevich (2001) menyatakan bahwa,” top management must support safety and health with an adequate budget. Managers must give it their personal support by talking about safety and health with everyone in the firm. Acting on reports about safety is another way top managers can be in volved in these efforts. Without this support, the effort to ensure safety and health is hampered. Some organizations have responded to the environmental problems that can

Page 6: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

24

increase accidents, deaths, anddisabilities by placing the responsibility for employees’ health and safety with the chief executive officer of the organization ”.

Menurut Mathis dan Jackson (2003) tanggung jawab umum perusahaan yang

terdiri dari unit sumber daya manusia dan manajer dapat dilihat pada table

berikut ini:

HR Unit Managers

-Coordinates health and safety programs - Develops safety reporting system - Provides accident investigation expertise - Provides technical expertise on accident prevention - Develops restricted-access procedures and employee identification systems - Trains managers to recognize and handle difficult employee situations

-Monitor health and safety of employees daily -Coach employees to be safety conscious - Investigate accidents - Observe health and safety behavior of employees - Monitor workplace for security problems - Communicate with employees to identify potentially difficult employees - Follow security procedures and recommend changes as needed

Gambar II.1Tabel Unit SDM dan Manajer

Page 7: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

25

Menurut Siagian (2002) ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam

melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu :

1. Apa pun bentuknya berbagai ketentuan formal itu harus ditaati oleh semua

organisasi.

2. Mutlak perlunya pengecekan oleh instansi pemerintah yang secara

fungsional bertanggung jawab untuk itu antara lain dengan inspeksi untuk

menjamin ditaatinya berbagai ketentuan lain de ngan inspeksi untuk

menjamin ditaatinya berbagai ketentuan formal oleh semua organisasi.

3. Pengenaan sanksi yang keras kepada orga nisasi yang melalaikan

kewajibannya menciptakan dan memelihara keselamatan dan kesehatan

kerja.

4. Memberikan kesempatan yang seluas mungkin kepada para karyawan untuk

berperan serta dalam menjamin keselama tan dalam semua proses

penciptaan dan pemeliharaan kesehatan dan keselamatan kerja dalam

organisasi.

5. Melibatkan serikat pekerja dalam semua proses penciptaan dan

pemeliharaan kesehatan dan keselamatan kerja.

Sistem imbalan yang efektif termasuk perlindungan karyawan

ditempatnya berkarya, kiranya jelas terlihat bukan imbalan dalam bentuk uang

Page 8: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

26

saja hal yang sangat penting, tetapi perlindungan terhadap karyawan juga tidak

kalah pentingnya.

2.3 Teori Tentang Kecelakaan kerja

2.3.1 Pengertian Kecelakaan Kerja dan Kerugian Akibat Kecelakaan

Kerja

Kecelakaan bukanlah suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja

atau karena persoalan nasib. Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang tak

terencanakan, dan untuk setiap peristiwa tentulah ada penyebabnya, yang akan

berakibat terjadinya kerusakan baik pada barang maupun pada personalianya.

T.Sirait (2007:260)

Menurut Bambang (2006) “kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak terduga dan yang tidak diharapkan terjadi yang dapat menimpa karyawan. Tidak terduga karena dilatar belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih lagi dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian materil maupun penderitaan yang paling ringan sampai kepada yang paling berat yang tidak diinginkan.” Hariandja (2002) menyatakan pada prinsipnya faktor penyebab kecelakaan kerja, berkisar pada : a. Faktor Manusia

Pekerja tentu saja memiliki keterbatasan-keterbatasan misalnya merasa

lelah, lalai, atau melakukan kesalahan-kesalahan yang bisa disebabkan oleh

berbagai persoalan pribadi atau keterampilan yang kurang dalam melaksanakan

pekerjaannya. Untuk mengatasi hal ini, maka perusahaaan harus melakukan

pelatihan-pelatihan dalam melakukan pe kerjaan secara baik, membuat

Page 9: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

27

pedoman pelaksanaan kerja secara tertulis, meningkatkan disiplin, melakukan

pengawasan oleh atasan langsung, dan mungkin dapat memberikan reward bagi

mereka yang mengikuti prosedur dengan benar.

b.Faktor Peralatan Kerja

Peralatan kerja atau pelindung bisa rusak atau tidak memadai. Untuk

mengatasinya perusahaan harus memperhatikan kelayakan setiap peralatan

yang dipakai dan melatih para karyawan untuk memahami karakteristik setiap

peralatan dan mekanisme kerja peralatan tersebut.

c.Faktor Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja bisa menjadi tempat ya ng tidak aman, sumpek dan

terlalu penuh, penerangan dan ventilasinya tidak memadai. Selain itu, iklim

psikologis diantara pekerja juga bisa kurang baik, misalnya tidak ada interaksi

yang saling membantu diantara para pekerja. Untuk ini perusahaan harus

membangun tim kerja yang baik melalui berbagai macam program. Kecelakaan

juga bisa terjadi

Dijabarkan lebih rinci oleh Desler (Panggabean, 2004) yang

mengemukakan bahwa,”ada tiga penyebab utama kecelakaan, yaitu secara

kebetulan ( chance occurance), kondisi yang tidak aman (unsafe condition ),

dan sikap yang tidak diinginkan ( unsafe acts on the part of employee)”.

Page 10: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

28

a.Secara kebetulan (chance occurance)

Kecelakaan dapat terjadi secara kebetulan, misalnya seorang pekerja terkena

pecahan kaca pada saat melintas di suat u tempat dimana ada kaca jendela yang

jatuh.

b.Kondisi tidak aman (unsafe condition )

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi yang tidak aman adalah

:alat pengaman yang tidak sempurna; alat dan peralatan yang sudah tidak layak

atau rusak; terjadi kemacatan ( congestion); prosedur yangbberbahaya di dalam,

di atas atau disekitar peralatan dan mesin; tempat penyimpanan yang tidak

aman; kurangnya pencahayaan dan ventilasi yang kurang ataupun berlebihan;

bising, radiasi, tempat penyimpanan yang tidak aman; kondisi suhu yang

membahayakan terpapar gas dll; alat penjaga/pengaman gedung kurang dari

estándar; ada api ditempat yang berbahaya; sistem peringatan yang berlebihan

(In adequate warning system). Disamping itu, kecelakaan dapat terjadi karena

pekerjaan itu sendiri, skedul kerja, dan iklim psychological ditempat kerja.

c. Sikap yang tidak diinginkan (unsafe acts on the part of employee), yaitu:

menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan (bekerja bukan pada

kewenangannya); gagal dalam menciptakan keadaan yang baik sehingga

menjadi tidak aman atau memanas; menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai

dengan kecepatan geraknya; memakai alat pelindung diri (APD) atau safety

hanya berpura-pura; menggunakan peralatan ya ng tidak layak; pengrusakan

alat pengaman peralatan yang digunakan untuk melindungi manusia; bekerja

Page 11: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

29

berlebihan/melebihi jam kerja ditempat kerja; mengangkat/mengangkut beban

yang berlebihan; menggunakan tenaga yang berlebihan/tenaganya hanya untuk

main-main; peminum/pemabuk/mengkonsumsi NARKOBA.

Garis besar kecelakaan yang terjadi pada karyawan dapat dilihat dari:

kapasitas kerja dan beban kerja yang merupakan komponen utama dalam

kesehatan dan keselamatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara

komponen tersebut akan menghasilkan kesehatan kerja yang baik dan optimal

dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. Kapasitas kerja yang baik

seperti status kesehatan kerja, gizi kerja serta kemampuan fisik yang prima

diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai modal awal seseorang untuk

melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian.

Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Dimana pola kerja

yang berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat

terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut

memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi

pekerja yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan

kerja tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama

dapat menimbulkan stress. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau

kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja

menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.

Page 12: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

30

Menurut Husni (2005) akibat dari kecelakaan kerja atau industri ini dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Kerugian yang bersifat ekonomis, antara lain:

a. Kerusakan/kehancuran mesin, peralatan, bahan, dan bangunan.

b. Biaya pengobatan dan perawatan korban akibat dari kecelakaan.

c. Tunjangan kecelakaan.

d. Hilangnya waktu kerja

e. Menurunnya jumlah maupun mutu produksi.

2. Kerugian yang bersifat non ekonomis :

Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga kerja yang

bersangkutan, baik itu merupakan kematian, luka/cedera berat, maupun luka

ringan.

Menurut Adnan (2008) Keadaan aman yang masih wajar di dalam perusahaan

terdapat pada gambar berikut ini :

Stimulus Lingungan kerja

Pencemaran Lingkungan kerja

Batas Toleransi

Tidak Ditoleransi

Homeostatis

Teknologi

stress Adaptasi

Efek Penyakit Akibat kerja dan kecelakaan

Page 13: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

31

Gambar II.2 Nilai Ambang Batas (Nilai Tertinggi yang Masih Aman Bagi Pekerja)

Batas toleransi ialah pada homeostatis dan yang tidak dapat ditoleransi

adalah teknologi yang tidak sesuai dengan sumber daya manusia dan stress.

Stress diakibatkan kurangnya karyawan beradaptasi dengan lingkungan kerja

serta efek lanjut diakibatkan lingkungan kerja dan me ngarah pada penyakit

akibat kerja dan kecelakaan kerja.

2.3.2 Pencegahan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan menelan biaya yang sangat banyak. Dari segi biaya saja

dapatlah dipahami, bahwa kecelakaan harus dicegah. Manajemen sumber daya

manusia, khususnya fungsi perawatan, perlu memperhatikan tindakan preventif

agar kecelakaan kerja tidak terjadi.

Menurut Sastradipoera (2002) ada beberapa tindakan preventif yang

dianjurkan, yaitu:

1. Perhatian ditujukan kepada setiap faktor keselamatan pada saat perencanaan

pembangunan sistem keamanan.

Page 14: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

32

2. Penelitian dan penganalisisan terhadap peristiwa-peristiwa yang

mengakibatkan kecelakaan dan kerusakan dan pengambilan prakarsa untuk

mengurangi dan menghilangkannya.

3. Pembentukan rancangan perlengkapan dan pertimbangan keselamatan kerja

dan penyediaan pakaian pengamanan yang memenuhi standar.

4. Pembentukan dan pengembangan organisasi kesehatan dan keselamatan

kerja.

5. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan keselamatan kerja dan metode

untuk menghindari kecelakaan yang teratur dan bersinambung.

6. Pendokumentasian dan perawatan warkat-warkat dan statistik dan sekaligus

penentuan bagian-bagian yang berbahaya.

7. Pendokumentasian dan penganalisisan peristiwa-peristiwa kecelakaan kerja

di organisasi-organisasi lain melalui jurnal-jurnal relavan dan hasil-hasil

riset ilmiah mengenai hal yang sama.

8. Pengawasan yang teratur dengan cara memonitor setiap gerakan karyawan

(khususnya yang dianggap berbahaya) dan mengkoreksinya jika dianggap

perlu.

2.4 Program keselamatan kerja

Program keselamatan kerja bisa kompleks, bias pula sangat sederhana.

Setiap program keselamatan dapat terdiri dari salah satu atau lebih elemen-

elemen berikut ini.

Page 15: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

33

a. Di dukung oleh manajemen puncak (top management).

b. Menunjuk seorang direktur program keselamatan.

c. Pembangunan pabrik dan operasi yang bersifat aman.

d. Mendidik para karyawan untuk bertindak aman.

e. Menganalisis kecelakaan.

f. Menyelenggarakan perlombaan keamanan/keselamatan kerja.

g. Menjalankan peraturan-peraturan keselamatan kerja.

Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya

yaitu perlindungan keselamatan, Perlindungan tersebut bermaksud agar

tenaga kerja secara aman melakukan kerjaannya sehari-hari untuk

meningkatkan produksi dan produktivitas. Tenaga kerja harus memperoleh

perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan pada dirinya yang dapat

menimpa atau mengganggu dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya.

Menurut Mangku Negara (2000) “keselamatan kerja menunjukan pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja.”

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah menjamin keadaan,

keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia serta karya

dan budayanya yang tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan

manusia pada kususnya. Cara menanggulangi kesalamatan dan kesehatan kerja

antara lain dengan cara :

Page 16: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

34

a. Meniadakan unsur penyebab kecelakaan.

b. Mengadakan pengawasan yang ketat.

Sasaran yang hendak dicapai oleh keselamatan dan kesehatan kerja adalah:

a. Tumbuhnya motivasi untuk bekerja secara aman.

b. Terciptanya kondisi kerja yang tertib, aman dan menyenangkan.

c. Mengurangi tingkat kecelakaan di lingkungan kantor.

d. Tunbuhnya kesadaran akan pentingnya makna keselamatan kerja

dilingkungan kantor.

e. Meningkatnya produktivitas kerja. Sedermayanti (2011:208)

2.4.1 Undang-undang Keselamatan Kerja

Undang-undang ini dikeluarkan tanggal 12 januari 1970, yang merupakan

keinginan pemerintah untuk lebih mengatur masalah keselamatan kerja di

tempat kerja. Dalam penjelasan UU ini dijelaskan bahwa perubahan

pengawasan yang bersifat resresif menjadi pengawasan yang bersifat preventif.

T.Sirait (2007-262)

Perusahaan juga harus memelihara keselamatan karyawan dilingkungan

kerja dan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut undang-

undang nomor 1 tahun 1970, sebagai berikut:

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

Page 17: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

35

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

d. Member kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

atau kejadian yang berbahaya.

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

f. Memberi alat perlindungan diri pada karyawan.

g. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebarluasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,hembusan angin, cuaca, sinar

laut, atau radiasi, suara dan getaran.

h. Mencegah dan mengandalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik

maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

j. Menyelenggarakan suhu udara yang baik dan cukup.

k. Memelihara kebersihan, kesehatan, ketertiban.

l. Memperoleh keserasian antara proses kerja.

m. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman,

atau barang.

n. Mengamankan dan memperlancar segala jenis bangunan.

o. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan “ bongkar, muat perlakuan dan

penyimpanan barang”.

p. Mencegah terkena aliran listrik.

Page 18: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

36

q. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamatan pada pekerjaan yang

bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

2.4.2 Keselamatan dan Teknik Mesin

Para pemberi kerja dapat mencegah beberapa kecelakaan dengan

membuat area mesin, area peralatan, dan area kerja sehingga karyawan yang

kadang melamun atau yang kemungkinan besar melakuakan pekerjaan yang

berbahaya tidak dapat melukai diri mereka sendiri dan orang lain. Menyediakan

peralatan yang aman dan penjaga mesin, memasang tombol keadaan darurut,

memasang jeruji pengaman,mengosongkan gang,serta memasang ventilasi,

penerangan pemanas dan pendingin ruangan yang memadai dapat membantu

mebuat lingkungan kerja menjadi lebih aman dan terhindar dari kecelakaan.

Berikut ini gambar pendekatan pada manajemen keselamatan kerja yang

efektif : Sedermayanti (2011:226)

Page 19: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

37

Gambar II.3 pendekatan pada manajemen keselamatan kerja yang efektif

kkklllPendekatan pada manajemen keselamatan

yang fektif

Hhhhh Pendekatan Individual

Menguatkan motivasi dan sikap keselamatan

Member pelatihan keselamatan karyawan

Memberi penghargaan keselamatan melalui program insentif

Pendekatan Organisasioanal

Merancang pekerjaan Mengembangkan dan

mengimplementasikan kebijakan keselamatan

Menggunakan komite keselamatan

Mengkoordinasikan investigasi kecelakaan

Pendekatan teknik mesin

Merancang lokasi dan peralatan kerja

Meninjau peralatan Menerapakan prinsip ergonomi

Page 20: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

38

Beberapa faktor yang mempengaruhi keselamatan telah diidentifikasi,

termasuk ukuran area kerja, jenis material yang digunakan kondisi panca

indera, jarak antara kerja, serta gangguan dari kegaduhan dan arus lalu lintas.

2.4.3 Pelatihan keselamatan dan komunikasi

Salah satu cara untuk mendorong keselamatan karyawan adalah dengan

melibatkan semua karyawan dalam pelatihan keselamatan kapanpun. Pelatihan

keselamatan dapat dilaksanakan dalam bebagai cara. Sesi regular dengan

pengawas, pemimpin,dan karyawan sering dikoordinasi oleh anggota staff

sumber daya manusia. Memperlihatkan video, siaran televisi dan sumber

berbasis internet merupakan cara yang digunakan untuk mengadaka pelatihan

keselamatan. Sedermayanti. (2011:228)

2.4.4 Inpeksi, Investigasi Kecelakaan, dan Evaluasi

Tidak perlu menunngu menginspeksi area kerja karena resiko

keselamatan. Inspeksi dapat dilakukan oleh komite keselamatan atau

koordinator keselamatan. Inspeksi harus dilaksanakan secara teratur. Ketika

terjadi kecelakaan, maka harus diinvestigasi oleh komite keselamatan atau

koordinator keselamatan pemberi kerja.

Tahap pertama dalam penginvestigasian tempat kecelakaan, inspektur

harus menentukan fisik dan kondisi lingkungan yang menyebabkan kecelakaan.

Page 21: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

39

Tahap kedua investigasi adalah wawancara terhadap karyawan yang

terluka (korban), pengawasnya, dan saksi kecelakaan.

Tahap ketiga berdasarkan observasi tempat dan wawancara, para

investigator menyelesaikan laporan investigasi kecelakaan.

Tahap keempat membuat rekomendasi mengenai cara kecelakaan

tersebut dapat dicegah, dan mengenai perubahan yang dibutuhkan untuk

menghindari kecelakaan serupa.Menyebutkan mengapa terjadi kecelakaan

adalah bermanfaat tetapi mengambil langkah untuk mencegah terjadinya

kecelakaan serupa juga penting. Sedermayanti (2011:228)

2.5 Program Kesehatan

Program kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu

diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program

kesehatan yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material,

karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang

lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu

bekerja lebih lama. Pengertian program kesehatan kerja:

Menurut Mangkunegara (2000)” Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, Lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik.”

Page 22: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

40

Usaha untuk mempertahankan kesehatan para karyawan menjadi salah

satu tugas bagian personalia. Salah satu cara yang sering digunakan adalah

membentuk bagian tersendiri yang bertanggung jawab terhadap persoalan

kesehatan fisik para karyawan.

Struktur organisasi yang mungkin dipergunakan adalah sebagai

berikut:

Gambar II.4 Struktur Kesehatan Kerja

Program kesehatan fisik yang dibuat oleh perusahaan, sebaiknya terdiri

dari salah satu atau keseluruhan elemen-elemen berikut:

a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali diterima kerja.

b. Pemeriksaan kesehatan para karyawan kunci secara periodik.

c. Pemeriksaan kesehatan secara suka rela untuk semua karyawan secara

periodik.

Manajer Personalia

Direktur Kesehatan Kerja

Seksi Kesehatan Kerja Kesehatan dan Pengobatan

Page 23: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

41

d. Tersedianya peralatan dan staf medis yang cukup.

e. Pemeberian perhatian yang sistematis dan preventif terhaap masalah

ketegangan industri (industry stresses). T.Sirait (2007:266)

Menurut Ranupandojo dan Husnan, (2002) Selain melindungi

karyawan dari kemungkinan terkena penyakit atau keracunan, usaha

menjaga kesehatan fisik juga perlu memperhatikan kemungkinan-

kemungkinan karyawan memperoleh ketegangan atau tekanan selama mereka

bekerja. Stess yang diderita oleh karyawan selama kerjanya, sumbernya bisa

dikelompokkan menjadi empat sebab yaitu :

a. Yang bersifat kimia

b. Yang bersifat fisik

c. Yang bersifat biologis

d. Yang bersifat sosial

Menurut Ranupandojo dan Husnan (2002) Ketegangan ini tidak hanya

menyerang tubuh manusia tetapi juga pikiran manusia. Kalau manusia tidak

tahan terhadap ketegangan ini mereka akan menjadi sakit. Karenanya usaha

yang perlu dilakukan adalah untuk menghilangkan sumber ketegangan.

Usaha-usaha untuk mencegah dan mengendalikan tekanan di dalam tempat

kerja dapat dijalankan dengan cara sebagai berikut :

a. Mencari sumber dari tekanan .

b. Mencari media yang menjadi alat penyebaran tekanan tersebut.

Page 24: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

42

c. Memberi perawatan khusus pada karyawan yang menderita

tekanan tersebut.

Usaha untuk menjaga kesehatan mental perlu juga dilakukan yaitu

dengan cara:

a. Tersedianya psychiatrist untuk konsultan.

b. Kerja sama dengan psychiatrist diluar perusahaan atau yang ada

dilembaga-lembaga konsiltan.

c. Mendidik para karyawan perusahaan tentang arti pentingnya kesehatan

mental.

d. Mengembangkan dan memelihara program-program human relation

yang baik. T.Sirait (2007:267)

Menurut Mangkunegara (2000) Bekerja diperlukan usaha-usaha untuk

meningkatkan kesehatan kerja, Adapun usaha-usaha untuk meningkatkan

kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan, udara, penggunaan warna ruangan

kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukan dan mencegah

kebisingan.

b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.

c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja.

Perusahaan memperhatikan kesehatan karyawan untuk memberikan

kondisi kerja yang lebih sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab

Page 25: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

43

atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang

mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi, dibawah ini dikemukakan

beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan

kesehatan pegawai yaitu :

a. Keadaan tempat linkungan kerja

1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang

diperhitungkan keamananya.

2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

4. Pengaturan udara.

5. Pergantian udara diruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,

berdebu dan berbau tidak enak)

6. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

b. Pengaturan penerangan

1. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.

2. Ruang kerja yang kurang cahaya, reman-remang.

c. Pemakaian peralatan kerja

1. Pengaman peralatan yang sudah usang atau rusak.

2. Penggunanaan mesin, alat elektronik tanpa penagaman yang baik.

d. Kondisi fisik dan mental pegawai

1. Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang using atau rusak.

Page 26: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

44

2. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara

berfikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah,

sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat dan kurang pengetahuan

dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa

resiko.

2.6 Teori tentang produktivitas kerja

2.6.1 Pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja

Produktivitas berasal dari kata product yang berarti hasil. Hasil dari

kegitan atau proses memproduksi sesuatu (the act of producing), dan

Productive adalah kata sifat yang diberikan kepada sesuatu yang mempunyai

kekuatan dan kemampuan untuk memproduksi sesuatu.

Produktivitas adalah suatu sikap mental; menciptakan hari ini yang lebih

baik dari kemarin dan mengusahakan hari esok yang lebih baik dari ini. T.Sirait

(2007:247)

Sedarmayanti (2004) menyatakan bahwa, “produktivitas berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu, karena di dalam organisasi kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya , maka produktivitas berhubungan dengan sesuatu yang bersifat material dan non material, baik yang dapat dinilai dengan uang maupun yang tidak dapat dinilai dengan uang.”

Produktivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan dalam

mencapai tujuan organisasi kerja, diantaranya dapat diperhitungkan baik secara

Page 27: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

45

meterial dan non material yang dapat dinilai dengan uang. Di samping itu

terdapat juga yang tidak dapat diukur karena hasilnya bersifat non material

yang tidak dapat dinilai dengan uang.

Produktivitas bukan ukuran produksi ataupun yang diproduksi, tetapi

produktivitas merupakan ukuran seberapa baik karyawan menggunakan sumber

daya dalam mencapai hasil yang diinginkan. Hasil yang diperoleh berhubungan

dengan efektivitas dalam mencapai prestasi, sedangkan sumber daya yang

dipergunakan berhubungan dengan efisiensi dalam mendapatkan hasil dengan

menggunakan sumber daya minimal.

Umar (2005) menyatakan bahwa,”produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output ) dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan (input) memiliki dua dimensi, Dimana dimensi pertama, adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Yang kedua, yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.”

Untuk menentukan produktivitas, orang harus memperhatikan dua hal

yaitu apakah hasil yang diinginkan telah dicapai (menyangkut hasil guna atau

efektivitas), serta sumber apa yang digunakan untuk mencapai hasil-hasil

tersebut (menyangkut daya guna dan efisiensi). Hasil guna dihubungkan

dengan hasil sedangkan daya guna dihubungkan dengan pemanfaatan sumber-

sumber.

Page 28: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

46

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas itu

beraneka ragam yang dapat dibedakan atas strata atau tingkatan, dimana

produktivitas yang paling bawah adalah produktivitas individu (tenaga kerja).

Akan tetapi strata ini memegang peranan paling penting untuk meningkatkan

produktivitas perusahaan.

Perusahaan harus menetapkan peningkatan produktivitas disetiap

fungsi sebagai satu kesatuan dari masing-masing bidang yang ada dalam

perusahaan. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa produktivitas sangat

diperlukan karena manfaat produktivitas dapat dirasakan oleh semua pihak baik

pihak perusahaan maupun karyawan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah diuraikan

dibawah ini. T. Sirait (2007:249)

1. Pendidikan dan latihan

Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk

mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat dan tepat, sedangkan latihan

membentuk dan meningkatkan keterampilan kerja. Semakin tinggi tingkat

pendidikan dan latihan seseorang semakin tinggi pula tingkat

produktivitasnya.

2. Gizi dan kesehatan

Page 29: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

47

Makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam rangka

kelangsungan hidup. Untuk menjaga kesehatan diperlukan makanan yang

mengandung gizi yang cukup. Dengan makanan yang mengandung gizi

yang cukup akan membuat seseorang tidak cepat lelah dalam bekerja.

3. Motivasi/ kemauan

Motivasi merupakan proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau

melakukan sesuatu. Semakin tinggi seseorang untuk melakukan sesuatu

pekerjaan, semakin tinggi pula tingkat produktivitasnya dengan anggapan

bahwa kemampuan orang tersebut tidak berubah.

4. Kesempatan kerja

Kesempatan kerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Dalam

pengertian mikro, kesempatan kerja berarti

a. Adanya kesempatan untuk bekerja;

b. Pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilan pekerja (the

right man of the right place)

c. Adanya kesempatan untuk mengembangkan diri, yang akan dapat

menjadikan pekerja menjadi lebih kreatif.

Rendahnya produktivitas kerja sesorang sering diakibatkan oleh kesalahan

penempatan, dalam arti bahwa seseorang tidak ditempatkan dalam

pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilannya.

Penempatan yang salah ini disebabkan oleh dua hal adalah sebagai berikut.

Page 30: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

48

a. Kelemahan manajemen atau plmpinan yang kurang mengetahui

gambaran tugas yang sebenarnya dan kemempuan bawahannya

dilingkungan kerja.

b. Ketidak seimbangan pasar tenaga kerja.

5. Kemampuan Manajerial Pemimpin

Prinsip manajemen adalah peningkatan efisiensi. Sumber-sumber digunakan

secara maksimal, termasuk tenaga kerja sendiri. Penggunaan sumber-

sumber tersebut dikendalikan secara efisien dan efektif.

6. Kebijaksanaan pemerintah

Usaha peningkatan produktivitas sangat sensitive terhadap kebijaksanaan

pemerintah dibidang produksi, investasi, perizinan usaha, teknologi,

moneter, fiscal, distribusi da lainlain.

Siagian (2002) menyatakan masalah produktivitas kerja dapat dilihat

sebagai masalah keperilakuan, tetapi juga da pat mengandung aspek-aspek

teknis. Untuk mengatasi hal inilah perlu adanya pemahaman yang tepat tentang

faktor-faktor penentu keberhasilan meningkatkan produktivitas kerja. Faktor-

faktor tersebut adalah:

a. Perbaikan Terus menerus

Dalam hal ini diharapkan tidak adanya titik jenuh dalam upaya

meningkatkan produktivitas kerja, salah satu implikasinya ialah bahwa

Page 31: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

49

seluruh komponen perusahaan harus melakukan perbaikan secara terus-

menerus.

b. Peningkatan Mutu Hasil Pekerjaan

Berkaitan erat dengan upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus

ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang dan komponen

perusahaan. Jika secara tradisional ditekankan pentingnya orientasi hasil

untuk dianut oleh manajemen, dewasa ini lebih ditekankan lagi orientasi

hasil kerja dengan mutu yang semakin tinggi.

c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategik di dalam

organisasi. Tidak ada pilihan lagi bagi manajemen kecuali menerima hal ini.

Memberdayakan manusia dengan berbagai kiat seperti: mengangkat harkat

dan martabat manusia, manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan

tidak ada manusia lain termasuk manajemen yang dibenarkan untuk

melanggar hak-hak tersebut. Suatu kiat yang terbukti ampuh dalam

pemberdayaan sumber daya manusia dalam organisasi ialah penerapan gaya

manajemen yang berpartisipatif melalui proses demokratisasi dalam

kehidupan berorganisasi, dan pemerkayaan mutu kekaryaan.

Page 32: pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAGIAN   BINATU

50

2.6.2 Ukuran-ukuran Produktivitas Kerja

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri, penerapan keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan dan lingkungan perusahan.

Produktivitas adalah lebih dari sekedar ilmu, teknologi dan teknik-

teknik manajemen.Produktivitas mengandung pola filosofi dan sikap mental

yang didasarkan pada motivasi yang kuat untuk secara terus-menerus berusaha

mencapai mutu kehidupan yang lebih baik.

Menurut Schuler dan Jackson (1996), beberapa ukuran dari

produktivitas antara lain: kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu

penyelesaian tugas, kehadiran, dan kerjasama dengan yang lain.

Relevan dengan ukuran-ukuran di atas , Mangkunegara (2000)

mengemukakan beberapa faktor ukuran produktivitas kerja, antara lain :

a. Kualitas kerja, yaitu : ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan.

b. Kuantitas kerja, yaitu : output, dan penyelesaian kerja dengan ekstra.

c. Keandalan, yaitu : mengikuti instruksi, inisiatif, kehati-hat ian, dan

kerajinan.

d. Sikap, yaitu : sikap terhadap perusahaan dan pimpinan, sikap terhadap

karyawan lain, sikap terhadap peke rjaan, sikap kerja sama.