laporan sanitasi rsup dr. sardjito 2013

76
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MATA KULIAH SANITASI RUMAH SAKIT PRAKTIK SANITASI RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. SARDJITO Disusun untuk memenuhi tugas praktik mata kuliah Sanitasi Rumah Sakit Semester IV Disusun oleh : Arif Suryo Prasetyo P07133111044 Dwi Rahma Wati P07133111046 Ega Dwi Ifaafah P07133111047 Fajar Dian Wasisti P07133111048 Faradella Nofitasari P07133111049 Lukas Andrianus Nugroho P07133111059 NONREGULER A POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2013

Upload: lukas-andrianus-nugroho

Post on 29-Oct-2015

798 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

laporan mengenai kegiatan sanitasi Rumah Sakit melingkupi kegiatan desinfeksi ruangan, penyediaan air bersih, pengendalian serangga dan binatang pengganggu, pengawasan pengendalian lingkungan fisik, IPAL, pengelolaan limbah padat, dan lain-lain

TRANSCRIPT

Page 1: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MATA KULIAH SANITASI RUMAH SAKIT

PRAKTIK SANITASI RUMAH SAKIT

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. SARDJITO

Disusun untuk memenuhi tugas praktik mata kuliah

Sanitasi Rumah Sakit Semester IV

Disusun oleh :

Arif Suryo Prasetyo P07133111044 Dwi Rahma Wati P07133111046 Ega Dwi Ifaafah P07133111047 Fajar Dian Wasisti P07133111048 Faradella Nofitasari P07133111049 Lukas Andrianus Nugroho P07133111059

NONREGULER A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2013

Page 2: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik

Sanitasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Sanitasi Rumah Sakit semester IV.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan, dan

dukungan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, untuk itu

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr.Hj.Lucky Herawati,SKM,M.Sc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Yogyakarta.

2. Tuntas Bagyono,SKM,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

3. Kepala ISLRS RSUP Dr. Sardjito yang telah memberi izin pelaksanaan praktik.

4. Sri Muryani, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing praktik lapangan di RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta

5. Seluruh staff dan karyawan unit sanitasi yang telah memberikan bimbingan dan

bantuan dalam pelaksanaan praktik di RSUP Dr. Sardjito.

6. Teman-teman kelas Non Reguler A angkatan 2011 Jurusan Kesehatan

Lingkungan Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa di dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan

ketidaksempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa

penulis harapkan.

Yogyakarta, Mei 2013

Penulis

Page 3: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Tujuan .............................................................................................. 3

C. Ruang Lingkup .................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian ........................................................................................... 5

B. Tujuan Sanitasi Rumah Sakit ............................................................. 5

C. Fungsi Rumah Sakit ........................................................................... 6

D. Klasifikasi Rumah Sakit ...................................................................... 6

E. Fasilitas yang Seharusnya Tersedian dan Persyaratan .................... 8

F. Upaya Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit ................................... 8

BAB III HASIL PENGAMATAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit ......................................................... 18

B. Kegiatan Praktik dan Hasil ................................................................. 20

C. Pembahasan ....................................................................................... 24

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 51

B. Saran .............................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ iii

LAMPIRAN

Page 4: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan

merupakan tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat dapat

menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya

pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Rumah sakit adalah

salah satu jenis sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan

(preventif, kuratif, rehabilitatif, promotif dan edukatif) guna meningkatkan

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat.

Pencemaran dapat terjadi karena rumah sakit menghasilkan polutan

baik dalam bentuk fisik, kimia maupun bakteriologis. Selain dapat

menimbulkan pencemaran, rumah sakit juga dapat menjadi tempat

penularan penyakit. Penularan dapat terjadi apabila pengunjung atau pasien

yang berkunjung ke rumah sakit terinfeksi oleh kuman yang terdapat di

lingkungan rumah sakit. Infeksi yang terjadi di rumah sakit disebut Infeksi

Nosokomial (Inos). Oleh karena itu, unsur-unsur penunjang proses sangat

berpengaruh terhadap kualitas pelayanan. Unsur penujang proses yang

perlu dikelola dengan sungguh-sungguh diantaranya aspek Sanitasi

Lingkungan.

Sanitasi lingkungan mencakup berbagai segi yang berkaitan dengan

kesehatan masyarakat. Dalam lingkup rumah sakit upaya penyehatan yang

dapat dilakukan antara lain:

Page 5: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

2

1. Penyehatan bangunan dan ruang termasuk pencahayaan, penghawaan,

kebisingan serta kelembaban

2. Penyehatan makanan dan minuman

3. Penyediaan air bersih

4. Penanganan limbah padat dan cair

5. Penyehatan tempat pencucian umum termasuk pencucian linen.

6. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu.

7. Sterilisasi dan desinfeksi ruangan.

8. Pencegahan infeksi nososkomial.

9. Upaya promosi kesehatan dari aspek kesehatan lingkungan.

Upaya diatas bertujuan untuk mengurangi terjadinya infeksi

nosokomial yang disebabkan oleh kondisi lingkungan rumah sakit karena

kurang memenuhi syarat kesehatan ataupun terjadinya poencemaran

lingkungan. Disamping itu pemerintah juga telah mengeluarkan Kepmenkes

RI No. 1204/MenKes/SK/X/2004 tanggal 19 Oktober 2004 tantang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Selain itu pemerintah

telah menetapkan bahwa setiap rumah sakit harus memiliki tenaga sanitasi.

Mengacu pada Kepmenkes tersebut di atas, maka salah satu dari

kurikulum Jurusan Kesehatan Lingkungan adalah mengadakan Praktik

Lapangan Mata Kuliah Praktek Sanitasi Rumah Sakit. Praktek lapangan kali

ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito yang

terletak di Jalan Kesehatan No. 1 Sekip, Bulaksumur, Yogyakarta. Tujuan

dari pelaksanaan Praktek Sanitasi Rumah Sakit ini yaitu agar mahasiswa

dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan memperoleh

pengalaman serta menambah keterampilan di lapangan.

Page 6: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

3

Maksud diselenggarakan Praktik Lapangan Sanitasi Rumah Sakit

adalah untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan berfikir dan

bertindak secara komprehensif dalam mengelola kesehatan lingkungan,

menerapkan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah meliputi analisis

situasi, perumusan masalah, penyusunan alternatif terbaik, penyusunan

rencana operasional, implementasi monitoring dan evaluasi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan praktik lapangan sanitasi

rumah sakit bidang kesehatan lingkungan Rumah Sakit di RSUP Dr.

Sardjito.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme Penyediaan Air Bersih

(PAB) di RSUP Dr. Sardjito.

b. Mahasiswa dapat melakukan desinfeksi (sterilisasi) ruangan di RSUP

Dr. Sardjito.

c. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme pengolahan limbah cair di

RSUP Dr. Sardjito.

d. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme pengelolaan sampah

padat di RSUP Dr. Sardjito.

e. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme Pengawasan dan

Pemantauan Lingkungan Fisik (PPLF) di RSUP Dr. Sardjito.

f. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme pengendalian vektor dan

binatang pengganggu di RSUP Dr. Sardjito.

Page 7: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

4

g. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme pada instalasi binatu dan

instalasi gizi di RSUP Dr. Sardjito.

C. Ruang Lingkup

1. Waktu penyelenggaraan

Praktik lapangan Sanitasi Rumah Sakit di RSUP Dr. Sardjito

dilaksanakan selama satu minggu terhitung mulai tanggal 27 Mei – 1

Juni 2013.

2. Lokasi

Lokasi Praktik Lapangan Sanitasi Rumah Sakit dilaksanakan di

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Jalan Kesehatan No. 1

Sekip, Bulaksumur, Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan pada tiap-tiap

sub bagian unit sanitasi di RSUP Dr. Sardjito yang meliputi Unit

Penyediaan Air Bersih (PAB), Unit Desinfeksi Ruangan, Unit Instalasi

Pengolahan Limbah Cair (IPLC), Unit Pengolahan Sampah, Unit

Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Fisik (PPLF), Unit

Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu, Instalasi Binatu dan

Instalasi Gizi.

3. Peserta

Peserta Praktik Lapangan Sanitasi Rumah Sakit adalah

mahasiswa semester IV Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta

Jurusan Kesehatan Lingkungan, berjumlah 6 orang yang terdiri dari :

No. Nama NIM 1. Arif Suryo Prasetyo P07133111044 2. Dwi Rahma Wati P07133111046 3. Ega Dwi Ifaafah P07133111047 4. Fajar Dian Wasisti P07133111048 5. Faradella Nofitasari P07133111049 6. Lukas Andrianus Nugroho P07133111059

Page 8: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

1. Sanitasi

Sanitasi sering juga disebut dengan sanitasi lingkungan dan

kesehatan lingkungan, sebagai suatu usaha pengendalian semua faktor

yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan dapat

menimbulkan hal-hal yang mengganggu perkembangan fisik,

kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya (Adisasmito, 2006).

2. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah upaya kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan serta berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga

kesehatan dan tempat penelitian.

3. Sanitasi Rumah Sakit

Sanitasi rumah sakit adalah upaya pengawasan berbagai faktor

lingkungan fisik, kimiawi, dan biologi di rumah sakit, yang menimbulkan

atau dapat mengakibatkan pengaruh buruk pada kesehatan jasmani,

rohani, dan kesejahteraan sosial bagi petugas, penderita, pengunjung,

dan masyarakat di sekitar rumah sakit.

B. Tujuan Sanitasi Rumah Sakit

Sanitasi rumah sakit diselenggarakan dengan tujuan agar

terwujudnya/ terciptanya kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi

Page 9: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

6

syarat sanitasi dan menjamin pencegahan infeksi nosokomial dan membantu

proses pengobatan serta penyembuhan penderita.

C. Fungsi Rumah Sakit

1. Menyediakan dan menyelenggarakan :

a. Pelayanan medik

b. Pelayanan penunjang medik

c. Pelayanan perawatan

d. Pelayanan rehabilitasi

e. Mencegah penyakit dan peningkatan kesehatan

2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan

paramedik.

3. Sebagai tempat pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan

teknologi di bidang kesehatan.

D. Klasifikasi Rumah Sakit

Dalam pemberian pelayanan kesehatan rumah sakit adalah

memberikan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat

darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang medik. Sesuai

dengan banyaknya jenis pelayanan rumah sakit dibedakan menjadi Rumah

Sakit Umum (RSU) dan Rumah Sakit Khusus (RSK).

1. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan

sub spesialistik.

Page 10: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

7

2. Rumah Sakit Khusus (RSK) adalah rumah sakit yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin

ilmu tertentu.

3. Klasifikasi rumah sakit adalah pengelompokkan rumah sakit berdasarkan

perbedaan bertingkat menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang

dapat disediakan.

4. Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan bahwa rumah sakit memenuhi

standar minimal yang ditentukan.

Penyelenggara dan atau pemilik rumah sakit dapat pemerintah atau

swasta.

1. Klasifikasi RSU Pemerintah terdiri dari :

a. Kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

spesialistik luas dan sub spesialistik luas.

b. Kelas BII mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

spesialistik luas dan sub spesialistik terbatas.

c. Kelas BI mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik.

d. Kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

spesialistik sekurang-kurangnya 4 dasar lengkap.

e. Kelas D mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya

pelayanan medik dasar.

2. Klasifikasi RSU Swasta terdiri dari :

a. RSU Swasta Pratama, yang memberikan pelayanan medik bersifat

umum.

Page 11: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

8

b. RSU Swasta Madya, yang memberikan pelayanan medik bersifat

umum dan spesialistik dalam 4 cabang.

c. RSU Swasta Utama, yang memberikan pelayanan medik bersifat

umum, spesialistik, dan sub spesialistik.

E. Fasilitas yang Seharusnya Tersedia dan Persyaratannya

RSUP Dr. Sardjito merupakan rumah sakit rujukan dari rumah sakit

dan puskesmas dari berbagai wilayah di DIY dan sekitarnya. Berdasarkan

hal tersebut, RSUP Dr. Sardjito termasuk ke dalam kelas A. Untuk dapat

mencapai kelas A harus mencakup beberapa persyaratan dan fasilitas yang

dijelaskan pada Permenkes No. 340 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit pasal

6 sampai 9.

Fasilitas yang harus disediakan yaitu antara lain fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat pelayanan medik

spesialis dasar, lima pelayanan spesialis penunjang medik, dua belas

pelayanan medik spesialis lain dan tiga belas pelayanan medik subspesialis.

Selain itu,

F. Upaya Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit

1. Instalasi Pengolahan Air Bersih (PAB) di RSUP Dr. Sardjito

a. Instalasi Pengolahan Air Bersih (PAB) Sistem 1 di RSUP Dr. Sardjito

1) Sumur Intake

Sistem 1 disuplai oleh tiga buah sumur dalam yaitu Sumur

Utara, Sumur Masjid, dan Sumur Baru. Dari ketiga sumur tersebut,

Page 12: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

9

Sumur Utara dan Sumur Baru digunakan sebagai penyuplai

utama, sedangkan Sumur Masjid digunakan sebagai cadangan.

2) Bak Aerasi

Air dari Sumur Utara dan Sumur Baru dialirkan ke Bak

Aerasi untuk mengontakkan air dengan oksigen untuk

menurunkan Fe dan Mn.

3) Bak Sedimentasi

Setelah selesai proses di Bak Aerasi air dialirkan ke Bak

Sedimentasi. Flok-flok yang terbentuk dari proses sebelumnya

diendapkan dengan media fiber 60o.

4) Bak Filtrasi

Pada Bak filtrasi berisi media pasir kuarsa dan antrasit.

Pada bak ini digunakan untuk menyaring flok-flok kecil yang lolos

dari Bak Sedimentasi.

5) Ground Tank Induk IPAB

Setelah selesai proses pengolahan, air disimpan pada

Ground Tank Induk IPAB (Tandon Bawah). Pada Ground Tank ini

juga dilakukan proses desinfeksi dengan kaporit granuler 70% dari

rata-rata 1,9 kg/ hari.

6) Distribusi

a) Tower IRNA I

Setelah dari Ground Tank air dipompa ke Roof Tank

untuk didistribusikan ke seluruh rumah sakit (kecuali GBST)

dan ke Ground Tank HD. Air yang masuk ke Ground Tank HD

dialirkan ke WTP HD

Page 13: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

10

Pada WTP HD terdapat tiga tangki pengolahan, yaitu

(1) Reaktor PK

Diinjeksikan dengan KMnO4 untuk menghasilkan

oksigen agar terjadi reaksi oksidasi.

(2) Iron Manganese Filter

Pada tangki ini berisi media filter iron manganese

untuk mennurunkan kadar Fe dan Mn.

(3) Carbon Filter

Setelah dari tangki Iron Manganese Filter dialirkan

pada tangki Carbon Filter untuk mengurangi bau.

b) Ground Tank IRJ

Dari Ground Tank Induk IPAB air dipompa ke dua

tower IRJ yaitu Tower IRJ Blok I dan Tower IRJ Blok II yang

selanjutnya didistribusikan ke masing-masing Blok.

b. Instalasi Pengolahan Air Bersih (PAB) Sistem 2 di RSUP Dr. Sardjito

1) WTP I (Water Tretment Plant) atau WTP Domestik

a) Chlorin Contact Tank (Reactor Tank)

Air sumber dipompakan dengan tekanan minimal 3 bar

masuk ke dalam reactor tank yang terlebih dahulu diinjeksi

dengan larutan calcium hypochlorite. Dalam reactor tank,

calcium hypochlorite yang diinjeksikan mengoksidasi

kandungan-kandungan logam berat seperti besi dan mangan,

juga organik dan sekaligus membunuh bakteri yang ada. Hasil

oksidasi ini berupa partikel suspended solid yang dapat

disaring pada filter dalam treatment selanjutnya.

Page 14: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

11

b) Sand Filter

Air yang telah teroksidasi dari reactor tank lalu masuk ke

dalam sand filter. Filter ini berfungsi untuk menyaring partikel

atau kotoran yang terkandung dalam air. Air akan masuk dari

bagian atas tabung filter melewati media filter dan keluar dari

bagian bawah filter. Endapan atau partikel akan bergesekan

dengan media filter dan tertahan di dalam filter bagian atas

sehingga air yang keluar jernih.

c) Activated Carbon Filter

Dari sand filter, air masuk ke dalam activated carbon

filter untuk menyerap calcium hypochlorite yang tersisa

setelah proses oksidasi. Media filter ini berupa karbon aktif

(sebagai media pendukung). Air akan mengalir dari bagian

atas filter, melewati media filter dan keluar dari bagian bawah

filter.

2) WTP II (Clean Water Treatment)

WTP II merupakan pengolahan lanjutan dari WTP I. Air dari

hasil pengolahan ini akan digunakan untuk keperluan medis

seperti operasi, hidroterapi, haemodialisis, dan lain-lain.

Adapun proses pengolahannya adalah sebagai berikut:

a) Sand Filter

Pengolahan WTP II menggunakan 2 unit sand filter yang

berfungsi untuk menyaring turbidity atau kekeruhan partikel/

suspended solid.

Page 15: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

12

b) Carbon Filter I

Pengolahan WTP II menggunakan 2 unit carbon filter

yang berfungsi menghilangkan bau, warna, dan segala

macam mineral dalam air yang tidak diperlukan

c) Clean Water Tank (Ground)

Berfungsi untuk menampung air dari WTP I yang akan

melalui tahap pengolahan di WTP II.

3) WTP (Water Treatment Plant) RO

a) Sand Filter

Pengolahan WTP II menggunakan 2 unit sand filter yang

berfungsi untuk menyaring turbidity atau kekeruhan partikel/

suspended solid.

b) Carbon Filter I

Pengolahan WTP II menggunakan 2 unit carbon filter yang

berfungsi menghilangkan bau, warna, dan segala macam mineral

dalam air yang tidak diperlukan.

c) Softener

Softener atau pelunak berfungsi untuk menurunkan

kesadahan yang terkandung dalam air dengan metode ion

exchange. Sistem ini untuk menurunkan kesadahan

menggunakan resin.

d) RO Plant

Setelah melalui softener, air akan masuk ke RO Plant.

Pada pengolahan RO Plant ini tidak semua air dapat digunakan,

sebagian air akan di reject atau dibuang.

Page 16: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

13

e) RO Storage Tank

Digunakan untuk menampung air yang telah melalui sistem

pengolahan sebelum akhirnya dialirkan ke user.

2. Desinfeksi Ruangan

a. Pengertian

Desinfeksi adalah suatu usaha untuk menekan atau

menurunkan jumlah mikroorganisme penyebab penyakit atau yang

berpotensi patogen dengan cara fisika atau kimia yang ada di dalam

ruangan sehingga sesuai Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004.

b. Tujuan

Untuk menekan atau menurunkan jumlah mikroorganisme

penyebab penyakit atau yang berpotensi patogen dengan cara fisika

atau kimia yang ada di dalam ruangan sebagai bagian untuk

mengurangi adanya infeksi nosokomial.

c. Metode Desinfeksi Ruangan

1) Pengabutan/Fogging

Alat : fogger, rol kabel, rak bakel, APD (masker full face,

baju pelindung, sarung tangan), penutup ventilasi.

Penggunaan Bahan : Ascend, Virkon, Aseptanios HP. 50, dan

Hexaquart

d. Waktu Pelaksanaan

Desinfeksi ruangan setiap hari sesuai dengan permintaan

pada saat jam kerja.

Page 17: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

14

e. Persyaratan

Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004, konsentrasi

maksimum mikroorganisme adalah:

NO Ruang atau unit Konsentrasi maksimum

mikroorganisme per m3 udara (CFU/m3)

1 Operasi 10 2 Bersalin 200 3 Pemulihan / perawatan 200-500 4 Observasi bayi 200 5 Perawatan bayi 200 6 Perawatan premature 200 7 ICU 200 8 Jenazah/autopsi 200-500 9 Penginderaan medis 200 10 Laboratorium 200-500 11 Radiologi 200-500 12 Sterilisasi 200 13 Dapur 200-500 14 Gawat darurat 200 15 Administrasi pertemuan 200-500 16 Ruang luka bakar 200

3. Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu

a. Pengertian

Pengendalian serangga dan binatang pengganggu adalah upaya

untuk mengurangi populasi serangga dan binatang pengganggu.

b. Tujuan

Agar keberadaan serangga dan binatang pengganggu tidak

menjadi vektor penyakit serta merugikan.

c. Jenis serangga dan binatang pengganggu

Jenis serangga meliputi : nyamuk, lalat, kecoa,

rayap, semut

Jenis binatang pengganggu meliputi : tikus dan kucing

Page 18: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

15

d. Pelaksanaan Kegiatan

1) Kegiatan Surveilans

2) Kegiatan pencegahan

3) Kegiatan pemberantasan

4. Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Fisik (PPLF)

a. Pengertian

Pemantauan kualitas lingkungan fisik adalah suatu kegiatan

yang dilaksanakan sebagai upaya memantau kualitas lingkungan fisik

di dalam ruangan maupun di luar ruangan rumah sakit, yang meliputi

kegiatan pemeriksaan suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan

agar sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004.

b. Tujuan

Untuk mengetahui kualitas lingkungan fisik di dalam maupun di

luar gedung rumah sakit dibandingkan dengan standart sesuai

dengan Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004 sebagai bagian dari

upaya untuk mencegah dampak negatif dari faktor lingkungan fisik

yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan

masyarakat maupun keselamatan kerja.

c. Pelaksanaan Pemantauan

1) Pemantauan dilaksanakan dengan melakukan pengukuran

langsung dan pengambilan sampel di dalam maupun di luar

ruangan dan diperiksa di laboratorium.

2) Pengambilan dan pemeriksaan dilakukan oleh tenaga BTKL dan

petugas ISLRS.

Page 19: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

16

3) Parameter pemeriksaan: suhu, kelembaban, pencahayaan,

kebisingan.

d. Persyaratan

1) Persyaratan suhu dan kelembaban berdasarkan Kepmenkes RI

No. 1204/SK/X/2004 adalah :

No Ruang atau unit Suhu (OC)

Kelembaban (%) Tekanan

1 Operasi 19-24 45-60 Positif 2 Bersalin 24-26 45-60 Positif 3 Pemulihan /

perawatan 22-24 45-60 Seimbang

4 Observasi bayi 21-24 45-60 Seimbang 5 Perawatan bayi 22-26 35-60 Seimbang 6 Perawatan

premature 24-26 35-60 Positif

7 ICU 22-23 35-60 Positif 8 Jenazah/autopsi 21-24 - 9 Penginderaan medis 19-24 35-60 Seimbang 10 Laboratorium 22-26 45-60 Negatif 11 Radiologi 22-26 35-60 Seimbang 12 Sterilisasi 22-30 45-60 Negatif 13 Dapur 22-30 35-60 Seimbang 14 Gawat darurat 19-24 35-60 Positif 15 Administrasi

pertemuan 21-24 45-60 Seimbang

16 Ruang luka bakar 24-26 35-60 Positif

2) Persyaratan pencahayaan berdasarkan Kepmenkes RI No.

1204/SK/X/2004 adalah :

Ruang Pencahayaan (lux)

Keterangan

Ruang pasien a. Saat tidak tidur b. Saat tidur

100-200 Maks 50

Cahaya sedang

Ruang operasi umum 300-500 Meja operasi 10.000-20.000 Warna cahaya

sejuk atau sedang tanpa bayangan

Anestesi pemulihan 300-500 Endoscopy,lab 75-100 Sinar X Minimal 60

Page 20: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

17

Koridor Minimal 100 Tangga Minimal 100 Malam hari Administrator/kantor Minimal 100 Ruang alat/gudang Minimal 200 Farmasi Minimal 200 Dapur Minimal 200 Ruang cuci Minimal 100 Toilet Minimal 100 Ruang isolasi khusus penyakit tetanus

0,1-0,5 Warna cahaya biru

Ruang luka bakar 100-200

3) Persyaratan kebisingan berdasarkan Kepmenkes RI No.

1204/SK/X/2004 adalah :

No Ruangan atau unit Maksimum kebisingan (waktu pemaparan 8 jam

dan satuan dBA) 1 Ruang pasien

Saat tidak tidur Saat tidur

45 40

2 Ruang operasi, umum 45 3 Anestesi, pemulihan 45 4 Endoskopi,

laboratorium 65

5 Sinar X 40 6 Koridor 40 7 Tangga 45 8 Kantor/loby 45 9 Ruang alat/gudang 45 10 Farmasi 45 11 Dapur 78 12 Ruang cuci 78 13 Ruang isolasi 40 14 Ruang Poli Gigi 80

Page 21: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

18

BAB III

HASIL PENGAMATAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

Prof. Dr. Sardjito, pendidik dan tokoh kesehatan, sekaligus Rektor

Universitas Gadjah Mada, memiliki cita-cita luhur, yaitu didirikannya rumah

sakit pemerintah yang terpusat di Yogyakarta. Gagasan itu muncul sejak

tahun 1954. Saat itu, rumah sakit pemerintah masih terpencar-pencar, yaitu

di Pugeran, Mangkubumen, Jenggotan, dan ada lagi yang di Loji Kecil. Hal

ini membuat terpencarnya praktik mahasiswa kedokteran.

Cita-cita tersebut mendapat dukungan DPRD DIY. Pada tahun 1960,

DPRD mengusulkan kepada pemerintah untuk mendirikan rumah sakit.

Meskipun usulnya diterima, namun realisasinya masih tersendat, karena

kondisi keuangan negara yang tidak stabil. Barulah pada akhir tahun 1969,

gagasan itu dapat terwujud. Rumah sakit yang direncanakan mulai dibangun

pada tahun 1970. Namun, sungguh disayangkan pada tahun tersebut Prof.

Dr. Sadjito meninggal dunia. Oleh sebab itu, untuk mengenang jasa-jasa

beliau, rumah sakit itu diberi nama RSUP Dr. Sardjito.

RSUP Dr. Sardjito dibangun sejak tahun 1970, di atas tanah seluas 8,2

Ha, berdasar SK Menteri Kesehatan RI No.126-VI-Kab-B.VIII-74 tanggal 13

Juni 1974. Luas bangunan waktu itu adalah 60.378,60 m2.

Gedung RSUP Dr. Sardjito dibangun empat lantai. Lantai dasar

digunakan untuk ruang ICU dan ICCU serta poliklinik kebidanan, kandungan,

dan jiwa. Lantai dua digunakan untuk poliklinik penyakit dalam, bedah, dan

kandungan. Lantai tiga digunakan poliklinik bedah dan penyakit dalam,

Page 22: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

19

sedangkan lantai empat untuk poliklinik mata, syaraf, kulit kelamin, dan THT.

Untuk menghubungkan antarlantai, Presiden Soeharto waktu itu

menyumbangkan tiga buah lift. Selain itu, telah dibangun beberapa

bangunan yang difungsikan untuk keperluan lainnya.

RSUP Dr. Sardjito diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada tanggal

8 Februari 1982. Peresmian tersebut dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI,

Menteri P dan K, Wakil Gubernur DIY, Pangkowilhan II, Pangdam VII

Diponegoro, Ny. Sardjito, serta pejabat sipil militer lainnya. Pada

kesempatan tersebut, Presiden Soeharto menandatangani prasasti dan

sekaligus membuka selubung patung Prof. Dr. Sardjito yang diletakkan di

depan pintu utama rumah sakit.

Hingga sekarang, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito

termasuk Rumah Sakit Umum (RSU) Pemerintah Kelas A, dan juga rumah

sakit rujukan bagi daerah-daerah di sekitar kota Yogyakarta. Adapun wilayah

kerja RSUP Dr. Sardjito mencakup wilayah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta dan Propinsi Jawa Tengah bagian selatan. Rumah Sakit Umum

Pusat (RSUP) Dr. Sardjito mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap,

yang mencakup :

a. Sarana pelayanan kesehatan di RSUP Dr. Sardjito yaitu Instalasi

Rawat Inap (IRNA), Instalasi Gawat Darurat (IGD), Unit

Haemodialisa, Unit Bedah Sentral, dan lain-lain.

b. Sarana penunjang medik di RSUP Dr. Sardjito yaitu apotek, Unit

Sanitasi (PAB, IPLC, PPLF), dan lain-lain.

c. Fasilitas umum di RSUP Dr. Sardjito yaitu musholla, minimarket,

bank, dan lain-lain.

Page 23: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

20

RSUP Dr. Sardjito terletak di Jln. Kesehatan No. 1 Sekip, Bulaksumur,

Yogyakarta, dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Kampus Fakultas Teknik UGM

b. Sebelah timur : Kampus Fakultas Kedokteran UGM

c. Sebelah selatan : Komplek pertokoan

d. Sebelah barat : Sungai Code

B. Kegiatan Praktik dan Hasil

1. Pengukuran pH dan Sisa Klor

Pengukuran pH dan sisa klor dilakukan di RSUP Dr. Sardjito

setiap pagi. Pengukuran dilakukan di tiga titik yaitu di kantor ISLRS,

WTP I, dan Tulip. Pada hari Selasa, 28 Mei 2013 kami melakukan

pengukuran pH dan sisa klor dan didapatkan hasil sebagai berikut :

Lokasi pH Sisa klor (mg/L) Kantor ISLRS 7,4 0,1 WTP I 7,0 0,15 Tulip 7,4 0,1

Tabel 1. Hasil pengukuran pH dan sisa klor

2. Pemantauan Penggunaan Air Bersih

Pemantauan penggunaan air bersih dilakukan setiap hari, yaitu

volume penggunaan air bersih dan debit aliran.

Tabel 2. Hasil Pemantauan volume penggunaan air bersih dan debit aliran pada hari Selasa 28 Mei 2013

Lokasi Volume (m3) Pemakaian per hari (m3)

Debit (L/s) Senin Selasa

Meteran Sumur Utara 55.015 55.396 381 - Meteran Sumur Baru 115.640 116.311 671 10 Meteran Sumur Masjid 282.131 282.131 0 - Meteran Sumur COT 337.063 337.196 133 5

Page 24: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

21

3. Pembubuhan Kaporit

Pembubuhan kaporit dilakukan setiap hari. Kaporit yang

dibutuhkan sebanyak 1,9 kg atau setara dengan 9 gelas takar. Untuk

mengalirkan kaporit ke dalam sistem pengolahan air bersih diatur

debitnya sebesar 80 ml/ 5 s.

4. Pemeliharaan Pengolahan Air Bersih

Pemeliharaan berkala yang harus dilakukan yaitu pemeliharaan

pada sand filter dan carbon filter dengan cara back wash dan

pembilasan. Pada Sistem II, WTP II dilakukan back wash dan

pembilasan pada hari Selasa, 28 Mei 2013.

5. Desinfeksi Ruangan

Desinfeksi ruangan dilaksanakan apabila ada permintaan dari

unit-unit yang membutuhkan desinfeksi ruang. Desinfeksi ruangan

menggunakan bahan desinfektan Hexaquart yang dilarutkan dengan air

bersih. Pada hari Selasa, 28 Mei 2013 terdapat empat permintaan

desinfeksi ruangan.

Tabel 3. Desinfeksi ruangan tanggal 28 Mei 2013 Instalasi yang

dilayani Jenis kasus

Waktu tindakan

Kebutuhan Hexaquart (ml)

Melati 5/ Kamar 2 TB 09.00-13.00 3,646 PICU/ Isolasi Timur TB 10.00-14.00 3,141 Unit Stroke/ Kamar I Pneumonia 10.15-12.15 4,22 Cendana I/ Kamar 6 TB 11.45-15.45 3,25

6. Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu

Pengendalian serangga dan binatang pengganggu dilaksanakan

berdasarkan permintaan dari unit yang melapor terjadinya gangguan

akibat serangga dan binatang pengganggu. Untuk menentukan tindakan

yang akan dilakukan perlu survey terlebih dahulu. Pada hari Rabu, 29

Page 25: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

22

Mei 2013 unit ISLRS menerima permintaan dari Ruang Kepala Instalasi

Teratai IRNA IV terhadap gangguan rayap. Tindakan yang dilakukan

untuk mengatasi gangguan rayap menggunakan Prevail 100 EC dengan

bahan aktif sipermetrin 100 g/ L.

7. Inspeksi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit

Inspeksi sanitasi rutin pada hari Rabu, 29 Mei 2013 dilakukan di

Poliklinik General Check Up (GCU) yang terdiri dari 3 ruangan, yaitu

Ruang pendaftaran, ruang konsultasi dan ruang periksa.

Nilai inspeksi sanitasi dihitung berdasarkan jumlah item “baik”

dibandingkan dengan jumlah seluruh item penilaian.

Ruang Pendaftaran =

Ruang Konsultasi =

Ruang Periksa =

8. Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Fisik (PPLF)

Pengendalian pencemaran lingkungan fisik RSUP Dr. Sardjito

meliputi suhu basah, suhu kering, kelembaban, pencahayaan dan

kebisingan. Pengukuran lingkungan fisik menggunakan slink

psychrometer, sound level meter, dan lux meter. Pada hari Rabu, 29 Mei

2013 melakukan pengukuran di Poliklinik General Check Up (GCU).

Tabel 4. Hasil pengukuran fisiologis ruangan di Poliklinik GCU

Sublokasi Suhu basah

(oC)

Suhu kering

(oC) Kelembaban

(%) Pencahayaan

(lux) Kebisingan

(dB)

R. Pendaftaran 19 25 57 93, 67 56, 4 R. Periksa 22 24 84 73, 33 46, 4 R. Konsultasi 22 25 77 81, 83 55, 0

Page 26: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

23

9. Instalasi Pengolahan Air Limbah

Pada hari Kamis, 30 Mei 2013 melakukan back wash pada sand

filter dan carbon filter di IPAL RSUP Dr. Sardjito. Selain itu, melakukan

kegiatan penambahan lumpur aktif pada bak aerasi dan sirkulasi lumpur.

Pada hari tersebut merupakan jadwal untuk mengeringkan lumpur pada

drying bed.

10. Pengelolaan Limbah Padat Medis, Nonmedis, dan B3

Limbah padat medis berupa benda tajam dan infeksius, serta B3

dikelola oleh pihak ketiga yaitu PT. Arah. Untuk limbah padat nonmedis

dikelola oleh Kimpraswil Kabupaten Sleman.

11. Penyediaan makanan di Instalasi Gizi

Pengolahan makanan dan minuman pada instalai gizi dibagi

menjadi 2, yaitu pengolahan untuk pasien kelas VIP dan pasien bangsal.

Alur dalam instalasi gizi adalah penerimaan bahan makanan,

penyimpanan bahan makanan, pengolahan bahan makanan,

penyimpanan makanan jadi, pengemasan dan distribusi.

12. Instalasi Binatu

Dalam instalasi binatu dibagi menjadi 2 ruang, yaitu dirty area dan

clean area. Linen kotor diantarkan oleh petugas bangsal menuju

instalasi binatu menggunakan troli strip merah mulai pukul 06.00-10.00

pagi. Linen bersih didistribusikan menggunakan troli strip biru mulai

pukul 12.30 siang. Pengaturan jam tersebut dimaksudkan agar lalu

lintas distribusi linen tetap teratur.

Page 27: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

24

C. Pembahasan

1. Pengukuran pH dan Sisa Klor

Suatu upaya yang dilakukan terhadap penyediaan air sehingga

dapat dihasilkan kualitas maupun kuantitas air bersih yang memenuhi

persyaratan kesehatan air berish sesuai Permenkes No. 416/1990 dan

sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004.

Pengukuran pH dan sisa klor dilakukan setiap pagi untuk

mempertahankan kualitas air bersih yang digunakan oleh rumah sakit.

Berdasarkan hasil pengukuran pH masih sesuai dengan baku mutu yang

terdapat pada Permenkes Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit yaitu berkisar antara 6,5-8,5

Berdasarkan hasil pengukuran sisa klor di tiap lokasi masih memenuhi

syarat berdasarkan Permenkes RI No. 492 Tahun 2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum yaitu maksimal menunjukkan hasil di

bawah baku mutu yang ditetapkan sebesar 5 mg/ L. Pertimbangannya

yaitu hasil pemeriksaan sampel secara berkala untuk parameter

bakteriologis koliform sudah tidak dapat hidup dengan sisa klor kisaran

0,1-0,15 mg/ L. Hasil pemeriksaan bakteriologis ini dikeluarkan oleh

laboratorium kesehatan yang telah terakreditasi di Yogyakarta seperti di

BTKL dan BLK, sehingga didapat hasil yang akurat.

2. Pemantauan Penggunaan Air Bersih

Pemantauan penggunaan air bersih berdasarkan volume air

bersih yang digunakan untuk menyuplai seluruh kebutuhan air bersih

rumah sakit. Sumber air bersih yang digunakan oleh RSUP Dr. Sardjito

Page 28: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

25

yaitu menggunakan 4 buah sumur dalam. Untuk mengetahui konsumsi

air bersih dalam sehari, caranya dengan menghitung selisih meteran

dengan hari sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah

penggunaan pada hari Senin 27 Mei 2013 yaitu sebanyak 1185 m3. Dari

total penggunaan air bersih paling banyak disuplai oleh Sumur Baru

sebanyak 671 m3, sedangkan Sumur COT menyuplai air bersih paling

sedikit yaitu sebanyak 133 m3.

Untuk mengukur debit dapat diperoleh dengan mengamati waktu

yang dibutuhkan untuk mengalirkan 100 L air. Berdasarkan hasil

pengamatan, Sumur Baru mengalirkan air bersih dengan debit 10 m3/ s

yang diperoleh dari penghitungan jumlah air yang dialirkan (100 L) dibagi

dengan waktu yang diperlukan (10 s) sehingga didapat debit tersebut.

Perhitungan tersebut juga sama untuk sumur lainnya.

3. Pembubuhan Kaporit

Kaporit atau kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang

memiliki rumus kimia Ca(ClO)2. Kaporit berfungsi untuk membunuh

kuman, bakteri, dan virus yang terdapat dalam air. Pembubuhan kaporit

dilakukan setiap hari. Dalam sehari RSUP Dr. Sardjito membutuhkan air

antara 1.000 m3-1100 m3 dan dibutuhkan kaporit sebanyak 1.9 kg yang

diperoleh dengan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

a.

b.

Page 29: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

26

c.

d.

Perhitungan kebutuhan kaporit ini didasarkan atas jumlah air

bersih yang harus disediakan tiap harinya. Seperti perhitungan di atas,

jumlah kaporit yang dibutuhkan per hari yaitu sebesar 1,9 kg. Untuk

membubuhkan kaporit perlu diatur debit aliran yang juga disesuaikan

dengan volume airnya. Bak kontak kaporit yang digunakan yaitu sebesar

800 L yang digunakan untuk mengalirkan selama 24 jam. Maka untuk

memudahkan dalam membubuhkan kaporit dihitung volume yang harus

dialirkan selama 5 detik, yaitu sebesar 80 ml/ 5 s. Pengaturan debit aliran

kaporit ini bertujuan untuk menjaga agar selama 24 jam tetap terdapat

kaporit dalam perpipaan air bersih.

4. Pemeliharaan Pengolahan Air Bersih

Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPAB) di RSUP Dr. Sardjito

terbagi atas 2 sistem, yaitu sistem 1 dan sistem 2.

a) Sistem 1 menyuplai 90% kebutuhan air bersih di RSUP Dr. Sardjito

kecuali GBST. Sumber air pada sistem 1 terdiri dari 3 sumur, yaitu

sumur utara, sumur masjid dan sumur baru. Sumur Masjid

merupakan sumur cadangan, sedangkan sumur utamanya adalah

sumur baru dan sumur utara. Alur pada sistem 1 yaitu: air dari

sumur dialirkan menuju bak aerasi, kemudian ke bak sedimentasi

untuk mengendapkan flok menggunakan media fiber 60o, kemudian

dialirkan menuju bak filtrasi, kemudian dialirkan ke ground tank

Page 30: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

27

induk (tandon bawah) dengan proses desinfeksi dan yang terakhir

adalah pendistribusian. Pendistribusian air bersih pada sistem 1

dibagi menjadi 2, yaitu ke roof tank tower IRNA I dan ke ground tank

IRJ.

b) Sistem 2 menyuplai 10 % dari kebutuhan air di RSUP Dr. Sardjito.

Sumber air untuk sistem 2 berasal dari 1 sumur, yaitu sumur COT.

Alur pengolahan air bersih pada sistem 2 yaitu pertama air diolah

pada WTP 1 (reactor tank, sand filter dan carbon filter), kemudian

diolah pada WTP II ( sand filter, carbon filter dan clean water tank)

dan yang terakhir diolah pada WTP RO (sand filter, carbon filter,

softener, RO plant, dan RO storage tank)

Pemeliharaan pada instalasi pengolahan air bersih merupakan hal

yang penting, mengingat air bersih merupakan elemen yang esensi

dalam rumah sakit. Pada bagian yang memerlukan pemeliharaan berkala

dalam pengolahan air bersih yaitu sand filter yang berisi pasir kuarsa dan

antrasit, serta carbon filter. Sand filter dan carbon filter perlu dilakukan

pemeliharaan berkala sebab selama pengolahan air lama-kelamaan

akan terjadi penjenuhan dan tidak mampu menyaring lagi kotoran-

kotoran. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemeliharaan dengan cara back

wash dan pembilasan untuk dapat mengembalikan fungsi sand filter dan

carbon filter.

Pemeliharaan dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan. Pada hari Selasa, 28 Mei 2013 merupakan jadwal

melakukan back wash pada WTP II. Pemeliharaan pada WTP II

dilakukan dua kali selama satu minggu, yaitu hari Selasa dan Sabtu.

Page 31: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

28

Kami melakukan backwash pada tank sand filter dan carbon filter

dengan cara mengatur stop kran pada tangki sesuai dengan petunjuk

yang tertera.

SPO (Standar Prosedur Operasional) backwash sebagai berikut:

a) Atur valve pada posisi backwash dengan membuka valve nomor 2,

3 dan 6 serta menutup valve lainnya selama 10-15 menit, air akan

mengalir melalui pipa drain. Periksa apakah ada media yang

terbuang keluar, bila ada media yang terbuang, kecilkan valve

nomor 3 sehingga media tidak terbuang lagi. Backwash filter hingga

air yang terbuang menjadi jernih.

b) Atur valve pada posisi rinse dengan membuka valve nomor 1, 5 dan

6 serta menutup valve lainnya.

c) Atur valve pada posisi service dengan membuka valve nomor 1, 4

dan 6 serta menutup valve lain.

d) Filter siap untuk dioperasikan kembali.

Tabel 5. Pengaturan valve untuk backwash filter Posisi Valve dibuka Valve ditutup

Backwash 2 5 6 1 4 5 7 Rinsing 1 5 6 2 3 4 7 Service 1 4 6 2 3 5 7

Untuk melakukan back wash pada sand filter, pertama kran pada

tangki sand filter diposisikan pada posisi back wash. Kemudian pompa

air penyuplai air untuk kebutuhan back wash dinyalakan. Ketika kran 3

dibuka, maka air sisa back wash akan keluar dan dibuang. Kami

melakukan pengamatan pada air buangan yang keluar, yaitu dengan

mewadahinya pada botol plastik bening dan diamati kejernihannya.

Setelah air yang keluar mulai jernih, selanjutnya kran diposisikan rinsing.

Page 32: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

29

Setelah beberapa lama, selanjutnya diposisikan pada posisi service.

Pada saat diposisikan service, air akan berhenti keluar.

Untuk melakukan back wash pada tangki carbon filter, ketika pada

tahap rinsing, air buangan yang keluar harus benar-benar sudah jernih.

Dilakukan pengamatan kejernihan, bau, dan warna. Setelah dapat

dipastikan air memenuhi kriteria tersebut, selanjutnya proses dapat

dilanjutkan pada tahap service. Setelah sand filter dan carbon filter

selesai proses back wash, selanjutnya pompa air penyuplai air back

wash dimatikan sehingga proses pengolahan air bersih untuk keperluan

rumah sakit dapat kembali berjalan.

5. Desinfeksi Ruangan

Desinfeksi ruangan dilakukan menggunakan alat mini ULV dengan

metode pengabutan dan menggunakan bahan desinfektan Hexaquart.

Dosis yang digunakan berbeda-beda tergantung volume ruangan yang

akan didesinfeksi. Dosis desinfektan sudah dibakukan sesuai dengan

volume ruangan oleh pihak ISLRS RSUP Dr. Sardjito dalam bentuk

tabel-tabel. Dalam tabel tersebut memuat nama ruangan, jenis

desinfektan, kasus penyakit, dosis desinfektan, dan jumlah pengencer.

Untuk melaksanakan tindakan desinfeksi ruangan, ISLRS

menerima permintaan dari unit-unit yang menghubungi melalui telepon

atau program rutin sesuai jadwal. Bagi permintaan desinfeksi melalui

telepon dicatat pada Buku Permintaan Fogging. Selanjutnya dari ISLRS

akan mengirimkan personil untuk melakukan desinfeksi sesuai ruangan

yang diminta. Seletah selesai, kemudian menempel Bukti Tindakan

Page 33: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

30

Fogging pada pintu ruangan dan mengisi Lembar Kerja (gambar

terlampir).

Tabel 6. Buku permohonan dan tindakan desinfeksi ruang

DAFTAR PERMOHONAN DAN TINDAKAN DESINFEKSI RUANG DI RSUP DR SARDJITO BULAN : TAHUN :

HA

RI

TAN

GG

AL

NO

LA

POR

AN

WA

KTU

LA

POR

AN

LOK

ASI

KA

SUS

PELA

POR

PEN

ERIM

A

PELA

KSA

NA

TI

ND

AK

AN

WA

KTU

PE

LAK

SAN

A

HEX

AQ

UA

RT

(ml)

Selasa, 28 Mei 2013

618 10.00 Unit

Stroke Pneumonia Ari Ali Ali +

poltekkes 10:15-12:15 4,22

619 08.45

PICU/Isolasi timur TB Lubis Ali Ali +

poltekkes 10:00-14:00 3,141

620 08.15

Melati 5/KM.2 TB Vero Ali Ali +

poltekkes 09:00-13:00 3,646

621 11.00 Cendana 1/KM.6 TB Surya Ali Ali +

poltekkes 11:45-15:45 3,25

SPO (Standar Prosedur Operasional) desinfeksi ruang adalah

sebagai berikut:

a) Alat dan bahan:

1) Fogger

2) Desinfektan

3) Roll kabel

4) Lembar kerja dan alat tulis

5) Gelas ukur

6) Full face

7) Tas ransel

8) Pakaian pelindung

Page 34: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

31

9) Sarung tangan karet

b) Prosedur kerja

1) Sebelum Desinfeksi Ruangan

(a) Petugas ISLRS mempersiapkan Lembar Kerja tindakan

desinfeksi

(b) Petugas ISLRS mempersiapkan peralatan untuk

desinfeksi

(c) Petugas ISLRS mempersiapkan bahan desinfektan sesuai

dengan dosis formulasi dan dosis aplikasinya.

2) Fogging dilakukan oleh petugas ISLRS

(a) Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (masker

gas/full face, sarung tangan, baju pelindung, alas kaki).

(b) Petugas menyiapkan bahan desinfektan sesuai dengan

dosis dan volume ruangan yang dapat dilihat didalam

tabel dan diencerkan dengan air bersih.

(c) Petugas memasukkan steker listrik pada fogger

ditancapkan ke dalam stop kontak, bila kurang panjang di

sambung rol kabel.

(d) Petugas melakukan fogging dengan menekan tombol

“ON” dengan diawali dari bed/kasur, kemudian ke arah

udara dan seluruh permukaan benda di dalam ruangan

(e) Petugas menutup pintu dan menempel tulisan yang berisi

waktu fogging dan bisa digunakan kembali.

(f) Petugas meminta tanda tangan Lembar kerja pada

petugas bangsal.

Page 35: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

32

Selama proses desinfeksi ruangan, petugas wajib menggunakan

APD yang meliputi masker full face, sarung tangan karet, dan pakaian

pelindung. Sebelum mendesinfeksi perlu menutup jendela, menggulung

kasur, membuka setiap gorden, dan membuka kamar mandi (jika ada).

Desinfeksi dilakukan dari sudut yang terjauh dari pintu keluar kemudian

bergerak mundur menuju pintu keluar.

Pada hari Selasa, 28 Mei 2013 terdapat empat permintaan

desinfeksi ruangan.

a. Melati 5/ Kamar 2

Permintaan di ruangan ini dilakukan karena adanya panggilan

melalui telepon oleh Vero yang diterima oleh Ali. Jenis kasusnya

yaitu TB. Berdasarkan tabel, dosis Hexaquart yang digunakan

adalah 3,646 ml yang diencerkan menjadi 500 ml larutan.

Desinfeksi dilakukan oleh Sdr. Arif dan Sdri. Faradella. Setelah

didesinfeksi, ruangan dapat digunakan kembali pada pukul 13.00.

b. PICU/ Isolasi Timur

Permintaan di ruangan ini dilakukan karena adanya panggilan

melalui telepon oleh Lubis yang diterima oleh Ali. Jenis kasusnya

yaitu TB. Berdasarkan tabel dosis Hexaquart yang digunakan

adalah 3,141 ml yang diencerkan menjadi 500 ml larutan.

Desinfeksi dilakukan oleh Sdr. Lukas dan Sdri. Rahma. Setelah

didesinfeksi, ruangan dapat digunakan kembali pada pukul 14.00.

c. Unit Stroke/ Kamar 1

Permintaan di ruangan ini dilakukan karena adanya panggilan

melalui telepon oleh Ari yang diterima oleh Wati. Jenis kasusnya

Page 36: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

33

yaitu pneumonia. Berdasarkan tabel dosis Hexaquart yang

digunakan adalah 4,224 ml yang diencerkan menjadi 1 L larutan.

Desinfeksi dilakukan oleh Sdri. Ega dan Sdri. Dian. Setelah

didesinfeksi, ruangan dapat digunakan kembali pada pukul 12.15.

d. Cendana I/ Kamar 6

Permintaan di ruangan ini dilakukan karena adanya panggilan

melalui telepon oleh Surya yang diterima oleh Ali. Jenis kasusnya

yaitu TB. Berdasarkan tabel dosis Hexaquart yang digunakan

adalah 3,25 ml yang diencerkan menjadi 500 ml larutan. Desinfeksi

dilakukan oleh Sdr. Lukas dan Sdri. Faradella. Setelah didesinfeksi,

ruangan dapat digunakan kembali pada pukul 16.00.

6. Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu

Pemberantasan serangga dan binatang pengganggu dilakukan

dengan 2 cara, yaitu:

a) Secara aktif : dengan cara melakukan survey rutin sesuai

dengan jadwal.

b) Secara pasif : dengan cara menerima permintaan dari unit-unit

yang mengalami masalah terhadap seranngga maupun binatang

pengganggu.

Bahan insektisida yang digunakan adalah:

Tabel 7. Bahan insektisida untuk pengendalian serangga dan binatang pengganggu di RSUP Dr. Sardjito

No Nama insektisida Bahan aktif Dosis Kegunaan

1. Solfac 10 WP

Siflutrin 50 g/L Tergantung luas area

Membasmi serangga (nyamuk, semut)

2. Cynoff 25 Sipermetrin 25 Tergantung Membasmi

Page 37: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

34

UL gr/L luas area nyamuk 3. Mustang

25 EC Zeta-sipermetrin 25 gr/L

Tergantung luas area

Mengendalikan serangga (kecoa, nyamuk dan lalat)

4. Petrokum 0,005 BB

Brodifakum 0,005%

Tergantung luas area

Mengendalikan tikus

5. Prevail 100 EC

Sipermetrin 100 gr/L

Tergantung luas area

Membasmi rayap

Alur permintaan pengendalian serangga dan binatang

pengganggu secara pasif melalui telefon adalah ketika pihak ISLRS

menerima laporan, kemudian dicatat pada Buku Permintaan

Pengendalian Serangga. Yang membedakan, pada pengendalian

serangga dilakukan survey pendahuluan sebelum tindakan untuk melihat

tingkat keparahan gangguan, dan menentukan metode pengendalian

serangga. Selanjutnya setelah tindakan selesai dikerjakan kemudian

mengisi Bukti Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian Serangga.

Pada hari Rabu, 29 Mei 2013, pihak ISLRS menerima laporan dari

Ruang Kepala IRNA IV “Teratai” dengan pelapor Slamet dan penerima

laporannya Wati pada pukul 08.30 dengan kasus serangan rayap.

Berdasarkan hasil pengamatan ruangan tersebut mengalami serangan

rayap yang cukup parah. Almari beserta dokumen yang disimpan

diserang oleh rayap yang diduga muncul dari lubang tembok bagian

bawah. Selain itu, serangan rayap pada almari disebabkan karena almari

jarang dibuka dan dibersihkan.

Termitisida yang digunakan adalah Prevail. Larutan termitisida

dibuat berdasarkan luas ruangan (40 m2), dosis penyemprotan 50 ml/ m2,

dosis campuran (10 ml/ L). Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan

Page 38: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

35

variabel tersebut maka didapat 20 ml Prevail yang diencerkan menjadi 2

L larutan.

Berdasarkan kondisi ruangan, pengendalian serangan tidak

dilakukan dengan penyemprotan, melainkan dengan melumuri almari

dengan larutan termitisida. Sebelum dilumuri larutan termitisida terlebih

dahulu almari dibersihkan dari kotoran dan sisa sarang rayap. Setelah

almari bersih baru dilumuri dengan larutan termitisida secara

menyeluruh, pada bagian-bagian bekas sarang rayap diulangi beberapa

kali. Selanjutnya semua kotoran dari almari dimasukkan ke dalam

kantong plastik kemudian diikat dengan kuat agar rayap yang diduga

masih hidup dapat mati akibat kekurangan oksigen.

Serangan rayap yang muncul dari tembok bagian bawah juga

dilakukan treatment dengan memasukkan larutan termitisida ke dalam

lubang-lubang yang dibuat oleh rayap kemudian ditutup dengan semen.

Selama melakukan tindakan, APD yang digunakan antara lain sarung

tangan karet dan masker.

Setelah treatment selesai kemudian kami memberi rekomendasi

pada petugas jaga IRNA IV “Teratai” untuk menjaga kebersihan,

mengatur tata letak perabot yang terbuat dari kayu berjarak minimal 20

cm dari dinding agar terjadi sirkulasi udara untuk mengurangi

kelembaban.

7. Inspeksi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit

Kegiatan Inspeksi sanitasi dilakukan pada hari Rabu, 29 Mei 2013 di

Poliklinik General Check Up (GCU) RSUP Dr.Sardjito. Di dalam Poli

GCU ini terdapat 3 ruangan yang diinspeksi meliputi Ruang Pendaftaran,

Page 39: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

36

Ruang Konsultasi, dan Ruang Periksa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

mengamati dan mengukur variable-variabel inspeksi yang berada dalam

ruangan. Variabel inspeksi tersebut meliputi :

a. Kualitas Lingkungan Fisik

b. Kebersihan dan Kerapian Ruang

c. Desinfeksi permukaan

d. Kualitas Kebersihan KM/WC

e. Kualitas Wastafel

f. Pengelolaan Sampah Non Medis

g. Pengelolaan Sampah Medis

h. Pengelolaan Sampah Medis Tajam

i. Pemantauan Serangga dan Binatang Pengganggu

Kegiatan inspeksi dilakukan dengan cara mengisi formulir check list

yang sudah disediakan. Yaitu memberi tanda centang pada kolom “baik”

apabila masuk dalam kriteria baik dan memberi tanda centang pada

kolom “tidak” apabila masuk dalam kriteria tidak baik. Setelah semua

kolom terisi, kemudian melakukan penilaian hasil inspeksi. Nilai inspeksi

sanitasi pada ruang pendaftaran adalah 56,36; pada ruang konsultasi

adalah 30,90; dan pada ruang periksa adalah 41,81. Pada hasil yang

tidak baik, diberikan catatan khusus agar kualitas sanitasi ruangan

tersebut dapat ditingkatkan.

Selanjutnya yaitu meminta tanda tangan kepala unit Poli GCU

sebagai bukti bahwa ruangan sudah di inspeksi. Pada saat ini juga kita

memberikan penjelasan kepada kepala unit mengenai hasil inspeksi yang

sudah dilakukan.

Page 40: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

37

8. Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Fisik

Pengendalian pencemaran lingkungan fisik RSUP Dr. Sardjito

meliputi suhu basah, suhu kering, kelembaban, pencahayaan dan

kebisingan. Pada hari Rabu, 29 Mei 2013, kami melakukan pengukuran

lingkungan fisik di Poliklinik General Check Up yang meliputi ruang

pendaftaran, ruang konsultasi dan ruang periksa.

Tabel 8. Perbandingan hasil pengukuran dengan Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004.

No Lokasi Suhu (0C) Kelembaban

(%) Pencahayaan

(lux) Kebisingan

(dB) Hasil Standar Hasil Standar Hasil Standar Hasil Standar

1. R. Pendaftaran 22 21 - 24 57 45 - 60 93,67 Min 100 56,4 45 2. R. Konsultasi 23,5 21 - 24 77 45 - 60 81,83 Min 100 55 45 3. R. Periksa 23 21 - 24 84 45 - 60 73,33 Min 100 46,4 45

a. Pengukuran Suhu dan Kelembaban

Pengukuran suhu dan kelembaban menggunakan alat slink

psychrometer. Langkah pertama dengan membasahi ujung benang

pada suhu basah. Selanjutnya memutar slink psychrometer

mengelilingi ruangan selama 20 detik. Setelah selesai, kemudian

membaca hasilnya pada slink psychrometer. Mencatat hasil suhu

kering dan suhu basah yang kemudian untuk menentukan

kelembaban dengan cara menghubungkan antara garis vertikal

dengan horizontal dimana garis vertikal sebagai suhu kering dan

horizontal sebagai selisih suhu kering dan suhu basah.

Dari ketiga ruangan yang diperiksa, seluruhnya telah memenuhi

persyaratan suhu berdasarkan Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004.

Sedangkan kelembaban pada ruang konsultasi dan ruang periksa

Page 41: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

38

tidak memenuhi persyaratan kelembaban berdasarkan Kepmenkes RI

No. 1204/SK/X/2004.

Berdasarkan hasil pengukuran suhu yang selanjutnya didapat

nilai kelembaban, Ruang Periksa dan Ruang Konsultasi kurang

memenuhi persyaratan Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004. Dengan

demikian perlu mengatur suhu pada AC. Dengan pengaturan suhu

yang tepat diharapkan dapat menurunkan kelembaban hingga

memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

b. Pencahayaan

Pengukuran pencahayaan dilakukan pada 3 ruangan yaitu

Ruang Pendaftaran, Ruang Periksa, dan Ruang Konsultasi. Alat yang

digunakan untuk mengukur pencahayaan adalah lux meter.

Pengukuran dilakukan pada 6 titik pada, masing-masing ruangan.

Pengukuran setiap titiknya dilakukan pada obyek kerja dengan cara

meletakkan sensor pada obyek kerja tersebut. Kemudian menggeser

tombol on, setelah itu menunggu angka pada layar sampai konstan

dan membaca hasilnya. Hasil pengukuran pencahayaan di Ruang

Pendaftaran (93,67 lux), di Ruang Periksa (73,33 lux) dan di Ruang

Konsultasi (81,83 lux).

Berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan maka kondisi

pencahayaan di Ruang Pendaftaran, Ruang Periksa, dan Ruang

Konsultasi belum memenuhi persyaratan yang seharusnya minimal

100 lux. Agar pencahayaan ruangan tersebut dapat sesuai dengan

peraturan yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan cara

Page 42: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

39

mengganti lampu dengan watt yang lebih besar atau menambah

jumlah lampu.

c. Kebisingan

Pengukuran pencahayaan dilakukan pada 3 ruangan yaitu

Ruang Pendaftaran, Ruang Periksa dan Ruang Konsultasi. Pada

pengukuran kebisingan ini alat yang digunakan adalah sound level

meter. Pengukuran dilakukan dengan berdiri di tengah ruangan dan

mengarahkan kesumber suara. Kemudian menekan tombol power,

menekan tombol mode sampai muncul kata “Laeq”. Selanjutnya

menekan tombol menu dan mengatur waktu pengukuran selama 5

menit. Kemudian menekan tombol menu dan start. Membaca angka

setiap 5 detik sekali selama 5 menit dan selanjutnya hasilnya di rata-

rata. Hasil pengukuran kebisingan di ruang pendaftaran (56,4 dB), di

ruang periksa (46,4 dB) dan di ruang konsultasi (55,0 dB).

Berdasarkan peraturan Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004

maka kondisi kebisingan di Ruang Pendaftaran, Ruang Periksa, dan

Ruang Konsultasi belum memenuhi persyaratan yang seharusnya

maksimal 45 dB. Agar kebisingan tersebut dapat sesuai dengan

persyaratan maka dalam berkomunikasi antarpegawai hendaknya

tidak terlalu keras.

Selain melakukan pengukuran lingkungan fisik, kami juga

melakukan pengamatan kondisi ruangan antara lain: jumlah lampu, lampu

yang menyala, jumlah AC yang menyala, jumlah kipas angin yang

menyala, kondisi lantai, jumlah ruang yang ada pada ruangan, pintu dan

jendela tertutup atau terbuka pada setiap ruangan.

Page 43: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

40

Kemudian setelah selesai pengukuran dan pengamatan kondisi

ruangan, kami memberikan rekomendasi kepada petugas poliklinik

tersebut. Di ruang ISLRS kami melakukan rekapitulasi data hasil

pengukuran dan menulis pada buku induk.

9. Instalasi Pengolahan Air Limbah

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RSUP Dr. Sardjito

adalah suatu rangkaian unit pengolahan yang mengolah limbah cair dari

bermacam-macam sumber dan jenis limbah cair yang dihasilkan oleh

kegiatan rumah sakit untuk diproses secara biologi, fisika dan kimia

dengan metode lumpur aktif sebelum dibuang ke badan air/lingkungan.

Limbah cair dihasilkan dari semua unit yang ada di rumah sakit.

Karakteristik limbahnya pun berbeda-beda. IPAL di RSUP Dr. Sardjito

menggunakan metode lumpur aktif. Metode lumpur aktif adalah metode

yang menggunakan mikroorganisme aktif agar bekerja merombak zat-

zat organik yang ada dalam air limbah.

Alur yang diterapkan di IPAL RSUP Dr. Sardjito adalah air limbah

terkumpul menjadi satu aliran dan melewati bar screen. Bar screen

dimaksudkan agar kotoran-kotoran yang berukuran besar dapat

tersaring. Setelah melewati bar screen, air limbah masuk sebagai inlet

menuju grit chamber. Di inlet ini terdapat titik pengambilan sampel

limbah cair inlet dengan titik koordinat S: 07o 46’ 08.0” dan E: 110o 22’

15.7”. Grit chamber berguna untuk mengendapkan pasir dan benda-

benda padat lain yang terbawa aliran air limbah.

Selanjutnya air limbah masuk ke bak ekualisasi. Bak ekualisasi

berfungsi untuk menyeragamkan semua jenis, karakteristik, dan debit

Page 44: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

41

limbah dari masing-masing instalasi. Bak ekualisasi di IPAL RSUP Dr.

Sardjito terdiri dari 2 bak besar, sehingga air terlebih dahulu masuk ke

bak ekualisasi I, kemudian masuk ke bak ekualisasi II. Setelah dari bak

ekualisasi II, air dialirkan ke bak aerasi dengan sistem pompa. Bak

aerasi bertujuan untuk mengkontakkan air limbah dengan udara untuk

menurunkan kadar Fe dan Mn serta mendegradasi limbah cair secara

aerob sehingga menghasilkan flok-flok kecil yang akan menjadi lumpur.

Penambahan oksigen di bak aerasi ini menggunakan blower dengan

masing-masing bak memiliki 6 blower. Di bak aerasi ini dilakukan

penambahan lumpur aktif yang mengandung mikroorganisme aerob

untuk merombak zat-zat organik yang ada pada air limbah. Bak aerasi

ini terdiri dari 3 bak, sehingga air berurutan masuk melewati bak aerasi I,

bak aerasi II dan bak aerasi III dengan sistem gravitasi.

Air limbah selanjutnya masuk dalam bak sedimentasi I, yang

bertujuan untuk mengendapkan flok-flok yang terbentuk dari proses

sebelumnya. Flok yang telah terikat akan mengapung ke permukaan,

sehingga air limbah yang telah terbebas dari flok besar akan masuk ke

bak sedimentasi II. Endapan lumpur yang dihasilkan, dialirkan ke bak

lumpur. Limbah dari bak sedimentasi I yang tidak dapat mengendap,

akan dikembalikan lagi ke bak ekualisasi I untuk kembali melewati

proses pengolahan.

Dari bak sedimentasi II, air dialirkan ke bak uji biologi I untuk

menguji kualitas air limbah yang telah diolah hingga tahap sedimentasi.

Dari bak uji biologi I, selanjutnya air dipompa menuju sand filter yang

ada pada tangki besar berwarna biru. Tangki sand filter ini

Page 45: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

42

menggunakan pasir kuarsa dan koral yang berfungsi sebagai penyaring

partikel-partikel yang masih melayang dan belum mengendap pada bak

sedimentasi. Selanjutnya air dialirkan ke bak desinfeksi. Desinfektan

yang digunakan adalah kaporit 70% yang sebelumnya kaporit sudah

dilarutkan menggunakan air pada bak desinfeksi. Penambahan kaporit

berfungsi untuk membunuh bakteri pathogen pada air limbah sebelum

dialirkan ke badan air dan dilakukan setiap hari oleh petugas di IPAL.

Setelah melalui bak desinfeksi, selanjutnya air dialirkan ke bak kontak.

Bak kontak dimaksudkan agar memberikan waktu bagi desinfektan

untuk mematikan kuman yang ada pada air limbah selama 30 menit.

Bak kontak dibuat beralur panjang, sehingga air limbah memiliki waktu

yang cukup untuk kontak. (Gambar bak kontak terlampir).

Setelah melalui bak kontak, air dipompa menuju tangki carbon

filter. Tangki carbon filter terdiri dari 3 tangki, sehingga air akan

berurutan masuk melalui tangki I, tangki II dan tangki III. Carbon filter

menggunakan bahan carbon filter yang berfungsi untuk menghilangkan

bau. Setelah melalui carbon filter, air limbah yang telah selesai diolah ini

akan dialirkan ke dua tempat, yaitu ke bak uji biologi II dan menuju

ground tank. Bak uji biologi II berfungsi untuk mengetahui pengaruh air

limbah olahan terhadap hewan aquatik setelah adanya pengolahan.

Pada bak uji biologi II merupakan titik pengambilan sampel limbah cair

outlet dengan titik koordinat S: 07o 46’ 07.4” dan E: 110o 22’ 16.2”.

Sedangkan air yang dialirkan ke ground tank, air digunakan untuk

melarutkan kaporit, untuk back wash pada sand filter dan tangki carbon

filter serta untuk mencuci kontainer-kontainer sampah padat.

Page 46: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

43

Pada hari Kamis, 20 Mei 2013 kami melakukan perawatan rutin

pada tangki sand filter dan tangki carbon filter, yaitu melakukan

backwash. Backwash dilakukan setiap hari. Cara perawatan dari kedua

tangki ini sama, yaitu menggunakan air dari ground tank, dan

membuang air sisa back wash ke bak ekualisasi II untuk ikut diolah

kembali.

Pada saat back wash, kran diposisikan pada posisi back wash

Inlet dan outlet dari proses pengolahan air limbah ditutup, sehingga air

sisa back wash tidak tercampur dalam proses pengolahan air limbah.

Kran inlet air dari ground tank dibuka untuk memasukkan air dan

membuka kran outlet back wash untuk membuang air sisa back wash.

Setelah air yang keluar jernih, kran diposisikan pada posisi service.

Selain melakukan back wash pada sand filter dan carbon filter,

kami juga melakukan sirkulasi lumpur aktif. Lumpur aktif yang dihasilkan

dari bak sedimentasi dialirkan melalui pipa-pipa besar, ada yang

dimasukkan dalam bak lumpur aktif dan ada yang dialirkan ke bak

pengering lumpur. Lumpur yang dialirkan ke bak lumpur aktif selanjutnya

dipompa untuk dialirkan ke bak aerasi untuk penambahan lumpur. Hal

ini dimaksudkan agar kuantitas lumpur aktif pada bak aerasi tetap

terjaga. Indikatornya adalah pada bak aerasi air selalu keruh, kekeruhan

tersebut menandakan bak aerasi masih mengandung cukup lumpur

aktif.

Lumpur yang dihasilkan ada yang dipompa menuju bak pengering

lumpur. Bak pengering lumpur terdiri dari 8 bak besar yang dibawahnya

diisi dengan pipa drainage, koral, pasir kasar, dan pasir biasa. Lumpur

Page 47: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

44

dimasukkan dalam salah satu bak, untuk selanjutnya dikeringkan secara

konvensional, yaitu dengan bantuan sinar matahari hingga lumpur

benar-benar kering. Setelah lumpur kering selanjutnya dikemas dalam

kantong plastik besar dan dikelola oleh PT. Arah dengan biaya sebesar

Rp 15.000,00 per kilogram. Selain dikeringkan dengan metode

konvensional, lumpur juga dikeringkan dengan metode press, yaitu

dengan menggunakan alat press khusus sehingga lumpur kering yang

dihasilkan lebih padat.

10. Pengelolaan Limbah Padat Medis, Nonmedis, dan B3

Limbah padat medis adalah barang atau bahan buangan padat

sebagai tindakan medis termasuk sampah infeksius sehingga berbahaya

bagi orang yang kontak langsung atau tidak kontak langsung. Jenis

sampah ini dihasilkan dari ruang poliklinik, ruang perawatan, kamar

bersalin, UGD, dan lain-lain. Sampah infeksius berupa spuit injeksi, infus

set, dressing gase, kemasan obat-obatan, jaster, tube, cup, HD set, dan

lain-lain.

Pengelolaan limbah padat di RSUP Dr. Sardjito secara umum

terbagi menjadi tiga, yaitu limbah medis, B3, dan nonmedis. Limbah

medis merupakan limbah yang berasal dari sisa-sisa aktivitas medis yang

memungkinkan terjadinya penularan penyakit. Limbah medis masih dibagi

menjadi dua, yaitu limbah medis tajam yang meliputi sisa jarum suntik,

pisau bedah, dan sebagainya. Setiap bangsal yang menghasilkan limbah

ini harus membuangnya pada safety box. Safety box merupakan tempat

yang terbuat dari bahan kardus yang digunakan untuk menampung

Page 48: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

45

sementara limbah medis tajam. Untuk menandai bahwa safety box

membawa limbah medis maka diberi warna kuning.

Limbah medis selain limbah medis tajam yaitu limbah infeksius

yang meliputi masker, sarung tangan lateks, limbah anatomi, dan

sebagainya. Dari setiap instalasi yang menghasilkan limbah ini harus

ditampung dahulu pada plastik berwarna kuning untuk menandai bahwa

limbah tersebut termasuk limbah medis. Setelah penuh, plastik diikat

dengan kuat yang selanjutnya dibawa ke TPS RSUP Dr. Sardjito.

Limbah-limbah rumah tangga/ nonmedis ditampung pada tempat

sampah yang diberi plastik warna hitam untuk menandakan limbah

tersebut bukan limbah medis. Limbah nonmedis meliputi sampah plastik,

kertas, makanan, dan sebagainya. Seperti pada limbah medis, setelah

penuh plastik diikat kuat untuk dibawa ke TPS RSUP Dr. Sardjito.

Pada intinya, limbah medis termasuk ke dalam limbah B3, namun

untuk memudahkan dalam pengelolaan maka dilakukan pemisahan

antara limbah B3 nonmedis dengan limbah medis. Limbah B3 ini meliputi

limbah oli, lampu bekas, baterai bekas, limbah farmasi, limbah radioaktif,

dan sebagainya. Setiap instalasi yang menghasilkan limbah B3 ini juga

langsung dibawa ke TPS.

Pada TPS RSUP Dr. Sardjito ini dilakukan penimbangan berat

limbah medis yang dihasilkan. Untuk limbah medis dan B3 dikelola oleh

PT. Arah karena RSUP Dr. Sardjito tidak mampu untuk memusnahkan

limbah ini sehingga dikelola oleh pihak ketiga. Setiap hari, limbah ini

diangkut untuk dimusnahkan oleh PT. Arah. Untuk limbah medis dan B3

ini harganya Rp 9.000,00 per kilo berat limbah.

Page 49: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

46

Untuk limbah nonmedis dikelola oleh Kimpraswil Kabupaten

Sleman. Setiap hari dilakukan tiga kali pengangkutan limbah nonmedis

oleh Kimpraswil Kabupaten Sleman. Harga limbah yang diangkut oleh

Kimpraswil Kabupaten Sleman sebesar Rp 49.000,00 per m3.

Fasilitas pengelolaan limbah padat medis adalah :

a. Kantong Plastik

1) Warna Kuning berlogo : Limbah infeksius

2) Warna Ungu : Limbah sitotoksik

3) Warna Hitam : Limbah domestik

4) Warna Merah : Limbah radioaktif

b. Limbah benda tajam di tampung pada safety box.

Jenis limbah padat nonmedis adalah limbah yang dihasilkan dari

kegiatan rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran,

taman, dan halaman. Fasilitas pengumpulan limbah padat nonmedis

adalah kantong plastik berwarna hitam disediakan oleh ISLRS dan

kereta pengangkut khusus limbah padat non medis. Semua limbah padat

nonmedis yang telah terkumpul diangkut menuju ke TPS, dilakukan 3 kali

sehari. Kemudian limbah yang sudah terkumpul di TPS diangkut oleh

petugas dari dinas Kimpraswil untuk dibuang ke TPA.

11. Penyediaan makanan di Instalasi Gizi

Instalasi gizi dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi:

a. Ruang persiapan buah

Pada ruang ini digunakan untuk mempersiapkan buah-buahan.

Buah yang diterima kemudian dipotong-potong sesuai porsi. Selain

Page 50: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

47

itu, pada ruang ini digunakan untuk menyiapkan makanan tambahan,

yaitu agar-agar yang disajikan secara berkala (tidak setiap hari).

b. Ruang persiapan sayur dan bumbu

Pada ruang ini digunakan untuk memotong-motong sayur dan

mempersiapkan bumbu. Setelah itu, sayur dan bumbu yang sudah

siap didistribusikan ke ruang masak untuk disatukan dengan bahan

baku yang akan dimasak.

c. Ruang persiapan daging dan ikan

Untuk mempersiapkan daging dan ikan yang akan diolah

disiapkan pada ruangan ini. Proses persiapan daging dan ikan

meliputi pencucian, pembersihan, dan pemotongan daging dan ikan

yang akan diolah.

d. Dapur makanan cair

Ruangan ini digunakan untuk mengolah makanan bagi pasien

yang tidak dapat mengkonsumsi makanan padat. Pada ruangan ini

digunakan untuk mengolah makanan cair (gambar terlampir).

Kandungan pada makanan cair tergantung tingkat keparahan dan

karakteristik penyakit pasien.

e. Dapur snack

Dapur snack ruangannya berdekatan dengan dapur makanan

cair. Pada ruangan ini digunakan untuk mempersiapkan snack bagi

karyawan dan pasien.

Page 51: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

48

f. Tempat pengolahan makanan untuk pasien bangsal

Pada ruang inilah merupakan ruangan utama untuk mengolah

makanan bagi pasien kecuali pasien kelas VIP. Pengolahan bahan

makanan pada ruangan ini meliputi pemasakan nasi, sayur, dan lauk.

g. Tempat pengolahan makanan untuk pasien kelas VIP

Ruangan ini memiliki fungsi yang sama seperti tempat

pengolahan makanan untuk pasien bangsal, yang membedakan

hanyalah pasien yang mengkonsumsi yaitu untuk pasien VIP saja.

h. Lab Boga

Lab boga pada Instalasi Gizi ini digunakan untuk menjaga dan

mempertahankan kualitas makanan dan minuman yang diterima

hingga saat disajikan bagi pasien dan karyawan.

i. Gudang alat makan

Alat makan dan alat masak yang sedang tidak digunakan

disimpan di Gudang Alat Makan.

j. Ruang pencucian alat makan pasien

Pada ruangan ini digunakan untuk mencuci alat makan pasien

yang telah digunakan yang selanjutnya disusun pada rak-rak untuk

mengeringkan.

k. Ruang cuci panci

Ruangan ini digunakan untuk mencuci panci-panci dan alat

masak lainnya.

l. Ruang pendingin

Ruangan ini terdiri dari dua bagian, pada bagian pertama yaitu

cooling dengan suhu 7oC-10oC yang digunakan untuk menyimpan

Page 52: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

49

bahan makanan berupa sayur mayur. Bagian kedua yaitu freezing

dengan suhu -5oC-(-10oC). Ruang ini juga senantiasa dilakukan

pengecekan suhu pada pagi (04.30), siang (12.00), dan malam hari

(19.00).

m. Loket pengambilan bahan makanan kering

Loket ini digunakan untuk menyortir bahan makanan yang akan

digunakan oleh setiap ruangan yang membutuhkan bahan makanan

untuk diolah.

n. Ruang pengemasan

Pintu masuk instalasi gizi terdapat tirai pembatas yang terbuat

dari plastik tebal. Tujuan dipasang tirai tersebut adalah untuk

menjaga suhu dan kelembaban, karena ruangan tidak dilengkapi

dengan alat pendingin (AC). Sebelum memasuki dapur pengolahan

makanan, terdapat batas area bersih dimana orang yang akan

memasuki dapur diwajibkan mencuci tangan dan menggunakan

celemek, penutup kepala dan menggunakan alas kaki yang telah

disediakan.

Bahan makanan yang telah diterima harus segera diolah, jika bahan

makanan masih bersisa harus disimpan di ruang pendingin. Setiap

harinya, didata jumlah penerima makanan karena dimungkinkan ada

pembatalan pemesanan makanan karena pasien telah pulang atau

penambahan pesanan makanan. Pendataan pemesanan dan pembatalan

tersebut dilakukan secara online.

Page 53: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

50

12. Instalasi Binatu

Pada instalasi binatu terdapat 30 karyawan terdiri kepala,

penanggung jawab, dan anak buah. Linen yang diolah per hari sekitar 2

ton, dimana setiap pekerja menyelesaikan rata-rata 75 kg linen.

Administrasi registrasi linen kotor dilakukan mulai pukul 06.00-10.00.

Linen diantar oleh petugas dari setiap bangsal menggunakan troli strip

merah menuju loker penerimaan. Selanjutnya, dilakukan penimbangan,

pencatatan dan pemisahan linen. Pemisahan dilakukan berdasarkan

tingkat kekotoran, warna dan jenis linen. Kemudian dilakukan

penimbangan ulang untuk menyesuaikan kapasitas mesin. Selanjutnya

linen dicuci dengan pemisahan antara linen infeksius dan non infeksius.

Untuk linen yang infeksius dicuci menggunakan mesin cuci khusus.

Kemudian dilakukan pemerasan dan pengeringan. Setalah kering, linen

bersih disetrika dan dilipat (disortir). Penyetrikaan dapat dilakukan dengan

3 cara, yaitu flat work ironer, press dan setrika tangan. Selanjutnya linen

bersih dilipat dan disimpan dalam almari. Kemudian linen bersih siap

didistribusikan oleh petugas dengan menggunakan troli strip biru. Linen

bersih didistribusikan mulai pukul 12.30-14.00.

Troli linen kotor dan troli linen berish tidak boleh berada dalam

satu jalan. Untuk menghindari hal tersebut maka dilakukan penjadwalan

linen masuk (linen kotor) dan linen keluar (linen bersih). Troli yang sudah

digunakan untuk mengangkut linen kotor didesinfeksi menggunakan klorin

0,05%.

Page 54: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

51

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penyediaan air bersih di RSUP Dr. Sardjito

a. Pemeriksaan sisa klor dan pH dikakukan setiap pagi.

b. Pemantauan penggunaan air bersih dilakukan setiap pagi.

c. Pembubuhan kaporit dilakukan setiap hari dengan kadar 70%.

d. Perawatan instalasi pengolahan air bersih dilakukan dengan cara back

wash dan pembilasan pada media filter sesuai jadwal.

2. Desinfeksi ruangan di RSUP Dr. Sardjito

a. Desinfeksi ruangan dilakukan dengan metode pengabutan dengan

desinfektan Hexaquart.

b. Desinfeksi ruangan dilakukan secara terjadwal atau jika ada permintaan

dari unit yang membutuhkan.

c. APD yang digunakan meliputi masker full face, sarung tangan karet, dan

pakaian pelindung.

3. Instalasi pengolahan air limbah di RSUP Dr. Sardjito

a. Pengolahan air limbah diolah dengan metode lumpur aktif.

b. Perawatan instalasi pengolahan air limbah dilakukan dengan cara back

wash pada media filter setiap hari.

4. Pengelolaan sampah padat di RSUP Dr. Sardjito

Page 55: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

52

a. Pengelolaan sampah padat dibagi menjadi limbah medis tajam, medis

infeksius, B3 nonmedis, dan limbah nonmedis.

b. Limbah medis tajam, medis infeksius, dan B3 nonmedis dikelola oleh PT.

Arah.

c. Limbah nonmedis dikelola oleh Kimpraswil Kabupaten Sleman.

5. Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Fisik (PPLF) di RSUP Dr.

Sardjito.

a. Pengawasan dan pemantauan lingkungan fisik yang dilakukan meliputi

suhu basah, suhu kering, kelembaban, kebisingan, dan pencahayaan.

b. Pengawasan dan pemantauan lingkungan fisik dilakukan sesuai dengan

jadwal yang telah ditentukan.

6. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu

a. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu dilakukan dalam dua

tahap yaitu survey lokasi dan tindakan.

b. Pengendalian dilakukan bila ada permintaan dari unit-unit yang

membutuhkan.

7. Instalasi binatu dan instalasi gizi di RSUP Dr. Sardjito

a. Instalasi binatu dibagi menjadi clean area dan dirty area.

b. Troli kotor dengan kantong strip merah dan troli bersih dengan kantong

strip biru.

c. Pengolahan pangan VIP dan bangsal dilakukan secara terpisah.

d. Bahan makan yang diterima segera diolah, maksimal 1 kali 24 jam.

Page 56: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

53

B. Saran

1. Peralatan penunjang yang digunakan perlu ditambah, guna memperlancar

aktivitas kerja di RSUP Dr.Sardjito.

2. Memberi teguran terhadap karyawan yang tidak menggunakan APD secara

lengkap untuk menjamin Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) karyawan.

Page 57: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

iii

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Azwar, Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Sinar

Harapan.

http://arsip.ugm.ac.id/buletindetil.php?id=79 diakses tanggal 6 Juni 2013

http://sardjitohospital.co.id/index.php?action=generic_content.main&id_gc=3

diakses tanggal 6 Juni 2013

Page 58: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

LAMPIRAN

Page 59: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

1. Penyediaan Air Bersih

Gambar 1.1 Pemeriksaan Sisa Chlor dan pH

Gambar 1.2 Pemeriksaan Meteran dan Debit

Gambar 1.3 Penambahan Kaporit

Gambar 1.4 Desinfeksi Ruangan

Gambar 1.5 Pemeliharaan Air Bersih

Page 60: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

2. Pengelolaan Limbah Cair

3. Pengelolaan Sampah

Gambar 2.1 Perawatan Pengelolaan Limbah Cair

Gambar 2.2 Pengolahan Limbah Cair

Gambar 2.3 Penambahan Lumpur pada

Bak Aerasi

Gambar 2.4 Pengeringan Lumpur

Gambar 3.1 Pengelolaan Sampah Medis

Gambar 3.2 Alur Pengelolaan Limbah Padat Non

Medis

Page 61: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

4. Pemantauan Lingkungan Fisik

Gambar 4.1 Pengukuran Pencahayaan

Gambar 4.2 Pengukuran Suhu dan Kelembaban

Gambar 4.3 Pengukuran Kebisingan

Gambar 4.4 Formulir Inspeksi Sanitasi

Lingkungan

Page 62: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

5. Pengendalian Vektor

6. Penyehatan Makanan Minuman

Gambar 5.1 Survei Lokasi

Gambar 5.2 Pembersihan Lokasi

Gambar 5.3 Pelumuran Larutan Prevail

Gambar 5.4 Treatment Rayap

Gambar 6.1 Ruang Persiapan Daging dan Ikan

Gambar 6.2 Ruang Persiapan Buah

Page 63: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

Gambar 6.2 Dapur Snack

Gambar 6.3 Dapur Cair

Gambar 6.4 Dapur VIP

Gambar 6.5 Laboratorium Boga

Gambar 6.6 Gudang dan

Ruang Pemeliharaan Alat

Gambar 6.7 Loket Pengambilan

Bahan Makanan Kering

Page 64: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

7. Penyehatan Tempat Pencucian Linen (Laundry)

Gambar 7.1 Alur Kerja Instalasi Binatu

Gambar 7.2 Penerimaan Linen Kotor

Gambar 7.3 Ruang Pemisahan dan

Penimbangan Linen

Gambar 7.4 Pencucian Linen

Gambar 7.6 Penyetrikaan Linen Bersih

Gambar 7.7 Ruang Distribusi

Page 65: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

8. Jadwal Pengurasan Bak di Pengolahan Limbah Cair

9. Jadwal Pengecekan Pompa Limbah Cair Tahun 2012

Page 66: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

10. Jadwal Pengecekan Pompa Limbah Cair Tahun 2013

11. Blanko dan Jadwal Pemantauan Kualitas Air Bersih

Page 67: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013
Page 68: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

DIA

GR

AM A

LIR

PR

OSE

S IN

STAL

ASI P

ENG

OLA

HAN

AIR

LIM

BA

H

Ket

eran

gan

:

1.

Bar

scr

een

7.

Bak

aer

asi I

I 13

. S

and

filte

r 19

. B

ak u

ji bi

olog

i II

2.

Inle

t 8.

B

ak a

eras

i III

14.

Bak

des

infe

ksi

20.

Out

let

3.

Grit

cha

mbe

r 9.

B

ak s

edim

enta

si I

15.

Bak

kon

tak

21.

Gro

und

tank

4.

B

ak e

kual

isas

i I

10.

Bak

pen

gerin

g lu

mpu

r 16

. C

arbo

n fil

ter I

22

. B

ak p

elar

ut k

apor

it 5.

B

ak e

kual

isas

i II

11.

Bak

sed

imen

tasi

II

17.

Car

bon

filte

r II

23.

Bac

k w

ash

6.

Bak

aer

asi I

12

. B

ak u

ji bi

olog

i I

18.

Car

bon

filte

r III

2

3

1

11

5

6

13

14

22

15

12

9

4

7

8

23

20

1

9

21

18

17

16

10

Page 69: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

DIA

GR

AM A

LIR

PEN

YED

IAAN

AIR

BER

SIH

SIS

TEM

II

RSU

P D

R S

ARD

JITO

Page 70: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

DIA

GR

AM A

LIR

PEN

YED

IAAN

AIR

BER

SIH

SIS

TEM

I

RSU

P D

R S

ARD

JITO

Page 71: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

ALU

R P

ENG

ELO

LAAN

LIM

BAH

PAD

AT

NO

N M

EDIS

RSU

P D

R S

ARD

JITO

Uni

t pen

imbu

l

(indo

or &

Out

door

)

Bak

sam

pah

non

med

is

(TP

S) d

enga

n ka

nton

g

pela

pis

war

na h

itam

)

Pen

gang

kuta

n ol

eh c

lean

ing

serv

ice

men

ggun

akan

ker

eta

angk

ut k

husu

s

limba

h pa

dat n

on m

edis

Tem

pat p

enam

pung

an s

ampa

h

(Kon

tain

er)

Pen

gang

kuta

n ol

eh

Din

as P

U d

an

Per

umah

an

Tem

pat P

embu

anga

n

Akh

ir (T

PA

)

Page 72: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

ALU

R P

EMAN

TAU

AN L

ING

KU

NG

AN F

ISIK

(SU

HU

, KEL

EMB

ABAN

, PEN

CAH

AYA

AN D

AN K

EBIS

ING

AN)

RSU

P D

R S

ARD

JITO

Pro

gram

rutin

sesu

ai ja

dwal

Per

siap

an a

lat d

an

lem

bar k

erja

Pel

aksa

naan

/pen

guku

ran

suhu

,

kele

mba

ban,

pen

caha

yaan

dan

kebi

sing

an

Per

min

taan

ttd

petu

gas

ruan

gan

di le

mba

r ker

ja

Rek

apitu

lasi

dat

a P

engo

laha

n da

ta

Pem

buat

an la

pora

n da

n

reko

men

dasi

Sos

ialis

asi /

ata

u

dist

ribus

i lap

oran

has

il

kegi

atan

Page 73: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

ALU

R P

ELAK

SAN

AAN

DES

INFE

KSI

RU

ANG

AN

RSU

P D

R S

ARD

JITO

Pro

gram

rutin

ses

uai

jadw

al/la

pora

n da

ri

unit

Per

siap

an a

lat d

an

lem

bar k

erja

Pel

aksa

naan

desi

nfek

si ru

anga

n

Per

min

taan

ttd

petu

gas

ruan

gan

di le

mba

r ker

ja

Pen

gisi

an L

emba

r Ker

ja

Page 74: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

ALU

R P

ELAK

SAN

AAN

PEN

GEN

DAL

IAN

SER

ANG

GA

DAN

BIN

ATAN

G P

ENG

GAN

GG

U

RSU

P D

R S

ARD

JITO

Pro

gram

rutin

ses

uai

jadw

al/la

pora

n da

ri

unit

Sur

vey

pend

ahul

uan

dan

peng

isia

n

Lem

bar K

erja

Pel

aksa

naan

peng

enda

lian

sera

ngga

dan

bina

tang

pen

ggan

ggu

Per

min

taan

ttd

petu

gas

ruan

gan

di

lem

bar k

erja

Per

siap

an a

lat d

an

baha

n

Pem

beria

n

reko

men

dasi

Page 75: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

ALU

R P

ENG

ELO

LAAN

LIM

BAH

MED

IS T

AJAM

RSU

P D

R S

ARD

JITO

Uni

t pen

imbu

l (IR

J,

IRN

A, p

enun

jang

) S

afet

y bo

x/ s

harp

box

Pen

gang

kuta

n ol

eh c

lean

ing

serv

ice

men

ggun

akan

ker

eta

angk

ut k

husu

s

limba

h m

edis

taja

m

Tem

pat p

enyi

mpa

nan

sem

enta

ra li

mba

h

med

is ta

jam

(kon

tain

er k

husu

s)

Pen

gang

kuta

n ol

eh

piha

k ke

tiga

(PT

Ara

h)

Pem

usna

han

oleh

PT

Med

ives

t

Page 76: laporan sanitasi RSUP Dr. Sardjito 2013

ALU

R P

ENG

ELO

LAAN

LIM

BAH

PAD

AT

MED

IS

RSU

P D

R S

ARD

JITO

Uni

t pen

imbu

l (IR

J,

IRN

A, P

enun

jang

)

Bak

sam

pah

med

is d

i tro

li

peng

obat

an (e

mbe

r ter

tutu

p vo

l

5 lt

dila

pisi

pla

stik

war

na k

unin

g)

Bak

sam

pah

med

is d

i rua

ngan

(mod

el in

jak

vol 1

0 lt

dila

pisi

plas

tik w

arna

kun

ing)

TPS

(tem

pat p

enam

pung

an

sem

enta

ra) l

imba

h pa

dat m

edis

mod

el in

jak

vol 5

0 lt)

Pen

gang

kuta

n ol

eh c

lean

ing

serv

ice

men

ggun

akan

ker

eta

angk

ut te

rtutu

p kh

usus

lim

bah

pada

t med

is

Tem

pat p

enyi

mpa

nan

sem

enta

ra

limba

h pa

dat m

edis

(con

tain

er

khus

us)

Pen

gang

kuta

n ol

eh

piha

k ke

tiga

(PT

Ara

h)

Pem

usna

han

oleh

PT

Med

ives

t