pk vit c 2

12
16 Juli 2014 http://aoiworld99999.blogspot.com/2014/07/laporan-kuliah-penetapan- kadar-vitamin-c.html Ines Septiani PENETAPAN KADAR VITAMIN C A. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menetapkan kadar vitamin C (asam askorbat) secara iodimetri B. LANDASAN TEORI Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk., 2007).

Upload: julianhidayat

Post on 16-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Penetapan Kadar Vitamin C.

TRANSCRIPT

16 Juli 2014 http://aoiworld99999.blogspot.com/2014/07/laporan-kuliah-penetapan-kadar-vitamin-c.html

Ines Septiani

PENETAPAN KADAR VITAMIN CA. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menetapkan kadar vitamin C (asam askorbat) secara iodimetriB. LANDASAN TEORI

Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk., 2007).

Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari rantai 6 atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat merupakan vitamin yang paling sederhana. Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika merupakan kristal (murni). mudah berubah akibat oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia (Safaryani, dkk., 2007).

Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk., 2007).

Pemberian kombinasi vitamin C dengan bioflavonoid dapat menghalangi dan menghentikan pembentukkan superoksida dan hydrogen peroksida, sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan akibat oksidan. Suplemen vitamin C diantaranya adalah kombinasi vitamin C dan bioflavonoid, dipasaran diantaranya adalah Ester C. Bioflavonoid berfungsi meningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga dapat mengurangi konversi asam askorbat menjadi dehidroaskorbat. Vitamin C juga mengandung likopen, likopen merupakan senyawa potensial untuk antikanker dan mempunyai aktifitas antioksidan dua kali lebih kuat dari beta karoten (Wahyuni, dkk., 2008).

Asam askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi sebagai inhibitor. Kristal asam askorbat ini memiliki sifat stabil di udara, tetapi cepat teroksidasi dalam larutan dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi menjadi dehydro-ascorbic acid (DAA). Selanjutnya secara berurutan akan berdekomposisi lagi menjadi beberapa molekul asam dalam larutan sampai menjadi asam oksalat (oxalic acid) dengan pH di atas 4. Pengaruh perubahan lingkungan asam askorbat tertentu tidak berfungsi sebagai inhibitor (Tjitro, dkk., 2000).

C. ALAT DAN BAHAN1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:- Buret - Lumpang dan alu- Statif dan klem- Labu takar- Erlenmeyer- Gelas kimia- Pipet tetes- Botol semprot- Timbangan analitik- Sendok tanduk- Hot plate- Batang pengaduk2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:- Vitamin C- Larutan iodium- Larutan kanji- Aquades- H2SO4D. URAIAN BAHAN1. Vitamin C (Dirjen POM, 1979).Sinonim

: asam askorbatBerat molekul: 176,13Rumus molekul: C6H8O6 Kelarutan

: mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol

(95%); praktis tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan

dalam benzenPemerian

: serbuk atau hablur; putih atau agak kuning; tidak berbau;

rasa asamPenyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahayaKegunaan

: sebagai sampel2. Aquades (Dirjen POM, 1979).Sinonim

: aqua destillataBerat molekul: 18,02Rumus molekul: H2OPemerian

: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak

mempunyai rasaPenyimpanan: dalam wadah tertutup baikKegunaan

: sebagai pengencer3. Kanji (Dirjen POM, 1979).Sinonim

: amylum manihotKelarutan

: larut dalam air panas, membentuk atau menghasilkan

larutan agak keruhPemerian

: serbuk putih, hablurPenyimpanan: dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan keringKegunaan

: sebagai indikator4. Iodium (Dirjen POM, 1995). Sinonim

: iodiumBerat molekul: 126,91Rumus molekul: I2Kelarutan

: keping atau butir, mengkilat seperti logam, hitam kelabu,

bau khasPemerian

: sukar larut dalam air, mudah larut dalam garam iodida,

mudah larut dalam etanol 95%Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapatKegunaan

: sebagai larutan baku5. Asam sulfat (Dirjen POM, 1979).Sinonim

: acidum sulfuricumBerat molekul: 98,07Rumus molekul: H2SO4Pemerian

: cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna; jika

ditambahkan ke dalam air menimbulkan panasPenyimpanan: dalam wadah tertutup rapatKegunaan

: sebagai zat tambahanG. PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, dilakukan penetapan kadar vitamin C dengan metode iodimetri. Iodimetri adalah titrasi langsung dan merupakan metode penentuan atau penetapan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida. Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai pentiternya. Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor , sebab bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan elektron), maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap elektron). Dalam bidang farmasi penetapan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar yang terkandung di dalam suatu sediaan, apakah sudah sesuai dengan aturan atau tidak.

Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah vitamin C dengan merek vitacimin. Indikator yang digunakan adalah indikator kanji. Kanji digunakan karena akan membentuk kompleks iod amilum yang berwarna biru tua meskipun konsentrasi I2 sangat kecil dan molekul iod terikat kuat pada permukaan beta amilosa seperti amilum. Indikator kanji yang digunakan harus dalam keadaan panas agar mendapatkan hasil titrasi yang maksimal dan juga karena kanji tidak dapat larut jika tidak dipanaskan. Tetapi, dalam pemanasannya harus diperhatikan agar larutan kanji tersebut tidak berubah menjadi encer.

Sebelum melakukan pentitrasian vitamin C yang telah digerus dan diencerkan, terlebih dahulu dicampur dengan larutan asam pekat. asam pekat yang digunakan disini adalah asam sulfat encer (H2SO4). Hal ini dilakukan karena vitamin C yang telah diencerkan dengan aquades, kadar keasamannya akan menurun, sehingga harus ditambahkan dengan larutan asam agar vitamin C selalu berada dalam keadaan asam, sebab jika tidak maka hasil titrasi tidak akan maksimal.

Kemudian larutan vitamin C dititrasi secara perlahan-lahan dengan larutan iodium. Ketika akan mencapai batas akhir titrasi larutan vitamin C terkadang menimbulkan warna biru akan tetapi warna biru tersebut hilang lagi. Hal ini dikarenakan masih ada vitamin C yang belum bereaksi dengan larutan iodium. Setelah beberapa saat maka didapatkanlah hasil larutan yang berwarna biru mantap. Hal ini menandakan bahwa vitamin C telah habis bereaksi dan titik akhir titrasi telah tercapai. Warna biru terbentuk karena dalam larutan pati, terdapat unti-unit glukosa membentuk rantai heliks karena adanya ikatan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya., sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Berikut ini reaksi yang terjadi antara vitamin C dengan iodium :

C6H8O6 + I2

C6H6O6 + 2I- + 2H+

Konsentrasi larutan iodium yang digunakan untuk mencapai titik akhir titrasi tersebut adalah sebesar 0,1N. Dalam titrasi ini, tidak dapat diketahui titik equivalennya, sehingga untuk menentukannya dapat dilihat dari hantaran listrik, potensial, ataupun dengan menggunakan pH. Kemudian setelah itu dihitung kadar vitamin C yang terkandung di dalam sampel dan didapatkan hasil jika kadar sampel tersebut adalah sebesar 8,806%.

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel adalah sebesar 8,806%DAFTAR PUSTAKAArifin, Helmi, Vivi Delvita, dan Almahdy A., 2007, Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Fetus pada Mencit Diabetes, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 12, No. 1, ISSN : 1410 0177, Andalas.Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi Keempat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. (Hal. 153 - 154)Safaryani, Nurhayati, Sri Haryanti, dan Endah Dwi Hastuti, 2007, Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli (Brassica oleracea L), Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. XV, No. 2, Semarang.Tjitro, soejono, Juliana Anggono, Adriana Anteng Anggorowati, dan Gatut Phengkusaksomo, 2000, Studi Prilaku Korosi Tembaga dengan Variasi Konsentrasi Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yang Mengandung Klorida dan Sulfat, Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2, No. 1, Surabaya.Wahyuni, Sri Raharjoe Asjari, dan Ahmad Hamim sadewa, 2008, Kajian Kemampuan Jus Buah Tomat (Solanum lycopersicum) dalam Menghambat Peningkatan Kadar Malondyaldehide Plasma Setelah Latihan Aerobik Tipe High Impact, Jurnal Kesehatan, Vol. 1, No. 2, ISSN : 1979 7621, Yogyakarta.