pitiriasis rosea
DESCRIPTION
pitTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
PITIRIASIS ROSEA
Pembimbing : dr. Sri Primawati Indraswari Sp.KK
Disusun Oleh : Ayu Putrie Turissia Wigati (030.07.040)
Pendahuluan
Pitiriasis rosea adalah kelainan kulit yang termasuk dalam golongan dermatosis
papuloeritroskuamosa yang sering ditemukan, sifatnya akut, self limiting disease, tidak
menular, dan biasanya didapatkan pada anak-anak dan dewasa muda. Etiologinya masih
belum diketahui, namun dalam suatu penelitian, partikel HHV telah terdeteksi pada 70%
pasien penderita pitiriasis rosea. Dimana virus-virus ini memang ditemukan pada masa
kanak-kanak awal dan tetap ada pada fase laten. Namun apa yang menjadi penyebab
reaktivasi virus ini belum diketahui. Ada juga beberapa jenis obat yang menimbulkan erupsi
kulit mirip dengan pitiriasis rosea, antara lain barbiturate, captopril, senyawa emas, clonidine
dan lain sebagainya.
Erupsi kulit pada pitiriasis rosea memiliki ciri khas tertentu, dimana lesi primernya
ialah lesi soliter berupa makula eritem atau papul eritem yang nantinya akan membesar
hingga kira-kira berukuran 2-10 cm berbentuk oval, berwarna kemerahan dengan skuama
tipis dan bisa terdapat koleret di tepinya. Lesi primer ini disebut sebagai Herald patch/Mother
plaque/Medalion. Satu sampai dua minggu setelah lesi primer timbul akan diikuti dengan
munculnya lesi-lesi lain berupa makula berbentuk oval hingga plak berukuran 0,5-2 cm
berwarna kemerahan atau dapat juga berupa hiperpigmentasi pada orang-orang yang berkulit
gelap, dengan koleret dari skuama di bagian tepinya.
Predileksi tempat yang paling banyak ditemukan yaitu pada batang tubuh, kemudian
juga di lengan atas dan paha atas. Beberapa kasus menunjukkan lesi menyebar hingga ke
leher, aksila dan sela paha. Namun jarang menyebar hingga ke wajah, lengan bawah dan
tungkai bawah. Penyebaran lesi pada batang tubuh sumbu panjangnya mengikuti garis lipatan
kulit, pada daerah punggung lesi tersebar membentuk gambaran pohon natal yang terbalik
(inverted christmas tree appearance) atau huruf V terbalik, sedangkan pada daerah dada dan
perut penyebaran lesi membentuk huruf V. Lesi kulit ini dapat menghilang secara spontan
dalam waktu 3-8 minggu, namun ada juga yang bertahan hingga 3-5 bulan, dan biasanya
tidak ada keluhan dari penderita kecuali gatal ringan sampai sedang.
Pitiriasis rosea memiliki berbagai macam varian, dapat dibedakan berdasarkan
predileksi tempatnya serta efloresensi yang dominan, contohnya pitiriasis rosea inversa,
giganta, irritate, vesicular, papular dan lain sebagainya. Tidak ada tes laboratorium yang
menunjang diagnosa pitiriasis rosea. Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan
bertujuan untuk menyingkirkan diagnosa banding sifilis sekunder karena keduanya cukup
sulit untuk dibedakan terutama pada tipe pitiriasis rosea yang atipikal (tidak khas).
Beberapa penyakit yang menyerupai gambaran klinis pitiriasis rosea selain sifilis
sekunder diantaranya pitiriasis versikolor, tinea korporis, psoriasis, dermatitis seboroik,
erupsi obat, lichen planus, dan lain sebagainya. Pemeriksaan histopatologi sangat membantu
dalam menyingkirkan diagnosa banding. Diagnosa pitiriasis rosea dapat ditegakkan melalui
anamnesa dan pemeriksaan klinis, pada anamnesa harus dicari ada tidaknya riwayat
prodormal sebelum timbulnya erupsi kulit.
Umumnya pengobatan yang diberikan untuk pitiriasis rosea hanya bersifat
simptomatis, karena erupsi kulitnya akan menghilang secara spontan. Namun pemberian obat
dapat memberikan keuntungan karena mempersingkat lamanya perjalanan penyakit karena
erupsi akan hilang dengan lebih cepat. Untuk keluhan gatal yang ringan sampai sedang dapat
diberikan kortikosteroid topikal, bedak yang mengandung asidum salisilikum, serta
antihistamin. Namun bila gatalnya sangat mengganggu dapat diberikan kortikosteroid
sistemik. Selain pemberian obat-obatan, penatalaksanaan pitiriasis rosea dengan fototerapi
hanya bermanfaat untuk mengurangi gejala klinis yang berat saja, namun tidak dapat
mengurangi rasa gatal yang timbul dan tidak mempercepat penyembuhan erupsi kulit.
Berikut ini dilaporkan sebuah kasus Pitiriasis Rosea pada wanita berumur 27 tahun.
Laporan Kasus
Seorang wanita berumur 27 tahun, beragama islam,pendidikan SD dan telah menikah
datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah Tegal dengan keluhan utama bercak-
bercak kemerahan dan bersisik disertai gatal pada lengan kanan dan kiri bagian atas, dada,
paha kanan dan kiri bagian dalam.
Anamnesis Khusus
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 1 Agustus 2012, pukul 09.00 WIB di
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSU Kardinah Tegal.
3 minggu SMRS, pasien mengeluh badan terasa lemas dan hilang nafsu makan, pegal-
pegal juga dirasakan terutama pada sendi-sendi tangan, merasa kelelahan dan kurang tidur
namun pasien tidak berobat ke dokter ataupun meminum obat warung.
2 minggu SMRS timbul bercak kemerahan disertai gatal, oval, berjumlah 1 , ±2cm pada
lengan atas sebelah kiri. Karena mengeluh gatal maka pasien juga menggaruknya baik
disengaja maupun tidak sengaja pada saat tidur. Terdapat sisik putih halus mengelilngi bercak
dan tidak berminyak.
1 minggu SMRS bercak kemerahan bertambah banyak pada dada , lengan atas
sebelah kanan, paha sebelah kanan dan kiri bagian dalam namun berukuran kecil dan disertai
gatal dan bersisik. Pasien berobat ke puskesmas dan diberi obat berwarna kuning, diminum
3x1 selama 3 hari dan salep yang dioleskan pada bagian yang gatal dan dirasakan membaik .
3 hari SMRS gatal sudah berkurang namun bercak kemerahan dan bersisik belum
menghilang.
Hari ini, pasien datang berobat ke poliklinik kulit dan kelamin RSU Kardinah Tegal
dengan keluhan Bercak-bercak kemerahan dan bersisik disertai gatal pada lengan kanan dan
kiri bagian atas, dada, paha kanan dan kiri bagian dalam
Pasien tidak pernah mengalami hal yang sama sebelumnya, pasien menyangkal
adanya demam, batuk, pilek dan nyeri tenggorokan. Pasien menyangkal adanya
anggota keluarga yang mengalami hal seperti ini, Adanya masalah pada keluarga juga
disangkal pasien. Riwayat kebiasaan seperti merokok, minum-minuman beralkohol
disangkal. Riwayat rambut berketombe disangkal. Pasien mengatakan tidak pernah
bertukar-tukaran baju atau celana. Tidak gatal apabila berkeringat. Mandi (memakai
sabun)2x/hari, berganti pakaian setiap kali mandi. Handuk dipakai sendirian dan
diganti 1 bulan sekali. Pakaian yang sering digunakan adalah kaos berbahan katun dan
tidak ketat. Sumber air mandi dari PDAM.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Berat badan : 47kg
Keadaan gizi : baik
Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 ° C
Pernapasan : 20 x/menit
KEPALA : Normocephali
Wajah : Simetris
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera kuning (-/-),
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)
Mulut : Kering (-), tonsil tenang, faring hiperemis (-)
Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-)
Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
THORAKS
Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas simetris, ginekomastia (-/-)
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Jantung: S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Sn vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
ABDOMEN
Inspeksi : Datar
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bising usus(+) normal
EKSTREMITAS
Ekstremitas superior :
Kelainan gerak (-), atrofi otot (-), oedem (-)
Kuku : onikodistrofi (-), pitting nail (-), onikolisis (-);
Sendi : nyeri (-), deformitas (-), kontraktur jari tangan (-);
Kulit : lihat status dermatologikus
Ekstremitas inferior :
Kelainan gerak (-), atrofi otot (-), oedem (-);
Kuku : onikodistrofi (-), pitting nail (-), onikolisis (-);
Sendi : nyeri (-), deformitas (-), kontraktur jari tangan (-);
Kulit : lihat status dermatologikus
Status Dermatologikus
• Distribusi : regional, simetris
• Ad regio : thoracalis anterior, brachii dextra dan sinistra, femoralis dextra dan sinistra
• Lesi : multipel, diskret, bentuk huruf ‘V’ pada regio thoracalis anterior degan
diameter 1x1cm, sebagian berbentuk oval dan sebagian berbentuk anular pada regio
brachii dextra dan sinistra, femoralis dextra dan sinistra dengan diameter ½x½,
berbatas tegas, tidak menimbul, kering
• Efloresensi : eritema, skuama halus berwarna putih
Ad regio brachii dextra
Ad regio brachii sinistra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan Sediaan langsung KOH 20%
RESUME
Seorang wanita berumur 27 tahun beragama islam, pendidikan SD dan telah menikah
datang ke Poliklinik Kulit Kelamin RSU Kardinah pada tanggal 1 agustus 2012 pukul 09.00
dengan keluhan utama yaitu bercak-bercak kemerahan dan bersisik disertai gatal pada lengan
kanan dan kiri bagian atas, dada, paha kanan dan kiri bagian dalam.
Pada anamnesis didapatkan 3 minggu SMRS Badan pasien terasa lemas dan hilang
nafsu makan, Pegal-pegal juga dirasakan terutama pada sendi-sendi tangan, Merasa kelelahan
dan kurang tidur namun pasien tidak berobat ke dokter ataupun meminum obat warung. 2
minggu SMRS Timbul bercak kemerahan disertai gatal, oval, berjumlah 1 , ±2cm pada
lengan atas sebelah kiri kemudian digaruk, terdapat sisik putih halus mengelilngi bercak dan
tidak berminyak. 1 minggu SMRS bercak kemerahan bertambah banyak pada dada , lengan
atas sebelah kanan, paha sebelah kanan dan kiri bagian dalam namun berukuran kecil dan
disertai gatal dan bersisik. Pasien berobat ke puskesmas dan diberi obat berwarna kuning,
diminum 3x1 selama 3 hari dan salep yang dioleskan pada bagian yang gatal dan dirasakan
membaik. 3 hari SMRS Gatal sudah berkurang namun bercak kemerahan dan bersisik belum
menghilang. Pada saat MRS Bercak-bercak kemerahan dan bersisik disertai gatal pada
lengan kanan dan kiri bagian atas, dada, paha kanan dan kiri bagian dalam.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Pada status
dermatologikus didapatkan Distribusi : regional, simetris. Ad regio : thoracalis anterior,
brachii dextra dan sinistra, femoralis dextra dan sinistra dengan lesi : multipel, diskret, bentuk
huruf ‘V’ pada regio thoracalis anterior degan diameter 1x1cm, sebagian berbentuk oval dan
sebagian berbentuk anular pada regio brachii dextra dan sinistra, femoralis dextra dan sinistra
dengan diameter ½x½, berbatas tegas, tidak menimbul, kering. Efloresensi : eritema,
skuama halus berwarna putih.
Pada pemeriksaan penunjang kerokan kulit dengan KOH 20%.
DIAGNOSIS BANDING
1. Pitiriasis Rosea
2. Tinea Korporis
3. Psoriasis Gutata
DIAGNOSIS KERJA
Pitiriasis Rosea
USULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan histopatologi
Gambaran histopatologi dari pitiriasis rosea meliputi:
o Akantosis ringan
o Parakeratosis fokal
o Ekstravasasi eritrosit ke lapisan epidermis
o Spongiosis dapat ditemukan pada kasus akut
o Infiltrat perivaskular ringan dari limfosit ditemukan pada dermis.
Psoriasis memberi gambaran yang khas yaitu :
o Parakerantosis dan akantosis
o Pada stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut abses munro
o Terdapat opapilomatosis dan vasodilatasi di subepidermis
Pemeriksaan dengan lampu Wood : yang mengeluarkan sinar ultraviolet dengan
gelombang 3650 Ao, yang jika didekatkan pada lesi akan timbul warna kehijauan.
PENATALAKSANAAN
UMUM
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara pengobatannya
Bila terasa gatal, sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat
menyebabkan luka dan infeksi sekunder.
KHUSUS
Sistemik :
Kortikosteroid sistemik : metil prednisolon 2x8mg
Antihistamin golongan H1 : CTM (Klorfeniramin Maleat) 3x4mg
Topikal :
Kortikosteroid topikal : 0.05% klobetasol propionate dioleskan pada daerah
yang gatal.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Quo ad cosmeticum : ad bonam
PEMBAHASAN
Diagnosis kerja Pitiriasis Rosea diambil berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
Keluhan penderita Pitiriasis Rosea dapat didahului dengan munculnya gejala mirip
infeksi virus seperti gangguan traktus respiratorius bagian atas atau gangguan
gastrointestinal. Lesi utama yang paling umum ialah munculnya lesi soliter berupa makula
eritem atau papul eritem pada batang tubuh atau leher, yang secara bertahap akan membesar
dalam beberapa hari dengan diameter 2-10 cm, berwarna pink salmon, berbentuk oval dengan
skuama tipis.
Lesi yang pertama muncul ini disebut dengan Herald patch/Mother
plaque/Medalion. Jika lesi ini digores pada sumbu panjangnya, maka skuama cenderung
untuk melipat sesuai dengan goresan yang dibuat, hal ini disebut dengan “Hanging curtain
sign”. Herald patch ini akan bertahan selama satu minggu atau lebih, dan saat lesi ini akan
mulai hilang, efloresensi lain yang baru akan bermunculan dan menyebar dengan cepat.
Umum ditemukan beberapa lesi berbentuk anular dengan bagian tengahnya yang tampak
lebih tenang.
Pada pitiriasis rosea gejalanya akan berkembang setelah 2 minggu, dimana ia
mencapai puncaknya. Karenanya akan ditemukan lesi-lesi kecil kulit dalam stadium yang
berbeda. Fase penyebaran ini secara perlahan-lahan akan menghilang setelah 2-4 minggu.
Lesi-lesi ini muncul terutama pada batang tubuh dengan sumbu panjang sejajar pelipatan
kulit. Tampilannya tampak seperti pohon natal yang terbalik (inverted christmas tree
appearance). Tapi bagaimanapun, terlepas dari tampilan lesi yang mirip dengan pohon natal,
terbalik ataupun tidak, tidak diragukan lagi Herald patch merupakan lesi patognomonik dari
pitiriasis rosea.
Lokasinya juga sering ditemukan di lengan atas dan paha atas. Lesi-lesi yang muncul
berikutnya jarang menyebar ke lengan bawah, tungkai bawah, dan wajah. Namun sesekali
bisa didapatkan pada daerah tertentu seperti leher, sela paha, atau aksila. Gatal ringan-sedang
dapat dirasakan penderita, biasanya saat timbul gejala.
Pada kasus ini, didapatkan adanya lesi kulit dalam stadium yang berbeda, muncul
pada bagian dada, lengan atas kanan dan kiri, paha atas kanan dan kiri, tampilannya
mengikuti kosta tubuh dan sejajar dengan pelipatan kulit. Dari anamnesis, didapatkan
keluhan gatal-gatal pada daerah lesi, lesi pertama yang berbentuk oval, dikelilingi oleh
skuama halus, berjumlah satu dan ±3cm, terdapat pada daerah lengan kiri bagian atas lesi
bersifat eritematosa disertai skuama halus dan berbatas tegas. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan.
Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan :
• Distribusi : regional, simetris
• Ad regio : thoracalis anterior, brachii dextra dan sinistra, femoralis dextra dan sinistra
• Lesi : multipel, diskret, bentuk huruf ‘V’ pada regio thoracalis anterior degan
diameter 1x1cm, sebagian berbentuk oval dan sebagian berbentuk anular pada regio
brachii dextra dan sinistra, femoralis dextra dan sinistra dengan diameter ½x½,
berbatas tegas, tidak menimbul, kering
• Efloresensi : eritema, skuama halus berwarna putih
Pemeriksaan fisik diatas sesuai dengan kepustakaan mengenai Pitiriasis Rosea.
Pasien tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat-obatan sehingga ini jelas bukan
merupakan reaksi alergi. Sebelum ini, pasien tidak pernah menderita penyakit seperti
sekarang ini, orang-orang disekitar pasienpun tidak ada yang sedang sakit seperti ini. Maka
penyakit pasien ini bukan merupakan penularan dari orang lain. Sebelum ini, pasien juga
belum pernah menderita penyakit kulit lain.
Diagnosis banding
Tinea korporis. Herald patch atau bercak yang besar pada pitiriasis rosea
dapat menyerupai tinea corporis. Tinea corporis juga memiliki lesi
papuloeritemaskuamosa yang bentuknya anular, dengan skuama, dan central
healing. Namun pada tepinya bisa terdapat papul, pustul, skuama, atau
vesikel. Bagian tepi lesi yang lebih aktif pada infeksi jamur ini menunjukkan
adanya hifa pada pemeriksaan sitologi atau pada kultur, yang
membedakannya dengan pitiriasis rosea. Dapat disingkirkan karena Tinea
corporis gatalnya sangat hebat, jarang menyebar luas pada tubuh dan
skuamanya kasar namun perlu dilakukan pemeriksaan sinar wood atau
sediaan langsung dengan KOH 10-20% untuk membantu menyingkirkan
diagnosis banding ini.
Psoriasis Gutata. Psoriasis yang ditandai dengan erupsi papul di trunkus
bagian superior dan ekstremitas bagian proksimal. Dapat berupa bercak
eritema dengan lesi kurang dari 1cm dengan skuama diatasnya. Dapat
disingkirkan karena pada Psoriasis gutata, aksis panjang lesi tidak sejajar
dengan garis kulit, dan skuamanya tebal namun perlu dilakukan pemeriksaan
histopatologi untuk membantu menyingkirkan diagnosis banding ini.
Pengobatan sedapat-dapatnya mencari penyebab atau faktor yang memprovokasi.
Pityriasis rosea merupakan penyakit kulit yang penyebabnya masih belum diketahui jelas,
tetapi banyak yang mengemukakan bahwa penyebabnya adalah virus. Hal ini didasarkan pada
sifat penyakit ini yang dapat sembuh sendiri dalam 3-8 minggu (self limitting disease). Hanya
diperlukan imunitas yang baik untuk mempercepat penyembuhan. Adapun obat-obatan yang
diberikan, hanya untuk menghilangkan rasa gatal, agar tidak digaruk. Karena garukan akan
menyebabkan infeksi sekunder.
Secara topikal, untuk mengurangi rasa gatal dapat menggunakan zink oksida, kalamin
losion atau 0,25% mentol. Pada kasus yang lebih berat dengan lesi yang luas dan gatal yang
hebat dapat diberikan glukokortikoid topikal kerja menengah ( bethametasone dipropionate
0,025% ointment 2 kali sehari. Pada pasien ini, diberikan kortikosteroid topikal berupa 0,05%
klobetasol propionate, yang merupakan kortikosteroid topikal super poten.
Secara sistemik, pemberian antihistamin oral sangat bermanfaat untuk mengurangi
rasa gatal. Untuk gejala yang berat dengan serangan akut dapat diberikan kortikosteroid
sistemik atau pemberian triamsinolon diasetat atau asetonid 20-40 mg yang diberikan secara
intramuskuler. Pada pasien ini diberikan kortikosteroid sistemik dosis kecil karena keluhan
yang dialami sudah berulang, berupa prednisone 2x8mg. Pruritus dapat diobati dengan
antihistamin golongan H1, misalnya hidroksilin HCl. Pada pasien ini diberikan CTM 4 mg 3
x 1 untuk mengurangi gatalnya sehingga pasien tidak menggaruk-garuk badannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda Adhi. Dermatosis Eritriskuamosa. Dalam: Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar,
Aisah Siti, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin; edisi ke-5. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. 2007: 189-200.
2. Blauvelt, Andrew. Pityriasis Rosea. Dalam: Dermatology in General Medicine
Fitzpatrick’s. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2008: 362-65.
3. Wolff K, Johnson R, Suurmond D. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical
Dermatology. 5th Ed., The Mc Graw Hill. USA, 2007. p 46.