petunjuk teknis fasilitasi pengembangan industri lokal smidep

Upload: yuanita

Post on 13-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    1/38

    Petunjuk TeknisFasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah

    Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

    2016

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    2/38

    Bekerjasama dengan

    Proyek Kerjasama Teknis JICA

    Pengembangan IKM melalui Peningkatan Penyediaan Layanan

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    3/38

    Petunjuk TeknisFasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah

    Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

    2016

    Bekerjasama dengan

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    4/38

    Proyek Kerjasama Teknis JICA

    Pengembangan IKM melalui Peningkatan Penyediaan Layanan

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    5/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    Daftar Isi

    Pengantar

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang 1

    1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Petunjuk 1

    1.3 Definisi dan Pengertian 1

    BAB II STRUKTUR FASILITASI

    2.1 Platform Pengembangan Industri Lokal 3

    2.2 Perumusan Kelompok Kerja 3

    2.2.1 Pimpinan dan Keanggotaan 3

    2.2.2 Otorisasi Keanggotaan 4

    2.2.3 Peran dan Tugas 52.3 Penempatan Fasilitator 5

    2.3.1 Kandidat Fasilitator 5

    2.3.2 Otorisasi Penempatan 6

    2.3.3 Peran dan Tugas 6

    BAB III FASILITASI UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI LOKAL

    3.1 Langkah Keseluruhan Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal 7

    3.2 Diagnosis Industri 7

    3.2.1 Tujuan dan Ruang Lingkup 7

    3.2.2 Metode, Format dan Output 8(1)Analisis pemangku kepentingan 8

    (2)Analisis rantai pasok 9

    3.3 Penyusunan Rencana Aksi 10

    3.3.1 Tujuan dan Ruang Lingkup 10

    3.3.2 Metode, Format dan Output 10

    (1)Tujuan umum 11

    (2)IKM sasaran 12

    (3)Kegiatan dukungan 13

    (4)Aksi oleh IKM sasaran 14

    3.4 Pelaksanaan Rencana Aksi 15

    3.4.1 Tujuan dan Ruang Lingkup 153.4.2 Metode dan Output 16

    (1)Pendekatan ke lembaga yang bertanggung jawab terhadap usulan dukungan 16

    (2)Kerja sama dengan lembaga di luar perindustrian & perdagangan 16

    (3)Mempertimbangkan keterkaitan antar kegiatan dukungan 17

    3.5 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Rencana Aksi 18

    3.5.1 Tujuan dan Ruang Lingkup 18

    3.5.2 Metode, Format dan Output 18

    (1)Monitoring/review 18

    (2)Revisi Rencana Aksi 19

    (3)Evaluasi 20

    (4)Pelaporan monitoring/reviewdan evaluasi 20

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    6/38

    BAB IV INFORMASI SUMBER DUKUNGAN

    4.1 Sumber Dukungan untuk Pengembangan Industri Lokal 21

    4.2 Survei Profil Lembaga Dukungan 21

    4.2.1 Tujuan dan Ruang Lingkup 21

    4.2.2 Metode, Format dan Output 21

    4.3 Fasilitas Dukungan dan Skema Pembiayaan bagi Pemerintah Daerah 224.3.1 Ditjen IKM di Kementerian Perindustrian 22

    4.3.2 Ditjen Terkait di Kementerian Perindustrian 23

    4.3.3 Kementerian Terkait (Perdagangan, Koperasi) 23

    4.3.4 Fasilitasi dan Skema Pembiayaan dari Non-pemerintah 24

    PENUTUP: ~ Hal-hal penting selama fasilitasi pengembangan industri lokal

    Lampiran 1 Contoh Surat Keputusan Perumusan Kelompok Kerja: Tegal

    Lampiran 2 Contoh Peta Pemangku Kepentingan

    Lampiran 3 Contoh Analisis Rantai PasokLampiran 4 Contoh Rencana Aksi Industri Lokal

    Lampiran 5 Format Laporan Monitoring/Review

    Lampiran 6 Format dan Contoh Survei Profil Lembaga Dukungan

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    7/38

    PENGANTAR

    Industri Kecil dan Menengah (IKM) memiliki posisi penting dalam perekonomian nasional, dan

    berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan. UU Perindustrian No.3 ahun

    !"#$ mengamanatkan bah%a pemerintah %ajib melakukan pemberda&aan IKM guna me%ujudkan IKM

    &ang berda&a saing, berperan signi'ikan dalam penguatan struktur industri nasional serta pengentasan

    kemiskinan, dan menghasilkan barang dan jasa industri untuk ekspor.

    Ke%ajiban pemerintah tersebut didukung dengan PP No.#$ ahun !"# tentang encana Induk

    Pembangunan Industri Nasional (IPIN) !"#*!"3 &ang menjadi pedoman dan acuan bagi pemerintah

    dan pelaku industri dalam perencanaan dan pembangunan industri. Pelaksanaan UU dan PP diatas

    mengamanatkan ke%ajiban pemerintah daerah untuk men&usun Peraturan +aerah tentang encana

    Pembangunan Industri Proinsi (PIP) atau encana Pembangunan Industri Kabupaten- Kota (PIK).

    al ini sejalan dengan arah otonomi daerah &akni pemerintah daerah adalah pelaku utama pembangunan

    industri lokal dengan meman'aatkan dukungan dari semua pemangku kepentingan dan pemerintah

    pusat.

    /ebagai salah satu upa&a dalam menanggapi amanat tersebut, Kementerian Perindustrian melalui+irektorat 0enderal Industri Kecil dan Menengah (+itjen IKM), telah melaksanakan kerja sama teknis

    denganJapan International Cooperation Agency(0I12) dalam Pro&ek Pengembangan IKM melalui

    Peningkatan Pen&ediaan 4a&anan di Indonesia (Project on Small and Medium Industry (/MI)

    Development Based on Improved Service Delivery /MI+eP)5. /MI+eP ini telah mem'asilitasi

    pengembangan industri lokal di %ila&ah percontohan melalui pembentukan dan peman'aatan platform

    untuk pengembangan industri lokal, dengan prinsip Kolaborasi Kerja antara semua pemangku

    kepentingan di ba%ah /atu encana untuk /atu Industri 4okal5.

    /ejauh ini, pendekatan /MI+eP mem'asilitasi lima %ila&ah percontohan dengan berbagai sektor

    industri- komoditas, dan telah menghasilkan kasus sukses di IKM, antara lain industri komponen kapal

    di Kabupaten egal, Proinsi 0a%a engah dan industri pengolahan kakao di Kota Palu, Proinsi

    /ula%esi engah. Kasus*kasus ini dipandang sebagai 6model 'asilitasi7 &ang dapat diterapkan olehproinsi atau kabupaten- kota lain. Pengalaman /MI+eP selanjutn&a disusun sebagai Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokalini berdasarkan pendekatan, pelajaran dan praktik baik &ang

    diperoleh melalui kegiatan 'asilitasi di lapangan untuk %ila&ah- industri percontohan dalam /MI+eP.

    Petunjuk eknis ini dimaksudkan sebagai re'erensi bagi pemerintah daerah, &aitu +inas Perindag, dalam

    merencanakan, melaksanakan, monitoring dan ealuasi pengembangan industri lokal &ang lebih baik.

    Maka sejalan dengan hal tersebut, kami mempublikasikan serta mengantarkan Petunjuk eknis ini

    kepada saudara*saudara di daerah. +engan adan&a Petunjuk eknis ini diharapkan pembinaan IKM-

    industri lokal kita akan lebih e'ekti' dan berorientasi pada tujuan.

    0akarta, !"#8+irektur 0enderal

    Industri Kecil dan Menengah

    Kementerian Perindustrian

    EUIS SAEDAH

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    8/38

    Kasus Sukses dengan Pendekatan SMIDeP -1

    Industri Sasaran

    Lokasi

    :

    :

    Industri komponen kapal

    Kabupaten Tegal

    Landasan : Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Tegal

    Tujuan Utama : IKM-IKM komponen kapal mampu membuat komponen kapal KI-klas! dan

    men"uplain"a ke industri galangan kapal#$emangku

    Kepentingan

    : Disperindag Kab#! Disperindag $ro%#! appeda Kab#! Kemenperin (Ditjen IKM!

    ILM&T')! I ab# Tegal! iro Klasikasi Indonesia (KI)! Uni%# Diponegoro!

    $oliteknik lokal

    Kelompok

    Sasaran

    Model

    :

    :

    *+ IKM komponen kapal! dengan ,okus pada . IKM

    $enguatan industri pendukung (pen"uplai komponen)

    Latar Belakang

    Kabupaten Tegal merupakan sentra industri pengolahan logam "ang diandalkan sejak era

    pemerintahan kolonial elanda hingga saat ini# $otensi industri se/ara umum ada .0#12* unit usaha

    dan men"erap 2#30 tenaga kerja# Dari potensi tersebut .#24 unit usaha bergerak di sektor

    perlogaman berupa peralatan rumah tangga! pertanian! serta produk menengah berupa komponenotomoti, dan kapal# Melalui diagnosis industri dan mendengarkan kebutuhan dari pelaku IKM!

    diketahui bah5a untuk dapat men"uplai produk komponen kapal ke industri galangan harus memiliki

    sertikat KI# 6una mengakti,kan para pelaku IKM komponen kapal agar dapat memproduksi dan

    memasok produkn"a ke industri galangan! produk IKM harus men/apai standar sertikasi dari KI#

    Selain itu! terkait dengan kebijakan $eningkatan $enggunaan $roduk Dalam 7egeri ($*D7) maka

    sertikasi klas dari KI menjadi tantangan sekaligus peluang sangat baik bagi IKM#

    Fasilitasi Rencana Aksi

    Menanggapi kebutuhan IKM tersebut! $okja industri komponen kapal menetapkan tujuan utama

    "akni! 8IKM-IKM komponen kapal mampu membuat komponen kapal KI-klas dan men"uplain"a ke

    industri galangan kapal9# Tantangan sertikasi KI a5aln"a ditetapkan untuk lima () komponen

    berdasarkan suara dari pasar (telah diperluaskan menjadi delapan komponen)! dan disusun sebagai

    tujuan utama dari ;en/ana &ksi# Kemudian $okja mengusul dan mem,asilitasi kegiatan dukungan

    berikut "ang dibutuhkan untuk me5ujudkan tujuan tersebut! serta monitoring dan mere%ie5 ren/ana

    aksi se/ara periodik

    couverture)! serta men"uplai produk /okelat ke ka,e! bakeri! hotel di Kota

    $alu#

    .) IKM /okelat sasaran dapat meningkatkan produksi dan pemasaran olahan

    /okelat Sula5esi Tengah#

    $emangku

    Kepentingan

    : Disperindag $ro%#! Disperindag Kota! Uni%# Tadulako! Kemenperin (Ditjen IKM!

    Industri &gro! I?$)! I ab# $alu! &SKI7D@! &sosiasi $engusaha okelat

    elebes (&$')

    Kelompok

    Sasaran

    Model

    :

    :

    $abrik pengolahan kakao (;umah okelat) dan .+ IKM /okelat

    ?ilirisasi hasil agro! $enumbuhan 5irausaha baru! $enetrasi pasar lokal

    Latar Belakang

    Selama ini biji kakao produksi Sula5esi Tengah dipasarkan di pasar nasional (pabrik biji kakao) dan

    man/anegara dalam bentuk biji mentah "ang belum di,ermentasi! akibat belum tersedian"a industri

    pengolahan biji kakao menjadi produk setengah jadi di Sula5esi Tengah serta keengganan petani

    untuk mem,ermentasi biji kakao# 6una mengembangkan industri pengolahan kakao dan

    menumbuhkan 5irausaha baru di bidang /okelat! maka Dinas $erindag $ro%insi melalui $okja

    men"usun ;en/ana &ksi dengan dua tujuan utama! "aitu ) $endirian dan pengoperasian pabrik

    pengolahan /okelat (;umah okelat) di Kota $alu "ang dapat memenuhi kebutuhan bahan baku IKM

    /okelat (batangan liquordan couverture) serta men"uplai produk /okelat ke segmen pasar sasaran

    lainn"a! dan .) IKM /okelat sasaran dapat meningkatkan produksi dan pemasaran olahan /okelat#

    Fasilitasi Rencana Aksi

    Kegiatan dukungan penting "ang di,asilitasi $okja untuk men/apai kedua tujuan utama:

    # Studi lapangan ke industri kakao di 5ila"ah lain untuk mempelajari industri pengolahan biji kakao

    lokal#

    .# $engajuan proposal pengadaan mesin= peralatan pengolahan biji kakao ke Ditjen Industri &gro#

    *# ersama Ditjen IKM membina dan menumbuhkan IKM /okelat baru melalui program Airausaha

    aru#

    1# ekerja sama dengan 6apoktan di Sula5esi Tengah untuk menjamin kontinuitas suplai biji kakao

    lokal "ang di,ermentasi se/ara baik ke ;umah okelat# Untuk itu! ;umah okelat bersedia

    membeli biji kakao ,ermentasi di atas harga pasar#

    # Uji /oba produksi di ;umah okelat hingga diperoleh standar produk berkualitas la"ak untuk

    bahan baku IKM /okelat# Diperlukan konsultasi! bimbingan teknis dan pelatihan se/ara terus-

    menerus antara tenaga operator ;umah okelat dengan para tenaga ahli pengolahan kakao#

    4# $emilihan IKM sasaran "ang berkomitmen kuat dalampen/apaian tujuan utama#

    2# Sosialisasi dan pelatihan tentang /ara pengolahan

    batangan /okelat (couverture) dan di%ersikasi olahan

    /okelat kepada IKM sasaran#

    0# $embentukan kelembagaan IKM "ang beranggotakan

    para IKM "ang memiliki kesamaan %isi untuk maju

    bersama dalam mengembangkan /okelat Sulteng!

    &sosiasi $engusaha okelat elebes (&$')#

    3# $romosi= pemasaran akti, ke segmen pasar sasaran!

    pameran! outlet bandara! serta uji /oba pasar dengan

    kuesioner untuk input komentar= masukan dari

    konsumen#+# Monitoring= e%aluasi ;en/ana &ksi se/ara berkala dengan berkomunikasi intensi, dengan IKM

    sasaran untuk men/ari solusi terhadap hambatan "ang ditemui#

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    11/38

    Pencapaian dan Perkembangan

    ;umah okelat dapat mengolah biji kakao khas Sulteng "ang telah di,ermentasi menjadi olahan

    /okelat berupa batangan liquor= couvertureuntuk memenuhi kebutuhan IKM /okelat# ;umah okelat

    telah membuka ka,e minuman /okelat bekerja sama dengan IKM! dan akan dilengkapi dengan pusat

    penjualan produk IKM (olahan okelat Sulteng)# ;umah okelat ini sedang proses dijadikan U$TD

    $ro%insi#

    @mBet penjualan produk okelat Sulteng dari + anggota &$' di tahun .+1 telah men/apai ;p#

    *++ juta! dan penjualan di .+ berjalan stabil dengan angka ;p# ** juta= bulan# Sudah terhitung 4

    IKM /okelat baru selain anggota &$' mulai produksi dan memasarkan produk okelat Sulteng#

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    12/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pro&ek Kerja /ama eknis untuk Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Melalui

    Peningkatan Pen&ediaan 4a&anan di Indonesia (/MI+eP) antara 0I12 dengan Kementerian Perindustrian(Kemenperin)- +irektorat 0enderal IKM (+itjen IKM) telah dilaksanakan sejak bulan 2pril !"#3 selama

    tiga (3) tahun. /MI+eP bertujuan untuk merumuskan model 'asilitasi dan Petunjuk untuk 'asilitasi

    pengembangan industri lokal, &ang disusun berdasarkan pengalaman kegiatan 'asilitasi di %ila&ah-

    industri sasaran.

    Industri*industri sasaran /MI+eP mencakup kumpulan IKM- produsen sejenis5 di %ila&ah tertentu, &ang

    mencakup IKM- produsen baik dari sentra industri dan %irausaha baru, dan berbagai macam sektor-

    komoditas termasuk makanan (kakao)- minuman (aloe), mebel (rotan), kerajinan tangan- 'es&en (kain

    tradisional), kulit (alas kaki), pengolahan logam (komponen kapal). +alam mem'asilitasi industri sasaran,

    /MI+eP memobilisasi pihak pemerintah pusat dan regional, dan menggunakan sumber da&a dukungan

    &ang tersedia di %ila&ah masing*masing.

    1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Petunjuk

    Petunjuk ini bertujuan untuk memperkenalkan praktik*praktik &ang disarankan dalam 'asilitasi

    pengembangan industri lokal, sebagai dokumen re'erensial bagi pemerintah daerah (khususn&a +inas

    Perindustrian dan Perdagangan) di tingkat kabupaten- kota dan proinsi. Petunjuk dimaksudkan untuk

    membantu pemerintah daerah dalam memberikan 'asilitasi &ang lebih baik untuk pengembangan industri

    unggulan &ang ber'okus pada tujuan.

    Petunjuk ini mencakup tiga (3) aspek pengembangan industri lokal, i) perumusan tata laksana 'asilitasi, ii)

    langkah dan metode proses 'asilitasi (diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring- ealuasi

    rencana aksi), dan iii) in'ormasi sumber dukungan ('asilitas dukungan dan skema pembia&aan &ang

    terkait dengan pengembangan IKM).

    asil pengamatan menunjukkan, bah%a pen&usunan rencana aksi pengembangan industri lokal sering

    kali tidak men&ertakan proses dialog dengan IKM di industri sasaran, ataupun monitoring dan review

    kemajuan- pencapaian. al ini mengakibatkan minimn&a pen&esuaian terhadap kebutuhan IKM dan

    tujuan rencana aksi, oleh karena itu diperlukan perencanaan bottomuppengembangan industri lokal &ang

    lebih memadai dari pihak pemerintah. Petunjuk ini men&ediakan pedoman praktik 'asilitasi industri lokal

    &ang dapat dipergunakan.

    1.3 Definisi dan Pengertian

    Istilah penting &ang digunakan pada Petunjuk ini dide'inisikan dan- atau dipahami sebagai berikut9

    IKM : Unit bisnis "ang menggunakan berbagai bentuk teknologi

    pengolahan untuk manu,aktur produk! mulai dari skalamenengah! ke/il dan mikro# IKM juga menga/u pada produsenatau sebuah kelompok produsen bergantung padakonteksn"a#

    SMIDe$ : $ro"ek kerja sama teknis pengembangan industri ke/il danmenengah melalui peningkatan pen"ediaan la"anan diIndonesia antara CI& dan Kemenperin "ang bertujuan untukmeningkatkan praktik dan kapasitas pemerintah pusat dandaerah dalam mem,asilitasi pengembangan industri lokal di5ila"ah= industri sasaran#

    $lat,orm (untuk

    pengembanganindustri lokal)

    : Menerapkan struktur ,asilitasi pengembangan industri lokal

    "ang dibentuk di setiap industri sasaran sebagai sarana bagipihak-pihak terkait untuk merumuskan! melaksanakan!memonitor! dan menge%aluasi ;en/ana &ksi dengan saling

    #

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    13/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    berkoordinasi untuk men/apai tujuan pengembanganbersama#

    Kelompok Kerja($okja)

    : Tim kerja khusus "ang mengatur proses ,asilitasipengembangan industri lokal se/ara keseluruhan di setiapindustri sasaran#

    asilitator : @rang "ang ditunjuk khusus untuk terlibat dalam proses,asilitasi pengembangan industri lokal dengan tujuanmembantu Kelompok Kerja#

    Diagnosis industri : Tugas mengidentikasi dan menganalisis pemangkukepentingan di industri sasaran (analisis pemangkukepentingan)! masalah= kendala! dan kebutuhan industrisasaran (analisis rantai pasok)! "ang kemudian hasiln"adielaborasikan dalam perumusan ;en/ana &ksi#

    $emangkukepentingan

    : Seluruh entitas "ang memiliki peran penting dalampengembangan industri sasaran! seperti pemasok bahanbaku! pelaku pasar! industri pendukung= terkait! dan lembaga

    dukungan (termasuk lembaga pemerintah sepertikementerian! Dinas dan organisasi terkait)#

    Sumber dukungan : Seluruh ragam bentuk sumber da"a "ang bisa diman,aatkanuntuk pengembangan industri sasaran! seperti sumber da"amanusia! barang= jasa! teknologi= keahlian! dana! in,ormasi!skema= program dukungan! dsb#

    Lembagadukungan

    : Seluruh organisasi "ang bisa men"ediakan kegiatandukungan untuk pengembangan IKM= industri! mulai dariorganisasi publik (termasuk lembaga pemerintah sepertikementerian! Dinas dan lembaga diba5ahn"a)! s5asta danakademis#

    ;en/ana &ksiuntukpengembanganindustri lokal

    : Dokumen peren/anaan tunggal bagi setiap pengembanganindustri lokal! "ang mengindikasikan arah! /ara dan tujuanpengembangan "ang dimiliki dan dituju bersama oleh seluruhpihak terkait! memuat tujuan umum! IKM sasaran di industrilokal! kegiatan dukungan! dan aksi "ang dilakukan oleh IKMsasaran#

    Tujuan umum : Sasaran spesik dan terukur "ang disesuaikan dengankebutuhan dan ide arah pengembangan industri lokal di masadepan bersama dengan seluruh pihak terkait "ang diaturdalam . tahap! "aitu jangka pendek (. tahun pertama) dan

    jangka menengah ( tahun)#

    Industri (lokal)sasaran

    : Kumpulan IKM= produsen sejenis "ang di,asilitasi dan dapatdisebut sebagai industri inti#

    IKM sasaran : IKM "ang diidentikasi dari industri (lokal) sasaran danmenunjukkan keinginan kuat untuk terlibat dalam ;en/ana&ksi! dapat berupa kelompok IKM "ang membentuk koperasi!asosiasi! atau kelompok usaha bersama (KU)#

    Kegiatan dukungan : erbagai dukungan "ang dianggap penting bagi IKM sasaranuntuk men/apai tujuan ;en/ana &ksi! juga bagi pemerintahuntuk menginter%ensi siklus bisnis "ang dihadapi industrisasaran "ang meliputi seluruh aspek rantai pasok dan ,aktordukungan bisnis#

    &ksi (oleh IKMsasaran)

    Seluruh aksi (atau inisiati,) "ang dilakukan oleh IKM sasarandengan usaha= sumber da"a sendiri "ang dapat mendukung

    !

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    14/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    pen/apaian tujuan ;en/ana &ksi#

    asilitasipengembanganindustri lokal(;en/ana &ksi)

    : Tugas untuk menga5al ;en/ana &ksi pengembangan industrilokal agar dapat terlaksana (seperti mem,asilitasi setiaplembaga "ang bertanggung ja5ab dalam pen"ediaankegiatan dukungan "ang diusulkan dan mem,asilitasi IKM

    sasaran untuk melakukan aksi sendiri) guna men/apai tujuanumum dari ;en/ana &ksi#

    Lembaga di luarperindustrian danperdagangan

    : Lembaga pemerintah! seperti kementerian! Dinas danlembaga diba5ahn"a "ang menangani sektor di luarperindustrian dan perdagangan#

    Monitoring= reviewdan e%aluasi

    : Tugas-tugas untuk mengobser%asi! mengonrmasikan!mendiskusikan! dan melaporkan se/ara berkala mengenaikemajuan dan pen/apaian ;en/ana &ksi dalam rangkamengidentikasi ,aktor - ,aktor "ang mempengaruhiper,orma! dan peningkatan ;en/ana &ksi dan struktur,asilitasi#

    BAB II STRUKTUR FASILITASI

    2.1 Platform Pengembangan Industri Lokal

    /ebagai langkah pertama, pemerintah daerah, +inas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) &ang

    bertanggung ja%ab dalam pengembangan industri lokal sasaran harus men&usun struktur 'asilitasi

    pengembangan industri lokal, &aitu plat'orm pengembangan industri lokal. Melalui plat'orm ini,

    pemangku kepentingan terkait dapat mendiskusikan, merencanakan, mengimplementasikan, dan

    melakukan monitoring! review encana 2ksi secara lebih baik untuk memenuhi kebutuhan industri

    sasaran dengan saling berkoordinasi dan melibatkan satu sama lain guna mencapai tujuan pengembangan

    bersama.

    Gambar 2.1.1Struktur (platform) fasilitasi pengembangan industri lokal

    /truktur 'asilitasi pengembangan industri lokal meliputi beberapa unsur penting, &aitu, i) Kelompok Kerja

    (Pokja) sebagai tim khusus &ang ditugaskan untuk mengatur seluruh proses 'asilitasi pengembangan

    industri sasaran, ii) 'asilitator sebagai orang &ang ditugaskan secara khusus untuk ikut serta pada proses

    'asilitasi pengembangan industri lokal untuk membantu Pokja, iii) in'ormasi sumber da&a dukungan

    3

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    15/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    (lembaga dukungan &ang terkait dengan industri sasaran) tersedia untuk Pokja. Platformini akan menjadi

    dasar komunikasi dan kolaborasi bersama antara pendukung5 &ang di%akili oleh Pokja dan penerima

    man'aat5 dari industri sasaran.

    2.2 Perumusan Pokja

    Pokja sebaikn&a selalu dirumuskan sebagai tim kerja khusus &ang merencanakan dan melaksanakanencana 2ksi dalam pengembangan di setiap industri lokal sasaran. Pokja harus mengelola proses

    'asilitasi pengembangan industri sasaran secara keseluruhan, seperti identi'ikasi masalah dan kebutuhan

    industri sasaran, menetapkan tujuan umum, mengusulkan kegiatan dukungan untuk mencapai tujuan,

    mem'asilitasi pelaksanaan encana 2ksi, dan monitoring- ealuasi kemajuan dan pencapaian secara

    konsultati' dengan industri sasaran.

    2.2.1 Pimpinan dan Keanggotaan

    Pokja harus terdiri dari para pemangku kepentingan &ang sangat terkait dengan industri lokal sasaran, dan

    dibentuk dengan kepemimpinan kuat dari +inas Perindag.

    Pokja disarankan untuk melibatkan bidang*bidang terkait di +inas Perindag (dan Koperasi), +inas sektor

    terkait (khususn&a terkait masalah bahan baku), lembaga dukungan &ang terkait erat, para pemangku

    kepentingan berpengaruh, dan per%akilan IKM di sentra (misaln&a dalam bentuk koperasi, asosiasi, dsb).

    Para pemangku kepentingan lain (contohn&a, lembaga keuangan dan institusi akademik, dan pelaku pasar

    utama, industri dukungan) bisa didekati sesuai kebutuhan ketika kebutuhan dukungan jelas teridenti'ikasi.

    +a'tar di ba%ah ini merupakan anggota Pokja untuk pengembangan industri lokal.

    Tabel 2.2.1Anggota yang memungkinkan untuk Pokja

    Pemerintah &gmemimpin(Pro., atau

    Kob.- Kota)

    Pemerintah &g

    menunjang

    4embaga

    dukungan lain

    /ektor s%asta

    * +inas Perindag,

    termasuk kepala +inas, kepala- sta'' bidang industri (bertanggung ja%ab pada industri

    sasaran) dan bidang perdagangan, UP+ terkait, UP4.

    * +inas di sektor terkait bahan baku, koperasi-pengadaan

    * :2PP;+2 (jika dibutuhkan)

    * +inas Perindag< sama seperti diatas

    * +inas di sektor terkait< sama seperti diatas

    * :2PP;+2 (jika dibutuhkan)

    * 4embaga dukungan teknis mengenai riset- pengujian- standarisasi- jaminan kualitas

    * Uniersitas lokal (jika dibutuhkan)

    * Per%akilan IKM di industri lokal (dapat dalam bentuk koperasi, asosiasi, dsb.)

    * 2sosiasi industri skala besar di sektor sejenis (jika dibutuhkan)

    * 4embaga dukungan s%asta (:+/) &ang akti' di industri lokal sasaran (jika dibutuhkan)

    * 4embaga keuangan (seperti bank) (jika dibutuhkan)

    Petunjuk ini merekomendasikan agar Pokja dimulai dengan jumlah anggota &ang sedikit, namun terlibat

    secara proakti' dalam proses 'asilitasi. 2kan tetapi, keterlibatan a%al pemangku kepentingan kunci &angbisa memiliki peran signi'ikan dalam perencanaan encana 2ksi dan mena%arkan sumber da&a dukungan

    signi'ikan amatlah berharga. al ini khususn&a untuk pemangku kepentingan &ang bisa memberikan

    pengetahuan- %a%asan mengenai pengembangan pasar dan pemasaran.

    Bagan 2.2.1Keterlibatan awal para pemangku kepentingan di Pokja

    Pokja industri alas kaki mengundang asosiasi industri alas kaki berskala besar dan pusat bisnis inkubasiuniersitas lokal (sebagai pemangku kepentingan dalam aspek pemasaran) di Pokja dari proses perencanaanencana 2ksi. Pelibatan lembaga*lembaga seperti ini membantu Pokja dalam merancang kegiatan dukungan&ang berorientasi pasar dan mempercepat kemajuan encana 2ksi sejak a%al, dan selanjutn&a menjadi dasar

    jalinan kemitraan dengan industri sasaran. Pokja untuk industri pengolahan aloeera juga menunjukkan kasus&ang sama di mana sekolah politeknik lokal terlibat sejak a%al di Pokja dan membuahkan kemitraan &angberhasil dalam pengembangan peralatan pengolahan.

    $

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    16/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    Pokja sebaikn&a dipimpin oleh +inas Perindag, misaln&a Kepala +inas Perindag. +isarankan peran

    kesekretariatan dalam Pokja dipegang oleh kepala bidang industri &ang bertanggung ja%ab terhadap

    industri lokal sasaran.

    Penentuan +inas tingkat proinsi atau kabupaten- kota &ang akan memimpin Pokja bergantung pada

    posisi kebijakan industri sasaran, &aitu apakah industri sasaran diakui sebagai industri prioritas di +inas

    proinsi atau kabupaten- kota. 0ika industri sasaran diakui sebagai prioritas pemerintah kabupaten- kota,Pokja harus dipimpin oleh +inas Perindag kabupaten- kota dengan berperan sebagai secretariat, serta

    melibatkan +inas proinsi sebagai anggota.

    2.2.2 Otorisasi Keanggotaan

    =torisasi resmi keanggotaan Pokja merupakan tugas pokok dalam administrasi Indonesia agar para

    anggota dari lembaga &ang berbeda dapat berbagi peran dan tugas dengan selaras. =torisasi resmi

    menjadi penting karena implementasi peran dan tugas memerlukan pengaturan anggaran operasional,

    termasuk bia&a remunerasi, rapat dan perjalanan untuk anggota.

    +alam hal ini, otorisasi anggota memerlukan penerbitan /urat Keputusan (/K) oleh kepala pemerintah

    daerah, &ang akan menjadi dasar komunikasi dan kerja sama di antara lembaga &ang berbeda. /K akan

    lebih e'ekti' apabila mendeskripsikan ke%ajiban bersama para anggota dan ke%ajiban indiidu spesi'ikkepada setiap anggota (seperti, ruang lingkup dan konten dukungan &ang dikehendaki). 1ontoh /K dapat

    dilihat pada 4ampiran #.

    2.2.3 Peran dan Tugas

    Pokja harus melakukan peran dan tugas berikut selama keseluruhan proses 'asilitasi untuk pengembangan

    industri lokal sasaran9

    * +iagnosis pada industri lokal sasaran,

    * Perumusan encana 2ksi untuk pengembangan industri lokal sasaran,

    * >asilitasi pelaksanaan encana 2ksi (usulan kegiatan dukungan),

    * Identi'ikasi lembaga dukungan &ang berpotensi untuk usulan kegiatan dukungan,

    * >asilitasi lembaga dukungan &ang bertanggung ja%ab untuk men&iapkan, menganggarkan, dan

    melaksanakan usulan kegiatan dukungan,

    * Monitoring!reviewencana 2ksi secara berkala,

    * ;aluasi pencapaian encana 2ksi pada akhir,

    * Pelaporan hasil monitoring! reviewdan ealuasi encana 2ksi.

    +alam rangka melakukan peran dan tugas tersebut di atas dan berbagi hasil dari proses 'asilitasi diantara

    para anggotan&a, Pokja harus mengorganisasi serangkaian rapat dan- atau "ocus #roup Discussion

    (dengan industri sasaran untuk tujuan diagnosis industri dan perumusan encana 2ksi).

    2.3 Penempatan Fasilitator

    Pokja harus menempatkan 'asilitator &ang terlibat dalam proses 'asilitasi pengembangan industri sasaran.

    >asilitator harus membantu Pokja dalam menjalankan peran dan tugasn&a, mulai dari diagnosis,

    perumusan dan 'asilitasi encana 2ksi, untuk memonitor dan mengealuasi.

    2.3.1 Kandidat Fasilitator

    /etidakn&a satu 'asilitator harus ditempatkan di Pokja untuk setiap industri lokal sasaran sebagai salah

    satu anggota. Pokja bisa memiliki lebih dari dua (!) 'asilitator sesuai dengan kebutuhan Pokja dan

    ketersediaan anggaran, dengan membagi peran dan tugas kepada 'asilitator. Kandidat*kandidat berikut ini

    dapat dipertimbangkan sebagai 'asilitator untuk pengembangan industri lokal9

    * /ta' 'ungsional bidang Industri (P>PP) di +inas Perindag,

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    17/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    * Konsultan Manajemen IKM (S$indans$i) di +inas Perindag,

    * /ta' struktural dengan %a%asan- pengalaman relean di +inas Perindag,

    * +osen, konsultan atau sejenisn&a dari uniersitas- institusi akademik lokal, atau

    * Konsultan atau sejenisn&a dari organisasi s%asta atau indiidual, dsb.

    /ecara umum, sta' struktural +inas Perindag memiliki keterbatasan %aktu untuk melakukan kunjungankerja ke lapangan. /ehingga, sta' 'ungsional (dan- atau Konsultan Manajemen IKM) mungkin lebih

    relean sebagai 'asilitator &ang membutuhkan kunjungan lapangan berkala dengan tujuan untuk

    memastikan komunikasi &ang terus*menerus dengan IKM dan mengobserasi kemajuan encana 2ksi.

    Kemudian, sta' 'ungsional akan lebih cenderung untuk memperbarui %a%asan atas industri sasaran, mulai

    dari aspek teknis dan manajemen hingga kondisi pasar, karena lebih dekat dengan IKM. Karenan&a,

    mobilisasi sta' 'ungsional tersebut bisa memberikan keuntungan lebih dalam 'asilitasi setiap proses

    diagnosis, dan perumusan, pelaksanaan dan monitoring! reviewencana 2ksi secara konsultati' dengan

    IKM. al ini lebih menguntungkan jika 'asilitator adalah Konsultan Manajemen IKM (S$indans$i).

    Pokja juga bisa mempertimbangkan mobilisasi 'asilitator (sebagai tambahan) dari sumber da&a eksternal

    seperti uniersitas lokal atau organisasi s%asta. >asilitator dimobilisasi dari sumber da&a eksternal bisa

    memiliki orientasi &ang lebih kuat untuk memastikan kemajuan- pencapaian encana 2ksi, dan

    melakukan proses manajemen selama berjalann&a 'asilitasi. Meskipun begitu, mereka mungkin kurang

    terbiasa dengan proses administrasi dalam perencanaan- penganggaran kegiatan dukungan, dan sumber

    da&a- skema dukungan &ang tersedia, dibandingkan dengan 'asilitator &ang dimobilisasi dari +inas

    Perindag.

    Bagan 2.3.1Kebutuhan untuk penempatan beberapa fasilitator

    /MI+eP mengobserasi beberapa kasus, dimana sta' muda di +inas Perindag ditunjuk sebagai 'asilitatordibandingkan sta' senior &ang sudah berpengalaman di +inas, dimana sebagai sta' struktural, harusmenghabiskan sebagian %aktu kerja di kantor. >asilitator muda biasan&a cenderung ragu*ragu untuk

    mem'asilitasi diskusi dan men&ampaikan pandangan pribadin&a secara sukarela di acara 'ormal seperti rapatPokja, meskipun 'asilitator muda terbiasa dengan kondisi IKM dan ide realistis pada dukungan untuk IKM.

    Karena itu 'asilitator muda tidak bisa bekerja secara optimal dalam tugas menjembatani kebutuhan dukunganIKM ke Pokja, dan mengarahkan diskusi Pokja dengan konstrukti' dalam %aktu &ang sama.Ketua Pokja pada khususn&a disarankan untuk lebih memperhatikan hal ini. /alah satun&a dengan menempatkanbeberapa 'asilitator dengan kombinasi senior &ang berpengalaman dengan junior &ang masih pun&a sedikit

    pengalaman,sehingga keduan&a dapat melengkapi satu sama lain untuk mengoptimalkan 'ungsi 'asilitator.Penempatan beberapa 'asilitator bisa dipertimbangkan dengan kombinasi mobilisasi sta' +inas dan konsultans%asta.

    Pada kasus lain, 'asilitator harus cukup ramah dalam membina hubungan dengan IKM, rajin dalam

    mengerjakan peran dan tugasn&a di lapangan, dan menjadi pendengar &ang baik bagi IKM. Membangun

    hubungan saling perca&a dengan IKM adalah satu dari kunci sukses encana 2ksi.

    2.3.2 Otorisasi Penempatan

    Pokja harus mengotorisasi penempatan 'asilitator agar sta' &ang ditunjuk secara resmi mengenali peran

    dan tugasn&a. =torisasi resmi bagi 'asilitator juga penting, karena implementasi tugas dan perann&a

    memerlukan pengaturan anggaran operasional. >asilitator harus ditunjuk sebagai salah satu anggota Pokja

    dalam /urat Keputusan &ang sama terkait perumusan Pokja oleh kepala pemerintah daerah. /K akan lebih

    e'ekti' jika mendeskripsikan ke%ajiban spesi'ik untuk 'asilitator.

    2.3.3 Peran dan Tugas

    >asilitator harus terlibat dalam proses 'asilitasi pengembangan industri lokal sasaran guna membantu

    Pokja dalam melakukan peran dan tugasn&a, dan untuk menjembatani antara Pokja, industri sasaran dan

    para pemangku kepentingan. Melihat peranann&a, 'asilitator harus melakukan tugas berikut9

    * Moderasi rapat Pokja, >?+ dan kesempatan diskusi lain, dan melaporkan hasiln&a,

    8

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    18/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    * >asilitasi pelaksanaan encana 2ksi melalui identi'ikasi dan konsultasi kepada lembaga dukungan

    &ang bertanggung ja%ab terhadap usulan kegiatan dukungan,

    * =bserasi secara berkala mengenai kegiatan dukungan dan kemajuan- pencapaian encana 2ksi

    melalui kunjungan lapangan ke IKM sasaran,

    * Mendengarkan secara periodik masalah dan kebutuhan IKM sasaran melalui kunjungan lapangan

    kepada IKM sasaran,* Melaporkan setiap kunjungan ke lembaga dukungan dan IKM sasaran, kepada Pokja,

    * Memberikan review&ang diperlukan dalam encana 2ksi kepada Pokja.

    Ketua Pokja harus menciptakan lingkungan kerja &ang mendukung 'asilitator dengan memahami posisi

    &ang diembann&a di Pokja dan men&iapkan anggaran untuk melakukan cakupan tugas &ang diharapkan.

    Bagan 2.3.2ara untuk memastikan kunjungan berkala fasilitator ke !K"

    /MI+eP mendorong setiap 'asilitator untuk melakukan kunjungan lapangan secara berkala untuk mengobserasiIKM sasaran dan kegiatan dukungan selama 'asilitasi encana 2ksi, meskipun begitu, tidak mudah bagi'asilitator untuk mengulang kunjungan lapangan karena kurangn&a pengaturan kelembagaan (atau instruksipekerjaan) oleh atasan 'asilitator dan kurangn&a anggaran perjalanan. +alam hal ini, beberapa Pokja mengatur

    kondisi dimana 'asilitator bisa melakukan obserasi lapangan dan komunikasi dengan IKM sasaran, sebagaicontoh9Pokja untuk industri pengolahan kakao telah menetapkan monitoring penjualan bulanan untuk IKM sasaran diencana 2ksi sebagai salah satu tugas 'asilitator, sehingga 'asilitator ditugaskan secara rutin untuk berkunjungdan %a%ancara IKM tersebut. >asilitator untuk industri mebel rotan memiliki %aktu &ang terbatas untukmelakukan monitoring secara berkala ke seluruh IKM sasaran, karena menjadi sta' struktural di +inas. Makadari itu, Pokja memutuskan untuk melibatkan sta' 'ungsional (S$indans$i) tambahan di +inas Perindag, dalam

    memperkuat monitoring kemajuan kegiatan penting pada setiap IKM sasaran.

    @

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    19/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    BAB III FASILITASI UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI LOKAL

    3.1 Langkah Keseluruhan Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    /etelah struktur 'asilitasi pengembangan industri lokal dirumuskan, proses 'asilitasi bisa dimulai.

    4angkah 'asilitasi dimulai dengan i) diagnosis industri melalui analisis pemangku kepentingan dan rantaipasok, ii) pen&usunan encana 2ksi untuk industri sasaran, dilanjutkan dengan tahap iii) implementasi

    encana 2ksi, serta i) monitoring- reviewdan ealuasi encana 2ksi. /elama 'asilitasi, rapat Pokja (dan

    >?+ dengan para IKM sasaran di industri lokal) diselenggarakan untuk mendorong proses di atas.

    :agian selanjutn&a menjelaskan cara- metode mem'asilitasi proses pengembangan industri lokal melalui

    peman'aatan struktur (plat'orm, &ang dijelaskan pada bab sebelumn&a) secara lebih baik. :agian ini

    memberikan petunjuk mengenai bagaimana tahapan 'asilitasi berikut dapat dilakukan secara lebih baik

    oleh Pokja- 'asilitator.

    #) +iagnosis industri (melalui analisis pemangku kepentingan dan rantai pasok)

    !) Pen&usunan encana 2ksi3) >asilitasi pelaksanaan encana 2ksi

    $) Peninjauan- reviewdan ealuasi pelaksanaan encana 2ksi

    ) apat Pokja

    #ambar 3.1.1$angkah keseluruhan dan output dari fasilitasi pengembangan industri lokal

    3.2 Diagnosis Industri

    3.2.1 Tujuan dan Ruang Lingkup

    +iagnosis industri bertujuan untuk mengidenti'ikasi< i) pemangku kepentingan &ang memiliki pengaruh

    dan peranan penting dalam pengembangan industri sasaran, dan ii) masalah- kendala dan kebutuhanindustri sasaran. asil diagnosis akan dikaji secara mendalam untuk memperoleh arah perkembangan

    industri dan dukungan &ang diperlukan- diminta dalam merumuskan encana 2ksi.

    A

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    20/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    3.2.2 Metode, Format dan Output

    Pokja melakukan diagnosis industri &ang terdiri dari i) analisis pemangku kepentingan dan ii) analisis

    rantai pasok melalui rapat P=K02, >?+ dengan IKM di industri sasaran atau kunjungan %a%ancara

    langsung kepada IKM, untuk memahami kondisi sebenarn&a saat ini dari industri sasaran. +iskusi dananalisis dalam rapat- >?+ sebaikn&a dibantu oleh 'asilitator.

    (1)Analisis pemangku kepentingan

    2nalisis pemangku kepentingan dilakukan dengan menggambar peta para pemangku kepentingan

    berdasarkan pengkategorian para pemangku kepentingan utama- kunci terkait industri sasaran &ang

    terbagi menjadi empat ($) kelompok9

    Tabel 3.2.1Kategori pengelompokan para pemangku kepentingan

    Kelompok 1ontoh

    Pemasok input Pemasok- petani bahan baku, pemasok bahan input lainn&a, dll.

    Pemain pasar Pembeli, agen- distributor, penjual- saluran distribusi, dan kegiatan (&ang dapatmendorong pengadaan produk dari industri sasaran), dll.

    Industri pendukung-

    terkait

    Pemasok mesin- peralatan, pen&edia la&anan desain- kemasan- uji, logistik, industri

    hulu, industri skala besar, sekolah kejuruan (&ang men&elenggarakan kursus terkait

    industri sasaran), perantara- intermediat keuangan, dll.

    4embaga pendukung 4embaga publik terkait riset dan pengembangan, laboratorium uji, lembaga

    akredetasi standar-kualitas, 'asilitas la&anan umum, institusi pendidikan, pen&edia

    :+/ s%asta, dll.

    +i ba%ah ini adalah ilustrasi dari pemetaan pemangku kepentingan, dan contoh dapat dilihat pada

    4ampiran !.

    #ambar 3.2.1

    #ambar peta pemangku kepentingan

    Kelompok Kerja sebaikn&a menentukan nama para pemangku kepentingan &ang dipetakan dan

    keterlibatan- peranan pemangku kepentingan tersebut dalam pengembangan industri sasaran. +isarankan

    bagi Pokja untuk menilai pengaruh kontribusi pemangku kepentingan terhadap pengembangan industri

    sasaran, dan menandai pemangku kepentingan &ang memiliki pengaruh tinggi sebagai pemangku

    kepentingan kunci- utama. Para pemangku kepentingan dengan pengaruh tinggi sebaikn&a diundang

    dalam perumusan encana 2ksi dan analisis rantai pasok pada tahapan selanjutn&a sebagai narasumber.

    Pokja sebaikn&a mengompilasi in'ormasi dari hasi pemetaan pemangku kepentingan ke dalam da'tarpemangku kepentingan dari industri sasaran, sebagai berikut.

    B

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    21/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    Tabel 3.2.2

    %ormat daftar pemangku kepentingan &'ontoh(

    Kelompok /takeholder Keterlibatan- Peranan Pengaruh

    PemasokInput

    Pemasok bahan baku Pengumpulan- pengolahan primer- pasokan bahan bakudalam bentuk siap pakai dengan hutang tunggakan.

    /angat tinggi

    Petani bahan baku Penanaman bahan baku skala kecil. inggi

    Pedagang aksesoris-komponen

    Pasokan aksesoris- suku cadang metal siap pakai. idak tinggi

    Pemainpasar

    /upermarket /aluran pemasaran kepada kelas menengah-atas dalamjumalh besar - sistem konsin&asi.

    idak tinggi

    +istributor /aluran distribusi mencakup /uraba&a dan areasekitarn&a dengan pesanan jumlah besar- sistempenjualan (grosir).

    /angat tinggi

    #lossary s$ops /aluran pemasaran kepada kelas menengah-ba%ahdengan jumlah pesanan kecil- sistem konsin&asi.

    inggi

    Industripendukung-terkait

    Pemasok mesin Manu'aktur- suplai- pera%atan dari peralatanpemrosesan.

    inggi

    Produsen material

    kemasan- percetakan

    Percetakan- pasokan bahan kemasan (cardboard) dengan

    la&anan desain.

    /angat tinggi

    :ank komersial Umumn&a menggunakan deposito tunai, jarangdigunakan sebagai sumber pinjaman modal kerja.

    idak tinggi

    4embagapendukung

    :aristand Proinsi 4a&anan uji kualitas (berdasarkan standar Indonesia)-komposisi material, dan riset pengembangan produkbaru.

    inggi

    :adan*P=M- +inasKesehatan

    4a&anan lisensi- perijinan produk mamin dan konsultasi?MP-higienitas, dll.

    inggi

    4/M, uniersitaslokal

    +apat melakukan trans'er ilmu- pengetahuan mengenaipengolahan makanan.

    idak tinggi

    +i antara para pemangku kepentingan, Pokja sebaikn&a memberikan perhatian lebih terhadap industri

    pendukung- terkait5. Khususn&a di luar 0a%a- :ali, ketersediaan industri pendukung- terkait biasan&aterbatas, sehingga industri sasaran sering kali kesulitan dalam mengakses produk- jasa dari industri

    pendukung- terkait dengan bia&a terjangkau. Industri tersebut dapat mencakup desain- industri kemasan,

    pemroses bahan baku, pemasok suku cadang- mesin- peralatan. 0ika tidak diidenti'ikasi di %ila&ah itu,

    maka disarankan agar Pokja dapat mencari potensi tersebut di daerah lain.

    Bagan 3.2.1

    Pentingnya pra identifikasi industri pendukung) terkait

    ampir semua Pokja di /MI+eP mengakui perlun&a kontribusi teknis atau masukan dari industri pendukung-terkait selama 'asilitasi, seperti industri kemasan (dalam kasus industri pengolahan lidah bua&a), bahan baku

    prosesor- arranger (mebel rotan, 'es&en ulos, pengolahan kakao), pemasok mesin (pengolahan kakao) dandesainer- penjahit terampil ('es&en ulos). Pengalaman /MI+eP mengindikasikan bah%a Pokja &angmengidentikasi dan melibatkan industri pendukung- terkait pada tahap a%al dapat memberikan kemajuan danpencapaian encana 2ksi &ang baik.

    (2)Analisis rantai pasok

    2nalisis rantai pasok harus mengidenti'ikasi masalah- kendala dan kebutuhan industri sasaran

    berdasarkan aspek*aspek rantai pasok mulai dari pengadaan bahan baku, produksi- pengolahan hingga

    pemasaran, serta 'aktor*'aktor dukungan &ang mempengaruhi bisnis IKM, seperti in'rastruktur, peraturan-

    kelembagaan, sumber da&a manusia dan akses pembia&aan.

    Pokja harus mengidenti'ikasi masalah- kendala &ang dianggap 'aktual dan penting, dan menganalisisn&a

    secara mendalam guna memahami akar permasalahan, sehingga dalam encana 2ksi dapat diusulkan

    kegiatan*kegiatan dukungan &ang tepat untuk menangani pen&ebab tersebut. Kemudian, Pokja harus

    menentukan masalah- kendala &ang 'aktual dan penting untuk industri sasaran dengan menggunakan

    matriks di ba%ah ini. 1ontoh analisis rantai pasok terdapat pada 4ampiran 3.

    #"

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    22/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    ;antai pasokanKondisi selama

    iniIsu = Kendala Kebutuhan

    ahan baku

    Distribusi bahan

    $roduksi

    $emasaran

    aktor dukung- SDM

    - &kses keuangan

    - Kelembagaan

    - $eraturan

    - In,rastruktur

    #ambar 3.2.2

    %ormat matriks analisis rantai pasok

    /ebelum men&usun matriks di atas, Pokja dapat menggambar peta rantai pasok industri sasaran, &ang

    mengilustrasikan aliran (produk jadi, produk setengah jadi, bahan baku), sehingga diperoleh gambaran

    akurat dari rantai pasok industri. 1ontoh peta juga dapat dilihat pada 4ampiran 3.

    +ianjurkan agar Pokja dapat mengorganisasikan pertemuan untuk melakukan analisis pendahuluan antar

    para anggotan&a terlebih dahulu, kemudian hasil &ang diperoleh didiskusikan dan dierikasi lebih lanjut

    melalui >?+ dan %a%ancara langsung dengan para IKM dan para pemangku kepentingan kunci.

    Kelompok Kerja juga direkomendasikan untuk mengunjungi beberapa per%akilan IKM guna memperoleh

    in'ormasi spesi'ik*indiidu, seperti segmen pasar, pembeli, penjualan, pemasok, pengadaan bahan baku,

    skala omset dan jumlah pega%ai-pekerja, segmen pasar, idepengembangan produk-pasar, dsb. In'ormasi

    dari masing*masing IKM dapat membantu dalam memastikan aliditas analisis, dan mengetahui

    dukungan &ang diperlukan.

    3.3 Penyusunan Rencana Aksi

    3.3.1 Tujuan dan Ruang Lingkup

    :erdasarkan i) pemangku kepentingan utama dan ii) masalah- hambatan dan kebutuhan &ang

    diidenti'ikasi melalui analisa rantai pasok, Pokja harus merumuskan encana 2ksi untuk pengembangan

    industri sasaran. encana 2ksi harus dianggap sebagai dokumen perencanaan tunggal untuk setiap

    industri sasaran, &ang mengindikasikan arah- skenario pengembangan &ang dituju bersama oleh semua

    pihak terkait termasuk Pokja, +itjen IKM, industri sasaran dan pemangku kepentingan.

    3.3.2 Metode, Format dan Output

    Perencanaan encana 2ksi untuk pengembangan industri lokal setidakn&a harus mencakup konten

    berikut, baik untuk jangka pendek (! tahun) maupun jangka menengah ( tahun sesuai dengan standar

    periode perencanaan di Indonesia).

    Tabel 3.3.1*tandar konten +en'ana Aksi untuk pengembangan industri lokal

    #. Kondisi terkini industri lokal sasaran

    !. ujuan Umum &ang akan dicapai (baik untuk jangka pendek maupun jangka menengah)

    3. IKM sasaran (di industri lokal) &ang terlibat di encana 2ksi

    $. Kegiatan dukungan &ang dibutuhkan (untuk IKM sasaran guna mencapai tujuan)

    . 2ksi &ang dilakukan oleh IKM sasaran.

    Pokja harus merumuskan encana 2ksi untuk industri sasaran, dengan i) menentukan tujuan umum

    (dengan hasil &ang diharapkan) &ang ingin dicapai oleh industri sasaran, ii) mengidenti'ikasi IKM sasaran

    ##

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    23/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    di industri untuk mengikuti encana 2ksi, iii) mengusulkan kegiatan dukungan industri sasaran untuk

    mencapai ujuan Umum, dan i) mengindikasi aksi (atau inisiati') &ang dilakukan IKM sasaran.

    +alam merumuskan encana 2ksi, Pokja sebaikn&a mengorganisasi rapat dan- atau >?+ dengan industri

    sasaran untuk memperoleh encana 2ksi berdasarkan konsultasi dengan industri sasaran. apat Pokja

    dan >?+ tersebut bisa diselenggarakan beberapa kali hingga encana 2ksi diterima oleh kedua belah

    pihak &aitu Pokja dan industri sasaran. Perencanaan dan diskusi dapat dibantu oleh 'asilitator. :agiandiba%ah dapat menjadi panduan bagaimana encana 2ksi &ang la&ak di'ormulasikan.

    (1)Tujuan umum

    al ini merupakan bagian paling penting dalam encana 2ksi. anpa tujuan terukur &ang spesi'ik,

    encana 2ksi menjadi tidak bermakna atau dapat diealuasi. Pertama*tama, Pokja harus menetapkan

    tujuan umum (dengan hasil &ang diharapkan) di encana 2ksi melalui konsultasi dengan industri sasaran.

    Pokja harus berdiskusi dengan industri sasaran mengenai kebutuhan atau ide arah pembangunan di masa

    depan, menentukan "Produk Apa yang akan dikembangkan atau ditingkatkan untuk Segmen Pasar

    !onsumen ana# dan $agaimana %ara men%apainya"&ujuan umum encana 2ksi akan ditetapkan

    dalam ! tahapan, pertama untuk jangka pendek (! tahun pertama) dan kedua untuk jangka menengah (

    tahun).ujuan encana 2ksi dapat dide'inisikan secara Spesi'ik# (bjekti' (secara kuantitati', jika

    memungkinkan), Dapat Diukur# enantang namun %ukup )ealistis(khususn&a untuk jangka pendek),

    sedangkan tujuan jangka menengah akan lebih luas dan berorientasi harapan. /ehingga, tujuan jangka

    pendek *arus dide'inisikan sebagai milestoneuntuk men%apai tujuan jangka menenga*&

    Bagan 3.3.1ontoh Tujuan ,mum +en'ana Aksi

    +i ba%ah ini merupakan contoh ujuan Umum (tujuan jangka pendek dari industri sasaran /MI+eP)9

    Industri 'es&en ulos di

    Kabupaten /amosir, /umatera

    Utara

    Untuk meningkatkan penjualan produk dengan aplikasi Ulos (kerajinan

    tangan- aksesoris) di pasar %isata%an dan lokal, bekerja sama dengan

    perancang lokal untuk pengembangan desain dan dengan industri

    pari%isata untuk promosi.

    Industri komponen kapal di

    Kabupaten egal, 0a%a engah

    Untuk memampukan IKM komponen kapal memproduksi komponen

    kapal klas :KI dan sebagai pemasok pada industri galangan kapal.

    Industri pengolaha kakao di

    Proinsi /ula%esi engah

    Untuk memproduksi produk cokelat secara terus menerus dengan

    meman'aatkan olahan couverturedari biji cokelat lokal, dan menembus

    segmen pasar modern lokal.

    Pokja sangat disarankan untuk menghindari penetapan tujuan &ang tidak diutarakan secara spesi'ik dan

    tidak terukur secara ob&ekti'. ujuan &ang kurang jelas diutarakan, seperti peningkatan da&a saing,

    inoasi industri, peningkatan kualitas produk, atau perluasan pasar ke tingkat nasional, sering ditemukan

    pada dokumen perencanaan untuk pengembangan industri lokal. Pada kasus seperti itu, usulan kegiatan

    dukungan di rencana aksi memiliki konsistensi- kontribusi &ang lemah terhadap tujuan.

    2gar industri sasaran dapat mengungkapkan aspirasi- kebutuhan pengembangan, Pokja harus mengatur

    rapat dan- atau >?+ dengan mengundang sejumlah IKM (atau per%akilan IKM dari setiap asosiasi-

    koperasi) di industri. >asilitator dapat membantu diskusi ini untuk memperoleh aspirasi- kebutuhan dari

    IKM peserta.

    >asilitator juga disarankan untuk mengunjungi dan me%a%ancarai IKM &ang diundang secara indiidual

    sebelum rapat- >?+ dan memperoleh ide arah pengembangan sebelumn&a, karena dalam rapat- >?+ itu

    sendiri tidak memungkinkan setiap peserta untuk mengutarakan pendapat akibat keterbatasan %aktu. Pada

    beberapa kasus, rapat- >?+ mungkin terlalu resmi untuk IKM secara proakti' men&ampaikan pendapat.

    :erdasarkan hasil pengamatan, IKM biasan&a memilih untuk menjaga status%uodibandingkan dengan

    melakukan tantangan baru &ang diikuti dengan tindakan beresiko, contohn&a, pengembangan produkbaru, perluasan pasar, dsb. IKM cenderung memiliki sedikit ide mengenai arah pengembangan, kecuali

    IKM terekspos keluar, pesaing dan pasar (potensial). Pada kasus ini, Pokja dapat mengatur kunjungan

    belajar ke industri sejenis namun lebih maju, lembaga dukungan, atau ke pasar potensial, dalam rangka

    #!

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    24/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    membuat IKM mengetahui teknologi terbaru dan tren pembeli- konsumen. +engan melakukan hal

    tersebut, IKM bisa memperoleh %a%asan- in'ormasi &ang berman'aat untuk diskusi tujuan encana 2ksi.

    Bagan 3.3.2

    Kunjungan pendahuluan ke pasar potensial) lembaga dukungan teknis

    Pokja industri komponen kapal menghadapi kesulitan dalam mendata kegiatan dukungan &ang dibutuhkan untukmencapai ujuan Umum encana 2ksi< &aitu memampukan IKM memproduksi komponen kapal klas :KI ke

    industri galangan kapal, meskipun tujuan disetujui IKM sasaran. Pokja memutuskan untuk melakukankunjungan belajar ke lembaga akreditasi serti'ikasi komponen kapal, :adan Klasi'ikasi Indonesia (:KI) dangalangan kapal guna mengetahui prosedur dan pengaturan untuk serti'ikasi serta peluang pasar beberapa jenis

    komponen selama perumusan encana 2ksi. /ekitar !" IKM dan anggota Pokja mengikuti kunjungan.Kunjungan belajar ini memungkinkan Pokja untuk memperoleh input &ang dibutuhkan untuk mengembangkanencana 2ksi dan juga membuat Memorandum bersama :KI untuk kesuksesan serti'ikasi komponen sasaran.Kemudian, kunjungan belajar ini men&ediakan peluang, dimana pemangku kepentingan dapat berbagi encana2ksi.

    0ika industri sasaran berada pada tahapan a%al pengembangan bisnis (mis. proses startup), tidaklah

    mudah bagi IKM untuk mendapat ide arah pengembangan, karena IKM cenderung memprioritaskan

    berjalann&a bisnis dengan lancar atau memperoleh kemampuan- input &ang dibutuhkan dalam

    mengoperasikan bisnis berkelanjutan terlebih dahulu. +alam kasus tersebut, Pokja bisa men&arankantujuan pengembangan untuk menantang industri sasaran (khususn&a untuk jangka pendek) dengan

    skenario pengembangan.

    (2)IKM sasaran

    Kedua, Pokja harus mengidenti'ikasi IKM sasaran dari industri sasaran &ang menunjukkan keinginan

    untuk berbagi dan berpartisipasi dalam mencapai tujuan encana 2ksi. Meskipun setiap IKM &ang mau

    berkomitmen terhadap encana 2ksi dapat diterima sebagai sasaran, Pokja juga harus men&eleksi IKM

    dengan mengamati tingkat keterlibatan dan kontribusi pada proses diagnosis dan perumusan encana

    2ksi.

    IKM sasaran pada encana 2ksi dapat berupa kelompok IKM &ang membentuk koperasi, asosiasi, atau

    kelompok usaha bersama (KU:), sepanjang kelompok tersebut dianggap bersemangat untuk mencapaitujuann&a. Paling tidak satu atau beberapa IKM terkemuka (&ang berpengaruh) dapat diidenti'ikasi di

    antara IKM- kelompok &ang memimpin dan mengkoordinasi lainn&a dan menunjukkan aksi (atau

    inisiati') untuk &ang lainn&a.

    Bagan 3.3.3 !K" sasaran dari setiap industri sasaran di *"!-eP

    #3

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    25/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    +iba%ah ini menjelaskan bagaimana IKM sasaran diidenti'ikasi dan di'okuskan selama pelaksanaan encana2ksi di /MI+eP9

    Industri IKM sasaran

    es"enulos

    &5aln"a teridentikasi *+ produsen dari beberapa kelompokpenenun ulos oleh Disperindag! dan bertambah + penjahit lokal

    untuk menjamin keberadaan pengrajin terampil potensial#Kemudian! ke-.+ produsen tersebut berkeinginan untuk membentukkelompok usaha bersama guna menjalankan bisnis kerajinantangan bersama#

    Komponenkapal

    &5aln"a menargetkan . anggota IKM dari koperasi industrikomponen kapal dan ditambah IKM "ang berminat di luar koperasi#&khirn"a! . IKM akti, terlibat dalam ;en/ana &ksi#

    $engolahan Kakao

    &5aln"a teridentikasi seluruh .+ IKM "ang berpartisipasi dalamprogram ke5irausahaan sebelumn"a# Kemudian! . diantaran"amembentuk asosiasi untuk aksi bersama dan akti, terlibat dalam;en/ana &ksi#

    Mebel

    ;otan

    &5aln"a teridentikasi seluruh .+ IKM "ang akti, ! namun han"a

    IKM "ang merespon ;en/ana &ksi dengan positi,#$engolahan &loe%era

    Menargetkan . IKM "ang berminat untuk terlibat dalam ;en/ana&ksi! ke/uali untuk beberapa "ang menunjukkan kurang tertarik#Kemudian! IKM-IKM tersebut membentuk asosiasi untuk aksibersama#

    &las Kaki 1+ IKM terpilih (dari ++ IKM di daerah sasaran) "ang me5akili

    :erdasarkan pengalaman /MI+eP, jumlah keseluruhan IKM sasaran untuk setiap encana 2ksi berkisar

    antara !" sampai 3" IKM (atau produsen). Pokja disarankan untuk memulai 'asilitasi dengan beberapa

    IKM &ang mudah dihubungi.

    (3)Kegiatan dukungan

    Ketiga, Pokja harus mengusulkan dan mendata kegiatan*kegiatan dukungan &ang dibutuhkan IKMsasaran untuk mencapai tujuan encana 2ksi, juga agar pemerintah dapat menginterensi stagnanasi

    siklus bisnis &ang dihadapi oleh industri sasaran. Kegiatan dukungan harus diusulkan pada i) setiap aspek

    rantai pasok &ang terdiri dari bahan baku, produksi- pengolahan, dan pemasaran- promosi, dan ii) setiap

    'aktor dukungan bisnis seperti pengembangan sumber da&a manusia (/+M), akses keuangan,

    pengembangan (atau perbaikan) kebijakan- lembaga dan pengembangan in'rastruktur. :erbagai dukungan

    &ang memungkinkan ditulis di ba%ah ini.

    #ambar 3.3.1ara dukungan yang memungkinkan

    /etiap usulan dukungan harus mencantumkan setidakn&a< judul, konten, tujuan, sasaran, lembaga &ang

    #$

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    26/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    bertanggung ja%ab, periode pelaksanaan, sumber anggaran. Kesimpulann&a, usulan kegiatan dukungan

    harus tergabung dalam encana 2ksi dan tersusun dalam bentuk matriks di ba%ah ini.

    ;antai pasokan

    KegiatanLembaga

    $enanggun

    g Ca5ab

    $eriode

    Cudul Isi Tujuan Sasaran

    ahan baku

    Distribusi bahan

    $roduksi

    $emasaran

    aktor dukung- SDM

    - &kses keuangan

    - Kelembagaan

    - $eraturan

    - In,rastruktur

    #ambar 3.3.2%ormat "atriks ,sulan Kegiatan -ukungan

    Pokja dapat menerjemahkan kebutuhan dan permintaan &ang diamati selama rapat- >?+ dengan industri

    sasaran. Kemudian, Pokja harus mengatur rapat ini dengan mengundang para pemangku kepentingan

    utama (&ang diidenti'ikasi dalam diagnosis industri) untuk mengusulkan kegiatan dukungan &ang

    dibutuhkan IKM sasaran dalam mencapai tujuan umum encana 2ksi. >asilitator dapat membantu

    diskusi Pokja selama proses pengusulan.

    /ecara paralel, Pokja dapat mengumpulkan in'ormasi mengenai kegiatan dukungan &ang berkaitandengan industri sasaran, &ang telah dijad%alkan (atau dianggarkan untuk tahun anggaran kedepan) oleh

    para pemangku kepentingan. 0ika konten dukungan &ang dijad%alkan oleh pemangku kepentingan utama

    memiliki konsistensi dengan tujuan umum (dan- atau kebutuhan IKM sasaran), hal ini bisa dimasukkan

    dalam encana 2ksi.

    Bagan 3.3.Paket dukungan yang disarankan untuk tantangan sertifikasi

    #

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    27/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    Kasus industri komponen kapal di /MI+eP menunjukkan, bah%a salah satu tantangan bagi industri pendukunglokal dalam memasuki pasar pemasok komponen asli adalah memastikan produksi terstandarisasi sesuai denganstandar &ang ditetapkan oleh pabrik dan untuk memperoleh serti'ikat dari lembaga akreditasi &ang terotorisasi.+ari pengalaman /MI+eP di industri komponen kapal, paket kegiatan dukungan berikut dapat menjadirekomendasi bagi industri pendukung sejenis untuk melakukan serti'ikasi9

    /osialisasi standar +iatur oleh lembaga akreditasi &ang terotorisasi untuk mengenalkanstandar, proses dan s&arat serti'ikasi.

    Pelatihan- lokakar&a gambar

    teknis dan dokumentasi

    proses produksi (kualitas

    manual)

    +iatur untuk IKM agar dapat mempersiapkan gambar teknis dan dokumen

    proses produksi untuk komponen berdasarkan standar &ang harus disetujui

    oleh lembaga akreditasi sebelum pembuatan prototipe dan kegiatan

    pengujian.

    :imbingan teknis persiapan

    pembuatan prototipe-

    spesimen material

    enaga ahli &ang dapat memberikan saran- konsultasi langsung harus

    ditempatkan dalam periode %aktu tertentu agar IKM dapat melakukan

    pembuatan prototipe secara terus menerus sesuai gambar- standar.

    Uji laboratorium untuk

    prototipe- bahan material

    >asilitasi uji laboratorium prototipe- bahan material sesuai permintaan oleh

    lembaga serti'ikasi harus dipersiapkan dengan bia&a &ang terjangkau (atau

    gratis, jika mengantisipasi reisi prototipe).

    2udit- konsultasi oleh

    lembaga serti'ikasi

    terotorisasi

    Proses audit biasan&a mencakup dokumen proses produksi (kualitas

    manual), dan hasil uji laboratorium pada produk prototipe (kinerja- ukuran)

    dan bahan material (komposisi). al ini membutuhkan bia&a untuk

    serti'ikasi setiap produk.

    Misi pemasaran untuk

    komponen berserti'ikat

    Mengorganisasi IKM dalam mendekati pengguna (pabrik) potensial

    komponen terserti'ikasi sebagai peluang temu bisnis.

    2matlah penting untuk memastikan koordinasi antara Pokja dengan lembaga &ang bertanggung ja%ab terhadapkegiatan dukungan. >asilitator memiliki peran penting dalam mem'asilitasi lembaga dukungan dalammelaksanakan tugas &ang ditetapkan sesuai jad%al. al ini sangat disarankan untuk memastikan komitmen darilembaga dukungan, dengan melibatkan lembaga tersebut dari tahap a%al encana 2ksi.

    (4)Aksi oleh IKM sasaran

    Perlu dicatat bah%a pen&ediaan kegiatan dukungan saja tidak akan mendorong IKM mencapai tujuan

    umum di encana 2ksi. 2ksi oleh IKM sasaran sangat penting dalam mencapai tujuan. Pada saat

    perumusan encana 2ksi, IKM sasaran disarankan untuk mempertimbangkan aksi (atau inisiati') IKM

    sendiri &ang membantu pencapaian tujuan, dan berkomitmen melakukan aksi tersebut. 2ksi (atau

    inisiati') &ang dilakukan oleh IKM sasaran dapat mencakup berbagai macam konten, seperti berikut ini9

    * Pengadaan bahan baku berkualitas &ang dibutuhkan untuk memperbaiki standar produk

    * Pengembangan produk baru atau diersi'ikasi produk (prototipe)

    * Perbaikan atau standarisasi produk &ang sudah ada (prototipe)

    * 2plikasi dan usaha untuk serti'ikasi produk dan praktek manu'aktur- manajemen

    * Partisipasi pada pameran perdagangan

    * Kunjungan promosi ke pembeli- saluran penjualan

    * Persiapan alat dan media pemasaran- promosi

    * Pembukaan dan toko operasional- ruang pamer

    * Pendirian dan pengoperasian, atau perbaikan 'ungsi lembaga sentra (seperti koperasi, kelompok usaha

    bersama, atau unit dukung usaha lainn&a)

    Bagan 3.3./Aksi yang dilakukan industri sasaran &pengolahan kakao(

    #8

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    28/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    IKM sasaran di industri pengolahan kakao akti' terlibat sejak tahap perencanaan encana 2ksi dan mengadakanrapat secara periodik dengan Pokja dalam rangka berbagi kemajuan dan kebutuhan (atau permintaan) untukencana 2ksi. Pertama*tama, IKM setuju untuk membentuk asosisasi untuk bersama*sama mempromosikanproduk cokelat mereka. 2sosiasi tersebut men&arankan dan melakukan berbagai usaha promosi dengan bia&asendiri atau dengan mencari dana dari pihak ketiga. Usaha promosi ini termasuk kunjungan pasar ke pembeli-

    pengguna potensial (supermarket, hotel, ka'e, dsb), keikutsertaan dalam pameran, persiapan media P, dsb.

    Kemudian, IKM mengusulkan pembangunan toko. oko ini berhasil direalisasikan di bandara lokal, dan telahberoperasi secara terus menerus. Keikutsertaan secara akti' pada encana 2ksi dipimpin oleh beberapa IKMterkemuka &ang berkeinginan kuat untuk maju dalam industri.

    Pokja harus mem'asilitasi IKM sasaran untuk mengidenti'ikasi aksi (atau inisiati') apa &ang penting

    dalam mencapai tujuan umum dari encana 2ksi, dan memasukkan aksi tersebut kedalam 'ormat matriks,

    seperti &ang diindikasikan di ba%ah. 1ontoh encana 2ksi untuk pengembangan industri lokal dapat

    dilihat di 4ampiran $.

    Tujuan Umum(hasil "ang diharapkan)

    IKM-IKM sasaran

    ;antai pasokanKegiatan

    Lembaga

    $enanggun

    g Ca5ab

    $eriode

    Cudul Isi Tujuan Sasaran

    ahan baku

    Distribusi bahan

    $roduksi

    $emasaran

    aktordukungan- SDM

    - &kses keuangan

    - Kelembagaan

    - $eraturan

    - In,rastruktur

    &ksi oleh IKM

    Sasaran

    #ambar 3.3.3

    %ormat "atriks +en'ana Aksi

    3.4 Pelaksanaan Rencana Aksi

    3.4.1 Tujuan dan Ruang Lingkup

    Melanjutkan pen&usunan encana 2ksi (ersi a%al), Pokja harus memulai dan melanjutkan 'asilitasi

    pelaksanaan encana 2ksi dengan membantu masing*masing lembaga &ang bertanggung ja%ab untuk

    melakukan usulan kegiatan dukungan, dan mendorong IKM sasaran untuk melakukan aksi (atau inisiati')

    sendiri untuk mencapai tujuan umum, baik untuk jangka pendek maupun jangka menengah.

    3.4.2 Metode dan Output

    #@

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    29/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    (1)Pendekatan ke lembaga yang bertanggung jawab terhadap usulan dukungan

    Pokja perlu mengidenti'ikasi lembaga terkait &ang dapat bertanggung ja%ab (lembaga dukungan &ang

    bisa memberikan dukungan &ang diusulkan) dan ketersediaan sumber dana- anggaran pada masing*

    masing usulan kegiatan dukungan. /tatus usulan kegiatan dukungan berariasi berdasarkan tingkat

    kesiapan, sebagai berikut9

    i) eridenti'ikasi lembaga &ang bertanggung ja%ab dan terjaminn&a anggaran &ang dibutuhkan,

    ii) eridenti'ikasi lembaga &ang bertanggung ja%ab dan akan mengusulkan atau meminta anggaran

    &ang dibutuhkan,

    iii) idak dapat mengidenti'ikasi lembaga &ang bertanggung ja%ab, namun terjamin anggaran &ang

    dibutuhkan, atau,

    i) idak dapat mengidenti'ikasi lembaga &ang bertanggung ja%ab, dan belum terjamin anggaran &ang

    dibutuhkan.

    Menanggapi usulan dukungan i) dan ii), Pokja- 'asilitator harus mendekati lembaga dukungan &ang

    teridenti'ikasi dalam rangka membantu lembaga tersebut merancang metode, tujuan, konten, sasaran, dan

    pemilihan %aktu kegiatan dukungan tersebut sesuai dengan encana 2ksi, dan-atau mempersiapkan

    pelaksanaan (atau mengusulkan anggaran &ang dibutuhkan).

    Untuk dukungan dengan status iii), Pokja- 'asilitator harus mengidenti'ikasi dan mendekati lembaga

    kandidat terlebih dahulu, dan kemudian membantu dalam merancang dan mempersiapkan dukungan

    sesuai dengan encana 2ksi.

    Bagan 3..1

    ontoh baik fasilitasi kerja sama ke lembaga dukungan

    Pokja industri alas kaki mengusulkan serangkaian program dukungan pengembangan produk dalam encana2ksi untuk menja%ab kebutuhan diersi'ikasi saluran penjualan- segmen pasar &ang disampaikan oleh industrisasaran, dan kemudian meminta kerja sama teknis dari Uniersitas 1iputra dan 2prisindo (2sosiasi PersepatuanIndonesia) sebagai pemangku kepentingan paling relean di bidang ini. Pada a%aln&a, Pokja (+inas Perindag

    dan Koperasi Kota) memiliki ketakutan untuk mengulangi dukungan pengembangan produk &ang sebelumn&atidak memberikan hasil n&ata, dan bertujuan untuk mengidenti'ikasi lembaga dukungan &ang bisa membantu

    pengembangan produk- dukungan promosi dengan cara berorientasi pada hasil.Pokja kemudian mempersiapkan konsep dan output &ang diharapkan dari usulan program, dan mendekatiUniersitas 1iputra dan 2prisindo untuk meminta kerja sama dan umpan balik atas konsep program tersebut.2tas konsultasi sebelumn&a, program dukungan &ang diusulkan untuk pengembangan produk berhasil

    memberikan output &ang n&ata seperti permintaan transaksi dengan merek desainer 'es&en terkenal danpengembangan saluran penjualan- segmen pasar baru.

    Menanggapi status dukungan i), Pokja- 'asilitator harus mengidenti'ikasi dan mendekati lembaga

    kandidat untuk meminta kolaborasi, dan kemudian membantu lembaga tersebut untuk mem'asilitasi

    anggaran &ang dibutuhkan untuk pelaksanaann&a.

    (2)Kerja sama dengan lembaga di luar perindustrian dan perdagangan

    1ukup menantang bagi Pokja (+inas Perindustrian dan Perdagangan, selaku pemimpin Pokja) untuk

    memperoleh kolaborasi dan kontribusi dari kementerian, +inas dan lembaga di luar perindustrian dan

    perdagangan (terkait pertanian, perkebunan, perhutanan, pari%isata, dsb.).

    /eringkali beberapa kasus kegiatan dukungan penting &ang membutuhkan kerja sama dengan pemangku

    kepentingan di luar perindustrian dan perdagangan tidak dapat diimplementasikan. Meskipun, telah

    dianggarkan atau dilaksanakan, pen&elaraskan tujuan- sasaran- pemilihan %aktu pelaksanaan dukungan

    tetap menjadi isu penting. 0ika masalah ini tidak diatasi dapat men&ebabkan terhambatn&a pencapaian

    tujuan encana 2ksi.

    +alam mem'asilitasi kerja sama dengan pemangku kepentingan di luar perindustrian dan perdagangan,

    Pokja disarankan untuk melakukan pengaturan sebagai berikutasilitasi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari UMKM dan koperasi,

    b. >asilitasi akses pembia&aan UMKM dan koperasi melalui penguatan 4embaga Kredit Mikro (4KM),

    bantuan dana bergulir melalui 4embaga Pengelola +ana :ergulir (4P+:), serta kredit bagi UMKM,

    c. >asilitasi pengembangan produk unggulan dari sumber da&a lokal &ang dihasilkan UMKM atau

    koperasi,

    d. >asilitasi peningkatan akses pasar, melalui promosi untuk pasar dalam dan luar negeri,

    e. 4a&anan pemasaran oleh /M;s1= (trading $ouse dan s$owroom bagi produk UMKM atau

    koperasi), and,

    '. Konsultasi bisnis dan pendampingan melalui Pusat 4a&anan Usaha erpadu (P4U).

    /elain itu, kementerian men&ediakan skema pembia&aan melalui +ana +ekonsentrasi (+ekon) untuk

    menanggapi kebutuhan daerah terhadap koperasi- pengembangan UKM dari pemerintah daerah. Pokja

    dapat meman'aatkan +ana +ekon untuk membia&ai kegiatan dukungan seperti pendirian- penguatankoperasi atau kelompok usaha bersama.

    &2( Kementerian Perdagangan

    Pokja dapat mengusulkan dan meman'aatkan 'asilitasi dan skema pembia&aan (berdasarkan P0MN

    !"#*!"#B) &ang tersedia di Kementerian Perdagangan juga. :erikut ini adalah contoh 'asilitasi &ang

    tersedia di Kementerian ini9

    a. Program peningkatan penggunaan barang produksi dalam negeri (P3+N),

    b. >asilitasi ekspor melalui pengembangan produk (seperti la&anan designer dispatc$),

    c. >asilitasi ekspor melalui pengembangan /+M (seperti pelatihan bagi eksportir dan eksportir

    potensir),d. >asilitasi pengembangan pasar (pameran, misi dagang, temu bisnis, dsb.) dan pen&ediaan in'ormasi

    pasar luar negeri,

    e. 4a&anan pengujian mutu barang, kalibrasi dan serti'ikasi standar, dsb.

    Kementerian Perdagangan juga men&ediakan skema pembia&aan melalui +ana +ekon sebagai respon

    terhadap kebutuhan terkait dengan pengembangan dagang- ekspor dari pemerintah daerah. Pokja dapat

    meman'aatkan +ana +ekon ini untuk membia&ai kegiatan dukungan seperti pengembangan pasar dan

    'asilitasi perdagangan (baik internasional maupun regional) produk*produk industri lokal pada khususn&a.

    .3. %asilitasi dan *kema Pembiayaan dari 7onpemerintah

    +ukungan 'asilitas dan sumber pembia&aan &ang diberikan oleh lembaga non*pemerintah dapat jugadiman'aatkan sebagai sumber pembia&aan usulan kegiatan dukungan encana 2ksi untuk melengkapi

    kekurangan anggaran dari pemerintah. /umber pembia&aan, seperti Corporate Social (esponsibility

    (1/) dari perusahaan besar, program kemitraan (PK:4) dari badan usaha milik negara- daerah dan

    lembaga s%ada&a mas&arakat, dan dana hibah lain bisa masuk kategori ini.

    Ini adalah kesempatan baik untuk meman'aatkan dana 1/ atau PK:4 &ang tersedia di masing*masing

    %ila&ah. =leh karena itu, Pokja disarankan untuk mengidenti'ikasi dan mendekati para pen&edia

    pembia&aan potensial dari masing*masing daerah sejak tahap a%al 'asilitasi, jika diperlukan.

    !8

  • 7/26/2019 Petunjuk Teknis Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal SMIDeP

    38/38

    Petunjuk Teknis

    Fasilitasi Pengembangan Industri Lokal

    PENUTUP ~ Hal-hal penting selama fasilitasi pengembangan industri lokal

    /eperti &ang telah disampaikan, Petunjuk ini bertujuan untuk memperkenalkan pendekatan dan praktik

    &ang disarankan untuk mem'asilitasi pengembangan industri lokal berdasarkan pelajaran dan praktik baik

    &ang dialami oleh /MI+eP. Petunjuk ini dapat menjadi re'erensi bagi pemerintah daerah, &aitu +inasPerindag di tingkat kabupaten- kota maupun proinsi, dan +itjen IKM, sehingga pemerintah daerah bisa

    merencanakan, mengimplementasikan, memonitor dan mengealuasi pengembangan industri sasaran

    dengan cara &ang berorientasi pada tujuan. :erikut adalah rangkuman hal*hal penting dalam 'asilitasi

    pengembangan industri lokal.

    * Diagnosis dan )en%ana Aksi se%ara konsultati'+ Petunjuk ini menekankan proses 'asilitasi secara

    konsultati' dengan industri sasaran, khususn&a pada tahap a%al 'asilitasi, seperti diagnosis industri dan

    perumusan encana 2ksi. anpa memastikan masalah, hambatan dan kebutuhan aktual dari industri

    sasaran melalui konsultasi, serta mere'leksikann&a ke dalam encana 2ksi, Pokja akan menghadapi

    kesulitan dalam memastikan keterlibatan dan kolaborasi proakti' industri sasaran dalam encana 2ksi.

    * Penetapan tujuan se%ara jelas+Petunjuk ini juga menekankan pentingn&a penetapan tujuan umum

    &ang /pesi'ik, erukur secara =b&ekti', Menantang namun ealistis dalam encana 2ksi, denganmempertan&akan DProduk 2pa (atau Mana /aja) &ang akan dikembangkan atau ditingkatkan untuk

    /egmen Pasar- Konsumen Mana, dan :agaimana cara mencapain&aD. anpa tujuan terukur &ang

    spesi'ik, encana 2ksi akan berakhir sebagai rencana tanpa tujuan dengan han&a menda'tar kegiatan

    dukungan dan tidak akan memberikan hasil n&ata terhadap pihak terkait.

    * onitoring dan review se%ara terus-menerus+ Petunjuk ini men&atakan bah%a monitoring dan

    reviewselama pelaksanaan encana 2ksi merupakan tugas &ang harus diutamakan Pokja, karena ini

    merupakan sarana untuk mengungkapkan dan berbagi hasil encana 2ksi, kemudian memperbaiki

    encana 2ksi, dan bahkan meningkatkan keterlibatan lebih lanjut dari industri sasaran dan pemangku

    kepentingan. >asilitasi pengembangan industri lokal merupakan proses pembelajaran, dimana aksi

    akan memberikan pelajaran untuk aksi*aksi berikutn&a. Karena itu, Pokja perlu menghindari

    kehilangan kesempatan pembelajaran &ang berharga untuk mengembangkan encana 2ksi, dengan

    melakukan monitoring dan reviewsecara memadai.

    Petunjuk ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memampukan ka%an*ka%an pemerintah daerah untuk

    melakukan kegiatan 'asilitasi secara lebih baik sesuai dengan arah pengembangan industri lokal &ang

    diharapkan.