peta kognitif

5

Upload: azzka-daone

Post on 15-Apr-2017

295 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peta Kognitif
Page 2: Peta Kognitif

Dinamika yang tidak efektif antar id, ego dan super-egoPerasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka)Proses belajar yang tidak benar pada masa kanak-kanak.

Perilaku Bermasalah

Untuk menolong individu mendapatkan pengertian yang terus menerus dari pada mekanisme penyesuian diri dengan demikian menolong mereka menyelesaikan masalah yang sedang dihadapiUntuk membentuk kembali struktur karakter individu dengan menggunakan yang tak sadar pada diri klien

Tujuan K

onseling

Proses Konseling

Teknik Konseling

Peran KonselorMembantu klien dalam mencapai kesadaran diri, Ketulusan diri, ketulusan hati, dan hubungan pribadi yang lebih efektif dalam mengatasi kecemasan melalui cara-cara yang realistis.Konselor membangun hubungan kerjasama dengan klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.

Kelebihan Pentingnya sikap non moral pada terapis Adanya motivasi yang tidak selamanya

disadari Model wawancara sebagai alat terapi Teori dan teknik saling berhubungan

satusama lain

Keterbatasan Pandangan yang terlalu determistik dinilai

terlalumerendahkan martabat kemanusiaan. Terlalu benyak menekankan kepada masa

kanakkanakdan menganggap kehidupan seolah-olahditentukan oleh masa lalu. Hal ini memberikangambaran seolah-olah tanggung jawab individuberkurang.

Cenderung meminimalkan rasionalitas. Bahwa perilaku ditentukan oleh energi

psikis,adalah suatu yang meragukan. Penyembuhan dalam psikoanalisis

terlalubersifat rasional.

PENDEKATAN PSIKOANALISISSigmund Freud (1896)

Menurut Freud kepribadian manusia mulai terbentuk pada umur 5 tahun, hamper semua struktur kepribadian

telah terbentuk dan tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan

struktur dasar tersebut.KONSEP DASAR

1. Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan resolusi dan integrasi fase-fase perkembangan psikoseksual yang berhasil.

2. Perkembangan kepribadian yang gagal merupakan akibat dari resolusi sejumlah fase psikoseksual yang tidak memadai.

3. Id, ego, dan superego membentuk dasar bagi struktur kepribadian .

4. Kecemasan adalah akibat perepresian konflik-konflikdasar.

5. Mekanisme-mekanisme pertahanan egodikembangkan untuk mengendalikan kecemasan.

6. Proses-proses tak sadar berkaitan erat dengan tingkah laku yang muncul sekarang.

1) Proses konseling difokuskan pada usaha menghayati pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak.

2) Pengalaman masa lampau ditata, dianalisi, danditafsirkan dengan tujuan merekontruksi kepribadian.

3) Menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidaksadaran

4) Pemahaman intelektual penting, tetapi yanglebih penting mengasosiasikan antara perasaandan ingatan dengan pemahaman diri.

Situasi Hubungan Kilen seyogyanya untuk mengungkapkan seluruh

pikiran dan perasaan tanpa menyembunyikannya pada konselor

Klien tidak usah khawatir apalagi takut malu pada konselor

Klien dapat berusaha mewujudkan keputusanya diluar konseling

InterprestasiProsedur dasar yang digunakan dalam analisisasosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistansi dan analisis tranfaransi.

Analisi mimpiProsedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien memperoleh tilikan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan.

Asosiasi bebasSuatu metode

Page 3: Peta Kognitif

PENDEKATAN EKSISTENSIAL HUMANISTIK

Tokoh: Abraham Maslow

KONSEP DASAR Manusia memiliki kesanggupan untuk

menyadari dirinya sendiri. Semakin besar kesadaran dirinya,

maka semakin besar pula kebebasannya untuk memilih altrnatif-alternatif. Kebebasan memilih dan bertindak itu disertai dengan tanggung jawab.

Kesadaran akan kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia.

Manusia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan.

DESKRIPSI PROSES KONSELING Tahap pendahuluan Klien diajak mendefinisikan cara pandang mereka agar eksistensi mereka diterima. Konselor mengajarkan

mereka bercemin pada eksistensial mereka dan meneliti peran mereka dalam hal penciptaan masalah dalam kehidupan mereka. Tahap pertengahan Klien didorong agar semangatnya lebih dalam lagi meneliti sumber dan otoritas dari sistem nilai mereka. Tahap akhir Berfokus untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien didorong untuk

mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang kongkrit.

PERAN KONSELOR Memahami keberadaan klien dalam dunia yang dimilikinya. Membantu klien agar menyadari keberadaanya dalam dunia Mengembangkan kesadaran, tentang keberadaannya sekarang agar klien memahami dirinya bahwa manusia memiliki keputusan diri

sendiri. Konselor sebagai fasilitator memberi  dorongan dan motivasi agar klien mampu memahami dirinya dan bertanggung jawab

menghadapi reality. Membentuk kesempatan seluas-luasnya kepada klien, bahwa putusan akhir pilihannya terletak ditangan klien.

TUJUAN KONSELING Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar

bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak atas kemampuannya. Meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung

jawab atas arah hidupnya. Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan

bahwa dirinya lebih dari sekadar korban kekuatan-kekuatan deterministic di luar dirinya.

ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH

Pribadi bermasalah menurut pandangan eksistensial-humanistik yaitu tidak mampu memfungsikan dimensi-dimensi dasar yg dimiliki manusia, sehingga kesadaran tidak berfungsi secara penuh. Diantaranya: inkongruen, negatif, tidak dapat dipercaya, tidak dapat memahami diri sendiri, bermusuhan dan kurang produktif.

KELEMAHAN Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal. Tidak memiliki teknik yang tegas. Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya. Eksistensialisme mengingkari fakta bahwa manusia harus hidup bersosialisasi dengan manusia lainnya dalam hubungan

bermasyarakat. Standar moralitas (benar atau salahnya) perilaku seseorang dalam masyarakat, bukan ditentukan oleh pribadi seseorang, melainkan

norma, aturan atau hukum yang menjadi kesepakatan di dalam masyarakat itu. Eksistensialist mengabaikan nilai-nilai moralitas secara objektif.

TEKNIK KONSELINGPendekatan konseling humanistik eksistensial tidak memilikiteknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Namun konselor dapat menggunakan teknik: Penerimaan, rasa hormat, memahami, menentramkan, memberi dorongan, pertanyaan terbatas, memantulkan pernyataan dan perasaan klien, menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan apa yang dirasakan klien, bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.

KELEBIHAN Adanya kebebasan klien untuk mengambil

keputusan sendiri. Memanusiakan manusia. Bersifat pembentukan kepribadian, hati

nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial.

CONTOH PENERAPAN Teknik ini dapat diterapkan pada

klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri.

Teknik ini cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa.

InterprestasiProsedur dasar yang digunakan dalam analisisasosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistansi dan analisis tranfaransi.

Analisi mimpiProsedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien memperoleh tilikan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan.

Asosiasi bebasSuatu metode

Page 4: Peta Kognitif

PENDEKATAN CLIENT-CENTERED

Abraham Maslow lahir di Brooklyn, New York tahun  1908 dan wafat pada  tahun 1970

HAKIKAT MANUSIAMaslow memandang manusia dengan optimis, memiliki kecenderungan alamiah untuk bergerak menuju aktualisasi diri.Manusia memiliki kebebasan untuk berkehendak, memiliki kesadaran untuk memilih serta memiliki harapan.Meskipun memiliki kemampuan jahat dan merusak, tetapi bukan merupakan esensi dasar dari manusia. Sifat-sifat jahat muncul dari rasa frustasi terhadap pemenuhan kebutuhan dasar.

KONSEP DASARSetiap orang memiliki kapasitas untuk memahami keadaan yang menyebabkan ketidakbahagiaan dan mengatur kembali kehidupanya menjadi lebih baik.

Kemampuan seseorang untuk menghadapi keadaan ini dapat terjadi dan ditingkatkan jika konselor menciptakan kehangatan, penerimaan dan dapat memahami relasi (proses konseling) yang sedang dibangun.

PROSES KONSELINGAdanya hubungan yang akrab antara konselor dan konseli.

Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan problem dan apa yang diinginkannya.Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan keluhan serta perilaku individu dengan tanpa memberikan sanggahan.

Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri individu dan keyakinan akan kemampuan individu merupakan kunci atau dasar yang paling menentukan dalam hubungan konseling.Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya beserta lingkungannya sangat diperlukan oleh konselor.

PERILAKU BERMASALAHGangguan jiwa disebabkan karena individu yang bersangkutan tidak dapat mengembangkan potensinya. Dengan perkataan lain, pengalamannya tertekan.

TUJUAN KONSELINGMengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa adanya. Saya adalah saya

Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi dirinya.

Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut kondisi dirinya.

PERAN KONSELORBerusaha memahami klien sebagaimana adanya dalam dunia.Membantu klien agar menyadari keberadaannya dalam dunia.

Memperluas dan memperlebar lapangan visual klien sehingga spektrum keseluruhan dari makna dan nilai-nilai menjadi disadari dan diamati oleh klien.

TEKNIK-TEKNIK KONSELINGTeknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi:

(1) acceptance (penerimaan);(2) respect (rasa hormat);

(3)understanding (pemahaman);(4) reassurance (menentramkan hati);

(5) encouragementlimited questioning (pertanyaan terbatas; dan(6) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan).

SITUASI HUBUNGANAdanya hubungan psikologis yang akrab antara konselor dan klien

Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan problemnya dan apa yang diinginkan.Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan keluhan serta perilaku individu dengan tanpa memberikan sanggahan.

Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri individu dan keyakinan akan kemampuan individu merupakan kunci atau dasar yang paling menentukan dalam hubungan yang diadakan.Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya juga keadaan lingkungannya sangat diperlukan oleh konselor.

KELEBIHANa.    Selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-dialogis dan humanis.

b.    Suasana pembelajaran yg saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat, kebebasan mengungkapkan gagasan.c.    Keterlibatan peserta didik dlm berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih adalah kemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik yg tentunya mempunyai pandangan yg berbeda-beda.

KETERBATASANTeori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah.

Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.

Page 5: Peta Kognitif

PENDEKATAN BEHAVIORISTIK John Broadus Watson  (1913) dan Burrhus Frederic SkinnerManusia adalah makhluk reaktif yang tingkah

lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari luar Tingkah laku seseorang ditentukan oleh

banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya.

Tingkah laku dipelajari etika individu berinteraksi dengan lingkungan melalui hokum-hukum belajar:

a. Pembiasan klasikb. Pembiasan operanc. Peniruan Tingkah laku tertentu pada individu

dipengaruhi oleh keputusan dan ketidak puasan yang diperolehnya.

Proses Konseling

1) Merumuskan masalah klien

2) Bertanggung jawab atas kegiatan konseling

3) Mengontrol proses konseling dan bertanggung jawab atas hasil konseling

Konsep Dasar

Hakikat ManusiaSetiap manusia dipandang memiliki kecenderungan-

kecenderungan positif dan negative yang sama. Manusia pada

dasarnya di dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya. Segenap tingkahlaku

manusia itu dipelajari.

o Kebiasaan-kebiasaan negatif / tingkah laku yang tidak tepat (tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan)

o Tingkah laku yang terbentuk dari cara belajar / lingkungan yang salah.

o Tingkah laku maladaptif karena kesalahpahaman dalam menanggapi lingkungan dengan tepat

Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga tingkah laku tersebut dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar

Asumsi Perilaku Bermasalah

Bersikap menerima Memahami klien

Tidak menilai dan mengkritik apa yang diungkapkan oleh klien

Latihan Asertif digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakanya adalah layak dan benar

Desensitisasi Sistematis yaitu teknik konseling behavioral yang memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks

Pengkondisian Aversi digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk, dengan meningkatkan kepekaan klien

Pembentukan Tingkah Laku Model digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah dibentuk

Peran Konselor

Tujuan Konseling Diinginkan oleh klien Konselor mampu dan bersedia membantu mencapai tujuan tersebut Klien dapat mencapai tujuan tersebut

Dirumuskan secara spesifik, konselor dan klien (bekerja sama)

Klien harus secara aktif terlibat dalam pemilihan dan penentuan tujuan-tujuan, harus memiliki motivasi untuk berubah dan bersedia

bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan terapeuttik, baik selama pertemuan-pertemuan terapi maupun di luar terapi, dalam situasi-situasi kehidupan nyata. jika klien tidak secara tidak

aktif terlibat dalam proses terapeutik, maka terapi tidak akan membawa hasil-hasil yang memuaskan.

Situasi Hubungan

Kelebihan

Metode dan teknik-teknik konselingnya telah menjadi subjek bagi pengujian

Prosedur konseling behavioral berada dalam proses perbaikan dan pengembangan yang sinambung

Hasil metode konseling behavioral dapat membesarkan hati, baik tingkat keberhasilan maupun efisiensinya

Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima, sehingga perilaku manusia yang dipelajari dapat diubah

Keterbatasan

Kurangnya kesempatan bagi klien untuk terlibat kreatif dengan keseluruhan penemuan diri atau aktualisasi diri

Kemungkinan terjadi klien dapat mengalami “depersonalized” dalam interaksinya dengan konselor

Keseluruhan proses mungkin tidak dapat

Teknik-teknik Konseling