perubahan rencana strategis pengendalian …

24
Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 - 2019 DIREKTORAT PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2017

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 2: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas berkah dan rahmatnya

buku Perubahan Rencana Strategis Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019 telah

tersusun.

Semoga Rencana Strategis ini dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan kegiatan Direktorat Pengendalian

Kerusakan Perairan Darat periode lima tahun (2015-2019), untuk perbaikan kondisi ekosistem perairan darat di

Indonesia, sebagai bagian dari Program kegiatan pada Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai

dan Hutan Lindung (Ditjen PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Jakarta, April 2017

Direktur Pengendalian Kerusakan Perairan Darat,

Hermono Sigit

Page 3: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

1

I. PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum

Perairan darat adalah bagian dari komponen lingkungan hidup yang memiliki fungsi penting baik bagi kehidupan manusia

maupun keberlanjutan dan kelestarian lingkungan hidup itu sendiri melalui fungsi-fungsi ekologis, sosial dan ekonomi.Namun

dalam tiga dasawarsa terakhir kondisi ekosistem perairan darat mengalami penurunan yang sangat signifikan dengan kejadian

perusakan dan pencemaran lingkungan hidup.Sementara itu ancaman peningkatan laju kerusakan ekosistem perairan darat juga

semakin signifikan dengan semakin meningkatnya laju kegiatan pembangunan di berbagai bidang yang membuka lahan,

memanfaatkan sumber daya alam dengan mengabaikan kepentingan lingkungan, atau menghasilkan limbah yang tidak dapat

dibuang begitu saja ke lingkungan.Dampak yang terjadi hingga saat ini tidak hanya penurunan fungsi secara ekologis, sosial dan

ekonomi, tetapi juga kebencanaan bagi kehidupan manusia.

Sungai, sebagai salah satu komponen perairan darat, bukan hanya sebagai sumber air, tetapi juga sebagai aset ekonomi, aset

ekologi dan sosial budaya. Oleh karena itu, kita semua harus memelihara sungai dengan cara memelihara siklus air, menjaga

kesinambungan ekosistem sungai, dan menjaga serta menyesuaikan daya tampung beban pencemaran.Salah satu upaya untuk

memelihara sungai adalah menumbuhkan pemahaman, wawasan, dan partisipasi masyarakat dalam memelihara sungai. Melalui

gerakan-gerakan moral masyarakat termasuk komunitas-komunitas sungai diharapkan kesehatan sungai dapat terjaga. Upaya-

upaya yang dilakukan haruslah dilaksanakan dengan komitmen yang tinggi agar terwujud manfaat sungai dan DAS yang

berkelanjutan.

Komponen perairan darat lainnya adalah danau. Danau di Indonesia adalah komponen alam yang sangat lekat dengan

kehidupan masyarakat. Multifungsi danau menjadi bagian dari keseharian kehidupan, mulai dari kebutuhan dasar, mata

pencaharian, sampai pusat tumbuh budaya dan kearifan. Namun, kondisi lingkungan beberapa danau saat ini mengalami

penurunan.Hal lain, saat ini kondisi mata air dan air tanah di berbagai wilayah di Indonesia telah mengalami

perubahan/penurunan baik jumlah, debit, maupun kualitasnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain penggundulan

hutan dan berubahnya fungsi daerah resapan. Sebagai akibatnya, air hujan yang turun ke bumi sebagian besar mengalir sebagai

aliran permukaan (run-off), dan hanya sebagian kecil yang masuk ke dalam tanah untuk kemudian mengalir sebagai aliran air

tanah. Beberapa indikator kerusakan daerah resapan air maupun daerah tangkapan hujan diantaranya adalah kejadian banjir,

Page 4: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

2

kekeringan, sedimentasi, tanah longsor, penurunan muka air tanah, rusaknya keanekaragaman hayati, dan menurunnya debit

mata air sebagai akibat terganggunya fungsi penutupan lahan di daerah hulu.

Pemanfaatan mata air dan air tanah untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan

kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Oleh karena itu, pemanfaatan mata air dan pengendalian

ekosistemnya perlu diatur, agar diperoleh cara atau sistem pemanfaatan yang optimal bagi kepentingan kehidupan yang

berkelanjutan. Diindikasikan telah terjadi peningkatan berbagai kegiatan pemanfaatan sumberdaya air yang bersumber dari mata

air dan daerah sekitarnya yang kurang disertai dengan upaya perlindungan/pelestarian daerah imbuhan air penyuplai

ketersediaan air bagi mata air dan air tanah bersangkutan. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, upaya perlindungan mata

air dan air tanah merupakan salah satu upaya untuk pemulihan, menjaga dan melindungi kuantitas, kualitas dan kontinuitas air

di daerah aliran sungai (DAS) prioritas. Diharapkan pengembangan upaya perlindungan mata air dan air tanah ini dapat

mendukung dan mewujudkan keberhasilan upaya konservasi dan pemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan.

Menyadari akan kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia telah menggariskan kebijakan pengendalian kerusakan ekosistem

perairan darat secara eksplisit maupun implisit dalam beberapa peraturan perundang-undangan khususnya Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2014

tentang Konservasi Tanah dan Air. Untuk menjalankan amanat dalam peraturan perundang-undangan tersebut serta

meningkatkan kinerja implementasi, perlu dilakukan perencanaan kegiatan Pengendalian Kerusakan Perairan Darat yang meliputi

perencanaan program kegiatan serta perencanaan pola kegiatan yang dituangkan dalam Norma Standar Prosedur dan Kriteria

(NSPK). Dengan tersusunnya perencanaan pengendalian kerusakan perairan darat diharapkan para pemangku kepentingan

dapat memahami pentingnya pengendalian kerusakan perairan darat, peran dan tanggung jawab masing-masing pihak, serta

tahapan implementasi yang efektif.

Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung pada kurun waktu tahun 2015-2019 dimandatkan untuk merumuskan

dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengendalian daerah aliran sungai dan hutan lindung sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.Visi Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung adalah DAS Sehat untuk

kesejahteraan masyarakat. Misi yang diemban untuk memenuhi visi yang telah dirumuskan adalah: 1) memantapkan

perencanaan dan evaluasi pengendalian DAS; 2) meningkatkan kualitas rehabilitasi hutan dan lahan; 3) memantapkan

pengelolaan hutan lindung tingkat tapak; 4) memantapkan upaya pencegahan dan pemulihan kerusakan ekosistem perairan

Page 5: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

3

darat; 5) meningkatkan penyediaan dan penggunaan benih tanaman hutan yang berkualitas; 6) memantapkan kelembagaan

penyelenggaraan tata kelola pengelolaan pengendalian DAS dan hutan lindung.

Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat sebagai unit teknis dalam pembangunan bidang pengendalian DAS dan Hutan

Lindung memiliki kegiatan Pembinaan Pengendalian Kerusakan Perairan Darat, sehingga harus dapat mendorong pembangunan

bidang PDASHL dalam meningkatkan kualitas air di DAS prioritas setiap tahunnya. Output kegiatan Pengendalian Kerusakan

Perairan Darat adalah terpulihkannya fungsi ekosistem di segmen sungai pada 15 DAS Prioritas serta meningkatnya kualitas

ekosistem danau di 15 danau prioritas.Keberhasilan pembangunan bidang pengendalian DAS dan Hutan Lindung, khususnya

bidang pengendalian kerusakan perairan darat, akan dapat diketahui, serta dinikmati oleh masyarakat dengan dukungan salah

satunya tersedianya data dan informasi yang memadai.

B. Hasil Pembangunan Hingga Tahun 2014

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat

Pengendalian Kerusakan Peraran Darat merupakan salah satu eselon II pada Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai

dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebagian besar kegiatan pada program Direktorat Pengendalan

Kerusakan Peraran Darat merupakan kelanjutan dari program kegiatan yang dilaksanakan oleh Asisten Deputi Pengendalian

Kerusakan Ekosistem Perairan Darat pada Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian

Lingkungan Hidup. Oleh karena itu hasil pembangunan hingga tahun 2014 merupakan hasil kegiatan Asisten Deputi Bidang

Pengendalian Kerusakan Ekosistem Perairan Darat pada Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim

Kementerian Lingkungan Hidup.

A. Capaian Rencana Kerja Tahun 2014

Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Ekosistem Perairan Darat pada Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan

Perubahan Iklim Kementeran Lingkungan Hidup hingga tahun 2014 telah melaksanakan 4 (empat) kegiatan, yaitu Pengendalian

Kerusakan Sungai, Pengendalian Kerusakan Danau dan Pengendalian Kerusakan Mata Air, dengan rincian hasil sebagai berikut:

Page 6: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

4

1. Pengendalian Kerusakan Sungai

Kegiatan pengendalian kerusakan sungai didasarkan pada Inpres Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penetapan 13 Sungai

Prioritas Nasional Tahun 2010-2014.Ketigabelas sungai tersebut terdiri dari 10 sungai lintas provinsi dan 3 sungai strategis

nasional.Sungai prioritas tersebut adalah 7 sungai di Pulau Jawa (Sungai Citarum, Ciliwung, Cisadane, Citanduy, Progo,

Bengawan Solo dan Brantas), 4 sungai di Sumatera (Batanghari, Kampar, Musi, Siak), 1 sungai di Kalimantan (Barito), dan 1

sungai di Sulawesi (Sadang-Mamasa).Untuk pengendalian kerusakan sungai, hingga tahun 2014 telah dihasilkan dokumen

rekomendasi kebijakan penetapan kelas air di 13 sungai prioritas.

Adapun prioritas program rencana umum pemulihan kualitas air Sungai Prioritas Nasional difokuskan pada 5 (lima) program

utama, yaitu program pengendalian pencemaran, program pengendalian kerusakan lingkungan, program penataan ruang,

program penegakan hukum dan program pemberdayaan masyarakat.

Selain program pemulihan kualitas air, terdapat pula program Integrated Citarum Water Resources Investment Management

Project(ICWRMIP).ICWRMIP merupakan kegiatan besar dan multi years yang melibatkan berbagai kementerian/lembaga dan

multi stakeholder, dalam upaya pemulihan kondisi kerusakan lingkungan dan pencemaran air di DAS Citarum.Sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya, maka peran yang diambil dalam kegiatan ICWRMIP ini adalah upaya perbaikan kualitas air dan

kerusakan lingkungan di DAS Citarum, melalui Paket Kegiatan “Development of A Basin River Quality Improvement Strategy

and Action Plan”.Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah untuk memperbaiki kualitas air di Wilayah Sungai Citarum,

melalui koordinasi yang kuat di antara sektor, daerah dan para pemangku kepentingan. Sedangkan tujuan khusus kegiatan

adalah meningkatkan kapasitas pemerintah kabupaten/kota dalam mengelola dan melaksanakan langkah-langkah perbaikan

kualitas air melalui pendekatan partisipatif, mengembangkan organisasi masyarakat dan meningkatkan kapasitas masyarakat

dalam penyusunan strategi dan rencana aksi, termasuk penyusunan disain dan rencana pengelolaan dalam peningkatan

kualitas air di DAS Citarum, kebijakan yang tepat dan efektif, prosedur pengelolaan kualitas air serta database kualitas air

yang baik dan komprehensif, melalui perencanaan kebijakan dan keputusan operasional, dan perbaikan kualitas air. Seluruh

upaya ini perlu ditindaklanjuti di masa yang akan datang.

Page 7: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

5

2. Pengendalian Kerusakan Danau

Dalam upaya penyelamatan ekosistem danau di Indonesia, pada saat Konferensi Nasional Danau Indonesia Pertama di Bali

Tahun 2009 telah dilakukan penyepakatan komitmen yang ditandatangani oleh 9 Menteri, yakni Menteri Lingkungan Hidup,

Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian, Menteri ESDM, Menteri Kelautan dan

Perikanan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Menteri Riset dan Teknologi. Kesembilan Menteri bersepakat dalam

mengelola dan menyelamatkan bersama ekosistem danau prioritas yang terbagi menjadi dua periode yaitu Danau Prioritas I

(Tahun 2009-2014) dan Danau Prioritas II (Tahun 2015-2019). Danau Prioritas I adalah Danau Toba, Danau Singkarak,

Danau Maninjau, Danau Kerinci, Rawadanau, Rawapening, Danau Batur, Danau Mahakam, Danau Sentarum, Danau Limboto,

Danau Tondano, Danau Poso, Danau Matano, Danau Tempe, dan Danau Sentani. Sedangkan Danau Prioritas II adalah

Danau Aneuk Laot, Danau Laut Tawar, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Tasik Zamrud, Danau Dendam Tak Sudah,

Danau Ranau, Danau Bratan, Danau Rinjani, Danau Taliwang, Danau Kelimutu, Danau Lindu, Danau Towuti, Danau

Mahalona, dan Danau Paniai.

Dalam rangka melakukan upaya percepatan penyelamatan danau prioritas, pada Tahun 2011 di Semarang, Jawa Tengah,

dicanangkan Gerakan Penyelamatan Danau (Germadan) yang menjadi momentum penyelamatan danau-danau di Indonesia.

Germadan adalah langkah nyata implementasi berbagai pihak untuk secara bersama-sama memadukan program dan

kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Aksi Penyelamatan Danau. Untuk itu hingga tahun 2014 telah dihasilkan 15

dokumen GERMADAN untuk 15 danau prioritas I.

3. Pengendalian Kerusakan Mata Air dan Air Tanah

Dalam upaya Perlindungan Mata Air telah dilakukan beberapa kegiatan, yakni:

a. Peluncuran program PERMATA (Perlindungan Mata Air) pada tahun 2011 dengan tujuan mendorong peranserta

para pihak untuk meningkatkan upaya perlindungan mata air; mengurangi tekanan kerusakan kawasan resapan

air dan beban pencemaran di mata air, serta meningkatkan upaya adaptasi perubahan iklim.

b. Pengembangan model konservasi air melalui program PERMATA di provinsi NTB dengan tujuan meningkatkan

komitmen dan mendorong peran pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan meningkatkan peran dan kapasitas

masyarakat dalam upaya perlindungan dan pelestarian mata air.Hasil yang telah dicapai adalah tersusunnya

Page 8: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

6

desain rencana perlindungan mata air berbasis masyarakat; terbentuknya mekanisme kelembagaan masyarakat

dalam upaya perlindungan mata air; dan terbangunnya model perlindungan mata air di 3 (tiga) kabupaten/kota.

c. Menginisiasi kebijakan penyusunan basis data dan sistem informasi sumber mata air nasional melalui peraturan

Menteri untuk mendorong peran pemerintah daerah dalam melakukan inventarisai sumber -sumber mata air yang

berada di kabupaten/kota khususnya yang berada di DAS prioritas nasional.

C. Potensi dan Permasalahan

1. Potensi

Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat memiliki sumberdaya yang menjadi potensi untuk mencapai target-target

pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019, antara lain:

a. Adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup maupun

konservasi tanah dan air, yaitu Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup dan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air.

b. Telah tersusunnya beberapa pedoman yang terkait dengan pengendalian kerusakan danau seperti Pedoman Pengelolaan

Ekosistem Danau, Pedoman Penghitungan Daya Tampung Danau, Pedoman Zonasi Danau. Selain itu telah tersusun pula

konsep pedoman inventarisasi dan perlindungan mata air.

c. Memiliki jaringan kerjasama yang baik dengan badan lingkungan hidup daerah di setiap provinsi dan kabupaten/kota.

d. Bergabungnya unit Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat ke dalam Direktorat Jenderal Pengendalian DAS

dan Hutan Lindung (Ditjen PDASHL) sejak ditetapkannya Struktur Organisasi Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan berdasarkan Keputusan Menteri LHK Nomor 18 Tahun 2015 tanggal 14 April 2015. Hal ini sangat positif

karena Ditjen PDASHL memiliki beberapa potensi unggulan dalam pengelolaan hutan dan lingkungan hidup, seperti

memiliki UPT (Unit Pelaksana Teknis) di daerah, memiliki NSPK yang lengkap terkait dengan rehabilitasi hutan dan lahan,

sangat berpengalaman dalam rehabilitasi hutan dan lahan, memiliki sumber daya manusia yang tersebar di pusat dan

daerah, memiliki sarana dan prasarana di pusat dan daerah, serta memiliki jaringan yang luas terkait pengelolaan daerah

aliran sungai.

Page 9: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

7

2. Tantangan

a. Belum tersedianyanorma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) yang secara khusus mengatur tata laksana tentang

Pengendalian Kerusakan Perairan Darat secara menyeluruh.

b. Belum lengkapnya NSPK untuk menjadi pedoman pengendalian kerusakan sungai, danau, maupun mata air dan air tanah.

c. Belum tersosialisasikannya dengan baik kegiatan pengendalian kerusakan perairan darat.

d. Belum optimalnya ketersediaan data dan informasi yang terbaharui, akurat dan handal.

D. Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) digunakan untuk memahami kondisi internal (kekuatan dan

kelemahan) dan situasi eksternal (peluang dan hambatan), sehingga dapat diperoleh posisi suatu organisasi atau isu dalam

konteks dan konten yang diemban. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan elemen-elemen yang dimiliki oleh

suatu organisasi baik itu sumberdaya, sumber dana maupun manusianya. Faktor Eksternal adalah faktor yang tidak dimiliki oleh

organisasi atau dengan kata lain merupakan sesuatu yang berujud peluang dan hambatan dari luar, karena berada di luar dan

dimiliki oleh organisasi atau sistem lain. Berdasarkan faktor internal dan eksternal, dapat dilihat matrik SWOT sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Tabel 1a. Faktor Internal Pengendalian Kerusakan Perairan Darat

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) 1. Adanya acuan pada UU 32/2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan LH dan UU 37 Tahun 2014 tentang Konservasi

Tanah dan Air.

2. Telah tersusunnya beberapa Pedoman Teknis Pengendalian Kerusakan Danau, Sungai dan Mata Air-Air Tanah

1. Belum adanya peraturan tata laksana yang menyeluruh mengenai Pengendalian Kerusakan Perairan Darat.

2. Belum lengkapnya NSPK di tataran teknis untuk pengendalian

kerusakan sungai, danau dan mata air-air tanah. 3. Belum tersedianya data dan informasi perairan darat secara

terbaharui dan akurat.

Page 10: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

8

2. Faktor Eksternal

Tabel 1b. Faktor Eksternal Pengendalian Kerusakan Perairan Darat

Peluang (Opportunity) Tantangan (Threat) 1. Telah terbentuknya beberapa forum atau kelompok

masyarakat yang peduli terhadap perairan darat.

2. Telah adanya komitmen dari beberapa kementerian/lembaga untuk pengelolaan sungai, danau

dan mata air berkelanjutan

1. Kondisi perairan darat, yaitu sungai, danau, mata air dan air tanah semakin parah dan berdampak pada kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat 2. Pengendalian kerusakan perairan darat belum dipahami

dengan baik oleh para pemangku kepentingan di pusat

maupun daerah 3. Data dan informasi mengenai perairan darat ketersediaannya

tersebar di berbagai instansi terkait di pusat maupun daerah (data dan informasi belum terpusat)

4. Masyarakat di sekitar danau, sungai dan mata air masih belum

memahami dengan baik pentingnya pengendalian kerusakan perairan darat.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka strategi yang ditempuh untuk pelaksanaan kegiatan Pengendalian Kerusakan Perairan

Darat adalah:

a. Pengembangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK);

b. Pengembangan pola kegiatan berdasarkan hasil pemetaan pemangku kepentingan serta ketersediaan data dan informasi;

c. Sosialisasi seluas-luasnya mengenai PKPD kepada para pemangku kepentingan serta pelibatan dalam kegiatan;

d. Peningkatan peran para pihak, dukungan masyarakat, dunia usaha dan pemerintah daerah untuk melakukan upaya

pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kerusakan ekosistem perairan darat;

e. Fasilitasi penyusunan rencana kegiatan bagi pemerintah daerah maupun UPT;

f. Pembinaan teknis, monitoring dan evaluasi;

g. Fasilitas aksi pengendalian kerusakan perairan darat; serta

h. Pengembangan jaringan kerjasama baik di dalam negeri maupun internasional.

Page 11: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

9

II. VISI, MISI, TEMA DAN KELEMBAGAAN

A. Visi

Presiden Republik Indonesia telah menetapkan visi dan misi pembangunan Tahun 2015-2019 sebagaimana tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden

Nomor 2 Tahun 2015. Selanjutnya seluruh jajaran kementerian dan lembaga dalam merancang arah pembangunan

menggunakan Visi dan Misi yang telah ditetapkan oleh Presiden.

Visi Pembangunan Nasional telah ditetapkan oleh Presiden RI.Visi pembangunan nasional Tahun 2015-2019 adalah

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

B. Misi

Untuk mewujudkan visi pembangunan nasional maka telah ditetapkan Misi Pembangunan Nasional sebagai berikut :

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan

mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum;

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim;

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera;

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan,

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

C. Tema dan Sub Tema

Untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional, Direktorat Jenderal PDASHL menetapkan tema sebagai berikut

“Daerah Aliran Sungai (DAS) Sehat Untuk Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup”.

Page 12: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

10

Dalam rangka mewujudkan tema tersebut, beberapa sub tema yang menjadi pilar dalam rangka pencapaian tema pembangunan

bidang PDASHL, yaitu:

(1) Memantapkan Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian DAS,

(2) Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Rehabilitasi Hutan dan Lahan,

(3) Memantapkan Pengelolaan Hutan Lindung Tingkat Tapak,

(4) Memantapkan Pencegahan, Penanggulangan dan Pemulihan Kerusakan Ekosistem Perairan Darat,

(5) Meningkatkan Penyediaan dan Penggunaan Benih Tanaman Hutan yang Berkualitas,

(6) Memantapkan Kelembagaan Penyelenggaraan Tata Kelola Pengendalian DAS dan Hutan Lindung.

D. Kelembagaan

1. Organisasi

Keberadaan Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015

tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor P.18 Tahun 2015, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktur Jenderal PDASHL dibantu oleh 4 (empat)

pejabat eselon III, yaitu:

1) Kasubdit Pemolaan PKPD,

2) Kasubdit Pengendalian Kerusakan Sungai,

3) Kasubdit Pengendalian Kerusakan Danau,

4) Kasubdit Pengendalian Kerusakan Mata Air dan Air Tanah.

2. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P-18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi bimbingan teknis di bidang

pengendalian kerusakan ekosistem perairan darat, meliputi pencegahan dan penanggulangan kerusakan serta pemulihan

fungsi ekosistem sungai, danau, mata air dan air tanah (Pasal 495).

Page 13: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

11

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan di bidang pengendalian kerusakanekosistem perairan darat, meliputi

pencegahan dan penanggulangan kerusakan sertapemulihan fungsi ekosistem sungai, danau, mata air dan air tanah;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian kerusakan ekosistem perairan darat, meliputipencegahan

danpenanggulangan kerusakan serta pemulihan fungsi ekosistem sungai,danau, mata air dan air tanah;

c. koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang pengendalian kerusakan ekosistem perairandarat, meliputi pencegahan

dan penanggulangan kerusakan serta pemulihan fungsiekosistem sungai, danau, mata air dan air tanah;

d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian kerusakanekosistem perairan darat, meliputi

pencegahan dan penanggulangan kerusakan sertapemulihan fungsi ekosistem sungai, danau, mata air dan air tanah;

e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian kerusakan ekosistemperairan darat, meliputi

pencegahan dan penanggulangan kerusakan serta pemulihan fungsiekosistem sungai, danau, mata air dan air tanah;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian kerusakan ekosistem perairandarat, meliputi pencegahan dan

penanggulangan kerusakan serta pemulihan fungsiekosistem sungai, danau, mata air dan air tanah; dan

g. Pelaksanaan administrasi Direktorat.

Page 14: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

12

Page 15: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

13

III. SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA

A. Sasaran dan Indikator Kinerja Program

Sebagai pengantar sasaran dan indikator kinerja kegiatan pengendalian kerusakan, perlu dicermati dan dirujuk piramida arahan

kegiatan sebagai berikut:

Nawacita angka 7: mewujudkan kemandirian

ekonomi denganmenggerakkan sektor-

sektor strategis ekonomidomestik

Agenda Pembangunan NasionalKetahanan Air dan Pelestarian

Sumber Daya Alam, LingkunganHidup dan Pengelolaan Bencana

Salah satu indikator Ketahanan Air: Pemeliharaan danPemulihan sumber air dan ekosistem

Salah satu indikator Pelestarian Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana:

peningkatan kualitas lingkungan hidup melaluipengendalian kerusakan sumber air

Strategi untuk pemeliharaan dan pemulihan sumber air dan ekosistemnya: Penyelesaianstatus DAS lintas negara, pengurangan luasan lahan kritis, pemulihan kesehatan DAS Prioritas, perlindungan mata air di DAS Prioritas, Internalisasi RPDAST, pembangunan

embung dan dam pengendali, peningkatan kualitas air sungai, pengendalian sedimentasidanau, dan pengelolaan terpadu 15 danau prioritas nasional,.

.Strategi untuk peningkatan kualitas lingkungan hidup: pengendalian kerusakan ekosistem.

Page 16: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

14

Sasaran dan indikator kinerja kegiatan Pengendalian Kerusakan Perairan Darat adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 1

SASARAN STRATEGIS 1 (S1) Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat

INDIKATOR SASARAN STRATEGIS Indeks kualitas lingkungan hidup berada pada kisaran 66,5 – 68,5

PROGRAM Pengendalian DAS dan Hutan Lindung

Hasil (Outcome) 1. Meningkatnya tutupan hutan dan lahan di daerah tangkapan air dan sempadan danau prioritas, sempadan sungai dan daerah imbuhan mata air.

2. Meningkatnya kesehatan DAS prioritas.

IKU Program 1. Meningkatnya luas tutupan hutan dan hasil rehabilitasi 2. Tersedianya data rencana dan kinerja DAS dan danau

3. Meningkatnya kesehatan DAS prioritas 4. Meningkatnya kualitas danau prioritas

Indikator Program Kualitas DAS Prioritas meningkat setiap tahun

Kegiatan Pembinaan Pengendalian Kerusakan Perairan Darat

Indikator Kinerja Kegiatan 1. Terpulihkannya fungsi ekosistem sungai dan mata air di 15 DAS prioritas 2. Meningkatnya kualitas ekosistem danau di 15 danau prioritas

3. Tercapainya luas areal rehabilitasi hutan dan lahan di DTA dan sempadan 15 danau prioritas, serta di sempadan sungai dan area imbuhan mata air di 15 DAS prioritas

SASARAN PROGRAM

INDIKATOR PROGRAM

KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN

Meningkatnya kesehatan DAS Prioritas(S1.P2.2)

Kualitas DAS prioritas meningkat setiap tahun (S1.P2.2.IKP)

Pembinaan Pengendalian Kerusakan Perairan Darat (K5)

Terpulihkannya fungsi ekosistem di segmen sungai pada 15 DAS Prioritas (S1.P2.2.K5.1)

Jumlah segmen sungai serta mata air yang terpulihkan fungsi ekosistemnya pada 15 DAS Prioritas (S3.P2.2.K2.1.IKK.a)

Meningkatnya kualitas ekosistem danau di 15 danau prioritas (S1.P2.2.K5.2)

Jumlah danau yang diturunkan laju sedimentasi atau erosinya (S1.P2.2.K2.2.IKK.a)

Jumlah danau yang ditingkatkan kualitas airnya (S1.P2.2.K2.2.IKK.b)

Page 17: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

15

Tabel 3. Indikator Unit Kegiatan PKPD di Direktorat

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KEGIATAN

UNIT KEGIATAN

SASARAN UNIT KEGIATAN

INDIKATOR UNIT KEGIATAN KEGIATAN

1. Terpulihkannya fungsi ekosistem di segmen sungai pada 15 DAS Prioritas (S1.P2.2.K5.1)

Jumlah segmen sungai serta mata air yang terpulihkan fungsi ekosistemnya pada 15 DAS Prioritas (S3.P2.2.K2.1.IKK.a)

Pemolaan pengendalian kerusakan perairan darat

Memolakan pengendalian kerusakanperairan darat

1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan koordinasi pelaksanaan.

2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK di bidang perencanaan serta data dan informasi pengendalian kerusakan ekosistem perairan darat.

3. Terlaksananya pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis.

4. Tersedianya bahan supervisi atas pelaksanaan urusan perencanaan serta data dan informasi pengendalian kerusakan ekosistem perairan darat.

Pengendalian kerusakan sungai

Meningkatkan pengendalian kerusakan sungai

1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan koordinasi pelaksanaan

2. Tersedianya bahan pelaksanaan kebijakan 3. Tersedianya bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan 4. Tersedianya bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria 5. Terlaksananya pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

pelaksanaan bimbingan teknis 6. Tersedianya bahan supervisi atas pelaksanaan urusan pengendalian

kerusakan ekosistem sungai di daerah.

Pengendalian kerusakan mata air dan air tanah

Meningkatkan pengendalian kerusakan mata air dan air tanah

1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan koordinasi pelaksanaan

2. Tersedianya bahan pelaksanaan kebijakan 3. Tersedianya bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan 4. Tersedianya bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria 5. Terlaksananya pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

pelaksanaan bimbingan teknis 6. Tersedianya bahan supervisi atas pelaksanaan urusan pengendalian

kerusakan mata air dan air tanah di daerah.

2. Meningkatnya Kualitas Ekosistem danau di 15 danau prioritas (S1.P2.2.K5.2)

Jumlah danau yang diturunkan laju sedimentasi atau erosinya (S1.P2.2.K5.2.IKK.a)

Pengendalian kerusakan danau

Meinigkatkan pengendalian kerusakan danau

1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan koordinasi pelaksanaan

2. Tersedianya bahan pelaksanaan kebijakan

3. Tersedianya bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Tersedianya bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria

4. Terlaksananya pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

5. Tersedianya penyiapan bahan supervisi atas pelaksanaan urusan pengendalian kerusakan ekosistem danau di daerah

Page 18: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

16

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KEGIATAN

UNIT KEGIATAN

SASARAN UNIT KEGIATAN

INDIKATOR UNIT KEGIATAN KEGIATAN

Jumlah danau yang ditingkatkan kualitas airnya (S1.P2.2.K5.2.IKK.b)

Pengendalian kerusakan danau

Meinigkatkan pengendalian kerusakan danau

1. Tersusunnya NSPK Peningkatan kualitas air pada Danau prioritas

2. Tersedianya data dan nformasi kualitas air pada Danau prioritas

3. Terbinanya dan terkendalinya perencanaan Peningkatan kualitas air pada Danau prioritas

4. Terbinanya dan terkendalinya pelaksanaan Peningkatan kualitas air pada Danau prioritas

5. Termonitornya Peningkatan kualitas air pada Danau prioritas

Tabel 4. Indikator Unit Kegiatan PKPD di UPT

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KEGIATAN

UNIT KEGIATAN

SASARAN UNIT KEGIATAN

INDIKATOR UNIT KEGIATAN ELEMEN

KEGIATAN

Pulihnya kesehatan DAS kritis (S1.P2.2.K6.2)

Jumlah DAS Prioritas yang meningkat jumlah mata airnya melalui konservasisumberdaya air secara vegetatif, pembangunan embung, dam pengendali, dam penahan, dan gully plug di daerah hulu DAS serta sumur resapan sebanyak 15 DAS Prioritas sampai dengan tahun 2019 (S1.P2.2.K6.2.IKK.b)

Perencanaan pengelolaan DAS dan Hutan Lindung

Menyediakan perencanaan rehabilitasi hutan danlahan serta konservasi tanah dan air

Terlaksananya penyusunan rancangan pengendalian kerusakan perairan darat

Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan, konservasi tanah dan air serta pengelolaan hutan lindung

1. Terlaksananya sosialisasinya pengendalian kerusakan perairan darat

2. Terlaksananya bimbingan teknis pengendalian kerusakan perairan darat

3. Terlaksananya pembuatan pengendalian kerusakan perairan darat

Evaluasi pengelolaan DAS dan Hutan Lindung

Menyediakan data evaluasi hasil rehabilitasi hutan dan lahan serta pengelolaan hutan lindung

1. Terlaksananya pengembangan kelembagaan pengendalian kerusakan perairan darat

2. Terpantaunya hasil pelaksanaan pengendalian kerusakan perairan darat

3. Tersedianya data dan informasi pengendalian kerusakan perairan darat

Page 19: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

17

Adapun lokus kegiatan adalah di 15 DAS Prioritas dan 15 Danau Prioritas Nasional, sebagai berikut:

Tabel 6. Lokus Kegiatan Pengendalian Kerusakan Perairan Darat

No Nama BPDASHL Wilayah Provinsi Lokus Pengendalian Kerusakan Mata Air dan

Air Tanah

Lokus Pengendalian Kerusakan Sungai

Lokus Pengendalian Kerusakan Danau

1 Asahan Barumun Sumatera Utara DAS Asahan Barumun DAS Asahan Barumun Danau Toba

2 Indragiri Rokan Riau dan sebagian Sumatera Barat

DAS Siak DAS Siak Danau Singkarak

3 Agam Kuantan Sumatera Barat - - Danau Maninjau

4 Batanghari Jambi - - Danau Kerinci

5 Ketahun Bengkulu DAS Musi (bagian hulu) DAS Musi (bagian hulu)

6 Musi Sumatera Selatan dan

sebagian Bengkulu

DAS Musi (bagian hilir) DAS Musi (bagian hilir) -

7 Way Sekampung Lampung DAS Way Sekampung DAS Way Sekampung -

8 Ciliwung Citarum Sebagian Jawa Barat, DKI

dan Banten

DAS Ciliwung

DAS Citarum DAS Cisadane

DAS Ciliwung

DAS Citarum DAS Cisadane

Rawa Danau

9 Pemali Jratun Jawa Tengah - - Rawa Pening

10 Bengawan Solo Jawa Tengah dan sebagian

Jawa Timur

DAS Bengawan Solo DAS Bengawan Solo -

11 Serayu Opak Progo Jogjakarta dan sebagian

Jaawa Tengah

DAS Serayu DAS Serayu -

12 Brantas Jawa Timur DAS Brantas DAS Brantas -

13 Unda Anyar Bali - - Danau Batur

14 Dodokan Moyosari NTB DAS Moyo DAS Moyo -

15 Kapuas Kalimantan Barat DAS Kapuas DAS Kapuas Danau Sentarum

16 Mahakam Kalimantan Timur - - Danau Semayang Melintang Jeumpang

17 Bone Bolango Gorontalo DAS Bone Bolango DAS Bone Bolango Danau Limboto

18 Tondano Sulawesi Utara - - Danau Tondano

19 Poso Sulawesi Tengah - - Danau Poso

20 Jeneberang Sadang Sulawesi Selatan DAS Jeneberang

DAS Sadang

DAS Jeneberang

DAS Sadang

Danau Tempe

Danau Matano

21 Mamberamo Papua - - Danau Sentani

Jumlah 15 DAS Prioritas 15 DAS Prioritas 15 Danau Prioritas

Page 20: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

18

IV. KERANGKA REGULASI DAN PENDANAAN

A. Kerangka Regulasi

Kerangka regulasi Pengendalian Kerusakan Perairan Darat adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Kerangka Regulasi Pengendalian Kerusakan Perairan Darat (PKPD)

No Kerangka Regulasi Uraian Acuan Perundangan

1 Dasar penetapan Norma, Standar, Prosedur dan

Kriteria

Kewenagan Pemerintah Pusat karena: Merupakan bagian dari perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup

Merupakan urusan pemerintahan yang konkuren

Pasal 63 ayat (1) huruf b UU No. 32

Tahun 2009 Pasal 16 UU No. 23 Tahun 2014

2 Tujuan PKPD Pelestarian fungsi lingkungan hidup Pasal 13 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2009

3 Lingkup PKPD Pencegahan kerusakan, penanggulangan kerusakan dan pemulihan fungsi perairan darat

Pasal 13 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2009

4 Penyelenggara PKPD Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota, masyarakat dan penanggung jawab usaha/kegiatan

Pasal 13 ayat (3) UU No. 32 Tahun 2009

Pasal 63 ayat (1) huruf h dan ayat (2)

huruf g UU No. 32 Tahun 2009

Pasal 16 UU No. 23 Tahun 2014

5 Perencanaan PKPD

Inventarisasi data dan informasi

Data dan informasi yang perlu dihimpun Pasal 63 ayat (1) huruf u, ayat (2) huruf o dan ayat (3) huruf l UU No. 32 Tahun 2009

Penetapan kriteria kerusakan

Sebagai ambang batas kerusakan perairan darat Pasal 21 UU No. 32 Tahun 2009

Penilaian kerusakan Sebagai acuan rekomendasi pengendalian kerusakan

perairan darat

Pasal 21 UU No. 32 Tahun 2009

Penyusunan peta indikatif kerusakan

Sebagai acuan indikatif secara spasial Pasal 63 ayat (1) huruf u, ayat (2) huruf o

dan ayat (3) huruf l UU No. 32 Tahun 2009

Permen LHK No 28 Tahun 2016 tentang

Jaringan Informasi Geospasial Lingkup KLHK

Penyusunan rencana aksi

pengendalian kerusakan

Sebagai acuan implementasi aksi

Page 21: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

19

No Kerangka Regulasi Uraian Acuan Perundangan

6 Pelaksanaan PKPD

Pencegahan kerusakan Dengan berbagai instrumen perencanaan kebijakan atau perencanaan kegiatan

Pasal 14 s.d. 52 UU No. 32 Tahun 2009

Penanggulangan kerusakan Melalui pembatasan kegiatan yang potensial merusak

serta kegiatan vegetatif, agronomi dan sipil teknis

Pasal 53 UU No. 32 Tahun 2009

Pemulihan fungsi Melalui pengehentian kegiatan yang merusak serta

kegiatan vegetatif, agronomi dan sipil teknis

Pasal 54 UU No. 32 Tahun 2009

7 Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan evaluasi kondisi perairan darat serta Peringatan dini dan tanggap darurat kebencanaan

8 Peran serta masyarakat Peran dalam perencanaan, pelaksanaan serta

pemantauan dan evaluasi

Pasal 65 s.d. 68 dan 70 UU No. 32 Tahun

2009

9 Pengawasan Bagi setiap orang atau penanggung jawab

usaha/kegiatan yang melakukan kegiatan

mengakibatkan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup

Pasal 71 s.d. 73 UU No. 32 Tahun 2009

B. Kerangka Pendanaan

Dalam kerangka pendanaan atau kerangka anggaran, kegiatanDirektorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat dilaksanakan

melalui pengalokasian anggaran, baik secara langsung melalui APBN maupun dana transfer dari pusat ke daerah berupa Dana

Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Dekonsentrasi.

Strategi pencapaian program dan kegiatan melalui pembiayaan APBN akan dilaksanakan dengan berbagai cara yaitu:

penyusunan rencana pengendalian kerusakan perairan darat, penyusunan Norma Standar Prosedur dan Kriteria, pembinaan

teknis, fasilitasi serta monitoring dan evaluasi pengamanan mata air, perlindungan area imbuhan air tanah, restorasi sungai,

penilaian kesehatan sungai secara biotilik, pelaksanaan rencana aksi penyelamatan danau prioritas, pengelolaan data dan

informasi pengendalian kerusakan perairan darat, serta pengembangan jaringan kerjasama nasional maupun internasional.

Adapun alokasi anggaran indikatif pelaksanaan kegiatan Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat PDASHL Tahun 2015-

2019 adalah sebesar Rp. 160.000.000.000,00 (Seratus enam puluh milyar Rupiah), sebagaimana tertuang dalam RENSTRA Ditjen

PDASHL 2015-2019.

Page 22: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

20

V. PENUTUP

Pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan bidang Pengendalian Kerusakan Perairan Darat merupakan upaya yang

menyangkut berbagai pihak (multi stakeholders) dan berangkat dari kepentingan yang berbeda-beda, sehingga keberhasilan

pembangunan itu sendiri akan sangat ditentukan oleh pihak-pihak yang berperan sejak tahapan perencanaan hingga monitoring

dan evaluasi. Permasalahan yang kompleks dan melekat menuntut upaya penanganan yang sistematis, terstruktur, berkelanjutan

serta lintas sektor. Oleh karenanya upaya meningkatkan daya dukung perairan darat guna mewujudkan DAS sehat bukan hanya

tanggung jawab Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat tetapi juga menjadi tanggung jawab semua pihak.

Pengendalian kerusakan perairan darat harus terintegrasi lintas sektor, lintas disiplin ilmu dan lintas daerah mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi.

Selain itu, masyarakat merupakan unsur pelaku utama, sedangkan pemerintah sebagai unsur pemegang otoritas kebijakan

(regulator) dan fasilitator. Institusi lain seperti sectoral institution (sektor terkait dengan lingkungan hidup dan kehutanan) dan

supporting institution (Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, NGO/LSM, dan lembaga internasional) juga menjadi determinan

keberhasilan penyelenggaraan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di bidang Pengendalian Kerusakan Perairan

Darat. Sebagai aparat pemerintah, Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat dituntut untuk menjadi fasilitator yang

optimal bagi multipihak dan multi kepentingan yang berkaitan dalam upaya mencapai keberhasilan pembangunan bidang

Pengendalian Kerusakan Perairan Darat menuju masyarakat yang lebih sejahtera.

Direktur,

Ir. Hermono Sigit

NIP. 19580428 199203 1 001

Page 23: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

21

MATRIK TARGET KINERJA DAN ALOKASI PENDANAAN

Prog/ Keg/

Unit Keg

Sasaran UK

Indikator Kinerja Unit Kegiatan Target Alokasi (Miliar Rp) Jumlah (Mliar Rp)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Ket

KEGIATAN PEMBINAAN PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT (K5)

Terpulihkannya fungsi ekosistem di segmen sungai pada 15 DAS Prioritas

Jumlah segmen sungai serta mata air yang terpulhkan fungsi ekosistemnya pada 15 DAS Prioritas

- 3 sungai 15 sungai 15 sungai 15 sungai 3.00 7.00 10.00 15.00 15.00 5/0.00

Meningkatnya kualitas ekosistem danau di 15 Danau Prioritas

1. Jumlah danau yang diturunkan laju sedimentasi dan erosinya 1 danau 5 danau 15 danau 15 danau 15 danau 3.00 7.00 10.00 15.00 15.00 50.00

2. Jumlah danau yang ditingkatkan kualitas airnya 1 danau 5 danau 15 danau 15 danau 15 danau 3.00 7.00 10.00 15.00 25.00 60.00

Pemolaan pengendalian kerusakan perairan darat 6.50 8.25 8.00 9.25 10.75 42.75

Memolakan pengendalian kerusakan perairan darat 6.50 8.25 8.00 9.25 10.75 42.75

1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan koordinasi pelaksanaan

1 BPDAS 9 BPDAS 15 BPDAS 23 BPDAS 23 BPDAS 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 10.00

2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK di bidang perencanaan serta data dan informasi pengendalian kerusakan ekosistem perairan darat

1 NSPK 1 NSPK 1 NSPK 1 NSPK 1 NSPK 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 5.00

3. Terlaksananya pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis

1 BPDAS 9 BPDAS 15 BPDAS 21 BPDAS 21 BPDAS 1.00 2.00 2.00 2.00 3.00 10.00

4. Tersedianya bahan supervisi atas pelaksanaan urusan perencanaan serta data dan informasi pengendalian kerusakan ekosistem perairan darat

1 BPDAS 9 BPDAS 15 BPDAS 21 BPDAS 21 BPDAS 1.00 1.25 1.50 1.75 1.75 7.25

5. Terselenggaranya urusan ketatausahaan direktorat 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 2.50 2.50 2.50 3.00 3.00 13.50

Pengendalian Kerusakan Sungai 1.00 8.00 7.50 8.00 8.50 33.00

Meningkatkan pengendalian kerusakan sungai 1.00 8.00 7.50 8.00 8.50 33.00

1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan koordinasi pelaksanaan

- 3 sungai 6 sungai 10 sungai 15 sungai -

1.00 1.00 1.00 1.00 4.00

2. Tersedianya bahan pelaksanaan kebijakan - 3 sungai 6 sungai 10 sungai 15 sungai - 2.00 2.00 2.00 2.00 8.00

3. Tersedianya bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan - 3 sungai 6 sungai 10 sungai 15 sungai - 2.00 2.00 2.00 2.00 8.00

4. Tersedianya bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria

1 NSPK 1 NSPK 1 NSPK 1 NSPK 1 NSPK 1.00 1.00 - - - 2.00

5. Terlaksananya pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis

- 3 BPDAS 9 BPDAS 13 BPDAS 13 BPDAS - 1.00 1.25 1.50 1.75 5.50

6. Tersedianya bahan supervisi atas pelaksanaan urusan pengendalian kerusakan ekosistem sungai di daerah.

- 3 BPDAS 9 BPDAS 13 BPDAS 13 BPDAS - 1.00 1.25 1.50 1.75 5.50

Pengendalian Kerusaka Danau 6.00 8.25 9.50 11.75 14.75 50.25

Meningkatkan pengendalian kerusakan danau 6.00 8.25 9.50 11.75 14.75 50.25

1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan koordinasi pelaksanaan

1 danau 5 danau 9 danau 12 danau 15 danau 1.00 1.50 2.00 2.50 3.50 10.50

2. Tersedianya bahan pelaksanaan kebijakan 1 danau 5 danau 9 danau 12 danau 15 danau 1.00 1.50 2.00 2.50 3.50 10.50

3. Tersedianya bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan 1 danau 5 danau 9 danau 12 danau 15 danau 1.00 1.25 1.50 1.75 1.75 7.25

4. Tersedianya bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria

1 NSPK 3 NSPK 3 NSPK 3 NSPK 3 NSPK 1.00 1.00 - - - 2.00

5. Terlaksananya pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis

1 BPDAS 5 BPDAS 9 BPDAS 12 BPDAS 15 BPDAS 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 10.00

6. Tersedianya bahan supervisi atas pelaksanaan urusan pengendalian kerusakan ekosistem danau di daerah.

1 BPDAS 5 BPDAS 9 BPDAS 12 BPDAS 15 BPDAS 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 10.00

Pengendalian Kerusak Mata Air dan Air Tanah 3.00 7.00 6.00 8.00 10.00 34.00

Meningkatkan pengendalian kerusakan mata air dan air tanah 3.00 7.00 6.00 8.00 10.00 34.00

1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan koordinasi pelaksanaan

- 3 sungai 6 sungai 19 sungai 15 sungai -

1.00 1.00 1.00 1.00 4.00

Page 24: Perubahan RENCANA STRATEGIS PENGENDALIAN …

Perubahan Renstra Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat Tahun 2015-2019

22

Prog/ Keg/

Unit Keg

Sasaran UK

Indikator Kinerja Unit Kegiatan Target Alokasi (Miliar Rp) Jumlah (Mliar Rp)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Ket

2. Tersedianya bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan - 3 sungai 6 sungai 19 sungai 15 sungai - 1.00 1.00 1.00 1.00 4.00

3. Tersedianya bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria

1 NSPK 3 NSPK 3 NSPK 3 NSPK 3 NSPK 1.00 1.00 - - - 2.00

4. Terlaksananya pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis

- 3 BPDAS 9 BPDAS 13 BPDAS 13 BPDAS 1.00 2.00 2.00 3.00 4.00 12.00

5. Tersedianya bahan supervisi atas pelaksanaan urusan pengendalian kerusakan ekosistem danau di daerah.

- 3 BPDAS 9 BPDAS 13 BPDAS 13 BPDAS 1.00 2.00 2.00 3.00 4.00 12.00

Kegiatan Penyelenggaraan Rehablitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan, Perencanaan DAS, serta Pengendalan Kerusakan Perairan Darat (K6)

1.Terlaksananya penyusunan rancangan pegendalian kerusakan perairan darat 1 BPDAS 9 BPDAS 15 BPDAS 23 BPDAS 23 BPDAS 0.5 4.00 3.00 4.00 - 11.50

2.Terlaksananya sosialisasi pengendalian kerusakan perairan darat 1 BPDAS 9 BPDAS 15 BPDAS 23 BPDAS 23 BPDAS 1.00 8.00 8.00 8.00 8.00 33.00

3.Terlaksananya pembuatan pengendali kerusakan perairan darat 1 BPDAS 9 BPDAS 15 BPDAS 23 BPDAS 23 BPDAS 1.00 8.00 8.00 8.00 8.00 33.00

4.Terlaksananya pemantauan dan evaluasi pengendalian kerusakan perairan darat 1 BPDAS 9 BPDAS 15 BPDAS 23 BPDAS 23 BPDAS 1.00 8.00 8.00 8.00 8.00 33.00

5.Tersedianya data dan informasi pengendalian kerusakan perairan darat 1 BPDAS 9 BPDAS 15 BPDAS 23 BPDAS 23 BPDAS 1.00 8.00 8.00 8.00 8.00 33.00

6. Terlaksananya pembinaan pengembangan kelembagaan pengendalian kerusakan perairan darat

1 BPDAS 9 BPDAS 15 BPDAS 23 BPDAS 23 BPDAS 1.00 8.00 8.00 8.00 8.00 33.00