persentasi kasus dr hediyana
DESCRIPTION
drgsecsTRANSCRIPT
PERSENTASI KASUS
EFUSI PERIKARDITIS
Oleh:
Isti Iryan Prianti (1102009146)
Muhammad Al Faatih (1102009178)
Nurul Fitrah (1102009212)
PEMBIMBING:
dr. Hediana Ferlanti , SpA.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM PASAR REBO
OKTOBER 2013
STATUS PASIEN
I. IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : An. SS
JenisKelamin : Perempuan
Umur : 1 Tahun 9 Bulan
Alamat : Jl Centex no. 19 A RT 1/ 9, Kel. Ciracas
Agama : Islam
Masuk RS : 14 Oktober 2013
Ruang : High Care Unit - Mawar
II. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : Tn. Riyanto
Usia : 29 Tahun
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Nama Ibu : Ny. Enri
Usia : 29 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan
III. ANAMNESA
Alloanamnesa
Tanggal : 16 Oktober 2013 pukul 17.00
a. Keluhan Utama : sesak nafas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
b. Keluhan Tambahan : demam, batuk pilek, mencret
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Sesak dirasakan tiba-tiba, sesak tidak dipengaruhi aktifitas, dan sesak
tidak berkurang saat anak beristirahat. Sebelumnya anak mengeluh batuk pilek
sejak 3 hari yang lalu, batuk berdahak (+), menurut sang ibu suara nafas anak
nya berbunyi “grok-grok”, batuk darah (-). 1 minggu yang lalu anak mencret ±
10x/ hari, konsistensi cair, ampas (+), lendir (+), berwarna hijau kekuningan.
Mual muntah disangkal. 2 minggu yang lalu anak juga demam selama 1 hari.
Nafsu makan pasien berkurang dan anak terlihat lemas.
d. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal.
Riwayat penyakit asma disangkal.
Riwayat pengobatan penyakit paru disangkal.
Riwayat alergi obat disangkal
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit asma pada keluarga diakui : ibupasien.
Riwayat penyakit paru pada keluarga di sangkal.
Riwayat penyakit jantung disangkal
f. Riwayat kehamilan Ibu, kelahiran dan Pasca Lahir
Ibu pasien lupa kapan pasien keluar mekonium pertama kali setelah lahir. Kesan : Riwayat kehamilan dan persalinan baik.
g. Riwayat gizi dan nutrisi
ASI diberikan sampa iusia 1 tahun 6 bulan
Setelah 1 tahun 6 bulan diberikan susu formula sebagai pengganti ASI
Saat usia 6 bulan sudah mulai diberikan buah (jeruk, pisang), biscuit, dan bubur.
h. Riwayat Imunisasi
BCG 1 bulan
HEPATITIS B 0,1 bulan
DPT 2, 3, 4 bulan
POLIO 1, 2, 3, 4 bulan
CAMPAK 9 bulan
Kesan : Imunisasi lengkap.
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan -
Perawatan antenatal Rutin kontrol dokter
KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah Sakit
Penolong persalinan Dokter
Cara persalinan Sectio Secaria a/i PPT
Masa gestasi Cukup bulan (9 bulan 14 hari)
Keadaan bayi o Berat lahir : 3400 gr
o Panjang : 48 cm
o Langsung menangis : Ya
o Nilai APGAR : 9/10
o Kelainan bawaan : -
i. Riwayat Tumbuh Kembang
6 bulan : duduk
9 bulan : berdiridanlepastangan
12 bulan : belumbiasberjalan, barubiasbicara 2 suku kata
Sampai sekarang belum bisamerangkakdan berjalan, hanya berdiri
IV. PEMERIKSAAN
a. PEMERIKSAAN UMUM ( dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2013 )
Keadaan umum : Sakit berat
Kesadaran : apatis
Nadi : 140 x/menit
Respirasi : 40 x/menit
Suhu : 37,4 °C
Status Gizi:
Klinis: edema (-), tampak kurus (+)
Antropometris:
Berat Badan (BB) : 9 kg
Tinggi/Panjang Badan(TB/PB) : 82 cm
Lingkar Kepala : 45 cm
Lingkar Perut : 38 cm
Simpulan status gizi menurut Z-Score : Gizi kurang (≤-2SD)
b. PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocephal , ubun-ubun besar cekung
Mata : Conjunctiva anemis-/-, Skleraikterik -/- , mata cekung (+/+)
Leher : KGB leher teraba membesar
Thoraks : Simetris, statis dan dinamis, retraksi intercostal (+)
Cor : BJ I-II normal reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-)
Abdomen : Membuncit, Keras,Timpani, BU (+) , hepar dan lien tidak teraba
Genitalia : Tidak ada kelainan
Ekstrimitas : Akral hangat, Edema (-) di keempat ekstrimitas
Kulit : Tidak sianosis, tidak ikterik, tekanan turgor kembali cepat
c. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab Tanggal 14 Oktober 2013 (IGD 17.45 WIB)
Hb : 7.9g/dl(14-16 g/dl)
Ht : 28% (40-46%)
Leukosit : 17.190 ul(5000-10000/ul)
Trombosit : 381.000ul(200000-500000/ul)
pH : 7,05
pCO2 : 22 mmHg
pO2 : 57 mmHg
Hct : 19 %
HCO3- :6,1mmol/L
Saturasi O2 : 73
Pemeriksaan Urin tanggal 14 Oktober 2013 (IGD 17.45 WIB)
Warna : kuning
Kejernihan : keruh
BJ : 1,030
PH : 6,0
Glukosa : ++/positif
Keton : -
Darah/Hb : +2
Protein : +2
Leukosit : 1-3
Eritrosit : 10-15
Silinder : granuler 1-3
Sel epitel : +1
Bakteri : +/positif
Lab Tanggal 14 Oktober 2013 (mawar)
Hemoglobin : 7,8 g/dl
Hematokrit : 28%
Leukosit : 20.115 ul
Trombosit : 277.000 ul
SGOT : 254U/L (<29 )
SGPT : 79U/L (<29 )
GDS : 334 mg/dl ( <200 )
Ureum : 18,8 mg/dl ( <48 mg/dl)
Kreatinin : 0,6 mg/dl ( < 1.0 mg/dl )
Elektrolit Na+ : 134 mmol/L
Elektrolit K+ : 3,0mmol/L
ElektrolitCl : 101 mmol/L
Lab Tanggal 15 Oktober 2013 (mawar 05.30 WIB)
GDS : 70 mg/dl
ElektrolitNa+ : 133mmol/L
ElektrolitK+ : 2,3mmol/L
ElektrolitCl : 95mmol/L
pH : 7,44
pCO2 : 26 mmHg
pO2 : 172 mmHg
HCO3- :17,1mmol/L
Saturasi O2 : 100
Lab Tanggal 16 Oktober 2013 (mawar 12.05 WIB)
LED : 4 mm/jam
Hb : 9,8g/dl(14-16 g/dl)
Ht : 31% (40-46%)
Eritrosit : 4,1 juta /ul
Leukosit : 19.990 ul(5000-10000/ul)
Trombosit : 345.000ul(200000-500000/ul)
Hitung Jenis
Basofil : 0
Eosinofil : 1
Batang : 0
Segmen :80
Limfosit : 17
Monosit : 12
MCV : 75
MCH : 24
MCHC : 32
SGOT : 910U/L (<29 )
SGPT : 650 U/L (<29 )
GDS : 81 mg/dl ( <200 )
Ureum : 25,4 mg/dl ( <48 mg/dl)
Kreatinin : 0,4 mg/dl ( < 1.0 mg/dl )
ElektrolitNa+ : 131mmol/L
ElektrolitK+ : 3,7mmol/L
ElektrolitCl : 97mmol/L
Pemeriksaan Rontgen thorak ( 14 Oktober 2013 )
- CTR ± 70 %
- Cor agak membesar dalam ekspirasi
- Aorta baik, mediastinum tidak melebar
- Sinus costofrenicus kanan terselubung
- Corakan bronkovaskuler kanan kasar
- Perselubungan suprahiller dan pericardial kanan
Kesan : - suspek penumonia dextra , Suspek pleuritis dextra
Pemeriksaan EKG
- Sinus takikardi
- HR ± 150x/ menit
- ST elevasi di V1, V2, V3
Pemeriksaan Echocardiography
- Katup-katup baik
- Tampak perikardium effusion diameter 1,7 cm di lateral LV dan 1,5 cm di posterior
- Tanda-tanda tamponade (-)
- Efusi pleura tidak tampak
Kesan : - pericardial effusion moderate
Skor TB
Kesan : Skor TB : 6
V. DIAGNOSIS KERJA
- Efusi pericarditis moderate
- Broncopneumonia suspek spesifik
- Disfungsi Hati
- Diareakutdengandehidrasiringansedang
- ISK
- Retardasi motorik
- Gizi kurang
VI. RENCANA TERAPI
Non- mendikamentosa
Tirah Baring
O2 2-3 L
Pemasangan NGT
Konsul Ke Dokter Spesialis jantung
Medikamentosa
Infus KAEN- 3B 14 tetes/ menit
Injeksi ceftriaxon2x500 mg (drip)
Injeksi Lasix 2x10
Propiretik supp 80 mg
Mikasin 2x70 mg
VII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
VIII. FOLLOW UP
S O A P
16 oktober 2013
Jam 07.00
Sesak (+), demam (-), batuk (+), mencret (-)
Ku/ks : sedang/apatis, Suhu : 37,4oC
RR : 40x/menit, FN : 150x/menit,
Mata : SI (-/-), CA (-/-)
Leher : >>> KGB (-)
Pulmo : sn.vesikuler Rh (+/+)
Cor : regular, BJ I-II (N)
Abdomen : Keras, NT (+), BU (+)
Ekstremitas : akralhangat
- ISK- Bronkopneumonia- Disfungsi hati- ISK- GEA dengan dehidrasi
ringan sedang- Retardasi motorik
Pasang NGT
Inj. Ceftriaxon
KAEN 3 B 14 tetes
Inj. Lasix
Micasyn
17 oktober 2013
Jam 07.00
Sesak (-), batuk (+), mencret 3x disertai ampas.
Ku/ks : sedang/CM, Suhu : 37,0oC
RR : 35x/menit, FN : 134x/menit Mata : SI (-/-), CA (-/-)
Leher : >>> KGB (-)
Pulmo : sn.vesikuler Rh (+/+)
Cor : regular, BJ I-II (N)
Abdomen : Keras, NT (+), BU (+)
Ekstremitas : akralhangat
- Efusi Perikarditis Moderate
- Bronkopneumonia suspek spesifik
- Disfungsi hati- ISK- GEA dengan dehidrasi
ringan sedang- Retardasi motorik
KAEN 3B 14Tetes
Inj. Ceftriaxon
Mycasin
Inj. Lasix
IX. ANALISA KASUSA. Efusi Pericarditis moderate
- Anamnesis :
- sesaknafas sejak 3 hari SMRS.Sesakdirasakantiba-tiba,tidakdipengaruhiaktifitas,dansesaktidakberkurangsaatanakberistirahat.
- Batukpileksejak 3 hari yang lalu, batukberdahak (+) hingga berbunyi “grok-grok.”
- PF : Retraksi intercostal (+), Auskultasi terdapat ronkhi basah kasar (+/+)- Pem. Penunjang : Rontgen Thorax tampat cardiomegali (CTR ± 70%) dan terlihat
gambaran seperti botol air. echo?? EKG??B. ISK
- Anamnesis : -- Pem. Fisik : -- Pem. Penunjang : Leukosit meningkat (17.190 ul), urinalisa: Leukosit (1-3),
eritrosit (10-15), silinder (granuler 1-3), sel epitel (+1), bakteri (+).C. Diare akut dehidrasi ringan sedang
- Anamnesis : Mencret ± 10x/ hari, konsistensicair, ampas (+), lendir (+), berwarnahijaukekuningan, os tampak haus dengan terlihat bibir tampak kering.
- PF : Mukosa bibir kering, Ubun-ubun besar tampak cekung, mata cekung, turgor kulit baik (kembali <2 detik)
D. Retardasi motorik- Riwayat tumbuh kembang : Os umur 1 tahun 9 bulan belum bisa merangkak dan
berjalan, hanya bisa berdiri dengan bantuan tangan orang lain.E. Gizi Kurang
Status Gizi:
Klinis: edema (-), tampak kurus (+)
Antropometris:
Berat Badan (BB) : 9 kg
Tinggi/Panjang Badan(TB/PB) : 82 cm
Lingkar Kepala : 45 cm
Lingkar Perut : 38 cm
Simpulan status gizi menurut Z-Score : Gizi kurang (≤-2SD)
F. Bronkopneumonia suspek spesifikSkoring TB = 6
G. Disfungsi HatiPeningkatan enzim hati , SGOT dan SGPT
TINJAUAN PUSTAKA
I. ANATOMI DAN FISIOLOGI PERIKARDIUM
Perikardium terdiri dari dua lapisan, yaitu perikardium viseral, berupa membran satu lapis terdiri dari sel mesotel melekat pada epikardial jantung, dan lapisan parietal, tebalnya 2 mm pada orang normal yang mengelilingi sebagian besar jantung, normalnya terdapat cairan perikardial, yang volumenya 25─50 ml.Perikardium parietal sebagian besar aseluler dan mengandung serabut elastin dan kolagen. Kolagen merupakan komponen struktural utama dan terlihat sebagai garis bergelombang saat peregangan ringan. Pada saat peregangan yang lebih besar, kolagen akan menjadi lebih lurus, yang mengakibatkan kekakuan jaringan.
Perikardium parietal mempunyai ligamen pelengkap ke diafragma, sternum dan mediastinum anterior.Hal ini memastikan bahwa jantung mempunyai posisi yang relatif tetap dalam rongga toraks walaupun dengan respirasi dan perubahan posisi tubuh.Pada tindakan perikardiektomi atau kelainan kongenital berupa tidak adanya perikardium tidak mengakibatkan konsekuensi negatif yang nyata.
Perikardium mempunyai beberapa fungsi, yaitu: menjaga posisi jantung tetap didalam mediastinum dan membatasi pergerakannya, mencegah dilatasi berlebihan saat terjadi peningkatan volume jantung secara tiba tiba, dan sebagai barier mencegah penyebaran infeksi dari paru.Perikardium juga berfungsi sebagai lubrikasi yang meminimalisasi friksi, dan sebagai tempat memberi obat serta terapi gen.
Fungsi mekanis perikardium normal adalah pada efek pengendalian volume jantung. Perikardium parietal mempunyai daya regang elastis seperti karet, pada saat tekanan yang ringan, menimbulkan regangan yang besar. Saat regangan meningkat, jaringan menjadi kaku dan menjadi resisten untuk lebih meregang. Kantung perikardium mempunyai cadangan volume yang kecil, bila cairan menjadi lebih banyak, tekanan pada kantung perikardium meningkat cepat dan diteruskan kedalam ruang jantung. Saat level kritis volume efusi tercapai, penambahan volume yang sedikit menyebabkan peningkatan tekanan intra perikardial yang bermakna, dan mempunyai efek yang berpengaruh terhadap fungsi jantung.
II. DEFINISI
Efusi perikardium adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang perikardium.Cairan dapat berupa transudat, eksudat, pioperikardium, atau hemoperikardium.Efusi perikardium merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu penyakit.Perikardium terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan dalam/viseral dan lapisan luar/fi brosa.Bentuk lapisan fibrosa perikardium seperti botol dan berdekatan dengan diafragma, sternum dan kartílago kosta.Lapisan viseral lebih tipis dan berdekatan dengan permukaan jantung.Perikardium berfungsi sebagai barier proteksi dari infeksi atau infl amasi organ-organ sekitarnya.Jumlah normal cairan perikardium 15-50 mL, disekresi oleh sel mesotelial.Akumulasi abnormal cairan dalam ruangan perikardium dapat menimbulkan efusi perikardium. Selanjutnya akumulasi tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan perikardium (normal: -5 mmHg s/d +5 mmHg), penurunan curah jantung dan hipotensi (tamponade jantung).
III. ETIOLOGI
Penyebab efusi perikardium antara lain:
• Inflamasi perikardium (perikarditis), sebagai respons penyakit, trauma, atau gangguan inflamasi lain di perikardium.•Penyebab spesifi k:1. Infeksi virus, bakteri, jamur dan parasit2. Inflamasi idiopatik3. Inflamasi akibat operasi jantung 4. Gangguan autoimune, seperti artritis reumatoid atau lupus5. Akibat gagal ginjal (uremia)6. Hypothyroidism7. HIV/AIDS8. Metastasis, khususnya kanker paru, 9. Terapi radiasi atau kemoterapi10. Trauma atau luka tusuk di dekat jantung11. Obat-obat tertentu seperti isoniazid, fenitoin.
IV. PATOFISIOLOGI
Radang perikardium menyebabkan pengumpulan cairan dalam sela pericardium.cairannya bervariasi sesuai dengan penyebab perikarditis, dapat serosa, fibrinosa, purulen atau hemoragik.Tamponade jantung terjadi bila jumlah cairan perikardium mencapai tingkat yang mengganggu fungsi jantung. Pada anak sehat, normalnya 10-15 ml cairan dalam sela pericardium, sedang pada remaja dengan pericarditis dapat terkumpul 1000 ml cairan atau lebih. Untuk setiap sedikit penambahan cairan, tekanan perikardium naik perlahan-lahan, tetapibila tingkat kritis dicapai, ada kenaikan tekanan yang cepat, memuncak pada kompresi jantung yang berat.Hambatan pengisian ventrikel selama diastole, kenaikan tekanan vena sistemik dan pulmonal dan jika tidak diobati, akhirnya curah jantung terganggu dan terjadi syok.
V. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinik tergantung dari jumlah cairan dan kecepatan penimbunan cairan dalam kavum perikardium.Penderita efusi perikardial tanpa tamponade sering asimtomatik.Kurang dari 30% penderita menunjukkan gejala seperti nyeri dada, napas pendek, ortopnea atau disfagia.Pada pemeriksaan fisik tampak vena leher terbendung, suara jantung terdengar jauh, tekanan nadi mengecil dan takikardia.
Tamponade jantung memberi gejala: gelisah, sesak napas hebat pada posisi tegak dan sesak agak berkurang jika penderita membungkuk ke depan, takikardia, tekanan nadi menyempit, pulsus paradoksus (tekanan sistolik turun lebih dari 10 mmHg pada inspirasi), hipotensi sampai syok. Batas jantung melebar, suara jantung terdengar jauh, terdengar gesekan perikardial, serta vena leher melebar dan berdenyut.
VI. DIAGNOSIS
Tanda-tanda spesifik tergantung pada penyakit yang mendasari.Pengaruh perikarditis pada elektrokardiogram banyak.Voltase rendah kompleks QRS diakibatkan oleh pengaruh hambatan cairan perikardium.Tekanan cairan atau eksudat pada miokardium menghasilkan jejas yang menyebar yang menimbulkan elevasi ringan segmen ST. Inversi gelombang T menyeluruh terjadi sebagai akibat radang miokardium yang menyertai. Perubahan-perubahan segmen ST dan gelombang T padaperikarditis adalah lebih menyeluruh daripada perubahan-perubahan yang ditemukan pada infark miokardium dan elevasi segmen ST cenderung mendahului perubahan gelombang T. Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada Efusi Perikardial diantaranya sebagai berikut :
1. Foto Thorak : dilakukan untuk melihat adanya pembesaran jantung yang biasanya akan berbentuk globuler. Gambaran jantung seperti ini baru tampak jika cairan lebih dari 250 ml serta sering juga dijumpai efusi pleura. Harus ada efusi pericardium yang relatif banyak untuk menimbulkan bayangan jantung yang memebesar dengan konfigurasi “botol air”. Pada kebanyakan keadaan, lapangan paru bersih.
2. Echocardiography : merupakan pemeriksaan noninvasif yang palig akurat, disini akan tampak akumulasi cairan di dalam kantung perikardium. Kadang-kadang tampak juga adanya metastase pada dinding perikardium. Pada penderita dengan efusi perikardium, celah bebas eko, jelas terekam antara epikardium dan perikardium. Efusi posterior terekam di belakang epikardium ventrikel kiri dan atrium kiri. Efusi anterior kan terekam antara dinding dada dan dinding anterior ventrikel kanan. Adanya efusi anterior maupun posterior biasanya menunjukkan bahwa ada kumpulan cairan yang banyak.
3. Perikardiosintesis : sebaiknya memakai tuntunan ekokardiografi sehingga lebih aman. Sekitar 50% cairan aspirat bersifat hemoragik dan 10% serosanguinus. Pada cairan ini dilakukan pemeriksaan kultur, hitung sel dan sitologi. Pemeriksaan sitologi cukup sensitif dengan kemempuan diagnostik sekitar 80%, tetapi hasil negatif palsu sering terjadi pada limfoma maligna dan mesotelioma. Dalam keadaan demikian dilakukan biopsi perikardium.
4. CT-Scan : dilakukan untuk menentukan komposisi cairan dan dapat mendeteksi sedikitnya 50 ml cairan dan dapat mendeteksi adanya kalsifikasi.
5. MRI : dilakukan untuk mendeteksi sedikitnya 30 ml cairan perikardial, dapat mendeteksi adanya hemoragik atau tindak. Nodularity/penyimpangan dari perikardium yang dilihat pada MRI mungkin merupakan indikasi dari efusi gas.
VII. DIAGNOSIS BANDING
Perikarditis Virus dan benigna akut.Wujud-wujud ini dianggap atau dipandang sinonim karena kebanyakan episode perikarditis benigna akut setelah atau bersama dengan penyakit virus.Virus yang diketahui menyebabkan perikarditis adalah koksakivirus B, influenza, ekovirus dan adenovirus.
VIII. PENATALAKSANAAN
Apabila fungsi jantung sangat terganggu, maka perlu dilakukan aspirasi perikardial (tusukan pada kantung perikardium) untuk mengambil cairan dari kantung perikardium. Tujuan utamanya adalah mencegah Tamponade jantung yang dapat menghambat kerja jantung normal.Selama prosedur, pasien harus dipantau dengan EKG dan pengukuran tekanan hemodinamika. Peralatan resusitasi darurat juga harus tersedia. Kepala tempat tidur dinaikkan 45-60 derajat, agar jantung lebih dekat dengan dinding dada sehingga jarum dapat dimasukkan dengan mudah.
Jarum aspirasi perikardium dipasang pada spuit 50 ml, melalui three-way stop cock. Lead V (kawat lead perkordial) EKG dihubungkan ke ujung jarum menghisap dengan perekat aligator, karena EKG dapat membantu menentukan apakah jarum telah menyentuh perikardium. Bila terjadi tusukan, maka akan terjadi elevasi segmen ST atau stimulasi kontraksi ventrikel prematur.
Ada berbagi tempat yang mungkin digunakan untuk aspirasi perikardium. Jarum bisa dimasukkan pada sudut antara batas costa kiri dan sifoid, dekat apeks jantung, antara rongga kelima dan keenam batas sternum, atau pada batas kanan sternum pada rongga interkostal keempat. Jarum dimasukkan perlahan hingga memperoleh cairan. Bila terjaid penurunan tekanan vena sentral dengan disertai peningkata tekanan darah ini
menunjukkan tamponade jantungnya sudah hilang. Pasien biasanya kemungkinan merasa lebih nyaman. Bila cairan dalam perikardium cukup banyak, maka perlu dipasang kateter untuk mengalirkan perdarahan ataupun efusi yang kambuh.
Selama prosedur ini dilakukan, perhatikan adanya darah dalam cairan yang keluar. Darah perikardium tidak akan membeku dengan cepat, sementara darah yang tidak sengaja terhisap dari bilik jantung akan segera membeku. Cairan perikardium kemudaian akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan tumor, kultru bakteri, analisa kimia dan serologis serta hitungan jenis sel.
IX. KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling sering terjadi pada Efusi Perikardium adalah Tamponade jantung yaitu situasi yang disebapkan oleh akumulasi cairan dalam ruang perikardial, sehingga kompromi hemodinamik ventrikel berkurang mengisi dan berikutnya. Tamponade jantung adalah keadaan darurat medis. Keseluruhan risiko kematian tergantung pada kecepatan diagnosis, pengobatan disediakan, dan penyebab yang mendasari tamponade ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wahab, Samik. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta, EGC : 2000
2. LeWinter MM. Pericardial diseases. Dalam: Zipes, Libby, Bonow, Braunwald,
editors. Braunwald’s heart disease a textbook of cardiovascular medicine. Edisi ke-8.
Philadelphia: Elsevier saunders; 2008. h. 1829-51.
3. Hoit BD. Pericardial diseases. Dalam: Fuster, Walsh, O’Rourke, editors. Hurst’s: The
Heart. Edisi ke-12. Mc Graw Hill; 2008. h.1951-74.
4. Lily SL, Ramos Y. Diseases of the pericardium. Dalam: Lily SL, editor.
Patophysiology of heart disease. Edisi ke-4. Lippincott Williams & Wilkins; 2007. h.
334-48.
5. Krainin FM, Flessas AP, Spodick DH. Infarction-Associated Pericarditis — Rarity of
Diagnostic Electrocardiogram. N Engl J Med. 1984; 311:1211-14.
6. Horowitz MS, Schultz CS, Stinson EB et al. Sensitivity and specificity of
echocardiographic diagnosis of pericardial effusion. Circulation. 1974;50:239–47
7. Hoit BD. Management of effusive and constrictive pericardial heart disease.
Circulation. 2002;105:2939 –42.
8. Tsang TS, Enriquez-Sarano M, Freeman WK, Barnes ME, Sinak LJ, Gersh BJ, et al.
Consecutive 1127 therapeutic echocardiographically guided pericardiocenteses:
clinical profile, practice patterns, and outcomes spanning 21 years. Mayo Clin Proc.
2002;77:429–36.