perkembangan sosio-emosional
DESCRIPTION
psikologiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang banyak hal yang
berhubungan dengan jiwa manusia diantaranya perasaan manusia, perilaku manusia,
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya termasuk emosi adalah salah satunya. Dalam
ilmu psikologi, emosi merupakan kajian penting yang perlu dibahas karena dalam
kehidupan sehari-hari manusia selalu tak lepas akan adanya gejala-gejala emosi yang
timbul. Berbagai peristiwa yang sering terjadi yakni ketika manusia tidak lagi
mendapatkan sesuatu yang diinginkan, mendapatkan sebuah masalah, mengalami
kerugian usaha yang besar, cobaan datang terus menerus. Inilah yang menjadikan
manusia kadang-kadang meluapkan emosinya karena tidak dapat mengontrol atau
mengendalikan dirinya sendiri terhadap keadaan yang dialaminya.
Selain itu emosi pada hakikatnya tidaklah mempelajari gejala negatif perasaan
seorang manusia yang timbul namun juga mempelajari emosi manusia yang bersifat
positif seperti bahagia, senang , dan ceria. Emosi tidak terjadi kadang-kadang namun
emosi terjadi setiap hari dimana manusia akan memunculkan hal tersebut sesuai
dengan kondisi yang dialaminya. Dengan berjalannya waktu, maka emosi akan selalu
mengalami dinamika atau perubahan. Sehingga emosi mengalami perkembangan
sesuai bergantinya kondisi dan usia manusia. Dimana kita perlu mempelajari tahapan
emosi pada fase dasar hingga dewasa serta mengkajinya secara jelas dan ilmiah.
Pertumbuhan dan perkembangan emosi dapat dilihat dari tingkah laku, yang
ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Contohnya seperti seorang
bayi yang baru lahir ia dapat menangis dan akan mencapai proses kematangannya
ketika ia akan tertawa nanti.
Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan
tertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang. Perasaan senang atau tidak
senang yang selalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari yang disebut
Warna Afektif. Warna afektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau
samar-samar.
1
Perbedaan antara emosi dan perasaan tidak dapat dinyatakan dengan tegas,
karena keduanya merupakan suatu hal yang bersifat kualitatif yang tidak ada
batasnya. Terkadang, warna afektif dapat dinyatakan sebagai perasaan atau dapat
dinyatakan sebagai emosi. Oleh karena itu, emosi bukan hanya disebabkan karena
perasaan saja, tetapi warna afektif yang meliputi keadaan seseorang. Ada yang kuat,
lemah atau mungkin samar-samar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sosio-emosional pada masa kanak-kanak?
2. Bagaimana perkembangan sosio-emosional pada masa pra-remaja?
3. Bagaimana perkembangan sosio-emosional pada masa remaja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan sosio-emosional pada masa kanak-kanak.
2. Untuk mengetahui perkembangan sosio-emosional pada masa pra-remaja.
3. Untuk mengetahui perkembangan sosio-emosional pada masa remaja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perkembangan sosio-emosional pada masa kanak-kanak
Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak tumbuh dari hubungan mereka
yang erat dengan orang tua atau pengasuh lain, termasuk anggota keluarga. Interaksi
sosial diperluas dari rumah ke tetangga dan dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar.
Tetapi, pengaruh orang tua selalu yang paling kuat.
Diane Baumrind(1983) mengidentifikasikan tiga gaya orang tua dalam
mendidik anaknya, meliputi :
a) Tingkat kontrol orang tua terhadap anak.
b) Kejelasan komunikasi orang tua dan anak.
c) Tuntutan orang tua kepada anak untuk menjadi matang.
1) Orang tua otoriter (authoritarian parents)
a. Melarang anak dengan mengorbankan otonomi anak.
b. Tidak mendorong sikap memberi dan menerima (give and take).
c. Menganggap bahwa anak-anak seharusnya menerima otoriter orang tua
tanpa banyak pertanyaan dan cenderung keras.
2) Orang tua yang permisif ( cenderung membiarkan dan tidak tegas)
a. Memberikan kebebasan sebanyak mungkin pada anak-anak mereka.
b. Menempatkan harapan-harapan pada anak-anak mereka.
3) Orang tua yang dapat dipercaya (authoritative)
a. Menghargai kemampuan anak secara langsung pada waktu anak
bertingkah lak, sekaligus menunjukkan standar tingkah laku mereka
sendiri.
b. Bersedia berkompromi; berharap dengan standar anak.
c. Bersikap hangat, tapi juga menuntut.
2. Perkembangan sosio-emosional pada pra remaja
Selama masa ini (6-12 tahun ), banyak orang-orang atau lembaga yag telah
mempengaruhi sosial anak-anak. Pada saat ini, hubungan antar teman menjadi
sangat penting. Kemudian, antara umur 7-9 tahun membentuk persahabatan yang erat
dengan kelompoknya yang sejenis. Mereka cenderung melihat kelompok mereka
3
sebagai model tingkah laku dan sebagai social reinforcement, seperti yang sering
mereka lihat pada keluarga mereka sendiri. Hasil penelitihan juga menunjukkan
bahwa anak-anak telah mempercayakan teman-temannya sebagai sumber sosial dan
sebagai pemberi dukungan moral.
Masalah-masalah yang berhubungan dengan perkembangan fisik, kognitif, dan
sosial pada anak-anak ini adalah umum. Walaupun remaja umumnya bahagia dan
optimis, mereka juga mempunyai banyak ketakutan, seperti : tidak diterima oleh
kelompoknya, tidak mempunyai sahabat, dihukum oleh orang tua, mempunyai orang
tua yang bercerai, tidak melaksanakan tugas sekolah, dan sakit hati.
Emosi lain dari masa ini meliputi marah (ketakutan tidak dapat mengontrol
kemarahan), merasa bersalah, frustasi, dan iri hati. Pra remaja membutuhkan bantuan
dalam menyadari bahwa emosi-emosi ini adalah sesuatu yang wajar sebagai bagian
dari pertumbuhan mereka.
3. Perkembangan sosio-emosional pada masa remaja
Perkembangan remaja dimulai dengan masa puber, yaitu sekitar 12-14 tahun.
Masa puber atau permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan
intelektual berkembang sangat cepat. Pertengahan masa remaja adalah masa yang
lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan permulaan
remaja, kira-kira umur 14-16 tahun. Remaja akhir kira-kira umur 18-20 tahun ditandai
dengan tradisi untuk mulai bertanggung jawab, membuat pilihan, dan berkesempatan
untuk mulai menjadi dewasa.
Salah satu ciri remaja adalah kecenderungan untuk berfikir tentang apa yang
terjadi pada pikiran seseorang dan mempelajari dirinya sendiri. Remaja mulai melihat
lebih dekat diri mereka sendiri untuk mendefinisikan bahwa diri mereka berbeda.
Mereka mudah menjadi tidak puas dengan diri mereka sendiri, mengkritik sifat-sifat
pribadi mereka, membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain. Berikut
adalah beberapa konsep dalam perkembangan sosio-emosional pada masa remaja
hingga dewasa yang diambil secara umum dari teori psikososial Erickson.
a. Identitas
Menurut Erikson (salah satu tokoh psikologi), tahap selama remaja adalah
berpusat pada siapa saya, dengan identitas apa sebetulnya saya.
4
Perubahan pubertas memerlukan remaja untuk mengubah konsep fisik
mereka., menyesuaikan diri terhadap harapan-harapan teman dan keluarga serta
membuat keputusan tentang peranan sekolah dan tingkah laku. Kemampuan
intrelektual remaja tumbuh termasuk kecenderungan baru tentang refleksi diri dan
juga membuat perubahan dalam konsep diri dan integritas terhadap keterampilan
logika baru.
Perubahan fisik dan intelektual remaja dapat berpotensi mengacaukan
perasaan dan pribadi anak secara keseluruhan. Tugas psikososial remaja adalah
menciptakan suatu perasaan yang Erikson sebut, sebagai ego identity. Untuk
mencapai ini biasanya tergantung pada beberapa aktivitas.
1. Mereka menaruh perhatian besar pada cara orang lain memandang mereka.
2. Mereka mencari sesuatu yang sudah berlalu; misalnya mencari tahu tentang asal
usul mereka, siapa saja keluarga besar mereka, pengalaman-pengalaman mereka
waktu kecil dan masa kanak-kanak.
3. Mereka bertindak pada perasaan dan mengekspresikan kepercayaan serta pendapat
mereka; remaja menilai tinggi “kejujuran” dan bertingkah laku dengan cara-cara
“benar untuk dirinya sendiri”
b. Otonomi
Perkembangan kepribadian lain yang penting pada masa remaja adalah
tuntutan otonomi yang bertambah untuk menentukan dirinya sendiri. Kesadaran
remaja untuk berkembang sama sepertiorang dewasa berkembang, dan
kemampuan mereka untuk menganalisis dan memperbaiki rencana mereka
menjadi bertambah sulit jika mereka menerima pengarahan orang dewasa. Remaja
tahu bahwa mereka harus bertanggung jawab untuk perbuatan mereka seperti
halnya orang dewasa dan mereka perlu berlatih bahwa tanggung jawab adalah
sangat penting.
c. Penyesuaian diri
Pada saat yang sama ketika remaja sedang mencari otonomi dari orang tua
mereka dan orang lain, mereka juga sedang mencari penyesuaian (conformity)
untuk dapat diterima oleh kelompok mereka. Untuk bisa diterima, mereka
mungkin membentuk “peraturan –peraturan kelompok” yang melarang masuk
siapa saja yang tidak mengikuti aturan mereka, termasuk cara berpakaian, bahasa,
dan tingkah laku kelompok. Meskipun kelompok merupakan suatu pernyataan
5
emansipasi sosial, tidak terlepas dari adanya bahaya, sebab setiap pembentukan
kelompok kecenderungan kohesi bertambah kuat.
d. Perkembangan pribadi
Persahabatan, popularitas, konflik dengan kelompoknya, berkencan, dan
hubungan seksual, semua memghabiskan waktu dan energi remaja yang cukup
besar. Pada permulaan remaja, dan kebutuhan baru muncul, yaitu :
1) Kebutuhan akan hubungan dengan orang lain secara akrab dimana dia dapat
menyampaikan perasaan-perasaannya dan pemikiran-pemikirannya.
2) Kebutuhan untuk kepuasan seks. Tugas remaja dalah mengembangkan
keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain secara akrab dan mulai
mengembangkan hubungan yang akan menuju pilihan partner untuk kepuasan
seks.
e. Keintiman
Harry Stack Sullivan (1953) menyampaikan suatu hipotesis untuk
mengambarkan perubahan dalam hubungan penting anak sampai dewasa. Menurut
Sullivan, tingkah laku manusia dibentuk oleh usaha kita untuk tetap menjalin
hubungan dengan orang lain secara enak dan menyenangkan. Kita sering
bertindak untuk menghindari kecemasan akan retaknya hubngan dengan orang
lain. Hubungan manusia berkembang, seperti anak juga berkembang. Karena
hubungan makin luas, keterampilan sosial baru diperlukan dan anak-anak
perlahan-lahan bergabung dengan masyarakat luas. Hubungan dengan orang lain
dan perasaan aman adalaah kebutuhan manusia yang paling penting dan ini
memberikan motivasi untuk tingkah laku sosial dan perkembangan.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diane Baumrind(1983) mengidentifikasikan tiga gaya orang tua dalam
mendidik anaknya, meliputi :Tingkat kontrol orang tua terhadap anak., Kejelasan
komunikasi orang tua dan anak., Tuntutan orang tua kepada anak untuk menjadi
matang.
1. Orang tua otoriter (authoritarian parents)
2. Orang tua yang permisif ( cenderung membiarkan dan tidak tegas)
3. Orang tua yang dapat dipercaya (authoritative)
Walaupun remaja umumnya bahagia dan optimis, mereka juga mempunyai
banyak ketakutan, seperti : tidak diterima oleh kelompoknya, tidak mempunyai
sahabat, dihukum oleh orang tua, mempunyai orang tua yang bercerai, tidak
melaksanakan tugas sekolah, dan sakit hati. Emosi lain dari masa ini meliputi marah
(ketakutan tidak dapat mengontrol kemarahan), merasa bersalah, frustasi, dan iri hati.
Pra remaja membutuhkan bantuan dalam menyadari bahwa emosi-emosi ini adalah
sesuatu yang wajar sebagai bagian dari pertumbuhan mereka.
Perkembangan remaja dimulai dengan masa puber, yaitu sekitar 12-14 tahun.
Masa puber atau permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan
intelektual berkembang sangat cepat. Berikut adalah beberapa konsep dalam
perkembangan sosio-emosional pada masa remaja hingga dewasa yang diambil secara
umum dari teori psikososial Erickson:
a) Identitas
b) Otonomi
c) Penyesuaian diri
d) Perkembangan pribadi
e) keintiman
7