hubungan antara pola asuh otoritatif orangtua … · masa dewasa. masa ini mencakup perubahan...

161
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA DAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA PERTENGAHAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Lintang Hari Tanhanasashi Purnama NIM : 139114024 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA DAN

KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA PERTENGAHAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Lintang Hari Tanhanasashi Purnama

NIM : 139114024

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

iv

HALAMAN MOTTO

Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat,

ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta,

menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat, dan setiap orang yang

mengetuk, baginya pintu dibukakan.

(Matius 7:7-8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk papa, mama, dan adik-adikku yang aku

sayangi, terimakasih untuk segala bentuk dukungan, doa, dan perhatian yang telah

dicurahkan bagiku.

Teruntuk saudaraku, para sahabat serta teman-temanku seperjuangan,

terimakasih atas segala bentuk dukungan yang diberikan.

Teruntuk diri saya sendiri, terimakasih untuk semua bentuk usaha yang

telah dilakukan, sehingga tugas akhir ini dapat selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

vii

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA DAN

KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA PERTENGAHAN

Lintang Hari Tanhanasashi Purnama

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh

otoritatif orangtua dan kecerdasan emosional pada remaja pertengahan. Hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara pola asuh

otoritatif orangtua dan kecerdasan emosional pada remaja pertengahan. Jenis

penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasional.

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 182 remaja pertengahan yang berusia 15

hingga 18 tahun. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala pola asuh

otoritatif orangtua yang terdiri dari skala pola asuh otoritatif ayah dan skala pola

asuh ototitatif ibu serta skala kecerdasan emosional. Skala pola asuh otoritatif

ayah memiliki koefisien reliabilitas sebesar (α = 0,909), skala pola asuh otoritatif

ibu sebesar (α = 0,902), dan skala kecerdasan emosional sebesar (α = 0,901).

Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Spearman’s rho karena persebaran

data bersifat tidak normal. Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi positif

yang signifikan antara pola asuh otoritatif orangtua dan kecerdasan emosional,

yaitu sebesar r = 0,478 dengan signifikansi 0,00 (p < 0,05), sehingga hipotesis

dalam penelitian ini diterima. Lebih lanjut hasil analisis korelasi pada masing-

masing pola asuh otoritatif orangtua mendapatkan hasil yaitu pola asuh otoritatif

ayah r = 0,462 dengan signifikansi 0,00 (p < 0,05), pola asuh otoritatif ibu r =

0,449 dengan signifikansi 0,00 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan adanya

hubungan positif dan signifikan antara pola asuh otoritatif orangtua dan

kecerdasan emosional. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa semakin remaja

pertengahan mengalami pola asuh orangtua yang otoritatif maka semakin tinggi

kecerdasan emosional yang dimiliki.

Kata kunci : pola asuh otoritatif orangtua, kecerdasan emosional, remaja

pertengahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

viii

CORRELATION BETWEEN AUTHORITATIVE PARENTING AND

EMOTIONAL INTELLIGENCE IN MIDDLE ADOLESCENTS

Lintang Hari Tanhanasashi Purnama

ABSTRACT

This research is aimed to know the correlation between authoritative

parenting and emotional intelligence in middle adolescents. Hypothesis that

proposed in this research is there was a positive correlation between authoritative

parenting and emotional intelligence in middle adolescents. This research was a

quantitative research with correlational method. Subject in this research was 182

middle adolesents aged 15 to 18 years old. Data instrument be used were the

scale of authoritative parenting that consist of father’s authoritative parenting

scale, mother’s authoritative parenting scale and emotional intelligence scale.

The reliability coefficient of father’s authoritative parenting scale was (α =

0,909), the reliability coefficient of mother’s authoritative parenting scale was (α

= 0,902), and the reliability coefficient of emotional intelligence scale was (α =

0,901). The tecnique of analysis data being used was Spearman’s Rho correlation

test because data on were not normal. The result of data analyze showed that

there was a significant positive correlation between authoritative parenting and

emotional intelligence, that the score of correlation was r = 0,478 (p < 0,05). So,

the hypothesis in this research was accepted. Further, this research also analysis

correlation in each authoritative parenting, the result of score correlation father’s

authoritative parenting was r = 0,462 (p < 0,05), mother’s authoritative

parenting was r = 0,449 (p < 0,05). The result indicated a positive correlation

between authoritative parenting and emotional intelligence. It was means that the

more middle adolescents experience authoritative parenting, the higher level of

emotional intelligence.

Keywords : authoritative parenting, emotional intelligence, middle adolescents

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

yang telah melimpahkan berkat, kasih, serta bimbinganNya kepada saya selama

proses penulisan skripsi ini, sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan antara

Pola Asuh Otoritatif Orangtua dan Kecerdasan Emosional pada Remaja

Pertengahan” ini dapat terselesaikan.

Saya juga menyadari bahwa terdapat banyak pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini secara langsung maupun tak langsung. Oleh karena

itu, saya ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Monica E. Madyaningrum, M.App., Ph.D. selaku Kepala Program Studi

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dr. Maria Laksmi Anantasari, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi.

Terimakasih banyak atas segala bentuk dukungan, nasehat, saran, serta telah

dengan sabar membimbing dan membantu saya menulis dari awal hingga

berproses sampai akhir.

4. Bapak Minta Istono, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik atas

dukungan motivasi dan nasehat yang diberikan selama perkuliahan.

5. Dosen-dosen dan staff Fakultas Psikologi atas ilmu-ilmu Psikologi yang

telah diajarkan dan nasehat yang diberikan selama proses perkuliahan.

6. Papa dan mama tersayang. Terimakasih atas segala bentuk dukungan,

perhatian, kasih sayang dan doa-doa yang diberikan selama proses

pengerjaan skripsi ini hingga selesai.

7. Adik-adik dan sepupu-sepupu tersayang: Wulan, Dimas, Tevtia, Nissa,

Bimo, Koh Yen, dan Mbak Ganes. Terimakasih atas segala bentuk

dukungan, semangat, serta doa-doa yang diberikan.

8. Para sahabat SMA: Era, Hana, dan Kirana, atas segala bentuk dukungan dan

waktu yang diberikan ketika membantu peneliti mengambil data penelitian.

Terimakasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

xi

9. Para sahabat masa kecil: Ayu dan Puspa, yang selalu menjadi tempat

sharing bagi peneliti. Terimakasih banyak atas waktu serta setiap dukungan

yang diberikan selama proses penulisan skripsi ini.

10. Para sahabat semasa perkuliahan: Andina, Syifa, dan Jeje. Terimakasih

banyak untuk setiap waktu yang dihabiskan bersama, untuk setiap canda dan

tawa, untuk setiap dukungan semangat, perhatian dan doa yang diberikan

selama proses pengerjaan skripsi ini hingga selesai.

11. Sobat seperjuangan mengerjakan skripsi: Elcia dan Anas, yang selalu

menjadi tempat sharing bagi peneliti, terimakasih telah menemani peneliti

ketika menghadapi masa sulit, dan terimakasih pula untuk setiap motivasi

yang diberikan selama proses pengerjaan skripsi.

12. Teman-teman dekat semasa perkuliahan: Phina, Nia, Monica, Tasya, Mita,

Visky, Panca, dan Aji. Terimakasih banyak untuk segala bantuan, dukungan

serta hiburan yang diberikan selama proses pengerjaan skripsi ini hingga

selesai.

13. Teman-teman Psikologi kelas C. Terimakasih atas dinamikanya selama

proses perkuliahan dan segala bentuk dukungan yang diberikan kepada

peneliti.

14. Panti KPU 2017: Vea, Hans, Niko, Intan, Dito, Dea, Detta, Gorbi, Novi, dan

Bambang. Terimakasih untuk dukungan semangat yang diberikan selama

proses pengerjaan skripsi.

15. Teman-teman seperjuangan bimbingan Bundadari: Redita, Nia, Vivi,

Praswin, Dhani, Tom, dan Ariston. Terimakasih untuk setiap saran,

dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

16. Ibu Dra. Baniyah selaku kepala sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta dan

Ibu Dra Hermintarsih selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Sleman yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian

di sekolah yang beliau-beliau pimpin.

17. Seluruh responden dalam penelitian ini, terimakasih atas partisipasinya

dalam mengisi skala-skala dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................ ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 13

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 13

1. Manfaat teoretis ...................................................................... 13

2. Manfaat praktis ....................................................................... 14

BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................... 15

A. Kecerdasan Emosional ................................................................. 15

1. Definisi kecerdasan emosional ............................................... 15

2. Aspek-aspek kecerdasan emosional ....................................... 16

3. Faktor-faktor pembentuk kecerdasan emosional ................... 18

B. Pola Asuh Otoritatif ..................................................................... 20

1. Definisi pola asuh otoritatif .................................................... 20

2. Aspek-aspek pola asuh otoritatif ............................................ 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

xiii

C. Perkembangan remaja pertengahan .............................................. 22

D. Dinamika hubungan ..................................................................... 25

E. Skema penelitian .......................................................................... 30

F. Hipotesis ....................................................................................... 30

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 31

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 31

B. Identifikasi Variabel .................................................................... 31

C. Definisi Operasional ................................................................... 31

1. Pola asuh otoritatif orangtua ................................................. 31

2. Kecerdasan emosional ........................................................... 32

D. Subjek Penelitian ......................................................................... 32

E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 33

1. Skala pola asuh otoritatif orangtua ...................................... 35

2. Skala kecerdasan emosional ................................................ 36

F. Mutu Alat Ukur ........................................................................... 36

1. Validitas ............................................................................... 36

2. Kuantifikasi validitas isi ...................................................... 37

3. Seleksi item .......................................................................... 38

4. Reliabilitas ........................................................................... 42

G. Metode Analisis Data .................................................................. 43

1. Uji asumsi ............................................................................ 43

2. Uji hipotesis ......................................................................... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 45

A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 45

B. Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................... 46

C. Deskripsi Data Penelitian......................................................... 47

D. Analisis Data ............................................................................. 49

1. Uji asumsi ............................................................................ 49

2. Uji hipotesis ......................................................................... 50

E. Analisis Tambahan ................................................................... 52

F. Pembahasan .............................................................................. 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

xiv

G. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 64

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 65

A. Kesimpulan ............................................................................... 65

B. Saran ......................................................................................... 65

1. Bagi remaja........................................................................... 65

2. Bagi penelitian selanjutnya .................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 67

LAMPIRAN ................................................................................................ 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pemberian nilai skor skala likert ............................................... 34

Tabel 2. Blueprint skala pola asuh otoritatif ayah sebelum uji coba ....... 35

Tabel 3. Blueprint skala pola asuh otoritatif ibu sebelum uji coba ......... 36

Tabel 4. Blueprint skala kecerdasan emosional sebelum uji coba .......... 36

Tabel 5. Blueprint skala pola asuh otoritatif ayah setelah uji coba ......... 39

Tabel 6. Blueprint skala pola asuh otoritatif ayah setelah uji coba ......... 39

Tabel 7. Blueprint skala pola asuh otoritatif ibu setelah uji coba ........... 40

Tabel 8. Blueprint skala pola asuh otoritatif ibu setelah uji coba ........... 40

Tabel 9. Blueprint skala kecerdasan emosional setelah uji coba ............ 41

Tabel 10. Blueprint skala kecerdasan emosional setelah uji coba ............ 41

Tabel 11. Deskripsi subjek penelitian ....................................................... 47

Tabel 12. Hasil mean empirik dan mean teoretik ...................................... 48

Tabel 13. Hasil uji normalitas ................................................................... 49

Tabel 14. Hasil uji linearitas kecerdasan emosional dengan pola asuh

otoritatif ayah dan ibu ...............................................................

50

Tabel 15. Hasil uji korelasi kecerdasan emosional dengan pola asuh

otoritatif ayah dan ibu...............................................................

51

Tabel 16. Hasil sumbangan variabel pola asuh otoritatif orangtua............ 52

Tabel 17. Hasil uji korelasi masing-masing skala otoritatif orangtua ....... 53

Tabel 18. Kategorisasi tingkat pola asuh otoritatif ayah pada remaja

pertengahan ...............................................................................

54

Tabel 19. Kategorisasi tingkat pola asuh otoritatif ibu pada remaja

pertengahan ...............................................................................

55

Tabel 20. Kategorisasi tingkat kecerdasan emosional pada remaja

pertengahan ...............................................................................

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Uji Coba Penelitian ..................................................... 75

Lampiran 2. Reliabilitas Skala Penelitian ................................................. 89

Lampiran 3. Skala Penelitian .................................................................... 97

Lampiran 4. Hasil Uji Mean Empirik dan Mean Teoretik ........................ 109

Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas ............................................................. 112

Lampiran 6. Hasil Uji Linearitas ............................................................... 114

Lampiran 7. Hasil Uji Hipotesis 116

Lampiran 8. Hasil Sumbangan Variabel Pola Asuh Orangtua terhadap

Variabel Kecerdasan Emosional ..........................................

118

Lampiran 9. Hasil Uji Korelasi Skala Pola Asuh Otoritatif Ayah dan

Ibu dengan Skala Kecerdasan Emosional ............................

120

Lampiran 10. Form Penilaian Validitas Isi Skala Kecerdasan Emosional.. 122

Lampiran 11. Form Penilaian Validitas Isi Skala Pola Asuh Orangtua ..... 132

Lampiran 12. Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Skala Kecerdasan

Emosional ............................................................................

140

Lampiran 13. Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Skala Pola Asuh

Otoritatif Orangtua ...............................................................

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Penelitian ............................................................ 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-kanak menuju

masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-

emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun. Masa remaja

juga ditandai dengan adanya ketegangan emosi serta perubahan suasana hati

yang disebut dengan istilah strom dan stress (Hall, dalam Santrock 2003).

Masa remaja berada pada tahap identitas versus kebingungan identitas

(Erikson, dalam Santrock 2007). Remaja berusaha menemukan siapakah

mereka sebenarnya, apa saja yang ada dalam diri mereka, dan arah mereka

dalam menjalani hidup. Remaja juga dihadapkan pada berbagai peran, mulai

dari peran pekerjaan hingga peran relasi romantik. Remaja seringkali

bereksperimen dengan berbagai peran dalam proses pencarian identitas

budayanya. Remaja yang berhasil menerima dan mengatasi peran-peran yang

saling berkonflik dapat beridentifikasi dengan sebuah penghayatan mengenai

diri yang baru. Remaja yang gagal dalam mengatasi krisis identitas akan

mengalami kebingungan identitas yang berakibat pada pembentukan identitas

diri yang negatif. Identitas diri yang negatif memungkinkan remaja

mengambil peran sebagai delinkuen atau kenakalan (Erikson, dalam Gunarsa

2004).

Kenakalan remaja mencapai puncaknya pada usia 15 tahun dan

kemudian mereda (Petersen, dalam Papalia 2008). Usia 15 tahun tergolong

dalam tahap perkembangan remaja pertengahan (Monks, Knoers & Haditono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

2

2004). Kenakalan remaja adalah perbuatan melanggar norma, aturan, atau

hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja (Marliani, 2016).

Contoh kenakalan remaja sangat luas yakni mulai dari membolos, minum-

minuman keras di bawah batas usia yang diperbolehkan, mencuri, hingga

tindakan yang berujung pada kekerasan. Data Komisi Perlindungan Anak

Indonesia (KPAI) menyebutkan bahwa jumlah kekerasan antar siswa

meningkat setiap tahunnya. Sepanjang tahun 2013, telah terjadi 255 kasus

kekerasan yang menewaskan 20 siswa di seluruh Indonesia. Jumlah ini

hampir dua kali lipat lebih banyak dari tahun 2012 yang mencapai 147 kasus

dengan jumlah tewas mencapai 17 siswa. Tahun 2014 lalu, KPAI telah

menerima 2.737 kasus atau 210 kasus setiap bulannya, termasuk kasus

kekerasan dengan pelaku anak-anak yang ternyata naik hingga 10 persen.

KPAI bahkan memprediksi tahun 2015 angka kekerasan dengan pelaku anak-

anak, akan meningkat sekitar 12 hingga 18 persen (Kompasiana, 25 Mei

2016).

Fenomena kekerasan antar pelajar di Yogyakarta semakin

memprihatinkan. Kapolda DIY Brigjen (Pol) Ahmad Dofiri mengemukakan

bahwa fenomena kekerasan pelajar yang dikenal dengan istilah klitih

mengalami peningkatan. Kapolda DIY Brigjen (Pol) Ahmad Dofiri

mengungkapkan bahwa klitih identik dengan segerombolan remaja yang ingin

melukai atau melumpuhkan lawannya dengan kekerasan. Ironisnya klitih juga

sering kali melukai lawannya dengan benda-benda tajam seperti: pisau, gir,

pedang samurai, dll. Selama tahun 2016, jumlah kasus klitih meningkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

3

menjadi 43 kasus dan menyebabkan seorang pelajar tewas dikeroyok.

Ironisnya, para pelaku masih berusia 14 hingga 18 tahun. Polisi mendapati

dua bilah senjata tajam jenis celurit ketika menangkap pelaku. Pelaku

menggunakan salah satu senjata tajam tersebut untuk membacok korban

(Detik News, 29 Desember 2016). Pada bulan Maret tahun 2017, telah

kembali terjadi penganiayaan pelajar. Korban sempat dipukul menggunakan

helm dan ditendang sepeda motornya hingga terjatuh. Pelaku kemudian

memukuli korban hingga korban mengalami luka-luka (Koran Sindo, 21

Maret 2017). Pada tahun 2018, polisi telah kembali menangkap empat

anggota gerombolan klitih atas kasus kepemilikan senjata tajam. Keempat

pelaku yang tergolong masih remaja ini diamankan karena terbukti sebagai

pemilik pedang, celurit, kapak serta sabuk berkepala gir. Hasil interogasi dan

pemeriksaan membuktikan bahwa beberapa senjata tajam tersebut akan

digunakan untuk tawuran dengan kelompok lain (KRJogja, 16 Maret 2018).

Berdasarkan fenomena klitih yang telah dibahas sebelumnya, salah

satu faktor yang terkait dengan fenomena klitih adalah sisi emosional remaja

yang berkontribusi terhadap perkembangan identitas remaja. Remaja

pertengahan pada rentang usia 15 sampai dengan 18 tahun, seharusnya telah

mampu mengarahkan dirinya dan mulai mengembangkan kematangan

tingkah laku Konopka dan Ingersoll (dalam Agustiani 2009), namun,

kenyataannya pada rentang usia tersebut remaja justru melakukan aksi klitih.

Berdasarkan hal tersebut, emosi menjadi bagian penting dalam tahap

perkembangan remaja. Goleman (1995) mendefinisikan emosi sebagai suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

4

perasaan, pikiran yang khas, serta suatu keadaan biologis dan psikologis yang

mendorong seseorang untuk bertindak. Guna menghindari dan menyelesaikan

permasalahan yang terkait dengan emosi, hendaknya remaja tidak hanya

memerlukan kemampuan intelektual yang baik, melainkan juga kemampuan

mengelola emosinya atau kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional dijelaskan Goleman (1995) sebagai

kemampuan seseorang mengatur emosinya dengan inteligensi, menjaga

keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui kesadaran diri,

pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Kesadaran

diri mencakup kemampuan refleksi diri yang membantu pikiran merasakan

emosi yang sedang terjadi. Kemampuan pengendalian diri merupakan

pengendalian tindakan emosional yang berlebihan sehingga mampu

mengurangi munculnya kecemasan, amarah yang meluap-luap hingga

gangguan emosional yang berlebihan. Motivasi diri mencakup optimisme dan

harapan yang mendorong seseorang untuk mampu bertahan serta berusaha

bangkit ketika menghadapi kegagalan. Empati dijelaskan sebagai kemampuan

untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh orang lain (Goleman, 1995).

Empati dapat membantu anak bertingkah altruistik dan akhirnya

memunculkan rasa kemanusiaan ketika anak tersebut beranjak remaja

(Demon, dalam Santrock 2003). Keterampilan sosial merupakan kemampuan

terakhir yang menjadi hal penting dari kecerdasan emosional (Goleman,

1995). Kemampuan ini dijelaskan sebagai keterampilan berhubungan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

5

orang lain dan merupakan kecakapan sosial yang mendukung keberhasilan

dalam pergaulan.

Kemampuan-kemampuan yang merupakan aspek dari kecerdasan

emosional seperti kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan

keterampilan sosial perlu dikembangkan guna meminimalkan terjadinya

perilaku kenakalan pada remaja. Hal tersebut didukung oleh studi terdahulu

oleh Shahzad, Salman, Begum, dan Khan (2013), yang menemukan hasil

bahwa terdapat hubungan signifikan negatif antara sifat kecerdasan emosional

dengan agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, permusuhan, dan total agresi

pada remaja di Karachi, Pakistan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional seorang remaja, maka

semakin rendah resiko melakukan agresi fisik pada orang lain.

Penelitian lain menemukan hasil bahwa kecerdasan emosional

berhubungan dengan tipe kepribadian. Penelitian James, Bore, dan Zito

(2012), menemukan hasil bahwa responden dengan kecerdasan emosional

tinggi cenderung lebih menyenangkan karena memiliki tipe kepribadian yang

cenderung extraversion, dan memiliki kecenderungan tipe kepribadian

neurotic yang rendah.

Penelitian selanjutnya mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional

berhubungan dengan bidang akademik remaja. Hasil penelitian Kumar,

Mehta, dan Maheshwari (2013), terhadap remaja di Jaipur India, menemukan

bahwa siswa dengan kecerdasan emosional tinggi memiliki motivasi

berprestasi yang lebih tinggi dan memiliki penyesuaian yang lebih baik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

6

pendidikan dibandingkan siswa dengan kecerdasan emosional rendah.

Individu dengan kecerdasan emosional tinggi juga menunjukkan kinerja yang

lebih sukses daripada individu dengan kecerdasan emosional yang rendah

(Noorbakhsh, Besharat, & Zarei, 2010). Hasil penelitian lain menunjukkan

bahwa anak-anak dengan kecerdasan emosional rendah akan lebih mungkin

mengalami kesulitan untuk membuat pilihan sehingga merugikan diri sendiri,

memiliki permasalahan dalam menghadapi stres, cenderung pemarah

sehingga menjadi tidak bahagia (Sung, 2011).

Terdapat beberapa faktor penting yang memengaruhi perkembangan

kecerdasan emosional pada anak diantaranya karakter anak, neurofisiologi

dan tingkat kognitif anak (Eisenberg & Morris; Goldsmith & Davidson,

dalam Ulutas & Omeroglu, 2012). Tinggi rendahnya kecerdasan emosional

seorang anak juga tidak terlepas dari adanya pengaruh lingkungan sosial anak

yang meliputi hubungan dengan keluarga dan lingkungan pertemanan anak.

Lingkungan keluarga adalah yang terpenting dalam hal ini (Cole, Martin, &

Denis; Parke, Walden & Smith, dalam Ulutas & Omeroglu 2012). Keluarga

merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memengaruhi

perkembangan emosi dan kompetensi sosial anak (Bhatia, 2012). Goleman

(1995), juga mengungkapkan bahwa kehidupan dalam keluarga merupakan

sekolah pertama seorang anak untuk mempelajari emosi. Seorang anak,

melalui lingkungan keluarga, dapat belajar bagaimana merasakan

perasaannya sendiri dan bagaimana orang lain menanggapi perasaannya,

sehingga pembentukan kecerdasan emosional berkaitan dengan pola asuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

7

yang diterapkan oleh orangtua. Penting untuk mempelajari bagaimana anak-

anak dapat mengembangkan kecerdasan emosional yang baik, sementara

pembentukan kemampuan kecerdasan emosional dapat dilatih, disposisi

kepribadian dapat terbentuk melalui pengasuhan yang terkait dengan interaksi

anak dengan orangtua (Alegre, 2011). Jahja (2011) menambahkan bahwa

hubungan dengan orangtua atau pengasuh merupakan dasar bagi

perkembangan emosional dan sosial seorang anak. Berdasarkan hal tersebut,

pola asuh orangtua merupakan lingkungan sosial pertama dan dasar bagi

perkembangan emosional anak sebelum anak tersebut masuk dalam

lingkungan sosial pertemanan maupun lingkungan sekolah, sehingga peneliti

berfokus pada variabel pola asuh orangtua sebagai antecedent pembentuk

kecerdasan emosional pada remaja.

Pola asuh adalah cara orangtua membesarkan anak dengan memenuhi

kebutuhan, memberi perlindungan, mendidik, serta memengaruhi tingkah

laku anak dalam kehidupan sehari-hari (Baumrid, dalam Papalia 2014). Pola

asuh melibatkan proses mendidik, mendidik diartikan sebagai proses

memelihara dan memberi ajaran tidak hanya tentang kecerdasan pikiran

melainkan pula tentang akhlak (KBBI, 1995). Pola asuh dijelaskan oleh

Baumrind (1991) ke dalam tiga tipe yaitu, pengasuhan otoritarian, otoritatif

dan permisif. Pengasuhan otoritarian adalah pola yang membatasi dan bersifat

mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk orangtua. Orangtua otoritarian

membuat batasan dan kendali yang tegas terhadap remaja dan hanya

melakukan sedikit komunikasi verbal. Pengasuhan otoritatif merupakan jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

8

pengasuhan yang mendorong remaja untuk bebas namun orangtua tetap

memberikan batasan yang jelas dan tetap mengendalikan tindakan-tindakan

remaja. Orangtua otoritatif melakukan komunikasi verbal yang timbal balik

dan bersikap hangat pada remaja. Terdapat dua tipe dalam pengasuhan

permisif, yaitu permisif memanjakan dan pengasuhan permisif tidak peduli

Maccoby dan Martin (dalam Santrock 2003). Pada pola asuh permisif tidak

peduli, orangtua sangat tidak ikut campur dalam kehidupan remaja,

sedangkan pada pola asuh permisif memanjakan, orangtua sangat terlibat

tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan remaja.

Baumrind (dalam Santrock 2003) meyakini bahwa orangtua

seharusnya tidak bersifat menghukum maupun menjauhi remaja, tetapi

sebaliknya yaitu membuat peraturan dan menyayangi mereka. Gray dan

Steinberg (dalam Papalia, Olds & Feldam 2008) menambahkan bahwa

sebagian besar remaja dapat menjadi unggul dalam bidang kehidupan jika

mereka memiliki orangtua yang responsif. Adanya tingkat responsif

(kehangatan) yang tinggi disertai dengan adanya tuntutan (kontrol) terhadap

perilaku anak adalah dua ciri yang mendeskripsikan pola asuh otoritatif

(Baumrind, 1971). Orangtua otoritatif tidak hanya bersikap responsif dan

menggunakan tuntutan sesuai dengan perkembangan anak, tetapi juga penuh

kasih sayang dan berkomunikasi secara lebih efektif (Baumrind, dalam

Alegre 2011). Pola asuh otoritatif mengandung aspek-aspek yang meliputi

penerimaan dan keterlibatan, kendali serta pemberian otonomi (Berk, 2012).

Anak dari orangtua otoritatif cenderung mandiri, ceria, percaya diri,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

9

berprestasi, dapat menjaga hubungan persahabatan dengan teman sebayanya,

bersikap kooperatif dengan orang dewasa serta mampu mengatasi stres

dengan baik (Santrock, 2004).

Penelitian terbaru yang dilakukan berfokus pada penyelidikan

hubungan dengan membandingkan berbagai jenis pola pengasuhan dan

kecerdasan emosional (Nastasa & Sala, 2012; Mohammadyari, 2013; Shalini

& Balakrishna, 2013; Aslani, Derikvandi & Dehghani, 2015; Amandeep,

2017). Hasil perbandingan menunjukkan bahwa pola pengasuhan otoritatif

berkorelasi positif dengan kecerdasan emosional pada remaja (Nastasa &

Sala, 2012; Mohammadyari, 2013; Shalini & Balakrishna, 2013; Aslani et al.,

2015; Amandeep, 2017), sedangkan terdapat korelasi negatif antara pola asuh

otoritarian dengan kecerdasan emosional (Nastasa & Sala, 2012) dan korelasi

negatif antara pola asuh permisif dengan kecerdasan emosional (Amandeep,

2017).

Hasil beberapa penelitian yang telah dibahas sebelumnya

menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif telah menjadi prediktor pembentuk

kecerdasan emosional. Pola asuh otoritatif dianggap sebagai pola pengasuhan

paling efektif untuk diterapkan karena dapat membantu perkembangan

karakter remaja dan berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang kompeten

(Baumrind, dalam Papalia et al., 2009). Papalia (2014), menambahkan bahwa

pengasuhan yang efektif dapat mencegah masalah-masalah perilaku pada

remaja, sehingga penelitian ini lebih berfokus pada pola asuh otoritatif

sebagai variabel bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

10

Akan tetapi terdapat hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa

tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asuh otoritatif dan

kecerdasan emosional (Alegre, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Joshi

dan Dutta (2015), juga menunjukkan hasil bahwa aspek-aspek pola asuh

otoritatif tidak berkorelasi positif dengan keseluruhan aspek pada kecerdasan

emosional, aspek pola asuh otoritatif hanya berkorelasi positif pada aspek

motivasi diri dan keterampilan sosial remaja. Penelitian lain yang dilakukan

oleh Kim, Triandis, Kaagitcibasi, Chi dan Yoon (dalam Shalini &

Balakrishna, 2013), menunjukkan hasil bahwa pola pengasuhan orangtua

sebagian besar dipengaruhi oleh budaya yang melekat pada masyarakatnya,

seperti pola asuh otoritatif yang mencerminkan budaya individualistik dan

cenderung diterapkan di negara barat. Berdasarkan ulasan sebelumnya,

terdapat adanya inkonsistensi hasil penelitian, sehingga perlunya penelitian

mengenai hubungan antara variabel pola asuh otoritatif orangtua dan variabel

kecerdasan emosional dilakukan kembali.

Penelitian ini berfokus untuk mengetahui hubungan pola asuh otoritatif

orangtua yang terdiri dari ayah serta ibu dengan kecerdasan emosional pada

remaja pertengahan. Terdapat dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini

yaitu variabel pola asuh otoritatif orangtua sebagai variabel bebas, yang pada

analisisnya dipisahkan antara variabel pola asuh otoritatif ayah dan variabel

pola asuh otoritatif ibu serta variabel kecerdasan emosional sebagai variabel

tergantung. Pola asuh orangtua yang dimaksud dalam penelitian ini

merupakan hasil persepsi remaja pertengahan. Pola asuh dapat dipersepsikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

11

oleh anak melalui aktivitas penginderaan, sehingga anak memiliki suatu

kesan atau pendapat mengenai pola asuh yang diterapkan oleh orangtuanya

(Berk, 2012).

Pada penelitian-penelitian sebelumnya, alat ukur pola asuh yang

digunakan berupa alat ukur pola asuh orangtua (Nastasa & Sala, 2012;

Mohammadyari, 2013; Shalini & Balakrishna, 2013; Aslani et al., 2015;

Amandeep, 2017), padahal orangtua yang dimaksud terdiri dari ayah dan ibu.

Ayah dan ibu adalah dua individu berbeda yang tinggal bersama membentuk

suatu keluarga, tentunya dalam hal ini terdapat perbedaan diantara keduanya.

Perbedaan tersebut diantaranya perbedaan kepribadian yang meliputi tingkat

kedewasaan, tenaga, kesabaran, intelegensi, dan sikap, kemudian sejarah

perkembangan masing-masing figur orangtua, tingkat pengetahuan dan

kepercayaan (Berns, Martin & Colbert, dalam Silalahi & Meinarno, 2010),

selain itu, faktor pendidikan, budaya, status sosial ekonomi, pengaruh

pasangan serta temperamen yang dimiliki masing-masing figur orangtua dan

anak turut pula memengaruhi pola pengasuhan terhadap anak Belsky (dalam

Joseph & Jilly 2008).

Roslina (dalam Silalahi & Meinarno, 2010) memaparkan adanya

perbedaan sentuhan dari apa yang ditampilkan oleh ayah dan ibu. Ibu

cenderung menumbukan perasaan mengasihi dan mencintai pada anak

melalui interaksi yang melibatkan sentuhan fisik dan kasih sayang. Ibu

menumbuhkan kemampuan berbahasa pada anak melalui kegiatan bercerita

dan mendongeng, serta melalui kegiatan yang lebih dekat, seperti berbicara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

12

dari hati ke hati pada anaknya. Berbeda dengan ibu, ayah cenderung

menumbukan rasa percaya diri dan kemampuan pada anak melalui kegiatan

bermain yang melibatkan fisik, ayah juga cenderung menumbuhkan

kebutuhan akan prestasi pada anak dengan mengenalkan anak pada berbagai

cita-cita.

Terdapat pula perbedaan peran gender antara ibu dan ayah, dimana

perempuan bersifat lemah lembut, keibuan, sabar, pengertian, empati,

mengayomi, dan cenderung tunduk patuh pada suami, sedangkan laki-laki

lebih bersifat dominan, lebih kuat, tegas, decision maker, dan bertindak

sebagai kepala keluarga yang mampu melindungi serta mampu memberi

nafkah (Herdiansyah, 2016). Herdiansyah (2016), menambahkan bahwa pada

sebagian besar masyarakat, ayah memiliki waktu yang lebih sedikit untuk

berinteraksi dengan anaknya ketimbang ibu karena ayah mengambil peran

sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga.

Berdasarkan perbedaan-perbedaan yang telah dipaparkan sebelumnya,

hal tersebut menunjukkan bahwa ayah dan ibu sebagai dua individu berbeda,

memungkinkan perbedaan dalam pola pengasuhannya, sehingga perlu

dilakukan analisis terpisah terkait pola asuh antara ayah dan ibu. Kebaruan

dalam penelitian ini terletak pada skala pola asuh otoritatif ayah dan skala

pola asuh otoritatif ibu yang disajikan dalam skala yang berbeda serta segi

lokasi penelitian yang juga berbeda.

Rentang usia responden dalam penelitian ini yaitu 15 hingga 18

tahun. Rentang usia tersebut tergolong dalam tahap perkembangan remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

13

pertengahan. Goleman berspekulasi bahwa kemungkinan kecerdasan

emosional dibentuk pada pertengahan masa remaja, ketika bagian otak yang

mengontrol setiap tindakan terhadap emosi remaja menjadi sempurna (dalam

Papalia 2008).

Guna mengukur kecenderungan pola asuh otoritatif orangtua, peneliti

menggunakan perspektif dari remaja pertengahan baik laki-laki dan

perempuan terhadap persepsi mengenai pola asuh yang diterapkan oleh

orangtuanya, semakin orangtua menggunakan pola asuh yang cenderung

otoritatif seperti yang dipersepsikan oleh remaja, diharapkan remaja

pertengahan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara pola asuh otoritatif orangtua dan

kecerdasan emosional pada remaja pertengahan?

1. Apakah terdapat hubungan antara pola asuh otoritatif ayah dan kecerdasan

emosional pada remaja pertengahan?

2. Apakah terdapat hubungan antara pola asuh otoritatif ibu dan kecerdasan

emosional pada remaja pertengahan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh

otoritatif orangtua dan kecerdasan emosional pada remaja pertengahan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam

pengembangan bidang psikologi perkembangan, khususnya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

14

berhubungan dengan pola asuh otoritatif orangtua dan kecerdasan

emosional.

2. Manfaat praktis

a. Bagi orangtua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wacana

reflektif mengenai pentingnya pola asuh otoritatif orangtua dalam

upaya mengembangkan kecerdasan emosional pada remaja

pertengahan.

b. Bagi remaja pertengahan dan pihak sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wacana

reflektif mengenai pentingnya menumbuhkan kecerdasan emosional di

samping kecerdasan intelektual guna meminimalkan perilaku

kenakalan pada tahap perkembangan remaja pertengahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kecerdasan Emosional

1. Definisi kecerdasan emosional

Peter Salovey dan John Mayer mencetuskan istilah kecerdasan

emosional pertama kali pada tahun 1990. Salovey dan Mayer

menjelaskan kecerdasan emosional sebagai kemampuan mengenali

emosi diri sendiri maupun emosi orang lain serta menggunakannya

untuk memandu pikiran dan tindakan (Salovey & Grewal, 2005).

Goleman (1995), mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

kemampuan seseorang untuk mengatur emosinya dengan inteligensi

melalui kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan

keterampilan sosial. Pengertian lain mengenai kecerdasan emosional

diungkapkan oleh Bar-On pada tahun 1992 yang menyatakan bahwa

kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan yang meliputi

emosi dan sosial yang memengaruhi seseorang untuk mengatasi

tuntutan dan tekanan dari lingkungannya (dalam Goleman, 1995).

Patton (1998) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif guna

membangun hubungan produktif dengan orang lain, mencapai tujuan

dan meraih keberhasilan.

Dari beberapa definisi tersebut, peneliti menggunakan definisi

kecerdasan emosional menurut Goleman (1995) sebagai teori utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

16

yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu

menggunakan model teori kecerdasan emosional menurut Salovey dan

Mayer (1990) sebagai teori utama dalam pedoman penggunaan alat

ukur dalam penelitiannya (Noorbakhsh, et al., 2010; Asghari &

Besharat, 2011; Abdollahi, Talib, & Motalebi, 2013). Model teori

Salovey dan Mayer (1990), menerangkan bahwa kecerdasan

emosional merupakan sebuah ability (kemampuan mental), yang

berfokus pada hubungan antara kognisi dan emosi.

Berbeda dengan model kecerdasan emosional Salovey dan

Mayer, model teori Goleman yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan gabungan antara kemampuan mental dan ciri kepribadian

Al-Rfou (2012). Kecerdasan emosional menurut Goleman dijelaskan

sebagai kemampuan seseorang untuk mengatur emosi menggunakan

inteligensinya melalui kemampuan kesadaran diri, pengendalian diri,

motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

2. Aspek-aspek kecerdasan emosional

Goleman (1995) menyatakan bahwa terdapat lima aspek

kecerdasan emosional yaitu :

a. Kesadaran diri atau mengenali emosi diri

Mengenali emosi diri merupakan kemampuan seseorang

untuk mengenali perasaan diri ketika perasaan tersebut terjadi.

Kemampuan ini merupakan dasar kecerdasan emosional yang

disebut juga dengan kemampuan kesadaran diri, yakni kesadaran

seseorang akan emosinya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

17

b. Pengendalian diri atau mengelola emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk

mengatur perasaannya agar perasaan tersebut dapat diungkapkan

dengan tepat. Tujuan mengelola emosi adalah agar tercapai

keseimbangan emosi, bukan menekan emosi. Kemampuan ini

mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan

kecemasan, serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-

perasaan yang menekan.

c. Motivasi diri

Motivasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk

bertekun menahan diri terhadap kepuasan, mengendalikan

dorongan hati serta memiliki perasaan motivasi positif yang

meliputi antusiasme, gairah, optimisme dan keyakinan diri dalam

mencapai sesuatu. Memiliki motivasi diri merupakan salah satu ciri

seseorang yang memiliki harapan tinggi (Snyder, dalam Goleman

1995). Seseorang yang memiliki harapan berarti orang tersebut

tidak akan terjebak dalam kecemasan, bersikap pasrah, atau depresi

dalam menghadapi sulitnya tantangan dalam kehidupannya.

d. Empati

Empati merupakan kemampuan untuk mengenali emosi

atau peduli terhadap perasaan orang lain. Seseorang yang telah

mampu membaca perasaan dari isyarat nonverbal orang lain maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

18

orang tersebut cenderung lebih mampu menerima sudut pandang

orang lain, lebih peka dan lebih mampu mendengarkan orang lain.

e. Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial merupakan kecakapan sosial yang

memungkinkan seseorang membentuk hubungan, menggerakkan,

memengaruhi, meyakinkan dan membina kedekatan hubungan

dengan orang lain serta membuat orang lain merasa nyaman.

Kemampuan komunikasi merupakan dasar dalam keterampilan

sosial. Kemampuan ini mendukung keberhasilan dalam pergaulan

dengan orang lain. Seseorang yang tidak memiliki kecakapan ini

maka akan berdampak pada kegagalan membangun hubungan

sosial dengan lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan ulasan tersebut, terdapat lima aspek

kecerdasan emosional. Kelima aspek tersebut adalah kesadaran diri

atau mengenali emosi diri, pengendalian diri atau mengelola emosi,

motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

3. Faktor-faktor pembentuk kecerdasan emosional

Goleman (1995) menjelaskan bahwa terdapat dua faktor

pembentuk kecerdasan emosional, yaitu :

a. Faktor internal

Faktor internal pembentuk kecerdasan emosional individu

adalah emotional brain atau otak emosi. Bagian otak ini meliputi,

area neokorteks dan prefrontal, sistem limbik serta amygdala yang

berfungsi mengatur emosi. Hubungan antara bagian-bagian otak ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

19

menjelaskan mengapa emosi menjadi penting bagi nalar yang

efektif, baik dalam membuat keputusan-keputusan yang bijaksana

maupun sekedar memungkinkan individu untuk berpikir dengan

jernih. Beberapa wilayah otak yang penting bagi kehidupan

emosional paling lambat matang. Area sensorik berkembang

matang selama awal masa kanak-kanak sedangkan sistem limbik

berkembang matang pada saat pubertas. Lobus frontal sebagai

tempat kontrol emosi, pemahaman, dan respon yang bijaksana terus

berkembang hingga kurang lebih usia 16 sampai dengan 18 tahun.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang memengaruhi terbentuknya

kecerdasan emosional adalah keluarga. Orangtua yang terampil

secara emosional akan sangat membantu anak dengan memberikan

dasar keterampilan emosional yakni belajar bagaimana mengenali,

mengelola, memanfaatkan, berempati dan menangani emosi-emosi

yang muncul dalam hubungan-hubungan mereka. Interaksi di

dalam keluarga tersebut akan memengaruhi tingkah laku anak

terhadap orang lain di dalam masyarakat, sehingga orangtua

memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam mendidik

anak-anaknya. Salah satunya melalui pola asuh yang diterapkan

oleh orangtua. Hasil penelitian Salimynezhad, Poor, dan Valizade

(2015), menemukan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

20

antara pola asuh otoritatif dengan kecerdasan emosional pada

murid sekolah dasar di Makoo.

Faktor eksternal lainnya yang turut memengaruhi

terbentuknya kecerdasan emosional adalah lingkungan sosial

individu yang meliputi institusi pendidikan yaitu sekolah

(Goleman, 1995) mengatakan bahwa sekolah merupakan wadah

dan pengalaman menentukan yang akan sangat memengaruhi masa

remaja anak dan masa-masa selanjutnya. Pelajaran tentang emosi di

sekolah dapat diselipkan dalam pelajaran membaca dan menulis,

pelajaran tentang kesehatan, sains, IPS, dan mata pelajaran wajib

lainnya.

Berdasarkan ulasan tersebut, terdapat dua faktor yang

memengaruhi terbentuknya kecerdasan emosional seorang anak.

Kedua faktor tersebut yaitu faktor internal yang meliputi emotional

brain atau otak emosi dan faktor eksternal yang meliputi pola asuh

orangtua dalam keluarga serta lingkungan sosial anak yaitu melalui

sekolah.

B. Pola Asuh Otoritatif

1. Definisi pola asuh otoritatif

Pola asuh otoritatif merupakan jenis pola asuh yang mendorong

remaja untuk bebas akan tetapi tetap memberikan batasan-batasan

tertentu untuk mengendalikan tindakan-tindakan remaja, komunikasi

verbal yang berlangsung antara orangtua dan anak terjadi secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

21

timbal-balik (Santrock, 2003). Berk (2012) mengungkapkan bahwa

pola pengasuhan otoritatif merupakan pola pengasuhan yang

melibatkan penerimaan dan keterlibatan yang tinggi terhadap anak,

menggunakan pengendalian adaptif dan pemberian otonomi wajar

terhadap anak. Lamborn, Mounts, Steinberg, dan Dornbusch (dalam

Papalia 2008) menjelaskan bahwa pola pengasuhan otoritatif,

merupakan pola pengasuhan dimana orangtua bersikap tegas terhadap

peraturan, norma, dan nilai-nilai namun juga bersedia mendengar,

menjelaskan dan bernegosiasi dengan anak.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, mengacu pada definisi

yang diungkapkan oleh Berk (2012), maka dapat disimpulkan bahwa

pola asuh otoritatif merupakan pola asuh yang melibatkan penerimaan

dan keterlibatan yang tinggi terhadap anak, pengendalian adaptif serta

pemberian otonomi yang wajar terhadap anak. Definisi pola asuh

otoritatif menurut Berk, dianggap telah mewakili teori pola asuh

otoritatif.

2. Aspek-aspek pola asuh otoritatif

Menurut Berk (2012) terdapat tiga aspek dalam pola asuh

otoritatif :

a. Keseimbangan penerimaan dan keterlibatan

Orangtua dalam tipe pengasuhan otoritatif cenderung

hangat, tanggap, penuh perhatian, bersikap sabar, dan peka

terhadap kebutuhan anak. Orangtua otoritatif membangun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

22

hubungan yang menyenangkan dan memuaskan dengan anaknya

sehingga anak merasa terikat erat.

b. Aspek kendali

Orangtua otoritatif memberikan tuntutan yang wajar dan

secara konsisten mendorong dan menjelaskan kepada anak.

Orangtua otoritatif memerintahkan adanya perilaku yang matang,

memberikan alasan bagi pengecualian yang mereka berikan dan

menggunakan disiplin agar anak dapat mengatur dirinya.

c. Aspek otonomi

Orangtua otoritatif membiarkan anak mengambil keputusan

sendiri dalam bidang yang dikuasainya berdasarkan kesiapan anak,

dan mendorong anak untuk mengutarakan pikiran, perasaan, serta

keinginannya. Orangtua tetap melibatkan anak dalam pengambilan

keputusan bersama, bahkan ketika terjadi perbedaan pendapat

antara orangtua dan anak.

Berdasarkan ulasan tersebut, terdapat tiga aspek pembentuk

pola asuh otoritatif orangtua terhadap seorang anak. Ketiga aspek

tersebut yaitu keseimbangan penerimaan dan keterlibatan, kendali,

serta otonomi.

C. Perkembangan Remaja Pertengahan

Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi bagian dari

masyarakat dewasa, suatu usia dimana individu merasa sama atau paling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

23

tidak sejajar dengan dengan orang yang lebih tua (Piaget, dalam Hurlock

1991).

Papalia (2014) menjelaskan masa remaja sebagai masa transisi dari

anak-anak menuju masa dewasa yang melibatkan perubahan fisik,

emosional, kognitif dan sosial dalam beragam bentuk latar belakang

budaya yang berbeda. Pandangan ini didukung oleh Santrock (2003) yang

menjelaskan masa remaja sebagai masa transisi dari anak-anak menuju

masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-

emosional. Santrock (2003) lebih lanjut menjelaskan bahwa masa remaja

dimulai dari usia 10 sampai dengan 13 tahun dan berakhir antara usia 18

sampai dengan 22 tahun. Mappriare (dalam Ali & Asrori 2009)

menjelaskan masa remaja berlangsung antara usia 12 tahun sampai dengan

21 tahun bagi wanita sedangkan bagi pria berlangsung antara 13 tahun

sampai dengan 22 tahun.

Monks et al. (1999) membagi fase-fase masa remaja menjadi tiga

fase, yaitu fase remaja awal yang berlangsung antara umur 12 hingga 15

tahun, masa remaja pertengahan yang berlangsung antara umur 15 hingga

18 tahun, dan masa remaja akhir yaitu umur 18 hingga 21 tahun.

Pernyataan tersebut serupa dengan Kartono (1985) yang membagi masa

remaja menjadi tiga fase dengan rentang umur yang sama.

Fase remaja pertengahan yang berkisar antara umur 15 hingga 18

tahun, kepribadian remaja masih kekanak-kanakan tetapi mulai timbul

kesadaran akan kepribadian dan keadaan fisik yang dimiliki. Remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

24

pertengahan mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan mampu melakukan

refleksi diri sehingga timbul kemantapan diri sendiri (Kartono, 1985).

Pada fase ini individu sudah lebih mampu mengarahkan dirinya, mulai

mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan

impulsivitas dan mulai membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan

dengan tujuan yang ingin dicapai (Agustiani, 2009). Hal berbeda

diungkapkan Petersen (dalam Papalia 2008), yang mengatakan bahwa

pada fase remaja pertengahan ini, individu cenderung mencapai puncak

kenakalan yaitu ketika menginjak usia 15 tahun dan kemudian mereda.

Hasil penelitian tentang kecerdasan emosional pada usia remaja

pertengahan yang dilakukan oleh Saikia, Anshu, dan Mathur (2015),

menemukan hasil bahwa remaja usia 16 hingga 18 tahun memiliki tingkat

kecerdasan emosional yang lebih baik dalam manajemen interpersonal

yang meliputi aspek keterampilan sosial dibandingkan dengan kesadaran

intrapersonal yang meliputi aspek mengenali emosi diri dan kesadaran

interpersonal yang meliputi aspek empati terhadap orang lain.

Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa remaja pertengahan

cenderung memiliki kemampuan kecakapan sosial yang lebih baik

dibandingkan dengan kemampuan mengenali perasaan dirinya sendiri dan

kemampuan mengenali maupun peduli terhadap perasaan orang lain.

Sebagian remaja pertengahan juga kurang kompeten dalam kemampuan

yang berkaitan dengan manajemen intrapersonal yang meliputi aspek

mengelola emosi serta aspek motivasi diri. Hal tersebut berarti remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

25

pertengahan cenderung memiliki kemampuan yang kurang baik dalam

mengatur perasaannya dan kurangnya motivasi dalam diri. Hasil penelitian

juga menunjukkan bahwa lingkungan sosiokultural secara signifikan

berkontribusi dalam membentuk tingkat kecerdasan emosional pada

remaja.

Berdasarkan ulasan beberapa definisi yang telah dijabarkan

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa transisi

antara anak-anak menuju masa dewasa yang melibatkan perubahan

perkembangan fisik, emosional, kognitif, sosial yang berlangsung antara

usia 10 hingga 22 tahun. Mengacu pada pembagian fase masa remaja

menurut Monks, et al. (1999) bahwa masa remaja dibagi ke dalam tiga

fase. Fase remaja pertengahan berkisar antara umur 15 hingga 18 tahun,

remaja pada usia ini mulai sadar akan kepribadian dan keadaan fisik yang

dimiliki. Remaja pertengahan juga mulai menentukan nilai-nilai tertentu

dan kemudian merefleksikannya sehingga memunculkan kemantapan pada

dirinya, akan tetapi fase remaja pertengahan juga rentan akan kenakalan

yang mencapai puncaknya pada usia 15 tahun.

D. Dinamika Hubungan antara Pola Asuh Otoritatif Orangtua dan

Kecerdasan Emosional pada Remaja Pertengahan

Individu yang memasuki masa remaja menghadapi beberapa tugas

perkembangan. Masa remaja juga berada dalam tahap dimana krisis

identitas harus diselesaikan (Erikson, dalam Santrock 2003). Gunarsa

(2004), menjelaskan bahwa identitas yang dimaksud merupakan gabungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

26

dari motivasi, nilai, kemampuan, dan gaya remaja, sesuai dengan tuntutan

peran yang dibebankan. Remaja yang tidak mampu mengatasi krisis

identitas akan mengalami kebingungan identitas dan berakibat pada

pembentukan identitas diri yang negatif sehingga memunculkan

kenakalan remaja (Erikson, dalam Gunarsa 2004). Berdasarkan fenomena

kenakalan remaja, emosi menjadi hal yang penting untuk disoroti.

Goleman (1995) menyatakan bahwa emosi melatarbelakangi seseorang

untuk bertindak, sehingga dalam hal ini remaja perlu memiliki kemampuan

untuk mengelola emosinya atau dengan kecerdasan emosional.

Faktor eksternal pembentuk kecerdasan emosional berasal dari

keluarga, kemampuan kecerdasan emosional dapat dilatih dan dapat

terbentuk melalui pengasuhan yang terkait dengan interaksi anak dengan

orangtua (Alegre, 2011). Santrock (2007) mengungkapkan bahwa pola

asuh otoritatif dianggap sebagai pola pengasuhan yang paling efektif

diterapkan. Orangtua otoritatif menerapkan keseimbangan antara kendali

dan otonomi secara tepat, sehingga anak diberi kesempatan untuk mandiri

sembari orangtua memberikan standar, batas, dan panduan yang

dibutuhkan oleh anak. Orangtua otoritatif cenderung lebih melibatkan anak

dalam komunikasi verbal secara timbal balik serta memperbolehkan anak

mengutarakan pandangan mereka, sehingga jenis diskusi keluarga ini

dapat membantu anak menjadi kompeten dalam hubungan sosialnya.

Santrock (2007) lebih lanjut menjelaskan kehangatan dan keterlibatan

yang diberikan orangtua otoritatif membuat anak lebih mampu menerima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

27

pengaruh orangtua. Papalia (2014) menambahkan bahwa pengawasan

pengasuhan yang efektif dapat membantu mencegah masalah-masalah

perilaku remaja. Pola asuh otoritatif mengandung tiga aspek yang

memengaruhi terbentuknya kecerdasan emosional remaja. Ketiga aspek

tersebut yaitu penerimaan dan keterlibatan, kendali dan otonomi.

Aspek kehangatan dan keterlibatan merupakan aspek pola asuh

otoritatif yang pertama. Orangtua otoritatif cenderung hangat, tanggap,

sabar, peka dan penuh perhatian pada anak. Mashar (2011),

mengungkapkan bahwa, pemberian perhatian terhadap tahap-tahap

perkembangan kecerdasan emosional seorang anak, dapat dilakukan

orangtua dengan cara melatih anak mengenali emosi dan mengelolanya

dengan baik. Kecerdasan emosi merupakan salah satu poros keberhasilan

individu dalam berbagai aspek kehidupan sehingga perlu dikembangkan

sejak dini. Kemampuan anak mengembangkan kecerdasan emosional,

berkorelasi positif dengan keberhasilan akademis, sosial dan kesehatan

mentalnya. Santrock (2007), menambahkan bahwa anak yang memiliki

kecerdasan emosi tinggi identik dengan anak yang bahagia, bermotivasi

tinggi, dan mampu bertahan dalam menjalani berbagai kondisi stres yang

dihadapinya

Orangtua yang hangat, mendorong pengungkapan emosi, peka dan

berempati terhadap anak akan memengaruhi terbentuknya empati pada

anak sehingga anak lebih mampu berempati terhadap derita orang lain

hingga masa remaja dan masa dewasa awal (Berk, 2012). Hasil penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

28

terhadap keterlibatan dan dukungan orangtua yang positif dalam bidang

akademik anak ternyata mampu memprediksi kesejahteraan dan

keterlibatan dalam bidang akademis pada remaja (Upadyaya & Salmela-

Aro, 2013). Orangtua yang secara teratur menghadiri acara dan menjadi

sukarelawan di sekolah ternyata berpengaruh terhadap peningkatan kinerja

akademik pada anak (Blair, 2014).

Aspek pola asuh yang kedua yaitu pemberian kendali, dalam hal ini

orangtua memberikan tuntutan yang wajar terhadap anak namun bersedia

mendorong dan secara konsisten menjelaskannya. Rendahnya tingkat

kontrol orangtua pada anak-anak dikaitkan dengan adanya agresi pada

anak-anak dengan temperamen tinggi namun tidak terdapat pada anak-

anak dengan tingkat temperamen yang rendah atau sedang (Colder,

Lockman, & Wells 1997). Pola asuh otoritatif orangtua yang melibatkan

kasih sayang dan kontrol perilaku yang tinggi terbukti dapat

mengembangkan fungsi emosional seperti empati pada anak dari waktu ke

waktu (Cunningham, Kliewer, & Garner 2009; Zhou, Eisenberg, Losoya,

Fabes, Reiser, et al., 2002).

Aspek yang ketiga yaitu pemberian otonomi, orangtua membiarkan

anak mengambil keputusan berdasarkan kesiapan anak, mendorong anak

mengungkapkan perasaan, mengutarakan pikiran serta keinginannya,

ketika terjadi perbedaan pendapat, orangtua tetap melibatkan anak dalam

pengambilan keputusan bersama untuk memecahkan permasalahan yang

dihadapi (Berk, 2012). Orangtua yang membantu anak mengekspresikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

29

perasaannya dan membantu anak untuk tetap fokus memecahkan suatu

masalah akan cenderung membuat anak mampu menghadapi suatu

permasalahan secara lebih efektif sehingga anak tersebut memiliki

keterampilan sosial yang lebih baik (Hapsari, 2016). Orangtua yang

mengakui perasaan tertekan yang dialami anak serta mengenali emosi

yang dirasakan anak akan mendorong perkembangan empati dan perilaku

prososial anak (Bryant, dalam Hapsari 2016).

Berdasarkan ulasan sebelumnya, aspek kehangatan dan keterlibatan,

keseimbangan antara kendali dan otonomi orangtua yang otoritatif

memengaruhi pembentukan keterampilan sosial dan empati seorang anak

yang merupakan aspek dalam kecerdasan emosional. Dengan demikian,

remaja pertengahan yang mempersepsikan orangtua mereka baik ayah dan

ibunya memiliki pola pengasuhan otoritatif yang tinggi maka diharapkan

remaja pertengahan tersebut memiliki kecerdasan emosional yang tinggi

pula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

30

E. Skema Penelitian

F. Hipotesis

Berdasarkan paparan tersebut, hipotesis dalam penelitian ini yaitu

terdapat hubungan positif antara pola asuh otoritatif orangtua dan

kecerdasan emosional pada remaja pertengahan. Semakin tinggi

kecenderungan pola asuh otoritatif orangtua sejauh yang dipersepsikan

oleh remaja pertengahan, maka semakin tinggi kecerdasan emosional yang

dimiliki.

Pola Asuh Otoritatif Orangtua

terhadap Remaja

Pola Asuh Otoritatif Tinggi Pola Asuh Otoritatif Rendah

1. Penerimaan dan keterlibatan.

Orangtua hangat, tanggap, penuh

perhatian, sabar dan peka terhadap

kebutuhan anak

2. Kendali. Orangtua memberikan

tuntutan wajar terhadap anak dan

secara konsisten menjelaskannya

3. Otonomi. Orangtua membiarkan

anak mengambil keputusan

berdasarkan kesiapannya dan

mendorong anak mengutarakan

perasaan serta keinginannya.

1. Penerimaan dan keterlibatan.

Orangtua bersikap kurang hangat,

kurang tanggap dan kurang perhatian.

Orangtua juga kurang sabar dan

kurang peka terhadap kebutuhan

anak.

2. Kendali. Orangtua kurang

memberikan tuntutan pada anak dan

kurang konsisten dalam

menjelaskannya.

3. Otonomi. Anak kurang diberikan

kesempatan untuk mengambil

keputusan dan orangtua kurang

mendorong anak untuk mengutarakan

perasaan serta keinginannya.

Kecerdasan emosional remaja tinggi Kecerdasan emosional remaja rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menguji teori-

teori tertentu dengan meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel

diukur menggunakan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari

angka-angka dapat dianalisis berdasarkan statistik (Noor, 2011). Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh otoritatif

orangtua yang terdiri dari ayah serta ibu dan kecerdasan emosional pada

remaja pertengahan.

B. Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas : Pola asuh otoritatif orangtua

2. Variabel tergantung : Kecerdasan emosional

C. Definisi Operasional

1. Pola asuh otoritatif orangtua

Pola asuh otoritatif orangtua merupakan pola pengasuhan yang

dipersepsikan oleh remaja yang ditandai dengan adanya penerimaan

dan keterlibatan orangtua, pengendalian adaptif serta pemberian

otonomi yang wajar kepada anak. Skala pola asuh otoritatif orangtua

disusun oleh peneliti dengan mengacu pada tiga aspek yaitu,

penerimaan dan keterlibatan, kendali, serta pemberian otonomi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

32

Remaja pertengahan yang memperoleh skor total tinggi pada skala

pola asuh otoritatif orangtua, maka semakin tinggi pula kecenderungan

pola asuh otoritatif yang diterima individu tersebut. Jika remaja

pertengahan memperoleh skor total yang rendah pada skala pola asuh

otoritatif, maka semakin rendah pula kecenderungan pola asuh

otoritatif yang diterima.

2. Kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk

mengatur emosinya berdasarkan kapasitas inteligensi yang dimilikinya

melalui kemampuan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,

empati dan kemampuan keterampilan sosial. Skala kecerdasan

emosional disusun oleh peneliti dengan mengacu pada aspek kesadaran

diri atau mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi diri, empati

dan keterampilan sosial. Remaja pertengahan yang memperoleh skor

total tinggi pada skala kecerdasan emosional, maka semakin tinggi

pula kecerdasan emosional yang ada pada diri individu tersebut. Jika

skor total pada skala kecerdasan emosional yang diperoleh rendah,

maka rendah pula kecerdasan emosional yang ada pada individu

tersebut.

D. Subjek Penelitian

Pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik non-probability

sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel di mana setiap

anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama sebagai sampel (Noor,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

33

2011). Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu

suatu teknik pengambilan subjek dengan pertimbangan khusus yaitu sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian (Noor, 2011).

Penelitian ini juga menggunakan metode convenience sampling, yaitu

penentuan sampel yang didasarkan pada anggota populasi, kemudahan

dalam akses dan kesediaan (Siregar, 2013). Subjek dalam penelitian ini

berjumlah 182 orang dengan rentang usia 15 sampai dengan 18 tahun baik

laki-laki maupun perempuan. Rentang usia 15 sampai dengan 18 tahun

termasuk dalam kategori usia remaja pertengahan. Karakteristik usia

remaja pertengahan mengacu pada batasan usia remaja pertengahan yang

dikemukakan oleh Konopka dan Ingersoll (dalam Agustiani, 2009).

Kriteria yang ditetapkan dalam pemilihan subjek yakni tinggal bersama

dengan orangtua dan berdomisili di Yogyakarta.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan skala

penelitian secara langsung kepada subjek penelitian. Subjek diberikan

alternatif pilihan jawaban dan diminta untuk memilih salah satu saja.

Pilihan jawaban tersebut terdiri atas 4 alternatif pilihan jawaban yaitu

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak

Setuju (STS). Penyediaan 4 alternatif pilihan jawaban dimaksudkan untuk

menghindari adanya tendency netral (Supratiknya, 2014).

Skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua buah

skala yaitu skala pola asuh otoritatif orangtua dan skala kecerdasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

34

emosional yang disusun dengan menggunakan metode penilaian

terjumlahkan atau method summated rating. Pada skala pola asuh orangtua

peneliti sengaja memisahkan antara skala pola asuh otoritatif ayah dan

skala pola asuh otoritatif ibu. Skala-skala ini melihat skor total subjek

yang merupakan skor setiap penyataan atau item. Jawaban subjek dari

setiap pernyataan atau item merupakan rating atau penilaian yang

kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan pengukuran tentang sikap

subjek terhadap objek psikologis atau tentang taraf kepemilikan subjek

atas atribut psikologis tertentu (Supratiknya, 2014).

Skala pola asuh otoritatif orangtua dan skala kecerdasan emosional

yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis skala Likert, di

mana akan terdiri dari pernyataan favourable dan unfavourable.

Pernyataan favourable adalah pernyataan yang menunjukkan sikap positif

atau kesukaan terhadap objek terkait, sedangkan pernyataan unfavourable

merupakan pernyataan yang menunjukkan sikap negatif atau

ketidaksukaan terhadap objek (Anderson, dalam Supratiknya 2014).

Pemberian skor pada masing-masing pernyataan yang bersifat favorable

dan unfavourable, secara lebih jelas dipaparkan dalam tabel berikut :

Tabel 1

Pemberian Nilai Skor Skala Likert

Kategori STS (Sangat

Tidak

Setuju)

S (Setuju) TS (Tidak

Setuju)

STS (Sangat

Tidak

Setuju)

Favorable 1 2 3 4

Unfavorable 4 3 2 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

35

Item-item pada blueprint skala pola asuh otoritaif orangtua dan skala

kecerdasan emosional dibuat seimbang oleh peneliti, hal ini dikarenakan

tidak diperoleh alasan untuk menganggap adanya sebagian komponen

pembentuk atribut yang lebih signifikan dari komponen lainnya, sehingga

semua komponen diberi bobot yang sama (Azwar, 2009).

Blueprint skala pola asuh otoritatif orangtua dan skala kecerdasan

emosional, secara lebih jelas akan dipaparkan dalam tabel berikut :

1. Skala pola asuh otoritatif orangtua

Skala pola asuh otoritatif orangtua disusun berdasarkan aspek dari

pola asuh otoritatif menurut Berk (2012), yaitu adanya penerimaan dan

keterlibatan, kendali serta pemberian otonomi.

1.1. Skala pola asuh otoritatif ayah

Tabel 2

Blueprint Skala Pola Asuh Otoritatif Ayah Sebelum Uji Coba

Aspek Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable

A. Penerimaan dan

keterlibatan

1, 7, 13, 19 4, 10, 16, 22 8

B. Kendali 5, 11, 17, 23 2, 8, 14, 20 8

C. Pemberian

Otonomi

3, 9, 15, 21 6, 12, 18, 24 8

Total 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

36

1.2. Skala pola asuh otoritatif ibu

Tabel 3

Blueprint Skala Pola Asuh Otoritatif Ibu Sebelum Uji Coba

Aspek Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable

A. Penerimaan dan

keterlibatan

3, 9, 15, 21 6, 12, 18, 24 8

B. Kendali 1, 7, 13, 19 4, 10, 16, 22 8

C. Pemberian

Otonomi

5, 11, 17, 23 2, 8, 14, 20 8

Total 24

2. Skala kecerdasan emosional

Skala kecerdasan emosional disusun berdasarkan aspek dari

kecerdasan emosional menurut Goleman (1995), yaitu mengenali emosi

diri, mengelola emosi, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Tabel 4

Blueprint Skala Kecerdasan Emosional Sebelum Uji Coba

Aspek Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable

A. Mengenali emosi

diri

1, 11, 21, 31, 41 6,16,26, 36, 46 10

B. Mengelola emosi 7, 17, 27, 37, 47 2, 12, 22, 32, 42 10

C. Motivasi diri 3, 13, 23, 33, 43 8, 18, 28, 38, 48 10

D. Empati 9, 19, 29, 39, 49 4, 14, 24, 34, 44 10

E. Keterampilan

sosial

5, 15, 25, 35, 45 10, 20, 30, 40,

50

10

Total 50

F. Mutu Alat Ukur

1. Validitas

Azwar (2003) mengartikan validitas sebagai sejauhmana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dapat melakukan fungsi

ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

37

apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran

tersebut.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

validitas isi. Validitas isi dapat diperoleh melalui analisis logis

terhadap seberapa memadai isi tes mewakili ranah isi serta seberapa

relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor tes yang

dimaksudkan. Validitas isi dalam penelitian ini diperoleh melalui

penilaian pakar atau ahli terhadap kesesuaian antara bagian-bagian alat

ukur dan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Pakar atau ahli

sebagai professional judgement dalam penelitian ini adalah dosen

pembimbing.

2. Kuantifikasi validitas isi

Metode yang digunakan untuk menetapkan validitas isi dalam

penelitian ini bersifat kuantitatif serta melibatkan penilaian sebuah

panel ahli. Dalam penelitian ini, guna memeriksa validitas isi alat ukur

selain mengandalkan penilaian yang subjektif dari professional

judgement juga digunakan peer judgement yang berjumlah 6 orang

untuk menilai revelansi item-item maupun skala secara keseluruhan

berdasarkan konstruknya. 6 orang peer judgement tersebut adalah

mahasiswa-mahasiswi fakultas psikologi pada jenjang semester yang

sama dengan peneliti. Adapun rumus yang digunakan untuk

menghitung kuantifikasi validitas isi adalah dengan menjumlahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

38

item yang dinilai relevan oleh semua penilai dan membaginya dengan

jumlah total penilai (Supratiknya, 2016). Hasil perhitungan validitas

kuantifikasi isi skala dapat dilihat selengkapnya pada lampiran

halaman 140.

3. Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan uji coba pada ketiga skala

penelitian kemudian menghitung koefisien korelasi item total dengan

menggunakan product moment Pearson. Besarnya koefisien korelasi

item total bergerak dari 0 sampai dengan 1,0 dengan tanda positif

maupun negatif. Semakin baik daya diskriminasi itemnya, maka

koefisien korelasinya semakin mendekati 1,0.

Daya diskriminasi item diartikan sebagai sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang

memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2009).

Azwar (2009) lebih lanjut menjelaskan bahwa kriteria item

berdasarkan korelasi item total biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30.

Seluruh item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap

memiliki daya beda yang memuaskan. Item yang memiliki rix kurang

dari 0,30 dianggap memiliki daya beda yang rendah. Berikut

merupakan hasil seleksi item pada ketiga skala:

1. Skala pola asuh otoritatif ayah

Skala pola asuh otoritatif ayah dibuat oleh peneliti berjumlah

24 item. Total item tersebut terdiri dari 12 item favorable dan 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

39

item unfavorable. Berdasarkan hasil SPSS 21.0 for Windows

diperoleh sebaran korelasi item total bergerak dari angka 0,176

hingga 0,730. Terdapat 4 item yang gugur ketika digunakan nilai

kritis untuk menggugurkan item sebesar 0,30, sehingga pada

akhirnya diperoleh 20 item yang dianggap baik dan memenuhi

standar. Berikut merupakan tabel distribusi item setelah uji coba :

Tabel 5

Blueprint Skala Pola Asuh Otoritatif Ayah Setelah Uji Coba

Aspek Nomor Item Jumlah

Favorable U Unfavorable

A. Penerimaan dan

keterlibatan

1, 7, 13, 19 4, 10, 16, 22 8

B. Kendali 5, 11, 17, 23 2, 8, *14, *20 8

C. Pemberian

Otonomi

3, 9, 15, 21 *6, 12, 18, *24 8

Total 24

*item yang gugur

Tabel 6

Blueprint Skala Pola Asuh Otoritatif Ayah Setelah Uji Coba

Aspek Nomor Item Jumlah

Favorable U Unfavorable

A. Penerimaan dan

keterlibatan

1, 7, 13, 19 4, 10, 16, 22 8

B. Kendali 5, 11, 17, 23 2, 8 6

C. Pemberian

Otonomi

3, 9, 15, 21 12, 18 6

Total 20

*item yang gugur

2. Skala pola asuh otoritatif ibu

Skala pola asuh otoritatif ibu dibuat oleh peneliti berjumlah

24 item. Total item tersebut terdiri dari 12 item favorable dan 12

item unfavorable. Berdasarkan hasil SPSS 21.0 for Windows

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

40

diperoleh sebaran korelasi item total bergerak dari angka 0,214

hingga 0,627. Terdapat 5 item yang gugur ketika digunakan nilai

kritis untuk menggugurkan item sebesar 0,30, sehingga pada

akhirnya diperoleh 19 item yang dianggap baik dan memenuhi

standar. Berikut merupakan tabel distribusi item setelah uji coba :

Tabel 7

Blueprint Skala Pola Asuh Otoritatif Ibu Setelah Uji Coba

Aspek Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable

A. Penerimaan dan

keterlibatan

3, 9, 15, 21 6, 12, 18, *24 8

B. Kendali 1, 7, 13, 19 *4, 10, *16,*22 8

C. Pemberian

Otonomi

Total

5, 11, 17, 23 *2, 8, 14, 20 8

24

*item yang gugur

Tabel 8

Blueprint Skala Pola Asuh Otoritatif Ibu Setelah Uji Coba

Aspek Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable

A. Penerimaan dan

keterlibatan

3, 9, 15, 21 6, 12, 18 7

B. Kendali 1, 7, 13, 19 10 5

C. Pemberian

Otonomi

Total

5, 11, 17, 23 8, 14, 20 7

19

3. Skala kecerdasan emosional

Skala kecerdasan emosional dibuat oleh peneliti berjumlah

50 item. Total item tersebut terdiri dari 25 item favorable dan 25

item unfavorable. Berdasarkan hasil SPSS 21.0 for Windows

diperoleh sebaran korelasi item total bergerak dari angka -,001

hingga 0,564. Terdapat 12 item yang gugur ketika digunakan nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

41

kritis untuk menggugurkan item sebesar 0,30, sehingga pada

akhirnya diperoleh 38 item yang dianggap baik dan memenuhi

standar. Berikut merupakan tabel distribusi item setelah uji coba :

Tabel 9

Blueprint Skala Kecerdasan Emosional Setelah Uji Coba

Aspek Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable

A. Mengenali emosi

diri

1, 11, 21, 31,

*41

6,*16,*26, 36,

*46

10

B. Mengelola emosi 7, 17, 27, 37,

*47

*2, 12, 22, 32,

42

10

C. Motivasi diri *3, 13, 23, 33,

43

8, 18, 28, 38,

48

10

D. Empati *9, 19, 29, 39,

49

4, *14, 24,

*34,*44

10

E. Keterampilan

sosial

Total

5, 15, 25, 35,

45

10, 20, 30, 40,

*50

10

50

*item yang gugur

Tabel 10

Blueprint Skala Kecerdasan Emosional Setelah Uji Coba

Aspek Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable

A. Mengenali

emosi diri

1, 11, 21, 31 6, 36 6

B. Mengelola

emosi

7, 17, 27, 37 12, 22, 32, 42 8

C. Motivasi diri 13, 23, 33, 43 8, 18, 28, 38,

48

9

D. Empati 19, 29, 39, 49 4, 24 6

E. Keterampilan

sosial

Total

5, 15, 25, 35, 45 10, 20, 30, 40 9

38

Pada tabel 6, 8 dan 10, terlihat bahwa komposisi jumlah item

pada masing-masing aspek tidaklah merata. Peneliti sengaja tidak

meratakan jumlah item pada masing-masing aspek tersebut dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

42

pertimbangan tidak ingin menghilangkan item-item dengan reliabilitas

yang memuaskan. Skala dalam penelitian ini merupakan jenis skala

sikap. Konsep teoretis yang mendasari objek yang akan diukur dalam

skala sikap merupakan konsep tunggal, walaupun memiliki beberapa

dimensi namun konsep yang dirujuk merupakan satu kesatuan atribut

(Azwar, 1999). Azwar (1999), lebih lanjut menjelaskan bahwa

dikarenakan masing-masing aspek tidak memiliki tujuan ukur yang

berbeda secara spesifik satu sama lain, melainkan merupakan dimensi

dari suatu tujuan ukur yang lebih luas, maka peneliti dapat

menetapkan sendiri item-item yang berdaya diskriminasi tinggi

sebagai item final tanpa perlu meratakan komposisi jumlah item pada

setiap aspeknya. Hal tersebut cukup dapat dipertanggungjawabkan

sejauh item-item tersebut memiliki reliabilitas yang memuaskan

(Azwar, 1999).

4. Reliabilitas

Reliabilitas merujuk pada konsistensi atau taraf keterpercayaan

hasil ukur (Azwar, 2009). Reliabilitas dapat dinyatakan dengan

koefisien reliabilitas (rxx’) yang memiliki rentang angka dari 0 hingga

1,0. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

koefisien reliabilitas mendekati angka 1,0, maka semakin tinggi pula

reliabilitasnya. Jika koefisien yang diperoleh semakin rendah yakni

mendekati angka 0, maka semakin rendah pula reliabilitasnya (Azwar,

2009). Koefisien reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

43

koefisien reliabilitas Alpha (α) Cronbach. Data untuk menghitung

koefisien reliabilitas Alpha diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala

yang dikenakan hanya sekali saja pada suatu kelompok subjek (Azwar,

2009).

Hasil koefisien reliabilitas pada skala pola asuh otoritatif ayah

adalah sebesar 0,909, sedangkan koefisien reliabilitas pada skala pola

asuh otoritatif ibu adalah sebesar 0,902. Koefisien reliabilitas pada

skala kecerdasan emosional memperoleh hasil sebesar 0,901. Nilai

reliabilitas pada ketiga skala tersebut menunjukkan bahwa skala pola

asuh otoritatif ayah, skala pola asuh otoritatif ibu dan skala kecerdasan

emosional secara keseluruhan memiliki reliabilitas yang tinggi dan

memuaskan. Azwar (2009), lebih lanjut menjelaskan bahwa pada

umumnya reliabilitas telah dianggap memuaskan apabila koefisiennya

mencapai minimal rxx’ = 0,900.

G. Metode Analisis Data

1. Uji asumsi

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso,

2010). Uji normalitas perlu dilakukan karena terdapat asumsi

bahwa semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi

normalitas sebaran. Uji normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Chi Square dan Kolmogorov-Smirnov.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

44

Santoso (2010), lebih lanjut menjelaskan bahwa normalitas suatu

data penelitian dapat dipenuhi jika nilai signifikasi lebih dari 0,1.

Penelitian ini menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov untuk

mengetahui normalitas sebaran data.

b. Uji linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antar

variabel yang dianalisis apakah mengikuti garis lurus, ketika terjadi

peningkatan maupun penurunan dalam satu variabel maka akan

diikuti secara liniar oleh peningkatan atau penurunan kuantitas

pada variabel lainnya (Santoso, 2010). Suatu data dikatakan linear

apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05.

2. Uji hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menentukan hubungan antar dua

variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen (Sarwono,

2006). Analisis penelitian dapat menggunakan teknik korelasi statistik

parametrik dengan uji Pearson Product Moment Correlation jika data

yang dihasilkan terdistribusi normal. Jika data yang dihasilkan tidak

terdistribusi norma maka teknik korelasi statistik non-parametrik

dengan uji Spearman’s Rho dapat dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data dilakukan dengan membagikan skala penelitian,

yakni skala pola asuh otoritatif ayah, skala pola asuh ibu, dan skala

kecerdasan emosional, yang dijadikan satu dalam bentuk booklet. Peneliti

terlebih dahulu melakukan uji coba berdasarkan alat ukur yang telah dibuat

sebelum melakukan pengambilan data. Uji coba skala dilaksanakan pada

tanggal 21 Agustus hingga 25 Agustus 2017 kepada siswa-siswi dengan

rentang usia 15 hingga 18 tahun di SMA Negeri 11 Yogyakarta. Peneliti

telah membuat perijinan pengambilan data ke Bapeda kemudian

dilanjutkan ke Dikpora sebelum melaksanakan uji coba di SMA Negeri 11

Yogyakarta. Skala penelitian dibagikan kepada siswa-siswi SMA Negeri

11 Yogyakarta berjumlah 94 buah. Terdapat 14 skala dari 94 skala yang

tidak dapat dianalisis karena tidak memenuhi kriteria penelitian yang telah

ditetapkan.

Proses pengambilan data setelah uji coba skala dilaksanakan pada

tanggal 14 September sampai dengan 19 September 2017 di SMA Negeri

1 Sleman. Skala penelitian dibagikan langsung kepada subjek penelitian

yang berusia 15 sampai dengan 18 tahun. Proses pengambilan data di

SMA Negeri 1 Sleman berlangsung dengan cepat karena peneliti

menunggu proses pengerjaan skala oleh subjek. Skala yang dibagikan

kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Sleman berjumlah 160 buah skala,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

46

namun dalam pengerjaannya terdapat 16 skala yang tidak dapat dianalisis

karena tidak memenuhi kriteria penelitian, seperti subjek tidak lengkap

dalam mengisi identitas dan adanya jawaban yang terlewatkan ketika

pengisian skala serta beberapa subjek ternyata tidak tinggal bersama

orangtuanya, melainkan dengan nenek ataupun dengan pamannya.

Proses pengambilan data penelitian kemudian dilanjutkan sekitar

tempat tinggal peneliti, yaitu di daerah Gamping pada tanggal 29

September 2017, kemudian dilanjutkan pada tanggal 13 Oktober hingga 14

Oktober 2017. Peneliti juga dibantu oleh rekan dan kerabat peneliti selama

proses penyebaran skala penelitian. Rekan dan kerabat peneliti terlebih

dahulu diberikan pengarahan mengenai petunjuk pengisian skala

penelitian, dan kriteria subjek yang dibutuhkan sebelum membagikan

skala penelitian kepada calon subjek. Skala penelitian yang dibagikan

berjumlah 40 buah dan dua diantaranya tidak dapat dianalisis karena tidak

memenuhi kriteria penelitian, sehingga total jumlah skala yang dapat

dianalisis adalah 182 buah.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 182 orang yang berusia 15

hingga 18 tahun dan tinggal bersama dengan orangtua. Rangkuman data

subjek berdasarkan usia, jenis kelamin dan taraf pendidikan disajikan

dalam tabel 11, berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

47

Tabel 11

Deskripsi Subjek Penelitian

Jenis Kelamin Jumlah Persen

Laki-laki 64 35,16 %

Perempuan 118 64,84 %

Total 182 100 %

Usia

15 Tahun 5 2,75 %

16 Tahun 63 34,61 %

17 Tahun 97 53, 30 %

18 Tahun 17 9,34 %

Total 182 100 %

Sekolah

SMA 169 92,86 %

SMK 13 7,14 %

Total 182 100 %

C. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan proses pengambilan data yang telah dilakukan terdapat

perbedaan antara mean teoretik dan mean empirik. Mean teoretik

didapatkan dari perhitungan manual menggunakan rumus :

MT = ( ) ( )

Hasil perhitungan manual mean teoretik dapat dilihat selengkapnya

pada lampiran halaman 109. Analisis mean empirik didapatkan dengan uji

One-Sample Test dengan menggunakan SPSS for Windows versi 21.

Berikut merupakan hasil penghitungan mean teoretik dan mean empirik

pada masing-masing skala.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

48

Tabel 12

Hasil Mean Empirik dan Mean Teoretik

Variabel N Min Maks Mean

SD Empirik Teoretik

Pola asuh otoritatif

ayah

182 20 80 61,81 50 8,826

Pola asuh otoritatif

ibu

182 19 76 62,31 47,5 6,589

Kecerdasan

emosional

182 38 152 114,34 95 9,620

Pada tabel data pola asuh otoritatif ayah, dapat dilihat bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empirik dan mean

teoretik. Hasil menunjukkan bahwa nilai mean empirik secara signifikan

lebih tinggi daripada nilai mean teoretik. Berdasarkan hal tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa subjek pada penelitian ini memiliki

kecenderungan pola asuh otoritatif ayah yang tinggi.

Pada data pola asuh otoritatif ibu, uji beda mean One Sample Test

juga menunjukkan hasil bahwa nilai mean empirik secara signifikan lebih

tinggi daripada nilai mean teoretik. Berdasarkan hal tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa subjek pada penelitian ini memiliki kecenderungan

pola asuh otoritatif ibu yang tinggi.

Pada tabel data kecerdasan emosional, uji beda mean One Sample

Test menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

mean empirik dan mean teoretik. Hasil menunjukkan bahwa nilai mean

empirik secara signifikan lebih tinggi daripada nilai mean teoretik.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa subjek pada

penelitian ini memiliki kecerdasan emosional yang cenderung tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

49

D. Analisis Data

1. Uji asumsi

a. Uji normalitas

Tabel 13

Hasil Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-Smirnov

a

Keterangann Statistic Statistic Statistic

Pola Asuh

Otoritatif Skor

Total (Ayah dan

Ibu)

0,057 182 0,200 Normal

Kecerdasan

Emosional

0,102 182 0,000 Tidak

Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas data pada tabel 14, terlihat

bahwa variabel pola asuh otoritatif orangtua yang terdiri dari ayah

dan ibu memiliki persebaran data yang normal. Hal ini terlihat dari

signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar 0,2 (≥ 0,1). Variabel

kecerdasan emosional memiliki persebaran data yang tidak normal

dengan signifikasi 0,00 (≤ 0,1). Oleh karena itu, uji hipotesis pada

penelitian ini akan menggunakan teknik korelasi non parametrik

Spearman’s rho.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

50

b. Uji linearitas

Tabel 14

Hasil Uji Linearitas

Variabel Uji Linearitas F Sig.

Kecerdasan Emosional (Combined) 3,140 0,000

Pola Asuh Otoritatif

Skor Total (Ayah dan

Ibu)

Linearity 90,392 0,000

Deviation from

Linearity

1,429 0,056

Berdasarkan hasil uji linearitas data pada tabel 15, terlihat

bahwa data pada skala kecerdasan emosional memiliki linearitas

pada data skala pola asuh otoritatif ayah dengan signifikansi 0,00

(< 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya sifat yang linear

antara data kecerdasan emosional dan data pola asuh otoritatif ayah

dan ibu.

2. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analisis korelasi

Spearman’s rho yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for

windows versi 21. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan teknik Spearman’s rho dikarenakan distribusi data pada

skala kecerdasan emosional tidak terdistribusi normal. Hasil pengujian

hipotesis berdasarkan data yang telah diolah dapat dilihat pada tabel

15, berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

51

Tabel 15

Hasil Uji Korelasi Kecerdasan Emosional dengan Pola Asuh

Otoritatif Ayah dan Ibu

Hubungan Correlation

Coefficient

Sig.

Hubungan Pola Asuh Otoritatif

Skor Total (Ayah, Ibu) dan

Kecerdasan Emosional

0,478 0,000

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan teknik Spearman’s rho

pada tabel 17, terlihat bahwa koefisien korelasi antara pola asuh

otoritatif orangtua yang terdiri dari ayah serta ibu dan kecerdasan

emosional adalah sebesar 0,478 dengan nilai signifikansi sebesar 0,00

(p < 0,05). Interpretasi nilai koefisien korelasi tersebut berada dalam

tingkat hubungan yang sedang (Sugiyono, 2013).

Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

positif antara pola asuh otoritatif orangtua yang terdiri dari ayah serta

ibu dan kecerdasan emosional para remaja pertengahan.

Lebih jauh, penelitian ini juga melihat hasil koefisien

determinasi (r squared) yang digunakan untuk melihat besarnya

sumbangan yang diberikan antara variabel bebas terhadap variabel

tergantung. Hasil sumbangan variabel pola asuh otoritatif orangtua

yang terdiri skala pola asuh otoritatif ayah dan skala pola asuh

otoritatif ibu terhadap variabel kecerdasan emosional kemudian

dianalisis masing-masing dan dijabarkan dalam tabel 16, berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

52

Tabel 16

Hasil Sumbangan Variabel Pola Asuh Otoritatif Orangtua

R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Pola asuh otoritatif

ayah * Kecerdasan

Emosional

0,499a 0,249 0,245 8,449

Pola asuh otoritatif

ibu * Kecerdasan

Emosional

0,514a 0,265 0,261 8,359

Koefisien determinasi (r squared) yang didapatkan dari

variabel pola asuh otoritatif orangtua pada skala ayah terhadap

variabel kecerdasan emosional yaitu sebesar 0,249, sedangkan

variabel pola asuh otoritatif orangtua pada skala ibu terhadap variabel

kecerdasan emosional menunjukkan hasil koefisien determinasi

sebesar 0,265. Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif ayah

memberikan sumbangan sebesar 0,249 atau 24,9% terhadap

kecerdasan emosional pada remaja pertengahan. Pola asuh otoritatif

ibu memberikan sumbangan sebesar 0,265 atau 26,5% terhadap

kecerdasan emosional pada remaja pertengahan.

3. Analisis Tambahan

a. Analisis korelasi masing-masing skala pola asuh otoritatif ayah

serta pola asuh otiritatif ibu dengan skala kecerdasan emosional

dijabarkan pada tabel 17, berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

53

Tabel 17

Hasil Uji Korelasi

Hubungan Correlation

Coefficient

Sig.

Hubungan Pola Asuh Otoritatif

Ayah dan Kecerdasan

Emosional

0,462 0,000

Hubungan Pola Asuh Otoritatif

Ibu dan Kecerdasan Emosional

0,449 0,000

Berdasarkan hasil uji korelasi menggunakan teknik

Spearman’s rho pada tabel 19, terlihat bahwa koefisien korelasi

antara pola asuh otoritatif ayah dan kecerdasan emosional adalah

sebesar 0,462 dengan nilai signifikansi sebesar 0,00 (p < 0,05).

Koefisien korelasi antara pola asuh otoritatif ibu dan kecerdasan

emosional adalah sebesar 0,449 dengan nilai signifikansi sebesar

0,00 (p < 0,05).

b. Kategorisasi skor

Pengkategorian skor dalam penelitian ini menggunakan

kategorisasi skor berdasar signifikansi perbedaan menurut Azwar

(2009). Pengkategorian ini dilakukan dengan cara menguji

signifikansi mean empiris atau mean sampel (M) dan skor teoretis

atau mean populasi. Pengkategorisasian ini bertujuan untuk

mengkategorikan individu ke jenjang rendah, sedang, dan tinggi

karena data yang dihasilkan tidak terdistribusi pada populasi

normal. Kategorisasi skor berdasar signifikansi perbedaan

didapatkan dari perhitungan manual menggunakan rumus interval

berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

54

µ - t(α/2,n~1) (s/√n) ≤ X ≤ µ + t(α/2,n~1) (s/√n)

keterangan :

µ = Mean teoretis pada skala

t(α/2,n~1) = Harga kritis t pada taraf signifikansi α/2 dan derajat

kebebasan n-1

s = Deviasi standar skor

n = Banyaknya Subjek

1. Pengkategorian skor pada skala pola asuh otoritatif ayah

Hasil penghitungan menggunakan rumus interval :

50 – (18,049) (8,826/√182) ≤ X ≤ 50 + (18,049) (8,826/√182)

38,2 ≤ X ≤ 61,8

38 ≤ X ≤ 62

Tabel 18

Kategorisasi Tingkat Pola Asuh Otoritatif Ayah pada Remaja

Pertengahan

Kategori Rentang Jumlah Presentase

Rendah 38 ≤ 2 1,1 %

Sedang 38 ≤ X ≤ 62 90 49,45 %

Tinggi ≥ 62 90 49,45 %

Tabel kategorisasi menunjukkan bahwa sebanyak

49,45% subjek masuk dalam kategori sedang. Sebanyak

49,45% subjek juga masuk dalam kategori tinggi dan terdapat

1,1% subjek yang masuk dalam kategori rendah. Berdasarkan

hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek

berada pada kategori tingkat pola asuh otoritatif ayah yang

sedang dan tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

55

2. Pengkategorian skor pada skala pola asuh otoritatif ibu

Hasil penghitungan menggunakan rumus interval :

47,5–(30,327)(6,589/√182) ≤ X ≤ 47,5 + (30,327) (6,589/√182)

32,7 ≤ X ≤ 62,3

33 ≤ X ≤ 62

Tabel 19

Kategorisasi Tingkat Pola Asuh Otoritatif Ibu pada Remaja

Pertengahan

Kategori Rentang Jumlah Presentase

Rendah 33 ≤ - -

Sedang 33 ≤ X ≤ 62 87 47,80 %

Tinggi ≥ 62 95 52,20 %

Tabel kategorisasi menunjukkan bahwa tidak terdapat

subjek yang masuk dalam kategori rendah. Sebanyak 47,80%

subjek masuk dalam kategori sedang dan sebanyak 52,20%

subjek masuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hal tersebut

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek berada pada

kategori tingkat pola asuh otoritatif ibu tinggi.

3. Pengkategorian skor pada skala kecerdasan emosional

Hasil penghitungan menggunakan rumus interval :

95 – (27,115) (9,620/√182) ≤ X ≤ 95 + (27,115) (9,620/√182)

75,67 ≤ X ≤ 114,33

76 ≤ X ≤ 114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

56

Tabel 20

Kategorisasi Tingkat Kecerdasan Emosional pada Remaja

Pertengahan

Kategori Rentang Jumlah Presentase

Rendah 76 ≤ - -

Sedang 76 ≤ X ≤ 114 83 45,60%

Tinggi ≥ 114 99 54,40%

Tabel kategorisasi menunjukkan bahwa tidak terdapat

subjek yang masuk dalam kategori rendah. Sebanyak 45,60%

subjek masuk dalam kategori sedang dan sebanyak 54,40%

subjek masuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hal tersebut

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek berada pada

kategori tingkat kecerdasan emosional tinggi.

E. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

pola asuh otoritatif orangtua dan kecerdasan emosional pada remaja

pertengahan. Berdasarkan uji korelasi dengan menggunakan Spearman’s

Rho one tailed hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif

antara pola asuh otoritatif orangtua dan kecerdasan emosional pada remaja

pertengahan. Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis pada penelitian

ini diterima. Koefisien korelasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,478

dengan signifikansi 0,00 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin

remaja pertengahan mengalami pola asuh orangtua yang otoritatif maka

semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki.

Hasil temuan tersebut konsisten dengan beberapa hasil penelitian

terdahulu yang menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif orangtua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

57

berkorelasi secara positif dengan kecerdasan emosional remaja (Nastasa &

Sala, 2012; Mohammadyari, 2013; Shalini & Balakrishna, 2013; Aslani et

al., 2015; Amandeep, 2017). Perkembangan emosi anak sejak dini

dibentuk melalui dinamika interaksi hubungan antara anak dengan

lingkungan tempat mereka tumbuh (Stack, Serbin, Enns, Ruttle, &

Barrieau, dalam Zarra-Nezhad et al., 2015). Salah satu aspek yang

mendukung dalam lingkungan ini adalah pola asuh orangtua, dimana

perilaku dan sikap orangtua yang relatif stabil terhadap anak-anak

menentukan iklim emosional dalam keluarga (Darling & Steinberg, 1993).

Darling dan Steinberg (1993) mendefinisikan pola asuh sebagai

sikap yang orangtua miliki tentang cara membesarkan anak. Baumrind

(1971), kemudian membagi pola asuh kedalam dua dimensi yaitu respon

(kehangatan) dan tuntutan (kontrol). Orangtua yang cenderung

menerapkan pola asuh otoritatif yaitu disertai dengan tingkat kehangatan

dan kontrol yang tinggi pada anak telah terbukti bersifat prediktif terhadap

pembentukan empati pada anak (Baumrind; Cunningham, Kliewer, &

Garner; Zhou, Eisenberg, Losoya, Fabes, Reiser, et al., dalam Zarra-

Nezhad et al., 2015).

Aspek kehangatan dan keterlibatan yang tinggi pada orangtua

otoritatif dapat membantu anak untuk mengenali emosi yang dirasakannya

dan mengelolanya dengan baik (Mashar, 2011). Pada aspek pemberian

otonomi berdasarkan kesiapan anak ternyata berpengaruh terhadap

perkembangan empati (Bryant, dalam Hapsari 2016), serta anak menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

58

lebih mampu menghadapi permasalahan secara lebih efektif yang

berdampak pada keterampilan sosial yang dimiliki (Eisenberg, dalam

Hapsari 2016). Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat dikatakan

bahwa orangtua yang cenderung menerapkan pola asuh otoritaif

berdampak pada pembentukan kemampuan mengenali emosi diri,

mengelola emosi, empati dan keterampilan sosial pada anak. Kemampuan-

kemampuan tersebut merupakan aspek-aspek kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional memungkinkan individu untuk

mengekspresikan secara tepat sejumlah emosi yang berbeda seperti

kemarahan, ketakutan, cinta, kebahagiaan, dan jenis emosi lainnya sesuai

dengan perilakunya dalam situasi waktu tertentu. Kecerdasan emosional

juga memungkinkan individu untuk mengetahui emosi orang lain dan

mampu bereaksi sesuai dengan hal tersebut (Goleman, Mayer, Salovey, &

Caruso, dalam Naghavi & Redzuan, 2011).

Berdasarkan hasil analisis tambahan yang dilakukan terhadap

koefisien korelasi pada masing-masing skala menunjukkan hasil bahwa

terdapat korelasi yang positif antara pola asuh otoritatif ayah dan skala

pola asuh otoritatif ibu terhadap kecerdasan emosional. Hal tersebut

terlihat dari koefisien korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,462 dengan

signifkansi 0,00 (p < 0,05) pada uji korelasi antara pola asuh otoritatif ayah

dan kecerdasan emosional. Pada uji korelasi antara pola asuh otoritatif ibu

dan kecerdasan emosional mencapai koefisien korelasi sebesar 0,449

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

59

dengan signifikansi 0,00 (p < 0,05). Koefisien korelasi pada kedua hasil

tersebut termasuk dalam golongan sedang (Sugiyono, 2013).

Berdasarkan hasil analisis tambahan yang dilakukan, hasil penelitian

terdahulu juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara

pola asuh otoritatif ayah dengan keseluruhan aspek-aspek pada kecerdasan

emosional (Shalini & Balakrishna 2013). Kesimpulan dalam penelitian

tersebut mengungkapkan bahwa ayah yang cenderung lebih menggunakan

pola asuh otoritatif akan mengurangi munculnya masalah penyesuaian dan

masalah emosional pada anak serta mampu membesarkan anak-anak yang

cerdas secara emosional. Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa

pola asuh otoritatif yang diterapkan oleh ibu berkorelasi secara positif pada

aspek-aspek kecerdasan emosional anak yakni aspek kesadaran diri,

motivasi diri dan kemampuan berhubungan sosial dengan orang lain (Joshi

& Dutta, 2015). Hal lain yang mempengaruhi tingginya pola pengasuhan

yang otoritatif ibu adalah jumlah anak yang dimiliki (Ulutas & Omeroglu

2008).

Pola asuh otoritatif melibatkan adanya kehangatan dan dukungan

emosional (Davis, dalam Shalini & Balakrishna 2013), penerimaan dan

keterlibatan (Berk, 2012), kombinasi antara kebebasan dan kontrol

(Markazi, Badrigargari & Vahedi, 2011) komunikasi dan menciptakan

iklim emosional agar remaja mampu menangani perasaan mereka sendiri

maupun orang lain. Hal tersebut dapat membantu remaja untuk menyadari

apapun yang mereka rasakan dengan mengkomunikasikannya pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

60

orangtua, dengan begitu kesadaran akan emosi diri menghasilkan regulasi

otonom dari emosi yang dimiliki. Kesadaran emosi diri dan kemampuan

mengelola emosi (pengendalian diri) mengarahkan pada kemampuan

kesadaran akan emosi orang lain (Shalini & Balakrishna, 2013).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dengan

orangtua yang menerapkan pola asuh otoritatif memperoleh skor lebih

tinggi pada beberapa kompetensi yang diukur, diantaranya perkembangan

sosial, persepsi terhadap diri, dan kesehatan mental, dibandingkan anak-

anak dengan orangtua yang cenderung menerapkan pola asuh

authoritarian, permissive maupun neglectful. Hal tersebut berlaku tidak

hanya pada masa anak-anak namun juga pada tahap perkembangan remaja,

sebagaimana dibuktikan oleh perkembangan psikososial dan pencapaian

akademik yang lebih tinggi, serta rendahnya masalah perilaku pada remaja

(Ballantine, dalam Joseph & John 2008).

Hasil analisis uji hipotesis juga menunjukkan bahwa variabel pola

asuh otoritatif ayah memberikan sumbangan sebesar 24,9% terhadap

kecerdasan emosional, sedangkan pada variabel pola asuh otoritatif ibu

memberikan sumbangan sebesar 26,5% terhadap kecerdasan emosional

pada remaja pertengahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada

keberadaan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, yang

turut memengaruhi terbentuknya kecerdasan emosional. Salah satu faktor

lain yang turut memengaruhi terbentuknya kecerdasan emosional dalam

diri remaja yaitu lingkungan sekolah. Pelajaran membaca dan menulis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

61

pelajaran tentang kesehatan, sains, IPS, serta mata pelajaran wajib

merupakan bagian dari pendidikan emosi bagi anak (Goleman, 1995).

Jenis karakter yang dimiliki anak, neurofisiologi, serta tingkat kognitif

(Eisenberg & Morris; Goldsmith & Davidson, dalam Ulutas & Omeroglu

2012), lingkungan pertemanan anak (Cole, et al. ; Parke, Walden & Smith,

dalam Ulutas & Omeroglu 2012), faktor-faktor personal seperti jenis

kelamin, budaya dan lingkungan tempat tinggal juga mempengaruhi

terbentuknya kecerdasan emosional individu (David, Alexander, &

Chockalingam; Nicholas & Scott, dalam Rauf, Tarmidi, Omar, Yaaziz, &

Zubir 2013).

Dalam analisis faktor-faktor lain yang berhubungan dengan

pembentukan kecerdasan emosional, diantaranya faktor keluarga, hasil

penelitian menemukan bahwa kelengkapan anggota keluarga ternyata

berkorelasi dengan tingkat kecerdasan emosional. Misalnya penelitian

terhadap individu yang tinggal bersama dengan keluarganya dimana

terdapat anggota keluarga yang bercerai dan individu yang tinggal dengan

anggota keluarga yang masih utuh (tidak mengalami perceraian), hasil

menunjukkan bahwa kecerdasan emosional ternyata lebih tinggi ketika

individu tinggal dengan anggota keluarga yang utuh (Singh dan Modi,

2012). Hal ini menunjukkan bahwa adanya peran orangtua yang untuh

mempengaruhi kecerdasan anak. Selain itu, kecerdasan emosional juga

berkorelasi positif dengan tingkat keuangan dan kesejahteraan hidup dalam

keluarga (Nasir, 2011). Iklim psikologis dalam keluarga serta ikatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

62

emosional yang kuat dengan ayah atau ibu maupun dengan kedua orangtua

agaknya turut mempengaruhi tingkat kecerdasan emosional seseorang

(Lekaviciene & Antiniene, 2016).

Analisis yang telah dilakukan terhadap mean empirik dan mean

teoretik yang ada menunjukkan bahwa rata-rata subjek memiliki

kecenderungan pola asuh otoritatif ayah dan pola asuh otoritatif ibu yang

tinggi. Hal tersebut terlihat dari mean empirik yang secara signifikan lebih

tinggi daripada mean teoretik pada masing-masing skala pola asuh

orangtua. Salah satu faktor yang turut memengaruhi pola asuh orangtua

adalah strata sosioekonomi. Orangtua dari strata sosioekonomi yang

berbeda membesarkan anak mereka secara berbeda (Bradley dan Corwyn,

dalam Joseph & Jilly 2008). Orangtua yang tergolong dalam strata

sosioekonomi kelas menengah dan kelas atas mengikuti pola pengasuhan

otoritatif dan permisif. Akan tetapi, pada keluarga modern memberi lebih

banyak kebebasan dan praktik disiplin yang santai kepada anak-anak

mereka terlepas dari tingkat pendapatan mereka. Pola pengasuhan

orangtua juga bergantung pada sejumlah faktor, yaitu seperti jumlah anak,

tipe kepribadian antara orangtua dan anak, sikap orangtua dan struktur

dalam keluarga (Schwartz dan Scott, dalam Joseph & Jilly 2008).

Pada variabel kecerdasan emosional, hasil juga menunjukkan bahwa

mean empirik yang secara signifikan lebih tinggi daripada mean teoretik.

Hal ini juga menunjukkan bahwa subjek pada penelitian ini memiliki

kecerdasan emosional yang cenderung tinggi. Goleman (1995)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

63

mengungkapkan bahwa faktor eksternal yang memengaruhi terbentuknya

kecerdasan emosional adalah lingkungan sosial individu yang meliputi

institusi pendidikan yaitu lingkungan sekolah. Subjek dalam penelitian ini

secara keseluruhan berada dalam jenjang pendidikan SMA maupun SMK,

sehingga dapat dikatakan bahwa faktor pendidikan memengaruhi tingkat

kecerdasan emosional subjek. Faktor akademik seperti tahun gelar, prestasi

akademik, jenis sekolah menengah pertama dan tingkat pendidikan

sebelumnya turut memengaruhi terbentuknya kecerdasan emosional anak

(Gail, Darlene, Beth, Jean, dan Joyce dalam Rauf et al., 2013). Hasil

penelitian lain mengungkapkan bahwa kemampuan anak dalam

mengembangkan kecerdasan emosionalnya berkorelasi positif dengan

keberhasilan akademis, sosial dan kesehatan mentalnya (Mashar, 2011).

Berdasarkan analisis tambahan yang telah dilakukan terhadap data

demografik subjek, terdapat sebanyak 49,45% subjek yang berada dalam

kategori tinggi dalam kecenderungan pola pengasuhan otoritatif ayah.

Sebanyak 52,20% subjek memiliki kecenderungan pola asuh otoritatif ibu

yang tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara

tingkat pola asuh otoritatif yang diterapkan oleh ayah dan ibu. Faktor-

faktor seperti perbedaan kepribadian, sejarah perkembangan masing-

masing figur orangtua, tingkat pengetahuan dan kepercayaan (Berns,

Martin & Colbert, dalam Silalahi & Meinarno, 2010), selain itu, faktor

pendidikan, budaya, status sosial ekonomi, pengaruh pasangan serta

temperamen yang dimiliki masing-masing figur orangtua dan anak Belsky

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

64

(dalam Joseph & Jilly 2008), perbedaan peran gender dan waktu

berinteraksi dengan anak juga turut mempengaruhi pola pengasuhan

masing-masing figur orangtua (Herdiansyah, 2016). Berdasarkan tingkat

kecerdasan emosional yang dimiliki, sebanyak 54,40% subjek tergolong

memiliki tingkat kecerdasan emosional yang kategori tinggi.

F. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat pula

beberapa keterbatasan dalam pelaksanaannya yaitu subjek dalam

penelitian ini adalah siswa-siswi SMA dan SMK. Peneliti cenderung

melewatkan subjek yang tidak bersekolah, sehingga hasil penelitian ini

tidak dapat digeneralisasikan pada keseluruhan subjek dalam tahap

perkembangan remaja pertengahan. Peneliti telah berupaya untuk memberi

kontrol dengan membatasi subjek penelitian berdasarkan kriteria tertentu

saat pengambilan data berlangsung, akan tetapi faktor-faktor lain yang

memengaruhi variabel bebas seperti tingkat pendidikan orangtua, latar

belakang budaya dan strata sosioekonomi orangtua (Belsky, et al., dalam

Joseph & Jilly 2008) kurang begitu diperhatikan, sehingga kurang dapat

dikontrol pada saat pengambilan data. Hal tersebut memengaruhi

penjelasan mengenai tinggi dan rendahnya pola asuh otoritatif orangtua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asuh

otoritatif orangtua yang meliputi ayah serta ibu, dan kecerdasan

emosional pada remaja pertengahan. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin orangtua menerapkan pola asuh yang otoritatif maka semakin

tinggi kecerdasan emosional pada remaja pertengahan.

Koefisien korelasi pada skala pola asuh otoritatif ayah dan skala

otoritatif ibu dalam penelitian ini termasuk dalam golongan sedang. Hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata subjek mendapatkan

kecenderungan pola pengasuhan otoritatif ayah dan ibu yang tinggi serta

memiliki kecerdasan emosional yang cenderung tinggi.

B. Saran

1. Bagi remaja

Berdasarkan hasil kategorisasi skor kecerdasan emosional,

terdapat 54,40% subjek dengan kecerdasan emosional pada tingkat

tinggi dan 45,60% subjek dengan kecerdasan emosional tingkat

sedang. Kecerdasan emosional yang tinggi pada tahap perkembangan

remaja berkorelasi dengan banyak dampak positif, salah satunya yaitu

mengurangi kenakalan remaja. Remaja pertengahan dianjurkan untuk

lebih memperhatikan dan mengembangkan kecerdasan emosional di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

66

samping kecerdasan intelektual guna mencegah dan meminimalkan

perilaku kenakalan remaja.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, data dalam

penelitian ini bersifat tidak normal. Peneliti selanjutnya disarankan

untuk memperbanyak responden agar data yang dihasilkan dapat

terdistribusi secara normal. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, peneliti juga melewatkan responden yang tidak

bersekolah, peneliti selanjutnya diharapkan dapat melibatkan

responden yang tidak bersekolah agar hasil penelitian dapat

digeneralisasikan pada responden dalam tahap perkembangan remaja.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh

sumbangan efektif variabel pola asuh otoritatif ayah sebesar 24,9%

dan sebesar 26,5% pada pola asuh ibu terhadap kecerdasan emosional

pada remaja pertengahan. Berdasarkan hal tersebut terdapat sekitar

74% sumbangan variabel lain yang agaknya dapat menjadi referensi

dalam penelitian selanjutnya. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat

mengembangkan penelitian dengan meneliti hubungan maupun

pengaruh antara variabel-variabel lain tersebut. Variabel lain tersebut

dapat berupa pengaruh teman sebaya, kecerdasan emosional

orangtua, lingkungan keluarga, faktor-faktor personal seperti tipe

kepribadian, jenis temperamen, jenis kelamin, budaya, lingkungan

tempat tinggal dan faktor pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

67

DAFTAR PUSTAKA

Abdollahi, A., Talib, M. A., & Motalebi, S. A. (2013). Perceived parenting styles

and emotional intelligence among iranian boy students. Asian Journal of

Social Sciences & Humanities, 2(3), 460-466.

Agustiani, H. (2009). Psikologi perkembangan: Pendekatan ekologi kaitannya

dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: Refika

Aditama

Aksi klitih merajalela. (2017, Maret 15). Koran Sindo, hh, 11.

Alegre, A. (2011). Parenting styles and children’s emotional intelligence: What do

we know? The Family Journal: Counseling and Therapy for Couples and

Families, 19(1), 56-62.

Alegre, A. (2012). IS there a relation between mother’s parenting styles and

children’s trait emotional intelligence. Electronic Journal of Research in

Educational Psychology, 10(1), 5-34.

Amandeep. (2017). Emotional intelligence in relation to percieved parenting style

of early adolescents. The International Journal of Indian Psychology, 4(3),

174-182.

Ali, M., & Asrori M. (2009). Psikologi remaja perkembangan peserta didik.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Al-Rfou, M. A. (2012). Emotional intelligence and its relation with instructional

achievement of tafilah technical university students. American International

Journal of Contemporary Research, 2(10), 68-76.

Aslani, K., Derikvandi, N., & Dehghani, Y. (2015). Relationship between

parenting styles, religiosity, and emotional intelligence with addiction

potential in high schools students. Journal of Fundamentals of Mental

Health, 74-80.

Asghari, M., & Besharat, M. (2011). The relation of perceived parenting with

emotional intelligence. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 30, 231-

235.

Azwar, S. (1999). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

68

Baumrind, D. (1971). Current patterns of parental authority. Developmental

Psychology Monographs, 4(1), 1-103.

Berk, L. E. (2012). Development through the lifespan (edisi kelima) dari prenatal

sampai masa remaja, transisi menjelang dewasa. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Bhatia, G. (2012). A study of family relationship in relation to emotional

intelligence of the students of secondary level. International Journal of

Scientific and Research Publications, 2(12), 1-5.

Blair, S. (2014). Parental involvement and children’s educational performance: A

comparison of Filipino and U.S. parents. Journal of Comparative Family

Studies, 45, 351-366.

Colder, C., Lockman, J., Wells, K. (1997). The moderating effects of children’s

fear and activity level on relations between parenting practices and

childhood symptomatology. Journal of Abnormal Child Psychology, 25,

251-263.

Cunningham, J., Kliwer W., Garner, P. (2009). Emotional socialization, child

emotional understanding and regulation, and adjustment in urban African

American families: Differential associations across child gender.

Development and Psychopathology, 21, 261-283.

Darling, N., & Steinberg, L. (1993). Parenting style as context: An integrative

model. Psychological Bulletin, (113), 487-496.

Empat anggota klitih jadi tersangka. Diakses pada tanggal 12 Maret 2018 dari

http://krjogja.com/web/news/read/60658/Empat_Anggota_Klitih_Jadi_Ters

angka

Goleman, D. (1995). Kecerdasan emosional. Jakarta: Penerbit PT Gramedia

Pustaka Utama

Gunarsa, S. (2004). Dari anak sampai usia lanjut. Jakarta: PT BPK Gunung

Mulia

Hapsari, I. (2016). Psikologi perkembangan anak. Jakarta: Penerbit Indeks

Herdiansyah, H. (2016). Gender dalam perspektif psikologi. Jakarta: Penerbit

Salemba Humanika

Hurlock, E. B. (1991). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan (ed. ke-5). Jakarta: Penerbit Erlangga

Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

69

James, C., Bore, M., Zito, S. (2012). Emotional intelligence and personality as

predictors of psychological well-being. Journal of Psychoeducational

Assessment, 30(4), 425-438.

Joshi, D., & Dutta, I. (2015). A correlative study mother parenting style and

emotional intelligence of adolescent learner. International Journal of

Innovation and Scientific Research, 13(1), 145-151.

Joseph M. V., & Jilly, J. (2008). Impact of parenting styles on child development.

Global Academic Society Journal: Social Science Insight, 1(5), 16-25.

Kartono, K. (1985). Peran keluarga memandu anak. Jakarta: CV Rajawali

Kasus tawuran pelajar di yogyakarta meningkat di tahun 2016. Diakses pada

tanggal 17 Maret 2017 dari https://news.detik.com/berita/d-3383483/kasus-

tawuran-pelajar-di-yogyakarta-meningkat-di-tahun-2016

Kumar, V., Mehta, M., & Maheshwari, N. (2013). Effect of emotional intelligence

on the achievement motivation, psychological adjustment and scholastic

performance of secondary school students. Journal of the Indian Academy

of Applied Psychology, 39(1),74-81.

Lekaviciene, R., & Antiniene, D. (2016). High emotional intelligence: family

psychosocial factors. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 217(2016),

609-617.

Markazi, L., Badrigargari, R., Vahedi, S. (2011). The role of parenting efficacy

and parenting style on self regulation learning in adolescent girls of Tabriz.

Procedia-social and behavioural sciences.

Marliani, R. (2016). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung: Penerbit

Pustaka Setia

Mashar, R. (2011). Emosi anak usia dini dan strategi pengembangannya (ed. ke-

1). Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group

Mohammadyari, G. (2013). The relationship between parental style and emotional

intelligence among students of payame noor university. Proceeding of the

Global Summit on Education, 853-858.

Monks, F. J., Knoers A. M. P., & Haditono, S. R., (2004). Psikologi

perkembangan pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah

Mada University

Naghavi, F., & Redzuan, M. (2011). The relationship between gender and

emotional intelligence. World Applied Sciences Journal, 15(4), 555-561.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

70

Nastasa, L., & Sala, K. (2011). Adolescents’ emotional intelligence and parental

styles. Procedia Social Behavioral Sciences, 33, 478-482.

Nasir, M. (2011). Correlation of emotional intelligence with demographic

characteristics, academic achievement and cultural adjustment of the

students of IIUI. Departement of education faculty of social sciences

international islamic university Islamabad. Retrieved 11. 11. 2013,

http://prr.hec.gov.pk/Thesis/1088S.pdf#page=259&zoom=auto,0,277

Noor, J. (2011). Metodologi penelitian skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah.

Jakarta: Penerbit Kencana

Noorbakhsh, S., Besharat, M. A., & Zarei, J. (2010). Emotional intelligence and

coping styles with stress. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 5, 818-

822.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldam, R. D. (2008). Human develompment

(psikologi perkembangan) (ed. ke-9). Jakarta: Prenada Media Group

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldam, R. D. (2009). Human develompment :

perkembangan remaja (ed. ke-10). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika

Papalia, D. E., Feldam, R. D., & Martorell G. (2014). Menyelami perkembangan

manusia (ed. ke-12). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika

Patton, P. (1998). EQ (Kecerdasan emosional) di tempat kerja. Jakarta: PT.

Pustaka Delapratasa

Pendidikan dan masa depan bangsa. (25 Mei 2016). Diakses pada tanggal 18

Maret 2017 dari http://www.kompasiana.com/baizul_zaman/pendidikan-

dan-masa-depan-bangsa_57451e35707e61d60412bcd0

Rauf, F. H., Tarmidi, M., Omar, M., Yaaziz, N. N., & Zubir, N. (2013). Personal,

family and academic factors towards emotional intelligence : a case study.

International Journal Applied Psychology, 3(1), 1-6.

Saikia, J., Anshu., & Mathur, A. (2015). A study on emotional intelligence of

adolescents. Advance Research Journal of Social Science, 6(1), 1-8.

Salimynezhad, S., Poor N., & Valiza, A. (2015). The studies of relationship

between parental styles with emotional intelligence in elementary schools

students of makoo. Social and Behavioral Sciences, 205, 221-227.

Salovey, P., & Grewal, D. (2005). The science of emotional intelligence.

American Psychological Society, 14(6), 281-285.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi: Dari blog menjadi buku.

Yogyakarta: Penerbit USD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

71

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan remaja (ed. ke-6). Jakarta:

Penerbit Erlangga

Santrock, J. W. (2004). Life-span development (9th ed.). New York: McGraw-

Hill.

Santrock, J. W. (2007). Remaja (ed. ke-11). Jakarta: Penerbit Erlangga

Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta:

Penerbit Graha Ilmu

Shahzad, S., Begum, N., & Khan, A. (2013). Understanding emotions in

adolescent: linkage of trait emotional intelligence with aggression. Asian

Journal of Social Science & Humanities, 2(3), 386-394.

Shalini, A., & Balakrishna, A. (2013). Perceived paternal parenting style on

emotional intelligence of adolescents. Guru Journal of Behavior and Social

Sciences, 1(4), 194-202.

Silalahi, K., & Meinarno, E. (2010). Keluarga indonesia aspek dan dinamika

zaman. Jakarta: Rajawali Pers

Singh, A., & Modi, R. (2012). Impact of nuclear and joint family on emotional

intelligence among adolescents. 2nd Indian Psychological Science

Congress, Chandigard, 181.

Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Bandung:

Penerbit Alfabeta

Sung, H. Y. (2011). The influence of culture and parenting practices of east asian

families and emotional intelligence of older adolescents a qualitative study.

School Psychology International, 31(2), 199-214.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Penerbit USD

Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologis.

Yogyakarta: Sanata Dharma University Press

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995).

Kamus besar bahasa indonesia (edisi 2 cetakan 4). Jakarta: Balai Pustaka

Ulutas, I., & Omeroglu, E. (2008). Determining the methods of mothers use to

support their children’s emotional intelligence. Humanity and social

sciences Journal, 3(2), 151-157.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

72

Ulutas, I., & Omeroglu, E. (2012). Maternal attitudes, emotional intelligence and

home environtment and their relations with emotional intelligence of sixth

years old children. Intech Europe, 9, 168-180.

Upadyaya, K., & Salmela-Aro, K. (2013). Development of school engagement in

association with academic success and well-being in varying social context.

European Psychologist, 18, 136-147.

Zarra-Nezhad M., Aunola, K., Kiuru, N., Mullola, S., & Moazami, G. A. (2015).

Parenting styles and children’s emotional development during the first

grade: the moderating role of child temperament. Journal Psychol

Psychother, 5(5), 1-12.

Zhou, Q., Eisenberg, N., Losoya, S., Fabes R., Reiser, M., et al. (2002). The

relations of parental warmth and positive expressiveness to children’s

empathy-releated responding and social functioning: A longitudinal study.

Child Development, 73, 893-915.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

73

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

74

LAMPIRAN 1

SKALA UJI COBA PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

75

SKALA PENELITIAN

(UJI COBA)

Oleh :

Lintang Hari Tanhanasashi P.

139114024

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

76

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir,

saya mengharapkan partisipasi Saudara untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini

berisi pernyataan-pernyataan yang menggambarkan pandangan terhadap diri

sendiri maupun orang lain. Dalam pengisian kuesioner ini tidak ada jawaban yang

benar atau yang salah, maka silahkan Saudara memberikan jawaban yang paling

sesuai dengan keadaan diri Anda yang sesungguhnya. Oleh karena itu, saya selaku

peneliti mengharapkan Anda bersedia memberikan jawaban Anda sendiri

sejujurnya tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua jawaban Anda akan

dijaga kerahasiaannya, dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian saja.

Sebelum mengembalikan kuesioner ini, mohon periksa jawaban Anda,

jangan sampai ada yang terlewat. Saya mengucapkan terimakasih atas kerjasama

dan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini.

Yogyakarta,....... Agustus 2017

Hormat saya,

Lintang Hari Tanhanasashi P.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

77

LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia berpartisipasi dalam

penelitian ini dengan mengisi skala ini. Saya berpartisipasi secara suka rela dan

tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Semua jawaban dalam skala

penelitian ini adalah murni dari apa yang saya alami sesungguhnya dan bukan

berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan

peneliti untuk menggunakan jawaban-jawaban yang saya berikan untuk

kepentingan penelitian ini.

........,....................... 2017

Menyetujui,

...............................................

(Tanda Tangan dan Inisial)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

78

IDENTITAS

Inisial :

Jenis kelamin :

Usia : Tahun

Kelas :

Tinggal bersama :

a. Orangtua lengkap (ayah, ibu)

b. Lain-lain ..................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

79

PETUNJUK PENGISIAN

Skala berikut ini terdiri dari tiga bagian dengan total pernyataan sebanyak 98 buah

pernyataan. Bacalah dan pahami setiap pernyataan tersebut dengan seksama.

Berilah tanda silang (X) di dalam kotak yang telah tersedia, yaitu :

SS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT SETUJU” dengan diri Anda

S : Bila pernyataan tersebut “SETUJU” dengan diri Anda

TS : Bila pernyataan tersebut “TIDAK SETUJU” dengan diri Anda

STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SETUJU” dengan diri

Anda

Anda bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri Anda sendiri, tidak ada

jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban Anda mencerminkan diri Anda

sendiri.

Contoh cara pengisian :

Pernyataan SS S TS STS

Saya senang membaca buku X

Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat memberikan tanda sama

dengan (-) pada jawaban yang telah Anda pilih sebelumnya dan memberikan

tanda silang (X) pada jawaban yang lebih menggambarkan diri Anda.

Contoh koreksi :

Pernyataan SS S TS STS

Saya senang membaca buku X X

SELAMAT MENGERJAKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

80

No Item STS TS S SS

1. Saya menyadari perasaan-perasaan yang saya

rasakan

2. Saya menyalahkan diri saya ketika mengalami

kegagalan

3. Saya merasa mampu meraih harapan-harapan

saya di masa depan

4. Saya memaksakan pendapat saya pada orang

lain

5. Saya mampu menyampaikan pendapat saya

ketika di dalam kelompok

6. Saya merasa kesulitan menyadari perasaan

yang sedang saya rasakan

7. Saya menerima kenyataan ketika saya

mengalami kegagalan

8. Saya merasa kurang mampu meraih harapan

saya di masa depan

9. Saya berusaha melihat suatu persoalan dari

sudut pandang orang lain

10. Saya memendam keinginan saya daripada

harus mengutarakannya kepada orang lain

11. Saya merasa peka terhadap perasaan saya

12. Saya tak segan memukul orang yang membuat

saya merasa marah

13. Saya merasa yakin bahwa saya akan berhasil

di masa depan

14. Saya merasa pendapat saya seringkali lebih

benar dibandingkan pendapat orang lain

15. Saya dapat menyampaikan maksud saya

dengan tepat pada orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

81

No Item STS TS S SS

16. Seringkali saya merasa bingung dengan

perasaan yang saya rasakan

17. Saya menahan diri untuk tidak mengeluarkan

kata-kata kasar ketika saya marah

18. Seringkali saya kurang percaya diri dalam

melakukan sesuatu

19. Saya menghargai pendapat teman ketika

berdiskusi

20. Saya merasa gugup ketika harus berbicara di

depan orang banyak

21. Saya memahami penyebab mengapa saya

merasa sedih

22. Saya mengeluarkan kata-kata kasar ketika

saya marah

23. Saya menunda kegiatan lain untuk

menyelesaikan tugas

24. Saya enggan menerima pendapat dari orang

lain walaupun sebenarnya pendapat tersebut

masuk akal

25. Saya mudah akrab dengan teman baru

26. Saya merasa jengkel terhadap seseorang

tanpa tahu penyebabnya

27. Saya merasa bersyukur atas hidup yang saya

jalani

28. Seringkali saya merasa menyerah akan apa

yang sedang saya hadapi

29. Saya memahami bahwa setiap orang

memiliki cara berfikir yang berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

82

No Item STS TS S SS

30. Saya merasa kesulitan untuk cepat akrab

dengan teman baru

31. Saya mengerti penyebab mengapa saya

merasa jengkel terhadap seseorang

32. Saya sering merasa iri dengan kehidupan

orang lain

33. Saya berusaha untuk mengumpulkan tugas

tepat waktu

34. Saya kesulitan mengetahui apa yang

dirasakan oleh teman saya karena saya tidak

mengalaminya

35. Saya menghibur teman saya yang sedang

bersedih

36. Saya merasa kecewa tanpa tahu penyebabnya

37. Saya menahan diri untuk tidak memukul

orang yang membuat saya merasa marah

38. Seringkali saya tidak mengumpulkan tugas

yang diberikan oleh guru

39. Saya berusaha memahami perasaan orang lain

40. Saya merasa canggung jika harus berkenalan

terlebih dahulu dengan teman baru

41. Saya cenderung diam ketika saya merasa

marah

42. Saya cenderung menyalahkan keadaan ketika

saya merasa tertekan

43. Saya mampu berkonsentrasi ketika

mengerjakan tugas

44. Seringkali cerita teman membosankan

sehingga saya enggan mendengarkannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

83

BAGIAN KEDUA

No Item STS TS S SS

1. Ayah sering menanyakan keberadaan saya

ketika saya belum pulang ke rumah

2. Ayah jarang memberikan arahan bagi saya

untuk berprilaku lebih baik

3. Ayah mendorong saya untuk dapat

mengambil keputusan berdasarkan kesiapan

saya

4. Saya merasa terdapat jarak hubungan antara

saya dengan ayah sehingga saya merasa segan

5. Ayah seringkali memberi nasehat agar saya

berperilaku baik

No Item STS TS S SS

45. Saya akan membantu teman yang mengalami

kesulitan

46. Saya kesulitan mengidentifikasi hal-hal apa

saja yang dapat membuat saya marah

47. Saya menghubungi teman ketika saya merasa

bosan

48. Saya sering melanggar peraturan yang

ditetapkan oleh sekolah

49. Saya mendengarkan dengan baik ketika ada

orang yang bercerita kepada saya

50. Saya tidak terlalu peduli dengan

permasalahan yang dihadapi oleh orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

84

No Item STS TS S SS

6. Ayah mendesak saya untuk mengambil

keputusan sesegera mungkin tanpa berpikir

panjang

7. Ayah seringkali meluangkan waktunya untuk

mengobrol dengan saya

8. Ayah membiarkan saya ketika saya

berperilaku kurang baik

9. Ayah melibatkan saya dalam diskusi keluarga

10. Ayah kurang memiliki waktu luang untuk

mengajari saya

11. Ayah menegur saya ketika saya berperilaku

buruk

12. Ayah jarang melibatkan saya dalam

pengambilan keputusan dalam keluarga

13. Ayah selalu mengusahakan apa yang menjadi

kebutuhan saya

14. Ayah membebaskan saya berperilaku sesuai

dengan keinginan saya

15. Ayah menanyakan persetujuan atas suatu

keputusan yang hendak diambil dalam

keluarga

16. Ayah jarang memiliki waktu untuk membantu

saya ketika saya merasa kesulitan

17. Ayah menetapkan peraturan bersama dalam

keluarga

18. Saya merasa pendapat saya jarang

didengarkan oleh ayah

19. Ayah bersikap sabar ketika mengajari saya

sesuatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

85

No Item STS TS S SS

20. Ayah selalu memperbolehkan saya untuk

melakukan segala sesuatu

21. Ketika terjadi perbedaan pendapat dalam

pengambilan keputusan keluarga, Ayah tetap

mendengarkan pendapat saya

22. Ayah tidak terlalu ikut campur dalam urusan

studi saya

23. Ayah menjelaskan pada saya perilaku yang

boleh dan tidak boleh saya lakukan

24. Ayah jarang memberikan saya kesempatan

untuk berpendapat tentang suatu hal

BAGIAN KETIGA

No Item STS TS S SS

1. Ibu seringkali memberi nasehat agar saya

berperilaku baik

2. Ibu mendesak saya untuk mengambil

keputusan sesegera mungkin tanpa berpikir

panjang

3. Ibu sering menanyakan keberadaan saya

ketika saya belum pulang ke rumah

4. Ibu jarang memberikan arahan bagi saya

untuk berprilaku lebih baik

5. Ibu mendorong saya untuk dapat mengambil

keputusan berdasarkan kesiapan saya

6. Saya merasa terdapat jarak hubungan antara

saya dengan Ibu sehingga saya merasa segan

7. Ibu menegur saya ketika saya berperilaku

buruk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

86

No Item STS TS S SS

8. Ibu jarang melibatkan saya dalam

pengambilan keputusan dalam keluarga

9. Ibu seringkali meluangkan waktunya untuk

mengobrol dengan saya

10. Ibu membiarkan saya ketika saya berperilaku

kurang baik

11. Ibu melibatkan saya dalam diskusi keluarga

12. Ibu kurang memiliki waktu luang untuk

mengajari saya

13. Ibu menetapkan peraturan bersama dalam

keluarga

14. Saya merasa pendapat saya jarang

didengarkan oleh Ibu

15. Ibu selalu mengusahakan apa yang menjadi

kebutuhan saya

16. Ibu membebaskan saya berperilaku sesuai

dengan keinginan saya

17. Ibu menanyakan persetujuan atas suatu

keputusan yang hendak diambil dalam

keluarga

18. Ibu jarang memiliki waktu untuk membantu

saya ketika saya merasa kesulitan

19. Ibu menjelaskan pada saya perilaku yang

boleh dan tidak boleh saya lakukan

20. Ibu jarang memberikan saya kesempatan

untuk berpendapat tentang suatu hal

21. Ibu bersikap sabar ketika mengajari saya

sesuatu

22. Ibu selalu memperbolehkan saya untuk

melakukan segala sesuatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

87

No Item STS TS S SS

23. Ketika terjadi perbedaan pendapat dalam

pengambilan keputusan keluarga, Ibu tetap

mendengarkan pendapat saya

24. Ibu tidak terlalu ikut campur dalam urusan

studi saya

Periksa kembali jawaban Anda, jangan ada yang terlewatkan. Terimakasih

kesediaannya dalam mengisi skala penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

88

LAMPIRAN 2

Realibilitas Skala Pola Asuh Otoritatif Orangtua dan Skala

Kecerdasan Emosional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

89

RELIABILITAS SKALA

A. Skala Pola Asuh Otoritatif Ayah

1. Sebelum seleksi item

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,898 24

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 70,5625 71,363 ,678 ,889

item2 70,3750 72,946 ,604 ,891

item3 70,5500 74,884 ,487 ,894

item4 70,8000 72,111 ,522 ,893

item5 70,3750 72,870 ,693 ,889

item6 70,7250 78,531 ,178 ,900

item7 70,8250 71,235 ,730 ,888

item8 70,4000 75,433 ,487 ,894

item9 70,7875 74,524 ,669 ,891

item10 70,9375 71,857 ,630 ,890

item11 70,6375 74,107 ,480 ,894

item12 70,8250 72,577 ,693 ,889

item13 70,3500 75,268 ,392 ,896

item14 71,0625 76,388 ,262 ,900

item15 70,7375 74,525 ,563 ,892

item16 70,8125 73,142 ,592 ,891

item17 70,9125 74,613 ,458 ,894

item18 70,6875 74,850 ,586 ,892

item19 70,6875 76,268 ,366 ,896

item20 71,2125 77,815 ,176 ,902

item21 70,7750 77,569 ,312 ,897

item22 71,0750 71,539 ,610 ,891

item23 70,4375 76,199 ,417 ,895

item24 70,8500 77,041 ,296 ,898

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

90

2. Setelah seleksi item (nilai kritis menggugurkan item sebesar 0,30).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,909 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 59,21 59,840 ,659 ,902

Item2 59,03 61,265 ,585 ,904

Item3 59,20 62,795 ,492 ,906

Item4 59,45 59,896 ,552 ,905

Item5 59,03 61,189 ,674 ,902

Item7 59,48 59,037 ,775 ,899

item8 59,05 63,592 ,461 ,907

item9 59,44 62,325 ,695 ,903

item10 59,59 60,018 ,635 ,903

item11 59,29 61,980 ,494 ,906

item12 59,48 60,607 ,707 ,901

item13 59,00 63,468 ,367 ,910

item15 59,39 62,519 ,563 ,905

item16 59,46 61,037 ,612 ,903

item17 59,56 62,654 ,452 ,907

item18 59,34 62,783 ,591 ,904

item19 59,34 63,745 ,404 ,908

item21 59,43 65,184 ,328 ,909

item22 59,73 59,873 ,602 ,904

item23 59,09 64,005 ,422 ,908

B. Skala Pola Asuh Otoritatif Ibu

1. Sebelum seleksi item

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,877 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

91

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 74,86 55,462 ,600 ,870

Item2 75,53 56,556 ,214 ,881

Item3 74,91 55,119 ,587 ,870

Item4 75,21 55,967 ,278 ,879

Item5 75,25 55,582 ,415 ,874

Item6 75,05 55,339 ,407 ,874

Item7 75,01 55,000 ,575 ,870

item8 75,49 55,215 ,449 ,873

item9 75,18 54,475 ,525 ,870

item10 75,01 54,924 ,617 ,869

item11 75,44 54,173 ,578 ,869

item12 75,39 53,430 ,526 ,870

item13 75,58 55,716 ,367 ,875

item14 75,29 55,321 ,437 ,873

item15 75,03 53,923 ,627 ,868

item16 75,83 56,323 ,223 ,881

item17 75,44 54,806 ,548 ,870

item18 75,28 53,923 ,552 ,870

item19 75,03 55,063 ,596 ,870

item20 75,41 54,802 ,614 ,869

item21 75,18 54,399 ,603 ,869

item22 76,01 56,291 ,230 ,881

item23 75,38 55,250 ,586 ,870

item24 75,48 56,759 ,243 ,879

2. Setelah Seleksi Item (nilai kritis menggugurkan item sebesar 0,30).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,902 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

92

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 60,04 41,226 ,562 ,897

Item3 60,09 40,967 ,545 ,897

Item5 60,43 41,108 ,413 ,901

Item6 60,23 40,936 ,400 ,902

Item7 60,19 40,762 ,551 ,897

item8 60,66 40,480 ,489 ,899

item9 60,35 39,547 ,605 ,895

item10 60,19 40,762 ,582 ,896

item11 60,61 39,734 ,599 ,896

item12 60,56 38,781 ,578 ,897

item13 60,75 40,823 ,414 ,901

item14 60,46 40,783 ,449 ,900

item15 60,20 39,732 ,620 ,895

item17 60,61 39,987 ,614 ,895

item18 60,45 39,390 ,587 ,896

item19 60,20 40,744 ,583 ,896

item20 60,59 40,296 ,637 ,895

item21 60,35 40,003 ,616 ,895

item23 60,55 40,706 ,607 ,896

C. Skala Kecerdasan Emosional

1. Sebelum Seleksi Item

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 144,4430 160,737 ,414 ,895

item2 145,4684 166,944 -,001 ,899

item3 144,2658 163,480 ,281 ,896

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,897 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

93

item4 144,3924 161,959 ,329 ,896

item5 144,5696 160,377 ,494 ,894

item6 144,8354 157,729 ,564 ,893

item7 144,5316 160,509 ,534 ,894

item8 144,4177 160,041 ,452 ,894

item9 144,7215 162,896 ,233 ,897

item10 145,1266 161,394 ,303 ,896

item11 144,6076 158,216 ,526 ,893

item12 144,6203 160,187 ,341 ,896

item13 144,2405 162,211 ,341 ,895

item14 144,9241 164,045 ,193 ,897

item15 144,9241 161,302 ,353 ,895

item16 145,4557 164,764 ,143 ,898

item17 144,6709 158,685 ,412 ,894

item18 145,3038 158,727 ,457 ,894

item19 144,2532 159,602 ,492 ,894

item20 145,3418 158,305 ,428 ,894

item21 144,7342 158,531 ,529 ,893

item22 144,7595 159,903 ,347 ,895

item23 145,0000 162,487 ,313 ,896

item24 144,4051 160,757 ,416 ,895

item25 144,6582 159,484 ,384 ,895

item26 144,2434 160,471 ,210 ,896

item27 144,0253 162,128 ,391 ,895

item28 144,9114 159,210 ,460 ,894

item29 144,1266 161,317 ,443 ,894

item30 144,8481 158,413 ,498 ,893

item31 144,7089 160,440 ,435 ,894

item32 144,8481 160,054 ,412 ,894

item33 144,5316 160,201 ,395 ,895

item34 145,1646 164,293 ,149 ,898

item35 144,3797 161,008 ,426 ,894

item36 144,8481 160,695 ,349 ,895

item37 144,3544 160,104 ,412 ,894

item38 144,5316 160,611 ,358 ,895

item39 144,3544 161,257 ,467 ,894

item40 145,0127 155,705 ,520 ,893

item41 144,6456 163,950 ,252 ,898

item42 145,0127 160,577 ,369 ,895

item43 144,7468 161,191 ,396 ,895

item44 144,8354 161,293 ,292 ,896

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

94

item45 144,3291 159,429 ,522 ,893

item46 144,8228 162,943 ,271 ,896

item47 144,6203 163,085 ,213 ,897

item48 144,4810 160,689 ,328 ,896

item49 144,3671 160,440 ,511 ,894

item50 144,5823 164,580 ,134 ,898

2. Setelah Seleksi Item (nilai kritis menggugurkan item sebesar 0,30).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,901 38

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 111,01 118,671 ,429 ,898

Item4 110,96 119,707 ,344 ,900

Item5 111,14 118,247 ,522 ,897

Item6 111,40 116,673 ,534 ,897

Item7 111,10 118,648 ,536 ,898

item8 110,98 118,354 ,439 ,898

item10 111,69 119,230 ,313 ,900

item11 111,18 117,032 ,501 ,897

item12 111,19 118,762 ,316 ,900

item13 110,80 119,934 ,354 ,899

item15 111,50 118,278 ,429 ,898

item17 111,25 117,000 ,411 ,899

item18 111,86 117,310 ,442 ,898

item19 110,83 117,665 ,508 ,897

item20 111,91 116,613 ,436 ,898

item21 111,30 116,592 ,558 ,897

item22 111,34 118,176 ,340 ,900

item23 111,58 120,222 ,321 ,900

item24 110,98 118,809 ,420 ,899

item25 111,23 117,493 ,401 ,899

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

95

item27 110,60 120,015 ,390 ,899

item28 111,48 118,227 ,409 ,899

item29 110,71 118,840 ,463 ,898

item30 111,41 116,296 ,539 ,897

item31 111,28 119,063 ,398 ,899

item32 111,43 118,399 ,398 ,899

item33 111,11 118,050 ,410 ,899

item35 110,95 119,365 ,402 ,899

item36 111,41 118,549 ,366 ,899

item37 110,93 118,804 ,375 ,899

item38 111,10 118,876 ,348 ,900

item39 110,93 119,513 ,446 ,898

item40 111,56 114,148 ,532 ,897

item42 111,58 119,134 ,338 ,900

item43 111,31 119,104 ,408 ,899

item45 110,90 118,066 ,494 ,898

item48 111,05 118,782 ,328 ,900

item49 110,94 118,743 ,498 ,898

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

96

LAMPIRAN 3

SKALA PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

97

SKALA PENELITIAN

(UJI COBA)

Oleh :

Lintang Hari Tanhanasashi P.

139114024

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

98

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir,

saya mengharapkan partisipasi Saudara untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini

berisi pernyataan-pernyataan yang menggambarkan pandangan terhadap diri

sendiri maupun orang lain. Dalam pengisian kuesioner ini tidak ada jawaban yang

benar atau yang salah, maka silahkan Saudara memberikan jawaban yang paling

sesuai dengan keadaan diri Anda yang sesungguhnya. Oleh karena itu, saya selaku

peneliti mengharapkan Anda bersedia memberikan jawaban Anda sendiri

sejujurnya tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua jawaban Anda akan

dijaga kerahasiaannya, dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian saja.

Sebelum mengembalikan kuesioner ini, mohon periksa jawaban Anda,

jangan sampai ada yang terlewat. Saya mengucapkan terimakasih atas kerjasama

dan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini.

Yogyakarta,....... Agustus 2017

Hormat saya,

Lintang Hari Tanhanasashi P.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

99

LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia berpartisipasi dalam

penelitian ini dengan mengisi skala ini. Saya berpartisipasi secara suka rela dan

tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Semua jawaban dalam skala

penelitian ini adalah murni dari apa yang saya alami sesungguhnya dan bukan

berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan

peneliti untuk menggunakan jawaban-jawaban yang saya berikan untuk

kepentingan penelitian ini.

........,....................... 2017

Menyetujui,

.....................................

(Tanda Tangan dan Inisial)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

100

IDENTITAS

Inisial :

Jenis kelamin :

Usia : Tahun

Kelas :

Tinggal bersama :

a. Orangtua lengkap (ayah, ibu)

b. Lain-lain ..................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

101

PETUNJUK PENGISIAN

Skala berikut ini terdiri dari tiga bagian dengan total pernyataan sebanyak 98 buah

pernyataan. Bacalah dan pahami setiap pernyataan tersebut dengan seksama.

Berilah tanda silang (X) di dalam kotak yang telah tersedia, yaitu :

SS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT SETUJU” dengan diri Anda

S : Bila pernyataan tersebut “SETUJU” dengan diri Anda

TS : Bila pernyataan tersebut “TIDAK SETUJU” dengan diri Anda

STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SETUJU” dengan diri

Anda

Anda bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri Anda sendiri, tidak ada

jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban Anda mencerminkan diri Anda

sendiri.

Contoh cara pengisian :

Pernyataan SS S TS STS

Saya senang membaca buku X

Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat memberikan tanda sama

dengan (-) pada jawaban yang telah Anda pilih sebelumnya dan memberikan

tanda silang (X) pada jawaban yang lebih menggambarkan diri Anda.

Contoh koreksi :

Pernyataan SS S TS STS

Saya senang membaca buku X X

SELAMAT MENGERJAKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

102

No Item STS TS S SS

1. Saya menyadari perasaan-perasaan yang saya

rasakan

2. Saya memaksakan pendapat saya pada orang

lain

3. Saya mampu menyampaikan pendapat saya

ketika di dalam kelompok

4. Saya merasa kesulitan menyadari perasaan

yang sedang saya rasakan

5. Saya menerima kenyataan ketika saya

mengalami kegagalan

6. Saya merasa kurang mampu meraih harapan

saya di masa depan

7. Saya memendam keinginan saya daripada

harus mengutarakannya kepada orang lain

8. Saya merasa peka terhadap perasaan saya

9. Saya tak segan memukul orang yang

membuat saya merasa marah

10. Saya merasa yakin bahwa saya akan berhasil

di masa depan

11. Saya dapat menyampaikan maksud saya

dengan tepat pada orang lain

12. Saya menahan diri untuk tidak mengeluarkan

kata-kata kasar ketika saya marah

13. Seringkali saya kurang percaya diri dalam

melakukan sesuatu

14. Saya menghargai pendapat teman ketika

berdiskusi

15. Saya merasa gugup ketika harus berbicara di

depan orang banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

103

No Item STS TS S SS

16. Saya memahami penyebab mengapa saya

merasa sedih

17. Saya mengeluarkan kata-kata kasar ketika

saya marah

18. Saya menunda kegiatan lain untuk

menyelesaikan tugas

19. Saya enggan menerima pendapat dari orang

lain walaupun sebenarnya pendapat tersebut

masuk akal

20. Saya mudah akrab dengan teman baru

21. Saya merasa bersyukur atas hidup yang saya

jalani

22. Seringkali saya merasa menyerah akan apa

yang sedang saya hadapi

23. Saya memahami bahwa setiap orang

memiliki cara berfikir yang berbeda

24. Saya merasa kesulitan untuk cepat akrab

dengan teman baru

25. Saya mengerti penyebab mengapa saya

merasa jengkel terhadap seseorang

26. Saya sering merasa iri dengan kehidupan

orang lain

27. Saya berusaha untuk mengumpulkan tugas

tepat waktu

28. Saya menghibur teman saya yang sedang

bersedih

29. Saya merasa kecewa tanpa tahu penyebabnya

30. Saya menahan diri untuk tidak memukul

orang yang membuat saya merasa marah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

104

No Item STS TS S SS

31. Seringkali saya tidak mengumpulkan tugas

yang diberikan oleh guru

32. Saya berusaha memahami perasaan orang

lain

33. Saya merasa canggung jika harus berkenalan

terlebih dahulu dengan teman baru

34. Saya cenderung menyalahkan keadaan ketika

saya merasa tertekan

35. Saya mampu berkonsentrasi ketika

mengerjakan tugas

36. Saya akan membantu teman yang mengalami

kesulitan

37. Saya sering melanggar peraturan yang

ditetapkan oleh sekolah

38. Saya mendengarkan dengan baik ketika ada

orang yang bercerita kepada saya

BAGIAN KEDUA

No Item STS TS S SS

1. Ayah sering menanyakan keberadaan saya

ketika saya belum pulang ke rumah

2. Ayah jarang memberikan arahan bagi saya

untuk berprilaku lebih baik

3. Ayah mendorong saya untuk dapat

mengambil keputusan berdasarkan kesiapan

saya

4. Saya merasa terdapat jarak hubungan antara

saya dengan ayah sehingga saya merasa

segan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

105

No Item STS TS S SS

5. Ayah seringkali memberi nasehat agar saya

berperilaku baik

6. Ayah seringkali meluangkan waktunya untuk

mengobrol dengan saya

7. Ayah membiarkan saya ketika saya

berperilaku kurang baik

8. Ayah melibatkan saya dalam diskusi keluarga

9. Ayah kurang memiliki waktu luang untuk

mengajari saya

10. Ayah menegur saya ketika saya berperilaku

buruk

11. Ayah jarang melibatkan saya dalam

pengambilan keputusan dalam keluarga

12. Ayah selalu mengusahakan apa yang menjadi

kebutuhan saya

13. Ayah menanyakan persetujuan atas suatu

keputusan yang hendak diambil dalam

keluarga

14. Ayah jarang memiliki waktu untuk

membantu saya ketika saya merasa kesulitan

15. Ayah menetapkan peraturan bersama dalam

keluarga

16. Saya merasa pendapat saya jarang

didengarkan oleh ayah

17. Ayah bersikap sabar ketika mengajari saya

sesuatu

18. Ketika terjadi perbedaan pendapat dalam

pengambilan keputusan keluarga, Ayah tetap

mendengarkan pendapat saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

106

No Item STS TS S SS

19. Ayah tidak terlalu ikut campur dalam urusan

studi saya

20. Ayah menjelaskan pada saya perilaku yang

boleh dan tidak boleh saya lakukan

BAGIAN KETIGA

No Item STS TS S SS

1. Ibu seringkali memberi nasehat agar saya

berperilaku baik

2. Ibu sering menanyakan keberadaan saya

ketika saya belum pulang ke rumah

3. Ibu mendorong saya untuk dapat mengambil

keputusan berdasarkan kesiapan saya

4. Saya merasa terdapat jarak hubungan antara

saya dengan Ibu sehingga saya merasa segan

5. Ibu menegur saya ketika saya berperilaku

buruk

6. Ibu jarang melibatkan saya dalam

pengambilan keputusan dalam keluarga

7. Ibu seringkali meluangkan waktunya untuk

mengobrol dengan saya

8. Ibu membiarkan saya ketika saya berperilaku

kurang baik

9. Ibu melibatkan saya dalam diskusi keluarga

10. Ibu kurang memiliki waktu luang untuk

mengajari saya

11. Ibu menetapkan peraturan bersama dalam

keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

107

No Item STS TS S SS

12. Saya merasa pendapat saya jarang

didengarkan oleh Ibu

13. Ibu selalu mengusahakan apa yang menjadi

kebutuhan saya

14. Ibu menanyakan persetujuan atas suatu

keputusan yang hendak diambil dalam

keluarga

15. Ibu jarang memiliki waktu untuk membantu

saya ketika saya merasa kesulitan

16. Ibu menjelaskan pada saya perilaku yang

boleh dan tidak boleh saya lakukan

17. Ibu jarang memberikan saya kesempatan

untuk berpendapat tentang suatu hal

18. Ibu bersikap sabar ketika mengajari saya

sesuatu

19. Ketika terjadi perbedaan pendapat dalam

pengambilan keputusan keluarga, Ibu tetap

mendengarkan pendapat saya

Periksa kembali jawaban Anda, jangan ada yang terlewatkan. Terimakasih

kesediaannya dalam mengisi skala penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

108

LAMPIRAN 4

Hasil Uji Mean Empirik dan Mean Teoretik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

109

A. Mean Teoretik

Mean teoretik = ( ) ( )

Berikut merupakan perhitungan mean teoretik pada masing-masing

skala yang telah dibuat oleh peneliti :

1. Skala kecerdasan emosional

Skor terendah x jumlah item = 1 x 38 = 38

Skor tertinggi x jumlah item = 4 x 38 = 152

Mean teoretik =

= 95

2. Skala pola Asuh otoritatif ayah

Skor terendah x jumlah item = 1 x 20 = 20

Skor tertinggi x jumlah item = 4 x 20 = 80

Mean teoretik =

= 50

3. Skala pola asuh otoritatif ibu

Skor terendah x jumlah item = 1 x 19 = 19

Skor tertinggi x jumlah item = 4 x 19 = 76

Mean teoretik =

= 47,5

B. Mean Empirik

1. Data mean empirik skala pola asuh otoritatif ayah

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

PAA 182 61,81 8,826 ,654

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

110

One-Sample Test

Test Value = 50

t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

PAA 18,049 181 ,000 11,808 10,52 13,10

2. Data mean empirik skala pola asuh otoritatif ibu

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

PAI 182 62,31 6,589 ,488

One-Sample Test

Test Value = 47.5

t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

PAI 30,327 181 ,000 14,813 13,85 15,78

3. Data mean empirik skala kecerdasan emosional

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

KE 182 114,34 9,620 ,713

One-Sample Test

Test Value = 95

t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

KE 27,115 181 ,000 19,335 17,93 20,74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

111

LAMPIRAN 5

HASIL UJI NORMALITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

112

1. Hasil uji normalitas skala pola asuh orangtua

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PAAI ,057 182 ,200* ,987 182 ,094

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

2. Hasil uji normalitas skala kecerdasan emosional

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KE ,102 182 ,000 ,968 182 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

113

LAMPIRAN 6

HASIL UJI LINEARITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

114

Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Kecerdasan

emosional *

Pola Asuh

Orangtua

Between

Groups

(Combine

d)

9357,970 52 179,961 3,140 ,000

Linearity 5180,109 1 5180,109 90,392 ,000

Deviation

from

Linearity

4177,861 51 81,919 1,429 ,056

Within Groups 7392,585 129 57,307

Total 16750,555 181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

115

LAMPIRAN 7

HASIL UJI HIPOTESIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

116

Hasil Uji Hipotesis

Correlations

KE PAAI

Spearman's rho

KE

Correlation Coefficient 1,000 ,478**

Sig. (1-tailed) . ,000

N 182 182

PAAI

Correlation Coefficient ,478** 1,000

Sig. (1-tailed) ,000 .

N 182 182

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

117

LAMPIRAN 8

Hasil Sumbangan Variabel Pola Asuh Orangtua terhadap

Variabel Kecerdasan Emosional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

118

1. Hasil sumbangan pola asuh otoritatif ayah terhadap kecerdasan

emosional

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,499a ,249 ,245 8,449

a. Predictors: (Constant), PAA

2. Hasil sumbangan pola asuh otoritatif ibu terhadap kecerdasan

emosional

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,514a ,265 ,261 8,359

a. Predictors: (Constant), PAI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

119

LAMPIRAN 9

Hasil Uji Korelasi Skala Pola Asuh Otoritatif Ayah dan

Ibu dengan Skala Kecerdasan Emosional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

120

1. Hasil uji korelasi pola asuh ayah dan kecerdasan emosional

Correlations

KE PAA

Spearman's rho

KE

Correlation Coefficient 1,000 ,462**

Sig. (1-tailed) . ,000

N 182 182

PAA

Correlation Coefficient ,462** 1,000

Sig. (1-tailed) ,000 .

N 182 182

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

2. Hasil uji korelasi pola asuh ibu dan kecerdasan emosional

Correlations

KE PAI

Spearman's rho

KE

Correlation Coefficient 1,000 ,449**

Sig. (1-tailed) . ,000

N 182 182

PAI

Correlation Coefficient ,449** 1,000

Sig. (1-tailed) ,000 .

N 182 182

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

121

LAMPIRAN 10

Form Penilaian Validitas Isi Skala Kecerdasan Emosional

dan Skala Pola Asuh Otoritatif Orangtua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

122

FORM PENILAIAN VALIDITAS ISI

KECERDASAN EMOSIONAL

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

123

Penlilaian Validitas Isi Item

Skala ini bertujuan untuk mengukur kecerdasan emosional. Definisi konseptual, aspek beserta indikator perilakunya adalah sebagai

berikut:

Atribut Psikologis Aspek/Indikator perilaku

Kecerdasan Emosional :

Kemampuan seseorang untuk mengatur emosinya dengan

inteligensi melalui kemampuan kesadaran diri, pengendalian diri,

motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Aspek :

1. Mengenali emosi diri

Merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali emosinya

sendiri

Indikator :

a. Mengenali dan merasakan emosinya sendiri

b. Memahami penyebab perasaan yang timbul

c. Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan

2. Mengelola emosi

Merupakan kemampuan seseorang untuk mengelola emosinya

dengan tepat sehingga tercapai keseimbangan emosi

Indikator :

a. Bersikap toleran terhadap frustasi

b. Mampu mengendalikan perilaku agresif yang dapat

merusak diri sendiri dan orang lain

c. Memiliki perasaan positif tentang diri sendiri, sekolah dan

keluarga

d. Memiliki kemampuan untuk mengatasi ketegangan jiwa

(stres)

e. Dapat mengurangi perasaan kesepian dan cemas

3. Motivasi diri

Merupakan kemampuan seseorang untuk bertekun menahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

124

diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati.

Indikator :

a. Memiliki optimisme (keyakinan diri) dalam mencapai

sesuatu

b. Memiliki rasa tanggungjawab

c. Mampu memusatkan perhatian pada tugas yang diberikan

4. Empati

Merupakan kemampuan untuk peduli terhadap perasaan orang

lain

Indikator :

a. Menerima sudut pandang orang lain (memandang suatu hal

dari sudut pandang orang lain sehingga menimbulkan

toleransi dan kemampuan menerima perbedaan)

b. Peka terhadap perasaan orang lain

c. Mampu mendengarkan orang lain

5. Keterampilan sosial

Merupakan kecakapan sosial yang memungkinkan seseorang

membentuk hubungan, menggerakkan, mempengaruhi,

meyakinkan, dan membina hubungan dengan orang lain, serta

membuat orang lain merasa nyaman.

Indikator :

a. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain

b. Memiliki sikap bersahabat (mudah bergaul) dengan orang

lain

c. Memiliki sikap tenggang rasa dan perhatian terhadap orang

lain

d. Memperhatikan kepentingan sosial (senang menolong

orang lain) dan dapat hidup selaras dengan kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

125

Tugas Anda adalah sebagai berikut :

a. Berikanlah penilaian Anda terkait taraf relevansi terhadap setiap item berikut ini

b. Taraf relevansi yang dimaksud adalah sejauh mana item tersebut mencerminkan atribut psikologis yang diukur.

c. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala penilaian berikut :

1 = Tidak relevan

2 = Kurang Relevan

3 = Relevan

4 = Sangat Relevan

d. Nyatakanlah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda centang (√)

e. Berikanlah saran atau perbaikan pada kolom yang telah disediakan apabila menurut Anda item-item yang tersedia

tidak/kurang relevan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

126

Penilaian Item

Kecerdasan emosional :

Kemampuan seseorang untuk mengatur emosinya dengan inteligensi melalui kemampuan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi

diri, empati dan keterampilan sosial.

Aspek : 1. Mengenali emosi diri

Definisi : Kemampuan seseorang untuk mengenali emosinya sendiri.

No Indikator Perilaku Item Favorable Taraf Relevansi Saran Perbaikan

Item 1 2 3 4

1. Mengenali dan

merasakan emosinya

sendiri

Saya menyadari perasaan-perasaan yang saya rasakan (F)

2. Saya merasa peka terhadap perasaan saya (F)

3. Saya mampu membedakan perasaan senang maupun

perasaan sedih yang saya rasakan (F)

4. Saya merasa kesulitan menyadari perasaan yang sedang saya

rasakan (UF)

5. Seringkali saya merasa bingung dengan perasaan yang saya

rasakan (UF)

6. Saya merasa kesulitan membedakan perasaan senang

maupun perasaan sedih yang saya rasakan (UF)

7. Memahami penyebab

perasaan yang timbul

Saya memahami penyebab mengapa saya merasa sedih (F)

8. Saya mengerti penyebab mengapa saya merasa jengkel

terhadap seseorang (F)

9. Saya mengetahui penyebab dari perasaan-perasaan yang

saya rasakan (F)

10. Terkadang saya merasa jengkel terhadap seseorang tanpa

tahu penyebabnya (UF)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

127

11. Terkadang saya merasa kecewa tanpa tahu penyebabnya

(UF)

12. Saya kesulitan mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dapat

membuat saya marah (UF)

13 Mengenal pengaruh

perasaan terhadap

tindakan

Saya cenderung diam ketika saya merasa marah (F)

14. Saya bertindak sesuatu tanpa mengetahui perasaan yang

mendasari tindakan tersebut (UF)

Aspek : 2. Mengelola Emosi

Definisi : Kemampuan seseorang untuk mengelola emosinya dengan tepat sehingga tercapai keseimbangan emosi.

No Indikator Perilaku Item Favorable Taraf Relevansi Saran Perbaikan

Item 1 2 3 4

15. Bersikap toleran

terhadap frustasi

Saya belajar dari kegagalan yang saya alami (F)

16. Saya menyalahkan diri saya ketika mengalami kegagalan

(UF)

17. Mampu

mengendalikan

perilaku agresif yang

dapat merusak diri

sendiri dan orang lain

Saya menahan diri untuk tidak memukul orang yang

membuat saya merasa marah (F)

18. Saya menahan diri untuk tidak mengeluarkan kata-kata kasar

ketika saya marah (F)

19. Saya tak segan memukul orang yang membuat saya merasa

marah (UF)

20. Seringkali saya mengeluarkan kata-kata kasar ketika saya

marah (UF)

21. Memiliki perasaan

positif tentang diri

sendiri, sekolah dan

keluarga

Saya merasa bersyukur atas hidup yang saya jalani (F)

22. Saya memiliki perasaan positif terhadap diri saya (F)

23. Terkadang saya merasa iri dengan kehidupan orang lain

(UF)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

128

24. Seringkali saya merasa cemas akan suatu hal yang belum

terjadi (UF)

25. Memiliki kemampuan

untuk mengatasi

ketegangan jiwa

(stres)

Ketika saya merasa tertekan akan sesuatu maka saya akan

merenung (F)

26. Saya cenderung menyalahkan keadaan ketika saya merasa

tertekan (UF)

27. Dapat mengurangi

perasaan kesepian dan

cemas

Saya menghubungi teman ketika saya merasa bosan (F)

28. Saya kesulitan mengatasi kecemasan yang saya alami (UF)

Aspek : 3. Motivasi diri

Definisi : Kemampuan seseorang untuk bertekun menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati

No Indikator Perilaku Item Favorable Taraf Relevansi Saran Perbaikan

Item 1 2 3 4

29. Memiliki optimisme

(keyakinan diri) dalam

mencapai sesuatu

Saya mampu meraih harapan-harapan saya di masa depan

(F)

30. Saya yakin bahwa saya akan berhasil di masa depan (F)

31. Saya yakin akan kemampuan yang saya miliki untuk meraih

target-target yang telah ditetapkan (F)

32. Saya merasa kurang mampu meraih harapan saya di masa

depan (UF)

33. Seringkali saya kurang percaya diri dalam melakukan

sesuatu (UF)

34. Seringkali saya merasa menyerah akan apa yang sedang saya

hadapi (UF)

35. Memiliki rasa Saya menunda kegiatan lain untuk menyelesaikan tugas (F)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

129

36. tanggungjawab Saya berusaha untuk mengumpulkan tugas tepat waktu (F)

37. Saya berusaha untuk mematuhi setiap peraturan yang

ditetapkan oleh sekolah (F)

38. Seringkali saya tidak mengumpulkan tugas yang diberikan

oleh guru (UF)

39. Seringkali saya melanggar peraturan yang ditetapkan oleh

sekolah (UF)

40. Saya enggan meminta maaf atas kesalahan yang telah saya

perbuat (UF)

41. Mampu memusatkan

perhatian pada tugas

yang diberikan

Saya mampu berkonsentrasi ketika mengerjakan tugas (F)

42. Saya sulit berkonsentrasi ketika belajar (UF)

Aspek : 4. Empati

Definisi : Kemampuan untuk peduli terhadap perasaan orang lain.

No Indikator Perilaku Item Favorable Taraf Relevansi Saran Perbaikan

Item 1 2 3 4

43. Menerima sudut

pandang orang lain

(memandang suatu hal

dari sudut pandang

oranglain sehingga

menimbulkan

toleransi dan

kemampuan menerima

perbedaan)

Saya berusaha melihat suatu persoalan dari sudut pandang

orang lain (F)

44. Saya mencoba untuk memahami jalan pikiran orang lain (F)

45. Saya menghargai pendapat teman ketika berdiskusi (F)

46. Saya memahami bahwa setiap orang memiliki cara berfikir

yang berbeda (F)

47. Saya enggan melihat suatu persoalan dari sudut pandang

orang lain (UF)

48. Seringkali saya memaksakan pendapat saya pada orang lain

(UF)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

130

49. Saya merasa pendapat saya seringkali lebih benar

dibandingkan pendapat orang lain (UF)

50. Seringkali saya enggan menerima pendapat dari orang lain

walaupun sebenarnya pendapat tersebut masuk akal (UF)

51. Peka terhadap

perasaan orang lain

Saya mengetahui teman dekat saya sedang sedih hanya

dengan melihat raut wajahnya (F)

52. Saya berusaha memahami perasaan orang lain (F)

53. Saya kesulitan mengetahui apa yang dirasakan oleh teman

saya karena saya tidak mengalaminya (UF)

54. Saya merasa biasa saja ketika ada teman yang bercerita sedih

kepada saya (UF)

55. Mampu

mendengarkan orang

lain

Saya mendengarkan dengan baik ketika ada orang yang

bercerita kepada saya (F)

56. Seringkali cerita teman membosankan sehingga saya enggan

mendengarkannya (UF)

Aspek : 5. Keterampilan sosial

Definisi : Kecakapan sosial yang memungkinkan seseorang membentuk hubungan, menggerakkan, mempengaruhi, meyakinkan dan

membina hubungan dengan orang lain serta membuat orang lain merasa nyaman.

No Indikator Perilaku Item Favorable Taraf Relevansi Saran Perbaikan

Item 1 2 3 4

57. Memiliki kemampuan

berkomunikasi

dengan orang lain

Saya mampu menyampaikan pendapat saya ketika di dalam

kelompok (F)

58. Saya dapat menyampaikan maksud saya dengan tepat pada

orang lain (F)

59. Saya percaya diri ketika berbicara di depan orang banyak (F)

60. Seringkali saya memendam keinginan saya daripada harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

131

mengutarakannya kepada orang lain (UF)

61. Saya merasa orang lain harus mengerti keinginan saya tanpa

saya mengungkapkannya (UF)

62. Saya merasa gugup ketika harus berbicara di depan orang

banyak (UF)

63. Memiliki sikap

bersahabat (mudah

bergaul) dengan orang

lain

Saya merupakan seorang yang mudah akrab dengan teman

baru (F)

64. Saya tidak ragu berkenalan dengan teman baru terlebih

dahulu (F)

65. Saya merasa kesulitan untuk cepat akrab dengan teman baru

(UF)

66. Seringkali saya merasa canggung jika harus berkenalan

terlebih dahulu dengan teman baru (UF)

67. Memiliki sikap

tenggang rasa dan

perhatian terhadap

orang lain

Saya akan menghibur teman saya yang sedang bersedih (F)

68. Saya lebih senang dihibur daripada menghibur orang lain

(UF)

69. Memperhatikan

kepentingan sosial

(senang menolong

orang lain) dan dapat

hidup selaras dengan

kelompok

Saya akan membantu teman yang mengalami kesulitan (F)

70. Saya tidak terlalu peduli dengan permasalahan yang

dihadapi oleh orang lain (UF)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

132

FORM PENILAIAN VALIDITAS ISI

POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA (AYAH, IBU)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

133

Penlilaian Validitas Isi Item

Skala ini bertujuan untuk mengukur kecenderungan pola asuh otoritatif orangtua yang terdiri dari ayah serta ibu. Definisi konseptual,

aspek beserta indikator perilakunya adalah sebagai berikut:

Atribut Psikologis Aspek/Indikator perilaku

Pola asuh otoritatif :

Merupakan jenis pola asuh yang melibatkan penerimaan dan

keterlibatan yang tinggi pada anak, pengendalian adaptif serta

pemberian otonomi yang wajar terhadap anak.

Aspek :

1. Penerimaan dan keterlibatan

Orangtua (ayah, ibu) bersikap hangat, penuh perhatian, sabar

dan peka terhadap kebutuhan anak.

Indikator :

a. Sikap hangat, perhatian, sabar dan peka terhadap

kebutuhan anak

2. Kendali

Orangtua (ayah, ibu) memberikan standar, batas, dan

panduan yang dibutuhkan anak. orangtua juga memberikan

tuntutan yang wajar akan kematangan dan secara konsisten

mendorong serta menjelaskannya.

Indikator :

a. Memberikan tuntutan yang wajar akan kematangan

namun juga menjelaskannya

b. Memberikan batasan perilaku yang jelas

3. Pemberian otonomi

Orangtua (ayah, ibu) membiarkan anak mengambil

keputusan sesuai dengan kesiapannya dan mendorong anak

agar mengutarakan pikiran, perasaan dan keinginannya. Saat

terjadi perbedaan pendapat, orangtua tetap melibatkan anak

dalam pengambilan keputusan bersama jika memungkinkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

134

Indikator :

a. Membiarkan anak mengambil keputusan sesuai dengan

kesiapannya

b. Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan bersama

dengan mendorong anak mengutarakan pikirannya dan

juga saat terjadi perbedaan pendapat.

Tugas Anda adalah sebagai berikut :

a. Berikanlah penilaian Anda terkait taraf relevansi terhadap setiap item berikut ini

b. Taraf relevansi yang dimaksud adalah sejauh mana item tersebut mencerminkan atribut psikologis yang diukur.

c. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala penilaian berikut :

1 = Tidak relevan

2 = Kurang Relevan

3 = Relevan

4 = Sangat Relevan

d. Nyatakanlah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda centang (√)

e. Berikanlah saran atau perbaikan pada kolom yang telah disediakan apabila menurut Anda item-item yang tersedia

tidak/kurang relevan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

135

Penilaian Item

Pola asuh otoritatif

Merupakan jenis pola asuh yang melibatkan penerimaan dan keterlibatan yang tinggi pada anak, pengendalian adaptif serta

pemberian otonomi yang wajar terhadap anak.

Aspek : 1. Penerimaan dan keterlibatan

Definisi : (Ayah, Ibu) bersikap hangat, penuh perhatian, sabar dan peka terhadap kebutuhan anak

No Indikator Perilaku Item Favorable Taraf Relevansi Saran Perbaikan

Item 1 2 3 4

1. Sikap yang hangat,

Perhatian,

Sabar,

Peka terhadap

kebutuhan

(Ayah, Ibu) sering menanyakan keberadaan saya ketika saya

belum pulang ke rumah (F)

2. (Ayah, Ibu) seringkali meluangkan waktunya untuk

mengobrol dengan saya (F)

3. (Ayah, Ibu) selalu mengusahakan apa yang menjadi

kebutuhan saya (F)

4. (Ayah, Ibu) bersikap sabar ketika mengajari saya sesuatu (F)

5. Saya memiliki hubungan yang dekat dengan (ayah, ibu) (F)

6. (Ayah. Ibu) jarang menanyakan keberadaan saya ketika saya

belum pulang ke rumah (UF)

7. Saya merasa terdapat jarak antara saya dengan (ayah, ibu)

sehingga saya merasa segan (UF)

8. (Ayah, Ibu) kurang memiliki waktu luang untuk mengajari

saya tentang sesuatu (UF)

9. (Ayah, Ibu) jarang memiliki waktu untuk membantu saya

ketika saya merasa kesulitan (UF)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

136

10 (Ayah, Ibu) tidak terlalu ikut campur dalam urusan studi

saya (UF)

Aspek : 2. Kendali

Definisi : (Ayah, Ibu) memberikan standar, batas, dan panduan yang dibutukan anak. Ayah juga memberikan tuntutan yang wajar

akan kematangan dan secara konsisten mendorong dan menjelaskannya.

No Indikator Perilaku Item Favorable Taraf Relevansi Saran Perbaikan

Item 1 2 3 4

11. Memberikan tuntutan

yang wajar akan

kematangan namun

juga menjelaskannya

(Ayah, Ibu) menjelaskan harapan-harapannya pada saya dan

membantu saya untuk memenuhi harapan tersebut. (F)

12. (Ayah, Ibu) seringkali memberi nasehat agar saya

berperilaku baik (F)

13. Ayah mendorong saya berperilaku tertentu tanpa

menjelaskan maksud perilaku tersebut (UF)

14. (Ayah, Ibu) jarang memberikan arahan bagi saya untuk

berprilaku lebih baik (UF)

15. Memberikan batasan

perilaku yang jelas

(Ayah, Ibu) menegur saya ketika berprilaku buruk (F)

16. (Ayah, Ibu) menerapkan peraturan bersama dalam keluarga

(F)

17. (Ayah, Ibu) menjelaskan pada saya perilaku yang boleh dan

tidak boleh saya lakukan (F)

18. (Ayah, Ibu) membiarkan saya ketika saya berperilaku kurang

baik (UF)

19. (Ayah, Ibu) membebaskan saya berperilaku sesuai dengan

keinginan saya (UF)

20. (Ayah, Ibu) selalu memperbolehkan saya untuk melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

137

segala sesuatu (UF)

Aspek : 3. Pemberian Otonomi

Definisi : (Ayah, Ibu) membiarkan anak mengambil keputusan sesuai dengan kesiapannya dan mendorong anak agar mengutarakan

pikiran, perasaan, dan keinginannya. Saat terjadi perbedaan pendapat, ayah tetap melibatkan anak dalam pengambilan

keputusan bersama jika memungkinkan.

No Indikator Perilaku Item Favorable Taraf Relevansi Saran Perbaikan

Item 1 2 3 4

21. Membiarkan anak

mengambil keputusan

sesuai dengan

kesiapannya

(Ayah, Ibu) mendorong saya untuk dapat mengambil

keputusan berdasarkan kesiapan saya (F)

22. (Ayah, Ibu) mendesak saya untuk mengambil keputusan

sesegera mungkin tanpa kesiapan (UF)

23. Melibatkan anak

dalam pengambilan

keputusan bersama

dengan mendorong

anak mengutarakan

pikirannya dan juga

saat terjadi perbedaan

pendapat.

(Ayah, Ibu) melibatkan saya dalam pencarian pertimbangan

keputusan yang hendak diambil dalam keluarga (F)

24. (Ayah, Ibu) menanyakan kesetujuan atas suatu keputusan

yang hendak diambil dalam keluarga (F)

25. Ketika terjadi perbedaan pendapat dalam pengambilan

keputusan keluarga, (Ayah, Ibu) tetap mendengarkan

pendapat saya (F)

26. (Ayah, Ibu) memberikan kesempatan pada saya untuk

berbicara (F)

27. (Ayah, Ibu) jarang melibatkan saya dalam pengambilan

keputusan dalam keluarga (UF)

28. Saya merasa pendapat saya jarang didengarkan oleh (ayah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

138

ibu) (UF)

29. (Ayah, Ibu) jarang memberikan saya kesempatan untuk

berpendapat tentang suatu hal (UF)

30. (Ayah, Ibu) seringkali menghiraukan pendapat saya (UF)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

139

LAMPIRAN 11

Hasil Perhitungan Validitas Isi Skala Kecerdasan Emosional

dan Skala Pola Asuh Orangtua (Ayah, Ibu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

140

Perhitungan IVI-I dan IVI-S variabel kecerdasan emosional

Aspek Indikator No Taraf relevansi Tindakan

Item P1 P2 P3 P4 P5 P6 IVI-I

Mengenali emosi

diri

Mengenali dan merasakan

emosinya sendiri

1 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

2 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

3 1 0 1 1 1 1 0,83 Digugurkan

4 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

5 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

6 0 1 1 0 1 1 0,67 Digugurkan

Memahami penyebab

perasaan yang timbul

7 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

8 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

9 1 1 1 0 1 1 0,83 Digugurkan

10 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

11 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

12 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

Mengenal pengaruh perasaan

terhadap tindakan

13 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

14 0 1 1 0 0 1 0,5 Digugurkan

Mengelola emosi Bersikap toleran terhadap

frustasi

15 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

16 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

Mampu mengendalikan

perilaku agresif yang dapat

merusak diri sendiri dan

orang lain

17 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

18 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

19 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

20 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

Memiliki perasaan positif

tentang diri sendiri, sekolah

dan keluarga

21 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

22 1 1 0 0 1 1 0,67 Digugurkan

23 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

141

24 1 0 0 1 1 1 0,67 Digugurkan

Memiliki kemampuan untuk

mengatasi ketegangan jiwa

(stres)

25 1 1 1 0 0 0 0,5 Digugurkan

26 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

Dapat mengurangi perasaan

kesepian dan cemas

27 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

28 1 1 1 1 0 0 0,67 Digugurkan

Motivasi diri Memiliki optimisme

(keyakinan diri) dalam

mencapai sesuatu

29 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

30 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

31 1 1 1 0 1 1 0,83 Digugurkan

32 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

33 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

34 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

Memiliki rasa tanggungjawab 35 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

36 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

37 1 0 0 1 1 1 0,67 Digugurkan

38 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

39 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

40 1 0 1 1 1 0 0,67 Digugurkan

Mampu memusatkan

perhatian pada tugas yang

diberikan

41 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

42 1 1 1 1 1 0 0,83 Digugurkan

Empati Menerima sudut pandang

orang lain (memandang suatu

hal dari sudut pandang

oranglain sehingga

menimbulkan toleransi dan

kemampuan menerima

43 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

44 0 1 0 1 1 1 0,67 Digugurkan

45 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

46 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

47 0 1 1 1 1 1 0,83 Digugurkan

48 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

142

perbedaan) 49 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

50 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

Peka terhadap perasaan orang

lain

51 0 0 0 1 1 1 0,5 Digugurkan

52 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

53 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

54 0 1 1 1 1 0 0,67 Digugurkan

Mampu mendengarkan orang

lain

55 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

56 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

Keterampilan

sosial

Memiliki kemampuan

berkomunikasi dengan orang

lain

57 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

58 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

59 0 0 1 1 1 1 0,67 Digugurkan

60 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

61 0 1 1 1 1 1 0,83 Digugurkan

62 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

Memiliki sikap bersahabat

(mudah bergaul) dengan

orang lain

63 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

64 1 0 0 0 1 1 0,5 Digugurkan

65 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

66 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

Memiliki sikap tenggang rasa

dan perhatian terhadap orang

lain

67 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

68 0 0 1 1 1 1 0,67 Digugurkan

Memperhatikan kepentingan

sosial (senang menolong

orang lain) dan dapat hidup

selaras dengan kelompok

69 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

70 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

IVI-S 0,91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

143

Perhitungan IVI-I dan IVI-S variabel pola asuh otoritatif orangtua (ayah, ibu)

Aspek Indikator No Taraf relevansi Tindakan

Item P1 P2 P3 P4 P5 P6 IVI-I

Penerimaan dan

keterlibatan

Sikap yang hangat,

Perhatian,

Sabar,

Peka terhadap kebutuhan

1 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

2 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

3 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

4 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

5 1 1 1 0 1 1 0,83 Digugurkan

6 0 1 1 1 1 1 0,83 Digugurkan

7 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

8 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

9 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

10 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

Kendali Memberikan tuntutan yang

wajar akan kematangan

namun juga

menjelaskannya

11. 1 1 1 0 1 1 0,83 Digugurkan

12. 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

13. 1 1 0 1 1 1 0,83 Digugurkan

14. 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

Memberikan batasan

perilaku yang jelas

15. 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

16 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

17 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

18 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

19 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

20 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

Pemberian otonomi Membiarkan anak

mengambil keputusan

sesuai dengan kesiapannya

21 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

22 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF ORANGTUA … · masa dewasa. Masa ini mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional serta berlangsung antara usia 12 hingga 23 tahun

144

Melibatkan anak dalam

pengambilan keputusan

bersama dengan

mendorong anak

mengutarakan pikirannya

dan juga saat terjadi

perbedaan pendapat.

23 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

24 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

25 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

26 1 0 0 1 1 1 0,67 Digugurkan

27 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

28 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

29 1 1 1 1 1 1 1 Dipakai

30 1 0 1 1 1 1 0,83 Digugurkan

IVI-S 0,96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI