perkembangan hepatitis di indonesia.docx

Upload: aulia-aurora

Post on 06-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Perkembangan Hepatitis di IndonesiaHepatitis atau lazim dikenal sebagai sakit kuning adalah peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor utama penyebab hepatitis adalah infeksi virus,penyakit lainnya, alkohol, penyakit autoimun, dan efek obat-obatan.Hepatitis telah menjadi masalah global. Saat ini diperkirakan 400 juta orang di dunia terinfeksi hepatitis B kronis, bahkan sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit tersebut. Hepatitis C juga tercatat memiliki jumlah pasien yang cukup besar yakni sekitar 170 juta orang di seluruh dunia.Hepatitis menjadi masalah penting di Indonesia yang merupakan dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia. Jumlah penduduk yang besar membawa konsekuensi yang besar pula, mengingat beragamnya tingkatan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya. Penduduk dengan golongan sosial, ekonomi, dan pendidikan menengah ke bawah dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan, terutama terkait dengan gizi, penyakit menular, serta higienis sanitasi yang kurang. Sementara penduduk dengan golongan sosial ekonomi dan pendidikan menengah ke atas, juga mempunyai masalah kesehatan yang terkait dengan gaya hidup dan pola makan. Hal-hal seperti pola makan dan kebersihan turut mempengaruhi masalah hepatitis di Indonesia.Kondisi dan Gaya Hidup Masyarakat IndonesiaPenyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan, alkohol, maupun parasit. Hepatitis juga merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian serius di Indonesia, terlebih dengan jumlah penduduk yang besar serta kompleksitas yang terkait. Selain itu, meningkatnya kasus obesitas, diabetes mellitus, dan hiperlipidemia, membawa konsekuensi bagi komplikasi hati, salah satunya hepatitis.Pola Penyebaran HepatitisBeberapa faktor yang terkait dengan pola penyebaran dan penularan mengakibatkan kasus hepatitis meningkat. Penyakit hepatitis ada beberapa macam yaitu hepatitis A, B, C, D, E, F, dan G. Hepatitis A dan E menular melalui makanan, minuman, atau sumber air yang tercemar feses yang mengandung virus hepatitis A atau E. Oleh karena itu, faktor higiene dan sanitasi perorangan atau lingkungan sangat berperan penting. Hepatitis B dan D menular melalui kontak darah maupun cairan tubuh yang terinfeksi oleh virus hepatitis B atau D. Penyebaran virus hepatitis B atau D dapat melalui jarum suntik pada pemakai narkoba, transfusi darah, alat-alat kedokteran yang tidak steril, ibu pada janin yang dikandungnya, atau melalui hubungan seksual. Sementara hepatitis G identik dengan hepatitis C, yakni virusnya menular melalui darah. Penularan hepatitis C atau G umumnya karena transfusi, tetapi dapat juga melalui jarum suntik, alat-alat medis yang tidak steril, ataupun penggunaan bersama alat-alat yang dapat melukai kulit. Walaupun telah tersedia vaksin hepatitis A dan B yang efektif untuk mencegah terjangkitnya hepatitis A maupun B,tetapi sampai saat ini pemerintah hanya menyediakan secara gratis vaksin hepatitis B raja. Itu pun hanya untuk bayi dan anak di bawah satu tahun. Oleh karena itu, untuk tingkatan umur lainnya dan untuk vaksin hepatitis A, masyarakat harus menyediakannya sendiri.Untuk masyarakat golongan menengah ke atas hal ini tentu saja tidak menjadi masalah. Namun, lain halnya dengan masyarakat sosial ekonomi bawah. Selain memiliki kesulitan finansial, faktor ketidaktahuan juga menjadi penyebab tidak teraksesnya vaksin hepatitis A dan B. Sekitar 350 juta penduduk dunia terinfeksi hepatitis B dan diperkirakan 1 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat komplikasi hepatitis B. Kasus hepatitis sendiri cukup banyak di Indonesia. Sekitar 11 juta penduduk Indonesia mengidap penyakit hepatitis B. Di Jakarta ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang mengidap hepatitis B. Demikian pula dengan hepatitis C yang termasuk ke dalam 10 besar penyebab kematian di dunia. Angka kejadian hepatitis C berkisar 0,5-4% dari jumlah penduduk. Jika diasumsikan sekitar 2-3% dari 220 juta penduduk Indonesia mengidap penyakit ini maka terdapat sekitar 5-7 juta orang yang terinfeksi hepatitis C. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya karena 10% dari mereka yang terinfeksi mengalami gejala-gejala yang tidak spesifik (carrier/ pembawa virus) sehingga tidak diketahuioleh masyarakat dan tidak terdiagnosis oleh dokter. Carrier VHB (virus hepatitis B) atau VHC (virus hepatitis C) berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C.

Penyebab HepatitisUmumnya, masyarakat sering menganggap bahwa sakit kuning adalah sakit hepatitis karena timbulnya warna kuning pada kulit, kuku, dan bagian putih bola mata. Kondisi ini hanyalah salah satu gejala dari hepatitis. Istilah hepatitis itu sendiri dalam bahasa Latin adalah peradangan hati. Peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian organ hati. Hepatitis dapat terjadi karena penyakit yang memang menyerang sel-sel hati atau penyakit lain yang menyebabkan komplikasi pada hati. Pemahamanhepatitisdapat lebih mudah jika kita mengenal lebih dahulu mengenai organ hati.A. Mengenal HatiHati merupakan organ terbesar dalam tubuh dengan berat rata-rata 1.500 g atau sekitar 2,5% dari berat badan orang dewasa normal. Hati terletak pada rongga perut bagian kanan atas. Selain merupakan organ terbesar, hati juga memiliki banyak fungsi yang rumit dan beragam. Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan penting pada hampir setiap fungsi metabolisme tubuh. Fungsi utama hati, antara lain sebagai berikut.a. Fungsi metabolismeMetabolisme merupakan proses mengubah struktur suatu zat menjadi zat lain yang mempunyar sifat yang sama, menyerupai, atau bahkan berbeda dengan zat itu sebelumnya. Perubahan struktur dapat berupa pembentukan atau penguraian. Hati berfungsi dalam proses metabolisme berbagai zat yang diperlukan tubuh seperti karbohidrat, lemak. protein, vitamin, dan mineral.1) KarbohidratHati mengatur metabolisme karbohidrat melalui pembentukan. penyimpanan, dan pemecahan glikogen (suatu bentuk karbohidrat yang siap digunakan oleh tubuh).2) LemakHati berperan dalam sintesis, menyimpan, dan mengeluarkan lemak untuk didistribusikan ke seluruh tubuh. Hati juga memproduksi empedu sehingga makanan yang berlemak dan mengandung vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D. E, dan K) dapat diserap oleh usus halus.3) ProteinProses sintesis dan penghancuran protein terjadi di hati.4) Vitamin dan mineralSemua vitamin yang larut dalam lemak disimpan di dalam hati. Vitamin A, D, dan K terdapat dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan vitamin E dalam jumlah kecil. Sebagian besar zat besi juga disimpan di dalam hati sebelum dibutuhkan oleh tubuh. demikian juga halnya dengan tembaga.b. Fungsi sintesisSintesis adalah penyusunan atau pembuatan suatu senyawa. dari zat atau molekul yang sederhana menjadi senyawa yang kompleks. Adapun contohnya sebagai berikut.1) Hati berperan dalam sintesis atau pembuatan protein dan lipoprotein plasma. Protein ini antara lain adalah albumin, globulin. dan berbagai enzim.2) Sintesis dan sekresi empedu.c. Fungsi penetralan zat-zat kimiaPenetralan zat-zat kimia adalah perubahan sifat suatu zat karena proses metabolisme yang mengakibatkan terjadinya perubahan struktur zat tersebut. Sel-sel hati kaya akan berbagai enzim yang membantu dalam metabolisme zat kimia, misalnya obat.1) Hati mempunyai kemampuan menetralkan atau mendetoksifikasi zat-zat kimia, seperti obat, racun, maupun hasil metabolisme. Dengan demikian, zat-zat tersebut menjadi lebih mudah dikeluarkan melalui urine dan tidak terakumulasi di dalam tubuh.2) Tempat mendaur ulang sel-sel darah merah yang telah usang.B. Hepatitis akut vs kronisSayangnya, hati merupakan organ yang kalem. Organ ini tidak memberikan gejala maupun tanda yang spesifik jika terjadi gangguan, kecuali jika gangguan tersebut telah cukup parah.Sel-sel hati memiliki kemampuan regenerasi yang mengagumkan. Dalam 3 x 24 jam setelah transplantasi, organ hati sudah pulih. Namun, jika hati mengalami kerusakan yang terus-menerus atau berulang-ulang maka akan terbentuk banyak jaringan ikat yang akan mengacaukan struktur hati, yaitu suatu keadaan yang dikenal sebagai sirosis. Jika sirosis telah terjadi maka terganggulah seluruh fungsi hati yang penting untuk kehidupan.Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total atau malah berkembang menjadi menahun (kronis). Tingkatan keparahan hepatitis bervariasi, mulai dari kondisi yang dapat sembuh sendiri (self limited) denganpenyembuhantotal, kondisi yang mengancam jiwa, menjadi penyakit menahun, hingga kondisi organ hati tidak berfungsi lagi (yang disebut kegagalan fungsi hati). Jika kondisi terakhir ini terjadi maka untuk penanganannya membutuhkan transplantasi atau cangkok hati.Serangan hepatitis akut dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala awal atau bertahap. Umumnya, hepatitis akut berlangsung dalam periode waktu 1-2 bulan. Kerusakan hati yang terjadi pada hepatitis akut biasanya hanya mengenai sebagian kecil jaringan saja. Namun, pada kasus yang jarang, misalnya pada saat daya tahan tubuh pasien terlalu rendah, hepatitis akut dapat mengancam jiwa. Sementara hepatitis kronis terjadi jika sebagian hati yang terserang dapat menjadi tidak aktif atau berkembang sangat lambat, tetapi sebagian lain dapat juga menjadi aktif dan terus memburuk dalam hitungan tahun. Komplikasi dari hepatitis kronis yang memburuk adalah terjadinya sirosis atau kanker hati. Kedua komplikasi ini sering berakhir dengan kematian.PustakaCare Your self: Hepatitis Oleh dr. Wening Sari, M.Kes dkk