asal usul penduduk indonesia.docx

28
A. ASAL USUL PENDUDUK INDONESIA Berdasarkan fosil-fosil yang telah ditemukan di wilayah Indonesia, dapat dipastikan bahwa sejak 2.000.000 (dua juta) tahun yang lalu wilayah ini telah dihuni. Penghuninya adalah manusia-manusia purba dengan kebudayaan Batu Tua atau Paleolitikum (Bacson-Hoabinh) seperti Meganthropus Palaeo Javanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis. Manusia Indonesia purba membawa kebudayaan Batu Tua atau Palaeolitikum yang hidup secara nomaden atau berpindah-pindah, dengan mata pencaharian berburu binatang dan meramu. Ketika sampai di suatu tempat yang dilakukannya adalah mengumpulkan makanan (food gathering). Biasanya tempat yang dituju adalah lembah- lembah atau wilayah yang terdapat aliran sungai untuk mendapatkan ikan atau kerang (terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil manusia purba di wilayah Nusantara di lembah- lembah sungai) walau pun tidak tertutup kemungkinan ada pula yang memilih mencari di pedalaman. Manusia-manusia purba ini sesungguhnya lebih mirip dengan manusia-manusia yang kini dikenal sebagai penduduk asli Australia. Dari artefak-artefak yang ditemukan di tempat asalnya menunjukkan bahwa induk bangsa ini berkulit hitam berbadan kecil dan termasuk tipe Veddoid-Austroloid. Dengan demikian, yang berhak mengklaim dirinya sebagai ’penduduk asli Indonesia’ adalah kaum Negroid, atau Austroloid, yang berkulit hitam. Wilayah Nusantara kemudian kedatangan bangsa Austomelanesoide yang berasal dari Teluk Tonkin. Bangsa Austromelanesoide dengan kebudayaan Mesolitikum yang sudah mulai hidup menetap dalam kelompok, sudah mengenal api, meramu, dan berburu binatang. Teknologi pertanian juga sudah mereka genggam sekali pun mereka belum dapat menjaga agar satu bidang tanah dapat ditanami berkali-kali. Cara bertani mereka masih dengan sistem perladangan. Dengan demikian, mereka harus berpindah ketika lahan yang lama tidak bisa ditanami lagi atau karena habisnya makanan ternak. Gaya hidup ini dinamakan semi nomaden. Dalam

Upload: olive-warman

Post on 01-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

A. ASAL USUL PENDUDUK INDONESIABerdasarkan fosil-fosil yang telah ditemukan di wilayah Indonesia, dapat dipastikan bahwa sejak 2.000.000 (dua juta) tahun yang lalu wilayah ini telah dihuni. Penghuninya adalah manusia-manusia purba dengan kebudayaan Batu Tua atau Paleolitikum (Bacson-Hoabinh) seperti Meganthropus Palaeo Javanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis. Manusia Indonesia purba membawa kebudayaan Batu Tua atau Palaeolitikum yang hidup secara nomaden atau berpindah-pindah, dengan mata pencaharian berburu binatang dan meramu. Ketika sampai di suatu tempat yang dilakukannya adalah mengumpulkan makanan (food gathering). Biasanya tempat yang dituju adalah lembah-lembah atau wilayah yang terdapat aliran sungai untuk mendapatkan ikan atau kerang (terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil manusia purba di wilayah Nusantara di lembah-lembah sungai) walau pun tidak tertutup kemungkinan ada pula yang memilih mencari di pedalaman.Manusia-manusia purba ini sesungguhnya lebih mirip dengan manusia-manusia yang kini dikenal sebagai penduduk asli Australia. Dari artefak-artefak yang ditemukan di tempat asalnya menunjukkan bahwa induk bangsa ini berkulit hitam berbadan kecil dan termasuk tipe Veddoid-Austroloid. Dengan demikian, yang berhak mengklaim dirinya sebagai penduduk asli Indonesia adalah kaum Negroid, atau Austroloid, yang berkulit hitam.Wilayah Nusantara kemudian kedatangan bangsa Austomelanesoide yang berasal dari Teluk Tonkin. Bangsa Austromelanesoide dengan kebudayaan Mesolitikum yang sudah mulai hidup menetap dalam kelompok, sudah mengenal api, meramu, dan berburu binatang. Teknologi pertanian juga sudah mereka genggam sekali pun mereka belum dapat menjaga agar satu bidang tanah dapat ditanami berkali-kali. Cara bertani mereka masih dengan sistem perladangan. Dengan demikian, mereka harus berpindah ketika lahan yang lama tidak bisa ditanami lagi atau karena habisnya makanan ternak. Gaya hidup ini dinamakan semi nomaden. Dalam setiap perpindahan manusia beserta kebudayaan yang datang ke Nusantara, selalu dilakukan oleh bangsa yang tingkat peradabannya lebih tinggi dari bangsa yang datang sebelumnya.Akibat pertemuan 2 suku bangsa ini kemudian tejadilah benturan yang tidak terelakan antara kebudayaan Palaeolitikum dengan kebudayaan Mesolitikum. Alat-alat sederhana seperti kapak genggam atau chopper, alat-alat tulang dan tanduk rusa berhadapan dengan kapak genggam yang lebih halus atau febble, kapak pendek, dan sebagainya. Pertemuan 2 peradaban ini mengakibatkan beberapa hal, yaitu:1. penduduk asli ditumpas2. mereka diharuskan masuk dan bersembunyi di pedalaman untuk menyelamatkan diri3. mereka yang ditaklukkan dijadikan hamba, dan kaum perempuannya dijadikan harem-harem untuk melayani para pemenang perang.Sekitar tahun 2000 SM, datang bangsa Melayu Tua atau Proto Melayu, suatu ras Mongoloid yang berasal dari daerah Yunan, dekat lembah Sungai Yang Tze Kiang, Cina Selatan. Bangsa ini memiliki kebudayaan yang lebih tinggi, bangsa ini berasal dari rumpun Melayu Austronesia.Alasan-alasan yang menyebabkan bangsa Melayu Tua meninggalkan asalnya, yaitu :1. ada desakan suku-suku liar yang datangnya dari Asia TengahSuku-suku dari Asia Tengah yakni bangsa Aria yang mendesak Bangsa Melayu Tua sudah pasti memiliki tingkat kebudayaan yang lebih tinggi lagi. Bangsa Melayu Tua yang terdesak, meninggalkan Yunan dan yang tetap tinggal bercampur dengan bangsa Aria dan Mongol.2. ada peperangan antarsuku3. ada bencana alam berupa banjir akibat sering meluapnya Sungai Yang Tze Kiang dan sungai-sungai lainnya di daerah tersebut.Dari artefak yang ditemukan yang berasal dari bangsa ini yaitu kapak lonjong dan kapak persegi. Kapak lonjong dan kapak persegi tersebut adalah bagian dari kebudayaan Neolitikum atau disebut juga kebudayaan Batu Muda. Hal ini berarti orang-orang Melayu Tua telah mengenal budaya bercocok tanam yang cukup maju dan sudah beternak. Dengan demikian mereka telah dapat menghasilkan makanan sendiri (food producting). Kemampuan ini membuat mereka dapat menetap secara lebih permanen.Pola menetap ini mengharuskan mereka untuk mengembangkan berbagai jenis kebudayaan awal. Mereka juga mulai membangun satu sistem politik dan pengorganisasian untuk mengatur pemukiman mereka. Pengorganisasian ini membuat mereka sanggup belajar membuat peralatan rumah tangga dari tanah dan berbagai peralatan lain dengan lebih baik. Mereka mengenal adanya sistem kepercayaan untuk membantu menjelaskan gejala alam yang ada sehubungan dengan pertanian mereka. Dengan pengorganisiran yang lebih rapi dan peralatan yang lebih bermutu, kaum pendatang dapat mengalahkan penduduk asli. Kebudayaan yang mereka usung kemudian menggantikan kebudayaan penduduk asli.Di kawasan baru itu perbendaharaan tanaman yang dibudidayakan bertambah dari pertanian biji-bijian ditambah dengan kelapa, sagu, sukun dan pisang.Pada masa itu teknologi pelayaran mereka makin canggih. Ada yang bermigrasi ke arah timur menuju Mikronesia, ada yang menuju ke arah selatan melalui Filipina Selatan ke Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara.Selanjutnya dari Kalimantan dan Sulawesi gerak migrasi mengarah ke Jawa dan Sumatera serta Semenanjung Malaka. Sedangkan yang dari Maluku Utara ke selatan menuju Nusa Tenggara dan ke timur ke pantai utara Papua Barat dan terus ke timur hingga ke Kepulauan Bismarck.Ketika bermigrasi ke arah timur pertanian biji-bijian ditinggalkan karena lingkungan tak mendukung dan menggantinya dengan menanam berbagai umbi-umbian.Sisa-sisa pengusung kebudayaan Batu Tua kemudian menyingkir ke pedalaman. Beberapa suku bangsa merupakan keturunan dari para pelarian ini, seperti suku Sakai, Kubu, dan Anak Dalam di Jambi dan Sumatra Selatan, orang Semang di pedalaman Malaya, orang Aeta di pedalaman Filipina, orang-orang Papua di Irian dan pulau-pulau Melanesia.Pada gelombang migrasi kedua dari Yunan di tahun 2000-300 SM, datanglah orang-orang Melayu Tua yang telah bercampur dengan bangsa Aria di daratan Yunan. Mereka disebut orang Melayu Muda atau Deutero Melayu dengan kebudayaan perunggunya(Dongson). Kebudayaan ini lebih tinggi lagi dari kebudayaan Batu Muda yang telah ada karena telah mengenal logam sebagai alat perkakas hidup dan alat produksi.Dengan menguasai tanah, bangsa Melayu Muda dapat berkembang dengan pesat. Sebelum didatangi bangsa-bangsa pengembara dari luar, tanah di Nusantara belum menjadi kepemilikan siapa pun.Kebudayaan bangsa Melayu Muda bahkan menjadi penyumbang terbesar untuk cikal-bakal bangsa Indonesia sekarang.Kedatangan bangsa Melayu Muda mengakibatkan bangsa Melayu Tua yang tadinya hidup di sekitar aliran sungai dan pantai terdesak pula ke pedalaman karena kebudayaannya kalah maju dari bangsa Melayu Muda. Sisa-sisa keturunan bangsa Melayu Tua banyak ditemukan di daerah pedalaman seperti suku Dayak, Toraja, orang Nias, Batak pedalaman, Orang Kubu, dan orang Sasak.

B. CIRI ATAU KARAKTERISTIK PENDUDUK INDONESIAKEPADATAN PENDUDUK INDONESIAKepadatan penduduk Indonesia di kawasan Asia Tenggara menempati urutanpertama. Sedangkan di dunia, menempati urutan ke-4 setelah Amerika Serikat.Dengan kondisi seperti itu. Indonesia banyak dilanda permasalahan, di antaranyaadalah banyaknya rakyat miskin di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut,sebaiknya ikutilah uraian materi berikut.

Jumlah penduduk Indonesia setiapsaat selalu berubah. Tiap detik terjadikelahiran, kematian, dan perpindahanpenduduk. Keadaan itu disebut dinamakankependudukan di Indonesia.

Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luasdaerah. Kepadatan penduduk berbeda-beda antara daerah satu dengan lainnya.Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepadatan penduduk, di antaranya adalah:

1) fisiografis,2) keamanan,3) kebudayaan,4) biologis, dan5) psikologis.

Kepadatan penduduk dapat digolongkan menjadi kepadatan penduduk umum(aritmatik), kepadatan penduduk agraris dan kepadatan ekonomis.1) Kepadatan penduduk umum, yaitu perbandingan antara jumlah pendudukdengan luas wilayah yang ditempatinya.Rumusnya: Kepadatan aritmatik = Jumlah penduduk / Luas wilayah 1 km2

2) Kepadatan penduduk agraris, yaitu jumlah rata-rata penduduk petani per satuanluas lahan pertanian.Rumusnya: Kepadatan Agraris = Jumlah petani / Luas lahan pertanian 1 km2

3) Kepadatan fisiologis atau ekonomis, yaitu jumlah penduduk yang dapat dijaminkehidupannya oleh tiap kesatuan lahan produktif.Rumusnya: Kepadatan fisiologis = Jumlah penduduk / Luas lahan produktif 1 km2

Pulau Jawa mempunyai kepadatan penduduk tertinggi, yaitu 945 setiapkm2,sedangkan pulau-pulau lain di luar Jawa masih sangat rendah. Kepadatan pendudukyang terendah adalah di Maluku dan Papua. Kepadatan penduduk di wilayah ituhanya 8 /km2.Kepadatan penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan berbagaimasalah dalam kehidupan. Masalah-masalah itu antara lain:1) semakin berkurangnya lahan pertanian,2) kemampuan produksi lahan menurun,3) fasilitas sosial tidak mampu mengimbangi kebutuhan penduduk,4) lowongan pekerjaan semakin sempit,5) pendapatan penduduk rendah, dan6) persaingan semakin ketat.

Demikian juga bagi daerah yang ditinggalkan, akan terjadi masalah, yaitu:1) kekayaan alam belum bisa dimanfaatkan secara optimal,2) tenaga kerja berkurang.JUMLAH PENDUDUKINDONESIAJumlah penduduk dapat diketahuidengan cara sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survei penduduk.Sensus Penduduk (cacah jiwa); yaitupenghitungan jumlah penduduk olehPemerintah dalam jangka waktu tertentusecara serentak. Sensus pendudukdilaksanakan tiap 10 tahun dan dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).Pemerintah Indonesia telah melaksanakan sensus penduduk pada tahun 1930, 1961,1970, 1980, 1990 dan 2000. Kegiatan sensus penduduk meliputi kegiatanpengumpulan, pengolahan, penilaian, penganalisaan dan penyajian data-datakependudukan. Data yang disajikan meliputi data demografi, sosial, ekonomi danlingkungan hidup. Selanjutnya data-data tersebut dapat dipergunakan untukberbagai keperluan misalnya untuk bahan perencanaan kebijakan pembangunan.Sensus penduduk ada dua macam, yaitu: Sensus de facto yaitu penghitungan/pencacahan terhadap setiap penduduk yangberada di suatu wilayah ketika sensus dilaksanakan. Sensus de yure yaitu penghitungan/pencacahan terhadap penduduk yang benarbenarbertempat tinggal di wilayah yang dilaksanakan sensus. Jadi pendudukyang hanya bertamu atau menumpang tidak ikut didata.

Hasil sensus penduduk Indonesia, antara lain: tahun 1920 = 34,3 juta jiwa tahun 1980 = 147,5 juta jiwa tahun 1930 = 60,7 juta jiwa tahun 1990 = 179,3 juta jiwa tahun 1961 = 97,1 juta jiwa tahun 2000 = 209,6 juta jiwa tahun 1971 = 119,2 juta jiwa

Survei penduduk, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untukmelakukan penelitian dan menyediakan data statistik kependudukan pada waktudan tempat tertentu. Survei yang dilakukan meliputi survei ekonomi nasional, surveiangkatan kerja nasional dan survei penduduk antarsensus (SUPAS). Sedangkanregistrasi yaitu proses kegiatan pemerintah yang meliputi pencatatan kelahiran,kematian, perkawinan, erceraian, perubahan tempat tinggal dan perubahanpekerjaan secara rutin. Pencatatan ini terutama dilakukan di tingkat pemerintahterendah yaitu kelurahan.Sekarang, jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat terbesardunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat. Sebelumnya, ketika Uni Soviet belumbubar, Indonesia menempati urutan kelima.Komposisi PendudukKomposisi penduduk yaitu pengelompokkan penduduk berdasarkan kriteria (ukuran) tertentu. Dasar untuk menyusun komposisi penduduk yang umum digunakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal. Pengelompokkan penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang kependudukan.

Untuk selanjutnya kita akan bahas beberapa komposisi.a.Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu:- Umur 0 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.- Umur 15 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.- Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo. Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas, maka struktur (susunan) penduduk negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu: - Struktur penduduk muda: bila suatu negara atau wilayah sebagian besar penduduk usia muda.

- Struktur penduduk dewasa: bila suatu negara sebagian besar penduduk berusia dewasa.

- Struktur penduduk tua: bila suatu negara sebagian besar terdiri penduduk berusia tua.

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik yang dinamakan piramida penduduk.Bentuk piramida penduduk ada 3 macam yaitu:1)Piramida penduduk muda berbentuk limasPiramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Di waktu yang akan datang jumlah penduduk bertambah lebih banyak. Jadi penduduk sedang mengalami pertumbuhan.

2)Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granatBentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Hal ini berarti penduduk dalam keadaan stasioner sehingga pertambahan penduduk akan tetap diwaktu yang akan datang.

3)Piramida penduduk tua berbentuk batu nisanPiramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Diwaktu yang akan datang jumlah penduduk mengalami penurunan karena tingkat kelahiran yang rendah dan kematian yang tinggi.

Negara-negara berkembang seperti Indonesia memiliki piramida penduduk berbentuk limas dan negara-negara maju umumnya berbentuk granat dan sebagian kecil berbentuk batu nisan.Perhatikan gambar berikut ini!Grafik 2. Piramida Penduduk

Pembuatan piramida penduduk dapat digunakan antara lain untuk:- Mengetahui perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan.- Mengetahui keadaan jumlah penduduk di waktu yang akan datang.- Untuk mengetahui struktur umur penduduk suatu negara secara umum. Sampai disini apakah Anda sudah jelas?Selanjutnya perhatikan contoh hasil pembuatan piramida penduduk dari hasil sensus penduduk tahun 1990 setelah dibuat kelompok umur 0-4 tahun, 5-9 tahun dan seterusnya.Perhatikan tabel dibawah ini!Tabel 5. Susunan Penduduk menurut umur dan jenis kelamin tahun 1990.

Dari tabel tersebut bila dibuat piramida penduduk terbentuklah gambar seperti berikut ini!Grafik 3. Piramida penduduk Indonesia tahun 1990.

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin didasarkan atas jenis pria dan wanita. Komposisi ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kelahiran seperti jika sebagian besar penduduk suatu negara terdiri wanita usia subur (15-44 tahun) maka tingkat kelahiran akan tinggi.Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di daerah/negara tertentu pada tahun tertentu disebut perbandingan jenis kelamin (Sex Ratio)Rumus untuk menghitungnya:

Contoh:Suatu daerah terdapat penduduk laki-laki berjumlah 185.000, sedang perempuan berjumlah 197.000. Hitunglah Sex Rationya!Penyelesaian Soal:

Selain perhitungan perbandingan di atas ada satu hal yang perlu Anda ketahui lagi yaitu Rasio ketergantungan. Perhatikan uraian berikut ini!Rasio ketergantungan (dependency ratio) yaitu angka perbandingan yang menunjukkan besar beban tanggungan dari kelompok usia produktif. Usia produktif (15 64 tahun) selain menanggung kebutuhan hidup dirinya juga menanggung kebutuhan hidup golongan usia muda (0 14 tahun) dan golongan tua (65 tahun ke atas).Rumus untuk menghitungnya:

Makin besar rasio ketergantungan, makin besar beban yang ditanggung oleh kelompok usia produktif. Apabila suatu negara besarnya rasio ketergantungan misalnya 65 berarti setiap 100 orang penduduk yang produktif menanggung beban hidup orang yang belum atau tidak produktif sebanyak 65 orang.Untuk melatih pemahaman materi yang telah Anda pelajari sekarang kerjakan latihan soal di bawah ini!

1. Suatu kota terdapat penduduk usia 0 14 tahun berjumlah 2,5 juta, usia 15 64 tahun berjumlah 8 juta, dan usia 65 tahun ke atas berjumlah 1,5 juta. Dari data tersebut hitunglah besarnya angka beban ketergantungan!2. Sebutkan akibat yang terjadi jika angka ketergantungan suatu daerah tinggi!Saya yakin Anda mudah mengerjakan!Selanjutnya untuk meyakinkan jawaban Anda benar atau salah, perhatikan kunci jawaban soal tersebut!

1.

2. - Usia produktif akan menanggung beban berat dalam memenuhi kebutuhan golongan non produktif.- Pendapatan perkapita daerah itu menjadi turun atau rendah.- Kemampuan menabung masyarakat menjadi rendah.- Pertumbuhan ekonomi menjadi lambat.

b.Komposisi penduduk menurut pekerjaanPenduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap-tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha dan sopir.

c.Komposisi penduduk menurut pendidikanBerdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.

d.Komposisi Penduduk menurut AgamaPengelompokkan ini berdasarkan kepada agama yang dianut penduduk yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha.

e.Komposisi penduduk menurut tempat tinggalTempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian besar penduduk tinggal di desa.

C. MOBILITAS PENDUDUK ANTAR WILAYAH INDONESIAPerbedaan karakteristik antar ruang mendorong manusia untuk melakukan mobilitas penduduk dari wilayah yang satu ke wilayah lainnya. Mobilitas tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak tersedia atau terpenuhi di daerah asalnya. Mobilitas antar wilayah ini juga memungkinkan penduduk untuk melakukan hubungan sosial, ekonomi dan budaya dengan penduduk di daerah lainnya, sehingga sangat mendukung pembangunan dan persatuan serta kesatuan suatu negara. Karena itu, pemerintah Indonesia berupaya menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung mobilitas penduduk antar wilayahnya. Selain itu, dikembangkan pula lembaga sosial untuk mengatur kehidupan masyarakatnya.

1. Pengertian dan Bentuk Mobilitas Penduduk.

Perbedaan karakteristik ruang dan sumber daya yang dimiliki pada berbagai wilayah di Indonesia mendorong penduduk untuk melakukan mobilitas penduduk. Pergerakan tersebut mencakup pula pergerakan sumber daya berupa barang atau komoditas antar ruang. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya. Mereka melakukan mobilitas untuk memperoleh sesuatu yang tidak tersedia di daerah asalnya. Alasan tersebut sangat beragam tetapi umumnya karena alasan ekonomi.

Mobilitas penduduk ada yang bersifat sementara dan ada pula yang bersifat permanen. Mobilitas penduduk yang sifatnya sementara dapat dibedakan menjadi komutasi dan sirkulasi. Mobilitas penduduk yang sifatnya menetap atau permanen disebut migrasi.

a. Komutasi

Komutasi adalah perpindahan penduduk yang sifatnya sementara pada hari yang sama. Bentuk mobilitas penduduk ini dikenal juga dengan istilah nglaju atau ulang-alik. Orang yang melakukan komutasi disebut komuter. Biasanya pada pagi hari banyak penduduk yang tinggal di daerah pinggiran kota melakukan mobilitas ke pusat kota untuk bekerja. Pada sore atau malam hari, penduduk tersebut pulang

kembali ke rumahnya di pinggiran kota. Pemandangan seperti ini dapat kamu temui di hampir semua kota, baik di Indonesia maupun negara lainnya. Sebagai contoh banyak penduduk dari daerah sekitar Jakarta tinggal di wilayah sekitar Jakarta seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok . Pada pagi hari penduduk dari wilayah sekitar Jakarta berangkat kerja ke Jakarta dan sore atau malam harinya mereka kembali.

b. Sirkulasi

Selain komutasi, mobilitas penduduk sementara ada juga yang melakukannya dengan menginap di tempat tujuan selama satu atau beberapa hari. Istilah untuk jenis mobilitas seperti ini adalah sirkulasi. Sebagian penduduk tidak pulang pada hari yang sama tetapi harus menginap di tempat tujuan. Hal ini dilakukan umumnya karena jauhnya jarak untuk pulang ke daerah asalnya dan atau untuk menghemat biaya perjalanan dan sejumlah alasan lainnya. Banyak penduduk desa yang bekerja di kota tidak kembali pada hari yang sama tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.

c. Migrasi Penduduk

Migrasi Penduduk dapat dibedakan menjadi migrasi internal dan internasional. Migrasi internal adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dalam satu negara. Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk Kelas VII SMP/MTs Edisi Revisi

antar negara. Migrasi internal yang terjadi di Indonesia dapat dibedakan menjadi urbanisasi dan transmigrasi.

1) Urbanisasi atau Migrasi penduduk desa-kota Migrasi penduduk dapat terjadi dari desa menuju kota. Jenis migrasi seperti ini disebut urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi terjadi ketika ada ketimpangan pembangunan antara desa dengan kota. Aktivitas di desa jauh lebih lambat dibandingkan dengan kota, sehingga terjadi ketimpangan ekonomi, sosial, dan budaya antara desa dengan kota. Akibatnya penduduk desa banyak yang tertarik untuk pindah ke kota dengan sejumlah fasilitas yang ditawarkannya. Urbanisasi dapat terjadi karena adanya dua faktor utama yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Adapun penjelasan dari kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut.

Faktor pendorong

1. Makin sempitnya lahan pertanian di pedesaan karena semakin banyaknya penduduk dan permukimannya. 2. Makin kecilnya luas pemilikan lahan pertanian, sehingga hasil pertaniannya tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup penduduk.

3. Upah kerja di desa yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan di kota.

4. Meningkatnya jumlah tenaga kerja di pedesaan sementara lapangan kerja hanya terbatas pada bidang pertanian yang semakin sempit luasnya.

5. Adanya harapan penduduk desa untuk meningkatkan taraf hidupnya.

6. Fasilitas sosial seperti lembaga pendidikan, tempat hiburan, rumah sakit, dan fasilitas lainnya jarang atau tidak ditemukan di desa.

Faktor Penarik

. Lapangan kerja di kota jauh lebih beragam dibandingkan dengan di desa yang umumnya hanya pertanian. 2. Tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai. 3. Tersedianya fasilitas hiburan, olah raga, kesehatan dan rekreasi yang beragam.

4. Tersedianya fasilitas transportasi dan komunikasi yang memadai di perkotaan.

Urbanisasi membawa dampak positif dan dampak negatif, baik bagi desa yang ditinggalkan maupun bagi kota yang menjadi tujuannya. Dampak positif urbanisasi adalah: 1. Terpenuhinya kebutuhan akan tenaga kerja di kota. 2. Meningkatkan taraf kehidupan penduduk desa karena sebagian pendapatannya kembali ke desa. 3. Mengurangi pengangguran di desa karena sebagian penduduknya bekerja di kota.

4. Semakin berkembangnya aktivitas perekonomian di kota karena banyak penduduk desa yang membuka usaha di kota.

Selain dampak positif, urbanisasi juga dapat menimbulkan dampak negatif. Adapun dampak negatif urbanisasi adalah: . Berkurangnya tenaga kerja di desa yang masih produktif dan mau bekerja dalam bidang pertanian 2. Berkurangnya tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan pendidikan yang tinggi di desa

3. Aktivitas pertanian cenderung kurang berkembang karena kurangnya tenaga kerja muda yang masih produktif dan berpendidikan.

. Banyaknya tindak kejahatan di perkotaan 5. Meningkatnya pengangguran di kota karena sebagian urbanisan kesulitan memperoleh pekerjaan di kota 6. Berkembangnya permukiman kumuh di kota 7. Munculnya masalah kemacetan karena makin banyaknya orang yang malakukan mobilitas 8. Munculnya masalah lingkungan seperti masalah sampah karena sebagian penduduk yang pindah ke kota belum bisa menyesuaikan diri dengan cara hidup di kota.

2) Transmigrasi

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang kurang padat. Orang yang melakukan transmigrasi disebut transmigran. Transmigrasi adalah bentuk migrasi penduduk yang khas Indonesia karena tidak dijumpai di daerah lainnya. Di Indonesia transmigrasi dilakukan oileh pemerintah karena makin besarnya jumlah penduduk di wilayah tertentu, khususnya di Pulau Jawa dan Bali. Sementara itu, penduduk di luar Jawa masih sedikit dan lahannya masih sangat luas.

Program transmigrasi di Indonesia dimulai sejak pemerintah Indonesia memindahkan warga masyarakat Sukadana Kecamatan Bagelen ke Lampung pada tanggal 12 Desember 1950. Sebelumnya sejak tahun 1905 telah terjadi perpindahan penduduk dari Pulau Jawa ke daerah lainnya di luar Jawa. Pada saat itu, pemindahan penduduk dilakukan oleh Belanda dengan istilah kolonisasi. Tujuannya adalah untuk dipekerjakan sebagai tenaga kerja perkebunan dan pertambangan.

Daerah asal transmigrasi terdiri atas Jawa Barat (Bogor, Purwakarta dan Sukabumi), Jawa Tengah (Surakarta), Jawa Timur (Bondowoso, Pasuruan, Situbondo dan Sampang), Yogyakarta, dan Lampung (Pasawaran dan Lampung Utara). Daerah tujuan transmigrasi diantaranya Sumatra Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Maluku.

2. Sarana dan Prasarana Mobilitas Penduduk.

Mobilitas antarwilayah di Indonesia tidak dapat dilakukan tanpa adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Untuk mendukung mobilitas penduduk antarwilayah, pemerintah membangun sarana jalan dan jembatan, kapal laut dan pesawat. Dengan tersedianya sarana tersebut, interaksi sosial, budaya, ekonomi antarpenduduk dapat berjalan dengan baik dan akan memperkokoh persatuan dan kesatuan Indonesia. Sarana jalan telah dibangun di berbagai daerah di Indonesia. Namun, karena intensitas penggunaan jalan lebih banyak di Pulau Jawa, jaringan jalan di Pulau Jawa lebih baik dibandingkan dengan jaringan jalan di pulau lainnya. Ini terjadi karena penduduk jauh lebih banyak di pulau tersebut dibandingkan dengan pulau lainnya. Gambaran tentang jaringan jalan di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.6 Panjang Jalan Dirinci Menurut Tingkat Kewenangan di Indonesia Tahun 2011

NoJalan Menurut KewenanganPanjang jalan (km)

Jalan Negara38.570

Jalan Provinsi53.642

Jalan Kabupaten404.395

Total496.607

Sumber: BPS 2011

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2011, menunjukkan bahwa total panjang jalan di Indonesia mencapai 496.607 km, terdiri atas jalan negara sepanjang 38.570 km, jalan provinsi sepanjang 53.642 km, jalan kabupaten sepanjang 404.395 km. Ini berarti jalan kabupaten jauh lebih panjang dibanding jalan provinsi dan negara.

D. PENGERTIAN DAN JENIS LEMBAGA SOSIAL1. PENGERTIAN LEMBAGA SOSIALIstilah institusi atau lembaga sosial merupakan terjemahan dar istilah bahasa Inggris social institution. Di dalam kata institui terkandung dua unsur pengertian sekaligus, yaitu (a) serangkak: nilai dan norma-norma sosial, serta (b) struktur dan susunan social.Para pakar cenderung mengartikan lstilati institution menurut pertimbangan aspek mana yang hendak diutamakan. Soerjono Soekanto (1982) misalnya, lebih suka menerjemahkan istilah social institution sebagai lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial. Alasannya karena, pengertian lembaga lebih menunjuk pada sesuatu bentuk sekaligus juga mengandung pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi ciri lembaga tersebut.Koentjaraningrat (Soekanto, 1982), di lain pihak, lebih diUtamakan aspek sistem norma dari insitusi sosial. Oleh karena itu menerjemahkan kata institusi sebagai pranata. Pranata sosial menurut Koentjaraningrat adalah suatu sistem tata kelakuan dan Oangan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.Horton & Horton (1983:41) juga mendefinisikan lembaga soaial sebagai sistem norma-norma sosial dan hubungan-hubungan yang terorganisir, yang menyatukan nilai-nilai dan prosedur-prosedur rertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Lembaga mencakup norma-norma, nilai-nilai, kedudukan, peranan-peranan, dan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan kegiatan penting dalam masyarakat. Kedua pakar itu membedakan institusi dengan asosiasi yang diartikan sebagai kelompok orang yang mengorganisasikan diri untuk mencapai tujuan tertentu. contoh insitusi adalah sistem perbankan merupakan cara baku dalam mengelola transaksi keuangan tertentu.Institusi sosial terbentuk atau berkembang dari pola-pola yang muncul dalam kehidupan bersama manusia. Melalui proses pemecahan masalah bersama secara bertahap, muncul pola perilaku baku yang berkembang pula nilai dan norma dari perilaku tersebut. Proses berkembangnya pola-pola kelakuan yang dibakukan dan yang -disatukan dengan struktur normatif masyarakat disebut sebagai proses pelembagaan/institusionalisasi. Contoh, sistem tukar-menukar barang (barter) adalah pola kelakuan yang sudah dilembagakan banyak suku di berbagai belahan dunia. Uang juga merupakan pola pertukaran yang telah dilembagakan. Melalui proses pelembagaan , dirumuskan aturan yang cocok dan baku untuk mengatur bagaimana pertukaran yang adil.2. CIRI-CIRI LEMBAGA SOSIALSetiap lembaga sosial setidaknya memiliki enam ciri (Soekan: 2002). Keenam ciri tersebut meliputi:a. Merupakan kesatuan fungsional dari berbagai uns kebudayaan. la merupakan organisasi dari pola-pola pemikir dan pola perikelakuan, yang terwujud dalam aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Contoh: sekolah.b. Terbentuknya dalam waktu yang lama dan umumnya bertahan dalam waktu yang lama pula.c. Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu, ada arah tertentu yang ingin dicapai melalui lembaga social tersebut.d. Mempunyai alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan dari lembaga tersebut.e. Memilki lambing-lambang yang merupakan cirri lembaga social tersebut. Merupakan sarana simbolis untuk mengungkapkan fungsi dan tujuan lembaga sosial tersebut. Contoh: partai politik mempunyai bendera, simbol, dan juga warna khas tertentu.f. Memiliki tradisi yang tertulis atau tidak tertulis.Dalam hal ini ada nilai-nilai atau norma-norma tertentu yang diikuti untuk mewujudkan tujuan dari lembaga tersebut. Contoh: dalam lembagaperkawinan, ada tradisi memberikan hormat dan memohon restu kepada orang tua pengantin.3. FUNGSI LEMBAGA SOSIALAda banyak lembaga/institusi sosial yang terdapat dalam masyarakat kita, seperti media massa, pemerintah, ekonomi, keluarga dan sebagainya. Namun demikian, pembahasan tentang ilmu sosial dalam buku buku sosiologi, umumnya hanya mencakup lima lembaga sosial utama, yaitu keluarga, pendidikan, ekonomi, politik, dan agama.Lembaga sosial merupakan perekat bagi kehidupan sosial. menyediakan pengaturan-pengaturan dasar kehidupan, memungkinkan manusia menjalani hubungan-hubungan dengan sesame, serta menjamin kelangsungan hidup antar generasi. Oleh karena itu, Macionis (1998) menyebutkan bahwa ada lima tugas pokok lembaga-lembaga atau institusi-isntitusi soaila sebagai berikut:a) Penggantian Personil.Setiap kelompok harus menggantikan personil anggotanya yang meninggal, pergi atau tak mampu berfungsi lagi.b) Mengajar anggota baruTak ada satu kelompok pun yang dapat bertahan, jika para anggotanya menolak perilaku kelompok yang sudah mapan dan memikul tanggung jawab kelompok.c) Menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasad) Memelihara ketertiban.e) Menyediakan dan memelihara kesadaran tujuanJadi setiap institusi memiliki fungsi dalam masyarakat, fungsi institusi yang bersifat manifest ada pula yang bersifat laten.Fungsi manifes adalah fungsi yang jelas, tampak , disengaja dan diakui, sedangkan fungsi laten adalah fungsi yang tidak tampak, tidak disengaja dan mungkin tidak diakui.4. TIPE LEMBAGA SOSIALLembaga soaial bisa dikelompokkan dalam berbagai tipe, hal ini tergantung dari criteria yang digunakan untuk melakukan pengelompokam itu. Sedikitnya ada lima criteria yang bisa digunakan untuk mengelompokkan tipe lembaga social.Tipe-tipe Lembaga social menurut Soekanto, 2002Keterangan:a. Cresive InstitutionsMerupakan lembaga social yang secara tak disengaja muncul dari adapt istiadat masyarakat.Contoh : Lembaga Perkawinan.b. Enacted InstitutionsMerupakan lembaga social yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu.Contoh: Lembaga pendidikan.c. Basic InstitutionsMerupakan lembaga social yang bertujuan memelihara dan mempertahankan tertib social.Contoh : Keluarga, Pendidikan dan Negara.d. Subsidiary InstitutionsMerupakan lembaga social yang sifatnya melengkapi.Contoh : Rekreasie. Social-sanction InstitutionsMerupakan lembaga social yang diterima oleh masyarakat.Contoh : Keluarga, Sekolah Dan lain-lain.f. Unsanctions InstitutionsMerupakan lembaga social yang ditolak oleh masyarakat.Contoh : Premanisme, kriminalitas.g. General InstitutionsMerupakan lembaga social yang terdapat pada hampir semua masyarakat.Contoh : agamah. Restricted InstitutionsMerupakan lembaga social yang hanya terdapat pada masyarakat tertentu.Contoh : agama Islam, agama Kristen dan sebagainya.i. Operative InstitutionsMerupakan lembaga social yang berfungsi menjalankan atau menggerakkan lembaga-lembaga social yang ada.Contoh : Industrialisasi.j. Regulative InstitutionsMerupakan lembaga social yang berfungsi mengawasi tata kelakuan masyarakat.Contoh : Kepolisian, Kejaksaan dan pengadilan.

LEMBAGA SOSIALJENIS-JENIS LEMBAGA SOSIAL1. LEMBAGA/ INSTITUSI KELUARGAKeluarga adalah sekelompok orang yang secara langsung dihubungkan, di Dalamnya anggota yang dewasa mempunyai tanggung jawab untuk memelihara anak-anak (Giddens, 1993 : 390 ).Adapula yang mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas para orang tua dan anak-anak mereka (Johnson, 1986; 463).1.1. Jenis-Jenis KeluargaMenurut Sunarti (2004, 63) dalam sosiologi keluarga biasanya dikenal pembedaan antara keluarga yang bersistem kongsonguinal dan Keluarga bersistem kongnjugalKeluarga yang bersistem kosanguinal menekankan pada pentingnya ikatan darah. Misalnya hubungan seseorang dengan orangtuanya.Keluarga yang bersistem Konjugal menekankan pada pentingnya hubungan perkawinan (antara suami istri) yang cenderung dianggap lebih penting daripada ikatan dengan orang tua.1.2. Aturan-aturan tentang keluargaDalam Keluarga ada aturan-aturan antara lain menganai:a. Mengenai asal jodoh dalam hubungan perkawinanAda dua jenis yaitu: Eksogami Adalah system yang melarang antara sesama anggota kelompok. Endogami adalah sistem yang mewajibkan perkawinan dengan sesama anggota kelompok.b. Tentang siapa yang boleh atau tidak boleh dinikahi,c. Tentang jumlah orang yang tidak boleh dinikahi pada waktu yang sama.Terdapat aturan-aturan: Monogami yaitu Perkawinan antara seoarng laki-laki dan perempuan. Poligami yaitu perkawinan antara seoarng laki-laki dengan beberapa perempuan dalam waktu yang sama.d. Perkawinan Kelompok yaitu perkawinan anatara dua orang laki-laki dengan dua orang perempuan atau lebih pada waktu yang sama.e. Tentang penentuan garis keturunan.f. Tentang aturan dimana seharusnya pasangan bertempat tinggal setelah menikah.1.3. Fungsi KeluargaMenurut Horton dan Hun (1984, 238-242) ada tujuh fungsi keluarga yaitu:a. Keluarga berfungsi mengatur perilaku seksual dengan membatasi siapa boleh berhubungan seksual dengan siapa.b. Keluarga berfungsi untuk reproduksi atau pengembangan keturunan.c. Keluarga berfungsi memberikan perlindungan untuk anggotanya baik fisik maupun yang bersifat kejiwaan.d. Keluarga merupakan lembaga sosialisasi utama.e. Keluarga berfungsi menjalankan fungsi ekonomi, seperti produksi, distribusi dan konsumsi.f. Keluarga berfungsi memberikan status untuk anak-anaknya.g. Keluarga mempunyai fungdi afeksi dimana keluarga memberikan cinta kasih pada seseorang anak.2. LEMBAGA/INSTITUSI PENDIDIKAN2.1. Pengertian Lembaga PendidikanPendidikan dapat diartikan sebagai bentuk sosialisasi khusus yang secara sistematis dan formal melakukan transmisi ketrampilan-ketrampilan, pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, sikap-sikap dan norma-norma.Pendidikan berlangsung dalam bentuk:a. Pendidikan Formal Yaitu pendidikan yang berlangsung disekolah-sekolah.b. Pendidikan Non FormalPendidikan luar sekolah seperti kursus.c. Pendidikan InformalPendidikan yang terjadi di rumah atau melalui media massa.2.2. Fungsi PendidikanMenurut Horton dan Hunt institusi pendidikan mempunyai dua manifes pokok yaitu:(1). Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.(2). Membantu individu agar mengembangkan potensinya.Fungsi manifes dari lembaga pendidikan adalah:a. Melestarikan kebudayaan dengan meneruskannya dari satu generasi muda ke generasi berikutnya.b. Mendorong partisipasi demokratis.c. Memperkaya kehidupan dengan memperluas cakrawala pemikiran dan rasa keindahan siswa.d. Memperbaiki penyesuaian diri para siswa melalui konseling pribadi dan berbagai psikologi terapan.e. Memperbaiki kesehatan generasi muda, melalui latihan-latihan fisik.f. Memproduksi warga negara yang patriotik.g. Meningkatkan integrasi antar rash. Mebnyediakan hiburan bersamai. Pembangunan karakter warga negara.2.3. LEMBAGA/INSTITUSI EKONOMIInstitusi ekonomi adalah lembaga sosial yang memenuhi tugas produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam masyarakat (Coulbun dkk, 1989: 419).Secara umum ada dua jenis ekonomi:a. KapitalisBersumber pada liberalisme yang mengutamakan perekonomian swasta, mekanisme pasar dan sistem perdagangan bebas.b. SosialisPokok-pokok ajaran sosialisme dalam bidang ekonomi adalah sebagai berikut: Penghapusan dan pembatasan hak milik pribadi atas alat-alat produksi. Pengambilalihan semua atau sebagian alat-alat produksi. Pembagian kembali hak milik pribadi. Perlindungan terhadap kaum buruh. Perubahan struktur kekuasaan ekonomi. Perubahan struktur Kekuasaan Politik Perjuangan melawan hak-hak istimewa.2.4. LEMBAGA/INSTITUSI POLITIKKorblum (Sunarto 2004;76) mendefiniskan institusi politik sebagai perangkat kekuasaan dan wewenang.Contoh dari institusi dibidang politik adalah: Lembaga EksekutifAdalah lembaga pelaksana undang-undang yang biasanya berupa presiden dan para mentrinya beserta birokrasi pemerintahan. Lembaga LegislatifLembaga pembuat undang-undang yang bisa berbentuk DPR,SENAT DPD atau DPRD di daerah otonom. Lembaga Yudikatif.Lembaga Penegak undang-undang/hukum yang di indonesia berupa Mahkamah Agung, Lembaga-lembaga Peradilan bawahan MA dan MK. Fungsi-fungsi Politik harus berjalan dalam sebuah negara yang meliputi:a. Fungsi merumuskan kepentingan.Yaitu fungsi yang menyusun dan mengungkapkan tuntutan Politik dalam suatu negara.b. Fungsi Pemaduan Kepentingan.Fungsi menyatukanpadukan tuntutan-tuntutan politik dari berbagai pihak dalam suatu negara dan meweujudkannya kedalam berbagai alternatif kebijakan.c. Fungsi Pembuatan Kebijakan Umum.Fungsi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif kebijakan yang diusulkan oleh partai-partai politik dan pihak lain.d. Fungsi Penerapan Keijakan.Fungsi melaksanakan berbagai macam kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.e. Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan.Fungsi menyelaraskan perilaku masyarakat dan pejabat publik yang menentang atau menyeleweng dari kebijakan publik.f. Fungsi Komunikasi PolitikProses penyampaian informasi mengenai politik dari masyarakat.g. Fungsi Sosialisasi politikProses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat.h. Fungsi rekritmen politik.Proses penyeleksi orang-oarng yang akan dipilih atau diangkat sebagai pejabat untuk jabatan-jabatan yang ada.2.5. INSTITUSI AGAMAUnsur-unsur dasar dijumpai pada agama adalah: Kepercayaan agama, Simbol agama, Praktik agama, Umat agama dan Pengalaman agama.Dengan demikian agama menurut ilmu sosiologi adalah agama yang mencakup baik : Islam, Katholik, Protestan, Hindu dan Budha, juga Animisme, Totemisme, Konfusianisme, Judaisme, Teoisme dan sejenisnya.