perilaku keorganisasian (1)

42
PERILAKU KEORGANISASIAN KEPEMIMPINAN Oleh: Kelompok I 1306205020 Anak Agung Istri Agung Sasmikadewi 1306205033 Ni Komang Ayu Ariani 1306205047 Ni Ketut Supadmi 1306205049 Ni Putu Maha Dewi Widyajayanti 1306205057 Ni Made Riska Dwi Cahyati 1306205096 Made Mahayu Julina 1306205104 A.A Ayu Kemara Dewi 1

Upload: dipa-wahyoe

Post on 21-Nov-2015

167 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

peror

TRANSCRIPT

PERILAKU KEORGANISASIANKEPEMIMPINAN

Oleh:Kelompok I1306205020Anak Agung Istri Agung Sasmikadewi

1306205033Ni Komang Ayu Ariani

1306205047Ni Ketut Supadmi

1306205049Ni Putu Maha Dewi Widyajayanti

1306205057Ni Made Riska Dwi Cahyati

1306205096Made Mahayu Julina

1306205104A.A Ayu Kemara Dewi

1306205144Putu Reisa Pratiwi

Universitas Udayana2014 / 2015KATA PENGANTAROm SwastyastuPuji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat atas asung kertha wara nugraha beliau, kami dapat menyelesaikan paper ini. Paper yang berjudul Kepemimpinan ini membahas mengenai mengenai pengertian kepemimpinan, teori munculnya / lahirnya kepemimpinan, teori teori kepemimpinan, tipologi kepemimpinan, pemimpin versus manajer,peran pemimpin, pemimpin yang efektif, faktor yang mempengaruhi fungsi kepemimpinan, isu isu kontemporer dalam kepemimpinan, implikasi manajerial dalam kepemimpinan.

Demikian paper ini telah kami buat dengan semkasimal mungkin, semoga paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

Jimbaran, 26 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISIKata Pengantar 2Daftar Isi .... .3BAB I Pendahuluan1.1 Latar Belakang . 41.2 Rumusan Masalah 41.3 Tujuan Penulisan... 5BAB II Pembahasan2.1 Pengertian kepemimpinan 62.2 Teori munculnya / lahirnya kepemimpina ..92.3 Teori teori kepemimpinan .82.4 Tipologi Kepemimpinan.. ..............................132.5 Pemimpin versus manajer ...................162.6 Peran pemimpin ..........172.7 Pemimpin yang efektif .......................................................................192.8 Faktor yang mempengaruhi fungsi kepemimpinan ...202.9 Isu isu kontemporer dalam kepemimpinan .222.10 Implikasi manajerial dalam kepemimpinan..26BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan . 28Daftar Pustaka .. .29

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSuatu organisasi didirikan sebagai suatu wadah untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan. Organisasi tersebut harus mengelola berbagai rangkaian kegiatan yang diarahkan menuju tercapainya tujuan organisasi. Pelaksanaan rangkaian kegiatan dalam organisasi dilakukan oleh manusia yang bertindak sebagaiaktoratau peserta dalam organisasi yang bersangkutan. Agar organisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan efektif, diperlukan orang-orang yang memiliki kemampuan tertentu sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Kumpulan orang-orang itu terangkum dalam suatu tata hubungan (interaksi) dan adaptasi dalam sistem birokrasi. Kepemimpinan adalah fenomena yang terdapat dalam setiap komunitas, karena dimana manusia berinteraksi maka disana timbul fenomena kepemimpinan, mulai dari interaksi dalam kelompok yang palingprimitifsampai ke yang paling maju, mulai dari kelompok yang paling terkecil sampai ke organisasi yang paling besar. Faktor kepemimpinan dalam suatu organisasi menjadi sangat penting manakala individu/anggota organisasi memiliki dinamika yang tinggi dalam aktivitasnya disamping perubahan terus-menerus yang didorong oleh kemajuan teknologi, kata kunci dari fenomena ini adalah kemampuan untuk mempengaruhi anggota organisasi sehingga mereka dengan segala kesungguhan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh faktor kepemimpinan.1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apa pengertian kepemimpinan?1.2.2 Jelaskan teori munculnya / lahirnya kepemimpinan?1.2.3 Sebutkan dan jelaskan teori teori kepemimpinan?1.2.4 Tipologi Kepemimpinan 1.2.5 Jelaskan perbedaan pemimpin dengan manajer?1.2.6 Bagaimana peran seorang pemimpin?1.2.7 Bagaimanakah seorang pemimpin yang efektif?1.2.8 Faktor apa saja yang mempengaruhi fungsi kepemimpinan?1.2.9 Sebutkan isu isu kontemporer dalam kepemimpinan?1.2.10 Bagaimana implikasi manajerial dalam kepemimpinan?1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan.1.3.2 Untuk mengetahui teori munculnya / lahirnya kepemimpinan.1.3.3 Untuk mengetahui teori teori kepemimpinan.1.3.4 Untuk mengetahui tipologi kepemimpinan1.3.5 Untuk mengetahui perbedaan pemimpin dengan manajer.1.3.6 Untuk mengetahui peran seorang pemimpin.1.3.7 Untuk mengetahui seorang pemimpin yang efektif.1.3.8 Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi fungsi kepemimpinan.1.3.9 Untuk mengetahui isu isu kontemporer dalam kepemimpinan.1.3.10 Untuk mengetahui bagaimana implikasi manajerial dalam kepemimpinan.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian KepemimpinanMenurut Robbins (1991), kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh dapat diperoleh secara formal yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang didudukinya dalam suatu organisasi.Toha (1992) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan dapat terjadi di mana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasihati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai tujuannya sendiri maupun organisasi secara efektif dan efisien.2.2 Teori Munculnya / Lahirnya Pemimpin / KepemimpinanPara ahli teori kepemimpinan telah mengemukakan beberapa teori tentang timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal ini terdapat 3 teori yang menonjol [Sunindhia dan Ninik Widiyanti, 1988:18], yaitu:1). Teori GenetikPenganut teori ini berpendapat bahwa, Leaders are born and not made yang artinya pemimpin itu dilahirkan dan bukan dibentuk. Pandangan teori ini bahwa seseorang akan menjadi pemimpin karena keturunan atau ia telah dilahirkan dengan membawa bakat kepemimpinan. Teori keturunan ini, dapat saja terjadi karena seseorang dilahirkan telah memiliki potensi termasuk memiliki potensi atau bakat untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor dasar. Dalam realitas, teori keturunan ini biasanya dapat terjadi di kalangan bangsawan atau keturunan raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka seorang anak yang lahir dalam keturunan tersebut akan diangkat menjadi raja.

2). Teori SosialPenganut teori ini berpendapat bahwa Leaders are made and not born yang artinya seseorang yang menjadi pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan. Penganut teori berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi atau bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja faktor lingkungan atau faktor pendukung yang mengakibatkan potensi tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang disebut dengan faktor ajar atau latihan. Pandangan penganut teori ini bahwa setiap orang dapat dididik, diajar, dan dilatih untuk menjadi pemimpin. Intinya, bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, meskipun dia bukan merupakan atau berasal dari keturunan dari seorang pemimpin atau seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar dan dilatih untuk menjadi pemimpin.3). Teori EkologikPenganut teori ini berpendapat bahwa seseorang akan menjadi pemimpin yang baik manakala dilahirkan telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian bakat tersebut dikembangkan melaluipendidikan, latihan, dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki.Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin merupakan perpaduan antara faktor keturunan, bakat dan lingkungan yaitu faktor pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan bakat tersebut dapat teraktualisasikan dengan baik.Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu Teori Kontigensi atau Teori Tiga Dimensi. Penganut teori ini berpendapat bahwa ada tiga faktor yang turut berperan dalam proses perkembangan seseorang menjadi pemimpin atau tidak, yaitu: [1] Bakat kepemimpinan yang dimilikinya.[2] Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang pernah diperolehnya.[3] Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakat kepemimpinan tersebut.

Teori ini disebut dengan teori serba kemungkinan dan bukan sesuatu yang pasti, artinya seseorang dapat menjadi pemimpin jika memiliki bakat, lingkungan yang membentuknya, kesempatan dan kepribadian, motivasi dan minat yang memungkinkan untuk menjadi pemimpin.Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin, karana : Membentuk diri sendiri (self constituded leader, self made man, born leader), Dipilih oleh golongan, artinya ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya, karena kecakapannya, keberaniannya dan sebagainya terhadap organisasi, Ditunjuk dari atas, artinya ia menjadi pemimpin karena dipercaya dan disetujui oleh pihak atasannya [Imam Mujiono, 2002: 18].

2.3 Teori teori KepemimpinanTeori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan.Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa.Adapun teori-teori dari kepemimpinan dibagi menjadi tiga yaitu :1.Teori SifatTeori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasarpemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil,sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri ideal yangperlu dimiliki pemimpin menurut Ghizeli dan Stogdil :1.Kecerdasan2.Kemampuan mengawasi3.Inisiatif4.Ketenangan diri5.KepribadianWalaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain: terlalu bersifatdeskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat dianggap unggul dengan efektivitaskepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat,ciri atau perangai pemimpin, justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkanprinsip keteladanan.Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :KecerdasanBerdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yangtinggi di atas kecerdasan ratarata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatanberhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkatkecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.Kedewasaan dan Keluasan Hubungan SosialUmumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil.Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankanpendirian yang diyakini kebenarannya.Motivasi Diri dan Dorongan BerprestasiSeorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.Sikap Hubungan KemanusiaanAdanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.Kajian kepemimpinan pada mulanya didasarkan pada asumsi bahwa pemimpindilahirkan, tidak dibuat. Peneliti kemudian mengidentifikasi serangkaian pembawaanpemimpin yang membedakan dengan pengikutnya, serta pemimpin efektif dengan pemimpintidak efektif. Teori pembawaan kepemimpinan mencoba menjelaskan karakteristik khusus kepemimpinan yang efektif. Peneliti menganalisis pembawaan fisik dan psikologis sertakualitas, seperti level kemampuan yang tinggi, keagresifan, kepercayaan pada diri sendiri,daya persuasif yang dimiliki dan kekuasaannya dalam mengidentifikasi serangkaianpembawaan yang dimiliki oleh pemimpin yang sukses. Dalam berbagai sumber dinyatakanbahwa, keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat dan perangai pemimpin tersebut.Sifat-sifat tersebut dapat berupa sifat fisik, sosial dan psikologis (Introducing LeadershipStudies, 2001: 18; Leadership, 2001: 1; Sadler, 2001: 11).Atas dasar pemikiran di atas ada anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil sangat ditentukan kemampuan pribadi pemimpin. Karena itu, timbul usaha daripara ahli untuk meneliti dan merinci kualitas seorang pemimpin yang berhasil melaksanakan tugas kepemimpinannya, kemudian hasilnya diformulasikan ke dalam sifat-sifat umum seorang pemimpin. Usaha tersebut berkembang menjadi teori kepemimpinan yang disebut teori sifat kepemimpinan (Robbins, at.al., 1994: 469).2.Teori PerilakuDasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pimpinan mempunyai deskripsi perilaku:Konsiderasi dan struktur inisiasiPerilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri-ciri ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Disamping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih meningkatkan tugas organisasi.Berorientasi kepada bawahan dan produksiPerilaku pemimpin yang berorientasi kepada baawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhanbawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi pada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafikkepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaituperhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan atau hubungan kerja.Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF. Soner, 1978: 442-443).Tingkah laku pemimpin lebih terkait dengan proses kepemimpinan. Karena itu, ada dua dimensi utama kepemimpinan yang dikenal dengan nama konsiderasi dan struktur inisiasi.Dua macam kecenderungan perilaku kepemimpinan tersebut pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan.3.Teori SituasionalKeberhasilan seorang pimpinan menurut teori situasional ditentukan oleh cirri kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktorwaktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah:- Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas- Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan- Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan- Norma yang dianut kelompok- Rentang Kendali- Ancaman dari luar organisasi- Tingkat stress- Iklim yang terdapat dalam organisasiEfektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan membaca situasiyang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinan agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntunan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntunan situasi tertentu.Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:1. Model Kontinum Otkratik-demokratikGaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dankondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas. Sedangkanpemimpin bargaya demokratik dan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol disini adalah menjadi pendengar yang baik disertaiperilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.

2. Model Interaksi Atasan -BawahanMenurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksiyang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauh mana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:- Hubungan atasan dan abwahan dikategorikan baik.- Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi.- Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.3. Model SituasionalModel ini menekankan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang tergantung padapemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dantingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinanyang dapat digunakan adalah:- Memberitahukan- Menjual- Mengajak- Melakukan pendelegasian4. Model Jalan -TujuanSeorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya. 5. Model "Pimpinan-Peran serta Bawahan" Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut "didiktekan" oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.2.4 Tipologi Kepemimpinan Menurut beberapa kelompok sarjana (dalam Kartono, 2003); Shinta (2002) membagi Tipe Kepemimpinan sebagai berikut :Macam macam Tipe Kepemimpinan (personal Leadirship)1. Tipe Kepemimpinan KharismatisTipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/MaternalistikKepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.3. Tipe Kepemimpinan MiliteristikTipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.5. Tipe Kepemimpinan Laissez FairePada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.6. Tipe Kepemimpinan PopulistisKepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.7. Tipe Kepemimpinan Administratif/EksekutifKepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.8. Tipe Kepemimpinan DemokratisKepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.

Tipe gaya kepemimpinan yang mempengaruhi sebuah organisasi dapat dibedakan sebagai berikut :1.Tipe InstruktifTipe ini ditandai dengan adanya komunikasi satu arah. Pemimpin membatasi peran bawahannya dan menunjukan kepada bawahannya apa, kapan dan dimana, bagaimana suatu tugas harus dilaksanakan. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan semata-mata menjadi wewenang pemimpin yang kemudian diumumkan kepada para bawahan. Pelaksanaan pekerjaan diawasi ketat oleh pemimpin.Ciri-ciri pemimpin seperti ini adalah sebagai berikut :a. Pemimpin memberikan pengarahan tinggi dan rendah dukunganb. Pemimpin memberikan batasan peranan bawahanc.Pemimpin memberitahukan bawahan tentang apa, bilamana, dimana dan bagaimana bawahan melaksanakan tugasnya d.Iniosiatif pemecahan masalah dan pengambilan keputusan semata-mata dilakukan oleh pimpinane.Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan diumumkan oleh pemimpin dan pelaksanaannya diawasi dengan ketat oleh pemimpin.

2. Tipe konsultatifTipe kepemimpinan ini masih memberikan instruksi yang cukup besar serta penetapan keputusan-keputusan dilakukan oleh pemimpin. Bedanya adalah bahwa tipe konsultatif ini menggunakan komunikasi dua arah dan memberikan suportif terhadap bawahan mendengar keluhan dan perasaan bawahan tentang keputusan yang diambil. Sementara bantuan ditingkatkan, pengawasan atas pelaksanaan keputusan tetap pada pemimpin. Ciri-ciri pemimpin seperti ini adalah sebagaiberikut :a. Pemimpin memberikan baik pengarahan maupun dukungan tinggib. Pemimpin mengadakan komunikasi dua arah dan berusaha mendengarkan perasaan, gagasan dan saran bawahanc. Pengawasan dan pengambilan keputusan tetap pada pemimpin.

3. Tipe PartisipatifSebab kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan seimbang antara pemimpin dan bawahan. Pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Komunikasi dua arah makin bertambah frekuensinya, pemimpin makin mendengarkan secara intensif terhadap bawahannya. Keikutsertaan bawahan dalam pemecahan masalah dan mengambil keputusan makin banyak, sebab pemimpin berpendapat bahwa bawahan telah memiliki kecakapan dan pengetahuan yang cukup luas untuk menyelesaikan tugas.2.5 Pemimpin Versus ManajerMenurut Warren Bennis yang dikutip oleh LPMM Jakarta ( 1998 ), perbedaan pemimpin dan manajer adalah orang yang menguasai lingkungan dan mereka yang menyerah kepadanya. Ada perbedaan-perbedaan lain yang sangat besar dan penting, yaitu :1.) Manajer mengelola, pemimpin menemukan ( inovasi )2.) Manajer adalah tiruan, pemimpin adalah orisinal3.) Manajer mempertahankan, pemimpin mengembangkan4.) Manajer berfokus pada sistem dan struktur, pemimpin berfokus pada orang.5.) Manajer bergantung pada pengendalian, pemimpin membangkitkan kepercayaan.6.) Manajer memiliki pandangan jangka pendek, pemimpin memiliki presektif jangka panjang7.) Manajer bertanya bagaimana dan kapan, pemimpin bertanya apa yang berikutnya dkerjakan dan bagaimana.8.) Manajer lebih memperhatikan pada hasil akhir, pemimpin memberi perhatian pada masa depan.9.) Manajer meniru, pemimpin memulai.10.) Manajer menerima status quo, pemimpin menentangnyaMenurut Djanalis Djanaid ( 1996 ) perbedaan manajer dengan pemimpin adalah sebagai berikut.1.) Manajer diangkat oleh kekuasaan, pemimpin oleh pengikut2.) Manajer mengandalkan pada kekuasaan, pemimpin mengandalkan personal power3.) Manajer bertindak sebagai penguasa, pemimpin sebagai pencetus ide4.) Manajer bertanggung jawab pada atasan, pemimpin pada anak buah5.) Manajer bagian dari organisasi, pemimpin bagian dari pengikut

2.6 Peran PemimpinMenurut Mintzberg para manajer itu memiliki sepuluh peran berbeda-beda, dari kesepuluh peran tersebut dapat dibagi menjadi 3 category, yaitu : informational (managing by information), interpersonal (managing through people), and decisional (managing through action). Berikut keterangannya dibawah ini :Informational (managing by information) (Manajemen dengan informasi), ada 3 peran, yaitu :a) Monitor (Pegawasan)Tugas meliputi operasi internal menilai, keberhasilan departemen dan masalah dan peluang yang mungkin timbul. Semua informasi yang diperoleh dalam kapasitas ini harus disimpan dan dipelihara. Misalnya : Mencari dan memperoleh pekerjaan yang berhubungan dengan informasi, membaca berita perdagangan, majalah, laporan, menghadiri seminar dan pelatihan, serta menjaga kontak relasi.b) Disseminator ( Penyebar Informasi ).Menyoroti faktual atau nilai pandangan eksternal berbasis ke dalam organisasi dan bawahan. Hal ini membutuhkan baik penyaringan dan keterampilan delegasi. Misalnya : Berkomunikasi / menyebarkan informasi kepada orang lain dalam organisasi, mengirim memo dan laporan; menginformasikan staf dan bawahan dari keputusan.c) Spokesperson ( Juru Bicara )Berfungsi dalam kapasitas PR dengan menginformasikan dan melobi orang lain untuk menjaga stakeholder kunci diperbarui mengenai operasi organisasi. Misalnya : Berkomunikasi / mengirimkan informasi ke luarMenyampaikan memo, laporan dan bahan informasi; berpartisipasi dalamkonferensi / pertemuan dan laporan kemajuan.1. Interpersonal (managing through people) ( manajemen melalui orang lain), ada 3 peran, yaitu :a) Figurehead ( Tokoh sebagai Simbol pemimpin perusahaan )adalah orang yang memiliki peranan penting dalam kantor, tetapi secara de facto tidak sedikit kekuatan sebenarnya, paling sering dibatasi oleh Konvensi, bukan hukum. Semua inspirasi, sosial, kewajiban hukum dan seremonial. Dalam hal ini, manajer dipandang sebagai simbol status dan otoritas suatu perusahaan. Misalnya: melaksanakan tugas-tugas sosial dan hukum, bertindak sebagai pemimpin simbolis dengan menyapa pengunjung, menandatangani dokumen hukum, menghadiri upacara pemotongan pita, tuan rumah resepsi, dan lain-lain.b) Leader ( Pemimpin )Tugas adalah jantung dari hubungan mencakup penataan dan memotivasi bawahan, mengawasi kemajuan mereka, mempromosikan dan mendorong perkembangan mereka, dan menyeimbangkan efektivitas.c) Liaison ( Penghubung atau Duta Perwakilan )Membangun dan memelihara kontak dalam dan di luar organisasiBisnis korespondensi, partisipasi dalam pertemuan dengan perwakilandari divisi lain atau organisasi.

2. Decisional (managing through action) ( manajamen dengan tindakan nyata), ada 4 peran, yaitu :a) Entrepreneur ( Berjiwa Pengusaha )Mengidentifikasi ide-ide baru dan memulai proyek perbaikandengan menerapkan inovasi dalam rencana untuk masa depan.Misalnya : mendorong para rekan manajer untuk membuat proyek-proyek perbaikan dan bekerja untuk mendelegasikan, memberdayakan dan mengawasi tim dalam proses pembangunan.b) Disturbance Handler ( Pemecahan Masalah )Berkaitan dengan mengatasi situasi krisis, seperti sengketa atau masalah dan mengambil tindakan korektif, menyelesaikan konflik antara bawahan, dengan mencari jalan keluar alternative yang strategis.c) Resource Allocation ( Alokasi sumber daya )Memiliki kewenangan dalam mengendalikan penggunaan sumber daya organisasi.Misalnya : Menjelaskan tanggung jawab mengalokasikan dan mengawasi keuangan, material dan sumber daya personel. Menentukan di mana untuk menerapkan sumber daya Draft dan persetujuan rencana, jadwal, anggaran, prioritas Setd) Negotiator ( Negosiasi )Berpartisipasi dalam kegiatan negosiasi dengan organisasi lain dan individu. Misalnya : membela kepentingan bisnis, berpartisipasi dalam dan mengarahkan negosiasi dalam tim, departemen, dan organisasi.2.7 Pemimpin yang EfektifMenjadi pemimpin yang baik bukanlah mudah. Pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang keras, yang suka marah dan yang ditakuti. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memimpin pengikutnya mencapai suatu tujuan tertentu.Pemimpin yang baik harus mempunyai karakter sebagai berikut1. Mempunyai karismaPemimpin yang mempunyai karisma akan memudahkan mengarahkan staf atau pengikutnya.Pemimpin yang tidak berkarisma akan kesulitan mengarahkan staf atau pengikutnya.2. Mempunyai integritasPemimpin harus mempunyai integritas dalam memimpin. Pemimpin harus setia terhadap nilai-nilai yang ditanamkan kepada pengikutnya3. Mempunyai dedikasiPemimpin yang berdedikasi akan mengerjakan visinya dengan kerja keras dan penuh semangat. Dedikasi yang dia kerjakan akan ditularkan kepada stafnya4. Bisa mengambil keputusanPemimpin harus bisa dan berani mengambil keputusan secara cermat. Untuk dapat mengambil keputusan secara cermat pemimpin harus memperhatikan banyak aspek dalam memutuskan.5. Mau membantuPemimpin yang baik harus mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya6. Bekerja tidak hanya memerintahPemimpin yang baik mau mengerjakan hal-hal yang dihadapi stafnya. Tentu saja dia akan mengerjakan sesuai porsi yang dia bisa kerjakan. 7. Mau mendengarkanPemimpin yang baik harus mau mendengarkan masukan dan keluhan dari stafnya. Pemimpin tidak harus setuju terhadap pendapat dari staf, tetapi harus menghargai setiap pendapat.Tentu saja tidak semua pemimpin memiliki 7 karakter di atas secara penuh. Tetapi setiap pemimpin paling tidak berusaha di setiap point di atas. Kekurangan di satu point dapat ditutup oleh point yang lain. Misalnya dia tidak mempunyai karisma, tetapi jika dia mempunyai integritas dan dedikasi yang kuat maka dedikasi dan integritas ini dapat menutupi kekurangan di point karisma.2.8 Faktor yang Mempengaruhi Fungsi KepemimpinanPertama, persepsi yang tepat. Persepsi memainkan peran dalam mempengaruhi efektivitas kepemimpinan. Para manajer yang memiliki persepsi yang keliru terhadap pegawainya mungkin kehilangan peluang untuk mencapai hasil optimal. Oleh karenanya ketepatan persepsi manajerial sangat penting, dan hal itu begitu penting pada setiap model situasional.Kedua, tingkat kematangan. Pemimpin dituntut untuk berkemampuan dan berkemauan mengambil tanggung jawab untuk mengarahkan perilaku mereka sendiri dengan memperhatikan tingkat kematangan dalam pengetahuan, keahlian dan pengalaman untuk melaksanakan pekerjaan tanpa pengawasan ketat dan juga kemauan untuk melaksanakan pekerjaan itu. Bagaimana pun, bawahan harus diberi perhatian serius ketika membuat pertimbangan tentang gaya kepemimpinan yang dapat mencapai hasil yang diinginkan.Ketiga, penilaian yang tepat terhadap tugas. Para pemimpin harus mampu menilai dengan tepat tugas yang dilaksanakan oleh bawahan. Dalam situasi tugas yang tidak terstruktur, kepemimpinan otokratik mungkin sangat tidak sesuai. Para bawahan memerlukan garis petunjuk, bebas bertindak, dan sumber daya untuk menyelesaikan tugas itu. Pemimpin harus dapat dengan tepat menentukan kekurangan tugas bawahan sehingga pilihan gaya kepemimpinan yang layak harus dilakukan. Karena tuntutan ini, seorang pemimpin harus memiliki beberapa pengetahuan teknik tentang pekerjaan itu dan syarat-syaratnya.Keempat, latar belakang dan pengalaman. Di sini ditegaskan bahwa latar belakang dan pengalaman pemimpin mempengaruhi pilihan gaya kepemimpinan. Seseorang yang telah memperoleh keberhasilan karena berorientasi kepada hubungan mungkin akan meneruskan penggunaan gaya ini. Demikian juga, seorang pemimpin yang tidak percaya kepada para bawahannya dan telah menyusun tugas bertahun-tahun akan menggunakan gaya otokratik.Kelima, harapan dan gaya pemimpin. Pemimpin senang dengan dan lebih menyukai suatu gaya kepemimpinan tertentu. Seorang pemimpin yang memilih pendekatan yang berorientasi pada pekerjaan, otokratik, mendorong keberanian bawahan mengambil pendekatan yang sama. Peniruan model pemimpin merupakan kekuatan untuk membentuk gaya kepemimpinan. Karena pemimpin memiliki berbagai landasan kekuasaan, maka harapan mereka adalah penting.Keenam, hubungan seprofesi. Pemimpin membentuk hubungan dengan pemimpin yang lain. Hubungan seprofesi ini digunakan untuk tukar menukar pandangan, gagasan, pengalaman, dan saran-saran. Teman seprofesi seorang pemimpin dapat memberikan dukungan dan dorongan semangat bagi berbagai perilaku kepemimpinan, sehingga mempengaruhi pemimpin itu pada waktu yang akan datang. Teman-teman seprofesi merupakan sumber penting tentang perbandingan dan informasi dalam membuat pilihan dan perubahan gaya kepemimpinan.

2.9 Isu isu Kontemporer dalam KepemimpinanKepercayaanKepercayaan adalah pengharapan positif bahwa orang lain tidak akan-melalui kata-kata, tindakan, atau keputusanbertindak secara opurtunistik. Istilah pengharapan positif dalam definisi kita itu mengasumsikan bahwa pengetahuan keakraban dengan pihak lain. Kepercayaan adalah satu proses ketergantungan-historis yang didasarkan pada sample-sampel pengalaman yang relevan dan terbatas. Istilah secara opurtunistik merujuk pada resiko dan kerentanan yang inheren dalam setiap hubungan kepercayaan. Kepercayaan mencakup membuat seseorang rentan seperti kita, misalnya, kita menyingkapkan informasi intim atau tergantung pada janji-janji lain. Integritas merujuk pada kejujuran dan kebenaran. Konsistensi terkait dengan kehandalan, prediktabilitas, dan pertimbangan yang baik seseorang dalam menangani situasi-situasi. ketidaksesuaian antara kata-kata dan tindakan mengikis kepercayaan. Loyalitas adalah keinginan untuk melindungi dan menyelamatkan wajah untuk orang lain.

Tiga Jenis Kepercayaan :a) Kepecayaan Berbasis Ketakutan, kepercayaan berdasarkan ketakutan akan tindakan balasan jika kepercayaan itu dilanggar. Kepercayaan berdasar ketakutan akan berfungsi hanya pada tingkat bahwa hukuman itu mungkin konsekuensinya jelas dan hukuman sesungguhnya dijatuhkan jika kepercayaan itu di langgar.b) Kepercayaan Berbasis Pengetahuan, kepercayaan berdasarkan prediktabilitas perilaku yang berasal dari riwayat interaksi. Pengetahuan ini akan berkembang dari waktu ke waktu, umumnya sebagai fungsi dari pengalaman yang membangun kepercayaan akan sifat dapat dipercaya dan prediktibilitas.c) Kepercayaan Berbasis Identifikasi, kepercayaan berdasarkan rasa saling memahami atas maksud masing-masing dan menghargai keinginan dan hasrat orang lain. Saling pengertian dikembangkan ke titik dimana masing-masing pihak dapat bertindak secara efektif bagi yang lain.

Pemimpin Sebagai Pembentuk MaknaTiga teori kepemimpinan kontemporer yang komponen umumnya adalah bahwa teori itu menampilkan pemimpin sebagai sosok yang yang menggunakan kata-kata, gagasan dan kehadiran fisik mereka untuk memerintah pasukan. Untuk memahami kekuatan kata-kata dalam menginspirasi yang lain, kita lebih dahulu perlu meninjau konsep pembingkai(framing). Pembingkaian adalah cara penggunaan bahasa untuk mengelola makna.Kepemimpinan KharismatikKepemimpinan kharismatik, para pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan yang heroic atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka.Apakah Pemimpin Kharismatik Dlahirkan atau Dicptakan?Walaupun minoritas kecil masih berpikir bahwa charisma tidak dapat dipelajari, sebagian besar pakar berkeyakinan bahwa individu dapat dilatih untuk memperlihatkan perilaku kharismatik dan dengan demikian dapat disebut pemimpin kharismatik.Kepemimpinan TransformasionalArus riset lainnya difokuskan pada pembedaan pemimpin transformasional dari pemimpin transaksional. Pemimpin transaksional adalah pemimpin yang memandu atau yang memotivasi para pengikut mereka menuju ke sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. Sedangkan Pemimpin Transformasional adalah pemimpin yang menginspirasi para pengikut untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dan yang mampu membawa dampak mendalam dan luar biasa pada para pengikut.

Kepemimpinan VisionerMendefinisikan Kepemimpinan Visioner merupakan kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh dan membaik dibanding saat ini. Kualitas visi, sifat dasar yang menentukan keberhasilan tampaknya adalah kemungkinannya memberikan inspirasi yang berpusat pada nilai dan dapat diwujudkan, disertai gambaran dan artikulasi yang unggul.Kecerdasan Emosional dan Efektivitas KepemimpinanEmotional intelektual (EI) terbukti berhubungan secara positifdengan kinerja jabatan pada semua level. Namun EI tampak sangat relevan dalam jabatan yang menuntut derajat tinggi interaksi social. Para pemimpin besar menunjukkan EI mereka dengan memperlihatkan semua lima komponen kuncinya :1. Kesadaran diri2. Swakelola3. Motivasi diri4. Empati5. Keterampilan socialPeran Kepemimpinan Kontemporer1. Menyediakan Kepemimpinan TimKepemimpinan mendapatkian tempat yang semakin pentung dalam konteks tim. Ketika tim semakin popular, peran pemimpin dalam mamandu anggota tim menjadi semakin penting.2. MentoringBanyak pemimpin menciptakan hubungan mentoring. Mentor adalah karyawan yang mensponsori dan mendukung karyawan lain yang kurang berpengalaman (protg).3. Kepemimpinan DiriMerupakan serangkaian proses yang digunakan individu untuk mengendalikan perilaku mereka sendiri. Bagaimana cara para pemimpin menciptakan para pemimpin diri?a) Bentuklah Kepemimpinan Dirib) Doronglah karyawan menciptakan sasaran yang tersendiri diciptakan sendiric) Doronglah penggunaan imbalan diri untuk memperkuat dan meningkatkan perilaku yang diinginkand) Ciptakanlah pola berpikir yang positife) Ciptakanlah iklim kepemimpinan dirif) Doronglah kritik diriKepemimpinan MoralTopik kepemimpinan dan etika secara mengejutkan mendapatkan sedikti perhatian. Baru akhir-akhir ini saja para ahli etika dan peneliti kepemimpina mulai mempertimbangkan implikasi etis dari kepemimpinan. Kepemimpinan tidak bebas dari nilai. Sebelum kita menilai pemimpin macam apa yang efektif, kita hendaknya memperhatikan baik upaya yang dugunakan oleh pemimpin untuk mencapai sasarannya mempunay muatan moral dari sasaran tersebut.Tantangan Bagi Pembentukan KepemimpinanDua perspektif yang menantang keyakinan yang diterima secara luas akan pentingnya kepemimpinan. Argumentasi pertama mengemukakan bahwa kepemimpinan itu lebih berhubungan dengan penampilan dari pada realistis. Argumentasi yang kedua langsung menyerang pengertian bahwasebagian kepemimpinan akan selalu efektif terlepas dari situasi. Kepemimpinan sebagai AtribusiTeori atribusi kepemimpinan adalah ide bahwa kepemimpinan hanya merupakan atribusi yang dibuat orang tentang individu lain. Pengganti dan Penetral KepemimpinanPenetrak memustahilkan perilaku pemimpin membuat perbedaan pada hasil pengikut. Penetral menafikan pengaruh pemimpin. Di pihak lain, pengganti, membuat pengaruh pemimpin bukan hanya menjadi tidak mungkin melainkan juga tidak perlu.

Menemukan dan Menciptakan Pemimpin yang Efektifa) SeleksiKeseluruhan proses yang ditempuh organisasi untuk mengisi posisi manajemen pada hakikatnya merupakan latihan dalam upaya mengidentifikasi individu-individu yang akan menjadi pemimpin yang efektif.b) PelatihanDalam catatan yang optimistic, terdapat bukti yang mengemukakan bahwa pelatihan perilaku melalui pelatihan pemodelan dapat meningkatkan kemampuan individu memperlihatkan cirri kepemimpinan kharismatik.IMPLIKASI MANAJERIAL DALAM KEPEMIMPINANMenurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Sehingga akibat yang dilakukan oleh seseorang jiwa kepemimpinannya di dalam suatu organisasi buruk maka organisasi tersebut akan berjalan tersendat sendat akan tetapi jika jiwa kepemimpinannya baik tidak membeda bedakan akan anggota yang satu dengan yang lainnya maka organisasi tersebut akan berjalan dengan baik pula. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen. Teori dalam implikasi manajerial yaitu : Teori Managerial GridTeori ini dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu concern for people dan concern for production. Pada dasarnya teorimanagerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :1. Improvised, artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.2. Country Club, artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.3. Team, yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.4. Task, artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.5. Midle Road, artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.

Dalam teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi. Semua ini terjalin apabila pemimpin tersebut memiliki pendekatan perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif.

Menurut Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team merupakan gaya kepemimpinan yang paling disukai. Kepemimpinan gaya ini berdasarkan integrasi dari dua kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada umumnya, kepemimpinan gaya team berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan dengan maksud mempergunakan kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat dicapai.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanKepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasihati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai tujuannya sendiri maupun organisasi secara efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKAhttp://mawaddahmumtazza.blogspot.com/2013/12/makalah-leadership-efektivitas.htmlhttp://strawberrycupcup.blogspot.com/2013/06/tipologi-kepemimpinan.html

3