bagian-2 : prilaku organisasi oleh dr. dra. cut khairani, m€¦ · pengertian perilaku organisasi...
TRANSCRIPT
BAGIAN-2 :
PRILAKU ORGANISASI
OLEH Dr. Dra. Cut khairani, M.Si
1
PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI
• Perilaku keorganisasian merupakan bidang ilmu yang mempelajari
tentang interaksi manusia dalam organisasi yang meliputi studi secara
sistematis tentang prilaku, struktur dan proses didalam organisasi.
• Isu utama dalam mempelajari prilaku organisasi adalah hubungan antar
manusia dalam organisasi. Organisasi diciptakan oleh manusia untuk
mencapai suatu tujuan. Pada saat yang sama orang-orang membutuhkan
organisasi.
• Upaya mengorganisasikan sekelompok orang untuk menghasilkan
berbagai macam barang dan jasa yang tidak mungkin dihasilkan untuk
kebutuhannya sendiri. Organisasi membutuhkan orang-orang untuk
melakukan aktivitas organisasi, begitu juga manusia membutuhkan
organisasi untuk menghasilkan sesuatu yang lebih besar dari yang dapat
dilakukannya sendiri. Selain itu orang-orang masuk bergabung dalam
organisasi untuk mendapatkan imbalan baik finansial maupun
nonfinansial. Oleh karenanya antara organisasi dengan manusia
memiliki hubungan yang saling membutuhkan dan menguntungkan.
2
Perilaku Organisasi (PO)
• Perilaku organisasi (PO) mengambil pandangan mikro, topik-topik mengenai perilaku individu yang secara khas dipelajari dalam po adalah persepsi, kepribadian motivasi, sikap, stress mengenai kelompok, kepemimpinan, kekuasaan, komunikasi dan konflik. Dalam PO, konflik sebagai masalah ”manusia” konflik antar pribadi dan antar kelompok, yang berasal dari perbedaan kepribadian dan komunikasi yang lemah termasuk masalah antar unit (menurut teoritikus organisasi).
3
PERILAKU ORGANISASI & TEORI ORGANISASI
• Perilaku organisasi mempelajari perilaku individu / kelompok dalam organisasi dan aplikasinya (analisis Mikro).
• Teori organisasi mempelajari struktur, proses dan performansi organisasi (analisis Makro)
Perbedaan : pada unit analisis dan objek kajian.
4
• Teori organisasi mengambil pandangan makro, unit analisisnya adalah organisasi ataupun sub-sub organisasi dan juga menggunakan definisi yang lebih luas mengenai efektivitas organisasi.
• Teori organisasi tidak hanya memperhatikan pada prestasi dan sikap pegawai tetapi juga kemampuan organisasi secara keseluruhan untuk menyesuaikan diri dan mencapai tujuan-tujuannya.
5
TINGKATAN ANALISIS DALAM PRILAKU KEORGANISASIAN
Organisasi
Kelompok
Individu
Faktor
Lingkungan
Faktor
Lingkungan
Gambar : Tiga Tingkatan Analisis atas Kejadian Organisasi
6
1. Tingkat Individu
Dalam analisis pada tingkat individu, kejadian-
kejadian yang terjadi dalam organisasi di analisis
dalam hubungannya dengan prilaku seseorang dan
interaksi kepribadian dalam suatu situasi. Masing-
masing orang dalam organisasi membawa sikap,
nilai dan pengalaman masa lalu yang berbeda-
beda. Masing-masing orang memiliki kepribadian
tertentu yang mempengaruhinya dalam
berperilaku. 7
2. Tingkat Kelompok
Sekalipun kelompok terbentuk dari kumpulan indivdu-individu, kejadian-kejadian yang terjadi pada suatu kelompok bukan sekedar penjumlahan dari perilaku-perilaku individu. Kelompok mengembangkan norma-normanya sendiri tentang perilaku-perilaku yang dapat diterima oleh para anggotanya. Perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika kelompok, aturan kelompok dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok tersebut.
8
3. Tingkat Organisasi
Organisasi lebih dari sekedar penjumlahan individu-
individu maupun kelompok. Kejadian-kejadian yang
terjadi dalam kontek struktur organisasi. Struktur dan
posisi seseorang dalam organisasi membawa
pengaruh pada setiap interaksi sosial dalam
organisasi. Dalam struktur organisasi hubungan
pelaporan yang bersifat hirarkhi memberikannya
kekuasaan dan wewenang tertentu untuk
mempengaruhi individu yang lainnya dalam
organisasi.
9
FAKTOR LINGKUNGAN
Pada waktu kita menganalisis perilaku pada tingkat individu, kelompok dan organisasi, adalah sangat penting untuk mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal. Faktor lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang kuat pada masing-masing tingkatan analisis.
KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK PERILAKU KEORGANISASIAN
Perilaku
Karakteristik yang pertama dalam mempelajari perilaku keorganisasian adalah perilaku. Fokus dari perilaku keorganisasian adalah perilaku individu dalam organisasi. Untuk dapat memahami perilaku keorganisasian maka harus mampu memahami perilaku berbagai individu dalam organisasi.
10
Struktur
Karakteristik yang kedua dalam mempelajari perilaku
keorganisasian adalah struktur dari organisasi dan kelompok.
Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam
organisasi, bagaimana pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi
dirancang, bagaimana pekerjaan itu diatur dalam bagan organisasi.
Struktur organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku individu
atau orang-orang dalam organisasi serta dari organisasi tersebut.
Proses
Karakteristik yg ketiga dari perilaku keorganisasian adalah
proses organisasi. Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang
terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi antara lain
meliputi komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan
dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang
struktur organisasi yang efektif adalah agar berbagai “ proses “ di
atas dapat dilakukan dengan efisisen dan efektif.
11
SUMBANGAN BEBERAPA BIDANG ILMU TERHADAP PERILAKU KEORGANISASIAN
Psikologi
Ilmu psikologi memberikan sumbangannya terhadap perilaku keorganisasian terutama dalam hal pemahaman tentang perilaku individu dalam organisasi. Psikologi, terutama psikologi organisasi mencoba untuk memahami, meramalkan dan mengendalikan perilaku seseorang dalam organisasi.
Sosiologi
Ilmu sosiologi membahas tentang sistem sosial dan interaksi manusia dalam suatu sistem sosial. Sumbangan ilmu sosiologi terhadap perilaku keorganisasian terutama pemahaman tentang perilaku kelompok di dalam organisasi.
12
Antropologi
Ilmu antropologi mempelajari tentang interaksi antara
manusia dan lingkungannya. Manusia hidup dalam kelompok
dan memiliki kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai yang
dianutnya, yang disebut dengan kultur atau budaya.
Politik, Sejarah dan Ekonomi
• Ilmu politik mempelajari tentang perilaku individu dan
kelompok didalam suatu lingkungan politik.
• Ilmu sejarah terutama tentang sejarah dari pemimpin-
pemimpin besar dimasa lampau atas keberhasilan dan
kegagalannya.
• Ilmu ekonomi mencoba menjelaskan perilaku individu
ketika mereka dihadapkan pada suatu pilihan. 13
TUJUAN MEMPELAJARI PERILAKU KEORGANISASIAN
1. Memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi
tujuan pertama dari mempelajari perilaku keorganisasian adalah
untuk dapat memahami dan menjelaskan kejadian-kejadian yang
terjadi dalam organisasi. Dengan demikian kita dapat
mengembangkan cara berpikir tentang kejadian-kejadian di dalam
lingkungan organisasi.
2. Meramalkan Kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi
setelah kita memahami perilaku-perilaku yang terjadi dalam
organisasi, maka selanjutnya kita harus mampu untuk meramalkan
dan menjelaskan kejadian-kejadian yg terjadi dlm organisasi. Jika
ada menjumpai pola kejadian yang berulang-ulang di dalam
organisasi
14
1.Mengendalikan Prilaku
Tujuan yang ketiga dan yang paling penting
dalam mempelajari perilaku organisasi adalah
mengendalikan perilaku-perilaku dalam organisasi.
Jika manajer/pimpinan organisasi dapat memahami
dan menjelaskan secara seksama perilaku-perilaku
yang terjadi dalam organisasi, maka ia akan dapat
menciptakan situasi yang menghasilkan perilaku-
perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku-
perilaku yang tidak di inginkan.
15
PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI ( PERSEPSI, KEPRIBADIAN, SIKAP, BELAJAR MOTIVASI DAN STRESS)
PERSEPSI
PENGERTIAN DAN PROSES PERSEPSI
Persepsi adalah suatu proses memperhatikan dan menyeleksi,
mengorganisasikan dan menapsirkan stimulasi lingkungan.
Proses memperhatikan dan menyeksi terjadi karena setiap saat
panca indera kita ( pendengar, perasa , pengelihatan , penciuman
dan indera peraba ) dihadapkan kepada begitu banyak stimulasi
lingkungan. Akan tetapi tdk semua stimulasi tersebut kita
perhatikan, krn kalau semuanya dipersepsikan akan
menyebabkan kita bingung dan kewalahan.
16
KESALAHAN PERSEPSI
Stereotyping
Stereotyping adalah mengkatagorikan atau menilai seseorang hanya atas dasar satu atau beberapa sifat dari kelompoknya. Streotyping seringkali didasarkan atas jenis kelamin, keturunan, umur, agama, kebangsaan dan kedudukan atau jabatan.
Halo effect
Halo effect adalah kecenderungan menilai seseorang hanya atas dasar salah satu sifatnya saja. Misalnya seseorang yang mudah senyum dan penampilannya rapi dianggap lebih jujur dari orang yang berpenampilan serem. Padahal tidak ada hubungan antara murah senyum dengan kejujuran.
Projection
Projectin merupakan kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atas dasar perasaan dan sifatnya. Oleh karenanya projection berfungsi sebagai suatu mekanisme pertahanan dari konsep diri seseorang sehingga lebih mampu menghadap yang dilihatnya tidak wajar.
17
KEPRIBADIAN PENGERTIAN DAN TEORI KEPRIBADIAN
TEORI PSIKOANALITIS ( PSYCHOANALYTIC THEORY )
Menurut Sigmund Preud, bahwa kepribadian memiliki tiga komponen atau sistem yang berbeda yaitu :
1. Id
id merupakan bagian dari kepribadian yang mengandung kata hati untuk menghasilkan kepuasan dan mengejar kesenangan.
2. Ego
ego merupakan bagian dari sistem kepribadian yang bertindak sebagai penengah dalam hal terjadinya pertentangan antara id dengan superego.
3. Superego
Superego merupakan bagian dari sistem kepribadian yang diserap selama manusia itu tumbuh dan merupakan gudang nilai-nilai dalam diri seseorang.
18
TEORI PEMENUHAN ( FULFILLMENT THEORY )
Teori pemenuhan didasarkan pada suatu premis bahwa manusia hanya
memiliki satu dasar kekuatan yang secara terus-menerus mendorongnya
kearah pemenuhan akan aktualiasasi diri. Teori ini dikemukakan oleh Carl
Rogers ( tahun 1902-1987 ) dan Abraham Maslow ( 1908-1970 ). Sebagai
ahli psikologi, keduanya sangat perduli dengan perkembangan dan potensi
dari manusia. Keduanya percaya bahwa didalam konsep aktualisasi diri,
manusia secara konsisten berusaha kearah pemenuhan akan perkembangan.
TEORI KONSISTEN
Kalau teori pemenuhan menganggap bahwa seseorang memiliki suatu
kecenderungan bawaan lahir kearah aktualisasi diri, sedangkan teori ini
menganggap tidak adanya sifat bawaan lahir dari manusia. Teori konsisten
menganggap bahwa kepribadian manusia dipelajari melalui pengalaman
dalam interaksinya dengan lingkungan di sekitarnya. Teori ini disebut
dengan teori konsisten karena orang selalu mencoba mempersepsikan dunia
atau lingkungan di sekitarnya, dan mengembangkan sikap, perilaku yang
sesuai dengan tuntutan diri lingkungannya.
19
SIKAP ( ATTITUDE )
PENGERTIAN DAN KOMPONEN-KOMPONEN
SIKAP
Komponen Sikap
Dari pengertian tersebut terlihat adanya tuga
komponen dari sikap, yaitu afektif, kognitif dan perilaku.
Pertama komponen afektif adalah komponen emosional
atau perasaan seseorang. Komponen afektif dipelajari
dari orang tua, teman, guru atau dari lingkungan dimana
orang tersebut tumbuh, berkembang dan berinteraksi.
Kedua, komponen kognitif merupakan komponen
persepsi, keyakinan dan pendapat seseorang. 20
MOTIVASI
PENGERTIAN DAN PROSES TIMBULNYA
MOTIVASI SESEORANG
Motivasi adlh faktor-faktor yg ada dlm diri seseorang
yg menggerakkan mengarahkan perilakunya untk memenuhi
tujuan tertentu. Proses timbulnya motivasi seseorang
merupakan gabuingan dari konsep kebutuhan, dorongan,
tujuan dan imbalan.
21
Gambar 2. Proses Timbulnya Motivasi Seseorang
22
TEORI-TEORI MOTIVASI
JENIS KARAKTERISTIK TEORI
Teori Kepuasan Teori Proses
Berkaitan dengan faktor-faktor yang membangkitkan atau me mulai perilaku Berkaitan dengan bagaimana perilaku digerakkan,diarahkan, didukung atau dihentikan
1. Teori Hirarkhi Kebutuhan. 2. Teori ERG 3. Teori Dua Faktor 4. Teori Kebutuhan Akan Prestasi
1. Teori Pengharapan 2. Teori Keadilan 3. Teori Penguatan 4. Teori Penetapan Tujuan
Jenis-jenis teori motivasi
23
TEORI KEPUASAN TEORI HIRARKHI KEBUTUHAN
1. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarkhi, mulai dari hirarkhi kebutuhan yang paling dasar sampai kekebutuhan yang komplek atau paling tinggi tingkatannya.
2. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dimana hanya kebutuhan yang belum terpuaskan yang dapat menggerakkan perilaku. Kebutuhan yang telah terpuaskan tidak dapat berfungsi sebagai motivator.
3. Kebutuhan yang lebih tinggi berfungsi sebagai motivator apabila kebutuhan yang hirarkhinya lebih rendah paling tidak telah terpuaskan secara minimal.
24
Atas dasar asumsi diatas, hirarkhi kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan Fisiologis ( Physiological Needs )
2. Kebutuhan Rasa Aman ( Security Needs )
3. Kebutuhan Sosial ( Social Needs )
4. Kebutuhan Penghargaan ( Esteem Needs )
5. Kebutuhan Aktualisasi diri ( Self-Actualization Needs )
TEORI ERG
Sebagai halnya dengan teori Hirarkhi Kebutuhan, teori ERG dari Clayton Alderfer juga menganggap bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarkhi. Alderfer dan Maslow sependapat bahwa orang cenderung meningkat hirarkhi kebutuhannya sejalan dengan terpuaskannya kebutuhan dibawahnya. 25
Hirarkhi Kebutuhan Faktor-faktor Umum Faktor-faktor Organisasi
1.Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuha rasa aman 3. Kebutuhan Sosial 4.Kebutuhan Penghargaan
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
a. Makanan b. Minuman c. Peumahan d. Sex a. Keamanan b. Stabilitas c. Perlindungan d. Jaminan
a. Persahabatan b. Kasih Sayang c. Rasa saling
memiliki a. Penghargaan b. Status c. Pengakuan d. Dihormati a. Perkembangan b. Prestasi c. Kemajuan
a. Gaji b. Kondisi Kerja yg menyenangkan c. Kafetaria a. Kondisi Kerja yang aman b. Jaminan Sosial c. Keamanan Kerja c. Pensiun a. Mutu supervisi b. Kelompok kerja yang erat c. Perkumpulan olah raga a. Bonus b. Piagam Penghargaan c. Jabatan d. Tanggung jawab e. Pekerjaan itu sendiri a. Prestasi dalam pekerjaan b. Kesempatan untuk berkreasi c.Tantangan tugas d. Kemajuan dalam organisasi
26
Teori Dua Faktor Dari hasil penelitian Herzberg menyimpulkan dua hal atau dua faktor
sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan keadaan pekerjaan ( job context ) yang meliputi faktor-faktor :
a. Gaji
b. Jaminan pekerjaan
c. Kondisi kerja
d. Status
e. Kebijakan perusahaan
f. Kualitas supervisi
g. Kualitas hubungan antarpribadi dengan atasan, bawahan dan sesama pekerja
h. Jaminan Sosial 27
2. Sejumlah kondisi intrinsik pekerjaan ( intrinsic job
conditions ) yang apabila kondisi tersebut adadapat
berfungsi sebagai motivator, kondisi atau faktor tersebut
berkaitan dengan isi pekerjaan yang disebut dengan
nama faktor pemuas ( satisfiers ). Faktor-faktor pemuas
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Prestasi
b. Pengakuan
c. Pekerjaan itu sendiri
d. Tanggung Jawab
e. Kemajuan-kemajuan.
f. Pertumbuhan dan perkembangan pribadi 28
Kebutuhan Akan Prestasi Mc Cleland telah melakukan penelitian yang menyimpulkan bahwa ada tiga karakteristik dari orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi yaitu :
1. Orang yang memiliki kebutuhan prestasi tinggi memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu tugas atau mencari solusi atas suatu permasalahan.
2. Orang yang memiliki kebutuhan akan berprestasi yang tinggi cenderung menetapkan tingkat kesulitan tugas yang moderat dan menghitung resikonya.
3. Orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi memiliki keinginan yang kuat untuk memperoleh umpan balik atau tanggapan atas pelaksanaan tugasnya. 29
TEORI PENGHARAPAN ( EXPECTANCY THEORY ) Teori pengharapan disebut juga teori Valensi, teori
instrumentalitas. Ide dasarnya adalah bahwa motivasi
ditentukan oleh hasil yang diharapkan diperoleh sebagai akibat
dari tindakannya.
VARIABEL-VARIABEL KUNCI DALAM TEORI
PENGHARAPAN
a. Usaha ( effort )
b. Hasil ( Outcome )
c. Hasil tingkat pertama ( First-level outcome )
d. Hasil tingkat kedua ( secound-level outcome )
e. Pengharapan ( expectancy )
f. Instrumentalitas ( instrumentality )
g. Valensi ( Valence )
30
TEORI KEADILAN Menurut J Stacy Adam dalam teori keadilan tentang
motivasi mengemukakan, manusia ditempat kerja menilai
tentang inputnya dalam hubungannya dengan pekerjaan
dibandingkan dengan hasil ia peroleh.
Dalam teori keadilan, masukan ( inputs ) meliputi
faktor-faktor seperti, tingkat pendidikannya, keahliannya,
keahlian, upaya, masa kerja, kepangkatan dan
produktivitas.
Sedangkan hasil ( outcomes ) adalah semua imbalan
yang dihasilkan dari pekerjaan seseorang seperti, gaji,
promosi, penghargaan, prestasi dan status.
31
TEORI PENGUATAN Menurut Skiner pendekatan penguatan merupakan konsep dari belajar.
Teori penguatan mengemukakan, bahwa perilaku merupakan fungsi dari akibat
yang berhubungan dengan perilaku tersebut.
Teori penguatan memiliki empat konsep dasar yaitu
1. Perilaku dapat diukur,
2. Kontingensi dari penguatan,
3. Skedul penguatan, dan
4. Nilai dari penguat
Jenis-jenis penguatan
1. Penguatan Positif
2. Penguatan Negatif
3. Hukuman
32
TEORI PENETAPAN TUJUAN
Teori Penetapan Tujuan dikembangkan oleh Edwin Locke, di mana teori ini menguraikan hubungan antara tujuan yang ditetapkan dengan prestasi kerja.
Konsep dasar dari teori penetapan tujuan adalah bahwa karyawan yang memahami tujuan ( apa yang diharapkan organisasi terhadapnya ) akan mempengaruhi perilaku kerjanya.
Proses Teori Penetepan Tujuan
Proses teori penetapan tujuan meliputi lima tahap ;
1. Insentif tertentu yang disediakan lingkungan ( organisasi )
2. Proses partisipasi penetapan tujuan meliputi bagaimana tujuan itu ditetapkan
3. Atribut-atribut penetapan tujuan meliputi kejelasan, kesulitan, tantangan, persaingan dengan karyawan lain, dan umpan balik.
33
STRES DI DALAM ORGANISASI PENGERTIAN STRESS
Stres adalah pengalaman yang bersifat internal yang menciptakan adanya
ketidaksamaan pisik dan psikis dalam diri seseorang sebagai akibat dari faktor
lingkungan eksternal, organisasi atau orang lain ( Szilagyi 1990 ). Dari
pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa ada tiga komponen utama dari
stres yaitu komponen stimulus, komponen respon, dan komponen interaksi.
Gambar 3
Komponen-komponen Stress
34
GAMBAR 4 : SUATU MODEL PEMAHAMAN STRES 35
SUMBER STRES DI TEMPAT KERJA Dari Gambar 4 di atas dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya stres dalam organisasi dapat dibedakan menjadi dua katagori yaitu faktor yang bersumber dari luar dan dari individu itu sendiri. Penyebab stres yang bersumber dari luar dibedakan lagi menjadi stres yang bersumber dari dalam organisasi dan dari luar organisasi. Sumber stres yang berasal dari individu itu sendiri, seperti kepribadiannya, kebutuhan, nilai, tujuan, umur, dan kondisi kesehatan
36
DAMPAK STRES DAN CARA MENGATASINYA
Cara Mengatasi Stres
Secara Individual Secara Organisasi
-Meningkatkan Keimanan
-Melakukan meditasi dan pernapasan
-Melakukan kegiatan olah raga
-Melakukan releksasi
-Dukungan sosial dari teman-teman dan
keluarga
-Menghindari kebiasaan rutin yang
membosankan
-Melakukan perbaikan iklim organisasi
-Melakukan perbaikan terhadap lingkungan
fisik
-Menyediakan sarana olah raga
-Melakukan analisis dan kejelasan tugas.
-Mengubah struktur dan proses organisasi
-Meningkatkan partisipasi dalam proses
pengambilan keputusan
-Melakukan restrukturisasi tugas
-Menerapkan konsep Manajemen
Berdasarkan Sasaran.
37