perikarditis - raden selma (pp)

Upload: ria-sulistiana

Post on 12-Oct-2015

147 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

perikarditis-pp

TRANSCRIPT

  • PERIKARDITIS

    Oleh : dr. Raden Selma Pembimbing : dr. Nikmatia Latief, Sp.Rad dr. Luthfy Attamimi, Sp.Rad

  • PENDAHULUAN

    Perikarditis : peradangan perikardium parietal, perikardium viseral atau kedua-duanya.

    Klasifikasi perikarditis berdasarkan klinis :

    1. Acute pericarditis (6 bulan)

    Effusive

    Constrictive

    Adhesive (nonconstrictive)

  • PENDAHULUAN

    Perikarditis : gangguan perikardium paling sering ditemukan.

    Perikarditis akut : trias (nyeri dada, pericardial friction rub, abnormal EKG).

    Perikarditis subakut & perikarditis kronik : etiologi, manifestasi klinis, pendekatan diagnostik dan pengobatan yang sama.

  • INSIDENS

    laki-laki > perempuan

    Dewasa > anak-anak

    Suatu studi otopsi didapatkan prevalensi perikarditis 1%

    Amerika Serikat, Lorell : diagnosis perikarditis akut 1 per 1000 penderita MRS, mencakup 1% dari penderita dengan ST-segmen elavasi pada UGD.

    Perikarditis konstriktif < 1 per 10000 penderita MRS

  • ETIOLOGI

    1. Infectious pericarditis :

    Viral, pyogenic, tuberculosis, fungal, infeksi lain

    2. Noninfectious pericarditis :

    IMA, uremia, neoplasma, Myxedema, cholesterol, chylopericardium, trauma, diseksi aorta, post radiasi, sarcoidosis

    3. Perikarditis hipersensitivitas & autoimun :

    Rheumatic fever, collagen vascular disease, penggunaan obat

  • ANATOMI & FISIOLOGI PERIKARDIUM

    Perikardium dengan lapisan-lapisannya

  • ANATOMI & FISIOLOGI PERIKARDIUM

    Perikardium tampak sebagai struktur dengan echo terang mengelilingi jantung.

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI PERIKARDIUM

    CT Scan perikardium normal tampak sebagai struktur kurvelinear.

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI PERIKARDIUM

    MRI perikardium normal

  • ANATOMI & FISIOLOGI PERIKARDIUM

    Fungsi utama perikardium :

    1. Fungsi mekanis

    2. Fungsi membran

    3. Fungsi ligamen

  • PATOFISIOLOGI

    Fase akut perikarditis: peradangan perikardium infiltrasi leukosit PMN jaringan granulasi kaya vaskularisasi dan disertai deposit fibrin perlekatan penebalan perikardium.

    Efusi perikardium dpt terjadinya bersifat serous, serosanguinosa / hemoragik.

    Peradangan kronik : sklerosis perikardium progresif fibroblast,kolagen & fibrin fibrosis sering disertai kalsium perikarditis konstriktif.

  • Patofisiologi

    Fase akut perikarditis: peradangan perikardium infiltrasi leukosit PMN jaringan granulasi kaya vaskularisasi dan disertai deposit fibrin perlekatan. Dapat terjadi efusi perikardium bersifat serous, serosanguinosa / hemoragik.

    Peradangan kronik : sklerosis perikardium progresif fibroblast,kolagen & fibrin fibrosis sering disertai kalsium perikarditis konstriktif.

  • DIAGNOSIS

    A. Gambaran klinis

    Perikarditis akut :

    - Nyeri dada

    - Sesak

    - Demam

    - Kelemahan

    - pericardial friction rub

  • DIAGNOSIS

    A. Gambaran klinis

    Perikarditis kronik (konstriktif) :

    - Dispnoe

    - Gejala saluran cerna

    - Kelelahan

    - Penurunan berat badan

    - kelemahan otot-otot

  • DIAGNOSIS

    B. Electrocardiography Perikarditis akut Perubahan pola ekg yang klasik melalui 4 tahap : 1. Tahap I: Elevasi segmen ST pada hampir semua leads kecuali aVR dan V1, depressi segmen PR. 2. Tahap II: Segmen ST kembali ke garis dasar diikuti oleh gelombang T yang mendatar. 3. Tahap III: Gelombang T terbalik (inverted) 4. Tahap IV: Gambaran EKG dapat kembali normal beberapa minggu sampai beberapa bulan atau gelombang T terbalik berlanjut/menetap.

  • DIAGNOSIS

    B. Electrocardiography Perikarditis akut Perubahan pola ekg yang klasik melalui 4 tahap : 1. Tahap I: Elevasi segmen ST pada hampir semua leads kecuali aVR dan V1, depressi segmen PR. 2. Tahap II: Segmen ST kembali ke garis dasar diikuti oleh gelombang T yang mendatar. 3. Tahap III: Gelombang T terbalik (inverted) 4. Tahap IV: Gambaran EKG dapat kembali normal beberapa minggu sampai beberapa bulan atau gelombang T terbalik berlanjut/menetap.

  • DIAGNOSIS

    B. Electrocardiography Perikarditis kronik

    Tidak terdapat pola EKG yang spesifik. Pola EKG voltase rendah (low

    voltage) kompleks QRS & gelombang T mendatar/ terbalik (inverted)dapat menetap lama.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 1. Foto thorax * Perikarditis akut : - Biasanya normal atau kardiomegali

    bila ada efusi perikardium ( jantung tampak gambaran flask-shape atau saclike appearance) * Perikarditis kronik (p. konstriktif) : - ukuran jantung normal, kalsifikasi perikardium 20-30 % penderita.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 1. Foto thorax

    Pasien dengan perikarditis bakteri.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 1. Foto thorax

    Pasien anak 2 tahun dengan perikarditis virus.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 1. Foto thorax

    Perikarditis konstriktif transien sebelum dan setelah pengobatan OAT.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 1. Foto thorax

    perikarditis konstriktif tuberculosis.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 2. Echocardiography - Pilihan yang cepat dan akurat dalam mendiagnosis adanya efusi perikardium. - Perikarditis konstriktif : Echocardiography dapat mengukur ketebalan perikardium. - Echocardiography dua dimensi : efusi perikardium tampak area bebas echo (echo- free) . Distribusi cairan efusi biasanya mulai di daerah posterobasal ventrikel kiri, apikal dan anterior ke lateral dan posterior atrium kiri.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 2. Echocardiography

    Echocardiography pasien perikarditis purulen efusi perikardium masif.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 2. Echocardiography

    Echocardiography dan CT Scan pasien perikarditis konstriktif penebalan perikardium.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 2. Echocardiography

    Echocardiography awal dan 2 bulan kemudian pasien laki-laki 17 tahun dengan hipogammaglobulinemia kongenital penebalan perikarditis (perikarditis konstriktif).

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 3. CT Scan - CT Scan perikarditis efusi perikardium, penebalan perikardium & kalsifikasi perikardium. - CT Scan dilakukan supine : cairan cukup banyak dinilai dari densitasnya, transudat = 0, eksudat sedikit lebih tinggi, jika darah = 50-60 HU hemoperikardium. - CT Scan plg akurat untuk mendeteksi penebalan dan kalsifikasi perikardium

    (perikarditis konstriktif) dengan

    sensitivitas & spesifitas tinggi.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 3. CT Scan

    CT Scan kontras dengan perikarditis infeksiosa perikardium menyangat post kontras menunjukkan inflamasi aktif. Efusi perikardium dan efusi pleura masif bilateral.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 3. CT Scan

    CT Scan kontras dengan perikarditis tuberkulosis penebalan difus perikardium menyangat post kontras. Efusi perikardium dan efusi pleura masif bilateral. A. difus, B. Fokal.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 3. CT Scan

    Perikarditis konstriktif akibat radiasi ca. mamma sinistra. CT Scan kontras sebelum (perikardium normal) dan setelah radiasi (penebalan difus perikardium)

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 3. CT Scan

    Perikarditis konstriktif tuberkulosis.

    A. foto thorax : kalsifikasi.

    B. CT Scan : penebalan perikardium dan kalsifikasi.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 3. CT Scan

    Perikarditis konstriktif laki-laki 45 tahun dengan riwayat hemoperikardium. CT Scan kontras tampak kalsifikasi perikardium.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 3. CT Scan

    Perikarditis konstriktif laki-laki 56 tahun dengan gagal jantung, setelah radiasi karena Hodgkin Lymphoma. CT Scan tampak kalsifikasi perikardium.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 4. MRI Samahalnya dengan CT Scan MRI dapat

    digunakan untuk mengukur ketebalan perikardium, menentukan adanya efusi serta kalsifikasi

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 4. MRI

    Perikarditis konstriktif dengan inflamasi pada laki-laki 8 tahun post op. ASD. Penebalan perikardium yang menyangat post kontras.

  • DIAGNOSIS

    C. Gambaran radiologi 4. MRI

    Perikarditis konstriktif akibat infeksi virus laki-laki 65 tahun dengan gejala gagal jantung. (A) MRI T1WI daerah bentuk crescent intensitas intermediet. (B) MRI T1WI dengan kontras penebalan perikardium yang menyangat post kontras dan efusi perikardium.

  • - Secara klinis, sangat sulit membedakan

    perikarditis konstriktif dengan

    kardiomiopati restriktif

    - CT Scan dan MRI sangat berguna dalam membedakan

    keduanya

    - Pada kardiomiopati restriktif, dinding ventrikel biasanya

    menebal, sedangkan pada perikarditis konstriktif,

    perikardium menebal dan kadang-kadang tampak

    kalsifikasi

  • . Rawat inap rumah sakit (bed rest)

    Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) (indometasin dan aspirin)

    . Kortikosteroid dosis tinggi (60 80 mg

    prednison perhari dalam dosis terbagi)

    Diuretik Pembatasan garam Pericardiectomy

  • Tergantung penyebab perikarditis

    Perikarditis idiopatik dan viral

    umumnya self- limited disease

    Perikarditis purulen, tuberkulosis dan

    neoplastik prognosis buruk

    Kematian akibat pembedahan (surgical

    mortality) berkisar 5 15 %

    Perikarditis konstriktif idiopatik prognosis paling baik

    Angka harapan hidup 5 tahun sekitar 71%

    dan 10 tahun sekitar 52%

  • LAPORAN KASUS 1

    Tn. I, laki-laki, umur 54 tahun, datang ke poliklinik penyakit dalam, pada tanggal 4 juli 2012, dengan keluhan batuk, dialami 1 minggu, batuk berlendir warna putih namun tidak berdarah, tidak sesak, tidak nyeri dada dan tidak demam, buang air kecil lancar, buang air besar biasa setiap hari. Terdapat riwayat asma waktu kecil, tidak terdapat riwayat hipertensi, diabetes mellitus, hepatitis, fatty liver, penyakit tuberkulosis maupun penyakit jantung koroner.

  • LAPORAN KASUS 1

    Pemeriksaan fisis didapatkan bunyi pernafasan vesikuler, tidak terdapat ronki maupun wheesing, bunyi jantung I/II reguler, tidak tedapat kelainan pada kepala, leher, abdomen, dan ekstremitas.

  • LAPORAN KASUS 1

    Tanggal 5 juli 2012, foto thorax PA, hasil :

    Tampak bercak-bercak infiltrat pada lapangan bawah kedua paru

    Tampak dilatasi pembuluh darah suprahiler dan perihiler kedua paru

    Tampak soft tissue density pada mediastinum dengan kalsifikasi pada dindingnya

    Cor : CTI sulit dievaluasi, aorta dilatasi dan elongasi

    Kedua sinus dan diafragma baik

    Tulang-tulang kesan intak

    Kesan : - Suspek massa mediatinum

    DD/ aneurysma aorta

  • LAPORAN KASUS 1

  • LAPORAN KASUS 1

    Tanggal 3 agustus 2012, CT Scan thorax tanpa kontras, hasil :

    Bercak-bercak infiltrat parahili disertai garis-garis fibrosis pada kedua paru

    Tampak nodul soliter pada segmen anterior lobus superior paru kiri.

    Cor : membesar, pembuluh darah besar dalam batas normal, tampak kalsifikasi pada perikardium.

    Tidak tampak densitas cairan bebas pada kavum pleura

    Tulang-tulang intak

    Kesan : - Suspek tumor paru kiri - Bronchitis spesifik

    - Perikarditis konstriktif

    - Cardiomegaly

  • LAPORAN KASUS 1

    Namun pasien ini, tidak datang lagi berobat untuk kontrol selanjutnya, sehingga tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium terutama sputum BTA untuk memastikan infeksi spesifik tuberkulosis atau tidak.

    Dari pemeriksaan radiologi foto thorax dan terutama CT Scan, adanya penebalan disertai kalsifikasi pada perikardium sehingga didiagnosis perikarditis konstriktif kemungkinan penyebabnya antara infeksi spesifik atau bahkan tumor paru.

  • LAPORAN KASUS 2

    I. Riwayat Pasien

    Perempuan 46 tahun, sejak usia 40 tahun, mengalami sesak napas, mudah lelah dan fibrilasi atrium. Penderita mendapat terapi digoksin dan warfarin. Enam tahun kemudian penderita mengalami 2 episode gagal jantung kongestif dalam 1 tahun.

  • LAPORAN KASUS 2

    II. Riwayat pemeriksaan a. Foto Thorax Foto thorax tidak memperlihatkan

    tanda-tanda tuberkulosis paru namun batas kiri jantung tampak ganda

  • LAPORAN KASUS 2 II. Riwayat pemeriksaan b. EKG Fiblrilasi atrium & inversi gelombang T yang difus. c. Echocardiography tidak didapatkannya hasil memuaskan yang mengarah ke etiologi gagal jantung kongestif, maka dilakukan * Coronary angiography hasil : arteri coranary normal * Fluoroscopy area kalsifikasi linear kecil di dekat apeks jantung * Kateterisasi jantung dengan hasil peningkatan tekanan diastolik (diastolic pressures) sekitar 5 mm Hg pada semua ruang jantung.

  • LAPORAN KASUS 2 II. Riwayat pemeriksaan d. CT Sca thorax kalsifikasi perikardium bentuk pita (panah) e. MRI Thorax Penebalan lokal perikardium Tampak indentasi ventrikel kiri & pembesaran kedua atrium

  • LAPORAN KASUS 2

    III. Diagnosis Perikarditis konstriktif IV. Penatalakasaan Subtotal pericardiectomy didapatkan

    penebalan & kalsifikasi lokal perikardium pada daerah apeks & dinding anterolateral ventrikel kiri.

  • LAPORAN KASUS 2 V. DISKUSI

    Pasien perempuan 46 tahun, sejak usia 40 tahun sesak napas, mudah lelah dan fibrilasi atrium. Mendapat terapi digoksin dan warfarin. Enam tahun kemudian mengalami 2 episode gagal jantung kongestif dalam 1 tahun.

    Melalui serangkaian pemeriksaan disimpulkan diagnosis akhir perikarditis konstriktif idiopatik.

    Pada echocardiography penebalan perikardium sering tidak terlihat. Baik CT Scan maupun MRI dapat mengidentifikasi penebalan perikardium jauh lebih baik dibanding echocardiography dan merupakan teknik pencitraan paling sensitif menggambarkan morfologi & penebalan perikardium.

    Pericardiectomy merupakan terapi definitif pada perikarditis konstriktif. Long- term survival perikarditis konstriktif tergantung pada etiologinya. Perikarditis kosntriktif akibat radiasi memiliki prognosis yang buruk, sedangkan perikarditis konstriktif idiopatik mempunyai prognosis paling baik. Pada kasus ini penderita menjalani operasi subtotal pericardiectomy. Penderita tetap sehat selama 6 bulan folow-up dan mendapat terapi lanjutan berupa digoksin & warfarin untuk pengobatan fibrilasi atrium.

  • TERIMA KASIH