perikarditis makalah
DESCRIPTION
MakalahTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot, otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya
sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu
diluar kemauan kita ( dipengaruhi oleh susunan saraf otonom ).
Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput
pembungkus terdiri dari dua lapisan parietal dan visceral yang bertemu dipangkal
jantung membentuk kantung jantung, diantara dua lapisan jantung ini terdapat
lender sebagai pelicin untuk menjaga agar pergeseran antara pericardium pleura
tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita
masih hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah,
pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta
asendens dinamakan arteri koronaria.
Pericardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang,
neoplasi, dan bawaan penyakit pericardium dinyatakan oleh tumbunan cairan
disebut efusi pericardium, radang yaitu perikarditis. Perikarditis ialah penyakit
sekunder dimanapun ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung
perikareritematasus sistemik, tetepi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai
kelainan primer. Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang yang mengenai
lapisan pericardium viseratis dan atau parietalis, ditemukan banyak penyebab
tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis non spesifik (viral), infark
miokard dan uremia.
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang perikarditis
beserta asuhan keperawatan dan diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga
kesehatan dan masyarakat umum untuk lebih memahami tentang masalah
perikarditis.
B. TUJUAN UMUM
Mengetahui dan memahami bagaimana membuat asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan perikarditis
C. TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui dan memahami definisi perikaarditis
2. Mengetahui dan memahami etiologi perikarditis
3. Mengetahui dan memahami patofisiologi perikarditis
4. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada
klien dengan perikarditis
5. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan perikarditis
6. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan dari perikarditis,
meliputi :
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencananaan Intervensi Keperawatan
4. Dan implementasi dan evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian Perikarditis
Perikarditis adalah inflamasi pada selaput perikardium, baik pariental maupun
visceral yang membungkus jantung.
2. Jenis-jenis perikarditis
1). Perikarditis akut
Trias klasik perikarditis akut adalah nyeri dada , pericardial friction
rup dan abnormalitas EKG yang khas.
2). Perikarditis Subkutan dan Kronik
Sindrom perikarditis subakut (6 minggu sampai 6 bulan) menyerupai
perikarditis kronik dalam hal etiologi , manifestasi klinis, diagnosis dan
pengobatannya. Variasi patologis berupa :
Perikarditis kontriktif
Perikarditis kronik rekurens tanpa efusi/kontriksi
Perkarditis kronik bisa muncul dalam 4 bentuk, yaitu :
1. Efusi perikardial kronik
Kecurigaan efusi perikardial kronik timbul bila ditemukan adanya
kombinasi sebagai berikut : pembengkakan bayangan jantung pada
foto rontgen, tekanan vena meningkat , bunyi jantung lemah tapi
tanpa adanya kegagalan jantung.
2. Perikarditis Efusi-Kontriktif
Jenis ini ditandai oleh penebalan perikard serta efusi, sehingga
terjadi konstriksi akibat penebalan dan tamponade akibat efusi.
Biasanya diketahui setelah aspirasi cairan perikard, sedangkan
tanda-tanda kompresi masih tetap ada. Penyebap paling sering
ialah radiasi. Penyebap lain adalah neoplasma atau tuberkolusis.
Manifestasi klinis berupa lelah (fatique), dysnea d’effot dan
perasaan berat perikardial. Gejalanya meliputi peninggian tekanan
vena, tekanan nadi normal atau sedikit menurun, pulpus
paradoksus. Foto rontgen dada menunjukan adanya pembesaran
bayangan jantung sedang EKG sama seperti perikarditis konstritif.
3. Perikarditis Kontriktif
Perikarditis kontriktif terjadi bila jaringan parut (sikatriks) perikard
viseral dan atau parietal cukup berat sehingga menghambat
pengembangan volume jantung pada fase diastolik.
Manifestasi klinis sangat bervariasi, bergantung pada berat,
distribusi dan kecepatan terjadinya sikatriks.
4. Perikarditis Adhesif
Perikarditis adhesif merupakan akibat perlengkatan di antara kedua
lapis perikard atau dengan jaringan sekeliling mediastinum.
Peradangan kronik biasanya tidak ada. Gangguan hemodinamik
biasanya juga tidak ada.
3. Etiologi Perikarditis
Penyebab idiopatik atau nonspesifik
Infeksi
Bakteri : streptokokus, stapilokokus, meningokokus, gonokokus
Virus : coxsakie, influenza
Jamur : riketsia, parasit
Kelainan jaringan ikat-sistemik lupus eritematosus, demam rematik, atritis
rematik, poliarteritis.
Keadaan hipersensitivitas-reaksi imun, reaksi obat, serum sicknes
Penyakit struktur disekitarnya-infark miokardium, aneurisma dissecting,
penyakit pleura dan paru (pneumonia)
Penyakit neoplasia
sekunder akibat metastasis dari kanker paru dan kanker payudara
leukemia
primer (mesotelioma)
Terapi radiasi
Trauma-cedera dada, pembedahan jantung, pemasangan pacemaker
Gagal ginjal dan uremia
Tuberkulosis
4. Patofisiologi Perikarditis
Proses radang yang terjadi dapat menimbulkan penumpukan cairan
efusi dalam rongga pericardium dan kenaikan tekanan intracardial,kenaikan
tekanan tersebut akan mempengaruhi daya kontraksi jantung,akhirnya
menimbulkan proses fibrotic dan penebalan pericardial,lama kelamaan terjadi
kontriksi pericardial dengan pembentukan cairan,jika berlangsung secara
kronis menyebapkan fibrosis dan klasifikasi.
5.Tanda dan Gejala Perikarditis
Tanda yang khas:
Friction rub(suara tambahan)adalah bising gesek yang terjadi karena
kantong berisi cairan membengkak.
Gejala-gejala :
1) Sesak nafas saat bekerja
2) Panas badan 39º c -40ºc
3) Malaesa
4) Kadang nyeri dada
5) Effuse cardial
6) Nyeri dapat menyebar dari leher,bahu,punggung atau perut
7) Rasa tajam menusuk
8) Berkeringat
6. Test Diagnostik Perikarditis
Foto rontge toraks bisa normal bila efusi perikardium henya sedikit,
tetapi dempak tampak banyangan jantung membesar seperti water-
bottle dengan vaskularisasi paru normal dan adanya efusi perikardium
yang banyak.
Pada efusi perikardium gambaran rontgen toraks memeperlihatkan
suatu konfigurasi banyangan jntung berbentuk buli-buli air, tapi dapat
juga nrmal atau hampir normal.
Elektrokardiografi memeperlihatkan elevasi segmen ST dan perubahan
rsiprokal, voltase QRS yang rendah ( low voltage ) tapi EKG bisa juga
normal atau hanya terdpat ganggun irama berupa fibrilasi atrium.
Pemeriksaan ekokardiografi M-Mode atau ua dimensi sangat baik
untuk memastikan adanya efusi perikardium dan memperkirakan
banyaknya cairan perikardium
7. Komplikasi
1) Efusi pericardium
2) Tamponade jantung
Salah satu reaksi radang pada perikarditis adalah penumpukan
cairan(eksudasi)didalam rongga perikard yang disebut dengan efusi pericard.
Efusi perikard ditentukan oleh jumlah dan kecepatan pembentukan cairan
perikard. Efusi yang banyak atau timbul cepat akan menghambat pengisian
ventrikel, penurunan volume akhir diastolic sehingga curah jantung sekuncup
dan semenit berkurang. Kompensasi nya adalah takhikardia, tetapi pada tahap
berat atau kritis akan menyebabkan gangguan sirkulasi dengan penurunan
tekanan darah serta gangguan perfusi organ dengan segala akibatnya yang
disebut tamponade jantung.
Bila reaksi radang ini berlanjut terus, perikard mengalami fibrosis jaringan
parut luas, penebalan, kalsifikasi dan juga terisi eksudat yang akan
menghambat proses diastolic ventrikel, mengurangi isi sekuncup dan semenit
serta mengakibatkan kongesti sistemin (perikarditis konstriktiva).
8. Penatalaksanaan
Tujuan penanganan adalah:
1) Menentukan penyebab
2) Memberikan terapi yang sesuai dengan penyebabnya
3) Waspada terhadap kemungkinan terjadinya tamponade jantung
4) Obat : Dexamethasone dan Ampicillin
9. Diagnosa keperawatan
1. Aktual / resiko tinggi penurunan curah jantung yang berhubungnan
dengan penurunan kontraktilitas ventrikel kiri akibat sekunder dari
penurunan kemampuan dilatasi jantung, penurunan volume sekuncup
2. Gangguan pertukaan gas yang berhubungan dengan kongesti paru
akibat sekunder dari perubahan membran kapiler.
3. Resiko tinggi pola nafas tidk efektif yang berhubungan dengan
pengembangaparu tindak optimal
4. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan, keletihan
fisik.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA PERIKARDITIS
1. Pengkajian
pengkajian keperawatan yang dapat muncul menurut Marulynn E
Doengoes,1999 adalah sebagai berikut :
a ). Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan , kelemahan
Tanda : Takikardi, penurunan TD, dispnea dengan aktivitas
b ). Sirkulasi
Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung kongenital, bedah
jantung (CABG / penggantian akutp / by pass Kardiopumonal lama),
palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardi, distrimia, perpindahan tim(titik impuls maksimal) kiri
dan inferior (pembesaran jantung) friction rub Perikardia(biasanya
intermiten, terdengar di batas sternal kiri), murmur aortik, mitral, stenosis
/ insufisiensi trikuspid : perubahan dalam marmur yang mendahului ;
disfungsi otot papilar, irama gallop (S3/S4), edema,
petekie(kongjungtiva, membran mukosa), hemoragi splinter(punggung
kuku), nodus oster(jari/ibu jari), lesi janeway(telapak tangan, telapak
kaki)
c ). Keamanan
Gejala: riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem imun,
SLE, atau pennyakit kolagen lainnya.
Tanda: demam
d ). Penyuluhan / pembelajaran
Gejala: terapi IV jangka panjang atau penggunaan kateterindwelling atau
penyalahgunaan obat parenteral pertimbangan :
DRG menunjukan rerata lama perawatan 4,3 hari
Rencana pemulangan : bantu dalam penyiapan makanan, bebrbelanja,
transportasi, kebutuhan perawatan diri, tugas dan pemeliharan rumah
tangga.
e ). Eliminasi
Gejala: riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal, penurunan frekuensi / jumlah
urine
Tanda: urine pekat gelap
f ). Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala: nyeri pada anterior (sedang sampi berat / tajam) diperberat oleh
inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring. Hilang dengan duduk,
bersandar kedepan, tidak hilang dengan nigtrogtoserin
g ). Pernapasan
Gejala: napas pendek
Tanda: dispnea, batuk, inspirasi mengi, takipnea, krekels, ranki,
pernapasan dongkal
2. Diagnosa dan perencanaan
1. Aktual atau resiko tinggi menurunnya curah jantung yang berhubungan
dengan penurunan kontraktibilitas ventrikel kiri akibat sekunder dari
penurunan kemampuan dilatasi jantung, penurunan volume sekuncup.
Tujuan: Dalam waktu 3x24 jam penurunan curah jantung dapat teratasi
dan menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat di terima (disritmia
terkontrol) atau hilang dan bebas gejala gagal jantung, parameter
hemodinamik dalam batas normal, output urine adekuat.
Kriteria: Klien melaporkan penurunan episode dispnea, berperan dalam
aktifitas, mengurangi beban kerja jantung, tekanan darah dalam batas
normal (120/80mmHg, nadi 80x/mnt), tidak terjadi aritmia, denyut
jantung dan irama jantung teratur, CRT kurang dari 3 dtk, urine 30
ml/jam.
3. intervensi
INTERVENSI RASIONAL
Kaji dan lapor tanda
penurunan curah jantung
Kejadian mortality dan morbidity
sehubungan dengan MI yang lebih dari
24 jam pertama
Palpasi nadi perifer Penurunan curah jantung dapat
diperlihatkan dengan tanda menurunnya
nadi radial, pobliteal, dorsalispedis, dan
postibial, nadi mungkin cepat hilang
atau tidak teratur untuk di palpasi, dan
gangguan pulsasi(denyut kuat disertai
dengan denyut lemah) mungkin ada
Pantau output urine, catat
jumlah dan
pepekatan/konsentrasi urine
Ginjal berespon terhadap penurunan
curah jantung dengan menahan cairan
dan natrium, output urine biasanya
menurun selama 3 hari karena
perpindahan cairan ke jaringan tetapi
dapat meningkat pada malam hari
sehingga cairan berpindah kembali ke
sirkulasi bila klien tidur
Istirahtakan klien dengan
tirah baring optimal
Karena jantung tidak dapat di harapkan
untuk benar-benar istirahat untuk
sembuh seperti luka pada patah tulang,
maka hal terbaik yang dilakukan adalah
mengistirahatkan klien, dengan
demikian melalui linaktifitas, kebutuhan
pemompaan jantung diturunkan.
Tirah baring merupakan bagian yang
penting dari pengobatan gagal jantung
komestif, khususnya pada tahap akut dan
sulit disembuhkan. Selain itu untuk
menurunkan seluruh kebutuhan kerja
pada jantung, tirah baring membantu
dalam menurunkan beban kerja dengan
menurunkan volume intravaskuler
melalui induksi dieresis berbaring.
Observasi adanya nadi yang
cepat, hipotensi, peningkatan
distensi vena jungularis,
perubahan suara jantung,
penurunan tingkat kesadaran.
Manifestasi klinik pada tampo nade
jantung yang mungkin terjadi pada
perikarditis ketika akumulasi cairan
eksudat pada ronggo perkardial
mengurangi pengisian jantung dan
curah jantung.
Kaji perubahan pada
sensorik, contoh letargi,
cemas dan depresi
Penurunan curah jantung dapat
mengakibatkan tidak efektifnya perfusi
serebral.
Berikan istirahat psikologi
dengan lingkungan dengan
tenang
Stress emosi menimbulkan fase
konstriksi yang terkait meningkatkan
tekanan darah, frekuensi dan kerja
jantung
Berikan oksigen tambahan
dengan kanula nasal/masker
sesuai dengan indikasi
Meningkatkan sediaan oksigen untuk
kebutuhan miokardium untuk melawan
efek hipoksia/iskemia.
Kolaborasi untuk pemberian
diet jantung
Pengaturan diet berdampak pada kerja
dan ketegangan otot jantung yang
minimal, status nutrisi terpelihara,
sesuai dengan selera dan pola makan
klien.
Pembatasan natrium ditunjukkan untuk
mencegah, mengatur, atau mengurangi
edema seperti pada hipertensi atau
gagal jantung.
Kolaborasi untuk pemberian
obat
Banyaknya obat dapat digunakan untuk
meningkatkan volume sekuncup,
memperbaiki kontraktilitas, dan
menurnkan kengestif.
Vasodilator, contoh
nitrat(isosorbidedinitrat,
isodril)
Fasodilator digunakan untuk
meningkatkan curah jantung,
menurunkan volume
sirkulasi(vasodilator) dan tahanan
vaskuler sistemis(arteriodilator juga
kerja ventrikel)
Digoxin (lanoxin) Meningkatkan kekuatan kontraksi
miokardium dan memperlambat
frekuensi jantung dengan menurunkan
volume sirkulasi(vasodilator) dan
tahanan vaskuler sistemis
(arteriodilator) juga kerja ventrikel.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru akibat
sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli
Tujuan dalam waktu 3x24 jam tidak ada keluhan sesak atau terdapat
penurunan respon sesak nafas. kriteria hasil : secara subjektif klien
mengatakan penurunan sesak nafas, secara
objektif didapatkan tanda vital dalam batas normal (RR 16 -20x /mnt )
tidak ada penggunaan otot bantu nafas, analisas gas darah dalam batas
normal
Intervensi Rasional
Berikan tambahan oksigen 6lt/mnt Untuk meningkatkan konsentrasi oksigen
pada proses pertukaran gas
Pantau satu rasi (opsimetri) pH, BE,
HCO3, dengan analisa gas darah
(AGD) arteri
Untuk mengetahui tingkat oksigenasi pada
jaringan sebagai dampak adekuat tidaknya
proses pertukaran gas
Koreksi keseimbangan asam basa Mencegah asidosis yang dapat
memperberat fungsi pernafasan
Cegah atelektasis dengan melatih
batuk efektif dan nafas dalam
Kongesti yg berat akan memperburuk
proses pertukaran gas sehingga berdampak
pada timbulnya hipoksia
Kolaborasi :
-RL 500cc/24jam
-digoxin 1-0-0
Meningkatkan kontraktilitas otot jantung
sehingga dapat mengurangi timbulnya
edema sehingga dapat mencegah ganggan
pertukaran gas
Furosemide 2-1-0 Membantu mencegah terjadinya retensi
cairan dengan menghambat ADH
3. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan
pegembangan paru tidak optimal
Tujuan dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi perubahan pola nafas.
Kriteria hasil klien tidak sesak nafas, RR dalam batas normal
(16-20x/mnt) respon batuk berkurang
Intervensi Rasional
Auskultasi bunyi nafas (krakles) Indikasi edema paru, sekunder akibat
dekompensasi jantung
Kaji adanya edema Waspadai adanya gagal kongestif dan
kelebihan volume cairan
Ukur intake dan output cairan Penurunan curah jantung, mengakibatkan
tidak efektifnya perfusi ginjal,
Timbang BB Perubahan tiba-tiba dan berat badan
menunjukan gangguan keseimbangan
cairan
Pertahankan pemasukan total cairan
2000ml/24jam dalam toleransi
kardiovaskuler
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang
dewasa, tetapi memerlukan pembatasan
dengan adanya dekompensasi jantung
Kolaborasi :
- berikan diet tanpa garam
- berikan diuretic, contoh :
furosemide sprinolakton
hidronolakton
- pantau data laboratorium elektrolit
kalium
o Natrium meningkatkan retensi
cairan dan meningkatkan volume
plasma yang berdampak terhadap
peningkatan beban kerja jantung
dan akan meningkatkan kebutuhan
miokardium
o Diuretik bertujuan untuk mnurunkan
volume plasma dan menurunkan
retensi cairan ke jaringan sehingga
menurunkan terjadinya edema paru
o hipokalemia dapat membatasi
keefektifan terapi
4. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan, keletihan
fisik.
Tujuan : dalam waktu 3 X 24 jam aktivitas sehari-hari klien
terpenuhidan meningkatnya kemampuan beraktivitas.
Kriteria evaluasi : klien menunjukan kemampuan beraktivitas tanpa
gejala-gejala yang berat, terutama mobilisasi di tempat tidur.
Intervensi Rasional
1. catat frekuensi jantung, irama
dan perubahan TD, selama dan
sesudah aktivitas.
1. respons klien terhadap aktivitas dapat
mengindikasikan penurunan oksigen
mikardium.
2. tingkatkan istirahat, batasi
aktivitas dan berikan aktivitas
senggang yang tidak berat.
2. menurunkan kerja miokardium oksigen
miokardium.
3.Anjurkan menghindari
peningkatan tekanan abdomen,
misalnya mengejan saat defekasi.
3. mengejan mengakibatkan kontraksi otot
dan vosokonstriksi yang dapat
meningkatkan reload, tahanan
vaskularsistemis, dan beban jantung.
4.jelaskan pola peningkatan
bertahap dari tingkat aktivitas,
contoh : bangun dari kursi, bila
tak ada nyeri, ambulasi dan
istirahat selama 1 jam setelah
makan.
4.aktivitas yang maju memberikan kontrol
jantung, meningkatkan regangan dan
mencegah aktivitas berlebihan.
5. pertahankan tirah baring
sementara sakit akut
5. untuk mengurangi beban kerja jantung.
6. tingkatkan kilen duduk di kursi
dan tinggikan kaki klien.
6. untuk meningkatkan aliran balik vena
(venous return)
7. pertahankan rentang gerak pasif
selama sakit.
7. meningkatkan kontraksi otot sehingga
membantu aliran balik vena.
8.evaluasi tanda vital saat
kemajuan aktivitas terjadi.
8. untuk mengetahui fungsi jantung, bila
diaktifkan dengan aktivitas.
9.berikan waktu istirahat di antara
waktu aktivitas.
9. untuk mendapatkan cukup waktu resolusi
bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja
jantung.
10. pertahankan penambahan
oksigen sesuai pesanan.
10. untuk meningkatkan oksigenasi jaringan.
11.selama aktivitas kaji EKG,
dispnea, sianosis, kerja napas dan
frekuensi napas serta keluhan
subjektif.
11. melihat dampak dari aktivitas terhadap
fungsi jantung.
12.berikan diet sesuai pesanan
(pembatas cairan dan natrium)
12. untuk mencegah retensi cairan dan
edema akibat penurunan kontaktilitas
jantung.
13.rujuk ke program rehabilitasi
jantung.
13. meningkatkan jumlah oksigen yang ada
untuk kebutuhan miokardium sekaligus
mengurangi ketidaknyamanan akibat
iskemia.
C. DAMPAK KDM ( PENYIMPANGAN KDM )
Gagal ginjal dan sebagainya
Inflamasi, tumor, invasi kuman ke perikardium, gagal ginjal dan sebagainya
perlengketan klasifikasi
perikarditis konstriktif
pergerakan fase diastolic dan sistolik menurun
Trauma pasca – infark pascapembedahan jantung
rupturjantung, pembentukan eksudat
efusi perikardium
tamponade jantung
Nyeri dada
Tekanan ventrikel
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pericardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang,
neoplasi, dan bawaan penyakit pericardium dinyatakan oleh tumbunan cairan
disebut efusi pericardium, radang yaitu perikarditis. Perikarditis ialah penyakit
Nyeri dada
Tekanan ventrikel
Tekanan darah
Peningkatan tekanan vena
jungularis asisteses edema
Kongesti pulmonals
Sesak nafas
Gangguan pertukaran gas pola nafas tidak
efektif
Kecemasan koping individu tidak
efektif
Kondisi dan prognosis penyakit
sekunder dimanapun ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung
perikareritematasus sistemik, tetepi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai
kelainan primer. Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang yang mengenai
lapisan pericardium viseratis dan atau parietalis, ditemukan banyak penyebab
tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis non spesifik (viral), infark
miokard dan uremia.
B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan adanya sumbangsi
pikiran berupa kritikan dan saran yang sifatnya membangun, sehingga makalah ini
dapat bermaanfaat untuk kita semua.
Amin…………………….
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Vol 2.
Jakarta: EGC
Carpentino, Lynda Juall.2001.Buku Saku : Diagnosa keperawatan edisi : 8
penterjemah Monica Ester.EGC.Jakarta
Doengoes, E Marlynn,dkk.1999. Rencana Asuhan Keperawatan edisi
3penterjemahan Monica Ester.EGC.Jakarta
Sudoyo, Aru W.2006. Ilmu Penyakit dalam. Jilid III edisi IV. Penerbit Ilmu
Penyakit Dalam : Jakarta