perhitungan kuantitas taufiqurahman 011

39
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah mikroorganisme yang ada dalam suatu bahan sangat bervariasi tergantung dari jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungan, dimana jumlah dari mikroorganisme yang tetrdapat dalam suatu senyawa dapat diidentifikasi dan diketahui jumlahnya. Mikroba tidak memiliki ciri anatomi yang nyata, sehingga identifikasi didasarkan pada morfologi, sifat biakan dan sifat biokimiawi. Morfologi mikroorganisme berdasarkan bentuk, ukuran, dan penataan biasanya tidak cukup untuk melakukan identifikasi. Ciri lainnya seperti pewarnaan, pola pertumbuhan koloni reaksi pertumbuhan pada karbohidrat dan penggunaan asam aminosangat membantu dalm mengidentifikasi. Untuk mempermudah dalam mempelajari jenis dan Muh Nurul Taufiqurahman YUSRIATI 150 2011 0182

Upload: muh-nurul-taufiqurahman

Post on 25-Nov-2015

42 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Perhitungan kuantitas Taufiqurahman 011

TRANSCRIPT

BAB I

PAGE PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah mikroorganisme yang ada dalam suatu bahan sangat bervariasi tergantung dari jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungan, dimana jumlah dari mikroorganisme yang tetrdapat dalam suatu senyawa dapat diidentifikasi dan diketahui jumlahnya. Mikroba tidak memiliki ciri anatomi yang nyata, sehingga identifikasi didasarkan pada morfologi, sifat biakan dan sifat biokimiawi. Morfologi mikroorganisme berdasarkan bentuk, ukuran, dan penataan biasanya tidak cukup untuk melakukan identifikasi. Ciri lainnya seperti pewarnaan, pola pertumbuhan koloni reaksi pertumbuhan pada karbohidrat dan penggunaan asam aminosangat membantu dalm mengidentifikasi. Untuk mempermudah dalam mempelajari jenis dan sifat mikroorganisme yang ada. maka Jumlah mikroorganisme dapat dihitung dengan berbagai cara. Akan tetapi dalam percobaan kita, metode yang dipakai adalah ALT kapang, ALT bakteri dan MPN.

Pada praktikum ini dilakukan uji terhadap beberapa sampel untuk dilakukan perhitungan kuantitasnya, karena dengan adanya pengetahuan yang lebih maka seorang praktikan dapat menumbuhkan suatu mikroba pada media atau substratnya tertentu yang sesuai dengan nutrient dan lingkungan fisik yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut dan dapat menghitungannya.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara menghitung kuantitas mikroorganisme pada sample bedak marcs?C. Maksud PercobaanMaksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan kuantitas mikroorganisme pada sample bedak marcs.D. Tujuan PercobaanTujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kuantitas mikroorganisme yang meliputi :1. Untuk menentukan angka lempeng total (ALT) bakteri dari sampel bedak marcs.2. Untuk menentukan angka lempeng total (ALT) kapang dari sampel bedak marcs.3. Untukmenentukan MPN (Most Probable Number) dari sampel bedak marcs.E. Manfaat PercobaanManfaat dari percobaan ini adalah mengetahui cara perhitungan kuantitas mikroorganisme dari sample bedak marcs yang berdasarkan pada metode angka lempeng total (ALT) pada bakteri, angka lempeng total (ALT) pada kapang dan metode Most probable number (MPN).BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Secara umum pertumbuhan mikroba merupakan hasil penggandaan sel (pembelahan, pertunasan) sehinngga pertumbuhan bakteri lebih sering dinyatakan sebagai reproduksi sel. Terdapat suatu perbedaan yang cukup penting anatara pertumbuhan organisme multiseluler dan uniseluler. Pertumbuhan multiseluler menyebabkan peningkatan dalam ukuran, volume, berat sel organisme. Sedangkan pertumbuhan organisme uniseluler menyebabkan penambahan jumlah individu dalam suatu populasi. Karena pembelahan sel ini biasanya terkait dengan pertumbuhan sel bakteri maka pengukuran perubahan dalam jumlah sel dari suatu populasi dapat diprediksi. Meskipun demikian pertambahan masa (berat sel) belum tentu menunjukkan pertumbuhan karena mikroba dapat saja dengan mudah menimbuan senyawa-senyawa dalam selnya (Zaraswaty, 2004).Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat ditentukan dengan berbagai macam cara, tergantung dari bahan dan jenis mikroba yang ditentukan. Pada umunnya ada 3 cara perhitungan jumlah mikroba, yakni perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan perhitungan massa sel secara tidak iangsung (Waluyo, 2008).Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair, meskipun dapatjuga digunakan untuk sampel yang berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1 : 10 dari sampel tersebut. Kelompok mikroorganisme yang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Kriteria tabung positif atau tidak ditandai dengan timbulnya kekeruhan atau gas pada tabung Durham (Waluyo, 2008).Dalam analisis kuantitatif, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah mikroorganisme didalam suatu bahan atau sediaan farmasi, makanan minuman dan kosmetika (Natsir M, 2008).Syarat perhitungan jumlah bakteri dengan metode hitungan cawan adalah sebagai berikut: (Natsir M, 2008):

1. Jumtah koloni tiap cawan antara 30-300 koloni, bila tidak ada, dipilih yang mendekati.

2. Bila perbandingan jumlah bakteri antara pengenceran yang lebih besar dengan pengenceran sebelumnya < 2, hasilnya dirata-rata, tetapi bila > 2, yang dipakai jumlah bakteri dari pengenceran sebelumnya.

3. Bila dengan ulangan dan hasil memenuhi syarat, hasilnya dirata-rata.Pada metode MPN (Most probable Number) ini digunakan medium cair dengan tabung-tabung reaksi dan tabung durham. Perhitungannya dilakukan berdasarkan atas jumlah tabung reaksi yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh mikroorganisme setelah dilakukan inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan terhadap tabung yang positif dapat dilihat dan diamati dengan adanya perubahan warna dari medium dan terbentuknya gas dalam tabung durham yang diletakkan secara terbalik (Natsir M, 2008).Ada beberapa cara mengukur jumlah sel yaitu dengan hitungan cawan (plate count), secara elektronik dengan bantuan alat Colony Counter (Penghitung Koloni), dan MPN (Most Probable Number) (Waluyo, 2008).Prinsip metode perhitungan cawan adalah apabila ada satu sel mikroorganisme yang masih hidup ditumbuhkan pada medium yang sesuai, maka sel tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata pada media yang digunakan dan setelah diiakukari inkubasi pada suhu dan waktu tertentu (Natsir M, 2008).Meiode ini merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alas an (Natsir M, 2008):1. Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung.

2. Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus.

3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai penampakan spesifik Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, metode hitungan cawan juga mempunyai kelemahan sebagai berikut: (Natsir M, 2008).a. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenamya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk koloni.

b. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah yang berbeda pula.

c. mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni yang kompak, jelas, tidak menyebar.

d. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung.Pada hitungan cawan ini, bahan yang diperiksa yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 koloni mikroorganisme per mL atau pergram atau per-cm, memerlukan perlakuan pengenceran sebelum diinokulasi ke dalam media agar dalam cawan petri. Setelah masa inkubasi selesai, maka akan terbentuk koloni-koloni pada cawan tersebut dalam jumlah yang terbaik yang dapat dihitung adalah 30-300 koloni percawan petri (Natsir M, 2008).B. Uraian Bahan

1. Air Suling (Ditjen POM, 1979)Nama resmi

: AQUA DESTILLATASinonim

: AquadesRM / BM

: H2O / 18,02Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.Kegunaan:Sebagai pengencer pertama.

2. Alkohol 70 % (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi: AETHANOLUMSinonim : AlkoholPemerian:Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, kloroform P dan dalam eter P.Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.Kegunaan : Sebagai aseptis3. Agar (Ditjen Pom, 1979)

Nama resmi:AGARNama lain:Agar-AgarPemerian:Berkas potongan memanjang, berlekatan atau berbentuk keping, serpih atau butiran, jingga lemah kekuningan sampai kuning pucat atau berwarna, tidak berbau atau lemah, rasa berlendir.Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air , dan larut dalam air mendidih.Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan:Sebagai bahan pemadat medium.4. Bromtimol biru (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi:DIBROMTIMOL SULFONFTALEINNama lain:Bromtimol biru

RM / BM:C27H28Br2O5S / 624

Pemerian:serbuk kemerahan atau kecoklatan

Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol 95 % dan dalam larutan alkali encer.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan:Campuran medium LB

5. Laktosa (Ditjen POM,1979)

Nama resmi:LACTOSUMSinonim:LaktosaPemerian:Serbuk hablur ; putih ; tidak berbau, rasa agak manis

Kelarutan:Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih , sukar larut dalam etanol (95 %) P , praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan:Campuran medium LB

6. Pepton ( Ditjen POM, 1979) Nama resmi: PEPTON

Nama lain: Pepton daging

Pemerian: Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau khas tidak busukKelarutan: Larut dalam air, memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang bereaksi sedikit asam, tidak larut dalam etanol (95 %) P dan dalam eter P.

Kegunaan: Sebagai sumber makanan

7. Dekstrosa (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi: DextrosumNama lain: Dekstrosa, glukosaRM / Bm: C6H12O6 / 180,16

Pemerian: Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih, tidak berbau, manis.

Kelarutan: Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, larut dalam etanol mendidih, sukar larut dalam etanol

Kegunaan

: Sebagai sumber karbohidratBAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

A. Alat-alat yang dipakai

Pada perobaan ini digunakan alat yaitu : Autoklaf, Botol Cokelat, Bunsen, Cawan petri steril, Erlenmeyer, Hand spray, Inkubator, Kompor, Korek api, Pipet tetes, Rak tabung, Spoit, Tabung durham, Tabung reaksi, Oven.

B. Bahan-bahan yang digunakan

Adapun bahan-bahan yang digunkan pada percobaan yaitu bedak Marcs, tissue, medium NA, medium PDA, aquadest, kapas.

C. Cara Kerja

a. Pengenceran sampel

Dimasukkan bedak marcs ke dalam botol coklat I sebanyak 1 ml yang berisi aquadest steril 9 ml. Dilarutkan hingga homogen. Campuran tersebut dianggap sebagai larutan sampel untuk konsentrasi 10-1. Diambil 1 ml larutan dari tabung reaksi I ke tabung reaksi II yang berisi 9 ml aquadest steril. Dinggap sebagai larutan sampel konsentrasi 10-2,lalu dihomogenkan. Diambil 1 ml larutan dari tabung reaksi II ke tabung reaksi III yang berisi 9 ml aquadest steril dan dianggap sebagai larutan sampel konsentrasi 10-3, lalu dihomogenkan. Diambil lagi 1 ml larutan dari tabung reaksi III ke tabung reaksi IV yang berisi 9 ml aquadest steril dan dianggap sebagai larutan sampel konsentrasi 10-4, lalu dihomogenkan.

b. Pengujian

1. Metode ALT Bakteri

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Diambil larutan bedak marcs sebanyak 1 ml untuk konsentrasi 10-1, 10-2. kemudian dimasukkan pada masing-masing cawan petri. Ditambahkan medium NA sebanyak 10 ml pada tiap-tiap cawan petri kemudian dihomogenkan lalu dipadatkan. Diinkubasikan dalam inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37 C. Diamati pertumbuhan koloninya.2. Metode ALT Kapang

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Diambil larutan bedak marcs sebanyak 1 ml untuk konsentrasi 10-1, 10-2, 10-3. Kemudian dimasukkan pada masing-masing cawan petri. Ditambahkan medium PDA sebanyak 10 ml pada tiap-tiap cawan petri kemudian dihomogenkan lalu dipadatkan. Diinkubasikan dalam inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 25 C. Diamati pertumbuhan koloninya. 3. Metode MPN

Metode MPN ini dibedakan atas 2 seri (A,dan B) diamati tiap-tiap seri masing-masing terdiri atas 3 tabung reaksi yang berisi 10 ml medium LB dengan tabung durham terbalik di dalamnya. Seri A, untuk konsentrasi 10-2 dan seri B untuk konsentrasi 10-3. Untuk seri A, diambil 1 ml larutan bedak marcs dengan konsentrasi 10-2 kemudian dimasukkan pada tiap-tiap tabung reaksi yang telah diberikan medium LB sebelumnya lalu dihomogenkan. Diberikan perlakuan yang sama pada seri B untuk larutan bedak marcs konsentrasi 10-3. Diinkubasi dalam inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37 C. Diamati perubahan warna medium yang terjadi (hijau menjadi kuning) dan timbulnya gas dalam tabung durham. BAB IV

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil Praktikum1. Tabel Hasil Pengamatan

a. Perhitungan ALT bakteri

SampelJumlah bakteri pada pengenceranNilai SPC

10-010-110-210-310-410-510-6

Bedak marcs-14----0,1 x 102 koloni/g

b. Perhitungan ALT kapang

SampelJumlah kapang pada pengenceranNilai SPC

10-010-110-210-310-410-510-6

Bedak marcs-3249---3,2 x 102 koloni/g

c. Uji MPN

SampelJumlah kapang pada pengenceranNilai SPC

10-010-110-210-310-410-510-6

Bedak marcs------------

2. Gambar Hasil Pengamatana. Perhitungan ALT bakteri

b. Perhtiungan ALT kapang

c. Perhitungan Uji MPN

3. Perhitungan

1.ALT Bakteri

Jumlah koloni bakteri 30 300

Rumus ALT bakteri

1

SPC = V x Jumlah koloni x

Faktor pengenceran

Kesmetik10-1 10-2 10-3 10-4 1 4 0 0

Karena data yang masuk dalam renge hanya 1 pengenceran yaitu 10-1 maka langsung dilaporkan, Yaitu : 1

SPC = 1 x 1 x

10-1= 0,1 x 102 koloni/g2.ALT Kapang

Jumlah koloni kapang 30-300Rumus ALT kapang

1

SPC = V x Jumlah koloni x Faktor pengenceran

Kosmetik 10-1 10-2 10-3 10-4 10-532 4 9 0 0

Karena data yang masuk dalam renge hanya 1 pengenceran yaitu 10-1 maka lansung dilaporkan, Yaitu : 1

SPC = 1 x 32 x 10-1 = 3,2 x 102 koloni/g3. Uji MPN

Kosmetik

1

MPN = Nilai MPN (tabel) x

Faktor Pengenceran

1

Tidak ada pertumbuhan koloni pada uji MPN.B. PembahasanUji mikrobiologis makanan dan minuman adalah uji yang ditujukan untuk menentukan apakah sediaan tersebut telah tercemar mikroba atau tidak, sehingga aman dikonsumsi oleh masyarakat. Pengujian ini biasanya dilakukan oleh Balai Pemeriksaan Makanan dan Minuman terhadap produk baru atau produk yang beredar di pasaran. Uji Mikrobiologis dibagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif. Uji kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang ada dalam sediaan tersebut. Sedangkan uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang mencemari sediaan tersebut.Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap bahan baku, dalam hal ini sampel yang digunakan yaitu bedak marcs. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pertumbuhan jumlah koloni bakteri dan jamur yang ada dalam suatu medium yang telah diinkubasi 1 x 24 jam untuk bakteri dan 3 x 24 jam untuk jamur.Pada pengujian mikrobiologis suatu sediaan seperti makanan, maka pengawetnya harus diinaktifkan terlebih dahulu agar tidak menghambat pertumbuhan mikroba. Untuk sediaan berupa makanan dan minuman, penginaktifan pengawet dapat dilakukan dengan mengencerkan sampel dengan aquadest steril sampai beberapa kali, sebab pengawet pada suatu sediaan akan berfungsi dengan baik bila berada pada konsentrasi tertentu. Dengan demikian, bila diencerkan sampai beberapa kali maka pengawetnya tidak berfungsi lagi. Dalam percobaan ini juga dilakukan pengenceran untuk menipiskan konsentrasi mikroorganisme yang terdapat dalam suatu sample sehingga pertumbuhan koloni tidak terlalu rapat satu sama lain sehingga mempermudah pengamatan pada waktu perhitungan ALT kapang dan bakteri dan juga kita akan melilhat bagaimana pertumbuhan jumlah koloni tiap-tiap konsentrasi pengenceran yang berbeda.Untuk menentukan tingkat kontaminasi mikroba, digunakan metode SPC (Standard Plate Count), dimana dengan metode ini dapat diketahui jumlah koloni bakteri patogen yang terdapat pada medium yang telah diinkubasikan. Angka Lempeng Total yang diperoleh menunjukkan jumlah koloni dimana dari angka ini dapat diketahui apakah sampel tersebut memenuhi syarat kontaminasi atau tidak.Pada uji Angka Lempeng Total bakteri, medium yang digunakan adalah medium NA (Nutrient Agar), sebab medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan oleh bakteri. Sampel yang akan diuji terlebih dahulu dibuat dalam 2 tingkat pengenceran yaitu 10-2 dan 10-3. Salah satu tujuannya adalah selain untuk memperkecil konsentrasi pengawet yang digunakan oleh sediaan tersebut dan untuk memudahkan perhitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh. Dari pengujian perhitungan ALT bakteri terhadap sample digunakan medium NA karena NA mengandung protein yang merupakan nutrisi bagi bakteri, dan juga merupakan campuran agar yang mana dapat memadatkan medium sehingga apabila medium telah memadat maka akan memudahkan kita untuk menghitung jumlah bakteri yang tumbuh pada medim ini.Pada pengujian ALT kapang medium yang digunakan adalah medium PDA (Potato Dextrose Agar), yang mengandung karbohidrat yang dapat digunakan oleh kapang. Sama halnya pada uji ALT bakteri sampel dibuat dalam 4 tingkat pengenceran.Sedangkan pada pengujian MPN digunakan medium digunakan medium LB (Lactose Broth) sebagai medium penguji. Pada pengujian dengan medium LB, hanya sampel pada konsentrasi 10-2yang menunjukkan hasil positif yaitu berwarna kuning, hal ini menandakan adanya mikroba kolioform dalam medium tersebut.Terjadinya perubahan warna pada medium LB karena perubahan laktosa menjadi asam piruvat dan berubah menjadi asam format dan asetil ko-A, dimana asetil ko-A akan menghasilkan etil alkohol dan asam format yang akan menghasilkan CO2 dan H2O. Mekanisme terjadinya perubahan warna dalam medium LB yaitu kolioform menfermentasikan laktosa dengan pembentukan asam dan gas pada waktu dan suhu tertentu, dimana bakteri kolioform bersifat anaerob fakultatif, maka kandungan laktosa yang ada akan difrmentasikan menjadi asam laktat sehingga terjadi perubahan warna hiaju dari aktosa brouth menjadi kunuing dan didalam tabung durham terdapatgas ditandai dengan naikknya tabung durham dan terdapat gelembung udara.Pada pengujian ALT bakteri sample diinkubasi selama 1 x 24 jam waktu yang optimum pertumbuhan bakteri biasanya 1 hari. Sedangkan ALT kapang diinkubasi selama 3 x 24 jam karena waktu optimum pertumbuhannya biasanya 2 3 hari.ALT bakteri adalah bilangan yang menunjukan jumlah koloni bakteri yang mencemari tiap gram/ml sample produksi yang diuji. Satuan dalam pengujian ALT bakteri adalah CFU. ALT kapang adalah bilangan yang menunjukan jumlah koloni kapang tiap gram ml sample yang diperikasa. Satuan dalam pengujian ALT kapang adalah CFU. MPN (Most Probable Number) adalah uji kualitas mikrobiologi air yang mana digunakan kelompok kolioform sebagai indicator. Satuan dalam pengujian MPN adalah APM / ml.Syarat perhitungan ALT kapang dan bakteri yaitu ALT kapang mempuyai nilai range 10 150 koloni / ml dan ALT bakteri 30 300 koloni / ml.Pada praktikum ini dilakukan perhitungan kuantitas mikroba terhadap suatu sample, yang mana sample ini banyak beredar dan di oleh magunakan masyarakat luas. Jumlah mikroba yang ada didalam bahan / sample sangat bervariasi, tergantung dari jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungannya. Jumlah mikroba dapat dihitung dengan beberapa cara, misalnya perhitungan ALT kapang, perhitungan ALT bakteri dan uji MPN.Dari hasil percobaan, jumlah koloni yang didapatkan pada ALT bakteri adalah untuk 10-1 adalah 1 kol/g, 10-2 adalah 4 kol/g, sedangkan untuk perhitungan nilai SPC, dimana ALT bakteri dari bedak March adalah 0,1 x 102 koloni/g. Dan untuk ALT kapang pada pengenceran 10-1 adalah 32 kol/g, 10-2 adalah 4 kol/g dan pengenceran 10-3 adalah 9 kol/g sedangkan perhitungan nilai SPC pada bedak March adalah 3,2 x 102 koloni/g, dan untuk perhitungan nilai uji MPN tidak terjadi pertumbuhan mikroba pada medium LB.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan perhitungan kuantitas mikroorganisme yang telah dilakukan pada sampel edak March dapat disimpulkan bahwa :

1. ALT Bakteri= 0,1x 102 koloni/g2. ALT Kapang= 3,2 x 102 koloni/g3. Uji MPN

= tidak terdapat pertumbuhan mikroba

B. Saran

Saran yang dapat disamapikan adalah Sebaiknya asisten lebih memperhatikan praktikannya pada saat praktokum berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta.Djide, Natsir. 2008. DasarDasar Mikrobiologi Farmasi. Universitas Hasanuddin, Makassar.Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Universitas Muhammadiyah Malang Press: Malang.

Natsir, M dan Sartini. (2008), Analisis Mikrobiologi Farmasi, UNHAS : Makassar. Zaraswaty, Dwiyana, 2004, Buku ajar Mikrobiologi Dasar. MakassarPleczar, Chan., 2007. Dasar-dasar Mikrobiologi.Universitas Indonesia Press.Jakarta.Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta.Sumarsih, Sri. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. UPN VETRAN Press. Yogyakarta.SKEMA KERJA

LAMPIRAN

1. Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar)a. Komposisi untuk 1000 ml

Potato 200 gram

Dekstrosa 10 gram

Agar 15 gram

Aquades ad 1000 mlb. Komposisi untuk 250 mlPotato 200 / 1000 x 250 gr = 50 gramDekstrosa 10 / 1000 x 250 gr = 2,5 gramAgar

15 / 1000 x 250 gr = 3,75 gramAquadesAd 250 ml2. NA (Natrium Agar)

a. Komposisi untuk 1000 mlAgar

15 gramPepton

5 gram Ekstrak beef3 gramAquades

ad 1000 mlb. Komposisi untuk 250 mlAgar

15 / 1000 x 250 gr = 3,75 gramPepton

5 / 1000 x 250 gr = 1,25 gramEkstrak beef3 / 1000 x 250 gr = 0,75 gramAquades

Ad 250 ml

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NA (Nutrien Agar) 10-2

Keterangan :

1. Koloni

2. cawan petri

2

1

Keterangan :

1. Koloni

2. cawan petri

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NA (Nutrien Agar) 10-3

2

1

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PDA (Potatto Dextrosa Agar) 10-1

Keterangan :

1. Koloni

2. cawan petri

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PDA (Potatto Dextrosa Agar) 10-2

Keterangan :

1. Koloni

2. cawan petri

1

2

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PDA (Potatto Dextrosa Agar) 10-3

Keterangan :

1. Koloni

2. cawan petri

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Medium LB 10-2

Keterangan :

1. Kapas

2. Tabung raksi

3. Medium LB

1

2

3

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Medium LB 10-3

Keterangan :

1. Kapas

2. Tabung reaksi

3. Medium LB

1

3

2

ALT Kapang

ALT Bakteri

LB

NA

PDA

9 ml

9 ml

9 ml

9 ml

1 g/ml

Sampel

1 ml

1 ml

1 ml

10-4

10-3

10-2

MPN

Muh Nurul Taufiqurahman YUSRIATI150 2011 0182