perencanaan sistem mekanikal dan elektrikal_rev1.doc

29
KONSEP PERENCANAAN 1 PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL ....... Error: Reference source not found 1.1 SISTEM ELEKTRIKAL .......................... Error: Reference source not 1.3 FIRE STOP SYSTEM. ........................... Error: Reference source no 1. SISTEM MEKANIKAL . ......................... Error: Reference source not ! SISTEM INSTALASI LISTRIK. ..................... Error: Reference source not found !.1 LIN"K#P PEKER$AAN INSTALASI LISTRIK. ... Error: Reference source not found !.! SISTEM PENERAN"AN. ...................... Error: Reference source not fo 2.2.1 Standard Penerangan ................. Error: Reference source not fou 2.2.2 Penerangan Darurat .................... Error: Reference source not f !.3 $ENIS %E%AN LISTRIK. ........................ Error: Reference source no !. KE%#T#&AN DAYA LISTRIK. ............... Error: Reference source not foun !.' SISTEM DISTRI%#SI ( S#PPLY DAYA LISTRIK. .... Error: Reference source not found 2.5.1 Sistem Distribusi Daya Listrik. .... Error: Reference source not foun 2.5.2 Sistem Supply Daya Listrik. ......... Error: Reference source not found !.) DATA TEKNIS KA%EL. ......................... Error: Reference source not !.* SISTEM PROTEKSI. ............................ Error: Reference source no 2.7.1 Panel listrik dan Peralatannya ..... Error: Reference source not foun 2.7.2 Data-data teknis ......................... Error: Reference source no !.+ SISTEM PEN"AMAN TER&ADAP MAN#SIA. . Error: Reference source not found 2.8.1 Sistem Pentanahan. .................... Error: Reference source not f 2.8.2 Data-data teknis. ........................ Error: Reference source no 3 SISTEM PENAN"KAL PETIR. .................... Error: Reference source not fo FIRE STOP SYSTEM. ................................ Error: Reference source ' SISTEM TATA S#ARA. .............................. Error: Reference source n '.1 #M#M. ............................................... Error: Reference source not found '.! DASAR PERENCANAAN. ..................... Error: Reference source not fou 5.2.1 PERE!""" S#S$E%. .............. Error: Reference source not found 5.2.2 PER"L"$" S#S$E% $"$" S&"R".Error: Reference source not found '.3 P#%LIC ADDRESS SYSTEM ,E-AK#ASI ....... Error: Reference source not found '. CAR CALL SYSTEM. ............................ Error: Reference source not found ) SISTEM KOM#NIKASI. .............................. Error: Reference source not found ).1 KONSEP PERENCANAAN. ................... Error: Reference source not foun ).! SISTEM SENTRAL TELEP&ONE. .......... Error: Reference source not found ).3 PENENT#AN KE%#T#&AN PESA/AT TELEPON. .Error: Reference source not found ). PEMILI&AN PERALATAN. .................... Error: Reference source not fo ).' INSTALASI KA%EL TELEPON. .............. Error: Reference source not foun * SISTEM FIRE ALARM.......................................................... *.1 KONSEP PERENCANAAN...................................................... *.! PEMILI&AN SISTEM........................................................ P0 e 1

Upload: rinaldy

Post on 05-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

KONSEP PERENCANAAN

KONSEP PERENCANAAN

31PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

31.1SISTEM ELEKTRIKAL

31.3FIRE STOP SYSTEM.

31.4SISTEM MEKANIKAL .

32SISTEM INSTALASI LISTRIK.

32.1LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK.

32.2SISTEM PENERANGAN.

32.2.1Standard Penerangan

32.2.2Penerangan Darurat

32.3JENIS BEBAN LISTRIK.

32.4KEBUTUHAN DAYA LISTRIK.

32.5SISTEM DISTRIBUSI & SUPPLY DAYA LISTRIK.

32.5.1Sistem Distribusi Daya Listrik.

32.5.2Sistem Supply Daya Listrik.

32.6DATA TEKNIS KABEL.

32.7SISTEM PROTEKSI.

32.7.1Panel listrik dan Peralatannya

32.7.2Data-data teknis

32.8SISTEM PENGAMAN TERHADAP MANUSIA.

32.8.1Sistem Pentanahan.

32.8.2Data-data teknis.

33SISTEM PENANGKAL PETIR.

34FIRE STOP SYSTEM.

35SISTEM TATA SUARA.

35.1UMUM.

35.2DASAR PERENCANAAN.

35.2.1PERENCANAAN SISTEM.

35.2.2PERALATAN SISTEM TATA SUARA.

35.3PUBLIC ADDRESS SYSTEM (EVAKUASI)

35.4CAR CALL SYSTEM.

36SISTEM KOMUNIKASI.

36.1KONSEP PERENCANAAN.

36.2SISTEM SENTRAL TELEPHONE.

36.3PENENTUAN KEBUTUHAN PESAWAT TELEPON.

36.4PEMILIHAN PERALATAN.

36.5INSTALASI KABEL TELEPON.

37SISTEM FIRE ALARM.

37.1KONSEP PERENCANAAN.

37.2PEMILIHAN SISTEM.

37.3PERALATAN SISTEM FIRE ALARM.

37.3.1Main Control Fire Alarm.

37.3.2Fire Detector.

37.3.3Manual Call Point.

37.3.4Alarm Panel.

37.3.5Signal Lamp (Indicator Lamp)

37.3.6Fire Fighting Telephone.

37.4CARA KERJA SISTEM FIRE ALARM.

37.5ZONING SISTEM FIRE ALARM.

37.6LOKASI MANUAL CALL POINT, BELL, SIGNAL LAMP DAN JACK TELEPHONE FIRE.

38CCTV SYSTEM

38.1UMUM.

38.2FUNGSI CCTV.

38.3PENEMPATAN PERALATAN MONITOR & CAMERA.

39SISTEM TATA UDARA (AC) DAN MEKANIKAL VENTILASI

39.1DASAR PERENCANAAN

39.2PEMILIHAN SISTEM.

39.3SISTEM VENTILASI MEKANIK.

39.3.1Sistem Mekanikal Ventilasi pada bangunan Perkantoran

310SISTEM PLAMBING / PEMIPAAN.

310.1DASAR PERENCANAAN.

310.1.1Kriteria Perencanaan.

310.1.2Ketentuan dan Stadarisasi.

310.1.3Sumber Air Bersih.

310.1.4Air Limbah.

310.1.5Instalasi Air Hujan.

1 PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Perencanaan system Mekanikal dan Elektrikal terdiri dari:1.1 SISTEM ELEKTRIKAL

a. Sistem Elektrikal Sistem distribusi daya listrik tegangan rendah (380 / 220 Volt) Sistem diesel generator set / power stand by (380 / 220 Volt) Instalasi penerangan dan stop kontak Emergency lighting (battery system) Sistem pentanahan / pembumian/ Sistem penangkal petirb. Sistem Tata Suara Public address system (evakuasi)

Car calling systemc. Sistem Telekomunikasi Sistem PABX (Intern komunikasi)

Sistem direct line (Extern komunikasi)

d. Sistem Instalasi Komunikasi Datae. Sistem Fire Alarm 1.2 FIRE STOP SYSTEM

1.3 SISTEM MEKANIKALa. Sistem Tata Udara (AC) dan Mekanikal Ventilasib. Sistem Plumbing / Pemipaan Air bersih Water treatment Air limbah (Biotek)

Drainasi Talang air hujanc. Fire Fighting System Portable fire extinguisher Smoke extraction2 SISTEM INSTALASI LISTRIK

Fungsi instalasi listrik pada gedung sangat berkaitan dengan seluruh bidang teknik lainnya, maka pada tahap konsep perencanaan akan direncanakan:

Sistem penerangan Pengelompokan jenis beban listrik Kebutuhan daya listrik Sistem distribusi & supply daya listrik Keandalan dan fleksibilitas pelayanan System pengaman terhadap manusia Penghematan energy listrik / pengotrolan pemakaian daya listrikMengingat fungsi bangunan adalah Perkantoran, maka perlu dilakukan koordinasi perencanaan sistem Mekanikal dan Elektrikal secara terintegrasi sehingga didapat sistem terpadu.

Sistem instalasi listrik yang digunakan adalah Sumber listrik dari PLN dengan tegangan 380 V / 3 phasa (Low Voltage / LV)

2.1 LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

a. Instalasi Sistem Penerangan

Penerangan dalam bangunan Penerangan luar bangunan Penerangan daruratb. Instalasi Stop Kontak Biasa dan Khusus / Powerc. Sistem Tegangan Rendah (TR, 220 V / 380 V)

Panel utama tegangan rendah, sub panel dan panel penerangan Kabel feeder utama Kabel power untuk motor-motor Kabel tahan apid. Sistem Pembumian (Grounding)

e. Instalasi Penangkal Petirf. Sistem Diesel Genset Diesel generator set

Panel control genset Instalasi pemipaan bahan bakar minyak Tangki Bahan Bakar (harian dan mingguan)2.2 SISTEM PENERANGAN

2.2.1 Standard Penerangan

1. Penerangan buatan, di mana besarnya kuat penerangan didasarkan pada fungsi ruang.

Dalam perencanaan, konsultan special lighting akan memberikan jenis / type dari lampu yang digunakan, hal ini sangat erat hubungannya dengan estetika dari corak warna dan sinar lampu yang dikehendaki oleh Arsitek / Interior / Owner.

2. Penerangan alami, yaitu memanfaatkan penerangan dari sinar alam yang dapat masuk ke dalam gedung, sehingga dapat menghemat energy. Hal ini sangat terkait dengan system perencanaan arsitektur.

Dalam perencanaan akan digunakan type dan jenis lampu yang hemat energy, antara lain:

Lampu type konvensional Lampu LEDPenyalaan lampu menggunakan saklar manual Warna saklar disesuaikan / dikoordinasikan dengan Arsitektur / Interior.

Tabel: Kuat Penerangan

RuanganKuat penerangan (Lux)

Kantor350 400

Ruang Rapat300 350

Corridor100 150

Tangga150

Ruang Mesin150 200

Lobby / Hall200

Gudang150

Parkir Dalam Gedung100 150

Toilet100

Ruang Komputer300 400

Luar Bangunan:

Taman

Parkir

Jalan30 50

50 75

30 - 50

Standard intensitas penerangan direncanakan menggunakan Standard Nasional Indonesia (SNI).

Jenis lampu dan warna lampu ditentukan oleh Special Lighting dan Interior.

2.2.2 Penerangan Darurat

Fungsi dari pada penerangan tersebut di atas adalah sebagai penerangan sementara pada saat Diesel Generating Set belum dapat mensupply daya listrik, ketika terjadi gangguan pada jaringan perusahaan listrik / PLN.

Penerangan darurat ini sangat penting pada bangunan, yang dapat mencegah kepanikan dan dapat juga berfungsi sebagai rambu rambu dan tanda arah jalah keluar / exit.

Sebagai sumber back up listriknya, dipergunakan baterai yang dilengkapi dengan pengisiannya (Battery charger).

Penerangan darurat dipasang pada lokasi-lokasi tertentu, antara lain:

Pintu keluar.

Gang / koridor.

Pintu darurat.

Tangga. Ruang pertemuan.

Ruang panel pusat / diesel.

Ruang panel,

Ruang control.

Ruang genset.

Ruang kerja.

Kasir.

Toilet.

Sedangkan untuk arah penunjuk jalan keluar gedung dipasang lampu exit yang dilengkapi baterai.

2.3 JENIS BEBAN LISTRIK.Jenis beban listrik pada gedung terdiri dari, antara lain:

Lampu-lampu penerangan Motor-motor (pompa, AC dan lain-lain)

Peralatan Listrik, seperti: Peralatan Office, Telepon, Tata Suara, Sistem deteksi kebakaran dan lain-lain.

Berdasarkan jenis beban listrik tersebut di atas, maka dapat disusun rencana sebagai berikut:

a. Pengelompokan pemakaianb. Prioritas pemakaianc. Kebutuhan daya listrikd. Sistem supply daya listrike. Rencana pengembanganf. Sistem pengontrolan pemakaian daya listrik2.4 KEBUTUHAN DAYA LISTRIKBesarnya kebutuhan daya listrik ditentukan berdasarkan data-data beban listrik yang terpasang, baik pada setiap lantai gedung maupun yang terpusat pada lantai-lantai tertentu.

Berdasarkan besarnya kebutuhan daya listrik tersebut, maka dapat ditentukan:

Kapasitas Diesel Generator Set sebagai sumber tenaga listrik dalam keadaan darurat Jenis / ukuran penampang kabel Kapasitas penyambungan daya listrik ke PLN2.5 SISTEM DISTRIBUSI & SUPPLY DAYA LISTRIK

2.5.1 Sistem Distribusi Daya Listrik

Sistem distribusi listrik / jaringan listrik pada gedung, direncanakan berdasarkan analisa pemakaian daya listrik dan pengelompokannya.

Sistem Distribusi Tegangan Rendah

Sistem distribusi daya listrik disuplai dari PLN Tegangan Rendah 400 V, dan didistribusikan ke Panel Utama gedung.Untuk pencabangan pendistribusian daya listrik ke setiap lantai gedung dapat menggunakan penghantar listrik dari:

Kabel tegangan rendah 0.6 / 1 KV.

Jenis kabel: tembaga dan aluminium.

2.5.2 Sistem Supply Daya ListrikSistem supply daya listrik direncanakan menggunakan sumber dari:

Jaringan perusahaan listrik / PLN.

Pembangkit sendiri (sumber daya darurat)

Uniterruptible Power Supply (UPS)a. Jaringan Perusahaan Listrik / PLNSebagai sumber daya listrik utama untuk kebutuhan gedung di supply dari jaringan perusahaan listrik Negara / PLNKarena tingkat kebutuhan daya listrik cukup besar, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut direncanakan dengan menggunakan system 3 phase.

Dengan berlangganan / konsumen 3 phase, maka direncanakan dengan data-data sebagai berikut:

Daya Terpasang: 160 KVA Tegangan : 400 volt

Frekwensi

: 50 HZb. Pembangkit Sendiri / Sumber Daya DaruratPeningkatan keandalan / kontinuitas pelayanan pada gedung perlu direncanakan adanya pembangkit sendiri / sumber daya darurat yang di supply, dengan menggunakan Diesel Generator Set.

Penyediaan sumber daya darurat ini sangat penting, karena terganggunya sumber daya listrik pada jaringan perusahaan listrik akan mengakibatkan kerugian-kerugian, misalnya: mengganggu kontinuitas operasional gedung, dapat menimbulkan kepanikan, begitu juga peralatan-peralatan lainnya.Sumber daya darurat ini hanya berfungsi untuk mensupply beban-beban tertentu atau beban prioritas, yaitu beban listrik yang harus mendapat supply terus-menerus.

Masing-masing bangunan direncanakan diesel Genset tersendiri, dengan kapasitas sebagai berikut:

No.URAIANPerkantoran dan Parkir

1.Kapasitas

1 Unit x 200 KVA

2.TypeStandby (Silent)

3.Tegangan380 / 220 Volt

4.Putaran1500 Rpm

5.Frequency50 Hz

6. Cooking SystemRadiator

7.Power Factor0.8 Lagging

8.Sistem StartingElectric (Battere & Charge)

9.GovernorElectronic

Sistem Diesel Genset tersebut menggunakan sistem ATS (automatic transfer switch).

Diesel genset ini bisa dioperasikan sebagai back up PLN.2.6 DATA TEKNIS KABEL.

a. Kabel Tegangan Rendah (600 1.000 volt)

Instalasi lampu dan stop kontak: NYA, NYM Feeder (indoor)

: NYY, XLPE (Cu, Al)

Feeder (outdoor)

: NYFGBy Kabel control

: NYYHY, NYMHY Kabel CCTV

: Coaxialb. Kabel Tahan Api (FRC) Data-data Teknis Fire Resistant Cable / FRC Penggunaan Kabel Feeder panel control Feeder Fire Alarm

c. Kabel Telepon

: UTP, Cat 6d. Kabel Kontrol Fire Alarm

: AWG 182.7 SISTEM PROTEKSI

Sistem proteksi direncanakan dengan system proteksi bertingkat pada panel-panel penerangan, panel daya, panel Sub Distribusi dan panel Distribusi utamaJenis proteksi yang dipergunakan:

Sistem proteksi terhadap gangguan hubungan singkat (short circuit)

Sistem proteksi terhadap beban lebih (over current)

2.7.1 Panel listrik dan Peralatannya

Pengaman dari panel listrik dipergunakan jenis Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) dan Miniature Circuit Breaker (MCB).2.7.2 Data-data teknisa. Panel Tegangan Rendah Rated voltage

: 415 KV Frequency

: 50 Hz Phase

: 3

Incoming / outgoing protection: MCCB, MCB Busbar & konduktor

: R, S, T, N, G, tembaga, dicat Breaking capacity

: 10 KA 85 KA Pole

: 3 poles & 4 poles Metering & monitor:

Ampere meter Volt meter KWH meter Pilot lamp Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan2.8 SISTEM PENGAMAN TERHADAP MANUSIA

Dalam rancangan terdiri dari 2 bagian system pengaman terhadap manusia, yaitu:

Sistem Pentanahan / pembumian Sistem Penangkal Petir2.8.1 Sistem Pentanahan

Sistem pentanahan dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya:

Pentanahan untuk Panel Utama Pentanahan untuk Panel Distribusi Listrik Pentanahan untuk Penangkal Petir Pentanahan untuk Peralatan Kontrol / Elektronik Pentanahan untuk Badan Peralatan Pentanahan untuk GensetKedelapan system pentanahan disediakan masing-masing satu titik pentanahan. Masing-masing titik pentanahan dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan menggunakan Transient Earth Clamp (TEC).

Dalam posisi normal TEC terbuka, tetapi ketika ada gangguan maka masing-masing TEC tertutup sehingga setiap titik grounding bisa ikut menopang dan terjadi Equipotensial pada system grounding tersebut.

Seluruh body / badan peralatan-peralatan listrik, seperti: motor-motor, stop kontak, panel listrik, lampu, diesel genset dan bagian instalasinya yang di dalam keadaan kerja normal, tidak bertegangan dihubung-tanahkan ke sistem pentanahan / grounding system.

Sistem pentanahan dapat juga dilengkapi dengan saklar bocor tanah (Earth Leakage Circuit Breaker).

2.8.2 Data-data teknis

Type

: BCC-H Konduktor: Tembaga / cu Size

: 6 500 mm2

Standard

: SII, SNI, SPLN3 SISTEM PENANGKAL PETIRUntuk melindungi gedung dan pemakai gedung dari bahaya sambaran petir, maka dipasang penangkal petir yang effektif pada puncak / atap bangunan masing-masing gedung.

Sistem instalasi penangkal petir yang dipakai adalah system non radioactive.

Data-data teknis penangkal petir. Type

: Non radioactive lightning head.

Radius proteksi: 41 120 m.

4 FIRE STOP SYSTEMPemasangan fire stop system berfungsi untuk melindungi kabel atau mencegah menjalarnya api dari lantai ke lantai yang lainnya.

Fire stop biasanya dipasang pada tempat-tempat yang memungkinkan untuk merambatnya api pada saat terjadi kebakaran baik lubang-lubang vertical (shaft M&E) maupun lubang horizontal antar ruang.

Data-data teknis Temperatur s/d 1.000C selama 2 jam Flexible dan tidak ada kesulitan pada penggantian ataupun penambahan kabel yang baru Non toxic & non dusty Dan lain-lain5 SISTEM TATA SUARA5.1 UMUMSistem tata suara direncanakan untuk bangunan Office dan Parkir.

Fungsi dari system tata suara adalah:

Pengumuman pada waktu keadaan darurat / evakuasi Pemberitahuan yang ditujukan pada umum (Public Address)

Pemanggilan kendaraan (Car Calling System)

Pada tahap rancangan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Fungsi bangunan Penentuan fungsi tata suara Sumber daya / catu daya Tata letak peralatan Sistem distribusi5.2 DASAR PERENCANAANDasar perencanaan ini disesuaikan dengan fungsi ruangan dan fungsi peralatan serta dengan beberapa batasan sebagai berikut:

Tingkat kebisingan unit Residential: 45 50 dB Tingkat kebisingan di daerah parker: 70 dB

5.2.1 PERENCANAAN SISTEMMasing-masing bangunan direncanakan system tata suara tersendiri dan system di interkoneksi yang digunakan apabila terjadi keadaan darurat.

Kriteria Perencanaan Sistem Tata Suara

Tata suara direncanakan untuk:

Pengumuman pada waktu keadaan darurat / evakuasi Public address Back Ground MusicParkir

Sistem tata suara untuk pemanggilan kendaraan direncanakan sesuai kebutuhan gedung. Sistem public address ditempatkan di pusat control Tata Suara, sedangkan peralatan system car calling dapat ditempatkan pada Front entrance atau security.

5.2.2 PERALATAN SISTEM TATA SUARA.1. Public address dan back ground music :

a. Microphoneb. CD playerc. Mixer Pre Amplifierd. Digital Announcere. Amplifierf. Program Selectorg. Speaker Selector Switchh. Program Timeri. Loudspeaker (Type Ceiling & Wall)

j. Volume Controlk. Junction Panel2. Car Call System:

Microphone

Amplifier

Horn Speaker

5.3 PUBLIC ADDRESS SYSTEM (EVAKUASI)

Secara garis besar system bekerja sebagai berikut:

1. Dari Ruang control, operator diperlengkapi dengan peralatan untuk menyiarkan salah satu program secara serentak ke seluruh ceiling speaker dan wall mounted speaker dalam bangunan.

Program dapat disiarkan melalui:

Microphone untuk pengumuman (Announcing)

Rekaman untuk pengumuman kondisi darurat2. Dengan amplifier yang berkekuatan cukup dan melalui speaker selector switch, program disalurkan ke seluruh bangunan gedung (secara selektip). Volume control dipakai untuk mengatur besar kecilnya suara yang keluar dari speaker.

3. Dalam keadaan darurat, emergency call / emergency microphone akan berfungsi yang mana akan mem-bypass seluruh program secara manual atau dengan rekaman yang berfungsi secara otomatis.

5.4 CAR CALL SYSTEMSecara garis besar system bekerja sebagai berikut:

1. Microphone car call ditempatkan pada reception desk, dekat entrance masing-masing gedung, untuk pemanggilan mobil2. Perletakan horn speaker dipasang di tempat area parker mobil dan diutamakan di dekat ruang sopir (driver room)3. Khusus car call, direncanakan system interkoneksi antara Hotel, Convention Hall dan Parkir6 SISTEM KOMUNIKASI6.1 KONSEP PERENCANAANKebutuhan sarana komunikasi yang effektif diperlukan saluran telepon, baik yang langsung (saluran Perumtel) maupun melalui system PABX / Key Telephone dan Jaringan Komunikasi Data, sehingga dapat mendukung seluruh fungsi komunikasi internal dan external.

Sarana komunikasi yang digunakan untuk Residential terdiri dari:

Saluran Perumtel / Telkom Saluran Extention Key Telephone Saluran Internet Saluran Facsimile Saluran Intercom Sistem Instalasi Komunikasi Data6.2 SISTEM SENTRAL TELEPHONESaluran Telkom dapat dihubungkan ke PABX atau langsung menuju ke Terminal Box (IDF) yang selanjutnya didistribusikan ke setiap outlet telepon.

Sistem PABX digunakan untuk keperluan komunikasi pada Building Management.

Masing-masing bangunan dilengkapi dengan Key Telephone.

6.3 PENENTUAN KEBUTUHAN PESAWAT TELEPON.

Penentuan jumlah pesawat telepon, baik saluran langsung saluran Perumtel maupun saluran extension menyangkut factor-faktor antara lain:

Jumlah personil dan jabatan pada Kantor Faktor ruangan dan lokasi Lain-lain hal yang menentukan penggunaan sarana telepon, seperti telepon khusus kebakaran, security dan lain-lain6.4 PEMILIHAN PERALATANSistem PABX akan dipilih dengan ketentuan sebagai berikut:

a. PABX dirancang / diprogram secara software untuk keperluan Managementb. PABX dilengkapi dengan berbagai fungsi feature yang fleksibelc. PABX dapat diperluas sampai pada kapasitas maksimumd. PABX dilengkapi dengan system Call Detail Recording, di mana system ini dapat mengeluarkan data-data mengenai tempat telepon yang digunakan, nomor telepon yang dihubungi, waktu dan lamanya telepon digunakane. Memenuhi standard / peraturan-peraturan yang ditentukan oleh PerumtelKapasitas PABX diperkirakan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:

a. Ruang-ruang Manager dipersiapkan minimal 1 outlet teleponb. Untuk ruang-ruang kerja yang mempunyai kefungsian bersama dipersiapkan beberapa outlet telepon sesuai dengan kebutuhan dan jumlah karyawanc. Untuk ruang-ruang serbaguna, ruang rapat, disiapkan minimal 2 (dua) outlet atau lebihd. Pada daerah lobby dipersiapkan beberapa outlet untuk keperluan fasilitas public telepone. Ruang-ruang penting seperti Front Office, Sales, Ruang Marketing, Ruang Engineering, Accounting dan lain-lain dipersiapkan beberapa outlet sesuai kebutuhanPengadaan extension PABX di tiap lantai Management lebih diutamakan untuk keperluan service / maintenance oleh Pengelola Gedung6.5 INSTALASI KABEL TELEPONSistem pengkabelan saluran telepon dapat digunakan dengan 2 (dua) jenis kabel, yaitu:

1. Kabel Standard (Serat tembaga)

2. Fibre OpticDalam perencanaan system pengkabelan akan dilakukan beberapa alternatip kombinasi kedua jenis kabel tersebut di atas.

Saluran utama dari Perumtel menggunakan kabel fibre optic

Saluran riser menggunakan kabel fibre optic atau kabel serat tembaga (UTP atau Cat 6). Kabel fibre optic disiapkan langsung ke Business Centre Saluran telepon ke masing-masing outlet telepon menggunakan kabel standard (serat tembaga)7 SISTEM FIRE ALARM 7.1 KONSEP PERENCANAANPada tahap perancangan diadakan studi yang mendetail dan teliti, karena pada gedung bertingkat banyak menampung penghuni dan barang-barang berharga.

Karena kebutuhan tersebut di atas, maka direncanakan memasang peralatan system deteksi dan alarm kebakaran (Sistem Fire Alarm).

Fungsi system deteksi dan alarm kebakaran adalah system deteksi awal bila terjadi kebakaran, di mana pada waktu terjadi bahaya kebakaran akan memberikan indikasi secara audio maupun visual, dari mana asal kebakaran itu dimulai, sehingga dapat diambil tindakan pencegahan lebih lanjut sedini mungkin.

Masing-masing Bangunan dilengkapi Master Control Fire Alarm dan Sistem dilengkapi Interkoneksi.7.2 PEMILIHAN SISTEMSistem Fire Alarm terdiri dari beberapa system antara lain:

Sistem Semi Addressable.

Sistem Full Addressable.

Sistem Full Addressable adalah suatu system yang mempunyai teknologi canggih, di mana setiap detector yang dipasang dapat memberikan signal / address ke master control, sehingga dapat segera diketahui tempat di mana kejadian kebakaranSedangkan Sistem Semi Addressable adalah gabungan antara Conventional dan Full Addressable. Pada system Semi Addressable tidak diperlukan banyak kabel / hanya satu kaber riser.Setiap zone dari system yang memberikan signal ke Master Control, setiap zone terdiri dari beberapa detector.

Berdasarkan sistem-sistem tersebut di atas, maka direkomendasikan system fire alarm adalah Semi Addressable.Dalam merancang system perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Fungsi ruang Luas lantai dan jumlah lantai Pemilihan peralatan Penentuan zoning yang tepat untuk area yang dideteksi Dihubungkan dengan system hydrant Dihubungkan dengan system Pressurized Fan Dihubungkan dengan system BAS Dihubungkan dengan system lift Catu daya dari sumber energy:

Listrik PLN

Pembangkit sendiri (Diesel Generating Set)

Baterai, berikut pengisi baterai (Charger) atau UPS System control.

Peralatan-peralatan yang tepat, sehinga memudahkan untuk didengar, dideteksi dan dilihat.

Dilengkapi fasilitas telepon darurat, pengumuman darurat dan instruksi evakuasi.

7.3 PERALATAN SISTEM FIRE ALARMPeralatan utama yang termasuk dalam system Fire Alarm adalah:

Master Control Fire Alarm (MCFA)

Fire Detector (Heat Detector, Smoke Detector, Rate of Rise Detector dan Gas Detector)

Alarm Bell

Manual Call Point (Manual Station)

Signal Lamp7.3.1 Main Control Fire Alarma. Master Control Fire Alarm dipasang di ruang control di mana tempat tersebut cukup strategis sehingga mudah dicapai oleh petugas Dinas Kebakaran.

b. Kapasitas zone pada Main Fire Alarm Control Panel sesuai gambar rencanac. Fasilitas Main Fire Alarm Panel:1. Switch untuk mereset alarm2. Switch untuk Local alarm untuk satu floor3. Switch untuk mengadakan komunikasi dengan lantai di mana terjadinya kebakaran melalui fire Fighting Telephone4. Switch untuk monitor dan testing dari system fire alarm secara keseluruhan baik mengenai operasi dari system maupun instalasinyad. Power supply untuk main fire alarm panel1. Power supply untuk main fire alarm panel beroperasi pada tegangan 220 volt A.C. 1 phase, 50 Hz, dan dilengkapi dengan rectifier yang mengubah tegangan menjadi D.C. yang diperlukan oleh system Fire Alarm2. Untuk kelancaran operasi dari Main Fire Alarm Control Panel Power Supply dilengkapi dengan battery NiCad secara otomatis sehingga battery selalu dalam keadaan penuh.Data-data battery NiCad:

Tegangan

: 24 VDC

Waktu backup: 4 jam (untuk keadaan semua bell berbunyi)

3. Power supply unit, rectifier unit, battery maupun charger unit ditempatkan pada satu cabinet dan merupakan satu kesatuan dengan Main Control Fire Alarm Panel7.3.2 Fire Detectora. Pemilihan DetectorPemilihan jenis detector harus disesuaikan dengan fungsi ruangan. Perencanaan ini mengacu pada standard / peraturan yang berlaku di Indonesia.

b. Type dari Fire Detector1. Rate Of Rise Heat DetectorType yang dipakai adalah air expansion, inverted bimetal, self restoring, rate of rise and fixed temperature dengan kenaikan suhu 15F permanent maximum temperature 136F atau sederajat.Luas area yang diproteksi adalah 46 m.

2. Fixed Temperature Heat DetectorType yang dipakai adalah inverted bimetal, ordinary sensibility, nominal working temperature 136F atau sederajat.

Luas area yang diproteksi adalah 46 m.

3. Smoke DetectorType yang dipakai adalah Optic Type.

Alarm terjadi pada kepadatan asap satu setengah persen, hambatan asap selama 6 detik per foot (kaki) atau temperature 135F atau sederajat.

Luas area yang diproteksi adalah 90 m.

Pemasangan / pemilihan jenis detector dapat dilihat table berikut ini:

Tabel Pemilihan Jenis Detector sesuai fungsi ruangan.DETECTOR

FIXED

TEMP.ROR

KOMBINASI

FIXED

TEMP.ASAPNYALA APIGAS

- Dapur - R. Perjamuan R. Peralatan Control- Gudang Material yang mudah terbakar- Ruang transformator / Diesel

- Garasi mobil- R. Receptionis- R. control Instalasi peralatan vital- Ruang yang berisi bahan yang mudah menimbulkan gas yang mudah terbakar

- Restaurant- R. tamu

- Kamar tidur- R. Mesin

- R. Generator dan transformator- R. Lift

- Laboratorium Kimia- R. Pompa

- Studio TV- R. AC

- Tangga

- Koridor

- Lobby

- Aula

- Shaft

- Perpustakaan

- R. Key Telephone

- Gudang

7.3.3 Manual Call PointType yang dipakai adalah Break Glass di mana untuk menekan tombol kaca harus dipecah.

7.3.4 Alarm Panel7.3.5 Signal Lamp (Indicator Lamp)Floor type7.3.6 Fire Fighting TelephoneType yang dipakai adalah sesuai dengan standard untuk Fire Emergency Telephone lengkap dengan Telephone Jack dan 1 zone di tiap lantai, sesuai dengan banyaknya alarm box.

7.4 CARA KERJA SISTEM FIRE ALARMSecara garis besar, system fire alarm bekerja sebagai berikut:a. Pada waktu Fire Detector, atau manual call point beroperasi maka alarm bell akan berbunyi pada lokasi:

1. Zone di mana fire detector, atau manual call point itu berada dan terangkai2. Main fire alarm panel di mana selain bell berbunyi juga ditunjukkan secara visual dari zone mana alarm itu berasalb. Setelah zoning di mana detector, atau station itu berada dapat dimonitor oleh petugas jaga, yang selalu stand by di ruang control, selanjutnya dapat meng-cancel bunyi alarm beberapa saat. Selanjutnya petugas inspeksi akan memeriksa ke area tersebut untuk memastikan apakah betul terjadi kebakaran atau fault alarm.Antara petugas jaga dengan petugas inspeksi dapat melakukan komunikasi secara langsung melalui system FIRE FIGHTING TELEPHONE, sehingga memungkinkan penanggulangan bahaya-bahaya kebakaran dengan cepat.

Apabila system, fire alarm bekerja karena terjadinya fault alarm, maka petugas jaga akan tetap meng-cancel / reset bunyi alarm sampai penyebab terjadinya fault alarm dapat diatasi. Apabila betul terjadi kebakaran dapat dilakukan hal sebagai berikut:

1. Petugas jaga akan mengaktifkan kembali bunyi alarm dan berusaha untuk memadamkan sumber kebakaran dengan fire extinguisher atau fire hose cabinet hydrant yang terdapat di setiap lantai. Jika sumber api dapat diatasi maka alarm dapat direset dan fire alarm dapat bekerja seperti keadaan normal kembali.

Pada saat ini dapat dilakukan hal-hal yang bersangkutan dengan evakuasi melalui ceiling speaker system public address yang terpasang di lobby lift dan tiap lantai.

2. Tetapi apabila sumber kebakaran tidak dapat dipadamkan dan menjalar ke lantai berikutnya, maka general alarm dapat diaktifkan secara manual & cara-cara evakuasi dapat disampaikan lewat system public address.

Pada point b.1 system fire alarm secara otomatis akan menghidupkan fan kebakaran (pressurize fan),

Pada saat ini petugas jaga lainnya dapat menghubungkan dinas kebakaran dan kepolisian setempat.

Selain itu secara manual petugas jaga dapat mematikan beban-beban listrik yang tidak berkaitan untuk penanggulangan bahaya kebakaran.

Hal ini dapat dilakukan bertahap yaitu mulai dari lantai yang terjadi kebakaran dan seterusnya sesuai dengan zoning yang dapat dimonitor dari system Fire Alarm.

7.5 ZONING SISTEM FIRE ALARMUntuk memudahkan pengecekan asal dari pada alarm, masing-masing Lantai dibagi menjadi beberapa zone.

7.6 LOKASI MANUAL CALL POINT, BELL, SIGNAL LAMP DAN JACK TELEPHONE FIREPenempatan ke empat peralatan di atas disatukan di dalam fire hose cabinet (FHC) sedangkan pada tempat lain di mana tidak terdapat FHC diletakkan pada tempat-tempat yang strategis yang terjangkau dan terlihat semua orang.

Untuk area lobby Office banyaknya unit bell diperhitungkan dengan luas lobby itu sendiri sehingga setiap penghuni walau dalam keadaan seburuk apapun dapat mendengar atau melihat adanya tanda kebakaran.

8 CCTV SYSTEM

Guna meningkatkan pengamanan terhadap penghuni atau barang-barang berharga dalam gedung ini, maka direncanakan system pengaman Close Circuit TV System.

8.1 UMUMCCTV system adalah suatu system yang memonitor serta mendeteksi adanya bahaya ataupun menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, serta dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang cepat dan tepat untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

Untuk kejadian-kejadian yang khusus, peristiwa yang tidak diinginkan dapat direkam dan dapat disimpan dalam cassette recorder dan dapat diprint out sebagai data otentik bagi pengusutan serta tindakan pengamanan selanjutnya.

8.2 FUNGSI CCTVSistem CCTV berfungsi untuk membantu pengawasan dengan cara mengamati kegiatan operasi dalam gedung, baik pengunjung maupun karyawan melalui video camera ataupun ruangan serta lorong / koridor-koridor dan area parkir yang perlu diamati dengan CCTV.

Bangunan Hotel, Convention Hall dan Parkir direncanakan dengan 3 (tiga) set peralatan utama dan dapat diinterkoneksi.

8.3 PENEMPATAN PERALATAN MONITOR & CAMERASeluruh peralatan camera dipasang pada tempat-tempat yang perlu dideteksi terhadap kemungkinan bahaya gangguan keamanan.

Sedangkan peralatan monitor ditempatkan di dalam ruang satpam / security yang dijaga 24 jam sehari.

9 SISTEM TATA UDARA (AC) DAN MEKANIKAL VENTILASI

Pengkondisian udara ini sepenuhnya dimaksudkan untuk kenyamanan penghuni.

Pengkondisian udara ini dibagi atas 2 macam, yaitu:

a. Pengkondisian temperature dan kelembaban udara dalam ruangan yang dikondisikan, misalnya:

- Ruang kerja (Offic)

- Main Lobby- Lobby & Corridor- Kantor Management (R. Pengelola) - Dan lain-lainb. Pertukaran udara (ventilasi) baik secara alami maupun mekanis (dengan ventilating fan) untuk ruang tertentu seperti misalnya:

- Ruang elektrikal (Genset, Trafo, Panel)

- Ruang mesin (pompa)

- Toilet, WC, Pantry.

9.1 DASAR PERENCANAAN

Untuk kenyamanan penghuninya ruang AC akan direncanakan pada kondisi:- Temperatur

: 22C - 25C

- Kelembaban relative: 55 65 % RH

Untuk ruangan non AC, bila tidak menerima beban panas besar seperti toilet direncanakan dengan pertukaran udara 10 kali/jam, sedangkan pada ruangan yang menerima beban panas besar, seperti ruang genset, trafo dan panel akan dihitung berdasarkan pertukaran udara yang didasarkan oleh beban panas yan masuk dalam ruang tersebut.

9.2 PEMILIHAN SISTEM.

Sistem tata udara terdiri dari:

- Sistem Air Cooled Split

- Sistem VRV

9.3 SISTEM VENTILASI MEKANIK.

Sistem Ventilasi Mekanik diperlukan untuk daerah-daerah yang tidak dikondisikan (tidak menggunakan system Tata Udara), seperti misalnya Toilet, Power house, ruang ME, Gudang, termasuk parker mobil pada Lantai Basement dan umumnya untuk memenuhi kebutuhan Fresh Air / Intake dan exhaust.

Pada daerah-daerah (Zone) tertentu, udara segar (Fresh Air) dibutuhkan untuk pergantian udara dalam ruangan, yang diasumsi mengalami 4 s/d 20 pergantian udara per jam.

Di samping itu, untuk daerah (Zone) tangga kebakaran yang berfungsi untuk evakuasi penghuni / pemakai gedung apabila terjadi kebakaran diperlukan catu udara dengan Supply Air yang memadai.Selisih tekanan antara di dalam dan di luar tangga dipertahankan minimum 0.1 WG (25 Pa) dan untuk mempertahankan delta tekanan tersebut dibutuhkan Pressurized Fan.

9.3.1 Mekanikal Ventilasi pada Bangunan Perkantoran.a. Ventilasi Corridor / Lobby b. Ventilasi Kamar Mandi / Toiletc. Ventilasi Ruang Serviced. Ventilasi Ruang MEe. Ventilasi BasementPengaturan on atau off masing-masing system ventilasi akan diatur jam operasionalnya sehingga dapat menghemat penggunaan daya listrik.

Ventilasi Corridor / LobbyVentilasi Corridor / lobby didasarkan atas banyaknya jumlah orang yang membutuhkan udara Oksigen. Kapasitas yang direncanakan 15 cfm / orang. Ventilasi Kamar Mandi / ToiletBerdasar atas asumsi pertukarang udara yang direncanakan 10 : 12 kali/jam, ventilasi dilakukan dengan bantuan fan yang di-exhaust keluar bangunan.

Ventilasi Ruang ServiceBerdasar atas asumsi pertukaran udara yang direncanakan 15 : 20 kali/jam. Ventilasi Ruang M & EVentilasi pada ruang M & E dilakukan untuk membatasi temperature ruang sesuai dengan persyaratan, sehingga temperature di ruang M & E dapat ditolerir maximum 35C.

Akumulasi panas pada ruang M & E dapat dilakukan dengan pertukaran udara sesuai kebutuhan dengan bantuan exhaust fan / supply fan, misalnya:

- Ruang panel - Ruang Pompa Sistem Ventilasi Area ParkirSebagai acuan untuk ventilasi area parkir direncanakan dengan pertukaran udara minimum 6 kali/jam dan untuk menanggulangi gas buang dari kendaraan di saat jam sibuk (Pick load) digunakan booster fan untuk membantu sirkulasi udara yang ada di basement10 SISTEM PLAMBING / PEMIPAAN

Perencanaan system ini direncanakan untuk menghasilkan penyediaan air bersih dan pembuangan air limbahnya.Sistem Plambing meliputi:

- Instalasi penyediaan air bersih

- Instalasi pembuangan / pengolahan air limbah- Instalasi air hujan10.1 DASAR PERENCANAAN

10.1.1 Kriteria PerencanaanMenyediakan kebutuhan air bersih dan air panas ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, lengkap dengan jaringan distribusinya, dan jaringan pipa air buangan / kotor dari drainasi lantai, bak cuci, urinal, water closet, dsb menuju ke sistim pengolahan air kotor (sewage treatment plant) tanpa mencemarkan bagian penting lainnyaAir bersih diambil dari sumber utama PDAM, perkiraan kebutuhan air bersih:

- Apartemen

: 200 liter/orang/hari

- Kantor

: 100 liter/orang/hari

- Restoran

: 30 liter/pengunjung/hari

- Retail / Mini Market: 40 liter/orang/hari

- Sekolah

: 40 liter/orang/hari

- Kantin

: 30 liter/orang/hari

a. Standard Sistem Air Bersih Minimum tekanan air yang dibutuhkan alat plambing:- WC Flush Valve

: 1 bar

- WC Flush Tank

: 0,7 bar

- Urinal Flush Valve

: 0,4 bar

- Faucet / kran air

: 0,3 bar

- Lavatory

: 0,3 bar

- Shower

: 0,7 bar

Beban kebutuhan alat plambing dalam fixture unit:Hunian Umum:

- WC Flush Valve

: buah

- WC Flush Tank

: buah

- Urinal Flush Valve

: buah

- Lavatory (bak cuci tangan)

: buah

- Kelompok KM dengan WC Flush Valve

: buah

- Kelompok KM dengan WC Flush Tank

: buah

b. Lingkup Pekerjaan Sistem Plambing.Lingkup pekerjaan system plambing adalah:

1. Sistem penyediaan air bersih2. Sistem penyaluran air buangan3. Sistem penyaluran air hujan4. Sistem pengolahan air limbah10.1.2 Ketentuan dan Standarisasi Pedoman Plambing Indonesia, 1979 National Plambing Code Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3 tahun 1975 Sistem Plambing 2000 Badan Standarisasi Nasional (ICS 91.140.60)

Ketentuan-ketentuan yang berlaku di Daerah Khusus Ibukota Jakarta

10.1.3 Sumber Air BersihSumber utama air bersih akan menggunakan air dari PDAM, sedangkan air dari Deepwell sebagai sumber air cadangana. Estimasi kebutuhan air bersih harianb. Sistem Distribusi Air BersihSistem yang digunakan dalam distribusi air bersih adalah system gravitasi dengan menggunakan roof tank yang diletakkan di atas bangunan.

Dengan menggunakan pompa transfer, air bersih dari ground water reservoir/ PDAM dialrkan / dipompa ke tangki atap (roof tank), kemudian dengan menggunakan pipa air bersih didistribusikan ke setiap jaringan pipa air bersih di setiap lantai.

Untuk mendapatkan tekanan air yang cukup pada tiap fixture unit digunakan pompa penguat (booster pump).

Pada setiap cabang ke masing-masing unit dipasang glove valve (manual) sebagai regulating valve.Material pemipaan system air bersih menggunakan GIP (Galvanized Iron Pipe) Medium Class ASTM A53 dan PPR.

10.1.4 Air LimbahPembuangan air limbah dari alat Plumbing (sanitari) yaitu air bekas dari Office, Parkir dan fasilitas umum akan disalurkan ke Biotek.Untuk air kotor akan disalurkan ke instalasi biotek melalui proses pengolah limbah.

Kapasitas biotek yang dibuthkan adalah sebesar: m310.1.5 Instalasi Air Hujan.Air hujan dari halaman gedung disalurkan ke sumur resapan dan ke saluran luar gedung yang kemudian dialirkan ke saluran kota menggunakan saluran terbuka dan tertutup dengan kemiringan antara 0.3 0.5%.

Air hujan dari atap gedung dialirkan melalui pipa tegak air hujan menuju bak penampungan air hujan dengan kapasitas untuk selama 2 jam, kelebihan air hujan akan disalurkan ke saluran kota.

11 SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

Instalasi pemadam kebakaran direncanakan untuk mengatasi / membatasi kebakaran dalam gedung.

11.1 LINGKUP PEKERJAAN.

- Pemadam api ringan.

11.2 KRITERIA PERENCANAAN.

Pemadam api ringanUntuk mencegah bahaya kebakaran yang sifatnya ringan / dini dilengkapi dengan pemadam api ringan (portable fire extinguisher) sebelum peralatan pendeteksi bekerja otomatis.

Beberapa penempatan pemadam api ringan jenis CO2 antara lain:

- Ruang Panel

: Pemadam Api Ringan CO2, 7 Kg.

- Ruang Genset

: Pemadam Api Ringan CO2, 50 Kg.

- Ruang Mekanikal Engineering: Pemadam Api Ringan CO2, 3 Kg.- Ruangan dan publik area : Pemadam Api Ringan CO2, 3 Kg.- Ruang Kitchen

: Pemadam Api Ringan CO2, 7 Kg.

Page 29