perencanaan jaringan pipa lateral air kotor …eprints.uns.ac.id/10634/1/216921511201112411.pdf ·...

Download PERENCANAAN JARINGAN PIPA LATERAL AIR KOTOR …eprints.uns.ac.id/10634/1/216921511201112411.pdf · Rencana anggaran biaya untuk suatu pemasangan sambungan rumah air limbah pada sebuah

If you can't read please download the document

Upload: buitruc

Post on 06-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    i

    PERENCANAAN JARINGAN PIPA LATERAL AIR KOTOR DI

    SURAKARTA

    (STUDI KASUS DI JALAN KAPTEN ADI SUMARMO DAN

    JALAN LETJEND. SUTOYO)

    TUGAS AKHIR

    Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

    pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

    Surakarta

    Dikerjakan oleh :

    MARYANTO

    NIM : I 8708071

    PROGRAM DIPLOMA III INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

    JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

    LEMBAR PERSETUJUAN

    PERENCANAAN JARINGAN PIPA LATERAL AIR KOTOR

    DI SURAKARTA (STUDI KASUS DI JALAN KAPTEN ADI SUMARMO

    DAN JALAN LETJEND. SUTOYO)

    TUGAS AKHIR

    Dikerjakan Oleh:

    MARYANTO

    NIM : I 8708071

    Telah disetujui untuk dipertahankan Tim Penguji Pendadaran

    Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Diperiksa dan disetujui ;

    Dosen Pembimbing

    Ir. KOOSDARYANI, M.T.

    NIP. 195411271986012001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

    LEMBAR PENGESAHAN

    PERENCANAAN JARINGAN PIPA LATERAL AIR KOTOR DI

    SURAKARTA (STUDI KASUS DI JALAN KAPTEN ADI

    SUMARMO DAN JALAN LETJEND. SUTOYO)

    TUGAS AKHIR

    Dikerjakan Oleh:

    MARYANTO

    NIM : I 8708071

    Dipertahankan didepan tim penguji:

    1. Ir. KOOSDARYANI, MT :.............................................................. NIP. 195411271986012001

    2. Ir. ADI YUSUF MUTTAQIEN, MT :.............................................................. NIP. 195811271988031001

    3. Ir. BUDI UTOMO, MT :.............................................................. NIP. 196006291987021002

    Mengetahui,

    a.n. Dekan

    Pembantu Dekan I

    Fakultas Teknik UNS

    KUSNO ADI SAMBOWO, ST, M.Sc, PhD.

    NIP. 19691026 199503 1 002

    Mengetahui, Disahkan,

    Ketua Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik UNS

    Ir. BAMBANG SANTOSA, MT

    NIP. 19590823 198601 1 001

    Ketua Program D-III Teknik

    Jurusan Teknik Sipil FT UNS

    ACHMAD BASUKI, ST. MT

    NIP. 1971091199702 1 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

    MOTTO

    Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka

    apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakan urusan

    selanjutnya dengan sungguh-sungguh, dan hanya

    kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

    (Q>S Alam Nasroh :6,7,8,)

    Sedikit pengetahuan yang digunakan untuk berkarya

    sungguh lebih berharga daripada banyak pengetahuan yang

    disimpan saja (Kahlil Gibran)

    Manusia yang paling disukai Allah adalah manusia yang paling

    bermanfaat bagi manusia lain (HR. Muslim)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    PERSEMBAHAN

    Tugas akhir ini penyusun persembahkan untuk:

    Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas segala doa, kasih sayang

    dan pengorbanan selama ini.

    Semua anak Infras 08 terima kasih atas dukungan dan semangatnya.

    Seseorang yang selama ini selalu memberikan semangat dalam hidup

    ini.

    Kepada anak - anak kos Gaple, terima kasih atas semua bantuan yang

    kalian berikan selama ini kepada saya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    ABSTRAK

    MARYANTO, 2011, PERENCANAAN JARINGAN PIPA LATERAL AIR

    KOTOR DI SURAKARTA (STUDI KASUS DI JALAN KAPTEN ADI

    SUMARMO DAN JALAN LETJEND. SUTOYO)

    Limbah cair merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan

    manusia. Masyarakat umumnya membuang limbah cair ke sungai karena metode

    pembuangan yang mudah dan umum digunakan. Pembuangan air limbah tersebut

    secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada menurunnya kualitas

    lingkungan khususnya kualitas air sungai. Cara mengatasinya dengan adanya

    jaringan perpipaan dan proses pengolahan air limbah yang optimal dengan cara

    perencanaan dan perhitungan yang cermat sesuai dengan ketentuan teknis mengenai

    pengaliran air limbah dalam pipa supaya tidak terjadi endapan dan sumbatan.

    Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data yang diperlukan

    antara lain jenis pipa pada saluran dan diameternya, dan jaringan layanan pipa.

    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemiringan saluran yang diijinkan, kapasitas

    saluran lateral serta rencana anggaran biaya untuk sambungan rumah.

    Dari hasil analisis didapat bahwa kemiringan minimum pipa berdasar kecepatan

    tertentu hasil analisis yaitu pipa lateral diameter 150 mm, 0,000039-0,0032.

    Kapasitas salurannya untuk sistem adi sumarmo adalah 542 orang dan kapasitas

    saluran sistem sutoyo adalah 237 orang. Rencana anggaran biaya untuk suatu

    pemasangan sambungan rumah air limbah pada sebuah rumah dengan luas 58 m2,

    dengan 1 kamar mandi berukuran 2,625 m2 minimal dibutuhkan biaya Rp

    2.075.100,20.

    Kata kunci : jaringan perpipaan, kemiringan minimum pipa

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    ABSTRACT

    MARYANTO, 2011, "PLANNING NETWORK LATERAL PIPE WASTE

    WATER IN SURAKARTA (CASE STUDY ON ROAD KAPTEN ADI

    SUMARMO AND ROAD LETJEND. SUTOYO)

    Liquid waste is waste that arise because of human life. Communities are generally

    dispose of liquid waste into the river because of the easy disposal method and

    commonly used. Disposal of waste water is directly or indirectly impact on the

    environment, especially the declining quality of river water quality. How to cope

    with the piping network and the wastewater treatment process is optimized by means

    of careful planning and calculation in accordance with the technical provisions

    concerning the drainage of waste water in the pipe so that no deposits and blockages.

    This research uses descriptive quantitative method. Necessary data among other

    types of channels and pipes in diameter, and pipe network services. The purpose of

    this study was to determine the slope of the channel is allowed, the capacity of the

    lateral line and the planned budged for house connections.

    From the analysis found that the minimum slope of pipe based on a specific speed

    the analysis of the lateral pipe diameter of 150 mm, 0.000039 to 0.0032. Channel

    capacity for the system Adisumarmo is 542 people and Sutoyo system channel

    capacity is 237 people. Plan a budget for the installation of waste water house

    connections in a house with an area of 58 m2, with 1 bathroom measuring 2,625 m

    2

    will cost a minimum of Rp. 2.075.100,20.

    Keywords: piping network, the minimum slope of pipe

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    Tugas Akhir ini.

    Tugas Akhir ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli

    Madya pada program D3 Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih kepada

    pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan

    Tugas Akhir ini, yaitu kepada :

    1. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

    Surakarta.

    2. Pimpinan Program Diploma III Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

    Sebelas Maret Surakarta.

    3. Ir. Koosdaryani, M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir

    4. PDAM Surakarta dalam proses pengambilan data.

    5. Dan semua pihak yang telah membantu terselesainya Tugas Akhir dan

    Laporan Tugas Akhir ini.

    Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat

    kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun

    senantiasa penyusun harapkan dari semua pihak.

    Akhirnya besar harapan Penyusun, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat

    bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

    Surakarta, Juli 2011

    Penyusun

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL.... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ........... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ......... iii

    HALAMAN MOTTO....................... iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... v

    ABSTRAK..................... vi

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

    DAFTAR ISI .................... viii

    DAFTAR TABEL......... xi

    DAFTAR GAMBAR........ xiii

    DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiv

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang ......... 1

    1.2. Rumusan Masalah..................... 2

    1.3. Batasan Masalah .............. 2

    1.4. Tujuan Penelitian...................... 3

    1.5. Manfaat Penulisan................ 3

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    2.1. Tinjauan Pustaka.. ............................................................................ 4

    2.1.1. Pengertian Air Kotor................................................................ 4

    2.1.2. Pengertian Limbah Cair............................................................ 4

    2.1.3. Karakteristik Limbah Cair Rumah Tangga atau Domestik...... 5

    2.1.4. Pengolahan Air Limbah............................................................ 8

    2.1.5. Pengaliran Air Limbah.............................................................. 9

    2.1.6. Bahan Pipa Saluran Limbah Cair.............................................. 12

    2.2. Dasar Teori ........................... 13

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    2.2.1. Pengaliran Air Limbah.............................................................. 13

    2.2.2. Pengaliran Dalam Pipa.............................................................. 16

    2.2.3. Debit Air Limbah Rumah Tangga............................................. 19

    2.2.4. Sistem Saluran............................................... 20

    2.2.5. Gambar-gambar Saluran Perpipaan............................... 21

    BAB 3 METODE PENELITIAN

    3.1. Metode yang Digunakan .............................................. 25

    3.2. Lokasi dan Obyek Penelitian........................................ 25

    3.3. Langkah-Langkah Penelitian............................................................. 25

    3.4. Permohonan Ijin................................................................................ 25

    3.5. Pengumpulan Data............................................................................ 26

    3.6. Mengolah Data.................................................................................. 26

    3.7. Penyusunan Laporan......................................................................... 27

    BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    4.1. Pengumpulan Data..................................................... 29

    4.2. Analisis.............................................. 29

    4.2.1. Limbah disalurkan dengan Saluran Tertutup........................... 29

    4.2.2. Jenis dan Peralatan Perpipaan yang diperlukan sampai di IPAL 30

    4.2.3. Kemiringan Minimum Saluran.................................................. 31

    4.2.4. Kapasitas Saluran...................................................................... 33

    4.2.5. Kecepatan di Saluran Berdasrkan Tinggi Air........................... 37

    4.3. Rencana Anggaran Biaya.................................................................... 45

    4.3.1. Pemasangan Sambungan Air Limbah....................................... 45

    4.3.2. Spesifikasi Teknis (Analisa Pemborongan 2011 Kota Surakarta) 45

    4.3.3. Analisis Harga Satuan Pekerjaan (HSP)................................... 46

    4.3.4. Rencana Anggaran Biaya.......................................................... 47

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan................................ 48

    5.2. Saran.................................................................................................. 49

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    PENUTUP......................................................................................................... xv

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... xvi

    LAMPIRAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Karakteristik Air Limbah Toilet......................................................... 5

    Tabel 2.2. Karakteristik Air Limbah Non Toilet..... 6

    Tabel 2.3. Karakteristik Air Limbah secara Fisik, Kimia dan Biologi......... 7

    Tabel 2.4. Kecepatan Berdasar Partikel yang Dibawa.................................. 11

    Tabel 2.5. Kecepatan Aliran yang Diijinkan pada Dinding dan Dasar Saluran.. 11

    Tabel 2.6. Koefisien Manning (n) untuk Aliran Melalui Pipa...................... 14

    Tabel 2.7. Kondisi Pipa dan Nilai C............................................................ 18

    Tabel 2.8. Perkiraa Air Buangan Rumah Tangga......................................... 19

    Tabel 4.1. Jenis Bahan dan Diameter Pipa Saluran............................................. 29

    Tabel 4.2. Kemiringan Minimum Saluran untuk Memperoleh Kecepatan

    yang Diinginkan pada Saluran Pipa PVC.......................................... 31

    Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Analisis Kemiringan Minimum............................ 32

    Tabel 4.4. Rekapitulasi Perbandingan Hasil Analisis Kemiringan Minimum

    dengan Data di Lapangan................................................................... 33

    Tabel 4.5. Kapasitas Saluran Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo...................... 34

    Tabel 4.6. Kapasitas Saluran Jalur Lateral Sistem Sutoyo................................. 35

    Tabel 4.7. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran,

    Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,000039.................... 38

    Tabel 4.8. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran,

    Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,000088.................... 38

    Tabel 4.9. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran,

    Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,00016...................... 39

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiii

    Tabel 4.10. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran,

    Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,00035...................... 40

    Tabel 4.11. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran,

    Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,00079...................... 40

    Tabel 4.12. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran,

    Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,0014........................ 41

    Tabel 4.13. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran,

    Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,0022........................ 42

    Tabel 4.14. Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran,

    Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,0032........................ 42

    Tabel 4.15. Rekapitulasi Kecepatan Maksimum yang Diijinkan pada Sistem

    Saluran Lateral................................................................................... 43

    Tabel 4.16. Rekapitulasi Debit Maksimum yang Diijinkan pada Sistem

    Saluran Lateral................................................................................... 44

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Penampang Pipa............................................................................. 15

    Gambar 2.2. Perhitungan Rumus........................................................................ 16

    Gambar 2.3. Pemasangan Sambungan Rumah (SR).......................................... 21

    Gambar 2.4. Pemasangan Saluran Lateral.......................................................... 21

    Gambar 2.5. Pemasangan Saluran Sekunder...................................................... 22

    Gambar 2.6. Pemasangan Saluran Interceptor/Induk......................................... 22

    Gambar 2.7. Bak Kontrol/Sekah......................................................................... 23

    Gambar 2.8. Clean Out....................................................................................... 23

    Gambar 2.9. Manhole.......................................................................................... 24

    Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian.......................................................... 28

    Gambar 4.1. Grafik Hubungan Panjang Saluran dengan Kapasitas Pengguna

    Saluran pada Saluran Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo.............. 35

    Gambar 4.2. Grafik Hubungan Panjang Saluran dengan Kapasitas Pengguna

    Saluran pada Saluran Jalur Lateral Sistem Sutoyo......................... 36

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran A

    Pengajuan Tugas Akhir..................................................................... A-1

    Permohonan Pembimbing Tugas Akhir............................................. A-2

    Permohonan Ijin Rekomendasi Survey untuk Data Tugas Akhir...... A-3

    Lampiran B

    Denah Pemasangan Sambungan Air Limbah...................................... B-1

    Lampiran C

    Peta Surakarta Bagian Utara (Jalan Kapten Adi Sumarmo)................. C-1

    Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo Potongan 1................................... C-2

    Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo Potongan 2................................... C-3

    Peta Surakarta Bagian Utara (Jalan Letjend. Sutoyo).......................... C-4

    Jalur Lateral Sistem Sutoyo................................................................. C-5

    Lampiran D

    Lembar Komunikasi dan Pemantauan Tugas Akhir............................ D-1

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Limbah cair merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan

    manusia. Kedudukan manusia sebagai makhluk yang dominan dalam menentukan

    terjadinya perubahan di berbagai aspek kehidupan dan lingkungan, dituntut untuk

    memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan manusia

    secara bersama ataupun perseorangan, muncul berbagai kegiatan yang langsung

    maupun tidak langsung memerlukan adanya air. Penggunaan air untuk berbagai

    kegiatan akan menghasilkan limbah cair karena tidak semua air yang digunakan

    menjadi bagian dari barang atau bahan yang diproduksi.

    Limbah cair yang tidak ditangani secara semestinya mengakibatkan masalah

    lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pencemaran badan air atau sungai terjadi

    dimana-mana yang menimbulkan kematian ikan yang hidup di dalamnya, atau yang

    menyebabkan air tidak dapat dikonsumsi secara layak oleh manusia. Masyarakat

    membuang limbah cair ke badan air karena metode pembuangan yang mudah dan

    umum digunakan. Padahal sungai sebagai sumber daya air merupakan badan air yang

    banyak digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan, seperti keperluan industri,

    rumah tangga, dan pertanian. Pembuangan air limbah tersebut secara langsung

    maupun tidak langsung berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan khususnya

    kualitas air sungai. Dengan menurunnya kualitas air sungai tersebut maka akan

    mengurangi sumber air bagi masyarakat.

    Penyebab lain menurunnya kualitas air bersih adalah septictank yang dimiliki

    masyarakat tidak berfungsi dengan baik. Apabila air septictank tersebut dibiarkan

    meresap ke dalam tanah tanpa adanya penyaringan yang sempurna maka akan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    mencemari air tanah dangkal. Padahal sekarang ini sebagian besar masyarakat masih

    mengandalkan sumur dangkal sebagai sumber air bersih. Oleh karena itu perlu

    adanya penataan dan perbaikan. Perbaikan sistem sistem sanitasi tersebut meliputi

    penyediaan sarana pembuangan air kotor melalui perpipaan dan berakhir pada

    instalasi pengolahan air limbah cair. Sekaligus mengurangi beban pencemar pada

    badan air penerima, serta perbaikan sistem saluran pembuangan yang telah ada agar

    berfunsi dengan semestinya.

    Jaringan perpipaan dan proses pengolahan air limbah dapat optimalkan dengan cara

    perencanaan dan perhitungan yang cermat sesuai dengan ketentuan teknis mengenai

    pengaliran air limbah dalam pipa supaya tidak terjadi endapan dan sumbatan.

    Pemilihan teknik pengolahan juga sangat diperlukan, agar sasaran yang hendak

    dicapai yaitu mengurangi bahan pencemar terwujud. Teknik pengolahan limbah

    adalah upaya mengolah air limbah yang melibatkan pengetahuan tentang sifat-sifat

    fisik, kimia, dan biologi. Selain itu perlindungan mutu air penerima limbah dilakukan

    antara lain dengan menentukan persyaratan aliran air buangan, disesuaikan dengan

    baku mutu kualitas air baku yang diijinkan.

    1.2. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

    1. Berapakah kemiringan saluran yang diijinkan?

    2. Berapakah kapasitas saluran lateral?

    3. Berapakah rencana anggaran biaya untuk sambungan rumah?

    1.3. Batasan Masalah

    Agar pembahasan masalah tidak terlalu melebar maka pembahasan yang dibahas

    dibatasi pada saluran air limbah yang dianalisis adalah saluran yang masuk pada

    daerah pelayanan Instalasi Pengolahan Air Limbah Mojosongo (Jl. Kapten Adi

    Sumarmo dan Jl. Letjend. Sutoyo).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    1.4. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

    1. Mengetahui kemiringan saluran yang diijinkan.

    2. Mengetahui kapasitas saluran lateral.

    3. Mengetahui rencana anggaran biaya sambungan rumah.

    1.5. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini adalah :

    1. Memberikan tambahan pengetahuan atau informasi mengenai kemiringan saluran

    yang diijinkan.

    2. Memberikan tambahan pengetahuan atau informasi mengenai kapasitas saluran

    lateral.

    3. Memberikan tambahan pengetahuan atau informasi mengenai rencana anggaran

    biaya sambungan rumah.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Tinjauan Pustaka

    2.1.1 Pengertian Air Kotor

    Air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air, akan tetapi didasarkan pada

    keadaan normalnya. Apabila terjadi penyimpangan dari keadaan normal maka hal itu

    berarti air tersebut telah mengalami pencemaran (Wisnu Arya Wardana. 1995).

    Semua air adalah biasanya tidak bersih sempurna, selalu mengandung senyawa

    pencemar. Bahkan tetes air hujan selalu tercemar debu dan karbondioksida waktu

    jatuh ke bumi. Kebanyakan air sungai mengandung sisa limbah dari perumahan,

    industri, pertanian. Apakah air itu kelihatan jernih atau keruh, semua air yang akan

    digunakan sebagai air minum untuk manusia harus dimurnikan melalui sistem

    penyaringan (F.G. Winarno. 1986).

    Air kotor atau sering juga disebut air limbah atau air buangan adalah semua cairan

    yang dibuang, yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan,

    maupun yang mengandung sisa-sisa proses produksi

    (http://kayun.blog.uns.ac.id/).

    2.1.2. Pengertian Limbah Cair

    Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair,

    pada umumnya limbah cair yang dihasilkan oleh voluters baik limbah rumah tangga

    maupun industri adalah dalam bentuk air yang dibuang ke sungai (PP 82 tahun

    2001).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    Limbah cair ini pada dasarnya berasal dari buangan yang dihasilkan dari suatu proses

    produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada

    suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki

    nilai ekonomis. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah cair

    dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,

    sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah cair tersebut

    (http://id.wikipedia.org/wiki/limbah).

    Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah air bekas yang tidak dapat

    dipergunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia

    (tinja) atau dari aktivitas dapur, kamar mandi dan air cucian dimana kuantitasnya

    antara 50-70% dari rata-rata pemakaian air bersih (120-140 liter/orang/hari). Sumber

    limbah cair rumah tangga atau domestik berasal dari aktivitas rumah tangga, kantor,

    hotel, restoran, rumah sakit. Yang umumnya sumber limbah cair rumah tangga atau

    domestik ini berasal dari kamar mandi, tempat cuci, dapur dan toilet/kakus.

    Pengolahan limbah cair rumah tangga atau domestik sangat berkaitan dengan

    karakteristik air limbah. Air limbah rumah tangga jika dilihat dari sumbernya ada

    dua macam, yaitu:

    1. Air limbah rumah tangga yang bersumber dari toilet

    2. Air limbah rumah tangga non toilet (http://www.bangfad.com/sastra/system-

    sanitasi.html).

    2.1.3 Karakteristik Limbah Cair Rumah Tangga atau Domestik

    a. Air limbah rumah tangga yang bersumber dari toilet.

    Karakterikstik air limbah rumah tangga dari toilet seperti terlihat pada Tabel 2.1 di

    bawah ini :

    Tabel 2.1. Karakteristik Air Limbah Toilet

    No Parameter Satuan Konsentrasi

    dilanjutkan

    http://id.wikipedia.org/wiki/limbahhttp://www.bangfad.com/sastra/system-sanitasi.htmlhttp://www.bangfad.com/sastra/system-sanitasi.html

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    lanjutan

    1 pH 6,5 7,0

    2 Temperatur C 37

    3 Amonium Mg/L 25

    4 Nitrat Mg/L 0

    5 Nitrit Mg/L 0

    6 Sulfat Mg/L 20

    7 Phospat Mg/L 30

    8 CO2 Mg/L 0

    9 HCO3 Mg/L 120

    10 BOD5 Mg/L 220

    11 COD Mg/L 610

    12 Khlorida Mg/L 45

    13 Total Coli MPN 3 X 105

    Sumber: Laboratorium Balai Lingkungan Permukiman, 1994

    b. Air limbah rumah tangga non toilet.

    Karakteristik air limbah rumah tangga non toilet seperti pada Tabel 2.2 di bawah ini :

    Tabel 2.2. Karakteristik Air Limbah Non Toilet

    No Parameter Satuan Konsentrasi

    1 pH 8,5

    2 Tempratur C 24

    3 Amonium Mg/L 10

    4 Nitrat Mg/L 0

    5 Nitrit Mg/L 0,005

    6 Sulfat Mg/L 150

    7 Phospat Mg/L 6,7

    8 CO2 Mg/L 44

    9 HCO3 Mg/L 107

    dilanjutkan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    lanjutan

    10 DO Mg/L 4,01

    11 BOD5 Mg/L 189

    12 COD Mg/L 317

    13 Khlorida Mg/L 47

    14 Zat Organik Mg/L KMnO4 554

    15 Detergen Mg/L MBAS 2,7

    16 Minyak Mg/L

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    Karakteristik fisik, kimia dan biologi terdapat hubungan yang saling bergantung dan

    saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh, temperatur air limbah

    berhubungan langsung dengan keaktifan mikroorganisme, sehingga air limbah dapat

    membusuk dan bau, contoh lainnya adalah adanya hubungan tak langsung antara

    mikroorganisma dengan karakteristik kimia. Untuk mengukur sampai berapa jauh

    tingkat pengotor air, maka dapat digunakan beberapa parameter antara lain : BOD

    (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), SS (Suspended

    Solid), bakteri koli, dan golongan amoniak. Parameter-parameter ini dipakai pula

    untuk mengukur kemampuan pengolahan air limbah. Berdasarkan kekuatannya, air

    limbah digolongkan dalam 3 jenis yaitu : kuat, sedang dan lemah. Jenis kekuatan

    tersebut biasanya dinyatakan dengan tingkat BOD, yaitu:

    1. Kuat, bila nilai BOD > 300 mg/L.

    2. Sedang, bila nilai BOD 100 -300 mg/L

    3. Lemah, bila nilai BOD < 100 mg/L (http://www.kimpraswil.go.id/limbah).

    2.1.4 Pengolahan Air Limbah

    Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian

    lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

    industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat

    setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan

    teknologi masyarakat yang bersangkutan.

    Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah

    dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang

    telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:

    1. pengolahan secara fisika

    2. pengolahan secara kimia

    3. pengolahan secara biologi

    Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat

    diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi

    http://www.kimpraswil.go.id/limbah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    (http://www.airminumisiulang.com/filedownload/teknologi_pengolahan_limbah_cair

    .pdf).

    Sesuai dengan standar operasional prosedur PDAM Kota Surakarta, prinsip

    pengolahan air limbah adalah menghilangkan atau mengurangi kontaminan yang

    terdapat dalam air limbah, sehingga hasil olahan tidak mengganggu lingkungan.

    Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel

    campur, membunuh bakteri pathogen, serta mengurangi komponen beracun agar

    konsentrasi yang ada menjadi rendah. Tujuan dari pengolahan air limbah tergantung

    dari tipe air limbah yang dihasilkan. Untuk limbah domestik, tujuan utamanya adalah

    untuk mereduksi kandungan senyawa berbahaya yang terkandung dalam air limbah.

    Badan perairan yang kualitasnya telah menurun perlu diupayakan peningkatan

    kualitas airnya agar kondisi badan perairan tersebut dapat dimanfaatkan sesuai

    peruntukkannya. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas air yang tercemar

    adalah secara biologis, ini adalah cara alternatif pengolahan limbah, karena

    disamping efektif, tidak menimbulkan efek samping, juga lebih ekonomis. Cara ini

    telah diterapkan di IPAL Mojosongo, yang melayani Surakarta bagian utara.

    Penanganan limbah dengan mikroorganisme dengan memanfaatkan mikroorganisme

    pada lingkungan tercemar atau dalam suatu alat pengolahan limbah. Lingkungan

    secara alami mengandung beraneka ragam mikroorganisme. Mikroorganisme

    diperlukan dalam penanganan air limbah sebagai pengurai dan mendegradasi bahan

    organik yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana sehingga dapat

    didegradasi menjadi CO2 dan H2O. Dalam proses degradasi tersebut terdapat

    kondisi lingkungan yang harus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan

    mikroorganisme

    (http://kayun.blog.uns.ac.id/).

    2.1.5 Pengaliran Air Limbah

    Limbah cair disalurkan dari berbagai sumber ke fasilitas pengolahan melalui sistem

    saluran tertutup, dimana sistem saluran ini dikelompokkan menurut asal air dan cara

    http://www.airminumisiulang.com/filedownload/teknologi_pengolahan_limbah_cair.pdfhttp://www.airminumisiulang.com/filedownload/teknologi_pengolahan_limbah_cair.pdf

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    pengaliran. Pembagian sistem saluran menurut pengelompokkannya dijelaskan

    sebagai berikut:

    1. Menurut asal air

    Berdasarkan asal air, sistem saluran ini dibagi dalam tiga segmen, yaitu:

    a. Sistem terpisah (separate system)

    Sistem ini sesuai diterapkan pada daerah yang mempunyai fluktuasi debit air hujan

    pada musim hujan yang besar sekali, jika dibandingkan dengan debit maksimum air

    limbah yang relatif sangat kecil.

    b. Sistem tercampur (combined system)

    Dalam sistem tercampur, limbah cair dan air hujan serta komponen limbah cair

    lainnya disalurkan dalam satu saluran.

    c. Sistem kombinasi (pseudo separate system)

    Dalam sistem ini, limbah cair dan air hujan disatukan penyalurannya pada musim

    kemarau, tetapi pada musim hujan penyalurannya terpisah.

    2. Menurut sistem pengaliran

    Pembagian sistem ini didasarkan pada letak dan topografi daerah yang dilayani.

    Berdasarkan sistem pengaliran, penyaluran limbah cair dibagi menjadi tiga, yaitu:

    a. Sistem pengaliran gravitasi

    Sistem ini dipakai bila badan air berada di bawah elevasi daerah penyerapan dan

    menggunakan potensial yang tinggi terhadap daerah pelayanan terjauh.

    b. Sistem pemompaan

    Sistem ini digunakan apabila elevasi badan air di atas elevasi daerah pelayanan.

    c. Sistem kombinasi

    Sistem ini digunakan apabila limbah cair dari daerah pelayanan dialirkan ke

    bangunan pengolahan menggunakan bantuan pompa dan reservoir.

    Penyaluran limbah cair dari perumahan diawali oleh sistem perpipaan limbah cair

    dari kamar mandi, wastafel, tempat cuci, WC, dan urinoir yang menyalurkan limbah

    cair menuju saluran induk.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    Kemiringan aliran harus cukup agar menjamin berlangsungnya pembersihan sendiri

    (self cleaning) pada saluran. Kecepatan alirannya bervariasi antara 0,6 m/detik

    sampai 0,75 m/detik pada aliran yang penuh. Di daerah tropis kecepatan yang

    dianjurkan 0,9 m/detik (Soeparman dan Suparmin, 2002).

    Menurut Sugiharto (1987), untuk menjaga agar tidak terjadi pengendapan, maka

    kecepatan aliran haruslah diatur berdasarkan pertimbangan dari partikel yang dibawa

    oleh aliran, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.4. berikut ini:

    Tabel 2.4. Kecepatan Berdasar Partikel yang Dibawa

    Partikel yang dibawa/diangkut Kecepatan ( m/detik )

    Lumpur 0,10

    Pasir halus 0,15

    Pasir kasar 0,20

    Kerikil halus 0,30

    Kerikil kasar 0,70

    Batu-batuan 1,20

    Sumber: Sugiharto, 1987

    Menurut Halim Hasmar (2002), tiap-tiap bahan saluran mempunyai kecepatan

    maksimum yang diijinkan melaluinya. Kecepatan maksimum yang diijinkan dapat

    dilihat pada Tabel 2.5. di bawah ini:

    Tabel 2.5. Kecepatan Aliran yang Diijinkan pada Dinding dan Dasar Saluran

    Jenis bahan Kecepatan ( m/detik )

    Pasir halus 0,45

    Lempung kepasiran 0,50

    Lanau aluvial 0,60

    Kerikil halus 0,75

    Lempung keras 0,75

    dilanjutkan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    lanjutan

    Lempung padat 1,10

    Kerikil kasar 1,20

    Batu-batu besar 1,50

    Beton bertulang 1,50

    Sumber: Halim Hasmar, 2002

    2.1.6 Jenis Bahan Pipa Saluran Limbah Cair

    Jenis pipa saluran limbah cair yang dipergunakan tidak hanya satu macam, hal ini

    ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

    a. kondisi lapangan (drainase, topografi, jenis tanah, dan kemiringan),

    b. karakteristik aliran,

    c. ketahanan material terhadap kondisi setempat,

    d. ketahanan terhadap gerusan,

    e. ketahanan asam, basa, dan korosi,

    f. kemudahan dalam penanganan dan instalasinya,

    g. ketersediaan dalam berbagai ukuran yang dibutuhkan,

    h. kehematan (Halim Hasmar, 2002).

    Menurut Okun dan Ponghis (1975) dalam Soeparman dan Suparmin (2002), bahan

    yang umumnya dipakai untuk saluran limbah cair adalah:

    1. Pipa asbes semen (asbestos cement pipe)

    Pipa asbes semen tahan terhadap korosi akibat asam, tahan terhadap kondisi limbah

    yang sangat septik dan pada tanah yang alkalis.

    2. Pipa beton (concrete pipe)

    Pipa jenis ini sering digunakan untuk saluran limbah cair ukuran kecil dan sedang

    (diameter 600 mm). Penanganannya mudah tetapi umumnya tidak tahan terhadap

    asam.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    3. Pipa besi cor (cast iron pipe)

    Keuntungan pipa ini adalah umur penggunaan yang cukup lama, kuat menahan

    beban, dan karakteristikaliran yang baik. Hanya saja secara ekonomis tidak

    menguntungkan karena mahal, sulit untuk penggunaan secara khusus (misalnya

    untuk saluran yang melewati rawa).

    4. Pipa tanah liat (vetrified clay pipe)

    Keuntungan pipa jenis ini adalah tahan korosi akibat produksi H2S limbah cair.

    Sedangkan kelemahannya pipa ini mudah pecah dan umumnya dicetak dalam ukuran

    pendek.

    5. PVC ( polyvinyl chloride)

    Pipa ini banyak digunakan karena mempunyai banyak keuntungan antara lain:

    mudah dalam penyambungan, ringan, tahan korosi, tahan asam, fleksibel, dan

    karakteristik aliran sangat baik.

    2.2. Dasar Teori

    2.2.1. Pengaliran Air Limbah

    Analisis pengaliran didasarkan pada rumus aliran saluran terbuka dimana penampang

    saluran berbentuk lingkaran (pipa bulat).

    a. Debit melalui saluran dengan penampang lingkaran

    Debit saluran merupakan perkalian dari kecepatan aliran dan luas penampang yang

    dialiri (Bambang Triatmodjo, 1995). Sehingga debit saluran dapat dirumuskan

    sebagai berikut:

    ...........................................................................................................(2.1)

    ............................................................................................(2.2)

    dengan,

    Q = debit yang mengalir di saluran (m3/dt)

    v = kecepatan aliran (m/dt)

    A = luas penampang saluran yang dialiri (m2)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    R = jari-jari hidrolis (m)

    I = kemiringan dasar saluran

    n = koefisien kekasaran dinding saluran ( koefisien Manning )

    Koefisien Manning ( n ) untuk aliran melalui pipa dapat dilihat pada Tabel 2.6. di

    bawah ini:

    Tabel 2.6. Koefisien Manning (n) untuk Aliran Melalui Pipa

    Tipe Pipa Koefisien Manning ( n )

    Minimal Maksimal

    Kaca, kuningan atau tembaga 0,009 0,013

    Permukaan seng halus 0,010 0,013

    Kayu 0,010 0,013

    Besi tuang 0,011 0,015

    Beton precast 0,011 0,015

    Permukaan mortar semen 0,011 0,015

    Pipa tanah dibakar 0,011 0,017

    Besi 0,012 0,017

    Batu dengan mortar semen 0,012 0,017

    Baja dikeling 0,017 0,020

    Permukaan batu dengan semen 0,020 0,024

    Sumber: Bambang Triatmodjo, 1995

    b. Jari-jari hidrolis saluran dengan penampang lingkaran

    Jari-jari hidrolis merupakan perbandingan antara luas penampang yang dialiri air

    dengan keliling basah saluran ( Bambang Triatmodjo, 1995 ), yang dapat ditulis

    dengan rumus sebagai berikut:

    ..................................................................................................................(2.3)

    dengan,

    R = jari-jari hidrolis (m)

    A = luas penampang yang dialiri air (m2)

    P = keliling basah saluran (m)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    Pada penampang saluran yang berbentuk lingkaran, luas penampang yang dialiri dan

    keliling basahnya dapat dihitung dengan rumus ( Hadi Y, 1986 ) sebagai berikut:

    Gambar 2.1. Penampang pipa

    1. Keliling basah

    P = keliling basah

    = ACB

    .............................................................................................(2.4)

    2. Luas penampang saluran

    A = luas penampang yang dialiri

    = luas OACB luas AOBD

    ..........................................................................(2.5)

    Sedangkan dapat dicari dari:

    .

    O

    D

    A B

    C

    d

    D = diameter pipa

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    Sehingga, = arccos ..............................................................................(2.6)

    dengan,

    r = jari-jari pipa saluran (m)

    D = diameter pipa saluran (m)

    = sudut aliran (rad)

    d = tinggi air di saluran (m)

    2.2.2. Pengaliran dalam pipa

    Aliran air mengikuti hukum kontinuitas persamaan 1, yaitu debit aliran Q sebanding

    dengan luas penampang A dikalikan kecepatan aliran v. Kecepatan aliran 0.6-3

    m/detik. Dengan debit kedalaman penuh-kedalaman penuh.Pada aliran tertutup

    kecepatan aliran secara gravitasi mengikuti formula HAZEN WILLIAM seperti

    persamaan (2.1), (2.7), dan (2.8) berikut:

    Q = A.v..............................................................................................................(2.1)

    v = 0,849.C.S 54,0 .(0,25.D) 632,0 .........................................................................(2.7)

    v = 0,013131.C.S 54,0 .D 632,0 ..............................................................................(2.8)

    Gambar 2.2. Perhitungan Rumus

    h

    B L

    A

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    S = L

    h................................................................................................................(2.9)

    dengan,

    Q = debit (m 3 /dt)

    A = luas penampang pipa (m 2 )

    v = kecepatan aliran (m/dt)

    D = diameter pipa (mm)

    S = kemiringan pipa

    c = konstanta angka kekasaran dinding bagian dalam pipa (120)

    Untuk menghitung kapasitas saluran dalam kondisi pipa penuh dan tanpa aliran

    dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    V = A x L

    = ..........................................................................................................(2.10)

    dengan,

    V = volume (liter)

    A = luas penampang pipa (m2)

    L = panjang pipa (m)

    Headloss sering disingkat hl (untuk singkatan headloss) atau hf (headfriction,

    kehilangan tekanan yang disebabkan friksi atau gesekan).

    1. Kehilangan head pada instalasi pipa termasuk energi atau head diperlukan untuk:

    a. menanggulangi gesekan (tahanan) pada pipa.

    b. perlengkapan lainnya (saringan, klep kaki, sambungan, siku, socket, dll).

    2.Gesekan terjadi baik pada pipa isap dan pipa hantar yang besarnya tergantung :

    a. kecepatan aliran

    b. ukuran pipa

    c. kondisi pipa bagian dalam

    d. bahan pembuat pipa

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    Kehilangan energi gesekan pipa umumnya dihitung dengan rumus dari Hazen-

    William:

    hf = {(10.684 Q 1.85) / C 1.85 D 4.87} x L ..................................................(2.11)

    dengan:

    v = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/detik);

    C = koefisien gesekan pipa (Lihat Tabel 2.7.);

    R = jari-jari hidrolik (m); R = D/4 untuk penampang pipa lingkaran;

    L = panjang pipa (m);

    D = diameter dalam pipa (m);

    S = gradien hidrolik = hf/L;

    hf = kehilangan energi (m);

    Q = debit aliran (m3/detik).

    Nilai C pada rumus Hazen-William, tergantung pada derajat kehalusan pipa bagian

    dalam, jenis bahan pembuat pipa dan umur pipa. Berikut Tabel 2.7. merupakan Tabel

    Kondisi pipa dan nilai C,

    Tabel 2.7. Kondisi Pipa dan Nilai C

    Jenis pipa koefisien kehalusan C

    Pipa besi cor, baru 130

    Pipa besi cor, tua 100

    Pipa baja, baru 120 130

    Pipa baja, tua 80 100

    Pipa dengan lapisan semen 130 140

    Pipa dengan lapisan asphalt 130 140

    Pipa PVC 140 150

    Pipa besi galvanis 110 120

    Pipa beton (baru, bersih) 120 130

    dilanjutkan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    lanjutan

    Pipa beton (lama) 105 110

    Alumunium 135 140

    Pipa bambu (betung, wulung, tali) 70 90

    Sumber: Hazen William formula

    Perkiraan air buangan rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 2.8. di bawah ini:

    Tabel 2.8. Perkiraan Air Buangan Rumah Tangga

    No Sumber Kapasitas

    1 Rumah tangga 80% ( 150 liter/orang/hari)

    2 Sekolah, kantor 8 liter/orang/hari

    3 Rumah sakit 200 liter/bed/hari

    4 Masjid 1.6 m3/hari

    5 Pasar 10 m3/ha/hari

    6 Hotel 70 liter/bed/hari

    7 Perusahaan 8 liter/orang/hari

    Sumber: Pengadaan Air Bersih PNPM Mandiri Pedesaan 2008

    2.2.3. Debit air limbah rumah tangga

    Debit air limbah rumah tangga berdasarkan dari perkiraan rata-rata buangan rumah

    tangga tiap individu dapat dihitung menggunakan rumus seperti berikut:

    Qi = 0,8 x qi......................................................................................................(2.12)

    Keterangan :

    Qi = debit air limbah tiap individu. (liter/orang/hari)

    qi = besar pemakaian air bersih (liter/orang/hari)

    Sedangkan debit air limbah rumah tangga yang masuk pipa interceptor dapat

    dihitung dengan menggunakan rumus :

    Qt = Qi x JP......................................................................................................(2.13)

    dengan,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    Qt = debit total yang melewati pipa interceptor (liter/hari).

    JP = jumlah penduduk (jiwa).

    2.2.4. Sistem Saluran

    Pada umumnya sistem saluran air limbah terdiri dari:

    1. Sambungan Rumah (SR)

    Sambungan rumah (SR) adalah saluran yang umumya terletak di dalam rumah dan

    langsung menerima air buangan dari wc, kamar mandi, bak cucian dan dapur. Pipa

    yang digunakan adalah pipa PVC dengan diameter 50-100 mm, kemudian akan

    menyalurkan air buangan tersebut ke saluran lateral.

    2. Saluran Lateral

    Saluran lateral adalah saluran yang menerima aliran dari sambungan rumah (SR)

    untuk dialirkan ke saluran sekunder, terletak di sepanjang jalan sekitar daerah

    pelayanan. Diameternya 150 mm dan materialnya adalah PVC.

    3. Saluran Sekunder

    Saluran sekunder adalah saluran yang menerima air buangan dari saluran lateral dan

    akan menyalurkannya ke saluran interceptor/induk. Diameternya bervariasi antara

    300 sampai 500 mm dengan material beton.

    4. Saluran Interceptor/Induk

    Saluran interceptor/induk adalah saluran utama yang menerima aliran air buangan/air

    limbah dari saluran sekunder dan meneruskannya ke lokasi Instalasi Pengolahan Air

    Limbah (IPAL). Diameternya bervariasi antar 600 sampai 1300 mm dengan material

    beton.

    5. Bak Kontrol/Sekah

    Bak kontrol/sekah adalah lubang pembersih pada sambungan rumah (SR) yang

    berfungsi untuk keperluan pembersihan dan pemeliharaan pipa air kotor.

    6. Clean Out

    Clean out adalah lubang pembersih pada saluran lateral yang digunakan untuk

    membersihkan pipa. Jarak antar clean out biasanya sekitar 50 m.

    7. Manhole

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    Manhole adalah lubang berdiameter 60 cm dengan tutup dari besi tulang yang

    berfungsi untuk keperluan pembersihan dan pemeliharaan sistem saluran tertutup.

    Jarak antar manhole biasanya sekitar 50 sampai 100 m.

    2.2.5. Gambar-gambar Saluran Perpipaan

    1. Sambungan Rumah (SR)

    Gambar 2.3 Pemasangan Sambungan Rumah (SR)

    2. Saluran Lateral

    Gambar 2.4 Pemasangan Saluran Lateral

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    3. Saluran Sekunder

    Gambar 2.5 Pemasangan Saluran Sekunder

    4. Saluran Interceptor/Induk

    Gambar 2.6 Pemasangan Saluran Interceptor/Induk

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    5. Bak Kontrol/Sekah

    Gambar 2.7 Bak Kontrol/Sekah

    6. Clean Out

    Gambar 2.8 Clean Out

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    7. Manhole

    Gambar 2.9 Manhole

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Metode yang Digunakan

    Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data yang diperlukan

    antara lain data panjang pipa dan diameternya, dan jaringan layanan pipa.

    3.2. Lokasi dan Obyek Penelitian

    Lokasi penelitian adalah pada instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo

    yang mempunyai cakupan daerah pelayanan di sebelah Utara Kota Surakarta dan

    saluran air limbah (jaringan pipa) pada Jl. Kapten Adi Sumarmo dan Jl. Letjend.

    Sutoyo (Peta jaringan lihat di lampiran). Dalam pengelolaannya IPAL Mojosongo

    berada di bawah pengawasan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta.

    3.3. Langkah-langkah Penelitian

    Penelitian ini dilakukan secara bertahap, langkah-langkah penelitian ini adalah:

    a. Permohonan ijin.

    b. Mencari data atau informasi.

    c. Pengolahan data.

    d. Penyusunan laporan.

    3.4. Permohonan Ijin

    Permohonan ijin ditujukan Kepada kantor PDAM Kota Surakarta Kepala bagian

    limbah cair supaya mendapatkan surat jalan untuk mencari data yang diperlukan di

    lokasi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    3.5. Pengumpulan Data

    1. Tahap persiapan

    Tahap ini dimaksudkan untuk mempermudah jalannya penelitian, seperti

    pengumpulan data, analisis dan penyusunan laporan.

    Tahap persiapan meliputi:

    a. Studi Pustaka

    Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan arahan dan wawasan sehingga

    mempermudah dalam pengumpulan data, analisis data maupun dalam penyusunan

    hasil penelitian.

    b. Observasi Lapangan

    Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui dimana lokasi atau tempat

    dilakukannya pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian.

    2. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data yang dimiliki oleh kantor

    PDAM Kota Surakarta yang mengelola permasalahan yang berhubungan dengan

    limbah di kota Surakarta.

    3.6. Mengolah Data

    Setelah mendapatkan data yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah pengolahan

    data tersebut. Pada tahap pengolahan atau menganalisis data dilakukan dengan

    menghitung data yang ada dengan rumus yang sesuai.

    Hasil dari suatu pengolahan data digunakan kembali sebagai data untuk menganalisis

    yang lainnya dan berlanjut seterusnya sampai mendapatkan hasil akhir tentang

    tinjauan perencanaan pipa lateral air limbah di Surakarta. Adapun urutan dalam

    analisis data dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 3.1 dibawah.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    3.7. Penyusunan Laporan

    Seluruh data atau informasi primer maupun sekunder yang telah terkumpul kemudian

    diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir yang dapat

    memberikan solusi mengenai limbah yang dikeluarkan setelah pengolahan dan

    dilakukan perhitungan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

    Mulai

    Pengumpulan Data :

    1. Peta jaringan pipa lateral air limbah pada Jl. Kapten Adi Sumarmo

    dan Jl. Letjend. Sutoyo

    2. Data panjang pipa lateral

    3. Study Pustaka

    4.

    5.

    Penghitungan kemiringan yang diijinkan pada saluran lateral

    Rencana Anggaran Biaya (RAB)

    Hasil dan pembahasan

    Selesai

    Penghitungan kapasitas saluran lateral

    Kesimpulan dan saran

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    4.1. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data tinjauan perencanaan pipa lateral air limbah di Jl. Kapten Adi

    Sumarmo dan Jl. Letjend. Sutoyo, yang meliputi:

    1. Jenis pipa pada saluran dan diameternya (Tabel 4.1).

    2. Jaringan layanan pipa (lampiran).

    Tabel 4.1 Jenis Bahan dan Diameter Pipa Saluran

    No. Sistem saluran Diameter (mm) Material

    1. Sambungan Rumah (SR) 50-100 PVC

    2. Lateral 150 PVC

    3. Sekunder 300-500 Beton

    4. Interceptor/Induk 600-1300 Beton

    Sumber: PDAM Surakarta, 2001

    4.2. Analisis

    4.2.1. Limbah disalurkan dengan Saluran Tertutup

    Limbah yang berasal dari wc, kamar mandi, bak cucian dan dapur harus disalurkan

    dengan saluran tertutup. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

    1. Bau

    Limbah yang langsung dibuang ke sungai atau badan air lainnya tanpa

    memperhatikan sistem pembuangan limbah dapat menyebabkan munculnya masalah

    sosial di masyarakat yaitu bau. Bau limbah sangat mengganggu lingkungan, bau

    menyengat dari limbah tersebut dapat mengakibatkan keresahan pada masyarakat

    yang tinggal dekat dengan lokasi tersebut.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    2. Bentuk Limbah

    Limbah yang berasal dari wc tidak boleh disalurkan dengan saluran terbuka, karena

    secara estetika limbah ini akan sangat mengganggu lingkungan sekitar. Maka

    diperlukan sistem pembuangan limbah rumah tangga seperti pembuangan limbah

    yang berasal dari wc harus terkoordinasi dengan baik, sehingga limbah tersebut tidak

    dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah yang dapat mengakibatkan

    terjadinya penyebaran beberapa penyakit menular.

    3. Tidak adanya lahan untuk membuat septictank

    Keterbatasan lahan untuk membuat septictank mengakibatkan proses pembuangan

    air limbah atau penyaluran air limbah yang berasal dari rumah harus dialirkan

    melalui jaringan perpipaan menuju IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk

    diolah secara terpusat. Seharusnya, jika ada septictank proses pembuangan dan

    pengolahan air limbah dilakukan secara bersamaan. Baru pada saat septictank

    tersebut sudah penuh dengan lumpur tinja, maka harus disedot dan diangkut dengan

    truk tinja ke IPLT (Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja) untuk disempurnakan

    prosesnya agar tidak merusak atau mencemari lingkungan.

    4.2.2. Jenis dan Peralatan Perpipaan yang diperlukan sampai di IPAL

    Jenis dan peralatan perpipaan dari sambungan rumah air limbah sampai ke IPAL,

    antara lain:

    1. Kenie diameter 100 x 100 mm

    2. Tee diameter 100 x 100 mm

    3. Tee Y diameter 100 x 100 mm

    4. Pipa persil PVC diameter 100 mm

    5. Tee Y diameter 150 x 100 mm

    6. Bak kontrol/sekah

    7. Pipa lateral diameter 150 mm

    8. Clean Out

    9. Pipa sekunder diameter 300-500 mm

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    10. Manhole

    11. Pipa Interceptor/Induk diameter 600-1300 mm

    4.2.3. Kemiringan Minimum Saluran

    Analisis kemiringan minimum pada kondisi aliran penuh menggunakan rumus (2.2)

    dan (2.3). Contoh perhitungan sebagai berikut:

    Rumus:

    Data: v = 0,15 m/det (kecepatan rencana)

    n = 0,007 (koefisien Manning)

    D = 100 mm (diameter pipa sistem sambungan rumah)

    r = 50 mm = 0,05 m (jari-jari pipa)

    Hasil perhitungan: I = 0,00015 (kemiringan saluran)

    Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini:

    Tabel 4.2 Kemiringan Minimum Saluran untuk Memperoleh Kecepatan yang

    Diinginkan pada Saluran Pipa PVC

    Diameter Saluran (mm)

    Variasi kecepatan (v), m/detik (n=0.007)

    0,10 0,15 0,20 0,30 0,45 0,60 0,75 0,90

    100 6,7E-5 1,5E-4 2,7E-4 6,0E-4 1,4E-3 2,4E-3 3,8E-3 5,4E-3

    150 3,9E-5 8,8E-5 1,6E-4 3,5E-4 7,9E-4 1,4E-3 2,2E-3 3,2E-3

    Menurut sistem pengaliran, saluran limbah cair rumah tangga ini termasuk dalam

    sistem aliran gravitasi, oleh karena itu dalam pemasangan jaringan, pipa harus

    mempunyai kemiringan yang cukup agar terjadi pembersihan sendiri (self cleaning)

    tanpa adanya debit penggelontor. Kemiringan minimum pipa tergantung dari besar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    kecepatan yang diinginkan agar air pada saluran dapat membawa partikel/kotoran

    yang terdapat pada air. Dalam perencanaan kemiringan minimum ini perlu

    diperhatikan supaya tidak terjadi penyumbatan dalam jaringan karena kecepatan

    aliran yang diharapkan tidak terpenuhi.

    Rekapitulasi kemiringan minimum hasil analisis disajikan dalam Tabel 4.3 berikut

    ini:

    Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Analisis Kemiringan Minimum

    No. Sistem

    saluran

    Diameter

    (mm)

    Variasi kecepatan/ v

    (m/detik)

    Kemiringan

    minimum hasil

    analisis/ I

    1 Lateral 150 0,10 0,000039

    0,15 0,000088

    0,20 0,00016

    0,30 0,00035

    0,45 0,00079

    0,60 0,0014

    0,75 0,0022

    0,90 0,0032

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    Rekapitulasi perbandingan antara kemiringan minimum hasil analisis dan data di

    lapangan disajikan dalam Tabel 4.4 berikut ini:

    Tabel 4.4 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Analisis Kemiringan Minimum

    dengan Data di Lapangan

    No. Sistem

    saluran

    Diameter

    (mm)

    Kemiringan minimum hasil

    analisis

    Data

    lapangan

    Keterangan

    1 Lateral 150 0,000039;0,000088;0,00016;

    0,00035;0,00079;0,0014;

    0,0022;0,0032

    0,005

    Memenuhi

    syarat,

    kec.rencana

    sampai

    0,60

    m/detik

    4.2.4. Kapasitas saluran

    Kapasitas saluran ini dalam kondisi pipa penuh dan tanpa aliran. Contoh

    perhitungannya adalah sebagai berikut:

    Rumus (2.10) : V = A x L

    =

    Data: D = 150 mm = 0,15 m

    R = 0,075 m

    L = 280 m (jarak dr arah aliran 1-12 pada saluran jalur lateral sistem Adi

    Sumarmo)

    Hasil hitungan: V = 4,948 m3 = 4948 liter

    Kapasitas = 4948/100 =49,48 =49 orang

    Jumlah SR = 49/5 =10 SR

    Diasumsikan: a. tiap orang menghasilkan limbah cair 100 lt

    b. satu sambungan rumah SR terdiri dari 5 orang

    Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.5 dan 4.6 sebagai berikut:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    Tabel 4.5 Kapasitas Saluran Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo

    No. Arah aliran Diameter

    pipa (mm)

    Panjang

    saluran (m)

    Volume

    (liter)

    Kapasitas

    (orang)

    1 1 ke 12 150 280 4946 49

    2 12 ke 35 150 287 5069 51

    3 43 ke 57 150 272,75 4817 48

    4 57 ke 74 150 287 5069 51

    5 100 ke 102 150 37,5 662 7

    6 102 ke 104 150 81 1431 14

    7 35 ke 86 150 374,6 6616 66

    8 87 ke 92 150 91,3 1613 16

    9 92 ke 95 150 99 1749 17

    10 95 ke 96 150 55 971 10

    11 96 ke 100 150 30 530 5

    12 86 ke 90 150 211,5 3736 37

    13 90 ke 100 150 234,9 4149 41

    14 74 ke 86 150 241,5 4265 43

    15 80 ke 74 150 216,3 3820 38

    16 110 ke 81 150 210 3709 37

    17 108 ke 107 150 61 1077 11

    3070,35 54230 542

    Total panjang saluran terpasang untuk lateral Adi Sumarmo adalah 3.070,35 m yang

    mampu menampung air limbah sampai volume 54.230 liter. Volume tersebut dapat

    mencukupi apabila banyaknya orang yang menyalurkan limbah cairnya berjumlah

    542 orang atau setara dengan 108 SR (Sambungan Rumah).

    Berikut Gambar 4.1. merupakan Grafik Hubungan Panjang Saluran dan Kapasitas

    Pengguna Saluran pada Saluran Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    Gambar 4.1 Grafik Hubungan Panjang Saluran dengan Kapasitas Pengguna

    Saluran pada Saluran Jalur Lateral Sistem Adi Sumarmo

    Grafik di atas menunjukkan hubungan antara panjang saluran dengan kapasitas,

    dimana kapasitas pengguna saluran meningkat seiring dengan bertambahnya panjang

    pipa saluran yang digambarkan pada grafik berupa garis lurus.

    Tabel 4.6 Kapasitas Saluran Jalur Lateral Sistem Sutoyo

    No. Arah aliran Diameter

    pipa (mm)

    Panjang

    saluran (m)

    Volume

    (liter)

    Kapasitas

    (orang)

    1 20 ke 20 150 59,6 1053 11

    2 1 ke 1 150 69,5 1228 12

    3 3 ke 2 150 110 1943 19

    4 2 ke 4 150 60,5 1069 11

    5 4 ke 4 150 88,3 1560 16

    6 2 ke 2 150 82,8 1462 15

    7 6 ke 2b 150 212,9 3760 38

    8 7 ke 2a 150 233,6 4126 41

    dilanjutkan

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    0 10 20 30 40 50 60 70

    Pan

    jan

    g sa

    lura

    n (

    m)

    Kapasitas (orang)

    Grafik Hubungan Panjang Saluran dengan Kapasitas Pengguna Saluran

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    lanjutan

    9 8 ke 7 150 56,5 998 10

    10 7 ke 6 150 48 848 8

    11 2a ke 2b 150 61,3 1083 11

    12 11 ke 9 150 72,7 1284 13

    13 13 ke 12 150 44,7 790 8

    14 12 ke 15 150 33 583 6

    15 15 ke 14 150 39 689 7

    16 19 ke 19 150 71,9 1270 13

    1344,3 23744 237

    Total panjang saluran terpasang untuk lateral Sutoyo adalah 1.344,3 m yang mampu

    menampung air limbah sampai volume 23.744 liter. Volume tersebut dapat

    mencukupi apabila banyaknya orang yang menyalurkan limbah cairnya berjumlah

    237 orang atau setara dengan 47 SR (Sambungan Rumah).

    Berikut Gambar 4.2. merupakan Grafik Hubungan Panjang Saluran dan Kapasitas

    Pengguna Saluran pada Saluran Jalur Lateral Sistem Sutoyo.

    Gambar 4.2 Grafik Hubungan Panjang Saluran dengan Kapasitas Pengguna

    Saluran pada Saluran Jalur Lateral Sistem Sutoyo

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    0 10 20 30 40 50

    Pan

    jan

    g sa

    lura

    n (

    m)

    Kapasitas (orang)

    Grafik Hubungan Panjang Saluran dengan Kapasitas Pengguna Saluran

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    Grafik di atas menunjukkan hubungan antara panjang saluran dengan kapasitas,

    dimana kapasitas pengguna saluran meningkat seiring dengan bertambahnya panjang

    pipa saluran yang digambarkan pada grafik berupa garis lurus.

    4.2.5. Kecepatan di Saluran Berdasarkan Tinggi Air

    Analisis kecepatan berdasarkan tinggi air di saluran dihitung dengan menggunakan

    rumus (2.1) sampai (2.6). Contoh perhitungan sebagai berikut:

    Rumus:

    = arccos

    Data: n = 0,007

    D = 150 mm =0,15 m

    r = 0,075 m

    I = 0,000039

    d = 0,1 m

    Hasil perhitungan:

    = 0,5223 radian

    P = 0,0783 m

    A = 0,0005 m2

    R = 0,0065 m

    v = 0,030422 m/det

    Q = 0,000015 m3/det

    Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.7, 4.8, 4.9, 4.10, 4.11, 4.12, 4.13 dan 4.14

    sebagai berikut:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    Tabel 4.7 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran,

    Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,000039

    No tinggi air(m) cos (radian) sin 2 P (m) A (m2) R (m) v (m/det)

    Q (m3/det)

    1 0,01 0,8667 0,5223 0,8647 0,0783 0,0005 0,0065 0,030422 0,000015

    2 0,02 0,7333 0,7476 0,9971 0,1121 0,0014 0,0125 0,047332 0,000066

    3 0,03 0,6000 0,9273 0,9600 0,1391 0,0025 0,0181 0,060659 0,000153

    4 0,04 0,4667 1,0853 0,8255 0,1628 0,0038 0,0232 0,071746 0,000271

    5 0,05 0,3333 1,2310 0,6285 0,1846 0,0052 0,0279 0,081145 0,000418

    6 0,06 0,2000 1,3694 0,3919 0,2054 0,0066 0,0321 0,089146 0,000588

    7 0,07 0,0667 1,5041 0,1330 0,2256 0,0081 0,0358 0,095912 0,000776

    8 0,08 -0,0667 1,6375 -0,1330 0,2456 0,0096 0,0390 0,101536 0,000973

    9 0,09 -0,2000 1,7722 -0,3919 0,2658 0,0111 0,0416 0,106060 0,001174

    10 0,1 -0,3333 1,9106 -0,6285 0,2866 0,0125 0,0437 0,109483 0,001370

    11 0,11 -0,4667 2,0563 -0,8255 0,3084 0,0139 0,0450 0,111753 0,001552

    12 0,12 -0,6000 2,2143 -0,9600 0,3321 0,0152 0,0456 0,112752 0,001709

    13 0,13 -0,7333 2,3940 -0,9971 0,3591 0,0163 0,0453 0,112223 0,001826

    14 0,14 -0,8667 2,6193 -0,8647 0,3929 0,0172 0,0437 0,109520 0,001880

    15 0,15 -1,0000 3,1416 0,0000 0,4712 0,0177 0,0375 0,098863 0,001747

    Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah

    0,112752 m/detik dan debit maksimum 0,001880 m3/detik. Kecepatan dan debit

    maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.

    Tabel 4.8 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran,

    Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,000088

    No tinggi air(m) cos (radian) sin 2 P (m) A (m2) R (m) v (m/det)

    Q (m3/det)

    1 0,01 0,8667 0,5223 0,8647 0,0783 0,0005 0,0065 0,045698 0,000023

    2 0,02 0,7333 0,7476 0,9971 0,1121 0,0014 0,0125 0,071099 0,000100

    3 0,03 0,6000 0,9273 0,9600 0,1391 0,0025 0,0181 0,091118 0,000229

    4 0,04 0,4667 1,0853 0,8255 0,1628 0,0038 0,0232 0,107772 0,000408

    5 0,05 0,3333 1,2310 0,6285 0,1846 0,0052 0,0279 0,121891 0,000629

    6 0,06 0,2000 1,3694 0,3919 0,2054 0,0066 0,0321 0,133909 0,000884

    7 0,07 0,0667 1,5041 0,1330 0,2256 0,0081 0,0358 0,144073 0,001165

    dilanjutkan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    39

    lanjutan

    8 0,08 -0,0667 1,6375 -0,1330 0,2456 0,0096 0,0390 0,152521 0,001462

    9 0,09 -0,2000 1,7722 -0,3919 0,2658 0,0111 0,0416 0,159317 0,001764

    10 0,1 -0,3333 1,9106 -0,6285 0,2866 0,0125 0,0437 0,164458 0,002058

    11 0,11 -0,4667 2,0563 -0,8255 0,3084 0,0139 0,0450 0,167869 0,002331

    12 0,12 -0,6000 2,2143 -0,9600 0,3321 0,0152 0,0456 0,169369 0,002567

    13 0,13 -0,7333 2,3940 -0,9971 0,3591 0,0163 0,0453 0,168574 0,002743

    14 0,14 -0,8667 2,6193 -0,8647 0,3929 0,0172 0,0437 0,164513 0,002824

    15 015 -1,0000 3,1416 0,0000 0,4712 0,0177 0,0375 0,148506 0,002624

    Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah

    0,169369 m/detik dan debit maksimum 0,002824 m3/detik. Kecepatan dan debit

    maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.

    Tabel 4.9 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran,

    Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,00016

    No tinggi air(m) cos (radian) sin 2 P (m) A (m2) R (m)

    v (m/det)

    Q (m3/det)

    1 0,01 0,8667 0,5223 0,8647 0,0783 0,0005 0,0065 0,061619 0,000031

    2 0,02 0,7333 0,7476 0,9971 0,1121 0,0014 0,0125 0,095869 0,000134

    3 0,03 0,6000 0,9273 0,9600 0,1391 0,0025 0,0181 0,122864 0,000309

    4 0,04 0,4667 1,0853 0,8255 0,1628 0,0038 0,0232 0,145319 0,000550

    5 0,05 0,3333 1,2310 0,6285 0,1846 0,0052 0,0279 0,164357 0,000847

    6 0,06 0,2000 1,3694 0,3919 0,2054 0,0066 0,0321 0,180563 0,001192

    7 0,07 0,0667 1,5041 0,1330 0,2256 0,0081 0,0358 0,194268 0,001571

    8 0,08 -0,0667 1,6375 -0,1330 0,2456 0,0096 0,0390 0,205660 0,001971

    9 0,09 -0,2000 1,7722 -0,3919 0,2658 0,0111 0,0416 0,214823 0,002378

    10 0,1 -0,3333 1,9106 -0,6285 0,2866 0,0125 0,0437 0,221755 0,002775

    11 0,11 -0,4667 2,0563 -0,8255 0,3084 0,0139 0,0450 0,226354 0,003144

    12 0,12 -0,6000 2,2143 -0,9600 0,3321 0,0152 0,0456 0,228378 0,003461

    13 0,13 -0,7333 2,3940 -0,9971 0,3591 0,0163 0,0453 0,227305 0,003698

    14 0,14 -0,8667 2,6193 -0,8647 0,3929 0,0172 0,0437 0,221829 0,003808

    15 0,15 -1,0000 3,1416 0,0000 0,4712 0,0177 0,0375 0,200246 0,003539

    Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah

    0,228378 m/detik dan debit maksimum 0,003808 m3/detik. Kecepatan dan debit

    maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    40

    Tabel 4.10 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di Saluran,

    Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,00035

    No tinggi air(m) cos (radian) sin 2 P (m) A (m2) R (m)

    v (m/det)

    Q (m3/det)

    1 0,01 0,8667 0,5223 0,8647 0,0783 0,0005 0,0065 0,091136 0,000046

    2 0,02 0,7333 0,7476 0,9971 0,1121 0,0014 0,0125 0,141793 0,000199

    3 0,03 0,6000 0,9273 0,9600 0,1391 0,0025 0,0181 0,181718 0,000457

    4 0,04 0,4667 1,0853 0,8255 0,1628 0,0038 0,0232 0,214930 0,000813

    5 0,05 0,3333 1,2310 0,6285 0,1846 0,0052 0,0279 0,243087 0,001253

    6 0,06 0,2000 1,3694 0,3919 0,2054 0,0066 0,0321 0,267056 0,001763

    7 0,07 0,0667 1,5041 0,1330 0,2256 0,0081 0,0358 0,287326 0,002323

    8 0,08 -0,0667 1,6375 -0,1330 0,2456 0,0096 0,0390 0,304175 0,002916

    9 0,09 -0,2000 1,7722 -0,3919 0,2658 0,0111 0,0416 0,317727 0,003517

    10 0,1 -0,3333 1,9106 -0,6285 0,2866 0,0125 0,0437 0,327979 0,004105

    11 0,11 -0,4667 2,0563 -0,8255 0,3084 0,0139 0,0450 0,334782 0,004650

    12 0,12 -0,6000 2,2143 -0,9600 0,3321 0,0152 0,0456 0,337775 0,005119

    13 0,13 -0,7333 2,3940 -0,9971 0,3591 0,0163 0,0453 0,336189 0,005470

    14 0,14 -0,8667 2,6193 -0,8647 0,3929 0,0172 0,0437 0,328090 0,005632

    15 0,15 -1,0000 3,1416 0,0000 0,4712 0,0177 0,0375 0,296167 0,005234

    Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah

    0,337775 m/detik dan debit maksimum 0,005632 m3/detik. Kecepatan dan debit

    maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.

    Tabel 4.11 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di

    Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,00079

    No tinggi air(m) cos (radian) sin 2 P (m) A (m2) R (m)

    v (m/det)

    Q (m3/det)

    1 0,01 0,8667 0,5223 0,8647 0,0783 0,0005 0,0065 0,136920 0,000069

    2 0,02 0,7333 0,7476 0,9971 0,1121 0,0014 0,0125 0,213026 0,000298

    3 0,03 0,6000 0,9273 0,9600 0,1391 0,0025 0,0181 0,273010 0,000687

    4 0,04 0,4667 1,0853 0,8255 0,1628 0,0038 0,0232 0,322906 0,001222

    5 0,05 0,3333 1,2310 0,6285 0,1846 0,0052 0,0279 0,365210 0,001883

    6 0,06 0,2000 1,3694 0,3919 0,2054 0,0066 0,0321 0,401219 0,002648

    7 0,07 0,0667 1,5041 0,1330 0,2256 0,0081 0,0358 0,431673 0,003491

    8 0,08 -0,0667 1,6375 -0,1330 0,2456 0,0096 0,0390 0,456986 0,004380

    9 0,09 -0,2000 1,7722 -0,3919 0,2658 0,0111 0,0416 0,477347 0,005285

    10 0,1 -0,3333 1,9106 -0,6285 0,2866 0,0125 0,0437 0,492749 0,006167

    11 0,11 -0,4667 2,0563 -0,8255 0,3084 0,0139 0,0450 0,502969 0,006985

    dilanjutkan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    41

    lanjutan

    12 0,12 -0,6000 2,2143 -0,9600 0,3321 0,0152 0,0456 0,507466 0,007691

    13 0,13 -0,7333 2,3940 -0,9971 0,3591 0,0163 0,0453 0,505084 0,008218

    14 0,14 -0,8667 2,6193 -0,8647 0,3929 0,0172 0,0437 0,492916 0,008461

    15 0,15 -1,0000 3,1416 0,0000 0,4712 0,0177 0,0375 0,444955 0,007863

    Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah

    0,507466 m/detik dan debit maksimum 0,008461 m3/detik. Kecepatan dan debit

    maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.

    Tabel 4.12 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di

    Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,0014

    No tinggi air(m) cos (radian) sin 2 P (m) A (m2) R (m)

    v (m/det)

    Q (m3/det)

    1 0,01 0,8667 0,5223 0,8647 0,0783 0,0005 0,0065 0,182271 0,000092

    2 0,02 0,7333 0,7476 0,9971 0,1121 0,0014 0,0125 0,283585 0,000397

    3 0,03 0,6000 0,9273 0,9600 0,1391 0,0025 0,0181 0,363437 0,000914

    4 0,04 0,4667 1,0853 0,8255 0,1628 0,0038 0,0232 0,429860 0,001626

    5 0,05 0,3333 1,2310 0,6285 0,1846 0,0052 0,0279 0,486175 0,002507

    6 0,06 0,2000 1,3694 0,3919 0,2054 0,0066 0,0321 0,534112 0,003526

    7 0,07 0,0667 1,5041 0,1330 0,2256 0,0081 0,0358 0,574652 0,004647

    8 0,08 -0,0667 1,6375 -0,1330 0,2456 0,0096 0,0390 0,608349 0,005831

    9 0,09 -0,2000 1,7722 -0,3919 0,2658 0,0111 0,0416 0,635455 0,007035

    10 0,1 -0,3333 1,9106 -0,6285 0,2866 0,0125 0,0437 0,655959 0,008209

    11 0,11 -0,4667 2,0563 -0,8255 0,3084 0,0139 0,0450 0,669564 0,009299

    12 0,12 -0,6000 2,2143 -0,9600 0,3321 0,0152 0,0456 0,675550 0,010238

    13 0,13 -0,7333 2,3940 -0,9971 0,3591 0,0163 0,0453 0,672379 0,010940

    14 0,14 -0,8667 2,6193 -0,8647 0,3929 0,0172 0,0437 0,656180 0,011264

    15 0,15 -1,0000 3,1416 0,0000 0,4712 0,0177 0,0375 0,592334 0,010467

    Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah

    0,675550 m/detik dan debit maksimum 0,011264 m3/detik. Kecepatan dan debit

    maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    42

    Tabel 4.13 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di

    Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,0022

    No tinggi air(m) cos (radian) sin 2 P (m) A (m2) R (m)

    v (m/det)

    Q (m3/det)

    1 0,01 0,8667 0,5223 0,8647 0,0783 0,0005 0,0065 0,228489 0,000116

    2 0,02 0,7333 0,7476 0,9971 0,1121 0,0014 0,0125 0,355493 0,000498

    3 0,03 0,6000 0,9273 0,9600 0,1391 0,0025 0,0181 0,455592 0,001146

    4 0,04 0,4667 1,0853 0,8255 0,1628 0,0038 0,0232 0,538858 0,002039

    5 0,05 0,3333 1,2310 0,6285 0,1846 0,0052 0,0279 0,609453 0,003143

    6 0,06 0,2000 1,3694 0,3919 0,2054 0,0066 0,0321 0,669544 0,004420

    7 0,07 0,0667 1,5041 0,1330 0,2256 0,0081 0,0358 0,720365 0,005825

    8 0,08 -0,0667 1,6375 -0,1330 0,2456 0,0096 0,0390 0,762606 0,007310

    9 0,09 -0,2000 1,7722 -0,3919 0,2658 0,0111 0,0416 0,796584 0,008819

    10 0,1 -0,3333 1,9106 -0,6285 0,2866 0,0125 0,0437 0,822288 0,010291

    11 0,11 -0,4667 2,0563 -0,8255 0,3084 0,0139 0,0450 0,839343 0,011657

    12 0,12 -0,6000 2,2143 -0,9600 0,3321 0,0152 0,0456 0,846846 0,012834

    13 0,13 -0,7333 2,3940 -0,9971 0,3591 0,0163 0,0453 0,842871 0,013714

    14 0,14 -0,8667 2,6193 -0,8647 0,3929 0,0172 0,0437 0,822566 0,014120

    15 0,15 -1,0000 3,1416 0,0000 0,4712 0,0177 0,0375 0,742530 0,013122

    Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah

    0,846846 m/detik dan debit maksimum 0,014120 m3/detik. Kecepatan dan debit

    maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.

    Tabel 4.14 Kecepatan dan Debit Pipa Lateral Berdasar Tinggi Air di

    Saluran, Diameter Pipa = 150 mm, n = 0,007, dan I = 0,0032

    No tinggi air(m) cos (radian) sin 2 P (m) A (m2) R (m)

    v (m/det)

    Q (m3/det)

    1 0,01 0,8667 0,5223 0,8647 0,0783 0,0005 0,0065 0,275568 0,000139

    2 0,02 0,7333 0,7476 0,9971 0,1121 0,0014 0,0125 0,428741 0,000601

    3 0,03 0,6000 0,9273 0,9600 0,1391 0,0025 0,0181 0,549465 0,001382

    4 0,04 0,4667 1,0853 0,8255 0,1628 0,0038 0,0232 0,649887 0,002459

    5 0,05 0,3333 1,2310 0,6285 0,1846 0,0052 0,0279 0,735027 0,003790

    6 0,06 0,2000 1,3694 0,3919 0,2054 0,0066 0,0321 0,807501 0,005330

    7 0,07 0,0667 1,5041 0,1330 0,2256 0,0081 0,0358 0,868793 0,007025

    8 0,08 -0,0667 1,6375 -0,1330 0,2456 0,0096 0,0390 0,919738 0,008816

    9 0,09 -0,2000 1,7722 -0,3919 0,2658 0,0111 0,0416 0,960717 0,010636

    10 0,1 -0,3333 1,9106 -0,6285 0,2866 0,0125 0,0437 0,991716 0,012411

    11 0,11 -0,4667 2,0563 -0,8255 0,3084 0,0139 0,0450 1,012285 0,014059

    dilanjutkan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    43

    lanjutan

    12 0,12 -0,6000 2,2143 -0,9600 0,3321 0,0152 0,0456 1,021335 0,015479

    13 0,13 -0,7333 2,3940 -0,9971 0,3591 0,0163 0,0453 1,016541 0,016540

    14 0,14 -0,8667 2,6193 -0,8647 0,3929 0,0172 0,0437 0,992052 0,017029

    15 0,15 -1,0000 3,1416 0,0000 0,4712 0,0177 0,0375 0,895525 0,015825

    Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan maksimum limbah cair adalah

    1,021335 m/detik dan debit maksimum 0,017029 m3/detik. Kecepatan dan debit

    maksimum tersebut terjadi tidak pada saat pipa tidak terisi penuh oleh cairan.

    Hasil rekapitulasi kecepatan dan debit dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan 4.16

    Tabel 4.15 Rekapitulasi Kecepatan Maksimum yang Diijinkan pada Sistem

    Saluran Lateral

    No. Sistem

    saluran

    Diameter

    (mm) Kemiringan

    Kecepatan maks.

    (m/detik)

    Tinggi air

    (m)

    1 Lateral 150 0,000039 0,112752 0,12

    0,000088 0,169369 0,12

    0,00016 0,228378 0,12

    0,00035 0,337775 0,12

    0,00079 0,507466 0,12

    0,0014 0,675550 0,12

    0,0022 0,846846 0,12

    0,0032 1.021335 0,12

    Tabel 4.15 menunjukkan bahwa kecepatan maksimum terjadi pada saat tinggi air di

    saluran 0,12 m. Dengan kecepatan maksimum tersebut diharapkan saluran dapat

    mengadakan pembersihan sendiri (self cleaning) tanpa debit penggelontor.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    44

    Tabel 4.16 Rekapitulasi Debit Maksimum yang Diijinkan pada Sistem

    Saluran Lateral

    No. Sistem

    saluran

    Diameter

    (mm) Kemiringan

    Debit maks.

    (m3/

    detik)

    Tinggi air

    (m)

    1 Lateral 150 0,000039 0,001880 0,14

    0,000088 0,002824 0,14

    0,00016 0,003808 0,14

    0,00035 0,005632 0,14

    0,00079 0,008461 0,14

    0,0014 0,011264 0,14

    0,0022 0,014120 0,14

    0,0032 0,017029 0,14

    Tabel 4.16 menunjukkan bahwa debit maksimum terjadi pada saat tinggi air di

    saluran 0,14 m. Dengan debit maksimum tersebut diharapkan saluran dapat

    mengadakan pembersihan sendiri (self cleaning) tanpa debit penggelontor.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    45

    4.3. Rencana Anggaran Biaya

    4.3.1. Pemasangan Sambungan Air Limbah

    Merencanakan anggaran biaya untuk pemasangan sambungan rumah air limbah,

    untuk sebuah rumah dengan luas 58 m2, dengan 1 kamar mandi berukuran 2,625

    m2(denah rumah pada lampiran). Untuk sistem pemasangan tidak boleh menyudut

    90 , karena dari pipa air tersebut tidak hanya air yang terbuang. Masih ada kotoran

    yang juga ikut terbawa sehingga untuk pipa yang digunakan biasanya ukuran 4 serta

    pemasangan tidak boleh menyudut untuk menghindari mampat dikemudian hari.

    4.3.2. Spesifikasi Teknis (Analisa Pemborongan 2011 Kota Surakarta)

    Harga satuan

    1) Bahan :

    Buis beton 40 : Rp. 37.500,00 per buah

    Tutup pelat beton 40 : Rp. 35.000,00 per buah

    Pipa PVC WAVIN 4 tipe D (panjang 4 m) : Rp. 197.000,00 per buah

    Kenie PVC 4 : Rp. 12.000,00 per buah

    Tee Y PVC 4 : Rp. 12.000,00 per buah

    Tee PVC 4 : Rp. 10.000,00 per buah

    2) Tenaga :

    Pekerja/Tukang gali : Rp. 30.000,00 per hari

    Mandor : Rp. 50.000,00 per hari

    Kepala Tukang : Rp. 48.400,00 per hari

    Tukang Pipa : Rp. 40.000,00 per hari

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    46

    4.3.3. Analisis Harga Satuan Pekerjaan (HSP)

    1. 1 m3 Galian tanah ( Biasa dan Keras )

    Pekerja/Tukang gali 0.4000 Oh x Rp. 30.000,00 = Rp. 12.000,00

    Mandor 0.0400 Oh x Rp. 50.000,00 = Rp. 2.000,00

    +

    Jumlah = Rp. 14.000,00

    2. 1 m3 Perataan Tanah dan Pemadatan

    Pekerja/Tukang gali 0.500 Oh x Rp. 30.000,00 = Rp. 15.000,00

    Mandor 0.050 Oh x Rp. 50.000,00 = Rp. 2.500,00

    +

    Jumlah = Rp. 17.500,00

    3. 1 m2 Pasang Pipa PVC diameter 4

    Bahan

    1 m pipa PVC 4 = Rp. 49.250,00

    Upah

    Kepala Tukang 0.025 Oh x Rp. 48.400,00 = Rp. 1.210,00

    Tukang Pipa 0.100 Oh x Rp. 40.000,00 = Rp. 4.000,00

    Pekerja 0.240 Oh x Rp. 30.000,00 = Rp. 7.200,00

    Mandor 0.015 Oh x Rp. 50.000,00 = Rp. 750,00

    Alat Bantu dll 1.000 Oh x Rp. 120,01 = Rp. 120,01

    +

    Jumlah = Rp. 62.530,01

    4. 1 buah bak kontrol

    Bahan

    1 buis beton 40 = Rp. 37.500,00

    1 tutup pelat beton 40 = Rp. 35.000,00

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    47

    Upah

    1 kali Pek. Bak kontrol = Rp. 25.000,00

    +

    Jumlah = Rp. 97.500,00

    5. Penyambungan sambungan rumah (SR) ke lateral PDAM = Rp. 564.000,00

    4.3.4. Rencana Anggaran Biaya

    No. Uraian Pekerjaan Vol / Sat*

    Harga Satuan

    ( Rp )

    Jumlah Harga

    ( Rp )

    1 Galian tanah 5 m3 14.000,00 70.000,00

    2 Perataan tanah dan

    pemadatan

    2 m3 17.500,00 35.000,00

    3 Pemasangan pipa

    a) Kenie 4

    b) Tee 4

    c) Tee Y 4

    20 m

    2 buah

    1 buah

    2 buah

    62.530,01

    12.000,00

    10.000,00

    12.000,00

    1.250.600,20

    24.000,00

    10.000,00

    24.000,00

    4 Pekerjaan Bak kontrol 1 buah 97.500,00 97.500,00

    5 Penyambungan SR ke

    lateral PDAM

    564.000,00 564.000,00

    Jumlah 2.075.100,20

    * Galian Saluran Air kotor

    Saluran menggunakan pipa PVC 4, panjang saluran = (3,42+2,65+1,39+2,39+10)=

    19,85 m dibulatkan 20 m.

    Kedalaman galian diambil rata-rata 0,5 meter lebar 0,5 meter.

    Volume = 0,5 x 0,5 x 20 = 5 m3

    Urugan kembali 40% dari 5 m = 2 m3

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    48

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. Kemiringan yang diijinkan pada sistem saluran lateral diameter 150 mm dengan

    kecepatan aliran (0,10 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,000039; pada

    kecepatan aliran (0,15 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,000088; pada

    kecepatan aliran (0,20 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,00016; pada

    kecepatan aliran (0,30 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,00035; pada

    kecepatan aliran (0,45 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,00079; pada

    kecepatan aliran (0,60 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,0014; pada

    kecepatan aliran (0,75 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0.0022 dan pada

    kecepatan aliran (0,90 m/detik) kemiringan minimumnya adalah 0,0032.

    2. Kapasitas saluran jalur lateral sistem adi sumarmo adalah 542 orang atau setara

    dengan 108 SR (Sambungan Rumah) dengan panjang saluran 3.070,35 m dan dapat

    menampung air limbah sampai volume 54.230 liter. Sedangkan untuk kapasitas jalur

    lateral sistem sutoyo adalah 237 orang atau setara dengan 47 SR (Sambungan

    Rumah) dengan panjang saluran 1.344,3 m dan dapat menampung air limbah sampai

    volume 23.744 liter.

    3. Untuk suatu pemasangan sambungan rumah air limbah pada sebuah rumah

    dengan luas 58 m2, dengan 1 kamar mandi berukuran 2,625 m

    2 minimal dibutuhkan

    biaya Rp 2.075.100,20.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    49

    5.2. Saran

    1. Ditambahnya sarana dan peralatan, sehingga IPAL Mojosongo yang melayani

    Surakarta bagian utara dapat berfungsi secara maksimal dan limbah dapat terproses

    dengan baik sebagaimana mestinya.

    2. Perlu mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak limbah bagi

    lingkungan dan pembangunan sistem sanitasi yang baik.

    3. Perlunya peningkatan dalam pengawasan dan pemantauan terhadap sumber

    buangan ke sungai dari limbah domestik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xv

    PENUTUP

    Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan

    rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Selama

    menyusun Tugas Akhir ini penulis memperoleh banyak sekali manfaat, di samping

    lebih memperdalam ilmu Teknik Sipil, juga menambah pengalaman.

    Penulis berharap Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para

    pembaca pada umumnya. Selain itu kritik dan saran sangat penulis harapkan.

    Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu, serta mohon maaf apabila terjadi hal-hal yang kurang berkenan.

    Surakarta, Juli 2011

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvi

    DAFTAR PUSTAKA

    Bambang Triatmodjo. 1995.Hidraulika II. Yogyakarta: Beta Offset

    F. G. Winarno. 1986. Air Untuk Industri Pangan. Jakarta: PT. Gramedia

    Halim Hasmar. 2002. Drainase Perkotaan. Yogyakarta: UII Press.

    http://id.wikipedia.org/wiki/limbah

    http://kayun.blog.uns.ac.id

    http://www.airminumisiulang.com/file-

    download/teknologi_pengolahan_limbah_cair.pdf

    http://www.bangfad.com/sastra/system-sanitasi.html

    http://www.kimpraswil.go.id/limbah

    Kanjalia Rusli, Agus Susanto. 2009. Perhitungan Debit pada Sistem Jaringan Pipa

    dengan Metoda Hardy-Cross Menggunakan Rumus Hazen-Williams dan Rumus

    Manning. Bandung: Universitas Kristen Maranatha Press.

    Soeparman & Soeparmin. 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta:

    Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Universitas