berpikir lateral

Upload: ashev-thea

Post on 15-Jul-2015

849 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Berpikir Lateral Edward de Bono dalam bukunya 'The Use of Lateral Thinking' (1967), membagi pola berpikir menjadi dua, yaitu vertikal dan lateral. Terjemahan buku ini dalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh Binarupa Aksara (Jakarta, 1991). Pola berpikir vertikal adalah pola berpikir logis konvensional yang selama ini kita kenal dan umum dipakai. Pola berpikir ini dilakukan secara tahap demi tahap berdasarkan fakta yang ada, untuk mencari berbagai alternatif pemecahan masalah, dan akhirnya memilih alternatif yang paling mungkin menurut logika normal. Pola berpikir lateral tetap menggunakan berbagai fakta yang ada, menentukan hasil akhir apa yang diinginkan, dan kemudian secara kreatif (seringkali tidak dengan cara berpikir tahap demi tahap) mencari alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang yang paling mungkin mendukung hasil akhir tersebut. Tidak mengherankan jika pola berpikir lateral sering muncul dalam berbagai penemuan baru dan terobosan dalam ilmu pengetahuan. Berikut adalah contoh yang sudah diringkas dari buku Edward de Bono terkait penggunaan pola berpikir lateral untuk menyelesaikan suatu masalah secara kreatif dengan pencapaian hasil maksimal. Seorang saudagar memiliki hutang cukup besar kepada seorang lintah darat yang berwajah jelek dan sudah tua. Ternyata lintah darat itu jatuh hati kepada gadis remaja anak sang saudagar. Lintah darat kemudian menawarkan suatu usul, dimana ia bersedia untuk membebaskan hutang sang saudagar, asal ia boleh mempersunting gadis remaja anaknya. Tentu saja sang saudagar dan anak gadisnya keberatan dengan usul ini. Mengetahui keberatan tersebut, lintah darat yang licik kemudian mengajukan satu usul lain kepada pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah hutang ini. Jika usul inipun ditolak maka sang saudagar harus masuk penjara.

Berdasarkan usulan yang baru, sang lintah darat akan menaruh dua buah kerikil, warna hitam dan putih ke dalam sebuah kantong gelap yang kosong. Selanjutnya anak gadis saudagar tersebut harus mengambil salah satu dari kerikil di dalam kantong. Seandainya kerikil hitam yang terambil, maka ia harus bersedia menjadi istrinya dan hutang ayahnya akan dibebaskan. Apabila kerikil putih yang terambil, maka sang gadis boleh tetap tinggal dengan ayahnya dan hutang ayahnyapun akan dibebaskan. Saudagar dan anak gadisnya terpaksa menyetujui usul ini. Berombongan dengan pihak berwenang sebagai saksi, mereka semua berjalan di atas jalanan penuh kerikil di taman sang lintah darat. Ia kemudian berhenti sejenak dan secara licik segera mengambil dua buah kerikil. Mata yang tajam dan penuh ketakutan dari sang gadis itu melihat bahwa lintah darat yang licik itu mengambil dua buah kerikil yang berwarna hitam kedua-duanya dan buruburu memasukkannya ke dalam kantong yang dipegangnya. Selanjutnya ia meminta gadis itu untuk mengambil salah satu kerikil dari dalam kantong guna menentukan peruntungan bagi dirinya dan juga bagi ayahnya. Sekarang seandainya kita sebagai gadis remaja tersebut, apa yang akan kita lakukan ? Atau seandainya kita diminta nasihatnya, apa cara yang akan kita sampaikan kepada gadis itu ? Pola berpikir apa yang akan kita gunakan untuk memecahkan masalah tersebut ? Pola berpikir vertikal akan melakukan analisa secara logis dan hati-hati dimana kemungkinan ada tiga alternatif pemecahan masalah : 1. Si gadis menolak untuk mengambil salah satu kerikil dalam kantong. 2. Si gadis menunjukkan bahwa ada dua buah kerikil yang berwarna hitam di dalam kantong itu dan dengan demikian menunjukkan bahwa sang lintah darat itu bersifat licik. 3. Si gadis mengambil salah satu kerikil, yang pasti berwarna hitam, dan terpaksa mengorbankan dirinya untuk membebaskan hutang ayahnya. Tidak satupun dari alternatif-alternatif di atas, yang dihasilkan dari pola berpikir vertikal, dapat menolong keduanya baik si gadis maupun ayahnya.

Bagaimana pola berpikir lateral dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini secara kreatif, dengan pencapaian hasil maksimal yang lebih baik, jikapun misalnya kerikil yang dimasukkan ke dalam kantong tersebut hitam dan putih ???

Penulis : Toni Yoyo, STP, MM, MT ([email protected]) Sumber: http://www.andriewongso.com/awartikel-181-Artikel_TetapBerpikir_Lateral_%281%29 Berpikir lateral pencipta ide & alternatif baru Menjadi kreatif dapat diartikan sebagai tidak mengikuti aturan. Kreativitas, terkadang, muncul sebagai sesuatu aksi yang dapat tidak tepat waktu, sesuatu yang tidak terduga. Kreativitas dapat dibentuk dengan melatih pengendalian kekuatan otak dengan membebaskan dari suatu keterikatan . Tanpa kreativitas maka manusia hanyalah akan menjadi robot yang hidup. Istilah Berpikir Lateral digunakan oleh Edward de Bono, seorang psikolog dari Malta, sebagai judul bukunya Berpikir Lateral, yang diterbitkan pada tahun 1967. De Bono mendefinisikan berpikir lateral sebagai suatu metoda berpikir yang lebih menitik beratkan kepada perubahan konsep dan persepsi.Berpikir lateral merupakan sebuah landasan bahwa sesuatu tidak harus menjadi jelas dengan segera dan menghasilkan ide yang tidak dapat dihasilkan dengan metoda berpikir tradisional. Definisi Sistem tradisional telah mendefiniskan bahwa berpikir yang baik adalah sebagai suatu masalah kemampuan kognitif atau ketrampilan berpikir. Maka kini kita memiliki dua istilah: kemampuan kognitif dan ketrampilan berpikir . Kemampuan kognitif akan dipengaruhi oleh pola berpikir, atau suatu kumpulan persepsi yang dibentuk dari pengalaman atau pelajaran masa lalu. Ketrampilan berpikir merupakan kemapuan untuk menggunakan kumpulan pola berpikir. Kemudian kemampuan kognitif akan berkembang menjadi

berpikir vertikal, sedangkan ketrampilan berpikir akan menjadi berpikir lateral. Dengan meningkatkan kemampuan kedua macam berpkir tersebut maka, seseorang akan dapat menjadi Pemikir yang baik. Berpikir Lateral dan kreativitas Ide yang baru merupakan hasil dari berpikir lateral, dan kadang bukan sesuatu yang dapat membantu seseorang, tetapi ketika ide yang bagus ditemukan, biasanya bukan atas hasil yang secara jelas terlihat namun bisa saja muncul sebagai sesuatu yang tidak mungkin dan dimunculkan dalam bentuk humor. Maka ide yang dihasilkan dari dari cara berpikir yang ada, akan disebut sebagai Kreativitas. Berpikir Lateral sebagai penyempurna cara berpikir Seperti telah dikemukakan di atas bahwa pemikir harus memiliki kemampuan kognitif dan ketrampilan berpikir. Hal tersebut kemudian akan membentuk seperti sebuah lingkaran setan. Ketika seseorang telah berhasil keluar dari kotak pembatas, berpikir lateral akan telah menunjukkan kerjanya sebagai sebuah mesin pencari, dengan berbagai jalan pada cara berpikir dan ide-ide. Kemudian hal tersebut harus dilanjutkan oleh kemampuan berpikir untuk meneliti hingga ke dalam hingga mencapai hasil. Namun ketika hasil telah didapat, hal itu juga merupakan akhir dari fase kerja kemampuan kognitif yang harus segera dilanjutkan dengan ketrampilan berpikir. Teknik de Bono dalam berpikir lateral Wikipedia telah menerangkan mengenai teknk yang digunakan untuk melatih berpikir lateral. Ada beberapa lata mental atau metoda yang dapat digunakan untuk meningjkatkan berpikir lateral. Hal tersebut seperti: Masukan Acak: Pilih suatu obyek secara acak, bisa kata benda atau kata dari kamus, dan hubungkan dengan sesuatu yang sedang dipikirkan. Metoda ini juga dinamakan sebagai Method_of_focal_objects. Provokasi: Nyatakan persepsi yang umum diluar batasnya atau gunakan alternatif provokasi terhadap situasi umum yang sedang dibahas. Hal ini akan memancing adanya persepsi baru. Tantangan: Lakukan tantangan terhadap sesuatu kebiasaan. Hal ini dilakukan tidak untuk menyatakan bahwa cara yang ada sekarang bermasalah tetapi

hanya untuk menuntun agar persepsi yang ada terlepas dan membangkitkan adanya persepsi yang baru. Bagaimana cara meningkatkan ketrampilan berpikir atau berpikir lateral? Biasanya kekampuan kognitif akan dihasilkan dari sekolahan, kehidupan seharihari atau informasi yang dikumpulkan dari berbagai cara. Tetapi ketrampilan berpikir haruslah dari latihan dan kesadaran haruslah tersedia terlebih dahulu sebagai dasarnya. Kesadaran akan melepaskan seseorang dari Kemelekatan, dimana kemelekatan akan membimbing seseorang kepada pola yang tertentu. Ketika seseorang telah berada dalam kondisi yang bebas, maka adanya ide yang baru akan dapat diterima dan dibuka. Dengan menerima ide yang baru atau membuka pola berpikir baru, maka berpikir lateral telah dilatih. Berpikir lateral ditandai dengan adanya perpindahan pola berpikir, dari pola berpikir yang terduga atau yang selaras, menuju kepada ide yang tidak terduga Sumber: http://asp8551.wordpress.com/rasa-kendali-diri/berpikir-lateralpencipta-ide-alternatif-baru/ Berpikir Lateral Apa sebenarnya berpikir lateral? Sebagai permulaan, itu kata yang diciptakan oleh Edward DeBono pada tahun 1967. Di beberapa titik sejak itu menjadi bagian dari bahasa Inggris (itu adalah dalam bahasa Inggris Kamus Oxford dan lain-lain yang paling sekarang). DeBono, di situs web resminya, mengatakan ada beberapa cara untuk mendefinisikannya. Berpikir lateral adalah cara menyerang masalah dari sudut lain, yang bertentangan dengan cara linier dan logis yang lebih tradisional. Debono menggunakan catur sebagai contoh di mana logika biasanya sudah cukup, jika potongan yang diberikan. berpikir lateral, bagaimanapun, mengakui bahwa dalam kehidupan nyata kita kebanyakan hanya mengasumsikan potonganpotongan yang diberikan, ketika benar-benar kita perlu mengubah potonganpotongan atau melihat melampaui mereka untuk solusi yang paling berguna. Berpikir Lateral Puzzle

Cukup dengan definisi. Berikut adalah beberapa teka-teki berpikir lateral sebagai gantinya. Ini akan memberi Anda merasa baik untuk apa yang berarti panjang, dan membiarkan Anda praktek ini "keluar dari kotak" jenis berpikir. Dua Koin Bill sedang di rakit di laut dengan beberapa korban selamat lainnya yang terdampar. Yang lain terlalu lemah, sehingga dia atau Mike harus berenang ke pulau terdekat untuk mencari bantuan. Ini hampir pasti bunuh diri, karena hiu berputar-putar, tapi ada sedikit lagi untuk diharapkan. Mike mengambil kehilangan perubahan dari saku dan menempatkan dua sen dalam topi. Dia memberitahu Yohanes bahwa satu adalah satu sen tahun 2005, dan 1975 lainnya. Jika Bill mengambil uang receh yang lebih baru dia bisa tinggal di rakit, dan Mike akan mempertaruhkan nyawanya. Jika John mengambil uang receh yang lebih tua, dia harus pergi. Bill telah melihat bahwa kedua sen sebenarnya tanggal 1975, tapi dia tidak ingin mengatakan apa-apa, karena Mike adalah orang besar. Bagaimana dia menang, dan mendapatkan Mike pergi, tanpa memperlihatkan dirinya sebagai penipuan di depan orang lain? The Pidato Seorang politisi terkenal menulis sebuah pidato panjang. Bagaimana membantu karirnya bahkan sebelum ia memberikan pidato tersebut?

Biara Yohanes datang untuk mengunjungi di biara unggul sementara ibu sedang ke luar kota. Dia pergi sebelum dia kembali, dan berhati-hati untuk meninggalkan apa-apa di belakang. Para biarawati berkata apa-apa tentang kunjungannya, jadi bagaimana sosok ibu superior bahwa seorang laki-laki ada di sana?

Menghidupkan Berpikir Lateral Anda Anda akan ditampilkan tiga switch di luar ruang tertutup. Ada tiga lampu dalam kamar. Anda dapat flip switch on dan off sebanyak yang Anda inginkan, sementara pintu tetap tertutup, tapi kemudian Anda harus memasukkan sekali saja dan menentukan cepat yang beralih dihubungkan ke yang lampu. Bagaimana Anda melakukannya? Solusi Untuk Para Puzzle Berpikir Lateral Dua Koin: Bill mencapai ke dalam topi dan mengeluarkan penny baik. Dia membiarkan itu tergelincir dari tangannya dan jatuh ke laut. Minta maaf, ia menyarankan bahwa jika sen tersisa di topi adalah 1975 satu, ia harus memiliki ditarik sen 2005. Mike tidak bisa berdebat dengan logika, kecuali dia ingin mengakui berbohong. Karena yang lain tidak akan mentolerir bagaimanapun pembohong, dia membuat berenang. The Pidato: Sebuah solusi kisah nyata: Pada tahun 1912, Presiden Teddy Roosevelt ditembak di dada. Naskah dilipat-up pidatonya di saku baju, dan memperlambat peluru, menyelamatkan nyawanya, dan membantu kariernya. Biara: John meninggalkan dudukan toilet up. Menghidupkan Anda Berpikir Lateral: Hidupkan pertama selama satu menit, kemudian mematikannya dan putar kedua. Memasuki ruangan dan merasakan dua lampu yang tidak aktif. Yang hangat dinyalakan oleh saklar pertama, lampu yang aktif terhubung ke kedua, dan yang lain untuk yang ketiga. Sumber: http://makantudosa.blogspot.com/2010/11/berpikir-lateral.html Menemukan Ide Baru dengan Berpikir Lateral Wahyu T. Setyobudi

Jika kepada Anda disebutkan sebuah kata sebarang, ambillah misalnya kata kamera . Kata apa lagi yang langsung muncul di benak Anda?Ada diantara

Anda yang menjawab, film, foto, digital, lampu blitz, fuji, canon, dll. Bertanya pada 10 orang yang berbeda mungkin memberikan lebih dari 20 jawaban yang berlainan. Kata yang muncul pertama kali ini kita sebut logical sequence, atau yang juga populer dengan asosiasi. Kenapa disebut logical sequence..? karena dengan mudah kita dapat mencari pola hubungan antara kata yang muncul tersebut dengan kata kunci yg diberikan. Contoh kamera dan film memiliki hubungan logika menggunakan , yaitu Kamera menggunakan film. Kamera dengan digital memiliki hubungan logika jenis , dan seterusnya. Beberapa asosiasi terhadap suatu kata kunci muncul karena adanya koneksi tol antara satu neuron tertentu yang berisikan informasi kata kunci dengan neuron lainnya yang menyimpan info mengenai kata asosiasi. Sayangnya, jika dalam berpikir kita selalu menggunakan logical sequence yang sederhana, kita akan terperangkap pada pola pikir yang biasa, dan sudah banyak dipikirkan orang lain. Untuk berpikir kreatif, kita seharusnya menggunakan pola pikir yang lain, yaitu pola pikir lateral. Pola pikir lateral untuk mencari ide baru dilakukan dalam 4 tahap yaitu : 1. Pilih Fokus Anda 2. Ambil salah satu Logical Sequence 3. Buat Lateral Displacement 4. Ciptakan Koneksi Pertama kita perlu memilih fokus apa yang ingin dilakukan. Apakah Anda ingin mencari ide pengembangan untuk produk mentega, maka fokusnya pada produk mentega. Anda ingin memodifikasi proses baru dalam service blueprinting?, maka fokusnya adalah suatu proses spesifik dalam blueprint Anda, seperti proses Antrian, proses menunggu dokumen approval, dll. Setelah fokus kita dapat, seperti paragraf pertama, ambil satu kata yang paling cepat muncul di benak Anda. Ambil contoh, mentega. Kata paling cepat muncul di benak kita adalah, dioles pake pisau. Kita lanjut ke tahap ke 3. Carilah kata apa saja yang tidak berhubungan. Misalkan, dioles pakai rexona. Nah kita tertawa membayangkan mentega apaan dioles pakai rexona. Muncullah gap antara fokus yang kita pilih dengan kata lateral yang terambil. Tahap berikutnya adalah mencari hubungan dengan otak kiri rasional kita. Kalau begitu, apakah mungkin mengoles mentega pakai rexona..? jawabannya

mungkin saja. Dan ini yang membawa seorang penemu jepang menemukan ide seperti gambar berikut.

Sekali kita menemukan kata yang lateral dengan fokus kita, akan muncul banyak pertanyaan yang memaksa otak logis untuk menjawab. Elaborasi jawaban dari berbagai pertanyaan logis terkait hubungan ini akan membawa kita pada sebuah ide kreatif. Teknik ini untuk saya biasanya berhasil memecahkan kebuntuan. Sumber: http://inspirewhy.com/menemukan-ide-baru-dengan-berpikir-lateral berpikir lateral istilah inggris-nya lateral thinking. saya sedang mendalami buku seorang edward de bono. pemikir handal dan terkenal dunia, yang konsep-konsepnya tentang cara berpikir banyak digunakan di berbagai negara. beliau sudah menyajikan konsepnya di berbagai seminar dan workshop, termasuk pelatihan cara berpikir. dan cara berpikir ini juga pernah menyajikan resolusi konflik antar dua negara yang berperang. saya mendapat buku ini sebagai hadiah lomba kecil-kecilan di kampus bisnis manajemen saya. kompetisinya tentang inovasi bisnis. industri yang dimainkan adalah industri komputer pribadi (personal computer). mulai dari riset pasar, produksi massal, beriklan, jualan di toko sendiri (melayani pasar kota) maupun di toko online (melayani pasar negara). tapi bukan besarnya penguasaan pangsa pasar yang dinilai, atau nilai omzet. tapi adalah balanced score card. tentang BSC, saya pernah menulis di sini.

beberapa ada yang bilang berpikir lateral ini adalah berpikir kreatif. bisa juga. tapi jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa begitu seseorang mencipta sesuatu yang unik atau baru, dia sudah disebut kreatif. di Indonesia, saya merasa kalau kita begitu banyak dikerdilkan oleh suatu makna yang kita kerdilkan sendiri. paham ga? contohnya begini. kita bilang korupsi. kan korupsi yang kita pahami di Indonesia itu adalah suatu bentuk pencurian uang oleh pejabat institusi (terutama pejabat pemerintahan). padahal korupsi itu sendiri adalah terjemahan dari bahasa inggris, corruption. yang artinya tidak hanya sekedar pencurian uang saja. tapi segala sesuatu yang mengalami kerusakan/kehilangan bisa disebut mengalami corrupted. tidak harus uang, tidak harus di institusi negara atau propinsi atau kota atau kabupaten. sama juga dengan budaya. kebanyakan orang Indonesia memahami bahwa budaya sama dengan art, dalam bahasa inggris. yang kalo diterjemahkan kirakira lebih mirip ke kesenian tradisional, kali ya, si kosakata art ini. padahal budaya itu adalah culture, yang artinya lebih pada sikap perilaku masyarakat sebagai agregat dari perilaku setiap individu itu. tentu saja, dalam hal ini, kesenian tradisional hanyalah salah satu dari budaya itu sendiri kan? betul tidak? nah, kembali lagi ke berpikir lateral. memang benar bahwa kreativitas adalah seni dan kemampuan mencipta ide baru. tapi bukan berarti hanya mereka yang berbakat alam yang mampu melakukannya. kemampuan ini bisa dipelajari koq. bahkan bisa lebih berhasil penerapannya dibanding yang secara umum sudah ada (mainstream). karena, menurut pak edward de bono, suatu ide kreatif bisa disebut logis/masuk akal itu kan karena setelah kita menemukan ide tersebut, kita bisa merunut kembali tujuan atau manfaat yang ingin dicapai dari adanya ide baru ini. ambil contoh, mensolusikan kemacetan jakarta sebenarnya kan tidak harus dengan cara terus-menerus membangun jalan baru kan? karena orang selalu memberi kendaraan, gitu. lagipula, perusahaan selalu memberi bonus mobil pada karyawan, mulai dari level tertentu. junior manager, misalnya. jadi kendaraan baru selalu ada. nah, makanya solusi membangun jalan baru bisa

jadi tidak kreatif dan solutif, karena mobil sendiri selalu bertambah. mungkin ide kreatif seperti menaikkan tarif parkir atau membatas parkir adalah solusi kreatif yang bisa memberi manfaat lebih. tentu ide ini harus dilakukan secara masif. mengingat jakarta adalah sangat luas tapi sering macet. jadi, berpikir lateral memiliki unsur penciptaan ide baru (kreatif) di dalamnya. hanya saja, metode berpikir ini lebih dalam, karena melibatkan unsur keterkaitan dan pengaruh antara ide-ide sebelumnya dengan ide kreatif yang baru. tentu, satu manfaat yang bisa kita ambil dari metode berpikir lateral adalah peningkatan nilai tambah, atau ketercapaian solusi, atau peningkatan efisiensi dan lain sebagainya. seperti contoh kemacetan jakarta tadi. Sumber: https://ikhwanalim.wordpress.com/2011/05/14/berpikir-lateral/ Melatih Anak Berpikir Lateral

Lebih mudah membuat anak berpikir kreatif sebelum mereka belajar berpikir konvensional. Sebagai seorang dewasa, pikiran kita dapat terjebak dalam sebuah pola. Jadi sebaiknya Anda perlu melatih anak Anda berpikir secara lateral sedini mungkin, sebelum otak mereka menemukan adanya alternatif. Sulit untuk mengajarkan seseorang berpikir di luar kotak setelah mereka tahu bahwa kotak itu ada. Jika mendorong mereka terus-menerus, Anda akan dapat membuang kotak tersebut secara efektif, meskipun bukan itu inti dari latihan ini. Jadi, pendekatan terbaik adalah membuat mereka berpikir tentang segalanya saat masih muda. Sebisa mungkin selalu libatkan mereka dalam memecahkan masalah, karena tanpa Anda sadari anak-anak dapat membantu memecahkan masalah yang sulit dipecahkan: Kenyataan bahwa anak Anda tidak mengetahui semua batasan memungkinkan mereka untuk memikirkan jawaban yang tidak terpikirkan oleh Anda sebelumnya. Dan biasanya jawaban-jawaban ini benar, atau dapat digunakan sebagai batu loncatan terhadap solusi yang memungkinkan.

Melibatkan anak-anak dalam masalah yang dihadapi orang dewasa (seperti di mana meletakkan sofa, atau bagaimana cara ke sekolah jika mobil mogok) akan membuat mereka merasa dianggap penting, terlebih jika mereka dapat memberikan solusi. Jangan acuhkan mereka hanya karena Anda pikir mereka tidak tertarik. Mereka akan menikmati kesempatan untuk mencoba memecahkan masalah. Jangan pernah meremehkan suatu ide, bahkan jika Anda melihat hal tersebut tidak akan menjadi solusi. Temukan sesuatu yang positif dan dorong mereka untuk mengembangkan ide tersebut atau mencari ide lain. Jika anak kesulitan memikirkan suatu ide yang memungkinkan, lebih baik menolong mereka daripada mengabaikan latihan. Jadi, misalnya, barangbarang bawaan Anda tidak muat masuk bagasi bagaimanapun Anda meletakkannya, coba lontarkan beberapa ide lateral. Bagaimana jika kita naik mobil lain? Adakah barang-barang yang bisa kita tinggal? Bagaimana jika kita mengemas ulang barang-barang tersebut ke dalam suatu tas? Mungkihkah ada sejumlah barang yang dapat kita pangku? Biarkan mereka berpikir mengenai solusinya. Ada buku teka-teki dan sudoku bagi anak-anak, dan jika mereka tertarik Anda perlu mendorong mereka untuk mengisinya. Tapi banyak pula anak yang tidak menikmati hal-hal ini, sebenarnya ini tergantung bagaimana cara Anda mendorong mereka dalam melakukan pendekatan terhadap masalah yang akan menyiapkan pola pikir lateral. Sumber: http://www.esensi.co.id/parenting/601-melatih-anak-berpikirlateral.html Empat Asas Berpikir Lateral

Kata "lateral" berarti "menyamping, ke (arah) samping, atau di samping; berhubungan dengan, terdapat di, atau memengaruhi samping". Dalam bahasa politik, kata ini sering kita temui dalam frasa "perjanjian bilateral" (perjanjian

dua samping atau dua pihak) dan "pernyataan secara unilateral" (pernyataan secara satu samping atau sepihak). Berpikir lateral secara sederhana berarti berpikir ke arah samping. Ini jenis berpikir untuk memecahkan masalah secara kreatif ketika masalah itu tidak bisa dipercahkan melalui berpikir vertikal, seperti berpikir logis. Sebenarnya, berpikir kreatif sudah sering dan sejak dulu kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Leluhur orang Melayu mewariskan kepada mereka dan kemudian kepada kita yang memakai bahasa Indonesia pemakaian berpikir lateral melalui pepatahnya, "Tak ada rotan, akar pun berguna." Kalau tidak ada rotan untuk menganyam sebuah keranjang, misalnya, pakailah akar di hutan sana untuk menganyam keranjang. Di Barat, ada pepatah, "Ada banyak jalan menuju Roma." Artinya, ada banyak cara untuk memecahkan masalah yang sama atau untuk mencapai tujuan yang sama. Dalam beberapa tahun belakangan, muncul istilah "out of the box thinking", berpikir di luar "kotak" atau di luar arus berpikir utama yang dominan demi mencari pemecahan masalah secara kreatif. Dari kedua pepatah dan satu istilah tadi, jelaslah berpikir lateral bukan suatu jenis berpikir yang asing bagi kita. Cuma, jenis berpikir itu belum ada yang menelitinya secara ilmiah. Dr. Edward de Bono lalu melakukan penelitian ilmiah tentang jenis berpikir tersebut dan mengistilahkannya sebagai "berpikir lateral". Empat Asas Berpikir Lateral Menurut de Bono, ada, secara longgar, empat asas berpikir lateral. Beberapa asas tumpang-tindih. 1. Kenalilah gagasan-gagasan yang dominan atau berpolarisasi Ini mencakup dominasi yang bersemangat dari gagasan-gagasan. Dua anekdot memperjelas asas ini. Pertama, anekdot tentang dua orang kuli pribumi zaman Hindia Belanda yang gali lubang tutup lubang. Mereka menggali lubang pertama tapi tidak tahu bagaimana membuang tumpukan tanah dari lubang itu. Untuk memecahkan masalah ini, mereka menggali lubang kedua, memasukkan tumpukan tanah lubang tanah pertama ke dalamnya tapi menemukan masalah baru: ke mana

membuang tumpukan tanah lubang kedua. Mereka lalu menggali lubang ketiga, memasukkan tumpukan tanah lubang kedua ke dalam lubang ketiga lalu menghadapi masalah membuang tumpukan tanah lubang ketiga. Pekerjaan gali lubang tutup lubang yang mereka berdua lakukan tidak pernah berakhir, mereka berdua secara bodoh menciptakan jalan buntu dari memecahkan masalah membuang tumpukan tanah setiap lubang yang mereka gali. Apa pikiran dominan yang bersemangat pada kedua kuli pribumi dari Hindia Belanda itu? Menutup lubang yang berikut dengan tumpukan tanah dari lubang sebelumnya yang sudah mereka gali. Akibatnya, pekerjaan gali lubang tutup lubang mereka tidak pernah berakhir . Pikiran mereka menggali lubang yang sama lebih dalam dan berulang-ulang. Mereka mengandalkan berpikir vertikal untuk memecahkan masalah membuang tumpukan tanah setiap lubang yang mereka gali dan menghasilkan kebuntuan berpikir. Kedua, anekdot tentang John yang menolak pertolongan manusia apa pun. Dia yakin satu-satunya pertolongan baginya datang langsung dari Tuhan. Suatu hari, banjir bandang melanda kompleks perumahan tempat John tinggal. Semua penghuni mengungsi - kecuali John, seorang Kristen yang saleh. Dia malah berdiri di depan rumahnya, yakin dia sendiri akan ditolong langsung oleh Tuhan. Air banjir naik sampai setinggi pusarnya dan seorang tetangga yang berdiri di tanah kering yang lebih tinggi berseru kepadanya, "Naiklah ke sini!" "Tidak. Saya percaya Tuhan, Dia akan menyelamatkan saya." Tetangga itu pergi dan air naik setinggi dada John. Seorang warga kompleks lewat dengan sebuah sekoci. "Naiklah ke sini," serunya sambil mendekati John. "Tidak. Saya percaya Tuhan, Dia akan menyelamatkan saya." Tetangga itu berdayung menjauh dan air naik sampai setinggi leher John. Sebuah helikopter dari tim SAR terbang rendah di atas kepalanya. Ujung seutas tali dilontarkan ke bawah di depan batang hidung John.

"Tangkaplah ujung tali itu!" seru seorang anggota SAR. "Kami akan menarik Anda ke dalam helikopter." "Tidak. Saya percaya Tuhan, Dia akan menyelamatkan saya." Helikopter terbang menjauh dan air naik lewat kepala John dan dia tewas dan masuk sorga dan langsung menghadap Tuhan. "Tidak adil," keluhnya pada Tuhan. "Tiga kali saya berseru bahwa Anda akan menyelamatkan saya tapi Anda malah diam." "Mengapa kau tidak memerhatikan dan menanggapi pertolongan-Ku?" tanya Tuhan. "Bukankah Aku sudah mengirim tiga macam pertolongan-Ku pada kau?" Anekdot kedua adalah suatu contoh lain dari suatu pikiran yang dominan dari John. Atau pikiran yang dipolarisasi (diakibathkan pikiran atau pendapat yang terpecah) oleh kepedulian tiga pihak pada keselamatannya di satu sisi dan pikiran dominannya yang secara tegas menolak pertolongan mereka di sisi lain. Pikiran dominan atau yang dipolarisasi itu disebabkan kepercayaan yang beremangat tapi keliru dari John bahwa Tuhan pasti akan menyelamatkannya secara langsung dari sorga kalau dia menghadapi masalah sesulit apa pun. 2. Carilah cara-cara yang berbeda untuk memandang hal-hal Dalam anekdot pertama, kedua kuli itu seharusnya menggeser pikirannya yang dominan - menutup lubang dengan tumpukan tanah - ke arah samping untuk memecahkan masalah gali lubang tutup lubang tersebut. Pemecahan masalah mereka sebenarnya sederhana sekali: mereka membuang tumpukan tanah lubang pertama ke samping, seperti ke pinggir hutan, dan tidak perlu menggali lubang kedua dan seterusnya untuk mengisi tumpukan tanah yang terjadi. Seandainya kedua kuli itu berpikir lateral dalam memecahkan masalahnya, mereka tidak perlu menggali lubang kedua. Dalam anekdot kedua, John seharusnya menggeser pikiran dominannya yang bersemangat juga ke samping. Pertolongan untuk keselamatannya yang diserukan ketiga pihak itu berturut-turut justru ada "di samping" dia. Dengan berpikir lateral, John sebenarnya bisa memecahkan masalah keselamatannya dengan gampang sekali seandainya dia setuju untuk naik ke tanah yang lebih

tinggi. Nanti ketika dia menghadap Tuhan di sorga, barulah dia disadarkan Tuhan yang menggeser perhatiannya pada ketiga pihak yang dikirim-Nya di bumi untuk menyelamatkannya. 3. Renggangkanlah kendali yang kaku dari berpikir vertikal Logika adalah suatu bagian penting dari berpikir vertikal. Inti logika adalah benar pada setiap tahap berpikir. Tapi, dengan berpikir lateral, Anda tidak perlu selalu benar. Yang harus benar adalah kesimpulan terakhir. "Berpikir lateral artinya masuk ke dalam lumpur dan mencari-cari di sekitar Anda sampai Anda menemukan suatu jalan raya alami," Dr. Edward de Bono menjelaskan melalui suatu metafora. Lanjutnya, "Kebutuhan untuk menjadi benar pada setiap tahap dan setiap waktu adalah halangan terbesar bagi gagasan-gagasan baru." Anda ingat Marconi (1874-1937) yang mengembangkan telegrafi (suatu teknologi komunikasi jarak jauh melalui kawat atau tanpa perantaraan kawat) tanpa kawat (wireless)? Ketika fisikawan asal Italia ini menaikkan daya dan efisiensi peralatannya, dia menemukan bahwa dia bisa mengirimkan gelombang-gelombang (dibentuk oleh impuls-impuls listrik berkode) tanpa perantaraan kawat melalui jarak yang makin jauh. Akhirnya, dia cukup berani untuk berpikir tentang mengirimkan suatu sinyal atau isyarat melintasi Samudera Atlantik. Tampaknya, dia cuma membutuhkan suatu transmiter yang cukup kuat dan suatu penerima sinyal yang cukup peka. Pakar-pakar yang tahu lebih baik menertawai gagasan Marconi. Mereka meyakinkan dia bahwa gelombang-gelombang tanpa perantaraan kawat, seperti cahaya, merambat mengikuti garis lurus. Karena itu, gelombanggelombang itu tidak akan mengikuti lekukan bumi tapi akan mengalir ke luar ke dalam ruang angkasa. Secara logis, pakar-pakar itu benar sekali. Tapi Marconi mencoba, teguh pada pendiriannya, dan berhasil mengirimkan suatu sinyal melintasi Samudera Atlantik. Waktu itu, baik Marconi maupun para pakar tadi tidak tahu tentang lapisan bermuatan listrik di atmosfir bumi bagian atas. Lapisan itulah yang memantulkan gelombang-gelombang tanpa perantaraan kawat ke bumi. Kalau lapisan itu tidak ada, gelombang-gelombang berbentuk impuls-impuls listrik berkode itu tentu akan mengalir ke ruang angkasa, seperti yang diramalkan para pakar itu. Hanya lapisan itulah yang

memungkinkan terjadinya komunikasi telegrafi tanpa perantaraan kawat melintasi Samuder Atlantik. Dengan bertindak keliru, Marconi tiba pada suatu kesimpulan yang betul. Dia tidak pernah akan mencapai kesimpulan itu seandainya dia secara kaku berpikir logis pada setiap tahap. 4. Pakailah keadaan kebetulan untuk memecahkan masalah Anda Menurut definisi, peristiwa-peristiwa yang terjadi secara kebetulan tidak bisa Anda hasilkan melalui suatu rancangan. Justru itulah nilai dari peristiwaperistiwa kebetulan karena peristiwa-peristiwa itu akan mengarah kepada gagasan-gagasan baru. Ketika berusia sekitar dua belas tahun, saya kebetulan berjumpa dua anak lelaki Papua yang berbeda usia dan ukuran tubuhnya terlibat dalam suatu perkelahian di depan jalan yang akan saya lewati. Karena perkelahian itu, saya terpaksa berhenti dan menjadi penonton. Salah seorang anak lelaki itu berbadan tinggi dan besar, berusia sekitar sepuluh tahun, memulai perkelahian itu dengan memakai tinju dan pukulan tangan. Lawanyna, berbadan kecil dan berusia sekitar sembilan tahun, memberi perlawanan yang tangkas tapi tampak kewalahan. Tiba-tiba, dia membungkuk ke tanah, mengambil sebuah paku kecil yang berkarat, menikamnnya di jidat lawannya yang berbadan besar itu, mengakibatkan dia berhenti bertinju, meraung-raung kesakitan sambil meraba jidatnya yang berdarah. Anak lelaki yang kecil itu memakai kesempatan itu untuk pergi menjauh dan perkelahian itu berhenti dan saya bisa melanjutkan perjalanan saya. Anak lelaki yang kecil tapi gesit itu bisa kalah seandainya dia tetap berkelahi dengan lawannya yang berbadan besar itu. Tapi suatu keadaan kebetulan membalikkan "keberuntungan" dalam perkelahian itu: paku yang dia temukan secara kebetulan dan dipakai sebagai senjata untuk mengakhiri perkelahian yang tampak tidak seimbang itu. Ini suatu peristiwa kebetulan yang menimbulkan suatu gagasan baru kepada anak lelaki berbadan kecil itu untuk memenangkan perkelahian itu: daripada bisa kalah kalau terus menerus memakai tinju dan tamparan, dia akhirnya menang karena menemukan dan memakai paku itu. Masalah perkelahiannya diatasi dengan memakai suatu keadaan kebetulan.

Barangkali metode ideal untuk memecahkan masalah Anda melalui keadaan kebetulan adalah bermain-main. Tapi ini adalah bermain-main tanpa tujuan, tanpa arah, tanpa rancangan. Bermain adalah "suatu eksperimen dengan keadaan kebetulan," Dr. de Bono menjelaskan. Lanjutnya, "Pemikir vertikal malu bermain-main, tapi satu-satunya hal yang memalukan adalah ketidakmampuan untuk bermain-main." James Clerk Maxwell (1831-1879), fisikawan asal Skotlandia itu, adalah salah seorang jenius matematika dan ilmiah terbesar. Dia selalu bermain-main. Sementara hadirin yang lain sibuk dengan santapan mereka pada pesta jamuan makan, Maxwell tenggelam dalam keasyikannya bermain-main. Dia menggerak-gerakkan pisau, senduk, garpu, dan alat-alat pemotong lainnya; dia juga menggerak-gerakkan suatu pantulan dalam sebuah gelas atau setetes air. Clerk tahu tentang nilai dari bermain-bermain. Sebagai seorang remaja, dia mulai kariernya dengan bermain-main dengan peniti dan benang. Ini dia tiru sesudah dia dibawa ke suatu ceramah yang disampaikan Hay, seorang seniman yang menghasilkan efek-efeknya dengan bermain-main. Dengan peniti dan benang, Maxwell belajar tentang bagaimana menggambar garis-garis bulat panjang. Dari sini, dia kemudian menerangkan hukum-hukum pantulan cahaya pada usia yang sangat muda. Saking mudanya, Maxwell yang masih memakai celana pendek itu tidak diizinkan membaca makalahnya di depan Edinburgh Royal Society, suatu perhimpunan cendekiawan bergengsi di Skotlandia. Sebagai gantinya, orang lain yang memakai celana panjang membaca makalahnya. Kepentingan Setiap Orang dan Dasar Kemajuan Inovator-inovator sains yang hebat, penemu-penemu sejati sepanjang zaman, dan seniman-seniman kreatif sudah memakai berpikir lateral. "Berpikir lateral menimbulkan gagasan-gagasan baru," Dr. Edward de Bono menandaskan. "Berpikir lateral adalah jenis pikiran yang bisa dipraktekkan siapa pun karena gagasan-gagasan baru adalah kepentingan setiap orang." "Kemampuan akal budi untuk menumbuhkan gagasan-gagasan baru dan caracara baru memandang hal-hal adalah dasar kemajuan," tulis de Bono. "Gagasan-gagasan baru menjadi pendorong dalam sains, teknologi, kesenian,

organisasi berskala besar dari para pembuat kebijakan, dan organisasi kecil dari kebahagiaan pribadi." Masalahnya sekarang: bagaimana Anda belajar memahami dan menerapkan berpikir lateral. Melalui pendidikan dan pelatihan yang sistematis. Berpikir lateral sudah diajarkan pada Sekolah Berpikir (School of Thinking) pertama yang dibuka di New York, Amerika Serikat, tahun 1979. Sekolah ini didirikan Dr. Edward de Bono. Sekolah Berpikir yang lain didirikan Dr. Hewitt-Gleeson di Canberra, Australia, tahun 1988. Sorotan tulisan berikutnya terutama pada Sekolah Berpikir di Canberra. Sumber: http://yaswarau.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1719: empat-asas-berpikir-lateral&catid=57:bedahbuku&Itemid=207 Berpikir di luar kotak

Tebakan "sembilan titik". Tujuan dari tebakan ini adalah menghubungkan semua titik yang ada dengan menggunakan maksimum empat garis lurus tanpa mengangkat pena dan tanpa berbalik arah dari garis yang sudah dibuat sebelumnya. Berpikir di luar kotak adalah cara berpikir di luar batasan masalah yang ada ataupun cara berpikir dengan menggunakan perspektif yang baru. Yang dimaksud kotak dalam hal ini adalah perumpamaan pembatasan diri seseorang pada saat melihat suatu permasalahan. Dalam definisi yang lebih luas, berpikir di luar kotak dideskripsikan sebagai suatu cara pikir baru di luar kebiasaan dari

cara berpikir yang sebelumnya, cara berpikir yang berbeda dari orang-orang pada umumnya, cara berpikir kreatif, di luar kemampuan diri dan kelompok , dan cara berpikir yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh siapapun sebelumnya. Pada intinya, berpikir di luar kotak berarti berani untuk berpikir lebih jauh, tidak terfokus hanya pada apa yang dihadapi dan apa yang biasanya orang pikirkan, tapi untuk bisa berfikir lebih jauh dari kemampuan dan kebiasaan yang ada dan orang-orang pada umumnya. Daftar isiy y y y y

1 Sejarah 2 Teka-teki 9 titik 3 Cara 4 Rujukan 5 Pranala luar

Sejarah Cara berpikir di luar kotak pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan Inggris Henry Ernest Dudeney lewat sebuah teka teki yang ia ciptakan. Selain Henry, Edward de Bono juga mengartikan cara berpikir di luar kotak sebagai cara berpikir lateral. Ia berkata Seseorang tidak dapat menggali lubang di tempat yang berbeda dengan menggali lebih dalam lubang yang sama. Ini memiliki arti bahwa seseorang tidak akan menemukan hal yang baru, hal yang tidak pernah ditemui dan dialami sebelumnya jika masih berada pada cara pemikiran yang sama. Seseorang harus berani mengambil keputusan untuk keluar dari kotak tersebut, zona aman yang dimiliki, maka barulah halhal baru, inovasi, pengalaman, dan keberhasilan baru yang tidak terbayangkan bisa menghampiri diri seseorang. Teka-teki 9 titik Gagasan tentang sesuatu yang berada di luar dari suatu yang dianggap kotak berhububungan dengan teka-teki topografi tradisional yang disebut teka-teki sembilan titik. Asal-usul dari frasa berpikir di luar kotak sesungguhnya tidak jelas; namun ungkapan ini sebagian dipopulerkan oleh karena teka-teki

sembilan titik, yang mana John Adair mengklaim bahwa telah ia perkenalkan pada tahun 1969. Konsultan manajemen Mike Vance telah mengklaim bahwa penggunaan teka-teki sembilan titik dalam lingkaran konsultasi berasal dari budaya perusahaan milik Walt Disney Company, dimana teka-teki itu digunakan di rumah. Teka-teki ini mengajukan suatu tantangan intelektual yakni untuk menghubungkan titik-titik dengan menggambar empat garis lurus, yaitu garis kontinyu yang melewati masing-masing dari sembilan titik, dan tidak pernah mengangkat pensil dari kertas. Teka-teki ini mudah diselesaikan, tetapi hanya jika seseorang mampu menggambar garis di luar batas-batas area persegi yang didefinisikan oleh sembilan titik itu sendiri. Ungkapan "berpikir di luar kotak" adalah pernyataan ulang dari strategi solusinya. Teka-teki ini hanya terlihat sulit karena seseorang membayangkan adanya batas di sekitar tepi dari susunan titik-titik yang ada. Inti dari masalah ini adalah penghalang ditentukan dari yang biasanya dirasakan. Teka-teki sembilan titik ini berusia lebih tua daripada slogan berpikir di luar kotak . Teka-teki ini muncul pada Cyclopedia of Puzzles oleh Sam Loyd pada tahun 1914. Kompilasi The Puzzle-Mine: Puzzles Collected from the Works of the Late Henry Ernest Dudeney pada tahun 1951, teka-teki yang diciptakan oleh Dudeney sendiri. Cara Satu hal yang paling sering dipertanyakan banyak orang adalah bagaimana caranya untuk bisa berpikir di luar kotak. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan seseorang untuk mampu berpikir di luar kotak dan akhirnya menemukan suatu hal yang baru dan berbeda dari apa yang pernah dialami dan diterima orang kebanyakan. 1. Keluar dari zona aman. Setiap orang cenderung menikmati dan terbuai akan zona aman yang sudah dimilikinya pada saat ini, namun itu akan menjadi penghalang dari sebuah inovasi. Karena pada saat seseorang menikmati posisinya di dalam kotak yang ia anggap sudah sangat nyaman, ia tidak akan pernah bisa melihat adanya peluang di luar sana untuk menemukan suatu terobosan baru atau sebuah peningkatan atas level hidupnya. Maka itu jika seseorang ingin bisa melihat dan berpikir di

luar kebiasaan dan kerangka masalah yang ada, beranikan diri untuk keluar dari zona aman. 2. Tinggalkan keraguan. Seringkali keraguan berhasil membuat seseorang kembali berpikir di dalam kotak, karena adanya keraguan apakah hal-hal yang ada di luar kotak itu benar akan membawa peningkatan dalam kehidupan, apakah hal-hal di luar kotak bisa memberikan suatu inovasi baru dalam pekerjaan. Keragu-raguan itu harus ditinggalkan, sebab perlu diketahui bahwa tidak ada satupun hal di dunia ini yang tidak memiliki resiko. Jika seseorang ingin mengalami peningkatan dan terobosan dalam hidup, maka selain mulai keluar dari zona aman tersebut, yakinlah untuk memanjat kotak tersebut, dan segeralah keluar dari dalamnya, maka hal-hal baru yang tidak pernah terbayangkan akan ditemui. 3. Dengarkan orang lain, terbuka, dan menerima. Orang-orang yang berpikir di dalam kotak adalah orang-orang yang tidak pernah mau menerima ide-ide yang bermunculan di sekitarnya. Mereka selalu memandang ide-ide tersebut tidak akan bekerja. Oleh karena itu, seorang yang mau untuk berpikir di luar kotak harus memiliki kerendahan hati untuk membuka dirinya, menerima pendapat dan ideide dari orang lain, kemudian mengolah nya dengan cara-cara di luar kerangka berpikir yang pada umumnya. 4. Keterbukaan untuk melakukan hal yang berbeda,dan melakukan suatu hal dengan cara yang berbeda. Albert Einstein mengatakan Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda akan tetapi menggunakan cara-cara yang sama. Oleh karena itu kemampuan berpikir di luar kotak dibutuhkan, perlu ada keterbukaan untuk berani melakukan cara yang berbeda pada suatu hal dan melakukan hal-hal yang berbeda dari rutinitas dan kebiasaan yang ada. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Berpikir_di_luar_kotak Realistis Masalah Berpikir Lateral

Masalah Berpikir lateral sering hanya sederhana teka-teki yang menuntun Anda untuk membuat asumsi tertentu. Untuk mengatasi mereka, maka, Anda harus melihat asumsi-asumsi Anda membuat dan mencoba untuk mendapatkan di luar mereka. Mari kita lihat sebuah contoh. Pustakawan Sebuah menggunakan buku yang tidak pernah membaca untuk menghancurkan ribuan buku lainnya. Bagaimana ini mungkin? Ini Teka-teki sederhana atau teka-teki berpikir lateral bergantung pada gagasan "pustakawan" dan "tidak pernah membaca" untuk mendorong Anda berasumsi bahwa itu adalah semua tentang jenis buku yang Anda baca. Dapatkan jauh dari asumsi itu dan Anda mungkin tersandung pada solusi - bahwa ia menggunakan korek api untuk membakar semua yang lain. Teka-teki tersebut latihan mental yang baik, dan menyenangkan juga, tapi tidak semua Masalah berpikir lateral permainan kata atau teka-teki sederhana. Banyak dirancang untuk memerlukan atau mendorong pemikiran kreatif tentang skenario yang lebih realistis. Mereka sering memiliki banyak kemungkinan solusi. Anda mungkin tidak menyukai sifat meyakinkan semacam ini teka-teki atau masalah - setidaknya pada awalnya. Hal ini umum untuk menginginkan satu solusi definitif, sehingga Anda tahu bahwa Anda "benar" sekali Anda telah sampai pada suatu kesimpulan. Tetapi masalah yang lebih terbuka-berakhir berpikir lateral hanya sebagai baik untuk berolahraga Kreativitas Anda, dan keterampilan berpikir yang dikembangkan dari bekerja pada mereka mungkin lebih berlaku untuk situasi kehidupan nyata, di mana jarang ada satu solusi definitif. Situasional Berpikir Lateral Masalah Dalam masalah ini, biasanya ada skenario atau situasi yang dijelaskan, dan tujuan untuk mencapai. Misalnya, Anda perlu untuk mendapatkan sebuah keranjang bola keluar dari lubang 12-kaki yang mendalam yang telah semen halus untuk lantai dan dinding. Ini adalah persegi, sekitar empat meter per sisi. Anda sendirian, dan hanya memiliki apa yang Anda kenakan, ditambah apa

yang ada dalam saku Anda. Menggunakan apa-apa lagi, bagaimana Anda bisa mendapatkan basket keluar? Ini adalah masalah berpikir lateral karena membutuhkan Anda untuk berpikir "lateral." Ini berarti datang pada masalah dari sudut lain, sebagai lawan dari pendekatan linier atau logis yang lebih tradisional. Dalam hal ini, itu berarti menggunakan apa yang Anda miliki dalam cara bahwa hal-hal ini biasanya tidak digunakan. Sebagai contoh, Anda mungkin membuat sebuah "keranjang" t-shirt Anda, mengikat tali sepatu ke empat penjuru. Kemudian Anda bisa mengurai benang dari kaus kaki Anda untuk membuat sebuah string yang akan menurunkan kemeja. Ide akan memindahkan bola basket ke atasnya dan kemudian tarik ke atas. Memindahkan bola mungkin dicapai dengan sepatu menggantung di ujung string yang terbuat dari strip pakaian, yang Anda gunakan untuk "menendang" bola ke tempat yang tepat. Solusi lain: Sepotong kertas dari saku Anda mungkin dikunyah dan jatuh ke bola menggunakan tali sepatu dan pakaian untuk string. Ketika mengering itu mungkin akan "lem" baris ke bola, sehingga bisa ditarik ke atas. Seseorang mungkin tinggi "cerobong asap" tubuhnya naik turun pit untuk mendapatkan bola, seperti pendaki lakukan dengan dinding batu yang terpisah beberapa meter. Ada diragukan lagi kemungkinan lain di sini. Hidup itu sendiri menyajikan kita dengan banyak masalah berpikir lateral, setidaknya jika kita melihat situasi dengan cara yang benar. Sebagai contoh, seorang hakim di Michigan kasus hak asuh anak melampaui pemikiran tradisional tentang berapa banyak waktu anak-anak akan menghabiskan di rumah masing-masing orangtua. Sebaliknya, ia memutuskan bahwa anak-anak akan tinggal tepat di mana mereka di rumah mereka tahu, dan orang tua akan bergerak dengan mereka pada minggu bergantian. Itu contoh yang baik dari menerapkan berpikir lateral untuk masalah kehidupan nyata. Sumber : http://id.hicow.com/lateralthinking/teka-teki/kreativitas444944.html Berpikir Lateral

Merujuk pada judul di atas memang agak aneh, karena arti lateral adalah kesamping. Untuk memudahkannya saya akan berikan contoh berupa cerita yang saya kutip dari buku Filsafat Mawas yang diterjemahkan oleh Muhammad Shadiq. "Sewaktu saya kanak-kanak, saya biasanya sangat kesulitan menyantap ayam dengan garpu dan pisau. Saya selalu lebih suka memakai jari-jari tangan saya. Pada suatu hari saya memperhatikan betapa mudahnya kakek saya melahap ayam dengan garpu dan pisau; saya tanyai dia bagaimana ia mengerjakan hal sesulit ini dengan semudah itu. Jawabannya sederhana: "Kamu mencoba menanggalkan daging ayam dari tulangnya; yang kamu perlukan hanyalah menyingkirkan tulang dari dagingnya". Dari contoh cerita tersebut saya jadi berpikir, bahwa berpikir lateral adalah berpikir tentang hal lain sehubungan dengan yang sedang saya hadapi. Ketika saya kesulitan menyantap ayam dengan garpu dan pisau, itu karena saya berusaha menyingkirkan daging ayam dari tulangnya, sehingga saya tetap berpikir pada dagingnya, alhasil saya hanya berkutat pada bagaimana bisa menyantap dagingnya padahal daging melekat pada tulangnya. Pernyataan kakek saya tersebut memungkinkan saya untuk melampaui halhal yang sebelumnya tampak bertentangan yaitu: "daging ayam mudah ditanggalkan dari tulangnya bila saya pakai jari-jari tangan saya dan daging ayam sulit ditanggalkan bila saya pakai garpu dan pisau. Mengapa? karena jika saya berpikir untuk menanggalkan tulang dari dagingnya maka daging akan terlepas dan saya dapat menyantapnya dengan mudah, sementara itu sejak awal saya berusaha menanggalkan daging dari tulangnya dan tidak berpikir pada tulanggnya, oleh karenanya saya merasa sulit menanggalkan daging jika saya pakai pisau. Berpikir demikian merupakan fungsi logika sintetik yang dapat melahirkan perspektif-perspektif baru dalam menghadapi masalah yang harus dipecahkan, sehingga dengan berpikir lateral kita akan terangsang untuk mencari alternatifalternatif yang paling mudah dalam mengatasi masalah. Cara berpikir demikian tampaknya harus terus dikembangkan untuk memberi

rangsangan kepada kita dan generasi berikutnya, sehingga mereka tidak terjebak dalam konsep berpikir positif. Mengapa demikian?, menurut hemat saya berpikir positif semestinyalah dia akan berakhir baik (positif) tetapi berpikir positif yang tanpa dasar saya khawatir akan menjerumuskan kita kepada sikap pasrah, nrimo tanpa usaha untuk mengatasi masalah, yah menikmati apa yang dapat saja, sedikit demi sedikit daging ayam itupun toh akan habis juga. sehingga saya akan kehilangan banyak waktu dan kesempatan. Namun demikian pada realitasnya kita hendaknya menggabungkan kedua cara berpikir tersebut, sehingga disamping tidak menimbulkan prasangka buruk tetapi juga mampu menciptakan perspektif baru dalam menghadapi masalah. Sumber: http://widia-sena.blogspot.com/2009/01/berpikir-lateral.html