perc.4 (ektraksi padat cair)
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN
PERCOBAAN IV
“ EKSTRAKSI PADAT CAIR ’’
Nama : Rikhal H.
Nim : FICI09004
Prog. Study : Kimia
Jurusan : Kimia
Kelompok : III (Tiga)
Asisten : HARJUN SANTRI S.
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekstraksi Padat Cair atau Leaching adalah transfer difusi komponen
terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang
bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan
semula tanpa mengalami perubahan kimiawi.
Ekstraksi dari bahan padatan dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan
dapat larut dalalm solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan
apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan
pada padatan yang larut karena efektivitasnya.
Pada percobaan kali ini, sampel padatan yang akan dianalisis adalah
kentang. Sampel ini sendiri dianalisis melalui ekstraktor Soxhlet. Adapun sampel
kentang ini akan ditentukan kadar minyak yang terdapat didalamya.
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk menentukan kadar minyak dalam
sampel kentang.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi padat – cair atau Leaching adalah transfer difusi komponen
terlarut dalam dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan
proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi
ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan
padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven
pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit
larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena
efektivitasnya (Lucas, 1949).
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk
simplisia ditempatkan dalam selongsong yang telah dilapisi kertas saring
sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga
menguap dan dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul –
molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam selongsong menyari zat aktif di dalam
simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan
akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.
Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak
noda jika di KLT atau sirkulasi telah mencapai 20 – 25 kali. Ekstrak yang
diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan (Sudjadi, 1986).
Proses leaching adalah salah satu tahapan dalam proses mengambil
kembali logam kobalt dari limbah baterai lithium-ion. Leaching agent yang
digunakan adalah HCl. Parameter yang divariasikan dalam proses leaching adalah
konsentras leaching agent, waktu kontak, rasio solid:liquid, dan temperatur
leaching. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh, prosentase leaching
logam kobalt semakin meningkat dengan semakin tinggi konsentrasi leaching
agent, semakin lama waktu kontak, semakin kecil rasio solid/liquid, dan semakin
tinggi temperatur leaching. Hasil optimum untuk proses leaching diperoleh pada
konsentrasi HCl 4M, waktu kontak 150 menit, rasio solid/liquid sebesar 1/100,
dan temperatur leaching 80C C. Pada kondisi optimal ini didapat nilai persentase
leaching kobalt sebesar 91.55% (Yuliusman, 2008).
Berdasarkan pertimbangan bahwa buah alpukat mudah didapat,
harganya murah, dan bijinya belum banyak dimanfaatkan secara maksimal,
maka perlu dilakukan penelitian tentang biji alpukat tersebut. Untuk memperoleh
minyak dari biji alpukat dapat dilakukan dengan cara ekstraksi padat-cair
(leaching). Dengan cara ekstraksi ini, kehilangan minyak dalam proses dapat
seminimal mungkin dan kondisi operasi akan mempengaruhi kualitas dan
kuantitas minyak yang dihasilkan (Bambang dkk, 2008).
Proses ekstraksi berbantu gelombang mikro menghasilkan rendemen
ekstrak triterpenoid-2 yang lebih besar dibandingkan proses ekstraksi
menggunakan soxhlet dan ekstraksi ultrasonik. Untuk menghasilkan rendemen
yang sama, ekstraksi berbantu gelombang mikro membutuhkan waktu 30 menit,
sedangkan ekstraksi menggunakan soxhlet membutuhkan waktu 8 jam. Konsumsi
pelarut juga dapat direduksi hingga setengah dari jumlah yang dibutuhkan pada
proses ekstraksi konvensional (Indah, 2010).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 2 Maret 2011
dan bertempat di Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu seperangkat alat ekstraksi
padat – cair (soxhlet).
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Chloroform, CaCl2
anhidrat, batu didih, kertas saring dan sampel kentang.
C. Prosedur Kerja
- Dirangkai sedemikian - Dihaluskan sedemikian
- Dimasukkan batu didih dalam labu - Dikeringkan hingga 50 gr
- Dimasukkan pelarut CHCl3 dlm labu
- Dimasukkan kertas saring ke dalam pipa sifon
- Dimasukkan sampel kentang dalam pipa sifon
- Ditambahkan 3 gr CaCl2 anhidrat diatas sampel kentang
- Labu yang berisi pelarut CHCl3 dipanaskan
- Menghitung kadar minyak dalam sampel kentang
Kadar minyak dalam sampel kentang
Kentang
Sampel Kentang
Seperangkat alat Soxhlet
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a. Alat Ekstraksi Padat – Cair (Soxhlet)
Pic.1. Alat Ekstraksi Padat – Cair (Soxhlet)
NO. NAMA ALAT KETERANGAN
1 Kondensor Untuk mengalirkan air dingin, sehingga uap pelarut akan kembali menjadi cairan.
2 Pipa Sifon Tempat dimana sampel kentang diekstraksi
Solven (CHCl3)
Sampel Padatan Yang Diekstraksi
Pipa Sifon
Air Masuk
Air Keluar
Kondensor
Hot Plate
oleh tetesan cairan pelarut.
3 Labu Alas Bulat Wadah pelarut yang diisikan juga dengan batu didih. Disini pelarut akan diuapkan.
4 Hot Plate/Elektromantel Merupakan sumber panas untuk memanaskan pelarut dalam labu alas bulat
Tabel 1. Bagian – Bagian Soxhlet
NO. NAMA BAHAN KETERANGAN
1 Air Untuk Mendinginkan Uap Pelarut
2 Kertas Saring Untuk Menyaring Cairan
3 Kentang Halus Sampel yang akan diekstraksi
4 Batu Didih Untuk meratakan Panas
b. Data Pengamatan
Massa Kentang Sebelum Dihaluskan dan Dikeringkan = 110 gr
Massa Kentang Setelah Dihaluskan dan Dikeringkan = 50 gr
Massa CaCl2 Anhidrat = 3 gr
V CHCl3 Awal Dalam Labu Didih = -
V CHCl3 Akhir Dalam Labu Didih = -
Kadar Minyak Dalam Sampel Kentang = -
B. Pembahasan
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dari bahan padatan maupun
cair dengan bantuan pelarut yang sesuai. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstraksi substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
Percobaan kali ini menggunakan ekstraksi padat – cair atau Leaching
karena sampel yang digunakan berupa bahan padatan, yang mana sesuai namanya
ekstraksi padat – cair, berarti sampel yang akan dianalisis adalah bahan dari
padatan. Adapun sampel padatan yang dimaksud adalah kentang.
Secara teori, sebelum memulai proses ekstraksi, terlebih dahulu
seperangkat alat ekstraksi padat – cair atau Soxhlet dirangkai sedemikian rupa.
Percobaan ekstraksi padat – cair kali ini menggunakan ekstraktor Soxhlet.
Pada ekstrakstor Soxhlet, pelarut Chloroform dipanaskan dalam labu
didih yang telah dimasukkan batu didih. Tujuan dari pemanasan ini sendiri adalah
untuk menghasilkan uap pelarut. Uap pelarut tersebut kemudian masuk melalui
kondensor melalui pipa kecil atau cabang dari Soxhlet dan keluar dalam fasa cair.
Selanjutnya, pelarut akan masuk ke dalam selongsong pipa sifon yang
berisi sampel padatan berupa kentang yang telah dihaluskan dan dikeringkan
terlebih dahulu. Kemudian pelarut tersebut akan membasahi sampel dan akan
tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan
tinggi pelarut di dalam selongsong tersebut.
Kemudian, pelarut seluruhnya akan bergerak masuk kembali ke dalam
labu didih dan begitu seterusnya, terjadi sirkulasi beberapa kali hingga kadar
minyak dalam sampel kentang diperoleh.
Namun percobaan tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal
ini disebabkan sampel berupa kentang tersebut tidak dapat digunakan karena tidak
kering dan masih basah. Seharusnya kentang tersebut harus kering. Singkatnya,
sampel kentang tidak layak untuk di lakukan ekstrasksi.
Buntut dari kasus tersebut adalah tidak tercapainya tujuan dari percobaan
ini, yaitu tidak dapat menentukan kadar minyak dalam sampel kentang.
BAB V. PENUTUP
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa kadar minyak dalam sampel kentang tidak dapat diperoleh karena sampel
kentang tersebut tidak layak untuk dilakukan ekstraksi.
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, Indah. 2010. Isolasi Alkaloid Dari Tepung Gadung (Dioscorea Hispida Dennst) Dengan Teknik Ekstraksi Berbantu Gelombang Mikro. Tesis,Universitas Diponegoro, Semarang.
Lucas. 1949. Principles And Practice In Organic Chemistry. New York: Jhon Willey And Sons, Inc
Pramudono, Bambang, Ardi Widioko, Septian dan Rustyawan, Wawan. 2008. Ekstraksi Kontinyu Dengan Simulasi Batch Tiga Tahap Aliran Lawan Arah: Pengambilan Minyak Biji Alpukat Menggunakan Pelarut n-Hexane Dan Iso Propil Alkohol. Reaktor, Vol. 12 No. 1, Juni 2008, Hal. 37-41.
Sudjadi, Drs. 1986. Metode Pemisahan. UGM Press: Yogyakarta.
Yuliusman, Muhammad, R.H. 2008. Uji Kinerja Larutan HCl Pada Proses Leaching Logam Kobalt Dari Limbah Baterai Lithium-Ion. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II, Universitas Lampung.