perancangan perangkat keras modul...

12
1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL PELATIHAN PEMANCAR TELEVISI BERWARNA BAKUAN PAL DAN NTSC Makalah Seminar Tugas Akhir Arief Kurniawan L2F099578 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Abstrak Teknologi televisi berwarna telah banyak dijumpai di masyarakat luas terutama dari sisi pesawat penerima televisi berwarna. Pada sisi pemancar televisi berwarna juga cukup berkembang di masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya stasiun-stasiun penyiaran televisi lokal di Indonesia. Namun dari segi teknis dan sistem masih banyak mahasiswa teknik elektro yang belum mengetahui prinsip kerja dan perangkat dari suatu sistem pemancar televisi berwarna. Tugas akhir ini membuat Perangkat Keras Modul Pelatihan Pemancar Televisi Berwarna Bakuan PAL dan NTSC. Perangkat keras yang dibuat meliputi pembentukan sinyal warna merah (Red), hijau (Green) dan biru (Blue) kemudian pengkodean PAL dan NTSC untuk membentuk sinyal komposit pola batang warna. Sinyal masukan gambar juga berasal dari kartu VGA. Sinyal suara yang dihasilkan adalah sinyal kotak dengan frekuensi 1 kHz – 20 kHz bertegangan 1Vpp. Pemancar televisi yang dibuat bekerja pada frekuensi Very High Frekuensi (VHF) 58MHz. Kata kunci : televisi, pemancar, PAL, NTSC I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penambahan perbendaharaan keilmuan mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro khususnya dalam bidang sistem penyiaran televisi berwarna, membutuhkan suatu perangkat keras pelatihan yang mendukung proses tersebut. Sistem Penyiaran televisi berwarna merupakan suatu sistem yang menyiarkan gambar dan suara dengan menggunakan teknik modulasi frekuensi dan modulasi amplitudo yang memanfaatkan gelombang pembawa (carrier) pada sisi pemancar sehingga dapat diterima dengan baik pada pesawat televisi [12] . Pemancar televisi bekerja dengan cara menggabungkan sinyal informasi gambar komposit (video) dengan sinyal pembawa gambar dan menggabungkan sinyal informasi suara (audio) dengan sinyal pembawa suara [12] . Frekuensi sinyal pembawa gambar dan sinyal pembawa suara saling berbeda. Frekuensi sinyal pembawa lebih tinggi dari sinyal informasi. Sinyal-sinyal yang telah dimodulasi terletak pada sinyal pelewat pita yang sama. Proses penggabungan dilakukan dengan mengubah karakteristik amplitudo, fasa atau frekuensi sinyal pembawa berfrekuensi tinggi sesuai dengan sinyal informasi yang ditransmisikan. Proses pengubahan karakteristik sinyal pembawa disebut proses modulasi. Terdapat tiga sistem penyiaran televisi berwarna yaitu sistem PAL (Phase Alternating Line), sistem NTSC (National Television Standards Committee), dan SECAM (Sequential Couleur Avec Memoire). Sistem PAL banyak dipakai di Eropa, Amerika latin, dan Asia. Sistem NTSC dipakai di Amerika Utara. Sedangkan sistem SECAM digunakan di Perancis dan negara-negara bekas Uni Soviet [21] . Tugas akhir ini menggunakan sistem PAL dan NTSC pada perangkat kerasnya. 1.2 Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dalam perancangan tugas akhir ini adalah: 1. Merancang dan membuat Perangkat Keras Modul Pelatihan Pemancar Televisi Berwarna Bakuan PAL dan NTSC. 2. Menganalisa dan mengamati sinyal masukan dan sinyal keluaran dari tiap-tiap blok pada sistem yang akan dibuat. 3. Membantu mahasiswa teknik elektro untuk lebih memahami dan mengerti prinsip kerja dari sistem Pemancar Televisi Berwarna Bakuan PAL dan NTSC 1.3 Pembatasan Masalah Perancangan tugas akhir ini dibuat dengan batasan-batasan : 1. Perangkat keras yang dibuat adalah sistem pemancar televisi berwarna bakuan PAL dan NTSC. 2. Pola gambar yang dihasilkan berasal dari pembangkit pola batang vertikal warna dan kartu VGA dari Personal Computer. 3. Tidak membahas program pengubah sinyal VGA ke sinyal TV. 4. Tidak menganalisa sinyal pembeda warna (color differensial). 5. Tidak menganalisa vektor warna pada sistem PAL dan NTSC. 6. Sinyal audio yang dihasilkan berasal dari pembangkit sinyal audio 1 kHz – 20

Upload: phamnhan

Post on 29-Mar-2018

247 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F099578... · karakteristik amplitudo, ... secara digital dari warna dasar ... digunakan

1

PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL PELATIHAN PEMANCAR TELEVISI BERWARNA BAKUAN PAL DAN NTSC

Makalah Seminar Tugas Akhir

Arief Kurniawan L2F099578

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Abstrak

Teknologi televisi berwarna telah banyak dijumpai di masyarakat luas terutama dari sisi pesawat penerima televisi berwarna. Pada sisi pemancar televisi berwarna juga cukup berkembang di masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya stasiun-stasiun penyiaran televisi lokal di Indonesia. Namun dari segi teknis dan sistem masih banyak mahasiswa teknik elektro yang belum mengetahui prinsip kerja dan perangkat dari suatu sistem pemancar televisi berwarna.

Tugas akhir ini membuat Perangkat Keras Modul Pelatihan Pemancar Televisi Berwarna Bakuan PAL dan NTSC. Perangkat keras yang dibuat meliputi pembentukan sinyal warna merah (Red), hijau (Green) dan biru (Blue) kemudian pengkodean PAL dan NTSC untuk membentuk sinyal komposit pola batang warna. Sinyal masukan gambar juga berasal dari kartu VGA. Sinyal suara yang dihasilkan adalah sinyal kotak dengan frekuensi 1 kHz – 20 kHz bertegangan 1Vpp. Pemancar televisi yang dibuat bekerja pada frekuensi Very High Frekuensi (VHF) 58MHz. Kata kunci : televisi, pemancar, PAL, NTSC

I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Penambahan perbendaharaan keilmuan mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro khususnya dalam bidang sistem penyiaran televisi berwarna, membutuhkan suatu perangkat keras pelatihan yang mendukung proses tersebut. Sistem Penyiaran televisi berwarna merupakan suatu sistem yang menyiarkan gambar dan suara dengan menggunakan teknik modulasi frekuensi dan modulasi amplitudo yang memanfaatkan gelombang pembawa (carrier) pada sisi pemancar sehingga dapat diterima dengan baik pada pesawat televisi[12].

Pemancar televisi bekerja dengan cara menggabungkan sinyal informasi gambar komposit (video) dengan sinyal pembawa gambar dan menggabungkan sinyal informasi suara (audio) dengan sinyal pembawa suara[12]. Frekuensi sinyal pembawa gambar dan sinyal pembawa suara saling berbeda. Frekuensi sinyal pembawa lebih tinggi dari sinyal informasi. Sinyal-sinyal yang telah dimodulasi terletak pada sinyal pelewat pita yang sama. Proses penggabungan dilakukan dengan mengubah karakteristik amplitudo, fasa atau frekuensi sinyal pembawa berfrekuensi tinggi sesuai dengan sinyal informasi yang ditransmisikan. Proses pengubahan karakteristik sinyal pembawa disebut proses modulasi.

Terdapat tiga sistem penyiaran televisi berwarna yaitu sistem PAL (Phase Alternating Line), sistem NTSC (National Television Standards Committee), dan SECAM (Sequential Couleur Avec Memoire). Sistem PAL banyak dipakai di Eropa, Amerika latin, dan Asia. Sistem NTSC dipakai di Amerika Utara. Sedangkan sistem SECAM digunakan di Perancis dan negara-negara bekas Uni Soviet[21].

Tugas akhir ini menggunakan sistem PAL dan NTSC pada perangkat kerasnya.

1.2 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam perancangan tugas akhir ini adalah:

1. Merancang dan membuat Perangkat Keras Modul Pelatihan Pemancar Televisi Berwarna Bakuan PAL dan NTSC.

2. Menganalisa dan mengamati sinyal masukan dan sinyal keluaran dari tiap-tiap blok pada sistem yang akan dibuat.

3. Membantu mahasiswa teknik elektro untuk lebih memahami dan mengerti prinsip kerja dari sistem Pemancar Televisi Berwarna Bakuan PAL dan NTSC

1.3 Pembatasan Masalah Perancangan tugas akhir ini dibuat dengan

batasan-batasan : 1. Perangkat keras yang dibuat adalah sistem

pemancar televisi berwarna bakuan PAL dan NTSC.

2. Pola gambar yang dihasilkan berasal dari pembangkit pola batang vertikal warna dan kartu VGA dari Personal Computer.

3. Tidak membahas program pengubah sinyal VGA ke sinyal TV.

4. Tidak menganalisa sinyal pembeda warna (color differensial).

5. Tidak menganalisa vektor warna pada sistem PAL dan NTSC.

6. Sinyal audio yang dihasilkan berasal dari pembangkit sinyal audio 1 kHz – 20

Page 2: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F099578... · karakteristik amplitudo, ... secara digital dari warna dasar ... digunakan

2

kHz, 1 Vpp dan kartu suara dari Personal Computer.

7. Pemancar yang digunakan bekerja pada frekuensi VHF 58 MHz.

8. Tidak membahas blok penerima pesawat televisi.

II Dasar Teori 2.1 Sinyal Berwarna

Gambar berwarna yang terlihat pada layar suatu pesawat penerima televisi merupakan suatu emisi dari phospor tertentu. Emisi phospor tersebut merupakan gabungan dari 3 phospor utama yang ditempatkan pada layar. Phospor khusus tersebut mengemisikan warna merah (red), warna hijau (green), dan warna biru (blue) bila ditabrakkan oleh elektron. Ketiga phospor tersebut terletak terpisah tetapi diatur sangat berdekatan untuk menghasilkan kombinasi warna lain dengan mudah[12] [10]. Gambar 1 merupakan diagram venn sinyal warna.

Gambar 1 Diagram venn sinyal warna Kepekaan warna memiliki tiga karakter utama yaitu[10]:

a. Hue artinya kepekaan berbeda terhadap warna-warna (merah, hijau, biru, dll). Dapat juga disebut sebagai perbedaan jenis warna atau nama warna.

b. Luminance artinya kepekaan terhadap kuat cahaya atau terang-gelap, misalnya merah menyala dan merah gelap.

c. Chrominance artinya kepekaan terhadap kejenuhan warna (saturation degree) misalnya merah cerah dengan merah suram.

Warna-warna pada Gambar 1 dapat direpresentasikan secara digital dari warna dasar seperti pada Tabel 1.

Tabel 1 Pembentukan warna dari warna-warna primer Warna Blue Red Green White 1 1 1 Yellow 0 1 1 Cyan 1 0 1 Green 0 0 1 Magenta 1 1 0 Red 0 1 0 Blue 1 0 0 Black 0 0 0

Warna-warna pada Tabel 1 dapat diimplementasikan dalam bentuk pulsa-pulsa digital seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 Pulsa digital pola batang-batang warna Pulsa pada Gambar 2 dapat digambarkan

menjadi pola-pola batang warna bila diterima pada pesawat TV. Bentuk tampilan pada layar penerima televisi dapat dilihat seperti pada Gambar 3.

Gambar 3 Pola batang-batang warna (color bars) 2.2 Sinyal Luminansi

Sinyal luminansi dibuat dari 3 warna primer yang kemudian dicampur dengan perbandingan yang tepat. Karena kepekaan mata manusia terhadap warna hijau, merah dan biru berbeda maka komposisi campuran sinyal warna diatur berdasarkan urutan kepekaannya. Perbandingan campuran sinyal warna primer dalam membentuk warna putih adalah hijau 59%, merah 30%, dan biru 11%[10]. Bila dirumuskan menjadi persamaan Y = 0,3R + 0,59G + 0,11B Pada sistem TV monokrom, hanya sinyal luminansi inilah yang diolah. Tingkat luminansi setiap warna dapat dihitung. Pada warna magenta dari Tabel 1 memiliki harga-harga R=1, G=0, dan B=1, sehingga harga luminansinya adalah Y = 0,3(1) + 0,59(0) + 0,11(1) = 0,41

Dengan cara yang sama maka warna-warna lainnya dapat dihitung harga Y-nya seperti pada Tabel 2.

Tabel 2 Harga luminansi untuk warna

Warna Blue Red Green Y

White 1 1 1 1,00

Yellow 0 1 1 0,89 Cyan 1 0 1 0,70

Green 0 0 1 0,59

Magenta 1 1 0 0,41 Red 0 1 0 0,30

Blue 1 0 0 0,11

Black 0 0 0 0,00

R

B G

W

C

M Y

Page 3: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F099578... · karakteristik amplitudo, ... secara digital dari warna dasar ... digunakan

3

Gambar 4 Sinyal luminansi (Y) pola batang warna 2.3 Sinyal Sinkronisasi

Dasar dari sinyal sinkronisasi adalah prinsip scanning pada pesawat televisi. Scanning adalah proses dimana sebuah elektron beam bergerak keseluruh area permukaan televisi sehingga dapat dengan sempurna terlapisi[12]. Terdapat dua jenis scanning yaitu horisontal scanning dan vertikal scanning. Horisontal scanning merupakan pergerakan titik elektron beam dari kiri ke kanan dan kembali lagi untuk memulai garis baru pada tujuan yang sama[12]. Frekuensi horisontal scanning didefinisikan sebagai jumlah garis yang di-scan perdetik[12]. Vertikal scanning didefinisikan sebagai pergerakan titik elektron beam pada arah vertikal[12].

Pulsa sinkronisasi horisontal mensinkronkan horisontal scanning sedangkan pulsa sinkronisasi vertikal mensinkronkan vertikal scanning. Kedua pulsa tersebut dalam beberapa praktisnya, dapat digabungkan menjadi pulsa komposit blanking. Pulsa komposit blanking merupakan pulsa sinkronisasi gabungan untuk men-scanning 1 garis pada pesawat penerima[12]. Bentuk pulsa komposit blanking seperti pada Gambar 5.

Gambar 5 Pulsa komposit blanking Sinyal informasi warna memiliki sinyal

sinkronisasi yang disebut dengan sinyal burst[12]. Sinyal burst berisi informasi fasa dari sinyal sub pembawa warna dari warna yang dikirimkan. Sinyal burst akan mengendalikan osilator demodulator agar dapat memproduksi hue yang benar. Warna-warna akan dimodulasi oleh sinyal sub pembawa warna yang besar fasanya tersimpan dalam sinyal burst[12].

Gambar 6 Sinyal burst

2.4 Pengkodean NTSC

Pada sistem NTSC, lebar kanal yang digunakan adalah 6 MHz[12], dengan pembawa gambar terletak 1,25MHz dari awal kanal dan pembawa suara terletak 0,25 MHz dari akhir kanal. Secara umum dapat diuraikan jika kanal berjarak dari A MHz sampai dengan B MHz, maka pembawa gambar sebesar (A+1,25) MHz, pembawa suara sebesar (B–0,25) MHz, dan sub pembawa warna (A+3,58) MHz.

Standarisasi untuk sistem NTSC adalah sebagai berikut: a. Lebar kanal sebesar 6 MHz. b. Pemayaran horisontal, blanking, dan frekuensi

sinkronisasi sebesar 15750Hz, karena setiap frame menggunakan 525 garis dan terdapat 30 frame setiap detiknya.

c. Pemayaran horisontal, blanking, dan frekuensi sinkronisasi sebesar 60Hz, karena setiap detiknya dikirimkan 60 field.

d. Sub pembawa warna sebesar 3,58 MHz. Frekuensi pemayaran horisontal secara tepat didapat dari 1/286 dari jarak antara pembawa gambar dan pembawa suara yaitu 4,5 MHz

Frekuensi horisontal = 286

105,4 6

= 15734,26 Hz Definisi untuk sub pembawa warna adalah 455

kali dari setengah frekuensi horisontal[12] yaitu :

4552

26,15734fsc = 3,579545 MHz

Diagram blok dari pengkodean NTSC seperti pada Gambar 6.

2.5 Pengkodean PAL

Sistem PAL (Phase Alternating Line) ada karena sering terjadi kesalahan fase warna pada penerima dan pemancar sehingga warna yang dihasilkan pada penerima berbeda dengan yang dikirimkan. Sistem PAL didesain untuk memperbaiki kesalahan akibat pergeseran fase tersebut secara otomatis. Pada sistem PAL warna R, G, dan B akan dibentuk kedalam sinyal Y, U, dan V.

Persamaan sinyal Y pada sistem PAL sama dengan pada sistem NTSC yaitu

Y = 0,3R + 0,59G + 0,11B Sedangkan sinyal-sinyal U dan V didefinisikan sebagai: U = 0,493 (B–Y) V = 0,877 (R–Y) Sinyal-sinyal U dan V memodulasi amplitudokan sub pembawa (fc)[12]. Sehingga sinyal krominansi akhirnya adalah[12].

(U sin 2fct + V cos 2fct) Untuk sistem PAL, lebar kanal yang digunakan

adalah 7 MHz[12], dengan pembawa gambar terletak 1,25MHz dari awal kanal dan pembawa suara terletak 0,25 MHz dari akhir kanal. Secara umum dapat diuraikan jika kanal berjarak dari A MHz sampai dengan B MHz, maka pembawa gambar sebesar

Color burst

Blanking Periode

Page 4: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F099578... · karakteristik amplitudo, ... secara digital dari warna dasar ... digunakan

4

(A+1,25) MHz, pembawa suara sebesar (B–0,25) MHz, dan sub pembawa warna (A+4,43) MHz.

Standarisasi untuk sistem PAL adalah sebagai berikut:

a. Lebar kanal sebesar 7 MHz. b. Pemayaran horisontal, blanking, dan frekuensi

sinkronisasi sebesar 15625Hz, karena setiap frame menggunakan 625 garis dan terdapat 25 frame setiap detiknya.

c. Pemayaran horisontal, blanking, dan frekuensi sinkronisasi sebesar 50Hz, karena setiap detiknya dikirimkan 50 field.

d. Sub pembawa warna sebesar 4,43 MHz. Pola interference antara luminansi dan krominansi dalam sistem PAL tidak akan terlalu mengganggu bila fc didefinisikan sebagai[12]:

fC = Lfnn

2

22

1221

fC = Lfn

41

Dengan : fC = frekuensi sub pembawa n = konsep interferensi minimum (284) fL = frekuensi sinkronisasi horisontal Untuk meningkatkan kualitas warna, dapat diperbaiki hasilnya jika pada pemayaran berikutnya energi sinyal sub pembawa warna dengan ½ frekuensi horisontal karena distribusi senergi sub pembawa berjarak ¼ frekuensi horisontal terhadap energi sinyal luminansi. Penambahan fL/625 dimaksudkan untuk menghilangkan skala titik sub pembawa warna pada gambar. Proses ini dinamakan “offset ¼”[10].

fC = 6254

1 LL

ffn

fC = 4433619,4625

156251562541284

MHz

Sehingga frekuensi sub pembawa untuk sinyal PAL adalah sebesar 4,4433619 MHz. 2.6 Sinyal Suara

Komponen frekuensi dari sinyal suara dapat ditemukan pada rentang frekuensi 20 Hz sampai 20 kHz[13]. Sedangkan frekuensi yang dapat direspon oleh telinga manusia adalah fungsi nonlinier antara 30 Hz dan 30 kHz[13]. 2.7 Pemancar Televisi Terdapat dua jenis modulasi yang sering digunakan untuk mentransmisikan sinyal analog yaitu modulasi amplitudo (AM) dan modulasi frekuensi (FM). Pada sistem penyiaran televisi menggunakan modulasi amplitudo untuk memodulasi gambar. Penggunaan modulasi amplitudo pada sistem penyiaran televisi karena modulasi amplitudo dapat digunakan untuk lebar pita 5MHz yang merupakan standar televisi. Sinyal audio menggunakan frekuensi modulasi (FM) pada transmisinya karena lebar pita sinyal audio hanya

sebesar 50kHz. Frekuensi pembawa untuk sinyal audio berada pada frekuensi 5,5MHz lebih tinggi dari frekuensi pembawa sinyal video. Pada praktisnya, sistem televisi menggunakan sistem modulasi amplitudo sebagian sisi pita (Amplitudo Modulation Vestigial Side Band-AMVSB). AMVSB merupakan modifikasi dari sistem AM. Pada sistem televisi yang dikirimkan hanya pita sisi atasnya (Upper Side Band-USB) saja untuk menghemat lebar pita. Tetapi karena respon tapis tidak ideal dan dapat memotong pita sisi atas, maka sebagian dari pita sisi bawah juga dikirimkan. Sehingga gangguan-gangguan pemancaran dan respon filter tidak mengganggu sinyal televisi dan gambar yang dihasilkan pesawat penerima televisi[12]. 2.8 Penguat Daya Kelas A

Penguat kelas A merupakan penguat yang bekerja dengan titik operasi berada digaris linier dari kurva karakteristiknya[19]. Hal ini menyebabkan arus kolektor akan mengalir sepanjang 3600 dari siklus sinusoidal sinyal ac masukan. Karena mode pengolahan berada pada garis beban ac-nya, maka semua sinyal masukan akan diolah keseluruhan sehingga penguat kelas A digolongkan penguat linier. Penguat kelas A dapat diterapkan sebagai penguat pitas sempit maupun penguat pita lebar. Pada perancangan tugas akhir ini penguat kelas A diterapkan sebagai penguat daya frekuensi radio pita lebar (RF Wideband Amplifier).

III Perancangan dan Pembuatan Modul

Pelatihan Pemancar Televisi Berwarna Bakuan PAL dan NTSC

3.1 Generator Pola Batang Warna Generator pola batang warna dibentuk dengan

menggunakan rangkaian pembangkit gelombang kotak yang terdiri dari osilator kristal dan penyangga. Kemudian gelombang kotak yang dihasilkan, diumpankan ke rangkaian pembagi frekuensi dan rangkaian pembagi tegangan, untuk menghasilkan gelombang kotak yang diinginkan seperti pada Gambar 2. Gambar 7 adalah rangkaian pembentuk pola batang warna.

Gambar 7 Rangkaian pembentuk pola batang warna

R12470

12

DETAK 153,6kHz

R111K8

12

C10

0.1

RED

REDCN3

BNC22

3

1

VCC +5V

R16680

12

Q52N4401

3

2

1

R15470

12

C15

0.1 U9A

74LS112

4

3

1

2

15

5

6

168

R

J

CLK

K

S

Q

Q

VCC

GND

R10680

12 GREEN

GREENCN4

BNC2

2

3

1

U8B

74LS112

10

11

13

12

14

9

7

8R

J

CLK

K

S

Q

Q

GND

Q32N4401

3

2

1

R9470

12

BLUE

BLUE

CN2

BNC22

3

1

C11

0.1

R13680

12

R141K8

12

R81K8

12

C9

0.1

SINKRONISASI

C17

0.1U8A

74LS112

4

3

1

2

15

5

6

16R

J

CLK

K

S

Q

Q

VCC

Q42N4401

3

2

1

VCC

Page 5: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F099578... · karakteristik amplitudo, ... secara digital dari warna dasar ... digunakan

5

3.2 Generator Pulsa Sinkronisasi Pulsa yang digunakan sebagai pulsa

sinkronisasi pada perancangan ini adalah pulsa komposit blanking. Pulsa komposit blanking yang akan dibangkitkan seperti pada Gambar 5. Gambar 8 adalah rangkaian pembangkit pulsa sinkronisasi.

Gambar 8 Rangkaian pembentuk sinkronisasi

3.2.4 Sinyal Sinkronisasi Kartu VGA

Frekuensi sinyal sinkronisasi kartu VGA (Video Graphic Array ) umumnya sebesar 31,469kHz untuk sinkronisasi horisontal dan 70,08Hz untuk sinkronisasi vertikal. Pada tugas akhir ini menggunakan program bantu perangkat lunak VGATV for Windows versi 2003.0518. Program bantu ini akan mengubah frekuensi sinkronisasi kartu VGA sebesar 15,625kHz untuk sinkronisasi horisontal dan 50Hz untuk sinkronisasi vertikal pada mode PAL. Pada mode NTSC, program bantu ini akan mengubah frekuensi sinkronisasi kartu VGA sebesar 15,750kHz untuk sinkronisasi horisontal dan 60Hz untuk sinkronisasi vertikal. Tugas akhir ini tidak membahas program bantu VGATV for Windows versi 2003.0518.

Sinyal sinkronisasi yang dihasilkan kartu VGA tidak memenuhi kriteria untuk masukan pengkode PAL dan NTSC. Sinyal sinkronisasi horisontal dari kartu VGA memiliki durasi tinggi sebesar 4,5s dan durasi low sebesar 60s. Agar dapat memenuhi kriteria pengkode PAL dan NTSC maka keluaran sinyal sinkronisasi vertikal dan sinkronisasi horisontal di-NOR-kan. Keluaran gerbang logika NOR dalam

keadaan rendah bila salah satu masukannya adalah tinggi. Tujuan me-NOR-kan sinkronisasi horisontal dan sinkronisasi vertikal agar pemayaran pada penerima pesawat TV dapat sempurna dilakukan. Rangkaian gerbang NOR yang dibangun dengan IC 74LS02. 3.3 Pengkode PAL dan NTSC

Pengkode PAL dan NTSC berfungsi membangkitkan sinyal video komposit dari masukan sinyal pita dasar (baseband) red, green, dan blue. Pengkode PAL dan NTSC yang digunakan adalah suatu rangkaian terintegrasi IC MC1377 yang memiliki fungsi sebagai pengkode PAL dan NTSC. Pada IC MC1377 terdapat fitur-fitur yang mendukung dalam pengkodean PAL dan NTSC diantaranya adalah penggeser fasa 900 terkendali tegangan, dua unit modulator chroma pita sisi ganda pembawa ditekan (DSBSC), dan matriks masukan RGB.

IC MC1377 cukup representatif pada perancangan tugas akhir ini. Pada IC MC1377 dapat dilihat bentuk-bentuk sinyal keluaran seperti sinyal (–Y), sinyal burst, dan sinyal krominansi. IC MC1377 juga memiliki pengatur tegangan internal sebesar 8,2V yang berfungsi memberikan catu pada sebagian besar rangkaian internal pada IC.

Pada IC MC 1377 diperlukan osilator eksternal sebagai sub pembawa warna. Jika diinginkan dalam mode PAL maka frekuensi osilator eksternal sebesar 4,43MHz. Sedangkan jika diinginkan dalam mode NTSC maka frekuensi osilator eksternal sebesar 3,58MHz dengan terlebih dahulu mentanahkan pin 20 pada IC MC 1377. Diagram blok IC MC1377 dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Diagram blok IC MC1377

C333p

R12M2

R210K

C168p

SYNC

SYNC

CN1

BNC2

2

3

1

U4

74LS163

2

8

11121314

15

16

3456

710

91

CLK

GND

Q3Q2Q1Q0

TC

VCC

D0D1D2D3

CEPCET

PEMR

U5B

74LS32

4

56

U5C

74LS32

9

108

U1B

14069

3 4

U2

74LS163

2

8

11121314

15

16

3456

710

91

CLK

GND

Q3Q2Q1Q0

TC

VCC

D0D1D2D3

CEPCET

PEMR

Q1

8MHz

C4

100n

C268p

U5A

74LS32

1

23

C6

100n

U3

74LS163

2

8

11121314

15

16

3456

710

91

CLK

GND

Q3Q2Q1Q0

TC

VCC

D0D1D2D3

CEPCET

PEMR

U1A

14069

1 2

C5

100n

VCC

Modulator Televisi VHF

PAL/NTSC Encoder

AMVSB Video Modulator

FM Audio Modulator

Rangkaian Penggabung

Generator Sinyal Audio

Generator Pola Batang Warna

Generator Sinkronisasi

Page 6: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F099578... · karakteristik amplitudo, ... secara digital dari warna dasar ... digunakan

6

3.3.1 Rangkaian Pengkode NTSC (NTSC Encoder) Untuk memfungsikan IC MC 1377 sebagai

pengkode NTSC maka rangkaian yang dibangun adalah seperti pada Gambar 10.

Gambar 10 Rangkaian pengkode NTSC dengan IC MC1377 Cara kerja rangkaian Gambar 10 adalah

sebagai berikut: 1. Pin 3, 4, dan 5 IC MC1377 adalah masukan

sinyal-sinyal Red, Green dan Blue. 2. Kemudian pada blok Color Difference and

Luminance matrix menghasilkan sinyal-sinyal (R–Y), (B–Y), dan (–Y) dari sinyal-sinyal Red, Green dan Blue.

3. Pada pin 1, merupakan rangkaian pewaktuan untuk mengaktifkan blok Latching Ramp Generator. Fungsi blok ini untuk mensinkronkan sistem dengan masukan sinkronisasi sehingga burst warna dapat dengan presisi menghasilkan warna yang diinginkan[3].

4. Osilator sub pembawa warna bersama-sama dengan driver pulsa burst dan sinyal (B–Y) diteruskan ke modulator balans (B–Y).

5. Osilator sub pembawa warna yang telah tergeser fasa 900 bersama-sama dengan driver pulsa burst dan sinyal (R–Y) diteruskan ke modulator balans (R–Y).

6. Karena IC MC1377 bekerja pada mode NTSC (mentanahkan pin 20), maka PAL switch 0/1800 tidak aktif.

7. Kemudian keluaran modulator balans (R–Y) dan modulator balans (B–Y) digabungkan pada rangkaian penguat kromatik.

8. Sinyal Kromatik kemudian dilewatkan pada suatu rangkaian transformator pelewat pita kromatik.

9. Sinyal (–Y) bersama-sama dengan sinyal sinkronisasi, dan sinyal kromatik digabungkan pada rangkaian penguat keluaran yang akan menghasilkan sinyal video komposit.

3.3.2 Rangkaian Pengkode PAL (PAL Encoder) Untuk memfungsikan IC MC 1377 sebagai

pengkode NTSC maka rangkaian yang dibangun adalah seperti pada Gambar 11.

Gambar 11 Rangkaian Pengkode PAL dengan IC MC1377 Cara kerja rangkaian Gambar 3.11 adalah

sebagai berikut: 1. Pin 3, 4, dan 5 IC MC1377 adalah masukan

sinyal-sinyal Red, Green dan Blue. 2. Kemudian pada blok Color Difference and

Luminance matrix menghasilkan sinyal-sinyal (R–Y), (B–Y), dan (–Y) dari sinyal-sinyal Red, Green dan Blue.

3. Pada pin 1, merupakan rangkaian pewaktuan untuk mengaktifkan blok Latching Ramp Generator. Fungsi blok ini untuk mensinkronkan sistem dengan masukan sinkronisasi sehingga burst warna dapat dengan presisi menghasilkan warna yang diinginkan[3].

4. Osilator sub pembawa warna bersama-sama dengan driver pulsa burst dan sinyal (B–Y) diteruskan ke modulator balans (B–Y).

5. Osilator sub pembawa warna yang telah tergeser fasa 900 bersama-sama dengan driver pulsa burst dan sinyal (R–Y) diteruskan ke modulator balans (R–Y).

6. Karena IC MC1377 bekerja pada mode PAL (mengambangkan pin 20), maka blok PAL switch 0/1800 aktif. Sehingga keluaran modulator balans (R–Y) akan diteruskan ke blok PAL switch 0/1800, yang akan mengubah fase keluaran modulator balan (R – Y) sebesar 1800 tiap pemayaran, sehingga kesalahan fase warna saat pengiriman dapat diatasi.

7. Kemudian keluaran blok PAL switch 0/1800 dan modulator balans (B–Y) digabungkan pada rangkaian penguat kromatik.

8. Sinyal Kromatik kemudian dilewatkan pada suatu rangkaian transformator pelewat pita kromatik.

9. Sinyal (–Y) bersama-sama dengan sinyal sinkronisasi, dan sinyal kromatik digabungkan pada rangkaian penguat keluaran yang akan menghasilkan sinyal video komposit.

3.4 Generator Sinyal Suara Sinyal suara yang dibuat adalah sinyal suara

tiruan dengan rentang frekuensi 1kHz sampai dengan 20kHz. Sinyal suara yang dibuat berbentuk pulsa kotak dengan amplitudo 1Vpp. Perancangan menggunakan IC MC1455 yang merupakan IC pewaktuan yang dirangkai

R17

751 2

C14 0.01

L1

10264 45

31

C13 0.1

+ C30

100uF

C12 0.1

SYNC IN

C10

0.1

SN-tr

21

3

VIDEO KOMPOSIT OUT

R447K

12

SN-Y

21

3

R3 2201 2

8V2dc

R9

1K212

R18 10K

1 3

2

C1

220pF

C70.001

R1 3K321 2

C9 100

GREEN IN

3.58MXT1

+

C29

100uF

MC1377

U620

4

5

71213

14

9

8

17

15

18

1110

2 1

3

619

16NTSC/PAL

G

B

Vcl

amp

R-Y

clam

pChr out

VCC

CVout

-Y in

Osc in

Gnd

Osc out

B-Y

clam

pChr in

Sync tr

R

-Y outQ

m

VB

C8 47

VCC +12V

VCC

C2220pF

C28

0.1

VB OUT

C11

0.1

R101K2

12

C68

5-25

RED IN

SNCHR

SW3P

21

3

C150.001

R2 47K1 2

BLUE IN

C27

0.1

R17

751 2

C14 0.01

L1

10264 45

31

C13 0.1

+

C30

100uF

C12 0.1

SYNC IN

C10

0.1

SN-tr

21

3

VIDEO KOMPOSIT OUT

R447K

12

SN-Y

21

3

R3 2201 2

8V2dc

R9

1K212

R18 10K

1 3

2

C1

220pF

C70.001

R1 3K321 2

C9 62

GREEN IN

4,43MXT1

+

C29100uF

MC1377

U620

4

5

712

13

14

9

8

17

15

18

11

10

2 1

3

6

19

16NTSC/PAL

G

B

Vcla

mp

R-Y

clam

pChr out

VCC

CVout

-Y in

Osc in

Gnd

Osc out

B-Yc

lam

p

Chr in

Sync tr

R

-Y out

Qm

VB

C8 33

VCC +12V

VCC

C2220pF

C28

0.1

VB OUT

C11

0.1

R101K2

12

C68

5-25

RED IN

SNCHR

SW3P

21

3

C150.001

R2 47K1 2

BLUE IN

C27

0.1

Page 7: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F099578... · karakteristik amplitudo, ... secara digital dari warna dasar ... digunakan

7

dalam mode multivibrator astabil. Rangkaian sinyal suara dengan menggunakan IC MC1455 seperti pada Gambar 12.

Gambar 12 Rangkaian pembangkit sinyal suara 1kHz – 20kHz dengan menggunakan IC MC1455

3.5 Modulator Televisi

Modulator televisi berfungsi memodulasi sinyal pembawa dengan sinyal informasi gambar dan sinyal informasi suara. Modulator televisi yang digunakan adalah suatu rangkaian terintegrasi IC MC1374 yang memiliki fungsi membangkitkan sinyal televisi dari masukan gambar dan suara. Pada IC MC1374 terdapat sebuah FM audio modulator, AMVSB video modulator, osilator pembawa suara, dan osilator RF[3].

IC MC1374 membutuhkan rangkaian antar muka agar dapat berfungsi sebagai modulator televisi. Gambar 13 adalah rangkaian modulator televisi dengan menggunakan IC MC1374.

Gambar 13 Modulator televisi dengan menggunakan IC MC1374

Pada rangkaian Gambar 13 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sinyal informasi gambar masuk melalui pin 11 IC MC1374. R11 sebesar 75 karena impedansi dari masukan video sebesar 75.

2. Sinyal pembawa gambar dibangkitkan oleh rangkaian tangki osilator pada pin 6 dan 7.

3. Sinyal informasi suara masuk melalui pin 14 sedangkan Sinyal pembawa suara dibangkitkan oleh rangkaian tangki osilator pada pin 2 dan 3.

4. Tegangan pada pin 1 direkomendasikan berada pada level 2,5V – 9,5V bila catu daya IC MC1374 sebesar 12V[3] sehingga fungsi VR6 sebesar 10K agar tegangan pada pin 1 dapat diatur.

5. Masukan VB merupakan regulator tegangan 8,2V yang dihasilkan oleh pin 16 IC MC1377 PAL/NTSC Encoder.

6. R15 merupakan penguatan untuk modulator video.

315 10.15,1.2

synclevelVR

Jika tegangan puncak level sync adalah 3Vpp (diambil harga minimum) maka

39,521710.15,1

3.210.15,1

.23315

VppVR synclevel

7. Besar tegangan keluaran RF pada pin 9 sebesar

)(2111 VV

RRVoutG

L

RL adalah besar impedansi beban sebesar 50 agar setara dengan impedansi saluran ke antena. RG = R15 adalah besar tahanan antara pin 12 dan 13. V11 adalah besar tegangan masukan ke pin 1 dan V1 adalah tegangan puncak dari masukan Video.

3.6 Penguat Daya Kelas A RF Pita lebar

Penguat daya kelas A Frekuensi Radio Pita Lebar yang akan dibangun menggunakan komponen aktif transistor silikon bipolar NPN 2N3866. Harga-harga komponen sesuai dengan pendekatan baku yang terdapat di pasaran adalah sebagai berikut:

R1 = 5K1 ; R2 = 4K5 ; R3 = 220 C1 = C2 = C3 = 10nF L = 2,2 H Transistor NPN 2N3866 VCEO = 30Vdc ; VCBO = 55Vdc ; VEBO = 3,5Vdc ; IC(MAX) = 400mA POUT(MAX) = 1 watt ; hfe = 200 harga tahanan ac melintasi emitor (r’E)

diperoleh dengan persamaan:

5,05025

)(25

)(25'

mAmV

mAImV

mAImVEr

CE (3.47)

dari Persamaan (2.27) didapatkan

1005,0

50'

E

L

S

OUT

rR

VVA

(tanda – berarti ada pembalikan fase) Rangkaian penguat daya kelas A frekuensi

radio pita lebar seperti pada Gambar 14.

Gambar 14 Penguat daya kelas A RF pita lebar

R1470

VCC +12V

MC1455

2

5

3

7

6

4 81

TR

CV

Q

DIS

THR

R

VC

CG

ND

C2100n

C3 100n

C1

100nF

VR1 10K

SINYAL SUARAVR2 20K

MC1374

Vidi

o

U9

3

4

1

2

7 8

13

12

9

5

6

10

11

14

SC Osc1

SC O

sc B

+

SC in

SC Osc2

AM O

sc2

VCC

Gain2

Gain1

RFo

Gnd

1

AM O

sc1

Gnd

2

V in

A in

R8470

12

J1 VTE

J3 VTE

3

1

L210uH

R16

75

12

5

4

L3

0.12

uH

J4 VTE

+C36 47uF

VIDEO IN

S

L5

0.33uHC17

120

AUDIO IN

+12

J11ATE

S

L4

0.33uH

J2 VTE

R14 470

1 2

+12V

C18 0.001

R5 2K71 2

C32

5-25

C37

0.47 R610K

13

2

R155K1

12

R11

75

1 2

C25

0.001C22

22

R7 2K21 2

C23

47

C20

39

J5 VTE

R12

470

1 2

C24

22

C21

0.001

RF OUT

J12 ATE

J6 VTE

J13 ATE

+

C19

1uF

C33

5-25

C16

47

VB IN

5K1

502N3866

10nF

2,2uH

+24V

4K5

RF input 10nF

10nF

220

Page 8: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F099578... · karakteristik amplitudo, ... secara digital dari warna dasar ... digunakan

8

IV Analisa dan Pengujian 4.1 Analisa dan Pengujian Sinyal Pola Batang

Sinyal pola batang warna yang dibangkitkan oleh generator pembentuk pola batang warna terdiri dari sinyal Red, Green dan Blue. Pada Gambar 15, sinyal Blue memiliki frekuensi 76,9kHz, sinyal Red memiliki frekuensi 38,5kHz, dan sinyal Green memiliki frekuensi 19,2kHz. Besar tegangan 1Vpp dengan dc offset berada pada level 3,2V. Level tegangan dapat dijaga antara 2,4V dan 4,4V yang merupakan syarat masukan untuk sinyal RGB ke rangkaian pengkode PAL dan NTSC.

(a) (b)

(c) Gambar 15 Sinyal masukan pola batang warna (a) Blue (b) Red (c)

Green 4.2 Analisa dan Pengujian Sinyal Sinkronisasi

Sinyal sinkronisasi memiliki periode 64s, dengan durasi sinkronisasi sebesar 4s.

(a) (b)

(c)

Gambar 16 Sinyal sinkronisasi (a) komposit (b) VGA (c) VGA setelah gerbang NOR

4.3 Analisa dan Pengujian Sinyal Luminansi

Sinyal luminansi yang diuji adalah sinyal luminansi untuk pola batang warna. Gambar 17 adalah

invers sinyal luminansi (-Y) dengan level-level tegangan yang bertingkat.

Gambar 17 Sinyal InversLuminansi (-Y)

Tabel 4.1 Perbandingan antara pengujian dan perhitungan harga sinyal (–Y)

Perhitungan Pengujian

Warna

Blue

Red

Green

Y (Volt) –Y (Volt) –Y (Volt)

White 1 1 1 1,00 –1,00 –1,00

Yellow 0 1 1 0,89 –0,89 –0,84

Cyan 1 0 1 0,70 –0,70 –0,72

Green 0 0 1 0,59 –0,59 –0,60

Magenta 1 1 0 0,41 –0,41 –0,40

Red 0 1 0 0,30 –0,3 –0,28

Blue 1 0 0 0,11 –0,11 –0,12

Black 0 0 0 0,00 0,00 0,00

4.4 Analisa dan Pengujian Sinyal Kromatik

Pola Batang Warna

(a) (b)

Gambar 17 Sinyal Krominansi (a) PAL (b) NTSC

(a) (b)

Gambar 18 Sinyal Burst (a) PAL (b) NTSC

Sinyal kromatik hanya membawa informasi tingkat kejenuhan warna bukan nama warna. Perbedaan signifikan antara sinyal kromatik sinyal PAL dan sinyal NTSC terletak pada sinyal burst. Sinyal kromatik PAL

Page 9: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F099578... · karakteristik amplitudo, ... secara digital dari warna dasar ... digunakan

9

memiliki frekuensi sinyal burst 4,43MHz sedangkan frekuensi sinyal burst untuk sinyal NTSC sebesar 3,58MHz. Sedangkan secara spesifik warna-warna tidak dapat dibedakan dengan jelas pada sinyal kromatik.

4.5 Analisa dan Pengujian Sinyal Video Komposit

Pola Batang Warna

(a) (b)

Gambar 19 Sinyal Video Komposit Pola Batang Warna (a) PAL (b) NTSC

(a) (b) Gambar 20 Sinyal Video Komposit Pola Batang Warna Tanpa Sinyal

Burst (a) PAL (b) NTSC

(a) (b) Gambar 21 Sinyal Video Komposit Pola Batang Warna Tanpa Sinyal

Krominansi (a) PAL (b) NTSC

(a) (b) Gambar 22 Sinyal Video Komposit Pola Batang Warna Tanpa Sinyal

Luminansi (a) PAL (b) NTSC Pada gambar 19, Perbedaan antara sinyal

komposit pola batang warna sistem NTSC dan PAL terletak pada frekuensi dari sub pembawa warna. Vektor warna untuk sistem PAL dan sistem NTSC yang

berbeda dapat diamati dengan menggunakan vectroscope.

Pada gambar 20, Sinyal burst adalah sinyal sinkronisasi fasa warna. Karena sinyal sinkronisasinya tidak ikut dikirimkan, maka pada saat di pesawat penerima TV, sinyal informasi warna tidak dapat didemodulasikan dengan benar. Akibatnya sinyal informasi warna akan berbeda dengan yang dikirimkan.

Pada gambar 21, Informasi yang ada pada sinyal video komposit hanya sinyal luminansi yang memberikan informasi gelap dan terang. Karena sinyal burst menyatu pada sinyal kromatik maka ketidakadaan sinyal kromatik juga membuat sinyal burst tidak ada. Hal ini terjadi karena tidak ada warna yang perlu disinkronkan dengan pesawat penerima TV

Pada gambar 22, Informasi yang ada pada sinyal video komposit hanya sinyal krominansi yang memberikan informasi warna. Warna putih menjadi sama level tegangannya dengan warna hitam. Warna-warna yang lain tidak memiliki kepekaan terhadap kuat cahaya sehingga cenderung gelap.

4.6 Analisa dan Pengujian Modulator Televisi

Hasil pengujian pada yang dilakukan dapat dibuat grafik hubungan antara sinyal masukan IC MC1374 dan sinyal keluaran TV Sony 14 inch, seperti pada Gambar 23.

Pada amplitudo sinyal masukan 0,025Vpp sampai 0,15Vpp keluaran modulator justru melemahkan sinyal masukan. Hal tersebut menandakan masukan modulator TV tidak boleh berada kurang dari 0,2Vpp. Pada amplitudo sinyal masukan 0,25Vpp sampai 1,5Vpp keluaran modulator mendekati linier dengan penguatan pada kisaran 1,2 sampai 1,5. Pada amplitudo sinyal masukan 1,4Vpp sampai 2Vpp didapatkan hasil sinyal keluaran yang tetap sebesar 2Vpp. Hal ini dikarenakan batas level amplitudo dari keluaran televisi diatur sebesar 2Vpp. Penguatan terbesar 1,5 didapat pada tegangan masukan sebesar 1,2Vpp. Pada Gambar 23 respon modulator TV yang dirancang mendekati linier dan dapat digunakan sebagai pemancar televisi.

Gambar 23 Grafik sinyal masukan video modulator IC MC1374 dan sinyal keluaran TV

0

0,5

1

1,5

2

2,5

0 0,5 1 1,5 2

Vin (Vpp)

Vou

t (V

pp)

Page 10: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F099578... · karakteristik amplitudo, ... secara digital dari warna dasar ... digunakan

10

4.7 Analisa dan Pengujian Penguat Daya Kelas A RF Pita Lebar

Gambar 24 Grafik sinyal masukan dan sinyal keluaran penguat daya kelas A RF pita lebar

Gambar 24 adalah grafik hubungan antara

sinyal masukan dan sinyal keluaran penguat daya kelas A radio frekuensi pita lebar. Penguat daya kelas A adalah penguat yang linier. Kelinierannya diuji dengan berbagai macam amplitudo sinyal masukan seperti pada Gambar 24. Pada Gambar 24 didapatkan grafik transistor yang tidak linier. Harga sinyal masukan 0,2Vpp sampai 1Vpp mendekati linier tetapi untuk harga sinyal masukan yang lain linieritas tidak terjadi. Ketidaklinieran penguat daya yang dirancang disebabkan oleh suhu yang tidak ideal lebih dari 250 celsius sehingga titik kerja transistor bergeser. Pada praktisnya, besar amplitudo suatu sinyal RF berada kurang dari 1Vpp karena itu penguat daya yang dirancang tetap dapat digunakan. 4.8 Analisa dan Pengujian Pemancar Televisi

dengan Menggunakan Spectrum Analyzer Gambar 25 merupakan spektrum frekuensi

pemancar televisi dari tugas akhir ini tanpa sinyal informasi. REV LVL diatur pada –30dbm, dengan SPAN 1MHz, pada posisi CENTER 60MHz. Frekuensi pembawa gambar terletak pada 57,280MHz, dan frekuensi pembawa suara pada 62,780MHz. Untuk frekuensi pembawa suara dapat diamati dengan tepat karena Spectrum Analyzer memiliki fitur DEMOD sinyal suara, sehingga sinyal suara yang dikirimkan dapat tepat didengar bila terdapat informasi suara. Pada pesawat penerima televisi pada jarak 20 meter tanpa penghalang dan rintangan. Kuat sinyal yang diterima oleh spectrum analyzer pada frekuensi 57,280MHz sinyal pembawa gambar sebesar – 49,3dBm sedangkan kuat sinyal yang diterima oleh spectrum analyzer pada frekuensi 62,780MHz sinyal pembawa suara sebesar – 30,0dBm. Pada pengujian, sinyal informasi suara dan informasi gambar dapat diterima dengan baik.

(a) (b)

Gambar 25 (a) Spektrum frekuensi pemancar TV

(b) Tampilan LCD pada spectrum analyzer

4.9 Pengamatan Sinyal Video Komposit Pola Batang Warna dari Kartu VGA

(a) (b)

Gambar 26 Sinyal video komposit pola batang warna (a) dari kartu VGA

(b) dari rangkaian pembangkit pola batang warna

(a) (b)

Gambar 27 Pola batang warna di penerima Televisi (a) dari kartu VGA

(b) dari rangkaian pembangkit pola batang warna

Pada Gambar 26, pada durasi ke 62µs dari awal sinkronisasi pada sinyal video komposit dari rangkaian pembangkit pola batang warna terdapat level tinggi yang bila dilihat pada sinyal video komposit dari kartu VGA tidak terdapat penampakan tersebut. Penampakan tersebut dapat menyebabkan cacat pada gambar yang diterima TV sehingga pemayaran berikutnya pada penerima TV akan bergeser dan gambar akan tampak tidak lurus. Level amplitudo sinyal video komposit dari kartu VGA lebih kecil dari pada rangkaian pembangkit pola batang warna. Walaupun demikian gambar pola batang warna dari kartu VGA dapat diterima TV dengan jelas.Lebih jelasnya tentang hal-hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 27.

Pada Gambar 27 dapat dilihat bahwa gambar pola gambar warna dari kartu VGA lebih baik dibandingkan dengan dari rangkaian pembangkit pola batang warna dilihat dari lurus tidaknya pola batang warna yang dihasilkan. Gambar pola batang warna dari rangkaian pembangkit pola batang warna di penerima

0

5

10

15

20

25

0 0,5 1 1,5 2

Vin (Vpp)

Vou

t (V

pp)

Page 11: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F099578... · karakteristik amplitudo, ... secara digital dari warna dasar ... digunakan

11

TV terdapat pergeseran pemayaran yang menyebabkan gambar tampak miring. Tetapi bila dilihat dari tajamnya warna, rangkaian pembangkit pola batang warna lebih baik dari kartu VGA. Hal ini disebabkan karena amplitudo sinyal video komposit yang dihasilkan oleh rangkaian pembangkit pola batang warna lebih besar dibandingkan dengan sinyal video komposit dari kartu VGA. Kelemahan pola batang warna yang dihasilkan kartu VGA dibandingkan dengan rangkaian pembangkit pola batang warna adalah terjadi kedipan (flicker) pada pola batang warna yang dihasilkan kartu VGA. Flicker dapat terjadi apabila sinyal sinkronisasi vertikal kurang dari 50Hz sehingga mata dapat melihat pergantian pemayaran vertikal yang seharusnya tidak terlihat oleh mata. V. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan

1. Pada pengujian sinyal luminansi dari pengkode PAL dan NTSC memiliki level tegangan yang berbeda dan unik untuk setiap warna pada pola batang warna. Pada pengujian perangkat pengkode PAL dan NTSC, sinyal luminansi PAL tidak berbeda dengan sinyal luminansi NTSC.

2. Pada pengujian perangkat, sinyal krominansi PAL dan NTSC berbeda bila dilihat dari frekuensi sub pembawa warna. Pada sinyal krominansi PAL, frekuensi sub pembawa warna sebesar 4,43MHz. Pada sinyal krominansi NTSC, frekuensi sub pembawa warna sebesar 3,58MHz. Sinyal burst mensinkronkan fasa sub pembawa warna dari informasi gambar yang dikirimkan dan merupakan sinyal sinkronisasi warna dari sistem televisi berwarna.

3. Pengkode PAL dan NTSC yang digunakan adalah IC MC1377, yang cukup baik mengkodekan sinyal-sinyal warna dasar Red, Green, dan Blue menjadi sinyal video komposit PAL atau NTSC. Kekurangan IC MC1377 tidak dapat melihat sinyal pembeda warna (color differensial) dari sistem televisi berwarna.

4. Sinyal video komposit PAL dan NTSC dapat dibedakan dari sinyal burst yang dikirimkan. Vektor warna sinyal PAL dan NTSC dapat juga dibedakan menggunakan vectroscope.

5. Kelemahan pola batang warna yang dihasilkan kartu VGA dibandingkan dengan rangkaian pembangkit pola batang warna adalah terjadi kedipan (flicker) pada pola batang warna yang dihasilkan kartu VGA. Flicker dapat terjadi apabila sinyal sinkronisasi vertikal kurang dari 50Hz sehingga mata dapat melihat pergantian pemayaran vertikal yang seharusnya tidak terlihat oleh mata.

6. IC MC1374 merupakan modulator televisi yang terintegrasi. Rangkaian tambahan yang dibutuhkan hanya tanki osilator. Tanki osilator

yang digunakan perlu penalaan yang cukup rumit sehingga sering kali menemui kegagalan pemancaran terutama pemancaran sinyal suara. Sinyal pembawa gambar memiliki frekuensi 57,280MHz dan sinyal pembawa suara memiliki frekuensi 62,780MHz. Bila level amplitudo masukan audio diperbesar hingga 10Vpp akan terjadi cacat pada gambar yang mengganggu kualitas gambar. Untuk mengatasi hal tersebut, level amplitudo masukan audio tidak boleh lebih dari 5Vpp tetapi suara yang dihasilkan TV tidak sekeras amplitudo 10Vpp.

7. Frekuensi pembawa gambar dan pembawa suara berjarak 5,5MHz satu sama lainnya. Jarak ini sesuai dengan sistem PAL tetapi 1MHz lebih besar dari standar NTSC sebesar 4,5MHz. Walaupun begitu tetap saja dapat diterima oleh penerima TV dan dapat dihasilkan suara yang dapat didengar.

8. Penguat daya yang digunakan adalah penguat daya kelas A karena dapat mengolah sinyal dengan lebar pita yang luas dan bersifat linear. Daya transistor 2N3866 yang dihasilkan tidak dapat dimaksimalkan mencapai 1 watt karena panas yang tinggi disebabkan besarnya arus kolektor mencapai 200mA menyebabkan memanasnya timah penghubung dan menghubungsingkatkan rangkaian sehingga transistor putus. Walaupun begitu, pada jarak 20 meter, sinyal televisi tetap dapat diterima pada pesawat televisi.

5.2. Saran

1. Tugas akhir ini dapat dikembangkan dengan menambahkan perangkat keras antarmuka pengubah sinyal sinkronisasi VGA menjadi sinyal sinkronisasi TV sehingga tidak perlu lagi penggunaaan perangkat lunak VGATV for Windows versi 2003.0518.

2. Tugas akhir ini dapat dikembangkan untuk sistem bakuan televisi yang lain seperti SECAM.

3. Pada penanganan modulator TV IC MC1374, perlu sekali memperhatikan masukan sinyal audio agar level tegangan masukan tidak melebihi spesifikasi yang ditentukan. Level tegangan sinyal audio yang berlebih dapat membuat daya keluaran pemancar tidak merata sehingga daya keluaran sinyal pembawa gambar akan berkurang. Penggantian rangkaian modulator TV IC MC1374 dengan rangkaian modulator TV terintegrasi yang lain seperti LM1889 bisa dilakukan.

4. Penambahan penguat daya untuk memperoleh daya keluaran yang besar dengan jangkauan yang jauh dapat dilakukan. Kesulitan terutama dalam mengatasi panas yang berlebih pada transistor, sehingga untuk mengatasi panas yang berlebih penulis menggunakan kipas

Page 12: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MODUL …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F099578... · karakteristik amplitudo, ... secara digital dari warna dasar ... digunakan

12

pendingin DC yang mampu membuang panas pada transistor. Hal tersebut pada awal perancangan kurang diperhatikan penulis sehingga mengorbankan 1 buah transistor 2N3866.

5. Antena juga memegang peranan dalam jauh tidaknya jangkauan yang dapat dicapai oleh pemancar. Tugas akhir yang dibuat ini berorientasi sebagai modul pelatihan yang penggunaannya hanya diperuntukkan pada satu lingkup sempit laboratorium dan jarak antara penerima dan pemancar tidak jauh. Tugas akhir ini dapat dikembangkan untuk pemancar televisi komersil dengan menambahkan penguat daya dan menyesuaikan antena yang digunakan sehingga daya yang dihasilkan dapat dengan optimum dipancarkan.

6. Pengadaan perangkat pengukuran vektor warna atau vectroscope di laboratorium Teknik Elektro akan sangat membantu mahasiswa Teknik Elektro untuk lebih memperdalam pengetahuan di bidang penyiaran televisi berwarna.

DAFTAR PUSTAKA [1] …………, “303 Rangkaian Elektronika”, PT

Elex Media Komputindo, Jakarta, 1991. [2] …………, “Analog/Interface Ics : Device Data”,

Vol I, Motorola, 1996. [3] …………, “Analog/Interface Ics : Device Data”,

Vol II, Motorola, 1996. [4] …………, “AN-829 : Application of the MC1374

TV Modulator”, Motorola Semiconductor Inc. [5] …………, “CMOS Logic Data”, ON

Semiconductor, 2000. [6] …………, “Low cost Audio-Video Modulator

and Transmitter”, TFY Inc, 2000. [7] …………, “LS TTL Data”, ON Semiconductor,

2000. [8] …………, “Small-Signal Transistors, FETs and

Diodes Device Data”, Motorola, 1996. [9] …………, “Stasiun TV Amatir”, Elektronika

Eksperimen, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 1995.

[10] …………, “Technology Development for Service”, Yayasan Pendidikan Masgobel, 1990.

[11] …………., “VHF/UHF TV Modulator”, WallyWare, Inc., 2003.

[12] Anil K., Maini, “Basic Television : transmission and reception monochrome and color”, Edisi kedua, CBS Publisher & Distributors, New Delhi, 1987.

[13] Freeman, Roger L., “Telecommunications Transmission Handbook”, John Wiley & Sons, Inc, 1998.

[14] Glasford, Glenn M., “Fundamentals of Television Engineering”, Tata McGraw-Hill Publishing Company LTD, New Delhi, 1978.

[15] H.L Krauss ; C.W Bostian ; F.H Raab, “Teknik Radio Benda Padat”, Universitas Indonesia, Jakarta, 1990.

[16] H. Young, Paul, “Electronic Communication Technique”, Fourth Edition, Prentice Hall International, USA, 1999.

[17] Maggi, Marcelo F., “Video Pattern Generator”, 1998.

[18] Malvino, Albert Paul, “Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor”, Erlangga, Jakarta, 1986.

[19] Malvino, Albert Paul, “Prinsip-Prinsip Elektronika”, Erlangga, Jakarta, 1984.

[20] Roddy, Dennis & Coolen, John, “Electronic Communications”, Third Edition; Reston Publishing Com. Inc., 1984.

[21] Sauerwald, Mark, “Television Standards-Part I : How Our TVs Work”, ChipCenter-QuestLink, 2002.

[22] Sauerwald, Mark, “Television Standards II : How European an Asian TVs Work”, ChipCenter-QuestLink, 2002.

[23] Sérgio Coelho, Paulo, “VGATV for Windows”, 2003.

[24] Spiwak, Marc, “TV Transmitter”, Poptronix Electronic Handbook, 1997.

[25] Tocci, Ronald J., “Digital Systems”, Fifth Edition, Prentice-Hall International Inc., New Jersey, 1991.

Arief Kurniawan, lahir di Jakarta, 24 Juni 1981. Menyelesaikan pendidikan di SMUN 1 Bekasi pada tahun 1999. Saat ini sedang menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang.

Menyetujui : Pembimbing I Ir. Sudjadi, MT NIP. 131 558 567 Pembimbing II Trias Andromeda, ST,MT NIP. 132 283 185