analisa kerusakan dan perbaikan motor...

14
Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 3 FASA Oleh: Rino Adi Putra (21060110141036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro [email protected] Abstrak Divisi Utility PT. Krakatau Steel Persero, Cilegon merupakan salah satu indutstri yang bertugas memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik yang terdapat pada industri PT. Krakatau Steel. Motor listrik sangat diperlukan dalam operasi-operasi industri misalnya untuk penggerak, pembentuk dan penggulung baja dalam proses produksi. Motor listrik saat ini tidak hanya diperlukan sebagai pendukung proses produksi baja, faktor ekonomi maupun mutu produksi, namun telah menjadi suatu kebutuhan pokok bagi proses industri. Motor induksi AC 3 fasa merupakan motor yang paling sering digunakan untuk penggerak pada crane, pompa pendingin untuk pabrik, terutama untuk membentuk dan menggulung baja pada akhir produksinya. Dalam pemakaiannya motor induksi AC 3 fasa tersebut tidak selalu pada kondisi yang optimal dan kadang mengalami kerusakan, untuk mencegah kerusakan diperlukan system proteksi untuk menjaga motor agar tidak mengalami kerusakan total. Tapi jika mesin sudah tidak bisa berjalan diperlukan perbaikan dan rekondisi. Pada proses rekondisi ada empat tahapan yang akan dilakukan, yaitu dismantling, rewinding, assembling dan testing. Sedangkan pada rekondisi hanya dilakukan dismantling, cleaning, assembling dan testing tanpa adanya rewinding. Di dalam laporan ini akan membahas tentang analisa perbaikan dan sistem proteksi pada motor induksi AC 3 fasa. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kurun waktu yang memasuki era global seperti saat ini Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) kian bergerak sangat cepat maju ke depan seiring dengan laju petumbuhan penduduk dan keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Negara - negara diseluruh belahan dunia terus belomba untuk memajukan IPTEK agar bisa berkompeten terutama dalam bidang industri. Berkembangnya IPTEK yang sangat pesat terus menerus menghasilkan penemuan dan inovasi yang lebih canggih dan ekonomis sehingga diperoleh efektifitas dan efisiensi yang baik dari sumber daya yang ada. PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan besi baja di Indonesia. Dalam perkembangannya terus berusaha meningkatkan produktivitas, efisiensi serta kinerja perusahaan dengan mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan kerja bagi karyawan dalam proses kegiatannya, dan juga dalam proses produksi yang dijalankan PT.Krakatau Steel banyak sekali menggunakan mesin-mesin listrik yang juga telah dilengkapi oleh aplikasi teknologi-teknologi yang dapat mempermudah penggunaan mesin-mesin listrik tersebut.

Upload: hoangduong

Post on 05-Feb-2018

262 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

Makalah Seminar Kerja Praktek

ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR

INDUKSI 3 FASA

Oleh:

Rino Adi Putra

(21060110141036)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

[email protected]

Abstrak

Divisi Utility PT. Krakatau Steel Persero, Cilegon merupakan salah satu indutstri yang bertugas

memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik yang terdapat pada

industri PT. Krakatau Steel. Motor listrik sangat diperlukan dalam operasi-operasi industri misalnya

untuk penggerak, pembentuk dan penggulung baja dalam proses produksi. Motor listrik saat ini tidak

hanya diperlukan sebagai pendukung proses produksi baja, faktor ekonomi maupun mutu produksi,

namun telah menjadi suatu kebutuhan pokok bagi proses industri.

Motor induksi AC 3 fasa merupakan motor yang paling sering digunakan untuk penggerak pada

crane, pompa pendingin untuk pabrik, terutama untuk membentuk dan menggulung baja pada akhir

produksinya. Dalam pemakaiannya motor induksi AC 3 fasa tersebut tidak selalu pada kondisi yang

optimal dan kadang mengalami kerusakan, untuk mencegah kerusakan diperlukan system proteksi untuk

menjaga motor agar tidak mengalami kerusakan total.

Tapi jika mesin sudah tidak bisa berjalan diperlukan perbaikan dan rekondisi. Pada proses

rekondisi ada empat tahapan yang akan dilakukan, yaitu dismantling, rewinding, assembling dan testing.

Sedangkan pada rekondisi hanya dilakukan dismantling, cleaning, assembling dan testing tanpa adanya

rewinding. Di dalam laporan ini akan membahas tentang analisa perbaikan dan sistem proteksi pada

motor induksi AC 3 fasa.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kurun waktu yang

memasuki era global seperti saat ini

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (

IPTEK ) kian bergerak sangat cepat

maju ke depan seiring dengan laju

petumbuhan penduduk dan keinginan

manusia untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Negara - negara diseluruh

belahan dunia terus belomba untuk

memajukan IPTEK agar bisa

berkompeten terutama dalam bidang

industri. Berkembangnya IPTEK yang

sangat pesat terus menerus

menghasilkan penemuan dan inovasi

yang lebih canggih dan ekonomis

sehingga diperoleh efektifitas dan

efisiensi yang baik dari sumber

daya yang ada.

PT. Krakatau Steel merupakan

perusahaan yang bergerak di bidang

pengolahan besi baja di Indonesia.

Dalam perkembangannya terus

berusaha meningkatkan produktivitas,

efisiensi serta kinerja perusahaan

dengan mengutamakan faktor

keamanan dan keselamatan kerja bagi

karyawan dalam proses kegiatannya,

dan juga dalam proses produksi yang

dijalankan PT.Krakatau Steel banyak

sekali menggunakan mesin-mesin

listrik yang juga telah dilengkapi oleh

aplikasi teknologi-teknologi yang

dapat mempermudah penggunaan

mesin-mesin listrik tersebut.

Page 2: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan

Laporan Kerja Praktek ini adalah

mengetahui secara umum prinsip kerja,

dapat menganalisa kerusakan dan

perbaikan pada mesin listrik,

khususnya motor induksi 3 fasa.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penyusunan laporan kerja praktik ini, agar pembahasan menjadi terarah dan tidak meluas maka penulis membatasi permasalahan yang dibahas. Adapun pembatasan masalahnya yaitu laporan ini hanya dilakukan pada Divisi Utility dan difokuskan pada analisa kerusakan dan perbaikan motor induksi 3 fasa. II. PT.KRAKATAU STEEL

2.1 Gambaran Umum PT.Krakatau

steel PT. Krakatau Steel terletak

sekitar 110 Km dari Jakarta dengan

luas keseluruhannya 350 Ha. PT.

Krakatau Steel terletak di kawasan

industri Krakatau, tepatnya di jalan

Industri No.5 PO BOX 14 Cilegon

42435. Kantor pusat PT. Krakatau

Steel terletak di Wisma Baja, dan

Gatot Subroto Kav 54 Jakarta.

Secara umum PT Krakatau Steel

memiliki fasilitas produksi yang

mencakup 6 pabrik utama, yaitu Pabrik

Besi Spons (Direct Reduction Plant),

Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant),

Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant),

Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot

Strip Mill), Pabrik Baja Lembaran

Dingin (Cold Rolling Mill), dan Pabrik

Baja Batang Kawat (Wire Rod Mill).

Gambar 1 Diagram proses produksi

PT.Krakatau Steel

Selain 6 pabrik utama, PT. Krakatau

Steel juga memiliki 10 anak

perusahaan sebagai penunjang unit

produksi yang tersebar di kawasan

industri cilegon yaitu

a. PT KHI Pipe Industries, pabrik

yang menggunakan produk dari

Pabrik Pengerolan baja lembaran

panas (HSM) dari PT Krakatau

Steel yang memproduksi berbagai

jenis pipa.

b. PT Krakatau Wajatama (PT

KW), pabrik yang menggunakan

Billet sebagai bahan dasar guna

memproduksi baja tulangan, baja

profil dan kawat baja.

c. PT Pelat Timah Nusantara (PT

Latinusa) pabrik yang memproduksi

plat timah (Tin Plate).

d. PT Krakatau Bandar Samudera

(PT KBS), merupakan perusahaan

yang mengoperasikan pelabuhan

khusus Cigading, sebagai tempat

bongkar muat produk dan berbagai

komoditi keperluan PT Krakatau

Steel.

e. PT Krakatau Daya Listrik (PT

KDL), merupakan perusahaan yang

mengoperasikan pembangkit listrik

guna mensuplai kebutuhan listrik PT

Krakatau Steel.

f. PT Krakatau Tirta Industri (PT

KTI), merupakan perusahaan yang

mensuplai kebutuhan air di industri

PT Krakatau Steel.

g. PT Krakatau Engineering

Corporation (PT KEC), merupakan

perusahaan yang mendukung bidang

perekayasaan industri PT Krakatau

Steel.

h. PT Krakatau Information

Technology, merupakan perusahaan

yang mendukung pengembangan

teknologi informasi.

i. PT Krakatau Industrial Estate

Cilegon (PT KIEC), merupakan

perusahaan yang bergerak dibidang

pengelolaan jasa kawasan industri,

SOR, dan Hotel.

j. PT Krakatau Medika (PT KM),

merupakan perusahaan yang

bergerak

Page 3: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

dibidang pelayanan kesehatan (Rumah

Sakit PT Krakatau Steel).

2.2 Proses Perbaikan Motor

Induksi 3 Fasa Pada Dinas Bengkel Mesin

Listrik, ada beberapa tahap yang harus

dilakukan sebelum perbaikan motor

induksi 3 fasa dilakukan, kegiatan

yang akan dilakukan sesuai dengan

permintaan user dan kondisi motor

yang akan diperbaiki, ada dua kondisi

yang biasa terjadi yaitu:

Rekondisi

Perbaikan

Pada laporan ini saya akan

membahas tentang analisa kerusakan

dan perbaikan pada motor induksi 3

fasa

1.Rekondisi

Jika yang diminta hanya rekondisi,

maka tahapan yang harus dilakukan

adalah

Planning

Dismantling

Cleaning

Assembling

Testing

Rekondisi motor biasanya hanya

dilakukan sebagai tindakan awal,

perawatan dan pencegahan kerusakan

motor agar motor terus dalam kondisi

yang optimal sehingga tidak

mengurangi produksi.

2.Perbaikan

Proses perbaikan motor listrik induksi

yang dilakukan oleh Divisi Utility

melalui beberapa tahap yaitu :

Planning (Merencanakan dan

Cek Kelengkapan Dokumen Kerja)

Dismantling (Evaluasi

kerusakan)

Rewinding (Penggulungan

Ulang Motor)

Assembling (Perakitan Kembali

Komponen)

Testing (Pengujian Akhir)

III. MOTOR INDUKSI 3

FASA

3.1 Prinsip Kerja Motor

Induksi 3 Fasa

Motor induksi merupakan

motor arus bolak balik (ac) yang paling

luas penggunaannya. Penamaannya

berasal dari kenyataan bahwa arus

rotor motor ini bukan diperoleh dari

sumber tertentu, tetapi merupakan arus

yang terinduksi sebagai akibat adanya

perbedaan relative antara putaran rotor

dengan medan putar (rotating magnetic

field) yang dihasilkan oleh arus stator.

Belitan stator yang

dihubungkan dengan suatu sumber

tegangan tiga fasa akan menghasilkan

medan magnet yang berputar dengan

kecepatan sinkron (ns = 120f/2p).

Pada rotor tedapat lilitan,

sehingga, pada lilitan rotor tersebut

terbentuk ggl induksi. Lilitan rotor

motor induksi biasanya dihubung

singkat untuk rotor sangkar, maka pada

rotor tersebut akan mengalir arus yang

cukup tinggi yaitu arus starting. Lalu

pada lilitan rotor terbentuk suatu gaya

yang dapat memutar rotor mengikuti

medan putar stator. Putaran rotor

selalu mempunyai arus yang sama

dengan arah putaran medan magnit

stator.

Di dalam kenyataannya bahwa

putaran rotor lebih rendah dari putaran

medan statornya. Selisih putaran rator

dengan jumlah medan statornya disebut

slip (S). Jika dua belitan

pada masing-masing fasa dililitkan

dalam arah yang sama. Sepanjang

waktu, medan magnet yang dihasilkan

oleh setiap fasa akan tergantung kepada

arus yang mengalir melalui fasa

tersebut. Jika arus listrik yang melalui

fasa tersebut adalah nol (zero), maka

medan magnet yang dihasilkan akan

nol pula. Jika arus mengalir dengan

harga maksimum, maka medan magnet

berada pada harga maksimum pula.

Karena arus yang mengalir pada system

tiga fasa mempunyai perbedaan 120o,

maka medan magnet yang dihasilkan

Page 4: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

juga akan mempunyai perbedaan sudut

sebesar 120o pula.

Ketiga medan magnet yang

dihasilkan akan membentuk satu medan,

yang akan beraksi terhadap rotor. Untuk

motor induksi, sebuah medan magnet

diinduksikan kepada rotor sesuai dengan

polaritas medan magnet pada stator.

Karenanya, begitu medan magnet stator

berputar, maka rotor juga berputar agar

bersesuaian dengan medan magnet

stator.

Putaran medan magnet

dijelaskan pada gambar di bawah

dengan “menghentikan” medan tersebut

pada enam posisi. Tiga posisi ditandai

dengan interval 60o pada gelombang

sinus yang mewakili arus yang mengalir

pada tiga fasa A,B, dan C.

Gambar 2. Prinsip Penghasilan Medan

Putar Motor Induksi 3 Fasa

Kecepatan medan putar atau

kecepatan sinkron dari suatu motor

dapat dicari dengan menggunakan

Persamaan berikut :

Dimana: NS= kecepatan sinkron (rpm) NR= kecepatan rotor (rpm)

Kecepatan medan putar atau kecepatan

sinkron dari suatu motor dapat dicari

dengan menggunakan Persamaan :

Ns = 120.f/P Dimana: NS = Kecepatan sinkron (rpm) f = Frekuensi Motor P = Jumlah Kutub

3.2 Slip dan Frekuensi Rotor

Kumparan stator motor induksi

tiga fasa bila dihubungkan dengan

suplai tegangan tiga fasa akan

mengasilkan medan magnet yang

berputar dengan kecepatan sinkron

sesuai dengan persamaan

.

Medan putar yang terjadi pada

stator ini akan memotong penghantar-

penghantar yang ada pada bagian rotor,

sehingga terinduksi arus, dan sesuai

dengan dengan Hukum Lorentz,

sehingga rotor akan berputar mengikuti

putaran medan stator.

Perbedaan kecepatan medan

putar stator dengan putaran rotor biasa

disebut slip. Apabila terjadi

penambahan beban, maka akan

mengakibatkan naiknya kopel motor

dan selanjutnya akan memperbesar arus

induksi pada bagian rotor.

Frekuensi rotor saat motor

belum berputar nilainya akan sama

dengan frekuensi yang terjadi pada

belitan stator, dan apabila sudah

berputar frekuensi rotornya akan

sebanding dengan perubahan slip yang

terjadi pada motor tersebut.

Seperti telah dijelaskan diatas,

putaran rotor tidak akan sama dengan

putaran medan stator, karena bila rotor

berputar sama cepatnya dengan medan

stator, tidak akan timbul perbedaan

kecepatan sehingga tidak ada Ggl

induksi yang timbul pada rotor, tidak

ada arus dan tidak ada kopel yang

mendorong rotor.

Itulah sebabnya rotor selalu

berputar pada kecepatan dibawah

kecepatan medan putar stator.

Page 5: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

Perbedaan kecepatan tergantung pada

besarnya beban motor. Slip mutlak

menunjukkan kecepatan relatif rotor

terhadap medan putar.

Slip Mutlak = Ns – Nr

Slip (S) merupakan perbandingan slip

mutlak terhadap Ns, ditunjukkan per

unit oleh hubungan :

Dalam keadaan diam, frekuensi

rotor ( f2 ) sama besarnya dengan

frekuensi sumber tegangan, bila rotor

berputar frekuensi rotor tergantung pada

besarnya kecepatan relatif atau slip

mutlak. Hubungan antara frekuensi

dengan slip dapat dilihat sebagai berikut

:

atau

3.3 Pengaturan Kecepatan Motor

Induksi Tiga Fasa

Motor induksi akan berputar

pada kecepatan konstan saat

dihubungkan pada tegangan dan

frekuensi yang konstan, kecepatannya

sangat mendekati kecepatan

sinkronnya.

Bila torsi beban bertambah,

maka kecepatannya akan sedikit

mengalami penurunan, sehingga motor

induksi sangat cocok digunakan

menggerakkan sistem yang

membutuhkan kecepatan konstan.

Namun dalam kenyataannya terutama

di industri terkadang dikehendaki juga

adanya pengaturan kecepatan.

Pengaturan kecepatan sebuah

motor induksi memerlukan biaya yang

relatif mahal. Pengaturan kecepatan

dapat dilakukan dengan beberapa cara,

seperti dengan mengubah jumlah kutub,

mengatur tahanan luar, mengatur

tegangan jala-jala, dan mengatur

frekuensi jala-jala.

3.4 Bentuk kumparan stator

Bentuk kumparan stator dari

motor induksi 3 fasa dapat dibagi

menjadi 3 macam. Hal semacam ini

tergantung dari cara melilitkan kedalam

alur alur stator

Gambar 3. Prinsip Penghasilan Medan Putar

Motor Induksi 3 Fasa

A.Kumparan Jerat

B. Kumparan Sepusat

C.Kumparan Gelombang

Fungsi dari ketiga jenis

kumparan tersebut adalah sebagai

berikut :

a.Kumparan jerat (spiral) banyak

digunakan untuk motor – motor

(generator) dengan kapasitas yang

relatif besar. Umumnya untuk kelas

menengah keatas, walaupun secara

khusus ada mesin listrik dengan

kapasitas yang besar, kumparan

statornya menggunakan sistem

konsentris

b.Kumparan sepusat (concentric) pada

umumnya sistem ini banyak digunakan

untuk motor dan generator dengan

kapasitas kecil. Walaupun ada juga

secara khusus motor – motor dengan

kapasitas kecil menggunakan kumparan

dengan tipe spiral.

c.Kumparan gelombang/wave winding

untuk motor dengan belitan sistem ini

banyak digunakan kapasitor besar

3.5 Gangguan pada Motor Listrik

Gangguan listrik adalah

kejadian yang tidak diinginkan dan

mengganggu kerja alat listrik. Akibat

gangguan, peralatan listrik tidak

berfungsi dan sangat merugikan.

Bahkan gangguan yang luas dapat

mengganggu keseluruhan kerja sistem

Page 6: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

produksi dan akan merugikan

perusahaan sekaligus pelanggan. Jenis

gangguan listrik terjadi karena berbagai

penyebab, salah satunya kerusakan

isolasi kabel.

Tipe-tipe gangguan elektrik

dalam motor-motor adalah serupa

dengan tipe-tipe gangguan elektrik dari

generator-generator. Oleh karena itu,

motor-motor secara umum diproteksi

dari gangguan-gangguan berikut:

a. Gangguan-gangguan stator.

b. Gangguan-gangguan rotor.

c. Beban lebih (Overload).

d. Tegangan-tegangan suplai yang tidak seimbang termasuk mem-fasa tunggal (single phasing).

e. Tegangan kurang (under voltage).

f. Starting fasa terbuka atau terbalik.

g. Kehilangan sinkronisme (dalam kasus motor sinkron saja).

3.6 Keuntungan Motor Induksi 3

Fasa Adapun keuntungan dari motor DC

adalah :

1. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.

2. Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.

3. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil.

4. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan.

3.7 Kerugian Motor Induksi 3 Fasa Adapun kerugian dari motor DC

adalah :

1. Kecepatan tidak mudah dikontrol

2. Power faktor rendah pada beban ringan

3. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

IV. PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 3

FASA

4.1 Planning

Pada tahap ini motor listrik,

transformator, generator dan mesin

listrik lainnya yang datang ke bengkel

listrik akan didata dan diperiksa oleh

mekanik bengkel listrik saat datang ke

bengkel listrik tersebut. Proses yang

terjadi saat mesin listrik rusak datang

adalah :

Cek spesifikasi dari mesin listrik

tersebut

Cek kelengkapan yang ada pada

mesin listrik tersebut

Lihat keinginan user, merekondisi

atau memperbaiki

Menulis Work Order (WO) yang

akan diberi pada pihak Dismantling

untuk proses selanjutnya

Setelah proses ini dilakukan,

pekerja pada bagian dismantling

harus mengecek ulang kelengkapan

dari mesin listrik tersebut jangan

sampai ada kesalahan untuk

menghindari keluhan user pada saat

mesin listrik sudah siap pakai dan

dikembalikan.

4.2 Dismantling

Pada tahap ini, setelah motor di

cek semua kelengkapannya sesuai

dengan WO, motor akan di cek apakah

motor cukup direkondisi atau harus

diperbaiki. Cara pengecekan awalnya

hanya dengan mengukur tahanan pada

terminal motor, apabila tahanan masih

pada batas wajar maka tidak perlu

dilakukan proses rewinding. Dari

pengukuran tahanan dapat disimpulkan

apakah motor tersebut terbakar atau

tidak, karena jika tahanan dalam dan

tahanan isolasinya mendekati 0 pasti

motor tersebut sudah terbakar dan perlu

perbaikan.

Lalu setelah diukur tahanannya,

proses dismantling/pembongkaran

dilakukan. Pembongkaran dilakukan

sedetail mungkin seperti membongkar

stator, rotor, bearing, lilitan dan bagian

lainnya untuk mengetahui kerusakan

Page 7: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

yang terjadi pada motor. Hal yang biasa

terjadi adalah terbakarnya lilitan motor

sehingga motor tidak dapat berjalan.

Gambar 4. Proses pembongkaran motor yang

dilakukan praktikan.

Gambar 5. Diagram alur kerja evaluasi

kerusakan dan dismantling

Setelah dilakukan pembongkaran

setiap bagian dari motor harus didata

untuk kemudahan proses assembling

(Pemasangan kembali) juga

menghindari hilangnya bagian motor

listrik tersebut.

Dismantling merupakan bagian

yang terpenting dalam perbaikan

motor induksi karena disinilah kita

dapat mengetahui penyebab rusaknya

motor listrik. Kerusakan motor listrik

yang paling sering terjadi adalah

terbakarnya lilitan gulungan stator

karena beberapa kondisi yang

menyebabkan naiknya suhu motor

sehingga lilitan stator rusak bahkan

terbakar.

4.2.1 Pembongkaran Motor

Berikut ini langkah-langkah

untuk membongkar motor :

1. Lepaskan mur-mur yang ada pada

bagian penutup rangka motor

dengan menggunakan kunci pas

Gambar 4.5 Melepas mur penutup rangka

motor

2. Bila mur-mur sudah dilepas

semuanya, gunakan palu dan bilah

kayu untuk mendorong penutup

motor dari rangka, dengan cara

memukul poros motor secara

perlahan-lahan.

Gambar 6. Melepas penutup motor dengan

palu dan jack

3. Setelah terbuka lepas bagian rotor

dari rangka motornya.

Gambar 7. Memisahkan bagian rotor dari stator

Page 8: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

4.2.2 Evaluasi

Kondisi yang sering

menyebabkan overheat adalah

Single Phassing atau Phasseloss

Single Phassing berarti salah

satu dari 3 line supply terputus. Kondisi

phaseloss merupakan keadaan terburuk

dari unbalance voltage. Jika motor

listrik beroperasi saat terjadi phaseloss,

ia akan terus berusaha berputar dengan

daya yang sama untuk memutar beban.

Motor listrik akan terus berusaha

memutar beban sampai motor terbakar

atau starter trip.

Penyebab terjadinya phaseloss adalah

sbb :

1. Loss kontak pada starter

(MCCB/NFB, Contactor atau terminal).

2. Thermal Overload relay yang terputus

salah satu fasanya.

3. Salah satu fuse terputus.

Jika terjadi phaseloss maka, dua

phase yang lain akan dialiri arus

setidaknya 1.73X dari arus normal.

Sehingga arus berlebih tersebut akan

menimbulkan panas yang akan

membakar lilitan pada stator motor

listrik tersebut.

Voltage Unbalance

Jika tegangan diantara tiga phasa

adalah sama, arus yang mengalir akan

sama pula disetiap phasanya.

Rekomendasi standar untuk motor listrik

maksimum unbalance tegangan adalah

1%. Saat terjadi unbalance, arus motor

lisrik akan naik dan jika berjalan terus

menerus motor akan terbakar. Memang

kondisi balance secara sempurna tidak

akan pernah tercapai, namun harus

diminimalkan.

Kondisi unbalance lebih sering

disebabkan oleh variasi dari beban.

Ketika beban satu phase dengan phase

lain berbeda, maka saat itulah kondisi

unbalance terjadi. Hal ini mungkin

disebabkan oleh impendansi, type

beban, atau jumlah beban berbeda satu

phase dengan

phase lain. Batasan 1% tersebut

bisa diatasi dengan menurunkan

beban motor. Jika beban motor

diturunkan maka toleransi unbalance

tegangan bisa lebih longgar.

Unbalance tegangan bisa

disebabkan beberapa hal berikut :

1. Beban Single Phase yang tidak

seimbang di setiap phase.

2. Jaringan Delta terputus 3

terjadi phaseloss di trafo.

4. Tap setting trafo yang tidak

tepat.

5. Power Faktor Corecction tidak

sama atau off-line.

Beban Berlebih / Over Load

Arus stator sering dipakai gambaran

sebagai berapa beban / load motor ,

tetapi mungkin dalam kondisi

overvoltage. Kesalahan yang sering

terjadi ialah motor dioperasikan

dalam kondisi overvoltage dgn

maksud arus turun dan harapanya

juga panas turun. secara umum besar

arus tidak boleh lebih dari yg

tercamtum di name-plate motor In

atau I full load. Jika ada tertulis

Sf=1,15 artinya besar arus full-load

boleh sebesar 1,15 x In dalam waktu

lama. Panas yang timbul dalam

winding adalah fungsi kwadrat

arus,jadi In bertambah sedikit

saja mengakibatkan peningkatan

panas besar. Ini juga sangat

dipengaruhi oleh faktor ruang tempat

motor, ventilasi panas matahari dan

pendinginan juga tinggi dari

permukaan laut.

Contoh motor listrik yang terbakar

karena kondisi diatas :

Gambar 8. Motor listrik Terbakar

Page 9: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

4.2.3 Pencabutan gulungan

stator

Pada tahap ini gulungan yang

terbakar dicabut dan didata, dalam

berapa alur terdapat berapa grup dan

dalam satu grup terdapat berapa koil,

dan dalam satu koil terdapat berapa

lilitan yang akan dimasukan dala

proses pendataan untuk tahap

rewinding.

Gambar 9. Pencabutan Gulungan Stator

4.2.4 Perbaikan kern stator

Setelah lilitan dicabut, kemungkinan

terjadi kerusakan pada kern cukup

besar karena cara percabutan lilitan

biasanya akan mengikis kern

sehingga harus dilakukan

pengecatan ulang dengan cat isolasi

pada kern sehingga tidak tejadi

hubung singkat.

Gambar 10. Pembersihan Alur Dengan

Udara

Pertama-tama dilakukan

pembersihan alur dengan

penyemprotan udara untuk

menyingkirkan debu yang tertinggal

dan sisa kotoran yang ada akibat

pencabutan lilitan. Lalu setelah itu

stator yang sudah bersih diberi cat

isolator pada kern agar tidah terjadi

short pada saat penggunaan kembali.

Gambar 11. Pengecatan Stator

4.2.5 Pendataan Kerusakan

Motor

Setelah perbaiki dan tahu

kerusakan motor, motor tersebut

akan didata dan ditulis dalam WO

(Work Order) sehingga

memudahkan pada proses perbaikan

selanjutnya yaitu rewinding.

Sebelum merewinding , pastikan

nilai hambatan yang sesuai dengan

karakteristik motor menggunakan

perhitungan, karena nilai dari

hambatan tidak bisa di ukur dengan

alat ukur

seperti multimeter karena lilitan

yang sudah terbakar.

Tahap selanjutnya pada evaluasi

yaitu menentukan jumlah langkah,

jumlah kutub, jumlah grup , jenis

sambungan , nilai RPM , Kumparan

/ coil dan sistem kumparan.

4.3 Rewinding

Setelah WO selesai, maka proses

selanjutnya ada pada tahap

rewinding /mengulung ulang lilitan

atau kumparan stator motor listrik

yang terbakar. Lilitan yang terbakar

tidak bisa dipakai kembali sehingga

harus ditopong pada tahap

dismantling dan dibuat susunan

kawat yang baru pada tahap

rewinding ini. Pada tahap ini

diperlukan ketelitian dan kesabaran

agar tidak terjadi kesalahan, karena

jika itu terjadi maka yang

dihasilkan tidak sesuai dengan

karakteristik motor listrik sebelum

terjadi kerusakan.

Page 10: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

Berikut alur kerja dalam proses

rewinding :

Gambar 11. Alur kerja rewinding

4.3.1 Cek Data dari

Dismantling

Mengecek kembali data yang

terlampir pada work order apakah

sudah sesuai dengan spesifikasi

motor, agar motor yang akan dibuat

lilitannya dapat berjalan sesuai

keinginan user.

4.3.2 Membuat dan

memasang isolasi pada slot

Setelah mengecek data yang ada

dan sudah sesuai, tindakan pertama

yang harus dilakukan adalah

memasang isolasi pada motor

listrik tersebut, isolator dipasang

untuk menghindari adanya hubung

singkat antara lilitan dan kern pada

stator.

Stator yang akan diberi kumparan

harus dalam kondisi bersih dan

sudah dipasangi oleh kertas isolasi

dimana kertas sudah dipotong dan

ditekuk sesuai dengan ukuran slot

alur dari stator. Setelah kertas

isolasi terpasang, tidakan

selanjutnya adalah menggulung

kawat email yang telah dibuat jadi

lilitan dan memasangnya pada

stator.

Gambar 12. Kertas Isolasi Yang Dipasang

Dalam Alur

Gambar 13. Contoh Kertas isolasi dan motor

yang terpasang

4.3.3 Membuat lilitan dan

memasukan gulungan pada slot

Dalam Pembuatan lilitan pada

motor, kita perlu menyesuaikan

kawat tembaga sesuai spesifikasi

awal motor yang sudah di cek oleh

bagian dismantling. Kemudian kawat

diputar dengan alat pemutar, agar

jumlah lilitan sesuai alat pemutar

berbentuk persegi untuk

memudahkan pemasangan lilitan.

Sebelum membuat gulungan data

tentang type gulungan harus

diketahui untuk membuat kumparan

dimana terdapat beberapa macam

kumparan yaitu kumparan blok atau

sirip. Selain itu harus menentukan

sambungannya baik sambungan seri,

parallel, seri parallel dan dahlander.

Setelah semua peralatan dan data

siap, pertama membuat cetakan

bentuk (panjang dan lebar) dari

kumparan yang akan dibuat dengan

cara meletakkan kawat tembaga ke

slot alur motor. Kemudian cetakan

yang sudah dibuat digunakan untuk

mengatur panjang dan lebar.

Page 11: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

4.3.3 Menyambung gulungan dan

mengikat kepala line

Setelah semua kumparan

masuk, kabel input dan input (kepala

line gulungan) dari kumparan

dihubungkan satu sama lain

tergantung dari jenis sambungan yang

diinginkan. Lalu setiap grup dari

kumparan dipisah dengan

menggunakan kertas isolasi dan diikat

agar tidak terjadi short dengan rangka

maupun dengan fasa yang lain

4.3.4 Mengukur hasil Tahanan

Dalam Setelah di Rewinding

Pada tahap ini merupakan tahap yang

paling penting , dimana hasil dari

pengukuran sesuai atau tidak dengan

perhitungan yang dilakukan saat tahap

di Dismantling. Dari hasil pengukuran

dengan alat ukur multimeter digital di

dapatkan data bahwa hasil dari

pengukuran tidak jauh berbeda nilai

tahanan tiap fasa nya dengan hasil

dari perhitungan yang telah dilakukan.

4.3.5 Varnishing atau Pengelakan

Kumparan Stator

Setelah proses rewinding dilakukan

proses varnishing atau pengelakan

pada kumparan yaitu perendaman

stator atau rotor pada cairan yang

berfungsi sebagai isolasi selama

beberapa menit.

4.4 Assembling Tahap assembling ini merupakan

tahap pemasangan kembali peralatan

motor listrik yang telah diperbaiki

seperti semula. Pada tahap ini

diperlukan juga ketelitian dalam hal

pemasangan kembali komponen

komponen motor induksi yang telah di

bongkar dan juga telah selesai di

rewinding.

4.4.1 Pembersihan sisa lak yang

menempel pada alur

Setelah pengecekan data dari

rewinding dilakukan tahap selanjutnya

adalah pembersihan lak yang

menempel pada alur. Setelah proses

varnish dilakukan banyak sisa sisa

lak yang menempel pada alur, ini

dilakukan agar tidak ada lak yang

menumpuk pada lilitan.

4.4.2 Menyiapkan komponen

Motor

Setelah lak sisa varnish dibersihkan,

lalu komponen-komponen motor

yang pada awal di bongkar oleh

dismantling akan dikumpulkan untuk

melakukan pemasangan kembali oleh

orang assembling. Pada saat

pengumpulan komponen motor harus

sesuai dengan keadaan

standart/semula, karena juka tidak

dapat memicu kerusakan motor

kembali.

4.4.3 Perakitan motor

Motor yang sudah didata dan ditandai

sebelumnya pada bagian dismantling

dijadikan acuan utama dalam

perakitan.

Setelah semua tahap tersebut

dilakukan, taha selanjutnya adalah

Proses perakitan motor sesuai dengan

WO yang dibuat dismantling

sebelumnya. Pada tahap perakitan,

rotor dan stator harus bersih dari

debu, kotoran, sisa varnish dengan

compressor, ini semua dilakukan agar

tidak terjadi short pada saat motor

dijalankan karena itu semua

merupakan penghantar.

Untuk memasukkan rotor pada motor

yang besar dibutuhkan alat bantu

crane dan pipa agar posisinya tepat

pada bagian stator, sedangkan untuk

memasang bearing harus dipanaskan

dulu antara 120 hingga 150 derajat

celcius agar bearing dapat masuk.

Setelah semua bagian terpasang

motor dicat sesuai dengan jangka

waktu 3-5 menit dengan kondisi /

warna aslinya.

Page 12: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

4.4 Testing

Tahap testing ini merupakan

tahap terakhir untuk proses perbaikan

motor, dimana setiap motor listrik yang

sudah dipasang perlengkapannya pada

bagian assembling harus ditest sesuai

dengan karakteristiknya.

Setelah di assembling motor yang sudah

siap pakai di test di bagian testing, pada

bagian ini motor ditentukan sudah atau

belom layak untuk dikembalikan pada

pabrik.

Dalam testing hal hal yang perlu

diperhatikan dan diukur antara

lain :

1. Tahanan isolasi masing masing fasa

dengan ground

2. Tahanan isolasi antar fasa dengan

fasa

3. Tahanan dalam

4. Tahanan dalam thermis gulungan dan

bearing.

5. Tes tanpa beban

Apabila peralatan yang sudah di

testing ternyata tidak sesuai dengan

motor yang diminta oleh pabrik

pengirim maka motor harus dibongkar

kembali dan dilihat kesalahan kesalahan

bagian mana, apabila pada rangkaian,

maka rangkaian harus dimodifikasi atau

dibongkar kembali jika kesalahannya

fatal

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan 1. Proses perbaikan motor yang

dilakukan di Bengkel Mesin Listrik

dimulai dari proses Planning,

Dismantling, Rewinding,

Assembling,dan Testing

2. Dibutuhkan ketelitian dalam evaluasi

atau pendataan kumparan stator guna

mendapatkan hasil rewinding yang

sesuai dengan kumparan stator yang

sudah terbakar .

3. Nilai hambatan ( R ) yang di pakai

pada motor tersebut setelah dilakukan

perhitungan dan pengukuran

didapatkan hasil yang tidak jauh

berbeda . perbedaan pun masih bisa

di toleransi akibat kesalahan yang

dilakukan oleh manusia dalam

melakukan perhitungan.

4. Dalam setiap proses perbaikan

motor induksi 3 fasa harus teliti dan

cermat dalam pengerjaanya karena

dapat mempengaruhi kualitas kerja.

5. Pada tahap Rewinding, modifikasi

pada kumparan stator dan rotor

motor induksi jarang dilakukan.

Pemodifan dilakukan apabila kawat

tembaga atau koil tidak ada di

gudang. Jika dilakukan modifikasi

maka toleransi yang diperbolehkan

untuk penggantian kawat tembaga

adalah 0.03 mm.

6. Proses rewinding motor yang tidak

rapi menyebabkan motor cepat

panas ketika dioperasikan. Hal ini

diakibatkan oleh lilitan kawat yang

kurang rapi dan saling menumpuk

sehingga menimbulkan arus

berlebih pada kumparan stator.

5.2 Saran 1. Pada bagian Dismantling atau

pembongkaran motor biasanya

untuk melepas koil bekas

digunakan api, padahal

membongkar dengan cara

membakar, sangat merugikan. Ini

akan mengakibatkan core-plating

mengalami kerusakan, yang

mengakibatkan timbulnya short

core-plating pada laminasi. Short

pada laminasi menyebakan core-

looses besar. EATA memberikan

pedoman, pemanasan tidak boleh

lebih dari 360ºC.

2. Peralatan lama yang tidak atau

kurang efisien, harus diganti

dengan peralatan yang lebih baru

dan tentunya lebih efisien misalnya

motor induksi 3 fasa

3. Pada bagian Rewinding perlu

diperhatikan, jangan mengikir atau

menggerinda, karena akan

menyebabkan short antar laminasi.

Jika membersihkan varnish pada

lubang di stator, jangan

Page 13: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

memperbesar lubang, karena akan

menyebabkan short antar core.

4. Pada bagian Rewinding perlu

diperhatikan juga, jangan

memperbesar stator bore atau

memotong/memperkecil diameter

rotor menyebabkan air-gap

bertambah besar. Yang

menyebabkan arus magnitasi

bertambah besar, berakibat

bertambah besar losses.

5. Jangan menambah tahanan stator

winding. Ukurlah diameter kawat

dengan teliti, setelah mengupas

varnish coating, total penampang

jangan dikurangi, juga jumlah

lilitan. Perubahan penampang dan

jumlah lilitan sangat mempengaruhi

perubahan tahanan winding,

selanjutnya mengubah performance

motor.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hagendorn,JJ,M. 1992.

Konstruksi Mesin. Bandung:

Remaja Rosda Karya Offset.

2. Pusdiklat, 2007, “Materi Repair

Motor Listrik ”, Cilegon : PT.

Krakatau Steel

3. Sumanto,1993. Motor Listrik

Arus Bolak-balik. Yogyakarta:

Andi Offset.

4. Toha, Muhammad dan

Noehasan, 1973, “Sejarah

Berdirinya PT. Krakatau Steel”,

Cilegon : Humas PT.

KRAKATAU STEEL

5. Wijaya, Mochtar Ir., 2001,

“Dasar-Dasar Mesin Listrik”,

Jakarta: Djambatan

6. Lister, Eugene C, 1988, “Mesin

dan rangkaian Listrik”, Jakarta :

Edisi keenam Erlangga.

7. http://krakatausteel.com.html (27

Januari 2012)

8. Fitzgerald A.E., Charles kingsley

Jr. Stephen D Umans, 1992,

”Mesin-Mesin Listrik”,

Erlangga, Jakarta.

9. US Department of Energy (US

DOE). Fact Sheet:Determining

Motor Load and Efficiency.

Developed as part of: Motor

Challenge, a program of US

DOE

Page 14: ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/... · memperbaiki kerusakan pada motor listrik, trafo dan berbagai macam mesin listrik

BIODATA PENULIS

Rino Adi Putra

(21060110141036) lahir di Semarang,

pada tanggal 5

Maret 1992. Telah

menempuh studi

mulai dari TK Al-

Fajar, SDN 04

Pagi, SMP Negeri

172 Jakarta, dan SMA Negeri 103

Jakarta. Dan saat ini sedang

melanjutkan studi di Jurusan Teknik

Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Diponegoro.

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Ir. Agung Nugroho, M.Kom.

NIP 19590105 1987031002