potensi penghematan energi lampu,ac dan...

15
1 POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN INSTALASI LISTRIK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS Bayu Primastha Yogaswara (L2F008016) Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang E-mail : [email protected] Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak : Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting bagi kita. Tanpa adanya energi listrik, berbagai aktivitas manusia tidak dapat berjalan baik dan lancar. Namun konsumsi energi listrik secara berlebihan akan membawa dampak negatif. Oleh karena itu, pemanfaatan energi listrik harus dilakukan secara hemat dan efisien. Untuk mengetahui profil penggunaan energi listrik di suatu bangunan gedung dapat dilakukan audit energi listrik pada bangunan gedung tersebut. Audit energi terdiri dari beberapa tahap. Mulai dari pengumpulan data mengenai penggunaan energi listrik pada periode sebelumnya, pengukuran langsung penggunaan energi listrik, perhitungan intensitas kebutuhan energi listrik (IKE) serta analisa mengenai peluang hemat energi. Hasil dari pengambilan data dan analisa tersebut kemudian dilaporkan dengan disertai rekomendasi upaya penghematan energi pada bangunan gedung yang bersangkutan. Sehingga, pemakaian energi listrik pada bangunan gedung tersebut bisa lebih efektif dan efisien. Kata kunci : Energi listrik, Audit energy,Intensitas Kebutuhan Energi listrik (IKE), Penghematan energi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia telah menghasilkan berbagai penemuan baru, antara lain peralatan-peralatan elektronik. Penggunaan alat-alat listrik dalam kehidupan sehari-hari sangat praktis dan efektif. Namun semakin banyak peralatan elektronik digunakan di masyarakat juga menyebabkan konsumsi energi listrik juga meningkat. Peningkatan konsumsi energi listrik ini tidak sebanding dengan jumlah pasokan listrik dari pusat pembangkit. Untuk menghindari terjadinya pemborosan energi listrik, Direktorat Pengembangan Energi, Departemen Pertambangan dan Energi, telah membuat petunjuk konservasi energi pada bangunan gedung yang mengkonsumsi energi cukup besar, seperti perkantoran, rumah sakit, swalayan, dan lain – lain. Audit energi pada bangunan gedung dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi dan peluang penghematan energi pada bangunan gedung untuk menungkatkan efiiensi penggunaan energi pada bangunan gedung yang bersangkutan. Sehingga penggunaan energi pada bangunan gedung tersebut bisa lebih efisien dan menghemat biaya. 1.2 Tujuan Maksud dan tujuan penulis melakukan kerja praktek : 1. Penulis ingin mempelajari proses audit dan konservasi energi pada bangunan gedung dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik. 2. Memadukan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan aplikasi di lapangan atau dunia kerja 3. Kerja praktek dilakukan sebagai syarat menempuh jenjang pendidikan S-1 pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis hanya menjelaskan tentang proses audit energi listrik dan analisa pembahasan pada bangunan gedung Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.

Upload: lynhu

Post on 06-Feb-2018

251 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

1

POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN INSTALASI LISTRIK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

Bayu Primastha Yogaswara (L2F008016) Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang

E-mail : [email protected] Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Abstrak : Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting bagi kita. Tanpa adanya energi listrik, berbagai aktivitas manusia tidak dapat berjalan baik dan lancar. Namun konsumsi energi listrik secara berlebihan akan membawa dampak negatif. Oleh karena itu, pemanfaatan energi listrik harus dilakukan secara hemat dan efisien. Untuk mengetahui profil penggunaan energi listrik di suatu bangunan gedung dapat dilakukan audit energi listrik pada bangunan gedung tersebut.

Audit energi terdiri dari beberapa tahap. Mulai dari pengumpulan data mengenai penggunaan energi listrik pada periode sebelumnya, pengukuran langsung penggunaan energi listrik, perhitungan intensitas kebutuhan energi listrik (IKE) serta analisa mengenai peluang hemat energi.

Hasil dari pengambilan data dan analisa tersebut kemudian dilaporkan dengan disertai rekomendasi upaya penghematan energi pada bangunan gedung yang bersangkutan. Sehingga, pemakaian energi listrik pada bangunan gedung tersebut bisa lebih efektif dan efisien.

Kata kunci : Energi listrik, Audit energy,Intensitas Kebutuhan Energi listrik (IKE), Penghematan energi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia telah menghasilkan berbagai penemuan baru, antara lain peralatan-peralatan elektronik. Penggunaan alat-alat listrik dalam kehidupan sehari-hari sangat praktis dan efektif. Namun semakin banyak peralatan elektronik digunakan di masyarakat juga menyebabkan konsumsi energi listrik juga meningkat. Peningkatan konsumsi energi listrik ini tidak sebanding dengan jumlah pasokan listrik dari pusat pembangkit.

Untuk menghindari terjadinya pemborosan energi listrik, Direktorat Pengembangan Energi, Departemen Pertambangan dan Energi, telah membuat petunjuk konservasi energi pada bangunan gedung yang mengkonsumsi energi cukup besar, seperti perkantoran, rumah sakit, swalayan, dan lain – lain.

Audit energi pada bangunan gedung dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi dan peluang penghematan energi pada bangunan gedung untuk menungkatkan efiiensi penggunaan energi pada bangunan gedung yang bersangkutan. Sehingga penggunaan energi pada bangunan gedung tersebut bisa lebih efisien dan menghemat biaya.

1.2 Tujuan

Maksud dan tujuan penulis melakukan kerja praktek :

1. Penulis ingin mempelajari proses audit dan konservasi energi pada bangunan gedung dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik.

2. Memadukan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan aplikasi di lapangan atau dunia kerja

3. Kerja praktek dilakukan sebagai syarat menempuh jenjang pendidikan S-1 pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis hanya menjelaskan tentang proses audit energi listrik dan analisa pembahasan pada bangunan gedung Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.

Page 2: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

2

II. PEMBAHASAN 2.1 Petunjuk Teknis Audit Energi Bangunan Gedung

Petunjuk teknis konservasi energi bidang audit energi pada bangunan gedung ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan gedung dalam rangka peningkatan efisiensi penggunaan energi sehingga dapat menekan pengeluaran biaya energi. Audit energi bertujuan mengetahui potret penggunaan energi dan mrncari usaha yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Lingkup bahasan petunjuk teknis ini meliputi :

a. Kriteria audit energi b. Audit energi awal c. Audit energi rinci

Petunjuk teknis ini menggunakan standar yang berlaku di Indonesia. Apabila ada besaran yang belum diatur di Indonesia, dapat digunakan standar lain yang dapat diterima oleh masyarakat profesi, antara lain standar ASHARE, JIS dan lain sebagainya selama standar tersebut tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. 2.1.1 Kriteria Audit Energi 2.1.1.1 Kriteria Umum

Audit energi dianjurkan untukdilaksanakan terutama pada gedungperkantoran, pusat belanja, hotel,apartemen, dan rumah sakit. Dengan melaksanakan audit energidiharapkan :

a. Dapat diketahui besarnya intensitas konsumsi energi (IKE) pada bangunan tersebut.

b. Dapat dicegah pemborosan energi tanpa harus mengurangi tingkat kenyamanan gedung yang berarti pula penghematan biaya energi.

c. Dapat diketahui profil penggunaan energi

d. Dapat dicari upaya yang perlu dilakukan dalam usaha meningkatkan efisiensi penggunaan energi.

2.1.1.2 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik dan Standar

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan besarnya pemakaian energi dalam bangunan gedung dan telah diterapkan di berbagai negara (ASEAN, APEC), dinyatakan dalam satuan kWH/m2 per tahun.

Sebagai “target”, besarnya IKE listrik untuk indonesia, menggunakan hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEAN-USAID pada tahun 1987 yang laporannya baru dikeluarkan pada tahun 1992 dengan rincian sebagai berikut :

a. IKE untuk perkantoran (komersial) : 240 kWH/m2 per tahun.

b. IKE untuk pusat belanja : 330 kWH/m2 per tahun.

c. IKE untuk hotel / apartemen : 300 kWH/m2 per tahun.

d. IKE untuk rumah sakit : 380 kWH/m2 per tahun.

Tidak menutup kemungkinan nilai IKE tersebut berubah sesuai dengan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan energi, seperti mahalnya Singapura yang telah menetapkan IKE listrik untuk perkantoran sebesar 210 kWH/m2 per tahun. Dalam menghitung besarnya IKE listrik pada bangunan gedung, ada beberapa istilah yang digunakan, antara lain :

a. IKE listrik per satuan luas kotor gedung. Luas kotor = luas total gedung yang dikondisikan (ber AC) + luas total gedung yang tidak dikondisikan (tanpa AC).

b. IKE listrik persatuan luas total gedung yang dikondisikan (netto)

c. IKE persatuan luas ruang dari gedung yang disewakan ( net product)

Sebagai pedoman, telah ditetapkan nilai standar IKE untuk bangunan di Indonesia yang telah ditetapkan oleh Depatemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia tahun 2004.

Page 3: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

3

Tabel 2.1 Standar IKE Departemen Penddikan Nasioal Republik Indonesia Kriteria Ruangan AC Ruangan Non

(KWh/m2/bln) AC (KWh/m2/bln)

Sangat Efisien 4,17 - 7,92 0,84 – 1,67 Efisien 7,92 – 12, 08 1,67 – 2,5 Cukup Efisien 12,08 – 14,58 - Agak Boros 14,58 – 19,17 - Boros 19,17 – 23,75 2,5 – 3,34 Sangat Boros 23,75 – 37,75 3,34 – 4,17

Tidak menutup kemungkinan nilai

IKE tersebut berubah sesuai dengan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan energi.

2.1.2 Proses Audit Energi

Proses audit energi terdiri dari dua bagian yaitu audit energi awal dan audit energi rinci. Audit energi awal pada dapat dilakukan pemilik/pengelola gedung yang bersangkutan berdasarkan data rekening pembayaran energi yang dikeluarkan dan luas gedung.

Disarankan IKE dari hasil audit energi awal disampaikan kepada asosiasi profesi atau instansi yang bersangkutan untuk dijadikan bahan informasi dan masukan dalam menetapkan IKE yang baru.

Audit energi terinci dilakukan

apabila nilai IKE lebih besar dari nilai standar. Rekomendasi yang disampaikan oleh TIM hemat Energi (THE) yang dibentuk oleh pemilik/.pengelola gedung bangunan dilaksanakan sampai diperolehnya nilai IKE sama atau lebih kecil dari nilai standar, dan selalu diupayakan untuk dipertahankan atau diusahakan lebih rendah di masa mendatang.

Proses audit energi yang disarankan seperti ditunjukkan dalam bagan di bawah ini.

Mulai

Pengumpulan dan Penyusunan Data Historis

Tahun Lalu

Data historis energi tahun sebelumnya

Menghitung Besar IKE Tahun Sebelumnya

Tidak

IKE > Target ?

Ya Lakukan penelitian dan pengukuran konsumsi energi

Data konsumsi energi hasil

pengukuran

Tidak Periksa IKE > Target ?

Ya Mengenali

kemungkinan PHE

Analisa PHE

Rekomendasi PHE

Implementasi

Ya Periksa IKE > Target ?

Tidak

Selesai

Gambar 2.1 Diagram alir proses audit energi.

Page 4: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

4

2.1.2.1 Audit energi awal A. Pengumpulan Dan Penysunan Data Energi Bangunan

Kegiatan audit energi awal meliputu pengumpulan data energi bangunan dengan data yang tersedia dan tidak memerlukan pengukuran. B. Data Yang Diperlukan Data yang diperlukan meliputi :

a. Dokumentasi bangunan Dokumentasi bangunan yang diperlukan adalah gambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi , terdiri : 1) Denah tampak dan potongan

bangunan seluruh lantai.

2) Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.

3) Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan daya listriknya dan besarnya penyambungan daya listrik PLN serta besarnya daya listrik cadangan dari Genset bila ada.

b. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan selama satu tahun terakhir dan rekening pembelian bahan bakar minyak atau bahan bakar gas.

c. Tingkat hunian bangunan (occupancy rate).

Berdasarkan data bangunan seperti disebutkan di atas, dapat dihitung :

a. Rincian luas bangunan dan luas total bangunan (m2).

b. Tingkat pencahayaan ruang (Lux/m2)

c. Daya listrik total yang dibutuhkan (kVA atau kW)

d. Intensitas daya terpasang per m2 peralatan lampu (Watt/m2)

e. Daya listrik terpasang per m2 luas lantai untuk keseluruhan bangunan.

f. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik bangunan.

g. Biaya energi bangunan.

2.1.2.2 Audit Energi Rinci A. Penelitian Dan Pengukuran Konsumsi Energi

Audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal memberikan gambaran nilai IKE listrik lebih dari nilai standar yang ditentukan.

Audit energi rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi pada bangunan, sehingga dapat diketahui peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian energi cukup besar.

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energi adalah mengumpulkan dan meneliti sejumlah masukan yang dapat mempengaruhi besarnya kebutuhan energi bangunan, dan dari hasil penelitian dan pengukuran energi dibuat profil energi bangunan. B. Pengukuran Energi

a. Alat Ukur dan kalibrasi 1. Seluruh analisa energi bertumpu pada

hasil pengukuran. Hasil pengukuran harus dapat diandalkan dan mempunyai kesalahan error yang masih dapat diterima. Untuk itu penting menjamin bahwa alat ukur yang digunakan telah dikalibrasi dalam batas waktu sesuai ketentuan yang berlaku. Kalibrasi ini dilakukan oleh pihak yang diberi wewenang hukum untuk itu.

2. Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur yang dipasang tetap (permanent) pada instalasi atau alat ukur yang dipasanga tidak tetap (portabel).

Page 5: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

5

b. Pengukuran Tingkat Pencahayaan Tingkat pencahayaan dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini.

(lux) ……….. (3.1)

di mana : Ftotal = Fluks luminus total dari

semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen)

A = Luas bidang kerja

(m2) Kp = Koefisien Kd = Koefisien

depresiasi (penyusutan)

c. Pengukuran Besarnya Konsumsi Energi Listrik – Pencahayaan Pengukuran besarnya daya listrik untuk pencahayaan digunakan wattmeter dan pengukuran konsumsi energi menggunakan watt-jam meter yang dipasang tetap pada panel listrik yang melayani pencahayaan. Sangat ideal bila pada panel tersebut juga dipasangkan watt meter yang dilengkapi dengan watt maksimum. Pada kenyataanya dalam gedung komersial, energi untuk pencahayaan merupakan salah satu bagian yang relative besar penggunaan energi listriknya. d. Pengukuran besarnya konsumsi listrik untuk tata udara Pengukuran besar konsumsi listrik untuk tata udara tidak dijelaskan lebih detail pada laporan ini, karena pada laporan ini hanya mebahas audit dan konservasi energi system pencahayaan. C. Mengenali Kemungkinan Peluang Hemat Energi

Hasil pengukuran yang dilakukan, selanjutnya ditindak lanjuti dengan penghitungan besarnya intensitas konsumsi energi (IKE) dan penysunan profil penggunaan energi bangunan.

Besarnya IKE hasil perhitungan dibandingkan dengan IKE standar. Bila hasilnya ternyata kurang dari IKE standar maka kegiatan audit rinci dapat dihentikan atau bila diteruskan dengan harapan dapat memperoleh IKE yang lebih rendah lagi. Bila hasilnya lebih dari IKE target, berarti

ada peluang untuk melanjutkan proses audit energi rinci berikutnya untuk memperoleh penghematan energi. D. Analisa Peluang Hemat Energi

Apabila peluang hemat energi telah dikenali, selanjutnya perlu ditindaklanjuti dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang direkomendasikan.

Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat diperoleh begitu saja dengan cara mengurangi kenyamanan penghuni. Analisa peluang hemat energi dilakukan dengan usaha – usaha :

a. Mengurangi sekecil mungkin penggunaan energi. ( Mengurangi kW dan jam operasi ).

b. Memperbaiki kinerja peralatan. c. Penggunaan sumber energi yang

murah.

Page 6: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

6

2.2 Audit Energi pada Bangunan

Gedung Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas

2.2.1 Gambaran Umum Gedung Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas

RSUD Banyumas didirikan pada tanggal 1 Januri 1924, Pada awal berdiri diberi nama “ Burgerziekenhais te Banyumas “, yang lengkapnya bernama “ Juliana Burgerziekenhais “ atau lebih dikenal pada waktu itu sebagai Rumah Sakit Juliana, dengan kapasitas TT 110 buah. Tahun 2000 RSUD Banyumas naik kelas dari Rumah Sakit Kelas C menjadi Kelas B Non Pendidikan pada tanggal 28 Juli 2000 dengan SK Menkes RI No. 115/Menkes/SK/VII/2000. Tahun 2001 RSU Banyumas ditetapkan menjadi RS Kelas B Pendidikan oleh Menteri Kesehatan dengan SK No. 850/Menkes/SK/VIII/2001 tangal 5 Oktober 2001, pengelolaannya masih di bawah kendali Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas dan menjalin ikatan kerjasama dengan Fakultas Kedokteran UGM sehingga menjadi salah satu dari tiga Rumah Sakit Pendidikan Utama FK UGM, selain RSUP dr. Sardjito Yogyakarta dan RSU Soeradji Tirtonegoro Klaten.

2.2.2 Audit Energi Awal Gedung Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas 2.2.2.1 Distribusi Jaringan Listrik Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Sumber energi yang digunakan RSUD Banyumas menjalankan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah energi listrik dari PLN. Sumber utama energi listrik berasal dari PLN dengan kontrak daya 450 , 900 , dan 4400 VA untuk katagori tarif R1 dan R2 serta 345 dan 106 KVA dengan harga tarif S2. Daya tersebut digunakan untuk mencukupi segala kebutuhan yang ada di RSUD Banyumas, baik kebutuhan Rumah Dinas, BKKBN, kantor, Ruang Rawat Inap, IGD, Radiologi, IBS, Indoscopy, IPAL dll RSUD Banyumas memiliki supplier energi cadangan (generator set) untuk melayani beban seluruh kebutuhan listrik pada kondisi emergency (pemutusan dari PLN akibat gangguan). Sehingga ketika ada pemutusan pasokan energi listrik dari PLN, maka proses pelayanan dan aktivitas perkantoran masih berjalan. Kapasitas genset sebesar 500 kVA.

Gambar 2.2 Line diagram Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas

Page 7: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

7

2.2.2.2 Data Penggunaan Energi Listrik Biaya konsumsi energi listrik RSUD Banyumas pada tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Biaya Konsumsi Energi Listrik RSUD Banyumas tahun 2011

No Bulan Total Biaya

1 Januari Rp65.958.055

2 Februari Rp74.385.705

3 Maret Rp72.234.815

4 April Rp83.422.115

5 Mei Rp83.016.195

6 Juni Rp83.853.632

7 Juli Rp73.406.108

8 Agustus Rp76.428.396

9 September Rp68.116.573

10 Oktober Rp76.733.050

11 November Rp83.893.548

12 Desember Rp82.026.255

Gambar 2.3 Grafik penggunaan energi listrik RSUD Banyumas pada tahun 2011

Gambar 2.4 Grafik Penggunaan Energi RSUD Banyumas tahun 2012

0100000002000000030000000400000005000000060000000700000008000000090000000

Mar

etJu

niSe

ptem

ber

Dese

mbe

r

Total Biaya Konsumsi Daya Listrik

Total Biaya

0200000004000000060000000800000001000000012000000

Mar

etJu

niSe

ptem

ber

Dese

mbe

r

Total Biaya Konsumsi Daya Listrik

Total Biaya

Page 8: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

8

2.2.2.3. Pengukuran Energi Profil beban yang diambil di empat titik

selama 96 jam dimana data dicuplik tiap limabelas menit. Pengambilan data selama 96 jam diambil guna memperoleh pola penggunaan energi listrik RSUD Banyumas.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Analyst 3Q Power Quality Analyzer merek AEMC . Profil beban harian hasil pengukuran dapat dilihat pada lampiran, grafik beban konsumsi harian (VA) pada Gambar 2.10 sampai dengan 2.13

Gambar 2.5 Grafik Profil Daya Aktif (P) Harian Selama 96 Jam RSUD Banyumas dengan langganan

345000 VA

Gambar 2.6 Grafik Profil Daya Aktif (P) Harian Pada Setiap Fasa Selama 96 Jam RSUD Banyumas

dengan langganan 345000 VA

Gambar 2.7 Grafik Profil Daya Reaktif (VAR) Harian Selama 96 Jam RSUD

Banyumas dengan langganan 345000 VA

Gambar 2.8 Grafik Profil Daya Reaktif (VAR) Pada Setiap Fasa Harian Selama 96 Jam RSUD Banyumas dengan langganan

345000 VA

050000

100000150000200000250000300000350000

11:0

0:00

AM

9:00

:00

PM7:

00:0

0 AM

5:00

:00

PM3:

00:0

0 AM

1:00

:00

PM11

:00:

00 P

M9:

00:0

0 AM

7:00

:00

PM5:

00:0

0 AM

3:00

:00

PM1:

00:0

0 AM

Daya

(Wat

t)

Waktu (Menit)

PROFIL DAYA HARIAN RSUD BANYUMAS

P

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

11:0

0:00

AM

8:15

:00

PM5:

30:0

0 AM

2:45

:00

PM12

:00:

00 A

M9:

15:0

0 AM

6:30

:00

PM3:

45:0

0 AM

1:00

:00

PM10

:15:

00 P

M7:

30:0

0 AM

4:45

:00

PM2:

00:0

0 AM

Day

a (W

att)

Waktu

PROFIL DAYA TIAP FASA HARIAN

R

S

T

020000400006000080000

100000120000

11:0

0:00

AM

9:45

:00

PM8:

30:0

0 AM

7:15

:00

PM6:

00:0

0 AM

4:45

:00

PM3:

30:0

0 AM

2:15

:00

PM1:

00:0

0 AM

11:4

5:00

AM

10:3

0:00

PM

Day

a (V

AR)

Waktu

PROFIL VAR TOTAL HARIAN RSUD BANYUMAS

Q Total

05000

10000150002000025000300003500040000

11:0

0:00

AM

1:45

:00

AM4:

30:0

0 PM

7:15

:00

AM10

:00:

00 P

M12

:45:

00 P

M3:

30:0

0 AM

6:15

:00

PM

DAYA

(VAR

)

WAKTU

PROFIL VAR TIAP FASA HARIAN RSUD BANYUMAS

R

S

T

Page 9: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

9

Gambar 2.9 Grafik Profil Daya (VA) Harian Selama 96 Jam RSUD Banyumas dengan langganan 345000

VA

Gambar 2.10 Grafik Profil Daya (VA) Pada Setiap Fasa Harian Selama 96 Jam RSUD Banyumas

dengan langganan 345000 VA

Gambar 2.11 Grafik Profil Power Harian Selama 96 Jam RSUD Banyumas dengan

langganan 345000 VA

Gambar 2.12 Grafik Profil Power Faktor Pada Setiap Fasa Harian Selama 96 Jam

RSUD Banyumas dengan langganan 345000 VA

Berdasarkan data yang ditunjukkan dapat dilihat pola penggunaan energi listrik di masing – masing panel.

050000

100000150000200000250000300000350000

11:0

0:00

AM

9:00

:00

PM7:

00:0

0 AM

5:00

:00

PM3:

00:0

0 AM

1:00

:00

PM11

:00:

00 P

M9:

00:0

0 AM

7:00

:00

PM5:

00:0

0 AM

3:00

:00

PM1:

00:0

0 AM

DAYA

(VA)

WAKTU

PROFIL DAYA (VA) TOTAL HARIAN RSUD BANYUMAS

S To

020000400006000080000

100000120000

11:0

0:00

AM

1:45

:00

AM4:

30:0

0 PM

7:15

:00

AM10

:00:

00 P

M12

:45:

00 P

M3:

30:0

0 AM

6:15

:00

PM

DAY

A (V

A)

WAKTU (MENIT)

PROFIL DAYA (VA) TIAP FASA HARIAN RSUD BANYUMAS

R

S

T

0.7

0.75

0.8

0.85

0.9

0.95

1

11:0

0:00

AM

7:30

:00

PM4:

00:0

0 AM

12:3

0:00

PM

9:00

:00

PM5:

30:0

0 AM

2:00

:00

PM10

:30:

00 P

M7:

00:0

0 AM

3:30

:00

PM12

:00:

00 A

M8:

30:0

0 AM

5:00

:00

PM1:

30:0

0 AM

POW

ER F

AKTO

R

WAKTU

PROFIL POWER FAKTOR HARIAN RSUD BANYUMAS

Pf

00.20.40.60.8

11.2

11:0

0:00

AM

12:1

5:00

AM

1:30

:00

PM2:

45:0

0 AM

4:00

:00

PM5:

15:0

0 AM

6:30

:00

PM7:

45:0

0 AM

9:00

:00

PM

POW

ER F

AKTO

R

WAKTU

PROFIL POWER FAKTOR TIAP FASA HARIAN RSUD BANYUMAS

R

S

T

Page 10: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

10

2.2.2.4 Pembahasan Data Perhitungan yang sama dapat

Berdasarkan data pengukuran selama

96 jam pada panel dengan jenis

langganan dapat dilihat pola konsumsi

energy listrik RSUD Banyumas

membutuhkan daya (VA) seperti

terlihat pada tabel berikut:

Tabel. 2.3 Perbandingan Kebutuhan

Daya dan langganan RSUD Banyumas

Langg

anan

Beban

Terpas

ang

Daya

Punc

ak

3450

00 VA

733381,3333 VA

2979

26,2

VA

Berdasarkan data pengukuran selama

96 jam dapat dilihat bahwa kebutuhan

daya (KVA) dalam sehari kurang lebih

sebesar 162,258 KVA dengan beban

puncak sebesar 297,92 KVA sedangkan

daya yang terpasang sebesar 345 KVA.

Hal ini membuktikan bahwa pemilihan

kapasitas langganan energi listrik sudah

cukup tepat.

RSUD Banyumas setiap bulan tidak

mendapatkan pinalti untuk power

factor. Sebagai contoh dapat dilihat

pada gambar 4.1 yang menunjukkan

rekening listrik RSUD Banyumas untuk

bulan Oktober 2012.

Gambar 2.13 Rekening Listrik Bulan

Oktober 2012

Apabila ditinjau dari total beban

terpasang di RSUD Banyumas beban

terpasang pada RSUD Banyumas telah

jauh melebihi daya yang disepakati

RSUD Banyumas dan PT PLN. Sehingga

RSUD Banyumas mengalami kelebihan

beban (overload) yang mencapai dua

kali lipat dari kapasitas daya yang

disepakati antara RSUD Banyumas dan

PT PLN.

Dari analisa beban pencahayaan ditiap

ruangan di RSUD Banyumas

penggunaan lampu TL sebagai

Page 11: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

11

penerangan buatan lebih dominan

dibandingkan pencahayaan dengan

menggunakkan lampu hemat energi.

Prosentase penggunaan lampu TL

65,38% dari 2265 buah lampu yang

digunakan di RSUD Banyumas.

Dari peninjauan existing insatalasi rumah sakit, kabel pada panel PLN menuju LVMDP mengalami overheating. Suhu kabel mencapai 39,6oC, suhu pada panel PLN 40,1oC dan suhu pada sambungan MCB dan kabel pada panel PLN 52,3 oC. Suhu tersebut melebihi suhu standar yakni 30 oC.

2.3 Analisa Peluang Hemat Energi

2.3.1 Analisa Penghematan Energi Pada

Sistim Kelistrikan

Sesuai yang telah dijelaskan pada

bab sebelumya yaitu bab 3 dan

berdasarkan data harian yang diambil

selama 96 jam, bahwa pada sistem

kelistrikan di RSUD Banyumas sudah cukup

baik/sudah dalam taraf wajar. Hal ini dapat

dilihat pada data berikut.

1. Berdasarkan data pengukuran

selama 96 jam dapat dilihat bahwa

kebutuhan daya (KVA) dalam sehari

kurang lebih sebesar 162,258 KVA

dengan beban puncak sebesar

297,92 KVA sedangkan daya yang

terpasang sebesar 345 KVA. Hal ini

membuktikan bahwa pemilihan

kapasitas langganan energi listrik

sudah cukup tepat.

2. RSUD Banyumas setiap bulan tidak

mendapatkan pinalti untuk power

factor. Sebagai contoh dapat dilihat

pada gambar 4.1 yang menunjukkan

rekening listrik RSUD Banyumas

untuk bulan Oktober 2012.

Gambar 2.14 Rekening Listrik Bulan

Oktober 2012

2.3.2 Analisa Sistem Kelistrikan dan Beban

Terpasang

Daya yang terpasang pada instalasi

sebesar 733,381 KVA telah melebihi

kapasitas daya yang disepakati antara PLN

dan RSUD Banyumas yaitu 345 KVA. Daya

yang terpasang pada instalasi telah

melebihi kapasitas daya cadangan yang

berasal dari Genset 500 KVA. Selain itu

rencana penambahan peralatan medis

dengan total daya 86,6 KVA

mengakibatkan kelebihan beban

meningkat dua kali lipat dari daya yang

Page 12: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

12

disepakati antara PLN dan RSUD

Banyumas.

Penambahan daya perlu dilakukan

sebagai solusi untuk mengatasi overload.

Penambahan kapasitas daya langganan

harus dapat memenuhi seluruh kebutuhan

daya terpasang ditambah 20% daya yang

digunakan sebagai energi cadangan untuk

mengantisipasi adanya penambahan beban

ditahun berikutnya. Berdasarkan acuan

diatas dan perhitungan, penambahan

kapasitas daya langganan yang perlu

dilakukkan adalah 500 KVA. Sebelum

melakukan penambahan daya perlu

dilakukan evaluasi instalasi untuk uji

kelayakan kemampuan perangkat instalasi

yang terpasang terhadap peningkatan

kapasitas daya.

2.3.3 Analisa Penghematan Energi

Peralatan Utama

Setelah dilakukan audit di

RSUD Banyumas di temukan beberapa

permasalahan yang terjadi yaitu kualitas

penerangan yang kurang, penggunaan

lampu TL dan ballast konvensional

yang masih dominan, dan overheating

pada penghantar, panel dan sambungan.

Kebutuhan penerangan ruang

RSUD Banyumas hampir 65,38%

menggunakkan lampu TL dengan daya

yang bervariasi antara 10-40 Watt.

Penggunaan lampu TL pada ruangan

dapat meningkatkan konsumsi daya di

RSUD Banyumas hal ini dikarenakan

pada lampu TL terdapat ballast

konvensional yang membutuhkan daya

dua kali lebih besar dibandingkan daya

yang tertera pada lampu TL. Apabila

ditinjau dari penggukuran lux ruangan,

penggunaan lampu TL belum dapat

memenuhi kualitas pencahayaan RSUD

Banyumas. Pengujian ini dilakukkan

dengan mengacu pada pedoman

pencahayaan dan instalasi listrik

Departemen Kesehatan R.I. Untuk

menanggulangi pemborosan energi

akibat penggunaan lampu TL langkah

yang dapat dilakukkan adalah

mengganti lampu TL dengan lampu

hemat energi, atau mengganti

penggunaan ballast konvensional

menggunakan ballas elektronik.

Sedangkan untuk menanggulagi

kurangnya penerangan pada ruangan

langkah yang dapat dilakukan adalah

dengan mengganti mengganti luminare

lampu dan mengganti lampu dengan lux

yang lebih besar yang sesuai dengan

standart penerangan. Saat siang hari

untuk menambah penerangan dapat

dilakukkan dengan penambahan jendela

sebagai sumber pencahayaan alami

yang berasal dari sinar matahari.

Permasalahan yang terjadi pada

ruang panel adalah terjadinya

peningkatan suhu pada panel, kabel dan

Page 13: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

13

sambungan. Suhu kabel mencapai

39,6oC, suhu pada panel PLN 40,1oC

dan suhu pada sambungan MCB dan

kabel pada panel PLN 52,3 oC. Suhu

tersebut melebihi suhu standar yakni 30

oC. Overheating yang terjadi pada kabel,

panel dan sambungan kabel yang dapat

mengakibatkan timbulnya panas pada

kabel dan menurunkan kemampuan

hantar arus dari konduktor. Untuk

menanggulangi overheating yang dapat

disebabkan dari kurangnya sistem

sirkulasi udara atau disebabkan karena

arus yang dihantarkan pada perangkat

instalasi maka perlu dilakukan evaluasi

instalasi secara menyeluruh. Evaluasi

instalasi bertujuan untuk mengetahui

kelayakan instalasi yang terpasang di

RSUD Banyumas dan untuk

menentukan langkah yang tepat dalam

melakukan reinstalisasi perangkat

instalasi yang terpasang.

2.3.4 Analisa Sistem Manajemen Energi

Koordinasi antara tim IPS, bagian

pengadaan dan bagian ATEM dalam hal

pengadaan alat-alat medis, pengadaan

perangkat elektronik penunjang,

pemasangan dan pemindahaan alat-alat

elektronik. Hal ini dikarenakan untuk

menjaga pembagian beban agar dapat

seimbang pada tiap-tiap fasa, dan

pembagian katagori beban untuk

memudahkan pengontrolan pertambahan

beban, mempermudah pendeteksian

gangguan dan melokalisirnya serta untuk

mempermudah penentuan kebijakan

penggunaan energi listrik di RSUD

Banyumas.

Peningkatan peran serta tim IPS

dalam penataan ruangan dan sistem

instalasi sangat penting dalam menjaga

kualitas daya listrik dan dalam upaya

peningkatan efisiensi penggunaan energi

listrik. sehingga diperoleh penghematan

biaya yang signifikan, dalam rangka

meningkatkan pendapatan bersih

perusahaan. Untuk meningkatkan kinerja

dan motivasi daritim IPS perlu dibuatkan

suatu sistem managerial yang tertulis

dalam SOP (Standard Operational

Prosedure) dalam hal pengadaan dan

pemasangan baik peralatan instalasi

maupun peralatan medis dan elektronik

sehingga akan memudahkan pelaksanaan

penghematan energi di semua.

Untuk lebih meningkatkan keahlian

teknisi bagian IPS perlu dilaksanakanya

pelatihan untuk teknisi. Selain itu pula

dalam upaya peningkatan peran serta

seluruh karyawan perlu dilakukan

sosialisasi sikap hemat energi secara rutin

tentang bagaimana melakukan

penghematan energi, baik yang bersifat

umum maupun yang bersifat khusus di

masing-masing departemen.

Page 14: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

14

2.3.5 Analisa Pelaksanaan Penghematan

Energi RSUD Banyumas

Tabel 2.4 Analisa Penghematan Energi

RSUD Banyumas

Dari tabel diatas pelaksanaan program penghematan energi dapat dilakukan dengan payback periode dari biaya inplementasi rata-rata dibawah 1 tahun dan pada tahun berikutnya RSUD banyumas mampu berhemat Rp. 74.508.396 per tahun. Pelaksanaan program penghematan ini perlu didukung oleh semua pihak, apabila program sosialisasi sikap hemat energi dapat di implementasikan dengan baik didalam likungan rumah sakit maka nilai penghematan energi dapat meningkatkan penghematan energi RSUD Banyumas. Sehingga diperoleh penghematan biaya yang signifikan, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

BIODATA :

Nama:Bayu Primastha Yogaswara (Gabul) Nim : L2F008016 Riwayat pendidikan : TK Lebdosari 01-02 Semarang, SDN Lebdosari 01-02 Semarang, SLTPN 30 Semarang , SMUN 6 Semarang , dan sekarang sedang melaksakan program strata satu Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang

KONSUMSI ENERGI TOTAL (kWh/th) 1.029.292,00

BIAYA KONSUMSI ENERGI TOTAL (Rp/th) 923.474.447

NO REKOMENDASI PENGHEMATAN ENERGI

SAVING ENERGI SAVING COST BIAYA IMPLEMENTASI

(Rp)

SIMPLE PAYBACK PERIODE (Tahun)

kWh/thn % Rp/thn %

1 Pergantian Ballast Konvensional ke Ballast

Elektronik

92.274,34 8,96% 72.108.549 7,81% 56.179.000,00 0,779089316

2 Pergantian gas Freon dengang gas hidrokarbon

pada ac

305373,6 29,67% 246.334.704 26,67% 56.179.000 0,228059624

3 Sosialisasi sikap hemat energi

3.529,19 0,34% 2.399.847,50 0,26% 1.000.000,00 0,416693144

TOTAL 401.177,13 38,98% 320.843.100,32 34,74% 113.358.000,00 0,353312881

Page 15: POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LAMPU,AC DAN …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008016... · dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan

15