perancangan dan simulasi bgp...

11
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP MULTIHOMING MENGGUNAKAN GNS3 Oleh : Alwin Indra Fatra (L2F606004) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof.Sudharto ,SH Tembalang , Semarang Abstrak Border Gateway Protocol atau biasa disebut BGP adalah suatu protokol yang digunakan untuk routing antar autonomous system. Protokol ini dibuat berdasarkan teknologi EGP yang terdokumentasi dalam RFC 904, juga dari pemakaian EGP dalam NSFNET Backbone sebagaimana terungkap dalam RFC 1092 dan RFC 1093. BGP sering digunakan untuk routing antar ISP-ISP besar. Maka BGP sering dianggap sebagai routing protokol routing untuk internet. Hal ini dikarenakan setiap ISP besar biasanya memiliki paling tidak sebuah ASNumber sedang ketersediaan ASNumber sangatlah sedikit. Kemampuan BGP yang umum dimanfaatkan adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan banyak sekali keleluasaan dalam pengaturan jaringan seperti yang diinginkan. Penulis menguji kemampuan BGP dalam menangani jaringan multihome sederhana. Penulis mensimulasikan jaringan multihome yang dikonfigurasi dengan protokol BGP dimana jaringan tersebut terhubung pada dua Upstream ISP. Penulis membuat skenario agar saat terkoneksi ke suatu Server maka ISP yang melayaninya dibuat bermasalah sehingga BGP memilih jalur cadangan untuk menuju ke server. Sehingga dengan kerja praktek ini, diharapkan seluruh mahasiswa elektro universitas diponegoro terutama konsentrasi informatika dan komputer dapat memahami juga tentang jaringan multihome menggunakan BGP. Kata kunci: BGP, EGP, Multihome Network 1. Pendahuluan 1.1. Latar belakang Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi mengalami perkembangan khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi guna untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan. Mahasiswa sebagai generasi muda harus dapat mengikuti perkembangan teknologi dan diharapkan tidak hanya menguasai teori yang telah didapat selama perkuliahan tetapi juga dapat menerapkannya dalam bentuk praktek salah satunya adalah kerja praktek. Kerja praktek (KP) merupakan perkuliahan yang wajib diambil oleh mahasiswa sebagai media untuk mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan dibangku perkuliahan dalam dunia yang sebenarnya dalam hal ini dunia kerja. Adanya kerja praktek ini diharapkan dapat memberikan pengalaman kerja secara langsung dan diberikan kemampuan untuk berinovasi serta mengembangkan diri terhadap perubahan teknologi. 1.2. Tujuan Kerja Praktek Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui sistem dan lingkungan kerja PT. Aplikanusa Lintasarta Semarang 2. Mendapatkan data-data detail yang akan digunakan dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek dan pembuatan Tugas Akhir khususnya pada bidang yang menjadi pokok permasalahan Kerja Praktek. 3. Memahami perbedaan IGP dan EGP. 4. Mengetahui penggunaan BGP. 5. Mengetahui mengenai multihome dan kegunaannya. 1.3. Batasan Masalah Penulis memberikan beberapa batasan pada laporan dengan kerja praktek yang dilakukan. Berikut pembatasan masalah yang dilakukan penulis : 1. Membahasa konfigurasi BGP sederhana pada router cisco.

Upload: vophuc

Post on 26-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606004...adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan

Makalah Seminar Kerja Praktek

PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP

MULTIHOMING MENGGUNAKAN GNS3

Oleh :

Alwin Indra Fatra (L2F606004)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jl. Prof.Sudharto ,SH – Tembalang , Semarang

Abstrak

Border Gateway Protocol atau biasa disebut BGP adalah suatu protokol yang digunakan untuk

routing antar autonomous system. Protokol ini dibuat berdasarkan teknologi EGP yang terdokumentasi dalam

RFC 904, juga dari pemakaian EGP dalam NSFNET Backbone sebagaimana terungkap dalam RFC 1092 dan

RFC 1093. BGP sering digunakan untuk routing antar ISP-ISP besar. Maka BGP sering dianggap sebagai routing

protokol routing untuk internet. Hal ini dikarenakan setiap ISP besar biasanya memiliki paling tidak sebuah

ASNumber sedang ketersediaan ASNumber sangatlah sedikit. Kemampuan BGP yang umum dimanfaatkan

adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan banyak sekali

keleluasaan dalam pengaturan jaringan seperti yang diinginkan.

Penulis menguji kemampuan BGP dalam menangani jaringan multihome sederhana. Penulis

mensimulasikan jaringan multihome yang dikonfigurasi dengan protokol BGP dimana jaringan tersebut

terhubung pada dua Upstream ISP. Penulis membuat skenario agar saat terkoneksi ke suatu Server maka ISP

yang melayaninya dibuat bermasalah sehingga BGP memilih jalur cadangan untuk menuju ke server. Sehingga

dengan kerja praktek ini, diharapkan seluruh mahasiswa elektro universitas diponegoro terutama konsentrasi

informatika dan komputer dapat memahami juga tentang jaringan multihome menggunakan BGP. Kata kunci: BGP, EGP, Multihome Network

1. Pendahuluan

1.1. Latar belakang

Seiring dengan berjalannya waktu,

teknologi mengalami perkembangan

khususnya teknologi informasi dan

komunikasi. Perkembangan teknologi

guna untuk meningkatkan pemenuhan

kebutuhan. Mahasiswa sebagai generasi

muda harus dapat mengikuti

perkembangan teknologi dan diharapkan

tidak hanya menguasai teori yang telah

didapat selama perkuliahan tetapi juga

dapat menerapkannya dalam bentuk

praktek salah satunya adalah kerja

praktek.

Kerja praktek (KP) merupakan

perkuliahan yang wajib diambil oleh

mahasiswa sebagai media untuk

mengimplementasikan ilmu yang telah

didapatkan dibangku perkuliahan dalam

dunia yang sebenarnya dalam hal ini

dunia kerja. Adanya kerja praktek ini

diharapkan dapat memberikan

pengalaman kerja secara langsung dan

diberikan kemampuan untuk berinovasi

serta mengembangkan diri terhadap

perubahan teknologi.

1.2. Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dari pelaksanaan kerja

praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sistem dan

lingkungan kerja PT.

Aplikanusa Lintasarta Semarang

2. Mendapatkan data-data detail

yang akan digunakan dalam

penyusunan Laporan Kerja

Praktek dan pembuatan Tugas

Akhir khususnya pada bidang

yang menjadi pokok

permasalahan Kerja Praktek.

3. Memahami perbedaan IGP dan

EGP.

4. Mengetahui penggunaan BGP.

5. Mengetahui mengenai

multihome dan kegunaannya.

1.3. Batasan Masalah

Penulis memberikan beberapa

batasan pada laporan dengan kerja praktek

yang dilakukan. Berikut pembatasan

masalah yang dilakukan penulis :

1. Membahasa konfigurasi BGP

sederhana pada router cisco.

Page 2: PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606004...adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan

2. Simulasi jaringan menggunakan

GNS3 0.7.4 sebagai simulator

jaringan.

3. Menggunakan Cisco IOS

Software Release 12.4

4. Hanya membahas multihoming

single ISP menggunakan BGP.

5. Tidak membahas mengenai

loadsharing pada konfigurasi

BGP multihoming.

6. Tidak membahas waktu

penggantian rute.

2. Dasar Teori

2.1 Jaringan Multihome Jaringan Multihome adalah jaringan

yang memiliki lebih dari satu rute keluar

ke internet baik dari ISP yang sama

maupun dari ISP yang berbeda. Terdapat

dua tipe dasar Multi-Homed Network,

yakni:

Jaringan yang memiliki koneksi ke

provider dengan lebih dari satu jalur

keluar menuju internet.

Salah satu alasan mengapa

multihoming dirasa penting adalah untuk

mengantisipasi seandainya ada satu satu

link keluar internet yang bermasalah.

Maka terdapat link cadangan yang dapat

digunakan. Berikut adalah gambaran

Multi-Homed Network.

Gambar 2.1 Multi-Homed Network

2.2 Border Gatewat Protocol (BGP) Border Gateway Protocol (BGP)

merupakan sebuah protokol routing antar

Autonomous System. Protokol ini dibuat

berdasarkan pengalaman yang diperoleh

dari teknologi EGP sebagaimana

terdokumentasi dalam RFC 904, juga dari

pemakaian EGP dalam NSFNET

Backbone sebagaimana terungkap dalam

RFC 1092 dan RFC 1093.

BGP adalah sebuah sistem antar

autonomous routing protocol. Sistem

autonomous adalah sebuah jaringan atau

kelompok jaringan di bawah administrasi

umum dan dengan kebijakan routing

umum. BGP digunakan untuk pertukaran

informasi routing untuk Internet dan

merupakan protokol yang digunakan antar

penyedia layanan Internet

(ISP). Pelanggan jaringan, seperti

perguruan tinggi dan perusahaan,

biasanya menggunakan sebuah Interior

Gateway Protocol (IGP) seperti RIP atau

OSPF untuk pertukaran informasi routing

dalam jaringan mereka. Pelanggan

menyambung ke ISP, dan ISP

menggunakan BGP untuk bertukar

pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP

digunakan antar Autonom System (AS),

protokol ini disebut sebagai External BGP

(EBGP). Jika penyedia layanan

menggunakan BGP untuk bertukar rute

dalam suatu AS, maka protokol disebut

sebagai Interior BGP (IBGP).

Gambar 2.2 Border Gateway Protocol

BGP mempunyai mekanismenya

sendiri yang unik untuk membentuk dan

mempertahankan sebuah sesi BGP dengan

router tetangganya. Pembentukan sesi

BGP ini mengandalkan paket-paket pesan

yang terdiri dari empat macam. Paket-

paket tersebut adalah sebagai berikut:

1. Open Message Paket inilah yang

pertama dikirimkan ke router

tetangga untuk membangun

sebuah sesi komunikasi. Paket ini

berisikan informasi mengenai

BGP version number, AS number,

hold time, dan router ID.

2. Keepalive Message Paket

Keepalive message bertugas

untuk menjaga hubungan yang

telah terbentuk antarkedua router

BGP. Paket jenis ini dikirimkan

secara periodik oleh kedua buah

Page 3: PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606004...adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan

router yang bertetangga. Paket ini

berukuran 19 byte dan tidak

berisikan data sama sekali.

3. Notification Message Packet pesan ini adalah paket yang

bertugas menginformasikan error

yang terjadi terhadap sebuah sesi

BGP. Paket ini berisikan field-

field yang berisi jenis error apa

yang telah terjadi, sehingga

sangat memudahkan penggunanya

untuk melakukan troubleshooting.

4. Update Message Packet update merupakan paket pesan utama

yang akan membawa informasi

rute-rute yang ada. Paket ini

berisikan semua informasi rute

BGP yang ada dalam jaringan

tersebut. Ada tiga komponen

utama dalam paket pesan ini,

yaitu Network-Layer Reachability

Information (NLRI), path attribut,

dan withdrawn routes.

2.3 Autonomous System Autonmous system adalah

sekumpulan jaringan yang berada

dibawah satu administrasi. AS biasanya

dimiliki oleh sebuah organisasi jaringan.

AS di administrasi oleh sebuah

managemen resmi. AS dapat

dikoneksikan dengan AS lainnya, baik

public maupun private. Ilustrasi tentang

AS dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 2.3 Autonomous System

Berdasarkan autonomous system

routing protokol terbagi menjadi dua

yakni :

Interior Gateway Protocol (IGP) :

Routing protokol yang digunakan

untuk menangangi routing internal

dalam sebuah AS. Contoh protokol ini

adalah Open Shortest Path First

(OSPF).

Exterior Gateway Protocol (EGP)

Routing protokol yang digunakan

untuk menangani protokol routing

antar AS. Contoh protokol ini adalah

Border Gateway Protocol (BGP).

2.5 Atribut – Atribut BGP Tersedia 10 macam atribut BGP

yang umum ditambah satu atribut BGP

yang hanya ada pada produk-produk

Cisco yang dapat dimodifikasi sehingga

anda diberikan kebebasan yang sangat

luas dalam pengaturan jaringan. Masing-

masing memiliki ciri khas dan tugasnya

tersendiri untuk memungkinkan Anda

memanajemen routing update dan traffic

yang keluar masuk. Berikut ini adalah

beberapa atribut-atribut BGP:

1. Origin Atribut BGP yang satu ini

merupakan atribut yang termasuk

dalam jenis Well known

mandatory. Jika sumbernya

berasal router BGP dalam

jaringan lokal atau menggunakan

asnumber yag sama dengan yang

sudah ada, maka indicator atribut

ini adalah huruf “i” untuk interior.

Apabila sumber rute berasal dari

luar jaringan lokal, maka

tandanya adalah huruf “e” untuk

exterior. Sedangkan apabila rute

didapat dari hasil redistribusi dari

routing protokol lain, maka

tandanya adalah “?” yang artinya

adalah incomplete.

2. AS_Path Atribut ini harus ada pada setiap

rute yang dipertukarkan

menggunakan BGP. Atribut ini

menunjukkan perjalanan paket

dari awal hingga berakhir di

tempat Anda. Perjalanan paket ini

ditunjukkan secara berurut dan

ditunjukkan dengan menggunakan

nomor-nomor AS. Dengan

Page 4: PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606004...adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan

demikian, akan tampak melalui

mana saja sebuah paket data

berjalan ke tempat Anda.

3. Next_Hop Next hop sesuai dengan namanya,

merupakan atribut yang

menjelaskan ke mana selanjutnya

sebuah paket data akan

dilemparkan untuk menuju ke

suatu lokasi. Dalam EBGP-4,

yang menjadi next hop dari

sebuah rute adalah alamat asal

(source address) dari sebuah

router yang mengirimkan prefix

tersebut dari luar AS. Dalam

IBGP-4, alamat yang menjadi

parameter next hop adalah alamat

dari router yang terakhir

mengirimkan rute dari prefix

tersebut. Atribut ini juga bersifat

Wellknown Mandatory.

4. MED Multi-Exit Discriminator (MED)

adalah atribut yang berfungsi

untuk menginformasikan router

yang berada di luar AS untuk

mengambil jalan tertentu untuk

mencapat si pengirimnya. Atribut

ini dikenal sebagai metrik

eksternal dari sebuah rute.

Meskipun dikirimkan ke AS lain,

atribut ini tidak dikirimkan lagi ke

AS ketiga oleh AS lain tersebut.

Atribut ini bersifat Optional

Nontransitive.

5. Local_Pref Atribut ini bersifat Wellknown

Discretionary, di mana sering

digunakan untuk memberitahukan

router-router BGP lain dalam satu

AS ke mana jalan keluar yang di-

prefer jika ada dua atau lebih

jalan keluar dalam router tersebut.

Atribut ini merupakan kebalikan

dari MED, di mana hanya

didistribusikan antar-router-router

dalam satu AS saja atau router

IBGP lain.

6. Weight Atribut yang satu ini adalah

merupakan atribut yang

diciptakan khusus untuk

penggunaan di router keluaran

vendor Cisco. Atribut ini

merupakan atribut dengan priority

tertinggi dan sering digunakan

dalam proses path selection.

Atribut ini bersifat lokal hanya

untuk digunakan pada router

tersebut dan tidak diteruskan ke

router lain karena belum tentu

router lain yang bukan bermerk

Cisco dapat mengenalinya. Fungsi

dari atribut ini adalah untuk

memilih salah satu jalan yang

diprioritaskan dalam sebuah

router.

2.5 Pemilihan Rute Terbaik dalam

BGP

Pemilihan rute terbaik akan

dilakukan bila ada dua rute atau lebih

menuju ke network tujuan. Cara

penentuan rute terbaik menuju suatu

network tujuan jika terdapat lebih dari

satu rute untuk mencapai network tersebut

adalah dengan cara membandingkan satu

persatu setiap rute dengan rute setelahnya

sehingga seluruh rute dibandingkan. Rute

yang berada pada nomor pertama dari list

rute-rute yang dapat dipilih untuk

mencapai network tujuan akan menjadi

jalur tebaik sementara. Jalur terbaik

sementara dibandingkan dengan rute

selanjutnya yang ada pada list. Hal ini

dilakukan berulang-ulang hingga rute

terakhir pada list. Berikut cara pemilihan

rute terbaik:

1. Pilih rute dengan nilai weight

paling tinggi (khusus router

cisco).

2. Router akan mememilih rute

dengan nilai Local_Preference

yang paling tinggi jika nilai

weight keduanya sama.

3. Router BGP akan memeriksa rute

mana yang berasal dari dirinya

sendiri jika nilai Local_Preference

sama. Rute yang berasal dari

dirinya sendiri yang akan

dijadikan rute terbaik.

4. router akan menggunakan atribut

AS_PATH untuk mencari rute

terbaik jika rute menuju A bukan

berasal dari dirinya. Rute dengan

Page 5: PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606004...adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan

atribut AS_PATH terpendek akan

dipilih sebagai rute terbaik.

5. Atribut selanjutnya yang

digunakan untuk memilih jalan

terbaik adalah ORIGIN bilamana

atribut AS_PATHnya sama.

Atribut ORIGIN terdiri parameter

IGP, EGP dan Incomplete.

Parameter dengan nilai referensi

terendah yang akan dipilih

menjadi rute terbaik. IGP

memiliki nilai referensi paling

rendah, disusul EGP dan akhirnya

Incomplete. Rute dengan atribut

ORIGIN IGP akan lebih dipilih

daripada EGP atau Incomplete,

begitu seterusnya hingga rute

dengan atribut Incomplete

menjadi rute yang berada di

urutan paling belakang.

6. Atribut selanjutnya yang

digunakan dalam perhitungan

jalur terbaik adalah MED (Multi

Exit Discriminator) jika atribut

Origin pada rute-rute tersebut

sama. MED merupakan atribut

untuk memungkinkan Anda

memilih jalan mana yang paling

baik untuk menuju sebuah situs.

Jenisnya kurang lebih sama

seperti Local Preference, namun

bedanya atribut MED ini hanya

disebarkan dalam satu AS yang

sama saja. Atribut ini tidak

dikirimkan ke luar AS dari router

BGP tersebut. Biasanya atribut ini

banyak digunakan jika sebuah

router memiliki dua atau lebih

jalan yang sama namun menuju

ke satu ISP. Rute dengan nilai

MED yang paling rendah adalah

yang terpilih sebagai rute terbaik.

7. Router BGP akan melakukan

pemilihan berdasarkan jenis sesi

BGP dari rute-rute tersebut jika

nilai MED pada kedua rute

tersebut sama. Seperti telah

dijelaskan diatas, jenis BGP ada

dua macam yaitu IBGP dan

EBGP. Kedua parameter ini juga

digunakan dalam pemilihan jalan

terbaik. Sebuah rute yang berasal

dari sebuah sesi EBGP memiliki

prioritas yang lebih tinggi

daripada rute dari sesi IBGP. Jadi

rute yang berasal dari sesi EBGP

dengan router BGP lain tentu

akan dijadikan sebagai rute

terbaik.

8. proses path selection selanjutnya

adalah menggunakan parameter

jalur terdekat dalam jaringan

internal untuk menuju ke Next

Hop jika pada poin tujuh diatas

kedua rute tersebut juga masih

identik. Maksudnya adalah router

BGP akan membaca atribut Next

Hop dari kedua jalur tersebut.

Setelah diketahui, router tersebut

akan memeriksa jalur mana yang

memilik Next Hop yang terdekat

dari router tersebut. Jalur yang

diperiksa ini merupakan jalur

yang berasal dari routing protokol

internal seperti OSPF, EIGRP,

atau bahkan statik. Setelah

didapatkan rute mana yang

memiliki Next Hop yang paling

dekat dan mudah diakses, maka

rute tesebut langsung dipilih

menjadi yang terbaik.

9. Terakhir pemilihan jalur terbaik

dilakukan dengan

membandingkan BGP ROUTER

ID dari masing-masing rute.

Sebuah rute pasti akan membawa

informasi BGP ROUTER ID dari

router asalnya. Parameter inilah

yang menjadi pembanding

terakhir untuk proses path

selection ini. Karena BGP

ROUTER ID tidak mungkin

sama, maka sebuah jalan terbaik

pastilah dapat terpilih. BGP

ROUTER ID biasanya adalah

alamat IP tertinggi dari sebuah

router atau dapat juga berupa IP

interface loopback.

Router BGP akan memilih rute

dengan nilai BGP ROUTER ID

yang terendah.

Page 6: PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606004...adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan

2.6 Teknik Kontrol Kebijakan dalam

BGP

BGP menyediakan berbagai cara

untuk menerapkan kebijakan-kebijakan

dalam suatu jaringan. Cara yang umum

digunakan dalam menegakan kebijkan-

kebijakan dalam suatu jaringan BGP

dengan cara melakukan pemfilteran.

Berikut adalah cara-cara yang umum

dalam menegakkan suatu kebijakan dalam

jaringan BGP :

Prefiks Lists yakni metode

mencocokan IP dengan dengan

Prefiks IP yang telah ditentukan

sebelumnya baik nomor prefiks

maupun jumlah bit dari prefiks.

Prefiks adalah bit-bit awal dari alamat

IP dan dalam pengaturannya kita

dapat menentukan berapa panjang bit

awal IP yang harus sama denga

prefiks yang telah ditentukan. Contoh

penggunaan prefiks list: ip prefix-list range-1

permit 172.16.0.0/16

menurut contoh maka prefiks-list

dengan nama “range-1” akan

memfilter IP dimana IP yang dapat

menembus filter hanya IP yang

memilki 16 bit awal yang sama

dengan IP 172.16.0.0 atau dengan

kata lain IP yang termasuk dalam

range IP antara 172.16.0.0 –

172.16.255.255.

AS Path Lists adalah metode

pemfilteran atribut AS_PATH dalam

BGP. Kita dapat menentukan pola

tertentu dari AS_PATH baik yang

dapat melewati filter ataupun

menentukan pola tertentu dari

AS_PATH yang tidak dapat melewati

filter. Dalam menggunakan AS Path

Lists kita harus mempelajari

mengenai ekpresi reguler karena

pembentukan pola AS_PATH pada

AS path lists menggunakan ekpresi

reguler. Berikut contoh penggunaan

AS path lists: ip as-path access-list 1

permit ^100_

sintaks di atas hanya akan

membolehkan AS_PATH yang

dimulai dengan AS 100 yang dapat

melewati filter.

Community Lists digunakan untuk

untuk mengenali dan memfilter route

menggunakan atribut community.

Dengan menggunakan atribut

community maka beberapa prefiks

dalam suatu community lebih mudah

dimanajemen. Karena community

adalah kumpulan dari satu atau lebih

prefiks maka dengan menggunakan

community pengaturan atribut yang

akan dipasangkan untuk tiap prefiks

lebih mudah dilakukan daripada

menggunakan prefiks list. Contoh

penggunaan community list: ip community-list 1 permit

100:2

sintaks di atas akan mencocokkan

prefiks yang diterima dengan prefiks

yang telah ditetapkan dalam

community 100:2 bila prefiks cocok

maka prefiks dapat melewati filter.

Route Maps merupakan cara yang

cukup tangguh dan fleksibel dalam

penerapan kebijakan-kebijakan dalam

BGP. Dengan cara ini kita dapat

memasang maupun menghapus

prefiks maupun atribut BGP

berdasarkan kondisi yang telah kita

tetapkan. Berikut contoh penggunaan

route map: route-map Set-comm permit

10

match as-path 1

set community 200:100

perintah di atas berarti menset nilai

atribut community 200:100 untuk as-

path 1.

Policy Lists kerap digunakan bila

banyak pencocokan yang sering

diulang-ulang. Berikut contoh

penggunaan policy lists : ip policy-list as100

permit

match as-path 1

match community 1

route-map foo permit 10

match policy-list as100

set local-preference 105

dengan policy-list maka untuk

mencocokkan suatu jalur yang

diterima dengan as-path 1 dan

community 1 dan bila cocok maka

dapat melewati filter dan kita hanya

menggunakan perintah “match policy-

Page 7: PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606004...adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan

list as100” dalam suatu route map.

Fungsi ini akan lebih terasa

manfaatnya jika yang dibandingkan

lebih banyak lagi dan pemakaiannya

berulang-ulang.

3. Perancangan dan Simulasi

Multihome BGP

3.1 Peralatan dan Perlengkapan

yang Digunakan

Perangkat keras maupun perangkat

lunak yang digunakan dalam merancang

dan mensimulasikan BGP Multihoming

menggunakan GNS3 yang digunakan oleh

penulis adalah sebagai berikut:

Laptop dengan spesifikasi (Prosesor

core i5 2.3 GHz dan Ram 6 GB)

Sistem operasi Microsoft Windows 7

Home Premium 64-bit

Perangkat lunak GNS3 0.7.4

Cisco IOS Software, 3700 Softeware

(C3725-ADVENTERPRISEK9-M),

Version 12.4(3b)

3.2 Perancangan Jaringan

Jaringan yang akan dirancang

adalah jaringan multihomed sederhana

dengan dua buah router lokal yang

masing-masing terhubung ke dua buah

upstream ISP yang berbeda. Pada jaringan

lokal terdapat dua buah subnetwork yakni

200.200.1.1/24 dan 200.200.2.1/24.

Skenario yang diinginkan adalah sebagai

berikut:

Trafik menuju dan meninggalkan

jaringan 200.200.1.1/24 melalui

Upstream01.

Trafik menuju dan meninggalkan

jaringan 200.200.2.1/24 melalui

Upstream02.

trafik menuju dan meninggalkan

jaringan 200.200.1.1/24 dipindah

melalui Upstream02 jika rute yang

melalui Upstream01 tidak dapat

digunakan.

trafik menuju dan meninggalkan

jaringan 200.200.2.1/24 dipindah

melalui Upstream01 jika rute yang

melalui Upstream2 tidak dapat

digunakan.

Berikut gambar yang diberikan

penulis agar pembaca dapat lebih

memahami topologi jaringan yang

disimulasikan.

Gambar 3.1 Topologi Jaringan yang

Disimulasikan

3.3 Konfigurasi Router

Tabel 3.1 Konfigurasi Gateway01

Konfigurasi Router Gateway01 interface Loopback0

ip address 200.200.1.1 255.255.255.0

!

interface FastEthernet0/0

ip address 10.10.10.1 255.255.255.0

!

interface FastEthernet0/1

ip address 192.168.20.2

255.255.255.252

!

router bgp 111

network 200.200.1.0

neighbor 10.10.10.2 remote-as 111

neighbor 10.10.10.2 next-hop-self

neighbor 192.168.20.1 remote-as 20

neighbor 192.168.20.1 route-map

route01 in

neighbor 192.168.20.1 route-map

Upstream01 out

no auto-summary

!

access-list 1 permit 200.200.2.0

0.0.0.255

access-list 2 permit 200.200.1.0

0.0.0.255

!

route-map Upstream01 permit 10

match ip address 1

set as-path prepend 111 111 111

!

route-map Upstream01 permit 20

match ip address 2

!

route-map route01 permit 10

set weight 1000

!

Page 8: PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606004...adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan

Tabel 3.2 Konfigurasi Gateway02

Konfigurasi Router Gateway02 interface Loopback0

ip address 200.200.2.1 255.255.255.0

!

interface FastEthernet0/0

ip address 10.10.10.2 255.255.255.0

!

interface FastEthernet0/1

ip address 192.168.30.2

255.255.255.252

!

router bgp 111

network 200.200.2.0

neighbor 10.10.10.1 remote-as 111

neighbor 10.10.10.1 next-hop-self

neighbor 192.168.30.1 remote-as 30

neighbor 192.168.30.1 route-map

route02 in

neighbor 192.168.30.1 route-map

Upstream02 out

no auto-summary

!

access-list 1 permit 200.200.1.0

0.0.0.255

access-list 2 permit 200.200.2.0

0.0.0.255

!

route-map Upstream02 permit 10

match ip address 1

set as-path prepend 111 111 111

!

route-map Upstream02 permit 20

match ip address 2

!

route-map route02 permit 10

set weight 1000

!

Tabel 3.3 Konfigurasi Upstream01

Konfigurasi Router Upstream01 interface FastEthernet0/0

ip address 192.168.20.1

255.255.255.252

!

interface FastEthernet0/1

ip address 192.168.1.1 255.255.255.252

!

interface FastEthernet1/0

ip address 172.16.1.1 255.255.255.252

!

router bgp 20

neighbor 172.16.1.2 remote-as 30

neighbor 192.168.1.2 remote-as 10

neighbor 192.168.20.2 remote-as 111

no auto-summary

!

Tabel 3.4 Konfigurasi Upstream02

Konfigurasi Router Upstream02 interface FastEthernet0/0

ip address 192.168.30.1

255.255.255.252

!

interface FastEthernet0/1

ip address 192.168.2.1 255.255.255.252

!

interface FastEthernet1/0

ip address 172.16.1.2 255.255.255.252

!

router bgp 30

neighbor 172.16.1.1 remote-as 20

neighbor 192.168.2.2 remote-as 10

neighbor 192.168.30.2 remote-as 111

no auto-summary

!

Tabel 3.5 Konfigurasi Server

Konfigurasi Router Server interface Loopback0

ip address 25.25.25.25 255.255.255.0

!

interface FastEthernet0/0

ip address 192.168.1.2 255.255.255.252

!

interface FastEthernet0/1

ip address 192.168.2.2 255.255.255.252

!

router bgp 10

network 25.25.25.0 mask 255.255.255.0

neighbor 192.168.1.1 remote-as 20

neighbor 192.168.2.1 remote-as 30

no auto-summary

!

3.4 Hasil Simulasi

3.4.1 Hasil Simulasi Dilihat dari

Router Gateway01

Berikut adalah hasil traceroute dari

router Gateway01 baik pada saat router

Upstream01 berjalan normal maupun

ketika router Upstream01 dimatikan.

Gambar 3.2 Hasil Traceroute Router

Gateway01 ke Router Server

Gambar 3.3 Hasil Traceroute Router

Gateway01 ke Router Server jika Router

Upstream01 Dimatikan

Seperti terlihat pada hasil traceroute

dari router Gateway01 dengan alamat IP

200.200.1.1/24 menuju router Server

dengan alamat IP 25.25.25.25/24 dapat

diambil kesimpulan bilamana rute melalui

Upstream01 tidak dapat dilalui maka

router Gateway01 akan memilih rute

alternatif melalui Upstream02.

Page 9: PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606004...adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan

3.4.2 Hasil Simulasi Dilihat dari

Router Gateway02

Berikut adalah hasil traceroute dari

router Gateway02 baik pada saat router

Upstream02 berjalan normal maupun

ketika router Upstream02 dimatikan.

Gambar 3.4 Hasil Traceroute Router

Gateway02 ke Router Server

Gambar 3.5 Hasil Traceroute Router

Gateway02 ke Router Server jika Router

Upstream02 Dimatikan

Seperti terlihat pada hasil traceroute

dari router Gateway02 dengan alamat IP

200.200.2.1/24 menuju router Server

dengan alamat IP 25.25.25.25/24 dapat

diambil kesimpulan bilamana rute melalui

Upstream02 tidak dapat dilalui maka

router Gateway02 akan memilih rute

alternatif melalui Upstream01.

3.4.3 Hasil Simulasi Dilihat dari

Router Server

Berikut adalah hasil traceroute dari

router Server menuju jaringan

200.200.1.0/24 dan 200.200.2.0/24 pada

kondisi jaringan berjalan normal, router

Upstream01 dimatikan dan router

Upstream02 dimatikan.

Gambar 3.6 Hasil Traceroute Router

Server ke Router Gateway01

Gambar 3.7 Hasil Traceroute Router

Server ke Router Gateway02

Gambar 3.8 Hasil Traceroute Router

Server ke Router Gateway01 jika Router

Upstream01 Dimatikan

Gambar 3.9 Hasil Traceroute Router

Server ke Router Gateway02 jika Router

Upstream01 Dimatikan

Hasil traceroute yang telah

dilakukan pada router Server

memperlihatkan untuk mencapai jaringan

200.200.1.0 maka dipilih next hop melalui

192.168.1.1 sedang next hop 192.168.2.1

hanya sebagai cadangan saja. Sebaliknya

untuk mencapai jaringan 200.200.2.0

maka dipilih next hop melalui 192.168.2.1

sedang next hop 192.168.1.1 hanya

sebagai cadangan saja. Hal ini sesuai

dengan skenario yang diinginkan dimana

untuk mencapai jaringan 200.200.1.0

maka diinginkan rute yang melewati

Upstream01 sedang rute yang melewati

Upstream02 hanya sebagai cadangan saja

begitu juga sebaliknya.

Seperti terlihat pada hasil traceroute

dari router Gateway02 dengan alamat IP

200.200.2.1/24 menuju router Server

dengan alamat IP 25.25.25.25/24 dapat

diambil kesimpulan bilamana rute melalui

Upstream02 tidak dapat dilalui maka

router Gateway02 akan memilih rute

alternatif melalui Upstream01.

Page 10: PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606004...adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan

3.4.4 Pengujian Ping pada Router

Gateway01

Berikut adalah hasil pengujian

ping 1000x dimana ditengah proses ping

router Upstream01 dimatikan.

Gambar 3.7 Hasil Ping dari Gateway01

menuju Server

Hasil perintah ping yang

diperlihatkan pada gambar 3.7 di atas

menujukkan bahwa ping berjalan lancar

ketika jaringan berjalan normal. Namun

ketika router Upstream01 dimatikan

maka paket yang dikirim oleh ping tidak

mencapai alamat IP tujuan. Hal ini terus

berlanjut hingga neighbor 192.168.20.1

(Upstream01) dianggap BGP tidak dapat

dilewati maka BGP akan segera

memakai rute alternatif agar paket dapat

dikirimkan.

4. Penutup

4.1 Kesimpulan

Hasil pensimulasian jaringan

multihhome tersebut, penulis mengambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. BGP dapat digunakan sebagai

salah satu protokol untuk

jaringan multihome karena

keleluasaan dalam pengaturan

tiap attributnya.

2. BGP berperan sebagai protokol

routing antar autonomous

system sedang untuk routing

dalam satu autonomous system

harus menggunakan IGP.

3. BGP menggunakan alamat IP

dan AS Number untuk

meneruskan paket-paket data

dan memperbarui tabel routing.

4. Penggunaan Mutlihome BGP

dengan AS Number publik

sebaiknya hanya untuk ISP

karena AS Number publik sangat

sedikit ketersediaannya.

5. Multihome dengan AS Number

Privat sebaiknya hanya

dilakukan jika hanya terhubung

pada satu ISP saja.

4.2 Saran

1. Mahasiswa yang melaksanakan

kerja praktek sebaiknya

menentukan topik kerja praktek

dari awal sehingga saat kerja

praktek dapat mengumpulkan

data-data yang diperlukan.

2. Mahasiswa yang melakukan

kerja praktek sebaiknya aktif

bertanya pada pembimbing

lapangan atau karyawan

perusahaan serta berhati-hati

agar tidak melakukan kesalahan

yang fatal saat melaksanakan

kerja praktek.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bramantyo, Adhy S., 2007,

Optimasi Interdomain Routing

dengan BGP pada Stub-

Multihomed Autonomous System,

Skripsi, Program Studi Teknik

Elektro, Institut Teknologi

Bandung, Bandung.

[2] Budianto, Setyo, Extranets, The

Next Evolutionary Level Of E-

Commerce For Corporations,

http://www.geocities.com/setyolia

.

[3] Doyle, Jeff, 1998, CCIE

Professional Development:

Routing TCP/IP, Volume I,

Macmillan Technical Publishing.

[4] Fadli, Bagus, Pengenalan dan

Cara Kerja BGP.

[5] Fazza, Pengertian Autonomous

system (AS) Dan Autonomous

System Numbers (ASN).

[6] Hendradi, Purwono, Routing

Dinamis Ospf.

Page 11: PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP …elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F606004...adalah kemampuannya untuk membentuk multihomed network.Selain itu BGP memberikan

[7] Lemm, Michael, What's The

Difference Between Tier-1-Tier-

2-And Tier-3 Bandwidth

Providers To Your Business?.

[8] Purbo, Onno W., Apa Bedanya

Internet, Intranet & Extranet.

[9] Rafiudin, Rahmat, 2004,

Multihoming Menggunakan BGP

(Border Gateway Protocol)

Membangun Multi-koneksi ke

Multi ISP, Andi, Yogyakarta.

[10] Smith, Philip, 2007, BGP

Multihoming Techniques,

NANOG41-Multihoming, New

Mexico.

[11] Zhang, Randy. Micah Bartell,

2004, BGP Design and

Implementation, Cisco Press,

Indianapolis.