perancangan dan pengembangan produk lowbed …

101
PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED TRAILER 80 DENGAN METODE QFD DI PT. X Oleh Abdul Majib NIM: 004201505069 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2019

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED TRAILER 80 DENGAN METODE

QFD DI PT. X

Oleh

Abdul Majib NIM: 004201505069

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Teknik Program

Studi Teknik Industri

2019

Page 2: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul “Perancangan dan Pengembangan Produk

Lowbed Trailer 80 dengan Metode QFD di PT. X ” yang disusun

dan diajukan oleh Abdul Majib sebagai salah satu persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik telah

ditinjau dan dianggap memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh

karena itu, Saya merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.

Cikarang, Indonesia, 17 Januari 2019

Ir. Adi Saptari, M.Sc., Ph. D.

Page 3: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perancangan dan

Pengembangan Produk Lowbed Trailer 80 dengan Metode QFD di

PT. X )” merupakan hasil dari pekerjaan saya dan seluruh ide,

pendapat atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara

penulisan referensi yang sesuai.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan

ini tidak sesuai dengan kenyataan maka saya bersedia menanggung

sanksi yang akan dikenakan pada saya.

Cikarang, Indonesia, 17 Januari 2019

Abdul Majib

Page 4: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED TRAILER 80 DENGAN METODE QFD DI PT. X

Oleh

Abdul Majib

ID No. 004201505069

Disetujui Oleh :

Ir. Adi Saptari, M.Sc., Ph. D.

Pembimbing 1

Ir. Andira Taslim, M.T.

Ketua Program Studi Teknik Industri

Page 5: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

iv

ABSTRAK

Di era industri 4.0 sekarang ini persaingan antar perusahaan manufaktur

meningkat menuntut perusahaan untuk mengembangkan produknya sesuai dengan

kebutuhan konsumen (voice of customer), karena kebutuhan dari konsumen yang

selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini menuntut PT. X untuk

meningkatkan inovasi dan kreatifitas terhadap produk yang dibuat.Penelitan ini

dilakukan dalam rangka pengembangan produk Lowbed Trailer 80 yaitu produk

semi trailer yang berfungsi sebagai pengangkut alat berat dari tempat satu ke

tempat yang lainnya. Dalam hal ini, konsumen adalah customer yang mempunyai

masalah untuk pengangkutan unit Excavator/Digger dengan dimensi lebar 6 meter

dan melewati akses jalan berupa jembatan yang mempunyai lebar 5 meter. Alat

pengangkut Lowbed Trailer80 hanya mempunyai lebar 4 meter. Sehingga harus

ada pengembangan produk terhadap Lowbed Trailer 80 agar dapat mengangkut

Excavator dan melewati jembatan nasional. Metode Quality Function Deployment

(QFD) digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan dan keinginan customer serta

memberikan solusi sesuai kapasitas yang dapat dipenuhi oleh PT. X. Dalam

pengambilan data dilakukan observasi, wawancara dan Focus Group Discussion

(FGD). Beberapa tools yang digunakan pada penelitian ini untuk mempermudah

analisis data seperti mudge diagram, screening & scoring. Hasil akhir dari

penelitian ini adalah produk jadi dari pengembangan produk Lowbed Trailer 80

dengan penambahan lebar Mainframe menggunakan lengan geser yang sesuai

dengan kebutuhan customer.

Kata Kunci : Perancangan produk, QFD, HOQ, Lowbed Trailer 80, Screening

methode, Scoring methode.

Page 6: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

v

ABSTRACT

In the current 4.0 industrial era, competition among manufacturing companies is

increasing. The companies are demanded to develop their products in accordance

with consumers’ needs (voice of customers) which are constantly changing from

time to time. This requires PT. X to create and innovate on products they made.

This research was carried out in order to develop Lowbed Trailer 80 product,

which is a semi-trailer product which functions as a transporter of heavy

equipment from one place to another. In this case, customers are those who have

problems while transporting Excavator / Digger units with dimensions of 6 meters

wide and passing road access in the form of bridges which have a width of 5

meters. Therefore, there must be a development towards Lowbed Trailer 80

product in order to transport Excavators / Digger cross the national bridges. The

Quality Function Deployment (QFD) method is used to interpret customers’ needs

and also to provide solutions according to the capacity which can be fulfilled by

PT. X. Data collection was carried out by observations, interviews and Focus

Group Discussion (FGD). Some tools used in this study to are to facilitate data

processing such as mudge diagrams, screening & scoring. The final result of this

research is a finished product from the development of Lowbed Trailer 80

products using sliding arm for Mainframe width that are in accordance with

customer needs.

Keywords: Product Design, QFD, HOQ, Lowbed Trailer 80, Screening Methode,

Scoring Methode.

Page 7: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Azza wa Jalla atas segala rahmat, karunia dan

hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan baik.

Laporan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana teknik industri di Fakultas Teknik Universitas Presiden. Dalam

pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan skripsi ini penulis banyak

mendapat bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Ibu Siti Asiyah dan Bapak Tahyo yang telah mendukung penulis

dalam menyelesaikan studi S1 di Universitas Presiden.

2. Bapak Ir. Adi Saptari, M.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam penyusunan

laporan skripi ini. Terimakasih banyak atas bimbingan yang diberikan.

3. Ibu Ir. Andira Taslim, M.T., selaku Kepala Program Studi Teknik

Industri di Universitas Presiden.

4. Semua dosen Universitas Presiden yang telah memberi arahan dan

membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan pembelajaran yang

berharga selama waktu perkuliahan.

5. Rekan-rekan kerja, keluarga dan teman-teman angkatan 2015 yang

telah mendukung penulis dalam menyelesaikan studi S1 di Universitas

Presiden.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu kritik, pendapat dan saran yang membangun dari pembaca sangat

dinantikan. Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca umumnya.

Cikarang, 17 Januari 2019

Abdul Majib

Page 8: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................... iv

ABSTRACT ................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii

DAFTAR ISTILAH ............................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

1.4 Batasan Masalah ............................................................................. 3

1.5 Asumsi ............................................................................................ 3

1.6. Sistematika Penulisan .................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5

2.1 Produk ............................................................................................. 5

2.1.1 Kualitas Produk ........................................................................ 5

2.1.2 Jenis Produk ............................................................................. 7

2.2 Proses Perancangan dan Pengembangan Produk ............................ 8

2.2.1 Pengertian Pengembangan Produk .......................................... 8

2.2.2 Proses Pengembangan Produk ................................................. 9

2.2.3 Proses Pengembangan Konsep .............................................. 10

Page 9: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

viii

2.3 Quality Function Deployment (QFD) ........................................... 13

2.3.1 Sejarah metode Quality Function Deployment (QFD) .......... 15

2.3.2 Empat Fase QFD .................................................................... 16

2.4 House of Quality (HOQ) ............................................................... 18

2.4.1 Suara Konsumen (Voice Of Costomers) ................................ 19

2.4.1.1 Tahap Pengumpulan Suara Konsumen (VOC) ............... 19

2.4.2 Planning Matrix ..................................................................... 21

2.4.3 Technical Responses .............................................................. 24

2.4.4 Relationship Matrix / Matrik Hubungan ................................ 24

2.4.5 Technical Correlation / Hubungan Teknis ........................... 25

2.4.6 Technical Target / Target teknis ............................................ 25

2.4.7 Absolute Importance .............................................................. 26

2.4.8 Relative Importance ............................................................... 26

BAB III METODOLOGI ........................................................................ 27

3.1 Kerangka Penelitian ...................................................................... 27

3.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 28

3.3 Tinjauan Pustaka ........................................................................... 28

3.4 Pengumpulan Data ........................................................................ 28

3.5 Analisis Data ................................................................................. 30

3.5.1 Analisis data dengan metode QFD ........................................ 30

3.6 Kesimpulan dan Saran .................................................................. 31

BAB IV DATA DAN ANALISA ........................................................... 32

4.1 Pengumpulan Data ........................................................................ 32

4.1.1 Data Voice Of Customer (VOC) ............................................ 32

4.1.2 Technical Data Lowbed Trailer 80 ........................................ 36

4.1.3 Data Excavator dan akses jalan ............................................. 39

Page 10: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

ix

4.1.4 Tim pengembangan ................................................................ 42

4.2 Analisis Data ................................................................................. 43

4.2.1 Identification Customer Needs ............................................... 43

4.2.1.1 Pernyataan Misi .............................................................. 43

4.2.1.2 Diagram Afinitas ............................................................. 44

4.2.1.3 Interpretasi kebutuhan customer ..................................... 45

4.2.2 Product Specifications ........................................................... 45

4.2.2.1 Menentukan Kepentingan Relatif (Mudge Diagram) .... 45

4.2.2.2 Spesifikasi Perencanaan Produk ..................................... 49

4.2.3 Concept Generation ............................................................... 56

4.2.4 Concept Selection................................................................... 57

4.2.4.1 Konsep 1 ......................................................................... 57

4.2.4.2 Konsep 2 ......................................................................... 60

4.2.4.3 Konsep 3 ......................................................................... 64

4.2.4.4 Produk Pembanding ........................................................ 65

4.2.4.5 Screening Concept .......................................................... 67

4.2.4.6 Scoring Concept .............................................................. 69

4.2.5 Desain Produk ........................................................................ 72

4.2.5.1 HOQ Desain Produk ....................................................... 72

4.2.5.2 Desain Produk ................................................................. 76

4.2.5.2.1 Analisis struktur ....................................................... 78

4.2.5.3 Bill of Material ................................................................ 80

4.3 Prototype ....................................................................................... 81

4.4. Proses Uji Coba............................................................................ 82

BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................... 83

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 83

Page 11: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

x

5.2 Saran ............................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 85

Page 12: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fase QFD........................................................................................... 17

Gambar 2.2 House Of Quality ............................................................................... 18

Gambar 2.3 Planning Matrix dan Phase 1 QFD ................................................... 22

Gambar 2.4 Correlation Matrix and Tradeoff between Technical Requirments .. 25

Gambar 4.1 Spesifikasi Lowbed Trailer 80 .......................................................... 37

Gambar 4.2 Penunjukan bagian dari LBT 80........................................................ 38

Gambar 4.3 Gambar Teknis .................................................................................. 40

Gambar 4.4 Dimensi Jembatan ............................................................................. 41

Gambar 4.5 Tim Pengembangan ........................................................................... 42

Gambar 4.6 Swing Arm ......................................................................................... 58

Gambar 4.7 Cara kerja swing arm ........................................................................ 58

Gambar 4.8 Hydraulic Double Acting .................................................................. 59

Gambar 4.9 Cara kerja Hydraulic Double Acting ................................................. 59

Gambar 4.10 Inner Tube ....................................................................................... 61

Gambar 4.11 Outer Tube....................................................................................... 61

Gambar 4.12 Cara kerja sliding arm ..................................................................... 62

Gambar 4.13 Mixing Arm ...................................................................................... 64

Gambar 4.14 Produk pembanding......................................................................... 66

Gambar 4.15 Chart perbandingan konsep ............................................................ 70

Gambar 4.16 House Of Quality 1 .......................................................................... 71

Gambar 4.17 House Of Quality 2 .......................................................................... 74

Gambar 4.18 Simulasi Produk LBT Customer ..................................................... 76

Gambar 4.19 Simulasi Plat Bordes ....................................................................... 77

Gambar 4.20 Simulasi Komponen Rectangular Tube (Outer) .............................. 77

Gambar 4.21 Simulasi Komponen Rectangular Tube (Inner) .............................. 77

Gambar 4.22 Simulasi Komponen Landing Ramp ............................................... 78

Gambar 4.23 Finite Element Analysis ................................................................... 79

Page 13: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

xii

Gambar 4.24 Hasil dari FEA ................................................................................. 79

Gambar 4.25 Simulasi Uji Coba ........................................................................... 80

Gambar 4.26 Prototype ......................................................................................... 81

Gambar 4.27 Uji Coba .......................................................................................... 82

Page 14: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Produk dalam Pengembangan Generik .......................................... 7

Tabel 4.1 Anggota Focus Group Discussion ........................................................ 33

Tabel 4.2 Resume FGD ......................................................................................... 35

Tabel 4.3 Kesimpulan customer needs.................................................................. 36

Tabel 4.4 Dimensi LBT 80.................................................................................... 37

Tabel 4.5 Keterangan Komponen LBT ................................................................. 39

Tabel 4.6 Dimensi Excavator Libher 934C .......................................................... 40

Tabel 4.7 Dimensi Jembatan ................................................................................. 41

Tabel 4.8 Pernyataan Misi .................................................................................... 43

Tabel 4.9 Anggota Tim Teknikal .......................................................................... 44

Tabel 4.10 Pengelompokan Kebutuhan ................................................................ 44

Tabel 4.11 Anggota FGD ...................................................................................... 46

Tabel 4.12 Perbandingan tingkat kebutuhan ......................................................... 47

Tabel 4.13 Mudge Diagram .................................................................................. 49

Tabel 4.14 Technical Responses ........................................................................... 50

Tabel 4.15 Matrix Correlation .............................................................................. 53

Tabel 4.16 Technical Correlation ......................................................................... 55

Tabel 4.17 Jenis Karakteristik Teknis ................................................................... 57

Tabel 4.18 Pemenuhan kriteria konsep 1 .............................................................. 60

Tabel 4.19 Pemenuhan kriteria konsep 2 .............................................................. 63

Tabel 4.20 Pemenuhan kriteria konsep 3 .............................................................. 65

Tabel 4.21 Pemenuhan kriteria pada produk kompetitor ...................................... 67

Tabel 4.22 Screening ............................................................................................. 68

Tabel 4.23 Scoring ................................................................................................ 69

Tabel 4.24 Technical Responses dan Technical Target ........................................ 72

Tabel 4.25 Bill Of Materials ................................................................................. 80

Page 15: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

xiv

DAFTAR ISTILAH

Stock material adalah sekumpulan komponen yang tersedia di gudang

yang dapat digunakan untuk membuat produk.

Painting style adalah dokumen untuk permintaan spesifikasi untuk

pengecetan. Di dalam painting style akan didetailkan terkait penggunaan

cat, tipe cat, ketebalan cat hingga permintaan sticker. Painting style dibuat

oleh team Production Engineering (PE) melalui permintaan Marketing

staff & Busineness Consultant staff.

Mass customization adalah sistem produksi untuk menciptakan suatu

produk high variatif dengan harga yang relatif lebih murah dibanding

harga produk yang sama. Mass customize mampu memenuhi spesifikasi

produk yang diinginkan oleh customer atau nasabah dengan penyesuaian

build to order, produk yang dihasilkan juga dapat diproduksi secara

massal.

Job order adalah pekerjaan pembuatan produk yang berdasarkan pesanan

dari konsumen.

Mainframe adalah komponen frame utama yang berfungsi sebagai

penopang alat berat yang diangkut oleh Lowbed Trailer 80.

Landing ramp adalah komponen pada Lowbed Trailer 80 yang berfungsi

sebagai landasan utama untuk naik dan turunnya alat berat yang diangkut.

Korosi merupakan kerusakan yang terjadi pada material logam yang

diakibatkan oleh reaksi redoks yang dihasilkan oleh lingkungan

sekitarnya.

Page 16: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era industri 4.0 sekarang ini persaingan antar perusahaan meningkat menuntut

industri manufaktur untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan

konsumen. Karena kebutuhan setiap konsumen selalu mengalami perubahan dari

waktu ke waktu. Hal ini menuntut inovasi dan kreatifitas terhadap produk yang

dibuat.

Produk merupakan suatu barang atau jasa (service) yang disediakan dan

dihasilkan oleh produsen yang bertujuan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen

atau customer. Menurut Scherkenbach (2004), suatu proses pengembangan

produk yang baik dimulai dari kebutuhan konsumen (customer needs), pada

kondisi aktualnya, jika hal itu tidak dimulai dari kebutuhan konsumen, maka akan

terdapat banyak waktu yang pada akhirnya menyebabkan ketidakpuasan

konsumen. Tingkat kebutuhan konsumen bertolak belakang dengan tingkat usaha

produsen, karena konsumen menginginkan manfaat yang maksimal dalam

pemenuhan kebutuhannya, namun produsen mempunyai keterbatasan terhadap

pemenuhan kebutuhan dari konsumen. Hal ini merupakan fungsi pengembangan

produk, yaitu memberikan solusi terhadap keinginan konsumen dan keterbatasan

produsen dalam membuat produk untuk memenuhi kebutuhan dari konsumen.

Keberhasilan industri manufaktur dalam menghadapi persaingan berkaitan

langsung dengan kemenangan perusahaan tersebut pada kompetisi pasar (market

competition). Faktor yang mempunyai peran dalam mempertahankan kompetisi

pasar antara lain kualitas desain produk yang menyesuaikan permintaan dari

konsumen. Metode qulity function deployment merupakan salah satu metode yang

digunakan untuk mengembangkan kualitas desain sesuai dengan kebutuhan dari

konsumen. Metode ini mampu menerjemahkan permintaan konsumen menjadi

target desain dan menjadi poin utama kualitas jaminan untuk digunakan pada

Page 17: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

2

tahap produksi. Fokus utama QFD adalah melibatkan pelanggan dalam proses

pengembangan produk dari awal, karena konsumen tidak akan puas dengan suatu

produk meskipun produk yang dihasilkan tersebut sempurna (Akao, 1990).

PT. X dengan brand JAYA, didirikan pada tanggal 18 februari 1983. Untuk

memenuhi meningkatnya permintaan pembangunan industri di Indonesia. Sebagai

salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia dalam bidang manufaktur alat berat

dan rekayasa, produk yang dihasilkan yaitu : Concrete Mixer, Iowbed Trailer 80,

Trailer SST 74 , HD Vessel, Tower Lamp, dsb.

Lowbed Trailer 80 adalah jenis truck trailer yang mempunyai lantai chassis yang

rendah dan dilengkapi dengan jembatan besi bertujuan untuk mengangkut barang

- barang atau alat berat supaya bisa naik sendiri ke chassis tanpa bantuan alat

berat lain untuk mengangkatnya. Produk ini digunakan khusus untuk mengangkut

alat erat seperti Buldozer, Excavator, kendaraan berat industri ataupun kebutuhan

khusus lainnya yang mempunyai kapasitas maksimal berat 80 ton.

Pada awal tahun 2018 PT. X mendapat pemesanan produk Lowbed Trailer 80 dari

customer sebuah perusahaan kontraktor yang bergerak dibidang pertambangan

emas dan batubara. Kondisi saat ini produk LBT yang dimiliki PT. X tidak bisa

diaplikasikan untuk mengangkut alat berat sesuai yang dibutuhkan oleh konsumen

karena lebar penampang LBT 80 adalah 4000 mm sedangkan alat berat yang akan

diangkut adalah 6000 mm. Kemudian akses jalan untuk menuju lokasi tujuan

melewati jembatan, diketahui bahwa lebar jembatan tersebut 5000 mm. Atas

permasalah tersebut, perlu adanya perancangan dan pengembangan produk LBT

80 yang fleksibel menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan dan pengembangan produk

lowbed trailer 80 dengan metode Quality Function Deployment (QFD)

dikombinasikan dengan metode Fenite Element Analysis (FEA). Penelitian

meliputi : voice of customer, quality meeting, perancangan produk, desain proses

manufaktur dan produk jadi.

Page 18: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka

maka terdapat beberapa permasalahan yang perlu dikaji lebih dalam, yaitu :

• Bagaimana merubah desain produk Lowbed Trailer 80 yang mampu

mengangkut alat berat (Excavator Libheer 943 series) yang memenuhi

kebutuhan konsumen dan kendala yang ada?

1.3 Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

• Memberikan solusi desain pengangkutan alat berat (Excavator Libheer

934 series) yang efektif dengan Lowbed Trailer 80 dan memenuhi desain

yang ada.

1.4 Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

• Perancangan dan pengembangan produk hanya untuk memenuhi keinginan

pelanggan yang dituangkan dalam customer needs dari produk Lowbed

Trailer 80 yang telah diproduksi oleh PT. X.

• Modifikasi desain dari produk Lowbed Trailer 80 memperhatikan

kemampuan produksi yang ada.

1.5 Asumsi

Untuk mendukung kelancaran penelitian ini, maka menggunakan

beberapa asumsi, yaitu :

• Permintaan konsumen atau customer requirments dianggap sebagai

requirement yang harus dipenuhi.

• Technical requirments atau keperluan teknis dikembangkan berdasarkan

customer requirments dan kemampuan yang dimiliki oleh PT. X.

Page 19: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

4

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi tentang teori-teori dan kepustakaan

yang menjadi landasan dalam pengamatan terhadap

masalah yang dihadapi. Landasan teori yang dijelaskan

meliputi perancangan dan pengembangan produk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini berisi kerangka pemikiran penelitian dalam

menganalisis masalah yang dihadapi.

BAB IV DATA DAN ANALISA

Dalam bab ini berisi data-data yang didapat selama

penelitian yang digunakan sebagai bahan analisis masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan dari serangkaian

pembahasan serta saran-saran yang perlu untuk

disampaikan.

Page 20: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produk

Segala sesuatu yang bisa ditawarkan terhadap pasar (market) yang bertujuan

untuk menarik perhatian, penggunaan, akuisisi, atau konsumsi yang memberikan

kepuasan terhadap keinginan atau kebutuhan konsumen merupakan definisi dari

produk (Kotler dan Amstrong, 2014).

Sedangkan menurut Tjiptono (2010), produk merupakan semua hal yang dapat

ditawarkan pada suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, dan dikonsumsi

oleh konsumen sehingga kepuasan konsumen tercapai. Jadi ada dua kata kunci

yang perlu diperhatikan bagi produsen ialah memenuhi keinginan konsumen dan

memberi kegunaan terhadap customer.

2.1.1 Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan suatu hal yang dapat dijadikan pegangan untuk

menilai tingkat kemampuan suatu produk terhadap kebutuhan customer. Menurut

Kotler dan Amstrong (2014), kualitas produk merupakan suatu kemampuan pada

produk dalam memperagakan fungsi dari produk tersebut. Sesuatu yang

mencakup semua hal seperti durabilitas, realibitas, kemudahan pengopersian

produk, ketepatan dan reparasi pada produk serta semua atribut produk yang

lainnya.

Jika menginginkan keunggulan dalam persaingan pasar, perusahan wajib

mengetahui parameter atau aspek yang digunakan oleh customer dalam menilai

suatu produk untuk memberikan perbedaan dengan produk yang lainnya. Aspek

parameter tersebut menurut Mullins dkk (2001) terdiri dari :

a) Aspek kinerja (performance), aspek ini merupakan hubungan dari

karakteristik operasi dasar dari suatu produk.

b) Aspek daya tahan (durability), merupakan aspek yang mencakup umur

produk untuk bertahan pada pasar sebelum produk tersebut diganti dengan

Page 21: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

6

produk yang lainnya. Semakin besar frekuensi penggunaan produk

tersebut oleh customer maka semakin kuat pula produk tersebut bersaing

pada kompetisi pasar.

c) Aspek kesesuaian dengan spesifikasi produk (conformance to

specifications product), merupakan kesesuain dasar karakter suatu produk

yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan spesifikasi atau kriteria dari

konsumen dan pada produk tersebut tidak ditemukan cacat.

d) Aspek features atau fitur, merupakan karakteristik dari suatu produk yang

didesain sebagai penyempurna dari fungsi produk dan juga memberikan

nilai tambah dari ketertarikan customer kepada produk tersebut.

e) Aspek reabilitas (reability), merupakan aspek dimana suatu produk dapat

memuaskan atau tidak pada periode tertentu. Semakin kecil peluang

rusaknya suatu produk maka dapat dinilai bahwa produk tersebut bisa

diandalkan.

f) Aspek estetik (aestetics), dimana aspek dapat dinilai melalui

bentuk,warna, bau yang mempengaruhi terhadap penampilan pada suatu

produk.

g) Aspek kesan kualitas (perceived quality), adalah hasil penggunaan pada

pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung, hal ini dikarenakan

kurangnya informasi penggunaan produk oleh customer. Sehingga,

gambaran produk oleh customer didapat melalui price, brand, promotion,

& reputation.

Page 22: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

7

2.1.2 Jenis Produk

Menurut Karl T Ulrich & Steven D. Eppinger (2008), penggolongan perancangan

dan pengembangan produk dapat dijabarkan pada Tabel 2.1:

Tabel 2.1 Jenis Produk dalam Pengembangan Generik

(diadopsi dari Ulrich dan Eppinger, 2008)

Jenis

Produk

Deskripsi Perbedaan proses Contoh

Generic

(Market-

Pull)

Products

Diawali dari kebutuhan

konsumen kemudian

pemilihan teknologi yang

digunakan merupakan

langkah dari perusahaan

untuk memenuhi

kebutuhan konsumen

Perencanaan,

pengembangan konsep,

sistem level desain,

detail desain, pengujian

dan penyempurnaan

dan fase peningkatan

produksi

Peralalatan

olahraga dan

furniture

Technology-

Push

Products

Diawali dari teknologi

terbaru kemudian

dilanjutkan dengan

penemuan pasar yang

sesuai dengan produk

yang dihasilkan

Kesesuaian teknologi

dan pasar dilakukan

pada tahap

perencanaan,

diasumsikan

bahwasanya teknologi

yang digunakan telah

tersedia

Jas hujan Gore-

Tex, amplop

Tyvek

Platform

Products

Perusahaan berasumsi

bahwa produk baru akan

dilengkapi dengan suatu

teknologi subsystem yang

ada

Konsep pengembangan

berasumsi adanya suatu

teknologi platform

Peralatan

konsumen

elektronik,

komputer

Process-

Intensive

Products

Proses produksi yang

membatasi dari

karakteristik produk yang

dihasilkan

Proses produksi yang

dilakukan sekarang

harus menjadi spesifikasi

awal, atau antara

produk dan proses

dikembangkan bersama

sejak awal.

Makanan ringan,

makanan

sarapan, sereal,

kimia, peralatan

semi konduktor.

Customized

Products

Sedikit variasi pada model

yang telah ada

sebelumnya untuk

menghasilkan produk baru

Kesamaan projek

memungkinkan untuk

efisiensi dan

peningkatan proses

pengembangan yang

terstruktur.

Motor, Saklar,

baterai,

kontainer

Page 23: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

8

2.2 Proses Perancangan dan Pengembangan Produk

2.2.1 Pengertian Pengembangan Produk

Pengembangan produk merupakan studi tentang suatu produk yang dikembangkan

lebih lanjut sehingga mereka memiliki tingkat kegunaan yang lebih tinggi dan

lebih disukai oleh customer. Penelitian ini bisa menjadi penelitian lapangan

(survei konsumen) dan juga bisa menjadi penelitian laboratorium (di laboratorium

perusahaan) atau bisa juga keduanya. Dalam penelitian lapangan, data akan

ditemukan pada produk yang akan dikembangkan. Pengembangan di sini bisa

mencakup pengembangan kualitas, penggunaannya, dan lainnya. Hal ini

disesuaikan dengan selera customer. Sedangkan permasalahan yang menyangkut

dengan penelitian laboratorium dalam penerapan masalah pengembangan produk,

utamanya untuk produk jenis obat dan produk lainnya. Aktivitas penelitian dan

pengembangan produk ini diharapkan oleh perusahaan untuk selalu dapat

menyesuaikan terhadap produk yang disukai oleh customer (Nasution, 2003).

Tujuan dari penelitian dan pengembangan produk yaitu hasil dari produk yang

dihasilkan oleh produsen selalu sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat.

Sehingga, produk barang dan jasa yang dihasilkan akan selalu menarik dan

dibutuhkan oleh masyarakat. Tujuan dari semua itu adalah peningkatan penjualan

yang akan berdampak terhadap kelangsungan hidup dari perusahaan seiring

tumbuh dan meningkatnya laba perusahaan (Nasution, 2003).

Pengembangan produk adalah aktivitas lintas disiplin yang memerlukan

kontribusi penuh dari semua fungsi dari perusahaan, tetapi dari semua fungsi

tersebut terdapat 3 fungsi utama untuk proyek pengembangan produk (Cross,

1994) adalah sebagai berikut:

1. Marketing (Pemasaran)

Fungsi dari marketing adalah sebagai penyambung informasi dan interaksi

timbal balik informasi antara perusahaan dengan customer. Peran lain dari

marketing adalah sebagai fasilitator proses identifikasi kebutuhan dan

keinginan customer, mendefinisikan segmen pasar, dan juga ikut dalam

proses mengidentifikasi kebutuhan customer. Departemen pemasaran ini

juga mempunyai fungsi untuk mendesain komunikasi antara perusahaan

pembuat produk dengan customer, penetapan target harga (price) dan

Page 24: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

9

merancang peluncuran produk ke masyarakat dan promosi produk

tersebut.

2. Design (Perancangan)

Tugas dari departemen perancangan ini mencakup desain industri

(estetika, ergonomi, user interface) dan desain engineering (mekanik,

elektrik, dan lainnya). Fungsi dari perancangan memiliki kontribusi yang

penting dalam pembentukan suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan

konsumen.

3. Manufacture (Pembuatan)

Fungsi utama dari bagan ini adalah merancang operasi produksi dalam

proses pembuatan suatu produk. Lingkup dari bagian ini adalah

pembelian, instalasi dan distribusi.

2.2.2 Proses Pengembangan Produk

Menurut Ulrich-Epping (2001) ada 6 fase atau tahapan dalam proses

pengembangan produk, diantaranya yaitu :

• Perencanaan Produk

Kegiatan dari perancangan produk ini disebut juga “zero fase”. Dimana pada

aktivitas ini mendahului dari proses persetujuan proyek dan proses dari

pengembangan produk aktual.

• Pengembangan Konsep

Pada fase ini pengembangan ide atau konsep dilakukan identifikasi terhadap

kebutuhan pasar, alternatif pilihaan dari konsep awal produk diberikan dan

dilakukan evaluasi terhadap konsep produk tersebut. Kemudian dari beberapa

alternatif yang diberikan dipilih salah satu konsep terbaik untuk dikembangkan

dan dijadikan hingga prototipe.

• Perancangan Tingkat Sistem

Cakupan dari tahapan perancangan tingkat sistem yaitu definisi arsitektur produk

dan uraian dari produk menjadi suatu subsistem banyak beserta komponennya.

Page 25: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

10

• Perancangan Detail

Pada tahapan perancangan detail meliputi banyak hal diantaranya spesifikasi

material yang digunakan, bentuk dan toleransi dari semua komponen unik pada

produk yang dibuat serta mengidentifikasi semua komponen standar yang perlu di

beli ke supplier.

• Uji dan Perbaikan

Pada tahapan pengujian dan perbaikan melibatkan struktur produk dan evaluasi

dari macam-macam versi produksi awal produk. Pada tahap ini menganalisa dari

struktur yang dibuat dengan Fenite Element Analysis dengan software tertentu

sehingga dapat mengetahui struktur terbaik dari desain yang dibuat.

• Prototype

Pada tahap prototype, pembuatan produk dengan menggunakan sistem produksi

yang nyata. Peralihan dari prototype menjadi produksi biasanya tahap demi tahap.

Tujuan dari prototipe ini yaitu untuk melatih para tenaga kerja dalam pemecahan

masalah yang timbul pada proses produksi. Pada masa peralihan produk

diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan kepada customer.`

2.2.3 Proses Pengembangan Konsep

Menurut Nasution (2003) proses pengembangan mencakup tahapan sebagai

berikut :

1. Identifikasi kebutuhan konsumen

Sasaran atau target pada tahapan atau aktivitas ini adalah memahami kebutuhan

konsumen dan komunikasi yang efektif terhadap tim pengembangan. Output dari

aktivitas ini adalah sekumpulan pernyataan dari daftar kebutuhan konsumen yang

telah disusun rapi dan mempunyai hirarki serta bobot dari kepentingan pada

kebutuhan customer.

Tujuan dari metode identifikasi kebutuhan konsumen adalah sebagai berikut :

Page 26: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

11

a) Meyakinkan bahwasanya produk telah difokuskan terhadap customer

needs.

b) Mengidentifikasi customer needs yang tidak terucapkan dan

tersembunyi seperti kebutuhan eksplisit.

c) Sebagai dasar dalam penyusunan spesifikasi produk yang akan

diproduksi.

d) Jaminan tidak ada kebutuhan konsumen yang terlupakan.

e) Memberikan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen

diantara anggota tim pengembangan.

2. Penetapan spesifikasi target

Penerjemahan kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan teknis merupakan

pengertian dari tahapan penetapan spesifikasi target. Output pada tahapan ini

adalah daftar spesifikasi target. Proses pada tahapan ini dibagi dalam 3 langkah,

diantaranya adalah :

a) Menyiapkan daftar metrik kebutuhan dengan menggunakan tingkat

kepentingan yang telah diturunkan dan direfleksikan dari tingkat

kepentingan kebutuhan customer.

b) Pengumpulan tentang informasi mengenai kompetitor dan

membandingkan tingkat kepuasan customer terhadap produk kompetitor.

c) Penetapan nilai marginal dan target ideal yang mampu dicapai untuk tiap

metrik.

3. Penyusunan konsep

Menggali lebih dalam area konsep produk yang kemungkinan ada kesesuaian

dengan kebutuhan konsumen merupakan sasaran dari tahapan ini. Definisi dari

konsep produk yaitu gambaran suatu produk mengenai prinsip kerja, teknologi

dan bentuk dari sebuah produk yang akan dihasilkan. Konsep produk ini

merupakan gambaran ringkas dalam pemenuhan customer needs.

Proses untuk penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah, yaitu :

a) Pemaparan masalah dengan menggunakan diagram fungsi.

b) Pencarian eksternal perusahaan.

Page 27: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

12

c) Pencarian internal perusahaan

d) Pendalaman yang sistematis dengan menggunakan pohon klasifikasi dan

tabel kombinasi.

4. Pemilihan konsep

Pemilihan konsep merupakan tahapan dimana konsep produk, ide atau gagasan

dianalisis secara berturut-turut, selanjutnya dilakukan eliminasi untuk identifikasi

konsep terbaik. Dalam tahap pemilihan konsep ada dua tahapan, antara lain :

a. Penyaringan konsep atau screening concept

Tujuan dari aktivitas ini adalah mempersempit dari total jumlah konsep yang

diajukan. Kemudian dilakukan analisa dengan cepat dan juga memperbaiki

konsep yang ada untuk lebih baik.

b. Penilaian konsep atau scoring concept

Pada aktivitas ini tim pengembangan melakukan penilaian kepentingan relative

dari masing-masing kriteria yang diseleksi dan difokuskan pada hasil dari

perbandingan yang lebih baik lagi dengan penekanan terhadap setiap kriteria.

5. Pengujian konsep

Pengujian konsep ini bertujuan untuk mengetahui apakah customer needs telah

terpenuhi, melakukan identifikasi terhadap kelemahan yang perlu diperbaiki

selama proses pengembangan yang berkelanjutan dan memperkirakan potensial

market dari produk tersebut.

6. Penentuan spesifikasi akhir

Penentuan kembali spesifikasi target pada awal proses dan ditinjau ulang setelah

proses dipilih dan diuji. Pada tahapan ini, tim harus konsisten dengan nilai besaran

spesifik yang mencerminkan batasan pada konsep produk tersebut, batasan yang

di identifikasi melalui permodelan dengan software secara teknis, serta pilihan

antara biaya dan kinerja yang ada.

Page 28: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

13

7. Perencanaan proyek

Pada tahapan dari pengembangan konsep, tim membuat jadwal pengembangan

secara detail dan terperinci, menentukan strategi yang bertujuan untuk efisiensi

waktu pengembangan, dan melakukan identifikasi resources yang digunakan

untuk menyelesaikan proyek tersebut.

8. Analisis ekonomi

Pada tahapan analisis ekonomi yang digunakan sebagai kepastian dalam

kelanjutan program pengembangan secara keseluruhan dan memberikan solusi

terhadap penawaran spesifikasi produk, sebagai contoh antara cost manufaktur

dan cost pengembangan. Analisis ekonomi merupakan salah satu tahapan dalam

pengembangan produk.

9. Analisis produk kompetitor

Pemahaman dan pengetahuan tentang produk kompetitor sangatlah penting

sebagai penentu dari penentuan segmentasi dan posisi new product yang berhasil

dan bisa menjadi sumber gagasan yang kaya untuk perancangan produk dan

proses produksi. Analisa kompetitor ini dilakukan untuk mendukung banyaknya

dari awal hingga akhir.

10. Permodelan dan prototipe

Beberapa bentuk model dan prototipe. Cakupan dalam hal ini meliputi

permodelan dalam pembuktian konsep yang akan membantu tim pengembangan

produk dalam pembuktian dari kelayakan model ‘hanya bentuk’ di pertunjukan

kepada customer yang bertujuan untuk evaluasi nilai ergonomi dan style,

sedangkan model lembar kerja merupakan pilihan teknis yang dibuat.

2.3 Quality Function Deployment (QFD)

Identifikasi customer needs dapat ditentukan dengan menggunakan konsep QFD.

Dimana mengidentifikasi dari customer needs sangat berguna pada proses product

development yang bertujuan sebagai pendekatan terhadap sasaran hal apa yang

sebenarnya di inginkan oleh customer..

Page 29: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

14

Konsep dari QFD pertama kali dikemukakan oleh Dr. Yoji Akao di jepang tahun

1966. Akao mengartikan bahwa QFD digunakan sebagai metode untuk

mendefinisikan perancangan kualitas dengan ekspektasi dari customer. Setelah itu

menerjemahkannya dalam bentuk desain target dan critical point pada kualitas

sehingga bisa digunakan tahapan pengembangan jasa produksi. QFD merupakan

alat pengolahan dan pengaturan yang sangat efektif, yang dilandaskan pada

ekspektasi customer, pada umumnya digunakan sebagai pengendalian proses

pengembangan produk atau pengembangan jasa dalam suatu industri. (Besterfield

dkk. 2003).

Fungsi dari QFD adalah menerjemahkan kualitas subjektif dari customer menjadi

kualitas objektif yang dapat diukur kemudian dapat dikembangkan menjadi

sebuah produk. Fungsi lain dari QFD adalah dapat menerjemahkan dari voice of

customer (suara pelanggan) menjadi spesifikasi produk dimana QFD sebagai titik

temu seberapa besar perusahaan dapat mewujudkan dari kebutuhan tersebut.

QFD sebagai tool pengembangan produk dan perbaikan yang berkelanjutan dan

telah diterapkan pada banyak perusahaan. Projek mini-vans Toyota pada tahun

1977 merupakan salah satu contoh dari kesuksesan penggunaan metode QFD.

Dimana metode QFD mampu mengurangi 20% dari setup cost, dan berkelanjutan

mengalami peningkatan setelah setahun kemudian menjadi 38 %.

Pada penerapan metode QFD, ada tiga alasan digunakannya metode QFD dalam

product development, diantaranya adalah:

1. Metode QFD mampu menerjemahkan berdasarkan data kebutuhan

customer yang terungkap maupun yang tidak terungkap oleh customer.

2. Metode QFD dapat menerjemahkan kebutuhan customer ke dalam

karakteristik dan spesifikasi produk yang dibutuhkan.

3. Metode QFD mampu memberikan kualitas layanan produk dengan

memfokuskan dari setiap aktivitas proses pengembangan terhadap

kepuasan customer.

Dalam hal penerapan metode QFD, ada 3 alasan metode ini digunakan dalam

proses product development (Davis dkk. 2004) :

Page 30: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

15

1. Fokus terhadap customer, hal ini dikarenakan data pengolahan pada

tahapan QFD didapatkan sesuai data dari kebutuhan dan keinginan

customer terhadap pengembangan produk yang dilakukan.

2. Efisiensi terhadap waktu proses pengembangan produk. Metode QFD

dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan produk

karena fokus terhadap identifikasi kebutuhan customer yang jelas.

Sehingga waktu lebih efisien dimana waktu tidak terbuang untuk

pengembangan komponen atau fitur yang tidak di inginkan oleh customer.

3. Orientasi terhadap teamwork, metode QFD merupakan metode dengan

pendekatan kerjasama tim, dimana semua proses yang dilakukan

berdasarkan konsensus melalui proses diskusi dan brainstorming atau

Focus Group Discussion (FGD).

4. Orientasi terhadap dokumentasi yang jelas dan rapi, dimana produk yang

dihasilkan menggunakan metode QFD akan mempunyai dasar

dokumentasi yang jelas dan rapi, bukan hanya dilakukan berdasarkan

insting dan skill dari setiap peserta diskusi. Isi dari dokumen tersebut

adalah identifikasi kebutuuhan konsumen, alasan, pertimbangan dan

spesifikasi akhir dari proses diskusi dengan metode QFD. Pembaharuan

terhadap dokumen akan dilakukan secara berkelanjutan jika ditemukan hal

yang tidak relevan.

2.3.1 Sejarah metode Quality Function Deployment (QFD)

Ditemukannya metode Quality Functin Deployment (QFD) sesaat setelah industri

Jepang sedang jatuh pasca Perang Dunia II (PD II). Ketika itu, terjadi transformasi

pengembangan konsep produk dari cara menyalin dan imitasi, mulai beralih ke

konsep produk asli atau originalitas. QFD mulai diperkenalkan di Jepang ketika

industri mobil pada negara tersebut berada pada pertumbuhan yang cepat dan

membutuhkan pengembangan produk baru dan dibutuhkannya perubahan model

secara berkelanjutan di era 1960-1965.

Hal yang dilakukan oleh Yoji Akao yaitu mengumpulkan konsep dan pengalaman

dalam sebuah publikasi, dimana pendekatan ini dijelaskan dengan istilah

Page 31: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

16

“Hinshitsu Tenkan” (Quality Deployment – QD) pada tahun 1972. Kata yang

diambil tersebut memiliki tiga makna, yaitu :

a. Hinshitsu yang bermakna feature atau qualities.

b. Kino yang bermakna function atau mechanization.

c. Tenkai yang bermakna deployment atau diffusion.

Penerbitan buku yang dilakukan oleh Japanese Standart Association (JSA)

dimana berfokus pada studi kasus QFD pada tahun 1987. Kemudian buku itu

diartikan dan diterbitkan oleh lembaga JUSE. Buku tersebut masih digunakan

oleh banyak perusahaan saat ini.

2.3.2 Empat Fase QFD

Aplikasi perancangna dan pengembangan produk dengan metode QFD dapat

dibagi dalam beberapa fase atau tahapan (Besterfield dkk, 2003):

Fase 1: Perencanaan Produk

Untuk data awal berasal dari kebutuhan konsumen. Tahapan ini dilakukan

pengumpulan data kebutuhan konsumen yang dipimpin oleh bagian pemasaran

(marketing), meskipun pada beberapa fokus telah melibatkan ahli teknis produk

maupun ahli teknis manufaktur. Data yang akurat, baik dan terukur penting

dilakukan untuk keberhasilan keseluruhan proses dalam metode QFD. data

tersebut kemudian di terjemahkan ke dalam jawaban teknis (technical responses)

dimana pada buku lain disebut juga quality characteristics. Pada fase ini akan

menjawab seperti apakah sebuah produk yang baik bagi pelanggan. Fase ini yang

biasa dikenal dengan menyusun rumah kualitas (house of quality). Empat fase dari

QFD dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Page 32: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

17

Gambar 2.1 Fase QFD

(diadopsi dari Dooley, 2002)

Fase 2: Desain Produk (Perancangan Produk)

Secara umum tahapan ini diketuai oleh bagian teknis atau rekayasa produk.

Dibutuhkan ide yang kreatif dan inovatif pada tim perancangan produk.

Dijelaskan secara terperinci konsep atau ide produk tersebut. Kemudian

terdokumentasi dengan baik. Pada tahapan ini technical responses pada fase 1

dijabarkan menjadi part characteristics.

Fase 3: Perencanaan Proses

Pada tahap ini perencanaan proses dipimpin oleh rekayasa proses manufaktur,

karena pada tahap ini rekayasa manufaktur yang terlibat langsung dalam proses

produksi produk. Proses produksi ditampilkan dalam bentuk diagram alir. Hal ini

unuk membantu proses desain. Part Characteristics pada fase 2 terdefinisi

menjadi process parameters.

Page 33: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

18

Fase 4: Perencanaan Produksi

Pada tahapan ini brtujuan untuk melihatproses produksinya, perencanaan

perawatan, pelatihan keterampilan bagi operator, dan hambatan yang terjadi saat

proses produksi, sehingga pada tahapan ini dibuatlah indikator kinerja. Tahap ini

juga ditentukan proses yang dapat menimbulkan dampak risiko tertinggi terhadap

kegagalan dan kontrol produksi diletakkan pada suatu tempat supaya tidak terjadi

kegagalan. Kemudian didefinisikan lagi menjadi production plans & input pada

process parameters tahap 3 ini.

2.4 House of Quality (HOQ)

Metodologi QFD ditampilkan pada sebuah matrik. Pengaplikasian dari matrik ini

disebut juga House Of Quality (HOQ). Dikatakan sebagai “rumah” karena bentuk

dari matrik ini mirip dengan rumah yang mempunyai bagian badan dan atap.

Fungsi dari HOQ ni untuk mengidentifikasi dari kebutuhan konsumen. Bagian

dari HOQ bisa dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 House Of Quality

( diadopsi dari Johnson dkk, 2003)

Page 34: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

19

2.4.1 Suara Konsumen (Voice Of Costomers)

VOC merupakan ekspresi dari kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dapat

memberikan hal yang spesifik sebagai contoh “Saya membutuhkan pengiriman

dalam 3 hari” dapat juga memberikan hal yang ambiguous “Pengiriman lebih

cepat”. VOC ini juga dapat sebagai pembanding dengan data internal (“voice of

the process”) untuk memberikan penilaian proses performance maupun process

capability pada saat ini. Diagram Kano juga dapat digunakan untuk mengevaluasi

tingkat kepentingan sebuah spesifikasi. Diagram kano ini mengelompokan

spesifikasi menjadi 3 jenis, harus ada atau must be, kemampuan atau performance

dan pemuas atau delighter, serta membandingkan terhadap tingkat keberadaan

spesifikasi (Wignjosoebroto, 2008).

2.4.1.1 Tahap Pengumpulan Suara Konsumen (VOC)

Dilakukan survei pada tahap ini yang digunakan untuk memproleh suara

pelanggan (VOC) yang pasti membutuhkan keterampilan dan waktu untuk

mendengarkan keluahan dari customer. Proses ini membutuhkan data dari

customer untuk dijadikan atribut dari produk atau jasa. Setiap masing-masing

atribut produk mempunyai data numerik yang mempunyai hubungan dengan

kepentingan relatif atribut untuk customer serta tingkat performansi kepuasan

pelanggan dari produk yang dihasilkan berdasarkan atribut dari produk tersebut

(Nasution, 2003).

Data dari customer bisa memberikan petunjuk dari variasi pola hubungan yang

mugkin tergantung dari pengumpulan performansi kepuasan pelanggan. Diberikan

perhitungan interpretasi data apakah customer yang disurvei menggunakan satu

atau banyak produk , kemudian apakah sampel dari customer terdiri dari seluruh

konsumen dari berbagai tipe atau segmentasi. Tahapan pada proses ini dapat

dijelaskan sebagai berikut (Nasution, 2003) :

a. Mengklasifikasi kebutuhan customer

Penggunaan revealed importance dan stated importance sebagai model klien tiap

atribut untuk mengklasifikasikan customer needs menjadi 4 kategori, yaitu :

Page 35: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

20

• Kebutuhan yang diharapkan atau expected needs. : High stated

importance dan low revealed importance.

• Kebutuhan impact rendah atau low-impact needs : Low stated

importance dan low revealed importance.

• Kebutuhan impact tinggi atau high-impact needs : High stated

importance dan high revealed importance.

• Kebutuhan yang tersembunyi atau hidden needs : Low stated

importance dan high revealed importance.

b. Pengumpulan data kualitatif

Dalam pengambilan keputusan perancangan yang disesuaikan dengan customer

needs maka produsen wajib mengetahui kebutuhan sesungguhnya dari pelanggan.

Solusi teknis yang digunakan harus dapat dibedakan dengan kebutuhan

sesungguhnya pelanggan. Pengumpulan data kualitatif dapat dilakukan dengan

beberapa cara, diantaranya yaitu :

• Interview / wawancara

• Contexual Inquiry (CI) / permintaan kontekstual

• Focus Group Discussion (FGD) / diskusi grup

c. Menganalisa data pelanggan

Hasil dari proses menganalisa data pelanggan ini adalah diagram afinitas, dimana

tahapannya adalah sebagai berikut :

• Identifikasi frasa yang mewakili kebutuhan pelanggan menggunakan

kalimat pernyataan dari pengalaman nyata.

• Memilih tingkatan perwakilan dari keinginan dan kebutuhan

konsumen pada HOQ.

• Pembuatan diagram afinitas, dimana diagram ini sebagai alat yang

digunakan untuk identifikasi semua informasi kualitatif dan terstruktur

secara hirarki (bottom up).

• Mengurutkan frasa-frasa menjadi suatu kebutuhan pelanggan

sesungguhnya dengan menggunakan suara konsumen (VOC). Pada

Page 36: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

21

proses pengembangan ini semua pertanyaan dan masalah yang

dihadapi harus diberikan solusi serta ide konsep dari pengembangan

produk.

d. Kuantifikasi data

Hal yang perlu dilakukan selanjutnnya adalah kuantifikasi data. Data yang

dibutuhkan untuk prose QFD, diantaranya yaitu :

• Kepentingan reatif dari semua kebutuhan.

• Tingkat performansi kepuasan pelanggan terhadap masing-masing

kebutuhan pelanggan.

Secara umum diwakili dengan menggunakan angka lima sebagai tingkat

kepentingan tinggi dan angka 1 tingkat kepentingan yang rendah. Penentuan

proses kepentiingan relative bisa dilakukan dengan penggunaan metode rata-rata,

mudge diagram, standar deviasi, AHP dan sebagainya.

2.4.2 Planning Matrix

Pada bagian ini berisikan tentang informasi penting mengenai penilaian

perancangan yang akan dikembangkan dan setelahnya berdasarkan keinginan dan

kebutuhan pelanggan pada saat ini. Bagian terpenting pada planning matrix ini

menurut Kai Yang dan Basem El-Haik (2009) :

Page 37: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

22

Gambar 2.3 Planning Matrix dan Phase 1 QFD

(diadopsi dari Yang dan El-Haik, 2003)

Page 38: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

23

a. Row Weight / Absolute Importances

Pada kolom ini berisikan tentang data berdasarkan hasil dari perhitungan data

serta keputusan yang dibuat di dalam planning matrix. Perhitungan row weight ini

dapat mengetahui tingkatan kepentingan dari setiap kriteria pelanggan dan

keuntungan dengan pertimbangan hal penting seperti importance ratio, (rasio

kepentingan). Semakin penting customer needs tersebut bagi organisasi /

perusahaan semakin besar pula nilai row weight. Maka dalam memenuhi tingkat

kepuasan pelanggan menggunakan rumus berikut:

��� = ��� � �� � ��� ……………………………………………………..(2.1)

Keterangan :

RWi = Row Weight atribut i

Iwi = Bobot / nilai tingkat kepentingan untuk atribut konsumen i

SPi = Sales Point atribut i

IRi = Importance Ratio atribut i

b. Sales Point / Rank Oraders

Sales point adalah nilai yang diberikan oleh perusahaan berdasarkan kemampuan

dari fungsi daya jual tersebut. Sales Point dibagi dalam 3 bagian, yaitu :

1 = fungsi mempunyai daya jual rendah

1,2 = fungsi mempunyai daya jual sedang

1,3 = fungsi mempunyai daya jual tinggi

c. Normalized Row Weight/ Relative Importances

Merupakan persentase dari nilai row weight. Penunjukan nilai normalized raw

weight menggunakan urutan pembobotan suatu kriteria customer needs and

benefit secara menyeluruh. NRW ini digunakan sebagai pertimbangan pemilihan

prioritas technical responses yang digunakan untuk rencana peningkatan kualitas

produk. Perhitungan NRW adalah sebagai berikut :

�� =��

�ⁿᵢ��(���)…………………………………………...........……........... (2.2)

Page 39: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

24

Keterangan :

NRW = Normalized Row Weight

RWi = Row Weight atribut i

2.4.3 Technical Responses

Technical response disebut juga dengan matrik How’s berisikan data teknis yang

digunakan oleh perusahaan untuk menggambarkan kinerja dari produk atau jasa

yang disediakan. Matrik ini adalah translasi dari kriteria kebutuhan pelanggan ke

dalam suatu gambaran produk atau jasa yang dikembangkan. Salah satu cara yang

bisa digunakan dalam penentuan isi dari matrik ini yaitu dengan menentukan

dimensi dan cara pengukurannya, dan juga dengan melihat fungsi dari produk atau

jasa tersebut beserta subsistemnya. Untuk pengukuran kinerja di bidang jasa bisa

menggunakan pendekatan proses atau jalannya proses melalui pelayanan jasa

tersebut dari awal hingga akhir ke customer.

2.4.4 Relationship Matrix / Matrik Hubungan

Relationship matrix memberikan pernyataan tentang relasi yang terjadi antara

kebutuhan pelanggan dengan jawaban teknis (technical responses). Setiap

hubungan memberikan petunjuk dari kekuatan hubungan antara masing-masing

technical response terhadap masing-masing VOC. Kekuatan relasi itu disebut juga

pengaruh (impact) dari technical response terhadap VOC. Probabilitas pada

matrik hubungan ini akan digambarkan oleh angka-angka untuk memudahkan

pembacaan dengan pembagian atribut respon teknis menjadi sangat kuat (9), kuat

(3), sedang (1), atau tidak saling terhubung sama sekali (0).

Page 40: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

25

Gambar 2.4 Correlation Matrix and Tradeoff between Technical Requirments

(diadopsi dari Dieter dan Schmidt, 2009)

2.4.5 Technical Correlation / Hubungan Teknis

Hubungan teknis mengartikan bahwa hubungan yang terjadi pada setiap bagian

rekayasa teknis dinyatakan dengan matrik korelasi. Penjelasan mengenai tingkat

kepentingan hubungan atau ketertarikan antara design requirment, dijelaskan

menggunakan simbol khusus yang memberi pengertian bahwa hubungan tersebut

sangat positif, positif, negatif, sangat negatif atau tidak ada hubungan sama sekali

antara hubungan teknis.

2.4.6 Technical Target / Target teknis

Secara umum ditentukan dengan nilai tertentu dan dilengkapi dengan satuan

pengukuran yang jelas. Bagian ini juga berisikan tentang beberapa informasi

mengenai tingkat kepentingan dari setiap technical responses berdasarkan

penilaian perusahaan yang dapat diukur dan ditentukan dengan jelas.

Page 41: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

26

2.4.7 Absolute Importance

Yaitu nilai ukuran yang memberikan petunjuk tingkat kepentingan technical

responses yang akan dilaksanakan dengan melihat hubugan antara customer

requirement, customer importance dan technical responses. Absolute importance

dapat dihitung sebagai berikut :

�������� � !�"�#$%� (�&) = Σⁿᵢ‗₁(M(i, j)����) ……………................... (2.3)

Keterangan :

M = Relationship Matrik

IR = Relative Importance of Customer Requirment

2.4.8 Relative Importance

Nilai absolute importance yang dinyatakan dengan persentase kumulatif disebut

relative importance. Dapat dinyatakan sebagai berikut:

���#��.� � !�"�#$%� (��) =/0

1/0�100% ……………………….………… (2.4)

Keterangan :

AI = Absolute Importance

Page 42: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

27

BAB III

METODOLOGI

Metodologi penelitian merupakan kerangka kerja atau kerangka berpikir secara

sistematis yang akan dilakukan untuk mengidentifikasi, merumuskan,

menganalisa, memecahkan, dan menyimpulkan suatu masalah pada pembahasan

yang diangkat sebagai suatu penelitian sehingga lebih fokus dan beraturan dengan

tujuan pada penyelesaian yang telah ditentukan.

3.1 Kerangka Penelitian

Dalam hal ini penulis mencoba berpikir secara sistematis dengan membuat

kerangka kerja penelitian. Tahapan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

Kesimpulan dan Saran

Analisis Data

Pengumpulan Data

Tinjauan Pustaka

Identifikasi Masalah

Mulai

Selesai

Page 43: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

28

3.2 Identifikasi Masalah

Metode yang dilakukan adalah melalui interview dan meeting terhadap

permasalahan yang dialami responden atau customer dalam proses sarana-

prasarana pengangkutan Excavator. Langkah selanjutnya dilakukan pengambilan

data kuantitatif terhadap pendapat beberapa responden melalui hasil meeting atau

Focus Group Discussion (FGD).

3.3 Tinjauan Pustaka

Peneliti akan fokus terhadap literatur tentang perancangan dann pengembangan

produk dengan metode Quality Function Deployment (QFD). Tinjauan pustaka

telah dibahas pada bab 2.

3.4 Pengumpulan Data

Sesuai metode QFD yang telah dijelaskan pada bab 2, tahapan pengumpulan dan

pengolahan data mengikuti House of Quality sebagaimana gambar 3.2.

Gambar 3.2 House Of Quality

(diadopsi dari Dieter dan Schmidt, 2009)

Page 44: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

29

Produk yang menjadi objek penelitian adalah Lowbed Trailer Jaya 80. Untuk

mengumpulkan data keinginan pelanggan atau Customer Requirments (CR),

beberapa tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Data Voice Of Customer (VOC)

Untuk mendapatkan data voice of customer dilakukan dengan cara

mengundang customer dari produk yang akan menggunakan Trailer 80 Jaya.

Kemudian dibentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan

teknisi dari produk Lowbed Trailer 80.

b. Data Lowbed Trailer 80

Selain data voice of customer, diperoleh juga data produk yang akan didesain.

Data ini dapat diperoleh dari data tim pengembangan internal perusahaan.

c. Data Excavator dan Jalan

Hal lain yang dibutuhkan oleh tim pengembangan adalah data Excavator

sebagai unit yang akan diangkut dan data jalan yang akan dilewati. Data ini

diperoleh dengan pengukuran actual dilapangan yang dilakukan oleh tim

Aplication Engineering (AE). Selain itu juga diperoleh data teknis dari

customer.

d. Data Tim Pengembangan

Untuk mencapai keberhasilan project maka perlu dibentukanya tim

pengembangan yang bertanggung jawab atas project tersebut sehingga dapat

memuaskan customer. Pada project ini dibentuk dari 3 departemen yang

diwakilkan oleh beberapa staff. Departemen tersebut adalah RnD

departement, Parts Marketing and Sales departement, Engineering

departement.

Page 45: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

30

3.5 Analisis Data

3.5.1 Analisis data dengan metode QFD

Tahap-tahap pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Karakteristik kebutuhan dan keinginan customer

Kebutuhan dan keingininan customer dilihat dari diagram afinitas dan

screening.

b. Menentukan kepentingan relatif

Metode yang digunakan adalah scoring dan mudge diagram.

c. Perencanaan Produk

Dari data kebutuhan konsumen serta tngkat kepentingan relatif, dapat

dibentuk house of quality fase 1. Pada tahapan ini tim pengembangan

membuat technical responses untuk menjawab kebutuhan customer.

Penentuan technical responses didapat dari anggota focus group yang

sudah memiliki keahlian tentang produk Lowbed Trailer 80. Pada fase ini

menghasilkan QFD.

d. Desain Produk

Menentukan karakteristik dan spesifikasi produk yang akan dihasilkan.

70% anggota tim pengembangan adalah engineer. Pada tahap ini akan

dilakukan analisa terhadap desain yang dibuat. Metode yang digunakan

adalah Finite Elements Analysis (FEA). Pada metode ini menganalisa

struktur desain yang dibuat dimana simulasi modelling dijadikan dalam

bentuk node-node partikel kecil yang dapat menganlisa tegangan stress

yang terjadi pada struktur. Hasil yang keluar dari analisa FEA adalah

warna yang berbeda pada struktur, jika warna yang dihasilkan adalah

warna merah menunjukan bahwa area tersebut terjadi tegangan yang kuat

sehingga dibutuhkan perbaikan terhadap struktur yang buat. Warna yang

dihasilkan biru menjukkan struktur area tersebut sudah cukup kuaat utuk

menahan beban yang diberikan. Pembebanan yang dilakukan menyerupai

kondisi dilapangan. Pada penelitian ini struktur akan disimulasikan

menahan beban dari berat Excavator. Pada tahap ini customer akan

dilibatkan terhadap persetujuan desain yang dibuat.

Page 46: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

31

Gambar 3.3 Metode Finite Element Analysis

(diadopsi dari Hutton, 2004)

3.6 Kesimpulan dan Saran

Dari hasil penelitian yang didapat maka peneliti akan memberikan kesimpulan

dan saran yang berguna untuk perusahaan sehingga akan memberikan solusi

terbaik.

Page 47: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

32

BAB IV

DATA DAN ANALISA

4.1 Pengumpulan Data

Data yang lengkap dan valid akan sangat membantu pada proses analisa dan

pengambilan keputusan. Selain itu metode pengumpulan data mempunyai banyak

pengaruh terhadap hasil analisa. Pada penelitian ini dilakukan beberapa teknik

pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan Focus Group Discussion

(FGD). Sebagai langkah awal dari tahap pengumpulan data diberikan data

terhadap permintaan dari costumer. Data yang dimaksud adalah sebagai berikut :

4.1.1 Data Voice Of Customer (VOC)

Sebagaimana dijelaskan dalam metodologi tahap pertama pertama yang harus

diperoleh adalah VOC. Pada pengambilan data VOC ini dilakukan dengan

wawancara dan focus group bersama pihak customer yang diwakili oleh

karyawan/teknisi perusahaan yang memerlukan produk Lowbed Trailer 80. Wakil

customer ini mengetahui masalah teknis dan hal lain yang dibutuhkan dan

diinginkan pengguna langsung produk Lowbed Trailer 80.Tim technical ini

beranggotakan 9 orang yang mempunyai cukup kompetensi dalam bidangnya.

Produsen dalam hal ini PT. X diwakili oleh bussiness consultance staff, marketing

staff dan application engineering staff dapat dilihat pada Tabel 4.1 menunjukan

anggota dari focus group discussion.

Page 48: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

33

Tabel 4.1 Anggota Focus Group Discussion

Anggota FGD Customer Produsen Jumlah

Engineering Manager ✓ 1 Orang

Engineering Staff ✓ 2 Orang

Asset Engineer ✓ 1 Orang

Technical Staff ✓ 2 Orang

Bussiness Consultance Staff ✓ 1 Orang

Marketing Staff ✓ 1 Orang

Application Engineering Staff ✓ 1 Orang

Total 6 Orang 3 Orang 9 Orang

Pertemuan yang dilakukan berdurasi antara 4 sampai 5 jam. Diskusi yang

dilakukan berfokus pada keinginan dan kebutuhan customer untuk membantu

kendala teknis yang dihadapi oleh customer. Pendekatan dasar adalah menerima

informasi yang diberikan oleh pelanggan dan menghindari sikap konfrontasi atau

sifat defensif. Dalam kebanyakan kasus, interaksi customer akan bersifat verbal,

dimana diajukan pertanyaan dan customer menjawab. Beberapa pertanyaan

dipersiapkan untuk mendapatkan kebutuhan, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Apa kelemahan dari produk LBT 80 dibanding brand lain?

b. Masalah apa yang anda hadapi sekarang ?

c. Apa yang dapat dibantu oleh PT. X untuk membantu permasalahan yang

dihadapi ?

d. Ide perbaikan apa yang akan anda usulkan terhadap produk LBT 80 ?

Dari pertanyaan yang diajukan oleh anggota PT. X sehingga mendapat tanggapan

dari pihak customer, beberapa tanggapan yang berhasil dirangkum diantaranya

sebagai berikut :

Page 49: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

34

a. Kelemahan dari produk LBT 80 adalah permukaan pada mainframe yang

ada sekarang licin karena material kayu sehingga ketika hujan akan

berbahaya kepada operator. Hal ini menjadi kondisi tidak aman untuk

operator. Dan kelemahan lainnya adalah mahalnya harga yang ditawarkan

untuk pembeliaan 1 unit LBT 80 dibanding brand lain. Beberapa

kekurangan yang lain adalah terdapat korosi disebagian permukaan saat

pengiriman ke customer. Kualitas pengelasan pada bagian sudut belum

rapi.

b. Masalah yang dihadapi oleh customer adalah pengangkutan unit Excavator

yang mempunyai lebar undercarrige 6000 mm dan akses jalan yang harus

melewati jembatan nasional yang mempunyai lebar 5000 mm.

c. Hal yang menjadi kendala customer dalam pengangkutan unit Excavator.

Dimana hal ini perlu pengembangan dan penyesuaian produk LBT 80.

d. Pengembangan dimensi Mainframe karena tidak cukup untuk mengangkut

Excavator. Penambahan panjang yang dilakukan juga harus dapat

melewati jembatan nasional. Kemudian pengembangan pada komponen

Landing Ramp karena sebagai akses penghubung unit Excavator naik ke

Mainframe. Lalu warna dari LBT 80 yang akan dibuat harus

menyesuaikan dengan warna identitas customer.

Dari pertanyaan diatas maka dibutuhkan penafsiran dari tanggapan customer

sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengumpulan data. Berikut ini tabel 4.2

yang menyajikan resume dari hasil diskusi FGD.

Page 50: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

35

Tabel 4.2 Resume FGD

Pertanyaan Pernyataan Customer Kesimpulan Kebutuhan

Alasan penggunaan Produk

Dimensi dari produk LBT 80 lebih panjang dan

kuat dibanding LBT 60. Dan Jika menggunakan

LBT 120 terlalu besar sehingga pilihan terbaik

adalah LBT 80.

a. Dimensi dan

kekuatan lebih baik

dibanding LBT 60

b. Dimensi LBT 120

terlalu besar

Keunggulan Keunggulan dari PT. X adalah adanya product

warranty yang mendukung operasional customer

jika produk terjadi masalah.

c. Product warranty

Kelemahan Kelemahan dari produk LBT 80 adalah permukaan

pada mainframe yang ada sekarang licin karena

material kayu sehingga ketika hujan akan

berbahaya kepada operator. Hal ini menjadi

kondisi tidak aman untuk operator. Dan

kelemahan lainnya adalah mahalnya harga yang

ditawarkan untuk pembeliaan 1 unit LBT 80

dibanding brand lain. Beberapa kekurangan yang

lain adalah terdapat korosi disebagian permukaan

saat pengiriman unit ke customer. Kualitas

pengelasan pada bagian sudut belum rapi.

d. Permukaan

mainframe licin

e. Kondisi tidak aman

digunakan

f. Harga tidak mahal

g. Korosi

h. Kualitas

pengelasan

Masalah Masalah yang dihadapi oleh customer adalah

pengangkutan unit Excavator yang mempunyai

lebar undercarrige 6000 mm dan akses jalan yang

harus melewati jembatan nasional yang

mempunyai lebar 5000 mm.

i. Dapat mengangkut

Excavator

j. Dapat melewati

jembatan nasional

Solusi Hal yang dapat dibantu oleh PT. X adalah

memberikan solusi pengangkutan unit Excavator.

Dimana hal ini perlu pengembangan produk LBT

80.

k. Memberikan solusi

pengangkutan unit

Exavator Libheer

943 series

Saran Pengembangan dimensi Mainframe karena tidak

cukup untuk mengangkut Excavator. Penambahan

panjang yang dilakukan juga harus dapat melewati

jembatan nasional. Kemudian pengembangan pada

komponen Landing Ramp karena sebagai akses

penghubung unit Excavator naik ke Mainframe.

Lalu warna dari LBT 80 yang akan dibuat harus

menyesuaikan dengan warna identitas customer.

l. Dimensi

mainframe tidak

cukup untuk

mengangkut

Excavator/Digger

m. Dapat melewati

jembatan nasional

n. Warna

menyesuaikan

identitas konsumen

o. Komponen

Landing Ramp

harus bisa dilewati

Excavator/Digger

Banyak hal kendala teknis yang diperlukan customer yang harus dipenuhi oleh

tim PT. X untuk merancang dan mengembangkan produk Lowbed Trailer 80.

Berdasarkan tanggapan yang diberikan saat meeting yang sudah dilakukan

bersama tim customer maka didapat kesimpulan kebutuhan sebagai Tabel 4.3.

Page 51: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

36

Tabel 4.3 Kesimpulan customer needs

No Customer Needs

1 Dimensi mainframe yang ada tidak cukup untuk

mengangkut Excavator/Digger

2 Dapat melewati jembatan nasional sebai akses jalan menuju

tambang

3 Kuat untuk mengangkut Excavator/Digger

4 Aman digunakan oleh operator

5 Tidak mudah rusak

6 Mudah digunakan oleh operator

7 Warna menyesuaikan identitas konsumen

8 Harga Lowbed tidak mahal

9 Berkualitas

10 Tidak cepat korosi dan rapuh

11 Lantai lowbed tidak licin

12 Komponen Landing Ramp harus bisa dilewati

Excavator/Digger

Data pada tabel diatas merupakan ringkasan dari tanggapan konsumen yang harus

dipenuhi oleh PT. X.

4.1.2 Technical Data Lowbed Trailer 80

Setelah pengumpulan kebutuhan dan keinginan konsumen maka hal yang

dilakukan adalah pengumpulan data terhadap produk yang akan dikembangkan.

Untuk mengetahui dimensi produk yang dimiliki oleh PT. X maka dilakukan

pengambilan data dengan cara observasi dan pengumpulan dokumen teknis yang

menyangkut produk Lowbed Trailer 80. Sehingga didapatkan spesifikasi produk

Lowbed Trailer 80 sebagai berikut :

Page 52: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

37

Gambar 4.1 Spesifikasi Lowbed Trailer 80

Tabel 4.4 Dimensi LBT 80

Model LBT 80 Semi Trailer

Overall Length 18,000 mm

Overall Width 4,000 mm

Overall Height 4,300 mm

King Pin Setting 450 mm

King Pin to Landing Gear 2,600 mm

Wheell Span 10,800 mm

Axle Spacing 1,662 mm

Deck Height 1,192 mm

Tare Weight 10,059 kgs

Payload 70 tonnes*

Tire Type 12R 22,5 Tubeless

Page 53: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

38

Data pada tabel diatas merupakan data awal sebelum dilakukan pengembangan

pada produk LBT 80. Data ini sangat penting dalam pengembangan karena

sebagai acuan dimensi dan spesifikasi produk untuk dilakukan perbaikan.

Sehingga Engineer mengetahui komponen mana yang perlu dipertahankan dan

komponen mana yang harus ada perbaikan sehingga dapat memenuhi permintaan

customer.

Pada Tabel 4.5 menunjukan keterangan dari penunjukan nama perkomponen dari

penomoran pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Penunjukan bagian dari LBT 80

Page 54: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

39

Tabel 4.5 Keterangan Komponen LBT

4.1.3 Data Excavator dan akses jalan

Data lain yang diperlukan oleh Engineer adalah data teknis seperti panjang, lebar,

tinggi dan berat dari alat berat yang akan diangkut. Pada kasus ini alat berat yang

akan diangkut adalah Excavator. Sehingga dilakukan pengumpulan data teknis

dari alat berat tersebut. Metode pengumpulan data adalah dengan observasi

langsung dilapangan dan pengumpulan dokumen teknis. Observasi dilakukan oleh

tim Application Engineer dari pihak customer. Gambar 4.3 memperlihatkan

gambar teknis Excavator dan Tabel 4.6 menunjukan dimensi.

Page 55: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

40

Gambar 4.3 Gambar Teknis

Untuk mempermudah pembacaan data pada Excavator maka dapat ditampilakan

pada tabel dibawah :

Tabel 4.6 Dimensi Excavator Libher 934C

Model Libheer 934 C

Overall Length 15,600 mm

Overal Width 9,440 mm

Overal Height 4,260 mm

Pontoon Height 2,030 mm

Pontoon Width 5,970 mm

Pontoon Length 11,840 mm

Total Weight 60,740 Tonnes*

Setelah pengumpulan data Excavator dan Lowbed Trailer 80 lengkap. Langkah

selanjutnya adalah pengambilan data akses jalan. Akses jalan yang dilewati dalam

pengangkutan alat berat terjadi penyempitan lebar jalan saat melalui jembatan.

Metode pengambilan data yang dilakukan dengan cara observasi langsung

kelapangan. Setelah dilakukan observasi lapangan, maka didapatkan data

jembatan sebagaimana Gambar 4.4.

Page 56: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

41

Gambar 4.4 Dimensi Jembatan

Untuk mempermudah pembacaan data, maka diberikan Tabel 4.7 sebagai

penunjukan dimensi jembatan.

Tabel 4.7 Dimensi Jembatan

Dimensi Jembatan

Tinggi 5.62 m

Lebar 5 m

Panjang 19 m

Dalam Fondasi 2.5 m

Bahan Baja WF 600

Page 57: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

42

4.1.4 Tim pengembangan

Untuk melaksanakan implementasi pengembangan produk dibutuhkan status tim

yang jelas. Hal ini dilakukan untuk mempermudah komunikasi antar departemen.

Dalam pengembangan produk Lowbed Trailer 80 dilakukan oleh tim Parts and

Marketing Department, Design Department dan RnD Department. Pada beberapa

tahapan proses dilibatkan tim Process Engineer (PE) untuk memudahkan

pengambilan keputusan. Namun tim PE tidak dilibatkan secara menyeluruh

karena terbatasnya mainpower pada department tersebut sehingga tidak

memunginkan untuk melibatkan secara keseluruhan tahapan pengembangan

produk. Gambar 4.5 menunjukan skema tim pengembangan produk Lowbed

Trailer 80. Pada Gambar 4.5 terlihat Team Frame terdiri dari bagian struktur,

bagian PSD Support, Technical Support.

Gambar 4.5 Tim Pengembangan

Page 58: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

43

4.2 Analisis Data

Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data.

Pada tahapan pengolahan data banyak dilakukan oleh tim internal PT. X hal ini

karena menyangkut kapasitas dan kemampuan PT. X dalam memenuhi kebutuhan

customer. Namun dalam beberapa tahapan juga dilakukan focus group discussion

bersama Tim customer untuk menentukan tingkat kepentingan kebutuhan dan

keinginan customer. Tingkat kepentingan dilakukan untuk menentukan prioritas

utama sebagai fokus pengembangan produk. Beberapa tahapan pengolahan data

akan dirinci dibawah ini.

4.2.1 Identification Customer Needs

4.2.1.1 Pernyataan Misi

Dalam proses pengembangan produk yang dilakukan harus mempunyai misi yang

terarah bertujuan untuk memberi sasaran yang jelas dalam mengembangkan

produk Lowbed Trailer 80. Sasaran yang diberikan sebagai acuan keberhasilan

tim pengembangan. Pernyataan misi yang diberikan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Pernyataan Misi

Pernyataan Misi : Proyek Pengembangan Lowbed Trailer 80

Deskripsi Produk Dimensi Mainframe lebih lebar dan tinggi , Kapasitas angkut muatan

besar dan fleksibel

Tujuan Utama Sarana pengangkutan Excavator Libheer 943 C

Pasar Utama Mining area

Pasar Tersembunyi On-Road area

Asumsi Produk

• Produk kuat dan fleksibel

• Menambah kapasitas angkut

• Spesifikasi tidak melanggar aturan jalan raya

Stakeholder • Team Partner (Private, Chief Engineer, Engineer)

• PT. X (Marketing, PSD Engineer, Structure Engineer-RnD)

Page 59: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

44

4.2.1.2 Diagram Afinitas

Dari data customer needs maka dibuatlah pengelompokan terhadap kebutuhan

yang serupa menggunakan diagram afinitas. Hal ini dilakukan untuk memudahkan

tim teknikal dalam menjawab kebutuhan customer. Pengelompokan Kebutuhan

dilakukan oleh tim PT. X dengan metode Focus Group Discussion (FGD). FGD

ini diikuti oleh tim teknikal sebagaimana terlihat di Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Anggota Tim Teknikal

Anggota Team Jumlah

Engineering Design staff 2 orang

RnD staf 1 orang

Engineering Process staff 1 orang

Engineering Application staff 1 orang

Total 5 orang

Dari hasil diskusi Tim Teknikal, diperoleh diagram afinitas pengelompokan

customer needs sebagaimana Tabel 4.10. Diagram afinitas yang dihasilkan adalah

sebagai berikut berikut :

Tabel 4.10 Pengelompokan Kebutuhan

No Customer Needs Pengelompokan Kebutuhan

1 Dimensi Mainframe tidak cukup untuk

mengangkut Excavator/Digger

Penambahan dimensi

mainframe

2 Dapat melewati jembatan nasional sebagai akses

jalan menuju tambang

Melewati jembatan

nasional

3 Kuat untuk mengangkut Excavator/Digger Desain kuat menahan

beban 4 Tidak mudah rusak

5 Aman digunakan oleh operator Aman digunakan

6 Lantai Lowbed tidak licin

7 Tidak cepat korosi dan rapuh Tahan korosi

8 Warna menyesuaikan identitas Customer Warna sesuai

identitas Customer

9 Harga Lowbed tidak mahal Harga kompetitif

Page 60: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

45

10 Berkualitas Kualitas

11 Mudah digunakan oleh operator Mudah digunakan

12 Komponen Landing Ramp harus bisa dilewati

Excavator/Digger

Penambahan dimensi

Landing Ramp

Permintaan customer pada point no.3 dan 4 dapat dikelompokan menjadi satu

point yaitu “desain kuat untuk menahan beban”. Kemudian pada point no. 5 dan 6

juga dapat dikelompokan menjadi satu point “aman digunakan”.

4.2.1.3 Interpretasi kebutuhan customer

Dari data diagram afinitas dan hasil observasi, maka dibuat daftar kebutuhan

customer dalam pengembangan produk Lowbed Trailer 80, Kode A digunakan

sebagai penomoran data yang bertujuan untuk mempermudah tim dalam

menentukan kepentingan, Sehingga didapat sebagai berikut :

A.1 Penambahan dimensi Mainframe

A.2 Melewati jembatan nasional

A.3 Desain kuat untuk menahan beban

A.4 Aman digunakan

A.5 Tahan korosi

A.6 Warna sesuai identitas customer

A.7 Harga kompetitif

A.8 Kualitas

A.9 Mudah digunakan

A.10 Penambahan dimensi Landing Ramp

4.2.2 Product Specifications

4.2.2.1 Menentukan Kepentingan Relatif (Mudge Diagram)

Mudge diagram merupakan metode untuk menentukan skala prioritas kebutuhan

customer.Kepentingan relatif biasa diukur dengan angka 5 sampai 1. Angka 5

mewakili angka skala prioritas paling penting dan angka 1 mewakili angka skala

prioritas tidak penting. Namun menggunaan skala 1 sampai 5 tidak bisa

menentukan prioritas secara tepat karena kemungkinan nilai sama antar

kepentingan kebutuhan. Oleh karena itu kepentingan relatif digunakan metode

Page 61: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

46

Mudge Diagram, dimana tingkat kepentingan suatu fungsi dilawankan dengan

tingkat kepentingan fungsi yang lain.

Mudge diagram bisa mengkomparasi antara satu fungsi dengan fungsi yang

lainnya. Pemberian skor dilakukan oleh tim customer dibantu oleh tim PT. X

untuk memberikan arahan teknis. Pada Tabel 4.11 daftar anggota yang mengikuti

FGD.

Tabel 4.11 Anggota FGD

Anggota Team Customer Produsen Jumlah

Marketing staff ✓ 1 orang

Engineering Design staff ✓ 2 orang

RnD staf ✓ 1 orang

Engineering Process staff ✓ 1 orang

Engineering Application staff ✓ 1 orang

Bussinees Consultan ✓ 1 orang

Engineering Manager ✓ 1 orang

Engineering Staff ✓ 1 orang

Asset Engineer ✓ 1 orang

Technical Staff ✓ 2 orang

Total 6 orang 7 orang 13 orang

Tabel 4.12 memperlihatkan beberapa pertanyaan pembanding yang diberikan

untuk mempermudah pemberian skor adalah sebagai berikut :

Page 62: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

47

Tabel 4.12 Perbandingan tingkat kebutuhan

Penentuan Prioritas Kebutuhan

Pilihlah kebutuhan paling penting dari kebutuhan kiri dengan kebutuhan dikanan

Tandi (√) dikolom kotak. Angka 3 bersifat lebih penting dari pada angka 1.

Contoh :

A.1

3 2 1 x 1 2 3

Isian di atas mempunyai arti bahwa Fungsi A.1 mempunyai tingkat kepentingan yang lebih

penting dari fungsi A.2 dan diberi nilai 2

3 2 1 1 2 3

A.1 Penambahan

dimensi Mainframe

√ x Melewati jembatan

nasional A.2

√ x Desain kuat

menahan beban A.3

√ x

Aman digunakan A.4

√ x Tahan korosi A.5

√ x Warna sesuai

identitas Customer A.6

x

Harga kompetitif A.7

√ x

Zero defect A.8

x Mudah digunakan A.9

√ x

Penambahan

dimensi Landing

Ramp

A.1

0

A.2 Melewati jembatan

nasional

√ x

Desain kuat

menahan beban A.3

x Aman digunakan A.4

√ x Tahan korosi A.5

√ x Warna sesuai

identitas Customer A.6

√ x

Harga kompetitif A.7

x Zero defect A.8

x Mudah digunakan A.9

x √

Penambahan

dimensi Landing

Ramp

A.1

0

A.3 Desain kuat

menahan beban

x Aman digunakan A.4

√ x Tahan korosi A.5

√ x Warna sesuai

identitas Customer A.6

√ x Harga kompetitif A.7

Page 63: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

48

√ x

Zero defect A.8

x Mudah digunakan A.9

x √

Penambahan

dimensi Landing

Ramp

A.1

0

A.4 Aman digunakan

√ x Tahan korosi A.5

√ x Warna sesuai

identitas Customer A.6

x Harga kompetitif A.7

√ x Zero defect A.8

x Mudah digunakan A.9

x

Penambahan

dimensi Landing

Ramp

A.1

0

A.5 Tahan korosi

√ x Warna sesuai

identitas Customer A.6

x

√ Harga kompetitif A.7

x √ Zero defect A.8

x √ Mudah digunakan A.9

x √

Penambahan

dimensi Landing

Ramp

A.1

0

A.6 Warna sesuai

identitas customer

√ x Harga kompetitif A.7

x √ Zero defect A.8

x √ Mudah digunakan A.9

x √

Penambahan

dimensi Landing

Ramp

A.1

0

A.7 Harga kompetitif

x √ Zero defect A.8

√ x Mudah digunakan A.9

x √

Penambahan

dimensi Landing

Ramp

A.1

0

A.8 Zero defect

√ x Mudah digunakan A.9

x √

Penambahan

dimensi Landing

Ramp

A.1

0

A.9 Mudah digunakan x √

Penambahan

dimensi Landing

Ramp

A.1

0

Page 64: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

49

Dari skor yang diberikan kemudian ditotal dan dipersentase sehingga didapat

skala prioritas. Dari tahapan ini maka didapat data Tabel 4.13 sebagai berikut :

Tabel 4.13 Mudge Diagram

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai % Rank

1 A

1

A2.

2

A1.

2

A1.

2

A1.

3

A1.

3

A1.

3

A1.

3

A1.

3 A1.1 21 19% 2

2 A2 A3.

2

A2.

2

A2.

3

A2.

3

A2.

3

A2.

3

A2.

3

A10.

1 19 17% 3

3 A3 A3.

2

A.3.

3

A.3.

3

A3.

2

A3.

2

A3.

2

A10.

3 14 13% 4

4 A4 A4.

3

A4.

3

A4.

2

A4.

2

A4.

2

A10.

3 12 11% 5

5 A5 A5.

2

A7.

2

A8.

2

A9.

2

A10.

3 2 2% 9

6 A6 A6.

2

A8.

3

A9.

2

A10.

3 2 2% 10

7 A7 A8.

2

A7.

2

A10.

3 4 4% 8

8 A8 A8.

1

A10.

3 6 6% 6

9 A9 A10.

3 4 4% 7

1

0 A10 25 23% 1

109 100

%

4.2.2.2 Spesifikasi Perencanaan Produk

Setelah kebutuhan konsumen (what’s) serta level kepentingan sudah diketahui,

sehingga bisa dibentuk House of Quality QFD. Pada pembahasan ini dilakukan

Focus Group Discussion sebagaimana daftar anggota yang menghadiri FGD telah

dijelaskan pada Tabel 4.11. Focus Group ini membahas tentang Technical

Responses terhadap kebutuhan Customer. Detail pembahasan dapat dilihat pada

Tabel 4.14 berikut :

Page 65: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

50

Tabel 4.14 Technical Responses

Costomer Needs Technical Responses Technical Target

A.1 Penambahan

dimensi

Mainframe

B.1 Penambahan Sisi kanan

1 meter & Sisi kiri 1

meter

Dimensi total

Mainframe 6 meter

A.2 Melewati

jembatan

nasional

B.2 Menggunakan metode

swing arm

Adjustable arm

A.3 Desain kuat

untuk menahan

beban

B.3 Material Medium

Tensile Steel (Grade

350)

Factor of Safety > 2

A.4

Aman

digunakan

B.4

Material lantai

Mainframe

menggunakan plat baja

bordes 6 mm

Zero Accident

B5 2. Chain spectrum 8 Safety Chain

A.5 Tahan korosi B.6 Pelapisan cat Standart ISO12944

A.6

Warna sesuai

identitas

Customer

B.7

Warna putih, merah dan

Stripping hijau

Signal White RAL 9003

Traffic Red RAL 3020

Turquoise green RAL

6016

A.7

Harga

kompetitif

B.8

Menggunakan stock

komponen yang tersedia

-Tidak merubah struktur

Landing Ramp &

Mainframe

-Menggunakan

Mounting tipe Coil

Spring

A.8

Kualitas

B.9

Kontrol kualitas

pekerjaan dilakukan

oleh tim Quality Control

Zero defect

B10 Pekerja tenaga ahli

A.9

Mudah

digunakan

B.11

Penambahan 2 tuas

pengontrol Hydraulic

System

Beban maksimum

Operator < 20 Kg

A.10

Penambahan

dimensi

Landing Ramp

B12

Menggunakan

Hydraulic Double

Acting

Penerapan Sliding

Mechanism

Penentuan technical response dilakukan oleh tim technical yang sudah kompeten

dan berpengalaman pada produk Lowbed Trailer 80. Untuk penambahan dimensi

Mainframe yaitu penambahan sisi kanan dan kiri masing-masing 1 meter.

Penambahan dimensi ini mengacu pada lebar Excavator yang akan diangkut yaitu

6 meter sesuai pada data observasi yang telah dilakukan oleh tim.

Page 66: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

51

Namun penambahan yang dilakukan oleh tim harus bisa melewati jambatan

nasional yang berdimensi lebar 5 meter sehingga hal yang harus dilakukan adalah

menggunakan Rectangular Tube (Outer Tube & Inner Tube). Pembuatan

komponen ini dilakukan oleh PT. X sendiri dengan menggunakan Bending

Machine.Tujuan pembuatan komponen ini sebagai lengan penambah yang dapat

diatur (Adjustable Arm) sehingga ketika melewati jembatan nasional tidak

menabrak jembatan tersebut.

Untuk mampu mengangkat Excavator desain produk harus kuat sehingga material

menggunakan Medium Tensile Steel dengan Grade 350 dimana material ini

sebagai struktur kekuatan dari produk Lowbed Trailer 80 yang mempunyai Yield

Strength 325 N/mm². Target penggunaan material ini adalah Factor of Safety > 2.

Hal ini sesuai dengan tegangan luluh yang terjadi pada produk dimana produk

digunakan pada kondisi jalan yang tidak terlalu ekstrim dan beban sudah

diketahui.

Dalam perancangan produk harus ada jaminan faktor keamanan untuk pengguna

produk tersebut dan lingkungan sekitar, sehingga tidak ada acccident (Zero

Accident) yang mengakibatkan luka atau kematian. Maka dari itu tim technical

memberikan solusi penggunaan plat bordes dimana material ini mempunyai

permukaan kasar yang sangat cocok untuk lantai pijakan. Untuk keamanan

lingkungan pada produk ini juga dilengkapi Safety Chain sebagai jaminan

keamanan jika Hydraulic System bermasalah saat unit berjalan sehingga Landing

Ramp tidak menimpa kendaraan lain dibelakangnya.

Produk yang menggunakan 80% material logam juga harus tahan dari korosi hal

ini untuk menjaga kekuatan material logam tersebut. PT. X menerapkan standar

proses pengecatan sesuai Standar ISO12944. Proses pengecatannya adalah

persiapan permukaan material bersih dari kotoran dan korosi dengan

Sandblasting. Kemudian penggunaan cat dasar (Primer) sebagai lapisan pertama.

Setelah itu Cat Build Coat sebagai lapisan kedua. Lalu cat antara (Sealer) sebagai

penyambungan dua jenis cat yang berbeda masa jenisnya. Lapisan terluar adalah

Top Coat, selain memberikan nilai estetika juga melindungi cat bagian dalam dari

pengaruh lingkungan secara langsung. Hal ini akan melindungi logam dari korosi.

Page 67: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

52

Untuk memberikan identitas kepada Customer maka dipilihlah warna yang

memberikan kesan kepemilikan produk yaitu warna putih, merah dan hijau.

Dalam industri manufaktur PT. X mengacu pada RAL Colour standart system

yaitu Signal white RAL 9003 untuk warna putih, Traffic Red RAL 3020 untuk

warna merah, dan Torquise green RAL 6016 untuk warna hijau.

Untuk menekan biaya pengembangan produk maka menggunakan komponen

yang sudah ada stock sehingga mengurangi proses fabrikasi. Selain itu, juga tidak

merubah struktur dasar dari Lowbed yang sudah pernah diproduksi.

PT. X memberikan kualitas terbaik untuk semua produknya mulai dari proses

pengadaan barang dari Suppliers hingga proses fabrikasi melalui pengecekan tim

Quality Control. Proses fabrikasi dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah

berpengalaman lebih dari 5 tahun.

Penambahan 2 tuas pengontrol hidrolik memberikan kemudahan kepada pengguna

untuk mengontrol gerak Landing Ramp kearah kanan, kiri, atas dan bawah.

Penempatan tuas ini berada dibagian bawah sehingga tenaga yang dikeluarkan

oleh pengguna kurang dari 20 kg. Hal ini sesuai dengan standar ergonomi

manusia.

Penambahan dimensi Landing Ramp dengan cara penerapan Sliding Mechanism

dimana Landing Ramp dapat bergeser kearah kanan dan kiri sehingga Excavator

dapat melewatinya dan dapat naik ke Mainframe.

Melalui diskusi tim yang sudah dilakukan maka disusunlah Matric Correlation

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Page 68: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

53

Tabel 4.15 Matrix Correlation

Pada Importance Weight Factor diambil dari hasil Mudge Diagram (lihat Tabel

4.13) dimana rank pertama adalah penambahan Landing Ramp dengan nilai

Weight Importance(%) 23. Kemudian rank kedua adalah penambahan dimensi

Mainframe dengan nilai Weight Importance 19. Lalu rank ketiga adalah desain

kuat menahan beban dengan nilai Weight Importance 17. Dan seterusnya hingga

rank kesepuluh yaitu warna sesuai dengan idantitas customer dengan nilai Weight

Importance 1.

Setelah memasukan nilai Weight Importance maka langkah selanjutnya adalah

penilaian terhadap hubungan antara Customer Requirments dengan Technical

Correlations. Penilaan dilakukan dengan menggunakan angka diantaranya 9, 3, 1

dan kosong. Sel yang kosong menunjukan tidak ada hubungan antara demand

(permintaan konsumen) dengan spesifikasi produk (Quality Characteristic).

Page 69: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

54

Angka 1 menunjukkan ada hubungan anatara demand (permintaan konsumen)

dengan spesifikasi produk (Quality Characteristic) meskipun hubungan itu lemah.

Angka 3 menunjukkan hubungan kuat antara demand (permintaan konsumen)

dengan Spesifikasi Produk (Quality Characteristic). Angka 9 menunjukan

hubungan yang sangat kuat keduanya, angka ini merupakan jawaban utama dari

kebutuhan konsumen yang harus dipenuhi.

Hasil dari pengolahan Matrix Correlation adalah Raw Score, Relative Weight dan

Rank Order. Dilihat pada Tabel 4.12 bahwasanya Raw score terbaik adalah swing

arm/lengan ayun dengan nilai 216. Nilai ini didapat dari ∑ 19(9 + 9 + 9) = 441.

Nilai Relative Weight % sebesar 22%, nilai ini didapat dari 99:

;;;< � 100% =

19.8%. Sedangkan nilai Rank Oder 1 didapat dari pengurutan nilai terbesar Raw

Score mulai dari yang terbesar hingga terkecil. Kemudian Technical Requirmens

tebaik kedua adalah menggunakan Hydraulic Double Acting. Dengan nilai Raw

Score 402, Relative Weight 18.1% dan Rank Order 2. Dan seterusnya hingga nilai

terkecil adalah warna putih, merah dan stripping hijau. Detail hasil perbandingan

dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Setelah Matrix Correlation dibuat maka langkah selanjutnya adalah pembuatan

Technical Correlation.

Page 70: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

55

Tabel 4.16 Technical Correlation

Sesuai pada Tabel 4.16 dapat diketahuai bahwa hubungan antara Technical

Responses berbeda. Perbedaan ini disimbolkan dengan lima simbol yaitu strong

positive correlation (++) menunjukan bahwa hubungan sangat kuat. Positive

correlation (+) menunjukan hubungan kuat. Simbol negative correlation (-)

menunjukan hubungan yang kurang baik sehingga dibutuhkan perbaikan pada

buhungan tersebut. Strong negative correlation (▼) menunjukan hubungan

negatif yang kuat. Pada baris dibawah penilaian hubungan teknikal terdapat baris

nomor urut teknikal respon. Kemudian dibawah baris itu terdapat simbol (X) dan

simbol (▲) kedua simbol ini menjukan bahwa perlu adanya perbaikan dan tidak

adanya perbaikan antara hubungan teknikal. Simbol (▲) dibutuhkan perbaikan

pada hubungan tersebut kemudian simbol (X) menunjukan tidak perlu adanya

perbaikan, dimana dapat diartikan bahwa hal tersebut sudah dilakukan pada saat

ini.

Page 71: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

56

Penilian ini dilakukan oleh tim teknikal dengan mempertimbangkan keadaan

sekarang. Beberapa hubungan kuat ditunjukan antara penambahan sisi kanan dan

kiri 1 meter dengan metode swing arm. Simbol potitif dapat dilihat pada

hubungan penambahan sisi kanan dan kiri 1 meter dengan material lantai

Mainframe plat baja bordes 6 mm, dimana hubungan tidak terlalu kuat namun

masih ada hubungan karena penambahan yang akan dilakukan membutuhkan plat

baja bordes sebagai pijakan pekerja pada unit. Dan beberapa kombinasi simbol

yang ditunjukan pada Tabel 4.16. Penggabungan antara Matrix Correlation dan

Technical Correlation dapat dibuat house of quality.

Penilain ini merupakan hasil diskusi dengan konsumen (sudut pandang

konsumen), fokus perbaikan atau spesifikasi produk yang harus ada pada produk

pengembangan menyesuaikan dengan bobot Weight/Importance. Namun beberapa

spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen harus dievaluasi oleh tim

pengembangan dengan melihat kapasitas PT. X untuk memenuhi spesifikasi oleh

konsumen.

4.2.3 Concept Generation

Setelah menentukan spesifikasi produk yang sudah disepakati, hal yang perlu

dilakukan adalah menentukan konsep produk yang akan dikembangkan. Pada

tahapan ini dilakukan brainstorming. Setiap orang memberikan gagasan untuk

pengembangan konsep yang diberikan untuk mencapai efisien dan efektif desain.

Pada FGD kali ini dilakukan oleh tim yang sama pada Tabel 4.9.

Pada FGD ini didapat 2 konsep pembanding yang diajukan untuk diberikan

penilaian. Konsep yang diberikan oleh tim teknikal adalah pengembangan

berdasarkan nilai tertinggi pada Matrix Correlations.

Page 72: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

57

Tabel 4.17 Jenis Karakteristik Teknis

Karakteristik Mekanisme

Konsep 1 a. Mekanisme swing pada Mainframe

(manual)

b. Hydraulic Double Acting pada Landing

Ramp

Konsep 2 a. Mekanisme geser pada Mainframe

(manual)

a. Hydraulic Doubel Acting pada Landing

Ramp

Konsep 3 a. Mekanisme campuran dari Swing dan

geser.

b. Hydraulic Doubel Acting pada Landing

Ramp

4.2.4 Concept Selection

Setelah dilakukan pengembangan konsep maka dilakukan seleksi konsep. Untuk

menyeleksi konsep yang terbaik, maka dilakukan metode Screening dan Scooring.

4.2.4.1 Konsep 1

Konsep 1 merupakan penerangan Swing Arm, dimana penambahan panjang yang

dilakukan adalah dengan menambahkan lengan ayun yang bisa diatur kesamping

dan belakang. Berikut gambar dari konsep Swing Arm.

Page 73: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

58

Gambar 4.6 Swing Arm

Pada bagian yang lubang diberikan pin sebagai pivot point pada lengan ayun.

Untuk aplikasi pada LBT 80 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.7 Cara kerja swing arm

Warna merah menunjukan lengan ayun saat digunakan. Warna biru menunjukan

saat lengan ayun tidak digunakan. Sehingga dapat dilihat aplikasi di unit LBT 80.

Hal ini memenuhi dari point fleksible yang diinginkan oleh konsumen.

Aplikasi Hydraulic Double Acting pada komponen Landing Ramp. Pada

pengembangan ini dilakukan pembelian dari supplier.

Page 74: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

59

Gambar 4.8 Hydraulic Double Acting

Penggunaan komponen ini untuk penggerak dari Landing Ramp kesamping.

Sehingga dimensi Landing Ramp dapat diatur. Berikut gambar aplikasi Hydraulic

Double Acting.

Gambar 4.9 Cara kerja Hydraulic Double Acting

Page 75: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

60

Warna biru menunjukan pergerakan dari Landing Ramp ke samping. Dibawah ini

matrix korelasi dari konsep 1.

Tabel 4.18 Pemenuhan kriteria konsep 1

Matrix Correlation

Pen

am

ba

ha

n l

eng

an

ka

na

n d

an

kir

i 1

met

er

Mek

an

ism

e le

ng

an

ay

un

Ma

teri

al

med

ium

ten

sile

(g

rad

e 3

50

)

Ma

teri

al

lan

tai

Ma

infr

am

e p

lat

ba

ja b

ord

es 6

mm

Men

gg

un

ak

an

Ch

ain

Sp

ectr

um

8

Pel

ap

isa

n c

at

Wa

rna

pu

tih

, m

era

h &

Str

ipp

ing

hij

au

Men

gg

un

ak

an

Sto

ck k

om

po

nen

ya

ng

ter

sed

ia

Ko

ntr

ol

ku

ali

tas

pek

erja

an

ole

h t

im Q

C

Pek

erja

ten

ag

a a

hli

Pen

am

ba

ha

n 2

tu

as

pen

go

ntr

ol

Hy

dra

uli

c S

yst

em

Men

gg

un

ak

an

Hy

dra

uli

c D

ou

ble

Act

ing

Penambahan dimensi mainframe

Dapat melewati jembatan nasional

Desain kuat menahan beban

Aman digunakan √ √

Tahan korosi √

Warna sesuai identitas customer

Harga kompetitif √

Berkualitas √ √

Mudah digunakan √

Penambahan dimensi landing Ramp

Dapat dilihat pada tabel diatas menunjukan konsep 1 telah memenuhi kriteria dari

Customer Requirments, sehingga konsep 1 bisa dibandingkan dengan konsep yang

lain.

4.2.4.2 Konsep 2

Konsep 2 menerapkan metode Sliding Arm, dimana penambahan panjang yang

dilakukan adalah dengan menambahkan lengan geser yang bisa diatur kesamping

Page 76: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

61

(pergerakan masuk dan keluar). Berikut gambar dari konsep lengan geser (Outer

Tube dan Inner Tube).

Gambar 4.10 Inner Tube

Komponen Outer Tube ini adalah komponen yang berbentuk kotak yang berfungsi

sebagai lintasan geser dari komponen Inner Tube.

Gambar 4.11 Outer Tube

Komponen Inner Tube merupakan komponen yang berbentuk kotak dimana

dimensi nya lebih kecil dibanding komponen Outer Tube yang berfungsi sebagai

perpanjangan Mainframe. Aplikasi komponen ini dapat dilihat pada gambar

dibawah ini :

Page 77: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

62

Gambar 4.12 Cara kerja sliding arm

Page 78: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

63

Warna merah menunjukan lengan geser (Inner Tube) posisi 50% dari panjang

keluar dari Outer Tube. Warna biru menunjukan lengan geser saat pengoperasian.

Sehingga dapat dilihat aplikasi di unit LBT 80. Hal ini memenuhi dari point

fleksible yang diinginkan oleh konsumen.

Aplikasi Hydraulic Double Acting pada komponen Landing Ramp sama dengan

konsep 1 yaitu pembelian komponen dari supplier.

Tabel 4.19 Pemenuhan kriteria konsep 2

Matrix Correlation

Pen

am

ba

ha

n l

eng

an

ka

na

n d

an

kir

i 1

met

er

Mek

an

ism

e g

eser

Ma

teri

al

med

ium

ten

sile

(g

rad

e 3

50

)

Ma

teri

al

lan

tai

Ma

infr

am

e p

lat

ba

ja b

ord

es 6

mm

Men

gg

un

ak

an

Ch

ain

Sp

ectr

um

8

Pel

ap

isa

n c

at

Wa

rna

pu

tih

, m

era

h &

Str

ipp

ing

hij

au

Men

gg

un

ak

an

Sto

ck k

om

po

nen

ya

ng

ter

sed

ia

Ko

ntr

ol

ku

ali

tas

pek

erja

an

ole

h t

im Q

C

Pek

erja

ten

ag

a a

hli

Pen

am

ba

ha

n 2

tu

as

pen

go

ntr

ol

Hy

dra

uli

c S

yst

em

Men

gg

un

ak

an

Hy

dra

uli

c D

ou

ble

Act

ing

Penambahan dimensi mainframe

√ Dapat melewati jembatan nasional

Desain kuat menahan beban

Aman digunakan √ √

Tahan korosi √

Warna sesuai identitas customer

Harga kompetitif √

Berkualitas √ √

Mudah digunakan √

Penambahan dimensi Landing

Ramp

Page 79: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

64

Dapat dilihat pada tabel diatas menunjukan konsep 2 telah memenuhi kriteria dari

Customer Requirments, sehingga konsep 2 bisa dibandingkan dengan konsep yang

lain.

4.2.4.3 Konsep 3

Konsep 1 merupakan penerangan konsep campuran dari konsep Swing Arm dan

Sliding Arm, dimana penambahan panjang yang dilakukan adalah dengan

menambahkan lengan ayun yang bisa diatur kesamping dan belakang dan

penambahan panjang lengan dengan digeser pada ujung Swing Arm. Berikut

gambar dari konsep 3.

Gambar 4.13 Mixing Arm

Aplikasi Hydraulic Double Acting pada komponen Landing Ramp sama halnya

dengan konsep 1 yaitu pembelian komponen dari supplier.

Page 80: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

65

Tabel 4.20 Pemenuhan kriteria konsep 3

Matrix Correlation

Pen

am

ba

ha

n l

eng

an

ka

na

n d

an

kir

i 1

met

er

Mek

an

ism

e ca

mp

ur

(ay

un

da

n g

eser

)

Ma

teri

al

med

ium

ten

sile

(g

rad

e 3

50

)

Ma

teri

al

lan

tai

Ma

infr

am

e p

lat

ba

ja b

ord

es 6

mm

Men

gg

un

ak

an

Ch

ain

Sp

ectr

um

8

Pel

ap

isa

n c

at

Wa

rna

pu

tih

, m

era

h &

Str

ipp

ing

hij

au

Men

gg

un

ak

an

Sto

ck k

om

po

nen

ya

ng

ter

sed

ia

Ko

ntr

ol

ku

ali

tas

pek

erja

an

ole

h t

im Q

C

Pek

erja

ten

ag

a a

hli

Pen

am

ba

ha

n 2

tu

as

pen

go

ntr

ol

Hy

dra

uli

c S

yst

em

Men

gg

un

ak

an

Hy

dra

uli

c D

ou

ble

Act

ing

Penambahan dimensi Mainframe

Dapat melewati jembatan nasional

Desain kuat menahan beban

Aman digunakan √ √

Tahan korosi √

Warna sesuai identitas customer

Harga kompetitif √

Berkualitas √ √

Mudah digunakan √

Penambahan dimensi Landing Ramp

Dapat dilihat pada tabel diatas menunjukan konsep 3 telah memenuhi kriteria dari

Customer Requirments, sehingga konsep 3 bisa dibandingkan dengan konsep yang

lain.

4.2.4.4 Produk Pembanding

Sebagai pembanding konsep yang telah diajukan maka dipilihlah produk

pembanding yang mempunyai konsep sama. Produk yang dipilih adalah LBT 80

yang diusung pabrikan China. Konsep yang diusung mirip dengan pengembangan

yang dilakukan oleh PT. X namun ada beberpa fitur yang tidak ada di produk

Page 81: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

66

pembanding ini. Pada produk ini ada penambahan penjang yang dilakukan yaitu

model Swing Arm. Berikut gambar produk pembanding yang dipilih.

Gambar 4.14 Produk pembanding

Page 82: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

67

Tabel 4.21 Pemenuhan kriteria pada produk kompetitor

Matrix Correlation

Pen

am

ba

ha

n l

eng

an

ka

na

n d

an

kir

i 1

/2 m

eter

Mek

an

ism

e le

ng

an

ay

un

Ma

teri

al

med

ium

ten

sile

(g

rad

e 3

50

)

Ma

teri

al

lan

tai

Ma

infr

am

e p

lat

ba

ja b

ord

es 4

mm

Men

gg

un

ak

an

Ch

ain

Sp

ectr

um

8

Pel

ap

isa

n c

at

Wa

rna

pu

tih

, m

era

h &

Str

ipp

ing

hij

au

US

$9

9.6

00

– 1

50.0

00

/ S

et

Ko

ntr

ol

ku

ali

tas

pek

erja

an

ole

h t

im Q

C

Pek

erja

ten

ag

a a

hli

Pen

gg

un

aa

n 2

tu

as

pen

go

ntr

ol

Hy

dra

uli

c S

yst

em

Men

gg

un

ak

an

Hy

dra

uli

c D

ou

ble

Act

ing

Penambahan dimensi Mainframe

Dapat melewati jembatan nasional

Desain kuat menahan beban

Aman digunakan √ √

Tahan korosi √

Warna sesuai identitas customer

Harga kompetitif √

berkualitas √ √

Mudah digunakan √

Penambahan dimensi Landing Ramp

Dapat dilihat pada tabel diatas menunjukan produk pembanding telah memenuhi

kriteria dari Customer Requirments, sehingga produk pembanding ini dapat

digunakan sebagai acuan penilaian terhadap konsep pembanding yang telah

diajukan oleh tim teknikal.

4.2.4.5 Screening Concept

Screening Concept didasarkan pada metode yang dikembangkan oleh Stuart Pugh

di akhir 1980-an dan sering disebut pemilihan konsep Pugh (Pugh, 1990). Tujuan

dari tahap ini adalah untuk mempersempit jumlah konsep dengan cepat dan untuk

meningkatkan konsep.

Page 83: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

68

Tabel 4.22 Screening

Screening Konsep

I II III Pembanding

Penambahan dimensi mainframe + + + 0

Dapat melewati jembatan nasional + + + 0

Desain kuat menahan beban + + 0 0

Aman digunakan + + + 0

Tahan korosi + + + 0

Warna sesuai identitas customer + + + 0

Harga kompetitif 0 + - 0

Berkualitas + + + 0

Mudah digunakan + 0 0 0

Penambahan dimensi Landing Ramp + + + 0

Total 9 9 6 0

Rank 1 1 2

Lanjut ? Ya Ya Tidak

Penilain pada produk pembanding diberikan angka nol sebagai tolak ukur

penilaian pada konsep alternatif satu, dua dan tiga. Pada masing-masing baris

pada kolom alternatif diberikan tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukan

bahwasanya nilai positif alternaif yang diberikan sudah memenuhi kebutuhan

customer dan nilai negatif menunjukan bahwa konsep yang diberikan belum

memnuhi kriteria dari kebutuhan customer.

Dapat dilihat pada tabel diatas setelah dilakukan screening, konsep tiga

tereliminasi karena mempunyai nilai lebih kecil dibanding konsep yang lain.

Sehingga pada proses selanjutnya pebandingan dapat fokus pada konsep 1 dan

konsep 2.

Page 84: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

69

4.2.4.6 Scoring Concept

Tabel 4.23 Scoring

Scoring

Weight

Konsep

I II Pembanding

Rating Weighted

Score Rating

Weight

Score Rating

Weight

Score

Penambahan dimensi Mainframe

19 5 95 5 95 3 57

Dapat melewati jembatan nasional

17 4 68 4 68 3 51

Desain kuat menahan beban

13 3 39 4 52 3 39

Aman digunakan 11 3 33 3 33 3 33

Tahan korosi 2 3 6 3 6 3 6

Warna sesuai identitas customer

1 3 3 3 3 3 3

Harga kompetitif 4 1 4 2 8 3 12

Berkualitas 6 3 18 3 18 3 18

Mudah digunakan 4 3 12 3 12 3 12

Penambahan dimensi Landing

Ramp

23 5 115 5 115 3 69

Total 393 410 300

Rank

2 1

Lanjut ?

Tidak Ok

Pada kolom Weight merupakan hasil dari pengolahan pada Tabel 4.13 Mudge

Diagram, dimana bobot terbaik adalah penambahan dimensi Landing Ramp

kemudian penambahan dimensi Mainframe dan seterusnya dapat dilihat pada

Tabel 4.23. Penilain dilakukan dengan cara mengalikan nilai kolom Weight

dengan nilai kolom Rating, dimana dapat dihitung pada poain penambahan

dimensi Landing Ramp dengan konsep 1 yaitu 19x5 = 95. Nilai yang didapat

dimasukan pada kolom Weighted Score, sama halnya dengan konsep 2 dan produk

pembanding. Hasil akhir dari Weighted Score kemudian dijumlah dan

dibandingkan antara konsep satu dan konsep dua.

Setelah dilakukan scoring terpilihlah konsep terbaik yaitu konsep dua, dimana

konsep dua ini mengusulkan ide penerapan Sliding Arm dengan nilai 410.

Diketahui bahwa pada sebelumnya tim teknikal menerapkan Swing Arm setelah

dilakukan analisa screening dan scooring ada penerapan ide yang lebih baik. Hasil

Page 85: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

70

dari metode ini sebagai acuan untuk house of quality pada design produk sehingga

tidak lagi menggunakan konsep satu.

Dari proses screening dan scoring dapat digambarkan dengan chart seperti

berikut.

Gambar 4.15 Chart perbandingan konsep

Pada konsep 3 cenderung tidak stabil sehingga pada proses screening konsep

tersebut tereliminasi. Kemudian konsep 2 terlihat lebih unggul dibanding konsep

lain. Competitior digunakan sebagai acuan penilain sehingga nilai nya stabil.

Chart ini akan dimasukan pada HOQ sebagai gambaran proses screening dan

scoring.Setelah dilakukan analisa diatas, hal selanjutnya adalah menggambarkan

HOQ secara keseluruhan.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Konsep 3

Konsep 2

Konsep 1

Competitior

Page 86: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

71

Gambar 4.16 House Of Quality 1

Page 87: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

72

4.2.5 Desain Produk

4.2.5.1 HOQ Desain Produk

Pada tahapan ini menentukan karakteristik dan spesifikasi produk yang akan

dihasilkan. Tahap ini dilakukan oleh tim internal PT. X. Dapat dilihat pada Tabel

4.9. Technical Responses tahap 1 menjadi Quality Characteristic pada HOQ

desain produk. Berikut detail Technical Responses dan Technical Target :

Tabel 4.24 Technical Responses dan Technical Target

Quality

Characteristic

Technical Responses Technical Target

B.1 Penambahan Sisi

kanan 1 meter & Sisi

kiri 1 meter

C.1 Penambahan sisi

kanan dan kiri 1000

mm +- 10 mm

Dimensi total Mainframe 6000

mm

B.2 Swing Arm C.2 Sliding Arm Rectangular Tube (Outer &

Inner)

B.3 Material Medium

Tensile Steel (Grade

350)

C.3 SM490Y Factor of Safety > 2

B.4 1. Material lantai

Mainframe

menggunakan plat

baja bordes 6 mm

2. Chain spectrum 8

C.4 1. Aplikasi plat

bordes model lipat

2. Panjang +- 2000

mm

1. Zero Accident

2. Safety Chain

B.5 Pelapisan cat C.5 Menggunakan cat

yang tersedia

Standart ISO12944

B.6 Warna putih, merah

dan Stripping hijau

C.6 Warna putih untuk

Mainframe dan

Landing Ramp ,

warna merah untuk

batas Adjustable Arm

dan hijau untuk

stripping

1. Signal White RAL

9003

2. Traffic Red RAL 3020

3. Turquoise green RAL

6016

B.7 Menggunakan stock

komponen yang

tersedia

C.7 Prioritas stock

komponen 1. Tidak merubah

struktur Landing Ramp

& Mainframe

2. Menggunakan

Mounting tipe Coil

Spring

B.8 1. Kontrol kualitas

pekerjaan dilakukan

oleh tim Quality

Control

2. Pekerja tenaga ahli

C.8 1. tim Quality

Control

2. Pekerja tenaga ahli

Zero defect

B.9 Penambahan 2 tuas

pengontrol Hydraulic

System

C.9 Penambahan tuas

pengontrol

Beban maksimum Operator <

20 Kg

B10 Menggunakan

Hydraulic Double

Acting

C.10 Hydraulic Double

Acting

Penerapan Sliding Mechanism

Page 88: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

73

Pada tahapan ini tidak banyak perubahan yang telah disepakati pada HOQ

perencanaan dengan customer. Beberapa Responses Technic mengalami

pengembangan konsep supaya produk bisa dibuat pada proses fabrikasi.

Penambahan sisi kanan dan kiri adalah 1000 mm dengan toleransi 3 mm. Dimana

panjang komponen jadi adalah 997-1003 mm. Hal ini sesuai dengan toleransi

umum yang berlaku di PT. X. Hal ini dilakukan karena proses pemotongan

material membutuhkan toleransi supaya komponen bisa dibuat.

Pengunaan lengan ayun (Swing Arm) digantikan dengan lengan geser (Sliding

Arm). Aplikasi Sliding Arm dengan komponen Rectangular Tube dilakukan

dengan manual handling. Hal ini dilakukan untuk efisiensi dan efektifitas

komponen karena beban yang dikeluarkan oleh pengguna masih dalam level

ringan. Sehingga tidak perlu adanya penambahan hydraulic pada Rectangular

Tube.

Pada pemasangan plat bordes pada Mainframe digunakan model lipat. Dimana

ketika Rectangular Tube diatur panjang maka plat bordes akan menutup dan

menjadi alas pijak Excavator, lalu ketika Excavator turun maka Rectangular Tube

didorong kedalam kemudian plate bordes dilipat. Hal ini dilakukan supaya

Lowbed dapat melewati jembatan.

Pelapisan cat untuk produk LBT ini masing menggunakan bahan cat yang biasa

digunakan oleh PT. X karena sudah teruji dan terbukti kualitasnya. Cat yang

digunakan adalah cat besi khusus.

Untuk painting style, produk banyak menggunakan warna putih. Hal ini sesuai

dengan identitas customer.

Perancangan produk ini memprioritaskan komponen yang sudah ada stock

digudang, hal ini bertujuan untuk efisiensi dan efektifitas.

Beberapa Technical Respons tidak mengalami perubahan sehingga tidak perlu

diulang pembahasanya pada tahap ini. Pada tahapan ini akan disimulasikan

dengan aplikasi 3D Simulation yaitu Pro-Engineer dan ZW-CAD. Berikut ini

HOQ pada desain produk :

Page 89: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

74

Gambar 4.17 House Of Quality 2

Demand Quality

Imp

ort

an

ce W

eig

ht

Fa

cto

r

Pe

na

mb

ah

an

sis

i ka

na

n d

an

kir

i 10

00

mm

to

lera

nsi

3 m

m

Slid

ing

Arm

de

ng

an

M

an

ua

l ha

nd

ling

Pla

te b

esi

sp

esi

fik

asi

SM

49

0Y

A

Ap

lika

si p

lat

bo

rde

s m

od

el l

ipa

t

Pa

nja

ng

ra

nta

i +-

20

00

mm

Me

ng

gu

na

ka

n c

at

ya

ng

te

rse

dia

Ma

infr

am

e &

lan

din

g r

am

p w

arn

a p

uti

h,

ad

just

ab

le a

rm w

arn

a m

era

h &

hij

au

str

ipp

ing

Pri

ori

tas

sto

ck k

om

po

ne

n

Pe

ng

ece

ka

n d

ilak

uk

an

ole

h t

im Q

C

Pe

ke

rja

an

lap

an

ga

n d

ilak

uk

an

ole

h t

en

ag

a a

hli

Pe

na

mb

ah

an

2 t

ua

s p

en

go

tro

l b

ag

ian

kir

i un

it

Me

ng

gu

na

ka

n H

yd

rau

lic d

ou

ble

act

ing

po

sisi

dib

aw

ah

lan

din

g r

am

pPenambahan sisi kanan dan kiri 1 m 14,8 9 1 9 1 9

Swing Arm/ Lengan ayun 19,7 3 9 3 1 1

Material medium tansile steel (Grade 350) 12,9 3 9 3

Material lantai mainframe plat baja bordes 6 mm 4,96 9 3

Menggunakan chain spektrum 8 2,01 9 3

Pelapisan cat 2,24 9 3

Warna putih, merah dan stripping hijau 0,8 3 9

menggunakan stock komponen yang tersedia 10,9 9 3 3

kontrol kualitas pekerjaan oleh tim QC 2,41 9 3

Pekerja tenaga ahli 1,34 9

Penambahan 2 tuas pengotrol hidraulic system 10,1 9 9

Menggunakan hydraulic double acting 18 9

Raw Score 1316 231 192 308 45 18 23 34 157 22 19 79 189

Relative Weight % 100 18 15 23 3,4 1,4 1,7 2,6 12 1,7 1,5 6 14

Rank Order 2 3 1 7 12 9 8 5 10 11 6 4

Page 90: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

75

Dari hasil analisa HOQ yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Desain produk memprioritaskan penggunaan stock material SM490Y

dengan nilai Weight/ Importance 308.

2. Penambahan sisi kanan dan kiri 1000 milimeter dengan toleransi +- 3

milimeter dengan nilai Weight/Importance 231.

3. Desain Lowbed Trailer 80 menggunakan metode Sliding Arm dengan

manual handling pada penambahan panjang Mainframe dengan nilai

Weight/Importance 192.

4. Desain komponen Landing Ramp menggunakan komponen Hydraulic

Double Acting dengan nilai weight/importance 189.

5. Komponen pembentuk produk harus memprioritaskan stock komponen

yang tersedia dengan nilai Weight/ Importance 157.

6. Penambahan 2 tuas pengontrol sistem hidrolik dengan nilai

weight/importance 79.

7. Penggunaan plat bordes model lipat yang digunakan pada pijakan operator

dan sebagai Cover Mainframe dengan nilai Weight/Importance 45.

8. Painting Style untuk produk Lowbed Trailer 80 ketentuannya adalah

sebagai berikut : Warna putih untuk Mainframe & Landing Ramp, warna

merah digunakan pada batas Adjustable Arm, dan hijau untuk Stripping.

Nilai Weight/Importance pada Painting Style adalah 34.

9. Penggunaan cat warna putih, merah dan logo customer warna hijau

menggunakan cat yang tersedia digudang dengan nilai Weight/Importance

23.

10. Terkait proses fabrikasi harus ada inspeksi dan pengecekan tim Quality

Control dari awal hingga akhir, nilai Weight/Importance adalah 22.

11. Proses persiapan komponen, fabrikasi dan pengecatan dikerjakan oleh

tenaga ahli, nilai Weight/Importance adalah 19.

12. Penggunaan komponen Chain Spectrum 8 dengan panjang +-2000

milimeter, tidak ada perubahan dengan desain Lowbed Trailer untuk

komponen ini pada sebelumnya hal ini terbukti dengan nilai

Weight/Importance 18. Sehingga tidak perlu ada perbaikan untuk desain

Page 91: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

76

baru. Namun harus dacantumkan dalam spesikasi untuk memenuhi

spesifikasi produk yang dibutuhkan.

Pada HOQ ini merupakan kapasitas tim technical PT. X dalam memenuhi

spesifikasi dari customer. Ada beberapa poin yang mengalami perubahan tingkat

prioritas pemenuhan kebutuhan produk.

4.2.5.2 Desain Produk

Setelah dilakukan HOQ desain produk maka dilakukan proses desain dengan

Software Pro-Engineer. Desain produk mengacu pada HOQ yang telah dibuat

sebelumnya. Semua kebutuhan yang telah dianalisa akan disimulasikan pada

software. Berikut ini perancangan produk sesuai dengan HOQ :

Gambar 4.18 Simulasi Produk LBT Customer

Lebar pada Mainframe adalah 6020 x 6722 mm, panjang total adalah 18061.

Dimensi yang sudah dirancang sudah cukup untuk mengangkut Excavator.

Page 92: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

77

Gambar 4.19 Simulasi Plat Bordes

Plat bordes disimulasikan dengan pemberian warna hitam.Warna yang digunakan

pada simulasi Software untuk mempermudah Engineer dalam mengidentifikasi

komponen yang telah dibuat. Meskipun pada produk jadi warna painting style

berbeda yaitu dominan warna putih.

Gambar 4.20 Simulasi Komponen Rectangular Tube (Outer)

Komponen Rectangular Tube (Outer) dengan dimensi 4000 mm telah

disimulasikan dengan Software Pro-Engineer material yang digunakan adalah

SM490Y.

Gambar 4.21 Simulasi Komponen Rectangular Tube (Inner)

Page 93: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

78

Gambar 4.22 Simulasi Komponen Landing Ramp

Penambahan dimensi dengan menerapkan mekanisme geser pada komponen

Landing Ramp juga telah disimulasikan. Dengan menggunakan hidrolik double

acting komponen Landing Ramp dapat bergeser kekanan dan kekiri sejauh 200

mm. Sehingga dapat menambah dimensi lebar total Landing Ramp adalah 6000

mm. Hal ini dilakukan supaya unit Excavator dapat naik ke Mainframe.

4.2.5.2.1 Analisis struktur

Analisis struktur menggunakan Finite Element Analysis (FEA), hal ini digunakan

untuk memastikan bahwa struktur yang dibuat kuat dan memenuhi spesifikasi

produk. Input data dalam menganalisa meliputi beban vertikal seharga berat unit

excavator yaitu 60 ton yang dibagi pada 6 struktur balok sehingga setiap balok

mendapat beban 10 ton. Kemudian dikali dengan nilai kondisi jalan yaitu 1.75.

lalu dikalikan dengan perubahan satuan dari Newton ke Kilonewton dengan

dikalikan 1000 sehingga didapati gaya vertical adalah 171.65 kN. Berikut

simulasi FEA yang telah dianalisa dengan safety of factor 2.207 atau 2.2.

Page 94: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

79

Gambar 4.23 Finite Element Analysis

Lengan penambah diberi gaya vertikal searah sumbu Y dengan total gaya 171.675

kN. Maximum stress yang terjadi adalah 277.5 Mpa. Maka dapat dikalkulasi

dengan yield point dari material yang digunakan adalah 350 Mpa. Kemudian

dikali dengan nilai kondisi jalan 1.75. Sehingga didapat nilai factor of safety

adalah 2.207. Nilai ini melebihi dari target yang diberikan oleh tim teknikal yaitu

factor of safety adalah 2.

Gambar 4.24 Hasil dari FEA

Simulasi pengangkutan Excavator juga dilakukan pada tahapan ini. Berikut

simulasinya.

Page 95: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

80

Gambar 4.25 Simulasi Uji Coba

Semua spesifikasi produk yang dibutuhkan dan diinginkan customer sudah

dirancang dalam bentuk simulasi Pro-Engineer.

4.2.5.3 Bill of Material

Setelah desain produk dilakukan hal yang perlu diberikan kepada tim proses

adalah Bill of Material (BOM). BOM ini digunakan sebagai acuan oleh tim proses

untuk pembelian barang dan pembuatan komponen fabrikasi.

Tabel 4.25 Bill Of Materials

No Part

Number

Description Qty

1 111 Frame 1

2 112 Suspensi 2

3 113 Tyre 4

4 114 Landing Gear 2

5 115 Outer Tube 8

6 116 Inner Tube 8

7 117 Landing Ramp 2

8 118 Mounting 16

9 119 Hydraulic Double Acting 2

10 11A Tuas 4

Page 96: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

81

11 11B Lamp 2

12 11C Bolt 120

13 11D Nut 120

14 11E Washer 240

15 11F Hose 12

16 11G Kabel 10

17 11H Grip 8

18 11J Pin 2

19 11K Grease 1

20 11L Penguat 8

4.3 Prototype

Setelah desain dilakukan hal selanjutnya adalah tahapan prototype, dimana semua

simulasi yang dilakukan akan direalisasikan dalam bentuk produk.

Gambar 4.26 Prototype

Dapat dilihat pada foto diatas bahwa produk LBT melalui proses pembuatan

prototype.

Page 97: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

82

4.4. Proses Uji Coba

Setelah desain dan produksi prototipe LBT 80 selesai, dilakukan uji coba untuk

melihat apakah produk yang telah di desain dapat memenuhi objektif yang telah

ditargetkan yaitu dapat mengangkut Excavator yang baik dan aman. Gambar 4.27

memperlihatkan prototype LBT 80 yang telah dibuat dan mampu mengangkut unit

Excavator.

Gambar 4.27 Uji Coba

Setelah proses pembuatan selesai. Pada tahapan ini proses uji coba pengangkutan

Excavator. Terlihat bahwa prototype yang dilakukan berhasil. Unit Excavator

dapat diangkut oleh unit LBT 80. Dapat dilihat pada gambar diatas.

Page 98: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

83

BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwasanya solusi desain

pengangkutan alat berat (Excavator Libher 934 series) yaitu dengan spesifikasi

produk sebagai berikut :

a. Penggunaan bahan material pelat besi SM490Y pada Outer Tube dan

Inner Tube.

b. Lebar Lowbed Trailer adalah 6020 mm, dimana penambahan sisi kanan

dan kiri adalah 1000 milimeter dengan toleransi +- 3 milimeter.

c. Penggunaan mekanisme Sliding Arm dengan manual handling pada

penambahan dimensi Mainframe.

d. Penggunaan komponen Hydraulic Double Acting sebagai penggerak ke

kanan dan kekiri pada desain Landing Ramp yang akan dibuat.

e. Penambahan 2 tuas pengontrol sistem hidrolik.

f. Penggunaan pelat besi bordes model lipat.

g. Painting Style : Warna putih untuk Mainframe & Landing Ramp, warna

merah digunakan pada batas Adjustable Arm, dan hijau untuk Stripping.

h. Penggunaan komponen Chain Spectrum 8 dengan panjang +-2000

milimeter.

Finite Element Analysis dengan software Pro-Engineer digunakan untuk

pengujian rangka atau struktur yang akan dibuat. Uji coba pengangkutan unit

Excavator 943 series oleh produk Lowbed Trailer 80 telah dilakukan diarea kerja

customer.

Page 99: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

84

5.2 Saran

Metode QFD telah diterapkan dalam desain produk LBT 80 agar memenuhi

permintaan konsumen. Namun pada perjalanannya metode QFD saja tidaklah

cukup untuk menjawab agar keinginan konsumen terlaksana dan akhirnya

kepuasan didapat.

Diperlukan metode-metode extension (tambahan) agar metode QFD dapat

diterjemahkan kedalam produk desain seperti metode Finite Element Analysis

(FEA) yang diterapkan dalam proses desain LBT. Metode ini dapat dikembangkan

lagi untuk mencapai kesempurnaan, maka penelitian lebih lanjut diperlukan agar

dapat lebih sempurna.

Page 100: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

85

DAFTAR PUSTAKA

Akao, Y. (1997). QFD: Past, Present, dan Future, International Symposium on

QFD. Chicago.

Besterfield, D. H., Michna, B. C., Besterfield, G. H., Sacre, M. B., Urdhwareshe,

H., & Urdhwareshe, R. (2003). Total Quality Management (3rd ed.).

Dorling Kindersley, India: Pearson Education.

Crane, F., & Furness, J. (1997). Selection and Use of Engineering Materials (3rd

ed.). Elsevier Science & Technology Books.

Davis, R. A., Markland, R. E., & Vickery, S. K. (2004, USA). Operations

management-Concepts in Manufacturing and service. West Publising

Company, 164-171.

Dieter, G. E., & Schmidt, L. C. (2009). Engineering Design (5th ed.). New York:

McGraw-Hill.

Dooley, K. J. (2002). Adoption Rates and Patterns of Best Practice in New

Product Development. International Journal of Innovation Management,

85-103.

Engineering, U. T. (2018). Company Profile. Divisi Part And Service. Bekasi: PT.

United Tractors Pandu Engineering.

Johnson, G., Tapke, J., Muller, A., & Sieck, J. (2003). Steps in Understanding the

House of Quality. House of Quality, 7.

Kotler, P., & Amstrong, G. (2004). Principles of Marketing (2nd ed.). New York:

Pearson Education.

Kotler, P., & Amstrong, G. (2014). Principles of Marketing (14th ed.). New York:

Pearson Education.

Page 101: PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK LOWBED …

86

Mullins, J., Walker, O. C., & Boyd, H. W. (2001). Marketing Management: A

Strategic Decision-making Approach (6th ed.). New York: McGraw-Hill.

Nasution, A. H. (2003). Manajemen Industri. Yogyakarta: Andi.

Purnomo, B., & Purnomo, B. R. (2017). Pengembangan Produk dan Inovasi

Produk pada Teh Hijau Cap Pohon Kurma (Studi pada PT Panguji Luhur

Utama). Jurnal Maksipreneur, VI, 27-35.

Surya, W. (2011). Pengembangan Produk Komponen Cylinder Head Dengan

Pendekatan Quality Function Deployment Dan Value Analysis. Skripsi, UI

, Fakultas Teknik, Depok.

Tjiptono, F. (2010). Strategi Pemasaran (3rd ed.). Yogyakarta: Andi.

Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. (2001). Product Design and Development (2nd

ed.). New York: McGraw-Hill.

Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. (2008). Product Design and Development (5th

ed.). New York: McGraw-Hill.

Vinayak, K., & Kodali, R. (2013). Bencmarking the quality fuction deployment

models. An International Journal, XX(6), 825-854.

Vonderembse, M. A., & Raghunathan, T. S. (1997). Quality function

deployment’s impact on product development. International Journal of

Quality Science, Vol. 2(No. 04), hal. 253 - 271.

Wignjosoebroto, S. (2008). Evaluasi Ergonomis dalam Proses Perancangan

Produk. Laboratorium Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja.

Yang, K., & Heik, B. E. (2009). Design for Six Sigma (4th ed.). New York:

McGraw-Hill.