peran zink dan faktor psikososial terhadap …

143
PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP KEJADIAN POSTPARTUM BLUES THE ROLE OF ZINC AND PSYCHOSOCIAL FACTOR ON POSTPARTUM BLUES YESSY KURNIATI P1502215401 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 13-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP KEJADIAN

POSTPARTUM BLUES

THE ROLE OF ZINC AND PSYCHOSOCIAL FACTOR ON POSTPARTUM BLUES

YESSY KURNIATI P1502215401

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2017

Page 2: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP KEJADIAN POSTPARTUM BLUES

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Biomedik

Disusun dan Diajukan oleh

YESSY KURNIATI

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

: Yessy Kurniati

Nomor Mahasiswa

: P1502215401

Program Studi

: Biomedik

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa

sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan tersebut

Makassar, Agustus 2017

Yang Menyatakan

Yessy Kurniati

Page 4: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim

Pujian dan kesyukuran hanyalah milik Allah Subhanahu wa ta’ala. Tuhan yang

Maha Pemurah dan Penyayang, yang telah memberikan kesempatan, kekuatan

dan ilham kepada hambaNya untuk berkarya

Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada Muhammad Rasulullah. Qudwah

terbaik dalam berkarya. Membangun dengan cinta dan keimanan. Mendidik

dengan akhlak dan keilmuan. Sholawat dan salam juga semoga terlimpah

kepada keluarga beliau, para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Generasi terbaik

sepanjang sejarah. Menghiasi kehidupan mereka dengan karya dan kebaikan.

Semoga kelak kita dikumpulkan bersama mereka

Sebuah karya tak mungkin lahir dari usaha seseorang saja, pasti begitu banyak

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Demikian pula tesis ini, hadir tak

semata dari usaha penulis seorang. Karenanya, pada lembaran ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

2. Prof. Dr. dr. A. Wardihan Sinrang, MS, Sp.And sebagai pembimbing 1

atas kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan

terbaik

3. Dr. dr. Sa’idah Syamsuddin, Sp.KJ sebagai pembimbing 2 atas segala

bimbingan, dukungan dan kebaikan yang diberikan

4. Prof. Dr. dr. Suryani As’ad, MSc, SpGK, sebagai penguji untuk segala

saran dan kritik bagi perbaikan tesis kami

Page 5: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

5. Dr. Agussalim Bukhari, MSc, Sp.GK, PhD, sebagai penguji untuk segala

masukan dan saran bagi perbaikan tesis kami

6. Dr. Aryadi, M.Biomed, PhD, sebagai penguji untuk segala masukan dan

diskusi bagi perbaikan tesis kami sekaligus sebagai ketua prodi terbaik

yang telah memberikan dukungan, perhatian dan kebaikan yang tak

terkira

7. Rektor Universitas Hasanuddin, atas kesempatan yang diberikan kepada

kami untuk melanjutkan pendidikan di Universitas terbaik ini

8. Dekan pasca sarjana beserta staf administrasi untuk segala pelayanan

yang diberikan kepada kami saat menempuh pendidikan

9. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas dukungan

beasiswa yang diberikan kepada kami

10. Direktur Akademi Kebidanan Ina U dan Pimpinan Yayasan Sakinah,

Mawadah Warahmah untuk izin studi dan dukungan yang telah diberikan

kepada kami untuk melanjutkan studi

11. Ketua Program Studi Ilmu Gizi FKM Unhas beserta para dosen untuk

segala dukungan bagi penyelesaian studi kami

12. Direktur RSIA St Fatimah, untuk izin penelitian yang diberikan kepada

kami

13. Para ibu yang telah bersedia menjadi responden pada penelitian kami

14. Azizah Sudirman, yang telah menjadi rekan peneliti dan membantu kami

selama penelitian ini berlangsung

Page 6: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

15. Sri Rejeki, SAP dan Muh. Rizal, SS untuk segala dukungan dan

permakluman ketika kami tak bisa melaksanakan tugas karena

penyelesaian studi

16. Diah Nadiatul Izzah, Marini Mansyur dan Reskawati untuk segala

bantuan menggantikan kami menjadi pengasuh

17. Makrifat, MPdI, Hilmy, Hisyam dan Hikam, untuk segala dukungan dan

permakluman saat ummi menjalani dan menyelesaikan studi

18. Mama, papa dan adik-adik untuk segala dukungan dan do’a terbaik bagi

kesuksesan kami

19. Semua pihak yang telah mendukung, membantu, memudahkan serta

mendo’akan kami, mohon maaf jika kami tak mampu memyebutnya satu-

persatu, hanya kepada Allah kami mengharapkan balasan terbaik untuk

segala kebaikan itu

Tak ada gading yang tak retak, pun tak ada karya yang sempurna. Semoga karya yang

tak sempurna ini menjadi salah satu karya yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan,

menjadi bacaan yang mencerahkan dan menjadi kebaikan bagi penulis, di dunia dan di

akhirat.

Makassar, Agustus 2017

Yessy Kurniati

Page 7: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …
Page 8: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …
Page 9: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Apa yang Fisiologi Ajarkan padaku?

Fisiologi mengajarkan padaku tentang arti kebersamaan. Karena sebuah sel mungkin saja hidup. Tetapi dia tidak dapat membentuk kehidupan tanpa kebersamaan dengan sel lainnya. Karena itu aku harus memupuk kebersamaan dengan orang lain Fisiologi mengajarkan padaku tentang bhineka tunggal ika. Bahwa beragam jenis sel yang berbeda. Tetapi mereka terintegrasi dan saling mendukung untuk membentuk kehidupan yang sempurna. Karena itu, aku harus menghargai perbedaan Fisiologi mengajarkan padaku tentang pergerakan. Bahwa sel-sel menjadi hidup karena adanya pergerakan. Ketika sel-sel menjadi diam, maka kematian menjadi niscaya. Karena itu, aku harus terus bergerak Fisiologi mengajarkan padaku tentang amanah. Seperti jantung, meski dilimpahi oleh aliran darah dari seluruh tubuh, namun sel-selnya hanya mengambil nutrisi sesuai kebutuhannya saja. Karena itu aku harus amanah, pantang untuk berkhianat Fisiologi mengajarkan padaku tentang koneksi. Seperti neuron. Hal pertama yang dilakukannya adalah mencari koneksi. Karena itu, aku harus menjaga hubungan dengan orang lain Fisiologi mengajarkan padaku tentang adaptasi. Seperti sel-sel yang akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kondisi sesulit apapun. Karena itu, aku harus menyambut segala perubahan dan beradaptasi dengannya Fisiologi mengajarkan padaku tentang altruistic. Seperti ovum-ovum muda yang rela meluruh demi matangnya ovum yang lain. Karena itu aku harus rela berkorban demi kepentingan lain yang lebih besar dari hasrat pribadiku Fisiologi mengajarkan padaku tentang keseimbangan. Bahwa kehidupan hanya dapat bertahan ketika homeostasis dihadirkan. Karena itu, aku harus berusaha menjaga keseimbangan dalam hidupku. Bahagia sekedarnya, menangis secukupnya Fisiologi mengajarkan padaku tentang kecepatan. Seperti cepatnya semua sel, jaringan dan organ mengantisipasi keadaan yang berbahaya. Akupun harus berpikir dengan cepat dan bekerja dengan cepat pula Fisiologi mengajarkan padaku tentang manajemen. Bahwa organisasi terbaik adalah tubuh manusia. Bahwa tim terbaik adalah tubuh manusia. Mereka terdiri dari sel, jaringan dan organ yang berbeda. Tetapi mampu berkomunikasi dengan beragam bahasa dan bekerja secara efektif dan efisien. Harusnya akupun seperti itu. Mampu berkomunikasi dengan siapa saja dan bekerja secara efektif dan efisien. Fisiologi mengajarkan padaku tentang ilmu dan seni. Ilmu tentang kehidupan yang mengagumkan serta seni untuk menjalani kehidupan itu dengan cara dan pendekatan yang luar biasa Itulah fisiologi…ilmu yang selalu kucintai dan kukagumi sepanjang hidupku… Proud to be a Physiologist (P1502215401)

Page 10: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………… i

Halaman Pengesahan………………………………………………………… ii

Lembar Keaslian Tesis………………………………………………………. iii

Abstrak Indonesia…………………………………………………………….. iv

Abstrak Indonesia…………………………………………………………….. v

Daftar Isi……………………………………………………………………….. vi

Daftar Tabel…………………………………………………………………… vii

Daftar Lampiran………………………………………………………………. viii

Kata Pengantar………………………………………………………………. ix

Lembar Persembahan……………………………………………………….. x

BAB I .......................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ........................................................................................ 6

A. Latar Belakang ................................................................................. 6

B. Rumusan Masalah .........................................................................11

C. Tujuan Penelitian ...........................................................................12

D. Manfaat Penelitian .........................................................................13

BAB II .......................................................................................................15

TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................15

A. Telaah Pustaka ..............................................................................15

1. Tinjauan Umum Tentang Depresi Post Partum (DPP) ................15

1

Page 11: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

2. Tinjauan Umum Tentang Postpartum blues ................................ 21

3. Alat Ukur Depresi Postpartum (Edinburgh Postnatal Depresion

Scale (EPDS) .................................................................................... 27

4. Tinjauan Umum Tentang Zink ..................................................... 29

5. Hubungan Zink dan Depresi ....................................................... 36

6. Peran Zink pada Keseimbangan Glutamatergik (Glutamatergic

Theory) ............................................................................................. 43

7. Tinjuan Umum Tentang Perokok Pasif ....................................... 46

8. Tinjauan Tentang Pola Konsumsi ............................................... 48

B. Tabel Sintesa Penelitian ................................................................ 50

C. Kerangka Teori Penelitian .............................................................. 51

D. Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 52

E. Definisi Operasional (DO) dan Kriteria Objektif (KO) ..................... 53

F. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 57

BAB III ...................................................................................................... 59

METODE PENELITIAN ............................................................................ 59

A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................... 59

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 60

C. Pengumpulan Data ........................................................................ 62

D. Pengolahan Data ........................................................................... 66

E. Analisis Data .................................................................................. 66

F. Etika Penelitian .............................................................................. 68

BAB IV ..................................................................................................... 69

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 69

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 69

2

Page 12: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

1. Karakteristik umum responden ................................................... 69

2. Pola Konsumsi Responden ......................................................... 71

3. Hubungan antara Kadar Zink dan kejadian postpartum blues .... 73

4. Hubungan antara Faktor Psikososial dan kejadian postpartum

blues ................................................................................................. 75

5. Korelasi antara kadar zink dan faktor psikososial dengan skor

EPDS ................................................................................................ 76

B. Pembahasan .................................................................................. 76

C. Keterbatasan Penelitian ...............................................................103

D. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................... 103

BAB IV ...................................................................................................105

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................105

A. Kesimpulan ..................................................................................105

B. Saran ...........................................................................................106

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................109

3

Page 13: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Umum responden berdasarkan faktor psikososial, postpartum blues dan kadar zink……………………………….……………70

Tabel 2. Pola Konsumsi Makanan Sumber Zink pada Responden Berdasarkan Kejadian Postpartum Blues…………………….……………..71

Tabel 3. Pola Konsumsi Tablet Besi pada Responden Berdasarkan Kejadian Postpartum Blues……………………………………..…………….72

Tabel 4. Hubungan Antara Kadar Zink dan Kejadian Postpartum Blues ......................................................................................................................................... ...73

Tabel 5. Hubungan Antara Kadar Zink dan Kejadian Postpartum Blues……………………………………………………………..………………73

Tabel 6. Hubungan Antara Kadar Zink dan Kejadian Postpartum Blues pada Ibu dari Keluarga Perokok dan Non Perokok……...………………….74

Tabel 7. Hubungan Antara Faktor Psikososial dan Kejadian Postpartum Blues……………………………………………………………...………………75

Tabel 8. Korelasi antara kadar zink dan faktor psikososial dengan skor EPDS…………………………………………………………..…………………76

4

Page 14: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Penjelasan

Kuesioner EPDS

Kuesioner FFQ

Izin Etik

Dokumentasi Penelitian

Hasil SPSS

Riwayat Hidup

5

Page 15: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah persalinan, ibu biasanya akan mengalami

perubahan psikologi (Skalkidou A, Sylven SM, Papadopoulus FC,

Olovsson M, Larsson A, Sundstrm-Poromaa I, 2009). Perubahan

psikologis pada masa postpartum tersebut biasanya terdiri dari tiga

bentuk, yaitu postpartum blues, depresi postpartum dan psikosis

postpartum (Sinclair, 2009). Namun, secara umum masalah

psikologis itu disebut sebagai Depresi Postpartum (DPP)

Secara global, prevalensi DPP adalah sekitar 10-15%

(Motcheldt I, Andreasen A, Pedersen AL, Pedersen MC, 2013). Di

negara maju seperti Amerika Serikat berkisar sekitar 15%, tetapi di

negara-negara miskin seperti Afrika Selatan, prevalensinya sekitar

35% (Dietz PM, 2007) (Walker SP, 2007) (Takeda A, et al, 2008).

Di India, sebuah studi menemukan insiden DPP sebesar 11%

(Chandran M, Tharyan P, Mulhilil J, Abraham S, 2002). Di Arab

Saudi prevalensinya adalah sebesar 15,8%, di Afrika Selatan

sebesar 34,7%, di Cina sebesar 11,2% dan di Jepang sebesar 17%

(Motcheldt I, Andreasen A, Pedersen AL, Pedersen MC, 2013). Di

Kanada, ditemukan prevalensinya sebesar 8% (Dennis CL,

Heaman M, Vigods S, 2012). Sedangkan di Denpasar Bali,

ditemukan prevalensi DPP sebesar 20,5% (Dira IKPA, Wahyuni

AAS, 2016). Di Makassar, sebuah studi menemukan bahwa

6

Page 16: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

prevalensi DPP pada ibu adalah sebesar 19,7% (Ibrahim F,

Rahma, Iksan M, 2012)

Ibu yang mengalami DPP sering merasa cemas dan

khawatir berlebihan terkait dengan persalinan dan peran baru

sebagai orang tua (Yonkers KA, Vigod S, Ross LE, 2011). Fakta

menunjukkan bahwa depresi pada ibu akan berbahaya tidak hanya

bagi ibu sendiri, namun juga akan berdampak pada bayi dan

keluarganya. DPP dapat mempengaruhi kecerdasan bayi dan

perkembangan sosialnya. Selain itu, pada ibu sendiri bila kondisi

situasi tersebut tidak diatasi, maka bisa jadi menyebabkan

kecendrungan ibu untuk bunuh diri (Green AD, Barr AM, Gale a

LAM, 2009)

Risiko DPP pada ibu meliputi gangguan mental sebelumnya,

stress psikologis, dukungan sosial ekonomi yang tidak memadai

dan pengalaman persalinan yang sulit (Bloch M, Rotenberg N,

Koren D, et al, 2006). Ibu yang mengalami stress secara fisiologi

juga rentan mengalami DPP (Corwin EJ, Johnston N, Pugh L,

2008)

Dalam tinjauan fisiologis, penyebab terjadinya DPP terdiri

dari beberapa faktor. Pertama, defisiensi zat gizi dan

ketidakseimbangan metabolik. Kedua, penurunan kadar hormon

kehamilan yaitu progesterone dan estrogen yang terjadi secara

cepat setelah persalinan. Ketiga, terjadinya alterasi pada

7

Page 17: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

mekanisme hipotalamic-pituitary-adernokortikal (HPA axis).

Keempat, terjadinya alterasi kadar neurotransmiter, seperti

serotonin (Etebary S, Nikseresht S, Sadeghipour HR, Zarrindast

MR, 2010)

Salah satu mikronutrient yang berperan penting pada

depresi adalah zink. Zink berperan sebagai neuroreseptor dan

neurotransmisi. (Donaldson JT, St.Pierre JL, Minnich and A.

Barbeau, 1973). Zink berpengaruh secara langsung maupun tidak

langsung pada keseimbangan glutamatergik (Mlyniec, 2015)

Pada tikus coba, perilaku yang lebih agresif dan cemas

ditunjukkan pada subjek yang mengalami defisiensi zink bila

dibandingkan dengan kontrol (Takeda A, et al, 2008). Hewan coba

yang terpapar situasi stress, baik yang kronis maupun akut memiliki

konsentrasi zink yang lebih rendah secara signifikan bila

dibandingkan kelompok kontrol (Teng WF, et al, 2008)

Pada manusia, kadar zink yang rendah berhubungan

dengan gangguan mood. Hubungan tersebut terlihat konsisten

pada berbagai usia, dari usia dewasa muda (Sawada T, Yokoi K,

2010) hingga usia lanjut (Marcellini F, Papa R, Giuli C et al., 2006).

Beberapa studi juga menunjukkan adanya hubungan tentative

antara zink dan pengaturan mood pada bayi dan anak-anak

(DiGirolamo AM, Ramirez-Zea M, 2009)

8

Page 18: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Studi di Itali menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

konsentrasi albumin (sebagai indikator status zink) dan depresi

(Marcellini F, Giuli C, Papa R, Malavolta M, Mocchegiani E, 2006).

Studi yang dilakukan untuk menilai kadar zink dan Cu pada

penderita depresi menunjukkan bahwa mereka yang mengalami

depresi baik yang memiliki kecemasan sekunder maupun tidak

ternyata mempunyai kadar zink yang rendah dan kadar Cu yang

tinggi (Russo, 2011). Meski demikian, studi yang dilakukan di

Eropa, tidak menemukan hubungan antara mood dan status zink

(McConville C, Simpson EEA, Rae G, et al, 2005)

Selain berhubungan dengan depresi secara umum, zink juga

berperan pada terjadinya DPP pada ibu.(Ellsworth-Bowers ER,

Corwin EJ, 2012). Wojcik et al, telah melakukan studi kohort

terhadap 66 wanita yang diberikan suplementasi zink. Serum zink

kemudian diperiksa pada tiga titik waktu, yaitu satu bulan sebelum

melahirkan, 3 hari dan 30 hari setelah melahirkan. Hasilnya

menunjukkan bahwa kadar zink berhubungan dengan keparahan

gejala depresi pada ibu yang mengalami DPP (Wojcik J, Dude D,

Schlegel-Zawadzka M, et al, 2006)

Pada KONAS IAKMI tahun 2016, telah dipresentasikan

perbandingan kadar zink ASI pada ibu dari keluarga perokok dan

non perokok. Studi yang dilakukan secara cross-sectional tersebut

mengukur kadar zink ASI pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6

9

Page 19: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

bulan di Kota Binjai sebanyak 45 responden. Hasilnya

menunjukkan bahwa kadar zink ASI pada ibu keluarga perokok

jauh lebih rendah dari ibu keluarga non perokok. Nilai rata-rata zink

pada ASI ibu dari keluarga perokok adalah 23,53 mg/l, sedangkan

pada ibu dari keluarga non perokok adalah 29,39 mg/l. Hasil uji

beda menemukan perbedaan yang bermakna, nilai p=0,008 (Etti

Sudaryati, Evawany Aritonang, Ida Yustina, 2016).

Asap rokok yang berasal dari ujung rokok yang terbakar

(sidestream) juga mengandung bahan toksik yang sama seperti

pada asap rokok utama (mainstream), sehingga efek pada perokok

pasif hampir sama dengan efek yang timbul pada perokok aktif

(Sartono, 2005). Dari penelitian yang dilakukan di Binjai tersebut,

dapat diasumsikan bahwa kadar zink pada ibu dari keluarga

perokok lebih rendah dibandingkan kadar zink ibu dari keluarga non

perokok. Karena kadar zink pada ASI tentunya merupakan

gambaran kadar zink pada ibu itu sendiri. Rendahnya kadar zink

pada ibu dari keluarga perokok, karena ibu tersebut menjadi

perokok pasif. Paparan asap rokok pada perokok pasif

menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang membutuhkan lebih

banyak antioksidan untuk menetralisirnya. Salah satu antioksidan

yang dibutuhkan adalah zink (Viroonudompol D, Suwanton L,

Pinyosirikul U, Satsue S, Harnruongroj T, 2016)

10

Page 20: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Di Indonesia, DPP jarang ditinjau dari aspek fisiologis. Studi

tentang zink juga jarang yang dilakukan pada ibu postpartum.

Padahal berdasarkan berbagai literatur ditemukan hubungan antara

zink dan DPP. Selain itu.studi tentang hubungan zink dan DPP

belum pernah dilakukan pada ibu dari keluarga perokok dan non

perokok. Postpartum blues, sebagai salah satu jenis depresi pada

ibu postpartum cukup prevalen di Indonesia. Salah satu penelitian

yang dilakukan pada ibu postpartum di RSUD Pangkep

menemukan prevalensi postpartum blues pada ibu sebesar 80%

(Meilina, 2014)

Berdasarkan berbagai paparan tersebut, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peran zink dan faktor

psikososial terhadap kejadian postpartum blues pada ibu

B. Rumusan Masalah

DPP terjadi pada separuh ibu yang baru melahirkan.

Dampaknya tidak hanya pada ibu itu sendiri, tapi juga pada anak

dan keluarganya. Salah satu jenis DPP adalah postpartum blues

yang onsetnya berlangsung hingga 10 hari pasca salin. Berbagai

faktor risiko diduga sebagai penyebab terjadinya DPP, diantaranya

adalah faktor psikososial dan faktor fisiologis. Faktor psikososial

yang berperan seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan

dukungan keluarga. Sedangkan faktor fisiologis adalah defisiensi

11

Page 21: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

zink. Zink dan DPP ditemukan memiliki hubungan terbalik, dimana

kadar zink yang rendah berhubungan dengan kejadian depresi

yang lebih tinggi. Ibu dari keluarga perokok terpapar oleh asap

rokok yang mengandung berbagai zat berbahaya. Bila

dibandingkan dengan ibu dari keluarga non perokok maka

kebutuhan zink ibu dari keluarga perokok jauh lebih tinggi karena

zink dibutuhkan untuk menetralisir racun dari asap rokok.

Olehnya itu pertanyaan penelitian yang muncul adalah

bagaimanakah peran faktor psikososial dan kadar zink terhadap

kejadian postpartum blues pada ibu dari keluarga perokok dan non

perokok

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui peran zink dan faktor psikososial

terhadap kejadian postpartum blues pada ibu

20. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pola konsumsi makanan sumber zink

dan tablet Fe pada ibu postpartum

b. Untuk mengetahui kadar zink pada ibu yang mengalami

postpartum blues dan tidak

c. Untuk mengetahui kadar zink dan kejadian postpartum

blues pada ibu dari keluarga perokok dan non perokok

12

Page 22: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

d. Untuk mengetahui hubungan antara kadar zink dan

kejadian postpartum blues

e. Untuk mengetahui hubungan antara faktor psikososial

(pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dukungan suami dan

dukungan keluarga) dengan kejadian postpartum blues

Untuk mengetahui korelasi antara kadar zink dan faktor

psikososial (pendidikan, pekerjaan, penghasilan,

dukungan suami dan dukungan keluarga) dengan skor

EPDS

Manfaat Penelitian

21. Manfaat Ilmiah

Memberikan sumbangsih bagi masyarakat dengan

menyediakan informasi ilmiah tentang peran zat gizi,

khusunya zink pada pencegahan dan

penanggulangan/terapi DPP

Memberikan tambahan literatur ilmiah terkait peran zat

gizi sebagai pencegahan dan terapi DPP

Mendukung perkembangan ilmu pengetahuan di bidang

penanggulangan DPP pada ibu di Indonesia

b. Manfaat Institusi

Memberikan informasi tentang masalah defisiensi zink dan

DPP pada ibu di Kota Makassar sehingga penyusun program

13

Page 23: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak, dapat memiliki

data akurat yang bermanfaat untuk mengetahui besaran masalah

sehingga program yang direncanakan akan lebih bermanfaat dan

tepat sasaran

3. Manfaat Praktis

Merupakan pengaplikasian ilmu dan wawasan peneliti dalam

bidang neurosains, khususnya peran zat gizi terhadap kesehatan

mental

14

Page 24: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Umum Tentang Depresi Post Partum (DPP)

Setelah persalinan, ibu biasanya mengalami depresi..

Gangguan mood ini apabila tidak ditangani dengan baik, bisa jadi

akan berkembang menjadi lebih buruk lagi, bahkan dapat menjadi

depresi yang menetap pada waktu selanjutnya (Skalkidou A, Sylven

SM, Papadopoulus FC, Olovsson M, Larsson A, Sundstrm-

Poromaa I, 2009). Gejala awal DPP biasanya muncul antara 4

sampai 6 minggu postpartum. Meskipun demikian, DPP sebenarnya

dapat muncul sejak awal persalinan, atau menjadi lanjutan dari

depresi selama kehamilan (Teissedre F, Chatrol H, 2004)

Ibu yang mengalami DPP sering merasa cemas dan

khawatir berlebihan terkait dengan persalinan dan peran baru

sebagai orang tua. Ibu tersebut juga sering berpikir untuk bunuh diri

15

Page 25: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

atau menyakiti bayinya. DPP ini dapat berkembang menjadi

psikosis postpartum, dimana ibu dapat menyakiti dirinya sendiri

ataupun bayinya (Yonkers KA, Vigod S, Ross LE, 2011)

Secara umum risiko DPP meliputi beberapa faktor. Pertama,

riwayat gejala sindrom premenstruasi (Payne JI, Palmer JT, Joffe

H, 2009). Kedua, sejumlah faktor sosial seperti tingkat pendidikan

dan pekerjaan, kehidupan yang dipenuhi tekanan dan perkawinan

yang sulit (Marks MN, Wieck A, Checkley SA, Kumar R, 1992).

Ketiga, faktor kepribadian nampaknya juga menjadi faktor yang

penting sebagai risiko DPP (Verkerk GJ, Denollet J, Van Heck GI,

Van Son MJ, Pop VJ, 2005). Terakhir, DPP nampaknya

berhubungan dengan perubahan hormonal setelah persalinan

(Payne JI, Palmer JT, Joffe H, 2009)

Meskipun dalam budaya yang berbeda, fenomena dan risiko

DPP ternyata sangat mirip. Sebagaimana studi yang dilakukan oleh

Tian T yang mengkaji faktor-faktor risiko DPP pada 1970 wanita di

Cina menemukan bahwa risiko DPP yang mereka peroleh mirip

dengan yang ditemukan di negara-negara barat. Risiko itu meliputi

status pekerjaan dan pendidikan rendah yang ternyata

meningkatkan risiko DPP. Pasien yang mengalami DPP juga

biasanya memiliki gangguan rasa cemas, menderita depresi di usia

muda serta memiliki tingkat neurotisme yang tinggi (Tian T, et al,

2012)

16

Page 26: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Risiko DPP pada ibu meliputi gangguan mental sebelumnya,

stress psikologis, dukungan sosial ekonomi yang tidak memadai

dan pengalaman persalinan yang sulit (Bloch M, Rotenberg N,

Koren D, et al, 2006). Ibu yang mengalami stress secara fisiologi

juga rentan mengalami DPP. Namun, meskipun seorang ibu

memiliki risiko-risiko tersebut, dia tidak lantas akan mengalami DPP

(Corwin EJ, Johnston N, Pugh L, 2008)

Fakta menunjukkan bahwa depresi pada ibu akan berbahaya

tidak hanya bagi ibu sendiri, namun juga akan berdampak pada

bayi dan keluarganya. DPP juga dapat mempengaruhi kecerdasan

bayi dan perkembangan sosialnya. Selain itu, pada ibu sendiri

situasi tersebut bisa jadi akan berkembang menjadi kecendrungan

untuk bunuh diri (Green AD, Barr AM, Gale a LAM, 2009).

Setelah persalinan, terjadi perubahan hormonal yang sangat

cepat, khususnya hormon seks. Hormon utama yang diduga

menjadi pemicu utama terjadinya DPP adalah progesterone.

Depresi biasanya diawali dengan peningkatan rasa cemas. Dan

paparan progesterone yang terjadi secara terus menerus ternyata

dapat meningkatkan kecemasan (Becley EH, Finn DA, 2007)

Selain itu, terjadinya DPP juga diduga sebagai interaksi yang

kompleks antara hormon dan neurotransmitter. Penurunan steroid

ovarian berhubungan dengan gangguan psikologis dan neurologis

17

Page 27: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

seperti sindrom premenstruasi, migraine premenstruasi, DPP dan

kecemasan (Groer MW, Morgan K, 2007)

Secara global, prevalensi DPP adalah sekitar 10-15%

(Motcheldt I, Andreasen A, Pedersen AL, Pedersen MC, 2013). Di

negara maju seperti Amerika Serikat berkisar sekitar 15%, tetapi di

negara-negara miskin seperti Afrika Selatan, prevalensinya sekitar

35% (Dietz PM, 2007) (Walker SP, 2007) (Takeda A, et al, 2008).

Di India, sebuah studi menemukan insiden DPP sebesar 11%

(Chandran M, Tharyan P, Mulhilil J, Abraham S, 2002). Di Arab

Saudi prevalensinya adalah sebesar 15,8%, di Afrika Selatan

sebesar 34,7%, di Cina sebesar 11,2% dan di Jepang sebesar 17%

(Motcheldt I, Andreasen A, Pedersen AL, Pedersen MC, 2013). Di

Kanada, ditemukan prevalensinya sebesar 8% (Dennis CL,

Heaman M, Vigods S, 2012). Sedangkan di Denpasar Bali,

ditemukan prevalensi DPP sebesar 20,5% (Dira IKPA, Wahyuni

AAS, 2016). Di Makassar, sebuah studi menemukan bahwa DPP

pada ibu adalah sebesar 19,7% (Ibrahim F, Rahma, Iksan M, 2012)

Sebuah studi cross sectional yang menilai DPP dan

hubungannya dengan demografi serta masalah kesehatan ibu dan

anak telah dilakukan pada ibu di Yordania. Peserta berjumlah 315

orang dan dipilih dari 5 pusat kesehatan ibu dan anak serta sebuah

rumah sakit umum di Amman. DPP diukur dengan kuesioner

kesehatan pasien versi 9 setelah 12 minggu persalinan. Hasilnya

18

Page 28: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

menunjukkan bahwa 25% ibu postpartum menderita depresi dari

sedang hingga berat dan 50% menderita depresi ringan. Tidak

terdapat satu pun variabel sosial demografi (usia, pendidikan,

pekerjaan dan pendapatan) yang berhubungan secara signifikan

dengan DPP. Tetapi dua dari variabel obstetrik yaitu cara

melahirkan dan menyusui secara signifikan berhubungan dengan

DPP. Terdapat hubungan yang signifikan antara DPP dan 15

masalah kesehatan seperti obstetric, ginekolog dan masalah

kesehatan secara umum (Safadi RR, Abushaikha LA, Ahmad MM,

2016)

Sebuah studi yang dilakukan di Italia, menemukan bahwa

terdapat tipe kepribadian tertentu yang terkait dengan DPP.Tipe

kepribadian ini disebut typus melancholicus (pribadi melankolis).

Ibu-ibu ini berisiko mengalami depresi karena ketidakmampuannya

untuk mengatur situasi konflik secara kreatif. Ibu jenis ini adalah ibu

yang perfectionis. Mereka sangat hati-hati dalam merawat anak

mereka dan merasa sangat bertanggung jawab terhadap

perawatan bayinya. Ibu-ibu ini tidak bisa mendelegasikan tanggung

jawab mereka kepada orang lain serta sulit menceritakan

perasaannya pada orang lain (Abrosini A, Donzelli G, Stanghellini

G, 2012)

Studi yang dilakukan di Chili untutk mengkaji faktor-faktor

yang berhubungan dengan DPP menemukan bahwa sekitar 45%

19

Page 29: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

ibu menderita gejala depresi. Gejala-gejala yang dilaporkan adalah

gangguan tidur dan tidak nafsu makan. Studi ini pun menemukan

faktor-faktor tertentu ternyata dapat digunakan untuk memprediksi

kemungkinan seorang ibu akan mengalami DPP. Faktor tersebut

adalah kepedulian ibu pada kehamilannya, dukungan sosial dan

penggunaan tembakau. Skrining DPP secara rutin dapat menjadi

sarana pencegahan, alat diagnosis yang handal serta menjadi

upaya penanggulangan di negara-negara berkembang (Quelopana

AM, Champion JD, Reves-Rubilan T, 2011)

Studi yang dilakukan di Makassar menemukan bahwa faktor

yang berhubungan dengan DPP pada ibu adalah dukungan sosial

suami, dukungan keluarga, pendidikan ibu dan jenis persalinan

(Ibrahim F, Rahma, Iksan M, 2012). Pada studi yang lain

menemukan bahwa faktor yang berhubungan dengan DPP adalah

umur, jenis persalinan dan dukungan keluarga (Tuhulele K, Seweng

A, Sarakeh M, 2016). Sedangkan di Klaten, sebuah studi

menemukan bahwa ibu yang tidak bekerja berisiko menderita DPP

sebesar 10,7 kali dibandingkan ibu yang bekerja. Sedangkan ibu

dengan dukungan keluarga yang kurang baik berisiko menderita

DPP sebesar 15,9 kali dibanding ibu dengan dukungan keluaga

yang baik (Wahyuni S, Marwati, Supiati, 2014)

Penggunaan antidepresan dan depresi berdampak buruk

terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Depresi pada ibu

20

Page 30: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

berhubungan dengan kelahiran prematur, berat lahir rendah,

gangguan pertumbuhan janin serta komplikasi kognitif dan

emosional pasca lahir. Paparan antidepresan berhubungan dengan

kelahiran prematur, berkurangnya berat lahir, hipertensi pulmonal

yang menetap dan sindrom adaptasi pasca lahir yang terlihat

berkorelasi dengan sindrom autisme. Paroxetine berhubungan

dengan gangguan pembentukan jantung. Sebagian besar

antidepresan juga disekresikan pada kadar rendah ke dalam ASI

(Becker M, Weidenberger T, Chandy A, Schmuklers S, 2016)

Dalam rangka program Scaling Up Nutrition (SUN), maka

kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas pembangunan kesehatan.

Melalui gerakan 1000 HPK, pemerintah berusaha memperbaiki

status kesehatan ibu dan anak. Yang paling utama diperhatikan

tentunya adalah kesehatan ibu, karena ibulah yang mengandung

dan merawat anak-anaknya. Sayangnya, perhatian yang diberikan

baru pada kesehatan ibu secara fisik. Sedangkan kesehatan jiwa

ibu masih kurang mendapat perhatian. Padahal fisik dan psikis

adalah dua hal yang saling berkaitan. Seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya, bahwa depresi pada ibu tidak hanya akan

membahayakan dirinya, tetapi juga anak dan keluarganya

2. Tinjauan Umum Tentang Postpartum blues

Menurut Diagnostic and Statistical Manual Disorder (DSM

IV), tentang petunjuk resmi untuk pengkajian dan diagnostik

21

Page 31: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

penyakit psikiatri, bahwa gangguan yang dikenali selama periode

postpartum adalah :

1. Postpartum blues

Terjadi pada hari 1-10 setelah melahirkan dan hanya

bersifat sementara dengan gejala gangguan mood, rasa

marah, mudah menangis, sedih, nafsu makan menurun,

sulit tidur. Keadaan ini akan terjadi beberapa hari saja

setelah melahirkan dan biasanya akan berangsur-angsur

menghilang dalam beberapa hari dan masih dianggap

sebagai kondisi yang normal terkait dengan adaptasi

psikologis postpartum. Apabila memiliki faktor

predisposisi dan pemicu lainnya maka dapat berlanjut

menjadi depresi postpartum

2. Depresi Postpartum

Gejala yang ditimbulkan antara lain kehilangan harapan

(hopelesness), kesedihan, mudah menangis,

tersinggung, mudah marah, menyalahkan diri sendiri,

kehilangan energi, nafsu makan menurun, berat badan

menurun, imsomnia, selalu dalam keadaan cemas, sulit

berkonsentrasi, sakit kepala yang hebat, kehilangan

minat untuk melakukan hubungan seks dan ada

keinginan untuk bunuh diri

3. Psikosis Postpartum

22

Page 32: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Mengalami depresi berat seperti gangguan yang dialami

penderita depresi postpartum ditambah adanya gejala

proses piker (delusion, hallucinations and incoherence of

assosiation) yang dapat mengancam dan

membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya

Ada 3 fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai

orang tua, yaitu fase dependen, fase dependen-interdependen dan

fase interdependen. Fase dependen dimulai selama 1-2 hari

pertama setelah melahirkan, ketergantungan ibu terhadap orang

lain sangat menonjol. Ibu sangat mengharapkan segala

kebutuhannya dapat dipenuhi oleh orang lain. Ibu memindahkan

energi psikologisnya kepada anaknya. Rubun menyebut fase ini

sebagai fase taking in. Periode ini adalah suatu waktu yang penuh

kegembiraan dan kebanyakan orang tua sangat suka

mengkomunikasikannya (periode pink) (Bobak IM, 2005)

Mereka merasa perlu menyampaikan pengalaman mereka

tentang kehamilan dan kelahiran dengan kata-kata. Pada fase ini

ibu memerlukan dukungan sosial dari suami, keluarga, teman

maupun tenaga kesehatan. Jika pada fase ini ibu tidak

mendapatkan dukungan, maka periode pink ini akan menjadi

periode blues pada fase berikutnya (fase taking hold)

Fase dependen-mandiri, pada fase ini ibu membutuhkan

perawatan dan penerimaan dari orang lain dan keinginan untuk

23

Page 33: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri. Ibu berespon

dengan penuh semangat untuk memperoleh kesempatan belajar

dan berlatih tentang cara perawatan bayi. Rabin menjelaskan

keadaan ini sebagai fase taking hold yang berlangsung kira-kira 10

hari

Dalam 6-8 minggu setelah melahirkan, kemampuan ibu

menguasai tugas-tugas sebagai orang tua merupakan hal yang

penting. Beberapa ibu sulit menyesuaikan diri terhadap isolasi yang

dialaminya. Karena ia harus merawat bayi. Ibu yang memerlukan

dukungan tambahan adalah ibu primipara yang belum mempunyai

pengalaman mengasuh bayi, ibu yang bekerja, ibu yang tidak

mempunyai cukup teman atau keluarga untuk berbagi, ibu yang

berusia remaja dan ibu yang tidak mempunyai suami.

Fase independen, yaitu ketika ibu dan keluarga bergerak

maju sebagai sistem dengan anggota yang saling berinteraksi.

Fase ini merupakan fase yang penuh stress bagi orang tua.

Kesenangan dan kebutuhan sering terbagi dalam masa ini. Ibu dan

pasangan harus menyesuaikan perannya masing-masing dalam

mengasuh anak, mengatur rumah dan membina karir

Postpartum blues, maternity blues atau baby blues

merupakan gangguan mood/afek ringan yang bersifat sementara

yang terjadi pada hari pertama sampai hari ke 10 setelah

persalinan yang ditandai dengan tangisan singkat, perasaan

24

Page 34: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

kesepian atau ditolak, cemas, bingung, gelisah, pelupa dan tidak

dapat tidur (Pillitery, 2007)

Bobak menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

postpartum blues adalah perubahan mood pada ibu postpartum

yang terjadi setiap waktu setelah ibu melahirkan tetapi seringkali

terjadi pada hari ketiga atau keempat postpartum dan memuncak

pada hari ke lima dan ke empat belas postpartum yang ditandai

dengan tangisan singkat, perasaan kesepian atau ditolak, cemas,

bingung, gelisah, letih, pelupa dan tidak dapat tidur

Ibu yang menderita postpartum blues mempunyai gejala

antara lain mudah menangis, murung, sedih, cemas, perubahan

mood, mudah marah, kurang konsentrasi, pelupa (Pillitery, 2007).

Tapi ada pula yang menyebutkan bahwa tanda dan gejala

postpartum blues antara lain mudah menangis (tearfullness),

labilitas emosi, perubahan mood, bingung, cemas dan gangguan

kognitif (Henshow, 2007)

Postpartum blues merupakan tahapan emosi reaktif yang

sangat tinggi. Gangguan ini terjadi pada sekitar 50% wanita yang

baru selesai melahirkan. Istilah blues merupakan misnomer, karena

mood yang awalnya dominan pada sebagian besar wanita ini

adalah “bahagia”. Wanita dengan postpartum blues lebih mudah

menagis dibandingkan biasanya, lebih cemas dan lebih labil secara

emosional dibanding biasanya. Postpartum blues terjadi pada hari

25

Page 35: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

ke 3 sampai ke 5 setelah melahirkan. Kejadian postpartum blues

tidak terkait dengan riwayat psikiatrik, stress lingkungan, budaya,

konteks, penyusuan ataupun paritas. Meski faktor-faktor tersebut

bisa jadi mempengaruhi postpartum blues ketika berkembang

menjadi depresi (Miller, 2002)

Terdapat 2 hipotesis yang dapat menjelaskan kejadian

postpartum blues. Pertama, perubahan hormonal. Bukti yang

mendukung hal tersebut meliputi temuan tentang tingkat absolut

dari hormon estrogen dan progesteron tidak terkait dengan

postpartum blues, tetapi perubahan besar pada hormon yang

terkait kehamilan dan persalinan yang menyebabkan terjadinya

postpartum blues . Sebagai tambahan, hasil metabolit progesteron,

yaitu allopregnanolone, sebuah agonis dari asam ϫ-aminobutyric

secara signifikan lebih rendah pada wanita yang menderita

postpartum blues. Hipotesis kedua, adalah postpartum blues terjadi

karena aktivasi dari sistem biological di bawah perilaku pengasuhan

ibu dan anak, yang utamanya diatur oleh hormon oksitosin.

Terdapat bukti langsung efek tersebut pada mamalia nonprimata

(Miller, 2002)

Binatang pengerat yang mengalami penghilangan sel-sel

penghasil hormon oksitosin menunjukkan perilaku keibuan yang

jauh lebih rendah dibandingkan binatang pengerat yang normal.

Bukti tidak langsung menunjukkan hal yang sama. Dibawah kondisi

26

Page 36: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

dukungan yang baik dan stress yang rendah, perubahan

neurophysiologic tersebut memicu kelekatan antara ibu dan

bayinya. Meski, dibawah kondisi yang penuh tekanan dan

dukungan yang kurang, kondisi emosional tersebut dapat

berkembang menjadi depresi (Miller, 2002)

3. Alat Ukur Depresi Postpartum (Edinburgh Postnatal Depresion

Scale (EPDS)

EPDS adalah sebuah alat ukur untuk

menilai mood seseorang. Instrument ini terdiri dari 10 item

pengukuran dan sangat mudah digunakan.Waktu yang dibutuhkan

untuk mengisinya hanya sekitar 5 menit saja. EPDS telah divalidasi

dan digunakan secara luas. Memiliki tingkat reliabilitas dari sedang

sampai tinggi juga memiliki korelasi yang baik dengan alat ukur

depresi lainnya (Boid RC, Le HN, Somberg R, 2005)

EPDS dinilai dengan skor, dimana skor

maksimum adalah 30. Skor 10 atau lebih mengindikasikan

kemungkinan adanya depresi. Standarisasi dan validasi EPDS

telah digunakan hampir di seluruh dunia (Navarro P, Aguado J,

Ascaso C, Garcia-Esteve L, Torres A, Martin-Santos R, 2007).

Pada trimester pertama, EPDS memiliki sensitifitas sebesar 79%

dan spesifisitas sebesar 97% serta cut of pointnya adalah 11. Pada

trimester kedua, tingkat sensitifitasnya adalah sebesar 11,70% dan

spesifisitas sebesar 96% dengan nilai cut of point adalah 10.

27

Page 37: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Sedangkan pada trimester ketiga, sensitifitasnya adalah 76% dan

spesifisitas sebesar 94% serta nilai cut of point adalah 10 (Bergink

V, Kooistra L, Den Berg MP, Wijnen H, Bunevidas R, Van Baan A,

Pop V, 2011)

Sebuah studi yang dilakukan untuk mengevaluasi DPP pada

hari ke 3 postpartum dan menentukan skor standar untuk depresi

secara umum. Subjek berasal dari 3 klinik obstetric di Perancis.

Jumlah sampel sebanyak 859 orang. Pada studi tersebut

ditemukan pada hari ke 3 postpartum terdapat 258 (30%) ibu

memiliki skor EPDS 9 dan 164 (19%) ibu memiliki skor EPDS 11.

Setelah 4 sampai 6 minggu postpartum, 18,1% memiliki skor EDPD

11 dan 16,8% memiliki skor EPDS 12. Analisis sensitivitas dan

spesivisitas pada hari ke 3 postpartum menemukan nilai cut of point

9 (sensibilitas 0,88) (spesifisitas 0,5%) dalam memprediksi DPP.

Kesalahan tipe I cukup rendah (5,8%) tapi kesalahan tipe 2 cukup

tinggi (18,9%). Pada minggu ke 4 sampai 6 postpartum, cut of point

12 (sensibilitas 0,91) (sensitivitas 0,74).

EPDS menunjukkan validitas (Mattheys, Henshaw C, Elliot

S, Barnett B, 2006) yang bagus juga cepat dan mudah digunakan

dalam pelayanan obstetric, membantu mendeteksi secara dini ibu-

ibu yang berisko mengalami DPP di minggu-minggu awal

postpartum (Teissedre F, Chatrol H, 2004). EPDS digunakan tidak

hanya untuk kepentingan klinik namun juga bermanfaat dalam

28

Page 38: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

kegiatan penelitian. Angkat cut of point yang dihasilkan oleh EPDS

dapat memberikan gambaran kejadian depresi. Hal tersebut sangat

membantu untuk menentukan terapi. EPDS juga dapa melacak

kejadian depresi pada masa kehamilan hingga persalinan

Studi yang dilakukan pada 594 ibu di Italia menunjukkan

bahwa skor EPDS ternyata lebih tinggi setelah melahirkan bila

dibandingkan tiga bulan setelah melahirkan. Sekitar 15,7% wanita

pada hari ke 2 setelah persalinan dan 7,6% pada tiga bulan

setelahnya melaporkan skor EPDS >9. Faktor EPDS yang

dianalisis pada hari ke 2 setelah persalinan menunjukkan bahwa

pada terdapat 3 aspek yang menonjol, yaitu depresi, kecemasan

dan anhedonia. Studi tersebut menunjukkan bahwa pengukuran

EPDS segera setelah melahirkan sangat membantu untuk

memahami spektrum masalah psikologi pada ibu postpartum.

Kemunculan gejala depresi pada saat tersebut menunjukkan risiko

yang lebih tinggi untuk kejadian depresi pada masa setelahnya

(Petrozzi A, Gagliardi L, 2013)

4. Tinjauan Umum Tentang Zink

Zink adalah salah satu logam golongan IIB dengan berat

molekular 65,4. Zink merupakan ion logam katalitik yang paling

sering dijumpai dalam sitoplasma sel. Manusia dewasa mempunyai

kandungan zink antara 1,2 dan 2,3 g yang terdistribusi di semua

29

Page 39: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

jaringan (Samir Samman, Sheila Skeaff, Christine Thomson,

Sterward Truswell, 2012)

Zink berperan sebagai kofaktor struktural, katalitik atau

regulator untuk lebih dari 300 enzim-sintesis dan degradasi

karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat. Zink berperan utama

dalam sintesis dan stabilisasi bahan genetik dan diperlukan untuk

pembelahan sel (Grober, 2009)

Angka kecukupan gizi zink untuk wanita hamil adalah 11-12

mg/hari sedangkan wanita menyusui adalah 12-13 mg/hari. Zink

dalam darah lengkap memiliki rantang acuan 4,0-7,5 mg/L.

Sedangkan zink dalam serum normalnya adalah 0,75-1,25 mg/L.

Konsentrasi serum hanya memberikan informasi yang terbatas

karena jumlahnya hanya sekitar 1-2% dari simpanan zink total.

Proporsi utama dalam darah (84%) terdapat dalam eritrosit yang

kandungannya terdiri dari karbonat anhidrase. Kandungan yang

tinggi dalam eritrosit memiliki masa hidup rata-rata 120 hari, berarti

bahwa status zink dapat dipertahankan dalam waktu lama (Grober,

2009)

Banyaknya zink yang diabsorbsi berkisar antara 15-40%.

Absorbsi zink dipengaruhi oleh status zink tubuh. Bila lebih banyak

zink yang dibutuhkan, lebih banyak pula jumlah zink yang

diarbsorbsi. Begitu pula jenis makanan mempengaruhi absorbsi.

Serat dan fitat menghambat ketersediaan biologik zink. Sebaliknya,

30

Page 40: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

protein histidin tampaknya membantu absorbsi. Tembaga dalam

jumlah melebihi kebutuhan akan menghambat absorbsi zink. Nilai

albumin dalam plasma merupakan penentu utama absorbsi zink.

Absorbsi zink menurun bila nilai albumin darah menurun, misalnya

dalam keadaan gizi kurang atau ibu hamil (Almatsier, 2009)

Metabolisme vitamin yang normal bergantung pada zink,

sehingga gejala defisiensi zink biasanya mencakup gejala defisiensi

vitamin. Defisiensi zink juga mengganggu fungsi thyroid dan

memperlambat metabolisme energi tubuh, menyebabkan

kehilangan selera makan dan memperlambat penyembuhan luka.

Pada hewan coba, defisensi ringan bisa jadi mengurangi aktifitas

fisik rentang memori dan konsentrasi (Keller, Grider and Coffield,

2001)

Zink diserap terutama dari dalam duodenum, tetapi sebagian

kecil diserap di usus halus. Cara penyerapannya meliputi

mekanisme jenuh maupun pasif. Jalur utama ekskresi zink adalah

melewati usus, kemudian ke ginjal dan ke kulit. Zink yang berada

dalam feses berasal dari sumber makanan yang tidak diserap

seperti zink yang diekskresikan ke dalam usus bersama dengan

getah pencernaan (ekskresi endogen) (Samir Samman, Sheila

Skeaff, Christine Thomson, Sterward Truswell, 2012)

Zink banyak ditemukan pada eritrosit dan leukosit dan akan

ditransport secara diffusi dan proses carier mediated. Proses

31

Page 41: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

absorbsi melalui pasif diffusi kedalam mukosa sel melewati

basolateral membran (dari darah ke cairan intertisiel). Absorbsi

dipengaruhi oleh status zink dan jumlah zink dalam makanan.

Ekskresi zink utamanya melalui feses dan urine. Peningkatan

ekskresi melalui urine terjadi pada kelaparan, neprosis, diabetes,

alkoholism dan sirroshis hepatis. Pengeluaran zink melalui keringat

(0,3-0,5 mg), melalui kulit dan rambut (0,5-1 mg), melalui

menstruasi 0,1-0,5 mg) per periode dan melalui semen 1 mg per

ejakulasi (Linder, 1991)

Asupan zink dengan dosis yang sangat tinggi (>1 g)

menyebabkan rasa logam dalam mulut, mual, demam, letargi dan

gangguan lambung. Respon yang akut ini muncul ketika mendapat

suplementasi zink yang disengaja, mengalami pajanan karena

pekerjaan atau keracunan zink dari makanan. Infus cepat larutan

parenteral melalui pembuluh vena dapat menyebabkan gejala yang

sama. Dosis yang sangat besar akan menyebabkan kematian

(Samir Samman, Sheila Skeaff, Christine Thomson, Sterward

Truswell, 2012)

Pada otak mamalia, zink tersebar secara tidak merata. Zink

paling banyak terdapat pada hippocampus dan korteks serebral

.Kadar zink pada hippocampus tikus coba meningkat sejak lahir

sampai dewasa (Crawford I. , 1983). Hasil yang serupa terlihat pula

32

Page 42: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

pada otak manusia. Bedanya, pada manusia perubahannya terjadi

dalam waktu yang lebih panjang.

Zink memegang peranan penting sebagai neuroreseptor dan

neurotransmisi. Sebagai neuroreseptor, zink meningkatkan

disosiasi konstan reseptor opioid untuk naloxone. Zink juga

berpengaruh pada reseptor asetilkolin muskarinik pada otak tikus

coba. Reseptor ini banyak terdapat di korteks serebral dan

hippocampus, dimana terdapat konsentrasi zink yang tinggi. Zink

juga diperlukan pada pembentukan protein yang dibutuhkan untuk

pembentukan GABA dan neurotransmitter lainnya (Donaldson JT,

St.Pierre JL, Minnich and A. Barbeau, 1973)

Di otak, ternyata zink bisa ditemukan dalam bentuk ion

bebas (Zn2+

) dan sebagian besar berada pada terminal

glutamatergik (Paoletti P, Vergnano AM, Barbour B, Casado M,

2009)

Zink yang dilepaskan oleh aktivitas synaptik, selama aktivitas

neuronal, mempengaruhi aktivitas N-methyl-D-Aspartate (NMDA)

dan alpha-amino-3-hydroxyl-5-methyl-4-isoxazole-propionate

(AMPA) yang merupakan reseptor glutamate, GABAA dan reseptor

glycine inotropik(Smart TG, Hosie AM, Miller PS, 2004). Terlihat

pula bahwa aktifitas spesifik dari metabotropic Zn2+

mempengaruhi

GPR39 (Bessr L, Chorin E, Sekle I, Silverman, et al, 2009).

33

Page 43: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Dalam kadar normal zink merangsang aktifitas neuroprotektif

namun dalam kadar berlebihan zink bersifat neurotoksik (Plum LM,

Rink L, Haase H, 2010)

Terdapat beberapa jenis protein yang mengatur kadar zink di

tingkat sel. Kelompok pertama terdiri dari transporter membrane

(ZnTs) yang memperantarai keluarnya dari zink dari sell atau

masuknya zink ke dalam kompartemen sel atau organel (Huang L,

Tepaamordech S, 2013). Kelompok kedua adalah anggota keluarga

ZIP (protein transporter yang mengatur zink dan zat besi) yang

memicu transport zink dari ruang ekstraseluler atau intraseluler ke

dalam sitoplasma (Cousin RJ, Liuzzi JP, Lichten LA, 2006). Sejauh

ini telah ditemukan 10 jenis dari ZnT dan 14 jenis protein ZIP

(Lichten LA and Cousin RJ, 2009). Kelompok yang ketiga adalah

metallothionein (MTs), protein pengikat yang memiliki molekul

berukuran kecil dan memiliki afinitas yang tinggi terhadap zink

(Krezel A, Hao Q, Maret W, 2007). Terdapat 4 jenis MT yang

berhasil teridentifikasi. MT-I dan MT-II ditemukan pada banyak

jaringan, MT-IV secara khusus ditemukan pada sel epitel squamous

bertingkat (Quaife CJ, Findley SD, Erickson JC, Froelick GJ, et al,

1994). Sedangkan MT-III secara khusus ditemukan di sel-sel saraf.

MT-III mRNA ditemukan pada korteks, hippocampus, amigdala dan

cerebellum (Masters BA, Quaife CJ, Erickson JC, et al, 1994). MTs

berperan untuk mengatur zink sitoplasmik dan

34

Page 44: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

proses masuknya ke dalam sitoplasma dan sejauh ini juga terlihat

menjadi tempat penyimpanan zink untuk sementara waktu (Krezel

A, Hao Q, Maret W, 2007)

Secara umum, manifestasi klinis dari defisiensi zink sangat

beragam. Pada awal kehidupan, gejala yang biasa ditemukan

adalah terjadinya diare. Defisiensi zink biasanya terkait dengan

gangguan fungsi kognitif, masalah perilaku, penurunan memori,

gangguan belajar dan atrofi neuronal (Brown KH, Rivera JA, Bhutta

Z, Gibson RS, King JC, et al, 2004). Masalah kulit menjadi lebih

sering muncul di usia remaja. Sedangkan alopecia, gangguan

pertumbuhan dan infeksi berulang biasa dijumpai pada anak

sekolah. Luka kronis yang sulit disembuhkan dan infeksi berulang

juga biasa dijumpai pada lansia

Penyebab umum terjadinya defisiensi zink adalah intake

yang tidak adekuat, peningkatan kebutuhan, gangguan absorbsi

dan meningkatnya kehilangan zink (King JC, Cousin RJ, 2006),

namun asupan zink yang tidak adekuat merupakan penyebab

utama. Masalah ketidakcukupan asupan zink biasa dijumpai di

seluruh dunia. Keadaan tersebut biasanya diperparah juga dengan

kondisi fisiologis yang terkait dengan peningkatan kebutuhan zink

(Andriollo_Sanchez M, Hininger-Favier I, Meunier N, et al, 2005)

Malabsorbsi zink biasa terjadi beberapa situasi seperti

acrodermatitis enteropathica, sindrom malarbsorbsi dan penyakit

35

Page 45: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

inflamasi pada usus. Penggunaan zink juga meningkat oleh adanya

infeksi. Gangguan pada integritas saluran cerna tidak hanya

mengurangi penyerapan, tetapi juga meningkatkan kehilangan zink.

Ekskresi zink juga meningkat selama diare akut (Maret, 2001)

Konsentrasi zink pada plasma darah atau serum merupakan

biomarker terbaik untuk menilai defisiensi zink pada sebuah

populasi. Meskipun demikian, konsentrasi zink pada serum

mungkin memiliki keterbatasan pada validitas maupun

reliabilitasnya dalam menentukan defisiensi zink pada skala sedang

sampai ringan. Defisiensi zink menjadi perhatian atau masalah gizi

masyarakat tatkala konsentrasi zink serum yang rendah berjumlah

lebih dari 20% populasi. Konsentrasi zink serum berubah–ubah

sekitar 20% selama periode 24 jam, sebagian besar dipengaruhi

oleh pencernaan makanan. Segera setelah makan, kadar zink akan

meningkat secara cepat, lalu menurun pula secara cepat setelah 4

jam untuk kemudian meningkat kembali ketika makanan mulai

dimakan lagi. Sepanjang puasa sepanjang malam, terlihat bahwa

kadar zink meningkat tajam, sehingga kadar tertinggi zink

umumnya terlihat di pagi hari (Couturier E, Van Onderbergen A,

Bosson D, 1991)

5. Hubungan Zink dan Depresi

a. Studi pada Hewan

36

Page 46: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Zink berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung

pada pengaktifan reseptor adenosin A1 dan A2A ataupun

pengaktifan pengaturan perlindungan saraf, sejenis gluthathione

(Franco JL, Posser T, Brocardo PS, et al, 2008)

Pada tikus, perilaku yang lebih agresif ditunjukkan pada

subjek yang mengalami defisiensi zink bila dibandingkan dengan

kontrol (Takeda A, et al, 2008). Perilaku yang menunjukkan

kecemasan ditemukan pada tikus muda dengan konsentrasi zink

serum 50% lebih rendah bila dibandingkan kontrol, setelah

diberikan diet yang rendah zink (Takeda A, 2008). Hewan coba

yang terpapar situasi stress, baik yang kronis maupun akut memiliki

konsentrasi zink yang lebih rendah secara signifikan bila

dibandingkan kelompok kontrol (Teng WF, et al, 2008)

Studi yang dilakukan untuk mengkaji kerja zink sebagai

antidepresan terhadap stress ringan depresi kronis (CMS) dan

kadar BDNF protein serta BDNF mRNA menunjukkan bahwa zink

hidroaspartate (10 mg/kg BB) memiliki efek antidepressant yang

sangat cepat pada CMS. Terapi zink tersebut memiliki efek setelah

1 minggu intervensi. Pada terapi jangka panjang, zink ternyata

dapat meningkatkan kadar BDNF sebesar 17-39% di tingkat mRNA

dan protein hipocampus. Temuan ini menunjukkan bahwa kerja

zink yang menyerupai antidepresan bekerja sangat cepat dalam

mengatasi CMS dan meningkatkan BDNF (Sowa-Kucma M,

37

Page 47: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Legutko B, Szewczyk B, Novak K, Znojek P, Poleszak E, Papp M,

Pilc A, 2008)

Kekurangan zink dapat memicu terjadinya depresi dan

kecemasan, sehingga dengan asupan zink yang adekuat dapat

mengurangi depresi dan kecemasan. Selain itu, zink dapat menjadi

salah satu terapi untuk mengurangi rasa cemas (Partyka A,

Jastrzebska-Wiesek M, Szewczyk B, Stachowicz K, Slawinska A,

2011)

Studi yang dilakukan untuk melihat pemberian suplementasi

jangka pendek pada tikus coba juga menunjukkan bahwa

kombinasi terapi yang menggunakan zink, Mg dan vitamin B1 pada

hari ke 3 post partum memperbaiki gejala depresi dan mengurangi

rasa cemas (Nikseresht S, Etebary S, Karimian, Nabavizadeh F,

Zarrindast MR, 2012)

Zink terbukti dapat berfungsi memberikan perlindungan pada

otak tikus coba yang terpapar lithium. Suplementasi zink selama 4

bulan secara signifikan dapat meningkatkan aktifitas katalase dari

GST di serebelum (Bhalla P, Chadha VD, Dhar R, Dhawan DK,

2007)

Peran zink sebagai agen anti inflamasi menyebabkan

defisiensi pada mikronutrient tersebut dapat memicu terjadinya

depresi dan kecemasan yang berkaitan dengan gangguan imunitas.

Zink berperan sebagai neurotransmitter pada system

38

Page 48: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

saraf pusat mellaui reseptor GPR39. Tidak aktifnya resepor tersebut

akan menyebabkan munculnya gejala depresi yang dapat

menyebabkan gangguan kekebalan tubuh. Pada tikus coba yang

mengalami tidak aktifnya reseptor GPR39 menunjukan perilaku

depresi, penurunan berat thymus, berkurangnya viabilitas sel

splenosit, berkurangnya respon proliferasi sel splenosit,

meningkatnya produksi IL-6 dan berkurangnya IL-1b. Hasil tersebut

menunjukkan depresi dapat menyebabkan gangguan kekebalan

karena defisiensi reseptor GPR39 (Mlyniek K, Trojan E, et al, 2016)

Stress dan neurotransmisi glutamatergic yang eksesive

memang berimplikasi pada patofisiologi depresi. Sebuah studi yang

menguji pengaruh pemberian ZnCl2 terhadap depresi yang dipicu

oleh stress tak terduga pada tikus coba menunjukkan bahwa sel

hipokampal yang terpapar pada glutamate akan mengalami

perubahan viabilitas sel secara signifikan. Studi tersebut masih

menguatkan peran zink sebagai antidepresan melalui dampaknya

terhadap mekanisme neurotransmisi glutamatergik (Manos LM,

Moretti M, Colla AR, Ribeiro CM, Dal-cimut, Tosca CI, Rodrigues

AI, 2016)

b. Studi pada Manusia

Kadar Zink yang rendah berhubungan dengan gangguan

mood. Hubungan tersebut terlihat konsisten pada berbagai usia,

dari usia dewasa muda (Sawada T, Yokoi K, 2010), dewasa (Maes

39

Page 49: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

M, D'Haese PC, Scharpe S, et al, 1994) hingga usia lanjut

(Marcellini F, Papa R, Giuli C et al., 2006). Beberapa studi juga

menunjukkan adanya hubungan tentative antara zink dan

pengaturan mood pada bayi dan anak-anak (DiGirolamo AM,

Ramirez-Zea M, 2009)

Nowak, et al, melaporkan hasil penelitian dalam sampel kecil

(n=20), yang menunjukkan bahwa gejala depresi berkurang pada

subjek yang menerima suplemen zink. Studi tersebut

membandingkan kelompok yang menerima suplemen zink dan

antidepressan dengan yang menerima placebo dan

antidepressan.(Nowak G, Siwek M, Dudek D, et al, 2003)

Sawada dan Yokoi melakukan studi pada populasi wanita

yang sehat. Studi tersebut menemukan bahwa pemberian zink

dapat menurunkan skor kecendrungan untuk mengalami depresi.

Meskipun pada komponen mood lainnya (seperti kecemasan dan

rasa lelah) tidak terjadi perubahan (Sawada T, Yokoi K, 2010)

Beberapa studi yang mengkaji peran zink pada manula,

menunjukkan bahwa zink berperan penting untuk mengurangi

stress pada lanjut usia. Konsentrasi zink plasma yang lebih rendah

berhubungan dengan beberapa variabel psikologi yang rendah

pula, seperti status kognitif, mood dan stress, khususnya pada

daerah dengan asupan zink yang rendah maupun variasi makanan

kaya zink yang terbatas (Marcellini F, Giuli C, Papa R, et al, 2008)

40

Page 50: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Studi di Itali menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

konsentrasi albumin (sebagai indikator status zink) dan depresi,

71% peserta yang mengalami defisiensi albumin memiliki skor

depresi yang lebih tinggi bila dibandingkan peserta dengan nilai

albumin yang normal (Marcellini F, Giuli C, Papa R, Malavolta M,

Mocchegiani E, 2006)

Studi yang dilakukan untuk menilai kadar zink dan Cu pada

penderita depresi menunjukkan bahwa mereka yang mengalami

depresi baik yang memiliki kecemasan sekunder maupun tidak

ternyata mempunyai kadar zink yang rendah dan kadar Cu yang

tinggi. Setelah diberi intervensi zink, ternyata kadar zink pada

penderita depresi tersebut mengalami peningkatan. Tingkat

keparahan depresi juga mengalami penurunan yang signifikan

setelah peningkatan kadar zink pada individu tersebut (Russo,

2011)

Meski demikian, studi yang dilakukan di Eropa, tidak

menemukan hubungan antara mood dan status zink. Pada peserta

dengan status zink yang normal tidak ditemukan perbedaan mood.

Temuan tersebut mengindikasikan bahwa pada rentang nilai yang

normal, pengaruh zink pada mood mungkin sangat kecil dan tidak

dapat dideteksi (McConville C, Simpson EEA, Rae G, et al, 2005)

Alterasi pada keseimbangan zink berhubungan dengan

gangguan system imun. Peningkatan system respon inflamasi

41

Page 51: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

menyebabkan meningkatnya rasio CD4+/CD8+ sel T, nepterin

serum dan IL-6 serta menyebabkan gangguan fungsi pada sel

kekebalan (berkurangnya produksi sitokin sel T) (Nowak G,

Szewzyk B, Pilca, 2005). Rendahnya kadar zink darah merupakan

representasi dari berkurangnya simpanan zink di otak. Mekanisme

antidepresan pada zink diduga karena perannya pada sistem

glutamate (Wojcik J, Dude D, Schlegel-Zawadzka M, et al, 2006).

Zink dapat meningkatkan kerja dari antidepresan, namun di

sisi lain ditemukan pula bahwa antidepresan seperti imipramine

atau citatoplam memicu peningkatan konsentrasi zink sebesar 20%

di area hipokampus maupun bagian otak lainnya (Nowak G,

Zawadzka S, 1999)

4. Hubungan Zink dan Depresi Post Partum

Selain berhubungan dengan depresi secara umum, zink juga

berperan pada terjadinya DPP pada ibu.(Ellsworth-Bowers ER,

Corwin EJ, 2012). Wojcik et al, telah melakukan studi kohort

terhadap 66 wanita yang diberikan suplementasi zink. Serum zink

kemudian diperiksa pada tiga titik waktu, yaitu satu bulan sebelum

melahirkan, 3 hari dan 30 hari setelah melahirkan. Hasilnya

menunjukkan bahwa kadar zink berhubungan dengan keparahan

gejala depresi pada ibu yang mengalami DPP(Wojcik J, Dude D,

Schlegel-Zawadzka M, et al, 2006)

42

Page 52: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Studi-studi terkait zink yang dilakukan di Indonesia, masih

belum ada yang melihat peran zink pada depresi, khususnya

depresi post partum. Bahkan, data tentang kadar zink pada ibu post

partum sepertinya belum tersedia. Padahal berdasarkan review

yang telah dilakukan, sebagian besar studi mendukung adanya

peran zink pada kejadian depresi. Sehingga perlu adanya studi

tentang hubungan zink dan depresi postpartum pada ibu yang

dilakukan di Indonesia, khususnya di Makassar

6. Peran Zink pada Keseimbangan Glutamatergik (Glutamatergic

Theory)

Sebagai masalah psikiatrik yang cukup serius, penelitian

tentang depresi terus dilakukan untuk memahami berbagai

mekanisme yang terlibat. Antidepresan yang tersedia saat ini

bekerja berdasarkan teory monoaminergik, sebuah teori yang

meyakini bahwa terjadinya depresi adalah karena berkurangnya

kadar serotonin dan dopamine di otak (Hollander, 1999). Tetapi

kenyataan menunjukkan bahwa lebih dari 30% pasien tidak

merespon pengobatan tersebut. Karena hal itu maka penelitian

tentang mekanisme terjadinya depresi terus dilakukan. Pada

dekade terakhir ditemukan bahwa depresi memiliki hubungan

dengan hiperaktivitas glutamat

Glutamat merupakan neurotransmitter eksitasi utama pada

system saraf pusat dan berikatan dengan beraneka reseptor

43

Page 53: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

ionotropic dan metabotropic. Pada peristiwa eksitasi itu sendiri

terjadi pembukaan kanal natrium yang memungkinkan listrik

bermuatan positif dalam jumlah besar untuk mengalir ke bagian

inferior sel pascasinaptik. Hal ini akan meningkatkan potensial

membrane kearah positif menuju nilai ambang rangsang untuk

menyebabkan eksitasi. Penekanan hantaran melalui kanal klorida

atau kalium atau keduanya. Hal ini akan menurunkan difusi ion

klorida bermuatan negative ke bagian dalam neuron pascasinaptik

atau menurunkan difusi ion kalium bermuatan positif ke bagian luar

(Guyton, 2007)

Glutamat, beberapa diantaranya berada pada membrane pre

atau postsynaptic dan beberapa lagi pada sel-sel glial. Reseptor

ionotropic (ion channels) termasuk N-methyl-D-Aspartate (NMDA),

alpha-amino-3-hydroxy-5-methyl-isoxazole-4-propionicAcid (AMPA)

dan kainite. Sedangkan reseptor metabotropic meliputi 3 kelompok

reseptor protein G berpasangan, yaitu mGluR1 dan mGluR5,

mGluR2 dan mGluR3 dan mGluR4, mGluR6 serta mGluR7 (Pilc A,

Chaki S, Nowak G, Witkin JM, 2008)

Glutamat dilepaskan dari depolarisasi neuron presinaptic

kemudian masuk ke astrosit melalui transporter asam amino

eksitatory (EAATs), yang disebut sebagai siklus glutamate berawal

(Niciu MJ, Kelmendi B, Sanacora G, 2012). Di astrosit, glutamate

diubah menjadi glutamine dengan bantuan glutamine synthetase,

44

Page 54: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

yang kemudian keluar dari astrosit menuju neuron melalui

transporter glutamine spesifik. Di neuron, glutamine akan diubah

kembali menjadi glutamate dan GABA (Gamma Amino Butirat Acid)

(Asam Gamma-Aminobutirat) oleh asam glutamic dekarbokxilase.

Untuk menjaga homeostasis otak, pelepasan glutamate dibutuhkan.

Hal tersebut terjadi karena peran mGluR2/3 presinaptic yang

mengatur pelepasan glutamate ataupun melalui inhibisi oleh GABA

(Mlyniec, 2015).

Gangguan keseimbangan antara eksitatorik utama yaitu

neurotransmitter glutamatergic dan inhibitory utama yaitu

neurotransmitter GABA-ergic menyebabkan kerusakan seluler yang

disebut “excitotoxicity”. Fenomena tersebut menjadi penyebab

terjadinya depresi (Mlyniec, 2015)

Zink berperan penting pada otak mamalia.

Keberadaannnya pada pusat pengaturan emosi seperti pada

hippocampus dan korteks frontal.amigdala serta olfactory bulb.

Bagian-bagian tersebut kaya akan zink sehingga disebut neuron

zincergic yang mengandung glutamate dan Zn2+

(Colvin R,

Fontaine CP, Laskowski M, Thomas D, 2003)

Karena lokasinya tersebut, zink dapat memodulasi

eksitabilitas di otak melalui pengaruhnya terhadap reseptor

glutamatergic dan GABAergic. Zink juga berpengaruh pada

reseptor NMDA serta reseptor AMPA dan kainite. Telah ditemukan

45

Page 55: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

bahwa konsentrasi zink yang tinggi meningkatkan respon reseptor

AMPA dan kainite, namun pada konsentrasi yang sangat tinggi

justru menghambat respon reseptor tersebut (Nakashima AS, Dyck

RH, 2009)

GPR39-yang merupakan reseptor zink yang berperan

pada keseimbangan glutamatergic. Studi terkini menunjukkan

bahwa zink bertindak sebagai neurotransmitter pada system saraf

pusat melalui reseptor GPR39 (HolstB, et al, 2007). GPR39 itu

sendiri diaktifkan oleh ion zink. GPR39 merupakan reseptor

metabotropic yang tersebar secara luas pada daerah otak yang

memproses emosi, khususnya neuron CA3. Studi menunjukkan

bahwa tikus yang menerima diet rendah zink memiliki ekspresi

reseptor GPR39 yang lebih rendah pada hipokampus dan korteks

frontal (Mlyniec K, Budziszewska B, Reczynski W, Sowa-Kucma,

Nowak G, 2013)

7. Tinjuan Umum Tentang Perokok Pasif

Perokok pasif adalah seseorang yang menghirup asap

rokok (dari orang yang merokok) dan langsung berasal dari sisa

pembakaran rokok (Octavia, 2016). Definisi lain menyatakan bahwa

perokok pasif adalah penduduk yang bukan perokok namun tinggal

serumah dengan perokok aktif yang merokok dalam rumah

(Woodruf TJ, Parker JD, Darrow LA, et al, 2009).

46

Page 56: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Berdasarkan Riskesdas 2013, sebesar 85% rumah tangga

di Indonesia terpapar asap rokok, estimasinya adalah delapan

perokok meninggal karena perokok aktif, satu perokok pasif

meninggal karena terpapar asap rokok orang lain. Berdasarkan

perhitungan rasio tersebut maka sedikitnya 25.000 kematian di

Indonesia terjadi karena asap rokok orang lain (Kemenkes, 2014)

Rokok mengandung nikotin, Tar, gas CO, TSNA,B-a-P,

residu pestisida dan bahan-bahan berbahaya lainnya. Zat-zat

tersebut akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif di dalam

tubuh karena tingginya radikal bebas yang terbentuk tidak mampu

dinetralisir oleh system pertahanan antioksidan tubuh. Dalam

jumlah yang normal, radikal bebas dapat bermanfaat bagi tubuh

misalnya sebagai anti-inflamasi, membunuh bakteri dan

mengendalikan tonus otot polos. Namun radikal bebas dapat

menyebabkan stress oksidatif bila terdapat dalam jumlah yang

besar sehingga dapat menyebabkan terjadinya kematian sel

(Motalebnejad M, et al, 2013)

Pada sebuah studi yang melibatkan 105 orang, yang

terdiri dari 35 orang non perokok, 35 orang perokok aktif dan 35

orang perokok pasif, menemukan bahwa pada perokok aktif

maupun perokok pasif terjadi stress oksidatif serta terjadi

ketidakseimbangan antara oksidasi dan antioksidan (Yokus B, Mete

N, Color UD, Topak G, 2014)

47

Page 57: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Kadar Zn dan albumin pada wanita perokok yang diukur

ada 24 jam serta 48 jam setelah melahirkan juga jauh lebih rendah

dibandingkan ibu yang tidak merokok (Blanusa M, et al, 1985).

Demikian pula yang ditemukan oleh Viroonudomphol, pada

studinya terhadap 150 orang perokok dan 50 orang perokok.

Ternyata ditemukan bahwa kadar Pb dan Cd pada perokok lebih

tinggi bila dibandingkan kontrol. Sebaliknya, kadar Cr, Se dan Zn

lebih rendah secara signifikan pada perokok dibandingkan kontrol

(Viroonudompol D, Suwanton L, Pinyosirikul U, Satsue S,

Harnruongroj T, 2016)

8. Tinjauan Tentang Pola Konsumsi

Pola konsumsi pangan adalah susunan beragam bahan

makanan yang umum dikonsumsi suatu masyarakat. Pola konsumsi

pangan masyarakat merupakan refleksi dari ketersediaan pangan

daerah tersebut, akses, dan preferensi masyarakat terhadap bahan

makanan yang dikonsumsi. Pola konsumsi masyarakat dapat

berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lainnya, karena

pola yang terbentuk merupakan hasil perpaduan dari berbagai faktor

yang mempengaruhinya. Pada dasarnya ada dua faktor yang

mempengaruhi pola konsumsi pangan yaitu faktor ekstrinsik (yang

berasal dari luar diri manusia) dan faktor intrinsik yang berasal dari

dalam diri manusia). Yang termasuk faktor ekstrinsik antara lain

48

Page 58: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

lingkungan alam, sosial, budaya, agama, dan ekonomi (Khomsan,

2004)

Konsumsi pangan merupakan salah satu faktor yang secara

langsung berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi

merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam

tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik diperlukan pangan

yang mengandung cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi dan

dapat memenuhi kebutuhan. Jika konsumsi pangan tercukupi,

maka semua kebutuhan energi, protein, dan zat gizinya diharapkan

dapat menghasilkan status gizi yang baik dan terhindar dari

masalah kesehatan kurang gizi. Sebaliknya, jika zat gizi tidak

tercukupi, maka semua kebutuhan energi, protein dan zat gizinya

akan menghasilkan status gizi kurang dan rawan terhadap masalah

kesehatan kurang gizi. Selain konsumsi pangan, infeksi penyakit

dan kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan juga

dapat mempengaruhi status gizi seseorang (Moehji, 2003).

Food Frequency Questionaire (FFQ)

Metode ini dilakukan dengan memperoleh data tentang frekuensi

konsumsi sumber zat zink selama priode tertentu seperti hari,

minggu, bulan atau tahun serta untuk mengetahui seberapa banyak

sumber zat zink yang dikonsumsi.

Adapun nilai skor untuk metode Food Frequency berdasarkan

Nutritional Epidemilogy adalah sebagai berikut:

49

Page 59: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

0 : tidak pernah

0,07 : 1-3 kali/bln

0,14 : 1 kali/minggu

0,43 : 2-4 kali/minggu

0,79 : 5-6kali seminggu

1,0 : 1 kali/hari

2,5 : 2-3 kali/hari

4 : >4 kali/hari

B. Tabel Sintesa Penelitian

Judul

No Tahun Nama Penulis Metode Hasil

Nama Jurnal

Tikus coba dipaparkan pada stress tak terduga kronis (CUS) selama 14 hari. Dari hari ke 8 sampai hari ke 14 tikus diberi zinkchlorida Involvement of (ZnCl2) (10 mg/kg) dan Glutamatergic kontrol menerima Neurotransmission in Fluoxatine (10 mg/kg) The Antidepressant Like

Experimental sekali sehari secara oral.

Effect of Zink in The CUS menyebabkan 1 2016 Study pada tikus

Chronic Unpredictable perilaku spt gejala coba Stress Model of depresi dengan

Depresion, oleh Manoso meningkatkan waktu et al, dimuat pada J perpindahan pada TST Neural Transm (Vienna) (Tail Suspension Test). Sayatan hipocampal yang terpapar secara exvivo pada glutamat (10mM) menyebabkan penurunan viabilitas sel secara signifikan. Zink

50

Page 60: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

berperan dalam mengembalikan perubahan perilaku yang dipicu oleh CUS pada tikus coba, dibawah penjelasan peran zink pada neurotransmisi glutamatergic

Kasus kontrol

Effect of Active and terhadap 150

Kadar Pb dan Cd pada orang perokok Passive Smoking on perokok cenderung lebih dan 50 orang non Heavy Metals Toxic and tinggi bila dibanding perokok (kontrol). Antioxidant Trace kelompok kontrol.

Perokok, terdiri

2 2016 Elements, oleh Sebaliknya, kadar Cr, Se dari 50 orang Viroonudomphol, et al, dan Zn lebih rendah perokok kretek dimuat dalam Journal of secara signifikan pada pabrik modrn, 50 Medical and perokok bila perokok kretek

Bioengineering dibandingkan kontrol lokal dan 50

perokok pasif

Depresi terjadi karena ketidakseimbangan antara sistem eksitatory dan inhibitory utama yaitu Glutamatergic dan

Zink in The GABAergic system.

Penggunaan antagonis Glutamatergic Theory of dari sistem

3 2015 Depresion oleh Mlyniec Review Artikel glutamatergic, termasuk K dimuat pada Current

zink, menunjukkan efek Neuropharmacology antidepresan pada studi

preklinis maupun klinis. zink menghambat reseptor NMDA melalui pengikatannya pada sisi di salah satu subunitnya.

51

Page 61: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Cross Sectional

Effect of Active and terhadap 105

orang sampel, Passive Smoking on yang terdiri dari 35 pada perokok aktif dan Antioxidant Enzymes orang tidak pasif terjadi stress and Antioxidan

pernah merokok, oksidatif serta terjadi 4 2014 Micronutrients oleh

35 orang merokok ketidakseimbangan B.Yoku, et al dimuat lebih dari 15 antara oksidasi dan pada Biotecnology and batang perhari, 35 antioksidan Biotechnological orang terpapar Equipment asap rokok 2

batang per hari

Zink neuronal terkonsentrasi pada neuron glutamatergik, berperan sebagai modulator allosteric untuk N-Methyl-D- Aspartate (NMDA) dan reseptor lainnya yang mengatur neurotransmisi eksitatory dan Potential Roles of Zink in neuroplastisity. Neuron The Pathophysiology yang mengandung zink and Treatment of Major

Eksperimental terdapat pada korteks,

5 2013 Depresive Disorder oleh amigdala danpada tikus

Swadfager W, et al, hipocampus, yang

dimuat pada Neurosci merupakan bagian otak Biobehav Rev yang terkait dengan pengaturan mood dan fungsi kognitif. Pada hewan yang mengalami depresi, kadar zink cenderung lebih rendah pada bagian-bagian tersebut. secara klinis, kadar zink serum lebih rendah pada subjek yang mengalami depresi

52

Page 62: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Metaanalisis/Revi Meski kadar n-3 PUFA ew Paper tentang memiliki hubungan status dengan DPP dan

Nutrition and The mikronutrient dan psychoneuroimmunolog

PPD, y, tetapi hasilnya masih Psychoneuroimmunology menganalisis belum konsisten. Status of Postpartum Depresion

masing-masing vitamin B masih belum62012 oleh E.R Ellsworth-

mikronutrient (N-3 jelas kaitannya dengan Bowers and EJ Corwin PUFA, Vitamin DPP. Sedangkan dimuat pada Nutr Res B1, Vitamin D dan vitamin D dan Zn serta Rev Trace mineral Se terlihat berhubungan

pada mekanisme dengan DPP dan psikoneuroimmun psychoneuroimmunolog ology y

Kohort, terhadap wanita hamil di London. Sindrom Depresi diukur

Higher Zink Intake Buffer dengan CES-D,

stress psikososial The Impact of Stress on diukur dengan Depresive Symptoms in

7 2010 kuesioner

Pregnancy oleh Roy A, tervalidasi, Evers SE, Avison WR asupan zink dimuat pada Nutr Res diukur dengan

FFQ dan data suplemen. Data dianalisis dengan uji regresi

Dukungan sosial yang rendah, stress yang tinggi serta asupan zink yang rendah berhubungan dengan skor CES-D yang tinggi. Setiap peningkatan 1 poin pada skor stress berhubungan dengan peningkatan 1 poin pada skor CES-D. sementara kuintil asupan zink yang lebih rendah berhubungan dengan peningkatan 1 poin skor CES-D. Asupan zink menjadi faktor yang memperantarai hubungan antara stress dan gejala depresi, asupan zink pada kuintil yang lebih tinggi menjadi penetralisir dampak stress

53

Page 63: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Kadar serum Cu/ZnSOD

Kasus kontrol, pada individu yang

mengalami depresi dengan sampel 36 (dengan atau tanpa Increased Serum Cu/Zn individu yang kecemasan sekunder) SOD in Individuals With didiagnosis lebih tinggi secara Clinical Depresion mengalami signifikan dibandingkan

Normalizes After Zink depresi klinis dan 8 2010 pada kontrol dengan

and Anti-Oxidant 18 individu sehat usia dan jenis kelamin Therapy oleh Russo AJ sebagai kontrol. yang sama. Setelah dimuat pada Nutr Metab Pemeriksaan terapi antioksidan, kadar Insights kadar Cu/Zn SOD Cu/Zn SOD menjadi dengan metode normal seperti pada ELISA individu kontrol yang

sehat Randomized positive-controlled trial, Jumlah sampel sebanyak 459 wanita yang dibagi menjadi empat kelompok, yang menerima Micronutrient suplemen secara Suplementation May mingguan (5,000 Reduce Symptoms of atau 2,800 gram)

9 2009 Depresion in Guatemala atau harian (400Women, oleh Nguyen et atau 200 gram)

al, dimuat pada Archivos asam folat, Fe, Latino Americano de Zink dan Vitamin Nutricion B 12 selama 12 minggu. Depresi diukur dengan CES-D dengan skor 16 sebagai indikasi terjadinya depresi. Analisis data dilakukan dengan uji regresi

Prevalensi depresi adalah 49,3%. Tidak ditemukan hubungan antara depresi dan folat, homosistein, vitamin B12, Hb, Fe ataupun zink. Meski suplementasi

mikronutrient dapat memperbaiki gejala depresi

54

Page 64: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Prevalensi depresi antenatal sekitar 20%, 12 sampai 16 % berlanjut menjadi depresi postpartum. Terdapat kemungkinan bahwa depresi maternal tidak terlaporkan dan Perinatal Depresion : tidak terdiagnosis. Prevalence, Risk and Faktor risiko terjadinya The Nutrition Link-A depresi meliputi genetik

10 2009 Review of The Literature

Literatur Review dan faktor lingkungan,

oleh Leung BMY dan sosial, psikologi dan

Kaplan BJ, dimuat pada biologi. Salah satu faktor Journal of The Academic biologis yang dapat of Nutrition and Dietetics meningkatkan kejadian depresi adalah gizi yang tidak adekuat. terdapat hubungan antara defisiensi gizi dan mood, seperti folat, vitamin B12, Kalsium, Fe, Selenium, Zn, dan asam lemak Omega 3 Suplementasi zink selama 4 bulan pada Neuroprotective Effects tikus yang diterapi of Zink on Antioxidant Eksperimental dengan lithium secara Defense System in pada tikus betina, signifikan meningkatkan

11 2007 Lithium Treated Rat pemeriksaan aktivitas katalase dan Brain oleh Bahalla P cerebrum dan GST di cerebellum, dimuat oleh Indian J Exp cerebellum menunjukkan bahwa Biol terapi dengan zink dapat memperbaiki depresi yang dipicu oleh lithium

55

Page 65: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Faktor Fisiologis

Monoaminergik

Neurotrophic

HPA Axis

Immunological

Glutamatergic

System

C. Kerangka Teori Penelitian

Riwayat Gejala Pengalaman

PMS Persalinan

Depresi Stress Psikologi

Postpartum

Zat Gizi PUF Faktor Psikososial

Omega

Vitamin D

Selenium Faktor

Kepribadian

Zink

Sumber :(Mlyniec, 2015)(Ellsworth-

Zn2+

Bowers ER, Corwin EJ, 2012)(Payne

KCC2 2AG

JI, Palmer JT, Joffe H, 2009)(Marks

MN, Wieck A, Checkley SA, Kumar

GPR3 R, 1992)(Verkerk GJ, Denollet J, Van 51

Heck GI, Van Son MJ, Pop VJ,

Page 66: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

D. Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini ingin melihat peran faktor psikososial dan kadar zink

terhadap kejadian postpartum blues pada ibu dari keluarga perokok dan

non perokok di RSIA Siti Fatimah Kota Makassar

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independen) adalah

faktor psikososial (pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga, dukungan

suami, dan dukungan keluarga) serta kadar zink sedangkan sebagai

variabel terikat (dependen) adalah kejadian postpartum blues. Semua

variabel tersebut akan diukur pada ibu untuk melihat perbandingan peran

faktor psikososial dan kadar zink terhadap kejadian postpartum blues

Secara skematik, penelitian ini akan terlihat sebagai berikut :

Kadar Zink

Kejadian

Postpartum Blues

Faktor Psikososial

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

52

Page 67: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

E. Definisi Operasional (DO) dan Kriteria Objektif (KO)

Variabel DO dan KO Alat Ukur Skala Data

Depresi yang dialami ibu setelah Ordinal Postpartum Edinburg

persalinan yang diukur pada saat 3 blues Postnatal

hari post partum, dinyatakan dalam Depresion

skor Scale (EPDS)

Mengalami Postpartum blues skor

>10

Tidak mengalami Postpartum

blues skor < 10

(Meilina, 2014)

Kadar zink dalam plasma serum Rasio Kadar Zink Metode

(Saito M, Makino, et al, 1982), Nominal Colorimetric

diukur pada waktu pagi hari ketika menggunakan

ibu tidak berpuasa QuantiChrom

Defisiensi : <66 µg/dl Zink Assay Kit

Tidak defisiensi : > 66 µg/dl

Karena semua responden memiliki

kadar zink yang defisiensi, maka

dikategorikan lagi :

Sangat rendah: < nilai mean

53

Page 68: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Rendah : > nilai mean

Faktor Faktor psikologi, ekonomi maupun

Psikososial social yang terdiri dari Pendidikan,

pekerjaan, penghasilan, dukungan

suami dan dukungan keluarga

yang berhubungan dengan

terjadinya postpartum blues pada

ibu

Pendidikan Jenjang pendidikan terakhir yang

Kuesioner Nominal

dicapai oleh ibu

Rendah jika pendidikan ibu sampai

tamat SMP

Tinggi jika pendidikan ibu tamat

SMA atau lebih

Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan ibu dan

Kuesioner Ordinal

ibu mendapatkan penghasilan dari

hal tersebut

Tidak bekerja jika ibu adalah IRT

Bekerja jika ibu memiliki jenis

pekerjaan lain

54

Page 69: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Penghasilan Jumlah penghasilan yang

Kuesioner Nominal

keluarga diperoleh keluarga

Dibawah UMR, jika penghasilan

keluarga kurang dari 2 juta

perbulan

sesuai UMR, jika penghasilan

keluarga 2 juta atau lebih perbulan Dukungan dan partisipasi suami

Kuesioner Nominal

Dukungan yang diberikan kepada ibu

suami Ya, jika ibu merasa mendapat

dukungan suami

Tidak, jika ibu tidak merasa

mendapat dukungan suami

Dukungan Dukungan dan partisipasi keluarga

Kuesioner Nominal

keluarga yang diberikan kepada ibu

Ya, jika ibu merasa mendapat

dukungan keluarga

Tidak, jika ibu tidak merasa

mendapat dukungan suami

55

Page 70: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Status Status ibu sebagai perokok pasif,

Kuesioner Nominal

Keluarga yang tinggal bersama perokok aktif

sehingga ibu terpapar oleh asap

rokok

Kelurga perokok : Jika ibu tinggal

dengan perokok aktif

Keluarga non perokok : Jika ibu

tidak tinggal dengan perokok aktif

Pola Pola konsumsi yang

FFQ semi Nominal

Konsumsi dimaksud dalam penelitian

kuantitatif

Sumber zink ini adalah jumlah

keseluruhan sumber zat zink

yang dikonsumsi oleh

responden, yang ditinjau

dari segi jenis dan

frekuensinya. Pola konsumsi

makan pada anak diukur

dengan menggunakan

metode food frequency semi

kuantitatif

a. Sering : rata-rata skor

responden ≥ 0,43

b. Jarang : rata-rata skor

56

Page 71: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

responden ≤ 0,42

Sumber: Almatsier (2001).

Suplemen Fe yang Suplemen Fe

dikonsumsi oleh responden

a. Sering : rata-rata skor

responden ≥ 0,43

b. Jarang : rata-rata skor

responden ≤ 0,42

Sumber: Almatsier (2001).

F. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat hubungan antara kadar zink dengan kejadian

postpartum blues

2. Terdapat hubungan antara faktor psikososial (Pendidikan,

pekerjaan, penghasilan keluarga, dukungan suami dan

dukungan keluarga) dengan kejadian postpartum blues

3. Terdapat korelasi antara kadar zink dengan skor EPDS

57

Page 72: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

4. Terdapat korelasi antara faktor psikososial (Pendidikan,

pekerjaan, penghasilan keluarga, dukungan suami dan

dukungan keluarga) dengan skor EPDS

58

Page 73: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional

analitik dengan rancangan cross sectional study, dimana variabel

independen (bebas) dan variabel dependen (terikat) diukur pada

waktu bersamaan. Studi ini merupakan studi komparatif analitik

karena membandingkan peran faktor psikososial dan kadar zink

terhadap kejadian postpartum blues pada ibu dari keluarga perokok

dan non perokok.

Secara skematik, desain penelitian ini akan terlihat sebagai berikut

:

Ibu Post Partum

Postpartum Tidak Postpartum Blues

Kadar Zink

Faktor

Gambar 1. Skema Penelitian

59

Page 74: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RS. Siti Fatimah Kota

Makassar pada bulan Mei sampai Juni tahun 2017.

A. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian ini adalah ibu postpartum di RS. Siti Fatimah

Kota Makassar pada bulan Mei sampai Juni tahun 2017.

2. Sampel

Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini dihitung

dengan menggunakan rumus besar studi cross sectional

(Dahlan, 2016)

√ √ √ √

= √

=n1=n2=19,404

Dibulatkan jadi 20

60

Page 75: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Maka sampel yang dibutuhkan tiap kelompok adalah 20 orang

sampel

Dengan Keterangan :

n1 = Jumlah subjek pada kelompok 1

n2 = Jumlah subjek pada kelompok 2

Zα=Nilai standar alpha 5% yaitu 1,96

Zβ= Nilai standar beta 20% yitu 0,84

P1 = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi 1,

ditetapkan 70% (0,7)

P2=Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi 2,

ditetapkan 50% (0,5)

Pada penelitian ini jumlah sampel yang diperoleh adalah 70

responden, dengan rincian 40 sampel menderita postpartum

blues (kasus) dan 27 sampel tidak menderita postpartum blues

(kontrol)

Sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai

berikut

Kriteria inklusi

1. Ibu postpartum yang dirawat di RS St. Fatimah Periode

Mey-Juni 2017

2. Ibu melahirkan secara normal

3. Ibu multipara

4. Bersedia menjadi responden (mengisi informed consent)

61

Page 76: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Kriteria Eksklusi

1. Ibu menderita penyakit parah/komplikasi

2. Lila ibu kurang dari 23,5 cm (gizi kurang)

3. Ibu memiliki riwayat depresi

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui data primer dan data

sekunder. Pengambilan data primer dilakukan melalui pengambilan

darah oleh bidan yang merawat responden di rumah sakit dan

kuesioner umum serta Edinburg Postnatal Depresion Scale (EPDS)

untuk mengukur kejadian postpartum blues pada ibu. Pengambilan

data karakteristik merokok dengan kuesioner dan data tentang

depresi menggunakan EPDS dilakukan pada pagi hari di hari ke 3

postpartum. Selain itu dilakukan pengukuran Lila pada ibu

menggunakan pita ukur. Setelahnya, baru dilakukan pengambilan

darah. Untuk keperluan pemeriksaan zink, darah diambil dari vena

cubiti dengan menggunakan mikrokuvet masing-masing sebanyak

5 ml.. Darah yang sudah diambil oleh bidan kemudian disimpan ke

dalam ice box untuk menjamin kualitasnya dan mencegah

kerusakan selama proses pengangkutan sampel dari rumah sakit

ke laboratorium. Darah diambil pada pagi hari pada saat ibu tidak

berpuasa. Setelah darah terkumpul kemudian dibawa ke HUM-RC

untuk disimpan di lemari pendingin. Pada saat hari sabtu dan

62

Page 77: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

minggu saat lab tutup, maka sampel akan disimpan di lemari

pendingin milik rekan peneliti

Prosedur Pemeriksaan Zn Serum

Pemeriksaan zink dilakukan dengan QuantiChrom Zink Assay Kit

(DIZN-250). Merupakan kit pemeriksaan zink yang memiliki tingkat

sensitifitas dan akurasi yang baik serta tidak membutuhkan perlakuan

persiapan terhadap sampel (pretreatments)

Bahan-bahan

1. Aquades (deionized water)

2. Plasma darah (sampel)

3. Kit, yang terdiri dari reagen A, reagen B dan reagen C

Alat-alat

1. Mikropipet

2. Tips pipet

3. Tatakan sampel

4. Wadah

5. Tabung microwheel 1,5 ml

6. Tabung ukuran 15 ml

Persiapan sampel

1. Siapkan sampel plasma dan air murni

2. Pipet masing-masing 20 ml air murni ke dalam microwheel

63

Page 78: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

3. Tambahkan 5 mikroliter plasma ke dalam tabung mikrowheel

yang telah berisi air murni (deionized water), sisakan 6 tabung

mucrowheel untuk larutan standar

4. Siapkan tabung standar sebanyak 6 tabung untuk membuat

larutan reagen standar

5. Pipet air murni ke dalam tabung standar masing-masing tabung

A =40 mikroliter, tabung B=42,5 mikroliter, tabung C=45

mikroliter, tabung D=47,5 mikroliter, tabung E =50 mikroliter dan

tabung F=52,5 mikroliter

6. Tambahkan reagen standar masing-masing tabung A=10

mikroliter, tabung B= 7,5 mikroliter, tabung C= 5 mikroliter,

tabung D=2,5 mikroliter sedangkan tabung E dan F dikosongkan

7. Spindown (putar) larutan tersebut dengan alat centrifuge 5415 R

selama 30 detik dengan kecepatan 13.000 rpm

8. Tambahkan larutan reagen standar sebanyak 25 mikroliter ke

dalam tabung microwheel standar A, B. C dan D. pada tabung E

tambahkan EDTA sebanyak 1 mikroliter

Persiapan working reagen

1. Siapkan tabung sentrifugasi volume 15 ml

2. Pipet reagen A sebanyak 11 ml ke dalam tabung

3. Tambahkan reagen B dan reagen C sebanyak 220 mikroliter

4. Guncang larutan tersebut dengan shaker selama 1 menit agar working

reagen tercampur dengan baik

64

Page 79: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

5. Tuangkan working reagen ke dalam wadah

6. Tambahkan working reagen tersebut sebanyak 100 mikroliter ke dalam

masing=masing tabung sampel dan tabung standar (semua tabung)

7. Inkubasi tabung dalam suhu ruang di atas mikroplate shaker selama

30 menit

8. Baca hasil optical density menggunakan Elisa reader (ELX 800) pada

425 nm

9. Hasil pembacaan dipindahkan ke program excel

10. Menentukan kurva standar

.00 11

.17 9

.33 7

.50 5

.67 3

.83 1

.00

0 0.0

S = 0.37446653 r = 0.99887757

0.0 0.0 0.1 0.1 0.1 0.1

X Axis (units)

11. Membuat persamaan sesuai dengan kurva standar, dan diperoleh

fungsi sebagai berikut :

Rational Function: y=(a+bx)/(1+cx+dx^2) Coefficient Data: a = -0.047

b = 155.16

c = 6.2868

d = -1.862

65

Page 80: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

D. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan

menggunakan computer SPSS (Statistical Product and Service

Solution) versi 18.0 dengan beberapa data

1. Editing, yaitu tahap pemeriksaan hasil pengumpulan data yang

bertujuan untuk mengetahui kelengkapan, kejelasan makna

jawaban, konsistensi maupun relevansi dengan penelitian

2. Coding, yaitu tahap pemberian kode agar memudahkan proses

pengolahan dan analisis data

3. Entry data, yaitu tahap memasukkan data yang telah

dikumpulkan untuk diolah pada komputer dengan program

4. Cleaning data, yaitu tahap membersihkan kesalahan yang

mungkin terjadi selama proses input data. Cleaning data

dilakukan dengan cara analisis frekuensi pada semua variable.

Data missing dibersihkan dengan mengimput kembali data yang

benar

E. Analisis Data

Analisis data adalah tahap menganalisis data yang telah diolah.

Proses ini dilakukan melalui analisis univariat dan bivariat dengan

66

Page 81: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

menggunakan program analisis yang telah tersedia dalam aplikasi

SPPS

1. Analisis Univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran

umum dengan mendeskripsikan distribusi frekuensi dari tiap-tiap

variabel

2. Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian

ini. Hipotesis diterima jika nilai kemaknaan p<0,05. Normalitas

data diuji dengan Kolmosgorov-Smirnov dengan kemaknaan

p<0,05. Jika nilai p>0,05 maka data terdistribusi normal, dan

sebaliknya jika nilai p<0,05 maka data tida terdistribusi normal.

Secara rinci, uji yang digunakan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Untuk membuktikan hipotesis 1 yaitu “Terdapat Hubungan

antara kadar zink dan kejadian postpartum Blues” digunakan uji

chis quare

b. Untuk membuktikan hipotesis 2 yaitu “Terdapat hubungan faktor

psikososial (pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga,

dukungan suami dan dukungan keluarga” digunakan uji chi

square

c. Untuk membuktikan hipotesis 3 yaitu “Terdapat korelasi antara

kadar zink dan skor EPDS” digunakan uji korelasi spearman

d. Untuk membuktikan hipotesis 4 yaitu “Terdapat korelasi antara

faktor psikososial (pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga,

67

Page 82: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

dukungan suami dan dukungan keluarga) dengan skor EPDS

digunakan uji korelasi spearman

F. Etika Penelitian

Penelitian ini mengajukan permohonan izin kepada instansi tempat

penelitian dalam hal ini adalah RS Siti Fatimah. Setelah

memperoleh izin dari instansi terkait, penelitian juga meminta

pertimbangan etik dari Komisi Etik FK Unhas. Selain itu etika

penelitian dilakukan melalui :

1. Lembar persetujuan (informed Consent)

Informed consent merupakan lembar persetujuan yang

diberikan pada setiap calon responden yang akan diteliti untuk

meminta kesediaannya secara tertulis. Ketika lembar ini

ditandatangani oleh responden maka responden telah bersedia

untuk terlibat dalam penelitian dan memberikan hak kepada

peneliti untuk menggunakan datanya

2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Demi menjaga kerahasiaan, maka identitas responden diwakili

oleh inisial saja dan data responden tidak akan dipublikasikan

kecuali untuk keperluan ilmiah

68

Page 83: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini awalnya direncanakan akan dilaksanakan pada

bulan April sampai Juni 2017 di RB Wihdatul Ummah. Namun baru dapat

dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2017 di RSIA St. Fatimah

karena mengejar jumlah sampel yang diperlukan. Apabila dilaksanakan di

RB Wihdatul Ummah jumlah pasiennya tidak sebanyak di RSIA St.

Fatimah sehingga peneliti pun memutuskan berpindah lokasi penelitian.

Pemeriksaan zink awalnya direncanakan akan dilakukan di Laboratorium

Prodia, namun karena kendala teknis akhirnya pemeriksaan zink

dilakukan dengan metode colorimetric menggunakan QuantiChrom Zink

Assay Kit di Hasanuddin University Medical Research Center (HUM-RC).

Jumlah sampel awalnya direncanakan sebanyak 40 orang dengan

masing-masing 20 orang postpartum blues dan 20 orang tidak. Tapi

sampel yang diperoleh pada penelitian ini berjumlah 67 orang dengan 40

orang menderita postpartum blues (59,7%) dan 27 orang tidak menderita

postpartum (40,3%).

1. Karakteristik umum responden

Karakteristik umum responden pada penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 1.

69

Page 84: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Tabel 1. Karakteristik Umum responden berdasarkan faktor psikososial, postpartum blues dan kadar zink

Karakteristik

Jumlah

n %

Usia Ibu

Berisiko 17 25,4

tidak berisiko 50 74,6

Pendidikan Ibu

Rendah 34 50,7

Tinggi 33 49,3

Pekerjaan ibu

Bekerja 4 6,0

tidak bekerja 63 94,0

Pendapatan keluarga

dibawah UMR 31 46,3

sesuai UMR 36 53,7

Dukungan Suami

Ya 59 88,1

Tidak 8 11,9

Dukungan Keluarga

Ya 63 94,0

Tidak 4 6,0

Status merokok keluarga

Perokok 54 80,6

Non perokok 13 19,4

Mengalami Postpartum Blues

Ya 40 59,7

Tidak 27 40,3

Kadar Zink

Sangat rendah 28 41,8

Rendah 39 58,2

Jumlah Total 67 100 Sumber :Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa responden pada penelitian ini

sebagian besar berada pada usia tidak berisiko (20-36 tahun) yaitu 74,6%,

berpendidikan rendah (50,7%), tidak bekerja (IRT) yaitu 96%,

70

Page 85: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

memiliki pendapatan keluarga sesuai UMR (53,7%), mendapat dukungan

suami (88,1%), mendapat dukungan keluarga (94,0%), berasal dari

keluarga perokok (80,6%), mengalami postpartum blues (59,7%) dan

kadar zinknya rendah (58,2%)

2. Pola Konsumsi Responden

Tabel 2. Pola Konsumsi Makanan Sumber Zink pada Responden Berdasarkan Kejadian Postpartum Blues

Jenis Makanan Sumber Tidak postpartum

Postpartum Blues Blues zink

n % n %

Hati

Jarang 39 62,9 23 37,1

Sering 1 20,0 4 80,0

Daging sapi

Jarang 38 59,4 26 40,6

Sering 2 66,7 1 33,3

Daging ayam

Jarang 34 60,7 22 39,3

Sering 6 54,5 5 45,5

Ikan Laut

Jarang 10 71,4 4 28,6

Sering 30 56,5 23 43,4

Kerang

Jarang 39 59,1 27 40,9

Sering 1 100 0 0

Telur

Jarang 22 66,7 11 33,3

Sering 18 52,9 16 47,1

Susu

Jarang 23 59,0 16 41,0

Sering 17 60,7 11 39,3

Keju

Jarang 40 59,7 27 40,3

Sering 0 0 0 0

71

Page 86: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Berdasarkan tabel 2, terlihat bahwa jenis makanan sumber

zink yang lebih banyak dikonsumsi oleh ibu yang menderita

postpartum blues adalah daging sapi (66,7%), daging ayam

(54,5%), kerang (100%), ikan laut (56,5%), susu (60,7%) dan telur

(52,9%). Sedangkan ibu yang tidak menderita postpartum blues

lebih sering mengkonsumsi hati (80%). Semua ibu, baik yang

menderita postpartum blues maupun tidak, sama-sama jarang

mengkonsumsi keju

Tabel 3. Pola Konsumsi Tablet Besi pada Responden Berdasarkan Kejadian Postpartum Blues

Pola Makan Postpartum Blues Tidak postpartum Blues

n % n %

Makanan Sumber Zink

Jarang 23 57,5 17 42,5

Sering 16 61,5 10 38,5

Suplemen Fe

Jarang 38 62,3 23 37,7

Sering 2 33,3 4 66,7

Total 40 100 27 100 Sumber :Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa ibu yang menderita postpartum

blues lebih sering mengkonsumsi makanan sumber zink (61,6%)

dan jarang mengkonsumsi suplemen Fe (33,3%). Sedangkan ibu

yang tidak menderita postpartum blues jarang mengkonsumsi

makanan sumber zink (42,5%) dan sering mengkonsumsi

suplemen Fe (66,7%)

72

Page 87: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

3. Hubungan antara Kadar Zink dan kejadian postpartum blues

Tabel 4. Hubungan Antara Kadar Zink dan Kejadian Postpartum Blues

Kadar Zink (µg/dl) Postpartum Blues Tidak Postpartum Blues p*

Mean 11,65 9,91 0,263

Min 0,59 0,54

Max 21,72 20,90

SD 5,6 6,96 *Uji T independen Sumber :Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa kadar zink pada ibu yang

menderita postpartum blues lebih tinggi bila dibandingkan ibu yang

tidak menderita postpartum blues. Perbedaannya adalah 1,74

µg/dl. Tetapi perbedaan itu tidak bermakna (p=0,263)

Tabel 5. Hubungan Antara Kadar Zink dan Kejadian Postpartum Blues

Kadar Zink (µg/dl) Postpartum Blues Tidak Postpartum Blues

p*

n % n %

Sangat rendah 14 50% 14 50% 0,170

Rendah 26 66,7 13 33,3 Uji T independen

Sumber :Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa ibu yang menderita postpartum

blues sebagian besar memiliki kadar zink yang rendah (66,7%)

sedangkan pada ibu yang tidak menderita postpartum blues

sebagian besar memiliki kadar zink yang sangat rendah (50%).

Tetapi perbedaan itu tidak bermakna (p=0,170)

73

Page 88: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Tabel 6. Hubungan Antara Kadar Zink dan Kejadian Postpartum Blues pada Ibu dari Keluarga Perokok dan Non Perokok

Kadar Zink Postpartum Blues p* Tidak postpartum Blues p*

(µg/dl) Perokok Non Perokok Perokok Non Perokok

Mean 11,18 14 0,208 8,83 12,99 0,179

Min 0,59 10,55 0,54 2,24

Max 21,72 20,28 20,9 17,78

SD 5,8 3,1 7,04 6,15 *Uji T independen Sumber : data primer, 2017

Berdasarkan tabel 6, terlihat bahwa ibu yang menderita postpartum

blues dari keluarga perokok memiliki kadar zink yang lebih rendah

(11,18 µg/dl) bila dibandingkan ibu yang menderita postpartum

blues dari keluarga non perokok (14 µg/dl). Besar perbedaannya

adalah 2, 82 µg/dl. Tetapi perbedaan itu tidak bermakna (p=0,208).

Ibu yang tidak menderita postpartum blues yang berasal dari

keluarga perokok juga memiliki kadar zink yang lebih rendah (8,83

µg/dl) bila dibandingkan ibu yang tidak menderita postpartum blues

dan berasal dari keluarga non perokok (12,99 µg/dl). Besar

perbedaannya adalah 4,16 µg/dl. Tetapi perbedaan itu tidak

bermakna (p=0,179). Perbedaan kadar zink yang paling besar

antara ibu dari keluarga perokok dan non perokok terdapat pada

ibu yang tidak menderita postpartum blues

74

Page 89: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

4. Hubungan antara Faktor Psikososial dan kejadian postpartum

blues

Tabel 7. Hubungan Antara Faktor Psikososial dan Kejadian Postpartum Blues

Postpartum Blues

Tidak Postpartum

Faktor Psikososial

Blues p*

n % n %

Pekerjaan

Bekerja 1 25 3 75 0,145

Tidak bekerja 39 61,9 24 38,1

Pendidikan

Rendah 20 58,8 14 41,2 0,882

Tinggi 20 60,6 13 39,4

Pendapatan

Dibawah UMR 17 54,8 14 45,2 0,451

Sesuai UMR 23 63,9 13 36,1

Dukungan Suami

Ya 34 57,6 25 42,4 0,347

Tidak 6 75 2 25

Dukungan Keluarga

Ya 36 57,1 27 42,9 0,142

Tidak 4 100 0 0 *Uji chi square

Sumber : data primer 2017

Berdasarkan tabel 7 terlihat bahwa pada ibu yang menderita

postpartum blues lebih banyak yang tidak bekerja (61,9%),

pendidikan tinggi (60,6%), pendapatan keluarga sesuai UMR

(63,9%), tidak mendapat dukungan suami (75%) dan tidak

mendapat dukungan keluarga (100%). Tidak terdapat hubungan

antara pekerjaan (p=0,145), pendidikan (p=0,882), pendapatan

75

Page 90: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

(p=0,451), dukungan suami (0,347) dan dukungan keluarga

(p=0,142) dengan kejadian postpartum blues pada ibu

5. Korelasi antara kadar zink dan faktor psikososial dengan skor

EPDS

Tabel 8. Korelasi antara kadar zink dan faktor psikososial dengan skor EPDS

Variabel Skor EPDS

p* interpretasi

Kadar zink 0,491 Tidak berkorelasi

Pekerjaan 0,382 Tidak berkorelasi

Pendidikan 0,095 Tidak berkorelasi

Pendapatan 0,690 Tidak berkorelasi

Dukungan suami 0,029 Berkorelasi

Dukungan keluarga 0,061 Tidak berkorelasi

*Uji Spearman

Berdasarkan tabel 8, terlihat bahwa tidak terdapat korelasi antara

kadar zink (p=0,491), pekerjaan (p=0,382), pendidikan (p=0,095),

pendapatan (p=0,690), dan dukungan keluarga (p=0,061) dengan

skor EPDS. Sedangkan dukungan suami berkorelasi dengan skor

EPDS (p=0,029)

B. Pembahasan

1. Kadar Zink pada responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar zink pada

responden seluruhnya berada di bawah normal, yaitu <66 µg/dl

berdasarkan standar yang diberikan oleh 2nd

National Health and

Nutrition Examination Survey of US. (Hotz C, Peerson JM, Brown

76

Page 91: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

KH, 2003). Kadar zink tersebut diukur pada pagi hari saat

responden tidak berpuasa. Hasil penelitian ini sama dengan yang

ditemukan oleh Syah (2012), yang melihat kadar micronutrient pada

ibu hamil. Studi tersebut menemukan bahwa kadar zink pada ibu

hamil di Kecamatan Bontonompo dan Bontonompo Selatan

semuanya mengalami defisiensi (< 65mg/l) (Muhammad Nur Hasan

Syah, Abdu Razak Thaha, Citrakesumasari, 2012). Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Daud NA (2004), menemukan

bahwa 90,6% ibu hamil yang menjadi resoponden pada studi

tersebut mengalami defisiensi zink (Daud, 2004)bahwa masalah

defisiensi zink ternyata masih sangat tinggi pada masyarakat di

Indonesia secara umum dan masyarakat Sulawesi Selatan secara

khusus.

As’ad mengungkapkan bahwa penyebab masalah defisiensi

zink adalah karena pola makan masyarakat Indonesia yang masih

berpola pangan nabati dan sedikit mengonsumsi pangan hewani.

Padahal sumber utama zink terdapat pada daging, ikan dan kerang.

Meski pangan nabati seperti kacang tanah, biji-bijian dan kacang

polong, sereal, umbi-umbian dan buah sayur mengandung kadar

zink yang cukup tinggi, namun bioavabilitasnya menjadi rendah

karena adanaya serat dan fitat yang mengikat zink sehingga sulit

diserap oleh tubuh (As'ad, 2005)

77

Page 92: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Pangan hewani sumber zink terutama daging dan kerang

tidak dapat dikonsumsi secara meluas karena harganya yang

mahal dan pengadaannya yang terbatas. Sehingga masalah

defisiensi zink memang biasa dijumpai pada masyarakat dengan

populasi berpendapatan rendah. Sebenarnya pendapatan keluarga

responden pada studi ini dominan pada jumlah 2 juta rupiah per

bulan dan pekerjaan suami responden dominan wiraswasta dan

buruh

Masalah-masalah gizi pada masyarakat kita juga diperparah

oleh pengetahuan gizi yang rendah. Berdasarkan studi awal yang

dilakukan oleh Jafar (2017) tentang pengetahuan gizi seimbang

pada guru maupun siswa sekolah menengah di Kota Makassar

ditemukan bahwa pengetahuan gizi seimbang masih sangat rendah

baik pada guru maupun siswa. Para guru dan siswa masih

memahami bahwa panduan pola makan yang sehat adalah 4 sehat

5 sempurna. Padahal, penduan tersebut telah digantikan oleh

pedoman umum gizi seimbang. Pedoman tersebut memberikan

petunjuk tentang pola makan dan pola hidup yang baik dan

seimbang untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah

terjadinya malnutrisi/gizi salah yang termanivestasi dalam bentuk

defisiensi maupun over nutrisi pada unsur makro maupun

mikronutrien

78

Page 93: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Sebuh fenomena dapat dikategorikan sebagai masalah

kesehatan masyarakat jika prevalensinya lebih dari 20% populasi.

Masalah defisiensi zink seharusnya menjadi perhatian bersama

mengingat perannya yang demikian penting dalam menunjang

kesehatan seseorang. Apalagi prevalensi defisiensi zink sangat

tinggi. Studi ini maupun studi-studi sebelumnya menunjukkan

bahwa kadar zink pada ibu hamil maupun menyusui sangatrendah.

Meski demikian, masalah defisiensi zink belum dibahas secara

khsusu sebagai masalah gizi kesehatan masyarakat. Yang menjadi

masalah gizi kesehatan adalah Kurang Energi Protein/Kurang

Energi Kronik, anemia defiensi besi, Kurang Vitamin A, Gangguan

Akibat Kekurangan Yodium, dan obesitas. Dengan melihat besar

masalah defisiensi zink, maka selayaknya hypozinkemia menjadi

kandidat masalah gizi kesehatan masyarakat

Menurut As’ad, ada beberapa solusi mengatasi masalah

defiensi zink pada masyarakat. Solusi tersebut mencakup program

fortifikasi, suplementasi dan modifikasi

Fortifikasi makanan adalah proses penambahan zat-zat gizi

ke dalam makanan sehari-hari, minuman atau bumbu masak yang

lazim dikonsumsi oleh masyarakat dalam suatu populasi.

Contohnya adalah fortifikasi vitamin A pada minyak goring,

fortifikasi zat besi ke dalam terigu ataupun fortifikasi mikronutrien ke

dalam beras seperti yang dilakukan Thaha,dkk di Kabupaten

79

Page 94: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Karawang di tahun 2015. Fortifikasi ini telah berhasil mengatasi

defisiensi zink di Negara-negara industry. Menurut As’ad, senyawa-

senyawa zink yang dapat digunakan sebagai zat tambahan adalah

zink-klorida, zink-glukonat, zinkoksida, zink stearate dan zink sulfat.

Program-program fortifikasi sangat efektif dalam mengatasi

masalah defiensi, khusunya pada populasi dengan risiko tinggi.

Program tersebut biasanya efektif pula dari segi biaya

Suplementasi adalah pemberian zat gizi tertentu dalam

bentuk aslinya tanpa ditambahkan ke dalam makanan ataupun

minuman. As’ad menyarankan pemakaian zink dalam bentuk

garam-garam yang mudah larut seperti zink-asetat, zink-sulfat

ataupun zink-glukonat. Senyawa tersebut biasanya dijadikan

suplemen dalam bentuk syrup ataupun tablet kunyah. Penggunaan

suplemen sangat bergantung pada usia kelompok target, adat

budaya dan tingkat kebutuhan target. Studi yang dilakukan

Citrakesumasari di Kabupaten Barru tahun 2014, menemukan

bahwa suplementasi zink bersama Fe dapat meningkatkan kadar

Hb pada ibu hamil. Perhitungan As’ad tentang biaya suplementasi

ini, berkisar antara Rp.1000-1500 per orang tiap tahunnya.

Modifikasi pola makan merupakan upaya merubah

kebiasaan makan pada masyarakat. Dalam hal ini adalah

memperbaiki pola konsumsi pangan agar asupan zink juga

meningkat. Sebagaimana diketahui bahwa zink kaya pada

80

Page 95: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

makanan hewani, terutama daging ataupun kerang. Maka salah

satu upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan ketersediaan

pangan tersebut di masyarakat. Dalam hal ini, bidang peternakan

dan kelautan perlu dilibatkan. Khusus untuk kerang, perlu dipikirkan

strategi pengolahannya menjadi bentuk pangan lain yang lebih

tahan lama dan lebih portable untuk didistribusikan ke daerah-

daerah yang jauh dari sumber kerang. Untuk pangan nabati, meski

kadar phytat pada pangan tersebut dapat menghambat

penyerapannya, namun dengan pengolahan tertentu phytat

tersebut bisa dihilangkan. Inilah yang menarik untuk menjadi kajian

lebih lanjut. Mengingat sebenanrnya negara kita sangat berlimpah

dengan sumber pangan zink dari bahan nabati. Misalnya seperti biji

labu kuning. Yang merupakan limbah agraris tetapi cukup kaya

zink. Dengan kajian lebih lanjut, seharusnya sumber pangan

tersebut dapat dikelola menjadi salah satu bahan pangan sumber

zink yang dapat dikonsumsi secara meluas.

Selain dengan memstikan ketersediannya di masyarakat,

upaya lain yang perlu dilakukan adalah memastikan pangan kaya

zink dapat tersedia di rumah tangga. Karena penyebab utama

terjadinya masalah gizi di masyarakat adalah karena ketersedian

pangan di tingkat rumah tangga yang bermasalah. Apalagi pangan

sumber zink cukup sulit diakses oleh masyarakt secara luas,

terutama masyarakat golongan ekonomi lemah. Peningkatan

81

Page 96: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

kesejahteraan masyarakat menjadi upya mutlak yang harus

dilakukan. karena hal tersebut, masalah gizi tidak cukup hanya

diselesaikan dengan pendekatan kegizian. Namun juga melibatkan

pihak lain. Karena masalah gizi sangat berkaitan dengan kondisi

ekonomi dan politik. Tanggung jawab pemerintah adalah

memastikan setiap rumah tangga dapat memiliki akses pangan

yang baik, dalam hal ini adalah dengan meningkatkan daya beli

rumah tangga.

Termasuk hal penting yang perlu diupayakan dalam

modifikasi pola makan adalah dengan melakukan pendidikan gizi

kepada masyarakat. Merupakan fakta, bahwa pengetahuan gizi

masyarakat kita masih sangat rendah. Upaya inilah yang sekarang

tengah dikaji oleh Jafar, yaitu dengan melibatkan guru dan siswa

untuk menggaungkan gizi seimbang di sekolah-sekolah yang

menjadi wilayah studinya. Juga dilakukan Indriasari, dengan

mengkampanyekan sarapan sehat di sekolah. Termasuk pula

upaya keluarga sadar gizi (kadarzi) yang menjadi program

pemerintah

Pedoman umum gizi seimbang memberikan panduan makan

yang sehat dan seimbang. Termasuk mengkonsumsi sumber

protein hewani dalam jumlah yang mencukupi dan tidak berlebihan.

Kebutuhan protein yang seharusnya dikonsumsi adalah 20-30%

dari total energy yang dibutuhkan seseorang. Sumber protein tersut

82

Page 97: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

diharapkan dari sumber yang beragam. Pangan nabati seperti

kacang-kacangan juga pelu dikonsumsi sebagai sumber protein.

Meski biovabilitasnya zinknya lebih rendah dibandingkan pangan

hewani, namun zat gizi lain yang terkandung di dalamnya juga

dibutuhkan oleh tubuh. Contohnya adalah serat yang dibutuhkan

untuk menjaga kesehatan dari penyakit degenerative

Menurut As’ad, salah satu teknik modifikasi pangan untuk

mengatasi masalah defisiensi zink adalah dengan fortifikasi ladang.

Teknik ini merupakan penggunaan pupuk zink untuk meningkatkan

kandungan zink dalam padi atau sereal lainnya yang menjadi

pangan pokok masyarakat. Termasuk pula hal ini adalah

pemanfaatan ilmu genetika dan biomolekuler untuk

mengembangkan varietas tanaman yang memiliki genotip yang

dapat mengefisiensikan penyerapan zink

As’ad juga memberikan solusi lain dan peneliti juga sepakat

dengannya, bahwa perlu dilakukan intervensi terhadap mereka

yang rawan mengalami defisiensi zink. Yaitu bayi yang dalam masa

penyapihan, anak-anak yang baru sembuh dari malnutrisi, wanita

hamil dan menyusui serta orang tua

Terkait dengan program Scalling Up Nutrition (1000 HPK)

maka seyogyanya pemenuhan asupan zink pada ibu hamil dan

menyusui dapat menjadi perhatian pihak yang berwenang. Solusi

83

Page 98: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

yang dipilih harus sesuai dengan besaran masalah dan

ketersediaan sumber daya

Defisiensi zink biasanya terkait dengan usia, karena pada

setiap daur kehidupan memiliki masalah dan kebutuhan gizi

masing-masing. Pada awal kehidupan, gejala yang biasa

ditemukan adalah terjadinya diare. Defisiensi zink biasanya terkait

dengan gangguan fungsi kognitif, masalah perilaku, penurunan

memori, gangguan belajar dan atrofi neuronal (Brown KH, Rivera

JA, Bhutta Z, Gibson RS, King JC, et al, 2004). Masalah kulit

menjadi lebih sering muncul di usia remaja. Sedangkan alopecia,

gangguan pertumbuhan dan infeksi berulang biasa dijumpai pada

anak sekolah. Luka kronis yang sulit disembuhkan dan infeksi

berulang juga biasa dijumpai pada lansia. Pada ibu hamil, zink

dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan janin yang optimal.

Sedangkan pada ibu menyusui, zink dibutuhkan untuk mensintesis

ASI sekaligus sebagai sumber zink bagi bayi yang menyusui

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mean kadar zink pada

ibu dari keluarga non perokok lebih tinggi dibandingkan dengan ibu

dari keluarga perokok, yaitu 13,61+4,86 µg/dl. Sedangkan ibu dari

keluarga perokok memiliki nilai mean kadar zink 10,01+6,43 µg/dl.

Meski belum ditemukan korelasi antara status keluarga perokok

dengan kadar zink ibu (r=0,063). Kadar zink pada ibu dari keluarga

perokok adalah 10,02 µg/dl lebih rendah dari keluraga non perokok

84

Page 99: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

yaitu 13,61µg/dl Besar perbedaannya adalah 3,49 µg/dl. Namun

perbedaan itu tidak bermakna karena nilai p=0,063.

Hasil ini hampir serupa dengan yang ditemukan oleh Etty,

dkk (2016), yang menemukan bahwa kadar zink ASI pada ibu dari

keluarga perokok jauh lebih rendah dibandingkan ibu dari keluarga

non perokok. Namun berbeda dengan studi ini, hasil yang ditemukan

oleh Etty dkk (2016), perbedaan kadar zink ASI pada ibu dari

keluarga perokok dan non perokok ternyata signifikan (Etti Sudaryati,

Evawany Aritonang, Ida Yustina, 2016)

1. Kejadian postpartum blues pada responden

a. Skor EPDS

EPDS adalah sebuah alat ukur untuk menilai mood

seorang ibu pasca melahirkan. Instrumentnya terdiri dari 10 item

pengukuran. EPDS dinilai dengan skor, dimana skor maksimum

adalah 30. Skor 10 atau lebih mengindikasikan kemungkinan

adanya depresi (Navarro P, Aguado J, Ascaso C, Garcia-Esteve L,

Torres A, Martin-Santos R, 2007)

Studi yang dilakukan di Perancis terhadap ibu

postpartum pada hari 3 setelah persalinan menemukan bahwa

terdapat 30% ibu yang memiliki skor EPDS 9 dan 19% memiliki

skor 11 (Mattheys, Henshaw C, Elliot S, Barnett B, 2006). Studi

yang dilakukan di Italia menemukan bahwa sekitar 15,7% wanita

pada hari ke 2 persalinan melaporkan skor EPDS lebih dari 9.

85

Page 100: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Factor EPDS yang dianalisis pada hari ke 2 menunjukkan bahwa

terdapat 3 aspek yang menonjol yaitu depresi, kecemasan dan

anhedonia (Petrozzi A, Gagliardi L, 2013)

b. Kejadian postpartum blues

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian postpartum

blues pada penelitian ini adalah 57,14%. Jumlah tersebut serupa

dengan yang dipaparkan oleh Miller, bahwa postpartum blues biasa

terjadi pada sekitar 50% wanita yang baru selesai melahirkan. Studi

yang dilakukan Ernawati di Puskesmas Pare Kediri menemukan

prevalensi postpartum blues yang lebih tinggi yaitu 62,5%

(Ernawati, 2006). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Anggraeni, menemukan prevalensi postpartum blues yang lebih

tinggi lagi yaitu sebesar 64,29% (Novi Anggraeni, Zulfiyani, 2014)

Wanita yang mengalami postpartum blues biasanya lebih

mudah menangis, lebih cemas, lebih labil dan lebih emosional bila

dibandingkan biasanya. Postpartum blues biasanya terjadi pada

hari ke 3 sampai hari ke 5 setelah persalinan. Menurut Miller,

kejadian postpartum blues tidak terkait dengan riwayat psikiatrik,

stress lingkungan, konteks budaya, penyusuan ataupun paritas.

Namun factor-faktor tersebut biasanya berpengaruh ketika

postpartum blues berkembang menjadi depresi (Miller, 2002)

86

Page 101: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Studi ini menunjukkan bahwa kejadian postpartum blues

sedikit lebih tinggi pada responden yang melahirkan di usia yang

berisiko yaitu 58,8%, bila dibandingkan dengan responden yang

melahirkan di usia yang tidak berisiko yaitu 56,6%. Namun

perbedaan itu tidak bermakna (p=0,872). Studi ini serupa dengan

yang ditemukan oleh Sari, bahwa kejadian postpartum blues tidak

berhubungan dengan usia ibu (Sari, 2009). Juga studi yang

dilakukan oleh Rusli, dkk, dimana pada studi tersebut tidak

ditemukan perbedaan kejadian depresi pada ibu primipara bila

ditinjau dari usia ibu (isa Arianie Rusli, Tatik Melyantariningsih,

Weni Endahning Wani, 2011)

Studi ini berbeda dengan yang diperoleh Tuhulele K, bahwa

faktor yang berhubungan dengan depresi postpartum pada ibu di

rumah sakit yang sama pada tahun 2016 adalah usia ibu (Tuhulele

K, Seweng A, Sarakeh M, 2016). Demikian pula yang ditemukan

Urbayani, bahwa umur responden berhubungan dengan kejadian

postpartum blues pada ibu (Urbayani, 2010).

Umur yang ideal untuk menjadi ibu adalah umur 20-30 tahun

karena dalam periode kehidupan wanita ini risiko menghadapi

komplikasi medis paling rendah. Factor usia saat kehamilan dan

persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan

untuk menjadi ibu (Sloane and Benedict, 2008)

87

Page 102: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Berdasarkan pendidikan, terlihat bahwa kejadian postpartum

blues sedikit lebih tinggi pada responden yang berpendidikan tinggi

yaitu 60%, bila dibandingkan dengan responden yang

berpendidikan rendah yaitu 54,3%. %. Namun perbedaan itu tidak

bermakna (p=0,629). Hasil ini berbeda dengan apa yang ditemukan

oleh Ibrahim, dkk, yang menemukan bahwa faktor yang

berhubungan dengan depresi postpartum pada ibu di Makassar

adalah tingkat pendidikan (Ibrahim F, Rahma, Iksan M, 2012).

Memang waktu pengukuran depresi pada studi tersebut berbeda

dengan studi ini. Karena studi itu mengukur depresi pada ibu

setelah 12 minggu persalinan, sedangkan pada studi ini depresi

diukur pada hari ke 3 postpartum

Berdasarkan pekerjaan, terlihat bahwa kejadian postpartum

blues lebih tinggi pada ibu yang tidak bekerja, yaitu 59,1%

dibandingkan pada ibu yang bekerja, yaitu 25%. Namun perbedaan

itu tidak bermakna (p=0,181). Hasil tersebut hampir sama dengan

studi di Klaten yang menemukan bahwa ibu yang tidak bekerja

berisiko menderitaa depresi postpartum sebesar 10,7 kali

dibandingkan ibu yang bekerja (Wahyuni S, Marwati, Supiati, 2014)

Pendidikan dan pekerjaan dapat meningkatkan self esteem

(kepercayaan diri pada ibu). Self esteem adalah penerimaan diri

sendiri, oleh diri sendiri berkaitan bahwa orang tersebut pantas,

88

Page 103: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

berharga dan mampu (Tuasikal, Naimah dan Erni Dwi Widyara,

2015)

Berdasarkan pendapatan keluarga, terlihat bahwa kejadian

postpartum blues sedikit lebih tinggi pada responden yang memiliki

penghasilan keluarga ditas 2 juta yaitu 62,2% bila dibandingkan

responden dari kelurga yang memiliki penghasilan kelurga kurang

dari 2 juta, yaitu 51,5%. %. Namun perbedaan itu tidak bermakna

(p=0,369)

Berdasarkan dukungan suami, terlihat bahwa kejadian

postpartum blues lebih tinggi pada responden yang tidak mendapat

dukungan dari suami yaitu 75%, dibandingkan

responden yang mendapat dukungan suami yaitu 54,8%.

Berdasarkan dukungan keluarga, terlihat bahwa kejadian

postpartum blues lebih tinggi pada responden yang tidak mendapat

dukungan keluarga yaitu 100%, bila dibandingkan responden yang

mendapat dukungan keluarga yaitu 54,5%.

Hasil penelitian ini sama dengan yang ditemukan oleh

Ernawati bahwa terdapat korelasi antara kejadian postpartum blues

dengan dukungan keluarga dan dukungan suami (Ernawati, 2006).

Sedangkan Urbayani menemukan bahwa dukungan social dari

keluarga berhubungan signifikan dengan kejadian postpartum blues

pada ibu (Urbayani, 2010). Sedangkan Warren menemukan bahwa

dukungan suami juga signifikan terhadap kejadian postpartum

89

Page 104: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

blues (Warren PL, Mc Cathy Geraldine, Corcoran Paul, 2009).

Demikian pula yang ditemukan oleh Nurafifah, bahwa ayah ASI

dapat berperan untuk mencegah terjadinya postpartum blues pada

ibu (Nurafifah, 2015)

Mengapa ibu postpartum membutuhkan dukungan suami?

Karena menjadi ibu adalah tugas yang berat yang membutuhkan

upaya penyesuaian diri yang cukup besar dari sang ibu. Mengurus

bayi yang baru lahir bukanlah hal yang mudah. Ibu perlu

menyesuaikan ritme kehidupannya dengan kehidupan bayinya

yang baru lahir. Ibu sulit menikmati istirahat yang cukup karena

pola tidur ibu dan bayi yang berbeda. Bayi baru lahir memang

sering tertidur tetapi biasanya mereka lama tidur di siang hari dan

terjaga di malam hari. Setiap beberapa jam bayi akan terbangun

entah karena lapar atau popoknya basah. Ibu harus siap siaga

untuk memenuhi semua kebutuhan bayinya. Ditambah lagi dengan

masalah domestic kerumahtanggaan yang sangat rentan

menyebabkan kelelahan pada ibu

Dukungan dari ayah sangat dibutuhkan oleh ibu dan juga

bayinya. Kebutuhan bayi terhadap sentuhan ayahnya sama besar

dengan kebutuhan bayi tersebut terhadap ibunya

Sayangnya paradigma dan nilai-nilai yang mendominasi

masyarakat kita bahwa urusan bayi mutlak menjadi urusan ibu.

Padahal ayah dan ibu memiliki tugas dan tanggung jawab yang

90

Page 105: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

sama dalam pengasuhan bayi mereka. Bagi para suami, sebagai

kepala keluarga mereka memiliki kewajiban lebih selain sebagai

penyedia kesejahteraan keluarga. (Kurniati, 2017). Para suami

diharapkan ikut pula terlibat dalam pengasuhan dan pendidikan

anaknya. Kepedulian yang ditunjukkan oleh suami akan membantu

melindungi ibu dari postpartum blues dan membantu ibu pulih lebih

cepat setelah persalinan. Peran ayah juga sangat besar dalam

menunjang keberhasilan penyusuan. Karena para ibu yang

mendapat dukungan dari suaminya akan terhindar dari kecemasan,

sehingga bisa menyusui dengan lebih baik. Perubahan nilai-nilai

keluarga yang cenderung patriarki menjadi pengasuhan bersama

(kemitraan) ternyata membantu mengatasi masalah kesehatan ibu

dan bayinya

Dukungan dari keluarga dan suami sangat dibutuhkan oleh

ibu yang baru melahirkan. Namun sebagian ibu sulit untuk

mengkomunikasikan kebutuhannya untuk didukung oleh keluarga.

Hal tersebut dikaji oleh Vonny Ariesta bahwa komunikasi

interpersonal yang dilakukan oleh ibu yang mengalami postpartum

blues terdiri dari dua jenis, yaitu komunikasi interpersonal secara

langsung dan tidak langsung. Pada komunikasi interpersonal

secara langsung terdapat dua karakter yaitu pertama, saling

terbuka dan ada feedback dari keluarga, dan kedua, yaitu terbuka

tetapi hanya sedikit feedback. Sedangkan pada komunikasi

91

Page 106: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

interpersonal yang dilakukan secara tidak langsung memiliki tiga

karakter, yaitu pertama, saling terbuka dan ada feedback dari

keluarga, dan kedua, yaitu terbuka tetapi hanya sedikit feedback.

Serta ketiga, sedikit terbuka dan sedikit feedback (Ariesta, 2017)

Gejala depresi pasca melahirkan yang dialami 60% wanita

hamper sama dengan gejala depresi pada umumnya. Namun

memiliki beberapa karakteristik spesifik seperti mimpi buruk,

imsomnia, phobia, kecemasan, meningkatnya sensitifitas dan

perubahan mood. Sedangkan menurut Sloane, gejala depresi

pasca salin adalah kurang nafsu makan, sedih, murung, imsomnia,

anoreksia, merasa terganggu dengan perubahan fisik, sulit

konsentrasi, melukai diri, lemah dalam kehendak, tidak mempunyai

harapan untuk masa depan dan tidak mau berhubungan dengan

orang lain (Sloane and Benedict, 2008)

2. Hubungan antara kadar zink dan kejadian postpartum

blues

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar zink pada

responden yang menderita postpartum blues lebih tinggi (11,65

µg/dl) dibandingkan kadar zink pada responden yang tidak

menderita postpartum blues (9,39µg/dl). Besar perbedaannya

adalah 2,26 µg/dl).Namun tidak ditemukan korelasi yang bermakna

antara kejadian postpartum blues dengan kadar zink pada

responden (r=0,226). Hasil studi ini sama seperti yang ditemukan

92

Page 107: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

oleh Magnusson di Swedia (2011), pada studi yang dilakukan untuk

menilai risiko depresi postpartum dengan kadar zink saat

persalinan, menemukan bahwa tidak ada perbedaan kadar zink

pada penderita postpartum blues dan tidak (p=0,428) pada

pengukuran 3 hari postpartum. Studi tersebut juga menemukan

bahwa kadar zink berkorelasi positif dengan skor EPDS justru pada

6 minggu pasca partum (Magnusson, 2011).

Demikian pula penelitian Crayton, yang menilai perbedaan

kadar zink pada 3 kelompok wanita, yaitu wanita yang memiliki

riwayat depresi postpartum, wanita yang tidak memiliki riwayat

depresi postpartum dan wanita yang menderita depresi namun

tidak memiliki riwayat depresi postpartum. Ternyata tidak ditemukan

perbedaan kadar zink yang bermakna pada ke 3 kelompok wanita

tersebut (John W Crayton, William J Walsh, 2007)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar zink pada

responden yang berasal dari keluarga perokok lebih rendah (10,02

µg/dl) dibandingkan kadar zink pada responden yang berasal dari

keluarga bukan perokok (13,61µg/dl). Besar perbedaannya adalah

3,49 µg/dl. Namun belum ditemukan hubungan yang bermakna

antara status merokok keluarga responden dengan kadar zink pada

responden (r=0,052).

Mekanisme zink sebagai antidepresan dapat dijelaskan

melalui beberapa mekanisme. Yang pertama yaitu melaui teori

93

Page 108: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

glutamatergik. Dimana zink merupakan antagonis dari kompleks

reseptor nMDA. Karena hal tersebut zink memicu aktivitas

antidepresan melalui kompleks tersebut (Bernadeta-Szewcyzk, et

al, 2008). Selain itu, terapi kronis dengan zink dapat meningkatkan

ekspresi BDNF di tingkat gen dan protein serta mengurangi afinitas

glisin pada reseptor NMDA. Selain itu zink juga merupakan

antagonis dari MGlu 1 dan group II reseptor glutamate metabotropic

yang merupakan reseptor yang berperan penting pada mekanisme

antidepresan (Pilc A, Chaki S, Nowak G, Witkin JM, 2008)

Mekanisme yang kedua adalah melalui inhibisi terhadap

enzim GSK-3 (Glycogen Synthetase Kinase-3) yangmerupakan

enzim yang menyebabkan dekativasi glycogen synthetase melalui

fosforilasi. Zink menghambat aktivitas fosforilasi GSK-3 yang terkait

dengan aktivitas terapeutik dari ion tersebut. GSK-3 menghambat

aktivitas CREB dan berkorelasi negative dengan BDNF, sehingga

penghambatan pada aktivitas GSK-3 akan meningkatkan aktifitas

CREB dan meningkatkan fungsi BDNF (Ilouz R, Kaidanovick O,

Gurwitz D, Finkelumen-Eldan H, 2002)

Mekanisme yang ketiga adalah melalui interaksi antara zink

dan transporter serotonin. Dalam kondisi postpartum, penurunan

hormone estrogen dan progesterone akan menurunkan aktifitas

serotonergic pusat. Penurunan serotonin akan menyebabkan

94

Page 109: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

depresi (Hay DF, Pawlby S, Sharp D, 2001).Kadar zink sendiri

dipengaruhi oleh banyak variable seperti inflamasi, perubahan

hormone dan asupan makanan.

Pada studi ini belum terlihat peran zink sebagai

antidepresan. Karena kadar zink yang lebih tinggi justru ditemukan

pada ibu yang mengalami postpartum blues. Hal tersebut bisa jadi

disebabkan karena pada postpartum blues yang berperan dominan

adalah faktor psikososial dan faktor biologi lainnya, seperti

perubahan hormonal pada ibu. Penyebab lainnya adalah semua ibu

pada studi ini mengalami defisiensi zink, sehingga peran zink

sebagai anti depresan juga belum terlihat. Seperti studi yang

dilakukan di Eropa, yang tidak menemukan hubungan antara mood

dan status zink (McConville C, Simpson EEA, Rae G, et al, 2005)

Kadar zink yang lebih tingi pada ibu yang menderita

postpartum blues bisa jadi disebabkan karena ibu-ibu tersebut lebih

sering mengkonsumsi makanan sumber zink, seperti kerang,

daging sapi, daging ayam dan telur. Dan disisi lain ibu yang

menderita postpartum blues lebih jarang mengkonsumsi tablet Fe.

Sebagaimana telah diketahui, bahwa zink dan Fe saling bersaing

untuk diserap pada enterosit. Pada kondisi defisiensi, yang lebih

banyak diserap adalah micronutrient yang defisiensi di dalam

tubuh. Jika Fe yang mengalami defisiensi, maka Fe akan lebih

banyak diserap. Sebaliknya jika zink yang mengalami defisiensi,

95

Page 110: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

maka zink akan lebih banyak diserap. Namun pada keadaan

normal, biasanya Fe akan lebih banyak diserap. Salah satu

masalah gizi utama yang dialami oleh ibu hamil di Indonesia adalah

anemia defisiensi besi. Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu-ibu

yang menjadi responden pada penelitian ini mengalami defisiensi

besi sehingga lebih banyak besi yang diserap sehingga

menghambat penyerapan zink

Selain itu, sebagian besar studi yang telah dilakukan

memang melihat peran zink terhadap kejadian depresi secara

umum. Peran zink yang terhadap depresi postpartum mungkin telah

ditemukan oleh Wojcik pada studinya. Namun sebagai bagian dari

depresi postpartum, pada postpartum blues peran zink memang

tidak terlihat

Studi yang dilakukan (Wojcik J, Dude D, Schlegel-Zawadzka

M, et al, 2006), yang menemukan hubungan antara keparahan

gejala depresi dan kadar zink ibu postpartum berbeda desain

penelitiannya dengan studi ini. Karena Wojcik melihat secara

longitudinal kadar zink dengan keparahan gejala depresi,

sedangkan studi yang dilakukan peneliti menggunakan desain

crossectional. Wojcik melakukan studinya di Polandia, yang

termasuk Negara industry dengan masalah defiensi zink yang

rendah. Sedangkan studi ini dilakukan pada wilayah dengan

96

Page 111: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

masalah defiensi zink yang parah. Hal tersebutlah yang bisa jadi

menyebabkan perbedaan hasil

Etiologi depresi pasca persalinan belum diketahui secara

pasti. Beberapa teori menawarkan etiologi depresi pasca persalinan

berasal dari perspektif biologi maupun psikologi. Sudut pandang

biologi memandang perubahan fisiologis selama kehamilan/pasca

persalinan dan menduga bahwa gangguan depresi berasal dari;

defisiensi nutrisi dan/atau gangguan keseimbangan metabolisme,

anemia defisiensi besi, sensitifitas terhadap fluktuasi dan

penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron, termasuk

fluktuasi dari hormone gonad dan kadar hormon steroid neuroaktif

lainnya yang mengalami fluktuasi setelah persalinan, perubahan

kadar sitokin, dan hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA) axis dan

perubahan kadar asam lemak, oksitosin, dan arginin-vasopressin

(Pearlstein, 2009)

Keterlibatan system serotonin didasari oleh laporan adanya

perubahan dari platelet serotonin transporter binding dan

penurunan postsynaptic serotonin-1A receptor binding pada

cingulate anterior dan kortikal mesiotemporal. Penurunan kadar

progesteron pada awal pasca persalinan mengakibatkan terjadinya

insomnia. Pada bulan pertama masa nifas, penurunan kualitas tidur

dan peningkatan gelombang pendek tidur dilaporkan. Perubahan

hormon dan pola tidur dapat berperan dalam terjadinya dan

97

Page 112: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

sebagai faktor dari depresi pasca persalinan. (Newport DJ, Owens

MJ, et al, 2004)

Selama kehamilan, kadar estrogen (estradiol,estriol, dan

estron) dan progesteron meningkat akibat dari plasenta yang

memproduksi hormon tersebut. Akibat dari kelahiran plasenta saat

persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun tajam,

mencapai kadar sebelum kehamilan pada hari ke 5. Kadar dari

beta-endorfin, human chorionic gonadotropin (HCG), dan kortisol

yang meningkat saat kehamilan dan mencapai kadar maksimal saat

menjelang aterm juga mengalami penurunan saat persalinan.

Kadar estrogen yang tinggi selama kehamilan merangsang

produksi dari thyroid hormone-binding globulin, mengikat T3

(triiodothyronine) dan T4 (thyroxine), sehingga kadar T3 dan T4

bebas menurun. Sebagai konsekuensinya, thyroid-stimulating

hormone (TSH) meningkat untuk mengkompensasi rendahnya

kadar hormon tiroid bebas, sehingga kadar T3 dan T4 bebas tetap

normal. Dengan menurunnya kadar thyroid hormone-binding

globulin setelah persalinan, kadar total T3 dan T4 menurun,

sedangkan kadar T3 dan T4 bebas relatif konstan (Moses_Kolko, et

al, 2008)

Estradiol dan estriol merupakan bentuk aktif dari estrogen

yang dibentuk oleh plasenta, dan meningkat selama kehamilan 100

dan 1000 kali lipat. Akibat sintesis estradiol berasal dari aktifitas

98

Page 113: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

metabolism hati janin, konsentrasi saat kehamilan sangat tinggi.

Berdasarkan percobaan pada hewan, estradiol menguatkan fungsi

neurotransmitter melalui peningkatan sintesis dan mengurangi

pemecahan serotonin, sehingga secara teoritis penurunan kadar

estradiol akibat persalinan berperan dalam menyebabkan depresi

pasca persalinan. Namun suatu penelitian menyatakan bahwa tidak

ada perbedaan berarti dari perubahan estradiol atau free estriol

saat kehamilan tua dan nifas pada wanita depresi dan tidak depresi

(Wisner KL, et al, 2002)

Kadar prolaktin meningkat selama kehamilan, mencapai

puncaknya saat persalinan, dan pada wanita yang tidak menyusui

kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam 3 minggu pasca

persalinan. Dengan pelepasan oksitosin, hormon yang merangsang

sel lactotropik di hipofisis anterior, pemberian ASI mempertahankan

kadar prolaktin tetap tinggi. Namun pada wanita menyusui

sekalipun, kadar prolaktin tetap akan kembali seperti sebelum

hamil. Prolaktin diduga memiliki peran dalam terjadinya perasaan

cemas, depresi, dan sifat kasar pada wanita tidak hamil dengan

hiperprolaktinemia (MG, 2004)

Perubahan dramatis pada axis HPA terjadi selama

kehamilan sebagai akibat perubahan dari kadar progesteron dan

estrogen. Corticotrophin releasing homone (CRH) diproduksi oleh

trofoblas, fetal membran dan desidua, di regulasi oleh steroid,

99

Page 114: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

berkurang kadarnya karena pengaruh progesteron, dan berlawanan

dengan umpan balik pada hipotalamus, kadar CRH plasenta

meningkat karena pengaruh glukokortikoid. CRH plasenta

selanjutnya diregulasi (seperti di hipotalamus) oleh vasopressin,

norepinefrin, angiotensin II, prostaglandin, neuropeptida Y, dan

oksitosin. Pelepasan CRH dirangsang oleh activin dan interleukin,

dan dihambat oleh inhibin dan nitrit oksida. Peningkatan progresif

kadar CRH maternal selama kehamilan akibat sekresi CRH

intrauterin kedalam sirkulasi maternal. Kadar tertinggi ditemukan

selama persalinan. Kadar CRH maternal meningkat selama

kehamilan dalam keadaan stress, preeclampsia, dan persalinan

preterm. (Newport DJ, Owens MJ, et al, 2004)

Protein pengikat untuk CRH terdapat pada sirkulasi manusia,

dan diproduksi di plasenta, fetal membran dan desidua. Kadar

protein pengikat pada sirkulasi maternal selama kehamilan tidak

berbeda dengan saat tidak hamil, sedikit meningkat pada usia

kehamilan 35 minggu dan menurun drastic hingga aterm.. Placental

CRH dan maternal CRH merangsang hipofisis anterior untuk

meningkatkan ACTH, sehingga merangsang sekresi maternal

kortisol dari korteks adrenal. Maternal plasma CRH berbanding

lurus dengan kadar ACTH dan kortisol, yang juga berkorelasi

dengan CRH, sehingga terjadi hipercorticolisme pada kehamilan

(Speroff L & Fritz MA, 2005)

100

Page 115: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Peningkatan glukokortikoid menginisiasikan umpan balik

negative pada axis HPA, menghambat pelepasan maternal CRH,

namun kortisol yang dilepaskan oleh korteks adrenal memiliki efek

umpan balik positif dengan CRH plasenta, sehingga merangsang

sekresi hipofisis ACTH dan kortisol. Kadar kortisol mencapai

puncaknya pada usia kehamilan 8minggu, dan berhubungan

dengan maturasi paru janin akibat hipertrofi korteks adrenal. Pasca

persalinan, kadar kortisol kembali normal pada hari ke 4-5. Sistem

CRH sangat berperan dalam terjadinya depresi. Distribusi saraf

CRH yang sangat luas. Ia menjadi regulasi utama dalam sistem

otonom, endokrin, imunitas, dan respon perilaku terhadap stressor.

Peningkatan kadar CRH dapat menyebabkan terjadinya depresi.

(Pearlstein, 2009)

Akibat pelepasan plasenta pada persalinan, kadar

progesteron, estrogen dan CRH berkurang drastis, mencapai kadar

seperti sebelum hamil pada hari ke 5 pasca persalinan. Kadar

kortisol juga berkurang drastis pasca persalinan, namun korteks

adrenal yang mengalami hipertrofi kembali seperti sebelum hamil

pada hari ke 5 pasca persalinan. Diduga terdapat sensitifitas yang

berbeda pada setiap wanita sehingga perubahan hormon yang

terjadi pada saat kehamilan dan pasca persalinan menyebabkan

terjadinya depresi pasca persalinan.Serotonin (5HT, 5-hidroxy-

tryptofan) berasal dari asam amino triptofan, yang bisa didapatkan

101

Page 116: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

dari makanan. Oleh enzim triptofan hidroksilase, ia diubah menjadi

5 HT. Serotonin berperan dalam menghambat sekresi CRH. Saat

neuro-transmitter serotonin terganggu, maka kadar CRH meningkat

sehingga menyebabkan terjadinya depresi (Pearlstein, 2009)

Pada studi ini ditemukan bahwa sebagian besar reponden

berasal dari keluarga perokok (81,4%). Hal ini senada dengan hasil

Riskesdas pada tahun 2013, yang menemukan bahwa 85% rumah

tangga di Indonesia terpapar asap rokok. Padahal kita ketahui

bersama bahwa asap rokok yang berasal dari ujung rokok yang

terbakar (sidestream)sama bahayanya dengan asap rokok utama

mainstream) sehingga efek pada perokok pasif hampir sama

seperti yang dirasakan oleh perokok aktif

Rokok mengandung toksin yang meningkatkan radikal bebas

dalam tubuh. Bila radikal bebas tidak bisa dinetralisir oleh system

pertahanan antioksidan tubuh maka dapat menyebabkan terjadinya

stress oksidatif. Dalam jumlah besar, stress oksidatif akan

menyebakan terjadinya kematian sel

Studi yang dilakukan oleh Etti dkk, di Binjai menemukan

bahwa kadar zink ASI pada ibu dari keluarga perokok jauh lebih

rendah dibandingkan ibu dari keluarga non perokok. Dan

perbedaannya bermakna secara statistic (p=0,008). Pada studi ini,

ditemukan pula adanya kecendrungan kadar zink yang lebih rendah

pada plasma ibu dari keluarga perokok, meski perbedaannya

102

Page 117: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

memang belum signifikan secara statistic (p=0,063). Tetapi hal

tersebut telah menunjukkan bahwa bisa jadi asap rokok memang

berbahaya tidak hanya bagi perokok sendiri, tetapi juga orang-

orang yang menghirup asap rokok tersebut. Utamanya orang-orang

yang tinggal bersama perokok

C. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, yaitu :

1. Penelitian ini tidak melihat kadar Hb dan status Fe pada

resonden sehingga tidak bisa melihat pengaruh kadar Fe

terhadap kadar zink responden

2. Penelitian ini hanya memiliki 13 sampel ibu dari keluarga non

perokok, sehingga dikhawatirkan mempengaruhi hasil yang

diperoleh

D. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

1. Perlu dilakukan penelitian tentang peran zink pada kejadian

Depresi Postpartum, karena studi ini baru melihat postpartum

blues sebagai bagian dari Depresi Postpartum sehingga peran

zink belum terlihat. Dengan melihat berbagai literature, bisa jadi

peran zink memang baru terlihat pada kejadian depresi

postpartum

2. Perlu dilakukan penelitian tentang postpartum blues terhadap

responden dengan kadar zink yang normal dan kadar zink yang

defisiensi sehingga akan memperjelas hubungan antara zink

dan postpartum blues, karena peran zink belum terlihat pada

103

Page 118: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

kejadian postpartum blues pada studi ini karena seluruh

responden mengalami defisiensi zink

3. Perlu dilakukan penelitian tentang kadar zink dan depresi

postpartum dengan jumlah sampel yang lebih memadai pada

ibu dari keluarga non perokok, karena pada studi ini jumlah

sampel ibu dari keluarga non perokok hanya 13 sampel.

Sehingga perbedaan kadar zink pada ibu dari keluarga perokok

dan non perokok belum signifikan

4. Perlu dilakukan penelitian longitudinal yang melibatkan

pemberian suplementasi zink untuk memperbaiki kadar zink

pada ibu

104

Page 119: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pola konsumsi makanan sumber zink maupun tablet Fe

sebagian besar masih jarang baik pada ibu yang menderita

postpartum blues maupun tidak

2. Kadar zink responden seluruhnya mengalami defisiensi, baik

pada ibu yang mengalami postpartum blues maupun tidak

3. Kadar zink pada ibu yang menderita postpartum blues lebih

tinggi dari ibu yang tidak mengalami postpartum blues, tetapi

perbedaannya tidak bermakna. Kadar zink pada ibu dari

keluarga perokok terlihat lebih rendah dari ibu yang berasal dari

keluarga bukan perokok, baik pada ibu yang mengalami

postpartum blues maupun tidak, tetapi perbedaannya tidak

bermakna

4. Tidak ditemukan hubungan antara kadar zink dan faktor

psikososial dengan kejadian postpartum blues

5. Tidak ditemukan korelasi antara kadar zink dan sebagian besar

faktor psikososial dengan skor EPDS

6. Ditemukan korelasi antara dukungan suami dengan skor EPDS,

dimana responden yang mendapat dukungan memiliki skor

105

Page 120: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

EPDS yang lebih rendah dan responden yang tidak mendapat

dukungan suami memiliki skor EPDS yang lebih tinggi

B. Saran

1. Melihat adanya kecendrungan kadar zink yang lebih rendah,

skor EPDS dan kejadian postpartum blues yang lebih tinggi

pada ibu dari keluarga perokok maka diharapkan agar para

perokok tidak merokok di dalam rumah atau dekat dengan

ibu hamil maupun menyusui, karena telah ada temuan

tentative bahwa asap rokok menyebabkan kadar zink yang

lebih rendah baik pada plasma maupun ASI ibu menyusui

2. Bila dianalisis dengan melibatkan seluruh responden, terlihat

bahwa satu-satunya faktor psikososial yang berkorelasi

dengan skor EPDS adalah dukungan suami. Karena itu,

perlu dilakukan edukasi dan penyadaran kepada para suami

untuk mau memberikan dukungan kepada istrinya. Perlu

dilakukan perubahan paradigma dan nilai-nilai dalam

keluarga bahwa urusan bayi bukan semata-mata urusan ibu,

tetapi juga ada tanggung jawab suami sebagai ayah di

dalamnya. Sehingga ayah dan ibu saling bersinergi dalam

menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya.

3. Melihat dua temuan utama dalam studi ini ternyata berkaitan

dengan peran laki-laki dalam rumah tangga, maka

106

Page 121: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

sepertinya perlu diberikan pula pendidikan tentang

kerumahtanggaan kepada para calon ayah. Jika ada kelas

untuk ibu hamil yang menjadi program pemerintah, maka

perlu juga diadakan kelas ayah ASI. Sehingga ayah dan ibu

sama-sama memiliki pengetahuan dan pemahaman yang

tentang kesehatan dan pengasuhan anak. Pemanfaatan

media social bisa menjadi sarana yang prospektif untuk

melakukan edukasi terhadap calon ayah dan ayah. Melalui

grup-grup media social dapat dilakukan diskusi dan edukasi

tentang isu-isu seputar kesehatan ibu dan anak. Selain itu,

para akademisi juga seyogyanya lebih banyak memberikan

pendidikan kepada masyarakat terkait temuan-temuan di

perguruan tinggi. Baik itu sebagai pembicara publik ataupun

sebagai penulis

4. Temuan tambahan pada studi ini mencakup 3 masalah yaitu,

tingginya masalah defisiensi zink dan postpartum blues pada

ibu melahirkan serta banyaknya ibu yang menjadi perokok

pasif, maka perlu dilakukan upaya untuk mengatasi

masalah-masalah tersebut. Untuk defisiensi zink, perlu

dipikirkan upaya suplementasi bagi kelompok yang berisiko

tinggi, terutama ibu hamil dan ibu menyusui. Untuk

postpartum blues, perlu dilakukan skrining dan pemantauan

berkala terhadap ibu-ibu yang memiliki risiko terhadap

107

Page 122: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

masalah tersebut. Seperti ibu-ibu yang kurang mendapat

dukungan dari suami maupun keluarganya. Karena jangan

sampai postpartum blues itu berkembang menjadi depresi

postpartum dan akhirnya termanifestasi menjadi psikosis

yang mengancam jiwa ibu dan anaknya. Untuk perokok

pasif, perlu penyadaran dan perundang-undangan yang

mengatur tentang merokok. Masyarakat tetap perlu

disadarkan tentang bahaya merokok, tidak hanya bagi para

perokok tetapi juga orang di sekitarnya. Peraturan tentang

rokok perlu diterapkan secara konsisten. Selain itu, para ibu

juga perlu memiliki keberanian untuk menolak asap rokok di

rumahnya. Para ibu seyogyanya memiliki otonomi yang lebih

besar di rumahnya untuk melindungi diri dan anak-anaknya

dari bahaya asap rokok. Karena bila di ruang public, mereka

tidak dapat leluasa untuk melarang orang untuk merokok,

seharusnya di rumah, ibu dapat melarang anggota

keluarganya untuk merokok

108

Page 123: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

DAFTAR PUSTAKA

Angka kecukupan pangan dan gizi. (2013). Widyakarya Nasional Pangan

dan Gizi. Jakarta.

Abrosini A, Donzelli G, Stanghellini G. (2012). Early Perinatal Diagnosis of

Mother at Risk of Developing Post-partm Depression-A Concise

Guide for Obstetrician, Midwives, Neonatologist and Paediatricians.

J. Matern. Fetal. Neonatal. Med, 1096-101.

Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Andriollo_Sanchez M, Hininger-Favier I, Meunier N, et al. (2005). Zink

intake and Status in Midle Aged and Older European Subjects. Eur

J Clin Nutr, 37-41.

Ariesta, V. (2017). Postpartum Blues dalam Perspektif Komunikasi

Interpersonal (Studi Analisis Teori Johari Window).

digilib.uinsby.ac.id.

As'ad, S. (2005). Zat Gizi Mikro Zink, Dari Aspek Molekuler Sampai pada

Program Kesehatan Masyarakat. Jurnal Medika Nusantara, 29-35.

Becker M, Weidenberger T, Chandy A, Schmuklers S. (2016). Depression

During Pregnancy and Postpartum. Curr Psychiatry Rep, 32.

Becley EH, Finn DA. (2007). Inhibiton of Progesteron Metabolism Mimics

The ffect of Progesterone Withdrawal on Forced Swim Test

Immobility. Pharmacol Biochem Behavior, 412-419.

Bergink V, Kooistra L, Den Berg MP, Wijnen H, Bunevidas R, Van Baan A,

Pop V. (2011). Validation of The Edinburg Postnatal Depression

Scale During Pregnancy. J Psychosom Res, 385-389.

109

Page 124: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Bernadeta-Szewcyzk, et al. (2008). Antidepressant Activity of Zink and

Magnesium: the View of The Current Hypothese of Antidepressant

Action. Pharmacological Report, 588-599.

Bessr L, Chorin E, Sekle I, Silverman, et al. (2009). Synaptically Released

Zink Triggers Metabotropic Signaling Via a Zink Sensing Receptor

on The Hippocampus. J Neurosci 29, 2890-2901.

Bhalla P, Chadha VD, Dhar R, Dhawan DK. (2007). Neuroprotective

Effects of Zink on Antioksidant Defense System in Lithium Treated

Rat Brain. Indian J Exp. Biol, 954-8.

Blanusa M, et al. (1985). Interaction of Cadmium, Zink and Copper in

Relation to Smoking Habit, Age and Histopathological Findings in

HUman Kidney Cortex. Arch.Toxicol, 115-117.

Bloch M, Rotenberg N, Koren D, et al. (2006). Risk Factors for Early

Postpartum Depressive Symptoms. Gen Hos Psychiatry, 3-8.

Bobak IM, L. D. (2005). Buku Ajar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Boid RC, Le HN, Somberg R. (2005). Review of Screening Instrument for

Postpartum Depression. Archives of Woman's Mental Health, 141-

53.

Brown KH, Rivera JA, Bhutta Z, Gibson RS, King JC, et al. (2004).

Assessment of the Risk of Zink Deficiency in Population and

Options for Its Control. Food Nutr Bull, 99-203.

Chandran M, Tharyan P, Mulhilil J, Abraham S. (2002). Postpartum

Depression in A Cohort of Woman From Rural Area of Tamil Nadu,

Indi. British Journal of Psychiatry, 499-504.

Colvin R, Fontaine CP, Laskowski M, Thomas D. (2003). Zn2+

Transporters and Zn2+ Homeostasis in Neurons. Eur.J.Pharmacol,

171-85.

110

Page 125: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Corwin EJ, Johnston N, Pugh L. (2008). Symptoms of Postpartum

Depression Associated With Elevated Levels of Interleukin-1 B

During The First Month Postpartum. Biol Res Nurs, 128-133.

Cousin RJ, Liuzzi JP, Lichten LA. (2006). Mammalian Zink Transport,

Trafficking and Signals. J.Biol.Chem 281, 24085-24089.

Couturier E, Van Onderbergen A, Bosson D. (1991). Effect of fasting, self

selected and isocaloric glucose and fat meals and intravenous

feeding on plasma zink concentration. Ann Clin Biochem, 442-5.

Crawford, I. (1983). Zink and The Hippocampus :Histology, Neuro-

chemistry, Pharmacology and Putatife Functional Relevance.

Dalam Neurobiology of The Trace Elements (hal. 1963-211).

Dahlan, S. (2009). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:

Tim Epidemiologi.

Dahlan, S. M. (2016). Besar Sampel Dalam Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

Daud, N. A. (2004). Pengaruh Pemberian Zink pada Ibu Hamil Kurang

Energi Kronik Terhadap Berat Lahir dan Status Gizi Bayi di

Kabupaten Takalar. Makassar: Disertasi PPS Unhas.

Dennis CL, Heaman M, Vigods S. (2012). Epidemiology of Postpartum

Depressive Symptoms Among Canadian Woman : Regional and

National Results From A-Cross Sectional Survey. The Canadian

Journal of Psychiatry, 537-547.

Dietz PM, W. S. (2007). Clinically Identified Maternal Depression Before,

During and After Pregnacies Ending in Live Births. Am J Psychiatry,

1515-20.

111

Page 126: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

DiGirolamo AM, Ramirez-Zea M. (2009). Role of Zink in Maternal and

Child Mental Health. American Journal of Clinical Nutrition, 940S-

945S.

Dira IKPA, Wahyuni AAS. (2016). Prevalensi dan Faktor Risiko Depresi

Postpartum di Kota Dempasar Menggunakan EPDS. E-Jurnal

Medika, 1-5.

Donaldson JT, St.Pierre JL, Minnich and A. Barbeau. (1973). Determinan

of Na, K, Mg, Cu, Zn and Mn in Rat Brain Regions. J.Biochem, 87-

92.

Ellsworth-Bowers ER, Corwin EJ. (2012). Nutrition and The

Psyshoneuroimmunology of Postpartum Depression. Nutr Res Rev,

180-192.

Ernawati, E. (2006). Hubungan Faktor Sosial Dengan Dukungan Keluarga.

Kediri: Akbid Kebidanan Pawang.

Etebary S, Nikseresht S, Sadeghipour HR, Zarrindast MR. (2010).

Postpartum Depression and Role of Serum Trace Elements. Iranian

J Psychiatry, 40-46.

Etti Sudaryati, Evawany Aritonang, Ida Yustina. (2016). Perbedaan Kadar

Zink Dalam ASI pada Keluarga Perokok dan Bukan Perokok di Kota

Binjai Tahun 2016. KONAS IAKMI XIII (hal. 275). Makassar: FKM

Unhas.

Franco JL, Posser T, Brocardo PS, et al. (2008). Involvement of

Glutathione, ERK 1/2 Phosphorylation and BDNF Expression in The

Antidepressant-like Effect of Zink in Rats. Behav Brain, 316-23.

Green AD, Barr AM, Gale a LAM. (2009). Role of Estradiol Withdrawal in

Anhedonic'Socrose Consumption : A Model of Postpartum

Depression . Physiol Behavior, 259-265.

112

Page 127: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Grober, U. (2009). Mikronutrient. Jakarta: EGC Publisher.

Groer MW, Morgan K. (2007). Immune, Health and Endocrine

characteristics of Depressed Postpartum Mothers.

Psychoneuroendocrinology, 133-139.

Guyton. (2007). Buku Ajar Fisiologi. Jakarta: EGC.

Hay DF, Pawlby S, Sharp D. (2001). Intelectual Problem Shown by 11-

year-old Children Whose Mother had Postnatal Depression. J Child

Psychol Psychiatr, 871-889.

Henshow, C. (2007). Mood Disturbance in The Early Puerpurium : A

Review. Achives of Women's Mental Health, 33-42.

Hollander, E. (1999). Advances in The Treatment of Depression. CNS

Spectr, 13.

HolstB, et al. (2007). GPR39 Signaling is Stimulated by Zink Ions but By

Obestatin. Endocrinology, 13-20.

Hotz C, Peerson JM, Brown KH. (2003). Suggested Lower cut of of Serum

Zink Concentration for Assessing Zink Status : Reanalysis of The

Second National Health and Nutrition Examination Survey Data

(1976-1980). Am J Clin Nutr, 756-64.

Huang L, Tepaamordech S. (2013). The SLC30 Family of Zink

Transporters-a Review of Current Understanding of Their

Biologycal and Pathophysiological Roles. Mol. Aspects Med. 34,

548-560.

Ibrahim F, Rahma, Iksan M. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan

Dengan Depresi Postpartum di RSIA Pertiwi Makassar Tahun 2012.

Repository Unhas.

113

Page 128: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Ilouz R, Kaidanovick O, Gurwitz D, Finkelumen-Eldan H. (2002). Inhibition

of Glycogen Synthase Kinase-3 B by Divalet Zink Ions : Insight Into

The Insulin-Mimetic Action of Zink. Biochem Biophy S Res

Common, 102-106.

isa Arianie Rusli, Tatik Melyantariningsih, Weni Endahning Wani. (2011).

Perbedaan Depresi Pasca Melahirkan pada Ibu Primipara Ditinjau

dari Usia Ibu. I N S A N, 21-31.

John W Crayton, William J Walsh. (2007). Elevated Serum Copper Levels

in Woman With a History of Postpartum Depression. Journal of

Trace Element in Medicine and Biology, 17-21.

Keller, Grider and Coffield. (2001). Age-Dependent Influence of Dietary

Zink Restriction on Short-Term Memory in Male Rats. Physiology

and Behavior, 339-348.

Kemenkes. (2014). Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia. Jakarta:

infoDATIN.

Khomsan, A. (2004). Peranan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup.

Jakarta: Gramedia.

King JC, Cousin RJ. (2006). Zink. Dalam S. M. Shils ME, Modern Nutrition

in Health and Disease (hal. 271-85). Baltimore: Lippincott Williams

and Wilkins.

Krezel A, Hao Q, Maret W. (2007). The Zink/Thiolate Redox Biochemistry

of Metallothionein and The Control of Zink Ion Fluctuation in Cell

Signalling. Arc Biochem.Biophys 463, 188-200.

Kurniati, Y. (2017, Juni 13-14). Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak.

Harian Amanah Makassar, hal. 10.

114

Page 129: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Lichten LA and Cousin RJ. (2009). Mammalian Zink Transporters:

Nutritional and Physiologic Regulation. Annu. Rev.Nutr 29, 153-

176.

Linder, M. (1991). Seng: Nutritional Biochemistry and Metabolism and

Clinical Application. USA: Elsevier.

Maes M, D'Haese PC, Scharpe S, et al. (1994). Hypozincemia in

Depression. Journal Affect Disorder, 135-140.

Magnusson, K. (2011). Risk for Postpartum Depression in Association

With Zink, Magnesium and Calcium Levels at Delivery. Swedia:

Upsala University.

Manos LM, Moretti M, Colla AR, Ribeiro CM, Dal-cimut, Tosca CI,

Rodrigues AI. (2016). Involvement of Glutamatergic

Neurotransmission in The Antidepressant-Like Effect of Zink In The

Chronic Unpredictable Strss Model of Depression. Jounal of Neural

Transmission, 339-52.

Marcellini F, Papa R, Giuli C et al. (2006). Zink Status, Psycological and

Nutritional Assesment in Old People Recruited in Five European

Countries : Zinkage Study. Biogerontology, 339-345.

Marcellini F, Giuli C, Papa R, et al. (2008). Zink In Elderly People : Effect

of Zink Suplementation on Psycological Dimensions in Dependence

of IL-6-174 polymorphism : a Zinkage Studi. Rejuvenation Res,

479-83.

Marcellini F, Giuli C, Papa R, Malavolta M, Mocchegiani E. (2006).

Psycho-social Aspect and Zink Status : Is There a Relationship with

Successfull Aging. Rejuvenation Res, 333-7.

Maret. (2001). Zink Biochemistry, Physiology and Homeostasis : Recent

Insights and Current Trends. Biometals, 187-90.

115

Page 130: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Marks MN, Wieck A, Checkley SA, Kumar R. (1992). Contribution of

Psychological and Social Factors to Psychotic and Non-psychotic

Relapse After Child Birth in Woman With Previous Histories of

Affective Dissoreders. J.Affect.Disord, 253-263.

Masters BA, Quaife CJ, Erickson JC, et al. (1994). Metallothionein III is

Expressed in Neurons that Sequester Zink in Synaptic Vehicles.

J.Neurosci, 5844-5857.

Mattheys, Henshaw C, Elliot S, Barnett B. (2006). Variability in Use of Cut

of Scores and Formats on The Edinburg Postnatal Depression

Scale : Implication for Clinical and Research Practice. Arch Women

Ment Health2, 309-315.

McConville C, Simpson EEA, Rae G, et al. (2005). Positive and Negative

Mood in Elderly: The ZENITH Study. Europa Journal Clinical

Nutrition, S22-5.

Meilina, A. (2014). Hubungan Antar Postpartum Blues dan Pengalaman

Persalinan di RSUD Kabupaten Pangkep Tahun 2014. Makassar:

Tesis Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

MG, S. (2004). Maternal Infanticide Associated With Mental Illness

Prevention and The Promise of Saved Lives. Am J Psychiatry, 1548-

57.

Miller, L. J. (2002). Postpartum Depression. Journal of American Medical

Association, 762.

Mlyniec. (2015). Zink in The Glutamatergic Theory of Depression. Current

Neuropharmacology, 505-513.

Mlyniec K, Budziszewska B, Reczynski W, Sowa-Kucma, Nowak G.

(2013). The Role of GPR39 Reseptor in Zink Deficient-Animal

Model of Depression. Behav.Brain Res, 30-5.

116

Page 131: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Mlyniek K, Trojan E, et al. (2016). Immune Malfunction in The GPR39 Zink

Resptor of Knockout Mice : its Relationship to Depressive Disorder.

J. Neuroimmuno, 11-7.

Moehji, S. (2003). Penanggulangan giziz buruk . Jakarta: Panas Sinar

Sinanti.

Moses_Kolko, et al. (2008). Serotonin 1A Receptor Reduction in

Postpartum Depression : A Positron Emission Tomography Study. .

Fertil Steril, 685-92.

Motalebnejad M, et al. (2013). The Effect of Passive Smoking on Total

Antioxidant Capacity of Serum and Saliva in Rats. Journal of Dental

Scholl, 117-124.

Motcheldt I, Andreasen A, Pedersen AL, Pedersen MC. (2013).

Prevalence of Postpartum Depression In Nuuk, Greenland, A

Cross-Sectional Study Using EPDS. Int J Circumpolar Health,

21114.

Muhammad Nur Hasan Syah, Abdu Razak Thaha, Citrakesumasari.

(2012). Status Zat Gizi Mikro (besi, asam folat dan seng) dan

kerusakan DNA pada anemia ibu hamil di Kecamatan Bontonompo

dan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa Tahun 2012. e journal

pps unhas.

Nakashima AS, Dyck RH. (2009). Zink and Cortical Plasticity.

Brain.Res.Rev, 347-73.

Navarro P, Aguado J, Ascaso C, Garcia-Esteve L, Torres A, Martin-Santos

R. (2007). Postnatal Psychiatry Morbidity : A Validation Study of

The GHQ-12 and The EPDS as Screening Tools. Gen Hosp

Psychiatry, 1-7.

117

Page 132: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Newport DJ, Owens MJ, et al. (2004). Alteration in Platelet Serotonin

Transporter Binding in Woman With Postpartum Onset Major

Depression. J Psychiatry Res, 467-73.

Niciu MJ, Kelmendi B, Sanacora G. (2012). Overview of Glutamatergic

Neurotransmision in The Nervous System. Pharmacol.

Biochem.Behav, 656-64.

Nikseresht S, Etebary S, Karimian, Nabavizadeh F, Zarrindast MR. (2012).

Acute Administration of Zn, Mg, and Thyamine Improves

Postpartum Depression Conditions In Mice. Iranian Medicine, 306-

11.

Novi Anggraeni, Zulfiyani. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan

Dengan Kejadian Postpartum Blues. Madura: Akbid Ngudia

Husada.

Nowak G, Siwek M, Dudek D, et al. (2003). Effect of Zink Supplementation

on Antidepressant Therapy in Unipolar Depression : A Preliminary

Placebo-Controlled Study. Pol J Pharmacol, 1143-1147.

Nowak G, Szewzyk B, Pilca. (2005). Zink and Depression: An Update.

Pharmacol Rep, 713-718.

Nowak G, Zawadzka S. (1999). Alteration in Serum and Brain Trace

Element Levels After Antidepressant Treatment. Biol Trace Elem

Res, 85-92.

Nurafifah, D. (2015). Ayah ASI (Berastfeeding Father) Terhadap Kejadian

Postpartum Blues. Prosiding Seminar Nasional dan Internasional.

Semarang: LPPM Unismuh.

Octavia, N. (2016, 2 2). Bahaya Perokok Pasif. Dipetik 2 2, 2017, dari

klikDOKTER: m.klikdokter.com

118

Page 133: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Paoletti P, Vergnano AM, Barbour B, Casado M. (2009). Zink at

Glutamatergic Synapses . Neuroscience 158, 126-136.

Partyka A, Jastrzebska-Wiesek M, Szewczyk B, Stachowicz K, Slawinska

A. (2011). Anxiolytic-like Activity of Zink in Rodent Test. Pharmacol

Rep, 1050-5.

Payne JI, Palmer JT, Joffe H. (2009). A Reproductive Subtype of

Depression : Conceptualizing Models and Moving Toward Etiology.

Harvard Rev. Psychiatry, 72-86.

Pearlstein. (2009). Postpartum Depression. Diambil kembali dari

www.AJOG.org.

Petrozzi A, Gagliardi L. (2013). Anxious and Depressive Component of

Edinburgh Postnatal Depression Scale in Maternal Postpartum

Psychological Problem. J Perinatal Med, 343-8.

Pilc A, Chaki S, Nowak G, Witkin JM. (2008). Mood Disorder Regulation

By Metabotropic Glutamate Receptors. Biochem Pharmacol, 997-

1006.

Pillitery. (2007). Maternal and Child Health Nursing Care of Childbearing

and Childrearing Family. Lippincot.

Plum LM, Rink L, Haase H. (2010). The Essential Toxin: Impact of Zink on

Humal Health. Int.J.Environ Res.Public Health , 1342-1365.

Quaife CJ, Findley SD, Erickson JC, Froelick GJ, et al. (1994). Induction of

a New Metallothionein Isoform (MT-IV) occurs during Differentiation

of Stratified Squamou Epithelia. Biochemistry, 7250-7259.

Quelopana AM, Champion JD, Reves-Rubilan T. (2011). Factors

Assiciated With Postpartum Depression in Chilean Women. Health

Care Women Int, 939-49.

119

Page 134: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Russo, A. (2011). Analysis of Plasma Zink and Copper Concentration, and

Perceived Symptoms, In Individuals With Depression, Post Zink

and Anti-Oxidant Therapy. Nutr Metab Insights, 19-27.

Safadi RR, Abushaikha LA, Ahmad MM. (2016). Demographic, Maternal

and Infant Health Correlates of Post-Partum Depression in Jordan.

Nurs Health Sci, 306-13.

Saito M, Makino, et al. (1982). Clinica Chimica Acta. 127-135.

Samir Samman, Sheila Skeaff, Christine Thomson, Sterward Truswell.

(2012). Unsur Renik. Dalam J. Mann, Ilmu Gizi ed 4 (hal. 161).

Jakarta: EGC.

Sari, L. (2009). Depresi Pasca Persalinan di Rumah Sakit Umum Pusat

Haji Adam Malik Medan. Medan: Departemen Psikiatri FK USU.

Sartono, N. (2005). Pengaruh Pajanan Asap Rokok Kretek Secara Pasif

Terhadap Epitel Bronkiolus dan Kandungan GSH pada Tikus Galur

Swiss Webster. Dipetik 2 17, 2017, dari Digital Library UI:

http//lib.ui.ac.id/abstrakpdfdetail.jsp?id=98452

Sawada T, Yokoi K. (2010). Effect of Zink Supplementation on Mood

States in Young Woman: A Pilot Study. Eur J Clin Nutrition, 331-

333.

Sinclair. (2009). Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC.

Skalkidou A, Sylven SM, Papadopoulus FC, Olovsson M, Larsson A,

Sundstrm-Poromaa I. (2009). Risk of Postpartum Depression in

Association With Serum Leptin and Interleukin-6 Levels at Delivery:

A Nested Case-Control Study Within The UPPSAT Cohort.

Psychneuroendocrinology, 1329-1337.

Sloane and Benedict. (2008). Petunjuk Lengkap Kehamilan. Jakarta:

Pustaka Mitra.

120

Page 135: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Sloane and Benedict. (2008). Petunjuk Lengkap Kehamilan. Jakarta:

Pustaka Mitra.

Smart TG, Hosie AM, Miller PS. (2004). Zn2+ ions : Modulators of

Excitatory and Inhibitory Synaptic Activity . Neuroscientist 10, 432-

442.

Sowa-Kucma M, Legutko B, Szewczyk B, Novak K, Znojek P, Poleszak E,

Papp M, Pilc A. (2008). Antidepressant-like Activity of Zink: Further

Behavioral and Molecular Evidence. Neural Trasm (Vienna), 1621-

8.

Speroff L & Fritz MA. (2005). Protein Hormone on Pregnancy . Dalam

Clinical Gynecologic, Endrocrinology and Infertility (hal. 274-89).

USA: Lippincot, Williams and Wilkins.

Takeda A, et al. (2008). Enhacement of Socil Isolation-Induced Aggressive

Behavior of Young Mice by Zink Deficiency. Life Science, 909-14.

Takeda A, I. H. (2008). Enhacement of Hipocampal Mossy Fiber Activity in

Zink Deficiency and Its Influence on Behavior. Biometals, 545-52.

Teissedre F, Chatrol H. (2004). A Study of The Edinburgh Postnatal

Depression Scale (EPDS) on 859 Mother : Detection of Mother at

Risk for Postpartum Depression. Encephale, 376-81.

Teng WF, et al. (2008). Effect of Restraint Stress on Iron, Zink, Calcium

and Magnesium Whole Blood Levels in Mice. Biol Trace Elem Res,

243-8.

Tian T, et al. (2012). Clinical Features and Risk Factors for Post-partum

Depression in A Large Cohort of Chinese Women With Recurrent

Major Depressive Disorder. Journal of Affective Disorder, 983-987.

121

Page 136: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Tuasikal, Naimah dan Erni Dwi Widyara. (2015). Life Events, Self Esteem

dan Sindrom Depresi Postpartum. Jurnal Informasi Kesehatan

Indonesia, 76-82.

Tuhulele K, Seweng A, Sarakeh M. (2016). Faktor yang Berhubungan

Dengan Depresi Postpartum di RSKDIA Siti Fatimah Makassar.

Repository Unhas.

Urbayani, S. (2010). Dukungan Sosial dan Kecendrungan Depresi

Postpartum pada Ibu Primipara di Daerah Gempa Bantul.

Humanitas.

Verkerk GJ, Denollet J, Van Heck GI, Van Son MJ, Pop VJ. (2005).

Personality Factors as Determinant of Depression in Post Partum

Women :A Prospective-1-Year Follow Up. Psycosom Med, 632-637.

Viroonudompol D, Suwanton L, Pinyosirikul U, Satsue S, Harnruongroj T.

(2016). Effect of Active and Passive Smoking on Heavy Metal Toxic

and Antioxidant Trace Element. Journal of Medical and

Bioengineering, 58-62.

Wahyuni S, Marwati, Supiati. (2014). Faktor Internal dan Eksternal yang

Mempengaruhi Depresi Postpartum. Jurnal Terpadu Ilmu

Kesehatan2, vol 3 no 2.

Walker SP, W. T. (2007). Child Development :Risk Factors For Adverse

Outcomes in Developing Countries. Lancet, 145-57.

Warren PL, Mc Cathy Geraldine, Corcoran Paul. (2009). Social Support,

Maternal Parental, Self Efficacy and Postnatal Depression. Journal

of Clin Nurs.

Wisner KL, et al. (2002). Postpartum Depression. New England Journal of

Medicine, 194-99.

122

Page 137: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Wojcik J, Dude D, Schlegel-Zawadzka M, et al. (2006).

Antepartum/Postpartum Depressive Symptoms and Serum Zink

and Magnesium Levels. Pharmacol Rep, 571-576.

Woodruf TJ, Parker JD, Darrow LA, et al. (2009). Methodological Issues in

Studies of Air Pollution and Reproductive Health. Environ Res, 311-

20.

Yokus B, Mete N, Color UD, Topak G. (2014). Effect of Active and Passive

Smoking on Antioxidant Enzimes and Antioxidan Mikronutrient.

Journal of Biotecnology and Biotechnological Equipment, 117-123.

Yonkers KA, Vigod S, Ross LE. (2011). Diagnosis, Pathophysiology and

Management of Mood Disorder in Pregnant and Postpartum

Woman. Obstet Gynecol, 961-977.

123

Page 138: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

LAMPIRAN I

LEMBAR PENJELASAN

Dengan hormat, Saya, Yessy Kurniati mahasiswi Pascasarjana

Unhas Program Studi Biomedik Peminatan Fisiologi Angkatan 2015.

Saat ini, saya sedang menjalankan penelitian dengan judul

“Perbandingan Kadar Zink dan Postpartum blues pada Ibu dari

Keluarga Perokok dan Non Perokok”. Penelitian ini dilakukan

sebagai syarat pendidikan di Program Pascasarjana Universitas

Hasanuddin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbandingan kadar zink dan postpartum blues pada ibu dari

keluarga perokok dan non perokok Untuk keperluan tersebut, saya

memohon kesediaan Ibu untuk menjadi partisipan dalam penelitian

ini. Saya memohon kesediaan Ibu untuk mengisi kuesioner dengan

jujur dan apa adanya. Jika Ibu bersedia, silahkan menandatangani

persetujuan ini sebagai bukti kesukarelawanan Ibu. Identitas pribadi

Ibu sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang

diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat

hal yang kurang dimengerti, Ibu dapat bertanya langsung pada saya

atau dapat menghubungi saya di nomor 082292771282. Atas

perhatian dan kesediaan Ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini,

saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,Yessy Kurniati

124

Page 139: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

LAMPIRAN II

LEMBAR PERSETUJUAN (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Tempat/Tanggal Lahir :

Alamat :

telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh

peneliti mengenai penelitian ini yang berjudul “Perbandingan Kadar

Zink dan Postpartum blues pada Ibu dari Keluarga Perokok dan Non

Perokok”. Oleh karena itu saya menyatakan BERSEDIA menjadi

peserta dalam penelitian ini.

Demikianlah persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan

tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Hormat Saya,

( ___________________________ )

125

Page 140: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

LAMPIRAN III

Edinburgh Postnatal Depresion Scale

Nama :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Status Perkawinan :

Jumlah Paritas :

Instruksi.

Setelah anda melahirkan bayi, kami ingin mengetahui bagaimana

perasaan anda sekarang. Dibawah ini ada sebuah contoh

pertanyaan yang dilengkapi dengan jawabannya.

Saya merasa bahagia:

Ya, hampir setiap waktu Tidak terlalu sering

Tidak, tidak sama sekali Ya, kadang-kadang

Jawaban ini berarti “saya kadang-kadang merasa bahagia”.

Silahkan jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cara

yang sama.

1. Saya bisa tertawa dan melihat segi-segi lucu dari segala sesuatu,

misalnya suatu pertunjukan/bacaan/cerita komedi, lawakan,

guyonan, obrolan sehari-hari:

Sebanyak-banyaknya

Sangat sedikit

Sekarang tidak begitu banyak

Tidak sama sekali

126

Page 141: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

2. Saya gembira menghadapi segala sesuatu:

Sebanyak-banyaknya

Sangat kurang dari biasanya

Berkurang sedikit dari biasanya

Hampir tidak pernah

3. Saya menyalahkan diri sendiri secara tidak semestinya bila

keadaan menjadi buruk:

Ya, hampir selalu

Tidak begitu sering

Ya, kadang-kadang

Tidak pernah

4. Saya merasa khawatir dan cemas tanpa alasan yang jelas:

Tidak sama sekali

Hampir tidak pernah

Ya, kadang-kadang

Ya, sering

5. Saya merasa takut atau panik tanpa alasan yang jelas:

Ya, cukup sering

Ya, kadang-kadang

Tidak, tidak banyak

Tidak sama sekali

6. Segala sesuatu terasa membebani saya:

Ya, hampir selalu saya tidak bisa mengatasinya

Ya, kadang-kadang saya tidak bisa mengatasi sebaik biasanya

Tidak, hampir selalu saya bisa mengatasinya dengan baik

Tidak, saya bisa mengatasinya dengan baik seperti biasanya

7. Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga saya sulit tidur:

Ya, hampir setiap waktu

Tidak terlalu sering

Ya, kadang-kadang

Tidak sama sekali

8. Saya merasa sedih dan jengkel tidak menentu:

Ya, hampir setiap waktu Tidak begitu sering

127

Page 142: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

Ya, cukup sering Tidak sama sekali

9. Saya merasa sangat tidak bahagia, sehingga saya menangis:

Ya, hampir setiap waktu

Hanya sesekali

Ya, cukup sering

Tidak pernah

10. Pernah ada pikiran-pikiran untuk melukai diri sendiri:

Ya, cukup sering

Jarang

Kadang-kadang

Tidak pernah

128

Page 143: PERAN ZINK DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP …

FFQ-Semi Kuantitatif

(g) Frekuensi Porsi

Rata

-

rata

Bera

t NamaMakanan S

B

era

t

Po

rsi

Tid

ak K S B

x/H

x/M

x/B

x/H

g/H

MAKANAN JENIS SUMBER ZAT ZINK

Kerang 50 gr 5 ekor Kepiting 100 gr 1 ekor

Lobster 50 gr 1ekor

Udang 50 gr 14 ekor kcl

Ikan Baronang 100 gr ½ ekor

Ikan Sunu 50 gr 1 ekor

Ikan Cakalang 100 gr ½ ekor

Ikan Gabus 100 gr 1 ekor

Daging Sapi 35 gr 1 prg sdg

Hati Sapi 50 gr 1 ptg sdg

Daging Ayam 40 gr 1 ptg kcl

Hati Ayam 50 gr 1 ptg sdg

Telur Ayam 55 gr 1 butir

Suplemen

129