askep psikososial

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasca peristiwa terjadinya bahaya yang memicu bencana, terdapat kelompok masyarakat yang selamat dan bertahan hidup. Namun, mereka harus merasakan dampak tidak hanya pada segi fisik, tetapi mereka juga dapat menghadapi adanya potensi dampak sosial, seperti stagnasi pertumbuhan ekonomi, melemahnya hubungan sosial, meningkatnya angka kemiskinan, hilangnya mata pencaharian dan lainnya (Olshansky and Chang, 2009). Bencana dapat menghancurkan sistem infrastruktur fisik, sosial, dan ekonomi yang telah ada maupun yang telah diusulkan sebelumnyayang telah diusulkan dalam rencana jangka panjangnya sebelumnya. Berbagai bencana telah menimbulkan korban dalam jumlah yang besar. Banyak korban yang selamat menderita sakit dan cacat. Rumah, tempat kerja, ternak, dan peralatan menjadi rusak atau hancur. Korban juga mengalami dampak psikologis akibat bencana, misalnya ketakutan, kecemasan akut, perasaan mati rasa secara emosional, dan kesedihan yang mendalam. Bagi sebagian orang, dampak ini memudar dengan berjalannya waktu. Tapi untuk banyak orang lain, bencana memberikan dampakpsikologis jangka panjang, baik yang terlihat jelas misalnya depresi , psikosomatis (keluhan fisik yang 1

Upload: silvia-iskyea-fieluvhy

Post on 27-Jan-2016

65 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP PSIKOSOSIAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasca peristiwa terjadinya bahaya yang memicu bencana, terdapat kelompok

masyarakat yang selamat dan bertahan hidup. Namun, mereka harus merasakan

dampak tidak hanya pada segi fisik, tetapi mereka juga dapat menghadapi adanya

potensi dampak sosial, seperti stagnasi pertumbuhan ekonomi, melemahnya hubungan

sosial, meningkatnya angka kemiskinan, hilangnya mata pencaharian dan lainnya

(Olshansky and Chang, 2009). Bencana dapat menghancurkan sistem infrastruktur

fisik, sosial, dan ekonomi yang telah ada maupun yang telah diusulkan

sebelumnyayang telah diusulkan dalam rencana jangka panjangnya sebelumnya.

Berbagai bencana telah menimbulkan korban dalam jumlah yang besar.

Banyak korban yang selamat menderita sakit dan cacat. Rumah, tempat kerja, ternak,

dan peralatan menjadi  rusak atau hancur. Korban juga mengalami dampak psikologis

akibat bencana, misalnya ketakutan, kecemasan akut, perasaan mati

rasa secara emosional, dan kesedihan yang mendalam. Bagi sebagian orang, dampak

ini memudar dengan berjalannya waktu. Tapi untuk banyak orang lain, bencana

memberikan dampakpsikologis  jangka panjang, baik yang terlihat jelas misalnya

depresi , psikosomatis (keluhan fisik yang diakibatkan oleh masalah psikis) ataupun

yang tidak langsung  : konflik, hingga perceraian.

Beberapa gejala gangguan psikologis merupakan respons langsung terhadap

kejadian traumatik dari bencana. Namun gejala-gejala yang lain  juga akan  menyusul,

ini adalah dampak tidak langsung dan bersifat jangka panjang yang dapat mengancam

berbagai golongan terutama kelompok yang rentan yaitu anak-anak, remaja, wanita

dan lansia.

Dalam banyak kasus, jika tidak ada intervensi yang dirancang dengan baik,

banyak korban bencana akan mengalami depresi parah, gangguan kecemasan,

gangguan stress pasca-trauma, dan gangguan emosi lainnya. Bahkan lebih dari

dampak fisik dari bencana, dampak psikologis dapat menyebabkan

penderitaan lebih panjang, mereka akan kehilangan semangat hidup, kemampuan

social dan merusak nilai-nilai luhur yang mereka miliki.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam makalah ini penulis akan

membahas mengenai askep psikososial pada korban bencana.

1

Page 2: ASKEP PSIKOSOSIAL

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bencana?

2. Apa saja jenis-jenis bencana?

3. Apa saja tahap-tahap bencana?

4. Bagaimana dampak psikososial terhadap korban bencana?

5. Bagaimana asuhan keperawatan psikososial pada korban bencana?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian bencana.

2. Mengetahui apa saja jenis-jenis bencana.

3. Mengetahui apa saja tahap-tahap bencana.

4. Mengetahui dampak psikososial terhadap korban bencana.

5. Mengetahui asuhan keperawatan psikososial pada korban bencana.

2

Page 3: ASKEP PSIKOSOSIAL

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Teori

1. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti

sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan,kerugian atau

penderitaan.

Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh

alam. (Purwadarminta, 2006)

Menurut Undang-UndangNo.24Tahun2007,bencana adalah peristiwa

atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang disebabkan,baik oleh factor alam dan atau

factor non alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya

korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,dan dampak

psikologis.Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur,yaitu ancaman

bencana,kerentanan,dan kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam yang dapat

mengakibatkan kerusakan lingkungan, kerugian materi, maupun korban

manusia (KamadhisUGM, 2007).

2. Jenis-JenisBencanaAlam

Jenis-jenis bencana menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, antara lain:

a. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa

bumi,tsunami, gunung meletus, banjir,kekeringan,angin topan,dan tanah

longsor.

b. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi,gagal

modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.

c. Bencana social adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi

3

Page 4: ASKEP PSIKOSOSIAL

konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror

(UU RI, 2007).

Bencana alam dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan penyebabnya yaitu

bencana geologis, klimatologis dan ekstra-terestrial . Bencana alam geologis

adalah bencana alam yang disebabkan oleh gaya-gaya dari dalam

bumi.Sedangkan bencana alam klimatologis adalah bencana alam yang

disebabkan oleh perubahan iklim,suhu atau cuaca.Lain halnya dengan bencana

alam ekstra-terestrial,yaitu bencana alam yang disebabkan oleh gaya atau

energy dari luar bumi,bencana alam geologis dan klimatologis lebih sering

berdampak terhadap manusia.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2010), jenis-

jenis bencana antara lain:

1) Gempa Bumi merupakan peristiwa pelepasan energy yang menyebabkan

dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.

Mekanisme perusakan terjadi karena energy getaran gempa dirambatkan

keseluruh bagian bumi.Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat

menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat

menimbulkan korban jiwa.Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya

tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang

mmerusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan

bencana ikutan berupa,kecelakaan industry dan transportasi serta banjir

akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya.

2) Tsunami diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang

ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut.Gangguan impulsif

tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik,erupsi vulkanik atau longsoran.

Kecepatan tsunami yang naik kedaratan (run-up) berkurang menjadi

sekitar25-100 Km/jam dan ketinggian air.

3) Letusan Gunung Berapi adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik

yang dikenal dengan istilah"erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api

berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas

lempeng.Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu

yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang

merupakan cairan pijar (magma).Magma akan mengintrusi batuan atau

4

Page 5: ASKEP PSIKOSOSIAL

tanah disekitarnya melalui rekahan-rekahan mendekati permukaan

bumi.Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari

jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya.Akan tetapi apapun jenis

produk tersebutm kegiatan letusan gunung api tetap membawa bencana

bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak dan

mematikan.

4) Tanah Longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau

batuan, ataupun percampuran keduanya,menuruni atau keluar lereng akibat

dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut.

Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan

penyusun lereng.

5) Banjir dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam

jumlah yang begitu besar.Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang

dating secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai

maupun karena pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga merusak

rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.

6) Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh

dibawah kebutuhan air baik untuk kebutuhan hidup,pertanian,kegiatan

ekonomi dan lingkungan.

7) Angin Topan adalah pusaran angina kencang dengan kecepatan

angin120km/jam atau lebih yang sering terjadi diwilayah tropis diantara

garis

8) balik utara dan selatan,kecuali didaerah-daerah yang sangat berdekatan

dengan khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan

dalam suatu system cuaca.Angin paling kencang yang terjadi didaerah

tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer disekitar

daerah system tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20

Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.

9) Gelombang Pasang adalah gelombang air laut yang melebihi batas normal dan

dapat menimbulkan bahaya baik dilautan, maupun didarat terutama daerah

pinggir pantai.Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angina

kencang atau topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena ada

pengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari.Kecepatan gelombang pasang

5

Page 6: ASKEP PSIKOSOSIAL

sekitar10-100 Km/jam. Gelombang pasang sangat berbahaya bagi kapal-kapal

yang sedang berlayar pada suatu wilayah yang dapat menenggelamkan kapal-

kapal tersebut. Jika terjadi gelombang pasang di laut akan menyebabkan

tersapunya daerah pinggir pantai atau disebut dengan abrasi.

10) Kebakaran adalah situasi dimana suatu tempat atau lahan atau bangunan

dilanda api serta hasilnya menimbulkan kerugian.Sedangkan lahan dan

hutan adalah Keadaan dimana lahan dan hutan dilanda api sehingga

mengakibatkan kerusakan lahan dan hutan serta hasil-hasilnya dan

menimbulkan kerugian.

11) Aksi Teror atau Sabotase adalah semua tindakan yang menyebabkan

keresahan masyarakat,kerusakanbangunan,danmengancam

ataumembahayakanjiwa seseorang atau banyak orang oleh seseorang atau

golongan tertentuyang tidak bertanggung jawab.Aksiteror atau sabotase

biasanyadilakukan dengan berbagai alasan dan berbagai jenis tindakan

seperti pemboman suatu bangunan/tempat tertentu,penyerbuan tiba-tiba

suatu wilayah,tempat,dan sebagainya. Aksiteror atau sabotase sangat sulit

dideteksi atau diselidiki oleh pihak berwenang karena direncanakan

seseorang atau golongan secara diam-diam dan rahasia.

12) Kerusuhan atau Konflik Sosial adalah suatu kondisi dimana terjadi huru-

hara atau kerusuhan atau perang atau keadaan yang tidak aman disuatu

daerah tertentu. Yang melibatkan lapisan masyarakat, golongan, suku,

ataupun organisas itertentu.

13) Epidemi,Wabah dan Kejadian Luar Biasa merupakan ancaman yang

diakibatkan oleh menyebarnya penyakit menular yang berjangkit disuatu

daerah tertentu. Pada skala besar,epidemic atau wabah atau Kejadian Luar

Biasa(KLB)dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah penderita penyakit

dan korban jiwa.Beberapa wabah penyakit yang pernah terjadi di Indonesia

dan sampai sekarang masih harus terus diwaspadai antara lain demam

berdarah, malaria, fluburung, anthraks, busung lapar.

6

Page 7: ASKEP PSIKOSOSIAL

3. Strategi Penanggulangan Bencana

a. Mengintegrasikan mitigasi bencana dalam program pembangunan yang

lebih besar.

b. Pemilihan upaya mitigasi harus didasarkan atas biaya dan manfaat.

c. Agar diterima masyarakat, mitigasi harus menunjukkan hasil yang segera

tampak.

d. Upaya mitigasi harus dimulai dari yang mudah dilaksanakan segera setelah

bencana terjadi.

e. Mitigasi dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan lokal dalam

manajemen dan perencanaan.

4. Tahap Penanggulangan Bencana

Badan Penanggulangan Bencana dan Daerah yang selanjutnya disebut

BPBD adalah merupakan unsur pendukung dan pelaksana tugas dalam

penyelenggaraan pemerintahan dibidang penanggulangan bencana dan

perlindungan masyarakat terhadap bencana alam,non alam dan sosial.

Penanggulanganbencanaadalah segalaupayakegiatan yangdilakukan meliputi

kegiatan pencegahan, penjinakan (mitigasi), penyelamatan, rehabilitasi dan

rekonstruksi,baik sebelum bencana,pada saat terjadinya bencana maupun setelah

bencana dan menghindarkan dari bencana yang terjadi

Upaya penanggulangan dampak bencana dilakukan melalui pelaksanaan

tanggap darurat dan pemulihan kondisi masyarakat diwilayah bencana. Upaya

penanggulangan dampak bencana tersebut dilakukan secara sistematis,menyeluruh

Upaya penanggulangan dan pemulihan tersebut dilakukan dengan

pendekatan secara utuh dan terpadu melalui tiga tahapan, yaitu tanggap darurat,

rehabilitasi dan rekonstruksi dalam pelaksanaan penanggulangan dampak

bencana, yaitu terdiri dari pra bencana, bencana dan pasca bencana.

a. Pra bencana

1) Mitigasi Bencana

Penanggulangan bencana alam bertujuan untuk melindungi masyarakat

dari bencana dan dampak yang ditimbulkannya. Karena itu,dalam

7

Page 8: ASKEP PSIKOSOSIAL

penanggulangannya harus memperhatikan prinsip-prinsip penanggulangan

bencana alam. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan

Bencana disebutkan sejumlah prinsippenanggulangan yaitu:

a) Cepat dan Tepat

Yang dimaksud dengan prinsip cepat dan tepat adalah bahwa dalam

penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara cepatdan tepat sesuai

dengan tuntutan keadaan.Keterlambatan dalam penanggulangan akan

berdampak pada tingginya kerugian material maupun korban jiwa.

b) Prioritas

Yang dimaksud dengan prinsip prioritas adalah bahwa apabila terjadi

bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapa tprioritas dan

diutamakan pada kegiatan penyelamatan jiwa manusia.

c) KoordinasidanKeterpaduan

Yang dimaksud dengan prinsip koordinasi adalah bahwa

penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling

mendukung. Yang dimaksud dengan prinsip keterpaduan adalah bahwa

penanggulangan bencana dilakukan oleh berbagai sector secara terpadu

yang didasarkan pada kerja sama yang baik dan saling mendukung.

d) Berdaya Guna dan Berhasil Guna

Yang dimaksud dengan prinsip berdayaguna adalah bahwa dalam

mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak membuang

waktu,tenaga, dan biaya yang berlebihan. Yang dimaksud dengan prinsip

berhasil guna adalah bahwa kegiatan penanggulangan bencana harus

berhasil guna, khususnya dalam mengatasi kesulitan masyarakat dengan

tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan.

e) Transparansi dan Akuntabilitas

Yang dimaksud dengan prinsip transparansi adalah bahwa penanggulangan

bencana dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan. Yang

dimaksud dengan prinsip akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan

bencana dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan

secara etik dan hukum. Kemitraan Penanggulangan tidak bisa hanya

mengandalkan pemerintah.Kemitraan dalam penanggulangan bencana

8

Page 9: ASKEP PSIKOSOSIAL

dilakukan antara pemerintah dengan masyarakat luas termasuk Lembaga

SwadayaMasyarakat(LSM)maupun dengan organisasi- organisasi

kemasyarakatan lainnya.Bahkan, kemitraan juga dilakukan dengan

organisasi atau lembaga di luar negeri termasuk dengan pemerintahannya

f) Pemberdayaan

Pemberdayaan berarti upaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

mengetahui, memahami dan melakukan langkah-langkah antisipasi,

penyelamatan dan pemulihan bencana.Negara memiliki kewajiban untuk

memberdayakan masyarakat agar mengurangi dampak dari bencana.

g) Non Diskriminatif

Yang dimaksud dengan prinsip non diskriminatif adalah bahwa Negara

dalam penanggulangan bencana tidak memberi perlakuan yang berbeda

terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras dan aliran politik apapun.

h) Non Proletisi

Yang dimaksud dengan prinsip proletisi adalah bahwa dilarang

menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat

bencana,terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat

bencana.

2) Kesiapsiagaan

MenurutUndang-Undang RINo.24 Tahun2007, kesiapsiagaan

adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi

bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat

guna dan berdaya guna (PresidenRepublikIndonesia, 2007). Adapun

kegiatan kesiapsiagaan secara umum adalah :(1)kemampuan menilai

resiko; (2) perencanaan siaga;(3)mobilisasi sumberdaya;(4)pendidikan dan

pelatihan;(5) koordinasi;(6) mekanisme respon;(7) manajemen informasi;

(8) gladi atausimulasi.

Kesiapsiagaan adalah upaya yang dilaksanakan untuk mengantisipasi

kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari jatuhnya korban

jiwa,kerugian harta benda, dan berubahnya tata kehidupan

masyarakat.Sebaiknya suatu kabupaten kota melakukan

kesiapsiagaan.Kesiapsiagaan menghadapi bencana adalah suatu kondisi

suatu masyarakat yang baik secara invidu maupun kelompok yang

9

Page 10: ASKEP PSIKOSOSIAL

memiliki kemampuan secara fisik dan psikis dalam menghadapi bencana.

Kesiapsiagaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen

bencana secara terpadu. Kesiapsiagaan adalah bentuk apabila suatu saat

terjadi bencana dan apabila bencana masih lama akan terjadi,maka cara

yang terbaik adalah menghindari resiko yang akan terjadi,tempat tinggal,

seperti jauh dari jangkauan banjir. Kesiapsiagaan adalah setiap aktivitas

sebelum terjadinya bencanayang bertujuan untuk mengembangkan

kapasitas operasional dan memfasilitasi respon yang efektif ketika suatu

bencana

terjadi. Perubahan paradigma penanggulangan bencana yaitu tidak

lagi memandang penanggulangan bencana merupakan aksi pada saat situasi

tanggap darurat tetapi penanggulangan bencana lebih diprioritaskan pada

fasepra bencana yang bertujuan untuk mengurangi resiko bencana

sehingga semua kegiatan yang berada dalam lingkup prabencana lebih

diutamakan.

Sesuai dengan yang disampaikan oleh Priyanto (2006) bahwa

pada masyarakat yang berpendidikan tinggi lebih mampu dalam

mengurang irisiko, meningkatkan kemampuan dan menurunkan dampak

terhadap kesehatan sehingga akan berpartisipasi baik sebagai individu atau

masyarakat dalam menyiapkan diri.

b) bencana

1) Tahap Tanggap Darurat

Tahap ini telah selesai dilaksanakan oleh Pemerintah melalui

BNPB,BPBD serta LSM dan masyarakat baik local maupun internasional juga

beberapa instansi terkait dipusat. Tahap ini bertujuan membantu masyarakat

yang terkena bencana langsung untuk segera dipenuhi kebutuhan

dasarnyayang paling minimal. Sasaran utama dari tahap tanggap darura tini

adalah penyelamatan dan pertolongan kemanusiaan. Dalam tahap tanggap

darurat ini,diupayakan pula penyelesaian tempat penampungan sementara

yang layak, serta pengaturan dan pembagian logistic yang cepat dantepat

sasaran kepada seluruh korban bencana.

Pada tahap tanggap darurat,hal yang paling pokok yang sebaiknya

dilakukan adalah penyelamatan korban bencana.Inilah sasaran utama dari

10

Page 11: ASKEP PSIKOSOSIAL

tahapan tanggap darurat.Selain itu, tanggap darurat bertujuan membantu

masyarakat yang terkena bencana langsung untuk segera dipenuhi kebutuhan

dasarnya yang paling minimal.

Para korban juga perlu dibawa ketempat sementara yang dianggap

aman danditampung ditempat penampungan sementara yang layak.Pada tahap

ini dilakukan pula pengaturan dan pembagian logistik atau bahan makanan

yang cepat dan tepat sasaran kepada seluruh korban bencana.Secara

operasional,pada tahap tanggap darurat ini diarahkan pada kegiatan:

Penanganan korban bencana termasuk mengubur korban meninggal

dan menangani korban yangluka-luka

Penanganan pengungsi

Pemberian bantuan darurat

Pelayanan kesehatan, sanitasi dan air bersih

Penyiapan penampungan sementara

Pembangunan fasilitassosial dan fasilitas umum sementara serta

memperbaiki sarana dan prasarana dasar agar mampu memberikan

pelayanan yang memadai untuk para korban.

c) Pasca bencana

1) Tahap Rehabilitasi

Tahap ini bertujuan mengembalikan dan memulihkan fungsi

bangunan dan infrastruktur yang mendesak dilakukan untuk

menindaklanjuti tahap tanggap darurat, seperti rehabilitasi bangunan

ibadah,bangunansekolah,infrastruktur social dasar, serta prasarana dan

sarana perekonomian yang sangat diperlukan.Sasaran utama dari tahap

rehabilitasi ini adalah untuk memperbaiki pelayanan public hingga pada

tingkat yang memadai.Dalam tahap rehabilitas iini,juga diupayakan

penyelesaian berbagai permasalahan yang terkait dengan aspek psikologis

melalui penanganan trauma korban bencana.

2) Tahap Rekonstruksi

Tahap ini bertujuan membangun kembali daerah bencana dengan

melibatkan semua masyarakat,perwakilan lembaga swadaya

masyarakat,dan dunia usaha.Pembangunan prasarana dan sarana

haruslah dimulai dari sejak selesainya penyesuaian

11

Page 12: ASKEP PSIKOSOSIAL

tataruang(apabiladiperlukan)ditingkat kabupaten terutama diwilayah rawan

gempa (daerah patahan aktif).Sasaran utama dari tahap ini adalah

terbangunnya kembali masyarakat dan kawasan wilayah bencana. Selain

upaya yang bersifat preventif, perlu juga ada upaya-upaya yang sifatnya

represif. Tentunya upaya-upaya tersebut harus dikoordinasikan secara baik

dengan pemerintah. Beberapa contoh upaya-upaya tersebut adalah:

Melaks

anakantindakandaruratdenganmengutamakankeselamatanmanusiadan

harta bendanya

Segera membentuk posko-posko penanggulangan bencana, regu

penyelamat, dapur umum, dan lain-lain

Melakukan pendataan terhadap faktor penyebab timbulnya bencana

alam maupun besarnya kemungkinan korban yang diderita untuk

bahan tindakan selanjutnya serta berkoordinasi dengan instansi-

instansiterkait.

Sesuai dengan situasi dan perkembangan bencana alam serta

kemajuan yang dicapaidari upaya-upaya penanggulangan

darurat,segera menetapkan program rehabilitasi baik bidang fisik,

sosial,dan ekonomi.

Perlunya melaksanakan sebuah program pemantapan terhadap

semua faktor kehidupan yang realisasinya dikaitkan dengan

pelaksanaan pembangunan demi terwujudnya konsolidasi dan

normalisasi secara penuh.

5. Dampak bencana pada aspek psikososial

Psikososial merupakan salah satu istilah yang merujuk pada perkembangan

psikologi manusia dan interaksinya dengan lingkungan sosial. Hal ini terjadi

karena tidak semua individu mampu berinteraksi atau sepenuhnya menerima

lingkungan sosial dengan baik. (http: //wikipedia.org/wiki.psychocial) psikososial

adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup psikis dan sosial

atau sebaliknya secara terintegrasi. Aspek kejiwaan berasal dari diri kita,

sedangkan aspek sosial berasal dari luar, dan kedua aspek ini saling berpengaruh

kala mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan.

12

Page 13: ASKEP PSIKOSOSIAL

Definisi lain menyebutkan bahwa aspek psikososial merupakan aspek

hubungan yang dinamis antara dimensi psikologis/kejiwaan dan sosial.

Penderitaan dan luka psikologis yang dialami individu memiliki kaitan erat

dengan keadaaan sekitar atau kondisi sosial. Pemulihan psikososial bagi individu

maupun kelompok masyarakat di tujukan untuk merah kembali fungsi normalnya

sehingga tetap menjadi produktiv dan menjalani hidup yang bermakna setelah

perstiwa yang traumatik (Iskandar, Dharmawan & Tim Pulih,2005). Dengan

demikian dampak psikososial adalah suatu perubahan psikis dan sosial yang

terjadi setelah adanya bencana atau peristiwa traumatik misalnya tsunami, banjir,

tanah longsor atau seperti luapan lumpur lapindo.

Respon individu pada trauma bervariasi tergantung dari persepsi dan

kestabilan emosi yang dimilikinya. Menurut Keliat, dkk (2005), ada 3 tahapan

reaksi emosi yang dapat terjadi setelah bencana, yaitu : pertama, reaksi individu

segera (24 jam) setelah bencana dengan reaksi yang diperlihatkan : tegang, cemas

dan panik; terpaku, linglung, syok, tidak percaya; gembira atau euphoria, tidak

terlalu merasa menderita; lelah; binggung; gelisah; menangis dan menarik

diri;merasa bersalah. Reaksi ini termasuk reaksi normal terhadap situasi yang

abnormal yang memerluka upaya pencegahan primer.

Adapun yang kedua adalah minggu pertama sampai dengan minggu ketiga

setelah bencana. Reaksi yang diperlihatkan antara lain: ketakutan, waspada,

sensitiv,mudah marah, kesulitan tidur, khawatir, sangat sedih; mengulang ngulang

kembali (flasback) kejadian ; bersedih. Reaksi positif yang masih dimiliki yaitu :

berharap dan berpikir tentang masa depan, terlibat dalan kegiatan menolong dan

menyelamatkan ; menerima bencana sebagai takdir. Kondisi ini masih termasuk

respon normal yang membutuhkan tindakan pikososial minimal, terutama untuk

respon yang maladaptif

Sedangkan reaksi yang ketiga adalah lebih dari minggu ketiga setelah

bencana dengan reaksi yang diperlihatkan dapat menetap. Manifestasi diri yang

ditampilkan yaitu: kelelahan, merasa panik, kesedihan terus berlanjut, pesimis dan

berpikir tidak realistis, tidak beraktivitas, isolasi dan menarik diri, kecemasan

yang dimanifestasikan dengan palpitasi, pusing, letih, mual, sakit kepala, dan lain-

lain. Kondisi ini merupakan akumulasi respon yang menimbulkan masalah

psikososial.

13

Page 14: ASKEP PSIKOSOSIAL

Masalah psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu

baik yang bersifat psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal

balik dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai penyebab terjadinya gangguan

jiwa (ganggauan kesehatan) secara nyata atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa

yang berdampak pada lingkungan sosial. Ciri-ciri masalah psikososial antara lain:

a) cemas, khawatir berlebihan, takut, b) mudah tersinggung, c) sulit konsentrasi,

d) bersifat ragu-ragu/merasa rendah diri, e) merasa kecewa, f) pemarah dan

agresif, g) reaksi fisik seperti: jantung berdebar, otot tegang, sakit kepala (CMHN,

2005).

Danvers, dkk (2006) dalam penelitiannya tentang reaksi psikososial paska

bencana tsunami dan bencana Tamil Eelam di Sri Lanka menemukan 19 reaksi

psikososial yaitu: 1) pada tahap awal timbul ketakutan akan laut dan mimpi-

mimpi buruk, 2) tidak percaya pada laut, mereka menjadi takut unutk kembali

tinggal di pesisir pantai, 3) timbulnya perasaan bersalah, 4) banyak orang yang

mengalami reaksi stress akut, perasaan berduka, bingung dan sangat emosional.

Reaksi tersebut bersifat temporal, 5) tingkat kehilangan nyawa yang tinggi,

sehingga seluruh masyarakat menderita bersama-sama, dan masalah psikososial

utama yang teridentifikasi adalah reaksi kesedihan, umumnya diperberat oleh rasa

bersalah, kemarahan, dan permusuhan serta gagasan untuk bunuh diri, 6) keadaan

ekonomi berubah secara besar-besaran akibat bencana. Bahkan ada kasus buhuh

diri karena kehilangan harta benda, 7) sistem pendukung umum telah hancur,

semua anggota masyarakat mengalami bencana, individu tidak menerima bantuan

dari masyarakat.

Struktur desa dan masyarakat telah hancur, orang-orang berpindah pada

keadaan dan situasi yang berbeda, baik dari segi lingkungan maupun sosial, 8)

belum adanya persiapan diri dan skala kerusakan akibat tsunami telah menambah

kesusahan masyarakat. Sepertinya mereka tidak mampu untuk menghadapi

tekanan/stress untuk waktu yang lama, 9) orang-orang yang terkena bencana harus

berurusan dengan stress praktis. Stress praktis tersebut misalnya sistem registrasi

yang rumit, berusaha untuk menyatukan kembali anggota keluarga yang masih

ada, tidak meratanya pembagian distribusi dan pertolongan, harus tinggal di pusat-

pusat penampungan dan di tempat penampungan sementara, 10) keluarga yang

terpisah setelah bencana terdapat di tempat penampungan yang berbeda.

14

Page 15: ASKEP PSIKOSOSIAL

Emosi dan pertanyaan yang tak terjawab mengenai keadaan kerabatnya,

khusus tubuh yang tidak diketemukan atau hanya teridentifikasi secara

umum/tidak spesifik dan berbagai hal yang berhubungan dengan keadaan duka

cita, 11) kurangnya kesempatan untuk melaksanakan ritual pemakaman. Hal ini

berhubungan dengan pemakaman dilakukan secara massal karena banyak mayat

yang tidak teridentifikasi dengan baik, 12) ekspresi marah adalah reaksi yang

paling umum mereka juga saling menyalahkan karena kematian anggota

keluarganya marah pada diri sendiri dan merasa bersalah.

Kemarahan juga ditujukan kepada pihak lain seperti kepada kelompok

distribusi bantuan dari pemerintah 13) ada masyarakat yang memandang secara

magis tentang penyebab terjadinya bencana dan berusaha dengan cara cara

tertentu untuk selamat dari bencana, 14) kurangnya koordinasi antara organisasi

dan agensi yang menyebabkan banyaknya bantuan yang tidak tersalurkan kepada

yang membutuhkan. Khususnya pada proses pemulihan bagi yang mengalami

reaksi psiukologis yang berat sehingga penderitaan para korbnan semakin parah,

15) kurangnya sikap peka dan simpatik pemerintah terhadap para korban.

Demikian juga dengan campur tangan politik yang mengejar keuntungan sendiri

menyebabkan sulit terpenuhinya kebutuhan para korban, 16) nbanyak korban yang

mempunyai riwayat kerugian dimasa lalu yang dapat membangkitkan kenangan

dan reaksi emosi mereka karena bencana sekarang. Dengan begitu, semakin sulit

bagin individu untuk menghadapinya, 17) banyak para duda yang kesulitan untuk

mengurus anak kecil terutama bayi. Mereka mengkonsumsi alcohol dalam

menghadapi masalahnya, 18) salah satu kelompok yang mempunyai kebutuhan

pling spesifik yakni para remaja, khususnya yang kehilangan orang tua.

Mereka terlihat dipusat-pusat pemodokan, menarik diri dan marah. Jika

program spesifik tidak dilakukan dengan pada kelompok itu, akan timbul resiko

perkembangan personalitas yang menyimpang seperti tindakan antisocial,

pengeksploitasian oleh pihak pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab, 19)

ada semangat dan antusiasme yang tinggi darinbeberapa kelompok untuk

melakukan aktivitas psikososial, meskipun tidak semua kelompok ini dibedakan

dengan kompetensi yang cukup untuk melakukan intervensi psikososial.

Teori psikososial dari Ericson (1955, dalam Frisch dan Vrisch, 2006)

menjelaskan masalah perkembangan p[sikososial berbeda dalam delapan tahapan.

15

Page 16: ASKEP PSIKOSOSIAL

Setiap tahap akan terjadi konflik psikososial berdasarkan usia. Peneliti hanya

menjelaskan perkembangan psikososial yang terkait dengan subyek poenelitian

yaitu usia 20 tahun keatas. Pada usia ini tahap perkembangannya adalah tahap

keintiman persus pengasingan ( Intimaci versus Isolation). Perkembangan tahap

ini terjadi antara usia 18 sampai 25/30 tahun, dimana individu mampu berintraksi

akrab dengan orang lain terutama lawan jenis dan memilikipekerjaan. Kegagalan

tahap ini membuat individu menjauh pergaulan, merasa kesepian dan menyendiri.

Adanya bencana dapat menimbulkkan masa ini tidak dapat dilampaui dengan

baik. Mereka cenbderung lebih memikirkan pemenuhan kebutuhan hidup dan

harapan masing-masing.

Tahap selanjutnya adalah tahap perluasan persus stagnasi ( Generativity

versus Stagnation) . Perluasan yang dimaksud dalam tahap ini adalah [perluasan

perhatian dan kepedulian terhadap orang lain. Masa ini terjadi pada usia

pertengahan antara 21 sampai 45 / 50 tahun. Perkembangan yang baik pada

periode ini meemuncuklkan semangat untuk (caring) kepada orang lain melebihi

kebutuhan untuk kepentingan pribadinya. Termasuk perhatian dan kepeduliannya

terhadap koluarga dan anak-anaknya. Adanya gangguan pada masa ini dapat

menimbulkan stagnasi, yaitu ketidakpedulian atau pengabaian kepada orang lain

termasuk keluarga. Mereka hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri.

Akhir tahapo perkembangan psikososial menurut Ericson adalah tahap

integritas diri versus putus asa (Ego Integrity versus despaired) . Perkembangan

periode ini dapat dimulai pada usia45 / 60 tahun ketika mulai meninggalkan

aktivitas –aktivitas dimasyarakat. Perkembangan psikososial yang baik pada masa

ini diwujudkan dengan adanya integritas yang bai, lebih matang, dan tidak takut

mati karena telah mel;alui kehidupan dengan baik. Namun bila hidup yang dilalui

toidak semstinya , maka akan muncul perasaan putus asa, penyesalan dan

‘’marah’’ dengan dirinya sendiri karena merasa gagal menjalani hidup .

16

Page 17: ASKEP PSIKOSOSIAL

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identifikasi kejadian pencetus dam situasi krisis psikososial

Tentukan persepsi klien tentang krisis yang dihadapi, meliputi kebutuhan

utama yang terancam krisis, tingkat gangguan hidup, dan gejala-gejala yang

dialami klien.

b. Tentukan faktor-faktor penyeimbang yang ada, meliputi apakah klien memiliki

persepssi yang realistis terhadap krisis yang terjadi, dukungan situasional (mis,

keluarga, teman, sumber daya finansial, sumber daya spiritual, dukungan

masyarakat), dan penggunaan mekanisme koping.

c. Identifikasi kelebihan klien

Apa yang terjadi pada Anda? = Persepsi individu terhadap hal yang terjadi

(realistik atau terdistorsi)

Apa yang Anda pikir dan rasakan? = Gejala kognitif atau emosional atas

apa yang terjadi.

Apakah Anda mengalami gejala fisik atau perubahan prilaku Anda yang

biasanya? = Gejala fisik, prilaku

Apakah Anda sudah pernah mengalami hal yang serupa dengan kejadian

ini dalam hidup Anda? Kalau ya, bagaimana Anda melakukan koping pada

saat itu ? = Pengalaman di masa lalu tentang krisis dan koping yang

digunakan

Menurut Anda apa yang menjadi kelebihan pribadi Anda? = Pengakuan

individu atas kelebihannya

Siapa yang Anda rasa sangat banyak membantu atau mendukung Anda? =

Sistem pendukung dalam hidup Anda

Apa yang telah Anda coba selama ini untuk mengatasi krisis tersebut ? =

Penggunaan tindakan koping dalam situasi saat ini.

17

Page 18: ASKEP PSIKOSOSIAL

2. Diagnosis Keperawatan.

Tentukan diagnosa keperawatan spesifik untuk klien, keluarga,

masyarakart, atau gabungan dari itu, termasuk, namun tidak terbatas pada yang

berikut ini :

a. Gangguan citra tubuh

b. Ketegangan peran pemberi asuhan

c. Koping komunitas tidak efektif

d. Koping individu tidak efektif

e. Penyangkalan tidak efektif

f. Koping keluarga : potensi untuk pertumbuhan

g. Disfungsi berduka

h. Respon pasca trauma

i. Ketidakberdayaan

j. Sindrom trauma perkosaan

k. Distres spiritual

3. Perencanaan

1. Bantu klien,keluarga, masyarakat, atau gabungan dari itu, dalam menetapkan

tujuan jangka pendek yang realistis untuk pemulihan seperti sebelum bencana.

2. Tentukan kriteria hasil yang diinginkan untuk klien, kelurga, masyarakat, atau

gabungan dari itu. Individu yang mengalami krisis akan :

a. Mengungkapkan secara verbal arti dari situasi krisis

b. Mendiskusikan pilihan –pilihan yang ada untuk mengatasinya.

c. Mengidentifikasi sumber daya yang ada yang dapat memberikan bantuan

d. Memilih strategi koping dalam menghadapi krisis

e. Mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi krisis.

18

Page 19: ASKEP PSIKOSOSIAL

f. Menjaga keselamatan bila situasi memburuk

4. Implementasi

a. Bentuk hubungan dengan mendengarkan secara aktif dan menggunakan

respon empati

b. Anjurkan klien untuk mendiskusikan situasi krisis dengan jelas, dan bantu

kien mengutarakan pikiran dan perasaannya.

c. Dukung kelebihan klien dan penggunaan tindakan koping.

d. Gunakan pendekatan pemecahan masalah.

e. Lakukan intervensi untuk mencegah rencana menyakiti diri sendiri atau bunuh

diri.

1) Kenali tanda-tanda bahaya akan adanya kekerasan terhadap diri sendiri.

(mis ; klien secara langsung mengatakan akan melakukan bunuh diri,

menyatakan secara tidak langsung bahwa ia merasa kalau orang lain akan

lebih baik jika ia tidak ada, atau adanya tanda-tanda depresi)

2) Lakukan pengkajian tentang kemungkinan bunuh diri

3) singkirkan semua benda yang membahayakan dari tempat atau sekitar

klien.

4) Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan jiwa untuk menentukan apakah

hospitalisasi perlu dilakukan atau tidak.

19

Page 20: ASKEP PSIKOSOSIAL

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Undang-UndangNo.24Tahun2007,bencana adalah peristiwa atau rangkaian

peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat

yang disebabkan,baik oleh factor alam dan atau factor non alam maupun factor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

lingkungan, kerugian harta benda,dan dampak psikologis.Bencana merupakan

pertemuan dari tiga unsur,yaitu ancaman bencana,kerentanan,dan kemampuan yang

dipicu oleh suatu kejadian.

Psikososial merupakan salah satu istilah yang merujuk pada perkembangan

psikologi manusia dan interaksinya dengan lingkungan sosial. Hal ini terjadi karena tidak

semua individu mampu berinteraksi atau sepenuhnya menerima lingkungan sosial dengan

baik. (http: //wikipedia.org/wiki.psychocial) psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi

pada individu yang mencakup psikis dan sosial atau sebaliknya secara terintegrasi. Aspek

kejiwaan berasal dari diri kita, sedangkan aspek sosial berasal dari luar, dan kedua aspek

ini saling berpengaruh kala mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan.

B. Saran

Diharapkan bagi perawat dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada korban

bencana yang mengalami masalah pada aspek psikososial.

20

Page 21: ASKEP PSIKOSOSIAL

DAFTAR PUSTAKA

Jerome R. Ravertz, 2007, Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam (sejarah dan ruang lingkup

bahasan), Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Mustamir, Rizal. Munir, Misnal, 2007, Ilmu Pengetahuan Alam, Pustaka Pelajar :

Yogyakarta

Tim Dosen, 1996, Ilmu Pengetahuan , Liberty Yogyakarta : Yogyakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/banjir

Rahman, Dhohir Taufik dan Tarsisius, 2000, Indonesia Negara Bencana

Jakarta : Yudhistira

21