pengaruh pemberian zink sulfat terhadap …/pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB PARU PENGOBATAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS KATEGORI I DI BP4 MADIUN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Minat Utama Ilmu Gizi Klinik Program Studi Ilmu Gizi OLEH PUSPITA TRI UTAMI S530809011 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: vucong

Post on 01-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP

KONVERSI BTA PADA PASIEN TB PARU PENGOBATAN

OBAT ANTI TUBERKULOSIS KATEGORI I DI BP4 MADIUN

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Minat Utama Ilmu Gizi Klinik

Program Studi Ilmu Gizi

OLEH

PUSPITA TRI UTAMI

S530809011

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul: ”Pengaruh Pemberian Zink Sulfat Terhadap

Konversi BTA Pada Pasien TB Paru Pengobatan Obat Anti

Tuberkulosis Kategori I Di BP4 Madiun” ini adalah karya penelitian

saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang

pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam

naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum

ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author

dan PPs-UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-

kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak

melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi

Gizi PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang

diterbitkan oleh Prodi Gizi PPs-UNS. Apabila saya melakukan

pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan

sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, 21 Juni 2012

Mahasiswa,

Puspita Tri Utami

S 530809011

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila telah

selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan

yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Al

Insyirah 6-8)

Perjalanan dan perjuangan hidup masih panjang, raihlah kesuksesan

dengan senantiasa berusaha dan berdoa

Karya kecil ini kupersembahkan kepada:

Suamiku tercinta Sudibyo Tri Styanto, ST dan Ananda Khalisah Pradipta

Anggraeni yang selalu memberikan semangat, dorongan, perhatian,

pengorbanan dan doa yang tiada putusnya

Almarhum Bapak tercinta H. Ir Dwidjo Rochadi yang selalu menjadikan

semangat untuk lulus

Ibu Surabaya, Bapak dan Ibu Jakarta yang selalu memberikan dorongan dan

doa

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan perlindungan kepada kita,

Amin.

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT atas segala kemudahan yang diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan judul ”Pengaruh Pemberian Zink

Sulfat Terhadap Konversi BTA Pada Pasien TB Paru Pengobatan Obat Anti

Tuberkolosis Kategori I di BP4 Madiun”. Tesis ini diajukan sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan program Magister Ilmu Gizi Klinik di Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak mengalami

kesulitan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka semua itu teratasi. Oleh

karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan kesempatan mengikuti pendidikan.

2. Dr. Dra. Diffah Hanim, MSi, selaku Ketua Program Studi Ilmu Gizi

Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan kesempatan penulis untuk menempuh pendidikan mencapai

derajat Magister Ilmu Gizi Klinik.

3. Prof. DR. Dr. HA. Guntur Hermawan, SpPD-KPTI selaku Dosen

Pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikiran untuk

memberi bimbingan dan arahan dalam penyelesaian tesis ini.

4. Prof. dr. Bambang Suprapto, M.med. Sci. R.Nutr, SpGK selaku

Pembimbing II yang telah banyak memberikan saran, ilmu dan koreksi

dalam penyelesaian tesis ini.

5. Prof. Dr. Bhisma Murti, dr, M.Sc, MPH, PhD dan Prof. Dr. Y Prijambodo,

MS, SpMK selaku Dosen Penguji.

6. Segenap dosen Program Studi Ilmu Gizi Pasca Sarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan

yang sangat berarti.

7. Direktur BP4 yang telah memberikan fasilitas dan mengijinkan penulis

untuk melakukan penelitian.

8. Kakakku yang baik dan sabar Mustika Hadijati, SSi, MSi dan Juni Asrini

yang telah memberikan arahan dalam penulisan tesis ini.

9. Semua pihak yang tak dapat penulis sebut satu per satu yang telah

memberikan dorongan dan membantu terselesaikannya penelitian dan

penyusunan tesisi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak kekurangan

dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini.

Madiun, Juni 2012

Penulis

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................ii

PERNYATAAN ..................................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................v

KATA PENGANTAR .........................................................................................v

DAFTAR ISI ........................................................................................................vi

DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................x

DAFTAR TABEL ................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii

ABSTRAK .........................................................................................................xiv

ABSTRACT ........................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ..............................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH ..........................................................................7

C. TUJUAN PENELITIAN ...........................................................................7

D. MANFAAT PENELITIAN .......................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................9

A. ETIOLOGI ................................................................................................9

B. PATOGENESIS ......................................................................................10

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

C. DIAGNOSA TUBERKULOSIS .............................................................12

D. PENGOBATAN TUBERKULOSIS .......................................................19

E. ZINK .......................................................................................................23

F. ABSORBSI ZINK ...................................................................................25

G. FUNGSI ZINK DAN SUMBER BAHAN MAKANAN .......................28

H. KEBUTUHAN ZINK .............................................................................31

I. DEFISIENSI ZINK .................................................................................32

J. PENGUKURAN BERAT BADAN ........................................................32

K. HUBUNGAN ZINK DENGAN KONVERSI BTA ...............................33

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ........................................37

A. KERANGKA KONSEP .........................................................................37

B. HIPOTESIS .............................................................................................38

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................39

A. DESAIN PENELITIAN ..........................................................................39

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ...............................................39

C. POPULASI DAN SAMPEL ...................................................................40

D. PERHITUNGAN ESTIMASI BESAR SAMPEL ..................................40

E. VARIABEL YANG DIAMATI ..............................................................40

F. DEFINISI OPERASIONAL ...................................................................40

G. PROSEDUR KERJA ..............................................................................43

H. INSTRUMEN PENELITIAN .................................................................44

I. ANALISA DATA ...................................................................................44

BAB V HASIL ...................................................................................................46

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................49

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................56

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................58

LAMPIRAN

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR SINGKATAN

BMI : Body Mass Index

BP4 : Balai Pengobatan Penyakit Paru

BTA : Basil Tahan Asam

CD4 : Cluster of Differentiation 4

CMI : Cell Mediated Immunity

DM : Diabetes Melitus

DNA : Deoxiribonucleic acid

DTH : Delayed Type Hipersensitivity

E : Etambutol

GRASS : Generally Recognized as Safe

H : Isoniasid

HIV : Human Imunodeficiency Virus

IL-2 : Interleukin-2

IMT : Indeks Massa Tubuh

INH : Isoniasid ( Iso Niacid Hydrazide)

IUTLD : International Union Againts Tuberculosis and Lung Disease

MPC-1 : Monocyte Chomoatractant Protein

MUAC : Mid Upper Arm Circumference

NK ce : Natural Killer cell

OAT : Obat Anti Tuberkulosis

R : Rifampisin

RDA : Recommended Dietary Allowance

RNA : Ribonucleic Acid

SPS : Sewaktu Pagi Sewaktu

TB : Tuberkulosis

Th2 : T helper 2

TNF : Tumor Necrosis Factor

US : United State

WHO : World Health Organization

Z : Pirazinamid

ZnSO4 : Zink Sulfat

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dosis Panduan OAT KDT Kategori I ……..........…………………..20

Tabel 2.2 Kebutuhan Zink Pada Organ Utama dan Jaringan ….….….......……25

Tabel 2.3 Zink Metalloenzim ……………………..…….…........……..………28

Tabel 2.4 Zinc Compound .…………....……………………………….…….29

Tabel 2.5 Kandungan zink pada beberapa makanan ….…...…….....………....30

Tabel 5.1 Subjek Penelitian Sebelum Perlakuan ................................................47

Tabel 5.2 Hasil Analisis Uji Statistik tentang Penelitian Konversi BTA,

dengan uji Chi Kuadrat ....................................................................47

Tabel 5.3 Hasil Analisis Uji Statistik tentang Penelitian Berat Badan,

dengan uji t .......................................................................................47

Tabel 5.4 Hasil Analisis Uji Statistik tentang Penelitian Gejala Klinik,

dengan uji Mann Whitney ................................................................48

Tabel 6.1 Data jumlah rata-rata kumulatif pasien perlakuan ZnSO4

dan pasien kontrol .............................................................................49

Tabel 6.2 Nilai Standar WHO ............................................................................51

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penyaluran Zink di dalam Tubuh …..…...………………………27

Gambar 2.2 Model Absorpsi Zink ……….....….......………………………...27

Gambar 4.1 Desain Penelitian RCT ................................................................39

Gambar 4.2 Kerangka Alur Penelitian ............................................................45

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Gejala Klinis

2. Pemeriksaan Dahak dengan Metode Ziehl Neelsen

3. Formulir Persetujuan Responden

4. Formulir Data Pasien

5. Formulir Food Recall

6. Data Konversi BTA, TB, BB dan BMI

7. Data Asupan Makanan

8. Data Subyek Penelitian

9. Chi-Square tes konversi BTA, Uji Mann Whitney Gejala klinis dan Uji t

berat badan

10. Foto Penelitian

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Puspita Tri Utami, 2012. Pengaruh Pemberian Zink Sulfat Terhadap Konversi

BTA pada Pasien TB Paru Pengobatan Obat Anti Tuberkulosis Kategori I di

BP4 Madiun. TESIS. Pembimbing I: Prof. DR. Dr. HA. Guntur Hermawan,

SpPD-KPTI, II: Prof. dr. Bambang Suprapto, Med. Sci. R. Nutr, SpGK. Minat

utama Ilmu Gizi Klinik. Program Studi Ilmu Gizi, Program Pascasarjana,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Latar Belakang : TB Paru merupakan penyakit mudah menular melalui udara

dan penyebab kematian terbesar di dunia. Indonesia adalah negara dengan jumlah

pasien TB ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina. Pasien TB sebagian

besar asupan mineral zink kurang sehingga mudah terjadi infeksi. Menurut

penelitian 2002 suplementasi zink dapat memperbaiki keefektifan OAT dalam 2

bulan pertama dan menghasilkan lebih awal konversi BTA disertai perbaikan

gejala klinis dan peningkatan berat badan.

Permasalahan Penelitian : Apakah pemberian ZnSO4 berpengaruh terhadap

konversi BTA?

Objektif : Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian zink sulfat

terhadap konversi BTA pada pasien TB paru pengobatan OAT kategori I.

Metodologi Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan

metode RCT (Randomized Controlled Trials). Populasi sasaran adalah seluruh

penderita BTA positif kategori I yang datang berobat ke BP4 Madiun. Sampel

penelitian didapatkan 15 untuk kelompok perlakuan (OAT+ZnSO4) dan 15 untuk

kelompok kontrol (OAT). Kedua kelompok ini mendapat perlakuan selama 2

bulan. Variabel yang diukur adalah BTA (+,-), berat badan (kg), gejala klinis,

yang diukur sebelum dan sesudah perlakuan 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu, 8

minggu. Data konversi BTA dianalisis dengan uji Chi Kuadrat, data berat badan

dengan uji t dan data gejala klinis dengan uji Mann Whitney U, menggunakan

statistik SPSS versi 16.0.

Hasil Penelitian : Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian ZnSO4 pada

pasien TB Paru positif kategori I terhadap konversi BTA secara statistik 2

minggu dan 4 minggu memberikan pengaruh yang signifikan p=0.001 dan

p=0.001, sedangkan berat badan tidak signifikan p > 0.05 dan gejala

klinis minggu ke 2 signifikan p=0.001.

Kesimpulan : Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian ZnSO4 terhadap

pasien TB pengobatan OAT kategori I berpengaruh terhadap konversi BTA.

Kata kunci : Zink Sulfat – Konversi BTA – TB Paru Kategori I

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Puspita Tri Utami, 2012. Effect of Zinc Sulphate toward Smear Conversion on

Pulmonary Tuberculosis Patient Category I with Tuberculosis Medicine in BP4

Madiun. THESIS. Supervisor I: Prof. DR. Dr. HA. Guntur Hermawan, SpPD-

KPTI, II: Prof. dr. Bambang Suprapto, MMed. Sci. Nutr, SpGK. The Main

Interest of Clinical Nutrition Sciences. Program Study of Nutrition Sciences ,

Post-graduate Program of Sebelas Maret University, Surakarta.

ABSTRACT

Background: Pulmonary tuberculosis is a contagious disease through the air and

cause of death in the world. Indonesia is a country with the number of TB patients

to the 3rd

largest in the world after India and China. TB patients are mostly zinc

mineral intake is less, so easy in infection. According to the 2002 study can

improve the effectiveness of zinc supplementation in the first 2 months of OAT

and produce early smear conversion with some improvement in clinical symptoms

and weight gain.

Research issues: Is the provision of ZnSO4 affect the conversion of smear?

Objective: This study aims to analyze the effect of giving zinc sulphate on

sputum smear conversion in pulmonary tuberculosis patients OAT treatment

category I

Research Methodology: This study is a research experiment with methods of

RCTs (Randomized Controlled Trials). The target population was all patients with

smear positive category I who come for treatment to BP4 Madison. The samples

obtained 15 for treatment groups (OAT + ZnSO4) and 15 for the control group

(OAT). Both groups received treatment for 2 months. The variables measured

were smear (+, -), weight (kg), clinical symptoms, as measured before and after

treatment 2 weeks, 4 weeks, 6 weeks, 8 weeks. Smear conversion data were

analyzed with Chi Square test, data weight by t test and the data of clinical

symptoms by Mann Whitney U test, using SPSS version 16.0 statistical.

Research Results: The analysis of data showed that administration of ZnSO4 on

positive pulmonary TB patients category I of smear conversion were statistically

2 weeks and 4 weeks had a significant influence p=0.001 and p=0.001, =0.05

whereas the weight were not significant p > 0.05 and the clinical symptoms 2

weeks to a significant p=0.001.

Conclusion: This study concluded that administration of ZnSO4 on OAT

treatment of TB

patients categories I influence the smear conversion.

Key words: Zinc Sulphate - Smear conversion – Pulmonary Tuberculosis

Category I

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Suatu proses penurunan daya tahan tubuh pasien dapat disebabkan

karena kurang gizi, penyakit lain atau usia tua diantaranya TB. Ada

kemungkinan fase TB yang tertidur menjadi aktif kembali apabila daya tahan

tubuh seseorang menurun maka terjadi reaktivasi dari penyakit tersebut dan

pada penderita TB dalam keadaan baik dapat membunuh semua basil itu atau

lebih sering mengendalikannya untuk jangka lama (Crapton, 2004).

Apabila penyakit tuberkulosis berkembang menjadi aktif maka lokasi

meluasnya, beratnya penyakit serta hasil akhirnya sangat bervariasi.

Tuberkulosis dapat terjadi di seluruh bagian tubuh tetapi biasanya berupa

infeksi TB paru. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah utama kesehatan

masyarakat yang menjadi penyebab kematian terbesar di dunia sekitar 1,5 juta

orang setiap tahunnya di negara berkembang (Raja, 2004). Jumlah pasien TB

di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina yaitu

10% dari total jumlah pasien TB di dunia. Diperkirakan pada tahun 2004

setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang. Insidensi

kasus TB BTA positif sekitar 110 per 100.000 penduduk. (Depkes, 2009).

Menurut WHO terdapat sembilan juta kasus baru setiap tahun dan dua juta

kematian di dunia, penyakit ini paling sering ditemukan di Asia Tenggara,

sub-Sahara Afrika dan Eropa Timur (Murray, 2009)

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman Mycobacterium Tuberculosis yang secara khas ditandai oleh

pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis (Soehardiman, 2008).

Sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ

tubuh lain (Rob, 2005). Penularan terjadi melalui udara dari droplet infeksi.

Masing-masing droplet berjumlah 2-3 tubercel bacilli (Long Hoang, 2000).

Sumber infeksi adalah pada waktu pasien batuk, bersin atau bicara, sekali

batuk akan menghasilkan 3000 droplet (Isselbacher, 2005). Resiko penularan

TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan resiko penularan

lebih besar (Helmia, 2004). Selain itu tuberkulosis laryng adalah infeksinya

tinggi hanya dengan berbicara, pasien TB dengan HIV melepaskan bakteri

dalam jumlah banyak dan lesi kavitas yang luas juga tinggi penularannya

(Southwick,2004). Infeksi berkaitan dengan jumlah kuman pada sputum yang

dibatukkan, luasnya penyakit paru dan frekuensi batuk (Isselbacher,2005).

Diagnosis TB paru ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan laboratorium, radiologis dan penunjang lainnya

(Helmia,2004). Sampai saat ini untuk mendiagnosis TB paru adalah dengan

melakukan pemeriksaan sputum. Pemeriksaan sputum merupakan

pemeriksaan langsung yang mudah dilakukan dan diharapkan ditemukan basil

tahan asam (BTA). Jika kita menggunakan pemeriksaan kultur harus

memerlukan fasilitasi khusus dan membutuhkan waktu lama pada komplek

media kultur padat, mycobacterium tuberculosis memerlukan 12-18 jam untuk

sekali replikasi dan tumbuh menjadi coloni dalam 3-6 minggu (Engelkrik,

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

2008) sedangkan untuk pemeriksaan radiologis hanya digunakan pada

keadaan tertentu dan tidak banyak fasilitas kesehatan yang mempunyai

peralatan tersebut (Praseohadi, 2008). Monitoring selama terapi tidak

direkomendasikan karena radiographic mengubah respon bakteriologis dan

tidak sensitif kecuali diduga komplikasi pneumothorax, frequent dan severe

hemoptysis (batuk darah) serta sputum smear positif tiga (Long Hoang, 2000,

Isselbacher,2005).

ARTI 1% (Annual Risk of Tuberculosis Infection) diperkirakan

diantara 100.000 penduduk rata-rata 1000 terinfeksi TB dan 10% (100 orang)

diantaranya akan menjadi sakit TB setiap tahun sekitar 50 diantaranya adalah

pasien TB BTA positif (Depkes, 2009).

Faktor yang mempengaruhi seorang menjadi sakit bergantung pada

seberapa banyak basil TB yang terhirup daya tahan tubuh. Pada beberapa

kasus infeksi dapat berkembang mejadi penyakit tetapi ada juga TB mungkin

tinggal “tertidur” dengan adanya beberapa basil tertidur atau dorman dapat

dikendalikan oleh daya tahan tubuh dalam waktu lama. Kemudian di saat

terjadi infeksi paru yang manifestasinya mulai dari infiltrat ringan sampai

bentuk penyakit dengan destruksi yang berat, kronis serta pembentukan

kaverna. Manifestasi yang beragam ini memerlukan keseimbangan antara

kuman dan mekanisme pertahanan tubuh dengan kualitas respon tubuh yang

menentukan hasilnya (Palilingan, 2003). Salah satu yang penting dalam

meningkatkan daya tahan tubuh adalah pasokan gizi yang cukup yang terdiri

dari makronutrien dan mikronutrien.

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Mineral merupakan zat makanan yang diperlukan tubuh dalam jumlah

sedikit tetapi seringkali menimbulkan masalah gizi karena konsumsinya tidak

terpenuhi. Mineral bersifat esensial bagi tubuh karena merupakan unsur

organik yang tidak dapat dikonversikan dari zat gizi lain sehingga harus selalu

tersedia dalam makanan yang dikonsumsi. Zink termasuk mikromineral

karena termasuk kelompok mineral yang jumlahnya dalam tubuh lebih besar

dari 0,01% berat badan diperlukan dalam tubuh kurang dari 100 mg/hari

(Mutiara, 2004).

Masalah defisiensi zink telah dikenal selama 40 tahun dan belum ada

penyelesaian. Meskipun semua kejadian belum mendapat perhatian tetapi

defisiensi zink menjadi masalah organisasi kesehatan dunia karena ditemukan

growth retardation, peningkatan mudahnya terjadi infeksi ,ketidakseimbangan

kognitif yang umumnya terjadi di negara berkembang dimana kekurangan

nutrisi zink merata. Dan keadaan ini menjadi masalah yang prioritas utama

(Prasad, 2003). Defisiensi zink yang dihubungkan dengan kejadian penyakit

infeksi meliputi infeksi kulit, diare, pernafasan dan malaria (Robert, 2001)

karena zink mempunyai pengaruh kuat pada inflamasi dan sistem imun dan

terbukti mempunyai efek sebagai antioksidan (Winarsi, 2007).

Banyaknya zink yang diabsorbsi berkisar antara 15-40%. Absorbsi

dipengaruhi oleh status zink tubuh. Bila lebih banyak zink yang dibutuhkan

lebih banyak pula jumlah zink yang diabsorbsi. Begitu pula jenis makanan

mempengaruhi absorbsi, ada yang menghambat dan ada yang membantu

(Almatsier, 2001). Makanan yang dapat meningkatkan absorbsi zink berasal

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dari protein hewan. Pada negara yang pendapatan rendah, sumber makanan

dari protein hewan sangat mahal dan tidak terjangkau dan rata-rata

mengkonsumsi dari tumbuh-tumbuhan yang menghambat absorbsi zink.

Keadaan ini yang menimbulkan di negara berkembang banyak terjadi

defisiensi zink (Gibson, 2005, Solomon, 2001). Peran zink dalam sistem imun

yang akan memberi dan menyuplai tubuh terhadap perbaikan dan

penyembuhan.

Penyebab faktor gagal pengobatan bisa dihindari andaikata konversi

basil tahan asam pada pasien yang diberi obat anti TB lebih cepat terjadi

misalnya sebelum minggu kedua. Percepatan konversi ini disokong oleh

rejimen obat yang tepat, berbagai faktor pejamu dan agen, tambahan

makronutrien atau mikronutrien dan hal-hal yang bisa meningkatkan imunitas

selluler penderita yang kita tahu sangat berperan pada patogenesis

tuberkulosis (Amin, 2003). Awal sputum smear grade status adalah faktor

penting untuk prediksi waktu pasien TB konversi. Sputum smear 1+

maksimum konversi 10 hari, sputum smear 2+ dan 3+ maksimum konversi 22

hari (Horne, 2010).

Suplementasi zink dapat memperbaiki keefektifan obat anti

tuberkulosis dalam 2 bulan pertama dan menghasilkan lebih awal konversi

sputum (perubahan sputum smear positif menjadi negatif) sehingga

didapatkan angka lebih tinggi pada pasien dengan sputum negatif untuk basil

TB yang menunjukkan jumlah bakteri berkurang dan lebih sedikit lesi di area

paru-paru kemudian disertai perbaikan gejala klinis (Long Hoang,2002).

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Etambutol yang diberikan pada penelitian dengan tikus dapat meningkatkan

tidak hanya absorbsi zink tetapi juga kehilangan zink pada urin (Gupta,

2009). Defisiensi zink mengurangi reaksi tuberkulin dan mengurangi jumlah

pada sirkulasi T cell terutama CD4+ yang berguna mengaktivasi makrofag

untuk membunuh bakteri dan mengkontrol infeksi. Zink juga penting pada

metabolisme vitamin A karena diperlukan untuk mobilisasi vitamin A dari

liver. Kegunaan vitamin pada A (retinoic acid) untuk menghambat

multiplikasi mycobacterium dalam makrofag. Sedangkan efek Fe melawan

tuberkulosis belum jelas (Karyadi, 2000). Sehingga pemberian obat anti

tuberkulosis (OAT) perlu ditambahkan suplemen zink pada pasien TB paru

kategori I yaitu pasien baru yang belum pernah mendapat pengobatan OAT.

Status nutrisi pasien TB paru aktif rendah karena pada pasien tersebut

didapatkan pengurangan rasa, malabsorbsi makronutrien, malabsorbsi

mikronutrien dan terjadi perubahan metabolisme menjadi penurunan berat

badan (Krisna,2009). Indikator paling praktis untuk menilai status nutrisi

adalah pengukuran berat badan, pemantauan berat badan tersebut dilakukan

secara berkesinambungan karena menentukan terjadinya resiko penyakit-

penyakit tertentu. Berat badan yang berada dibawah batas minimum

dinyatakan sebagai underweight atau kekurusan dan berat badan yang berada

di atas batas maksimum dinyatakan sebagai overweight atau kegemukan

(Supariasa, 2002).

Tuberkulosis biasanya dihubungkan dengan kemiskinan (pendapatan

rendah, perumahan padat dengan ventilasi kurang) dengan beberapa karteristik

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

orang yang dapat meningkatkan resiko yaitu, tinggal di negara berkembang,

alcoholic, urban miskin, laki-laki single, pengguna narkoba, petani migran,

narapidana, pengidap HIV, lansia (Southwick, 2008) membuat kondisi

menjadi bergizi buruk yang menyebabkan daya tahan tubuh kurang. Keadaan

ini sangat membutuhkan tambahan zink dalam suatu nutrisinya (Rom, 2005).

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah pemberian ZnSO4 berpengaruh terhadap konversi BTA?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Membuktikan bahwa pemberian ZnSO4 dapat mempengaruhi

konversi BTA

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui konversi BTA pada pasien TB Paru BTA positif kategori I

pengobatan obat anti tuberkulosis setelah diberikan suplemen ZnSO4.

b. Membandingkan konversi BTA pada pasien TB Paru positif kategori I

pengobatan obat anti tuberkulosis setelah mendapat suplemen ZnSO4

dengan yang tidak mendapat suplemen.

D. MANFAAT PENELITIAN

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1. Manfaat Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konsep tentang

konversi BTA yang diikuti perbaikan gejala klinis termasuk peningkatan

berat badan dengan pemberian ZnSO4 yang berpengaruh pada proses

tersebut.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada klinisi

tentang pengaruh pemberian ZnSO4 generik terhadap konversi BTA

sehingga mengurangi frekuensi penularan infeksi tuberkulosis.

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ETIOLOGI

Mycobacterium tuberculosis adalah parasit intraseluler fakultatif

yang menimbulkan penyakit dengan pertumbuhan dalam sitoplasma

makrofag, tetapi dapat juga berproliferasi dalam ruangan ekstraseluler dari

jaringan yang terinfeksi (Shulman, 1998). Kuman berbentuk batang, non

spora, obligat aerob, ukuran 0,5um-3um. Walaupun tidak mudah diwarnai,

jika telah diwarnai kuman ini tahan penghilangan warna (dekolorisasi) oleh

asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam (BTA). Basil

tahan asam terdiri dari lemak dan protein. Komponen lemak terdiri asam

mikolat, asam lemak rantai panjang dan dinding sel lipid lainnya. Dinding

sel meliputi membran plasma adalah protein,phosphatidylinositol,

lipoarabinoamannan, peptidoglycans, arabinogalactan, myocolic acid

dengan glycolipid. Struktur lemak ini mempunyai permeabilitas rendah pada

dinding sel maka mengurangi efektifitas pada antibiotik, resistant terhadap

desinfectan, detergents, dapat hidup lama dalam dahak kering, ruangan

lembab tetapi rentan terhadap sinar matahari, radiasi sinar ultra violet.

Molekul lainnya lipoarabinoamannan terlibat pada interaksi pathogen-host

dan melengkapi kehidupan mycobacterium tuberculosis dalam makrofag.

Protein merupakan antigen yang menstimulasi respon imun seluler pasien

terhadap infeksi. Komponen protein utamanya adalah tuberkuloprotein

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

(tuberkulin) (Murray, 2009). Mycobacterium tuberculosis terdiri 4000 gen

dan mempunyai tinggi guanine-plus-cytosin. Proporsi luas pada gen-gen

mengarahkan ke produksi enzim yang terlibat metabolisme dinding sel

(Isselbacher, 2005).

B. PATOGENESIS

Infeksi primer terjadi setelah seseorang menginhalasi mycobacterium

tuberculosis. Setelah melalui barier mukosilier saluran nafas basil TB akan

mencapai alveoli dan mengalami multiplikasi di paru disebut fokus ghon

atau mengalami pembesaran kelenjar. Melalui aliran limfe, basil mencapai

kelenjar limfe hilus. Fokus ghon dan limdenopati hilus membentuk komplek

primer yang akan mengalami sebagai berikut : penderita tidak meninggalkan

cacat, sembuh dengan meninggalkan bekas (sarangan ghon, fibrotik,

perkapuran) atau menyebar dengan cara perkontinuitatum ke jaringan

sekitarnya, penyebaran bronkogen, penyebaran secara hematogen dan

limfogen. Respon imun seluler/ hipersensitivis tipe lambat terjadi 4-6

minggu setelah infeksi primer. Respon imun tubuh dapat menghentikan

multiplikasi kuman, sebagian kecil menjadi dorman. Daya tahan tubuh yang

buruk, respon imun tidak dapat menghentikan multiplikasi kuman sehingga

menjadi sakit beberapa bulan kemudian.

Kuman tuberkulosis ke alveoli difagositosis oleh makrofag alveolar

dan umumnya dihancurkan. Bila daya bunuh makrofag rendah, kuman akan

berproliferasi dalam sitoplasma dan menyebabkan lisis makrofag tetapi tidak

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

terjadi pertumbuhan kuman. Kuman tumbuh secara logaritmik non activated

makrofag yang gagal mendestruksi kuman tuberkulosis hingga makrofag

hancur dan kuman difagositosis oleh makrofag lain yang masuk ke tempat

radang karena faktor kemoktasis komponen komplemen C5a dan monocyte

chomoatractant protein (MPC-1). Lama kelamaan makin banyak makrofag

dan kuman yang berkumpul di tempat lesi setelah 2-4 minggu kuman

berkembang menjadi nekrosis kaseosa hasil dari DTH (delayed type

hypersensitivity) dan makrofag activating faktor. Pertumbuhan kuman

secara logaritmik terhenti namun respon imun DTH ini menyebabkan

perluasan caseous center dan progresifitas penyakit. Kuman tuberkulosis

masih dapat hidup dalam solid nekrosis kaseous tapi tidak dapat

berkembang biak karena keadaan sedikit O2, penurunan ph, dan adanya

penghambatan asam lemak disebut keadaan dorman. Prinsip sistem imun

seluler pada infeksi intraseluler adalah timbulnya cell mediated immunity

(CMI). Dua tipe sel yang penting adalah makrofag dan Tcell (terutama CD4

dan lymphocytes). Respon CMI memegang peran karena akan mengaktifkan

makrofag yang akan memfagositosis, menghancurkan kuman dan

menyelimuti tepi nekrosis untuk mencegah terlepasnya kuman. Pada CMI

lemah kemampuan makrofag hilang sehingga kuman dapat berkembang biak

di dalamnya yang akan dihancurkan oleh respon imun DTH sehingga

nekrosis kaseosa makin luas, terjadi likuifikasi caseosa center dimana untuk

pertama kalinya terjadi multiplikasi kuman ekstraseluler yang dapat

mencapai jumlah besar. Dengan progresifitas penyakit terjadi perlunakan

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kaseosa nekrosis yang disebabkan oleh enzim hidrolisis dan respon DTH

terhadap tuberkuloprotein menyebabkan protein makrofag tidak dapat hidup

dan merupakan media pertumbuhan yang baik bagi kuman. Kuman masuk

ke dalam cabang-cabang bronkus menyebar ke bagian paru lain dan jaringan

sekitarnya (Isselbacher, 2005, Helmi, 2004). Tubuh memerlukan 1000-

10.000 tubercel bacilli untuk mengaktivasi CMI dan DTH. Sedikit bacilli

menunjukkan banyak makrofag aktif dan sedikit nekrosis (Long Hoang,

2000). Paru-paru merupakan pintu masuk dan target organ basil tuberkulosis

karena kaya akan oksigen (Raja, 2004), untuk anak-anak dengan daya tahan

rendah berkembang menjadi tuberkulosis tersebar, TB extrapulmonal lebih

sering daripada TB paru (Wilson, 2001), sedangkan dewasa kebalikannya,

TB ekstrapulmonal hanya 20% kasus biasanya dianggap penanaman dari

jauh bukannya terjadi bersama tuberkulosis primer (Shulman, 1998).

C. DIAGNOSA TUBERKULOSIS

Tiga tanda yang penting pada TB paru adalah batuk lama, produksi

sputum dan penurunan berat badan (Long Hoang, 2000).

1. Gejala klinis:

Tanda-tanda yang timbul pada TB paru: batuk yang didapatkan pada

254 pasien di Los Angeles selama 6 bulan diamati yaitu batuk (76%),

panas (51%), lemas (59%), penurunan berat badan (43%), keringat

dingin (48%), batuk darah (24%).

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

a. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus untuk membuang

produk-produk radang keluar, permulaan gejala karena terjadi

nekrosis jaringan dan sputum diproduksi. Perkembangan penyakit

mengakibatkan batuk menjadi lebih dalam dan terus-menerus karena

frekuensi batuk berhubungan dengan peningkatan infeksi. Sifat batuk

dimulai dari batuk kering (non produktif) setelah terjadi peradangan

menjadi produktif (menghasilkan sputum). Batuk darah jarang

muncul biasanya terjadi karena ruptur pada dilatasi dinding dalam

dinding cavitary.

b. Seringnya gejala panas tidak muncul sampai proses penyakit lebih

luas, kejadian yang tinggi saat cavitasi dan sputum positif. Panas

mempunyai durnal variation. Biasanya rendah atau normal pada pagi

dan meningkat pada sore atau malam sering disertai keringat dingin

malam hari. Panas menjadi teratur dan meningkat pada

perkembangan penyakit. (Rom, 2005). Pada stadium akut temperatur

sangat tinggi, sedangkan pada stadium kronis lebih rendah dari

normal (Joshi, 2004)

c. Penurunan berat badan

d. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana

infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru.

e. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura

sehingga menimbulkan pleuritis

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

f. Maleise pada penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun,

gejala yang sering berupa anoreksia, sakit kepala, nyeri otot. Gejala

ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak

teratur (Soeparman, 1998).

2. Pemeriksaan Sputum

Smear mikroskopi adalah salah satu dari diagnosa tuberkulosis

yang paling cepat dan paling murah. Spesimen yang diambil dari dahak

atau respiratory spesimen pasien merupakan hasil paling tinggi BTA

positif. Hasil artefak acid fast mungkin ada sehingga perlu hati-hati

melihat morfologi sel. Sensivitas pada smear 22-80%, spesifitas smear

untuk mendeteksi sangat tinggi (Murray, 2007).

Pewarnaan metode Ziehl-Neelsen atau kinyoun modification adalah

perwarnaan pilihan yang mempunyai waxy cell wall component.

Mycobacteria adalah tahan asam, menahan red dye carbol fuchsin

sesudah bilasan dengan larutan asam. Ketika basil tahan asam dideteksi

pada area granulomatous sangat spesifik dan mengindikasi pada infeksi

mycobacterial. Namun antara 105 dan 10

6 bakteria permililiter pada

jaringan diperlukan untuk divisualisakan dalam mikroskop biasa.

Perwarnaan tidak bisa dengan gram stain. Pengecatan dengan

fluorochome lebih sensitive karena lebih mudah dibaca daripada dengan

carbol fuchsin. BTA negatif dengan jumlah basil sedikit dan minimal,

non cavitary radiographic adalah infeksi berkurang (Rom, 2005).

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dibutuhkan tiga spesimen dahak untuk menegakkan diagnosis TB

secara mikroskopis. Spesimen dahak paling baik diambil pada pagi hari

selama 3 hari berturut-turut (pagi-pagi-pagi) tetapi untuk kenyamanan

penderita pangumpulan dahak dilakukan: sewaktu-pagi-sewaktu (SPS)

dalam jangka waktu 2 hari, yaitu :

Sewaktu hari-1 (dahak sewaktu pertama=A)

Kumpulkan dahak specimen pertama pada saat pasien berkunjung

UPK (Unit Pelayanan Kesehatan)

Beri pot dahak pada saat pasien pulang untuk keperluan

pengumpulan dahak pada hari berikutnya

Pagi hari-2 (dahak pagi=B)

Pasien mengeluarkan dahak specimen kedua pada pagi hari

kedua setelah bangun tidur dan membawa specimen ke laboratorium

Sewaktu hari -2 (dahak sewaktu kedua=C)

Kumpulkan dahak specimen ketiga di laboratorium pada saat pasien

kembali ke laboratorium pada hari kedua saat membawa dahak pagi (B)

(Depkes, 2007).

Pembacaan hasil pemeriksaan sediaaan dahak dilakukan dengan

menggunakan skala International Union Againts Tuberculosis and Lung

Disease (IUTLD) dan World Health Organization (WHO) sebagai

berikut :

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1). Tidak ditemukan BTA minimal dalam 100 lapang pandang disebut

BTA negatif

2). 1-9 BTA dalam100 lapang pandang dituliskan jumlah BTA yang

ditemukan/100 lapang pandang

3). 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut 1+

4). 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, periksa minimal 50 lapang

pandang disebut 2+

5). Lebih dari 10 BTA dalam 1 lapang pandang, periksa minimal 20

lapang pandang disebut 3+

Catatan untuk no 2: Bila ditemukan 1-3 BTA dalam 100 lapang pandang,

pemeriksaan harus diulang dengan specimen dahak yang baru. Bila

hasilnya tetap 1-3 BTA hasil dilaporkan negatif tetapi bila ditemukan 4-9

BTA hasil dilaporkan positif (Depkes, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan BTA (Depkes, 2007):

1. Petugas

a. Buat spiral-spiral kecil sewaktu asupan setengah kering dengan

menggunakan lidi lancip sehingga didapat sebaran lekosit lebih rata

dan area baca lebih homogen

b. Pada pembuatan sediaaan hapus, pemanasan yang berlebihan

(mendidih) akan merusak hasil (apusan menghadap ke atas, lewatkan

3x melalui api dari lampu spiritus)

c. Keringkan apusan di atas rak sediaan, hindari sinar matahari langsung

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

d. Jangan keringkan dengan kertas tissue

e. Jangan memeriksa sediaan sebelum kering, saat pembacaan aplikator

minyak emersi tidak boleh menyentuh objek, jangan sekali-kali lensa

menyentuh kaca sediaan sesuaikan fokus dengan hati-hati

f. Pengiriman sediaan apus (dalam kotak atau bungkus dengan kertas

tissue satu persatu, ikat dengan karet dan pastikan kemasan tidak

menyebabkan kaca slide pecah)

g. Mengikuti pelatihan pemeriksaan mikroskopis dahak dalam 3 tahun

terakhir, mengikuti SOP mengenai cara pemeriksaan dahak), hal ini

untuk menghindari hasil false negatif atau false positif

2. Apusan

a. Sediaan apusan yang baik :

- dahak mukopurulen bukan air liur

- berbentuk spiral-spiral kecil berulang, yang tersebar merata, ukuran

2x3cm

- tidak baik jika terlalu tebal, terlalu tipis, kurang di tengah, kurang

dekolorisasi, tidak merata, ukuran terlalu besar

- cara penanganan dahak yang bercampur darah

Darah sedikit : pilih dahak yang tidak mengandung darah dan buat

sediaan seperti biasa

Darah sedang : buat sediaan, fiksasi, genangi dengan air bersih /

aquades lalu digoyang-goyang sampai warna merah darah hilang lalu

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

air dibuang dan bilas lagi dengan air kemudian warnai dengan Ziehl

Neelsen

- cara penanganan dahak yang encer : sediaan dibuat berlapis- lapis.

Buat apusan seperti biasa setelah kering buat apusan lagi di atasnya.

Demikian diulang beberapa kali sampai ketebalannya cukup

- kualitas dahak : kualitas dahak yang baik dinilai dengan melihat di

bawah mikroskop yaitu terlihat lebih dari 25 lekosit (sel radang) per

lapang pandang pada pembesaran 100x (10x pembesaran lensa

objektif/ 10x pembesaran lensa okuler), juga dapat dilihat sel debu

atau makrofag

- ukuran sediaan apus : ukuran sediaan apus yang baik adalah 2x3 cm

karena ukuran tersebut dapat dibaca 150 lapang pandang sepanjang

garis tengah dari kiri ke kanan

- kerataan sediaan apus : dahak tersebar merata, tidak terlihat daerah

yang kosong pada kaca objek

- ketebalan sediaan apus : diperiksa dengan cara memegang sediaan

apus yang belum dicat 4-5 cm di atas surat kabar atau tulisan

cetakan. Ketebalan sediaan apus dianggap baik bila huruf-huruf

tulisannya masih dapat terbaca. Secara mikroskopis leukosit tersebar

merata dan tidak saling bertumpuk

- pewarnaan sediaan apus : BTA terlihat jelas berwarna merah terang

dengan latar belakang biru tanpa ada sisa-sisa zat warna fuchsin

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

- kebersihan sediaan apus : sediaan apus harus bebas dari sisa-sisa zat

warna fuchsin, kotoran serta kristal yang dihasilkan dari pemanasan

berlebih saat pewarnaan

3. Alat

- pot dahak : sekali pakai, bahan kuat (tidak bocor, tidak mudah

pecah), tutup berulir (dapat menutup rapat), plastik jernih/tembus

pandang, mulut lebar (diameter 6 cm), dapat ditulisi dengan pena

permanen, kering, bersih, tidak perlu steril

- pemeliharaan berkala mikroskop dan peralatan lain

- tidak menggunakan reagensia kedaluarsa

- menyimpan seluruh sediaan sekurang-kurangnya selama 3 bulan

(untuk cross check/uji silang)

D. PENGOBATAN TUBERKULOSIS

Panduan OAT (obat anti tuberkulosis) yang digunakan oleh program

nasional penanggulangan tuberkulosis di Indonesia.

Kategori I: 2(HRZE)/4(HR)3 diberikan pasien baru TB Paru

Kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan

dengan berat badan pasien. Panduan ini dikemas dalam satu paket untuk

pasien.

KDT (kombinasi dosis tetap) mempunyai beberapa keuntungan dalam

pengobatan TB:

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

1. Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga menjamin

efektifitas obat dan mengurangi efek samping

2. Mencegah penggunaan obat tunggal sehingga menurunkan resiko

terjadinya resistensi ganda dan mengurangi kesalahan penulisan resep

3. Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat

menjadi sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien

Tabel 2.1. Dosis Panduan OAT KDT Kategori I

Berat Badan

Tahap Intensif Tiap Hari

Selama 56 Hari

(RHZE(150/75/400/275)

Tahap Lanjutan 3kali

Seminggu Selama 16

Minggu RH(150/150)

30-37kg 2 tablet 4 KDT 2 tabet 2KDT

38-54kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT

55-70kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2KDT

> 70kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2KDT

Tahap awal (intensif)

1. Pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk

mencegah terjadinya resistensi obat

2. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat biasanya

pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu

3. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi)

dalam 2 bulan

Tahap Lanjutan :

1. Jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka waktu lebih lama

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Penting untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah terjadinya

kekambuhan (Depkes, 2009)

Panduan OAT dan penggunaan pada pasien (Depkes, 2009):

Kategori I

Panduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:

- Pasien baru TB Paru BTA positif

- Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif

- Pasien TB ekstra paru (meningitis, tuberkulosis milier,perikarditis,

peritonitis, pleuritis atau spondilitis bilateral dengan gangguan

neurologik, penderita dengan dahak negatif tetapi kelainan paru luas,

tuberkulosis usus, saluran kemih dan sebagainya

Kategori II

Panduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati

sebelumnya :

- Pasien kambuh

- Pasien gagal

- Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)

Kategori III

- Kasus dengan dahak yang negatif dan kelainan paru yang tidak luas

- Kasus tuberkulosis ekstrapulmoner selain yang disebut dalam kategori I

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Kategori IV

- Kasus Tuberkulosis kronik

Obat TB:

a). Rifampisin (R)

terikat kuat ke RNA polymerase yang tergantung pada DNA sehingga

menghambat sintesis RNA pada bakteri

bakterisid pada intraseluler dan ekstraseluler mikrobakteria

efektif melawan gram-positif dan gram negatif

pemberian obat tunggal memungkinkan timbulnya organisme resisten

efek samping meliputi rash, trombositopeni, hepatoksik, nefritis, cairan

tubuh berwarna orange kemerahan

dosis harian 10 mg/kgBB, dosis 3x/minggu 10mg/kgBB

b). INH (Isoniazid)/H

Struktur mirip dengan piridoksin

menghambat enzyme yang esensial untuk sintesis asam mikolat,

sehingga akan mengganggu pembentukan dinding sel mycobacterium.

Dapat bekerja atas mycobacterium intrasel maupun ekstrasel

Bersifat bakterisid

Efek samping meliputi neuritis perifer, hepatotoksik

Dosis harian 5mg/kgBB, dosis 3x/minggu 10mg/kgBB

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c). Pirazinamid(Z)

Bersifat bakterisid

Mekanisme action tidak diketahui

Aktif melawan tubercel bacilli dalam lingkungan asam pada lysosome

sebaik dalam makrofag

Efek samping hepatoksik

Dosis harian 25mg/kgBB, dosis 3x/minggu 35mg

d). Etambutol (E)

Bersifat bakteriostatik

Menghambat arabinosyl transferase yaitu enzyme yang penting untuk

sintesis pada mycobacterium arabinogalactan dinding sel

Efek samping meliputi neuritis optic, ketajaman mata berkurang, buta

warna merah-hijau, penyempitan lapang pandang

Resistensi cepat timbul bila obat ini digunakan sendiri

Dosis harian 15mg/kgBB, dosis 3x/minggu 30mg/kgBB (Howland,

2006, Depkes, 2009)

E. ZINK

Zink yang biasanya juga disebut dengan seng digunakan untuk

pertumbuhan dan perkembangan semua organisme telah mendapat perhatian

yang cukup besar akhir-akhir ini (Klaus, 2003).

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tubuh mengandung 2-2,5 g zink tersebar di hampir semua sel. 90%

ditemukan pada otot dan tulang. Jumlah yang lebih kecil banyak dijumpai

pada hati, saluran pencernaan, kulit, ginjal, paru-paru, prostat, dan organ lain

(Plum, 2010).

Di dalam cairan tubuh zink merupakan cairan intraseluler. Zink di

dalam plasma hanya merupakan 0,1% dari seluruh zink dalam tubuh yang

mempunyai masa pergantian yang cepat. Dalam plasma sekitar 30% Zn

berikatan dengan 2 alfa makroglobulin, sekitar 2% membentuk senyawa

kompleks dengan histidin dan sistein. Komplek Zn-albumin disebut ligan Zn

makromolekul utama sedangkan ligan mikromolekul adalah kompleks Zn-

histidin dan Zn-sistein yang berfungsi untuk menstransport Zn ke seluruh

jaringan termasuk ke hati, otak dan sel-sel darah merah (Gibson, 2005). Zink

dalam darah akan menurun jika terjadi infeksi, anemia, hipertiroid. Zink

juga esensial untuk fungsi optimum pada sistem imun dimana zink berperan

utama dalam cell mediated imun (CMI) function, terutama T-cells.

Suplementasi dan intake optimal pada zink memperbaiki ketidakseimbangan

respon imun dan menurunkan kejadian infeksi. Suplementasi zink

meningkatkan T sel (CD4 Tcell dan cytotoxic T lymphocytes) dan NK

(natural killer) sel serta meningkatkan produksi IL-2 (interleukin-2)

sehingga dapat memperbaiki respon imun (Prasad, 2003 ). Selain itu zink

merupakan mikronutrien yang berfungsi memfasilitas cycoprotein,

memperbaiki wound healing dan perbaikan jaringan. Pemberian

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

suplementasi juga dapat menormalisasi respon inflamasi, mengurangi

kerusakan jaringan dan mengurangi kematian (Knoell, 2009).

Tabel 2.2. Kebutuhan Zink pada Organ Utama dan Jaringan pada

Laki-laki Dewasa (70kg). (Gibson,2005)

Jaringan Zn conc

(mg/kgwet wt)

Total

kandungan

(mg)

Proporsi pada

total body zinc

(%)

Skeletal muscle 50 1400 63

Skeleton

Tulang 90 450 20

Sumsum tulang 20 60 3

Jaringanperiarticular 11 11 <1

Kartilago 34 30 1

Liver 40 72 3

Paru-paru 40 40 2

Kulit 15 39 2

Pembuluh darah 6 33 1

Ginjal 50 15 1

Otak 10 14 1

Gigi 250 11.5 1

Rambut 200 4 <1

Spleen/limpa 20 3.6 <1

Lymph nodes 14 3.5 <1

Saluran pencernaan 15 1.8 <1

Prostat 100 1.6 <1

Organ/jaringan lain Variabel 50 2

Total 2240 100

F. ABSORBSI ZINK

Absorbsi membutuhkan alat angkut dan terjadi di duodenum. Zink

diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan dibawa ke

hati. Kelebihan Zn akan disimpan dalam hati dalam bentuk metalotionein,

sedangkan yang lainnya dibawa ke pancreas dan jaringan tubuh lain. Di

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dalam pancreas, Zn digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yang pada

waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran pencernaan. Dengan demikian

saluran cerna memiliki dua sumber Zn, yaitu dari makanan dan cairan

pencernaan pancreas. Absorbsi Zn diatur oleh metalotionein yang disintesis

di dalam sel dinding saluran pencernaan. Bila konsumsi Zn tinggi di dalam

sel dinding cerna akan diubah menjadi metallothionein sebagai simpanan

sehingga absorbsi berkurang. Simpanan akan dibuang bersama sel-sel

dinding usus yang umurnya 2-5 hari. Metalotionein di dalam hati mengikat

Zn hingga dibutuhkan oleh tubuh (Almatsier, 2001). Pengambilan zink

dimulai dari oral (mulut) kemudian diabsorbsi melalui usus dan didistribusi

selanjutnya terjadi melalui serum. Dimana predominan mengikat protein

misalnya albumin, alfa mikroglobulin dan transferin (Plum, 2010). Di dalam

plasma konsentrasi zinc 12-16 mol/L. Meskipun zinc plasma pool sangat

sedikit tetapi mobile dan penting untuk imunologi (Klaus, 2010). Baru-baru

ini diduga bahwa konsentrasi free intracellular zinc pada fentomol-per-liter

yang mana diharapkan high intracellular zinc-binding capacity, zinc binding

protein misalnya metallothionein. Pada seluler level, 30-40% berlokasi di

nucleus, 50% di cytosol. Seluler zink mendasari pengawasan homeostatik

yang efisien yang mana mencegah kelebihan zink (Plum, 2010). Sedangkan

distribusi zink antara cairan ekstraseluler, jaringan dan organ dipengaruhi

oleh keseimbangan hormon dan situasi stress (Altmasier, 2001).

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Gambar 2.1. Penyaluran Zink Di Dalam Tubuh (Altmasier, 2007)

Gambar 2.2. Model Absorpsi Zink Yang Menunjukkan Hubungan antara

Metallothionein Dan Cystein-rich Intestinal Protein

(Gallagher,2008)

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

G. FUNGSI ZINK DAN SUMBER BAHAN MAKANAN

Lebih dari 100 enzim yang membutuhkan zink untuk kerja atau

regulasi, zink juga berperan dalam metabolisme protein, asam nukleat, lipid

dan karbohidrat. Zink penting untuk menjaga struktur protein dan untuk

sintesis serta degradasi ribonucleic acid (RNA) dan deoxiribonucleic acid

(DNA). Zink penting untuk menjaga struktur protein, membantu kromatin

protein dalam trankripsi dan replikasi (Krusser, 2008). Zinc dependent

enzyme terlibat pada protein yang penting untuk perbaikan luka. Zink adalah

cofactor untuk polymerase dan protease yang terlibat pada banyak fungsi

seluler (misal perbaikan jaringan, regenerasi intestinal epithelial cell,

mempunyai antioxidant properties). Zink diperlukan untuk aktivasi thymulin

dan untuk methalothionein yang mengatur homeostatis zink dalam tubuh

(Saper, 2009). Zink juga esensial untuk fungsi optimum sistem imun

terutama pada T-cells dan pengaturan dalam pemeliharaan DNA integrity

(Song Yang, 2009).

Tabel 2.3. Zink Metalloenzim (Gibson, 2005)

Zink metalloenzymes Zink metalloenzymes

Alcohol dehidrogenase

Alkaline phosphate

Carbonic anhydrase

Carboxypeptidase

Deoxynucleotidyl transferase

DNA polymerase

Glutamic acid dehidrogenase

Malic acid dehydrogenase

Nucleoside phosphorylase

RNA polymerase

Tyrosine kinase

Zinc-copper superoxide dismutase

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Keberadaan status mikronutrien pada masyarakat sangat penting

sehingga diperlukan beberapa strategi yang dapat memperbaiki status nutrien,

meliputi suplementasi, fortifikasi, diversifikasi pada diet, dan pengukuran

lainnya yang dapat mencegah kehilangan nutrien tersebut. Selain itu strategi

yang potensial pada modifikasi diet atau specific food juga akan membuat

nutrien menjadi lebih available (Solomon, 2001).

SLAMENGHI faktor untuk menganalisa bioavalability antara lain

spesies metal, linkages molecular, jumlah konsumsi zink pada makanan,

matrix, effector pada absorbsi (inhibitor dan enhancer), status nutrien (zink)

host, genetik, host-related (Solomon, 2003).

Biological availability pada zink untuk manusia dan binatang dibagi

menjadi inorganic salts (zinc chloride, zinc sulfate, zinc oxide, zinc carbonat,

zinc ammoniate), organic acids (zinc acetate, zinc picolinate, zinc gluconate,

zinc ascorbate) dan amino acids (zinc-histidine complex, zinc methionine

complex, zinc-lysine complex). Standard yang umum adalah zink sulfat.

Karateristik pada warna, rasa, odor, aqueous solubility dan solubility di

pelarut lainnya untuk tiga inorganics salts dan lima zinc-acid complex

penggunaannya potensial pada fortifikasi makanan sedangkan oxide,

stearate,lactate dan citrate adalah sangat rendah solubility. Soluble salt adalah

paling bioavaiable (Solomon, 2001).

Tabel 2.4 Zinc Compound

Zn compound GRASstatus Solubility %Zinc

Acetate no Soluble in water 29

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Chloride ya Very soluble in water 48

Gluconate ya Soluble in water 14

Oxide ya Not soluble in water,soluble in

dilute acids and alkali

80

Stearate ya insoluble 10

Sulfate dried ya Soluble in water 36

Sulfatehydrate ya Soluble in water 23

Tetapi menurut GRASS (Generally Recognized as Safe) status. Not

GRASS tidak dapat digunakan pada fortifikasi makanan karena mempunyai

tinggi reaksi pada makanan (Ranum, 2002).

Tabel 2.5. Kandungan zink pada beberapa makanan (Gropper, 2009)

Makanan Zink

(mg/100g) Makanan

Zink

(mg/100g)

Makanan laut

Tiram

Kepiting

Udang

Tuna

Daging

Hati

Ayam

Kambing

Anak domba

Babi

17-91

3.8-4.3

1.1

0.5-0.8

3.1-3.9

1.0-3.0

3.9-4,1

3.1-3.2

1.6-2.1

Telur dan daily products

Telur

Susu

Keju

Kacang polong(dimasak)

Biji-bijian dan cereals

Beras and pasta(dimasak)

Gandum

Roti

Sayuran

Buah

1.1

0,4

2.8-3.2

0.6-1.0

0.3-0.6

1.0

0.6-0.8

0.1-0.7

<0.1

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Beberapa bahan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zink

adalah asam askorbat dan sitrat (misal, papaya,jeruk,apel), asam malak dan

tartrat (misal wortel,kentang,tomat,kol), asam amino sistein (misal daging

kambing,hati,ayam,ikan) dan produk fermentasi (misal kecap kacang kedele,

acar/asinan kubis).

Beberapa makanan yang dapat menghambat zink makanan berserat, fitat

(misal beras, terigu, gandum, kacang kedele, coklat, kacang, tumbuhan

polong), polifenol (misal teh, kopi, bayam) (Nasution, 2004).

Pengurangan dietary phytate terbukti memperbaiki absorbsi zink dengan

peningkatan serum plasma zink pada anak-anak Malawian penderita

tuberkulosis dan terjadi perbaikan (Manary, 2000). Phytate biasanya terdapat

pada tumbuh-tumbuhan dapat mengikat zink menggunakan oksigen. Zink-

phytate komplek sangat luas, insoluble dan absorbsi rendah namun fermentasi

pada beras mengurangi jumlah phytate dan meningkatkan absorpsi zink

(Gropper, 2009).

H. KEBUTUHAN ZINC

Menurut US RDA tahun 2001, kebutuhan untuk dewasa laki-laki

11mg/hari sedangkan dewasa wanita 9mg/hari. Zn memiliki toksisitas rendah,

gejala akut nausea, mual, muntah demam dapat diamati pada dosis besar

sekitar 2 g atau lebih. Asupan yang lebih besar dari kebutuhan fisiologis

keseimbangan dapat dipertahankan dengan meningkatnya ekskresi feses dan

urin. Jika asupan Zn yang berlebihan ( 75-300mg/day) berlangsung lama akan

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

terjadi ketidakseimbangan metabolisme besi, ketidakseimbangan respon imun

dan suatu peningkatan yang tinggi density lipoproteins (Gibney, 2002).

I. DEFISIENSI ZINK

Manifestasi klinik pada defisiensi zink meliputi growth retardation,

delayed sexual maturation, hypogonadism dan hypospermia, alopecia, delayed

wound healing, lesi pada kulit, impaired appetite, imun defisiensi, lesi pada

mata, photophobia, buta senja, impaired taste (hypogeusia), mudah kena

infeksi, Suplemen dilaporkan dapat menstimulasi pertumbuhan, mengurangi

kematian (diare dan infeksi respiratory) pada anak-anak. Pada laki-laki dewasa

ditemukan peningkatan kerusakan DNA diakibatkan karena defisiensi zink

(dietary zink status) (Song Yang, 2009).

J. PENGUKURAN BERAT BADAN

Pengukuran berat badan untuk memantau status gizi orang dewasa.

Pada orang sehat variasi harian pada berat badan umunya kecil < +/- 0,5 kg

(Gibson, 2005). Alat yang digunakan untuk penimbangan antara lain skalanya

mudah dibaca, ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1kg

(Supariasa, 2002). Berat badan yang terlalu gemuk dan terlalu kurus sama-

sama beresiko penyakit. Berat badan yang berlebih berhubungan dengan

penyakit kandung kemih dan meningkatnya trigliserid, sedangkan berat badan

yang kurang berhubungan dengan penyakit pencernaan dan paru-paru, maka

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat

mencapai usia harapan hidup lebih panjang (Indriati, 2009).

K. HUBUNGAN ZINK DENGAN KONVERSI BTA

Zat gizi terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.

Zink merupakan zat gizi dalam tubuh yang digolongkan sebagai

mikronutrien meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang kecil tetapi memiliki

manfaat yang besar dan penting bagi tubuh. Zink digunakan untuk

memperbaiki ketidakseimbangan sistem imun, mempercepat perbaikan

jaringan, menormalisasi respon inflamasi dan sebagai antioksidan. Apabila

kebutuhan zink dalam tubuh menurun maka mudah terjadi infeksi, defisiensi

imun, penurunan ketajaman rasa (hypogeusia) sehingga berakibat penurunan

daya tahan tubuh, penurunan berat badan, lambatnya perbaikan luka dan

jaringan (Gibson, 2005). Hypogeusia pada defisiensi zink karena

ketidakseimbangan taste, mekanismenya belum jelas. Zink merupakan

cofactor alkaline phosphatase (enzim pada taste buds membrane dan juga

komponen pada parotid saliva), protein penting untuk perkembangan serta

pemeliharaan pada normal taste bud. Lima kemungkinan mekanisme untuk

taste disfunction pada percobaan binatang:

1. Ketidakseimbangan sintesis protein pada taste bud cell

2. Berkurangnya aktifitas alkaline phosphate pada taste bud

3. Abnormalitas zinc-containing salivary protein

4. A blockage of pores in taste buds

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

5. Disfungsi beberapa sistem saraf pusat (Bicknell, 1988)

TB Paru dihubungkan dengan kondisi pasien miskin, pendidikan

rendah, perumahan kumuh, ventilasi kurang (transmisi kuman cepat),

mengakibatkan kurang nutrisi, mudah kena infeksi (Rom, 2005).

Malnutrisi pada pasien TB menyebabkan berat badan berkurang,

menurunnya kapasitas ventilasi dan berkurangnya pertahanan paru

sehingga memperburuk kondisi pasien (Mariono, 2003). Di AS 90-95%

individu yang memperhatikan pada sistem imun mengalami penyembuhan

dari lesi tuberkulosa primer yang menyeluruh, 5-10% mengalami

kegagalan. Dukungan nutrisi yang adekuat akan mempercepat perbaikan

status gizi dan meningkatkan sistem imun yang dapat mempercepat proses

penyembuhan disamping pemberian obat yang teratur (Isselbacher, 2005).

Status nutrisi yang rendah pada pasien TB paru aktif karena pada

pasien didapatkan pengurangan rasa, malabsorbsi makronutrien,

malabsorbsi mikronutrien dan terjadi perubahan metabolisme manjadi

penurunan berat badan (Supariasa, 2002).

Konversi BTA negatif menujukkan infeksi berkurang, jumlah bakteri

sedikit dan minimal non cavitary radiographic (Rom, 2005). Percepatan

konversi BTA dipengaruhi jumlah bakteri berkurang, perbaikan jaringan

paru, perbaikan imunitas meningkat, regiman obat tepat, faktor pasien

(agen), faktor penjamu, tambahan makronutrien dan mikronutrien dan hal-

hal yang meningkatkan imunitas seluler (Amin, 2003). Faktor kesembuhan

pasien dipengaruhi: sistemik (infeksi HIV, DM, ”imunocompromised”

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

misal pemberian steroid) dan lokal paru (kerusakan jaringan paru luas/

destroyed lung, kavitas berdinding tebal) (Rahajoe, 2005). Pertumbuhan

bakteri intraseluler tuberkulosis yang terus menerus meningkatkan jumlah

makrofag sehingga menyebabkan produksi multiple cytokines. Interleukin

1 mengstimulasi hipothalamus untuk meningkatkan temperatur tubuh

menyebabkan panas, TNF mempengaruhi metabolisme lemak dan

menyebabkan kehilangan severe berat badan. Cytokines mempengaruhi

symptom/gejala pasien TB. Lebih besar jumlah organisme lebih besar

potensial infeksius. Luasnya jumlah cavitas pada pulmo menunjukkan

lepasnya jumlah yang banyak dari partikel infeksius sekitar 109 dan 10

10

bakteri (Southwick, 2007). Jumlah bakteri yang banyak dan kerusakan

jaringan yang luas menyebabkan gejala klinis semakin parah (Soeparman,

1998)

Mekanisme hilangnya berat badan pada pasien TB dikaitkan

TNF-yang menginduksi terjadinya demam dan kerusakan jaringan

sehingga mempengaruhi respon katabolik. Th2 T2 menyebabkan destruksi

jaringan sedikit dan lebih efektif menginhibisi replikasi bakterial. Selain

itu obat-obatan pirazinamide menyebabkan anoreksia, nausea, muntah dan

diare, kondisi ini mengganggu masukan makanan yang selanjutnya akan

memperparah keadaan katabolik (Sharma, 2004).

Pada penelitian Karyadi (2000) ditemukan pasien TB paru

malnutrisi berat BMI <18,5 didapatkan pengukuran albumin, hemoglobin,

retinol dan zink rendah. Penelitian Pakasi (2010) pasien TB paru dengan

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BMI <18,5 diberikan suplemen vitamin A dan zink terjadi peningkatan

status gizi dengan pengukuran anthropometri (BMI, MUAC, Body fat)

dan peningkatan status nutrisi (serum albumin, leukosit, hemoglobin,

plasma zink, plasma retinol) tetapi tidak signifikan untuk konversi sputum.

Pada penelitian lain di Tanzania penggunaan suplemen multimikronutrien

4 sampai 10 kali lebih tinggi daripada RDA mengurangi TB recurens HIV

positif dan meningkatkan jumlah T cell pada HIV negatif serta terjadi

peningkatan berat badan (Range, 2005).

Sebaliknya penelitian yang dilakukan Karyadi (2002) didapatkan

pemberian suplementasi vitamin A dan zink dapat memperbaiki

keefektifan obat anti tuberkulosis dalam 2 bulan pertama dengan hasil

sputum negatif lebih awal dan lebih sedikit lesi di area paru-paru.

Dijelaskan bahwa zink mempunyai perlindungan sel dari kerusakan radical

bebas. Nitric oxide yang ditunjukkan akan menyebabkan zinc release dari

metalothionein membran maka suplai zink yang adekuat membatasi

radical bebas membran damage selama inflamasi, selain itu zinc juga

mencegah kerusakan paru oleh karena hiperoxia-induced lung damage

(Croix, 2005)

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. KERANGKA KONSEP

Kondisi pasienSosial ekonomi

Keteraturan minum obat

RANDOMISASI SUSPEK TB

BakterisidBakteriostatik

Daya Tahan Tubuh ↑Perbaikan Jaringan

AntioksidanPerbaikan taste

OAT

Dahak SPS berkualitasPemeriksaan berkualitas

BTA (+)

BTA

BTA (-)

ZnSO4

Konversi BTA

Perbaikan Gejala KlinisBB ↑

Kekebalan ↓

Malnutrisi- Makro (E + P)- Mikro (Zink)

PendidikanHigiene

Sanitasi <Asupan Gizi <

KLINIS +RADIOLOGISMENUNJANG

Yang diteliti Tidak diteliti

Keterengan:

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

B. HIPOTESIS

Terdapat pengaruh pemberian ZnSO4 terhadap konversi BTA npada pasien

TB paru kategori I

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan

pendekatan studi eksperimental dengan metode RCT (Randomized Control

Trial) (Murti, 2009).

Desain penelitian ini terdapat 2 kelompok:

1. Kelompok pertama (Kelompok kontrol), yang hanya mendapatkan

pengobatan obat anti tuberkulosis (OAT)

2. Kelompok kedua (Kelompok perlakuan) yang mendapat pengobatan

obat anti tuberkulosis (OAT) ditambah dengan suplemen ZnSO4

Pemilihan sampel untuk kelompok kontrol atau kelompok perlakuan

dilakukan secara random.

Gambar 4.1 Desain Penelitian RCT

Sampel Randomisasi Kelompok kontrol

Kelompok Perlakuan

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) di

Madiun dan dilakukan selama 5 bulan. Analisa BTA dahak dilakukan di

Laboratorium BP4.

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi pada penelitian ini adalah semua penduduk yang datang ke

BP4 Madiun dengan BTA positif kategori I

2. Sampel adalah seluruh penderita BTA positif kategori I yang datang

berobat ke BP4 Madiun dan setuju diikutsertakan penelitian

D. PERHITUNGAN ESTIMASI BESAR SAMPEL

Ukuran sampel minimal adalah 30 sampel (Murti, 2009)

E. VARIABEL YANG DIAMATI

1. Variabel Independen : OAT dan OAT + Suplemen ZnSO4

2. Variabel Dependen : Berat badan, BTA, Gejala Klinis TB Paru

3. Variabel Perancu : Asupan Makanan

F. DEFINISI OPERASIONAL

1. Konversi BTA

Adalah perubahan hasil pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam) dari

positf menjadi negatif sampai akhir 2 bulan pengobatan OAT.

Pengukuran BTA untuk pasien TB Paru untuk mengetahui prognosa

penyakit dengan perhitungan berkurangnya jumlah bakteri dan untuk

pemberian paket OAT selanjutnya. Pengukuran dilakukan sebelum

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

pengobatan, setelah pengobatan intensif minggu 2, minggu 4, minggu 6,

minggu 8

Alat ukur : pemeriksaan dengan metode Ziehl Neelsen

Cara Ukur: Perubahan hasil BTA (3+),( 2+), (1+) menjadi (-)

Skala ukur: Kategorikal

2. Suplemen ZnSO4

Adalah pemberian suplemen Zn dalam bentuk sediaan tablet yang

mengandung zink sulfat (ZnSO4) dengan dosis 20 mg. Adapun cara

pemberian dengan dosis satu kali sehari dan diberikan setiap hari selama

56 hari (8 minggu). Suplementasi diberikan pada kelompok perlakuan.

3. Pengobatan Obat Anti Tuberkulosis

Adalah pengobatan pasien TB Paru kategori I dengan OAT ( Obat

Anti Tuberkulosis). OAT terdiri dari Rifampisin 150mg, INH 75 mg,

Pirazinamid 400mg, Etambutol 275mg. Adapun dosis yang diberikan

disesuaikan dengan berat badan. Panduan obat diberikan dalam bentuk

paket obat KDT (kombinasi dosis tetap). OAT diberikan pada kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan. Penelitian dilakukan tahap pengobatan

awal/intensif pasien TB paru kategori I selama 56 hari

4. BB (Berat Badan)

Adalah indikator yang mudah dan praktis untuk melihat terjadinya

perbaikan gejala dan status gizi pasien

Alat ukur : timbangan digital (satuan kilogram/kg)

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Cara ukur: Pengukuran berat badan sebelum pengobatan, setelah

pengobatan intensif minggu 2,minggu 4,minggu 6, minggu 8

Skala ukur: Kontinu

5. Gejala Klinis TB Paru

Adalah kondisi yang umumnya timbul dan sering terjadi pada

pasien TB Paru. Kondisi ini meliputi batuk, batuk darah, panas, sesak

napas, nyeri dada, lelah, tidak mau makan

Alat ukur : lembar gejala klinis

Cara ukur : mengisi lembar gejala klinis yang berisi 15 daftar pernyataan

dengan memberikan jawaban ya atau tidak kemudian dijumlahkan

dilakukan sebelum pengobatan, setelah pengobatan intensif minggu 2,

minggu 4, minggu 6, minggu 8

Skala ukur : Kategorikal

6. Asupan Makanan

Adalah jumlah rata-rata kalori dalam makanan (1850-3000

kkal/hari) dan jumlah rata-rata zink dalam makanan (15mg/hari) yang

dikonsumsi pasien sehari dan dikumpulkan melalu metode recall 24 jam.

Alat ukur : lembar recall konsumsi makanan

Cara ukur : recall asupan makanan sebelum pengobatan, setelah

pengobatan intensif minggu 2, minggu 4, minggu 6, minggu 8

Skala ukur : Kontinu

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

G. PROSEDUR KERJA

1. Tahap Awal

a. Mengurus ijin ke Direktur BP4

b. Kordinasi dengan dokter BP4, petugas laborarorium BP4, petugas

yang memberikan OAT kepada pasien

c. Suplemen ZnSO4 diberikan kepada petugas BP4 untuk mendata

pasien yang nantinya diberi OAT dan yang diberi OAT + ZnSO4

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pasien mengisi form bersedia untuk dijadikan sampel penelitian

b. Pasien dianamnesa tentang data identitas (nama, umur, jenis

kelamin, pekerjaan, pendidikan, status dan sebagainya), data

riwayat penyakit dahulu

c. Pasien dilakukan pengukuran berat badan, pengisian lembar gejala

klinis dan pengisian lembar recall konsumsi makanan.

d. Kemudian pasien menuju ke laboratorium untuk pemeriksaan

sputum BTA dengan menggunakan metode Ziehl Neelsen dan

pengambilan dahak dengan cara SPS (sewaktu-pagi-sewaktu)

e. Besoknya pasien kembali lagi untuk pemeriksaan BTA dan

mengetahui hasilnya

f. Setelah didapatkan hasil positif, pasien diberikan OAT sesuai

standard Departemen Kesehatan Republik Indonesia

g. Pemberian suplemen ZnSO4 diberikan petugas sesuai hasil

randomisasi dari subjek penelitian.

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

h. Pasien disuruh datang kembali 2 minggu untuk pengambilan OAT

kemudian dilakukan pengukuran berat badan, pengisian lembar

gejala klinis, pengisian lembar recall konsumsi makanan dan

dibawakan pot dahak untuk pemeriksaan BTA lagi

i. Begitu seterusnya selama 8 minggu

H. INSTRUMEN PENELITIAN

1. Alat : pot dahak, mikroskop, slide untuk hapusan, lampu spiritus, rak

sediaan, pinset, air mengalir/botol semprot, rak mengeringkan,

pengatur waktu, sulut api

2.Bahan: methylene blue 0,3%, carbol fuchsin 0,3%, asam alkohol

3.Timbangan digital untuk mengukur berat badan

4.Lembar gejala klinis yang digunakan untuk pemahaman kondisi pasien

5.Formulir Food Recall untuk mengetahui asupan makanan

6.Bahan pasien: dahak pasien, tablet zink 20mg, tablet OAT

I. ANALISIS DATA

Untuk mengetahui pengaruh pemberian ZnSO4 dilakukan

pembandingan BTA, gejala klinis, BB yang diberi OAT saja dengan OAT

dan ZnSO4. Pembandingan dilakukan dengan uji Chi Kuadrat (BTA), uji t

(BB) dan uji Mann Whitney U (gejala klinis) dengan hipotesis:

Ho= median kedua kelompok sama

Ha= median kedua kelompok tidak sama

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Kemudian tingkat kemaknaan yang digunakan sebesar 0,05. Kaidah

pengambilan keputusannya adalah jika p > 0,05 maka Ho diterima dan jika

p < 0.05 maka Ha diterima.

Analisis data dilakukan dengan bantuan software SPSS 16

KERANGKA ALUR PENELITIAN

Gambar 4.2 Kerangka Alur Penelitian

Keterangan : SPS (sewaktu-pagi-sewaktu)

BTA (basil tahan asam)

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB V

HASIL

Subjek penelitian adalah penderita TB paru BTA positif kategori I dan

melaksanakan pengobatan di BP4 Madiun. Lama pengobatan yang diamati

peneliti hanya sampai tahap intensif selama 2 bulan. Sampel yang diambil adalah

sampel minimal yang berjumlah 30 dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

yang mendapat perlakuan yaitu suplementasi zink sebanyak 15 sampel. Sisanya

15 sampel tidak mendapat suplemen. Kedua kelompok tersebut juga mendapatkan

perlakuan yang sama berupa pemberian OAT (obat anti tuberkulosis) tahap

intensif. Pemberian OAT merupakan program pemerintah untuk pengobatan bagi

pasien TBC, pada tahap intensif obat OAT terdiri dari 4 antibiotika yaitu

rifampisin, INH, pirazinamid dan etambutol.

Setelah pengamatan tidak ada pasien yang drop out karena pasien yang

berobat bertempat tinggal di sekitar Madiun, berobat atas permintaan sendiri tidak

mau dirujuk ke puskesmas terdekat, pasien disuruh membayar jaminan uang dan

jika lupa mengambil obat petugas akan menghubungi pasien.

Sebelum diberikan perlakuan berupa pemberian suplemen zink, kedua

kelompok tersebut diperiksa BTA, gejala klinis dan berat badan. Setelah diberikan

suplemen diamati setiap 2 minggu kecepatan konversi BTA, peningkatan BB,

perubahan gejala klinis sampai pengobatan tahan intensif selesai yaitu selama 2

bulan

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 5.1. Subyek Penelitian Sebelum Perlakuan

N Minimum Maksimum Rata-rata SD

Umur 30 22.0 63 44.2 14.1

Berat 30 28.8 65.3 46.33 8.08

Tinggi 30 141.0 173 156.93 8.38

BMI 30 12.8 23.4 18.79 2.91

Data yang ditemukan adalah pasien berusia 22-63 tahun dengan rata-rata

usia 44 tahun, tingkat pendidikan pasien dari tidak sekolah sampai dengan

perguruan tinggi dengan rata-rata terbanyak tingkat pendidikan SD (sekolah

dasar) sedangkan penyakit penyerta DM tipe 2 ditemukan 4 pasien. Berat badan

pasien rata-rata 46 kg, tinggi badan pasien rata-rata 156 cm sedangkan BMI

pasien rata-rata 18.

Berikut hasil analisis uji statistik penelitian konversi BTA, Berat Badan

dan Gejala Klinis antara Kelompok ZnSO4 dengan kontrol pada berbagai waktu

Tabel 5.2. Hasil Analisis Uji Statistik kumulatif tentang Penelitian

Konversi BTA dengan uji Chi Kuadrat

No Uraian p

1 Konversi BTA minggu ke 2 0.001

2 Konversi BTA minggu ke 4 0.010

3 Konversi BTA minggu ke 6 0.121

4 Konversi BTA minggu ke 8 0.099

Tabel 5.3. Hasil Analisis Uji Statistik kumulatif tentang Berat Badan

Penelitian dengan uji t

No Uraian p

perlakuan kontrol

1 Sebelum pengobatan - minggu ke 2 0.101 0.620

2 Minggu ke 2 - minggu ke 4 0.117 0.831

3 Minggu ke 2 - minggu ke 4 0.780 0.020

4 Minggu ke 2 - minggu ke 4 0.560 0.043

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 5.4. Hasil Analisis Uji Statistik kumulatif tentang Penelitian

Gejala Klinik dengan uji Mann Whitney

No Uraian p

perlakuan kontrol

1 Sebelum pengobatan - minggu ke 2 0.001 0.260

2 Minggu ke 2 - minggu ke 4 0.436 0.160

3 Minggu ke 2 - minggu ke 4 0.870 0.870

4 Minggu ke 2 - minggu ke 4 0.624 0.967

Hasil uji statistik untuk konversi BTA, gejala klinis, berat badan yang

mendapat perlakuan dengan yang tidak mendapat perlakuan/ kontro l

a. Dari tampilan data diatas kita dapat melihat bahwa terdapat percepatan

konversi BTA pada kelompok yang diberikan perlakuan dibandingkan

dengan kelompok kontrol pada minggu ke-2 dan minggu ke-4 yang secara

statistik terdapat hasil yang signifikan sehingga dapat diambil kesimpulan

untuk menerima hipotesis.

b. Dari tampilan data di atas dapat diketahui bahwa berat badan kelompok

perlakuan tidak signifikan sedangkan berat badan kelompok kontrol

signifikan pada minggu 6 dan minggu 8.

c. Dari tampilan data di atas dapat diketahui bahwa gejala klinis kelompok

perlakuan signifikan pada minggu 2 sedangkan kelompok kontrol tidak

signifikan.

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB VI

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Pemberian ZnSO4 terhadap Konversi BTA

Hasil penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh pemberian

ZnSO4 terhadap konversi BTA pada pasien TB Paru positif. Dari hasil

yang telah diuraikan menunjukkan bahwa pemberian ZnSO4 dapat

mempercepat konversi BTA . Pemberian ZnSO4 tersebut secara statistik

signifikan pada minggu ke-2 dan minggu ke-4, sehingga temuan ini

mendukung hipotesis yang dibuat yaitu pengaruh pemberian ZnSO4

terhadap konversi BTA pada pasien TB paru positif.

Tabel 6.1. Data jumlah rata-rata kumulatif pasien perlakuan ZnSO4

dan pasien kontrol

Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6 Minggu 8

Perlakuan 11 12 12 13

Kontrol 1 5 8 9

Telah diketahui dalam penelitian ini bahwa pengobatan pada

pasien TB paru tahap intensif/awal rata-rata konversi BTA yaitu

perubahan pemeriksaan BTA positif menjadi negative setelah 2 bulan

pengobatan. Dapat kita lihat pada pasien kontrol rata-rata konversi BTA

adalah 2 bulan pengobatan kecuali pasien dengan keadaan status gizi

kurang atau mempunyai penyakit sistemik tertentu yaitu DM (diabetes

mellitus ) konversi bisa lebih dari 2 bulan setelah pemberian tambahan

sisipan 1 bulan pengobatan TB baru terjadi konversi BTA. Menurut Horne

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

(2010) percepatan konversi BTA dapat terjadi sebelum 2 bulan pengobatan

apabila pasien keadaan gizi baik dan pengobatan teratur, yaitu untuk

pasien TB Paru positif 1 dapat terjadi percepatan konversi 10 hari ,

sedangkan pasien TB paru positif 2 dan 3 dapat terjadi percepatan konversi

22 hari. Dari hasil penelitian yang kita lakukan bahwa pasien yang

diberikan ZnSO4 rata-rata sudah terjadi konversi minggu 2 baik pasien

dengan TB paru positif 1,2 maupun 3.

Zink merupakan salah satu mineral yang dperlukan bagi tubuh.

Suplementasi zink meningkatkan T sel dan NK sel serta produksi IL2

sehingga dapat memperbaiki respon imun selain itu memperbaiki wound

healing dan perbaikan jaringan (Knoell,2009). Konversi BTA negatif

merupakan infeksi berkurang, jumlah bakteri sedikit (Rom,2005).

Percepatan konversi BTA dipengaruhi jumlah bakteri berkurang,

perbaikan jaringan paru, perbaikan imunitas meningkat, faktor-faktor dari

pasien (Amin, 2003). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Gupta, 2009 pemberian suplementasi vitamin A dan zink

dengan hasil sputum negatif lebih awal dan lebih sedikit lesi di area paru-

paru tetapi tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Pakasi 2010

dengan pemberian vitamin A dan zink tidak signifikan untuk konversi

BTA.

Pasien TB Paru positif dengan penyakit DM tipe 2 ditemukan

secara acak 2 pasien dari kelompok kontrol dan 2 pasien dari kelompok

perlakuan (ZnSO4). Dari hasil pengamatan pasien DM dari kelompok

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kontrol tidak terjadi konversi selama 2 bulan pengobatan sedangkan pasien

DM dari kelompok perlakuan dengan BTA positif 2, 1 pasien terjadi

konversi BTA selama 2 bulan dan 1 pasien terjadi konversi BTA minggu

ke-2. Semua pasien diberikan obat DM tipe 2. Penyakit DM dapat

mengganggu mekanisme pertahanan tubuh sehingga terganggu terhadap

penyembuhan luka, fungsi granulosit, imunitas seluler, fungsi komplemen

dan penurunan respon limfokin (Tan, 2002). Suplementasi zink

menurunkan terjadinya hiperglikemia dan hiperinsulinemia serta sebagai

antioksidan yang dapat melindungi insulin dan sel dari serangan radikal

bebas sehingga zink mempunyai efek proteksi melawan diabetes tipe 2

(Sun Qi, 2009).

Malnutrisi merupakan keadaan dimana seseorang menderita

keadaan kelebihan dan kekurangan gizi. Penilaianan tentang status gizi

seseorang dapat dilihat dari pengukuran BMI (body mass index) atau IMT

(Indeks massa tubuh). Rumus perhitungan IMT yaitu

Tabel 6.2. Nilai standar WHO

IMT Kategori

< 19 kg/m2 Underweight

20 - 25 kg/m2 Normal

26 - 30 kg/m2 Overweight

< 30 kg/m2 Obesitas

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Dari data penelitian rata-rata ditemukan pasien dengan BMI=<19,

dengan status gizi kurang. Penurunan BMI merupakan suatu indikator

pada defisiensi energi kronik, malnutrisi, ketidakseimbangan fungsi imun,

peningkatan penyakit infeksi ( Alam, 2011). Pada penelitian ini untuk

pasien TB Paru positif 1 dan 2 dengan malnutrisi pemberian ZnSO4

berpengaruh terhadap percepatan konversi BTA, sedangkan 1 pasien TB

Paru positif 3 dengan malnutrisi pemberian ZnSO4 tidak berpengaruh

terhadap konversi BTA. Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang

dilakukan Karyadi, 2000 tentang pemberian zink sulfat tidak berpengaruh

pada pasien TB paru malnutrisi BMI < 18,5 terhadap konversi BTA pada

pasien malnutrisi dengan BTA positif 1 dan 2 tetapi pada pasien malnutrisi

dengan BTA positif 3 mendukung penelitian Karyadi.

2. Pengaruh Gejala Klinis

Dari hasil penelitian ditemukan rata-rata pasien dengan kelompok

perlakuan pada minggu 2 telah terjadi perbaikan gejala klinis sedangkan

untuk kelompok kontrol perbaikan gejala klinis tidak signifikan rata-rata

pasien masih merasakan gejala klinis. Pemeriksaan yang dilakukan dengan

lembaran pernyataan yang diisi langsung pasien, kondisi pasien tergantung

apa yang dirasakan masing-masing pasien saat itu sehingga diperlukan

pemeriksaan lebih lanjut dengan pemeriksaan radiologis agar tampak

perbaikan jaringan yang nyata antara pasien kontrol dan pasien yang

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

diberikan perlakuan setelah itu dibandingkan dengan perubahan gejala

klinis dari pasien.

3. Pengaruh Berat Badan

Pada penelitian ini peningkatan berat badan rata-rata pasien TB

Paru yang diberikan ZnSO4 tidak signifikan. Dari data penelitian mulai

minggu 2 sudah terjadi peningkatan sampai minggu 8 tetapi peningkatan

berat badan tidak banyak dan percepatan peningkatannya tidak sama

sedangkan rata-rata pasien pada kelompok kontrol minggu 2 belum terjadi

peningkatan berat badan baru terjadi peningkatan setelah terjadi konversi

BTA pada minggu 6 atau minggu 8. Asupan gizi dan nilai gizi yang

diperoleh penderita TB sangat kurang dengan rata-rata BMI rendah, hal ini

berkaitan dengan kondisi penyakit yang membuat penderita tidak selera

makan atau pengaruh OAT pirazinamide menyebabkan anoreksia, nausea,

muntah dan diare sehingga mengganggu masukan makanan (Sharma,

2004). Sensasi rasa melalui saliva zink-dependent polipeptida gustin.

Rendahnya konsentrasi saliva zink mengurangi rasa dan mengurangi selera

makan (Kowade, 2012) dan rata-rata asupan zink dari makanan pada

pasien TB kurang.

4. Pengaruh asupan makanan

Dari data penelitian yang kita ambil bahwa semua pasien asupan

makanannya sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan kebutuhan

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

kalori dan kandungan zink yang dimakan 24 jam yang diambil 3 kali (3

hari) dibawah angka kecukupan gizi karena rata-rata pendidikan dan

standar ekonomi pasien rendah sehingga kebutuhan zat gizi dari makanan

setiap hari tidak tercukupi. Pengaruh suplemen dan pengobatan TB yang

teratur sangat diperlukan untuk kesembuhan pasien.

5. Kelebihan Penelitian

a. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yang cukup kuat untuk

menunjukkan efek dari perlakuan yaitu Randomized Controlled Trial

(RCT). Desain RCT ini adalah studi eksperimental yang menggunakan

cara random yang mampu mengendalikan faktor perancu dan mampu

memberikan bukti kuat.

b. Pemberian ZnSO4 dilakukan pada saat 2 jam sebelum atau 2 jam

sesudah makan atau minum selain air putih. Hal ini didasarkan bahwa

terdapat faktor-faktor penghambat absorbsi zink yaitu makanan

dietary phytate (Nasution, 2004, Gropper, 2009). Selain itu juga

didasarkan pada penelitian yang ditunjukkan bahwa konsumsi

makanan mempengaruhi konsentrasi sirkulasi zink, suplemen zink

dikonsumsi sebelum makan maka setelah 3 jam konsentrasi zink akan

meningkat (Solomon, 2011)

6. Kelemahan Penelitian

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

a. Tidak ada bukti atau pemantauan khusus terhadap pasien saat minum

suplemen ZnSO4 sehingga pasien yang tidak konversi BTA disebabkan

karena tidak minum ZnSO4, aturan minum yang salah atau kondisi

pasien tertentu

b. Metode 24 hour recall hasil mungkin belum maksimal karena kendala

pendidikan pasien yang rendah, pasien menjawab sehari dengan menu

sama dan takaran yang sama, terkesan jawaban tidak menyakinkan

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian zink

sulfat terhadap konversi BTA pada pasien TB paru pengobatan obat anti

tuberkulosis kategori I.

B. SARAN

1. Bagi petugas kesehatan disarankan untuk memberikan zink sulfat kepada

pasien TB paru pengobatan obat anti tuberkulosis. Pemberian ini

bermanfaat untuk percepatan kesembuhan pasien selain itu harga

terjangkau (obat generik) dan terdapat di setiap puskesmas maupun rumah

sakit.

2. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut mengenai keefektifan zink sulfat

sampai pengobatan tahap lanjutan dan pengukuran kadar zink pasien

sehingga lebih efektif lagi untuk dosis pemberian suplemen zink

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut pemberian zink sulfat terhadap

pasien TB paru dengan DM karena pada penelitian ini pasien TB paru

dengan DM yang berobat sedikit dan juga pasien TB paru positif 3 dengan

malnutrisi zink sulfat bermanfaat atau tidak

4. Perlu adanya ahli gizi dalam pemantauan pola makan pasien TB karena

rata-rata asupan makanan selama 2 bulan pengobatan di bawah angka

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN ZINK SULFAT TERHADAP KONVERSI BTA PADA PASIEN TB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

kecukupan gizi sehingga nantinya tercapainya keberhasilan pengobatan

dan sebagai pencegahan kambuhnya kembali pasien TB.