peran tasawuf dalam penyelesaian masalah modernitas (politik, ekonomi, dan budaya)

25
PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya) Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Matakuliah Tasawuf yang dibina oleh Bapak Saiful Musthofa, M.Pd Oleh: Izza Ulil Amri (07650107) Naila Fithri Qudriyah (07650115) Mohammad Zaka (07650116) Agus Pri Handoko (07650132) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Upload: hikuna

Post on 24-Jun-2015

1.976 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah mata kuliah tasawuf dengan judul Peran Tasawuf dalam Penyelesaian Masalah Modernitas

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN MASALAH MODERNITAS

(Politik, Ekonomi, dan Budaya)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Matakuliah Tasawuf yang dibina oleh Bapak Saiful Musthofa, M.Pd

Oleh:Izza Ulil Amri (07650107)

Naila Fithri Qudriyah (07650115)Mohammad Zaka (07650116)Agus Pri Handoko (07650132)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANGJURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

JUNI 2008

KATA PENGANTAR

Page 2: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang

telah mellimpahkan rahmat, hidayah serta taufik-Nya sehingga makalah kami

yang berjudul PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN MASALAH

MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya) dapat terselesaikan.

Dalam makalah ini dibahas mengenai peran tasawuf atas usahanya dalam

menyelesaikan persoalan-persoalan modernitas yaitu persoalan dalam bidang

politik, ekonomi dan budaya.

Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu

dan mendukung dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada Bapak Saiful

Mustofa, M.Pd. yang telah membimbing kami dalam mempelajari tasawuf dan

kepada seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Kami menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata,

oleh karena itu kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat

banyak kesalahan. Kritik dan saran konstruktif dari para pembaca senantiasa kami

nantikan untuk kebaikan karya kami selanjutnya. Dan semoga makalah ini

memberikan manfaat bagi para pembaca.

Penulis

Page 3: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kajian tasawuf (mistik, sufi, olah spiritual) berperan besar dalam

menentukan arah dan dinamika kehidupan masyarakat. Kehadirannya meski

sering menimbulkan kontroversi, namun kenyataan menunjukkan bahwa tasawuf

memiliki pengaruh tersendiri dan layak diperhitungkan dalam upaya menuntaskan

problem-problem kehidupan modern yang senantiasa berkembang mengikuti

gerak dinamikanya, karena tasawuf adalah jantung dari ajaran Islam, tanpa

tasawuf Islam akan kehilangan ruh ajaran aslinya. Tasawuf akan membimbing

seseorang dalam mengarungi kehidupan ini yang memang tidak bisa terlepas dari

realitas yang tampak maupun yang tidak tampak, Untuk menjadi seseorang yang

bijak dan professional di dalam menjalankan setiap peran dalam mengarungi

kehidupan ini, karena selain bisa memahami realitas lahir ia juga mampu

memahami realitas batin, sehinga ia mampu untuk berinteraksi dangan alam

secara harmonis dan serasi, dan itulah yang diajarkan di dalam agama Islam,

keharmonisan dan keserasian dengan alam semesta.

Tasawuf menjadi sangat penting, karena bisa menjadi dasar bagi setiap

upaya amal untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, bagi setiap pencari

kebenaran dan kesempurnaan diri dan kehidupannya. Tasawuf sebagai salah satu

pilar utama dalam Islam, harus dapat menyesuaikan di dunia modern ini karena

kebanyakan manusia didominasi oleh hegemoni paradigma ilmu pengetahuan

positivistic-empirisme dan budaya barat yang materialistik-sekularistik.

1.2 Masalah

Dalam makalah ini dibahas mengenai penyelesaian masalah-masalah

modernitas dengan menggunakan tasawuf.

1.3 Batasan Masalah

Page 4: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

Batasan dalam makalah ini adalah hanya membahas masalah modernitas

yang berkaitan dengan politik, ekonomi, dan budaya yang terjadi di Indonesia dan

Islam.

1.4 Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pada Matakuliah

Tasawuf dan mengetahui peran tasawuf dalam menyelesaikan dan menghadapi

permasalahan modernitas yang ada di Indonesia dan Islam.

Page 5: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tasawuf dan Perannya dalam Menyelesaikan Permasalahan Modernitas

2.1.1 Identitas Tasawuf

Peran tasawuf dalam menyelesaikan persoalan modernitas tidak terlepas

dari identitasnya sebagai ajaran yang selaras dengan Islam. Berikut dijelasskan

beberapa identitas yang dimungkinkan sebagai usaha menyelesaikan

permasalahan modernitas.

Dilihat dari definisinya, tasawuf memiliki:

1. Shafa, memiliki kesucian batin dan kebersihan dalam tindakan.

2. Shaf, mempunyai iman yang kuat, jiwa yang bersih, dan senantiasa memilih

barisan paling depan dalam berjamaah.

3. Saufanah, arti umumnya adalah berpola hidup sederhana, memusatkan

perhatian kepada kebenaran akan kehidupan nanti dan bukannya kesenangan-

kesenangan serta kekayaan-kekayaan kehidupan ini, tasawuf menyampaikan

pesan kesederhanaan dan ditambah spiritualitas yang menekankan cinta

kepada Tuhan..

4. Saffah, merupakan orang-orang yang terpilih dan terbaik diantara hamba Allah

SWT atas ketulusan amalnya.

5. Shopos, memiliki hikmat dan hubungan dengan kearifan ketuhanan.

6. Shuf, tidak berlebihan dalam penampilannya.

Dilihat dari karakteristiknya, tasawuf memiliki:

1. Peningkatan moral, tasawuf memilki nilai-nilai moral tertentu yang tujuannya

untuk membersihkan jiwa sebagai perealisasian nilai-nilai tersebut.

2. Tidak adanya rasa keakuan, karena sesungguhnya semua adalah milik Allah

SWT.

Dilihat dari sudut pandang maqamnya, tasawuf memiliki:

1. Taubah, kembali ke jalan yang fitrah yaitu kesadaran melakukan amalan yang

positif. Selalu berinovasi menuju jalan yang lebih baik.

Page 6: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

2. Wara’, disini dimaknai sebagai tindakan menghindari hal-hal bersifat duniawi

yang berlebihan, tidak tamak, selalu berusaha melakukan amalan yang diridhai

Allah SWT.

3. Zuhud, disini substansi dari zuhud bukanlah menyangkal kenikmatan duniawi,

tetapi lebih memilih atau mengalihkan dirinya kepada satu aktivitas yang

diyakini memiliki nilai keutamaan lebih dihadapan Allah SWT.

4. Faqr, merasa semuanya milik Allah SWT.

5. Sabar, memiliki keteguhan hati dan selalu berpegang teguh pada tali Allah

SWT.

6. Tawakal, berserah diri kepada Allah atas usaha-usaha yang telah dilakukan.

7. Ridha, selalu menerima dengan senang hati apa yang menimpanya dan tetap

berusaha serta berpikir positif.

Sebenarnya seluruh aspek yang dimiliki tasawuf dapat dipergunakan

dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan modern, esensinya tergantung

dari bagaimana memperlakukannya.

2.1.2 Relasi Tasawuf dengan Penyelesaian Masalah Modernitas

Telah dijelaskan pada subbab sebelumnya mengenai identitas tasawuf

yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah modernitas atau sebagai

langkah penyelesainnya. Sudah dipastikan masalah apapun yang dihadapi dapat

diselesaikan dengan kaidah tasawuf ini. Bisa diibaratkan apabila setiap manusia

memiliki prinsip identitas tasawuf tersebut, bukanlah tidak mungkin hidup ini

menjadi begitu nikmat karena segala aktivitas yang dilakukan adalah semata-mata

mengharap ridho Allah SWT. Yang berpolitik, berpolitik dengan baik, yang

berdagang adalah berdagang yang memberikan manfaat, demikian pula dengan

yang mencintai seni adalah yang tetap menghargai karya Tuhan.

2.2 Tasawuf dan Permasalahan Politik

Permasalahan politik yang dialami Indonesia saat ini yang paling serius

adalah krisis kepercayaan dan spiritual. Masalah ini telah merasuk kedalam jiwa

warga negara Indonesia sendiri dan juga kedalam jiwa warga negara lain,

Page 7: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

termasuk para investor. Betapa tidak, setiap hal yang dilakukan oleh pemimpin

negara bahkan pemimpin yang berada dibawahnya dirasa kurang memihak rakyat

atau dengan kata lain lebih memihak suatu golongan tertentu atau untuk dirinya

sendiri. Banyak rakyat tidak puas dengan apa yang telah dilakukan pemerintah,

demikian pula bobroknya para pelaksana lapangan yang berlaku semena-mena

dan tidak sesuai dengan prosedur. Akhirnya demo dan aksi anarkis terjadi dimana-

mana. Seain itu kehidupan pers yang terkadang bahkan sering melupakan etikanya

sebagai media pencerahan menambah parah keadaan yang ada.

Korupsi, kasus suap, penjualan dan pemaksaan hak dan masih banyak lagi

hal-hal yang dapat dikaitkan dengan masalah politik atau lebih tepatnya

ketidakwarasan perpolitikan di Indonesia. Dikatakan tidak waras karena antara

pelaku politik dan rakyat sudah tidak memahami jalur perpolitikan yang sehat.

Setiap orang menginginkan keuntungan untuk dirinya sendiri. Sebagia contoh

kesalahan rakyat adalah dalam memilih pejabat sudah tidak didasari hati

nuraninya, tidak lagi memilih yang benar-benar layak dijadikan pimpinan, bahkan

banyak dari mereka yang memilih atas dasar nilai nominal yang lebih banyak

yang telah diberikan kepadanya. Kemudian kesalahan pelaku politik sudah jelas.

Mereka berangkat dan akhirnya terpilih karena uang, mereka menyuap rakyat

dengan uang agar memilihnya. Selanjutnya bisa dipastikan langkah pertama yang

diambil adalah mengembalikan sejumlah uang yang telah dia keluarkan melalui

segala cara, salah satunya korupsi. Hanya sedikit atau bahkan tidak ada rasa takut

yang pada diri mereka, bahkan dengan hukum dan sumpah yang telah mereka

ikrarkan sebelumnya.

Inilah gambaran bobroknya perpolitikan di Indonesia dan sebenarnya

masih banyak lagi kebobrokan yang lainnya disamping kebaikannya. Dari sinilah

saatnya tasawuf menjadi suatu yang wajib dilirik oleh mereka yang berada di

kursi panas dan juga rakyat yang awam terhadap dunia perpolitikan. Apa yang

akan dilakukan tasawuf akan menguntungkan semuanya. Berikut analisisnya:

Pertama, dari para manusia yang akan mencalonkan dirinya sebagai wakil

rakyat maupun pimpinan rakyat hendaknya telah mampu memenej kehidupannya

sendiri. Dengan begitu apabila telah terpilih, mereka tidak menyusahkan, tidak

Page 8: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

banyak permintaan dan dapat bekerja secara optimal. Seorang pemimpin adalah

memimpin rakyat banyak, bukan memimpin suatu golongan tertentu. Oleh karena

itu, dalam kepemimpinannya tidak dianjurkan memihak kepada salah satu atau

beberapa golongan tertentu. Selain itu seorang calon pejabat adalah merupakan

tokoh terpilih atas amalannya yang baik (saffah) dan pengetahuannya yang luas,

sehingga nantinya tidak menyeleweng dari tugasnya dan selalu bekerja secara

baik.

Kedua, memiliki identitas tasawuf. Berangkat dengan jalan yang bersih

dan bertindak juga dengan kesucian hati (shafa, shaf) sehingga niatnya tidak

tercemar. Sebagaimana ungkapan Mr. Kasman Singodimejo “leiden is lijen” yang

berarti pemimpin itu menderita (saufanah,shuf). Sebagai seorang pemimpin harus

berani hidup menderita dan berkorban untuk kesejahteraan orang banyak. Seorang

pemimpin jangan sampai melirik nikmatnya dunia sebelum rakyatnya merasa

sejahtera. Andaikan harus menikmati dunia, hendaknya tidak berlebihan (zuhud,

wara’). Mereka bekerja semata-mata untuk mendapat ridho Allah SWT dengan

cara memakmurkan rakyat banyak (memberikan manfaat).

Ketiga, tidak mudah terpengaruh dan tetap teguh pada penddiriannya.

Selalu berusaha menjadi yang terbaik dan menyerahkan segala yang telah

diusahakan hanya kepada Allah (sabar, shopos).

Keempat, memiliki jiwa yang senantiasa menginginkan inovasi untuk

menjadi lebih baik, pantang menyerah, kemudian menyerahkan semua yang telah

diusahakan hanya kepada Allah SWT (tawakal) dan menerima apa yang akan

terjadi dangan tetap teguh hati dan terus berusaha (ridha).

Dalam khazanah Islam terdapat al-hanafiyyat as-samhah (sikap toleran

yang lapang). Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk tidak semata-mata

sibuk dengan ritual (seremonial), melainkan juga peduli dengan lingkungan sosial

di sekitar kita. Dengan sikap hidup seperti ini, dimungkinkan lahirnya kesadaran

beragama yang inklusif dan tidak fanatik. Dalam bahasa yang elok, Al-Quran

menuntun umatnya untuk tidak “berlebihan dalam beragama” (laa taghluw fii

diinikum), sebab Islam pada dasarnya merupakan penjabaran dari seperangkat

Page 9: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

pola hidup yang terbuka, sederhana dan jauh dari rumit. Karenanya ia senantiasa

menyodorkan dimensi kelapangan (samhah) serta kemudahan (sahlah).

Demikian pula halnya dalam berpolitik, perhatian terhadap kehidupan

sosial yang di sekitarnya harus tetap menjadi tolak ukur dalam menjalankan

perpolitikan yang ada. Akhirnya berdasarkan uraian tersebut, setidaknya para elit

politik (serta disokong para intelektual dan pemuka agama) dapat menjalankan

fungsinya sebagai sentrum pembentukan kesadaran (centers of rational thought)

publik yang cerdas.

2.2 Tasawuf dan Masalah Ekonomi

Menurut Erich Fromm, karakter masyarakat ekonomi modern sekarang ini

diwarnai oleh orientasi pasar, di mana keberhasilan seseorang bergantung pada

sejauh mana “nilai jualnya” di pasar. Masyarakat modern mengalami dirinya

sebagai penjual sekaligus sebagai komoditas untuk dijual di pasar. Maka,

penghargaan atas dirinya ditentukan oleh nilai-nilai yang diakui oleh pasar.

Akhirnya, setiap orang didorong berjuang keras menjadi pekerja sukses dan kaya

demi penegasan akan keberhasilannya itu. Kemakmuran melambangkan nilai

jualnya yang tinggi dan dihargai di pasar. Kemiskinan dimaknai sebagai

sebaliknya. Kebaikan, kejujuran, kesetiaan pada kebenaran dan keadilan

dipandang tidak bernilai jika tidak memberikan manfaat bagi kesuksesan dan

kemakmuran. Sejauh kondisi ekonominya tidak makmur, dia dinilai belum sukses.

Kondisi ini menandakan masyarakat ekonomi modern mengalami alienasi

(keterasingan). Mereka menilai manusia tidak lagi berpijak pada kualitas

kemanusiaan, melainkan oleh keberhasilannya dalam mencapai kekayaan materiil.

Keadaan ini memalingkan kesadaran manusia sebagai makhluk termulia.

Keutamaan dan kemuliaannya menyatu dengan kekuatan kepribadiannya, bukan

bergantung pada sesuatu di luar dirinya. Karena itu, masyarakat modern

mengalami depersonalisasi, kehampaan, dan ketidakbermaknaan hidup.

Eksistensinya bergantung pada pemilikan dan penguasaan pada simbol kekayaan.

Hasrat mendapatkan harta yang berlimpah melampaui komitmennya terhadap

Page 10: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

solidaritas sosial. Ini didorong pandangan bahwa orang banyak harta merupakan

manusia unggul.

Inilah modernisasi, setiap individu dituntut untuk dapat menyelaraskan diri

dengannya, oleh karena itu pembenahan dalam bidang ekonomi sangat diperlukan

sebagai perantara bagi umat untuk memperoleh kedamaian di dunia dan akhirat.

Dan dalam hal ini ilmu tasawuf sangat diperlukan dalam proses pembenahan

ekonomi sekarang ini, sehingga akan tercipta perekonomian yang sesuai dengan

nilai-nilai tasawuf yang dapat mengantarkan masyarakat ke dalam kebahagiaan

dunia dan akhirat.

Permasalahan ekonomi lainnya yang dapat ditemukan saat ini adalah

masalah tidak meratanya kesejahteraan rakyat. Yang kaya semakin kaya dan yang

miskin jadi semakin miskin. Permasalahan ini tidak disebabkan oleh hanya satu

perkara, namun benyak perkara yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Ada

masalah moneter, terkait juga pendidikan, keadaan politik, pelaku saham,

stabilitas nasional, harga dunia, dan sebagainya. Masalah ini sebenarnya hanya

memerlukan kesadaran (taubah) dari masyarakat itu sendiri. Yaitu adanya

kesadaran atas kewajiban menunaikan zakat, kesadaran infaq dan shadaqoh. Jika

hal ini benar-benar dilakukan oleh orang-orang yang kaya maka dapat dipastikan

bahwa jarak kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin tidak akan terlihat

mencolok seperti sebelumnya.

2.3 Tasawuf dan Masalah Budaya

Masyarakat dan kebudayaann dimanapun selalu dalam keadaan berubah

sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi jauh dari berbagai

hubungan dari masyarakat lainnya. Terjadinya perubahan ini disebabkan oleh

beberapa hal:

1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri,

misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.

Masyaratkat yang hidupnya terbuka dan berada dalam jalur hubungan dengan

masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.

Page 11: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

Perubahan ini selain karena jumlah penduduk dan komposisinya juga

karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru khususnya teknologi

dan inovasi. Indonesia adalah negara yang berideologi, mempunyai hukum,

undang-undang, tradisi , agama dan budaya. Itu semua merupakan penyaring

(filter) atas budaya lain yang masuk ke Indonesia. Apabila budaya tersebut sesuai

dengan ideologi Indonesia, maka diperbolehkan masuk dan menjadi budaya

serapan. Namun apabila tidak cocok, maka budaya itu harus dijauhkan dari

Indonesia.

Namun yang terjadi saat ini berbeda. Berbagai budaya asing yang

sebetulnya tidak cocok dengan ideologi Indonesia telah masuk dan dengan

mudahnya di anut oleh masyarakat. Kebebasan pers dan mewabahnya media

informasi menjadi beberapa contoh sarana penyebarnya budaya asing. Misalnya

televisi, saat ini film-film yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa sudah tidak

lagi mendapat perhatian pihak sensor perfilman Indonesia, dibiarkan tetap tayang

dengan alasan modernisasi. Kemudian internet, tidak ada yang dapat menghalangi

arus informasi yang ada disini, tidak ada sensor ataupun yang membatasinya,

andaipun ada kerjanya juga tetap tidak optimal dalam membendung arus

informasi itu.

Di tengah situasi seperti ini, Islam sebagai agama terbesar

merepresentasikan diperlukannya keinginan untuk meraih kemandirian dalam

menyaring kebudayaan dan peradaban asing untuk melahirkan gelombang

pembaruan. Kemandirian tidak mesti dimaknai sebagai sikap tertutup untuk tidak

menerima keunggulan peradaban lain. Di sini, pembaruan adalah hasil interaksi

dialektis yang tiada pernah berhenti antara doktrin-doktrin normativitas Islam

dengan gejala-gejala kontemporer yang mengelilinginya.

Sejumlah peneliti mengemukakan, Islam melebarkan sayapnya melalui

strategi harmonisasi dengan budaya lokal. Walaupun islam datang dari arab yang

memiliki akar tradisi berbeda secara diametral dengan tradisi nusantara yang

memang majemuk., akan tetapi para penyebar islam berusaha menyesuaikan diri

dengan tradisi lokal setempat. Langkah-langkah yang ditempuh oleh pendakwah

bukannya secara frontal menyingkirkan tradisi yang sudah mapan berabad-abad.

Page 12: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

Sangat tidak mudah untuk menggusur tradisi yang bersenyawa dalam jiwa suatu

masyarakat dan menggantinya dengan yang baru.

Salah satu contoh yang relevan untuk memahami keluwesan ajaran islam

terhadap tradisi lokal adalah persinggungan terhadap Tradisi Hindu dan Budha.

Sebenarnya, kelembutan dan kehalusan ajaran islam terhadap budaya setempat ini

memiliki akar geneologinya dari Rosulullah SAW yang senantiasa berlaku lunak

dan toleran terhadap tradisi lokal. Beliau menginsafi betul  bahwa budaya lokal

perlu dilestarikan serta diisi dengan ruh islam. Selama tidak bertentangan dengan

nilai nilai islam. Namun degan catatan bahwa perubahan itu dilakukan secara

gradual sehingga tidak menimbulkan goncangan sosial-budaya bagi  masyrakat

setempat.

Karena realitas kemajemukan budaya dan keberagamaan itu pula, dipandang perlu

untuk menciptakan perdamaian dan rasa aman dalam setiap lapisan masyarakat.

Islam yang notabene memiliki mayoritas penganut di negeri ini harus menjadi

pioneer dalam usaha menciptakan perdamaian di negeri ini. Dan karena itu pula 

metode tersebut bisa di gunakan untuk dakwah sebagai bagian dari kewajiban

umat islam. Satu sisi kita dapat menjadi umat yang solih, di sisi lain kita menjadi

warga negara yang baik, dapat ikut serta dalam usaha menciptakan perdamaian di

negeri ini.

2.4 Sikap Tasawuf dalam Mengahadapi Modernitas

Menjelang abad XXI ini, tasawuf dituntut untuk lebih humanistik, empirik,

dan fungsional. Penghayatan terhadap ajaran Islam, bukan hanya pada Tuhan,

bukan hanya reaktif, tetapi aktif serta memberikan arah kepada sikap hidup

manusia di dunia ini, baik berupa moral, spiritual, politik, sosial, ekonomi,

teknologi, dan sebagainya. Dan ketika tasawuf menjadi “pelarian” dari dunia yang

“kasat mata” menuju dunia spiritual, bisa dikatakan sebagai reaksi dan tanggung

jawab, yakni kewajiban dalam melakukan tugas dan merespon terhadap masalah-

masalah modernitas.

Saat ini kita berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat modern, atau

sering pula disebut sebagai masyarakat yang sekuler. Pada umumnya, hubungan

Page 13: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

antara anggota masyarakatnya atas dasar prinsip-prinsip materialistik. Mereka

merasa bebas dan lepas dari kontrol agama dan pandangan dunia metafisis. Dalam

masyarakat modern yang cenderung rasionalis, sekuler dan materialis, ternyata

tidak menambah kebahagiaan dan ketentraman hidupnya. Berkaitan dengan itu,

Sayyid Hosein Nasr menilai bahwa akibat masyarakat modern yang mendewakan

ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka berada dalam wilayah pinggiran

eksistensinya sendiri. Masyarakat yang demikian adalah masyarakat Barat yang

telah kehilangan visi keilahiannya. Hal ini menimbulkan kehampaan spiritual,

yang berakibat banyak dijumpai orang yang stress dan gelisah, akibat tidak

mempunyai pegangan hidup.

Untuk mengantisipasi hal-hal semacam di atas, maka diperlukan

keterlibatan langsung tasawuf dalam kancah politik, ekonomi, budaya, hal ini

dapat kita lihat dalam sejarah Tarekat Sanusiyah di berbagai daerah di Afrika

Utara, Dalam kiprahnya, tarekat ini tidak henti-hentinya bekerja dengan

pendidikan keruhanian, disiplin tinggi, dan memajukan perniagaan yang menarik

orang-orang ke dalam pahamnya. Maka Fazlur Rahman menceritakan bahwa

tarekat ini menanamkan disiplin tinggi dan aktif dalam medan perjuangan hidup,

baik sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Pengikutnya dilatih menggunakan

senjata dan berekonomi (berdagang dan bertani). Gerakannya pada perjuangan

dan pembaharuan, dan programnya lebih berada dalam batasan positivisme moral

dan kesejahteraan sosial daripada “terkungkung” dalam batasan-batasan spiritual

keakhiratan. Coraknya lebih aktif, memberantas penyelewengan moral, sosial dan

keagamaan.

Kebutuhan akan kekuatan ekonomi dan teknologi saat ini sangat

diperlukan bagi penunjang keberhasilan umat Islam demi menjaga dan

mengangkat martabat umat itu sendiri, kerena sudah banyak terbukti bahwa umat

Islam sering dijadikan bulan-bulanan oleh orang-orang kafir karena kelemahan

mereka dibidang ekonomi yang akhirnya menjadikan mereka lemah dalam bidang

teknologi dan politik, hal ini adalah suatu bahaya yang wajib dihilangkan dan

dijauhi oleh orang-orang yang percaya terhadap Allah dan rasul-Nya, seperti

dalam sabda rasul: ”Tidak boleh membahayakan diri sendiri atau orang lain”

Page 14: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

(H.R. Ibnu Majah dari sahabat ‘Ubadah ibnu Samit), kalau kita perhatikan saat ini

bahaya dari terbengkalainya perekonomian sangat membahayakan umat, oleh

karena itu pembenahan dalam bidang ekonomi sangat diperlukan sebagai

perantara bagi umat untuk memperoleh kedamaian di dunia dan akhirat, dalam

sebuah kaidah, ulama membuat sebuah kaidah di dalam menanggapi berbagai

perintah Allah demi memperoleh kesempurnaan dalam menjalankanya yang

berbunyi: “Segala bentuk perantara yang bisa menunjang kesempurnaan suatu

kewajiban maka hukumnya menjadi wajib”.

Dari serangkaian paparan di atas kiranya kita bisa mengetahui bahwa

perkembangan tasawuf mulai dari awal munculnya sampai pada saat ini memang

dituntut untuk mengalami berbagai bentuk perubahan yang di sesuaikan dengan

keadaan dan pola kebiasaan dari suatu Masyarakat, karana tasawuf ibarat

makanan yang disuguhkan oleh para mursyid kepada suatu masa atau masyarakat

yang berbeda-beda di setiap tempat dan waktu dan membutuhkan keahlian dan

racikan yang berbeda pula, tetapi perubahan bentuk itu hanya sebatas pada bentuk

luarnya saja, secara garis besar konsep dasar yang ada dalam tasawuf hanyalah

satu, yaitu keyakinan, ketundukan, kepatuhan, pendekatan terhadap serta

menjahui hal-hal yang bisa menganggu ibadah kepada Allah yang esa.

Page 15: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

BAB III

PENUTUP

1.1 Simpulan

Tasawuf merupakan ajaran yang berdasarkan Islam secara menyeluruh,

bahkan dapat dikatakan sebagai jantung dari Islam. Tasawuf tetap memiliki

eksistensi dalam menyelesaikan permasalahan modern. Persoalan yang

diselesaikan dengan jalan yang benar merupakan penyelesaian masalah yang tidak

menimbulkan masalah. Semua hal tergantung terhadap bagaimana menyikapinya.

Kehidupan yang didasari upaya menggapai ridho Allah SWT, pasti mendapat

jalan yang cerah, diberi kemudahan dan memperoleh kemakmuran pada akhirnya.

1.2 Saran

Disarankan kepada seluruh pihak untuk senantiasa mendalami tasawuf

sebagai pedoman hidup untuk menggapai ridha Allah SWT.

Page 16: PERAN TASAWUF DALAM PENYELESAIAN  MASALAH MODERNITAS (Politik, Ekonomi, dan Budaya)

DAFTAR PUSTAKA

Alhakim. 2007. Ilmu Tasawuf.www.journalislam.blogspot.com/2007/09/ilmu-

taswuf.html. Diakses pada 04 Juni 2008.

Esposito, John L. http://swaramuslim.com/ebook/more.php?

id=1890_0_11_14_M. Diakses pada 03 Juni 2008.

http://excellent.telkom.tv/2008/05/06/. Diakses pada 03 Juni 2008.

http://gawtama.blogspot.com/. Diakses pada 03 Juni 2008.

http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=323171&kat_id=16s

http://www.swaramuslim.com/galery/kafirisasi/index.php. Diakses pada 03 Juni

2008.

http://www.ukhuwah.or.id/dr/node/263. Diakses pada 03 Juni 2008.

Marshall G.S. Hedgson. 1974. The Venture of Islam I (Hukum Islam: Jalan yang

Lurus).Chicago: University of Chicago Press.