peradaban masyarakat indonesia (ilmu sosial dan budaya)

12
PERADABAN MASYARAKAT INDONESIA: SEBUAH PENGANTAR TEORI (Pertemuan 3) OLEH: AHMAD TARMIJI A, S.Pd., M.Si

Upload: nadira-wulandari

Post on 01-Feb-2016

225 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Peradaban Masyarakat Indonesia Mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya untuk Keperawatan S1 Keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Peradaban Masyarakat Indonesia (Ilmu Sosial dan Budaya)

PERADABAN MASYARAKAT INDONESIA: SEBUAH PENGANTAR TEORI (Pertemuan 3)

OLEH:AHMAD TARMIJI A, S.Pd., M.Si

Page 2: Peradaban Masyarakat Indonesia (Ilmu Sosial dan Budaya)

3 ISTILAH PERADABAN

AS-SYAKOFAH (PENGETAHUAN) MADINAH (KOTA) – MADANI – CIVIL

SOCIETY TAMADDUN (PERADABAN) ILM – AL-UMRAN (KEPEMIMPINAN

BERADAB)

Page 3: Peradaban Masyarakat Indonesia (Ilmu Sosial dan Budaya)

SKETSA INDONESIA

Nama Indonesia: Nan-Hai (Kepulauan Laut Selatan) literatur Cina Kuno; Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), Swarnadwipa Literatur India Kuno; Jazairotul al-jawi dalam literatur Arab, Nederland-Indie (Hindia-Belanda), Indonesia dalam Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel ("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu") .

Arisio dos Santos: masyarakat plural keturunan negeri Atlantis yang hilang (pusat peradaban dunia dalam naskah tulisan Plato dan Socrates)

Page 4: Peradaban Masyarakat Indonesia (Ilmu Sosial dan Budaya)

MASYARAKAT INDONESIA

Furnival dan Berghe: Masyarakat yang tersegmentasi, terdiri dari beragaman eknik, golongan, dan kepentingan yang diikat oleh sebuah konsensus untuk mencapai tujuan bersama.

Kontjaraningrat dan Suparlan: masyarakat multi budaya, multikultural, plural.

Multikultural ini terjadi karena latar belakang historis yang panjang, keadaan geografis, dan keterbukaan terhadap dunia luar.

Page 5: Peradaban Masyarakat Indonesia (Ilmu Sosial dan Budaya)

Geertz: masyarakat yang terdiri dari ikatan-ikatan primordial (primordial ties).

Ikatan primordial, kata Geertz, adalah “unsur-unsur bawaan” dari kehidupan sosial, seperti hubungan kekerabatan, ikatan agama, bahasa dan praktek sosial tertentu, yang kurang lebih memiliki kekuatan memaksa secara internal.

Geertz: Sentimen-sentimen primordial dapat dipersatukan melalui “Revolusi Integratif.”

Revolusi Integratif: transformasi sentimen-sentimen primordial masyarakat ke dalam bahasa-bahasa politik modern dan melalui institusi politik kewargaan modern (civic culture).

Page 6: Peradaban Masyarakat Indonesia (Ilmu Sosial dan Budaya)

BENTUK STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA

Struktur sosial yang terinterseksi (intersected social structure); Kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat menjadi wadah beraktivitas dari orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang sukubangsa, agama, ras, dan aliran. Dalam bentuk struktur sosial yang demikian keanggotaan para anggota masyarakat dalam kelompok sosial yang ada saling silang-menyilang sehingga terjadi loyalitas yang juga silang-menyilang (cross-cutting affiliation dan cross-cutting loyalities). Mendorong INTEGRASI

Page 7: Peradaban Masyarakat Indonesia (Ilmu Sosial dan Budaya)

Struktur sosial yang terkonsolidasi (consolidated social structure); kelompok-kelompok sosial yang ada hanya mewadahi orang-orang yang berlatar belakang sukubangsa, agama, ras, atau aliran yang sama, sehingga terjadi tumpang tindih parameter dalam pemilahan struktur sosial.

Bentuk ini menghambat terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat multikultural karena semakin menajamkan pransangka antar kelompok.

Page 8: Peradaban Masyarakat Indonesia (Ilmu Sosial dan Budaya)

PERILAKU DALAM MASYARAKAT PLURAL

Etnosentrisme Primordialisme Kronisme (memprioritaskan teman) Nepotisme (memprioritaskan anggota

keluarga) Politik aliran Prasangka dan stereotif ras/etnik

Page 9: Peradaban Masyarakat Indonesia (Ilmu Sosial dan Budaya)

BEBERAPA VARIAN MASYARAKAT INDONESIA

Geertz: menurut warna keagamaan membagi masyarakat jawa menjadi (santri, priayi, dan abangan).

M. Japan: 4 pelapisan masyarakat desa di Yogyakarta (kuli kenceng, kuli gundul, kuli karangkopek, dan indung tlosor)

Ter Haar: pemilik tanah, indung, dan numpang (berdasarkan kepemilikan).

Koentjaraningrat: (1) keturunan cikal bakal dan pemilik tanah (kentol); (2) pemilik tanah di luar golongan kentol (kuli); (3) yang tidak memiliki tanah.

Page 10: Peradaban Masyarakat Indonesia (Ilmu Sosial dan Budaya)

SIMPULAN

Berdasarkan beberapa pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa struktur sosial masyarakat Indonesia terbentuk dalam kurun waktu yang panjang.

Struktur sosial masyarakat Indonesia mencerminkan masyarakat yang plural, multikultural, multibudaya.

Sehingga, bangsa Indonesia dalam konteks ini menurut Bennedict Anderson merupakan komunitas yang terbayang (imagined communities)

Page 11: Peradaban Masyarakat Indonesia (Ilmu Sosial dan Budaya)

REFERENSI Anderson, Benedict. 2002. Imagined Communities: Komunitas-

komunitas Terbayang, Cetakan Kedua, Penerjemah Omi Intan Naomi. Yogyakarta: Insist Press dan Pustaka Pelajar.

Geertz, Clifford. 1992. Abangan, Santri, Priayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya.

Koentjaraninrat. 2002. Pengantar Antropologi. Rineka Cipta. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.

Jakarta: Penerbit Djambatan. Nasution. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Raharjo. 2004. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian.

Yogyakarta. UGM Press. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi

Modern Edisi Keenam, Terj. Alimandan. Jakarta: Kencana. Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pangantar Edisi

Baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Santos, dos Arisio. 2009. Indonesia Situs Atlantis yang Hilang.

Jakarta: Penerbit Ufuk. Suyanto, Bagong. 2006. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.

Jakarta: Prenada Media.

Page 12: Peradaban Masyarakat Indonesia (Ilmu Sosial dan Budaya)

TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT