penyusunan profil dan data …kesra.jatengprov.go.id/advokasikb/koalisi.pdfpenyusunan profil dan...

67
PENYUSUNAN PROFIL DAN DATA KEPENDUDUKAN KABUPATEN/KOTA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

Upload: ngonhi

Post on 10-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENYUSUNAN PROFIL DAN DATA KEPENDUDUKAN

KABUPATEN/KOTA

KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2015

LATAR BELAKANG

• Perencanaan pembangunan yang tepat sasaran dan dapat menjawab permasalahan daerah memerlukan data berkualitas: akurat, lengkap, relevan, berkesinambungan, dapat dipertanggungjawabkan, dan terkini yang bersumber dari berbagai instansi (UU No. 25/ 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 31).

• Data tersebut tidak hanya dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan, namun juga dimanfaatkan untuk memantau dan mengevaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan, serta dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan periode berikutnya.

LATAR BELAKANG

• Penyediaan data untuk perencanaan pembangunan daerah masih menghadapi berbagai permasalahan, antara lain data tersebar di instansi sektoral, kualitas data belum terjamin, ada kesenjangan data antara yang dibutuhkan dengan yang tersedia, serta adanya perubahan alur data sektoral sejak berlakunya otonomi daerah.

• Khusus mengenai perubahan alur data sektoral telah mengakibatkan data sektoral di tingkat provinsi dan nasional tidak lagi tersedia secara lengkap

LATAR BELAKANG

• Meskipun di beberapa provinsi dan kabupaten/kota sudah ada forum sejenis ini, namun masih bersifat terbatas pada beberapa sektor yang menangani program tertentu bukan bersifat forum lintas sektor.

• Sementara, forum yang diharapkan dibentuk adalah forum komunikasi yang membahas berbagai isu pembangunan dan sekaligus merupakan media tukar-menukar data dan informasi dari berbagai pihak.

LATAR BELAKANG

• Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dibentuk suatu wadah komunikasi yang diharapkan dapat mencari solusi yang optimal dalam memenuhi kebutuhan data yang lebih berkualitas untuk dimanfaatkan sebagai bahan dalam perencanaan pembangunan daerah yang terukur dan komprehensif.

Kependudukan dan Pembangunan

• Krisis : ekopolsosbudhankam

• Kemiskinan, pengangguran, kerusakan lingkungan, konflik sosial, HAM, dst

• Semuanya terkait dengan masalah kependudukan (fertilitas, mortalitas, migrasi)

• Artinya, kebijakan kependudukan yang SERIUS harus muncul dalam program pembangunan

Kependudukan dan Pembangunan

• Masalah kependudukan bukan hanya masalah lembaga tertentu saja

• Masalah kependudukan disebabkan semua pihak

• Untuk menyelesaikannya juga harus melibatkan semua pihak

• Dunia pendidikan, legislatif, tokoh masyarakat/agama, instansi, swasta, dst

Kependudukan dan Pembangunan

• Masalah utama kependudukan : jumlah besar (tidak sebanding daya dukung lingkungan dan daya tampung sosial), LPP tinggi, migrasi timpang, persebaran, dan mutu

Lima Isu

• Pertama, apakah target kependudukan dengan isu utama penurunan kuantitas yang dilakukan secara langsung sudah diikuti dengan cara yang tepat ? Bagaimana dengan isu kespro, ketersediaan pelayanan kesehatan. Bagaimana dengan “rekayasa sosial”, perubahan pola pikir ?

Lima Isu

• Kedua, Informasi kebijakan kependudukan hanya dimonopoli ilmuwan, instansi, LSM, dst, namun bagi masyarakat awam ? Terutama untuk kepentingan bisnis dan usaha (menentukan investasi, mutu dan jumlah barang dan jasa yang mereka produksi ditentukan pemahaman yang terbatas tentang data dan kebijakan kependudukan)

Lima Isu

• Ketiga, berkaitan dengan masalah tersebut, pengaturan lembaga dalam penyusunan program dan kebijakan kependudukan apakah sudah jelas pengaturannya ? Kementerian kependudukan sudah hilang, program transmigrasi dan ketenagakerjaan digabung, masalah pembangunan desa juga overlap

Lima Isu

• Data kependudukan banyak ditangani institusi : BKKBN, BPS, Kemendagri, Kemenkes, Kemensos dst. Demikian juga penanganan penduduk miskin, penanganan KB, dst

• Keempat, ketidakserasian antara kebijakan pusat dan daerah.

Lima Isu

• Kelima, isu-isu pemberdayaan perempuan, lansia, penduduk miskin dst, masih sepotong-sepotong. Kasus TKW dst merupakan contoh, demikian pula KDRT

PROFIL KEPENDUDUKAN DAN FORUM DATA

• Forum Data ini bertujuan untuk:• Mengidentifikasi kebutuhan data untuk

perencanaan pembangunan daerah.• Membangun koordinasi tentang

penyediaan data• Menyamakan persepsi tentang

interpretasi statistik antar sektor

TUJUAN FORUM DATA

• Memperkuat data administrasi di setiap sektor.

• Mendukung keterbukaan informasi yang dihasilkan dan dikembangkan oleh setiap sektor.

• Meningkatkan komitmen sektor dalam menyediakan data berkualitas dan tepat waktu

TUJUAN FORUM DATA

• Mendorong pemerintahan daerah (eksekutif dan legislatif) memanfaatkan data untuk perencanaan pembangunan, perumusan kebijakan, penyelenggaraan pemerintahan, dan pelayanan publik lainnya.

MANFAAT FORUM DATA

• Terjadinya koordinasi dan komunikasi antar sektor dalam menyediakan dan memanfaatkan data.

• Terciptanya jembatan antara penyedia data dengan pengguna data untuk mendiskusikan segi substansi, metodologi, konsep dan penjelasan teknis yang digunakan oleh masing-masing instansi atau SKPD.

• Tersedianya media diseminasi data dan informasi yang disiapkan oleh masing-masing SKPD dan instansi vertikal.

MANFAAT FORUM DATA

• Meningkatnya komitmen sektor dalam penyediaan data berkualitas yang tepat waktu.

• Tersedianya media untuk advokasi kepada pengambil kebijakan untuk pemanfaatan data berkualitas bagi perencanaan pembangunan.

• Tersedianya forum yang memberikan rekomendasi kegiatan untuk meningkatkan kualitas data yang dikumpulkan melalui capacity building

Karakteristik Forum Data

• Dibentuk berdasarkan SK Gubernur/Bupati/Walikota.

• Merupakan wadah komunikasi data dan informasi pembangunan daerah lintas sektor.

• Tidak menghasilkan/mempublikasikan data dan informasi.

• Dibiayai oleh APBD serta cost sharing dari berbagai SKPD dan instansi vertikal.

Tim Koordinasi Forum Data

• Diketuai oleh pejabat setingkat Eselon II dengan anggota yang terdiri dari Kepala kantor/lembaga dari masing-masing SKPD dan instansi vertikal.

• Mereka merupakan pejabat yang memiliki otoritas untuk menentukan apakah suatu kebijakan bisa dirubah, diperbaiki atau dibatalkan sama sekali.

• Dengan demikian maka proses dialog yang terjadi di dalam Forum Data diharapkan dapat membawa dampak pada perbaikan penyediaan data dan informasi di daerah.

BAB II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III. POKOK-POKOKPENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK

BAB IV. ROAD MAP

BAB I. PENDAHULUAN

21BAB V. PENUTUP

Tantangan Kependudukan- Kuantitas

- Kualitas masih relatif rendah ;

- Persebaran dan Mobilitas timpang;

Apa yang di design?- Fertilitas, Mortalitas, dan Mobilitas Penduduk

Tumbuh Seimbang (PTS) Penduduk Tanpa

Pertumbuhan (PTP);

UU No. 52 Tahun 2009 sebagai acuan utama dan

sebagai dasar penyusunan Grand Design;

Grand Design PKP rekayasa jumlah, struktur, dan

LPP melalui pengendalian kelahiran, penurunan kematian dan

pengarahan mobilitas penduduk.

1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Kuantitas Penduduk: besar dengan TFR tinggi; Struktur Penduduk kurang menguntungkan:

- Jumlah Balita & Anak masih sangat besar- Jumlah penduduk remaja dan usia reproduksi besar

momentum pertumbuhan- Jumlah lansia semakin meningkat

Persebaran Penduduk timpang; Kualitas Penduduk masih rendah kematian,

pendidikan, kemiskinan HDI; Pencapaian tidak merata antar wilayah

kabupaten/kota.

1.3. KONDISI SAAT INI

KONDISI SAAT INI

• JUMLAH PENDUDUK JAWA TENGAH

• TAHUN 2004 : 32.397.431

• TAHUN 2008 : 32.626.390

• TAHUN 2010 : 32.380.687

• TFR 2003 2,1

• TFR 2007 2,3, TFR 2012 justru naik 2,5

• TAHUN 2010 USIA 0-14 : 26,27 %

• SEX RATIO 2004 : 99,82

• SEX RATIO 2010 : 98,82

KONDISI SAAT INI

• Jumlah WUS : 8.696.765 (SP2010)

9.534.456 (Pendataan Kel 2011)

Jumlah PUS : < 20 th : 146.297

20-30 th : 1.963.568

> 30 th : 4.495.868

Total : 6.605.733

Peserta KB : 2.177.069 (Pemerintah)

2.903.755 (swasta)

unmet need 12,6 %

Angkatan Kerja Jateng

• Angkatan Kerja 2011 : 16,92 juta

• Bekerja : 15,92 juta

• Penganggur Terbuka : 5,93 %

• Semua sektor naik jumlah pekerja, kecuali pertanian turun (-240 ribu)

• Buruh/karyawan : 4,49 juta (28 %)

• Berusaha dibantu buruh tidak tetap : 3,37 juta (24%)

• Pekerja Keluarga : 2,85 juta (17,90%)

Angkatan Kerja Jateng

• PMA 30 % dan PMDN 9 %

• Penduduk Miskin : 5,72 juta (15 %)

Tingkat Pendidikan 2010

• Belum/tdk pernah sekolah : 8,13 %

• Tidak ada ijazah SD : 18,91 %

• SD/MI : 34,55 %

• SMP : 18,11 %

• SMA : 10,48 %

• Dipl/PT : 4,93 %

• Buta Huruf : 8,98 %

Kesehatan

• Angka Kematian Bayi (AKB) Jateng 2011 : 11 per 1000 kelahiran

• Angka Kematian Ibu (AKI) 116 per 100.000 kelahiran (Pemalang, Brebes, Cilacap)

• AKB Nasional 25 (Jepang 2, Singapura 2, Malaysia 6, Thailand 11, Vietnam 17)

• AKI Nasional 220 (Jepang 5, Singapura 3, Malaysia 29, Thailand 48, Vietnam 59)

PENDAHULUAN

• PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG (PTS) sebagai prasyarat tercapainya Penduduk Tanpa pertumbuhan (PTP):

– Fertilitas replacement Level;

– Mortalitas semakin menurun;

– Persebaran/mobilitas lebih merata;

1.4. KONDISI YANG DIINGINKAN

KONDISI YANG DIINGINKAN

• Penduduk di Provinsi Jawa Tengah tumbuh seimbang dengan Total Fertility Rate (TFR) 2,1dan Net Reproduction Rate (NRR) 1 dan secara berkelanjutan diharapkan TFR menjadi 2,002dan NRR menjadi 0,938 pada tahun 2035

Tantangan

– Menciptakan strategi yang tepat dalam mencapai penduduk tumbuh seimbang yang ditandai dengan TFR = 2,1 dan NRR = 1

– Merancang Program Kependudukan dan Keluarga Berencana dalam menurunkan tingkat kelahiran dan membentuk keluarga kecil berkualitas.

– Melaksanakan arah pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana serta promosi dan penggerakan masyarakat.

Tantangan

– Menserasikan kebijakan pembangunan dengan pembangunan kependudukan dan Keluarga Berencana untuk mewujudkan pembangunan nasional dan daerah yang berwawasan kependudukan dengan strategi adalah pengembangan dan sosialisasi kebijakan pembangunan kependudukan.

– Lemahnya kompetensi sumber daya manusia di SKPD KB Provinsi Jawa Tengah dalam bidang kependudukan.

– Mengoptimalkan sarana dan prasarana operasional pendukung, media dan metode untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kependudukan. Menata metode fasilitasi dan mekanisme pembinaan kepada Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan program Kependudukan dan KB.

Tantangan

• Mengatasi ancaman menurunnya anggaran program Kependudukan dan KB yang berasal dari APBN pada tingkat lini lapangan dan terbatasnya kemampuan dukungan anggaran melalui APBD Provinsi, serta dukungan anggaran tersebut belum menyentuh seluruh kegiatan program Kependudukan dan KB yang semestinya menjadi tanggung jawab dari pemerintah Kabupaten/Kota sebagai daerah otonomi. Kondisi ini salah satu penyebab terjadinya penurunan performance dari program Kependudukan dan KB di tingkat lapangan.

Tantangan

• Beralihnya Petugas Lapangan Keluarga Berencana menjadi sektoral sesuai dengan bentuk lembaga yang ada di daerah serta banyaknya mutasi baik bersifat promosi maupun pemindahan tugas. Penurunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berasal dari BKKBN ini menurunkan kinerja lembaga pengelola program Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Tantangan

• Kelembagaan Keluarga Berencana Daerah Implementasi PP 38 Tahun 2007 dan PP 41 tahun 2007. Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian Urusan Pemerintah antara pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, serta PP nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (ODP), jelas dikatakan bahwa Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera (KS) merupakan salah satu urusan wajib diantara 28 urusan wajib (Pasal 7). Hal ini berarti bahwa KB dan KS merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat sehingga Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib menyelenggarakan KB dan KS.

TUJUAN GRAND DESIGN

Memberikan arah kebijakan pelaksanaan

pengendalian kuantitas penduduk Jateng 2010-2035;

Menjadi pedoman penyusunan ROAD MAP

pengendalian kuantitas penduduk 2010- 2015, 2015-

2020, 2020-2025, 2025-2030, dan 2030-2035;

Menjadi pedoman bagi lembaga serta pemerintah

daerah dalam perencanaan pembangunan yang

berwawasan kependudukan.

BAB II: VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARANPENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK

40

Condusive Regulatory

Good Press Relations

VISI GRAND DESIGN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK

• Terwujudnya keserasian, keselarasan dan keseimbanganantara jumlah, struktur, dan persebaran penduduk denganlingkungan hidup baik yang berupadaya dukung alam maupun dayatampung lingkungan serta kondisiperkembangan sosial dan budaya

VISI

41

Condusive Regulatory

Good Press Relations

MISI GRAND DESIGN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK

• Membangun komitmen stakeholder utama (prime stakeholders) tentangpenting dan strategisnya upayapengendalian kuantitas penduduk bagipembangunan berkelanjutan

• Membentuk atau menyempurnakanperaturan perundang-undangan(regulasi) yang mendukung upayapengendalian kuantitas penduduk

MISI

42

Condusive Regulatory

Good Press Relations

ARAH KEBIJAKAN GRAND DESIGN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK

• Pengendalian kuantitas pendudukdilakukan melalui penetapan perkiraanangka fertilitas, mortalitas, dan persebaran;

• Pengendalian kuantitas pendudukdimaksudkan agar sesuai dengan dayadukung alam dan daya tampunglingkungan;

• Pengendalian kuantitas pendudukdilakukan pada tingkat nasional dandaerah secara berkelanjutan.

ARAH KEBIJAKAN

TUJUAN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK

1. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan melaluirekayasa kondisi penduduk optimal yang berkaitan denganjumlah, struktur/komposisi, pertumbuhan serta persebaranpenduduk.

2. Mengendalian pertumbuhan dan persebaran penduduk sesuai dengan daya dukung alam dan daya dukung lingkungan secara nasional melalui pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian dan pengarahan mobilitas penduduk.

SASARAN UMUM

• FERTILITAS : Tercapainya kondisi penduduktumbuh seimbang pada tahun 2015 dan terus berlanjut s/d tahun 2035 (sbg prasyarat tercapainya penduduk tanpa pertumbuhan);

• MORTALITAS : Menurunnya angka kematian bayidan meningkatnya angka harapan hidup ;

• MOBILITAS : Tersebarnya penduduk secara lebih proporsional .

4545

UKURAN KEBERHASILAN

Sejauh mana sasaran-sasaran berikut dapat tercapai:

1. Penduduk jumlah dan pertumbuhan

2. Fertilitas TFR, NRR, CBR, CPR

3. Mortalitas CDR, IMR, MMR, Life Expectancy

4. Mobilitas Migrasi masuk, Migrasi keluar, Transmigrasi (?)

4646

STRATEGI PELAKSANAAN

Secara nasional:

(1) Menyangkut penyempurnaan regulasi nasional terkait upaya pengendalian kuantitas penduduk;

(2) Melalui penyelesaian Peraturan Pemerintah dan regulasi lainnya sebagai penjabaran UU no. 52 tahun 2009.

Di tingkat kementerian, lembaga atau pemerintah daerah :

(1) Implementasi kebijakan atau program yang berkaitan dengan komponen-komponen pengendalian kuantitas penduduk;

(2) Pelaksanaan upaya pengendalian fertilitas, penurunan mortalias dan pengarahan mobilitas penduduk.

ALUR PIKIR

PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK

KONDISI

SAAT INI

FERTILITAS

MORTALITAS

MOBILITAS

INTERVENSI

KEBIJAKAN

STRATEGI

PROGRAM

KONDISI

YANG

DIINGINKAN

FERTILITAS

MORTALITAS

MOBILITAS

VISI & MISI PKP*

*) PKP: Pengendalian kuantitas penduduk.

POKOK-POKOK PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK

KELUARGA BERENCANA

• Usia ideal perkawinan

• Usia ideal melahirkan

• Jarak ideal melahirkan

• Jumlah ideal anak yang dilahirkan

PENGATURAN FERTILITAS

PENGATURAN FERTILITAS

Kebijakan KB dilaksanakan untuk membantu pasangan suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak-hak

reproduksi

• Mengatur kehamilan yang diinginkan

• Menurunkan AKB dan AKI

• Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan

• Meningkatkan kesertaan pria

• Promosi ASI

PENGATURAN FERTILITAS MELALUI KELUARGA BERENCANA

• Meningkatkan akses dan kualitas KIE dan pelayanan KB di daerah;

• Larangan pemaksaan pelayanan KB kepada siapapun karena bertentangan dengan HAM;

• Pelayanan kontrasepsi dilakukan sesuai norma agama, budaya, etika dan kesehatan;

• Penyediaan kontrasepsi bagi penduduk miskin di daerah.

PENGATURAN FERTILITAS MELALUI

KELUARGA BERENCANA

PENURUNAN ANGKA KEMATIAN

• Bertujuan untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas pada seluruh dimensi

• Penurunan angka kematian ibu hamil;

• Penurunan angka kematian ibu melahirkan;

• Penurunan angka kematian pasca kelahiran;

• Penurunan angka kematian bayi dan anak.

Prioritas

PENURUNAN MORTALITAS

PENURUNAN ANGKA KEMATIAN

• Diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat melalui upaya proaktif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai peraturan perundang-undangan dan norma agama (UU 52/09 pasal 30:3)

• Kesamaan hak reproduksi pasutri;

• Keseimbangan akses dan kualitas KIE dan pelayanan;

• Pencegahan dan pengurangan resiko kesakitan dan kematian;

• Partisipasi aktif keluarga dan masyarakat.

Fokus

MOBILITAS PENDUDUK

• Bertujuan untuk tercapainya persebaran penduduk optimal, didasarkan pada keseimbangan jumlah penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan (UU 52/09 pasal 33:1)

• Mobilitas Internal

• Mobilitas InternasionalMeliputi

PENGARAHAN MOBILITAS

MOBILITAS PENDUDUK

• Mobilitas permanen & non permanen;

• Mobilitas ke daerah penyangga & ke pusat pertumbuhan ekonomi baru;

• Penataan persebaran penduduk melalui kerjasama antar daerah;

• Urbanisasi;

• Penyebaran penduduk ke daerah perbatasan antar negara & daerah tertinggal serta pulau-pulau kecil terluar (UU 52/09 pasal 33:3).

Mobilitas Internal

MOBILITAS PENDUDUK

• Dilakukan dengan menggunakan data dan informasi serta persebaran penduduk dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (pasal 36:1);

• Pengembangan sistem informasi kesempatan kerja yang memungkinkan untuk melakukan mobilitas ke daerah tujuan sesuai kemampuan yang dimilikinya (UU 52/09 pasal 36:2).

Mobilitas Internal

MOBIILITAS PENDUDUK

• Dilakukan melalui kerjasama internasional dengan negara pengirim dan penerima migran internasional ke dan dari Indonesia sesuai dengan perjanjian internasional yang telah diterima dan disepakati oleh pemerintah (UU 52/09 pasal 33:4).

Mobilitas Internasional

TARGET PENCAPAIAN (1)

Penduduk 2010* 2035*

Jumlah 32.382.657 38.124.000

LPP 0,37 0,32

* Catatan:

a. Jumlah penduduk dan LPP tahun 2010 berdasarkan Sensus Penduduk 2010 (LPP rata-rata

dalam periode tahun 2000-2010).

b. Jumlah penduduk dan LPP tahun 2035 diolah berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia,

Bappenas.

TARGET PENCAPAIAN (2)

Fertilitas 2010 2035

TFR 2,093 2,002

NRR 0,972 0,938

CBR 16,1 13,3

CPR 63 70

Catatan:

a. TFR tahun 2010,berdasarkan hasil sementara Sensus Penduduk 2010.

b. TFR, NRR, CBR tahun 2035 diolah berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia, Bappenas.

c. NRR dan CBR tahun 2010 berdasarkan hasil proyeksi penduduk Bappenas dkk tahun 2000-2025.

d. CPR tahun 2010 berdasarkan data SDKI tahun 2007.

TARGET PENCAPAIAN (3)

Mortalitas 2010 2035

CDR 6,3 7,6

IMR 10,62 6,32

MMR 228 ?

Life Expectancy 73,71 75,36

Catatan:

a. CDR dan life expectancy tahun 2010 berdasarkan hasil proyeksi penduduk Bappenas dkk tahun 2000-2025.

b. CDR, IMR dan life expectancy tahun 2010 berdasarkan hasil pengolahan proyeksi penduduk Bappenas.

c. IMR tahun 2010 berdasarkan hasil sementara Sensus Penduduk tahun 2010.

d. MMR tahun 2010 berdasarkan data SDKI tahun 2007.

ROAD MAPPENGENDALIAN KUANTITAS

PENDUDUK

TUJUAN ROAD MAP

Secara sistematis dan terencana diketahui sasaran-sasaran yang harus

dicapai pada setiap periode serta kebijakan, strategi, dan program yang

perlu dilakukan.

GRAND DESIGN PENGENDALIAN PENDUDUK

2010 - 2035

ROAD MAP2010-2014

ROAD MAP2015-2019

2010 2015 2020 2035

KETERKAITAN GRAND DESIGN 2010-2035 DENGAN ROAD MAP

ROAD MAP2020-2024

ROAD MAP2025-2029

ROAD MAP2030-2035

2025 2030

SASARAN (ROAD MAP) (1)

Penduduk 2010 2015 2020 2025 2030 2035

Jumlah 32.382.657 33.866.200 35.184.100 36.369.800 37.374.600 38.124.000

LPP 0,37 0.83 0.72 0.61 0.47 0.32

* Catatan:

a. Jumlah penduduk dan LPP tahun 2010 berdasarkan Sensus Penduduk 2010.

b. Jumlah penduduk dan LPP tahun 2015 sd 2025 berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2000-

2025 oleh Bappenas dkk.

c. Jumlah penduduk dan LPP tahun 2030 sd 2035 berdasarkan hasil pengolahan proyeksi penduduk

Indonesia.

SASARAN (ROAD MAP) (2)

Fertilitas 2010 2015 2020 2025 2030 2035

TFR 2,093 2,042 2,019 2,009 2,004 2,002

NRR 0,972 0,954 0,945 0,941 0,939 0,938

CBR 16,1 15,3 14,8 14,3 13,9 13,3

CPR 63 65 70 70 70 70

Catatan:

a. TFR dan NRR tahun 2010 berdasarkan hasil sementara Sensus Penduduk 2010.

b. TFR; NRR tahun 2015 sd 2025 dan CBR tahun 2010 sd 2025 berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia

tahun 2000-2025 oleh Bappenas dkk.

c. TFR; NRR dan CBR tahun 2030 sd 2035 berdasarkan hasil pengolahan proyeksi penduduk Indonesia.

d. CPR tahun 2010 berdasarkan data SDKI tahun 2007.

e. CPR tahun 2015-2035, berdasarkan Adioetomo SM, Perkembangan Fertilitas dan Mortalitas Serta

Implikasi bagi Perencanaan Pembangunan, disajikan di Bappenas 27 Oktober 2011

SASARAN (ROAD MAP) (3)

Mortalitas 2010 2015 2020 2025 2030 2035

CDR 6,3 6,2 6,5 7,1 7,3 7,6

IMR 10,62 9,56 8,60 7,80 7,02 6,32

MMR 228 102 n-a n-a n-a n-a

Life Expectancy

73,71 74,42 74,85 75,11 75,27 75,36

* Catatan:

a. CDR dan life expectancy tahun 2010 sd 2025; IMR tahun 2015 sd 2025 berdasarkan proyeksi penduduk

Indonesia tahun 2000-2025 oleh Bappenas dkk.

b. CDR dan IMR tahun 2025 sd 2035 berdasarkan hasil pengolahan proyeksi penduduk Indonesia.

c. IMR tahun 2010 berdasarkan hasil penghitungan sementara Sensus Penduduk 2010.

d. MMR tahun 2010berdasarkan SDKI 2007.

e. MMR tahun 2015 berdasarkan target MDGs.