penyusunan dan aspek anggaran
DESCRIPTION
lalaalallaalaTRANSCRIPT
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Penyusunan Anggaran Dan Aspek Perilaku Dalam Anggaran
Disusun Oleh:
Kelompok 5
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
PENDAHULUAN
Bila mendengar kata anggaran maka pada umumnya kita akan membayangkan angka-
angka dan estimasi serta menghubungkannya dengan hal yang berkaitan dengan keuangan.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dibalik itu semua adalah unsur manusia yang paling
berperan. Manusia yang membuatnya dan mereka pula yang akan menggunakannya.
Aspek perilaku yang terkait dengan anggaran merujuk pada perilaku manusia yang
terlibat pada saat anggaran tersebut disusun dan diimplemetasikan. Anggaran dapat
mempengaruhi perilaku manusia. Adanya anggaran mengakibatkan manusia membatasi
tindakannya. Anggaran pula yang menyebabkan kinerja manajer selalu dan secara kontinyu
dipantau serta dibandingkan. Hal ini pula yang mengakibatkan timbulnya tekanan. Manajer
seringkali menghadapi permasalahan akibat adanya anggaran seperti misalnya timbulya over
atau under budget, penyimpangan dari anggaran yang diharapkan, dan sebagainya. Akibatnya
anggaran kemudian dianggap sebagai sesuatu yang dapat menghambat atau mengancam
karir.
Manajemen harus selalu menyadari bahwa dimensi manusia dalam penganggaran
merupakan faktor kunci. Mudah bagi manajer untuk menguasai aspek teknis dari program
anggaran, tetapi tidak mudah dalam memasukkan aspek manusia. Manajemen harus ingat
bahwa maksud penyusunan anggaran adalah untuk memotivasi karyawan dan
mengkoordinasikan aktivitas.
Untuk mendorong orang supaya bertanggungjawab terhadap penyusunan anggaran
dan terhadap implementasi anggaran untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien, perusahaan perlu mempertimbangkan aspek etika dan perilaku dalam penganggaran.
Anggaran merupakan hasil negosiasi, yang artinya bahwa dalam penyusunannya terdapat
pertimbangan akan tujuan perusahaan dan tujuan karyawan. Adanya konsistensi antara
tujuan-tujuan perusahaan dengan tujuan para karyawannya (goal congruence) merupakan hal
yang ideal yang banyak diupayakan oleh banyak perusahaan.
PEMBAHASAN
PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN (BUDGETING PROCESS)
Ada tiga tahapan besar dalam proses penyusunan budget :
1. Goal Setting Stage / Tahap Penetapan Tujuan
Aktivitas perencanaan dimulai dengan penterjemahan tujuan utama organisasi ke dalam
aktivitas spesifik dari sasaran-sasaran. Controller dan direktur perencanaan
bertanggungjawab untuk memprakarsai dan mengatur proses penyusunan anggaran dan untuk
membantu individu-individu dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Ketika merumuskan
tujuan organisasi dan menterjemahkannya ke dalam sasaran-sasaran operasional harus pula
dipertimbangkan kongkruensi antara keinginan karyawan dengan kebutuhan manajer agar
tujuan dan sasaran dapat dicapai. Konsep-konsep perilaku utama yang dapat mempengaruhi
fase penetapan sasaran pada proses perencanaan adalah partisipasi, congruence,
dan komitmen.
2. Implementation Stage / Tahap Implementasi
Pada tahap implementasi rencana formal digunakan untuk mengkomunikasikan objectives
dan strategi-strategi organisasi dan untuk memotivasi secara positif orang-orang yang ada di
dalam organisasi. Hal ini dapat dicapai melalui penetapan tujuan-tujuan secara rinci kepada
mereka yang bertanggungjawab untuk melaksanakannya. Agar rencana dapat terlaksana,
rencana tersebu9t harus dikomunikasikan secara efektif, terjadinya kesalahpahaman harus
dapat dideteksi dan dicarikan pemecahan masalahnya. Hanya dengan rencana formal yang
disukai yang dapat menimbulkan kerjasama yang menyeluruh dari berbagai kelompok yang
dapat menimbulkan motivasi. Konsep-konsep perilaku yang utama yang mempengaruhi fase
implementasi adalah komunikasi, kerjasama dan koordinasi.
3. Control and Performance Evaluation Stage / Tahap Pengendalian dan Penilaian
Kinerja
Anggaran yang diimplementasikan akan berfungsi sebagai unsur kunci dalam system
pengendalian. Anggaran tersebut akan menjadi tolok ukur bagi kinerja aktual dan akan
menjadi dasar penilaian bagi Management by Exception. Hal itu menunjukkan
bahwa management by exception jangan hanya melihat penyimpangan/selisih yang tidak
menguntungkan saja melainkan juga penyimpangan yang menguntungkan.
Penyimpangan-penyimpangan yang menguntungkan dan kinerja yang melebihi standar
akan mengindikasikan bahwa masa yang akan datang menghasilkan keuntungan melalui
pengetahuan dan teknologi pada operasi yang serupa. Sementara penyimpangan-
penyimpangan yang tidak menguntungkan dan kinerja di bawah standar harus segera memicu
perbaikan kegiatan dalam rangka menghindari timbulnya biaya atau kerugian. Beberapa
konsekuesi perilaku yang mungkin timbul yaitu tekanan, motivasi, aspirasi dan kekhawatiran.
KONSEKUSENSI PENYIMPANGAN PADA PROESES PENYUSUNAN ANGGARAN
Distrust
Anggaran/Budget adalah suatu sumber dari tekanan yang dapat menciptakan
kecurigaan/ketidakpercayaan, permusuhan, dan menyebabkan penurunan kinerja. Penelitian
yang ada menunjukkan bahwa sejumlah kecurigaan terjadi pada proses penyusunan anggaran
di tingkat supervisor. Alasan timbulnya kecurigaan/ketidakpercayaan ini didasarkan pada
kepercayaan para supervisor bahwa :
- Anggaran cenderung terlalu menyederhanakan atau mengubah situasi “sebenarnya”
dan gagal memberikan keberagaman faktor eksternal.
- Anggaran tidak cukup menggambarkan variabel-variabel kualitatif seperti tenaga
kerja, kualitas bahan, dan efisiensi mesin.
- Anggaran menggambarkan secara sederhana apa yang telah diketahui supervisor.
- Anggaran secara teratur digunakan untuk menggerakkan supervisor sehingga ukuran-
ukuran kinerja dapat diperkirakan.
- Anggaran melaporkan penekanan pada hasil bukan pada sebab.
- Anggaran mengganggu gaya kepemimpinan para supervisor.
- Anggaran cenderung memberi tekanan pada kegagalan.
Resistance
Walaupun anggaran digunakan secara luas dan sangat mendukung, namun tetap ditolak
oleh banyak anggota organisasi. Alasan penolakan ini antara lain :
- Anggaran membawa perubahan, dengan demikian mengancam status quo.
- Proses anggaran membutuhkan sejumlah besar perhatian dan menyita banyak waktu.
- Banyak manajer dan supervisor tidak paham mengenai seluk beluk penyusunan
anggaran.
Selain alas an diatas ada juga beberapa alas an lainnya, yaitu :
“Mengapa saya harus membuat anggaran ? Apa yang saya lakukan sudah cukup”. “Anda
tidak dapat meramalkan masa yang akan datang secara pasti, sehingga mengapa harus
membuat perencanaan ?”. “Anggaran terlalu menyita waktu. Saya tidak punya waktu untuk
itu, meskipun saya ingin melakukannya”.
Internal Conflict
Konflik internal dapat berkembang sebagai hasil dari interaksi-interaksi ini, atau sebagai
hasil dari laporan kinerja yang diperbandingkan antara satu departemen dengan departemen
lainnya. Gejala/tanda yang paling umum dari adanya konflik adalah ketidakmampuan untuk
mencapai kerjasama antarindividu dan antarkelompok selama proses penyusunan budget.
Internal konflik menciptakan persaingan dan permusuhan dalam lingkungan kerja.
Konflik dapat menyebabkan orang untuk terfokus khusus pada kebutuhan departemennya
sendiri dari pada kebutuhan organisasi secara menyeluruh. Situasi ini
membuat congruence menjadi lebih sulit, atau bisa jadi tidak mungkin, untuk dicapai.
Untuk mengakhiri rantai/lingkaran kemelut ini, manajemen harus mengidentifikasi dan
mendiagnosa penyebabnya. Selanjutnya dilakukan kegiatan - kegiatan yang dapat
mengurangi/menghilangkan konflik internal serta membangun keharmonisan dan hubungan
kerja yang produktif.
Other Unwanted Side Effects
Anggaran dapat menghasilkan efek-efek samping lainnya yang tidak diharapkan. Salah
satunya adalah terbentuknya kelompok-kelompok (informal) kecil yang menggagalkan
pencapaian sasaran-sasaran anggaran. Kelompok karyawan ini kadang-kadang melemparkan
tanggung jawab pada departemen lain, mempertanyakan validitas data anggaran, dan
mempengaruhi dengan cara-cara yang tidak baik/perlu.
Anggaran umumnya dianggap sebagai alat manajer untuk menekan. Orang akan merasa
ditekan ketika top manajemen mencoba meningkatkan efisiensi melalui pemberlakuan output
yang optimal dari input yang minimal. Sebenarnya tekanan diperlukan, tetapi tekanan yang
berlebihan dapat mengakibatkan frustasi, kemarahan, dan penyakit-penyakit fisik yang
diakibatkan oleh stress. Dalam kaitannya dengan penyakit fisik akibat stress dalam pekerjaan
berikut diberikan ilustrasinya.
Anggaran juga dapat menekan inisiatif individu dan inovasi-inovasi karena lebih
memilih menggunakan metode-metode usaha dengan kemungkinan keberhasilan yang telah
diketahui dari pada metode-metode baru dengan kesempatan sukses belum pasti. Sehingga,
individu-individu dalam organisasi umumnya kehilangan semangat inovasi. Daripada
memandang anggaran sebagai suatu alat keji yang menekan karyawan, lebih baik belajar
untuk menerima anggaran sebagai alat untuk membangun kesesuaian sasaran dan sebagai
standar kinerja yang memberikan keuntungan bagi seluruh anggota organisasi.
KONSEP-KONSEP PRILAKU BERKAITAN DALAM PERENCANAAN
Lingkungan perencanaan merujuk pada struktur, proses, dan pola-pola interaksi.
Ukuran dan struktur suatu organisasi, gaya kepemimpinan, tipe system pengendalian, dan
stabilitas lingkungan adalah beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja dimana
perencanaan tersebut dibuat. Perilaku manusia dapat menyesuaikan diri dan berbeda dari satu
lingkungan kerja dengan lingkungan kerja lainnya. Sehingga, dalam satu lingkungan,
tindakan spesifik dari top manajemen dapat menyebabkan perilaku yang disukai sebaliknya
dalam lingkungan lain tindakan tersebut dapat mengakibatkan perilaku yang tidak
menyimpang atau tidak disukai.
Organizational Size and Structure
Ukuran dan struktur organisasi mempengaruhi perilaku manusia dan pola-pola
interaksi dalam tahap penyusunan sasaran, implementasi, serta pengendalian dan evaluasi
dari proses perencanaan. Ukuran organisasi dapat digambarkan sebagai jumlah tenaga kerja,
nilai bangunan fisik dalam unit moneter, volume penjualan, jumlah cabang perusahaan, atau
ukuran-ukuran kuantitatif lainnya yang membedakan organisasi.
Ukuran organisasi mempengaruhi struktur organisasi. Dalam perusahaan kecil, struktur
perencanaan dan pengendalian relatif sederhana karena kegiatan organisasi dilakukan hanya
oleh beberapa orang. Perusahaan besar harus mengembangkan struktur birokrasi yang
kompleks untuk mengatasi administrasi berbagai fungsi oganisasi yang ada. Otoritas
didelegasi dan disebarluaskan dari tingkat yang lebih tinggi.
Lingkungan perencanaan juga dipengaruhi oleh tingkat otonomi, atau prerogatif
pembuatan keputusan. Aspek dari struktur organisasi ini biasanya ditekankan pada kondisi
sentralisasi vs desentralisasi. Karakteristik organisasi yang tersentralisasi adalah pada
konsentrasi pengambilan keputusan oleh tingkat manajer yang lebih tinggi. Sedangkan
karakteristik organisasi yang desentralisasi prerogatif memberikan hak pembuatan keputusan
lebih besar pada tingkat manajerial yang lebih rendah Perusahaan yang desentralisasi akan
membutuhkan suatu system yang mempengaruhi partisipasi, kerjasama dan koordinasi
perusahaan secara luas. Sementara sentralisasi perusahaan membutuhkan suatu system yang
menghasilkan pengawasan yang sangat ketat terhadap seluruh kegiatan organisasi.
Leadership Styles
Gaya kepemimpinan juga mempengaruhi suatu lingkungan perencanaan organisasi.
Teori X Mc Gregor menjelaskan suatu pengendalian yang sangat ketat, gaya kepemimpinan
otoritas dibutuhkan dalam rangka pengendalian untuk mencapai efisiensi, merupakan
pendekatan manajerial untuk bekerjasama dengan bawahan. Filosofi yang dianut untuk
mempengaruhi perilaku bawahan adalah beri mereka gaji yang pantas dan awasi mereka
secara ketat.
Teori X mengindikasikan bahwa dibawah gaya kepemimpinan yang otoriter, anggaran
dipandang sebagai kendali manajerial terhadap penyimpangan yang dilakukan karyawan.
Sebagai tindak lanjut, penyimpangan anggaran akan diinvestigasi oleh kontroler atau direktur
perencanaan dan kemudian akan diambil tindakan. Hal ini memungkinkan top manajemen
untuk mempertahankan pertanggungjawaban pengendalian biaya. Gaya kepemimpinan
seperti ini tidak menimbulkan partisipasi dan dapat mengakibatkan penekanan yang
berlebihan terhadap anggaran.
Sebaliknya, teori Y McGregor’s dan gaya kepemimpinan demokrasi Likert’s
memperkaya keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penetapan tujuan dan pengambilan
keputusan. Gaya kepemimpinan demokrasi memungkinkan fleksibilitas dalam proses
pembuatan anggaran dan memberikan karyawan kesempatan untuk lebih terlibat dalam
pemetaan organisasi perusahaan, memberi kesempatan menyatakan ide-ide mereka mengenai
bagaimana perusahaan beroperasi, dan menggunakan talenta mereka secara efektif. Dengan
pendekatan partisipasif lebih banyak waktu yang dibutuhkan untuk melengkapi anggaran
karena diperlukan komunikasi ke depan dan ke belakang, dan negosiasi antar departemen.
Bagaimanapun, penelitian menunjukkan bahwa akan lebih banyak usaha yang diperlukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ketika karyawan dilibatkan dalam penetapan
tujuan-tujuan tersebut.
Hopwood membedakan antara gaya kepemimpinan dengan kendala anggaran dan
yang berorientasi laba. Pemimpin-pemimpin dengan kendala anggaran mengevaluasi
bawahannya berdasarkan seberapa baik sasaran jangka pendek yang telah mereka peroleh.
Sebaliknya, pemimpin yang berorientasi laba menekankan pada keberhasilan jangka panjang.
Stability of Organizational Environments
Faktor lainnya yang mempengaruhi perencanaan adalah lingkungan eksternal. Faktor
ini meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan supplies, struktur industri yang melayani
organisasi, kompetisi, dan lain-lain. Lingkungan yang stabil mengurangi resiko dan
memungkinkan proses penetapan tujuan menjadi demokrasi dan partisipasif. Perubahan
lingkungan yang sangat cepat menghasilkan situasi dengan resiko yang tinggi. Perubahan
secara dramatis dalam tingkat bunga, perubahan tingkat fluktuasi pertukaran mata uang, dan
peningkatan persaingan luar negeri merupakan poin permasalahan. Untuk
menahan/mengatasi perubahan ini, harus dibuat keputusan yang cepat dan meyakinkan.
Penyesuaian sasaran dan atau strategi secara teratur akan sangat diperlukan untuk gaya
kepemimpinan yang demokratis partisipatif.
Aspek dan Manfaat AnggaranFungsi pokok manajemen adalah perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Semakin terbatasnya sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dan
semakin kompleksnya masalah perusahaan, memaksa manajer untuk menggunakan
sumber-sumber tersebut secara bijaksana, terarah dan terkendalikan dengan efektif
dan efisien. Perencanaan adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan
yang ingin dicapai serta penentuan cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai
tujuan tersebut, jadi perencanaan mengandung aspek :
(1) Penentuan tujuan yang akan dicapai
(2) Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua alternatif yang
mungkin dipilih.
(3) Usaha-usaha atau langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan
atas dasar alternatif yang dipilih.
Manfaat penting adanya perencanaan yang baik di dalam suatu perusahaan
adalah:
(1) Karena tujuan yang ingin dicapai telah ditetapkan (dirumuskan), maka
pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektivitas dan efisiensi
setinggi mungkin.
(2) Dapat untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan tersebut dapat
dicapai dan dapat dilakukan koreksi-koreksi atas penyimpangan-penyimpangan
yang timbul seawal mungkin.
(3) Dapat mengindentifikasikan suatu hambatan-hambatan yang timbul dan
mengatasinya secara terarah.
(4) Dapat menghindarkan adanya kegiatan, pertumbuhan, dan perkembangan
yang tidak terarah dan terkontrol.
Keuntungan dan Keterbatasan AnggaranKeuntungan Pemakaian Anggaran
Pemakaian anggaran di dalam perusahaan memberikan keuntungan-
keuntungan sebagai berikut :
a. Penyusunan anggaran merupakan kekuatan manajemen dalam menyusun
perencanaan, dimana manajemen melihat ke depan untuk menentukan tujuan
perusahaan yang dinyatakan di dalam ukuran finansial.
b. Anggaran dapat digunakan alat koordinasi berbagai kegiatan perusahaan,
misalnya koordinasi antara berbagai penjualan dengan kegiatan produksi.
c. Implementasi anggaran dapat menciptakan alat untuk pengawasan kegiatan
perusahaan. Penyimpangan antara anggaran dengan realisasi dihitung dan
dianalisa, dan manajemen dapat mengetahui adanya penyelewengan tersebut.
d. Berdasarkan teknik yang digunakan dalam anggaran, manajemen dapat
memeriksa dengan seksama penggunaan sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan apakah dapat berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).
e. Pemakaian anggaran mengakibatkan timbulnya suasana yang bersemangat
untuk memperoleh laba, timbul kesadaran tentang pentingnya biaya sebelum
dana disediakan. Tekanan anggaran bukan semata-mata menekan biaya, akan
tetapi adalah memaksimalkan laba dalam jangka panjang, dan tambahan biaya
akan dibenarkan apabila tambahan biaya tersebut diperkirakan dapat
meningkatkan laba.
r. Pemakaian anggaran dapat mendorong dipakainya standar sebagai alat pengukur
prestasi suatu bagian atau individu di dalam organisasi perusahaan.
g. Pemakaian anggaran dapat membantu manajemen di dalam pengambilan
keputusan untuk memilih beberapa alternatif yang mungkin dilaksanakan,
misalnya: membuat atau membeli, membuat atau menyewa, menolak atau
menerima pesanan, khusus, mendorong atau mengurangi produk tertentu dan
sebagainya.
Keterbatasan Anggaran
Disamping keuntungan-keuntungan dari pemakaian anggaran perlu diketahui
pula adanya keterbatasan dari anggaran sebagai berikut:
a. Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi atas kegiatan yang akan
datang, ketepatan dari estimasi sangat tergantung kepada pengalaman dan
kemampuan dari estimator atau proyektor, ketidak tepatan anggaran berakibat
tidak baik sebagai alat perencanaan, koordinasi, dan pengawasan dengan baik.
b. Anggaran harus selalu disesuaikan dengan perubahan kondisi dan asumsi.
Anggaran disusun atas dasar kondisi dan asumsi yang mendasari penyusunan
anggaran mengharuskan adanya revisi anggaran agar anggaran tersebut dapat
digunakan sebagai alat manajemen. Perubahan kondisi atau asumsi misalnya
dapat berupa: laju inflasi atau kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.
c. Anggaran dapat dipakai sebagai alat oleh manajemen hanya apabila semua
pihak, terutama manajer-manajer perusahaan, secara terus-menerus dan
terkoordinasi berusaha dan bertanggung-jawab atas tercapainya tujuan yang
telah ditentukan di dalam anggaran.
d. Semua pihak di dalam perusahaan perlu menyadari bahwa anggaran adalah alat
untuk membantu manajemen, akan tetapi tidak dapat menggantikan fungsi
manajemen dan "judgement" manajemen masih diperlukan atas dasar
pengetahuan dan pengalamannya.
Syarat-syarat Pokok dari Program Anggaran yang BerhasilProgram anggaran akan berhasil apabila memenuhi syarat-syarat pokok
sebagai berikut:
1. Organisasi Perusahaan yang Sehat
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang disusun berdasarkan sistem
organisasi tertentu, dapat mengadakan pembagian tugas fungsional dengan
jelas, dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab dengan tegas.
2. Sistem Akuntansi yang Memadai
Keberhasilan program anggaran harus didukung oleh sistem akuntansi yang
memadai, meliputi:
a. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dengan realisasi yang
akan dicatat oleh akuntansi, sehingga antara anggaran dengan realisasi dapat
diperbandingkan.
b. Pencatatan akuntansi terhadap transaksi akan memberikan informasi dari
realisasi anggaran.
c. Laporan yang disajikan dapat dibuat sesuai dengan penentuan tingkat
pertanggungjawaban dari bagian atau individu di dalam perusahaan.
3. Penelitian dan Analisa
Penelitian dan analisa diperlukan untuk menetapkan alat pengukur prestasi, yang
dapat berupa standar atau taksiran, sehingga anggaran dapat dipakai dasar
analisa untuk mengukur prestasi yang baik.
4. Dukungan dari Para Pelaksana
Anggaran dapat berjalan baik apabila ada dukungan aktif dari para pelaksana
dari tingkat alas maupun bawah, hal ini menyangkut hubungan antar manusia
dalam melaksanakan kegiatan, oleh karena itu patokan yang dipakai mengukur
prestasi dengan adil harus dimiliki.
PENUTUP
Keberhasilan anggaran terutama akan ditentukan oleh cara pembuatan anggaran itu
sendiri. Program anggaran yang paling berhasil harus melibatkan manajer dalam
tanggungjawab pengendalian biaya untuk membuat estimasi anggaran mereka sendiri.
Pendekatan dalam penyediaaan data anggaran ini penting terutama apabila anggaran tersebut
akan digunakan untuk mengendalikan dan mengevaluasi aktivitas seorang manajer.
Pendekatan penganggaran yang dianggap paling efektif adalah anggaran yang dibuat dengan
kerjasama dan partisipasi penuh dari manajer pada semua tingkatan (Garrison and Noreen :
408).
Manajemen harus selalu menyadari bahwa dimensi manusia dalam penganggaran
merupakan faktor kunci. Mudah bagi manajer untuk menguasai aspek teknis dari program
anggaran, tetapi tidak mudah dalam memasukkan aspek manusia. Manajemen harus ingat
bahwa maksud penyusunan anggaran adalah untuk memotivasi karyawan dan
mengkoordinasikan aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Johan (2007), “Pengaruh Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran terhadap
Efisiensi Biaya”,Kajian Bisnis dan Manajemen,Vol.9, No.1. 30 Oktober 2015
Pukul 14.06
Asri Sw., Marwan, Peramalan Penjualan, Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.
Yogyakarta, 1982.
Baridwan, Zaki, Sistem Akuntansi-Penyusunan Prosedur dan Metode, Bagian Penerbit
Akademi Akuntansi YKPN. 1979.
Fadly. R.A., dan Kartini RAF Tien. Penyusunan Budget: Perencanan dan Pengendalian
Laba I, Penerbit Aksara Baru. Jakarta, 1982.
Gillespie, Cecil, Accounting System-Prosedur and Methods, Fourth Edition. Prentice
Hall Inc. New York. 1979.
Heckert, J. Brooks. James D. Wilson. Controllership, The Ronald Press Company, New
York. 1967.
Kohler, Eric L.. A ictionary for Accountants, Third Editions. Englewood Clips, Prentice
Hall Inc.. New York. 1963.
www.artikelekonomi.com
PENYUSUNAN ANGGARAN
2.1 Penyusunan AnggaranAnggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam periodetertentu untuk
melaksanakan suatu program. Tidak ada satu perusahaan pun yang memiliki anggaran yang tidak terbatas, sehingga proses penyusunan anggaran menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanan.
Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).2.1.1. Dari atas ke bawah (Top-down)
Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuansebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan anggaran dari atas ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari pihak atasan kepada para karyawannya agar menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalankan sebuah program. Terdapat 5 metode penyusunan anggaran dari atas ke bawah:
a. Metode kemampuan (The affordable method) adalah metode dimana perusahaan menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi tanpa mepertimbangkan efek pengeluaran tersebut.
b. Metode pembagian semena-mena (Arbitrary allocation method) merupakan proses pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik darimetode sebelumnya. Metode ini tidak berdasar pada teori, tidak memiliki tujuan yang jelas, dan tidak membuat konsep pendistribusiananggaran dengan baik.
c. Metode persentase penjualan (Percentage of sales) menggambarkan efek yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan persentase peningkatan penjualan di lapangan. Metode ini mendasarkan pada dua hal, yaitu persentase penjualan dan sejumlah pengembalian yang diterima dari aktivitas periklanan dan promosi yang dilakukan.
d. Melihat pesaing (Competitive parity) karena sebenarnya tidak ada perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya. Tiap perusahaan akan berusaha untuk melakukan promosi yang lebih baik dari para pesaingnya dengan tujuan untuk menguasai pangsa pasar.
e. Pengembalian investasi (Return of investment) merupakan pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitaspromosi lainnya. Sesuai dengan arti katanya, investasi berarti penanaman modal dengan harapan akan adanya pengembalian modal suatu hari.
2.1.2. Dari bawah ke atas (Bottom-up)Merupakan proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai disusun. Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas merupakan komunikasi strategis antara tujuan dengan anggaran. Terdapat 3 metode dasar proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas, yakni:
a. Metode tujuan dan tugas (Objective and task method) dengan menegaskan pada penentuan tujuan dan anggaran yang disusun secara beriringan. Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan tujuan, penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
b. Metode pengembalian berkala (Payout planning) menggunakan prinsip investasi dimana pengembalian modal diterima setelah waktu tertentu. Selama tahun pertama, perusahaan akan mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan masih melebihi keuntungan yang diterima darihasil penjualan. Pada tahun kedua, perusahaan akan mencapai titik impas (break even point) antara biaya promosi dengan keuntungan yang diterima. Setelah memasuki tahun ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan penjualan. Strategi ini hasilnya dirasakan dalam jangka panjang.
c. Metode perhitungan kuantitatif (Quantitative models) menggunakan sistem perhitungan statistik dengan mengolah data yang dimasukkan dalam komputer dengan teknik analisis regresi berganda (multiple regression analysis. Metode ini jarang digunakan karena kompleksdalam pemakaiannya.
2.2. Alokasi anggaranSetelah mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan program,
hal selanjutnya adalah bagaimana mengalokasikananggaran yang tersedia. Mengalokasikan anggaran berarti melakukan pembagian dana secara sistematis berdasarkan keseluruhan anggaran yang dimiliki perusahaan untuk melangsungkan program tersebut. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengalokasian anggaran mencakup potensialpasar, ukuran dan segmen pasar, kebijakan perusahaan, skala ekonomi periklanan , dan karakteristik perusahaan.2.3. Contoh Efisiensi Penyusunan Anggaran dari Agus Martowardojo
"Kalau direncanakan dengan baik, pasti pelaksanaannya juga baik. Tapi jika kementerian lembaga yang melakukan perencanaan kurang baik, pelaksanaannya pasti akan terhambat karena harus dilakukan revisi," katanya.Jakarta, Aktual.co — Menteri Keuangan Agus Martowardojo melakukan upaya efisiensi dalam proses pengajuan anggaran bagi kementerian/lembaga.
"Proses penyusunan anggaran yang lebih baik perencanaannya terus dilakukan selama tiga tahun terakhir," kata Agus di Jakarta, Senin (11/3).Ia mengatakan, mulai 2013 kementerian/lembaga dalam mengajukan anggaran hanya perlu satu kali proses untuk meminta persetujuan Kemenkeu dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang membutuhkan dua kali proses yaitu dengan meminta persetujuan satuan anggaran per satuan kerja (SAPSK) kepada dirjen anggaran dan meminta persetujuan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) pada dirjen anggaran.
"Dulu kalau ingin terbitkan DIPA, tentu kementerian/lembaga harus berurusan dengan dirjen kemenkeu yang berbeda sampai dua kali. Pada 2013, cukup satu kali, digabungkan SAPSK dan DIPA-nya, itu contoh efisiensi sehingga sekarang kementerian/lembaga tidak perlu bolak balik," katanya.
Selain itu pihaknya meminta agar kementerian/lembaga memperbaiki perencanaan, tata kelola, transparansi dan akuntabilitas pada proses penyusunan anggaran mereka.
Agus mengatakan bahwa penyusunan anggaran yang baik bisa cepat disetujui dan dilaksanakan. Hal ini berbeda jika perencanaan kurang baik karena akan membutuhkan revisi yang memakan waktu sehingga pelaksanaannya menjadi terhambat.
"Kalau direncanakan dengan baik, pasti pelaksanaannya juga baik. Tapi jika kementerian lembaga yang melakukan perencanaan kurang baik, pelaksanaannya pasti akan terhambat karena harus dilakukan revisi," katanya.2.4. Metode Penyusunan Anggaran
Penganggaran sebagai suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu :
a. Rencana Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) yang merupakan dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga;
b. Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BUN), adalah rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
Proses penganggaran merupakan uraian mengenai proses dan mekanisme penganganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat final. Sistem penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal-hal yang diatur dalam proses penyusunan anggaran tersebut terutama berkenaan dengan proses penyiapan penganggaran (budget preparation) yang mengatur 3 (tiga) materi pokok, yaitu: (1) pendekatan penyusunan anggaran, (2) klasifikasi anggaran, dan (3) proses penganggaran.
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran terpadu, (2) penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM).2.4.1. Pendekatan Penyusunan Anggaran
Pendekatan penyusunan anggaran yang digunakan dalam proses penganggaran meliputi pendekatan: penganggaran terpadu, PBK, dan KPJM. Pendekatan penyusunan anggaran tersebut menjadi acuan bagi pemangku kepentingan bidang penganggaran dalam merancang dan menyusun anggaran.
a. Pendekatan Penganggaran TerpaduPenganggaran terpadu merupakan unsur yang paling mendasar bagi penerapan
pendekatan penyusunan anggaran lainnya yaitu, Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). Dengan kata lain bahwa pendekatan anggaran terpadu merupakan kondisi yang harus terwujud terlebih dahulu.
Penyusunan anggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan K/L untuk menghasilkan dokumen RKA-K/L dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Integrasi atau keterpaduan proses perencanaan dan penganggaran dimaksudkan agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk K/L baik yang bersifat investasi maupun untuk keperluan biaya operasional.
Pada sisi yang lain penerapan penganggaran terpadu juga diharapkan dapat mewujudkan Satuan Kerja (Satker) sebagai satu-satunya entitas akuntansi yang bertanggung jawab terhadap aset dan kewajiban yang dimilikinya, serta adanya akun (pendapatan dan/atau belanja) untuk satu transaksi sehingga dipastikan tidak ada duplikasi dalam penggunaannya.
Mengacu pada pendekatan penyusunan anggaran terpadu tersebut di atas, penyusunan RKA-K/L menggunakan hasil restrukturisasi program/kegiatan dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran menurut program dan kegiatan, serta penataan bagian anggaran dan satker untuk pengelolaan anggaran dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi.
b. Pendekatan PBKPenganggaran Berbasis Kinerja (PBK) merupakan suatu pendekatan dalam sistem
penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan kinerja yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja tersebut. Yang dimaksud kinerja adalah prestasi kerja yang berupa keluaran dari suatu Kegiatan atau hasil dari suatu Program dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.
c. Pendekatan KPJMKPJM adalah pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan, dengan
pengambilan keputusan yang menimbulkan implikasi anggaran dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.
Secara umum penyusunan KPJM yang komprehensif memerlukan suatu tahapan proses penyusunan perencanaan jangka menengah meliputi:
1) penyusunan proyeksi/rencana kerangka (asumsi) ekonomi makro untuk jangka menengah;2) penyusunan proyeksi/rencana /target-target fiskal (seperti tax ratio, defisit, dan rasio utang
pemerintah) jangka menengah;3) rencana kerangka anggaran (penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan) jangka menengah
(medium term budget framework), yang menghasilkan pagu total belanja pemerintah (resources envelope);
dpendistribusian total pagu belanja jangka menengah ke masing-masing K/L (line ministries ceilings). Indikasi pagu K/L dalam jangka menengah tersebut merupakan perkiraan batas tertinggi anggaran belanja dalam jangka menengah;
Penganggaran sebagai suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu :
a. Rencana Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) yang merupakan dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga;
b. Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BUN), adalah rencana kerja dan anggaran Bagian
Anggaran Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Proses penganggaran merupakan uraian mengenai proses dan mekanisme penganganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat final. Sistem
penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal-hal yang diatur dalam proses penyusunan anggaran tersebut terutama berkenaan dengan proses penyiapan penganggaran (budget preparation) yang mengatur 3 (tiga) materi pokok, yaitu: (1) pendekatan penyusunan anggaran, (2) klasifikasi anggaran, dan (3) proses penganggaran. Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran terpadu, (2) penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM).2.5. Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget)
Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran. Anggaran menunjukkan suatu proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan. Pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil-hasil pelaksanaan rencana.”2.5.1. Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget) yaitu :
a. Faktor intern adalah faktor-faktor yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Factor-faktor tersebut antara lain berupa penjualan tahun lalu, kebijaksanaan perusahaan, modal kerja yang dimiliki, tenaga kerja yang dimiliki, kapasitas perusahaan yang dimiliki, dll.
b. Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada diluar perusahaan tapi mempengaruhi kehidupan perusahaan. Factor-faktor tersebut antara lain berupa keadaan persaingan, tingkat pertumbuhan penduduk, penghasilan masyarakat, pendidikan masyarakat, penyebaran penduduk, agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat, dll.
Anggaran (Budget) yang baik haruslah mencakup seluruh kegiatan perusahaan, yang sering dinamakan Budget Komprehensif. Secara garis besar isi dari Budget Komprehensif terdiri dari:
Budget Taksiran (Forecasting Budget), berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dan keadaan (posisi) financial perusahaan pada saat tertentu pada waktu yang akan datang.
Budget Variabel, berisi tentang tingkat perubahan atau variabilitas biaya, khususnya biaya-biaya yang termasuk kelompok biaya ”semi-variabel” sehubungan dengan adanya produktivitas perusahaan. Analisa Statistika dan Matematika Pembantu, yang dipergunakan untuk membuat taksiran-taksiran serta mengadakan penilaian (evaluasi) dalam rangka mengadakan pengawasan kerja.
Laporan Budget (Budget Report), yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan budget yang dilengkapi dengan berbagai analisa perbandingan antara budget dan realisasinya sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan sebab-sebabnya, baik yang bersifat positif (menguntungkan) maupun negative (merugikan), sehingga dapat ditarik kesimpulan dan tindak lanjut (follow-up) yang segera perlu dilakukan.
2.6. Unsur-unsur utama dalam anggaran (budget) :a. Keseluruhan Rencana, merupakan penentuan kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan
datang.b. Kegiatan Perusahaan, meliputi seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-
bagian dalam perusahaan.c. Dinyatakan dalam angka, adalah unit yang dapat digunakan pada semua kegiatan perusahaan
yang bermacam-macam.
d. Periode tertentu, adalah keseluruhan mengenai apa-apa saja yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
2.7. Macam-macam anggaran (budget)a. Budget Strategis, ialah anggaran yang berlaku untuk jangka panjang yaitu melebihi satu
periode akuntansi (melebihi 1 tahun)b. Budget Taktis, ialan anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode
akuntansi atau kurang.Budget disusun oleh panitia penyusun anggaran ( Budgeting Committee ). Yang terdiri atas pemegang fungsi-fungsi utama ( Budget Participative ).2.8. kegunaan pokok Anggaran
a. Sebagai pedoman kerja. Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan pada waktu yang akan datang.
b. Sebagai alat koordinasi kerja. Dengan adanya anggaran semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahan dapat saling menunjang dan bekerja sama dengan baik, untuk menuju pada sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
c. Sebagai alat pengawasan atau pengendalian. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur (alat pembanding) untuk menilai dan mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan pada masa yang akan datang.2.9. Kelemahan anggaran
a. Anggaran (Budget) hanyalah suatu alat.b. Anggaran (Budget) tidak menggantikan posisi manajemen.
2.10. Proses penyusunan anggarana. Mencari faktor yang tersulit. b. Posisi perusahaan dalam persaingan ( Leader / Follower )c. Memperoleh data akurat.d. Ahli.
2.11. Cara penyajian:a. Angka akuratb. Informatifc. Mudah dilihat pergerakanny