penyiapan larutan percobaan untuk identifikasi glikosida

Upload: yuni-muftihatin

Post on 21-Jul-2015

531 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Penyiapan larutan percobaan untuk identifikasi Glikosida Glikosida merupakan senyawa yang dapat larut dalam pelarut polar sehingga pada pembuatan larutan percobaan, sampel disari dengan menggunakan etanol 95%-Aquades, Penyariam dilakukan dengan menggunakan alat pendingin alir balik, ini bertujuan untuk mengambil sari berdasarkan perbedaan titik didihnya yaitu dengan cara menguapkan sampel. Namun pada praktikum kali ini tidak digunakan alat pendingin alir balik karena waktu yang diperlukan alat ini untuk bekerja sangat lama sehingga pada praktikum kali ini sari diperoleh dengan cara sampel diuapkan pada hotplate pada suhu 110oC. Filtrate yang dihasilkan jumlahnya sedikit yaitu 12,5 mL diakibatkan banyaknya glukosida yang masih diikat oleh penyari teruapakan. Akibatnya glikosida yang terkandung pada sari yang diperoleh jumlahnya sedikit, kesalahan ini dapat mempengaruhi percobaan untuk identifikasi aglikon kardenolida dan 2-deoksi gula. Dikarenakan timbul rasa khawatir larutan percobaan tidak jadi dan setelah dikonsultasikan pada asisten dosen yang sedang bertugas maka upaya dalam pengatasan peristiwa ini dengan menyari kembali sampel yang telah disari (zat pengotor) menggunakan bahan penyari dan dengan perlakuan yang sama dengan harapan mendapatkan glukosida sisa. Filtrat yang dihasilkan direaksikan dengan penambahan Pb(II)asetat untuk mengendapkan Klorofil yang telah larut dalam alkohol. Untuk memperoleh komponen yang hanya larut dalam etanol 95%-Aquadest maka filtrate di sari dengan pelarut Organik Penyarian dengan menggunakan pelarut organik ini dilakukan satu kali saja dikarenakn waktu yang tidak muncukupi, hal ini dapat mempengaruhi kualitas sari Sari yang diperoleh selanjutnya ditambahi Na2SO4-anhidrat untuk mengikat air yang masih terkandung pada glikosida Uji identifikasi umum terhadap glikosida (Liebermann Burchard) Sari yang telah disari dari campuran Na2SO4-anhidrat di uapkan sebanyak 10 mL selama 3 jam 23 menit. Waktu yang lama disebabkan suhu yang digunakan terlalu rendah yaitu 60oC. sari yang telah diuapkan direkasikan dengan asam asetat anhidrat kemudian di tetesi asam sulfat tidak menghasilkan warna biru (menghasilkan larutan putih susu)

Hasil dari Identifikasi ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama identifikasi gagal karena sari yang digunakan tidak baik,. Kemungkinan kedua yaitu dalam sampel memang tidak mengandung glikosida Uji Identifikasi terhadap glikosida jantung Sari yang telah diuapkan ditambahkan pereaksi baljet setelah ditunggu dalam waktu 3 menit tidak dihasilkan warna jingga. Hasil negative ini dapat disebabkan karena gagalnya proses percobaan atau dalam sampel memang tidak terkandung glikosida dan aglikon kardenolida Sari yang telah ditambahkan asam asetat kemudian ditambahkan dengan satu tetes FeCl3 0,3 M ditemukan adanya cincin warna merah coklat . Pada bagian atas cincin terjadi perubahan warna menjadi warna hijau setelah selang waktu 1 detik kemudian cincin tersebut menghilang setelah selang 3 detik. Perubahan warna ini disebabkan adanya logam transisi (Fe) yang memiliki warna berbeda jika berikatan dengan senyawa yang berbeda. Campuran ini selanjutnya ditambahkan dengan H2SO4 3 mL dan FeCl3 0,3 M sebanyak satu tetes. Kemudian ditemukan terbentuknya cincin warna coklat merah namun cincin ini tidak berlangsung lama. Hanya dalam detik cincin sudah berubah menjadi warna hijau muda dan detik juga waktu yang diperlukan cincin ini untuk menghilang

DAFTAR PUSTAKA Ariantari, Ni Putu, Ni Putu Eka Leliqia, A.A Gd. Rai Yadnya Putra, Putu Oka Samirana, 2012. Petunjuk Praktikum Farmakognosi. Udayana University Press, Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana. G.A. Ayoola, H.A.B Cokes, S.A. Adesequsn, A.A. Adepoju-Bello, K. Obaweyo, E.C. Ezennia, T.O. Arangbayila, 2008. Phytochemical Screening and Antioxydant Activites of Some Selected Medicinal Plants used for Malaria Therapy in Southwestern Nigeria, Tropical Journal of Pharmaceutical research, 7(3) : 10191029. Gunawan, D., Sri Mulyani, 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I. Penebar Swadaya, Jakarta. Markham, K.R., 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Penerbit ITB, Bandung. Roopashree T.S., Raman Dang, Shobha Rani R.H., Narendra C, 2008. Antibacterial Activity of Antipsoriatic Herbs : Cassia tora, Momordica charasitia, and Calendula officinalis, International Journal of Applied Research in Natural Product, 1(3) : 2028. S. De, Y.N. Dey, A.K. Ghosh, 2010. Phytochemical Investigation and Chromatographic Evaluation of The Different Extracts of Tuber of Amorphaphallus Paeoniifolius (Araceae), International Journal of Pharmaceutical and Biomedical Research, 1 : 150157. Stahl, Egon, 1985. Analisi Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Penerbit ITB, Bandung.