penyelidikan terpadu daerah panas bumi wapsalit maluku
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit Maluku
1/11
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PENYELIDIKAN TERPADU
DAERAH PANAS BUMI WAPSALIT
KABUPATEN BURU PROVINSI MALUKU
Ahmad Zarkasyi, Dudi Hermawan, Kasbani
Kelompok Progam Penelitian Panas Bumi
SARI
Daerah panas bumi Wapsalit secara administratif berada dalam wilayah Kecamatan Wae Apo,
Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, pada koordinat antara 126º47’40’’- 126º56’47’’ BT dan 3º34’16’’-
3º26’09’’ LS.
Indikasi keberadaan panas bumi daerah ini dicirikan oleh manifestasi permukaan panas bumi
Wapsalit berupa mata air panas, tanah panas, fumarol dan hembusan gas dengan suhu antara 99.6 – 101.3
°C dengan pH 8.82 – 9.98 (basa), serta daerah alterasi yang cukup luas, yang muncul di lingkungan
batuan metamorf derajat rendah. Sumber panas sistem panas bumi Wapsalit diduga berupa tubuh vulkanik
yang belum muncul ke permukaan.Luas sebaran prospek panas bumi daerah Wapsalit secara hipotetis sekitar 4 km2 dengan reservoir
berupa sistem dominasi air dan temperatur resevoir sekitar 247 oC. Potensi cadangan hipotetis daerah ini
mencapai 30 MWe.
Kata kunci : prospek panas bumi, potensi cadangan, Wapsalit, potensi energi, sumber panas, reservoir
PENDAHULUAN
Listrik di Kabupaten Buru saat ini dipenuhi oleh
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik
Perusahaan Listrik Negara, dengan total daya
terpasang sebesar 8.072 kW. Kebutuhan listrik
kabupaten Buru terus meningkat, dan suplai
daya yang ada tidak mencukupi lagi sehingga
sering terjadi pemadaman di daerah tersebut.
Dibutuhkan energi lain untuk dapat dikonversi
menjadi listrik dan salah satunya energi panas
bumi. Salah satu potensi Panas bumi yang
dimiliki pulau Buru adalah panas bumi Wapsalit.
Untuk memanfaatkan energi panas bumi
menjadi listrik, perlu dilakukan penelitian
terhadap daerah tersebut melalui berbagai
disiplin ilmu kebumian seperti geologi,
geokimia dan geofisika.
Penelitian terpadu panas bumi Wapsalit
bertujuan untuk mengetahui indikasi batuan
perangkap panas, suhu fluida di kedalaman,
konfigurasi batuan, struktur permukaan dan
bawah permukaan daerah panas bumi Wapsalit,
luas daerah prospek dan model sistem panas
bumi. Sehingga potensi cadangan panas bumi
terduga dapat diketahui.
GEOLOGI
Secara umum satuan geomorfologi daerah panas
bumi Wapsalit terbagi menjadi 3 satuan
berdasarkan morfografi dan morfometri yaitu
pedataran di bagian tengah dan timur, perbukitan
bergelombang di sisi utara dan tenggara dan
perbukitan curam pada bagian baratlaut sampai
baratdaya daerah penyelidikan.
Stratigrafi daerah panas bumi Wapsalit dibagi
menjadi 4 satuan batuan dengan urutan dari tua
ke muda, terdiri dari batuan metamorf, satuan
batulempung, satuan undak sungai, dan
alluvium, penyebaran satuan batuan ini dapat
dilihat pada Gambar 2.
Satuan batuan metamorf tersusun oleh batuan
metamorfik yang didominasi oleh batuan filit
-
8/17/2019 Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit Maluku
2/11
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
disamping terdapat batu sabak, batu tanduk
(hornfels), kuarsit dan arkosa. Litologi penyusun
satuan batulempung berupa batulempung selang-
seling batupasir kasar yang tersingkap di pinggir
jalan menuju Dusun Metar dengan arah/
kemiringan (strike/dip) sekitar N 275°E/15° - N
310° E/10°.Pola umum tektonik yang terbentuk di daerah
survei tersusun oleh sesar – sesar dengan jenisoblik dengan arah barat laut – tenggara dan barat
daya timur laut. Sesar – sesar yang berkembang
dikelompokkan menjadi Sesar Wapsalit, Sesar
Waekedang, Komplek Sesar Waemetar, Sesar
Normal Debu. Untuk Sesar Waetina, Sesar
Waehidi, Sesar Waepata dan Sesar Resun
ditentukan berdasarkan kelurusan sungai,
kelurusan topografi dan triangular facet .
Struktur Sesar Waekedang yang berarah Barat
Laut – Tenggara berperan sebagai kontrolgeologi dan panas bumi, sedang sruktur komplek
Sesar Waemetar mengontrol munculya
manifestasi air panas Metar.
GEOKIMIA
Manifestasi panas bumi di daerah penyelidikan
Wapsalit terdiri dari batuan ubahan di sekitar
Sungai Pemali dan tiga kelompok mata air
panas, hembusan uap panas, endapan belerang
dan sinter silika di Sungai Pemali dan satu
manifestasi air panas di Sungai Waemetar.Contoh mata air panas, mengindikasikan
temperatur antara 60.5 - 101.3 °C, pH netral-
basa, total debit cukup besar (± 3 lt/detik).
Air panas termasuk pada tipe air panas
bikarbonat - klorida, terletak pada partial
equilibrium untuk mata air panas Wapsalit dan
immature water untuk air panas Metar.
Termasuk sistem dominasi air panas.
Temperatur bawah permukaan yang
berhubungan dengan reservoir panas bumi,
menggunakan persamaan geotermometer SiO2,diperkirakan lebih dari 247 oC, termasuk entalpi
tinggi.
Hasil analisis contoh tanah memperlihatkananomali Hg dan temperatur tinggi cenderung ke
arah hulu sungai Pemali dan sebagian di Dusun
Wapsalit, dengan pH netral, konsentrasi Hg >
2200 ppb, T > 44 oC, sedangkan anomali
konsentrasi CO2 dan pH tidak signifikan karena
dipengaruhi oleh luasnya daerah rawa dan
persawahan. Dari jenis pemunculan manifestasi
panas bumi Wapsalit, diperkirakan bertipe up
flow. (Gambar 3)
GAYA BERAT
Anomali bouguer dan anomali sisa daerahWapsalit memperlihatkan anomali tinggi di
bagian baratdaya dan tengah yang diperkirakan
merupakan intrusi minor batuan beku berupa
laccoliths atau sills dan juga diperkirakan
sebagai sumber panas (heat source) untuk
daerah panas bumi Wapsalit. Berdasarkan
pemodelan yang diambil dari anomali sisa,
memperlihatkan adanya 2 (dua) tubuh intrusi
minor dengan densitas 3,29 gram/cm3 di bagian
barat daerah penyelidikan, sedangkan di bagiantimur diperkirakan terdapat tubuh batuan dengan
densitas 3,05 gram/cm3 yang diperkirakan
merupakan tubuh batuan beku (basa?). Anomali
rendah di bagian timur memperlihatkan batuan
yang mempunyai kontras densitas -0,78
gram/cm3 (densitas 1,69 gram/cm3) yang
diperkirakan merupakan batuan sedimen
lempung dan endapan aluvium. Batuan dasar
untuk daerah ini adalah batuan malihan (sekis,
pilit dan kuarsit) yang mempunyai densitas rata-
rata sekitar 2,47 gr/cm3 (Gambar 4 ).
Struktur dari peta anomali sisa ini
memperlihatkan enam struktur utama. Di bagian
barat terdapat sesar F0 dan F1 dengan arah
hampir baratlaut -tenggara dan utara - selatan.
Kemudian sesar F2 mempunyai arah baratlaut-
tenggara. Sedangkan sesar F3 dan F4 di bagian
tengah berarah baratdaya-timur laut. Selanjutnya
F5 di bagian timur juga mempunyai trend yang
berarah baratdaya-tenggara. Struktur yang
diperlihatkan pada anomali sisa di bagian tengah
hampir sama dengan yang diperlihatkan oleh
anomali bouguer dengan demikian menunjukkan bahwa struktur lokal searah dengan struktur
dalamnya. Sedangkan di bagian utara, selatan
dan baratlaut keduanya berbeda, hal ini
menunjukkan bahwa struktur yang diperlihatkan pada anomali sisa ini diperkirakan merupakan
struktur lokal/dangkal.
-
8/17/2019 Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit Maluku
3/11
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
GEOMAGNET
Telah ditemukan kurang lebih 4 (empat) struktur
sesar, yaitu : 2 (dua) sesar utama dan 2 (dua)
sesar minor. Sesar utama adalah sesar Wapsalit
yang mengontrol munculnya mataair panas
Wapsalit berarah hampir timurlaut-baratdaya(hampir barat-timur) dan sesar yang berkaitan
dengan adanya air terjun juga berarah sama yaitu
timurlaut-tenggara (hampir barat-timur).
Sedangkan dua sesar minor adalah sesar yang
mengontrol mata air panas Metar berarah hampir
utara-selatan.
Mata air panas Wapsalit berlokasi pada daerah
anomali magnet rendah dengan nilai berkisar
antara – 1250 nT sampai –1500 nT
mengindikasikan adanya proses demagnetisasi
akibat proses panas di bawah permukaan (proseshidrotermal).
Zona anomali magnet positif sedang sampai
tinggi dengan nilai berkisar antara 50 nT sampai
135 nT yang berada di bagian tenggara/selatan
sebagai batuan magnetik sedang yaitu berupa
batuan metamorfik kurang lapuk. Zona anomali
magnet negatif rendah (
-
8/17/2019 Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit Maluku
4/11
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
sangat tua (Permian), dengan bantuan metode
gaya berat, geomagnet dan geolistrik
mengindikasikan adanya tubuh batuan yang
memiliki nilai densitas tinggi. Geokimia
menyatakan di daerah manifestasi tercium bau
belerang yang cukup menyengat,
mengindikasikan adanya tubuh vulkanik di bawah permukaan yang belum muncul tepatnya
di antara Sungai Pemali dan Sungai Waemetar.
Tubuh vulkanik ini diperkirakan merupakan
sumber panas dari sistem panas bumi Wapsalit.
Reservoir yang terbentuk diduga akibat
pendinginan rekahan-rekahan dan kekar-kekar pengaruh proses tektonik. Berdasarkan data
geofisika nilai tahanan jenis yang
mengindikasikan batuan reservoir memiliki nilai
>100 Ohm-m yang berada pada kedalaman
dibawah 500 m dpl yang tersusun dari batuanmetamorf keras yang telah mengalami kegiatan
tektonik dalam jangka waktu yang panjang.
Sedang batuan dengan nilai dibawah 100 ohm m
diperkirakan sebagai lapisan penudung berada
pada kedalaman 150-300 m dengan tebal
sekitar 300 m.
Air panas Wapsalit menunjukan suhu sampai
101,3 °C, pH netral - basa (7,12 – 9,28), warna
bening dan terdapat sinter silika. Diperkirakan
air panas keluar dari suatu reservoir panas bumi
bersuhu tinggi dengan fluida panasnya yangdidominasi oleh air (water dominated ). Hasil
pendugaan temperatur reservoir dengan
menggunakan geothermometer SiO2memperlihatkan bahwa suhu reservoir dapat
mencapai 224-247 oC dan termasuk kedalam
entalphi tinggi. Daerah prospek yang
menunjukkan adanya gejala panas bumi
diperkirakan tersebar di sekitar manifestasi air
panas Wapsalit di sekitar Sungai Waekedang
dan menyebar ke arah timurlaut sampai
manifestasi air panas Metar sekitar Sungai
Waemetar. Luas daerah prospek Wapsalitkurang lebih sekitar 4 km2 seperti terlihat pada
peta kompilasi daerah panas bumi Wapsalit
(Gambar 8).
Estimasi potensi panas bumi Wapsalit inidihitung dengan asumsi tebal reservoir = 1 km,
recovery factor = 50%, faktor konversi = 10%,
dan lifetime = 30 tahun, dan luas reservoir 4.0
km2, temperatur geotermometer 247°C dan
temperatur cut-off 180°C, sebesar:
Q = 0.11585 x 4.0 x (247 – 180) = 31.04
atau dibulatkan menjadi 30.0 MWe
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan dapat ditarik dari hasil
penyelidikan sebagai berikut.1) Prospek panas bumi daerah Wapsalit berada
di lingkungan batuan metamorf derajat
rendah.
2) Sumber Panas sistem panas bumi Wapsalitdiperkiraan berupa tubuh vulkanik yang belum muncul ke permukaan.
3) Tebal lapisan penudung sekitar 300 m berada pada kedalaman 150 -300 m di
bawah permukaan, puncak reservoir berada
pada kedalaman dibawah 500 m dari permukaan.
4) Luas sebaran prospek panas bumi daerahWapsalit secara hipotetis sekitar 4 km2
terletak di antara manifestasi panas bumi
Wapsalit dan Metar.
5) Reservoir berupa sistem dominasi airdengan temperatur sekitar 247oC.
6) Potensi cadangan hipotetis daerah inimencapai 32 MWe.
DAFTAR PUSTAKA
Fournier, R.O., 1981. Application of Water
Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, “Geothermal
System: Principles and Case Histories”.
John Willey & Sons. New York.
S.Tjokrosapoetro, T.Budhitrisna , E.Rusmana
(1993) Tim Geologi regional/ Geologi
bersistim P3G telah melakukan pemetaan
“Geologi Regional Lembar Buru, Maluku,
skala 1: 250.000”
Supramono (1974) “Inventarisasi kenampakan
gejala panas bumi di daerah Maluku Utara
(P. Makian, P. Tidore, P. Halmahera),
daerah Gorontalo dan Kepulauan SangiheTalaut (Sulawesi Utara
-
8/17/2019 Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit Maluku
5/11
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Telford, W. M., Geldart, L. P., Sheriff, R. E.,
Keys, D. A., 1990, Applied Geophysics,
Cambridge University Press, London.
Tjokrosapoetro, S. (1994) : “ Geologi Lembar
Ambon, Maluku, Skala 1 : 250.000”. Pusat
Penelitian dan Pengembangan GeologiBandung.
L A U T S E R A M
L A U T B A N D A
U
Lokasi Survey
Gambar 1 Peta Lokasi Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit, Kabupaten Buru,
Maluku
-
8/17/2019 Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit Maluku
6/11
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 2 Peta Geologi daerah panas bumi Wapsalit, Kabupaten Buru, Maluku
-
8/17/2019 Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit Maluku
7/11
-
8/17/2019 Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit Maluku
8/11
-
8/17/2019 Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit Maluku
9/11
-
8/17/2019 Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit Maluku
10/11
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 6 Peta Tahanan Jenis Semu AB/2=1000 meter daerah panas bumi Wapsalit, Kabupaten
Buru, Maluku
-
8/17/2019 Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit Maluku
11/11
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 7. Model Sistem daerah panas bumi Wapsalit, Kabupaten Buru, Maluku
Gambar 8. Peta Kompilasi daerah panas bumi Wapsalit, Kabupaten Buru, Maluku