penyelidikan epidemiologi dbd

11
LAPORAN HASIL SURVEI / PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA IMANDI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Disusun Oleh : NI WAYAN RATNA SUNITA NIM. 01404020034 NAMA DOSEN : ERNA SIANTURI, SKM, MM

Upload: semy-simbala

Post on 17-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

LAPORAN HASIL SURVEI / PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGIPENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUEDI DESA IMANDI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Disusun Oleh :

NI WAYAN RATNA SUNITANIM. 01404020034

NAMA DOSEN : ERNA SIANTURI, SKM, MM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRAHA MEDIKA KOTAMOBAGU PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANANTAHUN 2015A. PENDAHULUAN1. Latar BelakangDemam berdarah dengue (DBD)/Dengue Hemmoragic Fever (DHF)merupakan masalah kesehatan yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis, terutama di daerah perkotaan. Di Indonesia, DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 30 tahun terakhir dan telah menyebar di seluruh provinsi dan 75% dari seluruh jumlah kabupaten/ kota. Angka insidensi secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun.Untuk mencegah dan menanggulangi DBD, sampai saat ini hal yang dapat dilakukan hanya melakukan pencegahan secara promotif dan preventif dengan pemberantasan nyamuk vektor (hewan perantara penular) dan penyuluhan kesehatan. Pemberantasan sarang nyamuk ini dilakukan dengan cara 3 M yakni: menguras, menutup tempat penampungan air dan mengubur/ membuang barang bekas yang dapat menampung air hujan plus menaburkan larvasida. Selain itu penyuluhan terhadap masyarakat memahami mengenai DBD sangat penting. Sebagai efektifitas penanggulangan DBD penyelidik harus mengetahui epidemiologi kejadian DBD. Maka, untuk membekali mahasiswa pada field lab kali ini membahas tentang penyakit menular demam berdarah dengue.2. Tujuan PenyelidikanSetelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan, tujuan pembelajaran dari kegiatan ini adalah diperolehnya kemampuan untuk menjelaskan berbagai cara penanggulangan DBD di Indonesia, melakukan penyelidikan epidemiologi serta menentukan tindakan penanggulangan yang harus diambil dari penyelidikan epidemiologi. Selain itu, juga keterampilan lain yang diperoleh adalah kemampuan untuk menentukan adanya kejadian luar biasa DBD, menjelaskan cara penanggulangan kejadian luar biasa DBD serta menjelaskan cara evaluasi penanggulangan kejadian luar biasa DBD.3. Metodologia. Menyapa serta memperkenalkan diri kepada Kepala Keluarga atau warga yang dikunjungi.b. Meminta ijin dan menjelaskan tujuan pemeriksaan jentik pada tandon-tandon air di dalam maupun luar rumah warga.c. Melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di tandon air baik di dalam maupun di luar rumah dengan peralatan berupa senter guna menerangi penglihatan penyelidik. Pemeriksaan jentik ini di targetkan pada bak mandi warga, tandon atau tempat penampungan air lainnya termasuk vas bunga, pecahan-pecahan botol atau kaleng di halaman rumah, kolam ikan maupun pagar bambu yang berpotensi terisi air bersih (air hujan) dan sebagainya. Namun, pada kelompok kecil penulis terdapat satu hal diatas yang luput dari pemeriksaan yaitu pagar bambu di halaman rumah warga yang berpotensi terisi oleh air.d. Memberitahukan warga apakah ditemukan jentik nyamuk atau tidak dan menginformasikan hal yang perlu dilakukan oleh warga sebagai kelanjutan dari pemeriksaan jentik nyamuk.e. Menanyakan pada keluarga tentang ada tidaknya penderita panas 1 minggu dan 3 minggu sebelumnya.f. Mencatat hasil pemeriksaan.g. Menyatukan data secara keseluruhan dari masing-masing kelompok kecil.h. Menghitunghouse indexdari hasil penyelidikan epidemiologi DBD.i. Mengevaluasi hasil penyelidikan pada hari pelaksanaan.j. Menentukan tindakan yang harus dilakukan setelah penyelidikan epidemiologi.k. Menentukan ada atau tidaknya KLB berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi.4. Hasil PenyelidikanBerdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh penulis pada:Hari/ Tanggal: Senin, 4 Mei 2015Waktu: 08.30 09.30 WITATempat: Desa ImandiDaerah tempat kegiatan penyelidikan epidemiologi ini merupakan daerah endemis DBD dimana jumlah kasus DBD meningkat ketika terjadi banjir besar di daerah tersebut. Kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk di rumah warga secara berkala dilakukan oleh PPJ (Petugs Pemantau Jentik) dari Puskesmas Sambungmacan 2 setiap minggu di daerah ini. Dari pemeriksaan terdapat 3 dari 5 rumah warga yang diperiksa ditemukan adanya jentik nyamuk. Adapun rincian hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:Kepala KeluargaJentik NyamukPanas/ demam1.Sudan(-)(-)2.Slamet(+)(-)3.Hasan S.(+)(-)4.Anwar S.(-)(-)5.Suwardi M.(+)(-)Ket:(+): - ditemukan jentik nyamuk;- ada anggota keluarga yang menderita panas/ demam(-):- tidak ditemukan jentik nyamuk;- tidak ada anggota keluarga yang menderita panas/ demamSelain pemeriksaan terhadap lima rumah warga di atas, juga dilakukan pemeriksaan terhadap 20 rumah warga lainnya yang dilakukan oleh 4 kelompok kecil lainnya. Dari hasil pemeriksaan tersebut diperoleh data berupa pada 9 dari 20 rumah warga ditemukan adanya jentik nyamuk. Jadi, jumlah seluruh rumah yang diperiksa adalah 25 rumah dan ditemukan 12 rumah dengan jentik nyamuk serta tidak ada rumah dengan anggota keluarga yang menderita panas tanpa sebab yang jelas. Hasil pemeriksaan ini akan disertakan dalam lampiran.B. PEMBAHASANDemam berdarah dengue/ DHF merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Manifestasi klinis DBD ini dapat bersifat asimtomatik. Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan tidak adekuat. Selain itu juga biasanya ditandai dengan fenomena perdarahan, hepatomegali dan kegagalan sirkulasi. Virus dengue serotipe 1,2,3 dan 4 yang menyebabkan DBD ini ditularkan melalui vektor nyamukAedes aegypti.(Mansjoer,2000; PAPDI, 2006).Aedes aegyptidewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran nyamuk rumah (Culex quinquefasciatus), mempunyai warna dasar yang hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badannya terutama pada kakinya. Nyamuk ini mengalami metamorfosis sempurna yaitu telur-larva-pupa-dewasa. Nyamuk betina meletakkan telurnya pada dinding tempat perindukannya. Pertumbuhan dari telur sampai menjadi dewasa memerlukan waktu kira-kira 9 hari. UmurAe. aegyptikira-kira selama sepuluh hari, namun dapat menularkan virus dengue yang masa inkubasinya 3 10 hari. Tempat perindukan utama nyamuk ini adalah tempat-tempat berisi air jernih berupa tempat perindukan buatan mansia seperti tempayan/ gentong, tempat penyimpanan air minum, bak mandi, pot/ vas bunga, kaleng, botol, drum, ban mobil yang terdapat di halaman rumah atau di kebun yang berisi air hujan. (Gandahusada, 2006).Sampai saat ini, pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD yang dapat dilakukan masih secara promotif dan preventif, yaitu dengan melakukan pemberantasan nyamuk (sebagai vektor penularan) disertai dengan penyuluhan kesehatan. Usaha pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terdiri dari tindakan 3 M Plus yaitu tindakan menguras penampungan air, menutup tempayan/ gentong tempat penyimpanan air dan mengubur barang-barang bekas yang berpotensi terisi air hujan dan dijadikan tempat perindukan nyamuk serta pemberian larvasida. Disamping itu juga dilakukan pengasapan dan penyemprotan insektisida.(Tim Field Lab FK UNS, 2008).Disamping upaya pencegahan dan penanggulangan masalah DBD, hal yang perlu dilakukan adalah penyelidikan epidemiologi (PE) guna mengetahui intensitas masalah yang terjadi. Hal ini kemudian untuk menentukan ada atau tidaknya KLB DBD serta menentukan jenis tindakan yang tepat dan efisien. Pemeriksaan ini terdiri dari kegiatan memeriksa jentik di tempat penampungan air di dalam dan di luar rumah warga serta mencari tersangka DBD lain dengan menanyakan penderita demam dalam kurun waktu 1 minggu sebelumnya serta 3 minggu sebelumnya.(Tim Field Lab FK UNS, 2008).Upaya PSN terdiri dari tindakan 3M Plus ini berdasarkan daur hidup nyamukAe. aegyptiyang memiliki tempat perindukan di benda berisi air bersih. Tindakan menguras merupakan upaya untuk mencegah menempelnya dan berkembanganya jentik nyamuk di dalam penempungan air. Pengurasan ini baik dilakukan setiap minggu. Pemberian larvasida yang dikenal sebagai Abate di masyarakat dengan dosis 1gr/ 10L bertujuan untuk membunuh larva atau memutus daur hidup nyamuk dari fase larva menjadi jentik. Sedangkan penyemprotan dan pengasapan insektisida adalah untuk membunuh nyamuk dewasa di lingkungan hidup warga. Pengasapan dan penyemprotan insektisida sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil PE untuk mencegah resistensi nyamuk terhadap insektisida.Pada tindakan PE, jentik yang ditemukan di dalam maupun di luar rumah memiliki kemungkinan sangat besar merupakan jentik nyamukAedesaegyptidikarenakan nyamuk ini hanya dapat bertahan hidup pada genangan air yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah dan air yang bersih.Berdasarkan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan pada hari Senin, 4 Mei 2015 didapatkan hasil sebagai berikut :Tidak ditemukan tambahan penderita DBD, berdasarkan data:-Jumlah penderita DBD minggu ketiga bulan April tahun 2015 = 0-Jumlah penderita DBD minggu kedua bulan April tahun 2015 = 0-Jumlah penderita DBD bulan April tahun 2015 = 0Maka, simpulan dari hasil penyelidikan epidemiologi bahwa tindakan yang perlu dilakukan adalah pergerakan masyarakt untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan tindakan 3M Plus yang disertai dengan penyuluhan.Berdasarkan hasil PE di atas, maka saat ini tidak terjadi KLB karena tidak ditemukan tambahan atau peningkatan jumlah penderita DBD. Hal ini dilihat berdasarkan jumlah penderita DBD baik pada minggu ketiga bulan April 2015dibandingkan pada minggu ketiga bulan April 2015maupun jumlah penderita DBD pada bulan April 2015 dibandingkan dengan bulan Juni 2014.C. KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanPenyelidikan epidemiologi di pemukiman menunjukkanhouse indexcukup tinggi yaitu sebesar 48% namun tidak ditemukan adanya penderita DBD maupun peningkatan jumlah kasus DBD. Hal ini memberikan simpulan bahwa tidak terjadi KLB DBD. Tindakan yang perlu dilakukan hanya melakukan PSN dengan tindakan 3M Plus dan penyuluhan warga. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengendalian penyakit menular demam berdarah di tempat penyelidikan tersebut sudah sangat baik dan dapat dikatakan pragram berhasil.Saran1. Perlu dilakukan pendekatan lebih sehingga dapat meningkatkan kesadaran warga melakukan 3M Plus karena pada penyelidikan epidemiologi penulis menemukan beberapa warga yang kesadaran untuk melakukan tindakan 3M Plus sangat kurang.2. Sebaiknya persediaan larvasida di Puskesmas Sambungmacan 2 segera ditambah guna memenuhi kebutuhan warga karena persediaan saat ini telah habis.D. DAFTAR PUSTAKAGandahusada, Srisasi.2006.Parasitologi Kedokteran edisi ketiga.Jakarta: FKUIMansjoer, A.M.2000.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 edisi ketiga.Jakarta: Media AesculapiusPAPDI.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.Tim Field Lab FK UNS dan UPTD Puskesmas Sibela Surakarta.2008.Manual Field Lab Keterampilan PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DEMAM BERDARAH DENGUE. Surakarta: Field Lab FK UNS

2